Makalah Hijauan Makanan Ternak [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH “Hijauan makanan ternak”



Disusun Oleh : Nama : Wahyuni Nim



: 60700119039



Kelas : B



JURUSAN ILMU PETERNAKAN FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR 2020



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan peternakan di Indonesia saat ini dituntut suatu keseimbangan antara ketersediaan pakan yang berkelanjutan dalam kuantitas dan kualitas pakan yang mampu mencukupi kebutuhan nutrien ternak. Hasil yang diperoleh di daerah tropis rendah, antara lain disebabkan pakan yang kurang memenuhi persyaratan baik kualitas maupun kuantitas. Masalah kualitas dan kuantitas hijauan pakan ternak sampai saat ini masih merupakan masalah utama karena persediaannya sangat tergantung pada musim. Hijauan makanan ternak pakan berupa rumput dan leguminosa merupakan pakan yang penting bagi ternak dan merupakan kunci keberhasilan produksi peternakan terutama daging dan susu. Hijauan makanan dapat dibagi menjadi dua kategori, pertama hijauan liar yaitu hijauan yang tidak sengaja ditanam dan tumbuh dengan sendirinya dan yang kedua hijauan budidaya yaitu hijauan yang sengaja ditanam dan dipelihara (Bahar, 2009). Potensi hijauan di Indonesia cukup besar untuk dikembangkan akan tetapi produksinya masih rendah dan tidak banyak tersedia. Adapun beberapa faktor yang menyebabkan masih rendahnya produksi pakan bagi ternak karena terjadinya perubahan fungsi lahan salah satunya berubah menjadi pemukiman, sehingga sumber daya alam untuk peternakan berupa padang rumput semakin berkurang. Seiring dengan banyaknya pemanfaatan lahan untuk keperluan lain maka lahan-lahan potensial penanaman rumput di Indonesia dan termasuk di Propinsi Riau menjadi terbatas. Hal ini menyebabkan perlunya dilakukan pemanfaatan lahan-lahan marjinal sebagai alternatif untuk perkembangan produksi rumput. Salah satu lahan yang masih terbentang luas dan cukup potensial untuk dikembangkan adalah lahan gambut (Ardo, 2011). Pakan merupakan salah satu faktor yang penting untuk menunjang berhasilnya suatu usaha peternakan, karena tanpa memperhatikan faktor ini perkembangan peternakan tidak dapat memuaskan. Salah satu faktor penghambat perkembangan peternakan Indonesia adalah kurangnya penyediaan bibit unggul hijuan pakan.



Secara konvensional, perbanyakan tanaman dilakukan melalui biji dan pemisahan anak. Namun teknik ini tidak dapat diharapkan untuk memenuhi permintaan atau kebutuhan dalam skala yang besar. Diperlukan waktu yang lama untuk mendapatkan biji atau memisahkan anakan. B. Rumusan Masalah Rumusan masalah dari makalah ini ialah Apa saja jenis hijauan Makanan ternak (rumput dan legum) ?



C. Tujuan Tujuan dari Makalah identifikasi rumput legum bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis tanaman rumput dan legum



BAB II TINJAUAN PUSTAKA Produksi Hijauan Makanan Ternak Berbeda dengan istilah produksi pada tanaman pertanian, misalnya padi, jagung, kedelai, kentang dan lain-lain. Maka istilah produksi pada tanaman-tanaman pertanian tersebut ialah hasil dari satu kali panen pada suatu luasan tanah tertentu, sedangkan produksi dari tanaman makanan ternak merupakan produksi gabungan dari lebih satu kali panen, yaitu di dalam satu tahun dari satu luasan tanah tertentu. Faktor luar, misalnya pengaruh perbedaan musim, frekuensi ulangan defoliasi, kesuburan tanah dan lain-lain sangat mempengaruhi angka produksi gabungan tersebut. Secara agronomis memang lebih mudah menghitung jumlah bobot tiap kali panen, tetapi sebetulnya belum semuanya jumlah produksi tersebut berguna untuk ternak karena kurang disukai oleh ternak tersebut, tersisa tidak dimakan dan faktor-faktor lain (Soetrisno et al., 2008). Besar atau kecilnya konsumsi hijauan makanan ternak dipengaruhi oleh beberapa faktor, misalnya disukai atau tidaknya oleh ternak (palatability), jumlah hijauan yang tersedia, gerak lajunya sebagai makanan (passage) dan pengaruh langsung lingkungan. Di lain pihak besar atau kecilnya konsumsi dapat mempengaruhi naik atau turunnya produksi ternak. Hal ini tergantung pula pada nilai gizi hijauan makanan ternak tersebut, yaitu yang mengenai susunan kimianya yang mencerminkan kandungan zat-zat gizinya dan seberapa besar daya cerna masing-masing zat tersebut (Soetrisno et al., 2008). Tanaman rumput Identifikasi genus atau spesies hijauan pakan menjadi semakin penting untuk dilakukan mengingat semakin pentingnya arti hijauan pakan bagi kebutuhan ternak khususnya ruminansia. Identifikasi hijauan pakan khususnya rumput dapat dilakukan berdasarkan tanda-tanda atau karakteristik vegetatif. Hijauan pakan dapat dikelompokkan menjadi 2 macam, yakni jenis rumput-rumputan dan jenis daun-daunan. Hijauan pakan rumput-rumputan dapat berupa rumput lapangan atau rumput unggul. Hijauan pakan daun-daunan yang gizinya paling baik adalah daun leguminosa. Jenis leguminosa umumnya memiliki kandungan protein yang lebih tinggi dibandingkan dengan rumput-rumputan (Sukamto, 2006). Menurut Soetrisno et al., (2008), rumput mempunyai sistematika sebagai berikut : Phylum



: Spermatophyta



Subphylum



: Angiospermae



Classis



: Monocotyledoneae



Ordo



: Glumiflora



Familia



: Gramineae



Subfamilia



: Panicoideae



Rumput merupakan istilah umum bagi semua anggota familia gramineae. Hampir semua tanaman rumput adalah herba (tidak berkayu) dan sangat bervariasi dalam hal ukuran, bentuk, dan habitus pertumbuhan (Soetrisno et al., 2008) Akar bersifat serabut, terdapat di dasar tanaman dan terkadang pada pertemuan batang. Akar berfungsi menjadi jangkar bagi tanaman ke dalam tanah, mengabsorbsi nutrien dan air, dan berfungsi sebagai tempat penyimpanan karbohidrat cadangan (Soetrisno et al., 2008). Batang tanaman rumput terdiri tiga macam, yaitu kulmus, rhizoma, dan stolon. Kulmus merupakan bagian utama pada rumput dan merupakan sumbu dimana inflorensia dan juga daun muncul. Kulmus dapat tumbuh ke atas dan tegak (erect); atau bengkok pada nodus (ganiculate dan ascending); bagian bawah memanjang di atas tanah dan bagian atas tegak



(decumbent); atau sebagian besar panjangnya terletak di atas tanah



(procumbent atau prostrate). Rhizoma dan stolon merupakan batang yang sering menjadi alat bagi rumput untuk menjalar (Soetrisno et al., 2008). Sebagaimana firman Allah Subhana wata’ala dalam Q.S al-An’am : 99 sebagai berikut : ٍ‫ض ٗرا َُّ ۡخ ِر ُج ِي ُُّۡ َح ٗبّا ُّيتَ َرا ِكبٗ ا َٔ ِيٍَ ٱنَُّ ۡخ ِم ِي‬ ٓ ‫َُْٔ َٕ ٱنَّ ِذ‬ ِ ‫ي أََ َز َل ِيٍَ ٱن َّس ًَآ ِء َيآءٗ فَأَ ۡخ َر ۡجَُا بِِۦّ ََبَاتَ ُك ِّم ش َۡي ٖء فَأ َ ۡخ َر ۡجَُا ِي ُُّۡ َخ‬ َّٰ ٓ َ ۡ‫َاب َٔٱن َّز ۡيتٌَُٕ َٔٱنرُّ َّياٌَ ُي ۡشتَبِٓٗ ا َٔغ َۡي َر ُيتَ َّٰ َشبِ ٍّۗ ٱَظُ ُر ٓٔ ْا ِِنَ َّٰٰ ََ ًَ ِر ِٓۦِ ِِ ََ ٓا أَ َۡ ًَ َر َٔيَ ُۡ ِع ۚٓ ِٓۦّ ِِ ٌَّ فِي َّٰ ََنِ ُكى‬ ‫ث‬ ٖ َ‫َل َّٰي‬ ٖ ُ‫ث ِّي ٍۡ أَ ۡع‬ ٖ َُّ‫ة َٔ َج‬ٞ َ‫اٌ دَاَِي‬ٞ َٕ ُۡ ِ‫طَ ۡه ِعَٓا ق‬ ٌَُُٕ‫نِّقَ ٕۡ ٖو ي ُۡؤ ِي‬ Terjemahan : Dan Dialah yang menurunkan air hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan maka Kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang menghijau. Kami keluarkan dari tanaman yang menghijau itu butir yang banyak; dan dari mayang korma mengurai tangkai-tangkai yang menjulai, dan kebun-kebun anggur, dan (Kami keluarkan pula) zaitun dan delima yang serupa dan yang tidak serupa. Perhatikanlah buahnya di waktu pohonnya berbuah dan (perhatikan pulalah) kematangannya. Sesungguhnya pada yang demikian itu ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman.



Adapun hadits shahih Bukhari : Dari Ibnu 'Abbas -radhiallahu 'anhuma-; Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Allah telah mengharamkan kota Makkah, maka tidak dihalalkan buat seorangpun sebelum dan sesudahku melakukan pelanggaran disana, yang sebelumnya pernah dihalalkan buatku beberapa saat dalam suatu hari. Di Makkah tidak boleh diambil rumputnya dan tidak boleh ditebang pohonnya dan tidak boleh diburu hewan buruannya dan tidak ditemukan satupun barang temuan kecuali untuk diserahkan kepada juru pengumuman (agar dikembalikan kepada pemiliknya) ". Berkata Al 'Abbas radliallahu 'anhu: kecuali pohon idzkhir (pohon yang harum baunya) yang berguna untuk pengerjaan celup (pewarnaan pakaian) dan kubur-kubur kami. Maka Beliau bersabda: َ‫اإل ْذ ِخر‬ ِ ‫" ِِ َّّل‬Ya kecuali pohon idzkhir". [Shahih Bukhari] Daun rumput yang berkembang sempurna terdiri atas bagian bawah yang disebut selubung daun dan bagian atas yang disebut helaian daun. Pada permukaan dalam (atas) daun, antara selubung dan helaian, hampir selalu terdapat struktur pertumbuhan keluar yang disebut ligula. Spesies-spesies sering dibedakan melalui ukuran dan bentuk ligula serta aurikula. Aurikula merupakan struktur yang menghubungkan helaian dan selubung (Soetrisno et al., 2008). Rangkaian bunga merupakan bagian utama tanaman yang mengandung bunga dan kemudian “biji”. Pada rumput disebut dengan infloresensia. Infloresensia tersusun atas unit-unit kecil yang disebut spikelet. Spikelet bervariasi struktur, ukuran, dan bentuknya. Bila spikelet terdapat pada bagian sumbu yang bercabang, infloresensia disebut panikula. Bila terdapat secara langsung pada sumbu yang tidak bercabang, disebut bulir. Disebut tandan atau racemus bila semua atau beberapa bertangkai dan berpediselus. Sumbu yang tidak bercabang disebut rachis. Pada sebagian besar rumput, bunga terdiri atas lodikula, stamen, dan pilistum (Soetrisno et al., 2008). Tanaman Legum Sistematika tanaman legum menurut Soetrisno et al., (2008) adalah sebagai berikut : Phylum



: Spermatophyta



Subphylum



: Angiospermae



Classis



: Dicotyledoneae



Ordo



: Rosales



Subordo



: Rosanae



Familia



: Leguminoseae



Subfamilia



: Papilonaceae (Faboideae) Mimosaceae (Mimosoideae) Caesalpiniaceae (Caesalpinodeae)



Hanya dua spesies dari Mimosaceae, yaitu Leucaena leucochepala dan Desmantus virgantus yang dianggap penting. Tidak ada spesies Caesalpiniaceae yang dibudidayakan sebagai tanaman pakan. Sebaliknya, spesies Papilonaceae sangat banyak ditanam sebagai tanaman pakan dan pastura (Soetrisno et al., 2008). Sistem akar sebagian besar terdiri atas akar tunggang yang bercabang. Banyak terdapat benjolan-benjolan kecil atau nodul yang bentuk dan ukurannya sangat bervariasi antar spesies. Nodul terbentuk sebagai akibat asosiasi simbiotik antara tanaman legum dengan bakteri Rhizobium sp (Soetrisno et al., 2008). Batang umumnya tegak dan bercabang tapi kadang semitegak atau prostrate. Banyak spesies yang memanjat dan berpilin, dan pada beberapa spesies memiliki stolon dan rhizoma (Soetrisno et al., 2008). Daun biasanya majemuk dan tersusun berurutan. Tiap daun terdiri atas tangkai (petiolus), yang atasnya terdapat satu atu lebih anakan daun (leaflet). Pada dasar tangaki daun terdapat sepasang struktur seperti daun yang disebut stipula (Soetrisno et al., 2008). Bunga umumya tersusun dalam rangkaian tandan (racemes). Rangkaian bunga yang lain meliputi bongkol, tandan seperti bulir, dan bulir. Bunga tersususn di sumbu sentral, masing-masing pada pedilus atau tangkai pendek (Soetrisno et al., 2008).



BAB III PEMBAHASAN Tanaman rumput Hasil yang diperoleh pada identifikasi tanaman rumput adalah sebagai berikut : Tabel 1. Identifikasi rumput Nama latin No



Tipe Nama Umum



(nama spesies)



Tumbuh



Daun



Bunga



1



Brachiaria brizantha



Rumput palisade



Decumben



sejajar



Panicle



2



Panicum meximum cv cisarua



Rumput benggala



Erect



Sejajar



Panicle



3



Vetivera zizanoides



Akar wangi



Erect



Sejajar



Raceme



4



Pennisetum purpureum



Rumput gajah



Erect



Sejajar



Panicle



5



Pennisetum purphoides



Rumput raja



Erect



Sejajar



Panicle



6



Euchlaena Mexicana



Rumput mexico



Erect



Sejajar



7



Brachiaria decumbens var mulata



Rumput signal



Decumben



Sejajar



Panicle



8



Digitaria decumbens



Pangola



Erect



Sejajar



Raceme



9



Panicum maximum



Benggala



Erect



Sejajar



Open panicle



10



Hyparrhenia rufa



Rumput jaragua



Erect



Sejajar



Spike



11



Puspalum plicatulum



Rumput paspalum



Erect



Sejajar



Spike



12



Pennisetum purpureum dwarf



Rumput gajah



Erect



Sejajar



Spike



kerdil 13



Setaria lampungensis



Rumput setaria



Erect



Sejajar



14



Panicum maximum cv hamil



Rumput benggala



Erect



Sejajar



Panicle



15



Imperata cilindrica



Alang-alang



Erect



Sejajar



Spike



16



Brachiaria ruziensis



Rumput ruji



Erect



Sejajar



Spike



17



Androgopan gayanus



Rumpat gamba



Erect



Sejajar



18



Setaria lampungensis



Setaria lapungensis



Erect



Sejajar



19



Paspalum atratum



Rumput asutralia



Erect



Sejajar



20



Setaria splendid



Rumput setaria



Erect



Sejajar



21



Penisetum purpureum cv mot



Rumput gajah super



Erect



Sejajar



22



Panicum maximum cv irian



Rumput benggala



Erect



Sejajar



23



Paspalum dilatatum



Rumput Australia



Erect



Sejajar



Open panicle



24



Pennisetum purpureum hybrid



Rumput gajah



Erect



Sejajar



Panicle



25



Pennisetum purpureum cv gajah



Rumput gajah



Erect



Sejajar



Panicle



26



Paspalum notatum



Rumput pencasilan



Semi erect



Sejajar



Brachiaria brizantha. Memiliki nama umum rumput Bb atau rumput palisade. Tipe tumbuhnya adalah erect atau berdiri tegak, sedangkan tipe daunnya adalah sejajar dan terdapat bulu. Tipe bunga rumput palisade ini adalah raceme. Menurut Skerman and Riveros (1990), Brachiaria brizantha berasal dari Afrika, termasuk rumput berumur panjang. Pertumbuhannya membentuk hamparan vertikal dan horizontal. Batang dan daunnya kaku serta kasar.



Keistimewaan rumput ini adalah tahan injak dan renggut, serta tahan kekeringan dan responsif terhadap pemupukan nitrogen, cepat tumbuh dan berkembang. Tetapi rumput ini tidak tahan genangan air. Berdasarkan hasil pengamatan data sudah sesuai dengan literatur.



Gambar 1. Brachiaria brizantha Panicum maximum. Mempunyai nama umum rumput benggala. Tipe tumbuhnya adalah semi erect dan tipe bunga adalah panicle. Tipe daun rumput benggala adalah sejajar dan terdapat legule/bulu pada permukaan daun. Selain itu juga terdapat colar dan auricle yang melingkari batang. Panicum maximum termasuk tanaman rumput berumur panjang (tahunan). Tanaman tersebut tumbuh tegak, kuat, batang seperti padi, warna daunnya hijau tua, bentuknya ramping, bagian tepi kasar tapi lunak, dan lidah daun kuat (Skerman dan Riveros, 1990). Menurut Blegur (2005), Panicum maximum termasuk tanaman rumput berumur panjang, tumbuh tegak, kuat, batang seperti padi, mencapai tinggi 2 m sampai 2,5 m. Warna daun hijau tua, berdaun lebar, bentuk ramping, bagian tepi kasar tetapi lunak dengan lidah daun yang kuat,dan memiliki akar yang dalam. Berdasarkan hasil pengamatan data sudah sesuai dengan literatur Menurut Basuki (2011), Panicum maximum merupakan tanaman rumput yang rhizome-nya merayap (semi erect). Panicum maximum dibedakan berdasarkan varietasnya, diantaranya Panicum maximum cv irian, Panicum maximum cv cisarua, dan Panicum maximum cv hamil. Panicum maximum cv irian memiliki warna daun yang lebih hijau dari pada Panicum maximum, serta pada pinggirannya terdapat warna ungu karena pigmen daun hijau tua sering terkena sinar matahari sehingga berubah menjadi keunguan. Hasil praktikum jika dibandingkan dengan literatur maka dapat dinyatakan bahwa tanaman yang digunakan saat praktikum adalah Panicum maximum.



Gambar 2. Panicum maximum Vetiveira zizanoides. Sering disebut akar wangi. Tipe tumbuhnya erect, dengan tipe bunga receme. Daunnya kecil, kaku, tidak berbatang, dan tulang daunnya berwarna putih. Vetiveria zizanoides adalah rumput menahun yang membentuk rumpun yang besar, padat dengan arah tumbuh tegak lurus, kompak, beraroma, bercabang-cabang, memiliki rimpang dan sistem akar serabut yang dalam. Rumpun tumbuh hingga mencapai tinggi 1 sampai 1.5 (-3) m, berdiameter 2 sampai 8 mm. Daun berbentuk daun berupa bangun garis, pipih, kaku, panjang 30 sampai 75 (-90) cm dan lebar 4 sampai 10 (-15) mm, permukaan bawah daun licin. Perbungaan malai (tandan majemuk) terminal, panjang nya mencapai 15 sampai 40 cm, tersusun atas 6 sampai 10 lingkaran hingga 20 lingkaran yang lebih ramping, tiap tandan memiliki panjang mencapai 10 cm, ruas yang terbentuk antara tandan dengan tangkai bunga berbentuk benang, namun di bagian apeksnya tampak menebal (Prohati, 2009). Berdasarkan hasil pengamatan data sudah sesuai dengan literatur.



Gambar 3. Vetiveria zizanoides Pennisetum purpureum. Memiliki nama umum rumput gajah. Tipe tumbuhnya adalah erect dan tipe bunga adalah panicle. Penisetum purpureum memiliki batang putih, berdaun sejajar dan bergerigi. Menurut Skerman and Riveros (1990),



rumput ini termasuk rumput



berumur panjang, tumbuh secara vertikal membentuk rumpun dan berdaun lebat. Rumput gajah



dapat dipanen sebagai padang rumput, silage, dan jerami. Rumput ini sangat potensial ditanam di Indonesia (Agus, 2008). Berdasarkan hasil pengamatan data sudah sesuai dengan literatur.



Gambar 4. Pennisetum purpureum Pennisetum purpureum. Sering disebut rumput raja. Tipe tumbunya adalah erect. Daunnya sejajar, tidak berbulu, memiliki colar, dan permukaannya lebih kasar dibanding rumput gajah. Tipe bunganya adalah panicle. Menurut Basuki (2011), rumput raja mempunyai karakteristik tumbuh tegak berumpun-rumpun, ketinggian dapat mencapai kurang lebih 4 m, batang tebal dan keras, daun lebar agak tegak, dan ada bulu agak panjang pada daun helaian dekat liguna. Permukaan daun luas dan tidak berbunga kecuali jika di tanam di daerah yang dingin. Rumput raja dapat di tanam di daeah yang subur di dataran rendah sampai dataran tinggi, dengan curah hujan tahunan lebih dari 1.000 mm. Produksi hijauan rumput raja dua kali lipat dari produksi rumput gajah, yaitu dapat mencapai 40 ton rumput segar/hektar sekali panen atau setara 200 sampai 250 ton rumput segar/hektar/tahun. Mutu hijauan rumput raja lebih tinggi jika dibandingkan dengan rumput gajah Hawai ataupun rumput Afrika. Berdasarkan hasil pengamatan data sudah sesuai dengan literatur.



Gambar 5. Pennisetum purpureum dwarf Euchlaena mexicana. Memiliki nama lain rumput Meksiko, karena daerah asalnya adalah Mexico (Amerika Tengah). Tipe tumbuhnya adalah ertect atau tegak. Tipe daunnya sejajar dengan tulang daun berwarna putih, memiliki colat, berbulu halus, dan tekstur bagian atasnya kasar, sedangkan bagian bawahnya halus. Menurut Parakkasi (1995), Euchlaena mexicana termasuk tanaman berumur pendek (annual), tumbuh tegak dengan daun lebar, mirip tanaman jagung. Berdasarkan hasil pengamatan data sudah sesuai dengan literatur.



Gambar 6. Euchlaena mexicana Brachiaria decumbens. Sering disebut rumput Bd atau rumput brachiaria. Tipe tumbuhnya adalah semi erect dengan bunga bertipe raceme. Daunnya kecil dan tidak berbulu. Brachiaria adalah salah satu rumput unggul introduksi yang telah beradaptasi dan dikenal oleh peternak di Indonesia. Rumput ini bisa tumbuh di hampir sebagian besar Indonesia, karena sesuai dengan iklim di Indonesia yang tropis dan toleran terhadap berbagai jenis tanah, termasuk tanah asam. Tumbuhnya semi tegak membentuk hamparan dengan ketinggian sekitar 45 cm. Budidayanya bisa menggunakan biji atau pols, dan bisa dipanen pada umur 3 sampai 5 bulan setelah biji disebar. Brachiaria mengandung nilai nutrisi yang baik, dicirikan dengan nilai



palatabilitas dan protein yang tinggi. Selain sebagai pakan ternak, rumput ini juga bias dimanfaatkan sebagai tanaman penutup di perkebunan atau untuk reklamasi dan konservasi pada lahan marjinal.Rumput Brachiaria adalah salah satu rumput gembala yang memiliki produksi lebih baik jika banding campuran dengan leguminosa (Wada, 2009). Berdasarkan hasil pengamatan data sudah sesuai dengan literatur.



Gambar 7. Brachiaria decumben Digitaria decumbens. Memiliki nama lain rumput pangola. Tipe tumbuhnya adalah tegak atau erect dengan bunga raceme. Daunnya kecil dan tidak berbulu. Menurut Steel dan Torie (1993), rumput ini berasal dari Afrika Selatan. Rumput ini tumbuh merayap rendah dan membentuk hamparan yang mencapai tinggi 60 sampai 120 cm. Rumput ini berdaun lebat dan halus, pada setiap buku stolonnya bisa tumbuh akar dan tangkai. Berdasarkan hasil pengamatan data sudah sesuai dengan literatur.



Gambar 8. Digitaria decumbens Hyparrhenia rufa. Nama lain rumput ini adalah rumput jaragua. Tumbuh dengan tipe erect dengan bunga bertipe spike. Pada bagian belakang daun terdapat bulu. Pada bagian batang



terdapat colar dan legul. Tanaman ini juga disebut rumput jaragua. Rumput jaragua ini digunakan sebagai rumput padangan tropik Amerika selatan dan tengah. Rumput ini membentuk rumpun yang lebat, parennial dengan daun-daun yang basah yang apabila disenggut ternak atau dipotong akan menghasilkan rumpun yang lebat (Reksohadiprodjo, 1994). Berdasarkan hasil pengamatan data sudah sesuai dengan literatur.



Gambar 9. Hyparrhenia rufa Paspalum plicatulum. Sering disebut rumput plicatulum. Tipe tumbuhnya adalah erect dengan daun sejajar dan berbulu. Tipe bunganya adalah raceme. Menurut Skerman and Rifveous (1990), bahwa panjang ligule 1,5 mm, 10 sampai 13 cm raceme, panjangnya 2 cm sampai 6 cm, lebarnya 1,5 cm sampai 2 cm. Warna bijinya coklat kehitaman dan mengkilat. Rumput ini tumbuh pada tanah yang bervariasi luas dengan curah hujan sedang sampai tinggi di daerah tropik dan subtropik. Rumput ini berdaun banyak, kaku berakar dalam, tingginya dapat mencapai 60 sampai 150 cm, dengan batang berbungaan dapat mencapai tinggi 175 cm. Hasil praktikum jika dibandingkan dengan literatur maka dapat dinyatakan bahwa tanaman yang digunakan saat praktikum adalah Paspalum plicatulum. Berdasarkan hasil pengamatan data sudah sesuai dengan literatur.



Gambar 10. Paspalum plicatum Setaria lampungensis. Nama lain rumput ini adalah rumput setaria. Tipe tumbuhnya adalah semi erect. Daunnya berwarna ungu, memiliki colar, dan tidak berbulu. Menurut Blegur (2009), Setaria lampungensis sering juga disebut sebagai rumput setaria lampung. Rumput setaria bersifat perennial, tumbuh tegak, berumpun lebat, tinggi dapat mencapai 2 m, berdaun halus dan lebar berwarna hijau gelap, berbatang lunak dengan warna merah keungu-unguan, bunga tersusuri dalam tandan coklat keemasan, pangkal batang pipih, dan pelepah daun pada pangkal batang tersusun seperti kipas. Rumput ini merupakan rumput potong atau gembala di daerah dataran tinggi, termasuk tanaman yang tahan kering dan teduh, berdaun lunak dan disukai ternak. Rumput setaria sangat cocok di tanam di tanah yang mempunyai ketinggian 1200 m dpl, dengan curah hujan tahunan 750 mm atau lebih, dapat tumbuh di berbagai jenis tanah, dan tahan terhadap genangan air,dan responsif terhadap pemupukan. Berdasarkan hasil pengamatan data sudah sesuai dengan literatur.



Gambar 11. Setaria lampungensis Pennisetum purpureum cv. Mott. Rumput gajah mini (Pennisetum purpureum cv.Mott) merupakan jenis rumput unggul yang mempunyai produktivitas dan kandungan zat gizi yang cukup tinggi serta memiliki palatabilitas yang tinggi bagi ternak ruminansia. Morfologi rumput



gajah mini yang rimbun, dapat mencapai tinggi lebih dari 1meter sehingga dapat berperan sebagai penangkal angin (wind break) terhadap tanaman utama (Syarifuddin, 2006). Rumput ini secara umum merupakan tanaman tahunan yang berdiri tegak, berakar dalam, dan tinggi dengan rimpang yang pendek. Tinggi batang dapat mencapai 2 sampai 3 m, dengan diameter batang dapat mencapai lebih dari 3 cm dan terdiri sampai 20 ruas atau buku. Tumbuh berbentuk rumpun dengan lebar rumpun hingga 1 meter. Pelepah daun gundul hingga berbulu pendek, helai daun bergaris dengan dasar yang lebar, dan ujungnya runcing (Sukiman, 2005). Berdasarkan hasil pengamatan data sudah sesuai dengan literatur.



Gambar 12. Pennisetum purpureum cv mott Paspalum atractum. Tanaman ini sering disebut sebagai rumput Australia. Menurut Kalmbacher et al. (1997), tanaman berdaun banyak yang merupakan rumput tahunan dengan rumpun dan tumbuh tegak. Tingginya biasanya kurang dari 1 m, dan mencapai 2 m ketika berbunga. Lebar daun sampai lebih dari 2,5 cm, mengilap dan rapuh. Rumput ini dapat berguna sebagai tanaman baris menahan erosi atau rumput sistem potong angkut karena sifatnya yang mudah dipotong. Rumput Australia dijadikan pakan ternak yang disukai oleh ternak sapi, kerbau, kuda, dan babi. Berdasarkan hasil pengamatan data sudah sesuai dengan literatur.



Gambar 13. Paspalum atractum Setaria splendida. Rumput setaria berasal dari kawasan Afrika tropis kemudian berkembang di Kenya dan Senegal. Rumput setaria tumbuh tegak, berumpun lebat, tinggi dapat mencapai 2 meter, berdaun halus dan berwarna hijau gelap, berbatang merah keungu-unguan, pangkal batang pipih, dan pangkal daun pada pelepah batang tersusun seperti kipas. Rumput setaria cocok ditanam pada ketinggian 1200 mdpl dengan curah hujan tahunan 750 mm atau lebih, dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah dan dapat tumbuh pada genangan air (Rukmana, 2005). Berdasarkan hasil pengamatan data sudah sesuai dengan literatur.



Gambar 14. Setaria splendida Tanaman legum Berdasarkan pengamatan di Kebun Koleksi Hijauan Makanan Ternak dan Pastura dapat diketahui beberapa macam tipe daun, tipe bunga dan tipe tumbuh dari tanaman legum. Hasil pengamatan adalah sebagai berikut : Tabel 2. Identifikasi legum No. Nama latin



Nama



Tipe



(nama spesies)



umum



Daun



Bunga



1



Gmelina arburea



Jati



Erect



Simple



Trompet



2



Bauhania purpurea



Waru



Erect



Simple



Kupu-kupu



3



Stylosanthes gracialiris



Kacang stylo



Erect



Trifoliate



Kupu-kupu



4



Preuria triloba



decumben



Trifoliate



Kupu-kupu



5



Leucaena leucochepala



Lamtoro



Erect



Paripinate



Bola



6



Caliandra calotyrsus



kaliandra



Erect



Simple



Kupu-kupu



7



Cordaliocalyx murbangensis



sanagori



Semi erect



Trifoliate



Kupu-kupu



8



Indigofera zolingeriana



indigofera



Erect



Imparipinat Kupu-kupu e



9



Gliricidia maculate



Gamal



Erect



Imparipinat Kupu-kupu e



10



Desmodium rensonii



Desmodiu m



Erect



Trifoliate



Kupu-kupu



11



Peuraria phaseoloides



Kacang ruji



Semi erect



Simple



Kupu-kupu



12



Curelium eucaliphus



Lamtoro mini



decumben



Trifoliate



Bola



13



Caliandra calothyrsus



Kaliandra



Erect



Paripinate



Bola



14



Arachis pintoii



Kacang hias



Procumben t



Paripinate



Kupu-kupu



15



Sesbania glandifora



Turi



Erect



Paripinate



Kupu-kupu



16



Sesbania sesban



jayanti



Erect



Paripinate



papilionace ae



17



Flemingia macrophyla



Opo-opo



Erect



Trifoloaite



Trompet



Tumbuh



Flemingia macrophyla. Nama umum legum ini adalah hahapan atau pok-kepokan. Tumbuh dengan tipe erect, daunnya bertipe trifoliate, dan bunganya berbentuk bola. Menurut Haba (2009), Flemingia macrophylla adalah semak berkayu, berakar dalam, tinggi 1 sampai 4 m. Beranak daun tiga, tangkai daun berlubang sempit, bersayap, panjang tangkai daun 10 cm, anak daun berbentuk lanset, panjang 6 sampai 16 cm dan lebar 4 sampai 7 cm, daging daun seperti kertas, urat daun berambut halus, daun berwarna hijau tua. Perbungaan majemuk aksiler tak berbatas, posisi bunga duduk, panjang 2,5 sampau 10 cm, permukaannya halus seperti sutra, daun-daun penumpu berbentuk bulat telur dan panjang 3 sampai 6 mm, daun mahkota hijau dan panjang 6 sampai 13 mm dengan 5 lobus berbentuk lanset, daun mahkota kehijauan, umumnya berbentuk jorong dan memiliki urat paralel merah yang jelas. Buah polong kering pecah memanjang, panjang 8 sampai 15 mm dan lebar 5 mm, mengandung dua biji. Biji berbentuk bundar, dengan diameter biji 2 sampai 3 mm, berwarna hitam mengkilap. Berdasarkan hasil pengamatan data sudah sesuai dengan literatur.



Gambar 15. Flemingia macrophylla Gmelina. Nama umum tanaman ini adalah jati. Tipe tumbuhnya adalah erect. Memiliki daun bertipe simple. Tanaman yang termasuk famili Verbenaceae ini disebut juga yemane, gmelina, gamari, dan jati putih. Disebut juga jati putih karena keawetannya hampir menyerupai kayu jati. Gmelina merupakan tanaman asli India, penyebarannya meliputi negara Pakistan, Kamboja, Thailand, Srilangka dan Cina bagian Selatan. Pohon Gmelina dapat tumbuh baik pada ketinggian 90-900 m dpl. Dalam keadaan khusus seperti di daerah lembah Srilangka dapat tumbuh pada ketinggian 1500 m dpl. Curah hujan tahunan yang dikehendaki berkisar antara 760 sampai 4500 mm. Bentuk pohon bulat, lurus dan tidak berbanir. Ketinggian pohon mencapai 30 m dengan diameter 100 cm dan berbatang bebas cabang 15 m. Tajuk menyerupai kerucut atau



tidak teratur dengan percabangan banyak. Daur tanaman untuk bahan baku pulp 8 tahun dan nonpulp 15 tahun. Gmelina dapat berbuah setelah berumur 4 tahun, yaitu setahun sekali antara bulan April sampai Juli (Bamualim dan Wirdahayati, 2002). Berdasarkan hasil pengamatan data sudah sesuai dengan literatur.



Gambar 16. Gmelina Sesbania glandiflora. Tanaman ini lebih banyak dikenal dengan nama turi. Tumbuh secara tegak dengan daun bertipe paripinate dan bunganya berbentuk terompet. Menurut King (2009), tanaman ini bunganya besar berwarna putih, tapi ada juga yang merah atau ungu. Buahnya berbentuk polong yang panjang. Daunnya majemuk, kecil, dan bulat. Berdasarkan hasil pengamatan data sudah sesuai dengan literatur.



Gambar 17. Sesbania grandiflora (turi) Sesbania sesban. Tanaman ini sering disebut sebagai pohon jayanti. Menurut Utami (2008), pohon jayanti merupakan perdu atau pohon kecil dengan tinggi 2 sampai 6 m, bercabang, dan tumbuhnya cepat. Daun majemuk, menyirip, dengan 7 sampai 25 pasang anak daun. Anak daun berbentuk garis memanjang, bertangkai pendek, ujung bulat, dan tepi rata. Bunga muncul



dalam tandan dan berwarna kuning. Buah polong, tumbuh menggantung, dan berbentuk garis. Berdasarkan hasil pengamatan data sudah sesuai dengan literature.



Gambar 18. Sesbania sesban (jayanti)



Bauhinia purpurea. Menurut Purbajanti (2013), tanaman ini sering disebut sebagai tayuman. Tayuman merupakan salah satu pohon legum tahunan yang memiliki daun yang simple dan apabila tumbuh tingginya dapat mencapai 17 kaki, dengan tipe tumbuh erect atau tegak. Bentuk bunga tayuman adalah papilionaceae. Tayuman berasal dari Asia Selatan. Manfaat tayuman dapat dijadikan sebagai obat antibakteri dan antidiare. Berdasarkan hasil pengamatan data sudah sesuai dengan literatur.



Gambar 19. Bauhinia purpurea Stylosanthes gracialiris. Memiliki nama umum stylo. Tumbuh dengan tipe tegak atau cdan daun bertipe trifoliate. Tanaman ini termasuk tanaman berumur panjang yang tumbuh tegak dan semi tegak menyerupai semak. Batangnya sangat kasar, berbulu, serta rimbun menutupi



tanah. Tanaman ini setiap tangkai berdaun tiga helai (Nulik dan Hau, 2003). Stylosanthes gracialiris asalah herba menahun atau hampir semak, arah tumbuh batang tegak lurus atau hampir tegak lurus, memiliki akar pengait (taproot) yang kuat. Batang banyak bercabang. Daun majemuk beranak daun tiga; panjang tangkai daun 1 sampai 12 mm, jarak antar daun 0,5 sampai 1,5 mm, panjang stipula 2 sampai 15 mm, stipula bersatu dengan tangkai daun (adnate to the petiole), anak daun berbentuk jorong sampai lanset, panjang 5 sampai 45 mm dan lebar 2 sampai 20 mm. Perbungaan berbentuk bulir (a loosely capitate spike), muncul di bagian ujung atau aksiler batang, terdiri atas 4 atau lebih bunga. Bunga didukung oleh daun-daun tangkai luar (outer bract) berukuran 3 sampai 7 mm, anak daun-daun pelindung bagian luar berukuran panjang 2,5 sampai 5,5 mm dan bagian dalam berukuran panjang 2 sampai 4,5, panjang daundaun kelopak 4 sampai 8 mm, panjang tiap lobus daun kelopak 3 sampai 5 mm. Buah berupa buah kering polong. Biji berwarna coklat atau ungu pucat. Stylo tumbuh dan beradaptasi pada lokasi-lokasi yang panas namun beriklim lembap, dan tidak toleran terhadap kekeringan dan suhu dingin. Tumbuhan ini tumbuh pada berbagai tipe tanah, tapi umumnya dapat beradaptasi dengan baik pada tanah-tanah asam dan miskin hara yang mengandung kadar Al dan Mn tinggi. Perbanyakan Stylo dapat dilakukan dengan mengecambahkan biji. Namun perlakuan dengan perendaman air panas bersuhu 80°C selama 10 menit untuk memecah lapisan keras biji, berfungsi meningkatkan laju perkecambahannya (Prohati, 2009). Berdasarkan hasil pengamatan data sudah sesuai dengan literatur.



Gambar 20. Stylosanthes guianensis (kacang stylo) Peuraria triloba. Legum ini memiliki tipe tumbuh procumben, dengan bunga bertipe kupu-kupu. Daunnya bertipe trifoliate, lebar, dan batangnya berbulu. Menurut Subandi (1999), tanaman ini tumbuh menjalar dan memanjat. Peuraria berdaun lebar, bulat, dan meruncing di



bagian ujungnya, serta lebat. Daun-daun yang masih muda tertutup bulu berwarna coklat, sedangkan bunganya berwarna ungu kebiruan. Berdasarkan hasil pengamatan data sudah sesuai dengan literatur.



Gambar 21. Pueraria triloba Leucaena leucocephala. Tanaman ini umum disebut dengan lamtoro. Tipe tumbuhnya adalah erect. Daunya bertipe paripinate, sedangkan bunganya berbentuk bola. Menurut Piggin (2003), daun tanaman ini kecil-kecil, bentuknya lonjong, serta bunganya bertangkai, berkepala berbentuk bulat bola yang warnanya putih kekuning-kuningan. Menurut Blegur (2009), tanaman ini berbentuk pohon yang bisa mencapai ketinggian 10 m dan memiliki akar yang cukup dalam. Daunnya kecil-kecil,bentuknya lonjong,bunganya bertangkai.Tanaman ini toleran terhadap hujan, angin, kekeringan, serta tanah-tanah yang kurang subur. Berdasarkan hasil pengamatan data sudah sesuai dengan literatur.



Gambar 22. Leucaena leucocephala Cordaliocalyx murbangensis. Tanaman ini tumbuh tegak dan memiliki daun bertipe trifoliate Tanaman ini sering disebut sebagai sanagori. Menurut Soedomo (1992), pohon



sanagori tumbuh tegak dengan tinggi 1 sampai 3 m. Pucuk batang dan bunga biasanya ditutupi oleh rambut panjang. Daun berbentuk oval dengan panjang 8 cm dan lebar 5 cm. Bunga biasanya bercabang tiga, atau sering disebut trifoliate. Warna bunga merah muda dan apabila sudah tua menjadi merah lebih gelap. Hasil praktikum jika dibandingkan dengan literatur maka dapat dinyatakan bahwa tanaman yang digunakan saat praktikum adalah Codariocalyx murbangensis.



Gambar 23. Codariocalix murbangensis Gliricidia maculata. Tanaman ini umum disebut gamal. Tipe tumbuhnya adalah tegak atau erect. Daun gamal bertipe imparipinate. Bunganya berbentuk kupu-kupu. Gamal berbentuk pohon, semak, daun majemuk bersirip ganjil, bunga berbentuk malai, lukar dari ketiak daun, bunga berwarna merah jambu, buah polongan, akar cukup dalam. Fungsi tanaman ini adalah sebagai tanaman pelindung, pagar, makanan ternak, dan penahan erosi. Dapat diperbayak dengan menggunakan stek ataupun biji. Gamal ditanam sebagai penahan angin, bank protein, pakan ternak dan pagar hidup. Tanaman yang diperbanyak dengan setek sudah dapat dipanen perdana pada usia di bawah 1 tahun. Biasanya 8 sampai 10 bulan. Sedangkan pada tanaman biji, hasil biomasa baru dapat diperoleh pada usia sekira 2 tahun.Penanaman setek lebih baik berasal dari batang bawah tanaman yang cukup usia (diatas 2 tahun), diameter batang cukup besar (diatas 4 cm) dengan panjang setek bervariasi mulai dari 40 cm sampai 1,5 m. Jarak tanam juga bervariasi, antara 40



sampai 50cm sampai dengan 1,5 sampai 5 m tergantung kebutuhan. Gamal



mengandung nilai gizi yang tinggi. Protein kasar berada diantara 18 sampai 30% dan nilai ketercernaan 50 sampai 65% (Blegur, 2009). Berdasarkan hasil pengamatan data sudah sesuai dengan literatur.



Gambar 24. Gliricidia maculata (Gamal) Desmodium ransonii. Legum ini tumbuh dengan tipe procumbent. Daunnya bertipe trifoliate, dan bunganya berbentuk kupu-kupu. Bunganya berwarna lila sampai jingga. Batangnya berbentuk silindris. Tergolong legum berumur panajang, tumbuh melilit atau memanjat. Setiap tangkai berdaun tiga helai (Bamualim dan Wirdahayati, 2002). Berdasarkan hasil pengamatan data sudah sesuai dengan literatur.



Gambar 25. Desmodium rensonii Curelium eucaliphus. Tanaman ini tumbuh menjalar, dengan daun bertipe trifoliate. Menurut Prohati (2009), tanaman ini merupakan pohon besar hingga 50 m tingginya, diameter dapat mencapai 2 m. Pepagan memeripih atau pecah-pecah seluruh batangnya yang mudah gugur menjadi licin atau berbecak-becak, warna pepagan abu-abu. Daun berseling, tebal, helaian daun melanset sempit hingga melanset, warna hijau mengkilat, daun muda berhadapan kemudian menjadi berseling, membulat telur dan berwarna hijau hingga hijau kebiruan. Perbungaan diketiak daun, padat, bentuk memayung, bunga tunggal, 7 sampai 11 bunga, warna putih. Buahnya buah kapsul, agak membulat hingga membulat telur. Biji kasar, coklat hingga hitam. Berdasarkan hasil pengamatan data sudah sesuai dengan literatur.



Gambar 26. Curelium eucaliphus Calliandra calothyrsus. Memiliki nama umum kaliandra. Tumbuh secara tegak (erect). Daunnya bertipe paripinate. Bunganya berbentuk bola. Calliandra calothyrsus merupakan tumbuhan asli dari kawasan lembap dan sub-lembap di Amerika Tengah, yaitu dari Meksiko hingga ke barat-laut Panama. Pada tahun 1936, jenis ini diintroduksi ke Jawa dari Guatemala dan pada tahun 1970-an telah dapat tumbuh baik di Indonesia. Saat ini, Calliandra ditanam di berbagai negara Asia Tenggara hingga ke sebagian kecil negara-negara tropis lainnya. Semak atau pohon kecil, tinggi 4 sampai 6m, diameter batang dapat berukuran 30 cm, kulit batang berwarna coklat kehitaman. Daun majemuk menyirip ganda, berseling (alternate) dengan jarak antar ruas (rachis) 10 sampai 17 cm. Perbungaan terdiri dari sedikit atau banyak kepala bunga, bunga berkelompok di bagian ujung (terminal) membentuk rasemosa berukuran 10 sampai 30 cm. Tiap bunga menarik berwarna merah keunguan berukuran 4 sampai 6 cm, daun kelopak berukuran 2 mm, kelopak mahkota 5 sampai 6 mm, benang sari banyak. Buah kering, panjang 8 sampai 11 cm dan lebar 1 cm. Biji berjumlah 3 sampai 15, berbentuk elips dan pipih, berukuran 5 sampai 7 mm, berwarna coklat kelam (Prohati, 2009). Berdasarkan hasil pengamatan data sudah sesuai dengan literatur.



Gambar 27. Calliandra callothyrsus



Pueraria phaseoloides. Lebih dikenal dengan sebutan kacang ruji. Tipe tumbuhnya adalah semi erect. Daunnya berbulu, dengan tulang daun berwarna putih, dan bagian belakang daun berwarna ungu. Menurut Hosang (2004), tanaman ini tumbuh menjalar atau memanjat. Peuraria berdaun lebar, bulat, dan meruncing bagian ujungnya. Daun yang masih muda tertutup bulu berwarna coklat, sedangkan bunganya berwarna ungu kebiruan. Berdasarkan hasil pengamatan data sudah sesuai dengan literatur.



Gambar 28. Pueraria phaseoloides Arachis pintoii. Nama lain legum ini adalah kacang hias. Tumbuh dengan tipe procumben. Daunnya bertipe paripnate. Bunganya berbentuk kupu-kupu. . Pembungaan sangat tergantung dari ketersediaan air dalam tanah, dan suhu. Merupakan salah satu legum tropis yang lebih tahan terhadap naungan dan menghasilkan biomass yang tinggi pada kondisi naungan berat (Subandi, 1999). Berdasarkan hasil pengamatan data sudah sesuai dengan literatur.



Gambar 29. Arachis pintoii



Kesimpulan



Berdasarkan hasil praktikum diketahui bahwa praktikum identifikasi rumput dan legum bertujuan untuk mengetahui perbedaan antara tanaman rumput dan tanaman legum. Perbedaan keduanya secara visual dapat dilihat dari tipe tumbuh, tipe daun dan tipe bunga. Tipe daun legum lebih bervariasi dibandingkan dengan tipe daun rumput. Tipe daun legum lebih banyak dibandingkan tipe daun rumput.



Daftar Pustaka Agus, Ali. 2008. Panduan Bahan Pakan Ternak Ruminansia. Adrana Media dan Rumah Produksi Informatika. Yogyakarta. Bamualim, A. dan Wirdahayati, R.B . 2002. Peternakan di Lahan Kering Nusa Tenggara. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nusa Tenggara Timur. 95 hlm. Basuki, T. 2011. Fisiologi Tumbuhan. PT Agromedia Pustaka. Jakarta Selatan. Blegur, Samsul Bahari. 2009. Tugas Mk Tatalaksana Padang Penggembalaan Tropika. Blog Akademik: Michael Riwu Kaho, Undana, Kupang. Haba, Jellian Radja. 2009. Tugas MK tatalaksana padang penggembalaan tropika. Blog Akademik: Michael Riwu Kaho, Undana, Kupang. Hosang, E.Y. 2004. Pola Pertanaman Ladang Rendah Risiko dan Pengaruhnya Terhadap Komponen Geofisik dan Sosial Ekonomi di Daerah Tangkapan Air Bendungan Tilong. Thesis Master. Program Pascasarjana. Universitas Nusa Cendana, Kupang. 177 hlm. Kalmbacher R. S., Martin F. G. and Kretschmer A. E., Jr. (1997) Performance of cattle grazing pastures based on Paspalum atratum cv. Suerte. Tropical Grasslands. No 31: page 5866. King, A. 2009. Edible flowers. Subtropical Gardening and Landscaping in Warm Climate. Available at www.stgmagazine. com.au, STG – Issue Eleven. http://www. stgmagazine.com.au/pdf/sp_edible_ flowers.pdf. (21 Februari 2009). Nulik, J. dan D. Kana Hau. 2007. Tanaman gamal (Gliricidia sepium) dan potensi pemanfaatannya sebagai pakan ternak dan fungsi lainnya dalam sistem usahatani di Nusa Tenggara Timur. Pros. Seminar Hasil-Hasil Pengkajian. Kupang, 7 – 8 Desember 2007. Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, Badan Litbang Pertanian. hlm. 533 – 539. Piggin, C. 2003. The role of Leucaena in swidden cropping and livestock production in Nusa Tenggara Timur Province, Indonesia. Proc. of a Workshop Agriculture: New Directions for a New Nation East Timor (Timor- Leste). Dili, 1 – 3 October 2002. pp. 115 – 129. Parakkasi, A. 1995. Ilmu Nutrisi Makanan Ternak Ruminansia. Indonesia. University Press. Jakarta. Prohati. 2009. Keanekaragaman Tumbuhan Hayati Indonesia. Available at http://www.proseanet.org/prohati2/browser.php?docsid=387. Accession date 09 April 2013. 20.00. Purbajanti, E. D. 2013. Rumput dan Legum sebagai Hijauan Makanan Ternak. Cetakan pertama. Graha Ilmu Percetakan. Bogor. Reksohadiprodjo, S. 1994. Produksi Tanaman Hijauan Makanan Ternak Tropik. Edisi Revisi Cetakan ke 1. BPFE. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.



Rukmana, R. 2005. Rumput Unggul Hijau Makanan Ternak. Kanisius. Yogyakarta Skerman, P.J, & F. Riveros. 1990. Tropical Grases. Food and Agriculture Organization of the United Nations. Rome. Soedomo, R. 1992. Codariocalyx gyroides (Roxb. ex Link) Hassk. In: 't Mannetje, L. and Jones, R.M. (eds) Plant Resources of South-East Asia No. 4. Forages. pp. 97–98. (Pudoc Scientific Publishers, Wageningen, the Netherlands). Soetrisno, Djoko. Bambang Suhartanto, Nafiatul Umami, dan Nilo Suseno. 2008. Bahan Ajar Ilmu Hijauan Makanan Ternak. Laboratorium Hijauan Makanan Ternak dan Pastura. Fakultas Peternakan. Universitas Gadjha Mada. Yogyakarta. Steel, R. G. D dan J. H. Torrie. 1993. Prinsip dan Prosedur Statistik Suatu Pendekatan Biometrik. Terjemahan: B. Sumantri. Edisi ke-2. Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Subandi. 1999. Teknologi budidaya untuk mendukung peningkatan produksi jagung di Nusa Tenggara. Pros. Lokakarya Regional: Penerapan Teknologi Indigenous dan Teknologi Maju Menunjang Pembangunan Pertanian di Nusa Tenggara. Kupang, 1 – 2 Maret 1999. Kerjasama Kantor Wilayah Departemen Pertanian Propinsi NT dan BPTP Naibonat dengan Department of Primary Industry and Fisheries, Darwin NT, Australia. hlm. 230 – 242. Sukiman, S. T. 2005. Rumput Gajah Tropis. Kanisius. Yogyakarta. Surono, M.S., & S.P.S Budhi. 2006. Kehilangan bahan kering dan bahan organik silase rumput gajah pada umur potong dan level aditif yang berbeda. J. Indon. Trop Anim Agric. 3:6268. Syarifuddin, NA. 2006. Nilai Gizi Rumput Gajah Sebelum dan Setelah Enzilase Pada Berbagai Umur Pemotongan. Produksi Ternak. Fakultas Pertanian UNLAM. Lampung. Utami, P. 2008. Buku Pintar Tanaman Obat. Cetakan ke-1. PT. Agromedia Pustaka. Jakarta Selatan. Wada,



Ferdiyup Syarif. 2009. Jenis Rumput-rumputan. Available www.ferdiyupwada.blogspot.com. Accession date 09 April 2013. 13:04.



at