20 0 228 KB
MAKALAH ILMU PENYAKIT “GOUT ARTHRITIS”
Disusun Oleh 1. Juniar Fahira
: 0050438640
2. Linda Citra Septiana
: 0041732148
3. Meysri Annisa
: 0043033184
4. Yunita
: 0049611032
5. Yurika Julia Putri
: 0041195939
Kelas : XI.Perawat Kelompok : 4(Empat) Guru Pembimbing : Hamidah S.Kep.,Ners
SMK KESEHATAN ATHALLA PUTRA PALEMBANG TAHUN AJARAN 2020/2021
1
2
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan makalah tentang penyakit Gout Arthritis atau asam urat. Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.Kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan informasi,bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Palembang,
Agustus 2020
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................i DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii 1.
KONSEP PENYAKIT.............................................................................................1 a.
Definisi...................................................................................................................1
b.
Anatomi Fisiologi...................................................................................................1
c.
Etiologi...................................................................................................................3
d.
Patoflow.................................................................................................................4
e.
Patofiologi..............................................................................................................5
f.
Manifestasi Klinis....................................................................................................6
g.
Komplikasi..............................................................................................................8
h.
Pemeriksaan Penunjang......................................................................................9
i.
Penatalaksanaan.....................................................................................................9
1.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN...............................................................11 a.
Pengkajian............................................................................................................11 DATA FOKUS.......................................................................................................11 ANALISA DATA...................................................................................................12 DIAGNOSA KEPERAWATAN............................................................................15 INTERVENSI.........................................................................................................16 IMPLEMENTASI..................................................................................................20 EVALUASI.............................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................26
ii
iii
i
i
1. KONSEP PENYAKIT a. Definisi Artritis Gout adalah suatu sindrom klinis yang mempengaruhi gambaran klinis yang mempunyai gambaran khusus yaitu arthritis akut. Arthritis Gout lebih banyak terdapat pada pria daripada wanita. Pada pria sering mengenai usia pertengahan, sedangkan pada wanita biasanya mendekati masa menopous (Mansjoer,2000). Arthritis Gout merupakan kelompok keadaan heterogenous yang berhubungan
dengan
defek
genetick
pada
metabolism
purin
(hiperurisemia). Pada keadaan ini bisa terjadi oversekresi asam urat atau defek renal yang mengakibatkan penurunan sekresi asam urat, atau kombinasi keduanya (Brunner dan Suddarh,2001). Artritis Gout merupakan bentuk artritis inflamatorik yang terjadi pada individu dengan kadar asam urat darah yang tinggi. Asam urat ini dapat membentuk Kristal dengan bentuk seperti jarum di sendi. Akibatnya, kondisi ini akan mengakibatkan serangan gout yang sangat nyeri, disertai kemerahan, bengkak, dan hangat di area tersebut. Menurut American College of Rheumatology, gout artritis adalah suatu penyakit dan potensi ketidakmampuan akibat radang sendi yang sudah dikenal sejak lama, gejalanya biasanya terdiri dari episodik berat dari nyeri infalamasi satu sendi. Gout adalah radang sendi yang merupakan akibat dari deposit kristal asam urat (monosodium urate) di jaringan dan cairan dalam tubuh. Proses ini disebabkan karena peningkatan produksi atau penurunan eksresi dari asam urat. Gout artritis adalah bentuk inflamasi arthritis kronis, bengkak dan nyeri yang paling sering di sendi besar jempol kaki. Namun, gout tidak terbatas pada jempol kaki, dapat juga mempengaruhi sendi lain termasuk kaki, pergelangan kaki, lutut, lengan, pergelangan tangan, siku dan kadang di jaringan lunak dan tendon. b. Anatomi Fisiologi
1
Sendi secara sederhana merupakan pertemuan antara dua tulang atau lebih. Sendi memberikan adanya segmentasi pada rangka manusia dan memberikan kemungkinan variasi pergerakan di antara segmensegmen serta kemungkinan variasi pertumbuhan. Fungsi anggota gerak sangat tergantung dari permukaan sendi, sehingga apabila ada kelainan/penyakit pada sendi maka akan memberikan gangguan gerak. Klasifikasi sendi:
Simfisis adalah sendi yang kedua tulangnya dihubungkan dengan diskus kartilago. Yang menjadi bantalan sendi yang memungkinkan terjadinya sedikit gerakan. Contoh simfisis adalah simfisis pubis antara tulang-tulang pubis dan diskus intervebralis antar badan vertebra yang berdekatan.
Sindesmosis terbentuk saat tulang-tulang yang berdekatan dihubungkan dengan serat-serat jaringan ikat kolagen. Contoh sindesmosis dapat ditemukan pada tulang yang terletak bersisian dan dihubungkan dengan membran interoseus, seperti pada tulang radius dan ulna, serta tibia dan fibula.
Gomposis adalah sendi dimana tulang berbentuk kerucut masuk dengan pas dalam kantong tulang. Seperti pada gigi yang tertanam pada alveoli (kantong) tulang rahang. Pada contoh tersebut, jaringan ikat fibrosa yang terlihat adalah ligamen peridontal. otot dan mungkin juga dapat ditemukan di area percabangan tendon atau
otot diatas tulang yang menonjol atau secara subkutan jika kulit terpapar pada friksi, seperti pada siku atau tempurung lutut. Sendi sinovial dapat diklasifikasikan berdasarkan pada bentuk permukaan yang berartikulasi, yaitu : 1. Sendi sferoidal terdiri dari sebuah tulang dengan kepala berbentuk bulat yang masuk dengan pas kedalam rongga berbentuk cangkir pada tulang lain. Sendi ini yang dikenal sebagaisendi traksial atau multiaksial, memungkinkan rentang gerak yang lebih besar, menuju ketiga arah. Contoh sendi sferoidal adalah sendi panggul serta sendi bahu. 2. Sendi engsel, permukaan konveks sebuah tulang masuk dengan pas pada permukaan konkaf tulang kedua. Sendi ini memungkinkan gerakan ke satu
2
arah saja dan dikenal sebagai sendi uniaksial. Contohnya adalah persendian pada lutut dan siku. 3. Sendi kisar (pifot joint) adalah tulang berbentuk kerucut yang masuk dengan pas ke dalam cekungan tulang kedua, dan dapat berputar ke semua arah. Sendi ini merupakan sendi uniaksial yang memungkinkan terjadinya berotasi di sekitar prosesus odontoid aksis, dan persendian antara bagian kepala proksimal tulang radius dan ulna. 4. Persendian Kondiloid terdiri dari sebuah kondilus oval suatu tulang yang masuk dengan pas kedalam rongga berbentuk elips di tulang kedua. Sendi ini merupakan sendi blaksial, yang memungkinkan gerakan kedua arah disudut kanan setiap tulang. Contohnya adalah sendi antara tulang radius dan tulang karpal serta sendi antara kondilus oksipital tengkorak dan atlas. 5. Sendi pelana, permukaan tulang yang berartikulasi berbentuk konkaf disatu sisi dan konveks pada sisi lainnya : sehingga tulang tersebut akan masuk dengan pas kedalam permukaan tulang kedua . c. Etiologi Etiologi arthritis gout adalah peningkatan kadar asam urat darah yang berasal dari metabolisme purin. Peningkatan ini dapat disebabkan oleh penurunan ekskresi maupun overproduksi asam urat. Penurunan ekskresi asam urat dapat terjadi pada keadaan insufisiensi renal, nefropati, dehidrasi, maupun konsumsi alkohol dalam jangka waktu lama. Peningkatan produksi asam urat dapat terjadi pada Sindroma Lesch-Nyhan, defisiensi glukosa-6-fosfat, dan superaktifitas phosphoribosyl pyrophosphate synthetase. Peningkatan asam urat ini akan menimbulkan pembentukan kristal monosodium urat yang terdeposit pada sendi dan saluran kemih. Penggunaan obat tertentu yang meningkatkan kadar asam urat, terutama diuretika. Konsumsi alcohol berlebih, karena alcohol merupakan salah satu sumber purin yang juga dapat menhambat pembuangan urin melalui ginjal.
3
1. Gout primer: pembentukan asam urat tubuh yang berlebihan atau akibat penurunan ekskresi asam urat (defisiensi enzim PPRP amido transferase dan HGPRT, peningkatan jumlah PPRP yang tidak dipergunakan). 2. Gout sekunder: pembentukan asam urat yang berlebihan atau ekskresi asam urat yang berkurang akibat proses penyakit lain / obat-obatan (penurunan massa dan filtrasi ginjal). 3. Gout idiopatik: hiperurisemia yang tidak jelas penyebabnya d. Patoflow
4
e. Patofiologi Patofisiologi arthritis gout dibagi menjadi empat tahap yaitu:
5
Fase I Tahap ini terjadi akibat peningkatan asam urat yang berasal dari metabolisme purin yang berasal dari diet dan pemecahan sel tubuh. Pada keadaan normal asam urat yang terbentuk selanjutnya akan dipecah oleh enzim urikase menjadi substans yang larut pada urin sehingga mudah diekskresikan. Tidak adanya enzim urikase ini dapat menimbulkan peningkatan kadar asam urat. Sekitar 90% peningkatan kadar asam urat ditimbulkan akibat ketidakmampuan untuk mengekskresikan asam urat pada urin akibat defek genetik pada transporter anion ginjal yang mengakibatkan reabsorbsi asam urat yang berlebihan. Hal ini juga bisa disebabkan oleh penggunaan beberapa obat seperti aspirin, diuretik dan alkohol, serta fungsi ginjal yang menurun. Sekitar 10% peningkatan asam urat dapat terjadi akibat produksi asam urat yang berlebihan akibat defek genetik enzim yang memecahkan purin, peningkatan penghancuran DNA sel yang mengandung purin pada tindakan kemoterapi, serta asupan diet yang tinggi purin Fase II Fase ini adalah serangan akut yang ditandai dengan tanda radang, biasanya pada sendi metatarsofalang digiti I, dorsum kaki, mata kaki, lutut, pergelangan tangan, dan sendi siku. [1] Fase ini terjadi akibat perpindahan monosodium urat ke cairan sendi dan menimbulkan reaksi perlawanan dari sel neutrofil, sehingga mencetuskan reaksi radang oleh beberapa sitokin inflamasi dan ditandai dengan sendi yang merah, nyeri, panas, dan bengkak. Fase III Fase ini sering dikenal dengan fase interkritikal asimptomatik yaitu fase tanpa adanya gejala namun kristal monosodium urat tetap terdeposit pada cairan sendi. Keadaan ini dapat berlangsung sampai 10 tahun. Tanpa penanganan asam urat yang baik dapat menimbulkan serangan akut yang
6
berulang akibat beberapa pencetus seperti trauma lokal, diet tinggi purin, stress, dan pemakaian diuretic. Fase IV Fase ini adalah fase arthritis gout kronik yang ditandai dengan munculnya tofus (deposit monosodium urat pada beberapa sendi namun tanpa tanda radang). Tofus ini dapat pecah sendiri dan sering menimbulkan infeksi sekunder. Pada fase ini sering terjadi kerusakan sendi, gangguan fungsi ginjal dan gangguan kardiovaskuler. f. Manifestasi Klinis Artritis gout terjadi ketika kristal urat menumpuk di sendi, kondisi ini menyebabkan peradangan dan rasa sakit yang hebat dari serangan asam urat. Kristal urat dapat terbentuk ketika seseorang memiliki kadar asam urat yang tinggi dalam darah. Tubuh menghasilkan asam urat ketika memecah purin, yakni zat yang ditemukan secara alami di dalam tubuh. Purin juga ditemukan pada makanan tertentu, seperti steak, daging organ, dan makanan laut. Makanan lain juga mempromosikan kadar asam urat yang lebih tinggi, seperti minuman beralkohol, terutama bir, dan minuman yang dimaniskan dengan gula buah (fruktosa). Biasanya, asam urat larut dalam darah dan melewati ginjal ke dalam urine. Namun, kadang-kadang tubuh memproduksi terlalu banyak asam urat atau ginjal mengeluarkan terlalu sedikit asam urat. Ketika ini terjadi, asam urat dapat menumpuk, membentuk kristal urat yang tajam dan membutuhkan, seperti urat di jaringan sendi atau sekitarnya yang menyebabkan rasa sakit, peradangan, dan pembengkakan. Gejala artritis gout meliputi:
Nyeri yang tiba-tiba dan parah pada sendi, biasanya di tengah malam atau dini hari.
Nyeri di sendi. Rasa nyeri bisa terasa hangat pada saat disentuh dan terlihat merah atau ungu.
7
Kekakuan pada sendi menyebabkan terbatasnya pergerakan.
Sendi yang paling sering terkena adalah sendi jempol kaki, pergelangan kaki, lutut, siku, pergelangan tangan, dan jari-jari tangan. Jika artritis gout tidak diobati dalam jangka waktu yang lama,
kristal dapat membentuk gumpalan di bawah kulit di sekitar sendi. Mereka disebut tophi. Mereka tidak sakit, tetapi dapat memengaruhi cara penampilan sendi. Jika kristal menumpuk di saluran kemih, mereka dapat membentuk batu ginjal. Ada beberapa tahapan artritis gout dan perbedaan gejala pada tiap tahapan:
Hiperurisemia asimtomatik adalah periode sebelum serangan asam urat pertama. Tidak ada gejala, tetapi kadar asam urat darah tinggi dan kristal mulai terbentuk di sendi.
Artritis gout akut atau serangan asam urat terjadi ketika sesuatu (seperti makan dan minum) menyebabkan kadar asam urat untuk melonjak dan menyebabkan berdesakannya kristal yang telah terbentuk di sendi yang memicu serangan. Peradangan dan rasa sakit yang ditimbulkan biasanya menyerang pada malam hari dan berlangsung selama delapan sampai 12 jam berikutnya. Gejala mereda setelah beberapa hari dan kemungkinan hilang dalam seminggu hingga 10 hari. Beberapa orang tidak pernah mengalami serangan kedua, tetapi diperkirakan 60 persen orang yang mengalami serangan asam urat akan mengalami serangan kedua dalam setahun. Secara keseluruhan, 84 persen mungkin memiliki serangan lain dalam tiga tahun.
Artritis gout interval adalah waktu antara serangan. Meskipun tidak ada rasa sakit, tetapi asam urat tidak hilang. Peradangan walau dalam tingkat rendah, tetapi dapat merusak sendi. Ketika seseorang mengidap artritis gout interval, maka merubah gaya hidup dan menjalani pengobatan yang sesuai bisa dilakukan untuk mengelola gout. Selain itu, untuk mencegah serangan di masa depan atau terjadinya gout kronis.
8
Artritis gout kronis berkembang pada orang dengan gout yang kadar asam uratnya tetap tinggi selama beberapa tahun. Serangan menjadi lebih sering dan rasa sakit mungkin tidak hilang seperti dulu. Kerusakan sendi dapat terjadi, sehingga dapat menyebabkan hilangnya mobilitas. Dengan manajemen dan perawatan yang tepat, tahap ini dapat dicegah.
g. Komplikasi 1) Tophi Tophi terbentuk akibat penumpukan kristal asam urat di bawah kulit, dan dapat muncul di beberapa area tubuh, seperti jari, tangan, siku, kaki, dan di sekitar mata kaki. Meski tidak menimbulkan rasa sakit, tofi bisa membengkak dan mengeras saat serangan asam urat terjadi. Tophi adalah salah satu komplikasi asam urat paling umum yang ditandai dengan penumpukan kristal-kristal di bawah permukaan kulit. Biasanya, gumpalan ini akan muncul di sekitar pergelangan tangan dan kaki, jari jemari, dengkul, hingga telinga. Tophi terasa seperti benjolan keras di bawah kulit dan biasanya tidak terasa sakit. Namun, jika tophi ini sedang membengkak dan asam urat Anda kambuh, maka bisa terasa sangat nyeri. Bila tidak segera ditangani, gumpalan kristal tadi dapat terus membesar dan menyebabkan kerusakan sendi yang lebih parah. 2) Asam Urat Kambuh Pada sejumlah kasus, serangan asam urat bisa terjadi beberapa kali dalam setahun. Bila dibiarkan tidak tertangani, kondisi tersebut dapat menyebabkan pengeroposan dan kerusakan pada sendi. 3) Penyakit Batu Ginjal Kristal asam urat bisa menumpuk di saluran kemih, dan menyebabkan batu ginjal. Faktanya, kristal yang menyebabkan asam urat terbentuk dari dalam ginjal. Semakin lama Anda membiarkan asam urat
9
tanpa pengobatan, maka kristal tadi dapat menumpuk dan memicu batu ginjal. 4) Deformitas Sendi Seiring dengan berkembangnya asam urat, Anda mungkin akan melihat adanya perubahan pada bentuk persendian atau yang disebut dengan deformitas sendi. Asam urat yang tidak diobati, ditambah dengan serangan asam urat terus-menerus, dapat menyebabkan jaringan sendi Anda jadi semakin rusak. Akibatnya, sendi Anda akan keluar dari jalurnya sehingga sulit digerakkan. h.
Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan penunjang Gout Artritir meliputi:
Pemeriksaan laboratoriun -
Darah Pemeriksaan darah berguna untuk mengetahui kadar asam urat dalam darah. Pemeriksaan ini dapat menunjukkan apakah seseorang beresiko terserang gout atau tidak. Selain itu, melalui pemeriksaan ini juga dapat membantu menentukan fase perjalanan penyakit penderita gout.
-
Cairan sendi Pada pemeriksaan ini, sampel diambil dari cairan sendi sinovial penderita. Dari pemeriksaan ini dapat dilihat apakah terdapat kristal asam urat dalam cairan sendi
i. Penatalaksanaan Secara umum penanganan artritis gout adalah pemberian edukasi, pengaturan diet, istirahat sendi dan pengobatan. Pengobatan dilakukan secara dini agar tidak terjadi kerusakan sendi atau komplikasi lain, seperti pada ginjal. Pengobatan atritis gout akut bertujuan untuk menghilangkan keluhan nyeri dan peradangan dengan kolkisin, OAINS, kortikosteroid, atau hormon ACTH. Obat penurun asam urat seperti allopurinol atau obat urikosurik tidak boleh diberikan pada stadium akut, namun pada pasien yang telah rutin mendapat obat penurun asam urat sebaiknya tetap
10
diberikan. Dosis standar kolkisin untuk atritis gout secara oral 3-4 kali, 0,5-0,6 mg per hari dengan dosis maksimal 6 mg. Sedangkan OAINS 23 yang serig dipakai adalah indometasin dengan dosis mg/hari selama 2-3 hari dan mg/hari untuk minggu berikutnya atau sampai nyeri dan peradangan berkurang. Kortikosteroid dan hormon ACTH diberikan apabila pemberian kolkisin dan OAINS tidak efektif atau kontraindikasi. Pada stadium interkritikal dan menahun tujuan pengobatan adalah untuk menurunkan kadar asam urat hingga normal, guna mencegah kekambuhan. Penurunan kadar asam urat dilakukan dengan pemberian diet rendah purin dan pemakaian obat allopurinol bersama obat urikosurik lain. Gout biasanya dapat berhasil diobati dengan menghilangkan penyebab dan menggunakan obat-obatan untuk meringankan gejala. Tetapi jika gejala gout telah terjadi dan tanpa pengobatan selama lebih dari 10 tahun, kristal asam urat mungkin telah terbentuk dalam sendi dalam betuk nodul yang disebut tophi. Jika tophi menyebabkan infeksi, rasa sakit, tekanan, dan merusak bentuk sendi, serta obat-obatan telah gagal dalam menyusut atau menghilangkan tophi, maka dapat dilakukan opereasi secara eksisi untuk menghilangkan tophi tersebut.
11
2. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN a. Pengkajian Dari pemeriksaan fisik, ditemukan tanda-tanda inflamasi akut pada sendi metatarsofageal digitti I manus dextra, terdapat tofi didaerah aurikula dan maleolus lateralis sinistra. Dokter merujuk Pak Gotar ke poli klinik spesialis RSUP dr M Djamil padang untuk dilakukan pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan lainnya. Hasil pemeriksaan laboratorium memperlihatkan Hb 14 gr %, leukosit 13,00/ml, LED 40 mm/jam, kadar uric acyd 9,3gr%. Selain itu juga dilakukan pemeriksaan urinalisis, asam urat urine serta ureum dan kreatinin serum. Dokter memberikan obat-obatan untuk Pak Gotar dan menganjurkan Pak Gotar untuk berkonsultasi kebagian gizi untuk pengaturan dietnya. Pak Gotar heran diet apa yang berhubungan dengan penyakitnya, juga apakah penyakit ini diturunkan kepada anaknya. Bagaimana anda menjelaskannya? DATA FOKUS DS
DO 1. Klien mengatakan nyeri di ibu 1. Kesadaran : composmentis jari kaki 2. Klien mengatakan jika berjalan kakinya sakit 3. Klien mengatakan kaku pada ibu jarinyanya 4. Klien mengatakan aktifitas nya di bantu
2. TTV : TD : 120 /80 mmhg N
: 70 X/Menit
RR : 20X/menit S
: 37OC
3. Pemeriksaan lab : Hb : 14gr% Leukosit : 13,00/ml
12
5. Klien mengatakan suka makan daun-daunan yang berwarna hijau
LED : 40 mm/jam Kadar uric acyd : 9,3gr % 4. Skla nyeri 6
6. Klien mengatakan suka makan jeroan dan daging 7. Klien mengatakan tidak minum obat anti nyeri
5. Ibu jari klien terlihat bengkak 6. Ibu jari klien terlihat kemerahan 7. Klien tampak meringis kesakitan 8. Klien tampak di bantu saat berjalanng 9. Klien tidak dapa menjawab pertanyaan yang di ajukan tentang 10. Klien tidak dapat mengetaui prognosispenyakit yang sedang di alaminya
ANALISA DATA Data Ds :
Masalah Nyeri
1. Klien mengatakan nyeri di ibu jari
Etiologi kerusakan
integritas
jaringan
sekunder
terhadap gout
kaki 2. Klien mengatakan jika berjalan kakinya sakit 3. Klien mengatakan kaku pada ibu jarinyanya
13
Do: 1. Kesadaran : composmentis 2. TTV : TD : 120 /80 mmhg N
: 70 X/Menit
RR : 20X/menit S
: 37OC
3. Pemeriksaan lab : Hb : 14gr% Leukosit : 13,00/ml LED : 40 mm/jam Kadar uric acyd : 9,3gr % 4. Klien tampak meringis kesakitan 5. Ibu jari klien terlihat bengkak
Ds : 1. Klien mengatakan
Gangguan mobilitas
Nyeri persendian
fisik
imobilitas
dan
aktifitas nya di bantu 2.
Klien mengatakan kaku pada ibu jarinyanya
14
3. Klien mengatakan jika berjalan kakinya sakit
Do : 1. Kesadaran : composmentis 2. TTV : TD : 120 /80 mmhg N
: 70 X/Menit
RR : 20X/menit S
: 37OC
3. Ibu jari klien terlihat bengkak 4. Klien tampak di bantu saat berjalan 5. Klien tampak berbaring lemah di tempat tidur
Ds :
kurang pengetahuan
perubahan
tentang kondisi dan
penatalaksanaan
suka makan daun-
rencana tindakan pada
pemeliharaan di rumah
daunan yang
kondisi kronis
1. Klien mengatakan
berwarna hijau
15
2. Klien mengatakan suka makan jeroan dan daging
Do: 1. Kesadaran : composmentis 2. TTV : TD : 120 /80 mmhg N
: 70 X/Menit
RR : 20X/menit S
: 37OC
3. Pemeriksaan lab : Hb : 14gr% Leukosit : 13,00/ml LED : 40 mm/jam Kadar uric acyd : 9,3gr % 4. Klien tidak dapat menjawab pertanyaan yang di ajukan perawat 5. Klien tidak mengetahui prognosis penyakit yang sedang dialaminya
16
DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Nyeri berhubungan kerusakan integritas jaringan sekunder terhadap gout 2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri persendian dan imobilitas 3. kurang pengetahuan tentang kondisi dan rencana tindakan pada kondisi kronis berhubungan dengan
Resiko tinggi terhadap
perubahan penatalaksanaan pemeliharaan di rumah
INTERVENSI Diagnosa 1.Nyeri
Tujuan dan Kriteria hasil Intervensi Tujuan: setelah 1.Pantau kadar
Berhubungan dengan dilakukan
Rasional 1. untukmengevaluasi
tindakan asam urat semu
keefektifan terapi
Kerusakan integritas keperawatan 3x 24 jam jaringan
sekunder nyeri
terhadap gout
dan
ketidaknyamanan
dapat
teratasi
2.Berikan istirahat
Kriteria hasil :
dengan
Nyeri berkurang
ekspresi relaks, rintihan
tak
kaki
2. peninggian dan pember dan kantung
dingin
Berikan
mengurangi
wajah analgesik,yang
membantu
ada diprogramkan
dan tekanan
evaluasi
memb
bengkak
menghilang dari
kaki,
analg
memblok rasa nyeri.
keefektifannya
Berikan kantung atau
es panas
basah 3. Instruksikan klien 3.Tindakan
ini
memb
untuk minum 2-3 liter mencegah batu ginjal, kompli
17
cairan setiap hari
mayor yang berkenaan den gout
4.kolaborasi :
Berikan obat anti gout 4.obat anti gout bekerja dengan
yang diresepkan dan menghambat reabsorbsi asam u evaluasi
di tubulus ginjal (benemid)
keefektifannya.
melawan fagositosis leukosit y
Konsul
dokter
bila menghambat deposit urat lanju
kadar asam urat serum (allopurinol). Terapi obat
tetap tinggi dan nyeri tambahan dapat diperlukan bil
tidak hilang dengan kadar asam urat serum tetap tin analgesik
Gangguan mobilitas Setelah dilakukan
1.kaji mobilitas yang
1.mengetahui tingkat kemamp
fisik
ada dan observasi
klien dalam melakukan aktifita
berhubungan tindakan keperawatan
dengan persendian imobilitas
nyeri 3x24 jam
adanya peningkatan
dan Dapat melakukan
kerusakan. Kaji secara
mobilitas fisik kembali Kriteria
hasil
Menunjukkan yang
teratur fungsi motorik : 2.ajarkan klien
teknik melakukan latihan
memampukan gerak aktif pada
melakukan aktivitas
ekstremitas yang tidak
2.gerakan aktif memberi masa tonus dan kekuatan otot, serta
memperbaiki fungsi jantung da pernafasan
sakit
18
3.bantu klien
3.untuk memperatahankan
melakukan latihan
fleksibilitasi sendi sesuai
ROM dan perawatan
kemampuan
diri sesuai toleransi 4.pantau kemajuan
4.untuk mendeteksi
dan perkembangan ,
perkembangan klien .
kemampuan klien dalam melakukan aktifitas. Kolaborasi :
.kemampuan mobilisasi
Kolaborasi dengan
ekstremitas dapat di tingkatkan
ahli fisioterapi untuk
dengan latihan fisik dari tim
latihan fisik klien
fisioterapi
kurang pengetahuan Setelah dilakukan
1.Berikan
tentang kondisi dan tindakan keperawatan
tentang
rencana
ingkatkah
tindakan 3x24 jam klien dapat
informasi 1.kepatuhan ditingkatkan mela kondisi, penyuluhan kesehatan pasien
pada kondisi kronis Mendemonstrasikan
bahwa
berhubungan dengan keinginan untuk
kesalahan gentik pada
Resiko
metabolisme
terhadap memenuhi aktivitas
terdapat purin,
perubahan
pemeliharaan dan
tetapi serangan nyeri
penatalaksanaan
pencegahan perawatan
terkontrol
pemeliharaan rumah
di diri yang diprogramkan
dengan
terapi otot
Kriteria hasil : 1.klien dapat Mengungkapkan
2. Ajarkan klien apa 2.Tindakan ini membantu
pemahaman tentang
yang
dilakukan mencegah kerusakan lanjut pad
instruksi perawatan diri,
selama
serangan. sendi dengan mengurangi
2.klien dapat
Instruksi meliputi :
mengungkapkan rencana
Mengisirahatkan sendi pada kaki
untuk melakukan
yang nyeri
bengkak, inflamasi, dan tekana
19
tindakan pencegahan
Tinggikan ekstremitas
pada gaya hidup baru
dan berikan kantung es atau panas basah 3.
Ajarkan
klien 3.Substansi tertentu tidak
bagaimana
mengaktivasi efek obat anti go
mengontrol serangan mengakibatkan retensi asam ur gout.
Instruksi Obat anti gout menurunkan ka
meliputi :
asam urat serum
Menghindari faktor pencetus (makanan tinggi
purin
minuman alkoholik)
Menggunakan obat anti gout sesuai
resep.
Hubungi dokter
bila
serangan terjadi
lebih
sering
atau
berakhir lama
4. Jamin bahwa klien 4.Instruksi verbal dapat den mempunyai instruksi mudah
Peman
tentang periodik dari kadar asam
tertulis perawatan
dilupakan.
diri
informasikan
dan serum perlu untuk mengeval
tertulis keefektifan terapi obat
20
tentang
obat
yang
diprogramkan selama di rumah
5. Instruksikan klien 5.keadaan ini dapat menanda untuk
menghubungi pembentukan batu ginjal
dokter
bila
terjadi
nyeri panggul kolik
IMPLEMENTASI NO DX
IMPLEMENTASI
PARAF
21
1
1. Memantau
kadar
asam urat semu 2. Memberikan istirahat dengan kaki dan
Memberikan
analgesik,yang diprogramkan
dan
evaluasi keefektifannya 3. Memberikan kantung
es
atau
panas basah 4. Menginstruksikan klien untuk minum 2-3 liter cairan setiap ha
2
1. Mengkaji mobilitas yang ada dan observasi adanya peningkatan kerusakan. Kaji secara teratur fungsi motorik 2.Mengajarkan klien melakukan latihan gerak aktif pada ekstremitas yang tidak sakit 3.Membantu klien
22
melakukan latihan ROM dan perawatan diri sesuai toleransi 4.Memantau kemajuan dan perkembangan , kemampuan klien dalam melakukan aktifitas. 3
1. MeBerikan informasi kondisi,
tentang ingkatkah
pasien terdapat
bahwa kesalahan
gentik
pada
metabolisme
purin,
tetapi serangan nyeri terkontrol
dengan
terapi otot 2. Mengajarkan
klien
apa yang dilakukan selama
serangan.
Instruksi meliputi :
Mengisirahatkan sendi yang nyeri
Tinggikan ekstremitas
dan
berikan kantung es atau panas basah 3. MengAjarkan klien
23
bagaimana mengontrol serangan gout.
Instruksi
meliputi :
Menghindari faktor pencetus
(makanan
tinggi puri, minuman alkoholik)
Menggunakan anti
gout
resep.
obat sesuai
Hubungi
dokter bila serangan terjadi lebih sering atau berakhir lama 4. MenJamin klien
bahwa
mempunyai
instruksi tentang
tertulis perawatan
diri
dan
informasikan tertulis tentang obat yang diprogramkan selama di rumah 5. Instruksikan klien untuk menghubungi dokter bila terjadi nyeri panggul kolik
EVALUASI Hari/tanggal
No dx 1
Evaluasi S : Klien mengatakan nyeri sudah
Paraf
24
mulai berkurang pada bagian jari tangan O: Klien tidak terlihat meringis kesakitan. Bengkak berkurang, nyeri tekan (-) A: masalah keperawatan tentang nyeri teratasi sebagian P: intervensi dilanjutkan dengan 1.Ajarkan teknik lekasasi nafas dalam 2. Ajarkan metode distraksi selaa nyeri akut 3. hindarkan klien meminum 2
alkhol, kafein dan obat deuritik S : Klien mengatakan aktifitas sudah sendiri
bisa
dilakukan
seperti minum
dan bangun dari tempat tidur O:
1. Klien tampak di bantu untuk melakukan aktifitas 2. Klien tampak berbaring lemah di tempat tidur
A: masalah keperawatan Imobilitas fisik belum teratasi P : inervensi di lanjutkan dengan : 1.ajarkan klien melakukan latihan
25
gerak aktif pada ekstremitas yang tidak sakit 2.bantu klien melakukan latihan ROM dan perawatan diri sesuai toleransi 3.pantau kemajuan dan perkembangan , kemampuan klien 3
dalam melakukan aktifitas. S : Klien mengatakan akan mengurangi makan jeroan , dan tumbuhan yang berwarna hijau 0 : klien tampak sudah mulai mengetahui mengenai penyakit yang di alaminya A : Masalah keperawatan engenai kurang pengetahuan teratasi P : Intervensi di hentikan
26
DAFTAR PUSTAKA Junita,Dr. Gout Artritis. https://www.alomedika.com/penyakit/reumatologi/gout/etiologi. 26 Agustus 2020. Widya, Josephine. 2012. Gout Artritis. https://josephinewidya.wordpress.com/2012/02/20/arthritis-gout-definisietiologi-prevalensi-klasifikasi/. 26 Agustus 2020. Tjin, Dr. 2018. Gout Artritis. https://www.alodokter.com/rematik-asam-
urat/komplikasi. 26 Agustus
2020. Yusra, Dr. 2018. Gout Artritis. https://hellosehat.com/hidup-sehat/fakta-unik/berbagai-komplikasi-asamurat/. 26 Agustus 2020 Tanudjaja, Sonny. 2018. Gout Artritis. https://docplayer.info/67033678-Bab-ii-pembahasan-i-anatomi-danfisiologi.html. 26 Agustus 2020.
27
28