Makalah Informasi Akuntansi Penuh [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam



kemajuan



perekonomian



seperti



saat



ini,



perkembangan



perekonomian secara makro dan perekonomian secara mikro memiliki keterkaitan satu sama lain, batas-batas antar negara semakin transparan begitu pula dengan hubungan antar bidang ilmu pengetahuan yang semakin erat dan saling mempengaruhi satu sama lain. Oleh karena itu, kebutuhan akan informasi yang lebih sempurna sangat penting, terlebih lagi dalam bidang ekonomi khususnya akuntansi manajemen. Dalam hal akuntansi manajemen sebagai tipe informasi,manfaat yang dapat diambil dari akuntansi manajemen sebagai tipe informasi adalah konsep dan kegunaan informasi tersebut, salah satunya adalah informasi akuntansi penuh (full accounting information). Konsep informasi akuntansi penuh perlu dipahami untuk memperoleh pengertian yang benar mengenai informasi tersebut sehingga dapat dibedakan dengan konsep informasi yang lain. Pemahaman konsep informasi akuntansi penuh merupakan dasar untuk mempelajari pemanfaatan informasi akuntansi tersebut dan perekayasaannya. Informasi akuntansi penuh mencakup seluruh informasi aktiva, pendapatan atau biaya (Mulyadi, 2001 : 48). Informasi akuntansi penuh yang berisi informasi masa lalu bermanfaat untuk pelaporan informasi keuangan kepada manajemen puncak dan pihak luar perusahaan, analisis kemampuan menghasilkan laba, pemberian jawaban atas pertanyaan berapa biaya yang telah dikeluarkan untuk sesuatu, dan penentuan harga jual dalam cost type contract. Sedangkan informasi akuntansi penuh yang berisi informasi masa mendatang bermanfaat untuk penyusunan program, penentuan harga jual normal, penentuan harga transfer, dan penentuan harga jual berdasarkan peraturan pemerintah. Untuk memenuhi kebutuhan manajemen,perekayasaan informasi akuntansi penuh memerlukan identifikasi aktiva, pendapatan, dan biaya langsung yang bersangkutan dengan obyek informasi tertentu dan pembebanan secara adil aktiva,



1



pendapatan, dan biaya tidak langsung kepada berbagai obyek informasi yang bersangkutan. Metode pembebanan yang digunakan, yaitu (a) pembebanan biaya tidak langsung untuk penyediaan informasi bagi pengambilan keputusan manajemen, (b) pembebanan biaya tidak langsung untuk pelaporan keuangan kepada pihak luar perusahaan. Berdasarkan uraian tersebut dapat diketahui bahwa informasi akuntansi penuh sebagai salah satu tipe informasi akuntansi manajemen dengan sebagai permasalahannya seperti konsep manfaat dan rekayasanya sangatlah penting untuk diketahui.setelah mengetahui konsep,karakteristik dan pengembangan manajemen.



1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana konsep informasi akuntansi penuh? 2. Apa manfaat informasi akuntansi penuh? 3. Bagaimana rekayasa terhadap informasi akuntansi penuh?



1.3 Tujuan Penulisan 1. Untuk mengetahui konsep akuntansi informasi penuh . 2. Untuk mengetahui manfaat informasi akuntansi penuh. 3. Untuk mengetahui rekayasa terhadap informasi akuntansi penuh.



2



BAB 2 PEMBAHASAN



A. KONSEP INFORMASI AKUNTANSI PENUH 1. Definisi Informasi Akuntansi Penuh a. Menurut Abdul Halim (2000 : 7-8) Informasi



akuntansi



penuh



adalah



suatu



informasi



yang



menyajikan mengenai pendapatan total, biaya total dan atau aktiva total baik pada masa itu maupun pada masa yang akan datang. b. Menurut Hariadi (2002 : 39-40) Informasi akuntansi penuh adalah informasi tentang semua biaya langsung dan tidak langsung, yang dibebankan pada objek biaya penuh. Informasi akuntansi biaya penuh terdiri atas informasi biaya masa lalu (historical cost) dan informasi biaya yang akan datanng (future cost). c. Menurut Mulyadi (2001 : 48) Informasi akuntansi penuh adalah seluruh aktiva, seluruh pendapatan yang diperoleh dan atau seluruh sumber yang dikorbankan suatu objek informasi. Berdasarkan konsep beberapa ahli diatas, dapat disimpulkan, bahwa Informasi Akuntansi Penuh adalah suatu informasi yang menyajikan tentang suatu objek informasi akuntansi (aktiva, pendapatan, dan atau biaya) baik pada masa lalu maupun masa yang akan datang.



2. Perbedaan Full Accounting Information, Full Cost, dan Full Costing. a. Full Accounting Information Terdiri dari unsur full assets, full revenues, dan atau full cost. b. Full Cost Merupakan total biaya yang bersangkutan dengan obyek informasi. Jika obyek informasi berupa produk, maka full cost merupakan total biaya yang bersangkutan dengan produk tersebut.



3



Full cost dipengaruhi oleh metode penentuan Harga Pokok Produk yang digunakan, berupa : -



Full Costing



Total Biaya produksi + Total biaya Non Produksi = ( Biaya Bahan Baku + Biaya Tenaga kerja Langsung + Biaya Overhead Tetap + Biaya Overhead Variabel ) + Biaya Administrasi & Umum + Biaya Pemasaran -



Variable Costing, merupakan salah satu metode penentuan biaya produk yang hanya membebankan biaya variabel.



(Total Biaya produksi Var + Total biaya Non Produksi Var ) +Tot.By.tetap = ( By.Bhn Baku + By.Tenaga kerja Langsung + By Overhead Variabel + By.Adm & umum Var. + By.pemasaran Var. ) + By. Tetap (By.overhead pabrik tetap + by.Adm & umum tetap + By. Pemasaran tetap ) -



Activity Based Costing, merupakan metode penentuan kos produk yang ditujukan untuk mengajukan informasi harga produk secara cermat bagi kepentingan manajemen dengan mengukur secara cermat konsumsi sumber daya dalam setiap aktivitas yang digunakan untuk menghasilkan produk. Terdapat 3 fase aktivitas pembuatan produk: fase desain dan pengembangan, fase produksi, dan fase dukungan logistik.



(By.Tahap desain & pengembangan) +( by tahap produksi) +(By dukungan logostik) = (By.desain+ By.pengujian produk) +(By. Facility sustaining activity cost + By.product sustaining activity cost + batch –related activity cost + unit level activity cost ) + ( By.iklan+ By.distribusi + By. Garansi produk )



c. Full Costing



4



Merupakan salah satu metode penentuan harga pokok produksi yang membebankan seluruh biaya produksi sebagai harga pokok produksi, baik biaya variabel maupun tetap.



Perbedaan unsur biaya produk dalam pendekatan Full costing, Variable costing, dan Activity based costing. Full Costing Biaya Produksi



Variable Costing By. Variabel



Activity-Based Costing Unit-level activity Batch –related activity cost Product-sustaining activity cost



By. Adm & umum



By. Pemasaran 



By. Tetap



Facility-sustaining activity cost



Full cost dan Variable cost, merupakan metode penentuan kost produk konvensional, yang dirancang berdasarkan kondisi teknologi masa lalu. Activity based costing, mempergunakan teknologi informasi dalam proses pengolahan produk dan pengolahan informasi keuangan.







Perbedaan Conventional Method dengan Activity Based Costing Method. Tujuan



Conventional costing method Inventory Valuation



Activity Based Costing Product Costing



Lingkup



Tahap pruduksi



Tahap desain, produksi, dan dukungan logistik



Fokus



Biaya bahan baku, tenaga kerja langsung



tahap tahap



biaya Biaya overhead pabrik



Periode Teknologi Informasi Yang Digunakan



Periode akuntansi



Daur hidup produk



Metode manual



Komputer telekomunikasi



Rincian biaya setiap jenis aktivitas desain, produksi distribusi produk dalam lingkungan manufaktur maju adalah sebagai berikut: 1. Unit level Activity Costs  Biaya ini dipengaruhi oleh jumlah unit produk  Biaya ini dibebankan kepada produk berdasarkan jumlah unit produk yang dihasilkan.



5



 Contoh : Biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya energi dan biaya bahan baku 2. Batch Related Activity Costs  Biaya ini berhubungan dengan jumlah batch produk yang diproduksi  Besar kecilnya biaya ini tergantung dari frekuensi order produksi yang diolah oleh fungsi produksi  Biaya ini tidak dipengaruhi oleh jumlah unit produk yang diproduksi dalam setiap order produksi  Contoh : biaya angkutan bahan baku dalam pabrik, biaya inspeksi, biaya order pembelian, biaya setup cost : merupakan biaya yang dikeluarkan untuk menyiapkan mesin dan ekuipmen sebelum suatu oerder produksi diproses. 3. Product Sustaining Activity cost  Biaya ini berhubungan dengan penelitian dan pengembangan produk tertentu dan biaya-biaya untuk mempertahankan produk agar tetap dipasarkan.  Biaya ini tidak terpengaruh oleh jumlah unit produk yang diproduksi dan jumlah batch produksi yang dilaksanakan oleh divisi penjual.  Biaya ini dibebankan kepada produk berdasarkan taksiran jumlah unit produk tertentu yang akan dihasilkan selama umur produk tersebut (Product Life Cycle)  Contoh: biaya desain produk, desain proses pengolahan produk , pengujian produk. 4. Facility Sustaining Activity Costs  Biaya ini berhubungan dengan dengan kegiatan untuk mempertahankan kapasitas yang dimiliki oleh perusahaan.  Biaya ini dibebankan kepada produk atas dasar taksiran unit produk yang dihasilakan pada kapasitas normal divisi penjual. Contoh : Biaya depresiasi dan amortisasi, biaya asuransi, biaya gaji.



B. MANFAAT INFORMASI AKUNTANSI PENUH Manfaat informasi akuntansi penuh adalah untuk memenuhi kebutuhan manajemen akan suatu informasi akuntansi yang akan disajikan secara relevan dengan prinsip Different Accounting Information for Different Purposes (harus digunakan bilamana akuntansi manajemen menyediakan informasi akuntansi untuk manajemen). Informasi akuntansi penuh memiliki berbagai manfaat yang dapat membantu manajemen dalam pengambilan keputusan manajerialnya, terutama dalam hal pemenuhan informasi akuntansi secara keseluruhan dalam hal



6



aktiva, pendapatan, dan biaya. Berikut manfaat informasi akuntansi penuh menurut beberapa ahli. Menurut Hariadi (2002 : 42), manfaat akuntansi penuh adalah : 



Menghitung harga pokok produksi dan persediaan yang teliti untuk disajikan dalam laporan keuangan yang ditunjukkan pada pihak ekstern perusahaan.







Untuk membantu manajemen dalam menjalankan fungsi perencanaan dan pengendalian.







Untuk membantu manajemen dalam menjalankan fungsi pengambilan keputusan. Menurut Mahfudz (2002 : 26), manfaat akuntansi penuh adalah sebagai catatan keseluruhan akuntansi yang diringkas dalam laporan keuangan akuntansi yang dapat membantu mengulang kembali transaksi yang sudah berjalan dan bisa digunakan sebagai dasar keputusan manajemen.



Manfaat informasi akuntansi penuh menurut Mulyadi (2001 : 56), sebagai berikut : 1. Pelaporan Keuangan 2. Analisis kemampuan menghasilkan laba (profitability analysis) 3. Jawaban atas pertanyaan “Berapa biaya yang telah dikeluarkan untuk sesuatu?” 4. Penentuan harga jual dalam cost type contract 5. Penentuan harga jual normal 6. Penentuan harga jual transfer 7. Penentuan harga jual yang diatur dengan peraturan pemerintah 8. Penyusunan program 1. Pelaporan Keuangan Pelaporan keuangan dibagi menjadi 2 yaitu pelaporan untuk pihak luar dan pelaporan keuangan kepada menejemen puncak perusahaan.  Pelaporan keuangan bagi pihak luar perusahaan (investor, stakeholder) terikat PABU (Prinsip Akuntansi Berterima Umum). Berikut



7



merupakan gambar yang menunjukkan pendapatan penuh dan biaya penuh yang disajikan dalam laporan laba rugi untuk pihak luar perusahaan. Pendapatan penjualan



Rp 10.000.000



HPP



Rp 5.500.000



Laba bruto



Rp 4.500.000



Biaya usaha



Rp 2.000.000



(contoh: biaya tenaga kerja, biaya bahan baku, BOP) Laba bersih usaha



Rp 1.500.000



Pendapatan dan biaya di luar usaha



Rp



500.000



(pendapatan di luar usaha, contohnya pendapatan bunga. Beban di luar usaha, contohnya beban bunga) Laba bersih sebelum pajak



Rp 1.000.000



 Pelaporan keuangan bagi pihak dalam perusahaan (menejemen puncak) tidak terikat PABU (Prinsip Akuntansi Berterima Umum). Pendapatan Penuh dan Biaya Penuh Divisi (Dengan Pendekatan Full Costing) yang disajikan dengan Laporan Laba-Rugi untuk Menejemen Puncak



8



Pendapatan penjualan kepada pihak luar



Rp 10.000.000



Pendapatan penjualan antar divisi



Rp 2.500.000



Pendapatan penuh



Rp 12.500.000



Biaya langsung divisi: Biaya produksi



Rp 5.000.000



(contoh: biaya tenaga kerja, biaya bahan baku, BOP) Biaya adm dan umum



Rp 1.000.000



(contoh: biaya gaji direksi, biaya telepon, biaya sumbangan) Biaya pemasaran



Rp 2.500.000



(contoh: biaya pembungkusan dan pengiriman, biaya angkutan) Rp 8.500.000 Alokasi biaya kantor pusat



Rp 1.000.000



Biaya penuh



Rp 9.500.000



Laba bersih divisi



Rp 3.000.000



Pendapatan Penuh dan Biaya Penuh (dengan Pendekatan Variabel Costing) yang disajikan dalam laporan Laba-Rugi untuk Menejemen Puncak ( Mulyadi, 2001 : 55-57)



9



Pendapatan penjualan kepada pihak luar



Rp 10.000.000



Pendapatan penjualan antar divisi



Rp 2.500.000



Pendapatan penuh



Rp 12.500.000



Biaya Variabel : Biaya produksi variabel



Rp 4.000.000



Biaya adm dan umum



Rp



Biaya pemasaran variabel



Rp 1.500.000



500.000



Total biaya variabel



Rp 6.000.000



Laba kontribusi



Rp 6.500.000



Biaya Tetap : Biaya produksi tetap



Rp 1.000.000



Biaya adm dan umum tetap



Rp 500.000



Biaya pemasaran tetap



Rp 1.000.000



Alokasi biaya kantor pusat



Rp 1.000.000



Total biaya tetap



Rp 3.500.000



Laba bersih divisi



Rp 3.000.000



Contoh penjualan antar divisi : Indofood, mengimpor tepung terigu, dan menjadi bahan baku produk Perusahaan “Super Mie” di group perusahaan yang sama. Contoh biaya produksi variabel: biaya bahan mentah, upah tenaga kerja, bahan pembantu. Contoh



biaya



pemasaran



variabel:



biaya



promosi,



biaya



pembungkusan. Contoh biaya produksi tetap: biaya sewa gudang Contoh biaya adm dan umum tetap: gaji direksi, gaji bagian akuntansi Biaya pemasaran tetap: biaya pemasaran



10



2. Analisis kemampuan menghasilkan laba (profitability analysis) Analisis kemampuan menghasilkan laba dapat diterapkan dalam berbagai objek informasi yaitu: produk keluarga (product line), aktivitas atau unit organisasi. Analisis kemampuan menghasilkan laba ditujukan untuk mendeteksi penyebab timbulnya laba atau rugi yang dihasilkan oleh suatu objek informasi dalam periode akuntansi tertentu. (Mulyadi 1997: 59) Dalam perusahaan yang menghasilkan berbagai macam produk (product diversification) menejemen memadukan informasi akuntansi penuh untuk memungkinkan menejemen melakukan analisis kemampuan setiap produk dalam menghasilkan laba (product profitability analysis). Contoh: Menejer pemasaran PT Gumilang memerlukan informasi untuk memahami kemampuan 3 macam produknya dalam menghasilkan laba. Dari hasil analisis ini diharapkan menejer tersebut mampu memahami sumber yang menyebabkan timbulnya laba atau rugi yang dihasilkan oleh setiap produk yang diproduksi dan dipasarkan oleh perusahaan. Laporan rugi laba menurut PT Gumilang untuk tengah tahun pertama tahun 2012 disajikan di bawah ini: Keterangan



Produk A



Produk B



Produk C



Total



Pendapatan penjualan



Rp 10.000



Rp 20.000



Rp 30.000



Rp 60.000



Rp 2.000



Rp 1.000



Rp 5.000



Rp 4.000



Rp 9.000



Rp 14.000



Rp 3.000



Rp 6.000



Rp 9.500



Rp 5.000



Rp 2.000



Rp 7.600



Biaya penuh untuk: Desain



&



pengembangan Rp 1.500



produk Biaya produksi : Facility – sustaining activity Rp 1.000 cost Product - sustaining activity Rp 500 cost Batch – related activity cost



Rp 600



11



Unit – level activity cost



Rp 4.200



Rp 6.800



Rp10. 500



Rp 21.500



Dukungan logistik



Rp 800



Rp 1.200



Rp 500



Rp 2.500



Rp 22.000



Rp 29.000



Rp 55.100



Jumlah



biaya



aktivitas Rp 8.600



(activity) Laba (rugi) per produk



Rp 1.400



(Rp 2.000) Rp 1.000



Rp 400



Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa produk B mengalami kerugian sebesar Rp 2.000. oleh karena itu perlu dilakukan evaluasi tentang produk tersebut. Dari analisis kemampuan menghasilkan laba menurut produk yang terlihat pada tabel di atas, menejemen akan dapat memperoleh informasi sumber-sumber penyebab timbulnya laba atau rugi dari tiap-tiap produk yang diproduksi perusahaan. Pada gambar tersebut, biaya penuh masingmasing produk digolongkan menurut 4 kelompok aktivitas yaitu aktivitas mempertahankan fasilitas, aktivitas mempertahankan produk, aktivitas yang bersangkutan dengan unit yang dihasilkan sehingga dalam penyajian biaya seperti ini menejemen akan dengan mudah memperoleh informasi



konsumsi



sumber



daya



oleh



setiap



aktivitas



untuk



memproduksi dan memasarkan produk. Berdasarkan informasi biaya menurut



aktivitas



ini



menejemen



berada



dalam



posisi



dapat



mengendalikan berbagai aktivitas pokok perusahaan. Untuk mengukur kemampuan menghasilkan laba suatu perusahaan atau suatu pusat laba dalam perusahaan biasanya digunakan alat pengukur yaitu : Kembalian Investasi Return on Investment (ROI) atau Residual Income (RI). Kembalian Investasi : Residual Income (RI) : Laba bersih – beban modal Residual income (RI) dihitung dengan mengurangi laba bersih dengan beban modal (capital charge) seperti terlihat dalam perhitungan berikut ini :



12



Pendapatan penuh



Rp xx



Biaya penuh



Rp xx



Laba bersih



Rp xx



Beban modal= y % x aktiva penuh



Rp xx



Residual Income



Rp xx



Contoh 2: Divisi Produk Konsumen merupakan salah satu divisi dari 3 divisi yang dimiliki oleh PT Adi Jaya. Aktiva penuh divisi tersebut pada tanggal 31 Januari 2012 adalah Rp 4.000.000.000. beban modal atas investasi dalam aktiva tersebut sebesar 20%. Pendapatan penuh yang diperoleh divisi tersebut dalam tahun 2012 adalah 3.600.000.000, sedangkan biaya penuh yang dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan tersebut adalah Rp 2.400.000.000. kemampuan divisi produk konsumen diukur dengan cara menghitung tarif kembalian investasi atau residual income sebagai berikut : Tarif kembalian investasi =



= 30%



Residual Income : Pendapatan penuh



Rp 3.600.000.000



Biaya penuh



Rp 2.400.000.000



Laba bersih



Rp 1.200.000.000



Beban modal = 20% x Rp 4.000.000.000 =



Rp



800. 000.000



Residual Income



Rp



400.000.000



Faktor yang mempengaruhi penggunaan RI sebagai alat analisis kemampuan menghasilkan laba divisi adalah : 



Konsep laba yang digunakan







Komponen untuk menghitung laba







Komponen aktiva yang diperhitungkan dalam Investment Base







Penilaian aktiva



13



Terdapat 4 pengertian laba yang tersedia untuk mengukur laba divisi sebagai berikut:  Laba kontribusi divisi (division contribution margin)  Laba terendah divisi (division contollable profit)  Laba langsung divisi (division direct profit)  Laba bersih divisi (division net profit) Dari keempat konsep laba tersebut, konsep laba bersih divisi adalah yang paling cocok digunakan untuk kepentingan pengukuran kemampuan menghasilkan laba divisi karena di dalamnya telah diperhitungkan informasi biaya penuh, sehingga mencerminkan untuk semua faktor penentu kemampuan menghasilkan laba divisi. Dalam perhitungan kembalian investasi sebagai pengukuran kemampuan menghasilkan laba divisi perlu di pilih komponen aktiva yang di masukkan ke dalam investasi. Ada 2 kriteria yang dapat di gunakan sebagai pedoman dalam pemilihan tersebut :(1) Aktiva tersebut di gunakan secara langsung untuk memperoleh pendapat divisi,(2) Aktiva tersebut di bawah pengendalian manajer divisi. Atas dasar kriteria tersebut manajemen puncak dapat mengambil keputusan mengenai komponen aktiva yang di masukkan sebagai investasi suatu divisi berikut ini : 1. Kas,piutang dagang,persediaan,dan aktiva tetap yang di gunakan Langsung oleh devisi. 2. Aktiva divisi yang berasal dari sumber yang tidak memrlukan biaya. 3. Divisi tidak dapat dibebani dengan sebagian aktiva kantor pusat. 4. Aktiva divisi yang tidak di gunakan secara langsung untuk memporeh Pendapatan divisi harus di keluarkan dari perhitungan investasi divisi.



14



5. Aktiva yang menganggur dalam suatu divisi, namun masih dapat dimanfaatkan usaha divisi lain. 3. Jawaban atas pertanyaan “Berapa biaya yang telah dikeluarkan untuk sesuatu?” Menejemen secara rutin memerlukan informasi biaya yang telah dikeluarkan oleh perusahaan untuk suatu objek biaya seperti produk, keluarga produk, jasa, aktivitas, pusat biaya, atau perusahaan secara keseluruhan. Pertanyaan “berapa biaya yang telah dikeluarkan untuk sesuatu?” dapat dijawab dengan menyajikan informasi biaya penuh yang bersangkutan dengan objek biaya. Biaya penuh yang telah dikeluarkan untuk sesuatu berperan bagi menejemen dalam: a.



Evaluasi konsumsi sumber daya yang dikorbankan untuk sesuatu



b.



Penyediaan informasi untuk memungkinkan menejemen melihat struktur biaya perusahaan pesaing



yang digunakan untuk



menghasilkan produk dan jasa. c.



Pengambilan keputusan membeli atau membuat sendiri



d.



Penentuan harga jual produk atau jasa



e.



Menghindari atau menghilangkan keborosan



f.



Memperbaiki tingkat kemampuan produk



g.



Penyedia



informasi



bagi



menejemen



untuk



perencanaan,



pengendalian, dan pengambilan keputusan h.



Cost reimbursement



i.



Inventory Costing



4. Evaluasi Konsumsi Sumber Daya Sesuatu dapat produk, jasa, atau aktivitas. Jika menejemen telah merencanakan sesuatu, misalnya pembuatan produk, penyerahan jasa, atau pelaksanaan suatu aktivitas, maka setelah pekerjaan pembuatan produk, penyerahan jasa, dan pelaksanaan aktivitas tersebut terlaksana, ia



15



memerlukan informasi berapa sumber daya yang telah dikorbankan untuk pelaksanaan produk jasa, atau aktivitas tersebut. Informasi ini diperlukan untuk



memungkinkan



menejmen



melakukan



evaluasi



terhadap



pelaksanaan rencana yang telah dibuatnya.



Contoh : Misalkan produk x merupakan objek informasi. Untuk menjawab pertanyaan “berapa biaya yang telah dikeluarkan produk x?” informasi biaya penuh (full cost) yang bersangkutan dengan produk x, yang dihitung dengan pendekatan full costing disajikan pada gambar berikut: Biaya produksi Biaya produksi langsung



Rp 1.000.000



(contoh: biaya tenaga kerja, biaya bahan baku) Bagian yang adil biaya produksi tidak langsung yang menjadi beban produk x



Rp



600.000



(contoh: BOP) Total biaya produksi produk x



Rp 1.600.000



Biaya non produksi: Biaya non produksi langsung: Biaya administrasi dan umum langsung



Rp 50.000



(contoh: biaya telepon listrik) Biaya pemasaran langsung



Rp 75.000



(contoh: biaya iklan, biaya promosi) Biaya non produksi tidak langsung



Rp 125.000



(contoh: beban bunga)



Biaya non produksi tidak langsung : Bagian yang adil biaya adm dan umum yang menjadi beban produk x



Rp 100.000



Bagian yang biaya pemasaran yang



16



menjadi beban produk x



Rp 175.000 Rp 275.000



Total biaya non produksi Produk x



Rp



450.000



Biaya penuh produk x



Rp 2.050.000



Jika pendekatan variable costing di gunakan sebagai dasar untuk menghitung biaya produk tertentu,biaya penuh (full cost) dihitung seperti di sajikan dalam contoh berikut ini : Contoh : Misalkan produk



y merupakan objek informasi. Full cost yang



bersangkutan dengan produk y yang di hitung dengan pendekatan variable cost di sajikan pada gambar : (angka rupiah dalam Ribuan) Biaya Variable : Biaya produksi variable



Rp 1.000.000



(contoh: biaya bahan mentah, upah tenaga kerja produksi) Biaya non produksi variabel: Biaya administrasi & umum variable Rp 200.000 (contoh: biaya komunikasi seperti telepon) Biaya pemasaran variable



Rp 300.000



(contoh: biaya promosi penjualan) Total biaya nonproduksi variable



Rp 500.000



Total biaya variable produk y



Rp 1.500.000



Biaya tetap langsung : Biaya produksi tetap Biaya nonproduksi tetap langsung: Biaya administrasi & umum tetap langsung Rp 120.000 (contoh: beban gaji bagian akuntansi) Biaya pemasaran tetap langsung



Rp 75.000



(contoh: beban angkut penjualan) Biaya tetap langsung produk y



Rp 195.000



17



Biaya tetap tidak langsung Bagian yang adil biaya administrasi & umum tetap



Rp 150.000



Bagian yang adil biaya pemasaran tetap



Rp 100.000



Biaya tetap tidak langsung yang menjadi beban produk y



Rp 250.000



Total biaya tetap yang menjadadi beban produk y



Rp 345.000



Biaya penuh produk y



Rp 1.845.000



Jika pendekatan activity-based costing di gunakan sebagai dasar untuk menghitung biaya produk tertentu, biaya penuh (full cost) di hitung seperti di sajikan dalam contoh berikut ini : Contoh : Misalkan produk y merupakan objek informasi .full cost yang bersangkutan dengan produk y,yang di hitung dengan pendekatan activity based costing di sajikan bebagai berikut : (Angka rupiah dalam jutaan) Biaya desain dan pengembangan : Biaya desain



Rp



400



Biaya pengujian produk



Rp 1.100 Rp 1.500



Biaya produksi : Unit-level activity costs



Rp 4.200



Batch-related activity costs



Rp



600



Product-sustaining activity costs



Rp



500



Facility-sustaining activity cost



Rp 1.000



Total biaya produksi



Rp 6.300



Biaya pendukung logistilk: Biaya iklan



Rp 100



Biaya distribusi



Rp 200



18



Biaya garansi produk



Rp 150



Biaya administrasi dan umum



Rp 350



Total biaya pendukung logistik Biaya penuh produk y



Rp



800



Rp 8.600



Jika objek informasi berupa divisi suatu perusahaan.Untuk Menjawab pertanyaan berapa biaya suatu divisi yang di keluarkan pada masa yang lalu,informasi biaya yang perlu di sajikan meliputi unsur biaya seperti di bawah ini : a.Biaya langsung Divisi x



Rp xx



b.Bagian yang adil biaya tidak langsung yang di bebankan oleh divisi lain kepada Divisi x



xx



c.Bagian yang adil biaya tidak langsung yang di bebankan oleh kantor pusat kepada Divisi x



xx



Biaya penuh Divisi x



Rp xx



5. Struktur biaya perusahaan pesaing Informasi biaya penuh yang telah dikeluarkan untuk sesuatu diperlukan oleh menejemen untuk membandingkan efisiensi produk sesuatu tersebut dengan efisiensi produksi yang dilakukan oleh produsen lain. Tanpa memiliki informasi biaya penuh yang secara cermat mencerminkan segala aktivitas untuk memproduksi dan memasarkan produknya dan menejemen perusahaan akan memenuhi kesulitan di dalam memahami tindakan para pesaingnya. Contohnya dengan informasi biaya penuh yang dimiliki oleh perusahaan mie sedaap, perusahaan mie sedaap dapat membandingkan apakah produksinya dapat lebih efisien daripada perusahaan indomie atau tidak. Maka selanjutnya perusahaan mie sedaap akan dapat mengambil keputusan terkait hal tersebut.



6. Pengambilan keputusan membeli atau membuat sendiri



19



Keputusan membeli atau menghemat sendiri yang dilakukan oleh menejemen dipicu oleh penghematan biaya dengan membuat sendiri atau penghematan biaya dengan membeli dari pemasok luar. Jika harga beli komponen tersebut dari pemasok luar lebih rendah daripada biaya penuh yang telah dikeluarkan untuk memproduksi komponen produk tersebut maka penghematan itu yang memicu pertimbangan membeli atau membuat sendiri. Daripada harga beli komponen tersebut dari pemasok luar, maka penghematan ini harus diukur apakah sebanding dengan investasi yang dilakukan untuk fasilitas produksi tambahan dalam memproduksi komponen produk tersebut. Contohnya dengan informasi akuntansi penuh, perusahaan pakaian akan dapat memutuskan apakah akan membuat kain sendiri atau akan membeli dari kain dari perusahaan lain. Jika dari informasi akuntansi penuh ternya membuat kain sendiri membutuhkan biaya lebih besar daripada membeli kain dari perusahaan lain, maka perusahaan pakaian tersebut akan lebih memilih untuk membeli kain dari perusahaan lain.



7. Penentuan harga jual produk atau jasa Dalam era kompetisi yang semakin tajam, perusahaan-perusahaan mengubah



strategi



pemasarannya



dengan



meletakkan



kepuasan



konsumen sebagai prioritas utama dalam mengarahkan kegiatan bisnis mereka. Perusahaan harus mampu mengembangkan untuk produk atau jasa yang bermutu dengan harga yang rendah untuk dapat tetap bertahan di pasar. Dalam situasi seperti ini, harga jual harus ditentukan berdasarkan informasi biaya penuh produk atau jasa yang harus dihitung secara formal. Contohnya dengan informasi akuntansi penuh, sebuah perusahaan air minum akan dapat mengetahui jumlah total beban untuk memproduksi air minum tersebut. Dengan mengetahui jumlah total beban yang dikeluarkan untuk memproduksi air minum tersebut, maka perusahaan akan dapat menentukan berapa harga jual air minum setelah total beban itu ditambah dengan laba yang diinginkan perusahaan.



20



8. Biaya aktivitas bukan penambah nilai Dengan semakin rendahnya konsumen memperoleh informasi mengenai mutu, harga, dan kinerja, produk dan jasa yang mereka perlukan maka konsumen hanya memilih produk-produk yang sesuai dengan kebutuhan mereka dengan harga yang terendah diantara harga berbagai produk atau jasa yang ditawarkan oleh para produsen di pasar. Keadaan ini memaksa para produsen hanya membebani konsumen mereka dengan harga produk atau jasa yang benar-benar wajar. Agar ini terjamin maka produsen harus senantiasa melakukan penyempurnaan aktivitas



secara



bersinambungan



(continual



improvement)



yang



digunakan untuk menghasilkan produk atau jasa. Pengumpulan informasi biaya penuh masa lalu ditujukan untuk memberikan kemudahan dalam menghasilkan produk atau jasa. Pengelolaan aktivitas memerlukan perencanaan penghilangan dan pengurangan aktivitas bukan penambah nilai dan pemilihan serta pembagian aktivitas penambah nilai. Menejemen memerlukan hasil pelaksanaan pengelolaan aktivitas berupa biaya aktivitas penambah dan bukan penambah nilai, sehingga mereka memperoleh umpan balik pengurangan biaya yang diperoleh dari pelaksanaan program pengelolaan aktivitas. Umpan balik ini bermanfaat untuk pengambilan keputusan strategis, seperti penentuan harga jual produk dan keputusan membeli atau membuat sendiri. Informasi biaya penambah dan bukan penambah nilai dihasilkan oleh activity based responsibility accounting system.



9. Biaya daur hidup produk atau jasa (product life cycle) Umumnya



akuntansi



biaya



tradisional



hanya



menyediakan



informasi biaya yang bersangkutan dengan produk yang diproduksi dalam periode akuntansi tertentu. Untuk memproduksi produk diperlukan



21



biaya riset dan pengembangan, biaya tes produksi dan pemasaran, biaya perancangan kembali bilamana pasar menghendaki perubahan desain dan biaya-biaya lain untuk mempertahankan suatu produk agar tetap diperlukan oleh konsumen. Biaya-biaya tersebut dipengaruhi oleh taksiran jumlah produk yang akan dihasilkan selain daur hidup produk. Pengumpulan informasi biaya penuh masa lalu yang berhubungan dengan produk tertentu selama jangka waktu daur hidup produk akan dapat memberikan kesempatan kepada menejemen untuk memperbaiki kemampuan produk dalam menghasilkan laba.



10. Biaya mutu (quality cost) Menejemen memerlukan informasi biaya penuh yang dikaitkan dengan berbagai aktivitas untuk mempertahankan dan memperbaiki mutu produk atau jasa sesuai dengan mutu yang diharapkan oleh konsumen. Mutu dibagi menjadi 2 konsep : 1. Mutu desain : fungsi spesifikasi produk 2. Mutu kesesuaian : ukuran seberapa jauh suatu produk mmenuhi persamaan atau spesifikasi mutu yang telah ditetapkan. Biaya mutu adalah biaya yang bersangkutan dengan penciptaan , pengidentifikasian, perbaikan, dan pencegahan produk cacat. Biaya mutu dibagi menjadi 4 kelompok: 1. Biaya pencegahan adalah biaya yang telah dikeluarkan untuk mencegah produk cacat yang dihasilkan 2. Biaya penilaian adalah biaya yang telah dikeluarkan untuk menentukan apakah produk atau jasa sesuai dengan persyaratan mutu yang telah ditetapkan 3. Biaya kegagalan intern adalah biaya yang telah dikeluarkan karena terjadinya ketidaksesuaian produk dengan spesifikasi mutu yang telah ditetapkan namun sudah dapat dideteksi sebelum produk dikirim konsumen.



22



4. Biaya kegagalan ekstern adalah biaya yang telah dikeluarkan karena terjadinya ketidaksesuaian produk dengan spesifikasi mutu yang telah ditetapkan namun baru dapat didetekdi setelah produk sampai di tangan konsumen. Dengan menyajikan informasi mengenai biaya penuh yang berkaitan dengan mutu produk atau jasa, menejemen memiliki kesempatan untuk menyusun program yang lebih baik dalam perbaikan mutu produk jasa yang dijual kepada konsumen.



11. Cost reimbursement Informasi jumlah biaya yang telah dikeluarkan untuk membiayai kegiatan produksi produk tertentu, penyerahan jasa, atau pelaksanaan suatu aktivitas diperlukan oleh menjemen untuk dasar permintaan penggantian (reimbursement) atas biaya yang telah dikeluarkan. Dalam cost type contract misalnya : menejemen memerlukan informasi biaya penuh yang telah dikeluarkan di masa yang lalu untuk produk jasa atau aktiva tertentu untuk meminta penggantian biaya (cost reimbursement) dari pemilik proyek.



12. Inventory Costing Untuk pertanggungjawaban keuangan kepada investor dari pihak luar perusahaan yang lain, menejemen secara periodik memerlukan informasi biaya untuk menghitung harga pokok persediaan, produk yang masih dalam proses dan persediaan produk jadi yang masih ada di gudang pada akhir periode. (Mulyadi, 2001: 65-77)



13. Penentuan harga jual dalam cost-type contract Cost type contrac adalah kontrak pembuatan produk atau jasa.yang pihak pembeli setuju untuk membeli produk atau jasa pada harga yang di dasarkan pada total biaya yang sesungguhnya di keluarkan oleh produsen



23



yang di tambah dengan laba yang di hitung sebesar presentase tertentu dari total biay sesungguhnya tersebut.(Mulyadi, 2001 :77). Biaya penuh sesungguhnya



Rp 1.000.000



Laba 10% x Rp 1.000.000



Rp



Harga yang harus dibeli oleh pembeli



Rp 1.100.000



100.000



14. Penyusunan program Penyusunan program adalah : proses pengambilan keputusan mengenai program-program yang akan di laksanakan oleh organisasi dan penaksiran junlah sumber daya yang akan di laksanak kepada setiap program tersebut.(mulyadi 2001 : 78) Pemilihan program yang akan di laksanakan pada program di masa yang akan datang sebagian di dasarkan atas informasi akuntansi penuh masa yang kan datang,yang terdiri dari aktiva penuh,pendapatan penuh dan atau biaya penuh penentuan.



15. Penentuan harga jual normal Harga jual suatu produk terbentuk di pasar sebagai interaksi antara jumlah permintaan dan penawaran di pasar.Namun manajemen puncak memerlukan informasi biaya penuh untuk memperhitungkan konsekuensi laba dari setiap alternative harga jual pasar .oleh karena itu ,dalam keadaan normal manajer puncak harus memperoleh jaminan bahwa harga jual produk atau jasa tersebut dan dapat menghasiklkan laba wajar. Untuk dapat menutup biaya penuh suatu produk atau jasa penentuan harga jual dalam keaddaan normal memerlukan biaya penuh dan aktiva penuh masa yang akan datang sebagai dasar rumusnya dalam pendekatan full costing,yaitu : Harga jual = Biaya produksi+ biaya non produksi+laba yang diharapkan Atau Harga jual



=



Biaya produksi + mark up



24



Markup



=



Biaya nonproduksi + laba yang di harapkan Biaya produksi



Markup



=



Biaya produksi + (y%x aktiva penuh) Biaya produksi



Contoh: Untuk menepatkan harga jual produknya dalam tahun anggaran 19X2, PT x mengumpulkan informasi akuntansi penuh berikut ini :Taksiran biaya produksi untuk kapasitas produksi per tahun 5.000 unit di sajikan pada gambar ,total aktiva menurut neraca awal tahun anggaran adalah Rp 4.800.000 dan laba yang di harapkan dari investasi dalam aktiva tersebut adalah 25%. Harga jual produk untuk tahun anggaran 19X2 di hitung sebagai berikut : Mark Up = biaya nonproduksi-laba yang di harapkan Biaya produksi 1.050.000-(25% X 4.800.000) = 2.250.000 =50% 4.500.000



4500.000



Harga jual = Biaya produksi per unit + Mark Up =Rp 900 + (50% X Rp 900) =Rp 1.350 per unit Per Unit



Total



Biaya bahan baku



Rp 300



Rp 1.500.000



Biaya tenaga kerja



Rp 150



Rp 750.000



Biaya overhead pabrik variable



Rp 200



Rp 1.000.000



Biaya overhead pabrik tetap



Rp 250



Rp 1.250.000



Rp 900



Rp 4.500.000



Biaya produksi :



Total biaya produksi



Biaya non produksi : Biaya administrasi dan variable umum Rp 75



Rp 375.000



Biaya pemasaran variable



Rp 80



Rp 400.000



Biaya administrasi dan umum tetap



Rp 25



Rp 125.000



25



Biaya pemasaran tetap



Rp 30



Rp 150.000



Rp 210



Rp 1.050.000



Rp 1.110



Rp 5.550.000



Biaya nonproduksi Biay penuh



Dengan harga jual sebesar Rp 1.350 per unit memperoleh



kembalian



investasi



yang



tersebut perusahaan dapat



diharapkan



dapat



dilihat



pada



penghitungan berikut ini. Jika pendekatan variabel costung digunakan dalam penentuan harga pokok produksi, pada prinsipnya rumus penentuan harga jual adalah sebagai berikut: Harga jual = biaya variabel+biaya tetap+laba yang diharapkan Jika rumus tersebut dinyatakan dengan cara lain, harga jual sama dengan biaya variabel ditambah mark up (yang besarnya sama dengan biaya tetap ditambah dengan laba yang diharapkan). Laba yang diharapkan ditentukan dalam bentuk presentase dari investasi (aktiva penuh). Berikut disajikan laporan laba rugi suatu perusahaan manufaktur yang menggunakan pendekatan variabel costing dalam penentuan harga pokok produksi Hasil penjualan



Rp 1.350 x 5.000



Harga pokok penjualan



Rp



900 x 5.000



Laba bruto



Rp 6.750.000 4.500.000



Rp 2.250.000



Biaya Nonproduksi



Rp 210 x 5.000



Laba bersih



Rp 1.050.000



Rp 1.200.000



Kembalian investasi



Rp 1.200.000 : Rp 4.800.000



25%



Bukti perhitungan harga jual yang menghasilkan kembalian investasi seperti yang di harapkan Rumus dalam pendekatan variable costing : Harga jual = biaya variable + biaya tetap + laba yang di harapkan Atau



26



Harga jual = biaya variable + markup Markup = biaya tetap +laba yang di harapkan Biaya variabel Markup = biaya tetap +(y% x Aktiva penuh ) Biaya variable Contoh : Berdasarkan contoh sebelumnya jika harga jual di tentukan dengan pendekatan variable costing adalah : Mark up = biaya tetap + laba yang di harapkan Biaya variable = 1.525.000 + 1.200.000 4.025.000 = 67,7 % Harga jual = biaya variable per unit + mark up = 805 + (67,7% x 805) = 1.350 per unit Dengan harga jual sebesar Rp 1.350 per unit tersebut perusahaan dapat memperoleh kembalian investasi yang di harapkan. Hasil penjualan



Rp 1.350 x 5.000



Biaya variable



Rp



805 x 5.000



Laba kontribusi



Rp 6.750.000 4.025.000



Rp 2.725.000



Biaya tetap



1.525.000



Laba bersih



Rp 1.200.000



Kembalian inveslasi Rp 1.200.000 : Rp 4.800.000



25%



Bukti perhitungan harga jual yang menghasilkan kembalian investasi seperti yang di harapkan (Mulyadi,2001 :78-83)



27



16. Penentuan harga transfer Ada 2 macam pendekatan yang di gunakan untuk menentukan haraga transfer yaitu : a. Penentuan harga transfer atas dasar biaya (cost based transfer price) b. Penentuan harga transfer atas dasar harga pasar (market based transfer) Jika penentuan harga transfer di dasarkan atas biaya,maka biaya penuh masa yang akan datang di pakai sebagai dasar untuk menentukan harga produk atau jasa yang di transfer oleh pusat laba pembeli.(Mulyadi 2001 : 85)



17. Penentuan harga jual yang diatur dengan peraturan pemerintahan Informasi akuntansi penuh yang bermanfaat untuk penetapan harga jual produk atau jasa yang diatur dengan peraturan pemerintah terdiri dari biaya penuh masa yang akan datang yang akan dikeluarkan untuk menghasilkan produk atau jasa dan aktiva penuh yang akan digunakan untuk menghasilkan produk atau jasa tersebut.( Mulyadi 2001:85-87) Contoh : Misalnya untuk menghasilkan air diperlukan investasi sebesar Rp 2.000.000.000 untuk pembelian mesin dan ekuipmen serta modal kerja taksiran biaya produksi air adalah Rp 300 perliter pada volume produksi 50.000.000 liter air per tahun.Biaya non produksi (biaya pemasaran administrasi



&



umum)



diperkirakan



sebesar



Rp



1.1.000.000.000.Diputuskan laba wajar untuk perusahaan air tersebut adalah 20% dari investasinya.



28



Harga jual dihitung sebagai berikut : Persentase mark up = Biaya administrasi & umum



laba yang



Dan biaya pemasaran



+



diharapkan



Biaya produksi per unit



X volume produksi dalam unit



= Rp 1.100.000 +(20% x Rp 2.000.000.000) Rp 300



X 50.000.000 unit



=10% Harga jual air perliter dihitung sebagai berikut : Biaya produksi air perliter



Rp 300



Mark up 10%X Rp 300



30



Target harga jual per liter



Rp 330



Pada target harga jual tersebut perusahaan air bersih akan memperoleh laba sebesar Rp 400.000.000 per tahun (20% X Rp 2.000.000.000) seperti dibuktikan dengan perhitungan laba. Dalam penentuan harga jual tersebut diperlukan informasi akuntansi penuh masa yang akan datang, yang terdiri dari taksiran biaya penuh (biaya produksi penuh ditambah dengan taksiran biaya nonproduksi



berturut



turut



sebesar



Rp



15.000.000



dan



Rp



1.1.000.000.000) taksiran aktiva penuh yang dibutuhkan untuk memproduksi dan menjual produk air(Rp 2.000.000.000) Perusahaan Air Bersih X Laporan laba rugi yang Diproyeksikan tahun 19X1



Target hasil penjualan



50.000.000 x Rp 330



Rp 16.500.000.000



Taksiran biaya produksi



50.000.000 x Rp 330



15.000.000.000



Laba bruto



Rp 1.500.000.000



Biaya administrasi & umum



1.100.000.000



Laba bersih



Rp 400.000.000



Aktiva penuh



Rp



29



2.000.000.000



Kembalian aktiva yang digunakan



20 %



Kesimpulan Manfaat informasi akuntansitansi penuh : 1. Bahwa unsur informasi akuntansi penuh untuk kepentingan pelaporan kepada pihak luar perusahaaan adalah berbeda dengan unsur informasi akuntansi penuh untuk kepentingan pelaporan keuangan kepada pihak intern perusahaan. 2. Informasi



akuntansi



penuh



bermanfaa



pula



untuk



menganalisis



kemampuan perusahaan dalam menghasilakan laba.Karena bahwa perusahaan informasi akuntansi penuh dapat memberikan informasi tentang kondisi dan sumber laba atau rugi. 3. Biaya yang telah di keluarkan untuk sesuatu dapat di ketahui dengan informasi yang di peroleh dari biaya penuh yang sangat berperan bagai manajemen. 4. Antara pembeli dan penjual dapat di tentukan harga jual secara kontrak dengan memperoleh laba yang di harapkan. 5. Program di masa mendatang dapat dipilih dan di susun berdasarkan informasi akuntansi penuh. 6. Dalam penentuan harga jual normal dapat di gunakan pendekatan costing atau variable costing



namun tetap harus menggunakan informasi



akuntansi penuh masa yang akan datang khususnya biaya aktiva penuh dan aktiva penuh. 7. Harga produk berdasarkan kesepakatan dapat di transfer pada pusat penjual dan pembeli. 8. Peraturan pemerintah tentang harga jual dapat di ketahui di laksanakan.



C. REKAYASA INFORMASI AKUNTANSI PENUH Informasi akuntansi penuh dimanfaatkan oleh manajemen untuk pelaporan keuangan, pengukuran tingkat kemampuan produk atau unit organisasi dalam menghasilkan laba. Untuk memenuhi kebutuhan manajemen, perekayasaan



30



informasi akuntansi penuh memerlukan identifikasi aktiva pendapatan dan biaya langsung yang bersangkutan dengan objek informasi tertentu dan pembebanan secara adil aktiva, pendapatan, dan atau biaya yang tidak langsung kepada berbagai objek informasi yang bersangkutan. Perlu diadakan pembedaan istilah alokasi biaya (cost allocation) dengan pembebanan biaya (cost assigment) dalam perekayasaan informasi biaya penuh. Alokasi merupakan pembagian biaya tidak langsung kepada berbagai objek informasi atas satu dasar alokasi yang lebih bersifat sembarang. Alokasi biasanya ditujukan untuk menghasilkan informasi harga pokok persediaan. Untuk penentuan nilai persediaan (investasi valution) bagi kepentingan pelaporan keuangan kepada pihak luar perusahaan. Pembebanan biaya merupakan pembagian biaya tidaklangsung kepada berbagai objek informasi atas dasar hubungan sebab akibat. Metode pembebanan biaya yang digunakan untuk perekayasaan akuntansi penuh dapat dibagi menurut tujuan pemanfaatan informasi akuntansi penuh berikut ini : 1.



Pembebanan Biaya Tidak langsung untuk Penyediaaan Informasi bagi Pengambilan Keputusan Manajemen. Dalam perekayasaan informasi akuntansi penuh, biaya tidak langsung dibebankan kepada objek informasi untuk kebutuhan manajemen : A.



Analisis kemampuan produk atau jasa dalam menghasilkan laba dan penentuan harga jual. Manajemen memerlukan biaya penuh yang bersangkutan dengan produk atau jasa. a.



Pembebanan BOP dalam Lingkungan Manufaktur Tradisional. Akuntansi biaya tradisional membebankan BOP kepada produk



atas kuantitas produk yang diproduksi. Karakteristik pembebanan BOP dalam lingkungan manufaktur tradisional adalah sebagai berikut :  Pusat biaya yang dibentuk seringkali berupa agregasi berbagai kegiatan yang tidak homogen sehingga dasar pembebanan yang digunakan untuk membebankan BOP tidak mencerminkan konsumsi BOP tersebut.



31



 Dasar yang digunakan untuk membebankan BOP kepada produk dari pusat biaya produksi berkaitan dengan volume produk (dalam bentuk unti produk yang diproduksi jam tenaga kerja langsung atau jam mesin).  Pada umumnya 2 macam cara pembebanan BOP digunakan dalam lingkungan manufaktur tradisional = tarif tunggal untuk seluruh pabrik dan tarif per departemen.



Contoh : PT XDS memproduksi 2 macam produk F dan K melalui 2 departemen produksi. Berikut data yang dipakai : Produk F Unit yg diproduksi tiap tahun



Produk K



Total



30.000



150.000



Rp 75.000



Rp 375.000



Rp 450.000



Jam tenaga kerja langsung



30.000



150.000



180.000



Jam mesin



15.000



75.000



90.000



15



45



60



900



1.100



2.000



Biaya utama (BB & BTKL)



Production run Jam inspeksi



Data per Departemen Dep. X



Dep. Y



Total



Jam tenaga kerja langsung : Produk F



10.000



20.000



30.000



Produk K



100.000



50.000



150.000



110.000



70.000



180.000



Produk F



5.000



10.000



15.000



Produk K



50.000



25.000



75.000



55.000



35.000



90.000



Jumlah Jam mesin :



Jumlah



32



Biaya Overhead Pabrik : Setup costs



Rp 150.000



Rp 150.000



Rp 300.000



100.000



100.000



200.000



Biaya tenaga listrik



25.000



75.000



100.000



Biaya kesejahteraan karyawan



70.000



30.000



100.000



Rp 345.000



Rp 355.000



Rp 700.000



Biaya inspeksi



Jumlah



Data Penentuan harga pokok produk : Tarif BOP departemen X (345.000/110.000) = Rp 3,14/jam tenaga langsung Tarif BOP departemen Y (355.000/70.000) = Rp 5,07/jam mesin



Dengan menggunakan tarif tersebut dihasilkan perhitungan harga pokok produk berikut. Produk F Biaya utama



Rp 75.000/30.000



Rp 2,50



BOP



(Rp 7,78 x 15.000)/30.000



Biaya produksi/unit



3,89 6,39



Produk K Biaya utama



Rp 375.000/150.000



Rp 2,50



BOP



(Rp 7,78 x 75.000)/150.000



Biaya produksi/unit



3,89 6,39



(Perhitungan Biaya per Unit dengan Plant Wide Rate)



b.



Pembebanan BOP dalam Lingkungan Manufaktur Maju. Pembebanan BOP dalam lingkungan manufaktur maju memiliki



beberapa rancangan sebagai berikut :



33



- Hanya menggunakan jam kerja tenaga langsung atau biaya tenaga kerja langsung sebagai dasar untuk mengalokasi BOP dari pusat biaya kepada produk atau jasa. - Hanya dasar alokasi yang berkaitan dengan volume yang digunakan untuk mengalokasikan BOP dari pusat biaya kepada produk atau jasa. - Pusat biaya terlalu besar dan berisi mesin yang memiliki struktur BOP yang berbeda. Pembebanan BOP dalam lingkungan manufaktur maju juga menggunakan 2 tahap yang sering disebut Activity Based Costing, meliputi : 1. Pembebanan biaya tidak langsung untuk penyediaan informasi bagi pengambilan keputusan manajemen informasi biaya yang berjalan di dalam perusahaan untuk memenuhi kebutuhan manajemen dalam menjalankan perusahaan. 2. Pembebanan biaya yang terkumpul dalam cost pool ke produk yang dihasilkan dengan menggunakan cost driver. Karakteristik pembebanan BOP dalam lingkungan manufaktur maju adalah sebagi berikut :  Cost pool yang dibentuk harus terdiri dari aktivitasyang homogen dan dicari cost driver yang mencerminkan konsumsi biaya yang dikumpulkan dalam cost pool tersebut oleh cost pool yang lain.  Dasar yang digunakan untuk membebankan BOP kepada produk disebut cost driver yang mencerminkan faktor yang menyebabkan konstunsi biaya untuk produk. Contoh : Berdasarkan data dari Departemen X dan Y, terdapat 4 jenis cost driver yang berlainan. Biaya persiapan produksi dan biaya inspeksi timbul sebagai akibat jumlah production run yang dibutuhkan setiap produk yang diproduksi yang tidak bersangkutan dengan volume produk yang diproduksi dalam setiap production run. Biaya tenaga listrik dan biaya kesejahteraan karyawan timbul sebagai akibat dari jumlah mesin.



34



Oleh karena itu, dalam Activity Based Costing, setiap departemen produksi dibentuk cost pool yang berisi aktivitas homogen dan kemudian dicari cost drivernya yang mampu mencerminkan konsumsi BOP cost pool oleh setiap produk yang diolah melalui cost pool tersebut. Dalam contoh ini, perlu dibentuk 2 cost pool dalam setiap departemen dengan perhitungan tarif BOP tiap-tiap cost pool.



Cost pool 1 Setup cost



300.000



Biaya inspeksi



200.000



Jumlah biaya



500.000



Production run



60



Tarif BOP pool 1 (run)



8.333,33



Cost pool 2 Biaya tenaga listrik



100.000



Biaya kesejahteraan karyawan



100.000



Jumlah biaya



200.000



Jam mesin



90.000



Tarif BOP pool 2 (jam mesin)



2



Jika hasil pembebanan BOP dengan pendekatan akuntansi biaya tradisional dan pendekatan activity based costing diperbandingkan, pendekatan ini menghasilkan biaya produk yang lebih menggambarkan konsumsi BOP oleh produk. Produk F Biaya utama (prime cost)



75.000



BOP Pool 1 (8.333,33 x 15 run)



125.000



Pool 2 (2 x 15.000 jam mesin)



30.000



35



155.000 Jumlah biaya produksi



230.000



Jumlah produk yang diproduksi



30.000



Biaya per unit



7,67



Produk K Biaya utama (prime cost)



375.000



BOP Pool 1 (8.333,33 x 45 run)



375.000



Pool 2 (2 x 75.000 jam mesin)



150.000 525.000



Jumlah biaya produksi



900.000



Jumlah produk yang diproduksi



150.000



Biaya per unit



B.



6,0



Pengukuran kinerja manajer.



Perekayasaan informasi biaya ditujukan untuk pengukuran kinerja informasi biaya harus dihubungkan dengan wewenang yang dimiliki oleh manajer yang bersangkutan. Wewenang yang dimiliki manajer tertentu menjadikan dirinya dalam posisi pengendalian biaya, sehingga biaya yang mempunyai hubungan erat dengan wewenang manajer tertentu merupakan biaya terkendalikan bagi manajer tersebut, karena dengan wewenang manajer tersebut dapat mempengaruhi secara signifikan besarnya biaya. Untuk kepentingan pengukuran kinerja manajer, biaya tidak langsung tersebut perlu dibebankan kepada manajer yang bertanggung jawab untuk pengendaliannya (Mulyadi, 1997 : 98). Pembebanan BOP dalam lingkungan manufaktur maju memerlukan metode yang jauh lebih cermat dibandingkan dengan pembebanan BOP dalam lingkungan manufaktur tradisional.



36



2.



Pembebanan Biaya Tidak Langsung untuk Pelaporan Keuangan kepada Pihak Luar Perusahaan. Pembebanan biaya tidak langsung untuk pelaporan keuangan kepada pihak



luar perusahaan umumnya dilakukan dengan dasar alokasi yangn bersifat sembarang. Oleh karena itu, istilah alokasi biaya lebih tepat digunakan untuk menggambarkan pembagian biaya tidak langsung kepada berbagai produk dengan tujuan pelaporan keuangan kepada pihak luar yang menghasilkan informasi harga pokok persediaan. Menurut prinsip yang lazim, harga pokok persediaan merupakan hasil kali kuantitas persediaan dengan biaya produksi per unit. Berikut unsur-unsur biaya produksi yang harus diperhitungkan untuk menghasilkan biaya produksi penuh : a.



Biaya Bahan Baku



b.



Biaya Tenaga Kerja Langsung



c.



BOP dalam perusahaan menghasilkan produk bersama, biaya bersama dialokasikan kepada produk bersama atas dasar alokasi berikut ini : -



Nilai jual relatif



-



Satuan fisik



-



Rata-rata biaya satuan



-



Rata-rata tertimbang



Alokasi biaya bersama ini ditujukan untuk perhitungan nilai persediaan bagi kepentingan pelaporan keuangan kepada pihak luar.



37



BAB 3 PENUTUP



3.1 Kesimpulan Informasi akuntansi penuh adalah suatu informasi yang menyajikan tentang suatu objek informasi akuntansi (aktiva, pendapatan, dan atau biaya) baik pada masa lalu maupun masa yang akan datang. Informasi akuntansi penuh memiliki



berbagai



manfaat



yang dapat



membantu



manajemen



dalam



pengambilan keputusan manajerialnya, terutama dalam hal pemenuhan informasi akuntansi secara keseluruhan dalam hal aktiva, pendapatan, dan biaya.



38



DAFTAR PUSTAKA



Mulyadi. 1997. Akuntansi Manajemen Konsep Manfaat dan Rekayasa. Yogyakarta: Sekolah tinggi Ilmu Ekonomi YKPN.



Sukardi. 2005. Akuntansi Manajemen. Semarang: UPT Unnes Press.



39