Makalah Interaksi Sosial Di Sekolah [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

INTERAKSI SOSIAL DI SEKOLAH OLEH : IFFAH SARTIKA BUWONO NIM : 35133046 PMM-4 A. PENGERTIAN INTERAKSI Dalam KBBI, interaksi diartikan sebagai hal saling melakukan aksi, berhubungan, atau saling mempengaruhi. Jadi,pengertian interaksi sosial adalah hubungan timbal balik (sosial) berupa aksi saling mempengaruhi antara individu dan individu, antara individu dan kelompok, dan antara kelompok dan kelompok. Pengertian ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Gillin. Beliau berpendapat bahwa, pengertian interaksi sosial adalah hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antarindividu dan kelompok atau antarkelompok.Di dalam hubungan tersebut, individu atau kelompok bekerja sama atau berkonflik, melakukan interaksi, baik formal atau tidak formal, langsung atau tidak langsung.1 Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas, Interaksi adalah suatu jenis tindakan yang terjadi ketika dua atau lebih objek mempengaruhi atau memiliki efek satu sama lain. Ide efek dua arah ini penting dalam konsep interaksi, sebagai lawan dari hubungan satu arah pada sebab akibat. Kombinasi dari interaksi-interaksi sederhana dapat menuntun pada suatu fenomena baru yang mengejutkan. Dalam berbagai bidang ilmu, interaksi memiliki makna yang berbeda.2 pengertian interaksi menurt para ahli • Pengertian Interaksi menurut Gillin Gillin mengatakan bahwa interaksi merupakan suatu hubungan yang bersifat dinamis dalam bersosialisasi atara invidu dengan individu lainnya, individu dengan kelompoknya atau kelompok lain, serta kelompok yang satu dengan kelompok lainnya. • Pengertian Interaksi menurut Macionis Macionis mengatakan bahwa interaksi merupakan proses dalam melakukan aksi serta memberikan reaksi dalam hubungan sosialisasi dengan masyarakat. • Pengertian Interaksi menurut Broom dan Selznic Broom dan Selznic mengatakan bahwa interaksi merupakan suatu proses yang dilakukan seseorang dalam mengambil tindakan dengan dilandasi kesadaran diri untuk memberikan respon terhadap apa yang dilakukan orang lain. Baca: Pengertian Perspektif dan Pergaulan Menurut Para Ahli • Pengertian Interaksi menurut Kimball dan Raymond Kimball dan Raymond mengatakan bahwa interaksi merupakan huatu hubungan dalam ranah sosial yang bersifat dinamis anta individu dengan kelompoknya • Pengertian Interaksi menurut Soerjono Soekanto Menurut Soerjono Soekanto interaksi merupakan cara yang dipakai atau dilakukan oleh seseorangg dalam menjalin hubungan sosial antara indivisu dengan kelompoknya, atau kelompok lain.



1



Diakses dari http://www.pengertianahli.com/2013/12/pengertian-interaksi-sosial-menurut-ahli.html, pada tanggal 16 Oktober 2016 Pukul 16.00 2 Diakses dari https://id.wikipedia.org/wiki/Interaksi, pada tanggal 16 Oktober 2016 Pukul 16.00



1



Dari beberapa pengertian interaksi menurut para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa interaksi merupakan sebuah proses yang dialami oleh setiap manusia saat menjalin hubungan dengan orang-orang sekitarnya.3



B. INTERAKSI SOSIAL DALAM ISLAM Dalam Islam ada tiga hubungan yang harus dilakukan yaitu hubungan kepada Allah SWT, hubungan kepada sesama manusia dan hubungan kepada alam semesta. Ketiga hubungan ini harus seimbang dan bersinegri. Artinya, tidak boleh fokus pada satu bentuk hubungan saja. Misalnya, mengutamakan hubungan kepada Allah saja tetapi hubungan sesaama manusia di abaikan. Apabila hal itu diabaikan maka tidak lah sempurna keimanan sesorang. Hubungan kepada Allah dari sudut sosiologi disebut dengan hubungan vertikal dan hubungan sesama manusia disebut hubungan horizontal. Hubungan kepada sesama manusia dalam istilah sosiologi disebut dengan interaksi sosial. Hubungan kepada alam semesta yaitu tidak dibenarkan merusak lingkungan tetapi melestrikan dan menjaga dengan baik. Dalam Islam, interaksi sosial berarti hubungan sosial. Bentuk hubungan yang mencakup populer yaitu silaturrahim. Yang artinya hubungan kasih sayang. Silaturrahim sebagai bentuk interaksi sosial banyak dilakukan umat islam pada kegiatan majlis taklim, menyambut bulan suci ramadahan, penyambutan tahun baru Islam, dll. Istilah yang lebih luas dari interaksi sosial yakni ukhwah Islamiyah. Artinya, persaudaraan yang dijalin sesama muslim. Persaudaraan itu dibagi empat, yaitu : 1.Ukwah ‘Ubudiyah yaitu ukhwah berdasarkan sama-sama hamba Allah 2. Ukhwah Al Insaniyah, artinya ukwah yang didasarkan karena sama-sama manusia sebagai makhluk Allah yang bersumber dari seorang ayah dan ibu yaitu nabi Adam Dan Siti Hawa. 3. Ukhwah al-Wathaniyah. Yaitu, ukhwah yang didasarkan pada negara dan kebangsaan yang sama. 4. Ukhwan fin din Al-Islam, yaitu : ukhwah yang didasarkan karena sama-sama satu akidah.



Dasar terbentuknya ukhwah Islamiyah, firman Allah SWT dalam Surat Al-Hujarat, pada ayat 10, yaitu :



َّ ْ‫ة فَأَصۡ ِل ُحواْ َب ۡينَ أَخ ََو ۡي ُك ۡم َوٱت َّقُوا‬ٞ ‫ِإنَّ َما ۡٱل ُم ۡؤ ِمنُونَ ِإ ۡخ َو‬ ١٠ َ‫ٱّللَ لَ َعلَّ ُك ۡم ت ُ ۡر َح ُمون‬



Artinya: 10. Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat. Etika Interaksi Sosial Dalam Islam Dalam melakukan interaksi sosial harus ada etika yang dibangun sehingga interaksi itu tetap harmonis, kondusif dan tidak terputus. Berkaitan dengan hal tersebut, Islam menjelaskan beberapa etika tersebut, antara lain, : 1.



Tidak boleh saling memfitnah. Perbuatan fitnah itu dilarang dalam ajaran Islam karena bertentangan



dengan kenyataannya. Dalam kehidupan sosial ditemukan beberapa bentuk fitnah, yaitu fitnah terhadap harta, anak, keluarga, dan jabatan bahkan perilaku tersebut cukup sulit dihindari oleh sebahagian masyarakat. Dari segi pergaulan sosial fitnah itu cukup merugikan orang lain dan dampaknya dapat menimbulkan permusuhan, kebencian, dendam dan terputusnya hubungan silaturrahim.



3



Diakses dari http://seputarpendidikan003.blogspot.co.id/2015/12/pengertian-dan-bentuk-interaksi-menurut.html, pada tanggal 16 Okotober 2016 Pukul 16.00



2



2.



Tidak boleh menghina atau menghujat sesama muslim. Perilaku tersebut dewasa ini cukup mudah



ditemukan dalam kehidupan sosial. Orang begitu mudah tersinggung, menghina, menghujat tanpa alasan yang jelas. Dampaknya, yakni sering terjadi permusuhan, kebencian, bahkan juga pertengkaran sesama muslim yang pada akhirnya mengganggu ukhwah islamiyah. 3.



Tidak dibenarkan berburuk sangka kepada orang lain (suuzzan). Karena tetangga, teman dan



pegawai kantoran membangun rumah mewah, menduduki jabatan terhormat, punya harta, maupun mobil sering menimbulkan buruk sangka di masyarakat. Dalam Islam, sifat buruk sangka tidak dibenarkan dan termasuk kedalam kategori akhlak al-mazmumah (akhlak tercela). 4.



Bersikap jujur dan adil. Dalam kehidupan sosial tidak dibenarkan penuh dengan kebohongan dan



ketiadakadilan karena dapat merugikan pribadi, keluarga, masyrakat bahkan merugikan negara. Pemimpin yang jujur dan adil akan dihormati, dicintai oleh rakyat dan diteladani kepemimpinannya. Tetapi apabila pemimpin tidak jujur dan tidak adil maka aka dihina masyarakat, dan tidak dihormati. 5.



Bersifat tawaduk atau merendah diri. salah satu sikap yang dibangun dalam interaksi sosial tidak



dibenarkan bersifat sombong karena haratnya, jabatan dan status sosial. 6.



Berakhlak mulia. Bustanuddin Agus mengatakan bahwa sesorang yang berakhlak mulia akan



mengantarkan bangsa itu menjadi baik dan dihormati dalam hubungan intersansional. Tetapi apabila masyarakat dan bangsanya tidak berakhlak mulia maka bangsa itu tidak dihormati dan mengalami kehancuran. Perilaku atau berakhlak tidaklah cukup sebatas ungkapan tetapi harus dalam perilaku nyata. Berkaitan dengan soal akhlak itu, Asmaran mengatakan berakhlak mulia merupakan azas kebahagiaan, keselarasan, keserasian dan keseimbangan hubungan anatara sesama manusia, baik pribadi maupun dengan lingkungannya.4



C. INTERAKSI SOSIAL ANTAR MURID Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak dengan masa dewasa yang mengalami perkembangan semua aspek atau fungsi untuk memasuki masa dewasa (Rumini & Sundari, 2004). Sedangkan definisi remaja menurut Sarwono (2006) adalah individu yang berumur antara 10-20 tahun. Adapun tahapan perkembangan remaja yaitu remaja awal (10-14 tahun), remaja tengah (15-19 tahun), remaja akhir (20-24). Berdasarkan beberapa teori seblumnya, maka siswa SMP/SMA termasuk kedalam kategori remaja karena berada pada rentang usia 10-20 tahun. Sebagaimana diketahui, dalam setiap fase perkembangan, termasuk pada masa remaja, individu memiliki tugas-tugas perkembangan yang harus dipenuhi. Salah satu tugas perkembangan remaja adalah mencapai hubungan sosial yang lebih matang dengan teman-teman sebayanya, baik dengan teman-teman sejenis maupun jenis kelamin lain. Sejalan dengan hal itu Key (dalam Yusuf, 2006:72) menguraikan bahwa salah satu tugas perkembangan remaja adalah belajar bergaul dengan teman sebaya atau orang lain, baik secara individual maupun kelompok. Jika seorang remaja tidak dapat melewati tugas perkembangannya dengan baik atau melakukan melakukan kesalahan dalam hubungan sosialnya maka dapat berdampakk pada penerimaan sosial dan dampak sosial yang rendah sehingga menyebabkan ia ditolak



atau



diabaikan



teman



sebayanya.



Dalam proses interaksi sosial siswa dengan teman sebaya di sekolah, tidak semua siswa bisa berinteraksi sosial dengan baik. Siswa yang bisa berinteraksi dengan baik akan diterima teman-temanya, sebaliknya 4



Diakses dari http://iain-s.blogspot.co.id/2013/04/islam-dan-interaksi-sosial.html, pada tanggal 16 Oktober 2016 Pukul 16.00



3



siswa yang mengalami kesulitan dalam berinteraksi dengan teman sebayanya akan ditolak oleh temantemannya. Remaja yang dapat melewati tugas perkembangannya dengan baik akan dapat berinteraksi sosial dengan baik. Hal tersebut akan memberikan pengaruh yang positf terhadap remaja, seperti memiliki keinginan untuk terlibat dalam dunia teman sebyanya, misalnya menghabiskan waktu dengan teman sebayanya untuk mengerjakan tugas bersama, berdiskusi tentang pelajaran yang telah dibahas setiap pulang sekolah, keadaan seperti itu. Begitupun sebaliknya ketika. Remaja yang ditolak atau diabaikan oleh teman sebayanya akan cenderung bertingkah laku negatif, seperti menggunakan bahasa yang asalasalan, mempermainkan orang tua dan guru, berbohong, membolos, mencuri dan lain sebagainya Penerimaan atau penolakan teman sebaya mempunyai pengaruh yang kuat terhadap pikiran, sikap, perasaan, perbuatan-perbuatan dan penyesuaian diri remaja. Akibat langsung dari penerimaan teman sebaya bagi seseorang remaja adalah adanya rasa berharga dan berarti serta dibutuhkan bagi kelompoknya. Hal yang demikian ini akan menimbulkan rasa senang, gembira, puas bahkan rasa bahagia. Hal yang sebaliknya dapat terjadi bagi remaja yang ditolak oleh kelompoknya yakni adanya frustasi yang menimbulkan rasa kecewa akibat penolakan atau pengabaian itu.5



D. INTERAKSI SOSIAL ANTAR GURU Dalam hubungan guru dengan rekan sejawat ada beberapa hal yang harus dilakukan, menghendaki supaya guru menjalankan kewajiban-kewajibannya sebagai berikut : 1.



Membantu dalam menentukan dan menjalankan kebijakan-kebijakan sekolah.



2.



Membantu teman-temannya dengan nasihat-nasihat yang konstruktif dan pikiran-pikiran yang



membantu. 3.



menghargai dengan ikhlas bantuan yang diterima dan kemajuan-kemajuan yang dicapai.



4.



Membantu teman-teman untuk memperoleh promosi yang patut di dapat.



5.



Menjauhkan diri campur tangan, perkara-perkara antara guru-guru dan murid-murid kecuali jika



kedudukannya yang resmi mengharuskan. 6.



Menjauhkan ocehan atau kecaman yang bersifat menentang tentang guru-guru lain.



7.



Berbicara secara konstruktif tentang guru-guru lain, akan tetapi melaporkan secara jujur kepada



pejabat-pejabat yang berwenang dalam perkara-perkara yang menyangkut kesejahteraan murid-murid, sekolah dan jabatan. 8.



Menggabungkan diri dengan aktif dalam organisasi-organisasi guru.



A. Sikap Terhadap Teman Sejawat Dalam ayat 7 Kode Etik Guru disebutkan bahawa “Guru memelihara hubungan seprofesi, semangat kekeluargaan, dan kesetiakawanan sosial.” Ini berarti bahwa: (1) Guru hendaknya menciptakan dan memlihara hubngan sesama guru dalam lingkungan kerjanya, dan (2) Guru hendaknya menciptakan dan memelihara semangat kekeluargaan dan kesetiakawanan sosial di dalam dan di luar lingkungan kerjanya. Dalam hal ini Kode Etik Guru Indonesia menunjukkan kepada kita betapa pentingnya hubungan yang harmonis perilaku diciptakan dengan mewujudkan persaan bersaudara yang mendalam antara 5Diakses



dari http://ewintribengkulu.blogspot.com/2013/04/interaksi-sosial-siswa-dengan-teman.html, pada tanggal 16 Oktober 2016 Pukul 16.20



4



sesama anggota profesi. Hubungan sesama anggota profesi dapat dilihat dari dua segi, yakni hubungan formal dan hubungan kekeluargaan. Hubungan formal ialah hubungan yang perlu dilakukan dalam rangka melakukan tugas kedinasan. Sedangkan hubungan keleuargaan ialah hubungan persaudaraan yang perlu dilakukan, baik dalam lingkungan kerja maupun dalam hubungan keseluruhan dalam rangka menunjang tercapainya keberhasilan anggota profesi dalam membawakan misalnya sebagai pendidik bangsa. 1.



Hubungan Guru Berdasarkan Lingkungan Kerja Seperti diketahui, dalam setiap sekolah terdapat seorang kepala sekolah dan beberapa orang guru



ditambah dengan beberapa orang personel sekolah lainnya sesui dengan kebutuhan sekolah tersebut. Berhasil tidaknya sekolah membawakan misinya akan banyak bergantung kepada semua manusia yang terlibat di dalamnya. Agar setiap personel sekolah dapat berfungsi sebagimana mestinya, mutlak adanya hubunga yang baik di antara sesma personel yaitu hubungan baik antara kepala sekolah dengan guru, guru dengan guru, dankepala sekolah ataupun guru dengan semua personel sekolah lainnya. Semua personel sekolah in iharus dapat menciptakan hubungan baik dengan anak didik di sekolah tersebut. Sikap profesional lain yang perlu ditumbuhkan oleh guru adalah sikap ingin bekerja sama, saling harga menghargai, saling pengertian, dan tanggung jawab. Jika ini sudah berkembang, akan tumbuh rasa senasib sepenanggungan seta menyadari akan kepentingan bersama, tidak mementingkan kepentingan diri sendiri dengan mengorbankan kepentingan orang lain (Hermawan, 1979). Dalam suatu pergaulan hidup, bagaimanapun kecilnya jumlah manusia, akan terdapat perbedaan-perbedaan pikiran, perasaan, kemauan, sikap, watak, dan lain sebagainya. Sekalipun demikian hubungan tersebut dapat berjalan lancar, tenteram, dan harmonis, jika di antara meraka tumbuhan sikap saling pengertian dan tenggang rasa antara satu dengna lainnya. Adapun kebiasaan kita pada umumnya, untuk kadang-kadang bersikap kurang sungguh-sungguh dan kurang bijaksana, sehingga hal ini menimbulkan keretakan di antara sesama kita. Hal ini tidak boleh terjadi karena kalau diketahui murid ataupun orang tua murid, apalagi masyarakat luas, mereka akan resah dan tidak percaya kepada sekolah. Hal ini juga dapat mendatangkan pengaruh yang negatif kepada anak didik. Oleh sebab itu, agar jangan terjadi keadaan yang berlarut-larut, kita perlu saling maaf-memaafkan dan memupuk suasana kekeluargaan yang akrab antara sesama guru dan aparatur di sekolah. 2.



Hubungan Guru Berdasarkan Lingkungan Keseluruhan Kalau kita ambil sebagai contoh profesi kedokteran, maka dalam sumpah dokter yang diucapkan



pada upacara pelantikan dokter baru, antara lain terdapat kalimat yang menyatakan bahawa setiap dokter akan memperlakukan teman sejawatnya sebagai saudara kandung. Dengan ucapan ini para dokter menganggap profesi mereka sebagai suatu keluarga yang harus dijunjung tinggi dan dimuliakan. Sebagai saudara mereka berkewajiban saling mengoreksi dan saling menegur, jika terdapat kesalahan-kesalihan atau penyimpangan yang dapat merugikan profesinya. Meskipun dalam prakteknya besar kemungkinan tidak semua anggota profesi dokter itu melaksanakan apa yang diucapkannya dalam sumpahnya, tetapi setidak-tidaknya sudah ada norma-norma yang mengatur dan mengawasi penampilan profesi itu. Sekarang apa yang terjadi pada profesi kita, profesi keguruan? Dalam hal ini kita harus mengakui dengan jujur bahwa sejauh ini profesi keguruan masih memerlukan pembinaan yang sungguh-sungguh. Rasa persaudaraan seperti tersebut, bagikita masih perlu ditumbuhkan sehingga kelak akan dapat kita lihat bahwa hubungan guru dengan teman sejawatnya berlangsung seperti halnya dengan profesi kedokteran. 5



Uraian ini dimaksudkan sebagai perbandingan untuk dijadikan bahan dalam meningkatkan hubungan guru dengan guru sebagai anggota profesi keguruan dalam hubungan keseluruhan.6



6



Diakses dari http://reniiatiika.blogspot.co.id/2013/09/hubungan-guru-dengan-rekan-sejawat_6368.html, Pada tanggal 16 Oktober 2016 Pukul 16.30



6