Makalah Islam Vietnam [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

SEJARAH ISLAM DI VIETNAM



Disusun oleh: Kelompok 13: Nurul Fajri Ramadhani (160201118) Khalid Maulana (170201016) Irhamna (170201086) Dosen Pembimbing: Abdul Haris Hasmar, S. Ag., M. Ag



Prodi Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan (FTK)



KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-ARANIRY DARUSSALAM, BANDA ACEH



2020/2021



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Vietnam merupakan negara Republik Sosialis dan salah satu negara AsiaTenggara yang terletak di antara Kamboja dan Republik Laos di bagian barat dan Cina di bagian utara. Vietnam juga merupakan negeri animisme yang memiliki banyak sejarah yang berdiri sejak 4 ribu tahun lalu dan terdiri dari lebih 50 suku, dan setiap suku memiliki dan berbicara dengan bahasa sendiri-sendiri, sementara bahasa Vietnam merupakan bahasa resmi mereka. Islam di Vietnam merupakan agama utama untuk Masyarakat Cham, yaitu kelompok etnis minoritas yang berkaitan dengan Melayu; namun, kira-kira sepertiga dari umat Islam di Vietnam adalah dari kelompok etnis lain. Ada juga masyarakat yang menggambarkan diri mereka sendiri dari campuran etnis (Cham, Khmer, Melayu, Minang, Vietnam, Cina, dan Arab), penduduk Islam juga dikenal sebagai Cham, atau Muslim Cham.



B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana sejarah masuknya Islam di Vietnam? 2. Bagaimana proses Islamisasi di wilayah Vietnam? 3. Apa saja komunitas Islam Melayu di Vietnam? C. Tujuan 1. Untuk mengetahui sejarah masuknya Islam di Vietnam. 2. Untuk mengetahui bagaimana proses Islamisasi di wilayah Vietnam. 3. Untuk mengetahui komunitas Islam Melayu di Vietnam.



BAB II PEMBAHASAN



A. Sejarah Masuknya Islam ke Vietnam Vietnam pernah dikritik karena menjadi negara yang tidak ramah bahkan represif terhadap pemeluk agama, terutama bagi penganut Islam.



Padahal,



Vietnam termasuk negeri paling pertama di Asia yang bersentuhan dengan Islam. Disebutkan, pada tahun 650 Khalifah Ustman bin Affan sudah mengirim utusan resmi yang pertama ke daerah Vietnam sekarang yang pada waktu itu berada di bawah kekuasaan Dinasti Tang di Cina. Bukti lain menyebutkan bahwa sebenarnya Islam masuk ke Vietnam mulai akhir abad ke-11, yang dibawa oleh para pedagang India, Arab dan Persi yang singgah ke kawasan itu. Namun jumlah pemeluk Islam di Vietnam mulai meningkat ketika Kesultanan Malaka memperluas wilayah di saat Kerajaan Champa runtuh pada tahun 1471. Namun Islam belum menjadi agama yang dikenal secara luas di kalangan Cham sampai pertengahan abad ke-17. Islam baru mulai dikenal dan jumlah pemeluknya bertambah ketika sekitar pertengahan abad ke-19, banyak Muslim Cham beremigrasi dari Kamboja dan menetap di daerah Sungai Mekong Pada awal abad ke-20, ketika Vietnam menjadi jajahan Perancis, kaum Melayu Islam mulai memiliki pengaruh kuat pada orang Cham, dan masjidmasjid serta madrasah banyak didirikani di daerah Selatan. Sejak masa itu, para ulama Melayu mulai memberi khutbah di masjid-masjid dalam bahasa Melayu, dan mulai banyak orang belajar ke madrasah-madrasah yang didirikan oleh orang Malayu Cham. Setelah kemerdekaan Vietnam, terutama selama masa perang (1957-1975), kehidupan orang-orang Islam relatif terisolasi bahkan disisihkan. Nasib mereka bertambah malang setelah perang berakhir dan seluruh Vietnam dikuasai Partai



Komunis. Tahun pertama masa Republik Sosialis Vietnam yang ditandai reunifikasi (penyatuan kembali seluruh Vietnam), kehidupan umat Islam makin tertekan. Mereka dilaporkan memang tidak mengalami kekerasan fisik, namun banyak masjid ditutup oleh pemerintah dan orang-orang Islam dilarang berhubungan bahkan berbicara dengan orang asing. Tekanan tersebut membuat banyak di antara penduduk Muslim Vietnam yang kemudian memilih meninggalkan negeri mereka. Setelah berdirinya Republik Sosialis Vietnam pada tahun 1976, tercatat sekitar 55.000 muslim Cham beremigrasi ke Malaysia, dan 1.750 orang lainnya diterima sebagai imigran oleh Negara Yaman. Terjadinya gelombang imigrasi yang hebat dari para Muslim Vietnam ini tidak lepas dari perubahan politik dan kekuasaan di negara itu. Mereka yang tetap tinggal, disebutkan memang tidak mendapatkan penganiayaan dan kekerasan. Namun mereka tidak dapat beribadah menurut keyakinannya dan mengklaim bahwa masjid-masjid banyak yang ditutup oleh pemerintah.



B. Islamisasi di Wilayah Vietnam Pertengahan abad ke-20 adalah masa-masa awal masuknya Islam ke Campa. Setidaknya begitulah yang dituliskan sebuah teks berbahasa Cina. Dalam tulisan itu disebutkan bahwa seorang Muslim bernama Pu Ho San atau Abu al-Hassan, yang berperan sebagai duta besar Raja Campa untuk Kaisar Cina. Dia pergi untuk urusan diplomasi itu pada tahun 951 dan 960 M. Namun, sebenarnya, kontak pertama antara Kerajaan Campa dan dunia Islam justru lebih lama dari catatan berbahasa Cina itu. Dalam sebuah catatan sejarah disebutkan bahwa setelah pasukan Islam menguasai wilayah Bizantium dan Persia pada pertengahan abad VII, orang-orang Arab kemudian masuk dalam jaringan perdagangan di Asia. Pada 727 M, kapal-kapal pedagang Muslim yang berukuran besar banyak berlabuh di Kota Kwangchou atau Kanton. Saat kota itu dibakar oleh orang-orang



Arab dan Persia pada 748, pelabuhan perdagangan itu dipindahkan ke bagian utara Vietnam. Pedagang Muslim dari Cina berkembang sangat pesat pada abad



IX.



Pelayaran dari Cina ke Persia sudah sangat umum dilakukan. Hal inilah yang kemudian mendorong perkembangan koloni-koloni Muslim di daerah Asia Tenggara. Semakin eratnya negara-negara di perlintasan perdagangan itu, maka semakin kuat pula perkembangan Islam. Kerajaan Campa adalah salah satu negara yang kemudian terpengaruh terhadap perkembangan Islam. Beberapa peninggalan sejarah yang membuktikan adanya pengaruh Islam di Kerajaan Campa. Salah satunya adalah batu nisan Abu Kamil yang hidup dari 29 Safar 431 Hijriah atau sekitar 20-21 November 1039 Masehi. Walaupun sudah memberikan pengaruh di Kerajaan Campa, namun pengaruh signifikan baru terlihat ketika Campa dikalahkan oleh masyarakat Vietnam pada 1471. Inilah masa-masa Islamisasi yang dilakukan oleh Kerajaan Malay (dahulu kerajaan ini membentang dari Malaysia ke Filipina). Dari tahun ke tahun, semakin banyak orang-orang Cham yang menjadi Muslim. Akan tetapi, dalam perkembangannya, banyak dari orang-orang Cham yang sudah memeluk agama Islam ini menyeberang dan menetap di Kamboja. Sebagian masih memilih untuk tinggal di bagian selatan Vietnam. Masyarakat Cham benar-benar mengalami kemunduran pada abad XX. Di Vietnam, seperti juga dengan sebagian besar warga Vietnam, mereka berada dalam keadaan yang kurang menguntungkan. Mereka harus berusaha selama 50 tahun untuk membebaskan diri dari kolonialisasi Prancis dan kedatangan Amerika. Saat itu, perang sipil berkecamuk. Keberadaan Amerika itu justru memecah Vietnam menjadi dua bagian. Bagian pertama adalah Vietnam Utara yang merdeka, yang kemudian berkembang menjadi negara komunis. Bagian kedua adalah Vietnam Selatan yang cenderung kapitalis karena didukung oleh Amerika Serikat. Perang saudara itu pecah pada 1969. Perang baru berakhir setelah



Amerika angkat kaki dari Vietnam. Pada 1976 kedua Vietnam bersatu dalam satu bendera di bawah nama Republik Sosialis Demokrasi Vietnam.



C. Komunitas Islam Melayu Vietnam Menurut cerita setempat, Khalifah ketiga Islam Utsman Bin Affan mengirimkan utusan petinggi Muslim di pemerintahannya ke Vietnam dan Dinasti Tang di Cina pada 650 Masehi. Para pedagang Muslim konon sempat merapat di pelabuhan-pelabuhan Kerajaan Champa sebagai bagian rute perjalanan ke Cina. Meski begitu, bukti pertama transmisi Islam di sana berasal dari dokumen era Dinasti Song, Cina. Dokumen itu menerangkan interaksi war ga Cham dengan ajaran Islam di akhir abad 10 dan awal abad 11. Jumlah pengikut ajaran Islam terus bertambah seiring peningkatan interaksi dengan Kesultanan Malaka pada 1471 M. Kala itu, Kerajaan Champa juga berada di akhir masa eksistensinya. Komunitas Muslim sendiri tak mengalami tekanan di tengah warga Cham hingga pertengahan abad ke-17. Pada pertengahan abad ke-19, banyak Muslim Cham beremigrasi dari Kamboja dan mendiami wilayah Delta Sungai Mekong yang kemudian menjadi cikal bakal kemunculan komunitas Islam di Vietnam. Delta sungai itu juga menyaksikan datangnya Muslim Melayu di sana. Islam Melayu mulai meningkat pengaruhnya di tengah warga Cham pada awal abad ke- 20. Para ulama Melayu berkhutbah di masjid menggunakan bahasa Melayu dan beberapa warga Cham belajar Islam di madrasah Melayu. Pada tahun 1832, Raja Vietnam Minh Mang merebut kerajaan terakhir Champa. Kondisi itu membuat pemimpin Muslim Cham yang sempat menimba ilmu di Kelantan, Katip Suma, mendeklarasikan jihad melawan Vietnam. Di bawah pemerintahan penguasa Vietnam, Muslim Cham dipaksa memakan kadal dan babi. Sementara, warga Hindu Cham dipaksa memakan daging sapi.



Mereka juga dipaksa berasimilasi dengan budaya Vietnam. Muslim dan Hindu Cham kemudian mem bentuk Front Pembebasan Cham (FLC) yang dipimpin seorang tentara Muslim, Letnan Ko lonel Les Kosem, untuk melawan jajahan Vietnam di selatan dan utara selama Perang Vietnam. FLC bergabung dengan Montagnards dan Khmer Krom membentuk Front Persatuan Pembebasan Ras Tertindas (FULRO) melawan Vietnam.



BAB III KESIMPULAN Vietnam merupakan negara Republik Sosialis dan salah satu negara AsiaTenggara yang terletak di antara Kamboja dan Republik Laos di bagian barat dan Cina di bagian utara. Vietnam juga merupakan negeri animisme yang memiliki banyak sejarah yang berdiri sejak 4 ribu tahun lalu dan terdiri dari lebih 50 suku, dan setiap suku memiliki dan berbicara dengan bahasa sendiri-sendiri, sementara bahasa Vietnam merupakan bahasa resmi mereka. Islam masuk ke Vietnam sejak kekhalifahan Utsman bin Affan. Dikisahkan, kekhalifahan ini mengirim utusan resminya pertama kali ke Vietnam dan Cina (Dinasti Tang) pada tahun 650 M. Ada pula yang mengisahkan bahwa Islam sampai ke negara yang beribu kota di Hanoi itu karena dibawa oleh pedagang Muslim dari Arab, India, Persia, ataupun Asia Tenggara, terutama Malaysia pada sekitar abad ke-10.