Makalah Isu Terkini Epidemiologi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ISU TERKINI EPIDEMIOLOGI Onchocerciasis



Disusun Oleh : Kelompok 8 -



Andi Fadila Ardiyah Tasya (K011191053) -



-



Andi Irna Febriana (K011191071)



Jennifer Irene Amorita Hadiono (K011191196)



DEPARTEMEN EPIDEMIOLOGI FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS HASANUDDIN 2021



KATA PENGANTAR



Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini disusun sebagai pelengkap tugas mata kuliah Isu Terkni Epidemiologi. Kami menyadari bahwa penyelesaian makalah ini tidak luput dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, yang telah memberikan masukan baik secara langsung maupun tidak langsung. Kami juga mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen mata kuliah Isu Terkini atas bimbingannya dalam penyelesaian makalah ini. Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari makalah ini, baik dari materi maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan pengalaman kami. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan.



Makassar, Oktober 2021



Kelompok 8



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR...........................................................................................................ii BAB I......................................................................................................................................4 PENDAHULUAN..................................................................................................................4 A. Latar Belakang...........................................................................................................4 B. Rumusan Masalah.......................................................................................................4 C. Tujuan..........................................................................................................................4 BAB II....................................................................................................................................5 PEMBAHASAN....................................................................................................................5 A. Onchocerciasis..............................................................................................................5 B. Patogenesis Onchocerciasis.........................................................................................6 C. Epidemiologi Onchocerciasis......................................................................................6 D. Pencegahan dan Pengobatan Onchocerciasis............................................................7 E. Rekomendasi Mengenai Onchocerciasis....................................................................8 BAB III...................................................................................................................................9 PENUTUP..............................................................................................................................9 A. Simpulan.......................................................................................................................9 B. Saran............................................................................................................................9 DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................10



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Onchocerciasis disebut sebagai kebutaan sungai dan menginfeksi lebih dari 37 juta orang yang tinggal dekat dan bergerak cepat serta sungai-sungai di daerah subSahara Afrika. Sebuah penyakit yang terjadi di Afrika tropis dan Amerika Tengah, yang ditularkan oleh lalat hitam dan disebabkan oleh infestasi nematoda dengan filariform dari Onchocerca genus, terutama O. volvulus, dan ditandai dengan pembengkakan nodular pada kulit dan lesi mata. Juga disebut kebutaan sungai, volvulosis. Sebuah jumlah yang sangat kecil kasus juga telah dilaporkan keluar dari Yaman dan Amerika. Onchocerciasis diyakini menjadi penyebab utama ke-4 dari kebutaan yang dapat dicegah. Sekitar 500.000 orang terinfeksi onchocerciasis secara visual sangat terganggu dan satu lagi sekitar 270.000 telah menjadi buta secara permanen dari penyakit ini, 99% dari seluruh kasus kebutaan sungai di sekitar ditemukan di Afrika. Pada 1970-an, penyakit ini begitu lazim di beberapa komunitas sungai yang lebih dari setengah dari semua orang dewasa buta dan banyak yang melarikan diri dari lembah-lembah sungai subur. Dampak sosial ekonomi dari migrasi ini sangat buruk sehingga hal ini menyebabkan penciptaan Control Program Onchocerciasis sukses pada tahun 1975 yang membantu untuk menurunkan tingkat penyakit ini dan menyebabkan stabilitas ekonomi untuk kembali ke komunitas- komunitas sungai. Pada tahun 1995, Program Afrika untuk onchocerciasis Control atau APOC dibentuk dengan tujuan benar-benar menghilangkan penyakit ini sebagai masalah kesehatan publik.



B. Rumusan Masalah 1. Apa pengertian Onchocerciarsis? 2. Bagaimana patogenesis Onchocerciarsis? 3. Bagaimana epidemiologi penyebaran Onchocerciarsis? 4. Bagaiamana pencegahan dan pengobatan dari Onchocersiasis? 5. Apa saja rekomendasi dari Onchocersiasis? C. Tujuan 1. Mengetahui pengertian Onchocerciarsis 2. Mengetahui patogenesis Onchocerciarsis 3. Mengetahui epidemiologi penyebaran Onchocerciarsis 4. Mengetahui pencegahan dan pengobatan dari Onchocersiasis 5. Mengetahui rekomendasi dari Onchocersiasis



BAB II PEMBAHASAN



A. Onchocerciasis Onchocerciasis adalah salah satu penyakit mata dan kulit berupa infeksi yang disebabkan oleh parasit nematoda filaria Onchocerca volvulus. Penyakit ini ditularkan melalui gigigtan lalat hitam dengan genus Similium yang biasanya berkembang biak di sungai-sungai. Karena melihat perkembangbiakan lalat tersebut, maka penyakit ini biasanya banyak ditemukan pada masyarakat yang tinggal di sekitaran sungai dan sering disebut dengan River Blindness atau kebutaan sungai. Onchocerciasis lebih dikenal sebagai kebutaan sungai karena tingginya prevalensi kebutaan di desa-desa yang terletak di sepanjang sungai berarus deras, tempat vector lalat hitam berkembang biak. Onchocerciasis merupakan penyakit kronis dan progresivitas penyakit berjalan lambat. Onchocerciasis juga merupakan penyakit sistemik yang berhubungan dengan nyeri muskuloskeletal, penurunan indeks massa tubuh, dan penurunan produktivitas kerja. Hal ini mungkin disebabkan oleh fakta bahwa mikrofilaria dapat menyerang banyak jaringan dan organ, dan ditemukan dalam darah dan urin. Gejala yang biasanya ditimbulkan jika sesorang terinfeksi parasit nematoda filaria Onchocerca volvulus yakni ruam pada kulit, muncul benjolan di bawah kulit, gatal-gatal pada kulit, dan pada mata biasanya mengalami gangguan penglihatan yang biasanya sampai pada kebutaan. Diagnosa yang dapat dilakukan untuk



mengetahui penyakit



Onchocerciasis ini yakni dengan melakukan biopsy kulit



dengan kadar normal selanjutnya menunggu larva keluar, selain itu juga dengan mencari keberadaan larva pada mata, serta dengan melakukan pencarian larva pada benjolan-benjolan yang biasanya muncul pada penderita B. Patogenesis Onchocerciasis Cacing Onchocerca volvulus betina dewasa yang dibawa masuk oleh lalat hitam ke dalam tubuhakan hidup dalam jaringan ikat, melingkar satu dengan yang lainnya seperti benang kusut dalam benjolan di bawah kulit atau jaringan yang lebih dalam. Cacing betina berukuran 33,5-50 cm x 270-400 mikron dan cacing jantan 19-42 mm x 130 x 210 mikron. Bentuk cacing seperti kawat berwarna putih dan transparan. Cacing jantan bermigrasi di antara nodul membuahi cacing betina, yang melahirkan 1.000 hingga 3.000 mikrofilaria per hari, bermigrasi ke dalam kulit dan bila lalat. Cacing betina dapat hidup selama 15 tahun, selama waktu tersebut mereka menghasilkan jutaan embrio hidup mikrofilaria (masing-masing panjangnya sekitar 0,3 mm). Setiap hari, satu cacing betina melepaskan 500 hingga 700 mikrofilaria. Masa inkubasi biasanya 1 sampai 2 tahun, mikrofilaria dapat bertahan hidup 2 sampai 3 tahun. Infeksi biasanya muncul ketika penderita telah digigit oleh lalat hitam sebagai vektor. Lalat hitam atau Simulium yang menusuk kulit manusia yang telah terdapat mikrofilaria di dalamnya kemudian akan menghisap darah manusia sehingga mikrofilaria akan terisap oleh lalat. Ketika mikrofilaria di dalam kulit manusia terhisap oleh lalat Simulium maka mikrofilaria masuk kedalam otot toraks lalat. Setelah 6-8 hari berganti kulit dua kali dan menjadi larva infektif yaitu L3, maka selanjutnya L3 masuk ke dalam probosis lalat dan dikeluarkan bila lalat menghisap darah manusia lagi. Bila lalat menghisap darah manusia yang mengandung L3 maka larva akan berkembang menjadi cacing dewasa pada jaringan subkutan, biasanya pada nodul jaringan ikat subkutan. Siklus hidup tersebut di atas terulang kembali ketika mikrofilaria dalam kulit manusia terhisap lagi oleh lalat.



C. Epidemiologi Onchocerciasis. Onchocerciasis adalah penyebab kebutaan menular terbesar kedua di dunia dan masalah kesehatan masyarakat yang utama di banyak bagian dunia. Penyakit ini disebabkan oleh parasit Onchocerca volvulus dan endemik di 37 negara di Afrika Barat, Timur dan Tengah, Jazirah Arab dan sebagian Amerika Selatan dan Tengah, dan sebuah wilayah kecil di Amerika Latin yang membentang di Republik Bolivarian Venezuela dan Brasil. Penyakit ini endemik terutama di daerah sub Sahara Afrika, di mana lebih dari 37 juta diperkirakan terinfeksi dan 300.000 buta permanen akibat Onchocerciasis. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan bahwa setidaknya 25 juta orang terinfeksi di seluruh dunia, dan 90 juta lainnya berisiko, dengan lebih dari 99% di antaranya berada di Afrika. Kehilangan penglihatan diperkirakan mempengaruhi 1,15 juta penduduk. Pemberian obat massal yang sedang berlangsung di seluruh dunia (MDA) dengan ivermectin telah secara signifikan mengurangi beban infeksi dan penyakit mata terkait. Sebuah studi baru-baru ini (pada 2018) dari Togo dengan identifikasi penyakit mata pada anak-anak dan dewasa muda meskipun program MDA yang sedang berlangsung dengan pengurangan tingkat mikrofilaria menimbulkan kekhawatiran. Onchocerciasis lebih mungkin ditemukan pada orang yang terlibat dalam industri pertanian dan terutama pada mereka yang tinggal lebih dekat ke sungai yang menjadi tempat berkembang biaknya lalat hitam Simulium. Dalam studi penilaian faktor risiko di Ethiopia, jenis kelamin laki-laki, jarak kurang dari 2 km dari tepi sungai, ketidakpatuhan terhadap terapi ivermectin, dan usia di atas 35 tahun semuanya terkait dengan prevalensi Onchocerciasis yang lebih tinggi D. Pencegahan dan Pengobatan Onchocerciasis Ada beberapa cara yang dapat dilakukan guna mencegah infeksi Onchocerciasis, di antaranya, menggunakan obat anti serangga yang mengandung DEET (N, NDiethyl-meta-toluamide) pada kulit yang terbuka, mengenakan baju lengan panjang



dan celana panjang pada siang hari, mengenakan pakaian yang mengandung permetrin. Pengobatan yang dapat dilakukan yakni orang yang ditemukan terinfeksi O. volvulus harus dirawat untuk mencegah kerusakan kulit jangka panjang dan kebutaan. Perawatan yang direkomendasikan adalah ivermectin, yang perlu diberikan setiap 6 bulan selama masa hidup cacing dewasa (yaitu, 10-15 tahun) atau selama orang yang terinfeksi memiliki bukti infeksi kulit atau mata. Ivermectin membunuh larva dan mencegah mereka dari menyebabkan kerusakan tetapi tidak membunuh orang dewasa. Selain itu,juga dapat dilakukan pengobatan menggunakan doksisiklin yang membunuh cacing dewasa dengan membunuh bakteri Wolbachia yang menjadi sandaran cacing dewasa untuk bertahan hidup. Sehingga, jika terinfeksi pengobatan yang dapat dilakukan yaitu dengan ivermectin dan doksisiklin. E. Rekomendasi Mengenai Onchocerciasis Adapapun rekomendasi yang diberikan yakni antara lain : 1) Kepada tenaga kesehatan, diharapkan agar dapat melakukan penyuluhan mengenai penyebab, gejala, dan pencegahan penyakit onchocerciasis di daerah-daerah yang endemis terhadap penyakit onchocerciasis. 2) Kepada masyarakat, diharapkan agar segera memeriksakan diri ke puskesmas atau rumah sakit apabila mengalami gejala dari penyakit onchocerciasis agar segera mendapatkan pengobatan. 3) Kepada pemerintah, agar menyiapkan segala sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam penanganan dan pencegahan kasus penyakit onchocerciasis di daerah-daerah endemis.



BAB III PENUTUP



A. Simpulan Onchocerciasis adalah salah satu penyakit mata dan kulit berupa infeksi yang disebabkan oleh parasit nematoda filaria Onchocerca volvulus. Penyakit ini ditularkan melalui gigigtan lalat hitam dengan genus Similium yang biasanya berkembang biak di sungai-sungai. Cacing Onchocerca volvulus betina dewasa yang dibawa masuk oleh lalat hitam ke dalam tubuhakan hidup dalam jaringan ikat, melingkar satu dengan yang lainnya seperti benang kusut dalam benjolan di bawah kulit atau jaringan yang lebih dalam. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan bahwa setidaknya 25 juta orang terinfeksi di seluruh dunia, dan 90 juta lainnya berisiko, dengan lebih dari 99% di antaranya berada di Afrika. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan guna mencegah infeksi Onchocerciasis, di antaranya, menggunakan obat anti serangga yang mengandung DEET (N, N-Diethyl-meta-toluamide) pada kulit yang terbuka. Pengobatan yang dapat dilakukan yakni orang yang ditemukan terinfeksi O. volvulus harus dirawat untuk mencegah kerusakan kulit jangka panjang dan kebutaan. Perawatan yang direkomendasikan adalah ivermectin, yang perlu diberikan setiap 6 bulan selama masa hidup cacing dewasa (yaitu, 10-15 tahun) atau selama orang yang terinfeksi memiliki bukti infeksi kulit atau mata. Oleh karena itu, diharapkan kepada seluruh tenaga kesehatan, pemerintah, dan masyarakat agar dapat bekerjasama untuk mampu menghadapi mengurangi dan menanggulangi penyakit Onchocerciasis ini. B. Saran Perlu adanya suatu program pemerintah yang dapat dilakukan untuk mengurangi dan menanggulangi penyakit Onchocerciasis ini. Selain itu, perlu diperkenalkan lagi kepada masyarakat luas mengenai Onchocerciasis karena masih sedikit masyarakat yang mengetahui mengenai penyakit Onchocerciasis.



DAFTAR PUSTAKA Basáñez, M. G., Pion, S. D. S., Churcher, T. S., Breitling, L. P., Little, M. P., & Boussinesq, M. (2006). River blindness: A success story under threat? PLoS Medicine, 3(9), 1454–1460. https://doi.org/10.1371/journal.pmed.0030371 Center for Disease Control and Prevention. (2019, September 6). Onchocerciasis. U.S. Department of Health & Human Services. Retrieved from CDC Web site: https://www.cdc.gov/parasites/onchocerciasis/ Center for Disease Control and Prevention. (2019, September 9).Onchocerciasis. U.S. Department of Health & Human Services. Retrieved from CDC Web site: https://www.cdc.gov/parasites/onchocerciasis/ Enk, C. D. (2006). Onchocerciasis-river blindness. Clinics in Dermatology, 24(3), 176– 180. https://doi.org/10.1016/j.clindermatol.2005.11.008 Gyasi, M. E., Okonkwo, O. N., & Tripathy, K. (2021, February 14). Onchocerciasis. U.S. National Library of Medicine. Retrieved from National Center of Biotechnology Information: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK559027/ Lakwo, T., Oguttu, D., Ukety, T., & Post, R. (2020). Onchocerciasis Elimination : Progress and Challenges. Otabil, K. B., Gyasi, S. F., Awuah, E., Obeng-Ofori, D., Atta-Nyarko, R. J., Andoh, D., et al. (2019). Prevalence of onchocerciasis and associated clinical manifestations in selected hypoendemic communities in Ghana following long-term administration of ivermectin. BMC Infectious Diseases, 19(431), 1-7. Sari, M. P. (n.d.). Peran Bakteri Wolbachia pada Patogenesis Onkoserkosis. 6. WHO.



2019.



Onchocerciasis.



https://www.who.int/news-room/fact-



sheets/detail/onchocerciasis diakses pada 12 Oktober 2021