Makalah Jenjang Karier Perawat [PDF]

  • Author / Uploaded
  • sisca
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jenjang karir merupakan suatu sistem untuk meningkatkan kinerja dan profesionalisme perawat sesuai bidang pekerjaannya melalui peningkatan kompetensi. Perawat profesional yang saat ini diakui di Indonesia dimulai dari lulusan D-3 Keperawatan dan akan terus meningkat. Sehingga pada tahun 2010 diharapkan yang dikategorikan sebagai perawat profesional adalah lulusan S-1 keperawatan dan jenjang lebih tinggi (Supriyantoro, 2011) Dasar pemikiran penyusunan jenjang karir profesi keperawatan RS beranjak dari kepentingan profesi untuk bertanggung jawab dan bertanggung gugat dalam memberikan asuhan keperawatan. Pada tiap jenjang karir, perawat mempunyai kompetensi tertentu dalam memberikan asuhan keperawatan sehingga dapat dipertanggungjawabkan (Zaidin, 2002) Jenjang karir diperlukan untuk terwujudnya asuhan keperawatan yang bemutu mengingat perawat mempunyai tenaga terbanyak dan terlama mendampingi pasien. Dengan dijaminnya kualitas asuhan keperawatan yang diberikan oleh perawat sesuai dengan kompetensi yang dimiliki, maka akan berkontribusi terhadap kualitas pelayanan rumah sakit. Dengan ditetapkannya kompetensi perawat pada tiap jenjang, akan memudahkan dalam rekruitmen, seleksi, orientasi, pembinaan dan pengembangan SDM keperawatan (Nursalam, 2011) Pengembangan karir perawat merupakan suatu perencanaan dan penerapan rencana karir yang dapat digunakan untuk penempatan perawat pada jenjang yang sesuai dengan keahliannya, serta menyediakan kesempatan yang lebih baik sesuai dengan kemampuan dan potensi perawat (Marquis & Huston, 2010) 1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana pengembangan karir perawat ? 2. Apa tujuan dari pengembangan karir perawat ? 3. Apa saja ruang lingkup keperawatan ? 4. Bagaimana prinsip-prinsip dalam sistem pengembangan karir ?



5. Apa saja bentuk dan jenjang karir profesional perawat ? 6. Apa saja komponen dalam pengembangan jenjang karir ? 7. Kompetensi perawat klinik sesuai area kebutuhan ? 1.3 Tujuan 1. Untuk mengetahui pengembangan karir perawat 2. Untuk mengetahui tujuan dari pengembangan karir perawat 3. Untuk mengetahui ruang lingkup keperawatan 4. Untuk mengeahui prinsip-prinsip dalam sistem pengembangan karir 5. Untuk mengeahui bentuk dan jenjang karir profesional perawat 6. Untuk mengeahui komponen dalam pengembangan jenjang karir 7. Untuk mengeahui Kompetensi perawat klinik sesuai area kebutuhan 1.4 Manfaat 1.



Bagi Penulis



menambah wawasan ilmu pengetahuan dan ilmu pendidikan di bidang kesehatan mengenai pengembangan jenjang karir perawat. 2.



Bagi Pembaca



Memberikan wawasan tentang pengembangan karir perawat serta menambah wawasan pengetahuan khususnya di bidang keperawatan. 3.



Institusi Pendidikan



Memberikan wawasan tentang kebutuhan pengembangan karir perawat serta menambah wawasan pengetahuan khususnya di bidang keperawatan.



BAB II



TINJUAN PUSTAKA 2.1 Perkembangan Karir Perawat Meskipun perkembangan keperawatan di indonesia masih belum sesuai dengan yang diinginkan, tetapi telah mulai dirintis terbukti dengan adanya keinginan untuk meningkatkankualitas pelayanannya. Peran perawat di rumah sakit sangat penting karena sering dijadikan tolak ukur baik buruknya pelayanan kesehatan yang ada. Menyadari posisinya yang sangat menentukan ini perawat mulai berbenah diri yang tadinya bersifat “vokasional”



menjadi



keperawatan



“profesional”



yang



mandiri



dan



bersifat



interdependen terhadap pelayanan profesional lainnya. Perawat dituntut untuk dapat menguasai ketrampilan interpersonal, intelektual dan teknikal. Supaya keperawatan dapat berkembang dengan baik, perlu diciptakan iklim yang kondusif, yang salah satu diantaranya adalah penataan kembali peran, tugas, dan tanggung jawab perawat, sesuai dengan kaidah-kaidah profesi serta pengembangan karier yang akan diacu oleh rumah sakit. Karir dapat ditata secara sistematik dan dapat terjadi tanpa rencana, sehingga dibutuhkan pemikiran dan perencanaan karir yang mengarah pada suatu pola yang tersusun secara logis, sesuai dengan peran fungsi perawat. Keberhasilan dalam karir profesional dilandasi dengan perencanaan dan perubahan yang sesuai dengan posisi. Permasalahan dan berbagai hal yang mempengaruhi perecanaan karir antara lain sebagai berikut : a. Belum semua rumah sakit menyadari pentingnya pola pengembangan karir bagi tenaga keperawatannya. Padahal dengan pola ini perawat dapat termotivasi menjadi lebih baik dalam bekerja karena berpengaruh terhadap karirnya dimasa yang akan datang. b. Individu perawat itu sendiri, individu mempunyai tujuan pribadi, kekuatan dan kebutuhan jangka panjang, karir dang keinginan untuk memberi kontribusi dalam bidang praktik keperawatan. c. Adanya peluang nyata, bahwa pilihan kari dan kesempatan untuk berkarya tersedia. d. Perubahan tempat kerja yang dinamis membuat adanya kecenderungan dan isue dalam pelayanan keperawatan.



e. Adanya tujuan pribadi, tujuan keluarga dan tujuan karir yang terintegrasi dalam satu konsep “income” keluarga. Manajemen karir mempunyai fokus dan tanggung jawab rumah sakit untuk mengembangkan karir dengan menciptakan jalan yang sistematisdan kenaikan pangkat yang sesuai dengan kinerja dan potensi perawat itu sendiri. Selain itu adanya pembinan atau bimbingan karir serta pendidikan dan pelathan akan merangsang adanya motivasi agar dapat melakukan asuhan keperatawan yang optimal. (Sumijatun, 2010:109) Pengembangan jenjang karir perawat mencakup empat peran utama perawat yaitu : 1. Perawat klinik (PK), perawat yang memberikan asuhan keperawatan langsung kepada pasien atau klien sebagai individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. 2. Perawat manajer (PM), perawat yang mengelola pelayanan keperawatan disarana kesehatan, baik sebagai pengelola tingkat bawah (front line manager), tingkat menengah (middle manager) dan pengelola tingkat atas (top manager). 3. Perawat Pendidik (PP), perawat yang memberikan pendidikan kepada peserta didik di institusi pendidikan keperawatan 4. Perawat meneliti atau riset (PR), perawat yang bekerja dibidang penelitian keperawatan atau kesehatan. (Sumijatun, 2010:109) 2.2 Tujuan Pengembangan Kari Perawat Menurt Dep Kes RI, 2006 tujuan umum dari pengembangan karir perawat adalah mengembangkan profesionalisme dan akuntabiitas perawat klinik terhadap publik atau masyarakat. Sedangkan tujuan khususnya meliputi : 1. Adanya kesamaan persepsiberbagai pihak tentang pengembangan sistem jenjang karir perawat klinik, 2. Adanya sistem jenjang karir profesional perawat dalam konteks sistem penghargaan bagi perawat disarana kesehatan. 3.



Menurunkan jumlah perawat yg keluar dari pekerjaannya.



4.



Meningkatkan moral kerja dan mengurangi kebuntuan karir.



5.



Menata sistem promosi berdasarkan persyaratan dan kriteria yang telah ditetapkan,



sehingga mobilitas karir berfungsi dengan baik dan benar. (Sumijatun, 2010:110) 2.3 Ruang Lingkup



Ruang lingkup keperawatan adalah membantu individu untuk bereaksi secara positif dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari termasuk dalam menghadapi kematian dan masalah kesehatan atau penyakit, baik yang nyata maupun yang mungkin akan timbul, serta penanganannya. (Mitchel, 1997) Ruang lingkup perawat profesional : 1.



Supervisi perencaan dan tindakan perawatan pasien secara menyeluruh.



2.



Mengamati, mengintervensi,dan mengevaluasi keluhan pasien, baik secara mental



maupun fisik. 3. Melaksanakan intruksi dokter tentang obat–obatan dan pengobatan yang akan di berikan 4. Mengawasi anggota tim kesehatan yang memberikan pelayanan perawatan kepada pasien. 5.



Melaksanakan prosedur dan eknik perawatan, khususnya pada tindakan yang



membutuhkan keputusan, penyesuaian dan pertimbangan berdasarkan data teknis. 6. Memberikan bimbingan kesehatan dan partisipasi dalam pendidikan kesehatan. 7. Membuat catatan dan laporan fakta–fakta secara teliti dan mengevaluasi prawatan pasien. (Makhfudli, 2009) Ruang lingkup perawat profesional meliputi : 1.



Rumah sakit



Praktik keperawatan dirumah sakit dan fasilitas keperawatan terampil menjadi lebih kompleks mengingat meningkatnya popilasi lansia,penyakit akut,dan temuan-temuan baru terapi suportif. Penyakit infeksi yang berhubungan dengan acquired imunideficienci syndrome (AIDS, Tranplantasi organ, dan instrumen teknologi tinggian digunakan diunit perawatan intensif merupakan sebagian faktor yang berkontribusi pada meningkatnya presentase klien dengan penyakit kritis dirumah sakit.Selain meningkatnya angka keakutan,telah terjadi peningkatan biyaya perawatan kesehatan yang tajam.untuk beradaptasi dengan peningkatan ini,beberapa rumah sakit menurunkan jumlah pekerjanya tanpa menurunkan beban kerja. selain meningkanya angka keakutan telah terjadi peningkatan biyaya perawatan kesahatan yang tajam untuk beradaptasi peningkatan ini, beberapa rumah sakit menurunkan jumlah pekerjanya tanpa menurunkan beban



kerja.pada masa sekarang ini perawatan profesional ditantang untuk memenuhi kebutahan, berbagai kebutuhan klien terhadap perawatan kesahatan. 2.



Komunitas



Jumlah perawat yang bekerja di komunitas meningkat secara bermakna peningkatan biyaya perawatan dirumah sakit mendorong kebutuhan terhadap adanya pelayanan keperawatan dikomunitas yang ditujukan untuk peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, dan perawatan pada fase penyembuhan. perawatan di komunitas difokuskan untuk meningkatkan dan mempertahankan kesehatan, pendidikan, dan menejemen serta mengkordinasikan dan melanjutkan perawatan restoratif didalam lingkungan komunitas klien.sementara perawatan kesehatan di institusi berfokus pada individu dan keluarga perawatan komunitas juga mengacu pada kesehatan komunitas dan interaksi antar individu dalam komunitas tersebut. 3.



Sekolah



Pelayanan kesehatan dikomunitas umum diselenggarakan di sekolah dan kampus pelayanan keperawatan meliputi pendidikan pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, dan pendidikan seks. Selain itu perawat yang bekerja disekolah mungkin memberikan perawatan untuk peserta didik pada kasus penyakit akut yang bukan kasus kedaruratan misalnya infeksi saluran pernafasan bagian atau seperti influenza dan infeksi virus. Perawat tersebut juga memberikan rujukan bagi peserta didik dan keluarganya bila dibutuhkan perawatan yang lebih spesifik. 4. Area perawatan di rumah Klien seringkali membutuhkan asuhan keperawatan khusus yang dapat diberikan secara efisien di rumah. Perawat dalam lembaga ini memberikan asuhan keperawtan di rumah pada klien yang pulang dari perawatan di institusi tertentu. Lembaga pemberi pelayanan lain yang memberikan perawatan kesehatan di rumah misalnya ikatan perawat yang melakukuan kunjungan rumah, lembaga komunitas, hospice. (potter,2005:282) 5.



Keluarga



Keperawatan kesehatan keluarga sebagi satu kesatuan yang adalah tingkat keperawatan kesehatan masyarakat yang di pusatkan pada keluarga sebagi unit (wahid, 2012:115)



2.4 Prinsip-Prinsip dalam Sistem Pengembangan Karir Beberapa prinsip dalam pengembangan karir perawat adalah sebagai berikut : 1.



Kualifikasi tenaga keperawatan dimulai dari lulusan D III Keperawatan.



Mengingat perawat yang ada pada saat ini sebagaian besar lulusan SPK, maka perlu dilakukan penanganan khusus dengan memperhatikan penghargaan terhadap pengalaman kerja, lamanya pengabdian terhadap profesi, uji kompetensi dan sertifikat. 2.



Penjenjangan mempunyai makna tingkatan kompetensi untuk melaksanakan



asuhan keperawatan yang akuntabel dan etis sesuai dengan batas kewenangan praktik dan kompleksitas masalah pasien atau klien. 3.



Penerapan asuhan keperawatan, fungsi utama perawat klinik adalah memeberikan



asuhan keperawatan langsung sesuai standar praktik dan kode etik perawat. 4.



Kesempatan yang sama, setiap perawat klinik mempunyai kesempatan yang sama



utuk meningkatkan karir sampai jenjang karir profesional tertinggi sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 5.



Standar profesi, dan memberikan asuhan keperawatan mengacu pada standar



praktik keperawatan dan kode etik. 6.



Komitmen pimpinan, pimpinan disarana kesehatan harus mempunyai komitmen



yang tinggi terhadap pengembangan karir perawat, sehingga dapat dijamin kepuasan pasien atau klien serta kepuasan perawat dalam pelayanan keperawatan. (Sumijatun, 2010:112) 2.5 Bentuk dan Jenjang Karir Profesional Perawat Bentuk dan pengembangan karir perawat dimulai dari peran perawat sebagai pelaksana asuhan keperawatan. Setiap jenjang akan diuraikan pengalaman dan pendidikan yang harus dimiliki, serta diskripsi umum tentng tugas atau kewenangannya. Ada lima tingkatan keahlian berdasarkan kompetensi (model pencapaian kompetensi) menurut Benner, 1982, yang ada implementasinya tergantung dari pertimbangan manajemen di rumah



sakit atau



tempat



pelyanan



kesehatan



masing-masing.



Sebagai dasar



pengembangannya dapat berpijak pada tingkatan sebagai berikut, Novice/beginner, Advance beginner, Competent, Proficient, dan Expert. Sedangkan di indonesia menurut Dep Kes RI , 2006, mempunyai tahapan jenjang karir yang disesuaikan dengan tingkatan



pendidikan, lamanya ia bekerja serta kemampuan yang dimiliknya dan dibuktikan oleh adanya sertifikat, adapun tingkatannya sebagai berikut : 1. Perawat Klinik I ( PK I ) Perawat klinik I (Novice) adalah : Perawat lulusan D-III telah memiliki pengalaman kerja 2 tahun atau Ners (lulusan S-1 Keperawatan plus pendidikan profesi) dengan pengalaman kerja 0 tahun, dan mempunyai setifikat PK-I. 2. Perawat Klinik II (PK II) Perawat klinik II (Advance Beginner) adalah perawat lulusan D III Keperawatan dengan pengalaman kerja 5 tahun atau Ners (lulusan S-1 keperawatan plus pendidikan profesi ) dengan pengalaman kerja 3 tahun, dan mempunyai sertifikat PK II 3. Perawat Klinik III (PK III) Perawat klinik III (competent) adalah perawat lulusan D III Keperawatan dengan pengalaman kerja 9 tahun atau Ners (lulusan S-1 keperawatan plus pendidikan profesi ) dengan pengalaman klinik 6 tahun atau Ners spesialis dengan pengalaman kerja 0 tahun, dan mempunyai sertifikat PK III. 4. Perawat Klinik IV (PK IV) Perawat klinik IV (Proficient) adalah Ners (lulusan S-1 keperawatan plus pendidikan profesi ) dengan pengalaman kerja 9 tahun atau Ners Spesialis dengan pengalaman kerja 2 tahun, dan memiliki sertifikat PK IV, atau Ners Spesialis Konsultasi dengan pengalaman kerja 0 tahun. 5. Perawat Klinik V (PK V) Perawat Klinik V (Expert) adalah Ners Spesialis dengan pengalaman kerja 4 tahun atau Ners Spesialis Konsultan dengan pengalaman kerja 1 tahun, dan memiliki sertifikat PK V. (Makhfudli, 2009) 2.6 Komponen Pengembangan Jenjang Karir Menurut Benner, 1984, kompetensi perawat dapat dibagi menjadi lima tingkatan yang mempunyai karakteristik sebagai berikut : 1. a.



Novice (pemula, belum mempunyai pengalaman) Perawat yang belum mempunyai penglaman kerja bisa mengantisipasi situasi



secara luas.



b.



Masih terikat dengan data-data objektif misalnya vital sign, intake dan output.



c.



Menentukan kondisi pasien sesuai dengan buku atau prosedur yang ditetapkan.



d.



Diperlukan supervisi yang ketat dan bantuan pada situasi yang non rutin.



e.



Memerlukan pendidikan yang kontinyu baik formal maupun nonformal



2.



Advanced Beginner (pemula, sudah punya pengalaman)



a.



Cukup mengetahui situasi yang riil, dapat mencatat aspek situasi klinik.



b.



Masih minta bantuan pada kasus kompleks, belum bisa menentukan intervensi yang



essensial. c.



Tidak perlu disupervice secara ketat.



d.



Perlu penunutun (mentor) dan support dari kelompok kerja.



e.



Pengalaman lebih kurang satu tahun.



3.



Competent (mampu melaksanakan tugas utama)



a.



Dapat menganalisa masalah klien, dapat mengelola situasi kompleks.



b.



Dapat memutuskan, menilai kondisi pasien serta dapat memprediksi situasi klien



dan menentukan apa yang penting dalam tujuan jangka panjang. c.



Sudah mempunyai feeling, minta bantuan sedikit dan selektif.



d.



Pengalaman kerja 2-3 tahun.



4.



Proficient (cakap)



a.



Sudah dapat mengetahui dan menentukan situasi secara luas.



b.



Dapat menentukan penanganan dan bisa merencanakan asuhan klien selanjutnya.



c.



Melakukan keputusan secara cepat dan luas serta dapat menangani situasi.



d.



Bekerja efisien, dapat mengidentifikasi pasien.



e.



Pengalaman kerja 3-5 tahun.



5.



Expert (ahli)



a.



Institusinya bagus dan tanggap bila melakukan pemecahan masalah.



b.



Dapat mengantisipasi komplikasi.



c.



Dapat melatih perawat-perawat lain.



d.



Pendidikan formal masih diperlukan sedangkan pendidikan informal sudah cukup.



e.



Pengalaman kerja lebih dari 5 tahun. (Sumijatun, 2010:114)



2.7 Kompetensi Perawat Klinik Sesuai Area Kebutuhan



Dalam pedoman pengembangan jenjang karir profesional perawat Dep. Kes. RI 2006, dikatakan bahwa penyusunan kompetensi perawat klinik didasarkan pada tiga ranah kompetensi yang mencakup : 1.



Praktik profesional, etis, legal, dan peka budaya, adalah kemampuan perawat untuk



melaksanakan tindakan keperawatan sesuai standar profesi keperawatan, berdasarkab pada kode etikkeperawatan, mentaati peraturan perundang-undangan yang berlaku serta memperhatikan budaya dan adat istiadat klien. 2.



Manajemen dan pemnerian asuhan keperawatan adalah serangkaian kemampuan



dalam mengelola dan memberikan asuhan keperawatan pada klien atau pasien. 3.



Pengembangan profesional adalah kemampuan perawat untuk meningkatkan



pengetahuan dan ketrampilan diri serta keilmuan keperawatan. Kompetensi yang dicantumkan dalam setian PK merupakan kompetensi mandiri dimana perawat tersebut mempunyai kewenangan untuk melakukan tindakan. Pada situasi tertentu perawat dapat melakukan tindakan yang bukan merupakan kompetensi dan kewenangannya dengan bimbingan penuh dan terbatas oleh perawat yang mempunyai kompetensi lebih tinggi dan memiliki kewenangan untuk tindakan tersebut. Guna mengukur tingkat kompetensi seseorang, kompetensi tersebut masih perlu dijabarkan kedalam sub kompetensi dan kriteria unjuk kerja, sehingga dapat ditetapkan standar prosedur pelaksanaanya. Pembangian area Kompetensi perawat klinik didasarkan pada kekhususan pelayanan keperawatannya, yaitu : 1.



Perawat Medikal Bedah



2.



Perawat Maternitas



3.



Perawat Anak



4.



Perawat Jiwa



5.



Perawat Komunitas



6.



Perawat Gawat Darurat (Sumijatun, 2010)



BAB III PENUTUP 3.1



Kesimpulan



Jenjang karier merupakan sistem untuk meningkatkan kinerja dan profesionalisme sesuai dengan



bidang



pekerjaan



melalui



peningkatan



kompetensi.



Pemilihan karir secara bertahap akan menjamin individu dalam mempraktikkan bidang profesinya karena karir merupakan investasi dan bukan hanya untuk mendapatkan penghargaan atau imbalan jasa. Komiten terhadap karir dapat dilihat dilihat dari sikap perawat terhadap profesinya serta motivasi untuk bekerja sesuai dengan karir yang telah dipilihnya. Secara umum penjenjangan karir profesi perawat terdiri dari 4 (empat) bidang, meliputi : Perawat Klinik (PK), Perawat Manajer (PM), Perawat Pendidik (PP), Perawat



3.2 1.



Peneliti



atau



Riset



(PR).



Saran Bagi mahasiswa sebaiknya dijadikan sebagai pengetahuan dan menambah wawasan



dalam proses belajar. 2.



Bagi perawat sebaiknya, untuk pengembangan karir perawat di indonesia,



diperlukannya mengadakan program yang lebih efektif dan berkesinambungan. 3.



Bagi institusi sebaiknya dijadikan sebagai bahan penambahan informasi masalah



pengembangan karir perawat



Bibliography Sumijatun. 2010. Konsep Dasar Menuju Keperawatan Profesional. Jakarta: Trans Info Media



Makhfudli & Efendi, F. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan Praktik dalam Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika. Wahid Iqbal. 2009. Ilmu Keperawatan Komunitas Konsep dan Aplikasi. Gresik: Salemba Medika. Perry Potter. 2005. Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC Zaidin Ali. 2002. Dasar-Dasar Keperawatan Profesional. Jakarta: Widya Medika