Makalah Kel 9 - Pengembangan Soal PISA Dan TIMMS [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH MENGEMBANGKAN SOAL PISA dan TIMMS Dibuat untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Evaluasi Pembelajaran Matematika Dosen Pengampu : Dr. Yuyu Yuhana, M.Si.



Disusun Oleh : Kelompok 9 Nama Anggota Kelompok : Haeriyah



(2225190020)



Fathimah Azzahra (2225190053) Kelas 4B PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA 2021



KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh Segala puji syukur kami panjat kan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah Mata Kuliah Evaluasi Pembelajaran Matematika. Tidak lupa shalawat serta salam tercurah kepada Rasulullah SAW yang syafa’atnya kita nantikan kelak. Penulisan makalah berjudul “Mengembangkan Soal PISA Dan TIMMs” dapat diselesaikan dengan baik. Adapun tujuan penulisan dari makalah ini untuk memenuhi tugas dosen pada mata kuliah Evaluasi Pembelajaran Matematika. Dengan makalah ini dapat mengetahui dan menambah wawasan tentang Mengembangkan Soal PISA Dan TIMMs bagi penulis maupun pembaca. Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Yuyu Yuhana, M.Si. selaku dosen mata kuliah Evaluasi Pembelajaran Matematika yang telah memberikan tugas ini, dan kepada semua pihak yang telah membantu dan membagi ilmu pengetahuan dan wawasan dalam penyelesaian makalah ini. Demikian yang dapat kami sampaikan. Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat. Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh Serang, April 2021



Kelompok 9



i



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR......................................................................................................................i DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................1 1.1



Latar Belakang..................................................................................................................1



1.2



Rumusan Masalah.............................................................................................................1



1.3



Tujuan...............................................................................................................................2



1.4



Manfaat.............................................................................................................................3



BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................4 2.1



Pengertian PISA..................................................................................................................4



2.1.1 Tujuan PISA........................................................................................................................4 2.1.2 Domain PISA untuk Matematika........................................................................................4 2.1.3 Level Kemampuan Matematika dalam PISA......................................................................8 2.1.4 Karakteristik Studi PISA...................................................................................................10 2.1.5 Gambaran Hasil studi PISA..............................................................................................10 2.1.6 Contoh Soal PISA.............................................................................................................11 2.1.7 Upaya Meningkatkan Skor PISA untuk Siswa di Indonesia.............................................13 2.2



Pengertian dan Domain TIMSS........................................................................................13



2.2.1 Gambaran Hasil Studi TIMSS...........................................................................................15 2.2.2 Pengembangan Soal TIMMS..........................................................................................16 2.2.3 Contoh Soal TIMSS.........................................................................................................17 BAB III PENUTUP.......................................................................................................................19 3.1



Kesimpulan.....................................................................................................................19



3.2 Saran.....................................................................................................................................19 ii



DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................iv



iii



BAB I PENDAHULUAN 1.1



Latar Belakang



Kualitas pendidikan



sering dijadikan sebagai alat ukur perkembangan suatu negara



kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah matematika sains dan membaca beserta aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari dijadikan sebagai gambaran baik atau tidaknya kualitas pendidikan khusus untuk siswa usia wajib belajar saat ini terdapat 2 assessment utama berskala internasional yang menilai kemampuan matematika dan sains siswa yaitu TIMSS (Trend in Internasional Mathematics and Science Study) dan PISA (Program for Internasional Student Assessment). TIMSS dilaksanakan secara reguler sekali dalam 4 tahun, untuk mengetahui pencapaian siswa kelas 4 dan 8 SD dalam matematika dan sains. Fokus dari TIMSS adalah materi yang ada pada kurikulum. sedangkan PISA dilaksanakan secara reguler sekali dalam 3 tahun, sejak tahun 2000. untuk mengetahui literasi siswa usia 15 tahun dalam matematika, sains dan membaca. Fokus dari Pisa adalah literasi yang menekankan pada keterampilan dan kompetensi siswa yang diperoleh dari sekolah dan dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari dalam berbagai situasi ( OECD, 2010). TIMSS bertujuan untuk mengetahui peningkatan pembelajaran matematika dan sains dimana kerangka penilaian kemampuan matematikanya diuji menggunakan istilah dimensi dan domain. Dalam pembelajaran matematika, soal memiliki peranan penting untuk menguatkan kemampuan siswa. Soal matematika yang baik akan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menguatkan dan memperluas pengetahuan mereka, dan ketika soal tersebut dipilih dengan baik, akan dapat merangsang pembelajaran matematika. Bahkan, konsep matematika dapat diperkenalkan kepada siswa melalui soal yang berasal dari masalah di lingkungan terdekat mereka (NCTM, 2000). 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka didapat rumusan masalah sebagai berikut: 1. Apa pengertian dari PISA? 1



2. Apa Tujuan PISA ? 3. Apa Domain PISA ? 4. Bagaimana Level Kemampuan Matematika dalam PISA? 5. Bagaimana Karakteristik PISA? 6. Bagaimana Gambaran Hasil Studi PISA ? 7. Bagaimana Contoh Soal PISA? 8. Bagaimana Upaya Meningkatkan Skor PISA untuk Siswa di Indonesia ? 9. Apa pengertian dan domain dari TIMSS ? 10. Bagaimana Gambaran hasil studi TIMMS ? 11. Bagaimana Pengembangan Soal TIMMS ? 12. Bagaimana Contoh Soal TIMSS? 1.3 Tujuan Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui pengertian dari PISA? 2. Untuk mengetahui Tujuan PISA ? 3. Untuk mengetahui Domain PISA ? 4. Untuk mengetahui Level Kemampuan Matematika dalam PISA? 5. Untuk mengetahui Gambaran Hasil Studi PISA ? 6. Untuk mengetahui Contoh Soal PISA? 7. Untuk mengetahui Upaya Meningkatkan Skor PISA untuk Siswa di Indonesia ? 8. Untuk mengetahui pengertian dan domain dari TIMSS ? 2



9. Untuk mengetahui Gambaran hasil studi TIMMS ? 10. Untuk mengetahui Pengembangan Soal TIMMS ? 11. Untuk mengetahui Contoh Soal TIMSS? 1.4 Manfaat Manfaat penulisan makalah ini baik bagi penulis ataupun pembaca yaitu tentunya dapat menambah wawasan dan pengetahuan mengenai Pengembangan Soal PISA Dan TIMMs. Makalah ini juga bisa dijadikan referensi dalam Mengembangkan Soal PISA Dan TIMMs pada pembelajaran matematika.



3



BAB II PEMBAHASAN 2.1



Pengertian PISA



PISA Merupakan singkatan dari Program Internasional for Student Assessment yang Merupakan suatu bentuk evaluasi kemampuan dan pengetahuan yang dirancang untuk siswa usia 15 tahun. PISA sendiri merupakan proyek dari organisation for Economic Cooperation and development OECD yang pertama kali diselenggarakan pada tahun 2000 untuk bidang membaca, matematika dan sains. ide utama dari PISA adalah hasil dari sistem pendidikan harus diukur dengan kompetensi yang dimiliki oleh siswa dan konsep utamanya adalah literasi. PISA bisa dilaksanakan setiap tiga tahun sekali yaitu pada tahun 2000, 2003, 2006, 2009 dan seterusnya. Dalam melakukan studi ini setiap negara harus mengikuti prosedur operasi standar yang telah ditetapkan seperti pelaksanaan uji coba dan survei, penggunaan tes dan angket, penentuan populasi dan sampel, pengelolaan dan analisis data dan pengendalian mutu. Desain dan implementasi studi berada dalam tanggung jawab konsorsium internasional yang beranggotakan the Australian Council for Educational Research (ACER), the Netherlands National Institute for Educational Measurement (Citogroep), the National Institute for Educational Policy Research in Japan (NIER), dan WESTAT United States. 2.1.1



Tujuan PISA Orientasi PISA merefleksikan perubahan dalam tujuan dan sasaran kurikulum, yang lebih



memperhatikan apa yang dapat dilakukan siswa dari pada apa yang mereka pelajari di sekolah. Oleh karena itu, diharapkan siswa dapat memiliki kemampuan untuk literasi (literacy). PISA dirancang untuk mengumpulkan informasi melalui asesmen 3 tahunan secara bergilir untuk mengetahui literasi siswa dalam membaca, matematika, dan sain. PISA juga memberikan informasi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan skill dan sikap siswa baik di rumah maupun di sekolah dan juga menilai bagaimana faktor-faktor ini berintegrasi sehingga mempengaruhi perkembangan kebijakan suatu negara (OECD, 2.1.2



Domain PISA untuk Matematika OECD (2009a) menjelaskan bahwa PISA meliputi tiga komponen mayor dari domain



matematika, yaitu konteks, konten, dan kompetensi, yang terlihat seperti gambar berikut. 4



a. Konten (Content) Sesuai dengan tujuan PISA untuk menilai kemampuan siswa menyelesaikan masalah real (students' capacity to solve real problems). maka masalah pada PISA meliputi konten (content) matematika yang berkaitan dengan fenomena. Dalam PISA fenomena ini dikenal dengan overarching ideas. PISA hanya membatasi pada 4 over-arching ideas yang utama, yaitu perubahan dan hubungan (Change and Relationship) ruang dan bentuk (Space and Shape), kuantitas (Quantity) dan ketidakpastian dan data (Uncertainty and data).  OECD (2010) menguraikan masing-masing konten matematika seperti berikut. 1) Perubahan dan hubungan (Change and relationship), merupakan kejadian/peristiwa dalam setting yang bervariasi seperti pertumbuhan organisma, musik, siklus dari musim, pola dari cuaca, dan kondisi ekonomi. Kategori ini berkaitan dengan aspek konten matematika pada kurikulum yaitu fungsi dan aljabar. Bentuk aljabar, persamaan, pertidaksamaan, representasi dalam bentuk tabel dan grafik merupakan sentral dalam menggambarkan, memodelkan, dan menginterpretasi perubahan dari suatu fenomena. Interpretasi data juga merupakan bagian yang esensial dari masalah pada kategori Change and relationship.



5



2) Ruang dan bentuk (Space and Shape), meliputi fenomena yang berkaitan dengan dunia visual (visual world) yang melibatkan pola, sifat dari objek, posisi dan orientasi, representasi dari objek, pengkodean informasi visual, navigasi, dan interaksi dinamik yang berkaitan dengan bentuk yang riil. Kategori ini melebihi aspek konten geometri pada matematika yang ada pada kurikulum. 3) Kuantitas (Quantity), merupakan aspek matematis yang paling menantang dan paling esensial dalam kehidupan. Kategori ini berkaitan dengan hubungan bilangan dan pola bilangan, antara lain kemampuan untuk memahami ukuran, pola bilangan, dan segala sesuatu yang berhubungan dengan bilangan dalam kehidupan sehari-hari, seperti menghitung dan mengukur benda tertentu. Termasuk ke dalam konten kuantitas ini adalah kemampuan bernalar secara kuantitatif, mempresentasikan sesuatu dalam angka, memahami langkah-langkah matematika, berhitung di luar kepala (mental calculation), dan melakukan penaksiran (estimation). 4) Ketidakpastian dan data (Uncertainty and data). Ketidakpastian merupakan suatu fenomena yang terletak pada jantungnya analisis matematika (at the heart of mathematical analysis) dari berbagai situasi. Teori statistik dan peluang digunakan untuk penyelesaian fenomena ini. Kategori Uncertainty and data meliputi pengenalan tempat dari variasi suatu proses, makna kuantifikasi dari variasi tersebut, pengetahuan tentang ketidakpastian dan kesalahan dalam pengukuran, dan pengetahuan tentang kesempatan/peluang (chance). Presentasi dan interpretasi data merupakan konsep kunci dari kategori ini. b.Konteks (Context) Masalah (dan penyelesaiannya) bisa muncul dari situasi atau konteks yang berbeda berdasarkan pengalaman individu (OECD, 2009b). Oleh karena itu, soalsoal yang diberikan dalam PISA disajikan sebagian besar dalam situasi dunia nyata sehingga dapat dirasakan manfaat matematika itu untuk memecahkan permasalahan kehidupan keseharian. Situasi merupakan bagian dari dunia nyata siswa dimana masalah (tugas) ditempatkan. Sedangkan konteks dari item soal merupakan setting khusus dari situasi. Pemilihan strategi dan representasi yang cocok untuk menyelesaikan sering masalah bergantung pada konteks yang digunakan. Soal untuk PISA 2012 (OECD, 2010) melibatkan empat konteks, yaitu berkaitan dengan situasi/konteks pribadi 6



(personal), pekerjaan (occupational), bermasyarakat/umum (societal), dan ilmiah (scientific) dengan kategori konten meliputi. Berikut uraian masing-masing. 1) Konteks pribadi yang secara langsung berhubungan dengan kegiatan pribadi siswa seharihari. Dalam menjalani kehidupan sehari-hari tentu para siswa menghadapi berbagai persoalan pribadi yang memerlukan pemecahan secepatnya. Matematika diharapkan dapat berperan dalam menginterpretasikan permasalahan dan kemudian memecahkannya. 2) Konteks pekerjaan yang berkaitan dengan kehidupan siswa di sekolah dan atau di lingkungan tempat bekerja. Pengetahuan siswa tentang konsep matematika diharapkan dapat membantu untuk merumuskan, melakukan klasifikasi masalah, dan memecahkan masalah pendidikan dan pekerjaan pada umumnya. 3) Konteks umum yang berkaitan dengan penggunaan pengetahuan matematika dalam kehidupan bermasyarakat dan lingkungan yang lebih luas dalam kehidupan sehari-hari. Siswa dapat menyumbangkan pemahaman mereka tentang pengetahuan dan konsep matematikanya itu untuk mengevaluasi berbagai keadaan yang relevan dalam kehidupan di masyarakat. 4) Konteks ilmiah yang secara khusus berhubungan dengan kegiatan ilmiah yang lebih bersifat abstrak dan menuntut pemahaman dan penguasaan teori dalam melakukan pemecahan masalah matematika. c.Kelompok Kompetensi ( Competencies Cluster) Kompetensi pada PISA diklasifikasikan atas tiga kelompok (cluster), yaitu reproduksi, koneksi, dan refleksi (OECD, 2009a). 1) Kelompok reproduksi Pertanyaan pada PISA yang termasuk dalam kelompok reproduksi meminta siswa untuk menunjukkan bahwa mereka mengenal fakta, objek-objek dan sifatsifatnya, ekivalensi, menggunakan prosedur rutin, algoritma standar, dan menggunakan skill yang bersifat teknis. Item soal untuk kelompok ini berupa pilihan ganda, isian singkat, atau soal terbuka (yang terbatas).



7



2) Kelompok koneksi Pertanyaan pada PISA yang termasuk dalam kelompok koneksi meminta siswa untuk menunjukkan bahwa mereka dapat membuat hubungan antara beberapa gagasan dalam matematika dan beberapa informasi yang terintegrasi untuk menyelesaikan suatu permasalahan. Dalam koneksi ini siswa diminta untuk menyelesaikan masalah yang non-rutin tapi hanya membutuhkan sedikit translasi dari konteks ke model (dunia) matematika. 3) Kelompok Refleksi Pertanyaan pada PISA yang termasuk dalam kelompok refleksi ini menyajikan masalah yang tidak terstruktur (unstructured situation) dan meminta siswa untuk mengenal dan menemukan ide matematika dibalik masalah tersebut. Kompetensi refleksi ini adalah kompetensi yang paling tinggi dalam PISA, yaitu kemampuan bernalar dengan menggunakan konsep matematika. 2.1.3



Level Kemampuan Matematika dalam PISA



Level Kemampuan Matematika dalam PISA Kemampuan matematika siswa dalam PISA dibagi menjadi enam level (tingkatan), level 6 sebagai tingkat pencapaian yang paling tinggi dan level 1 yang paling rendah. Setiap level tersebut menunjukkan tingkat kompetensi matematika yang dicapai siswa. Secara lebih rinci level-level yang dimaksud tergambar pada tabel berikut. Tabel 1 Enam Level Kemampuan Matematika dalam PISA Leve



Kompetensi Matematika



l 6



Para siswa dapat melakukan konseptualisasi dan generalisasi dengan menggunakan informasi berdasarkan modelling dan penelaahan dalam suatu situasi yang kompleks. Mereka dapat menghubungkan sumber informasi berbeda dengan fleksibel dan menerjemahkannya. Para siswa pada tingkatan ini telah mampu berpikir dan bernalar secara matematika. Mereka dapat menerapkan pemahamannya secara mendalam disertai dengan penguasaan teknis operasi matematika, mengembangkan strategi dan pendekatan baru untuk menghadapi situasi baru. Mereka dapat merumuskan dan mengkomunikasikan apa yang mereka temukan. Mereka melakukan penafsiran dan berargumentasi secara dewasa. 8



5



Para siswa dapat bekerja dengan model untuk situasi yang kompleks, mengetahui kendala yang dihadapi, dan melakukan dugaan-dugaan. Mereka dapat memilih, membandingkan, dan mengevaluasi strategi untuk memecahkan masalah yang rumit yang berhubungan dengan model ini. Para siswa pada tingkatan ini dapat bekerja dengan menggunakan pemikiran dan penalaran yang luas, serta secara tepat menguhubungkan pengetahuan dan keterampilan matematikanya dengan situasi yang dihadapi. Mereka dapat melakukan refleksi dari apa yang mereka kerjakan dan mengkomunikasikannya



4



Para siswa dapat bekerja secara efektif dengan model dalam situasi yang konkret tetapi kompleks. Mereka dapat memilih dan mengintegrasikan representasi yang berbeda, dan menghubungkannya dengan situasi nyata. Para siswa pada tingkatan ini dapat menggunakan keterampilannya dengan baik dan mengemukakan alasan dan pandangan yang fleksibel sesuai dengan konteks. Mereka dapat memberikan penjelasan dan mengkomunikasikannya disertai argumentasi berdasar pada interpretasi dan tindakan mereka.



3



Para siswa dapat melaksanakan prosedur dengan baik, termasuk prosedur yang memerlukan keputusan secara berurutan. Mereka dapat memilih dan menerapkan strategi memecahkan masalah yang sederhana. Para siswa pada tingkatan ini dapat menginterpretasikan dan menggunakan representasi berdasarkan sumber informasi yang berbeda dan mengemukakan alasannya. Mereka dapat mengkomunikasikan hasil interpretasi dan alasan mereka.



2



Para siswa dapat menginterpretasikan dan mengenali situasi dalam konteks yang memerlukan inferensi langsung. Mereka dapat memilah informasi yang relevan dari sumber tunggal dan menggunakan cara representasi tunggal. Para siswa pada tingkatan



ini



dapat



mengerjakan



algoritma



dasar,



menggunakan



rumus,



melaksanakan prosedur atau konvensi sederhana. Mereka mampu memberikan alasan secara langsung dan melakukan penafsiran harafiah. 1



Para siswa dapat menjawab pertanyaan yang konteksnya umum dan dikenal serta semua informasi yang relevan tersedia dengan pertanyaan yang jelas. Mereka bisa mengidentifikasi informasi dan menyelesaikan prosedur rutin menurut instruksi 9



eksplisit. Mereka dapat melakukan tindakan sesuai dengan stimuli yang diberikan.



2.1.4 Karakteristik Studi PISA PISA mengukur kemampuan peserta didik pada akhir usia wajib belajar untuk mengetahui kesiapan peserta didik menghadapi tantangan masyarakat pengetahuan dewasa ini. Penilaian PISA dibedakan dari penilaian lainnya yaitu: a. PISA berorientasi pada kebijakan desain dan metode penilaian dan pelaporan disesuaikan dengan kebutuhan masingmasing negara peserta PISA. b. PISA menggunakan pendekatan literasi inovatif c. Konsep belajar dalam PISA berhubungan dengan konsep belajar sepanjang hayat. d. Pelaksanaan PISA teratur dalam rentang waktu tertentu yang memungkinkan negaranegara peserta untuk memonitor kemajuan mereka sesuai dengan tujuan belajar yang diterapkan. e. Cakupan pelaksanaan dalam PISA sangat luas (Hayat & Yusuf, 2010:199). 2.1.5 Gambaran Hasil studi PISA PISA menilai Seberapa jauh siswa wajib belajar yang telah memperoleh beberapa pengetahuan dan keterampilan yang penting untuk berpartisipasi penuh dalam masyarakat. Penelitian yang dilakukan PISA 2012 diikuti sebanyak 65 negara studi internasional PISA tahun 2012 diperoleh hasil bahwa: 1. Kemampuan Literasi sains Kemampuan Literasi sains siswa indonesia berada pada peringkat ke-64 dari 65 negara. Skor rata-rata sains yang di peroleh siswa indonesia adalah 382. Skor rata-rata tertinggi dicapai oleh China (580) dan terendah dicapai oleh Peru (373). kemampuan literasi sains rata-rata siswa Indonesia lebih tinggi secara signifikan dibandingkan dengan kemampuan literasi sains siswa dari Peru. dua negara yang berada dua peringkat di atas Indonesia adalah Qutar dan Albania. 2. kemampuan literasi membaca 10



Kemampuan literasi membaca siswa Indonesia berada pada peringkat ke-60 dari 65 Negara. Skor rata-rata membaca yang diperoleh siswa Indonesia adalah 393. skor rata-rata tertinggi di capai oleh China (580) dan terendah dicapai Peru (384). 3. Kemampuan Literasi Matematika Kemampuan literasi matematika siswa Indonesia berada pada peringkat ke-64 dari 65 negara. Skor rata-rata matematika yang diperoleh siswa Indonesia adalah 375. Skor rata-rata tertinggi dicapai oleh China Taipeh (613) dan terendah dicapai peru (368). (Litbang kemendikbud, 2015). 2.1.6 



Contoh Soal PISA



Berikut ini Contoh soal Model PISA :



1. Terdapat almari es yang dilengkapi dengan Anti-Bacterial Health Guard yang akan membuat hidup Anda lebih segar dan lebih sehat dengan perlindungan alami yang higienis. 4 tahap pada filter “Health Guard” efektif menyingkirkan 99% bakteri, debu dan bau tak sedap. 3 tahap pertama melenyapkan bakteri yang bersirkulasi bersama udara dan filter terakhir menghilangkan bau tak sedap. Jika almari es ini difoto dari atas, maka gambar yang cocok adalah ....



11



Jawaban : D 2. Setelah diurutkan berdasarkan berat terkecil, hitunglah jumlah total berat kaleng bernomor genap!



Jawaban :



2.1.7



Upaya Meningkatkan Skor PISA untuk Siswa di Indonesia Keberhasilan siswa Indonesia dalam menyelesaikan soal-soal PISA sangat ditentukan



oleh sistem evaluasi dan kemampuan guru dalam mengembangkan literasi matematika siswa. 12



Untuk itu perlu dikembangkan soal-soal setara PISA dengan konteks Indonesia baik oleh guru, peneliti, ataupun mahasiswa yang sedang menyelesaikan tugas akhir. Pada Program Pascasarjana Universitas Sriwijaya, ada beberapa mahasiswa yang telah mengembangkan soal setara PISA untuk SD dan SMP, diantaranya Novita (2012) dan Kamaliah (2012). Selain itu, proses pembelajaran di sekolah hendaknya diselaraskan dengan tujuan matematika yang telah dituliskan oleh BSNP (2006) yang tidak hanya berorientasi pada kalkulasi dan berfikir prosedural yang kering dengan penalaran, komunikasi, dan kemampuan pemecahan masalah. Johar (2011) menjelaskan ada beberapa cara yang bisa dilakukan guru untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah, misalnya jika siswa frustasi atau bingung menemukan satrategi pemecahan masalah guru bisa memberikan kata-kata motivasi, seperti ‘coba dulu, kamu pasti bisa’, ‘ayo tetap semangat’, ‘ibu yakin kamu mampu menjawabnya’, ‘kamu boleh menggambar, membuat tabel, atau mencoba-coba’. Selain itu guru juga memberikan clue (petunjuk terbatas) agar siswa memulai penyelesaian masalah dan memberikan contoh soal yang serupa. 2.2 Pengertian dan Domain TIMSS Trends International Mathematics and Science Study ( TIMSS) merupakan studi internasional tentang kecenderungan atau perkembangan matematika dan sains. studi ini diselenggarakan oleh International Association for the evaluation education achievement (IEA) yaitu sebuah asosiasi internasional untuk Menilai prestasi dalam pendidikan yang berpusat di Lynch School of Education, Boston college, USA (Gronmo,2015). TIMSS bertujuan untuk mengetahui peningkatan pembelajaran matematika dan sains. yang diselenggarakan setiap 4 tahun sekali. Pertama kali diselenggarakan pada tahun 1995, kemudian berturut-turut pada tahun 1999, 2003, 2007 dan 2011 sedang berlangsung. Salah satu kegiatan yang dilakukan TIMSS adalah menguji kemampuan matematika siswa kelas IV SD (Sekolah Dasar) dan Kelas VIII SMP (Sekolah Menengah Pertama) (Mullis, Martin, Ruddock, O’Sullivan & Preuschoff: 2009). Bentuk soal-soal dalam TIMSS adalah pilihan ganda dengan 4 atau 5 pilihan jawaban, isian singkat dan uraian. Kerangka penilaian kemampuan bidang matematika yang diuji 13



menggunakan istilah dimensi dan domain. Dalam TIMSS 2015 Assesment framework penilaian terbagi atas dua dimensi, yaitu dimensi konten dan dimensi kognitif.  Domain TIMSS Dalam TIMSS 2011 assessment Framework penilaian terbagi atas dua yaitu konten dan kognitif. penilaian konten untuk siswa kelas IV SD terdiri atas 3 domain yaitu bilangan bentuk geometri dan pengukuran serta penyajian data sedangkan konten untuk kelas VIII SMP terdiri atas 4 pemain yaitu bilangan aljabar geometri data dan peluang penilaian kognitif pada kelas IV SD dan kelas VIII SMP terdiri dari 3 domain yaitu: 1. Domain pertama adalah (pengetahuan), mencakup fakta fakta konsep dan prosedur yang harus diketahui siswa. 2. Domain kedua adalah (penerapan), berfokus pada kemampuan siswa menerapkan pengetahuan dan Pemahaman konsep untuk menyelesaikan masalah atau menjawab pertanyaan. 3. Domain ketiga yaitu domain (penalaran), berfokus pada penyelesaian masalah non rutin konteks yang kompleks dan melakukan langkah penyelesaian masalah yang banyak (Nana, 2007). Dimensi kognitif dimaknai sebagai perilaku yang diharapkan dari siswa ketika mereka berhadapan dengan domain matematika yang tercakup dalam dimensi konten. dalam dimensi kognitif, pemecahan masalah merupakan focus utama dalam soal-soal tes yang terkait dengan hamper semua topik dalam konten. Ketiga domain dalam dimensi kognitif merupakan perilaku yang diharapkan dari siswa ketika mereka berhadapan dengan domain matematika yang tercakup dalam dimensi konten. Bentuk soal-soal dalam TIMSS adalah pilihan ganda dengan 4 atau 5 pilihan jawaban, isian singkat dan uraian. Isian singkat dan Uraian sering disebut ‘construsted respone’. Untuk Soal pilihan ganda akan diberi skor 1 jika benar dan 0 jika salah, Untuk soal uraian akan diberi skor 2 untuk jawaban yang lengkap dan benar, skor 1 untuk jawaban yang benar namun kurang lengkap dan skor 0 untuk jawaban yang salah atau tidak menjawab. 14



Soal-soal matematika dalam studi TIMSS mengukur tingkatan kemampuan siswa dari sekedar mengetahuan fakta, prosedur atau konsep, lalu menerapkan fakta, prosedur atau konsep tersebut hingga menggunakannya untuk memecahkan masalah yang sederhana sampai masalah yang memerlukan penalaran tinggi. 2.2.1 Gambaran Hasil Studi TIMSS Salah satu tujuan keikutsertaan Indonesia di dalam studi ini adalah untuk mendapatkan informasi mengenai kemampuan siswa siswa Indonesia di bidang matematika dan IPA dibandingkan dengan negara-negara lainnya di dunia hasil yang diperoleh digambarkan sebagai berikut: 1. Kemampuan Matematika Anak Indonesia Kerangka penilaian bidang matematika pada TIMSS 2011 terbagi atas dua dimensi, yaitu dimensi konten dan dimensi kognitif. dengan memperhatikan berbagai kurikulum yang berlaku di negara peserta. dari 45 negara yang ikut serta dalam TIMSS 2011, Prestasi siswa Indonesia dalam matematika berada di urutan ke-41, dengan skor rata-rata 386 (skor rata-rata internasional - 500). dalam pencapaian prestasi belajar matematika, kedudukan Indonesia masih jauh lebih baik dibandingkan dengan Siria, moroko, Oman dan Ghana. secara umum, hasil TIMSS 2011 tersebut menunjukkan bahwa siswa kita mempunyai pengetahuan dasar matematika tetapi tidak cukup untuk dapat memecahkan masalah rutin (manipulasi bentuk, memilih strategi dan sebagainya) apalagi yang non-rutin (penalaran intuitif dan induktif berdasarkan pola dan kereguleran). Berdasarkan hasil studi diperoleh pula berbagai temuan tentang perkiraan faktor penyebab kelemahan siswa Indonesia antara lain sebagai berikut a) Mengorganisasi dan menyimpulkan informasi, membuat generalisasi dan memecahkan masalah yang tidak rutin. b) Memecahkan bermacam-macam rasio dan masalah persentase. c) Menerapkan pengetahuannya untuk menghubungkan konsep bilangan dan aljabar. d) Membuat generalisasi model matematika secara aljabar. 15



e) Mengaplikasikan pengetahuan nya pada geometri dalam masalah yang kompleks dan f) Menggunakan data dari berbagai sumber untuk memecahkan berbagai masalah (Jeanne,2011). 2. Kemampuan Sains Anak Indonesia Dalam bidang sains kemampuan anak Indonesia berada pada posisi ke-43 dari 45 negara peserta. dari hasil tadi disimpulkan bahwa anak-anak indonesia tidak mampu dalam hal antara lain: (1) menunjukkan beberapa konsep yang abstrak dan kompleks dalam biologi, kimia, fisika dan ilmu bumi. (2) memahami kompleksitas makhluk hidup dan hubungan mereka dengan lingkungannya. (3) memahami sifat magnet, suara dan cahaya serta perubahannya. (4) menerapkan pengetahuannya tentang tata surya, ciri-ciri bumi dan prosesnya serta menerapkan pengetahuannya pada masa Lingkungan. ( 5) memahami dasar-dasar penyelidikan ilmiah dan menerangkan prinsip-prinsip Fisika untuk memecahkan beberapa masalah kuantitatif dan (6) memberikan



penjelasan



secara



tertulis



untuk



menyampaikan



pengetahuan



ilmiah.



( Suhendra,2008) 2.2.2



Pengembangan Soal TIMMS Menurut (Akker, 1999) suatu perangkat pembelajaran dalam hal ini soal-soal yang



dikembangkan dikatakan baik jika memenuhi tiga kriteria yaitu valid, praktis, dan efektif.  Aspek valid dikaitkan dengan dua hal yaitu : 1. Apakah perangkat soal yang dikembangkan didasarkan pada rasional teoritik yang kuat. 2. Apakah terdapat konsistensi internal.  Aspek praktis hanya dapat dipenuhi jika : 1. Para ahli dan praktisi menyatakan bahwa apa yang dikembangkan dapat diterapkan 2. Kenyataaan menunjukkan bahwa apa yang dikembangkan tersebut dapat diterapkan.  Aspek efektif ( mempunyai efek potensial), yaitu :



16



1. Ahli dan praktisi berdasarkan pengalamannya menyatakan bahwa perangkat soal dalam hal ini soal-soal tersebut mempunyai efek potensial terhadap kemampuan penalaran matematis siswa. 2. Secara operasional soal-soal tersebut memberikan hasil sesuai yang diharapkan. 2.2.3 



Contoh Soal TIMSS



Berikut contoh soal TIMSS



 Materi Bilangan a. Level Pengetahuan Hanif menulus pola bilangan sebagai berikut : 6, 13, 20, 27,... Seisih antara dua bilangan berurutan sama. Bilangan setelah 27 adalah .... Jawaban : 34 b. Level Penerapan Harga satu botol jus apel Rp. 15.000 Harga satu botol jus jeruk Rp. 20.000 Gavin memiliki uang Rp. 25.000. Berapa rupiah lagi yang diperlukan gavin untuk membeli kedua botol jus tersebut ? a. Rp. 5000 b. Rp. 7000 c. Rp.9000 d. Rp.10.000 Jawaban : d. Rp.10.000 17



c. Level Penalaran Sally memiliki sepotong kawat pamjang 12 satuan, 40 buah manik berbentuk bulat dan 48 buah manik berbentuk kubus. Untuk membuat 1 buah gelang diperlukan 1 satuan kawat, 10 manik berbentuk bulat dan 10 manik berbentuk kubus. selly ingin membuat beberapa cincin yang sama percis. Berapakah gelang yang bisa di buat dengan bahan - bahan yang tersedia? a. 40 b. 13 c.5 d. 4 Jawaban : d. 4



BAB III PENUTUP 3.1



Kesimpulan



PISA Merupakan singkatan dari Program Internasional for Student Assessment yang Merupakan suatu bentuk evaluasi kemampuan dan pengetahuan yang dirancang untuk siswa usia 18



15 tahun. PISA sendiri merupakan proyek dari organisation for Economic Cooperation and development OECD yang pertama kali diselenggarakan pada tahun 2000 untuk bidang membaca, matematika dan sains. PISA bisa dilaksanakan setiap tiga tahun sekali yaitu pada tahun 2000, 2003, 2006, 2009 dan seterusnya. (OECD, 2009) Menjelaskan bahwa PISA meliputi tiga komponen domain yaitu konteks, konten dan kompetensi. Trends International Mathematics and Science Study ( TIMSS) merupakan studi internasional tentang kecenderungan atau perkembangan matematika dan sains. studi ini diselenggarakan oleh International Association for the evaluation education achievement (IEA) yaitu sebuah asosiasi internasional untuk Menilai prestasi dalam pendidikan yang berpusat di Lynch School of Education, Boston college, USA (Gronmo,2015). TIMSS bertujuan untuk mengetahui peningkatan pembelajaran matematika dan sains. yang diselenggarakan setiap 4 tahun sekali. Bentuk soal-soal dalam TIMSS adalah pilihan ganda dengan 4 atau 5 pilihan jawaban, isian singkat dan uraian. Kerangka penilaian kemampuan bidang matematika yang diuji menggunakan istilah dimensi dan domain. Dalam TIMSS 2015 Assesment framework penilaian terbagi atas dua dimensi, yaitu dimensi konten dan dimensi kognitif. 3.2 Saran Berdasarkan hasil dan kesimpulan di atas, maka dapat disarankan sebagai berikut: 1. Bagi guru matematika, agar dapat menggunakan soal-soal tipe PISA dan TIMSS yang telah dibuat sebagai alternatif dalam memperkaya variasi pemberian soal matematika untuk melatih kemampuan penalaran matematis siswa. 2. Bagi siswa, agar dapat terus termotivasi untuk membiasakan diri berpikir menggunakan penalaran matematis dalam belajar matematika dengan terbiasa menyelesaikan soal tipe PISA dan TIMSS. 3. Bagi peneliti lain, agar dapat dipergunakan sebagai masukan untuk mendesain soal-soal tipe PISA dan TIMSS dalam proses pembelajaran Matematika.



19



20



DAFTAR PUSTAKA Susanti,Eva.



2014.



PENGEMBANGAN



MENGGUNAKAN



KONTEKS



SOAL



RUMAH



MATEMATIKA



ADAT



UNTUK



TIPE



SISWA



TIMSS



SEKOLAH



MENENGAH PERTAMA, 1-22. Bidasari, Febrina. 2017. Pengembangan Soal Matematika Model Pisa Pada Konten Quantity Untuk Mengukur Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Sekolah Menengah Pertama. Jurnal Gantang, 2 (1). Pratiwi,Ika. dkk. 2016. Pengembangan Soal Matematika Berkarakteristik Timss Tipe Pemecahan Masalah Pada Topik Geometri Pengukuran Volume Kubus Dan Balok Kelas Viii. Jurnal Elemen 2 ( 2), 146 – 160. Prastyo, H dan Salman, A.N.M. 2020. Pengembangan Soal Matematika Model Pisa Menggunakan Konteks Kalimantan Timur. Jurnal Padegogik 3 (1), 01-44. Johar, Rahmah. 2012. Domain Soal PISA untuk Literasi Matematika. Jurnal Peluang, 1 (1), 3041. https://www.slideshare.net/mobile/AryArmanSyah1/ba-gabungan1 Diakses Pada tanggal 9 April 2021 Pukul 19.06 https://id.scribd.com/document/41370868/MAKALAH-TIMSS-DAN-PISA-docx Diakses Pada tanggal 9 April 2021, Pukul 09.51 http://http://pemerhatipisaindonesia.blogspot.com/2016/01/soal-pisa-dan-jawaban lengkap.html? m=1 di akses Pada 7 Mei 2021, Pukul 12.09



iv