Makalah Kepemimpinan (Pembelajaran Tim) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

SAMPUL



MAKALAH KEPEMIMPINAN DAN BERFIKIR SISTEM “Pembelajaran Tim”



Oleh: KELOMPOK 4 Ni Made Arinda Wahyuni



(N201 16 176)



Nastesya Gebriella Mandat



(N201 16 101)



Karmila



(N201 16 151)



Nafilah



(N201 14 051)



Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Tadulako 2018



i



KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr.Wb. Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Pembelajaran Tim” Makalah ini berisikan tentang penjelasan mengenai “Pembelajaran Tim” atau yang lebih khususnya membahas pengertian, tujuan, hubungan pembelajaran tim dan organisasi, serta proses pengembangan pembelajaran tim. Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi segala usaha kita. Amin. Wassalamu’alaikum Wr. Wb



Palu, 08 Agustus 2018



Penyusun Kelompok 4



ii



DAFTAR ISI



SAMPUL ............................................................................................................................. i DAFTAR ISI..................................................................................................................... iii BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 4 1.1 Latar Belakang .......................................................................................................... 4 1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................... 5 1.3 Tujuan ....................................................................................................................... 5 BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 6 2.1 Pengertian Pembelajaran Tim/Team Learning.......................................................... 6 2.2 Tujuan Pembelajaran Tim/ Team Learning .............................................................. 7 2.3 Prinsip-prinsip Pembelajaran Tim/ Team Learning .................................................. 7 2.4 Membentuk Learning Organization dari Team Learning ......................................... 8 2.5 Pengembangan Pembelajaran Tim/Team Learning ................................................ 10 BAB III PENUTUP ......................................................................................................... 12 3.1 Kesimpulan ............................................................................................................. 12 3.2 Saran ....................................................................................................................... 12 DAFTAR PUSTAKA



iii



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam sebuah organisasi modern, pembelajaran tim merupakan unit yang paling mendasar dan memiliki peran yang sangat penting (Tee, 2005). Karena pembelajaran tim merupakan hal yang sangat penting untuk selalu ada dalam sebuah organisasi, maka materi pembelajaran tim perlu diberikan, baik dalam diklat untuk guru mau pun kepala sekolah. Di dalam lembaga di mana Anda bekerja, apakah Anda pernah melihat dua jenis kelompok kerja berikut. Kelompok A 1. Pemimpin kelompok tidak mampu memberi arah yang jelas tentang hal-hal yang harus dilakukan dalam kelompok 2. Anggota kelompok memilih jalan sendiri-sendiri dalam menyelesaikan tugasnya 3. Anggota atau pemimpin kelompok tidak mau memberi pendapat lagi, jika pendapat yang sebelumnya tidak dipakai 4. Anggota kelompok tidak mau mendengarkan pendapat orang lain 5. Pemimpin dan anggota tidak memperhatikan bagaimana proses kerja kelompok



berlangsung,



yang



penting



tugas



yang



diberikan



selesai dilakukan. Kelompok B 1. Sebelum bekerja, ada arahan yang jelas dari pemimpin kelompok 2. Semua anggota kelompok aktif dan tidak ada yang paling menonjol atau berusaha untuk menonjolkan diri 3. Memperhatikan etos kerja dalam kelompok sehingga semua anggota kelompok merasa nyaman dalam bekerja dan berdiskusi 4. Semua anggota kelompok dengan senang hati mau mengeluarkan pendapat, karena yang bersangkutan merasa bahwa kelompoknya sangat menghargai pendapat orang lain.



4



Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa kelompok A adalah kelompok orang-orang



yang



selalu



memfokuskan



pada



diri



sendiri.



Orang-orang dalam kelompok tersebut tidak menyadari bahwa mereka bekerja sama dalam kelompok. Yang mereka lakukan adalah bekerja sendiri-sendiri tetapi dalam kelompok. Sedangkan kelompok B adalah kelompok dari orangorang yang memfokuskan pada kebersamaan dalam kelompok. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa itu Pembelajaran Tim? 2.



Apa Tujuan Pembelajaran Tim?



3.



Apa Prinsip-prinsip Pembelajaran Tim?



4. Bagaimana Tahap Pembentukan Learning Organization dari Team Learning? 5.



Bagaimana Pengembangan Pembelajaran Tim?



1.3 Tujuan 2. Untuk Mengetahui Pengertian Pembelajaran Tim 3.



Untuk Mengetahui Tujuan Pembelajaran Tim



4.



Untuk Mengetahui Prinsip-prinsip Pembelajaran Tim



5.



Untuk Mengetahui Tahap Pembentukan Learning Organization dari Team Learning



6.



Untuk Mengetahui Bagaimana Pengembangan Pembelajaran Tim



5



BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Pembelajaran Tim/Team Learning Team learning learns when the collective intelligence of the team exceeds the sum of the intelligence of its individual members (Senge, 1990 dalam Tee, 2005). Artinya, suatu kelompok kerja dikatakan berhasil jika masingmasing anggota dalam kelompok tersebut bisa saling mengisi kekurangan yang ada dengan kelebihan yang dimiliki oleh anggota kelompok. Dengan demikian, jumlah ketercapaian hasil yang diperoleh tim dapat melebihi jumlah hasil dari tiap-tiap individu jika mereka bekerja secara sendiri-sendiri. Sebagaimana dijelaskan di pendahuluan bahwa dalam organisasi modern, team learning merupakan suatu bentuk kerjasama yang paling penting dan mendasar, karena team learning memiliki peranan yang penting untuk membawa sekelompok orang mencapai level kinerja yang lebih tinggi (Tee, 2005). Hal ini dapat digambarkan dalam penjelasan berikut. Menurut konsep team learning dari Tee (2005) jika suatu pekerjaan dilakukan secara individu per individu maka 1 + 1 + 1 + 1 + 1 = 5. Tetapi jika dilakukan secara sinergis, Smaka 1 + 1 + 1 + 1 + 1 bisa menjadi 15 atau bahkan 25. Dalam kondisi tertentu 1 + 1 + 1 + 1 + 1 bisa menjadi -5 (minus 5). Jika hal minus ini terjadi, pasti di dalam kelompok tersebut ada sesuatu yang salah atau mungkin terjadi miskomunikasi atau masalah yang lain. Team Learning merupakan proses mentransformasikan keterampilan komunikasi dan keahlian berfikir (thinking skill), sehingga suatu kelompok dapat menyelaraskan dan mengembangkan kapasitas anggota tim yang lebih besar dibandingkan ketika masing-masing anggota bekerja sendiri (Senge, 1994). Dari penjelasan tersebut Tee (2005) lebih lanjut mengatakan bahwa satu orang individu tidak akan cukup mampu untuk membawa suatu organisasi ke jenjang yang lebih tinggi, seberapapun tinggi kedudukannya dalam organisasi tersebut.



Yang diperlukan dalam suatu organisasi adalah bukan



6



kekuatan atau kehebatan seorang individu, melainkan kekuatan kolektif yang diwujudkan dalam bentuk team learning. Itulah mengapa team learning menjadi sangat mendesak untuk dilaksanakan. Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan team learning merupakan suatu proses menyelaraskan dan mengembangkan kapasitas anggota tim melalui transformasi keterampilan, pengalaman, kemampuan berfikir antara satu individu dengan anggota tim lainnya. 2.2 Tujuan Pembelajaran Tim/ Team Learning Adapun Tujuan dari pembelajaran tim atau team learning, yaitu: -



Meningkatkan kemampuan atau kapasitas tim melalui transformasi keterampilan,



pengetahuan



atau



wawasan



baru,



dan



pengalaman



sebelumnya. -



Mendorong anggota tim untuk menyajikan, mempromosikan dan bernegosiasi pandangan atau pendapat mereka yang mengarah pada retensi yang lebih baik.



-



Terciptanya komunikasi yang efektif dalam organisasi sebagai individu yang belajar nilai berbagai informasi dengan rekan-rekan mereka dalam tim.



-



Tercipta suasana kerja yang co-operative dan membangun hubungan yang lebih baik dalam organisasi.



2.3 Prinsip-prinsip Pembelajaran Tim/ Team Learning Ada beberapa pendekatan yang sukses untuk meningkatkan mutu dari suatu organisasi pembelajaran antara lain : 



Penurunan signifikan masalah-masalah konsumen. Berpindah dari suatu budaya mendeteksi kesalahan setelah fakta menjadi mencegah kesalahan dengan meningkatkan proses.







Peningkatan kepuasan pelanggan







Lebih banyak berpartisipasi







Tidak terjerumus dalam perangkap yaitu dengan penolakan terhadap angkaangka yang menjadikan kita perhitungan dan tidak berhakikat pada mutu total yaitu pengukuran



7







Dalam



strategi



yang



baik,



ukuran



memamg



diperlukan



untuk



mengumpulkan data-data tetapi yang diperlukan hanya mengajarkan teknik-teknik umum 



Mengadakan perubahan mulai dari yang diatas atau pemegang kebijakan







Kurang analisis manajemen harus diatur sistemnya agar bisa berjalan semuanya



2.4 Membentuk Learning Organization dari Team Learning Team Learning merupakan suatu proses menyelaraskan dan membangun kapasitas tim untuk mencapai tujuan yang diinginkan bersama. Ini merupakan salah satu karakteristik dari sebuah Learning Organization. Suatu kehidupan organisasi akan bertumbuh dengan baik jika para anggotanya memiliki kesepahaman akan tujuan bersama dan sama-sama meningkatkan diri dengan cara belajar secara terus-menerus menurut kapasitas atau kompetensi masingmasing. Biasanya para anggota tim telah memiliki potensi diri (personal mastery) dan mental model yang kuat, bisa berpikir secara holistik atau sistemik serta berwawasan untuk mencapai visi bersama. Pada hakekatnya proses belajar tidak mengenal perbedaan, apapun latar belakang hidup seseorang. Manusia dan makhluk hidup lainnya dituntut untuk tetap



mampu



beradaptasi



agar



mereka



bisa



bertahan.



Beradaptasi



membutuhkan inovasi dan kemampuan untuk berkreasi. Dan ini semua bisa didapat dengan cara belajar, baik secara individual maupun bersama. Tahap pembentukan Team Learning: 1. Orientation; tahap yang dilandasi oleh semangat menggebu dengan terkadang memiliki harapan yang kurang realistis dan kurangnya kejelasan bagi anggota terhadap tujuan norma ataupun visinya. 2. Dissatisfaction; adanya kesenjangan antara harapan dan kenyataan, semangat jadi menurun dan cenderung frustrasi akan peran dan tujuan. Adanya kepercayaan yang rendah dan merasa tidak mampu. 3. Integration; mulai ada kejelasan dan komitmen terhadap peran, tugas dan visi. Timbul kepercayaan dan saling menghormati serta cenderung menghargai perbedaan untuk menghindari konflik.



8



4. Production; fase dimana sudah ada kejelasan peran, nilai dan tujuan. Sekalipun sudah produktif untuk menghasilkan suatu karya, pembelajaran dan pemberdayaan tim tetap secara terus menerus ditingkatkan. Untuk kejelasan dan kepastian akan arah tujuan tim, visi yang dibangun harus menjadi kesepakatan dan dipahami bersama. Peran anggota yang berbeda dapat dilaksanakan namun tetap berada dalam satu koridor tujuan yang sama. Kombinasi dan kolaborasi yang juga dibangun melalui dialog dan diskusi baik pada fase dissatisfaction hingga ke production akan menghasilkan sesuatu yang luar biasa. Proses belajar dalam satu tim akan menjadi efektif jika didasari oleh keterbukaan terhadap perubahan yang sedang berkembang, up to date dan aplikatif. Hal ini bisa diterapkan dalam kehidupan berorganisasi dalam rangka pencapaian tujuan yang diinginkan bersama tersebut. Inovasi



akan



dihasilkan



dengan



mengembangkan



terus



proses



pembelajaran baik di tingkat personal maupun tim. Jadi team learning bisa menciptakan karya yang inovatif dan pada beberapa hal menjadi pelopor pembaharuan terhadap nilai-nilai atau kelaziman yang berkembang pada suatu masa. Team



learning dalam



membentuk learning



organization prosesnya



pastilah melalui serangkaian interaksi antar anggotanya. Bisa dalam bentuk dialog, diskusi, seminar bahkan mungkin saja dengan adanya perdebatan. Dialog merupakan komunikasi dua arah di mana pihak pertama mengajukan pertanyaan dan pihak lainnya menjelaskan atau mengklarifikasi sehingga tercapai pemahaman yang sama, terlepas dari setuju atau tidak. Sedangkan Diskusi merupakan bentuk komunikasi multi arah, antar berbagai komunikator untuk mendapatkan suatu konsensus dari topik yang diperbincangkan. Dalam kehidupan, baik sebagai personal maupun dalam berinteraksi dengan lingkungan sosial, asal bisa mengembangkan personal mastery, memiliki mental yang tangguh, berpikir secara sistemik, sepakat menjalankan visi bersama serta mampu mengontrol untuk mengurangi kelemahan dalam diri maupun tim, pastilah akan mendapatkan hasil yang luar biasa. Dan niscaya



9



penghargaan (reward) pun akan datang tanpa diharap atau diminta. Dengan kata lain, aktifitas positif baik secara personal maupun tim apalagi bermanfaat bagi orang lain, dengan sendirinya akan mendatangkan juga penilaian dari orang atau kelompok lainnya. Cetusan positif dari penilaian ini diwujudkan dengan suatu penghargaan. Jadi penghargaan didapat sebagai konsekuensi dari hasil yang baik, bukan merupakan buah dari harapan yang pasif. 2.5 Pengembangan Pembelajaran Tim/Team Learning Proses team learning dalam suatu kelompok merupakan hal yang sangat penting. Proses tersebut harus memungkinkan terjadinya kolaborasi dan rasa saling tergantung. Meskipun ada rasa saling tergantung, tetapi setiap anggota kelompok harus memiliki tanggung jawab masing-masing dalam memberikan kontribusi bagi terselesaikannya suatu pekerjaan yang diberikan. Jadi dalam team learning bukan produk akhir saja yang menjadi tekanan, tetapi bagaimana proses mencapai produk perlu untuk mendapatkan perhatian, karena proses pembelajaran yang sesungguhnya terjadi di sana. Mengingat pembelajaran sesungguhnya terjadi dalam proses, maka perlu ada upaya-upaya dalam rangka meningkatkan kualitas proses supaya tercapai efektivitas dan efisiensi pembelajaran. Untuk itu, dalam team learning perlu diajarkan



salah



satu



keterampilan



yang



diharapkan



dapat



meningkatkan kualitas proses, yaitu keterampilan berdialog. Bagaimana dialog yang baik dapat dikembangkan dalam suatu kelompok. Disamping itu, ada beberapa hal lain yang perlu untuk diperhatikan, yaitu: cara menyelesaikan konflik, dinamika kelompok, membuat keputusan yang bijaksana, dan memimpin secara efektif. Dengan mengembangkan hal-hal tersebut dalam kelompok, maka setiap anggota kelompok akan merasakan manfaatnya tidak hanya karena bekerja dalam kelompok, tetapi juga karena belajar untuk bagaimana bekerja dalam kelompok. Pada akhirnya, setelah semua anggota kelompok merasakan kedua hal tersebut, yaitu bekerja dalam kelompok dan belajar bekerja dalam kelompok, maka mereka semua perlu melakukan evaluasi terhadap efektivitas masing-masing dalam mencapai tujuan yang



10



sudah ditetapkan, dan juga seberapa baik mereka dapat belajar dan bekerja secara bersama-sama sebagai sebuah tim. Kelompok yang berhasil diawali dengan komunikasi yang baik, mau belajar dan mau belajar bekerja bersama-sama, serta ada kerelaan untuk saling terlibat dan mengkomunikasikan apa yang ada dalam hati dan pikiran mereka. Hal ini merupakan hal yang sangat mendasar untuk dipraktekkan. Mengapa hal ini merupakan



sesuatu



yang



mendasar?



Secara



sederhana



bisa



diungkapkan dengan pertanyaan: ‘Jika untuk berkomunikasi dengan lancar saja sulit untuk diwujudkan, bagaimana mungkin orang-orang dalam suatu kelompok dapat bekerja secara sinergis? Berikut



adalah



beberapa



hal



yang



dapat



dipraktekkan



secara



bersama-sama dalam kelompok untuk membangun suatu komunikasi yang baik. Dalam hal ini penekanan ada pada dialog yang dirumuskan dalam petunjuk berikut. Rambu-rambu dialog yang sehat: 1. Suara: berbicara secara terbuka, bebas, tetapi konstruktif. 2. Mendengarkan: mendengarkan dengan hati dan pikiran ketika orang lain Berbicara. 3. Menghargai: menghargai pendapat orang lain, jangan merasa sakit hati atau kecewa dengan pendapat yang dikemukan oleh orang lain. 4. Jangan cepat menghakimi orang lain, tetapi tetaplah memiliki pikiran yang terbuka. 5. Dialog



dalam



arti



yang



sebenarnya



sangat



mungkin



untuk



dilaksanakan, tetapi hal ini tidak dapat terjadi begitu saja, perlu dilatih secara disiplin. 6. Dialog diibaratkan sebagai lautan suara dan pendapat. Oleh karena itu, agar dialog



dapat



berjalan



baik



dan



sesuai



dengan



prinsip



dialog



yang sesungguhnya, diperlukan kepemimpinan yang dapat menjaga agar dialog tetap fokus pada apa yang dibicarakan.



11



BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Team



Learning



merupakan



kekuatan



dari



suatu



organisasi.



Karena merupakan kekuatan, sudah semestinya hal ini diajarkan kepada peserta didik/anggota dalam suatu organisasi agar mereka menjadi orang yang terbiasa bekerja dalam tim, yang akan mendatangkan hasil lebih banyak dari pada ketika mereka bekerja secara sendiri-sendiri. Untuk mencapai team learning dalam arti yang sesungguhnya, perlu didukung dengan beberapa hal seperti dialog yang sehat, cara menyelesaikan konflik, dinamika kelompok, membuat keputusan yang bijaksana, dan memimpin secara efektif. 3.2 Saran Diharapkan agar organisasi belajar dapat diimplementasikan untuk perbaikan strategi manajemen dan meningkatkan efektifitas kinerja, walaupun dalam



implementasinya



masih



ditemukan



kendala-kendala



seperti



keengganan manajemen menerapkan organisasi belajar, keterbatasan sumber daya dan dana serta teknologi informasi.



12



DAFTAR PUSTAKA Davies, Philippa. 2004. Meningkatkan Rasa Percaya Diri. Yogyakarta: Torrent Books. Dimyati, Dr dan Mudjiono, Drs. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Hagee, Joh. 2009. Podcast: Problem. Promise, and Provision. USA (27 Mei 2009). Meyer, Joyce. 2009. Never Give Up. New York: Faith Words. Osteen, Joel. 2005. My Best Life Now: Steps to Live at Your Full Potential. USA. Tee, Pak Ng. 2005. The Learning School. Singapore: Pearson Prentice Hall Tee, Pak Ng. 2005. Grow Me. Singapore: Pearson Prentice Hall.



13