MAKALAH Lab Pemasaran KELOMPOK 8 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH MATERI MANAJEMEN KINERJA UNSUR-UNSUR PERENCANAAN STRATEGI. Kelompok 8 Dosen Pengampu : Dr. Nanang Suryadi, SE., MM



Oleh : Muhammad Shindid Maulana



185020201111025



Adiyatma Rozan Mahendra



185020207111015



Azizul Arundina Pradana



185020200111047



Yosua Andi Trianto



JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG



1. Penjelasan Tentang Misi, Tujuan, Dan Sasaran Pada Perusahaan Dan Divisi Pemasaran A. Pengertian Visi dan Misi Sebuah usaha tanpa visi dan misi tak ubahnya berjalan tanpa tujuan dan peta. Kita tidak tahu kemana akan melangkah. Setelah kita mengetahui tujuan perjalanan kita, hal yang kita butuhkan berikutnya adalah peta. Arah ini tidak ubahnya adalah visi. Dengan adanya arah yang jelas hendak kemana, kita akan mampu tiba di tempat tujuan. Sedangkan Peta Adalah gambaran bagaimana kita mencapai tujuan itu, atau “misi”. Pandangan atau wawasan ke depan menganai hal-hal yang ingin dicapai oleh suatu organisasi usaha.  Kemampuan untuk melihat pada inti persoalan.  Pandangan atau wawasan ke depan.  Kemampuan untuk merasakan sesuatu yang tidak tampak melalui kehalusan jiwa dan ketajaman penglihatan.  Apa yang tampak dalam khayalan.  Penglihatan dan Pengamatan. Dalam visi organisasi tersebut, kita mampu melihat gambaran masa depan yang akan dipilih dan diwujudkan oleh suatu Usaha. Bila sebuah usaha dibina dengan baik, maka usaha itu dapat tumbuh dan berkembang seperti yang diinginkan.Namun sebelum itu,seorang wirausaha harus mampu menata visi mengenai apa yang dia emban dalam membuka dan membangun usaha. Sebuah visi perlu dirumuskan. Rumusan itu antara lain bertujuan untuk: 1. Mencerminkan citacita yang akan dicapai, 2. Memiliki Orientasi masa depan perusahaan, 3. Menimbulkan komitmen tinggi dari seluruh jajaran dan lingkungan perusahaan, 4. Memberikan arah dan focus strategi perusahaan yang jelas, Dan 5. Menjaga kesinambungan kepemimpinan perusahaan. Visi adalah pendangan jauh ke depan/ arah ke mana usaha ini akan melangkah. Misi adalah kegiatan untuk mencapai sasaran/ target yang dilakukan



untuk



mewujudkan



visi



dan



mencapai



tujuan.



Dalam



buku



Entrepreneurship,karangan Peggy Lambing dan Charles R Kuehl, misi dijabarkan lebih lengkap lagi yaitu: “ Yaitu pernyataan ringkas dan jelas yang berisi penjelasan mengenai tujuan bisnis dan fisolofi yang dijalankan manajemen.Menurut para ahli, pernyataan misi sebaiknya tak lebih dari 50 kata. Agar wirausaha semakin focus”  Visi dan Misi pribadi Visi dan misi sebuah organisasi usaha umumnya terkait erat dengan filsafat dan pandangan hidup sang wirausaha. Sehubungan dengan itu, seorang wirausahawan harus dapat merumuskan beberapa hal sebelum mampu memaparkan visi dan misi dengan utuh. Untuk merumuskan ini, Stephen R. Covey memiliki metode



menarik. Ia meminta kita membayangkan hari kematian kita. Pada hari itu, semua orang berkumpul. Mereka masingmasing diberi giliran untuk mengenang kita. Pernyataan visi dan misi pribadi harus di fokuskan pada tiga hal, yakni gambaran manusia yang kau inginkan (karakter), cita-cita (kontribusi dan keberhasilan) serta nilai hidupmu. Visi pribadi menggambarkan lebih spesifik bagaimana kita akan menjalankan hidup. Menggunakan visi pribadi, kita bisa menciptakan tujuan-tujuan yang lebih jelas pada hidup kita. Hal ini berlanjut di tingkat oranisasi usaha. Karena usaha memerlukan bantuan banyak pihak, sebuah misi yang baik adalah misi yang merupakan gabungan dan kolaborasi seluruh anggota. Setiap pribadi yang terlibat dalam usaha harus memiliki bagian dari misi itu. Tidak hanya para pengambil keputusan, tetapi semua orang, termasuk satpam , penyapu, pembersih jendela, dsb. Setiap usaha akan jauh lebih kuat dan stabil apabila memiliki orang-orang dengan visi dan serupa, hal ini akan mengembangkan komitmen yang jauh lebih besar dari pada jika hanya kata-kata belaka. Dalam membangun visi dan misi perusahaaan yang kokoh, pertama dibutuhkan visi dan misi pribadi dari tiap karyawan. Dari sinilah, akan dilahirkan komitmen Tanpa adanya keterlibatan, tidak ada komitmen.  Visi dan Misi organisasi usaha Visi dan misi organisasi yang baik berawal dari pribadi tiap individu. Akan lebih mudah mengikuti visi dan misi yang dibangun bersama karena adanya rasa memiliki yang tinggi.  Membangun visi dan organisasi usaha Visi organisasi usaha tidak hanya rangkaian kata indah. Visi organisasi memiliki mana lebih jauh dari itu, yakni sebagai pandangan yang dimiliki seluruh anggota organisasi usaha. Untuk menentukan visi organisasi, wirausaha harus memiliki visi pribadi. Ia harus memiliki gambaran kemana ia melangkah, sebelum ia bisa mengarahkan anak buahnya. “Seorang pemimpin memiliki visi dan keyakinan bahwa sebuah mimpi dapat dicapai. Ia menjiwai kepemimpian dan bergairah menutasannya” Ralph Lauren “pengusaha dan perancang baju” Untuk merumuskan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan visi suatu organisasi kita bisa menggunakan analisis SWOT (strength, weakness, opportuny dan threats), yakni menganalisi kekuatan dan kelemahan kita. Hal ini bisa dilakukan misalkan dengan menganalisis hal berikut. a) Kekuatan orgaisasi usaha Kelebihan apa yang dimiliki oleh organisasi usaha yang dijalankan. Kita harus mampu mendeskripskan dengan detail penawaran yang dilakukan, misalkan: * Jenis produk: Produk yang kita tawarkan bagaimana bentuk, ukuran, bahan, warna, berat, kegunaan, bungkus luar, dsb kita haru mengetahui apa



keunggulannya * Pelayanan: Apa dan bagaimana pelayan apa yang diberikan, antar ke rumah, pelayanan personal, garansi uang embali, dijamintepat waktu, dsb. * Hal-hal lain: Apa keunggulan yang lain: harga yang lebih murah, letak usaha dekat pasar, dsb. b) Peluang organisasi usaha Bagaimana peluang yang dimiliki suatu organisasi usaha, baik secara internal maupun eksternal: 1 Umumnya bisnis yang masih kecil bisa menawarkan harga yang lebih murah. Hal ini dikarenakan mereka bisa menyewa tenaga kerja tanpa ketentuan UMP atau banyaknya ongkos yang bisa dipangkas. Harga murah bisa menjadi peluang yang menarik yang bisa ditawarkan dan perlu dipertimbangkan. 2 Apakah perbedaan produk dengan produk lain yang sudah ada? Peluang umumnya baik jika wirausaha bisa membuat diferensiasi produk (memberi ciri khas sebuah produk, missal dari bentuk bungkus, servis dll.) c) Hambatan yang mungkin timbul. Dalam membuat usaha baru, perlu diperhatikan pula hambatan yang bisa timbul. Hambatan ini penting diperhatikan dalam membuat visi dan misi semakin kuat. Halhal yang perlu di perhatikan antara lain: - Bagaimana keberadaan pesaing lain. Seorang wirausahawan baru wajib memiliki ide-ide yang menarik untuk menghadapi pesaing lain. - Perilaku dan kebiasaan konsumen. Konsumen umumnya memiliki kebiasaan untuk mengunjungi usaha yang sudah lama berdiri. Hal ini dapat berubah apabila seorang wirausahawan memutuskan memiliki kualitas yang lebih baik dari pesaingnya. d) Kesiapsiagaan dalam mencapai sasaran. Untuk membuat usaha, harus diperhatikan hal-hal yang bisa mengganggu perjalanan. Hal ini bisa berhubungan dengan factor eksternal maupun factor internal. Factor internal berhubungan dengan konflik antara anak buah atau pihak-pihak terkait maupun konflik dari pihak luar seperti penyedia bahan maupun konsumen. e) Hubungan baik moral maupun materi dari pihak-pihak yang bisa membantu Dukungan atau koneksi dari segala pihak penting dalam merencanakan usaha. Karenanya kita harus mampu menjaga hubungan baik dengan semua pihak. Jika sudah berhasil merumuskan kekuatan dan kelebihan usaha, coba rangkum hingga ringkas. Visi yang ringkas tapi bermakna akan lebih mudah dipahami baik orang-orang dari dalam usaha maupun masyarakat luas. Secara singkat, criteria membuat visi haruslah. - Singkat dan mudah dipahami. - Bermakna dan berwawasan luas. - Merupakan prinsip atau pandangan hidup bagi si wirausaha maupun karyawannya. - Menarik untuk dibaca, dilihat, dan didengar. B. Pengertian Tujuan Perusahaan Tujuan perusahaan merupakan penjabaran dari visi dan misi perusahaan. Tujuan perusahaan berisi sesuatu yang akan dicapai/dihasilkan oleh perusahaan yang bersangkutan. Tujuan perusahaan adalah target yang bersifat



kuantitatif dan pencapaian target tersebut merupakan ukuran keberhasilan kinerja perusahaan. Tujuan perusahaan pada dasarnya berjangka panjang dengan tugas yang harus diselesaikan selama waktu itu dan akan mengarahkan kinerja perusahaan. Tujuan perusahaan yang tidak realistis, sangat sulit dicapai atau bahkan mungkin tidak dapat dicapai. Adapun penetapan tujuan perusahaan adalah : a. Untuk mencapai keberhasilan usaha. b. Mengatur dan membentuk kerja sama dengan perusahaan lainnya. c. Untuk melakukan merger dengan masyarakat lain. d. Mengundang orang-orang yang mempunyai keahlian untuk bekerja sama. e. Menjamin adanya fokus tujuan dari berbagai persoalan yang ada di dalam perusahaan. Seorang wirausaha di dalam kegiatan usahanya harus dapat mewujudkan tujuan perusahaan sedikit demi sedikit dan tetap fokus pada pencapaian tujuan utama perusahaan. C. Sarana Perusahaan Tujuan utama perusahaan dirinci atau dipecahkan menjadi tujuan yang lebih kecil yang disebut sasaran. Jadi, sasaran perusahaan adalah penjabaran dari tujuan perusahaan, yaitu sesuatu yang akan dihasilkan oleh perusahaan dalam jangka waktu tertentu. Agar sasaran dapat dicapai dengan efektif dan efisien, maka sarana perusahaan harus dibuat secara spesifik, terukur, jelas kriterianya, dan disertai indikator yang lebih rinci. Untuk memudahkan dalam menentukan sasaran usaha, sebaiknya perusahaan memiliki halhal berikut : a) Sumber daya manusia Perusahaan harus menentukan apakah pengetahuan dan keterampilan wirausahawan akan ditingkatkan sesuai dengan tuntutan zaman atau tidak. b) Sumber daya keuangan Perusahaan harus dapat menentukan hal berikut :  Besarnya tingkat efisien mana yang akan dicapai.  Berapa margin bersih yang dinginkan.  Berapakah besarnya laba yang diharapkan.  Berapa dana yang dibutuhkan untuk investasi. c) Kemampuan menghasilkan laba Laba bersih yang akan dicapai hendaknya bisa meningkatmelebihi indeks biaya hidup. Jika tidak demikian, maka wirausahawan akan ketinggalan dalam usahanya. d) Kedudukan pasar Wirausahawan harus bisa menentukan apakah perusahaannya mempunyai kedudukan di pasarnya sebagai penguasa pasar atau sebagai pengikut pasarnya saja. e) Sarana kerja Sarana kerja yang dimiliki dan telah digunakan dalam waktu lama akan diganti atau diperbaiki. f) Pengembangan usaha Seorang wirausahawan yang mengelola usahanya perlu meningkatkan penjualan, laba, aset, unit usaha, dan organisasi kerja g) Tanggung jawab Wirausahawan harus mampu menjawab apakah usahanya sematamata mencari keuntungan atau mempunyai tanggung jawab terhadap lingkungan. Sehingga, ia diterima oleh masyarakat sekitar.  Misi Organisasi Usaha Kegiatan yang



dilakukan untuk mewujudkan visi, misi memiliki sasaran-sasaran yang memiliki jangka waktu yang lebih pendek ketimbang visi yang jauh kedepan. Menurut Philip kotler, dibentuk oleh lima elemen: – Sejarah tentang sasaran, kebijakan, dan keberhasilan – Pilihan pemilik dan manajemen – Lingkungan pasar yang mempengaruhi – Sumber daya organisasi menentukan misi mana yang mungkin dijalankan – Misi harus focus pada ciri kompetensinya Sasaran-sasaran pada misi organisasi umumnya bersifat pada tataran departemen atau bagian. Kesatuan dan kinerja bersama antarbagian itu menyatu menjadi misi. Bagian yang perlu diperhatikan antara lain sebagi berikut: – Sasaran yang ingin dicapai bagian pemasaran – Sasaran yang ingin dicapai bagian operasi atau produksi – Sasaran yang ingin dicapai SDM atau personalia – Sasaran yang ingin dicapai bagian penelitian dan pengembangan – Sasaran yang ingin dicapai bagian keuangan Misi harus sesuai dengan visi yang terlebih dahulu sudah dibentuk. Misalkan visi sebuah perusahaan adalah “Kepuasan pelanggan adalah idola kami”. Maka pemasaran bisa memiliki misi untuk memberikan penawaran kepada pelanggan dengan pelayanan prima dan menjaga agar para konsumen selalu puas. Misalkan dengan memiliki layanan pengaduan, asuransi produk, dan lain sebagainya. Sasaran yang harus dimiliki bagian operasional dan produksi missal menciptakan barang yang berkualitas tinggi sesuai selera konsumen. Barang itu missal harus nyaman dipegang dan tidak berbahaya bagi anak-anak. Produk juga bisa jadi ramah lingkungan, sesuai visi usaha yang mengidolakan kepuasan bagi pelanggan. Bagian sumber daya manusia harus mampu menemukan pegawai yang berkualitas.Bagian penelitian dan pengembangan akan terus mengembangkan produk dan system yang kian hari bertambah baik sesuai selera pelanggan sasaran. Bagian keuangan selalu berupaya meningkatkan kinerja keuangan, baik peningkatan profitabilitas, menjaga likuiditas dan solvabilitas, pertumbuhan usaha serta nilai perusahaan agar kontinuitas usaha tetap terjamin. 2. Divisi Pemasaran Divisi pemasaran bertanggung jawab untuk mengidentifikasi, mengantisipasi dan memuaskan kebutuhan dan keinginan pelanggan secara menguntungkan. Tujuan akhirnya adalah menghasilkan lebih banyak keuntungan.  Divisi pemasaran menjadi garda terdepan dari perusahaan karena berinteraksi langsung dengan konsumen dan menentukan sukses tidaknya perusahaan dalam menghasilkan



keuntungan. Selain itu, mereka memiliki peran sentral dalam mengkoordinasikan pekerjaan departemen lain untuk membantu mencapai tujuan bisnis. Sementara itu, secara spesifik, ada tujuh fungsi departemen pemasaran. Mereka adalah: Promosi – menampilkan perusahaan dan produknya ke konsumen, membangun kesadaran merek, dan memperkuat citra produk dan perusahaan. Penjualan – menghasilkan uang dengan menjual produk atau menyediakan jasa. Fungsi ini membutuhkan sinergi dengan fungsi bisnis lainnya untuk mendukung peningkatan penjualan.   Manajemen produk – mengevaluasi dan memetakan produk. Sebuah perusahaan mungkin memiliki portofolio produk dengan beragam target pasar. Salah satu tugas tugas penting adalah memetakan posisi masing-masing produk untuk menetapkan alokasi sumber daya dan investasi. Dua alat yang berguna adalah Matriks BCG dan siklus hidup produk. Manajemen informasi pemasaran – mengintegrasikan informasi pemasaran seperti tentang target pelanggan, pesaing industri, dan tren pasar. Data tersebut berharga untuk mengembangkan strategi pemasaran, membuat keputusan ataupun merancang strategi perusahaan secara keseluruhan. Penetapan harga – menentukan titik manis (sweet spot) antara nilai pelanggan dengan keuntungan perusahaan. Sebuah perusahaan mungkin memilih penetapan harga berbasis biaya (cost-based pricing). Sementara yang lain lebih memilih penetapan harga berbasis pasar (market-based pricing), yakni mempertimbangkan dinamika permintaan dan persaingan di pasar. Pembiayaan – pengelolaan anggaran. Manajer pemasaran harus mengamankan ruang dalam anggaran untuk sepenuhnya mendukung strategi pemasaran. Anggaran yang cukup penting untuk menghasilkan lebih banyak pendapatan, memperluas ke pasar baru, dan menjangkau lebih banyak calon pelanggan. Distribusi – mengembangkan saluran distribusi yang tepat untuk menjangkau pelanggan. Perusahaan mungkin menjual langsung produk ke pelanggan. Atau, mereka bergantung pada berbagai saluran distribusi seperti distributor dan peritel untuk menjual produk.



Lingkungan pemasaran internal Lingkungan pemasaran internal adalah segala hal yang mempunyai pengaruh secara langsung maupun tidak langsung, terkait dengan kondisi di dalam perusahaan sehingga masih mampu dikendalikan. Terdapat tiga aspek yang mempengaruhi lingkungan pemasaran internal, yaitu sumber daya organisasi, sumber daya manusia, serta alat-alat manajemen dan teknologi. Terdapat dua jenis lingkungan pemasaran internal, yang dibagi menjadi lingkungan internal pemasaran dan non pemasaran. Lingkungan internal pemasaran dikenal pula dengan bauran pemasaran atau 4P, karena memiliki 4 kegiatan yang harus diperhatikan oleh bagian pemasaran atau marketing. Bauran pemasaran tersebut terdiri dari : 















Product / produk. Hal ini berhubungan dengan perencanaan produksi. Perusahaan atau bisnis harus merencanakan produksi barang atau jasa yang akan ditawarkan agar bisa memenuhi kebutuhan dan keinginan pasar. Price / harga. Penentuan harga produk atau jasa harus didasarkan analisa yang mendalam. Bukan hanya berdasarkan analisa harga pesaing, namun juga harus disesuaikan dengan biaya produksi dan juga daya beli target. Sehingga baik perusahaan maupun masyarakat tidak rugi dengan jual beli produk tersebut. Place / tempat. Tempat produk dipasarkan harus strategis, mudah diakses oleh pasar, dan sesuai dengan daya tarik masyarakat sekitarnya. Bukan hanya pasar yang berbentuk bangunan, namun bisa juga tentang tempat pemasaran online di marketplace maupun sosial media. Promotion / promosi. Promosi merupakan sebuah strategi agar produk bisa dikenal pasar. Dalam hal ini, banyak aspek yang bisa dimanfaatkan, contohnya seperti kelebihan produk, keunikan, berbagai jenis produk, dan sebagainya. Bahkan, promosi juga bisa dilakukan dengan menggunakan packaging atau kemasan yang bagus sehingga bisa menarik perhatian pasar.



Lingkungan pemasaran eksternal Lingkungan pemasaran eksternal adalah semua aktivitas terkait pemasaran yang ilakukan diluar kendali pihak pemasar. Sehingga hal tersebut bisa membawa pengaruh yang akan memaksa pemasar supaya bisa menyesuaikan arah dan strateginya sehingga bisa berjuang di tengah lingkungan yang dinamis. Terdapat dua jenis lingkungan pemasaran eksternal, yaitu makro dan mikro.



a. Lingkungan pemasaran eksternal makro 



Aspek Demografi. Demografi berpengaruh besar atas kegiatan pemasaran, karena selalu melibatkan masyarakat. Demografi dalam hal ini bisa berdasarkan lokasi, umur, pekerjaan, jenis kelamin, dan kepadatan.







Aspek Ekonomi. Lingkungan ekonomi akan mempengaruhi daya beli dan pola pembelanjaan konsumen. Karena konsumen akan membeli produk berpatokan dengan pendapatan, harga, tabungan dan kredit. Sehingga pemasar harus memahami kecenderungan utama dalam hal pendapatan masyarakat dan mengetahui pola pembelanjaan konsumen.







Aspek Sosial dan Budaya. Perkembangan masyarakat pasti diikuti dengan perkembangan nilai dasar masyarakat, dan nilai sosial biasanya akan sulit diubah. Sehingga pemasar harus bisa mengukur perubahan yang bisa terjadi dalam masyarakat dan bisa menyesuaikan produk yang dihasilkan dengan perubahan tersebut.







Aspek Teknologi. Perkembangan teknologi akan mempengaruhi lingkungan dan mempengaruhi penciptaan produk sebagai peluang pasar baru. Dalam hal ini, pemasar harus memperhatikan kecenderungan teknologi, perkembangan teknologi, peluang, anggaran, dan juga peraturan.



b. Lingkungan pemasaran eksternal mikro 



Aspek Pemasok / Penyedia. Aspek ini merupakan penghubung yang dibutuhkan untuk menunjang produksi barang atau jasa perusahaan untuk menyediakan kebutuhan konsumen. Dalam hal ini, perusahaan harus memantau pemasok dan perkembangan harganya agar selalu seimbang dengan produksi. Karena jika terjadi ketidakseimbangan, maka nantinya akan ada biaya tambahan dan akan berdampak pada peningkatan harga produksi.







Aspek Pesaing. Pemasar harus mampu menganalisa pesaing produk yang dihasilkan. Terdapat empat golongan pesaing yang harus diperhatikan yaitu produk barang atau jasa dengan harga yang relatif sama, kemudian bergerak di industri dan target pasar yang sama, selanjutnya produksi barang atau jasa dengan keinginan konsumen yang sama, dan pemperebutan konsumen yang sama.







Aspek Pelanggan. Aspek pelanggan bisa berbentuk pasar konsumen yang terdiri dari individu maupun kelompok yang membeli barang atau jasa yang dibutuhkan. Dalam hal ini, pemasar harus memahami reaksi konsumen ketika ada perubahan, seperti perubahan harga, bahan dan sebagainya. Karena dalam hal ini, hukum ekonomi berlaku, dimana dinamikanya bisa mempengaruhi harga yang ditawarkan.Karena konsumen tidak selalu menjadi tangan terakhir, namun bisa juga menjadi reseller untuk mendapatkan keuntungan sendiri.







Aspek Pemasaran. Perusahaan memiliki peran mensosialisasikan dan menyalurkan produk pada konsumen. Kegiatan tersebut bisa melalui perantara seperti reseller, agen, distributor, dan sebagainya. dan perusahaan wajib memperhatikan dan memberikan pelayanan terbaik dalam hal penyimpanan, pengiriman, keamanan, hingga ongkos kirimnya.



Menyusun Kuisioner terkait dengan misi, tujuan, sasaran dan lingkungan perusahaan. 1. Tentukan tujuan kuisioner 



Tentukan pertanyaan penelitian







Kembangkan satu atau beberapa hipotesis yang ingin diuji



2. Pilih Tipe Pertanyaan 



Pertanyaan dikotomis: pertanyaan dikotomis hanya mampu dijawab dengan “ya” atau “tidak”; terkadang, ada pula kuesioner yang menyediakan jawaban “setuju” atau “tidak setuju”. Tipe pertanyaan ini paling mudah untuk dianalisis, namun tidak bisa dijadikan alat ukur yang akurat dan mendetail.







Pertanyaan terbuka: pertanyaan terbuka mengizinkan responden untuk menguraikan jawaban. Secara umum, tipe pertanyaan ini berguna untuk memahami sudut pandang responden, namun sangat sulit untuk dianalisis. Pertanyaan berupa pilihan berganda: tipe pertanyaan ini dilengkapi dengan tiga pilihan jawaban atau lebih yang saling bertentangan; responden kemudian diminta untuk memilih satu atau beberapa jawaban yang menurutnya paling sesuai. Pertanyaan berupa skala ordinal/skala peringkat: Tipe pertanyaan ini meminta responden untuk mengurutkan pilihan jawaban yang disediakan. Pertanyaan berupa skala bertingkat: tipe pertanyaan ini memungkinkan responden untuk menilai suatu isu berdasarkan skala ukur yang tersedia. Anda bisa menyediakan skala ukur berupa angka 1-5; angka 1 mewakili jawaban “sangat tidak setuju”, sementara angka 5 mewakili jawaban “sangat setuju”.







 



3. Kembangkan Pertanyaan Kuisioner 4. Batasi Panjang Kuisioner 5. Identifikasi Demografi Target Responden 6. Melindungi Kerahasiaan Responden



Prinsip-Prinsip Pembuatan Kuisioner 1. Jelas 2. Membantu Ingatan Responden 3. Membuta Responden Bersedia untuk Menjawab 4. Menghindari Bias



5. Mudah Mengutarakan 6. Dapat Menyaring Responden Macam-Macam Pertanyaan 1. Free Response Jenis pertanyaan ini tidak terbatas dan terserah kepada responden 2. Directed Response Jenis pertanyaan ini sudah sedikit diarahkan, tidak terlalu luas. 3. Multiple Choice Jenis pertanyaan ini jawabannya sudah disediakan dan responden tinggal memilih satu jawaban dengan opininya 4. Check list Responden diberi kebebasan untuk memilih jawaban sebanyak mungkin 5. Ranking Question Responden diminta untuk mengurutkan jawaban-jawaban yang tersedia sesuai dengan pendapat responden 6. Dichotomous Question Responden hanya diberikan kebebasan untuk memilih satu jawaban saja dari dua jawaban yang sudah disediakan 7. Open End Question Banyak digunakan dalam penelitian kualitatif.