Makalah Manajemen Resiko Pasar [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH MANAJEMEN RESIKO  Identifikasi dan Pengukuran Risiko Pasar



Dosen Pengampu:  Fitri,SE.,MM



Oleh:  Kelompok 5:  Meligayatri (1802110899)  Indah Purnama Yanti (1802110550) 



FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS  JURUSAN MANAJEMEN  UNIVERSITAS RIAU  2021



KATA PENGANTAR



Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmatNYA, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Tidak lupa shalawat serta salam selalu kita curahkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW yang telah membimbing umatnya di jalan yang benar. Kami ucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang sudah membantu dalam penyusunan makalah ini. Makalah ini disusun berdasarkan tugas dari mata kuliah Manajemen Resiko yang berjudul “Identifikasi dan Pengukuran Risiko Pasar”. Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya bagi kami penyaji makalah. Penulis juga meminta maaf apabila banyak kesalahan dalam penyusunan makalah ini.



Penulis,



Pekanbaru, Maret 2021



i



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR .................................................................................................... i DAFTAR ISI .................................................................................................................. ii BAB I .............................................................................................................................. 1 A. Latar Belakang ......................................................................................................1 B. Rumusan Masalah .................................................................................................1 C. Tujuan ...................................................................................................................1 BAB II ..............................................................................................................................2 A. B. C. D. E. F. G.



Pengertian Risiko Pasar ........................................................................................2 Proses Identifikasi dan Pengukuran Risiko Pasar..................................................3 Metode Mitigasi Risiko Pasar................................................................................4 Penerapan Manajemen Risiko Pasar......................................................................5 Kebijakan Manajemen Risiko Pasar......................................................................7 Deviasi Standar......................................................................................................8 VAR.......................................................................................................................9



BAB III ..........................................................................................................................14 A. Kesimpulan .........................................................................................................14 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................15 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................



ii



BAB I PENDAHULUAN



A. LATAR BELAKANG Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak bisa lepas dari risiko. Risiko akan melekat dalam kehidupan kita, baik disadari maupun tidak. Oleh karena itu yang perlu kita lakukan untuk mengantisipasi risiko yang mungkin terjadi adalah mengelolanya dengan cara yang tepat. Cakupan risiko sangat luas, sama luasnya dengan proses bisnis yang dijalankan oleh suatu perusahaan. Pada dasarnya setiap aktivitas bisnis melekat padanya risiko. Salah satu risiko yang dihadapi perusahaan yaitu risiko pasar. Risiko pasar timbul akibat pergerakan harga pasar, seperti naik turunnya rupiah terhadap valuta asing, harga saham dan sukuk, dan harga-harga komoditas terhadap nilai ekonomi riil dari aset yang dimiliki. Semua Risiko dapat dikurangi dan bahkan dihilangkan melalui manajemen risiko. Peran dari manajemen risiko diharapkan dapat mengantisipasi terjadinya risiko yang sangat berlebihan yang dapat membuat perusahaan gulung tikar, oleh sebab itu kita perlu melakukan ha-hal yang lebih terarah, salah satunya dengan mengukur dimensi risiko yang akan terjadi pada diri sendiri pada khususnya dan pada perusahaan pada umunya. B. RUMUSAN MASALAH 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.



Apakah definisi dari risiko pasar? Bagaimana proses identifikasi dan pengukuran risiko pasar? Apa saja metode dalam mitigasi risiko pasar? Bagaimana penerapan manajemen risiko pasar? Bagaimana kebijakan risiko pasar? Apa definisi dari standar deviasi? Apa definisi value at risk (VAR)?



C. TUJUAN 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.



Mengetahui definisi risiko pasar Mengtahui proses identifikasi dan pengukuran risiko pasar Mengetahui metode dalam mitigasi risiko pasar Mengetahui penerapan manajemen risiko pasar Mengetahui kebijakan risiko pasar Mengetahui definisi standar deviasi Mengetahui definisi VAR 1



BAB II ISI A. Pengertian Risiko Pasar Risiko Pasar, adalah risiko yang timbul karena adanya pergerakan variabel pasar (adverse movement) dari portofolio yang dimiliki oleh bank, yang dapat merugikan bank. Risiko ini sangat berkaitan dengan faktor sistemik di mana terdapat korelasi antara instrumen produk, mata uang, atau pasar (systemic risk atau correlations risk). (Ramadiyah, 2014, hal. 230) Sedangkan dari literatur lain, risko pasar adalah risiko pada posisi neraca dan rekening administratif akibat perubahan harga pasar, antara lain risiko berupa perubahan nilai dari aset yang dapat diperdagangkan atau disewakan. (BTPN Syariah, hal. 4) Selain itu, pengertian risiko pasar adalah risiko yang terjadi dari pergerakan harga atau volatilitas harga pasar, yang mana ilustrasinya harga pasar saham dalam portofolio perusahaan mengalami penurunan, yang mengakibatkan kerugian yang dialami perusahaan. (Hanafi, 2014, hal. 9). Risiko Pasar terdiri : Risiko Spesifik dan Risiko Pasar Umum 







Risiko Spesifik adalah risiko yang timbul akibat pergerakan atas surat berharga individual yang disebabkan oleh faktor-faktor yang terkait dengan surat berharga atau penerbitnya. Risiko Pasar Umum adalah risiko yang timbul akibat pergerakan harga pasar yang berpengaruh terhadap beberapa instrumen keuangan. Risiko Pasar Umum ada 4 kategori :







  



Risiko suku bunga : risiko akibat perubahan harga instrumen keuangan dari posisi trading book atau akibat perubahan nilai ekonomis dari posisi banking book yang disebabkan oleh perubahan suku bunga. Risiko nilai tukar : risiko akibat perubahan nilai posisi trading book dan banking book yang disebabkan perubahan nilai tukar valuta asing atau perubahan harga emas. Risiko komoditas : risiko akibat perubahan harga instrumen keuangan dari posisi trading book dan banking book yang disebabkan perubahan harga komoditas. Risiko ekuitas : risiko akibat perubahan harga instrumen keuangan dari posisi trading book disebabkan perubahan harga saham.



2



B. Proses Identifikasi dan Pengukuran Risiko Pasar Identifikasi risiko dilakukan untuk mengidentifikasi risiko yang dihadapi oleh suatu organisasi. Teknik pengidentifikasian ini dapat dilakukan dengan melakukan penelusuran sumber risiko sampai terjadinya peristiwa tidak diinginkan. (Ramadiyah, 2014, hal. 232) Selain itu, dalam identifikasi risiko dilakukan untuk mengidentifikasi risiko-risiko apa saja yang dihadapi oleh suatu organisasi. Banyak risiko yang dihadapi oleh suatu organisasi, mulai dari risiko penyelewengan oleh karyawan, risiko kejatuhan meteor atau komet, dan lainnya. Ada beberapa teknik untuk mengidentifikasi risiko, misal dengan menelusuri sumber risiko sampai terjadinya peristiwa yang tidak diinginkan. Sebagai contoh, kompor ditaruh dekat penyimpanan minyak tanah. Api merupakan sumber risiko, kompor yang ditaruh dekat minyak tanah merupakan kondisi yang meningkatkan terjadinya kecelakaan, bangunan yang bisa terbakar merupakan eksposuryang dihadapi perusahaan. Misalkan terjadi kebakaran, kebakaran merupakan peristiwa yang merugikan . Identifikasi semacam dilakukan dengan melihat sekuen dari sumber risiko sampai ke terjadinya peristiwa yang merugikan. Pada beberapa situasi, risiko yang dihadapi oleh perusahaan cukup standar. Sebagai contoh, bank menghadapi risiko terutama adalah risiko kredit (kemungkinan debitur tidak melunasi hutangnya). Untuk bank yang juga aktif melakukan perdagangan sekuritas, maka bank tersebut akan menghadapi risiko pasar. Setiap bisnis akan menghadapi risiko yang berbeda-beda karakteristiknya. (Hanafi, 2014, hal. 10) Dalam mengukur risiko dan mengevaluasi risiko, terdapat tujuan evaluasi risiko adalah untuk memahami karakteristik risiko dengan lebih baik. Jika kita memperoleh pemahaman yang lebih baik, maka risiko akan lebih mudah dikendalikan. Evaluasi yang lebih sistematis dilakukan untuk ‘mengukur’ risiko tersebut. Ada beberapa teknik untuk mengukur risiko tergantung jenis risiko tersebut. Sebagai contoh kita bisa memperkirakan probabilitas (kemungkinan) risiko atau suatu kejadian jelek terjadi. Dengan probabilitas tersebut kita berusaha ‘mengukur’ risiko. Sebagai contoh, ada risiko perusahaan terkena jatuhan meteor atau komet, tetapi probabilitas risiko semacam itu sangat kecil (0,000000001). Karena itu risiko tersebut tidak perlu diperhatikan. Contoh lain adalah risiko kebakaran dengan probabilitas (misal) 0,6. Karena probabilitas yang tinggi, maka risiko kebakaran perlu diberi perhatian ekstra. Contoh tersebut menunjukkan bahwa dengan menggunakan teknik probabilitas kita bisa melakukan prioritisasi risiko, sehingga kita bisa lebih memfokuskan pada risiko yang mempunyai kemungkinan yang besar untuk terjadi. (Hanafi, 2014, hal. 11)



3



C. Metode Mitigasi Risiko Pasar Resiko pasar untuk institusi keuangan muncul dalam bentuk pergerakan harga yang tidak baik seperti, hasil (resiko tarif pendapatan), tarif benchmark(resiko tarif suku bunga), tarif pertukaran asing (resiko FX), modal sendiri dan harga komoditas (resiko harga) yang memiliki dampak potensial atas nilai keuangan aset. Resiko yang berkaitan dengan penguapan nilai pasar sekarang dan yang akan datang karena adanya faktor yang berbeda, adalah sebagai berikut: 1. Resiko mark-up.Bank syariah dihadapkan pada resiko mark up sebagai tarif mark up mereka yang dipakai dalam murabahah dan instrumen perdagangan keuangan lain ditetapkan untuk waktu kontrak ketika tarif benchmark bisa berubah. 2. Resiko harga. Pada kaitannya dengan bay’ al-salam, bank syariah dihadapkan pada penguapan harga komoditas selama periode waktu antara penyerahan komoditas san penjualan komoditas. 3. Resiko nilai aset yang disewakan. Pada pelaksanaan ijarah, bank dihadapkan pada resiko market yang disebabkan oleh pengurangan nilai sisa aset yang disewakan pada akhir waktu sewa. 4. Resiko FX. Pergerakan tarif pertukaran asing adalah resiko transaksi lain yang muncul dari bentuk penangguhan perdagangan atas sejumlah kontrak yang ditawarkan oleh bank syariah. 5. Resiko perdagangan sekuritas. Dengan adanya peningkatan pasar untuk obligasi Islam (sukuk), bank syariah menginvestasikan sejumlah asetnya kedalam sekuritas pasar (sukuk). Akan tetapi, harga pada sekuritas pasar seperti itu dihadapkan pada keuntungan lancar. Pasar sekunder untuk sekuritas seperti ini mungkin tidak begitu liquid dan karenanya bank syariah dihadapkan pada distorsi/penyimpangan harga dalam pasar liquid. (Afriyeni & Susanto, 2017, hal. 4) Dalam mitigasi risiko pasar, bank syariah harus membentuk proses manajemen risiko pasar dan sistem informasi yang sehat dan komprehensif yang berisikan antara lain sebagai berikut:    



Kerangka konseptual untuk mendorong identifikasi resiko pasar yang mendasarinya. Pedoman untuk pengelolaan aktivitas pengambilan resiko pada portofolio yang berbeda pada investasi terbatas dan limit resiko pasarnya. Kerangka penentuan harga tepat, penilaian dan pengakuan pendapatan. Sistem informasi manajemen (SIM) yang kuat untuk pengendalian, pemantauan, dan pelaporan eksposur resiko pasar dan kinerja manajemen senior. (Fasa, 2016, hal. 43).



4



D. Penerapan Manajemen Risiko Pasar 1. Pengawasan aktif dewan komisaris dan direksi a. Kewenangan dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris dan Direksi Kebijakan dan prosedur mengenai manajemen risiko mencakup aktivitas harian, jangka menengah, jangka panjang. Kebijakan dan prosedur manajemen risiko untuk posisi banking book. b. Sumber Daya Manusia Kualitas manusia pelaksana terkait risiko pasar harus memahami filosofi pengambilan risiko dan faktor-faktor yang memengaruhi risiko pasar. c. Organisasi Manajemen Risiko Pasar Dalam rangka melengkapi komite manajemen risiko, terkait pengelolaan risiko pasar, perusahaan dapat memiliki komite manajemen aset dan kewajiban atau asset and liabilities management committee (ALCO). 2. Kebijakan, Prosedur, dan Penetapan Limit Beberapa hal yang perlu ditambahkan, yaitu : (1) strategi manajemen risiko, (2) tingkat risiko yang akan diambil dan toleransi risiko, (3) kebijkan dan prosedur, serta (4) limit. Kebijakan dan prosedur harus memuat : a. Kriteria instrumen keuangan yang ditetapkan sebagai trading book dan banking book serta mekanisme untuk memastikan bahwa tersebut diterapkan secara konsisten. b. Tujuan memiliki posisi trading book dan banking book. c. Kebijakan pengelolaan portofolio trading book dan banking book. Penetapan metodologi valuasi terhadap instrumen keuangan dalam trading book menggunakan nilai wajar secara harian berdasarkan harga pasar atau model/teknik penilaian. e. Metode pengukuran risiko pasar yang digunakan perusahaan. f. Penetapan pihak independen untuk melakukan pengujian dan validasi model pengukuran risiko dan model penetapan harga secara berkala. g. Mekanisme penetapan dan pendokumentasian setiap strategi perdagangan atas posisi trading book. d.



5



3. Proses identifikasi, pengukuran, pemantauan, dan pengendalian risiko, serta sistem informasi manajemen risiko pasar. a. Identifikasi Risiko Pasar Perusahaan harus memiliki proses identifikasi risiko yang disesuaikan dengan risiko pasar yang melekat pada aktivitas bisnis perusahaan meliputi nilai tukar, ekuitas, dan komoditas. b. Pengukuran risiko pasar Sistem pengukuran risiko pasar harus : 1. Menyediakan informasi mengenai posisi outstanding dan potensi keuntungan kerugian secara harian, termasuk informasi mengenai posisi setiap nasabah 2. Mencakup seluruh eksposur risiko pasar, baik saat ini maupun dan mampu melakukan market to market.



atau



potensi masa depan,



3. Dapat mengakomodasi peningkatan volume eksposur, perubahan teknik, penilaian nilai wajar, perubahan metodologi, dan produk baru. 4. Memperhitungan eksposur risiko pasar. 5. Memiliki asumsi dan parameter yang terdokumentasi dan dievaluasi secara berkala. 6. Didukung oleh sistem pengumpulan data yang memadai. 7. Dilengkapi dengan analisis skenario dan stress testing. 8. Terintegrasi dengan proses manajemen risiko secara rutin, baik dari aspek pengambilan keputusan, struktur governance, maupun proses alokasi modal internal. c. Pemantauan Risiko Pasar Perusahaan harus melakukan pemantauan terhadap kepatuhan limit secara harian dan tindak lanjut untuk mengatasi apabila terjadi pelampuan. Hal tersebut selanjutnya dilaporkan secara harian kepada pihak yang berkepentingan sebagaimana diatur dalam kebijakan internal perusahaan. d. Pengendalian Risiko Pasar Tanggung jawab unit pelaksana dalam rangka pengendalian risiko pasar antara lain meliputi :



6



1. Rekonsiliasi posisi yang dikelola dan dicatat dalam sistem informasi manajemen. 2. Pengendalian terhadap akurasi laba dan rugi dan kepatuhan pada ketentuan, termasuk standar akuntasi yang berlaku. e. Pengendalian Risiko Suku Bunga Salah satu teknik pengendalian risiko suku bunga adalah menentukan ekspektasi perubahan suku bunga dalam periode yang ditentukan, menganalisis kesenjangan pada struktur laporan posisi keuangan dan laba rugi perusahaan serta hedging. f. Sistem informasi Manajemen Risiko Pasar Sistem informasi manajemen risiko harus memfasilitasi stress testing, untuk mengidentifikasi risiko secara cepat sehingga segera melakukan tindakan perbaikan.    



4. Sistem Pengendalian Intern Pertama, perusahaan harus memiliki sistem pengendalian intern yang memadai. Kedua, penerapan prinsip pemisahan fungsi harus memadai dan dilaksanakan secara konsisten. Ketiga, perusahaan harus memiliki fungsi/unit yang melakukan valuasi poisis trading dan fungsi/unit yang melakukan validasi terhadap model pengukuran risiko pasar. Keempat, fungsi atau unit yang melakukan valuasi harus independen terhadap fungsi atau unit pengambil risiko.



E. Kebijakan Manajemen Risiko Pasar Lembaga keuangan khususnya dalam hal ini perbankan perlu menentukan kebijakan yang dapat meminimalisir risiko semacam ini, salah satunya dengan jalan mencantumkan tujuan dari bank danharus senantiasa sesuai dengan pedoman kebijakan untuk melindungi modal dari dampak negative Terdapat beberapa kebijakan untuk memiimalisir risiko pasar, diantaranya sebagai berikut : 1. Marking to Market Kebijakan ini dilakukan dengan jalan melakukan repricingatau penilaian kembali padaportofolio bank untuk mencerminkan perubahan harga aset akibat perubahan harga pasar. 2. Position Limits Kebijakan ini dilakukan dengan jalan menentukan batas dalam panjang, pendek, dan juga posisinet yang diambil olehtraderatau dealer. Kebijakan ini diterapkan mengingat adanya risiko likuiditasyang muncul dalam suatu transaksi. 7



3. Stop-Loss Provision Kebijakan ini berkaitan dengan penentuan batas eksposur kerugian yang ada dalam penjualanatau keperluan konsolidasi tertentu. 4. Concentrations Kebijakan ini didasari atas keperluan perbankan untuk menetapkan batasan dalam berbagaikonsentrasi, dan hal ini sangatlah diutamakan apabila bank memegang obligasi atau sekuritas laindalam jumlah yang banyak di pasar, lokasi geografis, ataupun sektor ekonomi yang sama. 5. Limits to new market presence Kebijakan ini diterapkan untuk meminimalisir risiko bank dalam melakukan inovasi yang manaberinvestasi pada hal yang belum diuji sebelumnya. 6. Credit Risk Assessment Kebijakan ini berkaitan dengan penilaian risiko kredit pada semua aset termasuk portofolioinvestasi. 7. Record Keeping Kebijakan ini meliputi aktivitas yang berkaitan dengan pencatatan transaksi dalam basisperdagangan dan mengandung seluruh informasi pendukung. Pada pelaksanaannya, dibutuhkanadanya segregation of duties atau pemisahan tugas antara pihak pencatat dan pembuat keputusan. F. Deviasi Standar Jika kita membicarakan distribusi normal, maka kita hanya memerlukan dua parameter yaitu nilai rata - rata ( atau disebut juga sebagai nilai yang diharapkan ) dan deviasi standarnya. Konsep deviasi standar, distribusi normal, nilai rata - rata menjadi landasan bagi perhitungan Value At Risk. Deviasi standar dipakai untuk menghitung penyimpangan dari nilai rata - rata. Semakin besar deviasi standar, semakin besar penyimpangan. Penyimpangan dipakai sebagai indikator risiko. Semakin besar penyimpangan, semakin besar risiko. Perhitungan deviasi standar E(R)    =          SRi / N sRt       =          S(Ri – E(R))2 / (N - 1)



8



sR          =          ( sR2 )1/2 Tabel 9.1 Tingkat keuntungan historis Bulan



Aset A (%)



Aset B (%)



(1)



(2)



(3)



R



1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Rata –rata



3 2 4,5 3 4 5,2 3,5 4,25 4 5 3,845



2 4 5 4 1,5 4 8 5 3 5 4,15



0,714025 3,404025 0,429025 0,714025 0,024025 1,836025 0,119025 0,164025 0,024025 1,334025



4,6225 0,0225 0,7225 0,0225 7,0225 0,0225 14,8225 0,7225 1,3225 0,7225



Jumlah



8,76225



30,025



Varians = Jumlah (N1)



0,973583



3,336111



G. VAR ( VALUE AT RISK ) Misal jika besok adalah hari yang jelek, berapa besar ( nilai rupiah ) dan berapa besar kemungkinan ( probabilitas ) kerugian yang bisa dialami perusahaan besok ( atau beberapa hari mendatang ), jawabannya besok ada kemungkinan sebesar 5% bahwa kerugian perusahaan ( karena pergerakan harga pasar yang tidak menguntungkan ) sebesar Rp 10 juta atau lebih. Dalam hal ini VAR menjawab pertanyaan tersebut dengan memberikan nilai uang dari kerugian tersebut ( Rp 10 juta ), dan besar kemungkinannya ( 5% ) Teknik perhitungan VAR bisa menggunakan metode historis, metode analitis dan simulasi Monte-Carlo. 1. VAR Metode Historis ( Back Simulation )       Return dapat dihitung dengan cara Return             =          {[P(t+1) – Pt)] / Pt}*100% Dimana Pt   =          return pada hari t   



 Pt+1 =          return pada hari t+1 9



Metode historis mempunyai kelebihan yaitu tidak mengamsumsikan distribusi tertentu dan sederhana. Namun ada juga kelemahannya seperti asumsi bahwa data masa lalu bisa digunakan untuk memperediksi masa datang. VAR portofolio = [ VAR X2 + VAR Y2 + 2 x PXY X VARX VARY] 1/2 VAR x = VAR (value at risk saham X) VARy  = VAR (value at risk saham Y) Pxy      = korelasi return saham X dengan saham Y 2. VAR Metode Modeling ( Analytical ) Metode analitis biasanya mengasumsikan distribusi tertentu yang mendasari return atau harga. Biasanya distribusi normal ( yang berbentuk bel ) yang diasumsikan mendasari pergerakan harga. Kemudian dapat dihtung nilai yang diharapkan ( misal rata – rata ) dan penyimpangan dari nilai yang diharapkan. VAR dapat dihitung dengan parameter yang dideduksi ( diambil ) dari distribusi ( nilai yang diharapkan dan penyimpangan ) Tabel data perhitungan VAR untuk Portofolio A



B



Return yang diharapkan



12%



10,5%



Standar deviasi



15%



18%



Nilai investasi



Rp 20 M



Rp 12 M



95% value at risk



Rp 2,55 M



Rp 2,3 M



Korelasi A dengan B



0,55



Nilai portofolio diatas adalah Rp 32 M. Tingkat keuntungan yang diharapkan untuk portofolio adalah rata – rata tertimbang dari return asset individualnya. Return portofolio = Xa E(Ra) +  Xb E(Rb)                             



 = (20/32) x 12 + (12/32) X 10,5 = 11,44 %



Deviasi Standar Portofolio: sp = XA2s2 + XB2sB2 + 2 XAXB Tab sa sb] ½ sp = deviasi standar poryofolio 10



sasb devaluasi standarmaset A dan B Tab  = korelasi antar return aset A dan aset B 3. VAR dengan simulasi Monte Carlo Metode simulasi akan terbentuk distribusi tertentu, kemudian melalui distribusi tersebut VAR dapat dihitung yang memerlukan sumber daya computer yang lebih besar disbanding kedua metode sebelumnya. Tingkat Keuntungan dengan Probabilitasnya Tingkat keuntungan (%) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10



Probabilitas



Probabilitas Kumulatif



0,05 0,05 0,1 0,1 0,25 0,15 0,1 0,1 0,05 0,05



0-4 5-9 10-19 20-29 30-54 54-69 70-79 80-89 90-94 95-99



-0,5 -0,25 0 0,1 0,5 1 1,2 1,25 2,25 3 Jumlah



1



Tingkat keuntungan bisa dilihat pada kolom 2, sementara probabilitas bisa dilihat pada kolom 3. Probabilitas komulatif merupakan kumulasi angka probabilitas yang akan diperlukan untuk menjalankan simulasi. Sebagai contoh, untuk tingkat keuntungan -0,5 karena ada 5% probabilitas terjadi, maka probabilitas kumulatif yang dipasangkan adalah angka 0,1,2,3 dan 4 (ada lima angka ). Total probabilitas komulatif adalah 100 angka (dari 0 sampai dengan 99), yang mencerminkan total probabilitas yang berjumlah 100 (atau 5 angka seperti terlihat diatas).



Tabel sampel simulasi Monte – Carlo



11



Angka Random



Tingkat Keuntungan Yang Berkaitan



31 29 11 65 54 6 45 26 50 33



0,5 0,1 0 1 1 -0,25 0,5 0,1 0,5 0,5



1 2 3 4 5 6 7 8 9 10



Run pertama memunculkan angka random 31. Angka 31 tersebut berkaitan dengan tingkat keuntungan 0,5 (probabilitas komulatifnya 30-54). Proses tersebut bisa diulang-ulang sampe 100 kali, 500 kali , atau 1.000 kali. Setelah proses tersebut diulang – ulang, kita akan memperoleh distribusinya. Sebagai contoh, tabel dan bagan berikut ini menyajikan distribusi yang dihasilkan melalui 100 kali run. Tabel Distribusi Frekuensi hasil simulasi Tingkat Keuntungan



Frekuensi



-0,5



3



-0,25



5



0



10



0,1



7



0,5



25



1



18



1,2



6



1,25



12



2,25



3



3



11



12



Jumlah



100



Distribusi diatas belum sepenuhnya normal. Jika kita melakukan run lebih banyak lagi (misal 1.000 kali), maka sesuai dengan Central Limit Theorem. Distribusinya akan mendekati atau menjadi distribusi normal. Setelah kita mengetahui distribusinya, kita bisa menghitung VAR dengan menggunakan deviasi standar dan nilai rata – ratanya. Untuk distribusi di atas, nilai rata – rata dan deviasi standarnya adalah : Rata – rata tingkat keuntungan    =          0,904% Deviasi standar                            =          0,927% 95% VAR- harian bisa dihitung seperti berikut ini : VAR 95% - harian = 0,904 – 1,65 (0,927) = - 0,627 Misalkan kita mempunyai portofolio senilai Rp 1 M , maka VAR – 95% harian adalah – 0,627% x Rp 1 M = - Rp 6,27 juta. 4. Pemodelan VAR Hubungan antara perubahan tingkat bunga dengan nilai obligasi dP/P    =          -D {dR/(1+R)} Dimana dP      =          Perubahan harga               P        =          Harga obligasi                D      =          Durasi obligasi                dR    =          Perubahan tingkat bunga                R      =          tingkat bunga  5. VAR untuk periode yang lebih panjang Misal untuk melikuidasi posisi portofolio, waktu satu hari tidak cukup. Memerlukan waktu, misal 5 hari. Padahal kita menghitung VAR dengan menggunakan periode harian. Dalam situasi demikian VAR harian harus dikonversi menjadi VAR 5 hari. Dengan menggunakan rumus: VAR(n)           =          VAR(harian) x



13



BAB III PENUTUP



A. Kesimpulan Risiko pasar adalah risiko yang ditimbul karena adalanya perubahan harga pasar dari portofolio yang dimilki oleh bank yang menimbulkan kerugian bagi bank. Dalam proses identifikasi dan pengukuran risiko pasar yang mana identifikasi risiko dilakukan untuk mengidentifikasi risiko-risiko apa saja yang dihadapi oleh suatu organisasi. Selain itu, dalam mengukur risiko dan mengevaluasi risiko, terdapat tujuan evaluasi risiko adalah untuk memahami karakteristik risiko dengan lebih baik. Jika kita memperoleh pemahaman yang lebih baik, maka risiko akan lebih mudah dikendalikan. Evaluasi yang lebih sistematis dilakukan untuk ‘mengukur’ risiko tersebut. Pengukuran risiko pasar bisa dilakukan dengan deviasi standar yang praktis dan merupakan cikal bakal teknik berikutnya yaitu VAR (Value At Risk). VAR merupakan teknik pengukuran risiko pasar yang semakin popular. Ada beberapa cara untuk menghitung VAR data historis, analitik, dan simulasi. VAR mempunyai kelemahan karena tidak bisa melihat kondisi ekstrim. 



14



DAFTAR PUSTAKA



Hanafi, M. M. (2014). Risiko, Management. EKMA4262/Modul 1.



Proses



Manajemen



Risiko



dan



Enterprise



Risk