Makalah Masalah Migrasi Dan Sektor Informal [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH “MASALAH MIGRASI DAN SEKTOR INFORMAL”



Disusun oleh Kelompok 5: Magfirah



218210030



Ros Fadila Hamid



218210039



PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PAREPARE 2020/2021



i



Kata Pengantar Bismillahirrahmanirrahim Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Pertama saya mengucapkan puji dan syukur atas kepada Allah SWT. Yang maha penolong , karena berkat pertolongan-Nya lah makalah ini bisa saya buat dan dapat selesai .tujuan penulisan makalah ini yaitu untuk memenuhi salah satu tugas kuliah. Makalah ini disusun agar kita dapat memperluas wawasan kita tentang “MASALAH MIGRASI DAN SEKTOR INFORMAL”. Makalah ini di buat dalam rangka pembelajaran mata kuliah EKONOMI PEMBANGUNAN. Pemahaman tentang Masalah Migrasi dan Sektor Informal dan hal-hal yang berkaitan dengannya sangat diperlukan, sekaligus menambah wawasan kita semua. Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.



Parepare, 10 Desember 2020



ii



DAFTAR ISI



Kata Pengantar.............................................................................................................ii Daftar Isi...........................................................................................................................iii Bab I..................................................................................................................................1 Pendahuluan.......................................................................................................................1 A.



Latar Belakang.......................................................................................................1



B.



Rumusan Masalah..................................................................................................2



C.



Tujuan Penulisan....................................................................................................2



Bab II.................................................................................................................................3 Pembahasan.......................................................................................................................3 A.



Pengertian Migrasi.................................................................................................3



1.



Jenis Migrasi..........................................................................................................5



2.



Faktor Penyebab Migrasi......................................................................................10



3.



Cara Penanggulangan Migrasi Yang Berlebihan..................................................13



B.



Pengertian Sector Informal...................................................................................14



1.



Ciri-Ciri Sektor Informal......................................................................................16



2.



Peran Sektor Informal..........................................................................................16



3.



Penyebab Timbulnya Sektor Informal..................................................................18



Penutup............................................................................................................................20



iii



BAB I PENDAHULUAN A.



Latar Belakang Di Indonesia masalah kependudukan merupakan salah satu permasalahan



yang selalu mendapat perhatian serius dari pemerintah, karena jumlah penduduk di Indonesia yang selalu mengalami peningkatan setiap harinya. Permasalahan yang ditimbulkan dari peningkatan jumlah penduduk ini diantaranya adalah terjadinya kepadatan penduduk, masalah kemampuan kerja dan kesempatan kerja. Hal tersebut ditandai dengan tingginya tingkat persaingan baik dalam halmendapatkan pekerjaan, layanan pendidikan, layanan kesehatan dan lain-lain. Pertumbuhan penduduk yang meningkat diikuti persebaran yang tidak merata dan perekonomian



yang cendrungterkonsentrasi



diperkotaan



mendorong



masyarakat untuk bermigrasi.Migrasi sebagai suatu proses perpindahan penduduk



mengalami



peningkatan,



terutama



dinegara-negara



sedang



berkembang, termasuk Indonesia. Peningkatan arus migrasi ini terutama terjadi dari desa menuju kota. Pada dasarnya migrasi timbul karena adanya perbedaan kondisi alam atau kondisi sosial ekonomi antara daerah yang satu dengan yang lain. Terbatasnya sumber dayaalam dan lapangan pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan sosial ekonomi menjadi faktor domina bagi penduduk meninggalkan daerah asal. Oleh karena hal tersebut, maka terjadi proses migrasi. Selain itu, sektor informal penting artinya bagi negara berpenduduk besar dimana sektor informal yang bersifat padat karya mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar. Bagi Indonesia, kedua fungsi sektor informal di atas sangat besar artinya. Selain menghadapi kelebihan penduduk, Indonesia juga



menghadapi



dipengaruhi



oleh



masalah



dari



kondisi



masyarakatnya



yang



masih



unsur- unsur tradisional.Berbagai factor pendorong



(pushfactor)didesa dan berbagai factor penarik (pullfactor)dikota mempengaruhi penduduk desa untukpindah atau (bermigrasi) kekota. Halmenarikyangterlihat dari perpindahan tenaga kerja dari desa ke kota adalah banyaknya tenaga



1



kerja yang masuk ke dalam usaha kecil-kecilan di kota, yang bersifat swakarya dan swadaya.



B.



Rumusan masalah Berdasarkan latar belakang yang sudah diuraikan di atas, permasalahan yang akan diselesaikan dalam makalah ini adalah: 1. Apa yang dimaksud dengan migrasi? 2. Apa saja Jenis migrasi? 3. Factor penyebab migrasi? 4. Cara penanggulangan migrasi yang berlebihan? 5. Apa yang dimaksud dengan sector informal? 6. Apa ciri-ciri sector informal? 7. Peran sector informal? 8. Penyebab timbulnya sector informal?



C.



Tujuan penulisan 1. Untuk mengetahui penjelasan tentang migrasi. 2. Untuk mengetahui jenis migrasi. 3. Untuk mengetahui penyebab migrasi. 4. Untuk mengetahui cara penanggulangan migrasi yang berlebihan. 5. Untuk mengetahui penjelasan tentang sector informal. 6. Untuk mengetahui ciri-ciri sector informal. 7. Untuk mengetahui peran sector informal 8. Untuk mengetahui penyebab timbulnya sector informal.



2



BAB II PEMBAHASAN A.



Pengertian Migrasi Lee (1995) memberikan rumusan tentang migrasi adalah perubahan



tempat tinggal secara permanen. Hal ini sejalan dengan pendekatan yang digunakan oleh PBB yang mengartikan migrasi sebagai perpindahan penduduk dengan tujuan untuk menetap dari suatu tempat ke tempat lain melalui batas



politik/negara



ataupun



batas



administrasi/batas bagian dari suatu



negaraKonsep migrasi yang digunakan dalam sensus 1971 sama dengan sensus 1980. Migrasi adalah perpindahan seseorang melewati batas provinsi menuju ke provinsi lain dalam jangka waktu 6 bulan atau lebih. Hampir semua migrasi berkaitan dengan ruang dan waktu. Mengenai keterkaitan ruang dan waktu ini, para ahli dihadapkan kepada suatu kesulitan untuk menetapkannya. Sehingga definisi terhadap migrasi oleh beberapa ahi sering dirasa adanya kekurang-tepatan. Berangkat dari masalah tersebut, beberapa penulis mengusulkan agar migrasi dianggap bagian dari suatu rangkaian kesatuan yang meliputi semua jenis perpindahan penduduk, yaitu mulai dari yang nglaju sampai pindah tempat untuk jangka panjang yang digambarkan sebagai mobilitas penduduk (Young, 1984). Menurut Mantra (1985) mobilitas penduduk dapat dibagi menjadi dua bentuk yaitu mobilitas permanen atau migrasi dan mobilitas non per manen atau mobilitas sirkuler. Migrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu wilayah ke wilayah lain dengan maksud untuk menetap di daerah tujuan. Sementara itu, mobilitas nonpermanen ialah gerak penduduk dari suatu tempat ke tempat lain dengan tidak ada niatan untuk menetap di daerah tujuan. Ravenstein memandang jarak sebagai salah satu va-riabel yang mempengaruhi migrasi. Migran cenderung menempuh jarak dekat, dan apabila daerah tujuan sema-kin jauh, frekuensi migrasi menuju ke daerah tersebut. Jurnal Kependudukan dan Pengembangan Sumber Daya ManusiaKeragaman Sektor Informal Dalam Hubungannya dengan Migrasi Masuk dan Remitan (Kasus di Negeri Batu Merah, Kota Ambon)semakin kecil. Akan tetapi dapat terjadi sebaliknya jika mereka menuju ke pusat3



pusat perdagangan dan industi yang penting. Pada sisi lain, migrasi dapat terjadi secara bertahap, yaitu (1) arus migrasi menuju ke pusat-pusat industri dan perdagangan yang dapat menyerap para mi-gran; (2) penduduk perdesaan yang berbatasan dengan kota (yang tumbuh dengan cepat) berbondong-bondong ke kota tersebut. Berkurangnya jumlah penduduk di perdesaan sebagai akibat migrasi ke kota akan diganti oleh migran dari daerahdaerah yang letaknya lebih jauh. Hal ini akan terus berlangsung hingga daya tarik salah satu dari kota-kota yang bertumbuh cepat itu tahap demi tahap terasa pengaruhnya di pelosok-pelosok wilayah yang san-gat terpencil; dan (3) proses penyebaran adalah kebalikan dari daya penyerapan semakin tinggi daya serap suatu tempat,semakin sedikit arus migrasi keluar dari tempat itu.Todaro (1983) mengembangkan teori migrasi yang dikenal expected income theory. Todaro mengasumsikan bahwa keputusan bermigrasi merupakan fenomena ekonomi yang rasional. Postulat yang dikemukakan oleh Todaro sebagaimana dikutip Sunarto bahwa seseorang masih mempunyai harapan untuk mendapatkan pendapatan yang lebih tinggi dari pada upah di sektor pertanian. Alasannya adalah bahwa di kota terdapat bermacam-macam pekerjaan, sehingga dapat memilih salah satu yang dapat memberi pendapatan yang diharapkan lebih tinggi. Menurut Todaro, ada empat karakrteristik dasar dalam migrasi desa kota, yaitu (1) dorongan utama migrasi adalah pertimbangan ekonomi yang rasional



terhadap



psikologik;



(2)



keuntungan keputusan



dan



migrasi



kerugian lebih



baik



bergantung



finansial



maupun



kepada



harapan



(expected) daripada perbedaan upah riil sesungguhnya yang terdapat di desa dan di kota, di mana kemungkinan akan harapan ini bergantung kepada interaksi antara dua variabel, yaitu perbedaan upah sesungguhnya antara desa dan kota dan kemungkinan berhasilnya seseorang mendapatkan pekerjaan kota;



(3)



kemungkinan



seseorang



di



mendapatkan pekerjaan di kota,



berbanding terbalik dengan tingkat pengangguran yang terdapat d ikota itu; dan (4) tingkat migrasi melebihi tingkat pertumbuhan lapangan kerja di kota bukanlah suatu kemungkinan, akan tetapi logis dan telah terjadi; begitu pula besarnya perbedaan



upah antara



desa dengan



kota. Tingginya



tingkat 4



pengangguran di kota suatu hal yang tidak dapat dielakkan. Hal ini disebabkan oleh ketidakseimbangan pertumbuhan ekonomi yang terdapat di desa dan di kota.Bagaimana proses migrasi ini terjadi menurut pandangan teori migrasi berantai? Menurut teori ini, bahwa berlangsungnya proses migrasi di suatu daerah tidak terlepas dari kaitannya dengan eksistensi famili atau kawan yang telah tinggal terlebih dahulu di daerah itu. Migrasi pemula sebagai pionir ini akan menarik penduduk dari daerah asal yang mengakibatkan timbulnya pola migrasi berantai (chain migration).



1. Jenis Migrasi Migrasi merupakan perpindahan penduduk dari suatu daerah- ke daerah lainnya dengan tujuan menetap. Perpindahan penduduk dari satu daerah ke daerah lain ini mempunyai beberapa jenis yang berbeda- beda. Dengan demikian, migrasi dibedakan atas beberapa jenis. Jenis- jenis migrasi ini dibedakan atas migrasi antar negara dan juga migrasi dalam negeri. Untuk mengetahui lebih jelas mengenai jenis- jenis migrasi, kita akan mempelajarinya dalam artikel ini. Berikut ini merupakan beberapa jenis migrasi: 1. Golongan migrasi antar negara Jenis migrasi yang pertama adalah golong migrasi antar negara. Maksudnya migrasi antar negara adalah perpindahan penduduk dari satu negara ke negara lainnya. Sehingga migrasi jenis ini termasuk ke dalam golongan migrasi yang besar, administrasinya lebih kompleks. Beberapa jenis migrasi antar negara antara lain sebagai berikut: a. Imigrasi Barangkali kita sangat sering mendengar kata imigrasi. Imigrasi banyak diberitakan di media cetak maupun media elektronik. Yang dimaksud imigrasi adalah masuknya penduduk dari satu



5



negara ke negara lainnya. Sebagai contoh adalah banyaknya pendatang dari Tiongkok ke Indonesia. Orang yang melakukan imigrasi disebut sebagai imigran. Kita seringkali mendengar berita mengenai imigran ini di televisi. Para imigran melakukan imigrasi atas berbagai kepentingan dan tujuan. b. Emigrasi Seanjutnya



adalah



emigrasi.



Jika



imigrasi



merupakan masuknya penduduk dari satu negara ke negara lain, maka yang dinamakan emigrasi merupakan keluarnya penduduk suatu negara menuju ke negara lain. Dengan demikian emigrasi ini merupakan kebalikan dari imigrasi. Sebagai contoh emigrasi adalah pindahnya kependudukan seorang warga Indonesia ke Arab Saudi untuk bekerja disana. Banyak sekali kasus emigrasi di Indonesia. Banyak diantaranya adalah para Tenaga Kerja Indonesia (TKI) untuk pekerjaan



di



luar



negeri



mencari lapangan yang



dirasa



lebih



menjanjikan. c. Remigrasi Yang ketiga adalah remigrasi. Barangkali kita lebih jarang mendengar kata remigrasi dibandingkan dengan



imigrasi



dan



juga



emigrasi.



Yang



dinamakan dengan remigrasi adalah kembalinya penduduk dari negara lain



ke negara asalnya



(negaranya sendiri). Hal ini juga banyak terjadi pada tenaga kerja Indonesia yang sudah habis masa kerjanya, kemudian kembali lagi ke Indonesia.



6



Nah, demikianlah beberapa jenis dari migrasi yang merupakan migrasi antar negara. Migrasi antar negara dilakukan oleh banyak orang biasanya karena menyangkut dengan pekerjaan atau karena mengikuti pasangan. Migrasi antar negara ini bisa mendatangkan berbagai macam dampak baik positif maupu negatif bagi orang tersebut. Selain itu adaptasi yang harus dilakukan lebih keras, karena orang yang melakukan migrasi atau imigran harus memahami kebudayaan dan juga segala hal di negara baru, khususnya bahasa yang digunakan masyarakatnya sehari- hari. jika tidak, maka akan timbul masalah tentang berkomunikasi dengan sesamanya. 2. Migrasi dalam negeri Berikutnya merupakan migrasi yang dilakukan seseorang di negaranya sendiri. Ya, yang dimaksud dengan migrasi dalam negeri merupakan perpindahan penduduk dari satu daerah ke daerah lainnya namun masih dalam satu wilayah negara. Migrasi yang seperti ini merupakan migrasi kecil dimana administrasi yang perlu diurus juga tidak sebanyak migrasi antar negara. Migrasi dalam negeri mempunyai beberapa jenis. Jenis- jenis migrasi dalam negeri antara lain sebagai berikut: a. Transmigrasi Jenis migrasi dalam negeri yang pertama adalah transmigrasi.



Transmigrasi



merupakan



hal



yang



seringkali kita dengar. Yang dinamakan transmigrasi adalah perpindahan penduduk dari satu pulau maupun provinsi yang padat penduduknya ke pulau (baca: pulau terbesar



di



penduduknya.



dunia)



atau



Transmigrasi



provinsi ini



yang



jarang



biasanya



adalah



program dari pemerintah untuk memeratakan penduduk di suatu negara yang belum merata atau memiliki ketimpangan penduduk yang tinggi. di Indonesia sendiri, transmigrasi sudah dilaksanakan sejak zaman



7



kolonial Belanda pada tahun 1905. Pada zaman dahulu namanya adalah kolonisasi yang mmepunyai tujuan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja dengan upah yang murah di perkebunan- perkebunan milik Belanda yang berada di luar pulau Jawa. Transmigrasi dibagi menjadi beberapa jenis lagi, diantaranya transmigrasi bedol desa. b. Urbanisasi Selain transmigrasi, migrasi dalam negeri selanjutnya adalah urbanisasi. Urbanisasi merupakan perpindahan penduduk dari desa ke kota, dengan tujuan mencari perbaikan penduduk yang lebih tinggi. ada beberapa faktor



yang



mendorong



seseorang



melakukan



urbanisasi. c. Rularisasi Ruralisasi merupakan kebalikan dari urbanisasi. Yang dimaksud



dengan



ruralisasi



adalah



perpindahan



penduduk dari kota ke desa untuk tujuan menetap. Biasanya, hal ini dilakukan oleh orang- orang kota yang ingin menghabiskan masa tua di pedesaan, atau ingin membesarkan anaknya di lingkungan pedesaan karena di perkotaan terlalu sibuk. d. Evakuasi Istilah evakuasi seringkali kita degar ketika terjadi bencana alam. Yang dinamakan evakuasi ini merupakan perpindahan atau pengungsian penduduk dari tempat tinggalnya karena gangguan keamanan atau bencana. Misalnya bencana banjir (baca: jenis banjir) yang merendam perumahan warga tidak dapat ditempati dalam



beberapa



waktu.



Maka,



penduduk



harus



dipindahkan ke tempat lain untuk mendapatkan 8



kehidupan yang lebih baik dalam menghadapi kondisi banjir tersebut. e. Forensen Forensen juga dikenal dengan istilah “nglaju”. Forensen atau nglaju ini merupakan aktivitas orang yang tinggal di desa atau luar kota, namun mempunyai mata pencaharian di kota dan setiap hari pulang pergi atau tidak menginap di kota tersebut. Ada berbagai macam alasan mengapa seseorang melakukan forensen atau nglaju ini, seperti sulitnya mencari perumahan di kota, besarnya biaya hidup di kota, dan lain sebagainya. f. Turisme Mungkin yang sering kita dengar sebelumnya adalah kata turis. Ya, sebutan bagi orang yang sedang berwisata ke tempat- tempat rekreasi. Yang dimaksud dengan turisme adalah perjalanan seseorang ke daerahdaerah wisat dan menetap dalam jangka waktu tertentu. hal ini sering kita jumpai pada turis mancanegara yang tertarik dengan wisata alam Indonesia. Turis manca negara ini menghabisakan waktu yang sangat lama di Indonesia



demi



menikmati



pemandangan



alam



Indonesia dan juga mempelajari kebudayaan Indonesia. Nah, itulah beberap jenis migrasi yang terbagi menjadi migrasi antar negara maupun migrasi yang terjadi di dalam negeri. Masing- masing migrasi dilakukan orang dengan alasan yang bermacam- macam. Selain itu, migrasi ini juga mempunyai faktor pendorong dan faktor penarik yang bermacam- macam pula.



9



2. Faktor Penyebab Migrasi Dalam buku Pengelolaan Adminstrasi Penduduk Desa (2019) karya Bailah, perpindahan penduduk merupakan langkah yang besar. Orang yang melakukan migrasi merupakan orang mempunyai tujuan tertentu. Tanpa adanya tujuan orang-orang tidak akan mau repot-repot melakukan migrasi. Tujuan-tujuan itulah yang menjadi penyebab dilakukan migrasi.Berikut penyebab terjadinya migrasi: 1. Kurangnya lapangan pekerjaan Salah satu pendorong terjadinya migrasi adalah kurangnya lapangan kerja yang ada di daerah asal.Apabila di daerah asal tidak ada lapangan pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya dan jiwa berwirausaha dirasa tidak cocok maka seseorang akan melakukan migrasi.Migrasi ini tentu saja akan mencari tempat yang kiranya banyak terdapat lowongan pekerjaan.Tak heran, penduduk Jawa banyak yang migrasi ke luar Jawa. Hal itu karena di luar Jawa belum banyak pesaing.Jadi jika seseorang akan membuka usaha di luar Jawa akan mendapat keuntungan. 2. Kepadatan penduduk Kepadatan penduduk pada suatu wilayah juga menjadi salah satu penyebab dilakukan migrasi. Kepadatan penduduk menyebabkan seorang hidup kurang nyaman dan banyak persaingan.Sehingga



akan



sulit



mendapatkan



pekerjaan,



dampaknya banyak yang melakukan tindak kriminal.Dengan kepadatan penduduk yang berlebihan ini, maka banyak orang yang melakukan migrasi ke daerah yang tidak terlalu padat. Sehingga adanya pemeratan penduduk di wilayah Indonesia. 3. Sumber daya alam kurang Sumber daya alam yang kurang di suatu wilayah ikut mempengaruhi dilakukan migrasi Misalnya pada suatu wilayah yang keadaan tanahnya gersang. Sehingga ketika ditanami tanaman tidak tumbuh atau mati.Kondisi itu membuat sumber 10



daya tidak memadai, bahkan terancam habis.Sehingga banyak orang yang memilih melakukan migrasi dengan pindah ke wilayah lain yang sumber alamnya melimpah. Dengan itu maka kebutuhannya akan terpenuhi. 4. Keinginan memperbaiki taraf hidup Sebagian besar mengapa orang memiliki melakukan migrasi ke daerah karana masalah ekonomi. Mereka ingin memperbaiki taraf hidup menjadi lebih baik.Hal ini biasanya dirasakan oleh orang-orang yang tinggal di desa, mereka merantau ke kota dengan harapan memperoleh pekerjaan dan memperbaiki taraf hidup.Sejauh ini fenomena tersebut cukup banyak. Bahkan awalnya merantau sendiri, lama kelamaan mengajak keluarga atau saudara untuk ikut merantau. 5. Melanjutkan pendidikan Tujuan banyak orang ingin migrasi karena pendidikan. Mereka ingin melanjutkan pendidikan yang bagus dan ke jenjang lebih tinggi.Misalnya di suatu wilayah yang belum memiliki fasilitas pendidikan lengkap, tidaknya perguruan tinggi.Perpindahan yang dilakukan tersebut dengan waktu singkat tidak lama hanya beberapa tahun. Biasanya setelah lulus akan kembali ke daerah asalnya. 6. Perbedaan pendapat dan politik Adanya perbedaan pendapat dan politik di lingkungan masyarakat, seseorang ingin melakukan migrasi.Karena merasa tertekan atau terancam, akhirnya memilih untuk pindah ke daerah lain. 7. Hubungan social yang tidak baik Adanya hubungan sosial yang tidak baik bisa membuat sesorang pindah ke tempat lain. Kondisi itu membuatnya merasa tidak nyaman dan tidak tenang.Akhirnya memutuskan



11



untuk pindah ke daerah lain agar mendapatkan kehidupan yang lebih baik. 8. Alasan agama Ada juga seseorang yang memilih pindah tempat lain karena alasan. Biasanya itu terjadi karena perbedaan agama dan merasa minoritas.Sehingga untuk menghindari hal-hal yang tidak dinginkan memilih untuk pindah ke tempat lain dengan komunitasnya banyak. 9. Keadaan geografis yang tidak cocok Keadaan geografis tempat tinggal atau wilayahnya yang kurang cocok juga menjadi salah satu faktor seseorang melakukan migrasi.Misal tinggal di lingkungan pegunungan yang memiliki udara cukup dingin atau wilayahnya dikelilingi oleh hutan. 10. Pemerataan penduduk Perpindahan penduduk bukan hanya berasal dari keinginan pribadi semata tapi juga menjalankan program pemerintah untuk pemerataan penduduk.Sejauh Pulau Jawa merupakan pulau yang jumlah penduduknya cukup banyak. Sehingga pemerintah mencoba untuk melakukan pemerataa penduduk di wilayah Indonesia.Di mana dengan memindahkan penduduk ke daerah luar Pulau Jawa lewat program transmigrasi.



12



3. Cara Penanggulangan Migrasi Yang Berlebihan Migrasi yang merupakan perpindahan penduduk dari satu tempat ke tempat yang lian dengan tujuan menetap terkadang memberi magnet tersendiri. Iming- iming mendapat kemakmuran yang lebih baik, upah kerja yang lebih tinggi, fasilitas yang lebih lengkap terkadang menjadikan mayoritas penduduk desa ingin meninggalkan kampung halaman menuju ke tampat yang lebih makmur. Dengan demikian tidak jarang ada kasus migrasi yang berlebihan. Apapun yang berlebihan itu sifatnya tidak baik, termasuk juga migrasi. Berbagai dampak buruk bisa saja ditimbulkan dari migrasi ini. maka dari itulah dibituhkan beberapa upaya untuk mencegah terjadinya migrasi yang berlebihan. Beberapa upaya yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Membangun fasilitas- fasilitas pembangunan sampai ke pelosokpelosok negeri 2. Pengadaan pendidikan yang bermutu hingga ke daerah- daerah terpencil di negeri 3. Membangun sarana dan prasarana yang dibituhkan hingga ke seluruh penjuru negeri 4. Meningkatan upah bagi pekerja yang ada di desa 5. Memperbanyak lapangan kerja di pedesaan Nah, itulah beberapa upaya yang dapat dilakukan oleh pemerintah untuk menarik perhatian dan minat masyarakat supaya tidak terlalu bersemangat untuk melakukan migrasi. Selain itu, hal ini membuat masyarakat pedesaan menjadi semakin maju.



13



B. Pengertian sector informal Manning dan effendi mengemukakan istilah



sektor



informal



sebagai sejumlah kegiatan ekonomi yang berskala kecil. Alasan berskala kecil adalah karena umumnya mereka berasal dari kalangan miskin sebagai suatu manifestasi dari situasi pertumbuhan kesempatan kerja di negara berkembang bertujuan untuk mencari kesempatan kerja



dan



mereka dan



pendapatan



untuk



memperoleh



keuntungan umumnya



berpendidikan sangat rendah mempunyai ketrampilan rendah, umumnya dilakukan oleh migran. Dari ciri-ciritersebut dapat



digambarkanbahwa usaha-usaha di



sektor



informal



berupaya



menciptakankesempatankerja dan memperoleh pendapatan untuk dirinya sendiri.Selanjutnya,



Simanjuntak



(2001)



memberikanciri-ciri



yang



tergolong sebagai sektor informal, yaitu, kegiatan usaha umumnya sederhana skala usaha relative kecil usaha sector informal umumnya tidak mempunyai izin usaha untuk bekerja di sektor informal lebih mudah daripada di sektor formal tingkat pendapatan di sektor informal biasanya rendah keterkaitan sektor informal dengan usaha-usaha lain sangat kecil dan usaha-usaha disektor informal sangat beranekaragam. Usaha-usaha sektor informal yang dimaksud diantaranya pedagang



kaki



lima,



pedagang keliling, tukang warung, tukang cukur, tukang becak, tukang sepatu, tukang loak serta usaha rumah tangga seperti pembuat tempe, pembuat kue, pembuat es mambo, pembuat barang anyaman, dan lain-lain.Sektor informal sangat penting artinya dalam proses pembangunan dan proses modernisasi masyarakat yang sebagian besar masih bersifat tradisional atau semi tradisional. Sebelum bekerja dan berusaha di sektor formal, tenaga kerja dari sektor tradisional berusaha



dan



bekerja



terlebihdahuludi



sektor



informal.Setelah



memperoleh pengetahuan, keahlian dan pengalaman di sektor informal, barulah mereka berani dan mengalihkan usahanya ke sektor informal yang bersifat modern. Selain itu, sektor informal penting artinya bagi negara berpenduduk besar dimana sektor informal yang bersifat padat 14



karya mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar.



Bagi



Indonesia, kedua fungsi sektor informal di atas sangat besar artinya. Selain menghadapi kelebihan penduduk, Indonesia juga menghadapi masalah dari kondisi masyarakatnya yang masih dipengaruhi oleh unsur- unsur tradisional.Berbagai factor pendorong (pushfactor) didesa dan berbagai factor penarik (pullfactor)dikota mempengaruhi penduduk desa untukpindah atau (bermigrasi) kekota. Hal menarik yang terlihat dari perpindahan tenaga kerja dari desa ke kota adalah banyaknya tenaga kerja yang masuk ke dalam usaha kecil-kecilan di kota, yang bersifat swakarya dan swadaya. Usaha kecil-kecilan ini dapat berbentuk usaha perdagangan seperti pedagang kakilima, penjual bakso, asongan, dan sebagainya. Adamitujuga pada jasa pengangkutan seperti tukang becak, tukang ojek, dan lain-lain industri industri kecil dan rumah tangga (cottage industrydan home industry) ataupun bentuk- bentuk usaha lainnya.Usaha-usaha tersebut sering disebut sektor informal karena sifatnya



yang



tidak



mempunyai



hubungan



dengan



pemerintah,baikdalamhalperijinan,perpajakanmaupunperlindungan.Sektori nformaliniseringjugadisebutmurkysectors,urban unorganized sectors, offfarm, grey area sector, dan lain-lain.Sektor informal sering dipandang sebagai sektor transisi bagi para pekerja dari sektor pertanian di desa ke sektor industri di kota. Fenomena munculnya sektor informal hanyalah bersifat temporer. Akibat ketrampilan yang terbatas, para pencari kerja dari desa, pada awal kepindahannya untuk sementara berusaha dan bekerja di sektor informal. Setelah mapan dan berpengalaman mereka akan mengalihkan usahanya ke sektor formal. Di sinilah terjadi proses formalisasi



sektor



statususahayangtadinya



informal,



dimana



terjadi



informalmenjadiformal,



dan



peralihan berpindahnya



pekerja yang tadinya bekerja di sektor informal ke sektor formal. Namun, pada kenyataannya seringkali proses ini tidak berjalan seperti yang diharapkan. Yang terjadi adalah usaha disektor informal khususnya industri kecil dan industri rumah tangga semakin menjamur. Demikian 15



juga dengan jumlah pekerjanya. Tenaga kerja dari desa sebagian besar bukan diserap oleh sektor industri (yang formal) tetapi oleh sektor jasa (terutama yang informal). 1. Ciri-Ciri Sektor Informal Menurut Reni Pratiwi (2012) Ciri-ciri sektor informal, yaitu: 1. Pola kegiatannya tidak teratur. 2. Skala usaha kecil dan menggunakan teknologi sederhana. 3. Struktur usahanya didasarkan atas struktur unit kerja keluarga. 4. Jam kerja tidak teratur / tidak tetap. 5. Tempat kerja tidak permanen / tidak menetap. 6. Usaha tersebut untuk melayani golongan masyarakat tertentu atau terbatas dan memiliki daya saing yang tinggi. 7. Tidak memerlukan keahlian dan ketrampilan yang berdasarkan pada pendidikan formal khusus. 8. Tidak mampu memanfaatkan keterkaitan dengan usaha lain yang sejenis dan lebih besar. 9. Bersifat inofatif didasarkan pada kebutuhan konsumen terbatas dan mempunyai kekenyalan terhadap perubahan. 10. Tidak terjangkau sistem pelayanan formal. Dari beberapa ciri yang ada, dapat diambil kesimpulan bahwa kebanyakan dari mereka bermodal kecil, teknologi yang digunakan sederhana, kegiatan usaha tidak terorganisasi dengan baik, serta karyawan sedikit dan merupakan kerabat atau anggota keluarga dari pengusaha.



2. Peran Sektor Informal Sektor informal memiliki peran yang besar di negara-negara sedang berkembang (NSB) termasuk Indonesia. Sektor informal adalah sektor yang tidak terorganisasi (unorganized), tidak teratur (unregulated), 16



dan kebanyakan legal tetapi tidak terdaftar (unregistered).Sektor informal memiliki karakteristik seperti jumlah unit usaha yang banyak dalam skala kecil; kepemilikan oleh individu atau keluarga, teknologi yang sederhana dan padat tenaga kerja, tingkat pendidikan dan ketrampilan yang rendah, akses ke lembaga keuangan daerah, produktivitas tenaga kerja yang rendah dan tingkat upah yang juga relatif lebih rendah dibandingkan sektor formal bahwa kebanyakan pekerja di sektor informal perkotaan merupakan migran dari desa atau daerah lain. Motivasi pekerja adalah memperoleh pendapatan yang cukup untuk sekedar mempertahankan hidup (survival). Mereka haru tinggal di pemukiman kumuh , dimana pelayanan publik seperti listrik, air bersih, transportasi, kesehatan, dan pendidikan yang sangat minim.Penggunaan modal pada sektor informal relatif sedikit bila dibandingkan dengan sektor formal sehingga cukup dengan modal sedikit dapat memeprkerjakan orang. Dengan menyediakan akses pelatihan dan ketrampilan, sektor informal dapat memiliki peran yang yang besar dalam pengembangan sumber daya manusia. Sektor informal memunculkan permintaan untuk tenaga kerja semiterampil dan tidak terampil. Sektor informal biasanya menggunakan teknologi tepat guna dan menggunakan sumber daya local sehingga akan menciptakan efisiensi alokasi sumber daya. Sektor informal juga sering terkait dengan pengolahan limbah atau sampah. Sektor informal dapat memperbaiki distribusi hasil-hasil pembangunan kepada penduduk miskin yang biasanya terkait dengan sektor informal.Sektor informal terkait dengan sektor pedesaan. Sektor informal memberikan kemungkinan kepada tenaga kerja yang berlebih di pedesaan untuk migrasi dari kemiskinan dan pengangguran. Sektor informal sangat berkaitan dengan sektor formal di perkotaan. Sektor formal tergantung pada sektor informal terutama dalam hal input murah dan penyediaan barang-barang bagi pekerja di sektor formal. Sebaliknya, sektor informal tergantung dari pertumbuhan di sektor formal. Sektor informal kadang-kadang justru mensubsidi sektor formal dengan



17



menyediakan barang-barang dan kebutuhan dasar yang murah bagi pekerja di sector formal. Demikian pula halnya dengan penanganan secara statistik terhadap sektor informasi. Kegiatan pencatatan terhadap kegiatan yang dilakukan oleh sektor informal yang menyeluruh dan berkelanjutan, seperti halnya dengan kegiatan pencatatan pada sektor formal, juga belum banyak dilakukan dan mendapatkan perhatian yang serius dari pemerintah. BPS mendefinisikan perusahaan sektor informal sebagai perusahaan tidak berbadan hukum. Disamping itu kegiatan pembinaan sektor informal juga tidak memiliki kejelasan, sehingga menyebabkan instansi pemeritah satu dengan yang lainnya tidak memiliki tanggung jawab yang terpadu untuk mempromosikan atau mengatur sektor informal. 3. Penyebab Timbulnya Sektor Informal Dijelaskan oleh Subri (2003: 85-87), munculnya dilemma ekonomi informal di Indonesia adalah sebagai dampak dari makin kuatnya proses modernisasi yang bergerak bias menuju sifat-sifat yang dualistis. Bias pembangunan secara makro menghasilkan sistem ekonomi lain, yaitu sektor informal yang sebagian besar terjadi di negara-negara sedang berkembang. Fenomena dualism ekonomi yang melahirkan sektor informal ini menunjukkan bukti adanya keterpisahan secara sistematisempiris antara sektor formal dengan sektor informal dari sebuah sistem ekonomi nasional. Hal ini sekaligus memberi legitimasi ekonomi dan politik bahwa perekonomian suatu negara mengalami stagnasi dengan tingkat pengangguran yang sangat tinggi dan ketimpangan social ekonomi yang cukup besar. Kegiatan sektor informal yang menonjol biasanya terjadi dikawasan yang sangat padat penduduknya, dimana pengangguran (unemployment)



maupun



pengangguran



terselubung



(disquised



unemployment) merupakan masalah yang utama. Dengan kenyataan seperti ini limpahan tenaga kerja tersebut masuk kedalam sektor informal, tetapi masih dipandang sebagai penyelesaian sementara karena di dalam 18



sektor informal sendiri terdapat persoalan yang sangat rumit (Dian Rakhma, 2012).



19



PENUTUP Kesimpulan Migrasi merupakan pemindahan populasi penduduk dengan tujuan untuk menetap dari satu tempat ke yang lain melampaui batas politik/negara atau batas administratif atau perbatasan negara. Dalam pengertian ini, perpindahan adalah pergeseran yang cukup permanen dari satu tempat ke yang lainnya. Sektor informal adalah merupakan unit-unit usaha tidak resmi berskala kecil yang menghasilkan dan mendistribusikan barang dan jasa tanpa memiliki izin usaha dan atau izin lokasi berdasarkan ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku. Sektor informal digambarkan suatu kegiatan usaha berskala kecil yang dikelola oleh individu-individu dengan tingkat kebebasan yang tinggi dalam mengatur cara bagaimana dan dimana usaha tersebut dijalankan. Sektor informal juga didefinisikan sebagai sektor yang tidak menerima bantuan dari pemerintah; sektor yang belum menggunakan bantuan ekonomi dari pemerintah meskipun bantuan itu telah tersedia dan sektor yang telah menerima bantuan ekonomi dari pemerintah namun belum sanggup berdikari Saat ini, sektor informal menjadi bagian penting dalam perumusan kebijakan ketenagakerjaan. Sektor informal merupakan salah satu alternatif kesempatan kerja yang mampu menampung tenaga kerja tanpa persyaratan tertentu seperti tingkat pendidikan dan keterampilan kerja. Hal ini merupakan salah satu faktor utama yang memudahkan tenaga kerja memasuki sektor ini dan semakin mengukuhkan kehadirannya sebagai penyangga terhadap kelebihan tenaga kerja. Dalam beberapa hal, sektor informal lebih dapat beradaptasi dan tidak terganggu oleh manajemen operasional yang kaku. Dalam periode krisis perekonomian nasional, sektor informal yang bersifat adaptif dan lentur, masih tetap bertahan bahkan mampu mengembangkan peluang-peluang usaha dibandingkan dengan perusahaan besar.Sektor informal pada umumnya ditandai oleh beberapa karakteristik khas seperti bidang kegiatan produksi barang dan jasa, berskala kecil, unit-unit produksinya dimiliki secara perorangan atau keluarga, banyak menggunakan tenaga kerja, dan teknologi yang dipakai relative sederhana. 20