15 0 118 KB
MODEL PEMBELAJARAN VALUE CLARIFICATION TECHNIC ( VCT) TUGAS INI DISUSUN UNTUK MEMENUHI PERSYARATAN MATA KULIAH STRATEGI DAN DESAIN PEMBELAJARAN Yang di ASUH oleh Prof. Dr. Ni Ketut Suarni, M.S., Kons dan Gede Nugraha Sudarsana, S.Psi., M.Pd.
OLEH : Mahasiswa BK - B
Nissa Aulia
(1811011013)
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN JURUSAN ILMU PENDIDIKAN, PSIKOLOGI DAN BIMBINGAN PROGRAM STUDI BIMBINGAN KONSELING 2020
KATA PENGANTAR Puji syukur saya haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatnya sehingga makalah Model Pembelajaran Value Clarification Technic (VCT) ini dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa pula saya mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya dalam proses pengerjaan makalah ini. Saya berharap semoga makalah yang saya buat ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, terutama hal-hal yang berkaitan dengan Model Pembelajaran Value Clarification Technic (VCT), sehingga makalah yang saya susun ini memiliki manfaat, tidak hanya semata-mata bagi saya namun juga banyak orang. Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman, saya yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan tulisan saya ini.
ii
DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL........................................................................................i KATA PENGANTAR.........................................................................................ii DAFTAR ISI........................................................................................................iii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang.................................................................................................1 1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................1 1.3 Tujuan..............................................................................................................1 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Definisi Model Pembelajaran Value Clarification Technic (VCT).................3 2.2 Keunggulan dan Kelemahan Model Pembelajaran Value Clarification Technic (VCT) .....................................................................................................4 2.3 Langkah-langkah Model Pembelajaran Value Clarification Technic (VCT) ............................................................................................................................... .4 2.4 RPP Model Pembelajaran Value Clarification Technic (VCT) ............................................................................................................................... 5 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan...................................................................................................... 11 3.2 Saran................................................................................................................ 11 DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 12
iii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan berfungsi mengembangkan kemampuan
dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangsanya potensi peserta didik, agar menjadi manusia yang beriman, dan betakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara demokratis serta bertanggung jawab. Strategi
pembelajaran
afektif
memang berbeda dengan strategi pembelajaran
kognitif dan keterampilan. Afektif berhubungan dengan nilai (value), yang sulit diukur, oleh karena menyangkut kesadaran seseorang yang tumbuh dari dalam. Dalam batas tertentu memang afeksi dapat muncul penilaiannya
dalam kejadian behavioral, akan tetapi
untuk sampai pada kesimpulan yang
bisa
dipertanggungjawabkan
membutuhkan ketelitian dan observasi yang terus menerus, dan hal ini tidaklah mudah untuk dilakukan apalagi menilai perubahan sikap sebagai akibat dari proses pembelajaran yang dilakukan guru di sekolah. Kita tidak bisa menyimpulkan bahwa sikap anak itu baik, misalnya dilihat dari kebiasaan berbahasa atau sopan santun yang bersangkutan, sebagai akibat dari proses pembelajaran yang dilakukan guru. Mungkin sikap itu terbentuk oleh kebiasaan dalam keluarga dan lingkungan sekitar. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa definisi dari Model Pembelajaran Value Clarification Technic (VCT) ? 2. Apa keunggulan dan kelemahan Model Pembelajaran Value Clarification Technic (VCT) ? 3. Apa langkah-langkah dari Model Pembelajaran Value Clarification Technic (VCT) ? 4. Apa contoh RPP Model Pembelajaran Value Clarification Technic (VCT) ? 1.3 Tujuan 1. Untuk mengetahui definisi dari Model Pembelajaran Value Clarification Technic (VCT) 2. Untuk mengetahi keunggulan dan kelemahan Model Pembelajaran Value Clarification Technic (VCT) 3. Untuk mengetahui langkah-langkah dari Model Pembelajaran Value Clarification Technic (VCT)
1
4. Untuk mengetahui contoh RPP Model Pembelajaran Value Clarification Technic (VCT)
2
BAB II PEMBAHASAN 2.1 Definisi Model Pembelajaran Value Clarification Technic (VCT) Salah satu tugas peran pendidikan (khususnya pendidikan nilai) adalah memberikan pembekalan/atau
pengetahuan, melatih
dan meningkatkan
potensi
siswa, serta
memberikan, aneka pengalaman belajar sesuai dengan target subtansial dan atau pola proses kegiatan belajar mengajar. Menurut Djahiri (1979:115) menyatakan bahwa VCT diartikan sebagai teknik pengajaran untuk menanamkan dan menggali
mengungkapkan
nilai-nilai tertentu dalil pada diri siswa, seperti : 1. Untuk mengukur atau mengetahui tingkat kesadaran siswa tentang suatu nilai. 2. Membina kesadaran siswa tentang nilai-nilai yang dimilikinya baik yang positif maupun yang negatif untuk kemudian di bina ke arah peningkatan atau pembentulan. 3. Untuk menanamkan suatu nilai kepada siswa melalui cara yang rasional dan diterima siswa sebagai milik pribadinya. 4. Melatih dan membina tentang bagai mana cara menilai, mengambil keputusan terhadap suatu
nilai
umum untuk kemudian dilaksanakannya sebagai
warga
masyarakat
(Djahiri,1979, him. 116). Teknik mengklarifikasi nilai (value clarification technique) atau sering disingkat VCT dapat diartikan sebagai teknik pengajaran untuk membantu siswa dalam mencapai dan menentukan suatu nilai yang dianggap baik dalam menghadapi suatu persoalan melalui proses menganalisis nilai yang sudah ada dan tertanam dalam diri siswa. Menurut Steeman (Adisusilo, 2012) nilai adalah sesuatu yang memberi makna pada hidup, yang memberi acuan, titik tolak dan tujuan hidup. Nilai adalah sesuatu yang di junjung tinggi, dan dapat mewarnai
dan menjiwai tindakan seseorang. Berdasarkan pengertian tersebut, nilai
merupakan preferensi yang tercermin dari perilaku seseorang, sehingga seseorang akan melakukan atau tidak melakukan sesuatu tergantung pada sistem nilai yang dipegangnya. Menurut Toyibin dan Kosasih VCT adalah label dari suatu pendekatan atau strategi belajar mengajar untuk pendidikan nilai-moral atau pendidikan afektif. Model Pembelajaran VCT adalah merupakan teknik pendidikan
nilai di mana peserta
didik dilatih
untuk
menemukan, memilih, menganalisis, membantu siswa dalam mencari dan memutuskan mengambil sikap sendiri mengenai nilai-nilai hidup yang ingin diperjuangkannya. Pada 3
dasarnya bersifat induktif, berangkat dari pengalaman-pengalaman kelompok menuju ide-ide yang umum tentang pengetahuan dan kesadaran diri.
2.2 Keunggulan dan Kelemahan Model Pembelajaran Value Clarification Technic (VCT)
Keunggulan : 1. 2.
Mampu membina dan menanamkan nilai danmoral pada ranah internal side. Mampu
mengklarifikasimenggali
dan mengungkapkan isi pesan materi
yangdisampaikan selanjutnya akan memudahkan bagi guru menyampaikan makna, pesan nilai dan moral. 3.
Mampu mengklarifikasi dan menilai kualitas nilaimoral diri siswa, melihat nilai
yang ada pada orang laindan memahami nilai moral yang ada dalam kehidupan nyata. 4. Mampu mengundang, melibatkan membina danmengembangkan potensi diri siwa terutama mengembangkan nilai sikap. Mampu memberikan sejumlah pengalaman belajar dari bebagai kehidupan. 5.
Mampu
menangkal, meniadakan,mengintervensi danmemadukan berbagai
nilai moral dalam sitem nilai danmoral yang ada dalam diri seseorang. Memberi gambarannilai moral yang patut diterima dan menuntun sertamemotivasi untuk hidup layak dan bermoral tinggi.
Kelemahan : Kelemahan yang sering terjadi dalam proses pembelajaran nilai atau sikap adalah proses pembelajaran dilakukan secara langsung oleh guru, artinya, guru menanamkan nilai-nilai yang dianggapnya baik tanpa memperhatikan nilai yang sudah tertanam dalam diri siswa. Akibatnya, sering terjadi benturan atau konflik dalam diri siswa karena ketidakcocokan antara nilai lama yang sudah terbentuk dengan nilai baru yang
ditanamkan oleh
guru. Siswa sering mengalami
kesulitan dalam
menyelaraskan nilai lama dan nilai baru. 2.3 Langkah-langkah Model Pembelajaran Value Clarification Technic (VCT) John Jarolimek (1974) menjelaskan langkah pembelajaran dengan VCT dalam 7 tahap yang dibagi ke dalam 3 tingkat. Setiap tahapan dijelaskan di bawah ini. 4
Tahap kegiatan No 1. Kebebasan Memilih 2.
Menghargai
3.
Berbuat
No 1 2 3 4 5 6
Langkah Pembelajaran Memilih secara bebas Memilih dari beberapa alternatif Memilih setelah melakukan analisis pertimbangan Bangga atas nilai yang dipilih Menegaskan nilai yang sudah menjadi bagian integral dalam dirinya di depan umum Adanya kemauan dan kemampuan untuk mencoba melaksanakan nilai tersebut
7
Mengulai perilaku sesuai dengan nilai pilihannya
2.4 RPP Model Pembelajaran Value Clarification Technic (VCT) Contoh RPP :
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
SEKOLAH DASAR
: SD NEGERI I CIANGIR
MATA PELAJARAN
: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
KELAS
: V (lima)
SEMESTER
: II (dua)
HARI / TANGGAL
: 11 Maret 2011
WAKTU
: 2 X 35 MENIT
I. Standar Kompetensi
: Menghargai keputusan bersama.
II. Kompetensi Dasar
: Mengenal Keputusan Bersama
III. Indikator : 1.
Menjelaskan pengertian musyawarah mufakat dalam bermusyawarah.
2.
Menjelaskan pengertian voting dalam bermusyawarah. 5
3.
Menyebutkan 5 langkah bentuk pengambilan keputusan dengan cara voting.
IV. Tujuan Pembelajaran Meningkatkan pemahaman peserta didik tentang bentuk pengambilan keputusan dalam bermusyawarah dengan menerapkan model Value Clarification Technique (VCT) Percontohan.
V. Tujuan Pembelajaran: 1. Melalui informasi peserta didik dapat menjelaskan pengertian musyawarah mufakat sebagai bentuk pengambilan keputusan dalam bermusyawarah dengan tepat. 2. Melalui informasi peserta didik dapat menjelaskan pengertian voting sebagai bentuk pengambilan keputusan dalam bermusyawarah dengan cermat. 3. Melalui diskusi peserta didik dapat menjelaskan 5 langkah-langkah pengambilan keputusan dengan cara voting dengan tepat. VI. Materi Pokok: Dalam sebuah musyawarah organisasi, keputusan hasil musyawarah dapat diambil melalui dua cara yaitu: 1. Musyawarah mufakat Musyawarah untuk mufakat adalah bentuk pengambilan keputusan bersama yang mengedepankan kebersamaan. Musyawarah dilakukan bertujuan untuk mempertemukan semua pendapat yang berbeda-beda. Setelah semua pendapat didengar dan ditapung, pendapat yang paling baik akan disepakati bersama. 2. Pemungutan suara/voting Musyawarah dilakukan dengan cara pemungutan suara/voting dilakukan apabila, musyawarah untuk mufakat tidak membuahkan hasil. Hal ini terjadi ketika beberapa pendapat dianggap sama baiknya atau karena ada beberapa pendapat dianggap tidak menguntungkan semua pihak. Voting merupakan cara kedua jika musyawarah untuk mufakat gagal dilakukan, sebelum voting dilaksanakan, perlu memperhatikan hal-hal berikut: a. Voting ditempuh apabila dengan cara musyawarah untuk mufakat dilaksanakan tetapi tidak mendapatkan hasil keputusan.
sudah
b. Voting dilakukan karena ketidakmungkinan untuk menempuh mufakat lagi. Ketidakmungkinan ini disebabkan munculnya beragam pendapat yang bertentangan. Pertentangan inilah yang mencegah pencapaian kata mufakat. c.
Voting didlkukan karena sempitnya waktu, sementara keputusan harus segera diamabil. 6
d.
Voting dilakukan setelah semua peserta musyawarah hadir mencapai kuorum.
e. Voting dianggap sah sebagai keputusan jika separuh lebih menyujuinya.
peserta yang hadir
Dalam voting pendapat yang memperoleh suara terbanyak menjadi keputusan bersama dan pendapat lain yang mendapat suara lebih sedikit terpaksa diabaikan. Selanjutnya, anggota yang pendapatnya kalah harus menyepakati pendapat yang menang. Sementara itu, anggota yang pendapatnya menang harus menghormati rekan yang pendapatnya kalah. Kuorum adalah jumlah paling sedikit dari peserta musyawarah yang harus hadir agar voting dapat dilaksanakan dan keputusan dianggap sah. Biasanya, kuorum dalam musyawarah adalah 2/3 dari total peserta yang hadir.
VII. Metode Pembelajaran 1.
Ceramah
2.
Tanya jawab
3.
Diskusi
VII. Langkah-langkah Pembelajaran A. Kegiatan awal (5 menit) 1. Mengkondisikan peserta didik terhadap suasana pembelajaran dengan diawali berdoa bersama, melakukan pengabsenan, mempersiapkan peralatan belajar, dan pengaturan tempat duduk yang strategis sesuai rencana pembelajaran. 2. Bertanya jawab untuk mengarahkan dan menggiring peserta didik ke dalam materi pembelajaran yang akan dipelajari dengan cara mengaitkan pada materi yang telah dipelajari pada pertemuan yang lalu sebagai apersepsi. 3. Menginformasikan pada peserta didik tentang tujuan pembelajaran dan materi pokok yang akan dipelajari untuk memotivasi peserta didik dalam proses pembelajaran bentuk pengambilan keputusan dalam bermusyawarah.
B. Kegiatan Inti (20 menit) 1. Guru menyampaikan informasi kepada peserta didik tentang pengertian dari musyawarah mufakat. 2. Guru menyampaikan informasi kepada peserta didik tentang pengertian pengambilan keputusan dengan cara poting. 7
3. Peserta didik berdiskusi kelompok untuk menemukan penjelasan tentang langkahlangkah melakukan pengambilan keputusan dalam bermusyawarah dengan cara voting/pemungutan suara. 4. Peserta didik menyampaikan hasil diskusi kelompok dalam bimbingan guru, dengan cara bergiliran di depan kelas, sehingga muncul tanggapan, sanggahan dan pendapat tentang langkah-langkah melaksanakan voting dari peserta didik lain dalam bentuk diskusi kelas. 5. Peserta didik dan guru bertanya jawab untuk mengkonfirmasi langkah-langkah pengambilan keputusan dengan cara voting yang benar. 6.
Peserta didik dan guru menyimpulkan hasil pembelajaran.
7.
Guru memberikan evaluasi akhir pembelajaran secara tertulis.
C. Kegiatan Akhir (10 menit) 1. Peserta didik dan guru mengadakan refleksi proses dan hasil pembelajaran yang telah dilaksanakan. 2. Guru memberikan tindak lanjut sebagai bahan perbaikan dan pengayaan hasil belajar dalam bentuk tugas pekerjaan rumah (PR), serta memotivasi peserta didik untuk meningkatkan cara belajar di sekolah dan di rumah. 3.
Guru menutup proses pembelajaran.
VIII. Alat dan sumber belajar a. Alat pembelajaran: b. Sumber Belajar 1.
Kurikulum KTSP
2.
Buku paket PKn kelas V
3.
Buku penunjang lain
IX. Evaluasi pembelajaran 1.
Prosedur evaluasi
a.
Free test
a.
Proses
b.
Post test.
2.
Jenis evaluasi
a.
Unjuk kerja 8
b.
Test tertulis
3.
Bentuk test Soal isian
4.
Alat test/ soal evaluasi
Isilah titik-titik di bawah ini dengan jawaban yang tepat ! 1. Kelompok manusia yang diatur untuk bekerja sama guna mencapai tujuan yang disebut ....
sama
2. Pembahasan bersama dengan maksud mengambil keputusan atas suatu masalah disebut .... 3.
Sikap kita terhadap pendapat orang lain harus ....
4. Dalam melaksanakan hasil keputusan semua peserta harus disertai dengan penuh rasa .... 5.
Kuorum adalah ....
Mengetahui Kepala Sekolah,
M U L Y A N A, A Ma. Pd. NIP. 19540608 197403 1 004
Ciangir, 11 Maret 2011 Guru Kelas,
HAERUDIN, A Ma Pd. NIP. 19700508 200501 1 008
LEMBAR SOAL
9
TES AKHIR PROSES PEMBELAJARAN
Isilah titik-titik di bawah ini dengan jawaban yang tepat! 1. Kelompok manusia yang diatur untuk bekerja sama guna mencapai tujuan yang sama disebut .... 2. Pembahasan bersama dengan maksud mengambil keputusan atas suatu masalah disebut .... 3.
Sikap kita terhadap pendapat orang lain harus ....
4. Dalam melaksanakan hasil keputusan semua peserta harus disertai dengan penuh rasa .... 5.
Kuorum adalah ....
Mengetahui
Ciangir, 11 Maret 2011
10
BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan
Teknik mengklarifikasi nilai (value clarification technique) atau sering disingkat VCT dapat diartikan sebagai teknik pengajaran untuk membantu siswa dalam mencapai dan menentukan suatu nilai yang dianggap baik dalam menghadapi suatu persoalan melalui proses menganalisis nilai yang sudah ada dan tertanam dalam diri siswa.
Kelemahan yang sering terjadi dalam proses pembelajaran nilai atau sikap adalah proses pembelajaran dilakukan secara langsung oleh guru, artinya, guru menanamkan nilai-nilai yang dianggapnya baik tanpa memperhatikan nilai yang sudah tertanam dalam diri siswa. Kelebihan dari model pembelajaran VCT ada 5 .
Untuk langkah-langkah nya ada 3 : a. Kebebasan memilih b. Menghargai c. Berbuat
3.2 Saran Penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, sehingga penulisan membutuhkan saran untuk pembuatan makalah selanjutnya.
11
DAFTAR PUSTAKA https://ejournal.upi.edu/index.php/RBSPs/article/view/21759
12