Makalah Pendekatan Ilmiah [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH PENDEKATAN ILMIAH



DISUSUN OLEH : ANDRA SIANTURI



(5183321005)



ANDREW C NABABAN



(5183321006)



FULGENTIUS SAGALA



(5183321004)



ZEPANYA H SIMANJORANG



(5183121036)



DOSEN PENGAMPU : Prof .Dr. Julaga Situmorang, M.Pd. MATA KULIAH



: METODOLOGI PENELITIAN PENDIDIKAN



PROGRAM STUDI  PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MEDAN Tahun 2020



Kata Pengantar Puji dan syukur penulis ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,atas segala kasih dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah tentang “ Pendekatan Ilmiah” untuk memenuhi tugas di mata kuliah Metodologi Penelitian Pendidikan. Penulis mengucapkan terima kasih kepada bapak Prof .Dr. Julaga Situmorang, M.Pd dosen pengampu dari mata kuliah Metodologi Penelitian Pendidikan. . Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam menulis makalah ini,sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih, semoga makalah ini dapat bermanfaat dan bisa menambah pengetahuan bagi setiap pembaca.



Medan, September 2020



penulis



BAB I PENDAHULUAN



Kegiatan



pembelajaran



pendekatan



ilmiah



(scientific



approach)



merupakan pendekatan yang digunakan dalam Kurikulum 2013. Pendekatan ilmiah diyakini sebagai titian emas perkembangan dan pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik (Kemendikbud, 2013). Pendekatan saintifik dalam Kurikulum 2013 merupakan proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengkonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan 5 M yang meliputi: mengamati, menanya, mencoba, menalar dan mengkomunikasikan (Kemendikbud, 2013). Pendekatan ilmiah dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwasanya informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak hanya informasi yang berasal dari guru. Kondisi pembelajaran yang diharapkan tercipta dapat mendorong peserta didik mengeksplor pengetahuan dari berbagai sumber melalui observasi dan bukan hanya diberi pengetahuan oleh guru (Asikin, 2016). Proses pembelajaran pada Kurikulum 2013 dengan menggunakan pendekatan saintifik menyentuh tiga ranah, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Hasil yang diharapkan dari implementasi Kurikulum 2013 dengan pendekatan saintifik adalah peningkatan dan keseimbangan antara kemampuan untuk menjadi manusia yang baik (soft skills) dan manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skills) dari peserta didik yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan (Kemendikbud, 2013).



BAB II PEMBAHASAN



Pengertian Pendekatan Ilmiah (Scientific Approach) Pendekatan pembelajaran dapat diartikan kumpulan metode dan cara yang digunakan oleh tenaga pendidik dalam melakukan pembelajaran. Pendekatan ilmiah adalah pendekatan disipliner dan pendekatan ilmu pengetahuan yang funsional terhadap masalah tertentu. Pendekatan ilmiah wujudnya adalah metode ilmiah. Metode ilmiah merupakan cara dalam mendapatkan pengetahuan secara ilmiah. atau dengan perkataan lain, pengetahuan yang diperoleh dengan metode ilmiah dapat digolongkan kepada pengetahuan yang bersifat ilmiah: disingkat pengetahuan ilmiah, atau secara pendek disebut ilmu. Pendekaan Ilmiah(saintifik) adalah pendekatan yang menggunakan langkah-langkah serta kaidah ilmiah dalam proses pembelajaran (Musfiqon & Nurdyansyah, 2015). Pendekatan saintifik dimaksudkan untuk memberi pemahaman kepada peserta didik untuk mengetahui, memahami, mempraktikkan apa yang sedang dipelajari secara ilmiah. Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran diajarkan agar peserta didik pencari tahu dari berbagai sumber melalui mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta untuk semua mata pelajaran (Sudarwan, 2013). Dalam pendekatan saintifik ada beberapa tahap, yaitu: Observing, Questioning, Associating, Experimenting, Processing, Conclusing, Presenting. Observing adalah proses mengamati suatu fakta. Questioning adalah proses menanyakan atau membuat hipotesis segala sesuatu seputar fakta yang diamati. Associating adalah menalar atau melakukan asosiasi antara yang diketahui sebelumnya dengan apa yang baru diketahui. Experimenting adalah menguji pertanyaan-pertanyaan atau hipotesis yang muncul dalam questioning. Processing adalah kegiatan yang dilakukan untuk merumuskan pengetahuan yang diperoleh dari empat proses sebelumnya. Conclusing adalah merumuskan atau menyimpulkan pengetahuan yang diperoleh. Dalam kerangka proses belajar berbagai kegiatan yang merupakan manifestasi pengalaman, yaitu observing, questioning, associating, experimenting, dan processing. Satu kegiatan adalah hasil belajar, yaitu: conclusing, dan satu kegiatan terakhir adalah perubahan perilaku atau performa, yaitu: presenting (Susilana & Ihsan, 2014).



 Menurut Checkland, berdasarkan sejarah perkembangan ilmu, di dapatkan tiga karakteristik utama dari pendekatan ilmiah yaitu: 1. Reductionism



adalah



pendekatan



yang



mereduksi



kompleksitas



permasalahan menjadi bagian bagian yang lebih kecil sehingga dapat dengan mudah di amati dan di teliti. Contohnya : permasalahan mutu belajar di UNJ dalam pendekatan Reductionism di perinci agar lebih fokus di suatu permasalahan menjadi permasalahan mutu belajar di PPKN UNJ. 2. Repeatability adalah Suatu pengetahuan di sebut ilmu, bila pengetahuan tersebut dapat di cek dengan mengulang eksperimen atau penelitian yang di lakukan oleh orang lain di tempat dan waktu yang berbeda. Contohnya : seorang mahasiswa di UNJ melakukan pengujian kafein pada kopi yang menghasilkan bahwa kopi dapat menyebabkan Insomnia, dan pada waktu dan tempat berbeda Mahasiswa UI menguji kafein pada Kopi dapat menyebabkan Insomnia. Jadi pengujian kopi menyebabkan insomnia merupakan suatu kebenaran. 3. Refutation adalah sifat ini mensyaratkan bahwa suatu ilmu harus memuat informasi yang dapat di tolak kebenarannya oleh orang lain. Contohnya : teori atom menurut john Dalton yang menganggap atom merupakan unsur terkecil di alam semesta yang ditolak beberapa ilmuan seperti J.J Thomson yang membagi atom menjadi proton dan neutron dalam teorinya roti kismis.



Hakikat Pendekatan ilmiah Dalam pendekatan atau proses kerja yang memenuhi kriteria ilmiah, para ilmuwan lebih mengedepankan penalaran induktif (inductive reasoning)



ketimbang penalaran deduktif (deductive reasoning). Penalaran deduktif melihat fenomena umum untuk kemudian menarik simpulan yang spesifik. Sebaliknya, penalaran induktif memandang fenomena atau situasi spesifik untuk kemudian menarik simpulan secara keseluruhan. Sejatinya, penalaran induktif menempatkan bukti-bukti spesifik ke dalam relasi ide yang lebih luas. Metode ilmiah umumnya menempatkan fenomena unik dengan kajian spesifik dan detail untuk kemudian merumuskan simpulan umum (Daryanto, 2014). Agar dapat disebut ilmiah, metode pencarian (method of inquiry) harus berbasis pada bukti-bukti dari objek yang dapat diobservasi, empiris, dan terukur dengan prinsip prinsip penalaran yang spesifik. Karena itu, metode ilmiah umumnya memuat serangkaian aktivitas pengumpulan data melalui observasi atau ekperimen,



mengolah



informasi



atau



data,



menganalisis,



kemudian



memformulasi, dan menguji hipotesis. Pada hakikatnya, sebuah proses pembelajaran yang dilakukan di kelas bisa dipadankan sebagai sebuah proses ilmiah. Oleh sebab itulah, dalam Kurikulum 2013 diamanatkan tentang apa sebenarnya esensi dari pendekatan saintifik pada kegiatan pembelajaran. Ada sebuah keyakinan bahwa pendekatan ilmiah merupakan sebentuk titian emas perkembangan dan pengembangan sikap (ranah afektif), keterampilan (ranah psikomotorik), dan pengetahuan (ranah kognitif) peserta didik. Melalui pendekatan ini diharapkan peserta didik dapat menjawab rasa ingin tahunya melalui proses yang sistematis sebagaimana langkah-langkah ilmiah (Musfiqon dan Nurdyansyah, 2015). Penerapan pendekatan saintifik (ilmiah) dalam pembelajaran di sekolah bertujuan untuk membiasakan peserta didik berfikir, bersikap, serta berkarya dengan menggunakan kaidah dan langkah ilmiah. Proses pembelajaran menjadi lebih penting dibandingkan hasil pembelajaran. Peserta mengalami lebih bermakna dibandingkan peserta didik memahami.



 Karakteristik Pendekatan Ilmiah Umumnya ada empat karakteristik penelitian ilmiah, yaitu : 1. sistematik Berarti suatu penelitian harus disusun dan dilaksanakan secara berurutan sesuai pola dan kaidah yang benar, dari yang mudah dan sederhana sampai yang kompleks.



2. Logis Suatu penelitian dikatakan benar bila dapat diterima akal dan berdasarkan fakta empirik. Pencarian kebenaran harus berlangsung menurut prosedur atau kaidah bekerjanya akal, yaitu logika. Prosedur penalaran yang dipakai bisa prosedur induktif yaitu cara berpikir untuk menarik kesimpulan umum dari berbagai kasus individual (khusus) atau prosedur deduktif yaitu cara berpikir untuk menarik kesimpulan yang bersifat khusus dari pernyataan yang bersifat umum. 3. Empirik Artinya suatu penelitian biasanya didasarkan pada pengalaman sehari-hari (fakta aposteriori, yaitu fakta dari kesan indra) yang ditemukan atau melalui hasil coba-coba yang kemudian diangkat sebagai hasil penelitian. Landasan penelitian empirik ada tiga yaitu : 1. Hal-hal empirik selalu memiliki persamaan dan perbedaan (ada penggolongan atau perbandingan satu sama lain) 2. Hal-hal empirik selalu berubah-ubah sesuai dengan waktu. 3. Hal-hal empirik tidak bisa secara kebetulan, melainkan ada penyebabnya (ada hubungan sebab akibat). 4. replikatif Artinya suatu penelitian yang pernah dilakukan harus diuji kembali oleh peneliti lain dan harus memberikan hasil yang sama bila dilakukan dengan metode, kriteria, dan kondisi yang sama. Agar bersifat replikatif, penyusunan definisi operasional variabel menjadi langkah penting bagi seorang peneliti.



Implementasi Pendekatan Saintifik Dalam Kurikulum 2013 Proses pembelajaran dapat dilakukan dengan berbagai pendekatan, termasuk pendekatan saintifik. Penerapan pendekatan saintifik dalam



pembelajaran dapat dimulai pada tahapan pendahuluan, kegiatan inti, sampai kegiatan penutup. Menurut Musfiqon dan Nurdyansyah (2015) ketiga langkah kegiatan pembelajaran ini secara simultan sudah dapat dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan saintifik. Dalam pendahuluan diarahkan untuk memantapkan pemahaman peserta didik tentang tujuan dan pentingnya materi yang akan disampaikan, sehingga memunculkan rasa ingin tahu yang tinggi. Rasa ingin tahu inilah yang menjadi modal besar bagi saintis untuk melanjutkan pencarian ilmu melalui pembuktian empiris. Jika peserta didik pada tahapan pendahuluan pembelajaran telah dimasuki rasa ingin tahu ini maka akan menjadi modal besar dalam tahap pembelajaran berikutnya, yaitu kegiatan inti. Kegiatan inti merupakan learning experience (pengalaman belajar) bagi peserta didik merupakan waktu yang paling banyak digunakan untuk melakukan pembelajaran dengan cara ilmiah. Oleh karena itu, dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) seorang tenaga pendidik perlu mendesain kegiatan belajar yang sistematis sesuai dengan langkah ilmiah. Kegiatan peserta didik diarahkan untuk mengkonstruksi konsep, pengetahuan, pemahaman, serta keterampilan dengan bantuan tenaga pendidik melalui mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengkomunikasikan. Sementara itu, dalam kegiatan penutup peserta didik diarahkan untuk validasi temuan serta pengayaan materi yang telah dipelajari. Pendekatan saintifik sangat penting digunakan dalam pembelajaran karena dapat mengembangkan berbagai skill seperti keterampilan berpikir kritis (critical thinking skill), keterampilan berkomunikasi (communication skill), keterampilan melakukan kerja sama dan penyelidikan (research and collaboration skill) dan perilaku berkarakter, karena pengalaman belajar yang diberikan dapat memenuhi tujuan pendidikan dan bermanfaat bagi pemecahan masalah dan kehidupan nyata (Machin, 2014).



BAB III SIMPULAN



Pendekatan saintifik adalah pendekatan yang menggunakan langkahlangkah serta kaidah ilmiah dalam proses pembelajaran. Pendekatan saintifik dalam Kurikulum 2013 merupakan proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengkonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan 5 M yang meliputi: mengamati, menanya, mencoba, menalar dan mengkomunikasikan. Dalam pendekatan saintifik, para ilmuwan lebih mengedepankan penalaran induktuf. Implementasi pendekatan saintifik dalam Kurikulum 2013 memiliki tiga tahapan yaitu pendahuluan, kegiatan inti, sampai kegiatan penutup. Pentingnya pendekatan saintifik digunakan dalam kelas karena pendekatan tersebut dapat meningkatkan critical thinking skills, communication skills, research and collaboration skill serta perilaku berkarakter.



Pertanyaan: Yeyen dari kelompok 2 bagaimana cara menerapkan pendekatan ilmiah ke dalam penelitian?