Makalah Pendekatan Studi Islam [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH TEORI-TEORI PENELITIAN ISLAM Dosen Pengampu : Dr. Risdianto, S.Hi, M.H



Oleh : ACENG BADRUZZAMAN ABU DZAR MANDIYLI LUBIS DONNY IRAWAN HASIBUAN



MAGISTER STUDI ISLAM SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA 2017



DAFTAR ISI BAB I : PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang Masalah B. Rumusan Masalah



2



C. Tujuan Penulisan



2



1



BAB II : PEMBAHASAN 3 A. Pengertian Penelitian Islam



3



B. Macam-Macam Penelitian Islam C. Teori-Teori Penelitian Islam BAB III : PENUTUP A. Kesimpulan



8



8



12



12



DAFTAR PUSTAKA



13



ii



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehadiran agama Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW diyakini bahwa dapat menjamin terwujudnya kehidupan manusia yang sejahtera lahir dan batin. Di dalamya terdapat berbagai petunjuk tentang bagaimana seharusnya manusia itu menyingkapi hidup dan kehidupan ini secara lebih bermakna dalam arti yang seluas-luasnya. Petunjuk-petunjuk agama mengenai berbagai kehidupan manusia, sebagaimana terdapat dalam sumber ajarannya, Al Qur’an dan hadits nampak amat ideal dan agung. Islam telah menjadi kajian yang menarik minat banyak kalangan. Studi keislaman pun semakin berkembang. Islam tidak lagi dipahami hanya dalam pengertian historis dan dktriner, tetapi telah menjadi fenomena yang kompleks. Islam tidak hanya terdiri rangkaian petunjuk formal tentang bagaimana seorang individu harus memaknai kehidupannya. Islam telah menjadi sebuah sistem budaya, peradaban, komunitas politik, ekonomi dan bagian sah dari perkembangan dunia. Islam mengajarkan kehidupan yang dinamis dan progresif, menghargai akal pikiran melalui pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, bersikap seimbang dalam memenuhi kebutuhan material dan spiritual, senantiasa mengembangkan kepedulian social, menghargai waktu, bersikap terbuka, demokratis, berorientasi pada kualitas, egaliter, kemitraan, anti feodalistik, mencintai kebersihan, mengutamakan persaudaraan, beraklak mulia dan sikap-sikap positif lainnya. Namun kenyataan Islam sekarang menampilkan keadaan yang lebih jauh dari cita ideal tersebut. Ibadah yang dilakukan umat Islam seperti: shalat, puasa, zakat, haji dan sebagainya hanya berhenti pada sebatas membayar kewajiban dan menjadi lambang kesalehan, sedangkan buah dari ibadah yang berdimensi kepedulian sosial sudah nampak berkurang. Di kalangan masyarakat telah terjadi kesalahpahaman dalam memahami simbol-simbol keagamaan itu, maka agama lebih dihayati sebagai penyelamat individu dan bukan sebagai keberkahan sosial secara bersama.



1



Disinilah kita dapat memahami bahwa penting sekali mengadakan suatu penelitian tentang agama Islam, yang bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat terhadap simbol-simbol keagamaan, agar kesalahpahaman dalam memahami simbol-simbol keagamaan tidak terjadi lagi di kemudian hari. Penelitian dapat dilakukan pada bentuk pengalaman dari ajaran Islam tersebut. Misalnya, kita dapat meneliti tingkat keimanan dan ketaqwaan yang dianut oleh masyarakat. Selain itu, penelitian dalam agama Islam juga dapat dilakukan dalam upaya menggali ajaran-ajarannya yang terkandung didalam Al Qur’an serta kemungkinan mengaplikasikannya sesuai dengan perkembangan zaman. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah disebutkan diatas, penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimanakah teori-teori dalam penelitian Islam ? 2. Bagaimanakah macam-macam penelitian dalam Islam ? C. Tujuan Penulisan Adapun tujuan penulis dalam menyusun makalah ini, antara lain : 1. Untuk mengetahui teori-teori dalam penelitian Islam 2. Untuk mengetahui macam-macam penelitian dalam Islam



2



BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Penelitian Islam Seringkali penelitian didefinisikan menurut sudut pandang yang berbeda, diantaranya bahwa penelitian merupakan suatu usaha untuk mengumpulkan, mencatat dan menganalisa suatu masalah. Selain itu juga dimaknakan sebagai suatu penyelidikan secara sistematis atau dengan giat dan berdasarkan ilmu pengetahuan mengenai sifat-sifat daripada kejadian atau keadaankeadaan dengan maksud untuk akan menetapkan faktor-faktor pokok atau akan menemukan paham-paham baru dalam mengembangkan metode-metode baru.1 Sementara, menurut Atang Abdul Hakim penelitian (research) adalah upaya sistematis dan objektif untuk mempelajari suatu masalah dan menemukan prinsip-prinsip umum. Selain itu, penelitian juga berarti upaya pengumpulan informasi yang bertujuan untuk menambah pengetahuan.2 Adapun penelitian berasal dari kata teliti yang artinya cermat, saksama, pemeriksaan yang dilakukan secara saksama dan teliti, dan dapat pula berarti penyelidikan. 3 Selanjutnya, penelitian (research) yang dilahirkan oleh dunia ilmu pengetahuan mengandung implikasiimplikasi yang bersifat ilmiah, oleh karena hal tersebut merupakan proses penyelidikan yang berjalan sesuai ketetapan-ketetapan dalam ilmu pengetahuan tentang penelitian atau yang selanjutnya disebut methodology of research.4 Dengan demikian, penelitian mengandung arti upaya menemukan jawaban atas sejumlah masalah berdasarkan data-data yang terkumpul. Penelitian menuntut kepada pelaku-pelakunya agar proses penelitian yang dilakukan bersifat ilmiah, yaitu harus sistematis, terkontrol, bersifat empiris (bukan spekulatif) dan harus kritis dalam penganalisian data-datanya sehubungan dengan dalil-dalil hipotesis yang menjadi pendorong mengapa penelitian dilakukan. Selanjutnya, timbul pertanyaan apakah Islam dapat diteliti? Jawabannya adalah bahwa dalam agama Islam ada bagian-bagian yang dapat dijadikan sasaran garapan penelitian, yaitu bagian isi dari bentuk pengamalan agama Islam. Misalnya, kita dapat meneliti tingkat keimanan Trianto, M.Pd, Panduan Lengkap Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) Teori dan Praktik, (Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher, 2011). Hal. 11 2 Atang Abdul Hakim, Metodologi Studi Islam, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1999). Hal. 55 3 W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Cet. XII, (Jakarta: Balai Pustaka, 1991). Hal. 1039 4 Prof. Dr. H. Abuddin Nata, MA, Metodologi Studi Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2014). Hal. 166 1



3



dan ketakwaan yang dianut oleh masyarakat. Kita dapat meneliti apakah ajaran zakat, puasa dan haji sudah dilaksanakan sesuai ketentuan Allah dan Rasul-Nya. Selanjutnya, kita juga dapat meneliti seberapa jauh tingkat kepedulian umat Islam terhadap penanganan masalah-masalah sosial sebagai panggilan ajaran agamanya. Kita juga dapat meneliti cara-cara yang ditempuh umat Islam dalam melaksanakan dakwah Islamiyyah, pendidikan Islam, cara mengajarkan ajaran Islam, pemahaman umat Islam terhadap ajaran agama serta penghayatan dan pengamalannya. Dengan ini dapat disimpulkan bahwa penelitian Islam adalah suatu pendekatan ilmiah yang diterapkan untuk menyelidiki masalah-masalah dalam agama Islam supaya mendapatkan informasi yang berguna dan dapat dipertanggung jawabkan mengenai berbagai masalah dalam agama Islam dari segi bentuk pelaksanaannya. B. Macam-Macam Penelitian Islam Penelitian dapat mengambil bentuk yang bermacam-macam tergantung dari sudut pandang mana yang akan digunakan untuk melihatnya. Dilihat dari segi hasil yang ingin dicapainya, penelitian dapat dibagi menjadi penelitian menjelajah (exploratory) atau disebut juga deskriptif dan penelitian yang bersifat menerangkan (explanatory). Dalam penelitian yang bersifat menjelajah, dimana pengetahuan mengenai persoalan masih sangat kurang atau belum ada sama sekali, teori-teorinya belum ada atau belum diperlukan. Demikian pula dengan penelitian yang bersifat deskriptif. Sedangkan dalam penelitian yang bersifat menerangkan dimana sudah pasti ada teori-teori yang menjadi dasar hipotesis-hipotesis yang akan diuji, jelas memerlukan teori.5 Selanjutnya, jika dilihat dari segi bahan-bahan atau objek yang akan diteliti, penelitian dapat dibagi menjadi penelitian kepustakaan (library research) dengan menggunakan bahanbahan tertulis, seperti: manuskrip, buku, majalah, surat kabar dan dokumen lainnya; dan penelitian lapangan (field research) dengan menggunakan informasi yang diperoleh dari sasaran penelitian yang selanjutnya disebut informan atau responden melalui instrument pengumpulan data seperti angket, wawancara dan observasi.6 Jika dilihat dari segi cara menganalisisnya, penelitian dapat dibagi menjadi penelitian yang bersifat kualitatif dan yang bersifat kuantitatif. Penelitian kualitatif dilakukan terhadap objek penelitian yang bersifat sosiologis, sedangkan penelitian kuantitatif dilakukan terhadap 5 6



Mely G. Tan, Masalah Perencanaan Penelitian, (Jakarta: Gramedia, 1983). Hal. 19 Prof. Dr. H. Abuddin Nata, MA, Metodologi Studi Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2014). Hal. 173



4



objek penelitian yang bersifat fisik, material dan dapat dihitung jumlahnya. Sikap keagamaan, kecerdasan, pengaruh kebudayaan dan lain sebagainya termasuk objek penelitian yang bersifat kualitatif. Sedangkan objek penelitian yang sifatnya ingin mengetahui jumlah para lulusan, jumlah orang yang melanggar peraturan dan sebagainya dapat dilakukan dengan penelitian yang bersifat kuantitatif.7 Jika dilihat dari segi metode dasar dan rancangan penelitian yang digunakan, penelitian dapat dibagi menjadi penelitian yang bersifat historis, perkembangan, kasus, korelasional, kausal-komparatif, eksperimen sungguhan, eksperimen semu dan penelitian tindakan (action research).8 Selanjutnya, Masri Singarimbun dengan bertolak dari segi metode dan rancangan yang digunakan, membagi penelitian menjadi penelitian survei, penelitian eksperimen dan grounded research.9 Dari berbagai cara melihat penelitian yang menimbulkan macam-macamnya itu, cara melihat penelitian dari segi metode dan rancangan yang digunakan itulah yang umumnya digunakan sebagai acuan, karena cara pandang yang disebutkan sebelumnya dinilai sudah tercakup dalam cara melihat penelitian dari segi metode dan rancangannya. Berbagai macam penelitian yang didasarkan pada segi metode dan rancangannya ini dapat dikemukakan sebagai berikut: 1. Penelitian Historis (Historical Research) Tujuan penelitian historis adalah untuk membuat rekonstruksi masa lampau secara sistematis dan objektif, dengan cara mengumpulkan, mengevaluasi, memverifikasi serta mensistematisasikan bukti-bukti untuk menegakkan fakta dan memperoleh kesimpulan yang kuat. Penelitian ini memiliki ciri-ciri antara lain: a. Bergantung kepada daya yang diobservasi orang lain daripada yang diobservasi oleh peneliti sendiri. b. Harus tertib, ketat, sistematik serta tuntas, dan bukan sekedar mengkoleksi informasiinformasi yang tak layak, tak reliabel dan berat sebelah.



Prof. Dr. H. Abuddin Nata, MA, Metodologi Studi Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2014). Hal. 173 Sumardi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1994). Hal. 9-26 9 Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, Metode Penelitian Survei, (Jakarta: LP3ES, 1989). Hal. 3-8 7 8



5



c. Bergantung pada data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari sumber primer, yaitu peneliti secara langsung melakukan observasi atau penyaksian kejadiankejadian yang dituliskan. Data sekunder diperoleh dari sumber sekunder, yaitu peneliti melaporkan hasil observasi orang lain yang satu kali atau lebih telah lepas dari kejadian aslinya. d. Harus melakukan kritik eksternal dan kritik internal. Kritik eksternal menanyakan apakah dokumen itu otentik atau tidak, apakah data tersebut akurat atau relevan. Sedangkan, kritik internal harus menguji motif, berat sebelah dan sebagainya.10 2. Penelitian Kasus dan Penelitian Lapangan Penelitian Kasus dan Penelitian Lapangan adalah suatu penelitian yang menerangkan atau menginterpretasikan suatu kasus dalam konteknya secara natural tanpa adanya intrevensi pihak luar. Tujuan penelitian kasus dan penelitian lapangan adalah untuk mempelajari secara intensif tentang latar belakang keadaan sekarang dan interaksi lingkungan suatu unit sosial, individu, kelompok, lembaga atau masyarakat. Ciri-ciri penelitian kasus dan penelitian lapangan, antara lain: a. Penelitian kasus adalah penelitian mendalam mengenai unit sosial tertentu yang hasilnya merupakan gambaran yang lengkap dan terorganisasi dengan baik mengenai unit tersebut. b. Penelitian kasus cenderung meneliti jumlah unit yang kecil mengenai variabel-variabel dan kondisi-kondisi yang besar jumlahnya. Penelitian-penelitian kasus sangat berguna terutama untuk informasi latar belakang guna perencanaan penelitian yang lebih besar dalam ilmu-ilmu sosial. Data yang diperoleh dari penelitian-penelitian kasus memberikan contoh-contoh yang berguna untuk memberi ilustrasi mengenai penemuan-penemuan yang digeneralisasikan dengan statistik. Adapun kelemahannya antara lain: karena fokusnya terbatas pada unit-unit yang sedikit jumlahnya, penelitian kasus itu terbatas sifat representatifnya. Studi ini tidak memungkinkan generalisasi pada populasinya, sebelum penelitian lanjutan yang berfokus pada hipotesishipotesis tertentu dan menggunakan sampel yang layak selesai dikerjakan.11 3. Penelitian Korelasional (Correlational Research) 10 11



Sumardi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1994). Hal. 16-17 Prof. Dr. H. Abuddin Nata, MA, Metodologi Studi Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2014). Hal. 175



6



Tujuan penelitian korelasional adalah untuk mendeteksi sejauh mana variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan koefisiensi korelasi. Penelitian ini memiliki ciri-ciri antara lain: a. Cocok dilakukan bila variabel-variabel yang diteliti terasa rumit atau tidak dapat diteliti dengan metode eksperimental dan tidak dapat dimanipulasikan. b. Penelitian semacam ini memungkinkan pengukuran beberapa variabel dan saling hubungannya secara serentak dalam keadaan realistiknya.12 4. Penelitian Kausal-Komparatif (Causal Comparative Research) Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki kemungkinan hubungan sebab akibat, dengan cara berdasar atas pengamatan terhadap akibat yang ada dan mencari kembali faktor yang mungkin menjadi penyebab melalui cara tertentu. Adapun ciri dari penelitian ini adalah data dapat dikumpulkan setelah semua kejadian yang dipersoalkan berlangsung (lewat masanya). Peneliti mengambil satu atau lebih akibat (sebagai dependen variabel) dan menguji data itu dengan menelusuri kembali ke masa lampau untuk mencari sebab-sebab saling hubungan dan maknanya.13 5. Penelitian Eksperimental Sungguhan Penelitian eksperimental sungguhan dilakukan untuk menyelidiki kemungkinan hubungan sebab akibat dengan cara mengenakan kepada satu atau lebih kelompok eksperimental dan memperbandingkan hasilnya dengan satu atau lebih kelompok kontrol yang tidak dikenal kondisi perlakuan. Penelitian ini memiliki ciri-ciri antara lain: a. Menuntut pengaturan variabel-variabel dan kondisi-kondisi eksperimental secara tertib dan ketat, baik dengan control atau manipulasi langsung maupun menggunakan pengaturan secara acak. b. Secara khas menggunakan kelompok control sebagai garis dasar untuk membandingkan dengan kelompok-kelompok yang dikenai perlakuan eksperimental.14 6. Penelitian Tindakan (Action Research) Prof. Dr. H. Abuddin Nata, MA, Metodologi Studi Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2014). Hal. 176 Ibid,. Hal. 176 14 Ibid,. Hal. 176-177 12 13



7



Penelitian tindakan dilakukan dengan tujuan untuk mengembangkan keterampilanketerampilan baru atau cara pendekatan baru dan untuk memecahkan masalah dengan penerapan langsung di dunia kerja atau dunia aktual yang lain. Penelitian ini memiliki ciri-ciri, diantaranya: praktis dan langsung relevan untuk stuasi aktual dalam dunia kerja, serta fleksibel dan adaptif (membolehkan perubahan-perubahan selama masa penelitiannya dan mengorbankan control untuk kepentingan inovasi).15 7. Penelitian Survei Dalam survei, informasi dikumpulkan dari responden dengan menggunakan kuesioner. Umumnya pengertian survei dibatasi pada penelitian yang datanya dikumpulkan dari sampel atau populasi untuk mewakili seluruh populasi. Ini berbeda dengan sensus yang informasinya dikumpulkan dari seluruh populasi. Dengan demikian penelitian survei adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok.16 Penelitian survei dapat digunakan untuk tujuh tujuan, diantaranya: a. Eksploratif (penjajagan) b. Deskriptif (menggambarkan) c. Explanatory or Conformatory (penjelasan atau penegasan) yakni menjelaskan hubungan kausal dan pengujian hipotesis d. Penilaian (evaluasi) e. Memprediksi atau meramalkan kejadian-kejadian yang mungkin akan timbul di masa mendatang f. Sebagai bahan atau landasan bagi penelitian yang lebih bersifat operasional g. Sebagai upaya untuk mengembangkan indicator-indikator sosial.17 8. Grounded Research Jika penelitian survei sebagaimana dikemukakan diatas merupakan pendekatan kuantitatif, titik berat grounded research adalah pada pendekatan yang bersifat kualitatif. Pada penelitian ini data dikumpulkan dengan menggunakan wawancara bebas di mana para peneliti tidak memulai penelitiannya dengan teori atau hipotesis yang akan diuji, melainkan bertolak dari data yang dikumpulkan. Berkenaan dengan penelitian ini Glaser dan Strauss (1967) mengatakan Prof. Dr. H. Abuddin Nata, MA, Metodologi Studi Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2014). Hal. 177 Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, Metode Penelitian Survei, (Jakarta: LP3ES, 1989). Hal. 3 17 Ibid,. Hal. 4 15 16



8



bahwa grounded research merupakan reaksi yang tajam dan sekaligus menyajikan jalan keluar dari “stagnasi teori” dalam ilmu-ilmu sosial, dengan menitik beratkan pada sosiologi. Kritik dilontarkan baik kepada pendekatan yang kuantitatif maupun yang kualitatif yang selama ini dilakukan.18 Dengan kata lain, grounded research dalam operasionalnya tidak terikat pada teori tertentu, karena di dalam penelitian ini tidak dimulai dari teori atau hipotesis. Grounded research, sebagaimana dikatakan Masri Singarimbun adalah menyajikan suatu pendekatan yang baru. Data merupakan sumber teori, teori berdasarkan data. Oleh karena itu, penelitian ini dinamakan Grounded. Kategori-kategori dan konsep-konsep dikembangkan oleh peneliti di lapangan. Data yang bertambah dimanfaatkan untuk verifikasi teori yang timbul di lapangan, yang terus menerus disempurnakan selama penelitian berlangsung.19 C. Teori-Teori Penelitian Islam Apabila kita melakukan suatu penelitian, khususnya penelitian yang sifatnya uji hipotesis, maka mau tidak mau kita harus menelaah teori-teori yang akan kita gunakan. Hal ini dilakukan, karena suatu hipotesis dibangun berdasarkan teori yang dihasilkan dari suatu bacaan. Teori adalah alat terpenting dalam suatu ilmu pengetahuan. Tanpa teori berarti hanya ada serangkaian fakta atau data saja dan tidak ada ilmu pengetahuan. Teori itu: 1. Menyimpulkan generalisasi fakta-fakta 2. Memberi kerangka orientasi untuk analisis dan klasifikasi fakta-fakta 3. Meramalkan gejala-gejala baru 4. Mengisi kekosongan pengetahuan tentang gejala-gejala yang telah ada atau sedang terjadi.20



Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, Metode Penelitian Survei, (Jakarta: LP3ES, 1989). Hal. 8 Ibid,. Hal. 9 20 Taufik Abdullah dan M. Rusli Karim (Ed.), Metodologi Penelitian Agama; Suatu Pengantar, (Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya, 1990). Hal. 4 18 19



9



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan



10



DAFTAR PUSTAKA Abdullah, Taufik. Karim, M. Rusli. (Ed). 1990. Metodologi Penelitian Agama; Suatu Pengantar. Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya. Hakim, Atang Abdul. 1999. Metodologi Studi Islam. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Nata, Abuddin. 2014. Metodologi Studi Islam. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Poerwadarminta, W.J.S. 1991. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Cet. XII. Jakarta: Balai Pustaka. Singarimbun, Masri. Effendi, Sofian. 1989. Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES. Suryabrata, Sumardi. 1994. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Tan, Mely G. 1983. Masalah Perencanaan Penelitian. Jakarta: Gramedia. Trianto. 2011. Panduan Lengkap Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) Teori dan Praktik. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.



11