11 0 116 KB
BAB I PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG Untuk memperkuat analisis mengenai penelitian yang berkaitan dengan sosial agar mampu untuk memecahkan persoalan masyarakat baik yang berkaitan dengan sosial, politik, ekonomi, dan budaya yang secara umum tidak dapat terhindarkan dari kehidupan masyarakat. Metode Penilitian Sosial merupakan salah satu solusi yang harus dikembangkan oleh semua kalangan agar mampu menutupi semua persalahan tersebut, guna terciptanya masyarakat yang berkompeten dalam segala hal agar dapat secara mudah memecahkan persoalan dalam masyarakat. Penelitian sosial dapat digunakan sebagai penyelidikan-penyelidikan yang dirancang untuk menambah ilmu pengetahuan sosial, gejala sosial, atau praktik-praktik sosial. Istilah social ini menunjuk pada hubungan-hubungan antara dan diantara, orang-orang, kelompokkelompok seperti keluarga, institusi (sekolah, komunitas, organisasi dan lain sebagainya), dan lingkungan yang lebih besar.
1.2. MAKSUD DAN TUJUAN Maksud dan tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memecahkan masalah social (eksploratif), definisi eksploratif itu sendiri adalah penjelajahan lapangan dengan tujuan memperoleh pengetahuan lebih banyak, terutama sumber-sumber alam yang ada di tempat itu. Dari banyaknya permasalahan yang timbul maka dengan hadirnya makalah ini maka akan sedikit membantu masyarakat dalam menanggapi bagaimana proses dalam penelitian sosial itu, dan sebagai bahan pengayaan perkuliahan serta memenuhi tugas bimbingan dari dosen yang sekiranya dapat menjadi pegangan penting dalam memuhi semua kewajiban yang harus dilakukan.
1.3. RUMUSAN MASALAH a. Apa itu penelitian sosial? b. Apa sajakah yang menjadi karakteristik metode penelitian social? c. Apa sajakah yang menjadi proses penelitian? d. Apa sajakah yang menjadi unsur-unsur penelitian sosial?
e. Apa
sajakah
jenis-jenis
metode
metodologi penelitian?
BAB II PEMBAHASAN
penelitian dan
macam-macam
2.1. PENELITIAN SOSIAL 1. Pengertian Penelitian sosial adalah istilah yang digunakan terhadap penyelidikanpenyeldikan yang dirancang untuk menambah khazanah ilmu pengetahuan sosial, gejala sosial, atau praktik-praktik sosial. Istilah sosial ini menunujuk pada hubunganhubungan antara, dan di antara, orang-orang, kelompok-kelompok seperti keluarga, institusi (sekolah, komunitas, organisasi, dan sebagainya), dan lingkungan yang lebih besar.[[1]] a. Definisi Gejala sosial atau hubungan antara dua atau lebih gejala sosial dijadikan sebagai topik penelitian sosial. Topik yang berhubungan dengan gejala sosial bisa menyangkut individu (misal, kepuasan kerja), kelompok (misal, kepemimpinan), masyarakat (misal, struktur sosial), institusi (misal, iklim organisasi), dan juga lingkungan yang lebih luas seperti negara (misal, pertumbuhan ekonomi nasional). Jika demikian, studi tentang hubunganhubungan antara, dan di antara, orang, kelompok, institusi, atau lingkungan yang lebih luas dinamakan dengan penelitian sosial. Penelitian sosial merupakan suatu tipe penelitian yang dilakukan oleh ilmuwan sosial (social scientist) untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang berbagai aspek sosial sehingga kita dapat memahaminya.[2] Penelitian atau riset pada dasarnya merupakan suatu penyelidikan yang sistematis dan metodis atas suatu masalah untuk menemukan solusi atas masalah tersebut dan menambah khazanah pengetahuan.[3]
b. Karakteristik Menurut Paul Leedy dalam bukunya Practical Research, ada 8 karakteristik Penelitian Sosial[7] : Penelitian Sosial berasal dari satu pertanyaan atau masalah, dengan menanyakan pertanyaan kita sedang berupaya untuk stimulasi dimulainya proses penelitian. Sumber pertanyaan dapat berasal dari sekitar kita.[7] Penelitian Sosial membutuhkan tujuan yang jelas. Pernyataan tujuan ini menjawab pertanyaan : “ Masalah apa yang akan diselesaikan/dipecahkan
Penelitian Sosial membutuhkan rencana spesifik untuk melakukan penelitian rencana kegiatan disusun. Penelitian Sosial biasanya membagi masalah prinsip menjadi beberapa submasalah: untuk mempermudah menjawab permasalahan, biasanya masalah yang prinsip dibagi menjadi beberapa sub masalah.7 Penelitian Sosial dilakukan berdasarkan masalah, pertanyaan atau hipotesis Penelitian Sosial yang spesifik: Hipotesis adalah asumsi atau dugaan yang logis yang memberikan jawaban sementara tentang permasalahan Penelitian Sosial berdasarkan penyelidikan awal. Penelitian Sosial mengakui asumsi-asumi: Dalam Penelitian Sosial, asumsi merupakan hal penting untuk ditetapkan. Penelitian Sosial membutuhkan data dan intepretasi data untuk menyelesaikan masalah yang mendasari adanya Penelitian Sosial: Penelitian Sosial bersifat siklus.7 Siklus dari Penelitian Sosial dapat digambarkan seperti pada gambar disamping.
c. Siklus Penelitian Sosial Untuk memulai suatu penelitian, permasalahan yang akan dipecahkan perlu ditemukan lebih dahulu. Beberapa hal yang membantu penemuan tersebut adalah membaca artikel jurnal-jurnal ilmiah pada bidang yang diminati.
Dengan
membaca
beberapa
artikel
jurnal
yang
memuat
permasalahan dan pemecahannya diharapkan ada stimulasi dari pembacaan tersebut untuk menimbulkan ide-ide lain yang layak untuk diteliti.7
d. Filosofi Berasarkan pandangan tersebut, maka dapat dirinci unsur-unsur penting filosofi yang mendasari penelitian sosial sebagai kegiatan ilmiah, yaitu: 1) Kegiatan intelektual (pemikiran);8 2) Mencari makna yang hakiki (interpretasi);8 3) Segala fakta dan gejala (objek);8 4) Dengan cara refleksi, metodis, sistematis (metode);8 5) Untuk kebahagiaan masyarakat (tujuan).8
Sebagai kegiatan ilmiah, penelitian sosial juga memiliki ciri-ciri sebagaimana dijelaskan oleh Soedjono Dirdjosisworo sebagai berikut:[9] 1) Sistematis artinya bahasan tersusun secara teratur, berurutan menurut sistem.9 2) Logis artinya sesuai dengan logika, masuk akal, benar menurut penanalaran.9 3) Empiris artinya diperoleh dari pengalaman, penemuan, pengamatan.9 4) Metodis artinya berdasarkan metode yang kebenarannya diakui oleh penalaran.9 5) Umum artinya menggeneralisasi, meliputi keseluruhan tidak menyangkut yang khusus saja.9 6) Akumulatif artinya bertambah terus, makin berkembang, dinamis.9 Penelitian sosial sebagai kegiatan ilmiah dilakukan terus-menerus guna mengungkapkan
kebenaran
sesungguhnya
dari
objek
yang
diteliti.
[10] Kebenaran yang sesungguhnya itu bermanfaat bagi kesejahteraan masyarakat. Kebenaran objek yang diteliti menjadi dasar keteraturan yang menciptakan
keamanan,
ketertiban,
keselamatan,
dan
kesejahteraan
masyarakat. Harsja Bachtiar mengemukakan dua kategori keteraturan dari objek yang diteliti, yaitu:[11]
2. Kegunaan Penelitian Sosial Menurut Siti Partini penelitian sosial memiliki beberapa kegunaan antara lain: a. Penjajagan ( ekploratif), yaitu berguna untuk mencari-cari kemungkinan terbaik dalam memecahkan problema sosial, sehingga sifatnya masih mencoba
dan terbuka. Contoh:
upaya
menanggulangi
kenakalan
remaja, kemiskinan, dll. b. Deskriftif, yaitu berguna untuk pengukuran yang cermat terhadap penomena social tertentu. Contoh: penelitian tentang jumlah pengangguran, pendapatan masyarakat, dll. c. Eksplanatori,
yaitu
berguna
untuk
menjelaskan
sebab-sebab
yang
melatarbelakangi suatu keadaan tertentu. Contoh: pengaruh kemiskinan terhadap peluang hidup manusia.
d. Evaluatif, yaitu berguna untuk mengetahui seberapa jauh tujuan yang ditetapkan pada awal program sudah tercapai. Contoh: penelitian tentang efektifitas dana bos dalam mengurangi anak putus sekolah. e. Prediktif, yaitu berguna untuk meramalkan kejadian atau fenomena soaial tertentu yang akan terjadi. Contoh: penelitian tentang akibat ke depan banjir lumpur panas sidoarjo.
3. Fungsi/manfaat Penelitian Sosial Fungsi adalah kegunaan suatu hal. Fungsi penelitian adalah kegunaan penelitian sosial. Berguna untuk siapa? Fungsi penelitian sosial sedikitnya memiliki kegunaan dalam tiga hal, yaitu: kegunaan untuk pengembangan ilmusosial itu sendiri, kegunaan bagi masyarakat (sasaran penelitian), dan kegunaan untuk peneliti sendiri. Definisi manfaat adalah guna atau untung. Kebalikan dari manfaat adalahmudarat atau rugi. Jadi manfaat penelitian sosial sama halnya dengan fungsi penelitian sosial. Lantas apa mudarat dari penelitian sosial? Mudarat daripenelitian social. jika penelitian sosial itu akan menghancurkan ilmu sosial itu sendiri. jika penelitian sosial itu akan menyengsarakan masyarakat sasaran, dan jika penelitian sosial itu akan mengancam eksistensi peneliti itu sendiri.
2.2. KARAKTERISTIK METODE PENELITIAN SOSIAL Menurut Paul Leedy dalam bukunya Practical Research, ada 8 karakteristik Penelitian Sosial : 1) Penelitian
Sosial
berasal
dari
satu pertanyaan atau masalah,
dengan
menanyakan pertanyaan kita sedang berupaya untuk stimulasi dimulainya proses penelitian. Sumber pertanyaan dapat berasal dari sekitar kita. 2) Penelitian Sosial membutuhkan tujuan yang jelas. Pernyataan tujuan ini
menjawab pertanyaan : “ Masalah apa yang akan diselesaikan/dipecahkan?” tujuan adalah pernyataan permasalahan yang akan dipecahkan dalam Penelitian Sosial. 3) Penelitian Sosial membutuhkan rencana spesifik. Untuk melakukan penelitian
rencana kegiatan disusun.
4) Penelitian
Sosial biasanya membagi masalah prinsip menjadi beberapa
submasalah: untuk mempermudah menjawab permasalahan, biasanya masalah yang prinsip dibagi menjadi beberapa submasalah. 5) Penelitian sosial dilakukan berdasarkan masalah. Pertanyaan atau hipotesisi
penelitian sosial yang spesifik 6) Penelitian Sosial mengakui asumsi-asumi: Dalam Penelitian Sosial, asumsi
merupakan hal penting untuk ditetapkan. Asumsi adalah kondisi yang ditetapkan sehingga jangkauan Penelitian Sosial jelas batasnya. Asumsi juga bisa merupakan batasan sistem di mana kita melakukan Penelitian Sosial. 7) Penelitian Sosial membutuhkan data dan intepretasi data untuk menyelesaikan
masalah yang mendasari adanya Penelitian Sosial: Pentingnya data bergantung pada bagaimana peneliti memberi arti dan menarik inti sari dari data-data yang
tersedia.
Di
dalam
Penelitian
Sosial
data
yang
tidak
diintepretasikan/diterjemahkan tidak berarti apapun. 8) Penelitian Sosial bersifat siklus.
Untuk memulai suatu penelitian, permasalahan yang akan dipecahkan perlu ditemukan lebih dahulu. Beberapa hal yang membantu penemuan tersebut adalah membaca artikel jurnal-jurnal ilmiah pada bidang yang diminati. Dengan membaca beberapa artikel jurnal yang memuat permasalahan dan pemecahannya diharapkan ada stimulasi dari pembacaan tersebut untuk menimbulkan ide-ide lain yang layak untuk diteliti.
2.3. PROSES PENELITIAN Masalah penelitian mencakup; penemuan masalah dan pemecahan masalah tahap: identifikasi bidang permasalahan, pemilihan atau pemilihan pokok masalahdan perumusan masaalah kajian teoriis meyusun kerangka teoritis yang menjadi dasar untuk menjawab masalah atau pertanyaan penelitian Pengujian fakta (data) mencackup: pemilihan, pengumpulan dan analisis fakta yang terkait dengan masalah yang diteliti data: sekumpulan fakta yang diperoleh
melalui pengamatan
(observasi)
atau servey,
kesimpulan
merupakan hasil penelitian yang meberi feed back pada masalah atau pertanyaan penelitian.
2.4. UNSUR-UNSUR PENELITIAN SOSIAL Teori dan Hipotesis Kedudukan kedua unsur penelitian ini sangat penting dan sentra di dalam enelitian survei. Teori di dalam penelitian sepert idibutuhkan sebagai pegangan pokk (kerangka berfikir) secara umum sedangkan hipotesis dibutuhkan sebagai saran untuk menjelaskan permasalahan yang sedang dicarikan pemecahanya (surakhmad,1990:63). Selama data (informas yang lengkap) belum terkumpul, maka seseorang peneliti akan berpedoman pada teori sementara sebagai petunjuk sementara ke arah pemecahan masalah. Teori sementara yang berfungsi dmikian itulah yang biasa disebut hipotesis. Secara etiomologis, hipotesis berarti suatu yang masih kurang dari 9hypo) sebuah pendapat (tesis). Dengan kata lain hipotesis adlah sebuah kesimpulan tetapi kesimpulan belum final karena masih harus ddiuji kebenaranya. Dari uraian disini jelaslah bahwa hipotesis merupakan jawaban sementara terhadapa masalah yang tengah diteliti.
2.5.
JENIS-JENIS
METODE
PENELITIAN DAN
MACAM-MACAM
METODOLOGI PENELITIAN Secara umum metodelogi penelitian dapat kita bagi dalam 7 jenis metode penelitian, diantaranya; 1.
Penelitian historis; penelitian yang bertujuan membuat rekunstruksi masa lampau secara sistematis dan objektif dengan cara mengumpulkan, mengevaluasi,
memverfikasi,
serta
mensintesiskan
bukti-bukti
untuk
menegakkan fakta dan memperoleh kesimpulan yang kuat dan akurat. 2.
Penelitian diskriptif; penelitian yang bertujuan membuat gambaran secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat pada suatu objek penelitian tertentu.
3.
Penelitian pengembangan; penelitian yang bertujuan untuk menyelidiki suatu pola dan perurutan pertumbuhan atau perubahan suatu objek atau gejala. Dimana peneliti ingin melihat hasil yang lebih efektif dan efisien dari hasil yang akan dicapainya.
4.
Penelitian kasus (lapangan); penelitian yang bertujuan untuk mempelajari secara intensif tentang latar belakang keadaan sekarang dan intraksi lingkungan suatu unit sosial, baik individu, kelompok, lembaga, atau masyarakat.
5.
Penelitian korelasional; penelitian yang bertujuan untuk melihat ada tidaknya hubungan antara variabel atau gejala tertentu terhadap variabel atau gejala lainnya.
6.
Penelitian tindakan; penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan baru, cara pendekatan baru atau suatu produk pengetahuan baru untuk memecahkan masalah dengan penerapan langsung di lapangan secara nyata.
7.
Penelitian eksperimental; penelitian yang bertujuan untuk menyelidiki sebab akibat tertentu dengan memberikan perlakuan tertentu atau kondisi yang berbeda.
Dari jenis-jenis penelitian diatas lebih bersifat umum atau pertinjauan dari jenis penelitian secara mendalam dan skarang kita siap membagi beberapa penelitian berdasarkan beberapa pertimbangan atau kualifikasi tertentu; Macam macam penelitian sebagai berikut; 1) Secara paradigmatik dikenal ada 3 (tiga) macam paradigma penelitian: a) Positivistik; fokusnya mencari hubungan antar-variabel --- Madhab Comtean (August Compte). Akar penelitian kuantitatif. b) Interpretif (fokusnya pada makna suatu tindakan) --- madhab Weberian. Akar penelitian kualitatif. c) Kritik (fokusnya pada wacana. Wacana merupakan medan beroperasinya kekuasaan) madhab postmodernisme (ideologi dan kekuasaan)
2) Secara metodologik, terdapat 4 (dua) macam metode penelitain: a) Metode Kuantitatif --- dasarnya adalah semua persoalan kehidupan terjadi dalam hubungan sebab akibat. Tindakan manusia merupakan akibat dari sebab-sebab tertentu.
b) Metode Kualitatif --- dasarnya adalah manusia merupakan makhluk berkehendak bebas (free will) yang bertindak atas dasar keinginan pribadi. c) Metode Campuran (Mixing Methods) Kuantitatif dan Kualitatif dasarnya adalah logika triangulasi (hasil kualitatif bisa dikembangkan untuk diuji kuantitatif, atau hasil kuantitatif perlu diperdalam kepada para aktor secara kualitatif). d) Metode Kritis/Refleksif – dasarnya adalah fungsi praksis (perbaikan) ilmu pengetahuan untuk mengkritisi dan mengubah situasi yang tidak manusiawi.
3) Berdasarkan dorongannya, terdapat 2 (dua) macam penelitian: a) Applied (terapan) --- tujuannya untuk menyelesaikan persoalan dengan cepat. b) Pure (murni) --- tujuannya untuk pengembangan ilmu pengetahuan.
4) Berdasarkan jenis realitasnya (unit of analysis), terdapat 4 (empat) jenis penelitian: a) Penelitian mikro objektif (misalnya tentang tindakan-tindakan individual) b) Penelitian
mikro
subjektif
(misalnya
tentang
pendapat,
ide, pengalaman individual). c) Penelitian makro objektif (misalnya tentang pola-pola struktural umum yang kasat mata, seperti masyarakat, birokrasi, hukum, arsitektur, pendidikan dsb). d) Penelitian makro subjektif (misalnya tentang pola-pola struktural umum yang tidak kasat mata, seperti kultur, norma, dan nilai yang ada di masyarakat). e) Penelitian pertautan (linkage) antar dua atau lebih kuwadran (mikromakro,subjektif-objektif).
5) Berdasarkan sifat masalah dan tujuan penelitian terdapat a) Penelitian eksploratori: Menjelajahi fenomena baru. b) Penelitian deskriptif: Memaparkan fenomena/fakta.
c) Penelitian
eksplanatori:
Menjelaskan
(hubungan)
dua
atau
lebih
fenomena/fakta. d) Penelitian
Prediktif:
Meramalkan
kecenderungan
fenomena/fakta
berdasarkan data sekarang. e) Penelitian Interpretif: Memahami fenomena (khususnya melalui tindakan verbal dan diskursif pelaku). f) Penelitian kritis: Memberikan penafsiran tandingan (alternatif) atas fenomena berdasarkan pendirian tertentu. g) Penelitian historis: merekonstruksi rangkaian kejadian penting masa lalu.
6) Berdasarkan perolehan data, terdapat 2 (dua) macam jenis penelitian: a) lapangan (field) (field research) b) teks (text analysis/studies)
BAB III PENUTUP
3.1. KESIMPULAN Kesimpulan
merangkum
hasil
penelitian.
Dalam
kesimpulan
tidaklah
ditampilkan penjelaan rinci, tetapi ditampilkan temuan-temuan yang penting, dan (bila ada) hubungan antara temuan data dengan hipotesis. Kesimpulan berisi pernyataan apa yang sudah ditemukan tentang objek yang diteliti dalam konteks kerangka teori. Ia tidak boleh menyimpulkan sesuatu yang tidak diteliti dalam konteks dan jangkauan penelitian. Kendala-kendala apa yang dihadapi dan saran-saran untuk menunjukan cara mengatasinya
3.2. SARAN
Dengan hadirnya makalah ini sekiranya dapat berguna untuk kedepanya untuk lebih memahami lagi bagaimana karakteristik dalam suatu penelitian. Saran yang dapat penulis sampaikan adalah semoga buku ini dapat diterima di kalangan mahasiswa karena makalah ini dibuat berdasarkan referensi yang ada di buku sehingga dapat dimuat di materi perkuliahan.
DAFTAR PUSTAKA
Bungin Burhan,2007.Penelitian Kualitatif: Air langga University Press Bungin burhan,2001. Metodologi Penelitian Sosial.surabaya: Air langga University Press http://muhammadakbar110.blogspot.com/2013/06/makalah-metode-penelitiansosial.html