Makalah Penerapan Teknologi Dalam Pelayanan Kesehatan Reproduksi Dan KB [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH TEKNOLOGI TERAPAN DALAM PELAYANAN KESEHATAN REPRODUKSI DAN KB



DI SUSUN OLEH KELOMPOK IV KETUA



: FITRIANI



NIM A1B1 19324



WAKIL KETUA



:LILIANA



NIM A1B1 19193



SEKERTARIS



:FITRI AMALIAH.K



NIM A1B1 19272



ANGGOTA



: 1.TENRI WINA



NIM A1B1 19192



2.AMDIANA RAHMI S. NIM A1B1 19194 3.DIAN HARDIYANTI



NIM A1B1 19195



4.RIANTI



NIM A1B1 19196



5.DENNA PRATIWI



NIM A1B1 19250



6.HASTUTI



NIM A1B1 19187



7.IMA ZAINUDDIN



NIM A1B1 19188



8.JUSNIA



NIM A1B1 19191



Page 1



KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat allah SWT atas berkah rahmat dan hidayanyalah sehingga pada kesempatan ini kami dari kelompok IV dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan judul “Teknologi Terapan Dalam Pelayanan Kesehatan Reproduksi Dan KB” serta shalawat dan salan kami curahkan atas junjungan kita nabillah Muhammad SAW sebagai suri taulan bagi umatnya. Pada kesempatn ini juga kami menyampaikan ucapan terimahkasih kepada: 1. Ibu Nurhidayat Trianingsih,S.ST.,M.Keb Selesainya tugas ini pastinya tidak lepas dari bantuan teman-teman dalam memberikan partisipasinya berupa masukan dan inspirasi yang berguna dalam melengkapi makalah ini, untuk itu kami mengucapkan banyak terimah kasih Makalah ini dibuat untuk memudahkan pemahaman mata kuliah Teknologi Tepat Guna.Kami menyadari bahwa pembuatan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan yang dimiliki.Oleh karena ini kami mengharapkan kritik dan saran kepada sema pihak sehingga makalah ini bias menjadi sempurna,Semoga makalah ini dapat memberikan faedah dan manfaat untuk kita semua amiin.



Page 2



DAFTAR ISI Sampul……………………………………………………………………….I Kata Pengatar………………………………………………………………2 Daftar isi …………………………………………………………………… 3 Bab I Pendahuluan ……………………………………………………… A. Latar Belakang ……………………………………………………..1 B. Rumusan Masalah ……………………………… …………………1 C. Tujuan Penulisan ……………………………………………………1 Bab II.Pembahasan A. Pengertian Kesehatan Reproduksi…………………..........................6 B. Teknologi terapan dalam pelayanan kesehatan reproduksi dan KB………………………….................................................................6 BAB III Penutup A. Kesimpulan ……………………………………………………………14 B. Saran …………………………………………………………………..14 Daftar pustaka…………………………………………………………………15



Page 3



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Program KB sangat besar pengaruhnya terhadap kesehatan reproduksi seseorang,baik itu untuk kesehatan reproduksi wanita maupun kesehatan reproduksi pria,peran KB bagi kesehatan reproduksi wanita diantaranya adalah



menghindari



dari



bahaya



infeksi



,abortus,emboli



obstetric,komplikasi masa puerpurium (Nifas),serta terjadinya perdarahan yang disebabkan



karena seringnya melakukan proses persalinan



(Depkes,2007).Selain itu program KB juga bertujuan untuk mengatur umur ibu yang tepat untuk melakukan proses persalinan,sebab jika umur ibu terlalu tua atau terlalu muda ketika melakukan persalinan hal ini akan sangat beresiko terjadinya perdarahan pasca salin yang serius sehingga dapat mengakibatkan kematian bagi ibu maupun bayinya. Angka kelahiran yang tinggi akan berdampak pada kesehatan ibu,kematian ibu tidak akan terjadi apabila seorang ibu tidak hamil untuk itu menurnkan angka kematian ibu maka kehamilan perlu diatur agar tidak terjadi kehamilan beresiko tinggi yaitu dengan Keluarga berencana merupakan upaya mengatur kelahiran anak,jarak dan usia ideal melahirkan,mengatur



kehamilan



melalui



promosi,perlindungan



dan



bantuan sesuai hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga berkualitas. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi diera globalisasi sekarang ini sangat mendukung dalam kehidupan manusia di Indonesia bahkan di dunia.Ilmu kedokteran khususnya ilmu kesehatan pun begitu cepat berkembang mulai dari peralatan atapun teori sehingga mendorong para pengguna serta spesialis dalam mengejar ilmu pengetahuan tersebut.Terkait ilmu kesehatan dalam hal ini kesehatan reproduksi bukan hanya penting dimiliki oleh para bidan atau spesialis tetapi juga dimiliki



Page 4



para istri atau perempuan-perempuan sebagai ibu atau bakal ibu dari anak-anaknya demi mewujudkan kesehatan reproduksi yang optimal dan kesejahteraan mereka. B. Rumusan Masalah Apa saja teknologi dalam pelayanan kesehatan reproduksi dan KB



C. Tujuan Penulisan Untuk mengetahui apa saja teknologi dalam pelayanan kesehatan reproduksi dan KB



Page 5



BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Kesehatan Reproduksi dan KB Kesehatan reproduksi adalah keadaan kesejahteraan fisik,mental dan sosial yang utuh dan bukan hanya tidak adanya penyakit dan kelemahan dalam segala hal yang berhubungan dengan system reproduksi dan fungsi –fungsi serta proses-prosesnya.Masalah kesehatan reproduksi menjadi perhatian bersama dan bukan hanya individu yang bersangkutan karena dampaknya luas menyangkut berbagai aspek kehidupan dengan demikian kesehatan alat reproduksi sangat erat hubungannya dengan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian anak (AKA). Keluarga berencana adalah suatu usaha untuk menjarangkan atau merencanakan jumlah anak dan jarak kehamilan dengan memakai alat kontrasepsi. Keluarga Berencana yaitu membatasi jumlah anak dimana dalam satu keluarga hanya diperbolehkan memiliki dua atau tiga anak saja. Keluarga berencana yang diperbolehkan adalah suatu usaha pengaturan



atau



penjarangan



kelahiran



atau



usaha



pencegahan



kehamilan sementara atas kesepakatan suami istri karena situasi dan kondisi tertentu untuk kepentingan keluarga, masyarakat, maupun negara. Dengan demikian KB disini mempunyai arti yang sama dengan pengaturan keturunan. B. Teknologi terapan dalam pelayanan kesehatan reproduksi dan keluarga berencana 1. Obat dan vaksin a. Vaksin HPV (Human Pappiloma Virus) Merupakan upaya pencegahan primer yang diharapkan akan menurunkan terjadinya infeksi HPV resiko tinggi ,menurunkan kejadian karsinogenesis



Page 6



kanker serviks dan pada akhirnya menurunkan kejadian kanker serviks uterus.Pemberian vaksin dilaporkan member proteksi sebesar 89%,karena vaksin tersebut dilaporkan mempunyai cross protection dengan tipe lain.Vaksin yang mengandung HPV 16 dan 18 disebut sebagai vaksin bivalent, sedangkan vaksin HPV tipe 16,18,6 dan 11 disebut sebagai vaksin quadrivalent.HPV tipe 6 dan 11 (HPV risiko rendah) bukan karsinogen sehingga bukan penyebab kanker serviks uterus.Vaksin HPV risiko tinggi tipe lainnya belum dikembangkan.Vaksin yang saat ini akan diaplikasikan adalah vaksin profilaksis bukan vaksin terapeutik,vaksinasi pada perempuan yang telah terinfeksi HPV tipe 16 dan 18 kurang dan bahkan tidak memberikan proteksi,tetapi pemberiannya dilaporkan tidak menimbulkan efek yang merugikan. b. Efektifitas Vaksin HPV. Vaksinasi HPV 16-18 bertujuan mencegah infeksi HPV 16-18.Penelitian efektifitas vaksin HPV (penelitian fase 3/FUTURE) dilakukan pada 2261 sampel yang diberikan vaksin HPV dan sejumlah 2279 diberi placebo.Pada kelompok yang diberikan vaksin tidak dijumpai sampel yang menderita infeksi HPV sebanyak 40 dari 2279 sampel penelitian.pada penelitian didapatkan bahwa vaksin bivalen HVP 16/18 VLP sangat efektif menurunkan angka kejadian infeksi HPV dan infeksi menetap HPV 16 /18 pada individu yang sudah mendapat vaksinasi lengkap HPV ada wanita muda.Efektifitas vaksin juga sangat tinggi pada wanita yang tidak mendapatkan protocol vaksin secara lengkap.Efektifitas vaksin dihubungkan dengan infeksi



Page 7



menetap HPV 16 dan 18,abnormalitas dari pemeriksaan sel serviks yang dihubungkan dengan infeksi HPV 16 dan 18 ,dan angka kejadian CIN yang dihubungkan dengan infeksi HPV 16 dan 18. c. Lama masa perlindungan vaksin HPV. Data tentang percobaan HPV vaksin ditunjukkan bahwa kadar antibodi menurun setelah mencapai puncaknya setelah imunisasi dan kemudian menetap (plateau),tetapi masih lebih tinggi dibandingkan dengan respon kekebalan tubuh yang timbul pada infeksi alami dari virus HPV dan kadar tersebut menetap pada 48 bulan setelah vaksinasi.Infeksi HVP bisa terjadi berulang setelah beberapa tahun dan resiko mendapatkan infeksi baru sangat bergantung pada perilaku seksual dari individu tersebut.Oleh karena itu ,natural booster pada individu yang telah mendapat vaksin dan kemudian mendapat paparan terhadap infeksi virus HPV setelah masa perlindungan vaksin belum bisa dibuktikan. d. Dosis dan cara pemberian vaksin HPV Vaksin diberikan intramuskuler 0,5 cc diulang 3 kali,produk Cervarix diberikan bulan ke 1 dan 6 sedangkan Gardasil bulan ke 2 dan 6 (dianjurkan pemberian tidak melebihi waktu 1 tahun).Pemberian booster (vaksin ulangan),respon antibodi pada pemberian vaksin sampai 42 bulan ,untuk menilai efektifitas vaksin diperlukan deteki respon antibody.Bila respon antibody rendah dan tidak mempunyai efek penangkalan maka diperlukan pemberian booster. 2. Alat Teknologi terapan dalam pelayanan kesehatan reproduksi dan Keluarga Berencana.



Page 8



a. Mammografi Mendeteksi kelainan pada payudara,bahkan sebelun adanya gejala yang terlihat pada payudara seperti benjolan yang dapat dirasakan.Mammografi adalah hasil pemeriksaan radiologis khusus menggunakan sinar x dosis rendah untuk mengidentifikasi adanya kanker pada jaringan payudara,bahkan sebelum adanya perubahan yang terlihat pada payudara atau benjolan yang dirasakan pasien. b. PAP SMEAR Pap smear merupakan suatu metode untuk pemeriksaan sel cairan dinding leher rahim dengan menggunakan mikroskop,yang dilakukan secara cepat,tidak sakit,serta hasil yang akurat.Tujuan untuk mendeteksi dini kanker serviks dan menemukan kelainan pada mulut rahim, yang bisa menggunakan adalah wanita usia subur umur 17-45 tahun dan dilakukan setiap 6-12 bulan untuk wanita usia menikah atau belum menikah namun aktivitas seksual sangat tinggi. c. Metode alat kontrasepsi sederhana dengan alat a) Kondom Merupakan selubung /sarung karet yang dapat terbuat dari berbagai bahan diantaranya latex (karet),plastic(vinil),atau bahan alami (produksi hewani) yang dipasang pada penis saat berhubungan sex. Cara kerja kondom menghalangi terjadinya pertemuan sperma dan sel telur dengan caramengemas sperma diujung selubung karet yang dipasang pada penis



Page 9



sehinggasperma tersebut tidak tercurah kedalam saluran reproduksi perempuan.



b) Diafragma Diafragma adalah kap berbentuk bulat cembung,terbuat dari latex (karet) yang diinsersikan ke dalam vagina sebelum berhubungan seksual dan menutup serviks. Cara kerja menahan sperma agar tidak mendapatkan akses mencapai saluran alat reproduksi bagian atas (uterus dan tuba fallopii) dan sebagai alat tempat spermisida. c) Spermisida Spermisida adalah bahan kimia (biasanya non oksinol-9) digunakan untuk menonaktifkan atau membunuh sperma yang dikemas dalam bentuk aerosol (busa),tablet vaginal,suppositoria dan krim. d) Kontrasepsi kombinasi 1) Pil kombinasi 2) Suntikan kombinasi e) Kontrasepsi progestin 1) Kontrasepsi suntikan progestin 2) Kontrasepsi pil progestin (mini pil) 3) Kontasepsi implant (alat kontrasepsi bawah kulit) f) Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) g) Kontrasepsi mantap 1) Tubektomi



Page 10



Tubektomi adalah prosedur bedah sukarela untuk menghentikan fertilitas (kesuburan) seorang perempuan secara permanen. 2) Vasektomi Vasektomi adalah prosedur klinik untuk menghentikan kapasitas reproduksi pria dengan jalan melakukan oklusi vasa deferensia sehingga alur transportasi sperma terhambat dan proses fertilisasi (penyatuan dengan ovum) tidak terjadi. 3. Prosedur teknologi terapan dalam pelayanan kesehatan reproduki dan keluarga berencana. a. Skreening keganasan a) Pap smear Cara melakukan tes pap smear secara tehnis yaitu pengambilan sapuan lender dengan menggunakan spatula atau sejenisnya sikat halus.lendir leher rahim diambiloleh dokter atau bidan untuk dioleskan dan difiksasi (dilekatkan) pada kaca benda kemudian dengan menggunakan mikroskop seorang ahli sitologi (sel) akan menguji sel rahim tetsebut. Alasan harus dilakukan pap smear 1) Menikah pada usia muda 2) Melakukan senggama sebelum usia 20 tahun 3) Melahirkan lebih dari 3 kali 4) Pemakaian alat kontrasepsi lebih dari 5 tahun terutama iud dan hormonal 5) Perdarahan setiap hubungan seksual 6) Mengalami keputihan atau gatal –gatal pada vagina.



Page 11



7) Sudah menopause dan mengeluarkan darah pervaginam 8) Berganti-ganti pasangan dalam senggama b) Persiapan sebelum pap smear 1) Tidak melakukan hubungan suami-istri 48 jam sebelum pengambilan lender mulut rahim 2) Waktu yang baik dalam pengambilan adalah 2 minggu setelah haid. 3) Jangan menggunakan pembasuh antiseptic atau sabun antiseptic disekitar vagina selam 72 jam 4) Sudah menopause pap smear dapat dilakukan kapan saja. 5) Tidak sedang dalam keadaan haid. b. Kondom Cara kerjanya yaitu 1) Pegang bngkus kondom dengan kedua tangan,lalu dorong kondom dengan jari ke posisi bawah. 2) Dorong kondom dari bawah agar keluar dari bungkusannya kemudian pegang kondom dan perhatikan bagian yang menggulung harus berada disebelah luar 3) Pada saat kondom dipasang ,penis harus dalam keadaan tegang (ereksi) 4) Setelah ejakulasi ,cabut penis dari vagina ketika masih ereksi dan tahan kondom dipangkal penis dengan jari agar kondom tidak lepas dan tidak meninggalkan air mani di vagina



Page 12



5) Setelah digunakan ,ikat kondom agar cairan sperma tidak keluar dan langsng dibuang ketempat yang seharusnya agar orang lain utamnya anak-anak tidak terkontaminasi 4. Sistem penerapan teknologi dalam pelayanan kesehatan reproduksi dan Keluarga Berencana. Dalam pelayanan kesehatan reproduksi dan Keluarga berencana diperlukan suatu system yang sistematis sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.Biasanya dituangkan dalam bentuk SOP (standar operasional prosedur) yang menjadi acuan langkah-langkah dalam proses pelayanan ke pasien dan tetap berpedoman pada aturan –aturan yang berlaku dari pemerintah baik pemerintah daerah maupun pemerintah pusat.



Page 13



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Penerapan teknologi dalam pelayanan kesehatan reproduksi dan keluarga berencana merupakan hal yang sangat berpengarug terhadap kualitas pelayanan dari segi prosesnya,keefektifannya,kecepatan dan efesien dalam proses pelayanannya sehingga memudahkan masyarakat dalam memperoleh pelayanan dari tenaga kesehatan dokter atau bidan difasilitas kesehatan. B. Saran Diharapakan pelayanan kesehatan reproduksi dan Keluarga Berencana akan terus dikembangkan seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat sehingga dapat semakin memudahkan masyarakat dalam menerima pelayanan sehingga tercipta pelayanan yang berkualitas dan professional dibidangnya khususnya bidan dalam penerapannya ke masyarakat.



Page 14



Daftar Pustaka Dewi Setiawati,2014.Human Pappiloma Virus Dan Kanker Serviks.Jurnal Kesehatan Masyarakat.6(2):450-457 Imam Santoso,dkk.2008.Identifikasi Keberadaan Tumor Pada Citra Mammografi Menggunakan Metode Run Length.Jurnal Teknik Elektro.10(1):43 Wiknjosastro H,dkk.2010,Ilmu Kandungan.Jakarta:Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawihardjo FK UI Mizna Sabilla,Iram Barida Maisya,2016,Gambaran Perilaku Wanita Dalam Penggunaan Kontrasepsi Sterilisasi Wanita Dipamulang,Kota Tangerang selatan,Jurnal Kesehatan Reproduksi Saifuddin AB,dkk.2005.Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi,Jakarta:Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo



Page 15