Makalah Pengaruh Pendidikan Dan Status Sosial [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

1



PENGARUH PENDIDIKAN DAN STATUS SOSIAL Disusun Oleh: RAUZATUL FAJRIAH NPM: 21102111015



Dosen Pembimbing : ZULIADEN JAYUS, S.Pd, M.Si



FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI NEGARA UNIVERSITAS JABAL GHAFUR TAHUN 2021



KATA PENGANTAR Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan pembahasan tentang “Pengaruh Pendidikan dan Status Sosial”. Sholawat dan salam tetap tercurahkan kepada nabi besar Muhammad SAW, yang membimbing umat manusia dari gelapan menuju jalan yang terang benderang dan dipenuhi teknologi yang canggih seperti sekarang ini dengan atas ridha Allah SWT. Walaupun



saya



sudah



berupaya



semaksimal



mungkin,



untuk



menyelesaikan makalah ini, saya tetap menyadari penulisan makalah ini jauh dari kesempurnaan dan banyak terdapat kesalahan disana-sini, seperti materi yang kurang jelas maupun cara penulisannya. Sehingga kritik dan saran yang sifatnya membangun,saya sangat mengharapkannya. Akhirnya dengan segala kerendahan hati, saya mengucapkan terimakasih kepada semua pihak dan dosen mata kuliah



yang telah membantu dalam



penyelesaian dan mengarahkan pembuatan makalah ini, mudah-mudahan Allah SWT akan membalas dengan pahala yang berlipat ganda dan makalah ini selalu mendapat ridha dari-Nya, amin.



Meureudu, Oktober 2021



Penulis



ii



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii BAB I



PENDAHULUAN ................................................................................ 1 1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................. 1 1.2 Rumusan Masalah........................................................................... 2 1.3 Tujuan penulisan............................................................................. 2 1.4 Manfaat Penulisan Makalah ........................................................... 2



BAB II PEMBAHASAN ................................................................................... 4 2.1 Pengertian Pendidikan .................................................................... 4 2.2 Pengertian Status Sosial.................................................................. 5 2.3 Peran Pendidikan Status Sosial....................................................... 6 2.4 Sebab-Sebab Terjadinya Status Sosial ........................................... 8 2.5 Cara Menentukan Jenis Golongan Sosial ....................................... 10 BAB III PENUTUP ............................................................................................ 11 3.1 Kesimpulan ..................................................................................... 11 3.2 Saran ............................................................................................... 11 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 12



iii



1



BAB I PENDAHULUAN 1.1



Latar Belakang Masalah Pendidikan



mempunyai



peranan



yang



amat



menentukan



bagi



perkembangan dan perwujudan diri individu, tingkat pendidikan seseorang mempunyai korelasi yang tinggi dengan kedudukan sosialnya. Sebagaimana pernyataan Nasution dalam bukunya Sosiologi Pendidikan menyatakan bahwa: “Dalam berbagai studi, tingkat pendidikan tertinggi yang diperoleh seseorang digunakan sebagai indeks kedudukan sosialnya. Menurut penelitian memang terdapat korelasi yang tinggi antara kedudukan sosial seseorang dengan tingkat pendidikan yang telah ditempuhnya” Pendidikan dalam hal ini memiliki peranan yang strategis dalam membentuk status sosial. Sehingga banyak sekali orangtua/wali yang ingin menyekolahkan anak-anaknya sampai kejenjang yang setinggi mungkin, tanpa melihat bagaimana keaadaan ekonominya saat ini. Karena dianggapnya dengan semakin tingginya tingkat pendidikan yang ditempuh anak-anaknya, maka makin besarlah kesempatannya untuk mendapatkan pekerjaan dengan pendapatan tinggi untuk mendapat kedudukan yang baik dan dengan demikian masuk golongan sosial menengah atas. Tingkat



pendidikan



yang



seharusnya



mampu



mengangkat



kedudukan sosial seseorang kini hampir tidak ada pengaruhnya dalam mobilitas sosial. Ijazah SMA kini tidak ada artinya untuk mencari kedudukan yang tinggi, bahkan perguruan tinggi yang dianggap suatu syarat mobilitas sosial tidak mampu menjanjikan lulusannya untuk memperoleh kedudukan sosial yang baik, tetapi justru kini sudah bertambah sulit untuk memperoleh kedudukan yang empuk dimasyarakat. Indikasinya, semakin banyaknya lulusan perguruan tinggi yang kesulitan mengamalkan keilmuan yang diperolehnya dari bangku kuliah sehingga jumlah penyandang status sarjana pengangguran semakin naik dari tahun ke tahun. Karena hampir di semua kampus di Indonesia melakukan praktik bonsai pada ranah kemampuan intelektualnya, mahasiswa dituntut untuk lulus cepat,



minimal tiga tahun dan maksimal empat tahun. Kampus tidak mau tahu, apakah kemampuan intelektual mahasiswanya sudah mumpuni atau belum, sudah siap dilepas ke tengah masyarakat atau belum, sudah cukup bekal untuk membangun bangsa dan negaranya atau belum. Banyak sekali sarjana yang hanya bermodalkan ijazah dan transkip nilai yang berharap bisa mengangkat kedudukan sosialnya. Jadi, apakah selalu benar pendidikan dapat menjadi alat mobilitas sosial. Berikut ini akan kami bahas mengenai pendidikan dan status sosial.



1.2



Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah pada makalah ini adalah:



1.



Apa pengertian pendidikan dan status sosial ?



2.



Bagaimanakah peran pendidikan dalam status sosial itu?



3.



Apasajakah sebab-sebab terjadinya status sosial itu?



4.



Bagaimanakah cara menentukan status sosial itu?



5.



Apa hubungan antara pendidikan dan status sosial ?



1.3



Tujuan penulisan Adapun tujuan penulisan pada makalah ini adalah:



1.



Untuk mengetahui pengertian peran pendidiakn dan status sosial.



2.



Untuk mengetahui peran pendidikan dalam status sosial.



3.



Untuk mengetahui sebab-sebab terjadinya status sosial.



4.



Untuk mengetahui cara menentukan status sosial.



5.



Untuk mengetahui hubungan antara pendidikan dan status sosial.



1.4



Manfaat Penulisan Makalah Manfaat Praktis : Untuk mengetahui bagaimana pengaruh pendidikan dalam status sosial



yang dimiliki oleh individu. Makalah ini juga bertujuan untuk lebih memahami pola, nilai dan peran-peran yang ada dalam masyarakat.



2



Manfaat Teoritis : Untuk memperluas khasanah berbagai gejala sosial yang ada dalam masyarakat. Lebih memahami struktur sosial dalam masyarakat.



3



4



BAB II PEMBAHASAN



2.1



Pengertian Pendidikan Menurut kamus Bahasa Indonesia kata pendidikan berasal dari kata „didik‟



dan mendapat imbuhan „pe‟ dan akhiran „an‟, maka kata ini mempunyai arti proses atau cara atau perbuatan mendidik. Konsep pendidikan di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pada Bab I Pasal 1 Ayat 1, pendidikan didefinisikan sebagai: “Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.” Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang harus direncanakan dengan penuh kesadaran. Sedangkan menurut Ki Hajar Dewantara dalam Prayitno menjelaskan tentang pengertian pendidikan yaitu: “Pendidikan yaitu tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.” Beberapa pengertian pendidikan di atas membuat penulis menyimpulkan bahwa Pendidikan adalah Bimbingan atau pertolongan yang diberikan oleh orang dewasa kepada perkembangan anak untuk mencapai kedewasaannya dengan tujuan agar anak cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri tidak dengan bantuan orang lain.



2.2



Pengertian Status Sosial Menurut Hendropuspito (1989 : 103) istilah status berasal dari bahasa latin “stare” yang berarti berdiri. Selanjutnya pengertian status disamakan



dengan istilah “kedudukan”. Jadi status seseorang adalah kedudukan atau posisi seseorang dalam suatu kelompok sehubungan dengan orang lain atau masyarakat di sekelilingnya dimana ia tinggal dan disitulah ia bergantung pada orang – orang disekitarnya. Sedangkan menurut



http://en.wikipedia.org/wiki/Social_status6



December 2009 at 02:49, :“Social status is the honor or prestige attached to one's position in society (one's social position)” Artinya status sosial merupakan kedukukan yang diberikan seseorang pada masyarakat dimana ia tinggal. Astrid. S. Susanto (1999 : 75) mengartikan status sebagai “Kedudukan seseorang yang dapat ditinjau terlepas dari individunya.” Sehingga status merupakan kedudukan objektif yang memberi hak dan kewajiban kepada orang yang menempati kedudukan tersebut. Hal yang senada diungkapkan M. Rusli Karin (1990 : 97) yang mengartikan status sebagai kedudukan sosial adalah “Tempat seseorang secara umum dalam masyarakatnya sehubungan dengan orang – orang lain, dalam arti lingkungan pergaulannya, prestisenya, dan hak – hak serta kewajibannya.” Pengertian ini menunjukkan tempatnya sehubungan dengan kerangka masyarakat secara menyeluruh. Untuk mengukur tinggi rendahnya status seseorang harus dilihat dari masyarakat umum dimana ia tinggal, karena status tidak bisa lepas dari orang lain. Menurut Paul B Horton (1999 : 5) ” Status sosial atau kelas sosial dapat di definisikan sebagai suatu strata (lapisan) orang-orang yang berkedudukan sama dalam kontinum (rangkaian kesatuan)”. Sedangkan menurut Soejono soekanto status sosial diartikan sebagai berikut: ”Status sosial diartikan sama dengan kedudukan sosial, status artinya sebagai tempat atau posisi seseorang dalam suatu kelompok sosial, sehubungan dengan kelompok-kelompok lainnya dalam kelompok tersebut. Kedudukan sosial artinya adalah tempat seseorang secara umum dalam masyarakat sehubungan dengan orang lain dalam arti lingkungan pergaulan, prestise, dan hak-hak istimewa serta kewajibannya”.



5



Dari kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa dalam kehidupan seharihari kadang kita tidak menyadari akan ada perbedaan status sosial secara otomatis yang terjadi dalam masyarakat dimana masyarakat secara otomatis akan menempatkan seseorang pada kedudukan tertentu berdasarkan hal-hal yang dihargai dalam masyarakat yang bersangkutan. Dan mereka juga akan memperlakukan setiap orang sesuai dengan kedudukan/statusnya tersebut.



2.3



Peran Pendidikan Status Sosial Pendidikan telah menjadi sektor yang strategis dalam program



pembangunan suatu bangsa. Sebagaimana pernyataan Yuliana bahwa: “Banyak Negara telah menjadikan sektor pendidikan sebagai leading sector yaitu sektor utama atau unggulan dalam program pembangunan. Ternyata Negara yang menjadikan pendidikan sebagai leading sector, telah menjadi Negara maju dan telah menguasai pasar dunia. Jepang menjadi Negara maju karena pendidikan menjadi perhatian utama dalam kebijakan pembangunan di Negara tersebut.” Pendidikan dipandang sebagai jalan untuk mencapai kedudukan yang lebih baik didalam masyarakat. Makin tinggi pendidikan yang diperoleh makin besar harapan untuk mencapai tujuan itu. Dengan demikian terbuka kesempatan untuk meningkat kegolongan yang lebih tinggi. Dapat dikatakan bahwa penndidikan merupakan suatu jalan untuk menuju mobilitas sosial. Mobilitas sosial adalah sebuah gerakan masyarakat dalam kegiatan menuju perubahan yang lebih baik. Horton dan Chester dalam Idi mengatakan bahwa: “Mobilitas sosial adalah suatu gerak perpindahan dari satu kelas sosial ke kelas sosial lainnya.” Jadi yang dikatakan mobilitas sosial adalah perubahan, pergeseran, peningkatan, ataupun penurunan status dan peran anggotanya. Proses keberhasilan ataupun kegagalan setiap orang dalam melakukan gerak sosial seperti inilah yang dikatakan mobilitas sosial.



1. Pendidikan sebagai Mobilitas Sosial Asumsi dalam mobilitas sosial tentang bertambah tingginya taraf pendidikan maka semakin besar kemungkinan mobilitas bagi anak-anak



6



golongan rendah dan menengah. Pendidikan tinggi saat ini masih sangat selektif, dengan menggunakan komputer untuk menilai tes seleksi menjadi obyektif artinya tidak lagi dipengaruhi kedudukan orang tua atau orang yang memberikan rekomendasi. Cara itu membuka kesempatan yang lebih luas bagi anak-anak golongan rendah dan menengah untuk memasuki perguruan tinggi atas dasar prestasinya dalam tes masuk itu. Meskipun tidak semua orang tua mampu membiayai studi anaknya di perguruan tinggi karena biaya yang cukup mahal, menjadi suatu hambatan bagi golongan rendah untuk menyekolahkan anaknya pada tingkat universitas.



2.



Golongan Sosial Mempengaruhi Jenis Pendidikan Pembedaan-pembedaan berdasarkan golongan di negara demokrasi adalah



“haram” apabila terjadi. Namun dalam kenyataannya menurut Nasution bahwasanya: “Adanya pembedaan sosial itu tidak dapat disangkal. Ini dapat dilihat dari sikap rakyat terhadap pembesar atau dari simbol-simbol status seperti mobil mewah dan sebagainya.” Jenis pendidikan merupakan sebuah prioritas, orangtua yang mengetahui batas kemampuan keuangannya akan cenderung memilih sekolah kejuruan bagi anaknya. Sebaliknya anak-anak orang kaya tidak tertarik dengan sekolah kejuruan. Oleh karena itu dapat diduga bahwa sekolah kejuruan akan lebih banyak memiliki murid dari golongan rendah daripada yang berasal dari golongan atas. Walaupun sekolah kejuruan memberi jaminan yang lebih baik untuk langsung bekerja daripada yang lulus sekolah menengah umum, tapi tetap saja murid-murid cenderung memilih sekolah menengah umum. Demikian juga dengan perguruan tinggi, mata kuliah atau bidang studi yang berkaitan mempunyai status yang lebih tinggi. Misalnya matematika dan fisika dipandang lebih tinggi daripada BK atau Tata Buku. Sikap tersebut muncul bukan hanya pada siswa tapi juga di kalangan guru dan orangtua yang dengan sengaja atau tak sengaja menyampaikan sikap itu kepada anak-anaknya. Seperti yang telah diketahui bahwasannya pendidikan tidak terlepas dari masyarakat maka dari itu sekolah sendiri tidak mampu meniadakan batas-batas



7



tingkatan sosial itu. Akhirnya banyak sekolah yang memberikan pendidikan sesuai golongan-golongannya bahkan membedakan kurikulumnya.



2.4



Sebab-Sebab Terjadinya Status Sosial Setiap masyarakat mempunyai sesuatu yang dihargai, bisa berupa



kepandaian, kekayaan, kekuasaan, profesi, keaslian keanggotaan masyarakat dan sebagainya. Selama manusia membeda-bedakan penghargaan terhadap sesuatu yang dimiliki tersebut, pasti akan menimbulkan lapisan-lapisan dalam masyarakat. Semakin banyak kepemilikan, kecakapan seseorang terhadap sesuatu yang dihargai, semakin tinggi kedudukan atau lapisannya. Sebaliknya bagi mereka yang hanya mempunyai sedikit atau bahkan tidak memiliki sama sekali, maka mereka mempunyai kedudukan dan lapisan yang rendah. Seseorang yang mempunyai tugas sebagai pejabat atau ketua atau pemimpin pasti menempati lapisan yang tinggi daripada sebagai anggota masyarakat yang tidak mempunyai tugas apapun. Karena penghargaan terhadap jasa atau pengabdiannya seseorang bisa pula ditempatkan pada posisi yang tinggi, misalnya pahlawan, pelopor, penemu, dan sebagainya. Dapat juga karena keahlian dan ketrampilan seseorang dalam pekerjaan tertentu dia menduduki posisi tinggi jika dibandingkan dengan pekerja yang tidak mempunyai ketrampilan apapun. Stratus sosial terjadi melalui proses sebagai berikut : 1.



Terjadinya secara otomatis, karena faktor-faktor yang dibawa individu sejak lahir. Misalnya : Kepandaian, usia, jenis kelamin, keturunan, sifat keaslian keanggotaan seseorang dalam masyarakat.



2.



Terjadinya dengan sengaja, untuk tujuan bersama dilakukan dalam pembagian kekuasaan dan wewenang yang resmi dalam organisasi-organisasi formal, Seperti Pemerintah, Partai politik, Perusahaan, Perkumpulan, Angkatan Bersenjata.” Status sosial biasanya dilatarbelakangi oleh Perbedaan ras dan budaya,



pembagian tugas/kerja yang terspesialisasi, kelangkaan sumber daya maupun kekuasaan.



8



Sedangkan ukuran atau kriteria yang dominan sebagai dasar pembentukan status sosial adalah sebagai berikut: 1.



Ukuran kekayaan, Kekayaan dapat dijadikan ukuran penempatan anggota masyarakat ke dalam lapisan-lapisan sosial yang ada, barang siapa memiliki kekayaan paling banyak maka ia akan termasuk lapisan teratas dalam sistem pelapisan sosial, demikian pula sebaliknya, barang siapa tidak mempunyai kekayaan akan digolongkan ke dalam lapisan yang rendah.



2.



Ukuran kekuasaan dan wewenang, Seseorang yang mempunyai kekuasaan atau wewenang paling besar akan menempati lapisan teratas dalam sistem pelapisan sosial dalam masyarakat yang bersangkutan. Ukuran kekuasaan sering tidak lepas dari ukuran kekayaan, sebab orang yang kaya dalam masyarakat biasanya dapat menguasai orang-orang lain yang tidak kaya, atau sebaliknya, kekuasaan dan wewenang dapat mendatangkan kekayaan.



3.



Ukuran kehormatan, Kehormatan dapat terlepas dari ukuran-ukuran kekayaan atau kekuasaan. Orang-orang yang disegani atau dihormati akan menempati lapisan atas dari sistem pelapisan sosial masyarakatnya. Ukuran kehormatan ini sangat terasa pada masyarakat tradisional, biasanya mereka sangat menghormati orang-orang yang banyak jasanya kepada masyarakat, para orang tua ataupun orang-orang yang berperilaku dan berbudi luhur.



4.



Ukuran ilmu pengetahuan, Ilmu pengetahuan sering dipakai oleh masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan. Seseorang yang paling menguasai ilmu pengetahuan akan menempati lapisan tinggi dalam sistem pelapisan sosial dimasyarakatnya. Penguasaan ilmu pengetahuan ini biasanya terdapat dalam gelar-gelar akademik, profesi yang disandang oleh seseorang misalnya dokter, insinyur, doktor ataupun profesor. Namun sering timbul akibat-akibat negatif dari kondisi ini jika gelar-gelar yang disandang tersebut lebih dinilai tinggi daripada ilmu yang dikuasainya, sehingga banyak orang yang berusaha dengan cara-cara yang tidak benar untuk memperoleh gelar kesarjanaan, misalnya dengan membeli skripsi, membuat ijazah palsu dan seterusnya.”



9



Kriteria atau ukuran di atas umumnya digunakan untuk mengelompokkan para anggota masyarakat ke dalam suatu lapisan tertentu. Misalnya, dalam dunia akademik orang akan cenderung menggunakan tingkat pendidikan untuk menentukan statusnya.



2.5



Cara Menentukan Golongan Sosial Konsep tentang penggolongan sosial bergantung pada cara seorang



menentukan golongan sosial itu. Adanya golongan sosial timbul karena adanya perbedaan status dikalangan anggota masyarakat. Adapun Macam-Macam Status Sosial adalah sebagai berikut: 1.



Ascribed, Ascribed status adalah tipe status yang diperoleh seseorang secara alamiah seperti jenis kelamin, ras, kasta, golongan, keturunan, suku, usia, dan lain sebagainya.



2.



Achieved, Achieved status adalah status sosial yang didapat sesorang karena kerja keras dan usaha yang dilakukannya. Contoh achieved status yaitu seperti peternak kambing yang bisa menjadi sukses karena keuletan dan kegigihannya



sehingga



bisa



mengangkat



derajat



kehidupannya, harta



kekayaan, tingkat pendidikan, pekerjaan, dll. 3.



Assigned, Assigned status adalah status sosial yang diperoleh seseorang di dalam lingkungan masyarakat yang bukan didapat sejak lahir tetapi diberikan karena usaha dan kepercayaan masyarakat. Contohnya seperti seseorang yang dijadikan kepala suku, ketua adat, sesepuh, dan sebagainya.”



Status sosial yang di atas, berarti berpindah status dalam stratiifikasi sosial yang disebabkan oleh berbagai faktor disetiap jenis status sosialnya. Status sosial yang paling mudah di identifikasi di dalam struktur sosial adalah didasarkan pada besar kecilnya penghasilan dan kepemilikan benda-benda materi yang sering disebut harta benda. Indikator antara kaya dan miskin juga mudah sekali di identifikasi, yaitu melalui pemilikan sarana hidup.



10



11



BAB III PENUTUP



3.1



Kesimpulan 1. Peran Pendidikan Dalam Status sosial a.



Pendidikan sebagai mobilitas sosial



b.



Jenis pendidikan mempengaruhi golongan sosial



2. Sebab-Sebab Terjadinya Status sosial a.



Perbedaan ras dan budaya



b.



Pembagian tugas/kerja yang terspesialisasi



c.



Kelangkaan sumber daya maupun kekuasaan



3. Macam – Macam Status Sosial a.



Ascribed, Ascribed



b. Achieved, Achieved status c. 3.2



Assigned, Assigned status



Saran Status sosial bukanlah menjadi tolak ukur seseorang dalam menentukan



pendidikan akan tetapi yang menentukan pendidikan seseorang itu adalah kesadaran dari diri sendiri. Dan juga pendidikan juga pendidikan merupakan salah satu faktor yang menentukan ke arah mana status sosial seseorang.



12



DAFTAR PUSTAKA



Idi , Abdullah, Sosiologi Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013. Damanik. S. Fritz Hotman, Sosiologi, Klaten: Intan Pariwara, 2009. Nasution, S. Sosiologi Pendidikan, Jakarta : Bumi Aksara , 2011. Yuliana, Bayu, stratifikasi social dalam masyarakat, (online),tersedia, http://bayuekayulian.blogspot.com/2007/06/stratifikasi-sosial-dalammasyarakat-27.html. diakses pada tanggal 23 maret 2016. Akbar, M., Mahasiswa Bukan Bonsai, (online), Tersedia, http://republika.co.id/berita/jurnalismewarga/wacana/16/03/14/o408c733 mahasiswa-bukan-bonsai, diakses pada, 23 maret 2016. Admin, Jenis-Jenis/Macam-Macam Status Sosial & Status sosial Dalam Masyarakat,Tersedia, https://odyrogents.wordpress.com/jenisjenismacam-macam-status-sosial-stratifikasi-sosial-dalammasyarakat/ diakses pada 23 Maret 2016



13