Makalah Pengembangan Sistem Manajemen Biaya [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PENGEMBANGAN SISTEM MANAJEMEN BIAYA Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Akuntansi Manajemen Lanjutan Dosen Mata Kuliah: Dr. Asriani Junaid SE., M.SA. Ak. CA



Oleh Kelompok 2: Gunawan Ridhan Rahmah Abd. Muhaemin Nabir



PENDIDIKAN PROFESI AKUNTAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA 2021



BAB I PENDAHULUAN A.



Latar Belakang



Manajemen merupakan proses yang dilakukan untuk mengatur memanfaatkan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan organisasi sekelompok tertentu, sedangkan biaya merupakan pengeluaran-pengeluaran dikeluarkan untuk memperoleh barang atau jasa yang berguna untuk masa yang datang.



dan atau yang akan



Manajemen Biaya merupakan suatu sistem yang dikembangkan untuk merencanakan dan mengendalikan biaya organisasi yang menghasilkan aktivitasaktivitas terkait strategi, sasaran, dan tujuan dari organisasi tersebut. B.



Rumusan masalah



1.



Bagaimana perbedaan antara biaya langsung dan tidak langsung?



2.



Bagaimana konsep Activity Based Costing?



3.



Bagaimana menerapkan konsep Activity Based Costing secara sederhana?



4.



Bagaimana konsep Activity Based Costing with idle capacity, serta kelebihannya dibandingkan dengan model Activity Based Costing?



5.



Bagaimana konsep Time Driven Activity Based Costing?



BAB II PEMBAHASAN



A.



Perbedaan antara biaya langsung dan biaya tidak langsung Objek biaya adalah segala sesuatu yang diinginkan oleh manajemen untuk



mengumpulkan atau mengakumulasi biaya. Biaya tersebut berhubungan dengan pembuatan barang dan jasa, biaya tersebut diklasifikasikan menjadi biaya langsung dan tidak langsung. 1.



Biaya Langsung (Direct Cost) Biaya Langsung merupakan biaya yang secara tepat dan ekonomis mudah



ditelusuri secara langsung ke objek biaya, sehingga yang menjadi dasar pembebanan biaya langsung ke dalam objek biaya tersebut yaitu penelusuran biaya. Misal, dalam suatu perusahaan konveksi yang memproduksi seragam, yang menjadi objek biaya langsungnya yaitu kain yang digunakan untuk memperoduksi dan biaya jahit kain tersebut. Dapat dikatakan bahwa biaya langsung mencakup biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. 2.



Biaya Tidak Langsung (Indirect Cost) Biaya Tidak Langsung merupakan biaya yang tidak dapat ditelusuri secara langsung



kedalam objek biaya atau manfaat biaya tersebut dinikmati oleh objek biaya lainnya, sehingga yang menjadi dasar pembebanan biaya tidak langsung ke objek biaya tersebut yaitu aloksasi biaya. Misal, dalam suatu perusahaan konveksi yang memperoduksi seragam, yang menjadi objek biaya tidak langsung yaitu biaya benang, biaya listrik, biaya Gudang dan lainnya. Biaya-biaya tersebut akan dialokasikanke setiap objek biaya yang menikmati biaya-biaya tersebut. Dapat dikatakan bahwa biaya tidak langsung mencakup biaya overhead. B.



Activity Based Costing Activity Based Costing merupakan suatu sistem perhitungan yang didasarkan



pada aktivitas-aktivitas yang dilakukan untuk memproduksi suatu barang/produk. Dalam



Activity Based Costing, semua biaya produksi dialokasikan menggunakan cost diver yaitu pemicu biaya dasar unit maupun non unit. Konsep dasar dari sistem ABC adalah adanya kebutuhan pelanggan atas produk/barang berkualitas yang dihasilkan oleh perusahaan melalui aktivitas - aktivitas yang memerlukan pengorbanan sumber daya. Dalam sistem ABC, biaya ditelusuri ke aktivitas dan kemudian ke produk. Sistem ABC mengasumsikan bahwa aktivitas - aktivitas tersebut yang mengkonsumsi sumber daya dan bukannya suatu produk. Pada Sistem perhitungan biaya ABC mencakup pemicu biaya (Cost Driver), yaitu driver sumber daya, penampungan biaya aktivitas dibentuk ketika biaya sumber daya dialokasikan ke aktivitas berdasarkan pemicu sumber daya, serta driver aktivitas yaitu biaya aktivitas dialokasikan dari tempat penampungan biaya aktivitas ke produk atau objek biaya final lainnya. C.



Penerapan Activity Based Costing secara sederhana Langkah awal menggunakan sistem Activity Based Costing yaitu dengan



menentukan aktivitas dan biaya aktivitas seperti, pemakaian mesin, penerimaan pesanan, set up mesin, batch produksi, dan lainnya. Setelah itu, menentukan ukuran konsumsi untuk biaya aktivitas (pemicu biaya), menghitung tarif aktivitas, mengukur permintaan yang ditempatkan pada aktivitas setiap produk dan menghitung biaya produk. Dalam penerapan sistem ABC, penentuan harga pokok menyaratkan beberapa hal, yaitu: 1.



Perusahaan mempunyai tingkat diversitas yang tinggi Sistem ABC menyaratkan bahwa perusahaan diharuskan memiliki produksi



bermacam-macam produk atau lini produk yang diproses dengan fasilitas yang sama. Kondisi demikianlah yang nantinya akan menimbulkan masalah dalam melakukan pembebanan biaya ke masing-masing produk. 2.



Tingkat persaingan industri yang tinggi



Jika persaingan produk dari perusahaan lain tinggi, maka perusahaan akan meningkatkan persaingan untuk memperbesar jangkauan pasarnya, semakin besar jangkauan pasarnya maka semakin besar pula peran informasi tentang penentuan harga pokok yang dilakukan oleh pihak manajemen perusahaan. 3.



Biaya pengukuran yang rendah Biaya yang digunakan dalam pengukuran sistem ABC haruslah lebih rendah dari



manfaat yang akan diperoleh, jika sampai biayanya di atas dari manfaat, maka perusahaan akan mengalami kerugian. Dalam model Activity Based Costing, aktivitas-aktivitas yang dilakukan perusahaan dapat dibagi menjadi 4 tahapan, yaitu: 1.



Aktivitas tingkat unit (unit level activity), banyak atau tidaknya aktivitas yang akan dilakukan tergantung dari jumlah unit yang akan diproduksi. Semakin banyak unit yang akan dibuat, maka aktivitas tersebut akan dilakukan semakin banyak. Misal, aktivitas memproduksi suatu es krim merupakan aktivitas tingkat unit. Semakin banyak es krim yang dibuat, maka aktivitas dalam memproduksi es krim akan dilakukan semakin banyak.



2.



Aktivitas tingkat kelompok (batch- level activity), banyak tidaknya aktivitas tidak tergantung dari berapa banyak unit yang diproduksi, namun justru tergantung dari jumlah batch aktivitas tersebut. Contoh aktivitas tingkat kelompok adalah persiapan mesin, pengaturan pesanan pembelian, penjadwalan produksi, inspeksi yang dilakukan oleh batch, penanganan bahan baku, dan percepatan proses produksi.



3.



Aktivitas tingkat produk (product level activity) merupakan aktivitas yang akan semakin banyak dilakukan apabila perusahaan memiliki banyak jenis produk. Contoh aktivitas tingkat produk mencakup aktivitas riset dan pengembangan. Aktivitas riset dan pengembangan akan dilakukan semakin banyak, apabila perusahaan memiliki jenis atau variasi produk yang lebih banyak.



4.



Aktivitas tingkat fasilitas (facility- level activity) mendukung operasi secara umum. Aktivitas ini tidak disebabkan oleh produk atau kebutuhan pelayanan



pelanggan dan tidak dapat ditelusuri ke satu unit, batch, atau produk. Contoh aktivitas tingkat fasilitas mencakup penyediaan keamanan untuk memelihara mesin pabrik dengan fungsi umum, pengelolaan pabrik, pembayaran pajak bangunan dan asuransi pabrik. D.



Activity Based Costing with idle capacity, serta kelebihannya dibandingkan dengan model Activity Based Costing Kapasitas menganggur (Idle Capacity) merupakan kapasitas yang dapat digunakan



jika perusahaan mampu untuk menjual lebih banyak barang atau jasa yang diproduksinya, namun pada kenyataannya kapasitas tersebut tidak digunakan. Didalam terjadinya kapasitas menganggur (idle capacity) pihak penjualan dan manajemen atas (upper management) biasanya merupakan pihak yang memiliki tanggung jawab utama untuk mengatasi kapasitas menganggur dengan cara meningkatkan pesanan pembelian atau meningkatkan produksi. Dalam akuntansi biaya tradisional, tarif overhead yang ditentukan dimuka dihitung dengan membagi anggaran biaya overhead dengan ukuran aktivitas yang dianggarkan seperti anggaran jam kerja langsung. Praktek seperti ini akan mengakibatkan pembebanan kapasitas yang menganggur ke produk dan juga akan menyebabkan biaya produksi per unit tidak stabil. Jika anggaran aktivitas turun, tarif overhead akan meningkat karena komponen tetap dalam overhead hanya digunakan untuk jumlah produk yang lebih sedikit sehingga biaya produksi per unit akan meningkat. Berlawanan dengan akuntansi biaya tradisional, dalam ABC produk hanya dibebani biaya dari kapasitas yang digunakan dan tidak dibebani oleh biaya kapasitas yang tidak digunakan. Pendekatan ini menyebabkan biaya per unit yang lebih stabil dan konsisten dengan tujuan pembebanan biaya ke produk yang menyebabkan aktivitas. Adapun kelebihan dari kapasitas menganggur (idle capacity) yaitu perusahaan dapat saja   menerima atau mengerjakan pekerjaan lain diluar yang rutin (biasa) dilakukan. Pekerjaan demikian dikenal sebagai pesanan khusus (Special Order) dan akan memperoleh laba tambahan.



E.



Time Driven Activity Based Costing Harga pokok produk dapat ditentukan dengan beberapa metode, salah satunya



adalah Time-Driven Activity-Based Costing  (TDABC). Metode ini merupakan perhitungan biaya yang ditentukan berdasarkan aktivitas - aktivitas yang dilakukan dalam menyelesaikan suatu produk yang dikendalikan oleh satuan waktu. Time Driven adalah suatu pendekatan yang dapat digunakan untuk menghindari berbagai kesulitan dalam melakukan implementasi ABC. Metoda Time-Driven ActivityBased Costing memiliki dua parameter, yaitu: 1) Pembebanan biaya untuk setiap unit waktu yang digunakan sumber daya yang tersedia dalam memenuhi kapasitas yang tersedia sesuai dengan aktivitas perusahaan/bisnis. (Total pengeluaran Overhead dibagi dengan total jam kerja karyawan yang digunakan/tersedia). 2) Penilaian dari unit waktu yang digunakan dalam setiap aktivitas: berapa banyak waktu yang digunakan dalam menyelesaikan satu unit produk pada setiap aktivitas (hal ini didasarkan pada hasil perkiraan atau pengamatan langsung). Keuntungan dari Time Driven Activity Based Costing adalah memperpendek waktu mengumpulkan data, hanya menggunakan satu cost driver yaitu berdasarkan waktu, Sedangkan kelemahan dari Time Driven Activity Based Costing adalah kesalahan estimasi waktu yang dilakukan dalam menghitung waktu pada setiap sumber daya. Time Driven Activity Based Costing & Activity Based Costing memiliki kesamaan hal, yang membedakan adalah penetapan cost driver. Jika Cost driver Activity Based berupa sumber daya dan aktivitas, maka Time Driven Activity Based Costing berupa penggerak waktu, serta Time Driven Activity Based Costing tidak menggunakan klasifikasi aktivitas.



BAB III KESIMPULAN Sistem Activity Based Costing memecah biaya yang digunakan untuk menciptakan suatu produk. Dengan sistem ABC, perusahaan atau organisasi dapat menetapkan biaya untuk setiap aktivitas dalam proses produksi, memungkinkan untuk lebih akurat menetapkan harga dan memperhitungkan berapa jumlah biaya yang perusahaan atau organisasi keluarkan untuk membuat suatu produk.



DAFTAR PUSTAKA Ikatan Akuntan Indonesia [IAI]. 2015. Modul Chartered Accountant: Akuntansi Manajemen Lanjutan. Jakarta, Indonesia: Penulis Ikatan Akuntan Indonesia [IAI]. 2015. Modul Chartered Accountant: Akuntansi Biaya. Jakarta, Indonesia: Penulis Raiborn, A Cecily & Kinney, R Michael. 2011. Akuntansi Biaya, Dasar dan Perkembangan. Edisi Tujuh. Jakarta: Salemba Empat