Makalah Perhitungan Pendapatan Nasional Kel.1 PDF [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TUGAS MAKALAH PENGANTAR ILMU EKONOMI “PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL”



Disusun Oleh: KELOMPOK 1 ➢ ➢ ➢ ➢ ➢



ANGGRAINI DARA GATHA SAID GERONSIUS NAPA NIRA LINDA DAMAYANTI TATA MARDINA



: (191010500343) : (191010500363) : (1910101500369) : (191010500380) : (191010500391)



KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan hidayah dan pertolongannya, sehingga makalah ini dapat diselesaikan. Banyak rintangan dan hambatan yang penulis alami selama menulis makalah ini, namun Alhamdulillah akhirnya dengan penuh kerja keras dan kesungguhan penulis, sehingga dapat terselesaikan dengan judul, “MAKALAH PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL”. Penulis menyadari bahwa untuk mencapai hasil yang memuaskan tidaklah mudah, karena keterbatasan kemampuan penulis baik dari segi ilmu maupun literatur, sehingga makalah ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun, penulis sangat harapkan untuk menuju ke arah penyempurnaan makalah ini. Bantuan dan pengorbanan semua pihak semoga mendapat pahala yang setimpal dari Allah SWT, semoga makalah ini dapat bermanfaat.



DAFTAR ISI BAB I...................................................................................................................................... PENDAHULUAN .................................................................................................................... 1.1 LATARBELAKANG MASALAH........................................................................................ 1 1.2 RUMUSAN MASALAH...................................................................................................... 2 1.3 MAKSUD DAN TUJUAN................................................................................................... 2 BAB II..................................................................................................................................... PEMBAHASAN....................................................................................................................... 2.1 DEFINISIPENDAPATAN NASIONAL............................................................................... 3 2.2 PENDAPATAN NASIONAL MENURUT BEBERAPA AHLI................................................ 3 2.3 KONSEPPENDAPATAN NASIONAL................................................................................ 3 A. B. C. D. E.



Produk Domestik Bruto (GDP) ...................................................................................... 3 Produk Nasional Bruto (GNP) ........................................................................................ 4 Pendapatan Nasional Neto (NNI).................................................................................... 4 Pendapatan Perseorangan (PI)......................................................................................... 4 Pendapatan Disposibel/Disposible Income (DI)............................................................... 4



2.4 TIGA TIPE PENDEKATAN NEGARA................................................................................ 5 1. PENDEKATAN PENDAPATAN........................................................................................... 5 2. PENDEKATAN PRODUKSI................................................................................................. 5 3. PENDEKATAN PENGELUARAN........................................................................................ 6 CONTOH PENDAPATAN NASIONAL...................................................................................... 7 2.5 FAKTOR-FAKTOR PENDEKATAN NASIONAL................................................................. 8 2.6 PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL (Y)............................................................... 9 1. 2. 3.



PERHITUNGAN PENDEKATAN DUA SEKTOR................................................................ 9 PERHITUNGAN PENDEKATAN TIGA SEKTOR................................................................ 10 PERHITUNGAN PENDEKATAN EMPAT SEKTOR............................................................ 11 2.7 PERHITUNGAN ANGKA PENGGANDA (K) 12



1. PER HITUNGAN ANGKA PENGGANDA DUA SEKTOR...................................................... 12 2. PERHITUNGAN ANGKA PENGGANDA TIGA SEKTOR...................................................... 13 3. PERHITUNGAN ANGKA PENGGANDA EMPAT SEKTOR.................................................. 14 2.8 MANFAAT PENDEKATAN NASIONAL............................................................................. 16 BAB III.................................................................................................................................... PENUTUP................................................................................................................................ 2.1 KESIMPULAN.................................................................................................................. 17 DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................. 18



BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Sebagai seorang manusia pasti akan membutuhkan materi (uang) untuk kelangsungan hidupnya. Materi atau uang sangat berhubungan erat dengan pendapatan. Dalam hal ini adalah uang. Uang adalah salah satu bentuk pendapatan. Lalu apa itu pendapatan ? pendapatan adalah salah satu bentuk pencarian uang dengan cara bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Jadi pendapatan memegang peranan yang sangat penting untuk kehidupan manusia. Dengan adanya pendapatan yang berupa uang manusia dapat membeli, memiliki sesuatu sesuai keinginannya. Pendapatan nasional suatu negara merupakan satu hal yang sangat penting untuk kesejahteraan warga negaranya. Di indonesia ini sudah banyak sektor sektor seperti pertanian, perkebunan, , industri, pariwisata, perbankan dan masih banyak sektor yang lain berlomba-lomba menghasilkan pendapatan yang tinggi guna menghidupi usaha yang mereka jalani agar tetap bisa bertahan. Di lain sisi, kegiatan perekonomian yang dilakukan oleh berbagai sektor tersebut juga akan memberikan pendapatan nasional bagi Negara. Berbicara tentang aspek penting untuk kemajuan bangsa adalah pendapatan nasionalnya. Ketika pendapatan nasional suatu negara tinggi maka menunjukkan bahwa sumber daya manusia yang dimiliki produktif, dengan begitu maka kemajuan suatu negara akan mudah tercapai. Dengan begitu kehidupan masyarakat serta devisa negara akan tetap terjaga dan tidak akan terjadi gangguan atau halangan dari pihak lain untuk meraih kesejahteraan dan kemakmuran.



1. 2. 3. 4.



1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut. Apa pengertian pendapatan nasional? Bagaimana konsep pendapatan nasional? Apa saja faktor yang mempengaruhi pendapatan nasional? Bagaimana perhitungan pendapatan nasional?



1. 2. 3. 4.



1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut. Mengetahui pengertian pendapatan nasional. Mengetahui konsep pendapatan nasional. Mengetahui faktor yang mempengaruhi pendapatan nasional. Mengetahui cara perhitungan pendapatan nasional.



BAB II PEMBAHASAN 2.1 DEFINISI PENDAPATAN NASIONAL Pada dasarnya pendapatan nasional terdiri dari dua kata yakni pendapatan dan nasional. Pendapatan merupakan segala sesuatu yang dihasilkan dan diterima oleh setiap individu baik dari kerja ataupun usahanya. Sedangkan nasional berarti suatu negara. Bila diartikan dari gabungan dua kata dasar tersebut pendapatan nasional diartikan sebagai nilai atau jumlah dari setiap hal yang bisa dihasilkan atau diciptakan oleh sebuah negara. Namun jika diartikan secara lengkap pendapatan nasional adalah jumlah total dari semua nilai produk suatu negara baik yang berbentuk barang atupun jasa yang dihasilkan ataupun diperoleh dari segala sektor diantaranya sektor ekonomi, masyarakat maupun sektor ekonomi pemerintahan dalam kurun waktu 1 tahun. 2.2 PENGERTIAN PENDAPATAN NASIONAL MENURUT BEBERAPA AHLI •















Menurut Sadono Sukirno Dalam bukunya "Teori Pengantar Makroekonomi" edisi 3,hal.17 Pendapatan nasional menggambarkan tingkat produksi negara yang dicapai dalam suatu tahun tertentu dan perubahannya dari tahun ke tahun. Menurut Soediyono Reksopryitno Dalam bukunya "Pengantar Ekonomi Makro" edisi 6 Pendapatan nasional adalah jumlah barang-barang dan jasa-jasa yang dihasilkan oleh perekonomian suatu negara. Menurut N. Gregory Mankiw Dalam bukunya "Pengantar Ekonomi Makro" edisi 3,hal.9 Pendapatan nasional (national income) adalah total pendapatan yang diperoleh penduduk suatu negara dalam produksi barang dan jasa. Pendapatan nasional tidak menghitung pajak usaha tidak langsung (seperti pajak penjualan) dan tidak menghitung subsidi usaha. Menurut Faried Wijaya Pendapatan nasional adalah total nilai barang akhir dan jasa yang dihasilkan oleh suatu negara dalam kurum waktu tertentu (1 tahun).



2.3 KONSEP PENDAPATAN NASIONAL 1. Produk Domestik Bruto (GDP)



Produk domestik bruto (Gross Domestic Product) merupakan jumlah produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam batas wilayah suatu negara atau domestik selama satu tahun. GDP = Pendapatan Masyarakat DN (dalam negeri) + Pendapatan Asing DN Dalam perhitungan GDP ini, termasuk juga barang atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan maupun instansi asing yang terkait, asalkan wilayah nya masih dalam wilayah suatu negara atau domestik tersebut. Contohnya : seperti perusahaan X dari Jepang, yang mempunyai cabang di Indonesia, hasil berupa barang dan jasa tersebut termasuk kedalam GDP. Barang yang dihasilkan termasuk modal yang belum diperhitungkan, makanya bersifat bruto atau/kotor. 2. Produk Nasional Bruto (GNP)



Produk Nasional Bruto (Gross National Product) merupakan nilai produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduk suatu negara (nasional) selama satu tahun, termasuk yang dihasilkan oleh warga Negara tersebut yang dihasilkan diluar negeri. Contohnya seperti seseorang pria dari Indonesia yang menjual pakaian di Malaisya, hasil berupa barang dan jasanya termasuk dalam GNP. GNP = Pendapatan WNI DN + Pendapatan WNI LN (luar negeri) – Pendapatan Asing DN Produk Nasional Netto (NNP) NNP = GNP – depresiasi (penyusutan barang modal) Penyusutan adalah penggantian barang modal bagi peralatan produksi yang dipakai dalam proses produksi umumnya bersifat taksiran, sehingga dapat menimbulkan kekeliruan meskipun relatif kecil. 3. Pendapatan Nasional Neto (NNI)



Pendapatan Nasional Neto (Net National Income) merupakan pendapatan yang dihitung menurut jumlah balas jasa yang diterima oleh masyarakat sebagai pemilik faktor produksi. NNI = NNP – Pajak Tidak Langsung Pajak tidak langsung adalah pajak yang bebannya dapat dialihkan kepada pihak lain seperti pajak hadiah, pajak penjualan, dll. 4. Pendapatan Perseorangan (PI)



Pendapatan perseorangan (Personal Income) adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh setiap orang dalam masyarakat , temasuk pendapatan yang diperoleh tanpa melakukan kegiatan apapun. Misalnya gaji seorang pegawai negeri, maupun pendapatan pengusaha yang didapatkan secara berantai. PI = NNI – Pajak Perusahaan – Iuran – Laba Ditahan + Transfer Payment Transfer Payment adalah penerimaan-penerimaan yang bukan merupakan balas jasa produksi, melainkan diambil sebagian dari pendapatan nasional tahun lalu. Seperti pembayaran dana pensiunan, tunjangan pengangguran, dan sebagainya. Pendapatan yang siap dibelanjakan Disebut juga dengan Disposible Income yaitu pendapatan yang siap untuk dimanfaatkan guna membeli barang dan jasa konsumsi dan selebihnya menjadi tabungan yang disalurkan menjadi investasi. DI = PI – Pajak Langsung Pajak langsung adalah pajak yang bebannya tidak dapat dialihkan kepada pihak lain, seperti pajak pendapatan.



5.



Pendapatan Disposibel/Disposible Income (DI) Disposible Income adalah Personal Income setelah dikurangi pajak langsung (misalnya pajak bumi dan bangunan, pajak kendaraan bermotor dan sebagainya). Disposible income merupakan pendapatan yang siap digunakan, baik untuk keperluan konsumsi maupun ditabung. Rumusan untuk menghitung DI adalah : DI = PI - Pajak Langsung Tabungan (saving) yang disimpan di lembaga keuangan resmi (Bank) akan dapat menambah pendapatan nasional karena, saving ini akan dimanfaatkan untuk investasi, lewat investasi inilah pendapatan nasional dapat meningkat. Jika penjelasan tentang pendapatan nasional kita buat urutan akan terlihat seperti di bawah ini: GDP > GNP > NNP > NNI > PI > DI



2.4 TIGA TIPE PENDEKATAN NEGARA 1. PENDEKATAN PENDAPATAN Pendekatan pendapatan, dengan cara menjumlahkan seluruh pendapatan (upah, sewa, bunga, dan laba) yang diterima rumah tangga konsumsi dalam suatu negara selama satu periode tertentu sebagai imbalan atas faktor-faktor produksi yang diberikan kepada perusahaan. Metode pendapatan memandang nilai output perekonomian sebagai nilai total balas jasa atas factor produksi yang digunakan dalam proses produksi. Kemampuan entrepreneur ialah kemampuan dan keberanian mengombinasikan tenaga kerja, barang modal, dan uang untuk menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan masyarakat. Balas jasa untuk tenaga kerja adalah upah atau gaji. Untuk barang modal adalah pendapatan sewa. Untuk pemilik uang/aset finansial adalah pendapatan bunga. Sedangkan untuk pengusaha adalah keuntungan. Total balas jasa atas seluruh faktor produksi disebut Pendapatan Nasional (PN). Y=R+W+I+P Ket : Y = pendapatan nasional R = rent = sewa W = wage = upah/gaji I = interest = bunga modal P = profit = laba



2. PENDEKATAN PRODUKSI



Pendekatan produksi, dengan cara menjumlahkan nilai seluruh produk yang dihasilkan suatu negara dari bidang industri, agraris, ekstraktif, jasa, dan niaga selama satu periode tertentu. Nilai produk yang dihitung dengan pendekatan ini adalah nilai jasa dan barang jadi (bukan bahan mentah atau barang setengah jadi). Menurut metode ini, PDB adalah total output (produksi) yang dihasilkan oleh suatu perekonomian. Cara penghitungan dalam praktik adalah dengan membagi- bagi perekonomian menjadi beberapa sektor produksi (industrial origin). Jumlah output masing-masing sector merupakan jumlah output seluruh perekonomian. Hanya saja, ada kemungkinan bahwa output yang dihasilkan suatu sektor perekonomian berasal dari output sector lain. Atau bisa juga merupakan input bagi sektor ekonomi yang lain lagi. Dengan kata lain, jika tidak berhati-hati akan terjadi penghitungan ganda (double counting) atau bahkan multiple counting. Akibatnya angka PDB bias menggelembung beberapa kali lipat dari angka yang sebenarnya. Untuk menghindari hal tersebut, maka dalam perhitungan PDB dengan metode produksi, yang dijumlahkan adalah nilai tambah (value added) masing- masing sektor. Y = (PXQ)1 + (PXQ)2 +.....(PXQ)n Ket: Y = Pendapatan Nasional P = harga Q = kuantitas



3. PENDEKATAN PENGELUARAN



Pendekatan pengeluaran, dengan cara menghitung jumlah seluruh pengeluaran untuk membeli barang dan jasa yang diproduksi dalam suatu Negara selama satu periode tertentu. Perhitungan dengan pendekatan ini dilakukan dengan menghitung pengeluaran yang dilakukan oleh empat pelaku kegiatan ekonomi negara, yaitu: Rumah tangga (Consumption), pemerintah (Government), pengeluaran investasi (Investment), dan selisih antara nilai ekspor dikurangi impor ( ) Rumus menghitung pertumbuhan ekonomi adalah sebagai berikut : g = {(PDBs-PDBk)/PDBk} x 100% g = tingkat pertumbuhan ekonomi PDBs = PDB riil tahun sekarang PDBk = PDB riil tahun kemarin Menurut metode pengeluaran, nilai PDB merupakan nilai total dalam perekonomian selama periode tertentu. Menurut metode ini ada beberapa jenis agregat dalam suatu perekonomian: 1. Konsumsi Rumah Tangga (Household Consumption) Pengeluaran sektor rumah tangga dipakai untuk konsumsi akhir, baik barang dan jasa yang habis dalam tempo setahun atau kurang (durable goods) maupun barang yang dapat dipakai lebih dari setahun/barang tahan lama (nondurable goods). 2. Konsumsi Pemerintah (Government Consumption)



Yang masuk dalam perhitungan konsumsi pemerintah adalah pengeluaran-pengeluaran pemerintah yang digunakan untuk membeli barang dan jasa akhir (government expenditure). Sedangkan pengeluaran- pengeluaran untuk tunjangan-tunjangan sosial tidak masuk dalam perhitungan konsumsi pemerintah. 3. Pengeluaran Investasi (Investment Expenditure) Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTDB) merupakan pengeluaran sektor dunia usaha. Yang termasuk dalam PMTDB adalah perubahan stok, baik berupa barang jadi maupun barang setengah jadi. 4. Ekspor Neto (Net Export) Yang dimaksud dengan ekspor bersih adalah selisih antara nilai ekspor dengan impor. Ekspor neto yang positif menunjukkan bahwa ekspor lebih besar daipada impor. Perhitungan ekspor neto dilakukan bila perekonomian melakukan transaksi dengan perekonomian lain (dunia). Y = C + I + G + (X - M) Ket : Y = Pendapatan Nasional C = konsumsi masyarakat I = investasi G = pengeluaran pemerintah X = ekspor M = impor CONTOH SOAL PENDAPATAN NASIONAL 1). Suatu negara mempunyai pendapatan nasional sebagai berikut: Konsumsi masyarakat Rp. 80.000.000 pendapatan laba usaha Rp. 40.000.000 pengeluaran negara Rp. 250.000.000 pendapatan sewa Rp. 25.000.000 Pengeluaran Investasi Rp. 75.000.000 Ekspor Rp. 50.000.000 Impor Rp. 35.000.000 dari diatas hitunglah pendapatan nasional dengan pendekatan pengeluaran .....? jawab: Rumus pendapatan nasional dengan pendekatan pengeluaran : Y = C + I + G + (X - M) Y = 80.000.000 + 75.000.000 + 250.000.000 + (50.000.000 - 35.000.000) Y = 405.000.000 + 15.000.000 Y = 420.000.000 Keterangan : Y = Pendapatan Nasional C = Pengeluaran konsumsi Rumah Tangga Konsumen (RTK) I = Pengeluaran Investasi Rumah Tangga Produsen (RTP) G = Pengeluaran pemerintah dari Rumah Tangga Pemerintah (RTG) X = Ekspor M = Impor



Jadi jumlah pendapatan nasional dengan menggunakan pendekatan pengeluaran adalah Rp. 420 juta



a. b. c. d.



e.



2). Jika diketahui Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada tahun 2004 adalah Rp 131.101,6 Miliar. Pendapatan/Produk neto terhadap Luar Negeri Rp 4.955,7 Miliar, Pajak tidak Langsung Rp 8.945,6 Miliar, Penyusutan Rp 6.557,8 Miliar, Iuran Asuransi Rp 2,0 Miliar, Laba ditahan Rp 5,4 Miliar, Transfer Payment Rp 6,2 Miliar dan Pajak Langsung Rp 12,0 Miliar. Hitunglah : a). GNP b). NNP c). NI d). PI e). DI Jawab ; GNP = GDP + Produk Neto terhadap Luar Negeri = Rp 131.101,6 Miliar + Rp 4.955,7 Miliar = Rp 136.057,3 Miliar NNP = GNP – Penyusutan = Rp 136.057,3 Miliar – Rp 6.557,8 Miliar = Rp 129.499,5 Miliar NI = NNP – Pajak tidak Langsung= Rp 129.499,5 Miliar – Rp 8.945,6 Miliar = Rp 120.553,9 Miliar PI = (NI + Transfer Payment) – (iuran asuransi + iuran jaminan sosial + Laba di tahan + Pajak Perseorangan)= (Rp 120.553,9 Miliar + Rp 6,2 Miliar) – (Rp 2,0 Miliar + Rp 5,4 Miliar) = Rp 120.560,1 Miliar – Rp 7,4Miliar = Rp 120.552,7 Miliar DI = PI – Pajak Langsung = Rp 120.552,7 Miliar – Rp 12,0 Miliar = Rp 120.540,7 Miliar 2.5 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDEKATAN NASIONAL 1. Kualitas Sumber Daya Manusia : Sudah kita ketahui bahwa untuk menghitung besarnya pendapatan nasional, yaitu dengan pendekatan pendapatan yang diterima oleh pemilik faktor produksi. Salah satu komponen di dalam pendekatan tersebut adalah upah (W) yang diterima oleh pemilik faktor produksi tenaga kerja. Tenaga kerja yang unggul dan juga memiliki kompetensi sesuai bidang pekerjaannya bisa menerima upah yang lebih besar dibandingkan dengan tenaga kerja yang memiliki kemampuan rendah, hingga bisa memberikan kontribusi yang lebih besar terhadap pendapatan nasional. Kualitas tenaga kerja yang tinggi itu bisa diperoleh melalui proses pendidikan formal maupun juga pelatihan. Semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin memungkin kan pula untuk memperoleh jabatan pekerjaan yang lebih tinggi dan menghasilkan gaji yang besar atau semakin terlatih seseorang tenaga kerja maka akan semakin besar pula upah yang diterima. 2. Keadaan Sumber Daya Alam : Keadaan alam suatu negara akan mempengaruhi pendapatan nasional Negara tersebut. Keadaan alam meliputi keadaan geografis, sumber daya alam yang tersedia dan iklim suatu negara. Semakin banyak sumber daya alam di suatu negara dan digunakan untuk berproduksi maka akan semakin menghasilkan keuntungan yang banyak. Begitu juga dengan kondisi geografis dan iklim yang stabil (jarang terjadi bencana) memberikan peluang yang lebih besar untuk bisa menarik investor agar menanamkan modalnya di negara tersebut. Dengan kata lain, kondisi alam yang kondusif akan membantu meningkatkan pendapatan nasional.



3. Ketersediaan Modal : Modal memiliki andil yang sangat besar untuk meningkatkan pendapatan nasional. Suatu negara yang memiliki modal yang besar untuk mengolah sumber daya dan melakukan produksi maka bias dipastikan pendapatan nasionalnya akan tinggi, sementara negara yang kekurangan modal sehingga tidak bias melakukan kegiatan produksi maka pendapatan nasionalnya akan rendah. 4. Stabilisasi dan Kebijakan Yang Mantap : Kebijakan pemerintah harus lah jelas, adil dan tegas karena bila tidak maka akan menghambat jalannya roda perekonomian. Kebijakan yang baik harus di dukung juga oleh aparatur negara yang berkualitas agar pelaksanaan kebijakan bisa dilakukan oleh semua pihak dengan penuh rasa tanggung jawab. 5. Kesejahteraan Masyarakat : Masyarakat yang sejahtera akan memiliki daya beli yang tinggi, tingkat menabung dan investasi yang tinggi pula hingga bias menggulirkan roda perekonomian dan juga meningkatkan pendapatan nasional suatu negara. 2.6 PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL (Y) 1. PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL DENGAN PENDEKATAN DUA SEKTOR Perhitungan pendapatan keseimbangan 2 sektor terdiri dari variabel konsumsi (C) dan investasi(I). Y=C+I è (C = a + by) Y = (a + by) + I Y = a + by + I Y – by = a + I (1 – b)Y = a + I Y=a+I 1–b Contoh: Dimisalkan (dalam milyar rupiah) fungsi konsumsi (C) = 20 + 0,75Y dan besarnya investasi (I) = 10, maka besarnya pendapatan nasional dengan pendekatan 2 sektor adalah sebagai berikut. Jawab: Y=a+I 1–b = 20 + 10 1– 0,75 = 30 0,25 = 120 milyar rupiah 2. PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL DENGAN PENDEKATAN TIGA SEKTOR Perhitungan pendapatan keseimbangan 3 sektor terdiri dari variabel konsumsi (C) investasi (I), pengeluaran pemerintah (G), pajak (TX) dan pembayaran transfer (Tr). Y=C+I+G è (C = a + byd) Y = a + b (y – Tx +Tr) + I + G Y = a + by – bTx + bTr + I + G Y – by = a – bTx + bTr + I + G



(1 – b) Y = a – bTx + bTr + I + G Y = a – bTx + bTr + I + G 1–b Contoh: Dimisalkan (dalam milyar rupiah) fungsi konsumsi (C) = 20 + 0,75Y. Besarnya investasi (I) = 10, pengeluaran pemerintah (G) = 8, pajak (TX) = 6 dan pembayaran transfer (Tr) = 5, maka besarnya pendapatan nasional dengan pendekatan 3 sektor adalah sebagai berikut. Jawab: Y = a – bTx + bTr + I + G 1–b = 20 – 0,75(6) + 0,75(5) + 10+ 8 1 – 0,75 = 149 milyar rupiah 3. PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL DENGAN PENDEKATAN EMPAT SEKTOR Perhitungan pendapatan keseimbangan 3 sektor terdiri dari variabel konsumsi (C) investasi (I), pengeluaran pemerintah (G), pajak (TX) pembayaran transfer (Tr), ekspor (X) dan impor (M). Y = C + I + G (X – M) è (C = a + bYd => Yd = Y – Tx + Tr) Y = a + b (Y – Tx + Tr) + I + G + (X – M) Y = a + bY – bTx + bTr + I + G + (X– M) Y – bY = a – bTx + bTr + I + G + (X– M) (1 – b) Y = a – bTx + bTr + I + G + (X– M) Y = a – bTx + bTr + I + G + (X – M) 1–b Contoh: Dimisalkan (dalam milyar rupiah) fungsi konsumsi (C) = 20 + 0,75Y. Besarnya investasi (I) = 10, pengeluaran pemerintah (G) = 8, pajak (TX) = 6, pembayaran transfer (Tr) = 5, ekspor (X) = 4 dan impor (M) = 3, maka besarnya pendapatan nasional dengan pendekatan 3 sektor adalah sebagai berikut. Jawab: Y = a – bTx + bTr + I + G + (X – M) 1–b = 20 – 0,75(6) + 0,75(5) + 10+ 8 + (4-3) 1 – 0,75 = 153 milyar rupiah



2.7



PERHITUNGAN ANGKA PENGGANDA (K) Uraian mengenai proses multiplier dengan menggunakan contoh angka dapat menerangkan bagaimana proses tersebut wujud, tetapi tidak menerangkan secara jelas bagaimana menentukan besarnya nilai multiplier. Penghitungan nilai multiplier dapat dengan lebih mudah dilakukan dengan menggunakan aljabar.



Dalam perekonomian tiga sektor, perubahan perbelanjaan agregat bukan saja diakibatkan oleh perubahan dalam investasi, tetapi juga oleh pajak dan pengeluran pemerintah. Besarnya nilai multiplier dari perubahan berbagai faktor tersebut akan diterangkan dalam uraian berikut ini. Empat jenis multiplier akan ditentukan besarnya, yaitu: multiplier investasi, pengeluaran pemerintah, pajak dan anggaran belanja seimbang. Penghitungan nilai multiplier yang akan diterangkan menggunakan pemisalan-pemisalan di bawah ini: 1. Fungsi konsumsi adalah C = a + bYd. 2. Dua bentuk sistem pajak akan digunakan. Dalam contoh yang pertama pajaknya adalah pajak tetap, yaitu T = Tx, sedangkan dalam contoh kedua pajaknya adalah pajak proporsional, yaitu: T = tY. 3. Fungsi investasi yang asal adalah I dan fungsi pengeluaran pemerintah yang asal adalah G. Ysekarang = Ysebelum + Tambahan Y (∆Y) ∆Y = K . ∆I Dimana K adalah angka pengganda. 1. PERHITUNGAN ANGKA PENGGANDA DENGAN PENDEKATAN DUA SEKTOR Contoh: Dimisalkan (dalam milyar rupiah) fungsi konsumsi (C) = 20 + 0,75Y dan besarnya investasi (I) = 10, maka pendapatan keseimbangan sebesar 120. Apabila terdapat tambahan investasi sebesar 2, maka pendapatan sekarang adalah sebagai berikut: Jawab: ∆Y = K . ∆I ∆Y = 4 . 2 = 8 Ysekarang = Ysebelum + Tambahan Y (∆Y) Ysekarang = 120 + 8 = 128 milyar rupiah



1. 2. 3. 4. 1.



1.



1.



2. PERHITUNGAN ANGKA PENGGANDA DENGAN PENDEKATAN TIGA SEKTOR Contoh: Dimisalkan (dalam milyar rupiah) fungsi konsumsi (C) = 20 + 0,75Y. Besarnya investasi (I) = 10, pengeluaran pemerintah (G) = 8, pajak (T X) = 6 dan pembayaran transfer: (Tr) = 5. Ditanya: Berapa pendapatan sekarang (Ysek), apabila terdapat tambahan pajak sebesar 2. Berapa pendapatan sekarang (Ysek), apabila terdapat tambahan pembayaran transfer sebesar 2. Berapa pendapatan sekarang (Ysek), apabila terdapat tambahan investasi sebesar 2. Berapa pendapatan sekarang (Ysek), apabila terdapat tambahan pengeluaran pemerintah sebesar 2. Jawab: Apabila terdapat tambahan pajak ∆Y = K . ∆I ∆Y = (-3) . 2 = -6 Ysekarang = Ysebelum + Tambahan Y (∆Y) Ysekarang = 120 + (-6) = 114 milyar rupiah Apabila terdapat tambahan pembayaran transfer ∆Y = K . ∆I ∆Y = 3 . 2 = 6 Ysekarang = Ysebelum + Tambahan Y (∆Y) Ysekarang = 120 + 6 = 126 milyar rupiah Apabila terdapat tambahan investasi ∆Y = K . ∆I ∆Y = 4 . 2 = 8 Ysekarang = Ysebelum + Tambahan Y (∆Y)



Ysekarang = 120 + 8 = 128 milyar rupiah 1. Apabila terdapat tambahan pengeluaran pemerintah ∆Y = K . ∆I ∆Y = 4 . 2 = 8 Ysekarang = Ysebelum + Tambahan Y (∆Y) Ysekarang = 120 + 8 = 128 milyar rupiah



1. 2. 3. 4. 5. 6. 1.



1.



1.



1.



1.



1.



3. PERHITUNGAN ANGKA PENGGANDA DENGAN PENDEKATAN EMPAT SEKTOR Contoh: Dimisalkan (dalam milyar rupiah) fungsi konsumsi: C = 20 + 0,75Y. Besarnya investasi (I) = 10, pengeluaran pemerintah (G) = 8, pajak (TX) = 6, pembayaran transfer (Tr) = 5, ekspor (X) = 4 dan impor (M) = 3. Ditanya: Berapa pendapatan sekarang (Ysek), apabila terdapat tambahan pajak sebesar 2. Berapa pendapatan sekarang (Ysek), apabila terdapat tambahan pembayaran transfer sebesar 2. Berapa pendapatan sekarang (Ysek), apabila terdapat tambahan investasi sebesar 2. Berapa pendapatan sekarang (Ysek), apabila terdapat tambahan pengeluaran pemerintah sebesar 2. Berapa pendapatan sekarang (Ysek), apabila terdapat tambahan ekspor sebesar 2. Berapa pendapatan sekarang (Ysek), apabila terdapat tambahan impor sebesar 2. Jawab: Apabila terdapat tambahan pajak ∆Y = K . ∆I ∆Y = (-3) . 2 = -6 Ysekarang = Ysebelum + Tambahan Y (∆Y) Ysekarang = 120 + (-6) = 114 milyar rupiah Apabila terdapat tambahan pembayaran transfer ∆Y = K . ∆I ∆Y = 3 . 2 = 6 Ysekarang = Ysebelum + Tambahan Y (∆Y) Ysekarang = 120 + 6 = 126 milyar rupiah Apabila terdapat tambahan investasi ∆Y = K . ∆I ∆Y = 4 . 2 = 8 Ysekarang = Ysebelum + Tambahan Y (∆Y) Ysekarang = 120 + 8 = 128 milyar rupiah Apabila terdapat tambahan pengeluaran pemerintah ∆Y = K . ∆I ∆Y = 4 . 2 = 8 Ysekarang = Ysebelum + Tambahan Y (∆Y) Ysekarang = 120 + 8 = 128 milyar rupiah Apabila terdapat tambahan ekspor ∆Y = K . ∆I ∆Y = 4 . 2 = 8 Ysekarang = Ysebelum + Tambahan Y (∆Y) Ysekarang = 120 + 8 = 128 milyar rupiah Apabila terdapat tambahan impor ∆Y = K . ∆I



∆Y = (-4) . 2 = -8 Ysekarang = Ysebelum + Tambahan Y (∆Y) Ysekarang = 120 + (-8) = 112 milyar rupiah •























2.8 MANFAAT PENDEKATAN NASIONAL Menilai perkembangan ekonomi suatu negara dari waktu ke waktu Dari sini kita dapat membandingkan peranan suatu pemimpin atau penggerak ekonomi bangsa, juga untuk mengetahui kelemahan atau kesalahan yang pernah terjadi dari segi ekonomi untuk dikoreksi di masa selanjutnya. Menilai prestasi ekonomi suatu bangsa Pendapatan nasional menjadi tolak ukur kesuksesan dan kemakmuran suatu bangsa. Yang menjadi penghargaan ketika pendapatan nasional suatu negara itu tinggi. Membandingkan perekonomian dengan negara lain Di samping mencari celah untuk meningkatkan perekonomian negara sendiri, membandingkan perekonomian dengan negara lain juga merupakan suatu kebanggaan tersendiri ketika perekonomian di Negara sendiri mempunyai peringkat yang lebih tinggi. Menerangkan struktur perekonomian negara Jenis-jenis pendapatan nasional dapat menjadi tolak ukur untuk mengetahui dimana kelemahan perekonomian yang perlu di evaluasi. Hal ini juga dapat menyatakan persentase pendapatan nasional berdasarkan jenis pendapatan (income) maupun produksi (product) Mengetahui pertumbuhan ekonomi dan pendapatan perkapita Pentingnya melakukan evaluasi terhadap perekonomian negara agar perekonomian mengalami peningkatan setiap tahunnya. Dapat membantu merumuskan kebijakan pemerintah Pentingnya elemen-elemen yang melakukan pergerakan dari bawah, untuk menyadarkan pemerintah seberapa pentingnya perekonomian suatu negara. Masyarakat dapat beropini, memberikan masukan untuk meningkatkan kualitas perekonomian.



BAB III PENUTUP Kesimpulan Perhitungan pendapatan nasional dapat dilakukan dengan tiga pendekatan, yaitu: pendekatan pendapatan, pendekatan produksi dan pendekatan pengeluaran. Pendekatan pendapatan dilakukan dengan menghitung jumlah pendapatan yang diterima oleh faktor-faktor produksi, yaitu tenaga kerja, tanah, modal, dan skill.



Pendekatan produksi dilakukan dengan menghitung jumlah barang dan jasa yang diproduksi berdasarkan sektor lapangan usaha yang terdiri dari 9 sektor utama. Pendapatan perkapita adalah pendapatan rata-rata untuk masing-masing penduduk dalam suatu negara selama satu tahun. Dengan kata lain, pendapatan perkapita adalah nilai jumlah barang dan jasa yang tersedia bagi setiap penduduk suatu negara dalam satu tahun.



DAFTAR PUSTAKA https://febrihidayatullah.wordpress.com/2012/04/24/pengertian-pendapatan-nasional/ http://stevanimanuhutu.blogspot.co.id/2015/03/pengertian-pendapatan-nasional.html/ http://www.definisi-pengertian.com/2015/06/pengertian-konsep-pendapatan-nasional.html



http://www.softilmu.com/2015/11/pengertian-konsep-manfaat-pehitungan-pendapatannasional-adalah.html http://pelita-dunia27.blogspot.co.id/2013/03/manfaat-pendapatan-nasional.html http://pengayaan.com/5-faktor-yang-mempengaruhi-pendapatan-nasional/ https://gatrickflash.wordpress.com/2012/11/18/faktor-faktor-yang-mempengaruhipendapatan-nasional/ http://dhauslaode.blogspot.com/2013/02/rumus-menghitung-pendapatan-nasional.html