Makalah Perkembangan Filsafat Zaman Romawi Kuno [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PERKEMBANGAN FILSAFAT PADA ZAMAN ROMAWI KUNO diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Sains



Dosen Pengampu : Dr. Ana Ratnawulan, S.Pd., M.Pd



Disusun oleh : Anggia Fitri Damayanti



2008179



Azzahra Nabila Dwi K



2000604



Siti Nur Shifa Solihat



2009387



Pendidikan Biologi B 2020



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI DEPARTEMEN PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG 2020



i



DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL…...…………………………………………………………………….i DAFTAR ISI…….…………………………………………………………………………..2



BAB I



3



LATAR BELAKANG



3



BAB II



4



PEMBAHASAN DAN ISI



4



A. Cikal Bakal Filsafat Zaman Romawi Kuno



4



B. Karakteristik Filsafat Zaman Romawi Kuno



5



C. Ahli Filsafat pada Zaman Romawi Kuno



6



D. Perkembangan Filsafat Sains Zaman Romawi Kuno



8



BAB III



11



PENUTUP (SIMPULAN DAN SARAN)



11



2



BAB I LATAR BELAKANG Ilmu Filsafat semakin berkembang seiring dengan kemajuan zaman. Bahkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini tidak luput dari pengaruh filsafat. Sejarah kelahiran filsafat perlu dikaji agar semua orang tahu apa pengaruh dan peran filsafat untuk ilmu pengetahuan. Ilmu Filsafat pada awalnya berkembang pada masa Yunani Kuno, kemudian berkembang pula pada zaman Romawi Kuno. Ilmu Filsafat pada zaman Romawi Kuno tidak bisa dilupakan pengaruhnya untuk perkembangan ilmu filsafat dan ilmu pengetahuan saat ini. Pada zaman Romawi Kuno, banyak ahli Filsafat atau filsuf yang berkontribusi dalam perkembangan ilmu pengetahuan seperti Lucretius, Cicero, Seneca, dan lain sebagainya. Para filsuf ini banyak menyumbang pemikiran-pemikiran yang membangun peradaban. Pada periode 100 sampai dengan 367 Sebelum Masehi, Romawi memiliki dua bentuk yang berbeda dari pemerintahan. Hingga sampai 509 Sebelum Masehi Romawi menjadi Monarki dengan struktur politik yang terdiri dari seorang Raja, sebuah Senat, dan sebuah Majelis. Kemudian Romawi menjadi sebuah Republik dengan struktur politik yang terdiri dari senat, sebuah hakim dan sebuah majelis sebelum akhirnya bentuk pemerintahan menjadi kekaisaran. Pemerintahan kekaisaran Romawi ini bertahan selama kira-kira 500 tahun, dua abad pertama kekaisaran ditandai dengan periode kemakmuran dan periode peningkatan kekacauan. Selain itu peradaban Romawi punya andil yang besar pula dalam perkembangan bahasa, agama, tata kemasyarakatan, teknologi, hukum, ketatanegaraan dan lain sebagainya.



3



4



BAB II PEMBAHASAN DAN ISI A. Cikal Bakal Filsafat Zaman Romawi Kuno Lahirnya Romawi kuno tidak bisa lepas dari peran zaman Yunani. Cikal bakal peradaban ini adalah perkampungan suku bangsa italik di jazirah Italia. Kurang Lebih sekitar tahun 700 SM. Manusia zaman perunggu yang disebut manusia Villanova mulai dipengaruhi oleh orang Yunani dan Fenisians yang berlayar di sekitar Laut Tengah. Dan mereka mulai melakukan berbagai hal dengan meniru orang Yunani dan Fenisia. Banyak Sejarawan yang menyebut bahwa suku bangsa ini bernama bangsa Etruria, karena ada dugaan orang Etruria dating dari Asia Barat, hal ini karena ada (sejarawan Herodotos) yang menceritakan kisah mengenai sejumlah orang yang datang dari Asia barat, yaitu bangsa Lydia, yang mungkin merupakan bangsa Etruria. Bangsa Etruria ini tinggal dan berkembang di Italia utara, dan mereka belajar dari orang Yunani dan Fenisia, pada saat itu mereka berhasil mengetahui cara melakukan berbagai hal yang tidak diketahui oleh orang Latin di kota Roma dan sekitarnya. Orang-orang Etruria membangun kota-kota dengan tembok batu yang sangat kokoh, dan mereka juga membangun kuil batu besar dan menempatkan patung besar di dalamnya. Pada sisi lain kota, mereka menggali dan membangun kanal serta parit untuk mengairi lading-ladang mereka. Kemudian mereka juga mahir dalam mengorganisir pemerintahan yang dipimpin oleh seorang raja. Kondisi tersebut membuat mereka dengan cepat berkembang dan bangsa-bangsa lain di Italia mulai meniru cara-cara Etruria dalam melakukan berbagai hal dalam kehidupan. Semakin hari, kota tersebut semakin ramai karena banyak pula orang Yunani yang datang ke Italia dan mendirikan kota-kota Yunani di sana. Mereka mendirikan pos-pos perdagangan, namun seiring waktu jumlah mereka semakin banyak dan mereka pun mulai melakukan pertanian. Orang Yunani mendirikan kota Napoli yang kemudian menjadi Pelabuhan penting hingga masa kini.



5



Lambat laun, Lahirlah kekaisaran Romawi atau imperium Romanum. Pada dasarnya imperium ini adalah sebuah entitas politik yang pernah berkuasa di Italia dan Roma sebagai pusat pemerintahannya. Walaupun kota Roma Sudah berdiri sejak tahun 753 SM, perlu waktu 500 tahun bagi pemerintah Romawi untuk meneguhkan kekuasaan hingga melewati semenanjung Italia. Dalam proses memperluas kekuasaannya, Romawi berbenturan dengan Kartago ( pemerintahan yang didirikan tahun 814 SM oleh bangsa Fenisia). Akibatnya, kedua berperang dalam sebuah peperangan yang disebut Perang Punic (264-241 SM). Perang ini berakhir dengen direbutnya kota Kartago oleh Romawi pada tahun 146 SM, yang menandai permulaan dari dominasi pemerintahaan Romawi di Eropa, yang terus berkuasa dengan kekuasaan tertinggi selama enam abad berikutnya. Selama berdirinya imperium Romawi ini, Julius caesarlah kaisar Romawi yang paling sempurna ( walaupun Roma masih merupakan sebuah republik bahkan semasa hidupnya jabatan kaisar belum dibentuk hingga ia meninggal.ia memerintah republik Romawi beberapa tahun setelah penaklukan kekuatan terakhir bangsa galia di bukit alesia, hingga kematian tragisnya di sidang senat pada 44 SM. Kekaisaran Romawi yang sudah berabad abad menguasai daratan Eropa dan menjadi kekuatan penting dunia yang tidak terkalahkan. Orang Romawi mulai mempelajari filsafat sejak sekitar 200 SM. Ketika itu, bangsa Romawi menaklukan Yunani, bangsa Roamwi menyadari bahwa filsuf Yunani semacam Sokrates, Plato, dan Aristoteles telah banyak berkontribusi untuk filsafat. Beberapa orang romawi menjadi tertarik dan pada sekitar 50 SM, bangsa Romawi mulai menulis filsafat mereka sendiri, meskipun Sebagian besarnya masih merupakan terjemahan dari Bahasa Yunani ke Bahasa latin.



B. Karakteristik Filsafat Zaman Romawi Kuno Filsafat Romawi tidak hanya mencakup filsafat yang ditulis dalam bahasa Latin, tetapi juga filsafat yang ditulis dalam bahasa Yunani oleh warga Romawi. Penulis bahasa



6



Latin awal yang penting termasuk Lucretius, Cicero, dan Seneca yang lebih muda. Bahasa Yunani, bagaimanapun, adalah bahasa yang lebih populer untuk menulis tentang filsafat, sehingga Kaisar Romawi Marcus Aurelius memilih untuk menulis Renungannya dalam bahasa Yunani. Belakangan, dengan penyebaran agama Kristen di dalam Kekaisaran Romawi, muncullah filosofi Kristen Santo Agustinus dari Hippo. Salah satu penulis filsafat kuno terakhir adalah Boethius, yang tulisannya merupakan sumber utama informasi mengenai filsafat Yunani selama abad-abad pertama Abad Pertengahan. Sementara filsuf biasanya dikategorikan menurut sekolah, beberapa filsuf zaman Romawi menganut kepercayaan eklektik, mengambil ajaran lebih dari satu aliran. Mazhab hukum Sabinian dan Proculean, dua mazhab pemikiran hukum terbesar di zaman Romawi. Aliran filsafat pada zaman Romawi Kuno sendiri terbagi menjadi tiga yaitu aliran Stoisisme, Epicureanisme dan Skeptisme.



C. Ahli Filsafat pada Zaman Romawi Kuno 1. Lucretius. Dia mengikuti pandangan filsafat Epikurean Yunani. Dia menulis sebuah syair panjang berjudul Sifat Benda, yang menjelaskan mengenai filsafat Epikurean dalam bahasa latin untuk orang yang tidak bisa berbahasa Yunani. Lucretius tertarik pada filsafat Epikurean. Seperti pendukung Epikurean lainnya, Lucretius percaya bahwa bahkan jika para dewa menciptakan dunia, hal-hal alami di dunia -siang dan malam, cuaca, gerhana, kelahiran - terjadi secara alami, dan tidak diatur oleh para dewa. Kematian, dalam pemikiran Lucretius, hanyalah akhir dari kesadaran. Dia sama sekali tidak percaya adanya kehidupan setelah mati. Kehidupan setelah mati adalah pertanyaan penting bagi Lucretius karena pada masanya banyak orang di Asia barat dan Mediterania mulai mempercayai kehidupan setelah mati dengan surga dan neraka. Tidak hanya Epikurean, tetapi juga para penganut Buddha, Zoroaster, Kristen, para filsuf Platonis, dan orangorang Gnostik juga banyak memikirkan kehidupan setelah mati pada masa ini.



7



Seperti penganut Epikurean lainnya, Lucretius juga percaya bahwa segalanya terbuat dari partikel kecil yang disebut atom, yang saling bergabung dengan cara-cara berbeda untuk membentuk bermacam-macam benda. Pada masa kini ini terbukti benar. Namun Lucretius tidak memiliki mikroskop elektron, jadi dia tidak dapat mengetahui kebenaran mengenai atom - dia hanya mengetahuinya sebagai teori. Prestasi utama Lucretius adalah bahwa dia menulis sebuah puisi yang panjang, yaitu Mengenali Benda, tentang filsafat Epikurean dalam bahasa Latin, yang sebelumnya hanya ditulis dalam bahasa Yunani. Ini memungkinkan para filsuf Barat yang tidak dapat berbahasa Yunani dapat mengerti prinsip pemikiran Epikurean. Lucretius kemungkinan meninggal sekitar tahun 54 SM, ketika Julius Caesar memulai karirnya. Lucretius mati muda, dia hanya hidup hingga usia 43 tahun. Dia kemungkinan meninggal tanpa sempat menyelesaikan karya besarnya, karena meskipun diterbitkan, banyak bagiannya yang tidak lengkap. Banyak orang, termasuk Cicero dan Vergilius, yang membaca dan mengapresiasi puisi panjang Lucretius setelah dia meninggal. Namun tidak lama kemudian, karena semakin banyak orang yang mempercayai kehidupan setelah mati, Lucretius pun mulai dilupakan, hingga akhirnya orang menemukan kembali puisinya pada masa Renaisans, 1500 tahun kemudian. 2. Cicero. Menulis filsafat pada waktu yang hampir sama dengan Lucretius. Cicero merupakan filsuf skeptis. Seperti orang Skeptis lainnya, Cicero berpikir bahwa kita harus mempertanyakan setiap gagasan atau fakta yang kita dapatkan, dan harus selalu bertanya, "Bagaimana mereka tahu itu?" atau "Bagaimana mereka yakin?" atau "Bagaimana dengan hal lainnya?". Cicero mencoba menggunakan filsafat untuk membuat manusia berpikir lebih logis, supaya mereka bisa lebih baik dalam membuat keputusan dalam pemerintahan. Namun Cicero juga mengikuti beberapa gagasan Stoik, terutama bahwa manusia harus mencoba menjadi sebaik mungkin. 8



Cicero mengikuti filsafat Stoik. Cicero ikut memberikan ide-idenya sendiri ke dalam Stoik. Dalam bukunya, "Dalam Tugas", Dia adalah salah seorang filsuf pertama yang mengeluarkan gagasan bahwa setiap orang memiliki tugas moral untuk memberikan keadilan bagi semua orang - semua manusia - tidak peduli apakah mereka orang Romawi atau bukan, dan tidak peduli apa yang sedang terjadi. Gagasan penting Cicero adalah bahwa setiap orang memiliki hak karena mereka mereka manusia. 3. Seneca. Menulis esai mengenai filsafat Stoik. Seneca beranggapan bahwa manusia tidak boleh menghabiskan waktu untuk hal-hal yang tidak penting. Manusia seharusnya mempergunakan waktunya dengan baik, membuat dunia menjadi lebih baik, dan memperluas pemikiran dengan mempelajari filsafat. 4. Epictetus. Epictetus mencetuskan teori stoisisme. Stoisisme didasarkan pada ide bahwa tujuan hidup adalah hidup selaras dengan alam. Alam itu sendiri didefinisikan sebagai keseluruhan kosmos, termasuk rekan-rekan kita sesama manusia. Filsuf stoik Epictetus memberikan jawaban–jawaban yang bisa membantu kita mengantisipasi berbagai kemungkinan dan mempersiapkan kita menghadapi apa yang akan datang. Dia mengatakan dalam “Enchiridion”: “Ketika engkau hendak melakukan suatu perbuatan, ingatkan dirimu perbuatan macam apa itu. Jika engkau hendak pergi ke pemandian, ingat-ingat dalam benakmu apa yang mungkin terjadi di pemandian—ada orang yang bersimbur-simburan, orang yang dorong-dorongan, orang yang menghina, orang yang mencuri. Dan engkau akan melakukan perbuatan dengan lebih aman jika sejak awal engkau mengatakan, ‘Aku ingin mandi dan menjaga pilihan-pilihanku sesuai dengan alam’; begitu pula untuk setiap perbuatan yang lain.”



9



Contoh Epictetus tentang pemandian Romawi bisa diadaptasi dalam konteks kontemporer dengan mempertimbangkan segala macam hal yang mungkin terjadi di tempat kerja, ketika menglaju, atau di rumah. Epictetus memberitahu kita agar siap menghadapi berbagai situasi dengan sikap realistis terhadap hal-hal sebagaimana adanya. Dalam semua itu, apa yang diingatkan para filsuf itu kepada kita adalah hidup selaras dengan alam berarti menyadari bahwa orang paling sulit yang kita temui bisa jadi sama seperti kita—seseorang mungkin sedang berjuang melawan kesedihan dan kenestapaannya sendiri. Dengan menyadari ini, akan lebih mudah untuk memaafkan mereka yang tidak sejalan dengan kita. Namun lebih dari itu, barangkali, ini memudahkan kita untuk lebih pemaaf terhadap diri sendiri. Ini membantu kita memahami soal penderitaan dan tentang makna menjadi manusia. 5. Plotinos. Sekitaran waktu Yesus hidup, para filsuf (dan orang awam) di Aisa Barat dan Kekaisaran Romawi mulai berpikir tentang apa yang akan terjadi setelah kematian, dan hal ini penting bagi kaum Kristen dan orang Gonstik. Tidak lama setelah itu, para filsuf Romawi mengembangkan gagasan bahwa setelah seseorang mati, maka dia akan bergabung menjadi satu dengan Tuhah, dengan suatu kekuatan ilahi. Para Neoplatonis juga berpikir bahwa segala sesuatu berasal dari kekuatan ilahi ini, yang kadang-kadang merakea sebut yang Esa. Para filsuf memperoleh gagasan ini dari ide Plato dalam bentuk yang lebih sempurna, sehingga disebut pula Neoplatonisme (Ajaran Plato Baru). Filsuf penting dari aliran ini adalah Plotinos, yang lahir sekitar tahun 204 M. Plotinos berkata bahwa yang pertama muncul dari yang Esa adalah angka, yang merupakan hal terdekat pada kesempurnaan. Setelah angka, muncul bentuk, lalu benda mati, dan kemudian makhluk hidup. Setelah



Plotinos



meninggal



pada



memperdalam



gagasan



Neoplatonisme.



270 Tapi



M,



murid-muridnya



gagasan



mereka



terus tentang



penggabungkan dengan kekuatan ilahi menjadi bercampur dengan gagasan orang 10



Gnostik tentang sihir, dan dalam beberapa cara Neoplatonisme pada masa selanjutnya lebih tentang sihir daripada filsafat. 6. Epicuros. Ia berpendapat bahwa dunia ini bukan dijadikan dan dikuasai dewa-dewa, melainkan digerakkan oleh hukum-hukum fisika. Segala yang terjadi disebabkan oleh sebab-sebab kausal dan mekanis. Tidak perlu dewa-dewa di ikut sertakan dalam hal peredaran alam ini. Manusia merdeka dan berkuasa sendiri untuk menentukan nasibnya. Segala fatalisme berdasar kepada kepercayaan yang keliru. Manusia sesudah mati tidak hidup lagi, dan hidup di dunia ini terbatas pula lamanya, maka hidup itu adalah barang sementara yang tidak ternilai harganya. Sebab itu, menurutnya hidup adalah untuk mencari kesenangan. 7. Zeno. Zeno berpendapat bahwa tak ada sesuatu yang disebut kebetulan dan bahwa jalannya alam sudah ditetapkan secara ketat oleh hukum-hukum alam. Zeno berpendapat bahwa Tuhan tidak terpisah dari dunia, Ia adalah jiwa dunia, dan kita semua memiliki sebagian dari Api Ilahi. Segala sesuatu adalah bagian dari satu sistem tunggal, yang disebut alam,kehidupan individu adalah baik jika selaras dengan alam. Setelah Zeno meninggal, ajarannya dilanjutkan oleh Cleanthes, Chrysippus, dan Panaetius. 8. Pyrrho. Ia mengemukakan teori skeptisesme bahwa mustahil terdapat landasan rasional apapun untuk memilih rangkaian tindakan yang satu dari pada lainnya. Di dalam praktik, ini bisa diartikan bahwa seseorang bisa saja cocok dengan adat istiadat negeri manapun yang ia tempati. Seorang pengikut di zaman modern mungkin bisa pergi ke gereja pada hari Minggu dan berdoa dengan sikap berlutut



11



sebaik-baiknya, tetapi tanpa keyakinan relegius apapun bisa mengilhami tindakannya. Skeptisisme adalah pelipur bagi manusia pemalas, sebab dalam ajaran ini menganggap orang bodoh sama bijaknya dengan cendikiawan yang benar-benar terpelajar. Skeptisisme bertujuan dan dianggap sebagai penawar kecemasan. Untuk apa memusingkan diri mengenai masa depan jika masa depan sama sekali tidak pasti. Engkau bisa menikmati masa kini. “apa yang terjadi masih belum pasti”. Karena alasan inilah, Skeptisisme mengalami kesuksesan luar biasa di tengah masyarkat umumnya.



D. Perkembangan Filsafat Zaman Romawi Kuno Filsafat Romawi kuno sangat dipengaruhi oleh orang Yunani kuno dan aliran filsafat Helenistik; Namun, perkembangan unik dalam aliran pemikiran filosofis terjadi selama periode Romawi juga. Ketertarikan pada filsafat pertama kali muncul di Roma pada tahun 155 SM. oleh kedutaan Athena yang terdiri dari Academic Skeptic Carneades, Stoic Diogenes of Babylon, dan Peripatetic Critolaus. Selama waktu ini Athena menurun sebagai pusat pemikiran intelektual sementara situs baru seperti Aleksandria dan Roma menjadi tuan rumah berbagai diskusi filosofis. Perkembangan filsafat sangat pesat pada masa Hellenisme. Hal ini ditandai dengan perubahan bentuk filsafat dari filsafat teoritis menjadi filsafat praktis dan membuat filsafat menjadi bagian dari seni hidup. Berbagai aliran yang muncul pada saat itu yang semuanya bertujuan untuk menentukan cita-cita hidup manusia. Pada masa pemerintahan pemerintahan Alexander (masa helenisme) garis besar filsafat dapat dibagi menjadi dua, masa Etik dan Masa Religi. Aliran yang bersifat Etis diantaranya adalah aliran Stoa, Epikorus, dan Skeptis. Sedangkan yang termasuk aliran yang diwarnai agama (Religi) diantaranya Neoplatonisme. 1.



Periode Etik (341 SM) Pada periode ini, aliran filsafat terbagi menjadi tiga yaitu aliran Epicureanisme,



Stoisisme, dan Skeptisme. Aliran Epicureanisme adalah aliran atau sistem filsafat yang



12



didasarkan pada ajaran Epikuros. Materialismenya membuatnya menentang takhayul dan campur tangan para dewa. Aliran Stoisisme adalah aliran yang mencetuskan lima poin utama. Pertama, menggabungkan ajaran filsuf kuno dengan pemikiran Plato & Aristoteles. Kedua, berpikir bahwa manusia harus hidup selaras dengan alam, mengendalikan afeksinya, menanggung penderitaan secara renang dan menjadikan rasa puas dengan kebaikan sebagai sumber kebahagiaan. Ketiga, percaya bahwa dalam dirinya ada Tuhan sebagai perencana segala yang terjadi. Keempat, memandang kehidupan dengan memerhatikan emosi manusia. Kelima, menganjurkan kesamaan semua manusia yang merupakan kosmopolitanisme tertentu. Sedangkan aliran Skeptisme, berasal dari nama “Skeptis” diberikan karena mereka kritis terhadap para filosof klasik sebelumnya. Ajarannya dibangun dari berbagai ajaran lama, kemudian dipilih dan disatukan.



a)



Contoh filsuf periode Etik : Epikuros – aliran Epicureanisme (341 SM)



b)



Zeno – aliran Stoisisme (300 SM)



c)



Cleanthes – aliran Stoisisme (300 SM)



d)



Chrysippus – aliran Stoisisme (280 SM)



e)



Panaetius – aliran Stoisisme (280 SM)



f)



Pyrrho – aliran Skeptisme (275 SM)



2.



Periode Religi (204 SM) Didorong oleh perasaan dan keadaan bangsa Yunani dan bangsa lainnya yang



senantiasa merasa tertekan di bawah kekuasaan kerajaan Roma, maka ajaran Etik tidak dapat memberikan jalan keluar. Kemudian perasaan agamalah yang akhirnya muncul



13



sesudah beberapa abad terpendam dapat mengobati jiwa yang terluka. Mulai dari sinilah pandangan filsafat berbelok arah, dari otak turun ke hati. Keinginan untuk mengabdi kepada Tuhan hidup kembali. Perasaan menyerah kepada Tuhan Yang Maha Kuasa memberikan kesenangan rohani. Perasaan bimbang hilang, cinta terikat kepada Tuhan Yang Maha Tinggi. Soal rasio tidal ada lagi, soal irasionalisme-lah yang muncul kemudian. Dengan sendirinya, fakultas filsafat berkembang ke jurusan mistik. Perasaan mistik tidak dapat dipupuk dengan pikiran yang rasional, melainkan dengan jiwa yang murni. Pada periode ini, ada tiga aliran yang berperan, yaitu aliran Neo-Pythagoras, aliran Philon, Neo-Platonisme. 1. Aliran Neo-Phytagoras Dinamakan Neo Phitagoras karena ia berpangkal pada ajaran Pyithagoras yang mendidik kebatinan dengan belajar menyucikan roh. Yang mengajarkannya ialah mula-mula ialah Moderatus dan Gades, yang hidup dalam abad pertama tahun masehi. Ajaran itu kemudian diteruskan oleh Nicomachos dari Gerasa. Untuk mendidik perasaan cinta dan mengabdi kepada Tuhan, orang harus menghidupkan dalam perasaannya jarak yang jauh antara Tuhan dan manusia. Makin besar jarak itu makin besar cinta kepada Tuhan. Dalam mistik ini, tajam sekali dikemukakan perbedaan antara Tuhan dan manusia, Tuhan dan barang. Bedanya Tuhan dan manusia digambarkan dalam mistik neo Pythagoras sebagai perbedaan antara yang sebersih-bersihnya dengan yang bernoda. Yang sebersihbersihnya adalah Tuhan, yang bernoda ialah manusia. Menurut mereka, Tuhan sendiri tidak membuat bumi ini. sebab apabila Tuhan membuat bumi ini , berarti ia mempergunakan barang yang bernoda sebagai bahannya. Dunia ini dibuat oleh pembantunya, yaitu Demiourgos. Kaum ini percaya bahwa jiwa ini akan hidup selama-lamanya dan pindah-pindah dari angkatan makhluk turun temurun. Kepercayaan inilah yang menjadi pangkal ajaran mereka tentang inkarnasi. 2. Aliran Philon



14



Pokok pandangan filsafatnya ialah hubungan manusia dengan Tuhan. Baginya Tuhan Maha Tinggi, Tuhan hanya diketahui dari kata-kata di kitab suci, alam, dan sejarah, serta Tuhan tidak dapat diketahui oleh panca indera manusia. Karena kedudukan Tuhan tinggi, perlu ada perantara yang menghubungkan Tuhan dengan alam. Makhluk utama yang terdekat dengan Tuhan ialah “Logos”. Logos ialah sumber dari segala cita-cita, wujud nyata penjelmaan akal Tuhan. Kewajiban manusia menurut mereka adalah mendekati Tuhan, mengabdi, dan bersatu dengan Tuhan. 3. Aliran Neoplatonisme Neoplatonisme dipandang sebagai puncak terakhir filsafat Yunani. Platonisme sangat mementingkan kesatuan semua makhluk yang ada, bersama-sama merupakan keseluruhan yang tersusun sebagai suatu hirarki. Pada puncak yang satu terdapat “yang satu” (to hen) yaitu Allah. Setiap taraf dalam hirarki berdasarkan berasal dari taraf lebih tinggi yang paling berdekatan denganya. Taraf satu berasal dari taraf lain melalui jalan pengeluaran atau “emanisasi” dengan istilah tersebut ditunjuk bahwa pengeluaran itu berlangsung secara mutlak perlu, seperti air sungai mutlak perlu memancar dari sumbernya. Neoplatonisme menghidupkan kembali filsafat Plato, tetapi pengikutnya dipengaruhi filsafat lain yang lahir sesudah Plato, misalnya Aristoteles dan Stoa. Tidak mengherankan jika aliran ini dianggap sebagai sintetis dari semua aliran pemikiran saat itu. Tokohnya adalah Plotinos (203/4 – 269/70), lahir di Mesir. Setelah berusia 40 tahun, hidup di Roma. Hasil pemikiran Plotinos dihimpun dan diterbitkan oleh salah seorang muridnya Porphyrios. Sistem Filsafat Plotinos adalah kesatuan yang disebut Allah, artinya, semua berasal dan kembali pada “yang satu”. Sehingga menimbulkan gerakan pemikiran dari atas ke bawah dan dari bawah ke atas. a)



Pada gerakan dari atas kebawah, “yang satu” merupakan puncak hirarki



semua makhluk, suatu taraf berasal dari taraf lain yang lebih tinggi melalui jalan emanasi (pengeluaran), yang perlu dan merupakan keharusan. Taraf lebih tinggi tidak bebas dalam mengeluarkan taraf berikutnya, tetapi tidak berubah, sedangkan



15



kesempurnaannya tidak berkurang. Prosesnya, dari “yang satu” dikeluarkan akal budi sesuai dengan gagasan utama filsafat Plato. Plotinos mengartikan sebagai intelek yang memikirkan dirinya sendiri. Dalam akal budi ini terdapat dualitas, ialah pemikiran yang memikirkan dan dipikirkan. Akal budi melahirkan jiwa dunia, dan dari jiwa dunia dikeluarkan materi yang bersama dengan psykhe merupakan jagat raya. Sebagai taraf terendah, materi merupakan yang paling tidak sempurna dan sumber dari kejahatan. b)



Pada gerakan dari bawah ke atas, setiap taraf dalam hirarki, bertujuan



kembali pada taraf yang lebih tinggi dan akhirnya menuju Tuhan. Karena hanya manusia yang mempunyai taraf itu maka manusialah yang mampu kembali kepada Tuhan. Proses kembalinya manusia dilalui tiga langkah, yaitu penyucian, saat manusia melepaskan dari materi dengan cara bertapa, penyatuan diri dengan Tuhan yang mengatasi pengetahuan, dan ekstasi (ecstasy). Neoplatonisme merupakan aliran filsafat Yunani kuno, menjadi aliran intelektual yang tampak dominan yang tampak bersaing dengan dunia Kristen (teologi kristonologi. Seorang filsuf yagn sukses mengajarkan Neoplatonisme di Athena adalah Proklos (410-485). Berkat keberhasilannya, pada tahun 529 M Kaisar Justianus dari Byzantium menutup seluruh sekolah filsafat kafir di Athena yang dianggap sebagai akhir masa Filsafat Yunani Kuno.



16



BAB III PENUTUP (SIMPULAN DAN SARAN) 3.1 Kesimpulan Orang Romawi mulai mempelajari filsafat sejak sekitar 200 SM. Ketika itu, bangsa Romawi menaklukan Yunan dan menyadari bahwa filsuf Yunani semacam Sokrates, Plato, dan Aristoteles telah banyak berkontribusi untuk filsafat. Beberapa orang romawi menjadi tertarik dan pada sekitar 50 SM, bangsa Romawi mulai menulis filsafat mereka sendiri, meskipun sebagian besar masih merupakan terjemahan dari Bahasa Yunani ke Bahasa latin. Ciri-ciri filsafat zaman Romawi Kuno adalah mulai menggunakan bahasa latin, mulai muncul filosofi kristen, mayoritas filsuf menganut kepercayaan eklektik, memiliki dua mazhab hukum besar yaitu Sabinian dan Proculean, dan memiliki pemahaman Stoisisme dan Epicureanisme. Filsuf-filsuf yang terkenal pada zaman Romawi Kuno diantaranya Lucretius, Cirero, Seneca, Epictetus, Plotinos, Epicuros, Zeno, dan Pyrrho. Filsuf tersebut banyak yang berasal dari Yunani Kuno namun tetap eksis pada zaman Romawi Kuno. Perkembangan Filsafat zaman Romawi Kuno sangat pesat pada masa Hellenisme pada pemerintahan Alexander. Pada masa ini filsafat dibagi menjadi dua yaitu periode etik (terdapat tiga aliran yakni Stoisisme, Epicureanisme dan Skeptis) dan periode religi (Neophytagoras, Philon, dan Neoplatonisme). 3.2 Saran Melalui makalah ini kami menghimbau pembaca agar lebih memahami sejarah perkembangan filsafat pada zaman Romawi Kuno. Lebih lanjut, kami mengharapkan makalah selanjutnya dapat membahas perkembangan filsafat lebih mendetail dari ini. Perkembangan ilmu filsafat sangatlah penting sehingga cikal bakalnya harus dijelaskan secara detail dan menyeluruh. Telah dijelaskan pula bahwa ilmu pengetahuan lahir dari filusuf-filusuf diatas yang telah membawa pengaruh besar pada perkembangan ilmu pengetahuan yang kini dipakai oleh segenap manusia di seluruh dunia.



17



DAFTAR PUSTAKA Achmadi, Asmoro. 2014. Filsafat Umum. Depok : Rajawalipress Bernadin, Win Usuluddin. 2011. Membuka Gebang Filsafat. Yogykarta : Pustaka Pelajar Bertens, K. 1997. Ringkasan Sejarah Filsafat. Jakarta : PT. Kanisius Bertrand, Russel. 2002. Sejarah Filsafat Barat; Kaitannya dengan Kondisi Sosio-Politik Zaman Kuno Hingga Sekarang. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Ismail, Fu’ad Farid dan Abdul Hamid Mutawalli. 2012. Cara Mudah Belajar Filsafat. Jakarta : Irchisod Annas, Julia. 2000. Ancient Philosophy : A Very Short Introduction. Oxford : Oxford University Press Sadali, Ahmad dan Mudzakir. 1999. Filsafat Umum. Bandung : Pustaka Setia Tim FP4Y. 2014. Tarikh Islam. Yogyakarta : Penerbit Spirit Link akses E-Book : https://academia.edu https://iainkudus.ac.id https://books.google.com https://wikibook.com https://iep.utm.edu



18