Makalah Psikologi Kognitif [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN A.



LATAR BELAKANG Semua manusia dibumi ini pasti diciptakan dengan dibekali akal pikiran dari sang pencipta. Diberi kemampuan untuk mengingat apa yang dilihat atau yang ditangkap melalui persepsinya. Membicarakan tentang ingatan sebenarnya juga berbicara mengenai kelupaan. Karena ingatan dan kelupaan dapat diibaratkan sebagai sekeping mata uang yang bermuka dua, satu sisi dengan sisi yang lain tidak dapat dipisahkan. Hubungan antara apa yang diingat dengan apa yang dilupakan merupakan perbandingan yang terbaik. Ini berarti bahwa makin banyak yang dapat diingat, akan makin sedikit yang dilupakan, begitu sebaliknya. Selain itu, hal yang dapat membedakan antara manusia dengan makhluk lain yaitu adanya kemampuan manusia untuk berfikir. Proses dalam pemecahan masalah itulah yang disebut dengan proses berfikir. Proses berfikir harus didasari dengan kesadaran yang bertujuan untuk memfokuskan apa yang kita pelajari. Hal-hal tersebut yang akan menjadi kajian pada pembahasan dalam makalah ini, diharapkan mampu memberikan wawasan yang lebih. Dan mampu memberikan referensi serta pengetahuan yang lebih luas dan memberikan manfaat yang positif bagi semua.



B.



RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan di atas, maka rumusan dari masalah dalam makalah ini adalah: 1. Apa yang dimaksud dengan kesadaran? 2. Bagaimanakah proses terjadinya kesadaran? 3. Apakah fungsi dari kesadaran? 4. Apakah yang dimaksud dengan lupa? 5. Bagaimanakah proses terjadinya lupa? 6. Apakah faktor yang menyebabkan lupa? 7. Bagaimanakah kiat-kiat untuk megurangi lupa?



C.



TUJUAN Makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui pengertian dari kesadaran. 2. Untuk mengetahui proses terjadinya kesadaran. 3. Agar pembaca dapat mengerti apa saja fungsi dari kesadaran. 4. Untuk mengetahui pengertian dari lupa. 5. Untuk mengidentifikasi proses terjadinya lupa. 6. Untuk mengidentifikasi penyebab terjadinya lupa. 1



7. Untuk mengetahui kiat-kiat mengurangi kelupaan.



BAB II PEMBAHASAN A.



Pengertian Kesadaran Kesadaran dalam kamus bahasa Inggris di artikan consciousness dan awereness. Istilah consciousness digunakan untuk pengertian kesadaran diri secara lebih luas. Istilah awareness saat ini digunakan untuk pengertian keadaan sadar terjaga



2



terkait keadaan internal dan eksternal individu. Secara harfiah, kesadaran sama artinya dengan mawas diri (awareness). Kesadaran adalah kondisi dimana seorang individu memiliki kendali penuh terhadap stimulus internal maupun stimulus eksternal. Namun, kesadaran juga mencakup dalam persepsi dan pemikiran yang secara samar-samar disadari oleh individu sehingga akhirnya perhatiannya terpusat. Kesadaran juga dapat didefinisikan sebagai kesiagaan seseorang terhadap peritiwa-peristiwa lingkungannya serta peristiwa kognitif yang meliputi memori, pikiran, perasaan, dan aktivitas fisik. B.



Jenis Kesadaran 1. Kesadaran Pasif Adalah keadaan dimana seorang individu bersikap menerima segala stimulus yang diberikan pada saat itu, baik stimulus internal maupun eksternal. 2. Kesadaran Aktif Adalah kondisi dimana seseorang menitikberatkan pada inisiatif dan mencari dan dapat menyeleksi stimulus-stimulus yang diberikan.



C.



Teori Kesadaran Dalam teori tentang alam sadar (Conscious Mind), Freud menjelaskan bahwa alam sadar adalah satu-satunya bagian yang memiliki kontak langsung dengan realitas. Terkait dengan alam sadar ini adalah apa yang dinamakan oleh Freud sebagai alam prasadar (Preconscious Mind), yaitu jembatan antara Conscious dan Unconscious, berisikan segala sesuatu yang yang dengan mudah dipanggil ke alam sadar, seperti kenangan-kenangan yang walaupun tidak kita ingat ketika kita berpikir, tetapi dapat dengan mudah dipanggil lagi, atau seringkali disebut sebagai “kenangan yang sudah tersedia” (available memory).



3



D.



Kerangka Kerja Kesadaran Kelima elemen kesadaran dalam konsep awareness adalah upaya untuk mengurangi variansi dalam pendefinisian pengalaman subjektif yang kita sebut kesadaran. Berikut penjelasannya : 1. Attention (atensi;perhatian): pemusatan sumber daya mental ke hal-hal eksternal maupun internal. Bagian dari kesadran ini di acu sebagai “lampu sorot” (spotligth) dan serupa dengan metafora atensi sebagai lampu sorot yang memusatkan bekas sinar ke arah yang menarik minat kita. Contoh anda mungkin mengamati burung di langit pada suatu saat dan kemudian mengarahkan “lampu sorot” Anda kesebuah kapal yang tampak dikejauhan, dan selanjutnya mengarahkan “lampu sorot” 2.



tersebut ke seorang turis yang sedang berjemur di pantai. Wakefulness (kesiagaan;keterjagaan): kontinum dari tidur hingga terjaga. Kesadaran, sebagai suatu kondisi kesiagaan, memiliki komponen aurosal. Contoh kemarin malam anda tidur dan sekarang ini anda terjaga (seharusnya) itulah dua



3.



kondisi (state) kesadaran yang berbada secara radikal. Architecture (Arsitektur): lokasi fisik struktur fisiologis (proses-proses yang berhubungan dengan struktur tersebut) yang mendukung kesadaran. Contoh otak adalah bahasa, yang menpati bagian yang cukup besar di hemisfer kiri otak. Bahasa memberikan kontribusi amat besar dan penting bagi kesadaran, yakni memberikan identifikasi semantik dan pengorganisasian terhadap suatu objek. Sesungguhnya,



4.



seluruh otak tampaknya terlibat dalam berbagai aspek yang berbeda dari awarness. Recal of knowledge (mengingat pengetahuan): proses pengambilan informasi tentang pribadi yang bersangkutan dengan dunia disekelilingnya. Kesadaran ini mempunyai



tiga



komponen:



recall



pengetahuan



tentang



diri



pribadi,



recall informasi umum, dan recall terhadap pengetahuan kolektif individu yang bersangkutan.Self-knowledge (pengetahuan diri) adalah pemahan tentang informasi jati diri seseorang. Contoh, Anda mengetahui bahwa kata-kata barusan anda baca 5.



(yang menjadi bagian kesadaran anda) adalah kata “kesadaran”. Emotive (emotif) adalah komponen afektif yang diasosiasikan dengan kesadaran. Contoh, perasaan yang anda dapatkan saat jempol kaki anda tersandung batu.



E.



Fungsi Kesadaran



4



Alasan manusia memilki kesadaran adalah kesadaran memungkinkan kita melakukan pergerakan atas kemauan sendiri berdasarkan keputusan, bukan berdasarkan insting atau refleks. Dengan memilki kesadaran, manusia akan dapat mengarahkan atensi dan perilaku kepada aspek dalam lingkungan yang akan menimbulkan hasil akhir yang lebih baik. Kesadaran menurut Baars dan Mc Govern: 1. Fungsi pertama adalah fungsi konteks setting (context-setting) yakni fungsi di mana sistem bekerja untuk mendefenisikan konteks dan pengetahuan mengenai sebuah stimulasi yang datang ke dalam memori. 2. Fungsi kedua adalah adaptasi dan pembelajaran (adaptation and learning), yang mengendalikan bahwa sadar diperlukan untuk menangani informasi baru dengan sukses. 3. Fungsi ketiga adalah fungsi prioritisasi (prioritizing) dan fungsi akses dimana kesadaran diperlukan untuk mengakses besarnya informasi yang tersedia ditingkat kesadaran. 4. Fungsi keempat adalah fungsi rekrutmen dan control (recruitment and control), dimana kesadaran memasuki sistem motorik untuk menjalankan tindakan sadar. 5. Fungsi kelima adalah fungsi pengambilan keputusan (decision-making) dan fungsi eksekutif, yang berperan membawa informasi dan sumber daya keluar dari ketidaksadaran untuk membantu pengambilan keputusan dan penerapan kendali. 6. Fungsi deteksi dan penyuntingan kekeliruan (error detection and editing), yang berfokus pada kesadaran memasuki system norma kita sehingga kita dapat mengetahui saat kita membuat suatu kekeliruan. 7. Fungsi monitor diri (self-monitoring), dalam bentuk refleksi diri, percakapan internal, dan imagery, memabntu kita mengendalikan fungsi-fungsi sara dan fungsifungsi tidak sadar dalam diri kita. 8. Fungsi pengorganisasian dan fleksibilitas, fungsi ini memungkinkan kita mengandalkan fungsi otomatis dalam situasi yang telah dapat diprediksikan, namun sekaligus memungkinkan kita memasuki sumber-sumber daya pengetahuan yang terspesialisasi dalam situasi-situasi tidak terduga.



F.



Tingkatan Kesadaran 1. Tidur Perbedaan yang paling jelas antara kesadaran dan ketidaksadaran dapat diamati saat seseorang terjaga atau tertidur. Hal ini bisa diamati melalui alat EEG. 5



Gelombang otak dapat diamati selama periode tidur. Pada siang hari, kita berinteraksi dan secara konstan berada dalam kondisi siaga, melihat ke suatu arah, mendengarkan suatu pesan, atau membaui suatu aroma baru. Namun ketika kita tertidur, mekanisme kesiagaan tersebut sangat berkurang dan interaksi personal hampir-hampir tidak ada. Lima karakteristik gelombang otak menunjukkan aktivitas elektrik saat manusia terjaga dan selama empat tahap tidur : a. Alpha → masih dalam kondisi sadar, relaks b. Theta → pre-consciuos, awal fase ketidaksadaran. c. Spindle → fase lebih tinggi dari pre-conscious. d. Delta → Fase ketidaksadaran (unconscious) e. REM ( rapid eye movement ) → Fase mimpi 2. Bermimpi Bermimpi terjadi pada fase tidur REM. Freud meyakini bahwa mimpi adalah cara yang digunakan ketidaksadaran kita untuk membocorkan informasi, dan kita dapat mempelajari makna-makna tersembunyi di balik mimpi. Aktivitas otak yang berlangsung selama REM diinterpretasikan otak dengan cara yang sama seperti saat kita sadar. Mimpi melibatkan pengalaman-pengalaman dan emosi-emosi yang sama dengan yang kita jumpai sehari-hari. 3. Penggunaan obat-obatan Penggunaan obat akan mengubah kondisi kesadaran kita sedemikian rupa sehingga kesadaran tersebut akan menjadi berbeda dengan kondisi kesadaran normal saat kita terjaga. Beberapa obat depressant (obat penenang) akan menghambat aktivitas sistem saraf. Obat stimulant (obat perangsang) akan mempercepat aktifitas system saraf. Obat hallucinogen (obat halusinogenik) mengubah pemahaman kita terhadap realita. Semua obat-obatan berkerja dalam neurotransmitter kita dalam menghasilkan dampak-dampaknya. Obat-obatan mempengaruhi kewaspadaan kita akan aspek-aspek fisiologis dan psikologis dari pengalaman sadar kita.



4. Meditasi Meditasi adalah suatu kondisi konsentrasi rileks di mana pikiran dikosongkan. Beberapa teknik meditasi menggunakan nyanyian yang diulang, mantra-mantra internal, ragam posisi tubuh, dan objek-objek eksternal sebagai bagian dari keseluruhan ritual. Alasan bermeditasi ada bermacam-macam, bisa berupa alasan keagamaan, spiritual, kedamaian pribadi, atau kesehatan tubuh.



6



G.



Gangguan Kesadaran 1. Narkolepsi (narcolepsy) Adalah gangguan tidur yang cukup umum diderita, namun seperti gangguan tidur lainnya ia juga amat jarang dikenali oleh masyarakat. Dalam bahasa awam, bisa



dikatakan



sebagai



serangan



tidur



dimana



penderitanya



amat



sulit



mempertahankan keadaansadar. Gejala-Gejala Klasik Narkolepsi: a. Rasa Kantuk Berlebihan b. Katapleksi c. Sleep Paralysis d. Hypnagogic/hypnopompic 2. Somnambulism Somnambulism atau berjalan sambil tidur adalah penyakit yang ditandai dengan gerakan berjalan pada saat tidur. Si penderita mungkin juga dapat terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang lain, seperti berbicara atau makan pada saat tidur. Berjalan sambil tidur khususnya dapat terjadi pada saat tidur yang terlalu nyenyak. 3. Sleep Paralysis Sleep Paralysis Menurut medis, keadaan ketika orang akan tidur atau bangun tidur merasa sesak napas seperti dicekik, dada sesak, badan sulit bergerak dan sulit sesak, badan sulit bergerak dan sulit berteriak disebut sleep paralysis alias tidur lumpuh (karena tubuh tak bisa bergerak dan serasa lumpuh).



H.



Pengertian Lupa Lupa merupakan istilah yang sangat populer di masyarakat. Dari hari ke hari dan bahkan setiap waktu pasti ada orang-orang lupa akan sesuatu, entah hal itu tentang peristiwa atau kejadian di masa lampau atau sesuatu yang akan dilakukan, mungkin juga sesuatu yang baru saja dilakukan. Fenomena dapat terjadi pada siapapun juga, tak peduli apakah orang itu anak-anak, remaja, orang tua, guru, pejabat, profesor, petani dan sebaginya. (syaiful Bahri Djamarah, 2008: 206). Soal mengingat dan lupa biasanya juga ditunjukkan dengan satu pengertian saja, yaitu retensi, karena memang sebenarnya kedua hal tersebut hanyalah memandang hal yang satu dan sama dari segi berlainan. Hal yang diingat adalah hal yang tidak dilupakan, dan hal yang dilupakan adalah hal yang tidak diingat. (Sumadi Suryabrata, 2006: 47). Lupa ialah peristiwa tidak dapat memproduksikan tanggapan-tanggapan kita, sedang ingatan kita sehat. (Agus Suyanto, 1993: 46), adapula yang mengartikan lupa 7



sebagai suatu gejala di mana informasi yang telah disimpan tidak dapat ditemukan kembali untuk digunakan. (Irwanto, 1991: 150). Muhibbinsyah (1996) dalam bukunya yang berjudul psikologi pendidikan mengartikan lupa sebagai hilangnya kemampuan untuk menyebut kembali atau memproduksi kembali apa-apa yang sebelumnya telah kita pelajari secara sederhana. Gulo (1982) dan Reber (1988) mendefinisikan lupa sebagai ketidak mampuan mengenal atau mengingat sesuatu yang pernah dialami atau dipelajari, dengan demikian lupa bukanlah peristiwa hilangnya item informasi dan pengetahuan dari akal kita. Lupa merupakan kegagalan untuk mereproduksi kembali hal-hal yang sebelumnya telah terjadi yang disebabkan oleh lemahnya item informasi untuk ditimbulkan ulang saat informasi tersebut dibutuhkan. I.



Teori Tentang Lupa 1. Teori Atropi Teori ini juga sering disebut teori disense atau teori disuse, yaitu suatu teori mengenai kelupaan yang menitikberatkan pada lama interval. Menurut teori ini kelupan terjadi karena jejak-jejak ingatan atau memory traces telah lama tidak ditimbulkan kembali dalam alam kesadaran, hingga pada akhirnya orang akan mengalami kelupaan. Teori ini lebih bersumber pada aspek fisiologis, apabila otototot lama tidak digunakan, otot tidak dapat menjalankan fungsinya dengan baik/mengalami kelumpuhan, demikian pula halnya dengan ingatan. 2. Teori Interferensi Teori ini lebih menitikberatkan pada isi interval. Menurut teori ini kelupaan itu terjadi karena memory traces saling bercampur satu dengan yang lain dan saling mengangggu, saling berinterferensi sehingga hal ini dapat menimbulkan kelupaan. Teori interferensi dapat dibedakan (1) interferensi proaktif (2) interferensi retroaktif. Interferensi yang proaktif adalah interferensi yang terjadi bahwa materi yang mendahului akan mengganggu materi yang kemudian dan menimbulkan kelupaan. Apabila ini diformulasikan dalam bentuk diagram maka bentuknya sebagai berikut: Kelompok eksperimen : belajar A, belajar B, tes B Kelompok kontrol : belajar B, tes B Dalam hal ini maka materi A yang dipelajari oleh kelompok eksperimen akan dapat mengganggu pada waktu S (subjek) melakukan tes B, sehingga hal tersebut dapat menimbulkan kelupaan pada materi A. Ini yang disebut dengan interferensi proaktif. Interferensi retroaktif adalah inteferensi yang terjadi bahwa materi yang dipelajari kemudian dapat menginterferensi materi yang dipelajari lebih dahulu. 8



Apabila ini diformulasikan dalam bentuk diagram, maka bentuknya sebagai berikutt: Kelompok eksperimen : belajar A, belajar B, tes A Kelompok kontrol : belajar A, tes A Dalam hal ini materi B yang dipelajari oleh kelompok eksperimen akan dapat menggamggu S (subjek) pada waktu subjek mengerjakan tes A, materi B akan menginterferensi materi A. Ini yang dimaksud dengan interferensi retroaktif. 3. Teori Lupa Karena Sebab Fisiologis Para peneliti sepakat bahwa setiap penyimpanan informasi akan disertai berbagai perubahan fisik di otak. Perubahan fisik ini disebut engram. Gangguan pada engram ini akan mengakibatkan lupa yang disebut amnesia. Bila yang dilupakan adalah berbagai informasi yang telah disimpan dalam beberapa waktu yang lalu, yang bersangkutan dikatakan menderita amnesia retrograd. Bila yang dilupakan adalah informasi yang baru saja diterimanya, ia dikatakan menderita amnesia anterograd. Karena proses lupa dalam kedua kasus ini erat hubungannya dengan faktor-faktor biokimiawi otak, maka kurang menjadi fokus perhatian bagi para pendidik. 4. Teori Motivated Forgetting Menurut teori ini, kita akan cenderung melupakan hal-hal yang tidak menyenangkan. Hal-hal yang menyakitkan atau tidak menyenangkan ini cenderung ditekan atau tidak diperbolehkan muncul dalam kesadaran. Teori ini didasarkan atas teori psikoanalisis yang dipelopori oleh Sigmund Freud. Dengan adanya kelupaan menunjukkan bahwa kemampuan mengingat manusia itu terbatas. Maka langkah praktis agar yang disimpan dalam ingatan itu tetap baik, diperlukan ulangan-ulangan dari bahan-bahan yang pernah dipelajari. Seperti hukum Jost: belajar empat kali 2 jam, akan lebih baik hasilnya apabila dibanding dengan belajar 8 jam sekaligus, sekalipun waktunya sama yaitu 8 jam. J.



Faktor Penyebab Lupa Lupa terjadi karena gangguan konflik antara item informasi atau materi yang ada dalam sistem memori siswa. Dalam interfence theory (teori mengenai gangguan), gangguan konflik ini terbagi menjadi dua Macam (Reber, 1988; Best, 1989; Anderson, 1990), yaitu: 1. Proactive Interference Seorang akan mengalami gangguan proaktif apabila materi pelajaran yang sudah lama tersimpan dalam subsistem akal permanennya mengganggu masuknya materi pelajaran baru. Peristiwa ini terjadi apabila siswa tersebut mempelajari sebuah materi pelajaran yang sangat mirip dengan materi pelajaran yang telah 9



dikuasainya dalam tenggang waktu yang pendek. Dalam hal ini, materi yang baru 2.



saja dipelajari akan sangat sulit diingat atau diproduksi kembali. Retroactive Interference Sebaliknya, seorang akan mengalami gangguan retroaktif apabila materi pelajaran baru membawa konflik dan gangguan terhadap kembali materi pelajaran lama yang telah lebih dahulu tersimpan. Dalam hal ini, materi pelajaran lama akan sangat sulit diingat atau diproduksi kembali. Dengan kata lain, siswa tersebut lupa akan materi pelajaran lama tersebut. Lupa dapat terjadi pada seorang siswa karena adanya tekanan terhadap item yang telah ada, baik sengaja ataupun tidak. Penekanan ini terjadi karena adanya kemungkinan : a) Karena item informasi (berupa pengetahuan, tanggapan, kesan dan sebagainya) yang diterima kurang menyenangkan, sehingga ia dengan sengaja menekannya hingga ke alam ketidaksadaran. b) Karena item informasi yang baru secara otomatis menekan item informasi yang telah ada, jadi sama dengan fenomena retroaktif. c) Karena item informasi yang akan diingat kembali tertekan ke alam bawah



3.



sadar dengan sendirinya lantaran tidak pernah digunakan. Lupa dapat terjadi karena perubahan situasi lingkungan Antara waktu belajar dengan waktu mengingat kembali (Anderson, 1990). Jika seorang shanya mengenal atau mempelajari hewan jerapah atau kudanil lewat gambar-gambar yang ada di sekolah misalnya, maka kemungkinan ia akan lupa



menyebut nama hewan-hewan tadi ketika melihatnya di kebun binatang. 4. Ilmu yang dimiliki tidak pernah digunakan dan dihafalkan. Menurut law of disuse (Hilgard & Bower 1975), lupa dapat terjadi karena materi pelajaran yang telah dikuasai tidak pernah digunakan atau dihafalkan. Menurut asumsi sebagian ahli, materi yang diperlakukan demikian dengan sendirinya akan masuk ke alam bawah sadar atau mungkin juga bercampur aduk dengan materi pelajaran baru. 5. Lupa Karena Perubahan Urat Syaraf Otak. Hal ini bisa terjadi pada seseorang yang terserang penyakit tertentu seperti keracunan, kecanduan alkohol, dan gagal otak, yang mengalaminya akan kehilangan ingatan item-item informasi yang ada dalam memori permanennya. Lupa dapat dialami seorang apabila item informasi yang ia serap rusak sebelum masuk ke memori permanennya. Item yang rusak (decay) itu tidak hilang dan tetap diproses oleh sistem memori, tetapi terlalu lemah untuk dipanggil kembali. Kerusakan item informasi tersebut mungkin disebabkan karena tenggang waktu (delay) antara waktu diserapnya item informasi dengan saat proses pengkodean dan 10



transformasi dalam memori jangka pendek siswa tersebut (Best, 1989; Anderson, 1990). K.



Kiat Mengurangi Lupa Kiat terbaik untuk mengurangi lupa adalah dengan cara meningkatkan daya ingat akal. Banyak ragam kiat yang dapat dicoba dalam meningkatkan daya ingat, antara Barlow (1985), Reber (1988), dan Anderson (1990) adalah sebagai berikut: 1. Overlearning Overlearning (belajar) artinya upaya belajar yang melebihi batas penguasaan dasar atas materi pembelajaran tertentu. Overlearning terjadi apabila respons atau reaksi tertentu muncul setelah melakukan pembelajaran Contoh yang dapat dipakai untuk overlearning, antara lain pembacaan teks pancasila pada setiap hari senin dan 2.



sabtu memungkinkan ingatan siswa terhadap P4 lebih kuat. Extra Study Time (Tambahan waktu belajar) Ialah upaya penambahan alokasi waktu belajar atau penambahan frekuensi (kekerapan) aktivitas belajar materi tertentu. Kiat ini dipandang cukup strategis



3.



karena dapat melindungi memori dari kelupaan. Mnemonic Device (Muslihat Memory) Mnemonic Device / Muslihat memori device berarti kiat-kiat khusus yang biasa dijadikan “alat pengait” mental untuk memasukkan informasi kedalam memori seseorang. Ragam mnemonic ini banyak ragamnya tetapi yang paling menonjol adalah sebagai berikut. a) Rima ( Rhyme ), yaitu sajak yang dibuat sedemikian rupa yang isinya terdiri atas kata dan istilah yang harus diingat siswa. Sajak ini akan lebih baik pengaruhnya apabila diberi not-not sehingga dapat dinyanyikan. Contohnya seperti nyanyian anak-anak TK yang berisi pesan-pesan moral. b) Singkatan, yakni terdiri dari huruf-huruf awal nama atau istilah yang harus diingat siswa. Contoh jika seorang siswa hendak mengingat nama Nabi Adam, Nabi Nuh, Nabi Ibrahim dan Nabi Musa, mereka dapat menyingkatnya menjadi ANIM. Pembuatan singkatan seyogyanya dilakukan sedemikian rupa sehingga dapat menarik dan memberi kesan tersendiri. c) Sistem kata pasak (peg word system), yakni sejenis teknik mnemonik yang menggunakan komponen yang sebelumnya telah dikuasai sebagai pasak (paku) pengait memori baru. Kata komponen pasak ini dibentuk berpasangan seperti merah-saga, panas-api. Kata-kata ini berguna untuk mengingat kata dan istilah yang memiliki watak yang sama seperti darah, lipstik, pasangan langit dan bumi; neraka dan kata atau istilah lain yang memiliki kesamaan watak (warna, rasa, dan seterusnya). 11



d) Model Losai (Method of Loci), yaitu kiat mnemonik yang menggunakan tempat khusus dan terkenal sebagai sarana penempatan kata dan istilah tertentu yang harus diingat siswa. Kata “Loci” sendiri adalah jamak dari kata “lokus” yang artinya tempat. Dalam hal ini nama-nama kota, jalan, dan gedung yang terkenal dapat dipakai untuk menempatkan kata dan istilah yang kurang lebih relevan, dalam arti memiliki kemiripan ciri dan keadaan. Contoh: nama ibukota Amerika Serikat untuk mengingat nama presiden pertama negara itu 4.



(George Washington). Pengelompokan (Clustering) Adalah menata ulang materi menjadi kelompok kecil yang dianggap lebih logis dalam arti bahwa item tersebut memiliki signifikasi dan lafal yang sama atau sangat mirip. Penataan atau pengelompokan ini direkayasa sedemikian rupa dalam bentuk daftar item seperti: a. Daftar I, terdiri atas nama negara serumpun, seperti: Indonesia, Malaysia, Brunai dan seterusnya; b. Daftar II, terdiri atas singkatan lembaga negara, seperti MPR, DPR, dan seterusnya: c. Daftar III, terdiri dari



5.



singkatan nama-nama badan internasional, seperti: WHO, ILO, dan sebagainya Latihan Terbagi atau Distributed Practice Adalah latihan terkumpul (massed pratice), yang sudah dianggap tidak efektif lagi karena membuat cramming, yakni belajar banyak materi dengan tergesa-gesa dalam waktu yang singkat. Dalam melaksanakan distributed practice, siswa dapat



6.



menggunakan berbagai metode dan strategi belajar yang efisien. Pengaruh Letak Bersambung Untuk memperoleh efek positif Dari pengaruh letak bersambung (the serial position effect), dianjurkan menyusun daftar kata-kata (nama, istilah, dan sebagainya) yang diawali dan diakhiri dengan kata-kata yang harus diingat. Kata-kata yang harus diingat oleh siswa tersebut sebaiknya ditulis dengan menggunakan huruf dan warna yang mencolok agar tampak sangat berbeda dari kata-kata lainnya yang tidak perlu diingat. Dengan demikian kata yang ditulis pada awal dan akhir daftar tersebut memberi kesan tersendiri dan diharapkan melekat erat dalam subsistem akal permanen siswa. Selain ke enam kiat-kiat diatas, Seorang dapat mengurangi lupa dengan berbagai cara lain seperti berikut: a) Pertama, mencoba menimbulkan atau meningkatkan memotivasi belajar dengan menyadarkan mereka akan tujuan instruksional yang harus mereka capai. Hal ini dapat dilakukan, misalnya dengan menjelaskan manfaat materi pelajaran dalam kehidupan sehari-hari, dan masa depan. 12



b) Kedua, mencoba selalu menjelaskan unsur pokok sebelum menunjukkan unsur penunjang yang relevan dalam materi pelajaran yang disajikan. Dalam hal ini seorang direkomendasikan untuk mendemonstrasikan menggunakan alat peraga yang tersedia atau memberi tanda-tanda khusus pada kata atau istilah pokok. c) Ketiga, mencoba untuk selalu menghubungkan materi yang akan diajarkan dengan materi yang telah diajarkan pada sesi yang lalu. d) Keempat, ketika seorang bertanya kepada anak didiknya mengenai materi yang telah diajarkan, dengan memperhatikan: 1) Seyogyanya pertanyaan itu disampaikan dengan cara yang akrab dan tidak menegangkan, tetapi wibawa tetap dijaga. 2) Pertanyaan harus jelas dan tidak mengandung banyak tafsiran. 3) Pertanyaan hendaknya mengandung suatu masalah agar siswa dapat memusatkan proses sistem akalnya untuk mencari respon. 4) Pertanyaan tidak hanya untuk mendorong siswa menjawab “ya” atau “tidak” sebab hal ini akan menghambat kreativitasnya. 5) Jika siswa tidak mampu menjawab, Pendidik tidak perlu mendesaknya. 6) Segera tawarkan pertanyaan yang tidak terjawab tersebut ke teman lain agar teman yang tidak bisa menjawab dapat menggambil pelajaran dari teman lainnya. 7) Berilah pujian terhadap anak didik ketika ia bisa menjawab pertanyaan tersebut.



BAB III PENUTUP 13



A.



KESIMPULAN Lupa adalah hilangnya kemampuan menyebut atau melakukan kembali informasi dan kecakapan yang telah tersimpan dalam memori. Disebabkan oleh lemahnya item informasi untuk ditimbulkan ulang saat informasi tersebut dibutuhkan. Jika ingin ingatan kita masih sudah tak jernih seperti waktu kecil, maka diannjurkan untuk mengulang lebih sering tentang hal-hal yang telah kita pelajari sebelumnya, agar tidak terdelete memori-memori tersebut dari pikiran kita. Kesadaran adalah kondisi dimana seorang individu memiliki kendali penuh terhadap stimulus internal maupun stimulus eksternal. Karakteristik-karakteristik utama kerangka kerja tersebut meliputi Attension, wakefulness, architecture, recall of knowledge, dan emotive. Tingkat kesadaran dibagi menjadi empat yaitu tidur, bermimpi, penggunaan obat-obatan, dan meditasi. Ganguan kesadaran dibagi menjadi 3 yaitu: Narkolepsi, Somnambulism dan Sleep Paralysis Sleep Paralysis (Tidur Lumpuh)



14