Makalah Retak Beton [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MATA KULIAH BAHAN BANGUNAN



NAMA DOSEN Robi Fernando, ST, MT.



JUDUL TUGAS RETAK DAN PERBAIKAN BETON



Oleh: Fairuz Salma Nabila NIM: 193026



PROGRAM STUDI BANGUNAN GEDUNG POLITEKNIK PEKERJAAN UMUM TAHUN 2019



DAFTAR ISI Kata pengantar...................................................................................................................3 Daftar isi............................................................................................................................2 BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................4   



Latar belakang.......................................................................................................4 Rumusan masalah..................................................................................................4 Tujuan penulisan....................................................................................................5



BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................6    



Pengertian retak/cranck pada beton.......................................................................6 Penyebab retak/crack pada beton...........................................................................8 Macam-macam kerusakan beton.........................................................................11 Perbaikan beton akibat retak/crack......................................................................13



BAB III PENUTUP.........................................................................................................17 



Kesimpulan..........................................................................................................17



Daftar pustaka..................................................................................................................18



2



KATA PENGANTAR



 Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang retak dan perbaikan beton.



Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah teknologi bahan bangunan. Hasil yang ingin dicapai agar dapat mengetahui serta memahami bagaimana penanganan keretakan dalam beton.     Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.          Akhir kata kami berharap semoga makalah retak dan perbaikan beton ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.



Kudus, 09 April 2020



Penyusun



3



BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Beton bertulang merupakan material yang digunakan pada sebagian besar konstruksi bangunan, baik besar maupun kecil, misalnya gedung, bendungan, jembatan dan masih banyak lagi. Beton bertulang terdiri dari campuran beton yang dikombinasikan dengan tulangan baja, dimana beton berfungsi menahan gaya tekan yang diakibatkan oleh beban yang diberikan sedangkan tulangan baja berfungsi untuk menahan gaya tarik yang tidak dimiliki oleh beton. Balok sebagai salah satu komponen struktur yang sering menggunakan beton bertulang sebagai material penyusunnya, terkadang dalam membuat desainnya masih sering kali terjadi kesalahan, sehingga hal ini dapat menyebabkan kerusakan pada balok, dan pada akhirnya menyebabkan kerusakan struktur secara keseluruhan. Selain kesalahan dalam mendesain, kerusakan pada balok juga dapat terjadi karena kesalahan saat proses pengerjaannya, perawatan awal yang tidak tepat, penggunaan fungsi struktur yang tidak sesuai rencana, ataupun factor alam. Kerusakan yang terjadi pada beton bertulang biasanya ditandai dengan munculnya retakan, apabila tidak segera diatasi maka dapat berlanjut pada keruntuhan struktur. Permasalahan struktur tersebut menyebabkan konstruksi yang telah berdiri biasanya langsung dibongkar tanpa mempertimbangkan adanya kemungkinan perbaikan atau perkuatan. Padahal pada tingkat kerusakan tertentu, suatu elemen struktur beton bertulang dapat diperkuat atau diperbaiki. Perbaikan struktur pada umumnya bertujuan untuk mengembalikan atau meningkatkan kekuatan elemen struktur agar mampu menahan beban sesuai dengan beban rencana. Umumnya, struktur perlu diperkuat apabila terjadi perubahan fungsi bangunan sehingga perlu tambahan faktor keamanan atau pada saat perencanaan, elemen-elemen strukturnya dirancang sesuai tata cara yang lama dimana aturan beban nominalnya lebih rendah dari yang ditetapkan oleh tata cara saat ini.



1.2. Rumusan masalah 1. 2. 3. 4.



Apa pengertian dari retak/crack pada beton? Apa penyebab dari retak/crack pada beton? Apa saja macam-macam kerusakan beton? Bagaimana perbaikan beton yang mengalami retak/crack?



4



1.3. Tujuan 1. 2. 3. 4.



Untuk memahami pengertian retak/crack pada beton. Untuk mengetahui penyebab beton retak. Menguraikan macam-macam kerusakan beton. Untuk mengetahui bagaimana penanganan pada beton yang mengalami retak/crack.



5



BAB II Pembahasan 1.1.



Pengertian retak pada beton



Retak adalah suatu keadaan pecahnya atau pemisahan suatu struktur tanpa terjadi keruntuhan. Dengan adanya retak, dapat terjadi masukknya bahan berbahaya kimia, polusi, chloride dan lain sebagainya ke dalam struktur. Tingkatan keparahan suatu kerusakan akibat retak tergantung pada lebar retak, banyaknya retak, endapan yang ada pada daerah retak. Retak menjadi  jenis kerusakan yang paling umum pada struktur beton bertulang ataupun beton pratekan. Retak yang terjadi bisa saja berupa retak halus yang kemudian hari akan tampak seperti retak susut. Retak halus seringkali akan terlihat pada waktu beton basah dan permukaannya mengering, tetapi secara umum hal ini tidak terlihat secara nyata. Retak yang terlihat secara visual biasanya retak dengan lebar sekitar 0,1 mm atau lebih lebar, yang berupa retak menerus atau berbentuk pola tertentu yang dapat dipetakan dan dimensinya yang dapat dideteksi kedalaman dan penyebarannya. Peralatan crackmeter dapat mengidentifikasi lebar retak yang ada sedangkan kedalaman retak dapat diperiksa dengan Test UPV (Ultra Pulse Velocity).



6



Proses Pemeriksaan Struktur Beton dengan Ultrasonic Pulse Velocity Test UPVT oleh Team Hesa pada proyek Hotel ST Regis Retak tersebut dapat diberi tanda dengan kapur atau spidol dengan warna yang mencolok, sehingga mudah dideteksi perkembangannya dan mudah dideteksi pada pemeriksaan berikutnya. Retak tidak selalu membahayakan terhadap kinerja struktur. Beton akan retak pada daerah tarik, sebelum baja tulangan mengambil alih tegangan tarik yang terjadi, dan hal ini sudah harus diperhitungkan pada waktu perancangan (in design) sesuai dengan peraturan tentang beton yang berlaku. Apabila lebar retak lebih besar dibandingkan dengan batasan dalam perancangan, umumnya tebal selimut beton yang kurang dapat mengakibatkan terjadinya retak. Karena kurangnya proteksi terhadap baja tulangan. Retak pada beton dapat juga terjadi pada beton massa (beton yang bervolume besar) yang menyebabkan:     



Hilangnya keutuhan dan kesatuan struktural Akan terjadinya bocor Umur rencana menjadi lebih pendek Secara estetika kurang baik Masuknya air ke dalam struktur dan menyebabkan korosi pada baja tulangan Jenis-jenis retak



7



1.2.



Penyebab retak pada beton



1. RETAK AKIBAT EARLY THERMAL CONTRACTION Timbul karena adanya perbedaan temperatur yang cukup besar antara dua sisi penampang beton. Terjadi 1 hari s/d 2-3 minggu setelah selesai pengecoran dan pemadatan. Yang di akibatkan dari cuaca dan perubahan volume pada saat proses pengecoran  akan menimbulkan tegangan tarik dalam beton. Apabila tegangan tarik tersebut melebihi tegangan tarik yang diijinkan. Maka akan terjadi retak pada beton. Suhu beton yang tinggi pada awal umur beton ini dapat mempengaruhi kwalitas dari beton yang telah dicor. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kenaikan temperature beton:  Temperatur awal material  Temperatur udara sekitar (cuaca)  Dimensi potongan (penampang)  Curing / perawatan Agar cor beton dapat kering maksimal, Lakukanlah penyiraman ( Proses curing beton )setelah 3 -4 jam setelah cor kering. Agar lebih baik dalam proses pengeringan beton gunakan karung bekas yang tidak terpakai kemudian letakkan pada permukaan beton lalu berikanlah air agar lembab.  Waktu pelepasan bekisting Pembongkaran bekisting dilakukan pada umur 21 – 28 hari setelah cor.  Bahan / jenis bekisting  Admixture  Kadar semen  Tipe semen. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap Early Thermal Contraction Crack:  Type agregat  Penulangan  Terdapatnya konsentrasi tegangan yang tinggi  Tinggi pada penampang  Ada tidaknya movement joint untuk mengakomodasi external restraints  Perbedaan temperatur antara penampang luar beton dengan bagian dalamnya. 2. RETAK AKIBAT LONG TERM DRYING SHRINKAGE Timbul karena penyusutan volume penampang akibat hilangnya air campuran, baik secara kimia maupun fisika pada proses pengerasan beton. Terjadi setelah beberapa minggu s/d beberapa bulan setelah pengecoran. Penyusutan merupakan kendala utama pada proses pengecoran. Hal ini di sebabkan perubahan kondisi adukan beton yang berubah menjadi lebih kering. 8



Cara Mengurangi efek drying shrinkage:  Mengurangi kadar air campuran  Menerapkan curing  Menghilangkan external restraints sedapat mungkin dengan menyediakan movement joint Batasan Lebar Retak (ACI 224R-19)



Struktur beton yang retak dapat dikategorikan gagal bila : 



Secara estetika tidak dapat diterima







Struktur menjadi tidak kedap air







Berpengaruh terhadap keawetan struktur







Berpengaruh terhadap kekuatan struktur



3. RETAK PLASTIS Retak yang terjadi pada beton saat beton itu masih dalam proses pengikatan (plastis) dan terjadi karena fenomena bleeding yang berbeda. Terjadi setelah 1-8 jam setelah selesai pengecoran dan pemadatan. Bleeding adalah proses naiknya air campuran beton ke permukaan saat dan segera setelah selesai pemadatan.



9



Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Bleeding:  Kadar udara campuran  Kandungan material halus  Rate of evaporation  Kadar air campuran  Penggunaan retarder  Temperatur  Ketebalan potongan Jenis Retak Plastis: 1. Plastic settlement crack (Terjadi pada potongan yg tebal & dalam) Terjadi karena adanya perbedaan tahanan penurunan material beton antara posisi yang bebas (unrestraint) dengan posisi yang tertahan (restraint) yang didukung oleh tingkat bleeding dan settlement yang relatif tinggi. Mengurangi tingkat bleeding dan settlement:  Mengurangi kadar air campuran/memperkecil slump  Menambah additive Pencegahan terjadinya plastic settlement crack:



 Mengurangi tingkat bleeding dan settlement 



Mengurangi efek restraint







Menerapkan teknik re-vibration yaitu melaksanakan pemadatan ulang dengan cara vibrasi/penggetaran segera setelah beton membentuk dan masih dalam tahap setting time awal



2. Plastic shrinkage crack (Terjadi pada permukaan beton)



10



Plastic shringkage atau yang lebih kita kenal dengan retak rambut yang terjadi setelah menuangkan campuran beton ke dalam cetakan. hal ini terjadi akibat campuran adukan beton yang terhidrasi sehingga terjadi penguapan dan merubah volume beton dan menyebabkan keretakan, terjadi beberapa jam s/d 1 hari setelah selesai pengecoran dan pemadatan.



1.3.



Macam-macam kerusakan pada beton



Telah menjadi kesadaran yang umum bahwa keawetan tidak dengan sendirinya merupakan sifat dari beton. Keawetan dari beton hanya akan didapat jika pada fase perencanaan maupun pada fase pelaksanaan dan pemakaiannya diberikan perhatian yang cukup. Fase perencanaan merupakan fase terpenting dari ketiga fase yang telah disebut. Oleh karena itu, pada fase perencanaan ini tidak hanya diperhitungkan kekuatan dan kekakuan struktur, tetapi juga diperhatikan keawetannya. 11



1. Kerusakan akibat dari kesalahan pada perencanaan 



Ketidakcukupan gambaran tentang pembagian gaya atau pengabaian beberapa pengaruh tertentu (misalnya : temperatur), akan membawa peretakan yang tidak diinginkan.







Ketidaktelitian



detail,



misalnya



terlalu



rapatnya



tulangan



akan



mengakibatkan lubang-lubang, sangkar kerikil atau beton porous. 



Kesalahan hitungan







Penyelimutan pada baja tulangan untuk pondasi beton, kelder (basement) dan lantai dasar Gedung. Sering dipilih sebagai lingkungan yang lembab, sedangkan pemilihan lingkungan yang agresif (tanah gambut) kadang kadang merupakan pilihan yang lebih riel. Hal ini mengakibatkan pengecilan investasi, tetapi sering tanpa memperhatikan kemungkinan biaya perbaikan.







Kurangcukupnya perhatian untuk detail sambungan structural (terutama untuk daerah gempa bumi).



2. Kerusakan akibat ketidaktelitian pelaksanaan 



Kurangnya kekokohan bentuk dari bekisting (misalnya : pelesakan)







Kekurangan selimut/pelindung beton pada pinggir dan tempat-tempat saluran air, misalnya penjorokan keluar dari lantai atap, pelat balkon dan pelat beranda.







Kurangnya perhatian pada sambungan pengecoran







Tidak menggunakan jenis semen yang tepat







Penggunaan bahan kimia tambahan yang mengandung sulfat



12







Terlalu besar tinggi penuangan bebas dari beton (mortar) terutama pada kolom-kolom dengan tulangan keranjang (jarring-jaring) dapat muncul sangkar kerikil.



3. Kerusakan beton akibat pengaruh mekanis 



Tabrakan dan sejenisnya







Pengikisan permukaan, misalnya oleh air







Ledakan, gempa bumi







Pembebanan yang berlebihan







Kelelahan, getaran



4. Kerusakan beton akibat pengaruh fisika 



Pengaruh temperature, secara umum jangkauan kerusakan akibat pengaruh temperatur hanya merupakan peretakan di tempat-tempat yang tidak diperkirakan. Bentuk peretakan terbatas dalam retak-retak halus dan kebanyakan tidak menyebabkan kerusakan.







Akibat-akibat yang bergantung pada waktu, seperti susut dan rayap







Pelesakan yang tidak sama dari pondasi atau titik-titik tumpu.



5. Kerusakan beton akibat pengaruh kimia 



Korosi tulangan akibat pengkaronatan







Korosi tulangan akibat klorida







Perusakan beton oleh asam-asam agresif dan garam



1.4.



Perbaikan cacat beton Merupakan cara perbaikan cacat beton untuk mengantisipasi kemungkinan yang terjadi, karena proses pembetonan sangat bergantung pada banyak factor seperti kecakapan pekerja dan hal-hal yang belum diperhitungkan sebelumnya. Tahapan penanganan kerusakan beton : 



Penyelidikan informasi







Pemeriksaan visual







Pengujian/pemeriksaan khusus 13







Kerusakan, keparahan, kuantitas kerusakan, dan kapasitas struktur







Solusi penanganan/perbaikan



Perbaikan kerusakan pada beton : 1. Plinth antar sambungan 



Gerinda bagian yang mengalami plint sampai rata.







Bagian yang digerinda dibersihkan dengan sikat kawat dan kuas







Buat mortar dengan campuran semen biasa dan semen putih sesuai dengan perbandingan tertentu.







Dilakukan acian pada bagian yang akan di-repair sampai rata







Setelah agak kering lalu dipoles dengan busa



2. Bunting Akibat Bekisting Berubah Bentuk 



Permukaan yang bunting dihilangkan dengan gerinda dan agak cekung kedalam, kurang lebih 0.30 cm







Dibersihkan sampai kering lalu dipoles dengan Sikadur 741







Dikeringkan dan digerinda akhir sampai rata







Dilakukan polesan dengan acian pewarnaan utk mendapatkan warna yg seragam.







Setelah agak kering lalu dipoles dengan busa



3. Keropos 



Dibobok keropos



bagian sampai



yang bersih



(sampai ketemu beton yang keras) 



Dibersihkan dengan sikat dan disiram







Pasang bekisting dengan bentuk yang dikehendaki, lalu dicor dg Sikagrout 215 14







Dikeringkan dan digerinda supaya rata







Dipoles dengan acian pewarnaan



4. Pecah Kecil (< 5cm dalamnya) 



Dibersihkan dengan sikat dan disiram







Dipoles dengan Sikadur 741







Dilakukan acian dengan mortar sesuai komposisi







Dikeringkan dan digerinda akhir agar rata







Dipoles dengan acian pewarnaan.







Setelah agak kering lalu dipoles dengan busa







Setelah agak kering lalu dipoles dengan busa



5. Pecah Besar (> Scm dalamnya) 



Dibersihkan



dengan



sikat



dan



disiram 



Dipasang stek kecil dengan dibor atau di-dynabolt







Dipasang bekisting sesuai bentuknya dan dicor dengan Sikagrout 215







Dikeringkan dan digerinda akhir supaya rata







Dipoles dengan acian pewarnaan







Setelah agak kering lalu dipoles dengan busa



6. Lubang Besar Akibat Udara Terperangkap 



Dilakukan



penyikatan



supaya



permukaan kasar 



Dibersihkan menggunakan kuas dan disiram lalu dikeringkan







Diolesi dengan Lem Cebond







Dipoles dengan Sikadur 741







Dikeringkan lalu dipoles dengan acian pewarnaan 15







Setelah agak kering lalu dipoles dengan busalkertas semen



7. Tali Air/Lubang Kecil Akibat Udara Terperangkap 



Permukaan yang cacat disikat dan dibersihkan







Disiram air untuk menghilangkan debunya







Suat acian pewarnaan







Dilakukan polesan untuk mendapatkan warna yang seragam







Setelah agak kering lalu dipoles dengan busa



8. Retak Rambut (Iebar 0.5mm dan dalam >1cm) 



Bagian yang retak digerinda sedalam 5-10 mm dengan lebar 5 cm







Bersihkan bagian terse but hingga betul-betul bersih







Pasang plat dan pipa aluminium pada ujung retak dan direkatkan dengan Sikadur 731







Patching bagian yang retak dan sudah digerinda dengan Sikadur 741







Tunggu sampai Sikadur 731 dan Sikadur 741 kering/kuat buat campuran Sikadur 752AS sesuai dengan spesifikasi/dosis







Masukkan kedalam injection pump dan dilakukan injeksi pada bagian yang retak







Setelah kering digerinda dan di-finishing dengan acian pewarnaan







Dilakukan polesan untuk mendapatkan warna yang seragam







Setelah agak kering, dipoles dengan busa



16



BAB III PENUTUP 3.1. Kesimpulan Beton dihasilkan dari sekumpulan interaksi mekanis dan kimiawi sejumlah material pembentuknya. Material pembentuk tersebut berupa agregat halus dan agregat kasar yaitu pasir, batu, batu pecah atau bahan semacam lainnya, dengan menambahkan secukupnya bahan perekat semen portland, dan air sebagai bahan pembantu guna keperluan reaksi kimia selama proses pengerasan dan perawatan beton berlangsung. Nilai kuat tekan beton relatif lebih tinggi dibandingkan dengan kuat tariknya, dan beton merupakan bahan yang bersifat getas. Kuat tarik yang dimiliki beton hanya berkisar antara 9-15% dari kuat tekannya (Istimawan Dipohusodo,1999) karenanya sering kali dalam perencanaan kuat tarik beton dianggap sama dengan nol. Karena beton sangat lemah dalam menerima gaya tarik, maka beton tersebut tidak mampu menerima gaya tarik sehingga mengakibatkan terjadinya retak-retak yang lamalama bisa mengakibatkan elemen beton akan pecah. Untuk menjaga retak lebih lanjut serta pecahnya balok tersebut, diperlukan pemasangan tulangan-tulangan baja pada daerah yang tertarik dan daerah dimana beton akan mengalami retak-retak. Alasan menggunakan tulangan baja ialah karena baja sangat baik dan mampu menerima gaya tarik.



17



DAFTAR PUSTAKA   



https://www.scribd.com/document/327920863/Kerusakan-Beton-TBK https://www.academia.edu/36136747/Analisa_BETON_RETAK_penyebab_dan _metode_perbaikan_ya https://media.neliti.com/media/publications/140016-ID-kerusakan-danperkuatan-struktur-beton-b.pdf



18