Makalah Saraf [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH SARAF



“STROKE PERDARAHAN”



Kelas B Kelompok 2 Victor Christopher



2008-11-044



Indah Lailatul Azizah



2009-11-065



Inka Andriny



2009-11-066



Julia Juanita



2009-11-067



Kharinta Darmawan



2009-11-069



Kim Seong Seon



2009-11-070



Leilani Pratiwi



2009-11-072



Lety Artistika



2009-11-073



UNIVERSITAS PROF. DR. MOESTOPO (BERAGAMA) JAKARTA 2012



BAB I PENDAHULUAN



Definisi Stroke adalah suatu kelainan neurologis fokal ataupun global secara tiba-tiba, dengan gejala yang berlangsung lebih dari 24 jam (atau meninggal), dan diakibatkan oleh gangguan vaskuler (WHO, 2005). Stroke Hemoragik Pecahnya pembuluh darah otak menyebabkan keluarnya darah ke jaringan parenkim otak, ruang cairan serebrospinalis disekitar otak atau kombinasi keduanya. Perdarahan tersebut menyebabkan gangguan serabut saraf otak melalui penekanan struktur otak dan juga oleh hematom yang menyebabkan iskemia pada jaringan sekitarnya. Peningkatan tekanan intrakranial pada gilirannya akan menimbulkan herniasi jaringan otak dan menekan batang otak.



Klasifikasi Stroke diklasifikasikan sebagai berikut :



1. Berdasarkan kelainan patologis



a. Stroke hemoragik 1) Perdarahan intra serebral 2) Perdarahan ekstra serebral (subarakhnoid)



b. Stroke non-hemoragik (stroke iskemik, infark otak, penyumbatan) 1) Stroke akibat trombosis serebri 2) Emboli serebri 3) Hipoperfusi sistemik



2. Berdasarkan waktu terjadinya 1) Transient Ischemic Attack (TIA) 2) Reversible Ischemic Neurologic Deficit (RIND) 3) Stroke In Evolution (SIE) / Progressing Stroke 4) Completed stroke



3. Berdasarkan lokasi lesi vaskuler



1) Sistem karotis a. Motorik : hemiparese kontralateral, disartria b. Sensorik : hemihipestesi kontralateral, parestesia c. Gangguan visual : hemianopsia homonim kontralateral, amaurosis fugaks d. Gangguan fungsi luhur : afasia, agnosia 2) Sistem vertebrobasiler a. Motorik : hemiparese alternans, disartria b. Sensorik : hemihipestesi alternans, parestesia c. Gangguan lain : gangguan keseimbangan, vertigo, diplopia



BAB II PEMBAHASAN Epidemiologi Perdarahan intraserebral lebih sering terjadi pada pria dibanding dengan wanita, terutama pada usia diatas 55 tahun, dan juga pada populasi tertentu seperti pada orang kulit hitam dan orang jepang (Qureshi, 2001). Etiologi Penyebab stroke hemorogik (Qureshi, 2001): 1.



Hipertensi Pecahnya arteriola kecil dikarenakan oleh perubahan degeneratif akibat hipertensi yang tidak terkontrol; resiko tahunan perdarahan rekuren adalah 2%, dapat dikurangi dengan pengobatan hipertensi; diagnosis berdasarkan riwayat klinis.



2.



Dural venous sinus thrombosis Perdarahan diakibatkan oleh infark venosus hemorhagik; antikoagulan dan agen trombolitik transvenosus dapat memperbaiki outcome; resiko perdarahan rekuren adalah 10% dalam 12 bulan pertama dan kurang dari 1% setelahnya; diagnosis berdasarkan gambaran MRI dan angiografi.



3.



Aneurisma intracranial Pecahnya pelebaran sakular dari arteri ukuran medium, biasanya berhubungan dengan perdarahan subarachnoid; Resiko perdarahan rekuren adalah 50% dalam 6 bulan pertama, dimana berkurang 3% tiap tahunnya, surgical clipping atau pemasangan endovascular coils dapat secara signifikan mengurangi resiko perdarahan rekuren; diagnosis berdasarkan imaging sperti MRI dan angiografi.



4.



Koagulopathy Paling banyak disebabkan oleh penggunaan antikoagulan dan agen trombolitik; koreksi cepat abnormalitas bersangkutan penting untuk menghentikan perdarahan; diagnosis berdasarkan riwayat klinis.



5.



Penggunaan kokain dan alcohol Perdarahan terjadi jika memang sudah terdapat abnormalitas vascular yang mendasari; diagnosis berdasarkan riwayat klinis.



Manifestasi Klinis Gejala khas terjadinya stroke perdarahan (Ropper, 2005) :     



Hipertensi reaktif akut Muntah Nyeri kepala Kaku kuduk Kejang



Sindroma utama yang menyertai stroke hemorhagik menurut Smith (2005) dibagi menurut tempat perdarahannya yaitu: 1. Putaminal Hemorrhages Putamen merupakan tempat yang paling sering terjadi perdarahan, juga dapat meluas ke kapsula interna. Hemiparesis kontralateral merupakan gejala utama yang terjadi. Pada perdarahan yang ringan, gejala diawali dengan paresis wajah ke satu sisi, bicara jadi melantur, dan diikutii melemahnya lengan dan tungkai serta terjadi penyimpangan bola mata. Pada perdarahan berat dapat terjadi penurunan kesadaran ke stupor ataupun koma akibat kompresi batang otak. 2. Thalamic Hemorrhages Gejala utama di sini adalah terjadi kehilangan sensorik berat pada seluruh sisi kontralateral tubuh. Hemiplegia atau hemiparesis juga dapat terjadi pada perdarahan yang sedang sampai berat akibat kompresi ataupun dekstruksi dari kapsula interna di dekatnya. Afasia dapat terjadi pada



lesi hemisfer dominan, dan neglect kontralateral pada lesi hemisfer non-dominan. Hemianopia homonim juga dapat terjadi tetapi hanya sementara. 3. Pontine Hemorrhages Koma dalam dengan kuadriplegia biasanya dapat terjadi dalam hitungan menit. Sering juga terjadi rigiditas deserebrasi serta pupil "pin-point" (1 mm). Terdapat kelainan refleks gerakan mata horizontal pada manuver okulosefalik (doll's head) ataupun tes kalorik. Kematian juga sering terjadi dalam beberapa jam. 4. Cerebellar Hemorrhages Perdarahan serebellar biasanya ditandai dengan gejala-gejala seperti sakit kepala oksipital, muntah berulang, serta ataksia gait. Dapat juga terjadi paresis gerakan mata lateral ke arah lesi, serta paresis saraf kranialis VII. Seiring dengan berjalannya waktu pasien dapat menjadi stupor ataupun koma akibat kompresi batang otak. 5. Lobar Hemorrhages Sebagian besar perdarahan lobar adalah kecil dan gejala yang terjadi terbatas menyerupai gejalagejala pada stroke iskemik. Perjalaran Stroke Hemorogik Tahap Awal Pada tahap ini, pembuluh darah baru saja pecah, dan darah baru saja mengucur deras keluar dari dalam pembuluh darah Gejala yang dirasakan oleh penderita hanya rasa pusing biasa dan merasa kepalanya sangat berat dan kadang tidak menimbulkan gejala sama sekali.



Tahap Selanjutnya Lama-kelamaan akhirnya darah yang mengisi otak semakin banyak. Sebagai akibat dengan adanya cairan baru di dalam kepala, maka volume cairan di dalam darah secara langsung akan meningkat begitu pula tekanan di dalam otak. Gejala pada pasien yaitu merasakan sakit kepala hebat, disertai muntah terus menerus dan kepala serasa berputar.



Tahap Selanjutnya Akhirnya darah yang masih saja mengalir itu mulai menekan bagian-bagian otak, dan gejala yang ditimbulkan tergantung dari tempat perdarahan tersebut. Jika yang tertekan oleh otak adalah area motorik otak kanan, maka pasien akan menderita kelumpuhan tangan dan kaki sebelah kiri, begitu pula sebaliknya, jika bagian otak yang tertekan adalah area motorik otak kiri, maka pasien akan menderita kelumpuhan tangan dan kaki sebelah kanan. Jika perdarahan tersebut terjadi di dekat pusat kesadaran maka pasien tersebut dapat mengalami penurunan kesadaran. Tahap Akhir Tahap yang paling akhir jika perdarahan tidak atau gagal ditangani, maka darah akan semakin banyak dan akibatnya bisa menekan pusat kesadaran dan pusat pernafasan sehingga pasien mengalami henti nafas, dan jika ini terjadi, maka kemungkinan terburuk adalah kematian bagi pasien tersebut.



Pemeriksaan Penunjang Satu-satunya cara yang akurat untuk mendiferensiasi “stroke” hemoragik dan non-hemoragik ialah dengan bantuan CT Scan



Penatalaksanaan Terapi Medik pada PIS Akut a. Terapi hemostatik - Eptacog alfa (recombinant activated factor VII [rF VIIa]) adalah obat hemostasis yang dianjurkan untuk pasien hemophilia yang resisten terhadap pengobatan factor VII replacement dan juga bermanfaat untuk penderita dengan fungsi koagulasi yang normal. - Aminocaproic acid terbukti tidak mempunyai efek yang menguntungkan. - Pemberian rF VIIa pada PIS pada onset 3 jam hasilnya adalah highly-significant, tapi tidak ada perbedaan bila pemberian dilakukan setelah lebih dari 3 jam.



b. Reversal of Anticoagulation - Pasien PIS akibat dari pemakaian warfarin harus secepatnya di berikan fresh frozen plasma atau prothrombic complex concentrate dan vitamin K.



- Prothrombic complex concentrate suatu konsentrat dari vitamin K dependent coagulation factor II, VII,IX, X, menormalkan INR lebih cepat dibandingkan FFP dan dengan jumlah volume lebih rendah sehingga aman untuk jantung dan ginjal. - Dosis tunggal intravena rFVIIa 10µ/kg- 90 µ/kg pada pasien PIS yang memakai warfarin dapat menormalkan INR dalam beberapa menit. Pemberian obat ini harus tepat diikuti dengan coagulation factor replacement dan vitamin K karena efeknya hanya beberapa jam. - Pasien PIS akibat penggunaan unfractioned or low moleculer weight heparin diberikan Protamine Sulfat dan pasien dengan trombositopenia atau adanya gangguan fungsi platelet dapat diberikan dosis tunggal Desmopressin, transfusi platelet atau keduanya. - Pada pasien yang memang harus menggunakan antikoagulan maka pemberian obat dapat dimulai pada hari ke 7-14 setelah terjadinya perdarahan.



Tindakan Bedah pada PIS berdasarkan EBM Tidak dioperasi bila (non-surgical candidate) - Pasien dengan perdarahan kecil (3 cm dengan perburukan klinis atau kompresi batang otak dan hidrosefalus dari obstruksi ventrikel harus secepatnya dibedah. - PIS dengan lesi structural seperti aneurisma, malformasi AV atau angioma cavernosa dibedah jika mempunyai harapan outcome yang baik dan lesi strukturnya terjangkau. - Pasien usia muda dengan perdarahan lobar sedang s/d besar yang memburuk. - Pembedahan untuk mengevakuasi hematoma terhadap pasien usia muda dengan perdarahan lobar yang luas (≥ 50)



Stroke Hemoragik (Intraserebral) -



Blood leaks directly into brain parenchyma



-



HTN most common cause



Stroke hemoragik (subarachnoid) -



Blood leaks from cerebral vessel into subarachnoid space If arterial, sudden and painful Aneurysms and AMVs



Haemorrhagic Stroke Image 3 (Computed Tomography): Acute intracranial haemorrhage secondary to a ruptured left arteriovenous malformation (AVM).



Haemorrhagic Stroke Image 4 : Post-mortem specimen showing a hypertensive intracerebral haemorrhage in the region of the left thalamus and extending into the lateral ventricles



Sequential CT scans from a patient with edema. Scans were obtained at (A) 56 hours and (B) 493.3 hours after ICH. There was an increase in midline shift from 4 to 6 mm for the pineal and from 4 to 7 mm for the septum pellucidum. Note reduction in volume of the central hyperdensity and evolution of expansive white matter lucency extending well away from the hematoma.



DAFTAR PUSTAKA



1. Rakyat Dian. Neurologi Klinis Dasar. Jakarta : 1988 2. http://neurosurgery-n.blogspot.com/2009/11/brain-hemorrhage.html 3. http://kumpulanmakalahkedokteran.blogspot.com/2010/04/stroke-hemorhagik.html 4. http://yayanakhyar.files.wordpress.com/2009/01/case-s-t-r-o-k-e.pdf 5. http://www.google.co.id/search?q=stroke+perdarahan+intraserebral&hl=id&gbv=2&oq=stroke+ per&gs_l=heirloomserp.1.1.0l5j0i30l5.262484.264563.0.268043.7.5.0.0.0.0.348.889.0j2j1j1.4.0...0.0...1c.1.LdOeeV5 fDCE