Makalah Sejarah Kurikulum [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Sejarah Perkembangan Kurikulum di Indonesia Mata Kuliah Kurikulum dan Desain Pembelajaran Biologi



Makalah Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kurikulum dan Desain Pembelajaran Biologi.yang dibina oleh Prof. Dra. Herawati Susilo, M.Sc., Ph.D dan Rifka Fachrunnisa, S.Pd., M.Ed.



Oleh: Kelompok 1/ Offering C 2018 1. Ika Sri Sumiati



(180341617547)



2. Naily Adniya Rochmy



(180341617575)



UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI Februari 2021



KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas berkah, rahmat serta hidayah-Nya yang senantiasa dilimpahkan kepada penulis, sehingga bisa menyelesaikan makalah dengan judul “Sejarah Perkembangan Kurikulum di Indonesia” dengan lancar dan tanpa halangan yang berarti. Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini tidak akan selesai tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada : 1. Ibu Prof. Dra. Herawati Susilo, M.Sc., Ph.D dan Ibu Rifka Fachrunnisa, S.Pd., M.Ed selaku dosen pengampuh dalam matakuliah Kurikulum dan Desain Pembelajaran Biologi 2. Semua rekan-rekan seperjuangan Jurusan Pendidikan Biologi Offering C 2018 yang telah memberikan dorongan dan semangat kepada penulis untuk menyelesaikan makalah Penulis menyadari bahwa makalah ini tak luput dari berbagai kekurangan. Penulis mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan dan perbaikannya sehingga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca.



Malang, 13 Februari 2021



Penulis



i



DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL.............................................................................................i KATA PENGANTAR



i



i BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................3 1.1 Latar Belakang....................................................................................3 1.2 Rumusan Masalah................................................................................4 1.3 Tujuan.................................................................................................4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................5 2.1 Definisi Kurikulum..............................................................................5 2.2 Sejarah Perkembangan Kurikulum di Indonesia................................. 5 2.2.1 Kurikulum 1947................................................................................5 2.2.2 Kurikulum 1952................................................................................6 2.2.3 Kurikulum 1964................................................................................6 2.2.4 Kurikulum 1968................................................................................6 2.2.5 Kurikulum 1975................................................................................7 2.2.6 Kurikulum 1984................................................................................7 2.2.7 Kurikulum 1994................................................................................7 2.2.8 Kurikulum 2004 (KBK)....................................................................7 2.2.9 Kurikulum 2006 (KTSP).................................................................. 8 2.3.0 Kurikulum 2013................................................................................8 2.3.1 Kurikulum 2013 Revisi 2017............................................................8 BAB III PEMBAHASAN.......................................................................................9 4.1 Analisis Rasional Perubahan Kurikulum................................................9 4.2 Elemen Perubahan Kurikulum .............................................................. 11 4.2 Persiapan Guru dalam Perubahan Kurikulum 2013............................12 4.2 Implementasi Kurikulum 2013 dalam Proses Pembelajaran .............13 BAB IV PENUTUP...............................................................................................14 5.1 Simpulan................................................................................................... 14 5.2 Saran.......................................................................................................... 14 DAFTAR RUJUKAN.................................................................................................... 16



2



3



BAB I PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah usaha yang dilaksanakan dengan mengembangkan potensi siswa dan siswi dalam spiritual keagamaan, kepribadian, kecerdasan serta ketrampilan melalui proses pembelajaran. Untuk mewujudkan tujuan pendidikan maka diperlukan komponen yang saling bersinergi, salah satunya adalah kurikulum. Pendidikan memiliki komponen penting yang salah satunya berupa kurikulum yang harus bisa dipahami oleh setiap guru agae dapat menyampaikan mata pelajaran dengan baik. Kurikulum mengalami perkembangan seiring dengan perubahan zaman. Perkembangan



kurikulum



di



Indonesia



dimulai



sejak



Indonesia



memproklamasikan kemerdekaan. Namun, pendidikan sendiri sudah dicanangkan di Indonesia sejak zaman penjajahan Belanda dan Jepang. Kurikulum di Indonesia mengalami perkembangan dengan adanya perubahan sebanyak 11 kali. Diawali dengan perubahan kurikulum pada tahun 1947 sampai yang terakhir yaitu kurikulum 2013 yang telah direvisi 2017 lalu. Penyebab kurikulum tersebut mengalami perubahan adalah ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus mengalami perkembangan. Sudah sepatutnya kurikulum yang diterapkan sesuai dengan zaman yang ilmu pengetahuan dan teknologinya berkembang pesat. Menurut (OECD, 2016) pada tahun 2016, pendidikan di negara Indonesia meraih peringkat ke 57 di dunia dari 65 negara. Dapat disimpulkan bahwa pendidikan di negara Indonesia termasuk kategori paling belakang. Fakta lain menyebutkan bahwa pada negara Indonesia meraih peringkat ke 86 di dunia dari 93 negara pada tahun 2014 dalam hal daya saing tahun 2014 Indonesia meraih peringkat 86 dari 93 negara dalam hal daya saing (Global Talent Competitiveness Index, 2016) Dalam rangka menghasilkan generasi yang siap untuk menghadapi masa depan maka disusunlah kurikulum yang baru yakni kurikulum 2013. Kurikulum 2013 merupakan kurikulum terbaru yang dihasilkan dari pengembangan



4



kurikulum sebelumnya yaitu Kurikulum Berbasis Kompetensi tahun 2006 (KBK) (Slameto,2015). Kesiapan guru baik dari segi kompetensi dan pemahaman serta mindset (pola pikir) harus dipersiapkan dengan baik pada kurikulum 2013. Jika mindset guru berjalan sesuai dengan kurikulum 2013 maka siswa yang aktif dalam proses pembelajaran di kelas dapat terwujud. Mindset (pola pikir) guru yang tidak dapat diubah dapat menjadi faktor gagalnya implementasi kurikulum 2013. 1.2 Rumusan Masalah Dari latar belakang yang telah diuraikan, rumusan masalahnya adalah : 1. Apakah rasional perubahan kurikulum 2013 ? 2. Elemen apa sajakah yang dibutuhkan pada perubahan kurikulum 2013? 3. Bagaimana persiapan para guru terhadap kurikulum 2013? 4. Bagaimanakah proses pembelajaran yang menerapkan kurikulum 2013



1.3 Tujuan Tujuan penelitian ini adalah: 1. Dapat mengetahui rasional perubahan kurikulum 2013 2. Dapat mengetahui elemen yang dibutuhkan pada perubahan kurikulum 2013 3. Dapat mengetahui persiapan para guru terhadap kurikulum 2013 4. Dapat mengetahui



penerapan kurikulum 2013 dalam proses



pembelajaran



5



BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.



Definisi Kurikulum Mengutip dari (Ansyar, 2015) kurikulum berasal dari kata currere yang



memiliki arti pacuan dan curir yang berarti pengantar. Kurikulum memiliki makna yaitu tempat dimana siswa berpacu untuk mempelajari hingga menguasai beberapa mata pelajaran dengan tujuan mendapat ijazah dan memperoleh gelar sarjana. Sedangkan pengertian kurikulum secara lebih luas yaitu serangkaian penyampaian yang meliputi metode dan strategi untuk menjalankan program pelajaran melalui proses interaksi dan komunikasi yang melibatkan guru dan murid (Gunawan, 2010). Sebagai pengalaman belajar, kurikulum dirancang untuk mengembangkan potensi peserta didik dalam kegiatan belajar. Proses kegiatan belajar dilaksanakan di dalam ruangan kelas. Namun, tidak menutup kemungkinan kegiatan belajar dapat dilaksanakan di luar kelas. Dengan kata lain, kurikulum mencakup kegiatan belajar yang dilaksanakan baik di luar kelas maupun di dalam kelas. (Muhibbin, 2012) Sedangkan menurut ( Oemar, 2014) kurikulum dapat diartikan sebagai isi dan materi pembelajaran yang dimuat dalam rencana belajar sebagai pengalaman belajar siswa. Materi pelajaran tersebut berisi banyaknya mata pelajaran yang akan dipelajari oleh peserta didik selama peserta didik pada jenjang pendidikan tertentu. 2.2.



Sejarah Perkembangan Kurikulum di Indonesia Menurut



(Abdullah,



2007)



kurikulum



di



Indonesia



mengalami



perkembangan setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan diantaranya mengalami perubahan sebanyak 11 kali, yang terdiri dari: 2.2.1.



Kurikulum 1947



Kurikulum yang pertama kali diberlakukan pada masa kemerdekaan bernama Rencana Pelajaran tahun 1947. Sekolah mewajibkan penyempurnaan kurikulum 1947 supaya sesuai keperluan peserta didik. dengan kebutuhan dan kepentingan bangsa Indonesia (Abdullah, 2007). Rencana Pelajaran 1947



6



memiliki susunan yang sederhana, yaitu berisi jumlah mata pelajaran beserta jam ajar dan juga garis besar cara pengajaran. (Hasan, 2007) Rencana Pelajaran tahun 1947 memuat pendidikan budi pekerti (watak) serta kesadaran bermasyarakat dan bernegara. Mata pelajaran pada jenjang Sekolah Rakyat (SR) berjumlah 16 sedangkan mata pelajaran Sekolah Menengah Pertama (SMP) berjumlah 17 bidang studi sementara mata pelajaran Sekolah Menengah Atas (SMA) Jurusan B berjumlah 19 bidang studi. Garis besar cara pengajaran pada kurikulum tersebut lebih mengutamakan pada bagaimana guru mengajarkan suatu mata pelajaran. Salah satu contohnya adalah mata pelajaran bahasa. Pelajaran tersebut mengajarkan cara menulis, membaca serta berbicara menggunakan bahasa Indonesia (Wahyuni, 2015). 2.2.2



Kurikulum 1952



Penyempurnaan kurikulum di Indonesia terjadi pada tahun 1952 dimana menghasilkan kurikulum baru dengan nama Rencana Pelajaran Terurai 1952. Ciri-ciri dari kurikulum 1952 adalah isi pelajaran yang harus diperhatikan pada setiap rencana pelajaran serta menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari. Rencana Pelajaran Terurai 1952 memuat sebanyak lima pelajaran, diantaranya : pelajaran jasmaniah, moral, kecerdasan, keprigelan serta moral (Wahyuni, 2015). 2.2.3



Kurikulum 1964



Setelah tahun 1952, kurikulum terbaru yang diterapkan pada tahun 1964 adalah Rencana Pendidikan 1964.Ciri dari kurikulum ini adalah pengetahuan akademik untuk bekal siswa maupun siswi pada jenjang sekolah dasar. Kurikulum ini terdiri dari lima mata pelajaran, yaitu : pelajaran kecerdasan, keterampilan, moral, serta jasmani dan emosional. (Wahyuni, 2015). 2.2.4



Kurikulum 1968



Kurikulum 1968 bersifat korelasional (correlated subject curiculum), jumlah mata pelajaran pada sekolah dasar berjumlah 10 bidang studi, sedangkan pada Sekolah Menengah Atas (SMP) berjumlah 18 bidang studi, Sekolah Menengah Atas berjumlah 18 bidang (Hasan, 2007)



7



2.2.5



Kurikulum 1975



Isi dalam kurikulum 1975 memuat pelajaran yang direncanakan pada tiap bahasan. Satuan pelajaran diuraikan lagi menjadi materi dan alat pelajaran, kegiatan mengajar, evaluasi serta petunjuk umum dan TIK atau tujuan instruksional khusus. Setelah berjalannya waktu, pelaksanaan kurikulum ini menjadikan guru sibuk menuliskan rincian hal yang dicapai dari kegiatan pembelajaran (Wahyuni, 2015). 2.2.6



Kurikulum 1984 (Kurikulum CBSA)



Implementasi model pembelajaran kurikulum 1984 diberi nama Cara Belajar Siswa Aktif atau disingkat CBSA. Dimana kegiatan awal peserta didik yaitu



mengamati



kemudian



mengelompokkan,



mendiskusikan,



hingga



melaporkan (Wahyuni, 2015). 2.2.7 Kurikulum 1994 Kurikulum di Indonesia mengalami penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya yaitu kurikulum 1984 menjadi kurikulum 1994 tepatnya pada tahun 1994. Penyempurnaan kurikulum dilakukan sesuai UU no.2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dampak yang dirasakan yaitu sistem pembagian jam pelajaran yang diubah menjadi sistem caturwulan. Sistem caturwulan yaitu pembagian yang awalnya satu tahun menjadi 3 tahun dengan harapan siswa dapat menerima banyak materi pelajaran (Hasan, 2007). 2.2.8 Kurikulum 2004 (KBK) Kurikulum Berbasis Kompetensi adalah sebutan dari kurikulum yang diterapkan tahun 2004. Kurikulum tersebut memuat rencana yang berisi kompetensi serta hasil belajar yang harus dicapai siswa. KBK mempunyai ciriciri-ciri diantaranya adalah: bersifat Competency Based Curiculum, adanya sebutan SMP yang dulunya SLTP, sebutan SMU berubah menjadi SMA, mata pelajaran yang diajarkan pada SD berjumlah 7 mata pelajaran, pada SMP berjumlah 11 mata pelajaran sementara pada SMA, mata pelajaran berjumlah 17, penjurusan pada jenjang SMA dilakukan sewaktu siswa menempuh kelas dua SMA dengan rincian 3 kelompok penjurusan, diantaranya : jurusan ilmu alam, bahasa serta jurusan ilmu sosial (Wahyuni, 2015).



8



2.2.9 Kurikulum 2006 (KTSP) Perkembangan kurikulum di Indonesia berlanjut pada tahun 2006, kurikulum mengalami pergantian menjadi KTSP atau Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Perbedaan KTSP dengan kurikulum sebelumnya yaitu KBK adalah pada isi dan pelajaran yang menjadi target capaian kompetensi oleh peserta didik. Perbedaan yang paling mencolok yaitu adanya kebebasan guru untuk menyusun rencana pembelajaran sesuai dengan keadaan sekolah dan siswa. Kebebasan guru ini muncul karena baik standar kompetensi lulusan (SKL), kerangka dasar (KD) maupun standar kompetensi serta kompetensi dasar (SKKD) ditetapkan oleh Departemen Pendidikan Nasional. Dengan demikian, sekolah memiliki wewenang untuk mengembangkan perangkat pembelajaran, misalnya silabus dengan kedudukan sekolah di bawah koordinasi serta supervisi pemerintah kota (Wahyuni, 2015). 2.3.0 Kurikulum 2013 Tujuan dari diterapkannya kurikulum 2013 adalah mendorong siswa agar memiliki kemampuan mengamati suatu hal, bertanya serta berkomunikasi apa yang telah diperoleh dengan baik. Pembelajaran pada kurikulum 2013 menekankan pada peristiwa alam, seni dan budaya serta fenomena sosial dengan harapan siswa dan siswi tersebut akan lebih kreatif dan produktif serta berhasil dalam menghadapi permasalahan yang merintang yang terjadi di zaman tersebut (Wahyuni, 2015). 2.3.1 Kurikulum 2013 Revisi 2017 Kurikulum 2013 revisi tahun 2017 sebetulnya memiliki perbedaan yang tidak banyak dengan kurikulum 2013 karena kurikulum lama dinilai penerapan nya memberatkan apabila diterapkan di sekolah sehingga tidak diterapkan di seluruh sekolah di Indonesia (Imas kurniasih dan Berlin Sani, 2016: 9) Dalam menerapkan kurikulum 2013 revisi 2017, muncul kendala-kendala yang dihadapi, diantaranya : guru memiliki beban karena belum menguasai. Namun, permasalahan tersebut dapat diatasi dengan memberikan guru bimbingan dan permasalahan yang kedua yaitu model pembelajaran yang telah lama diterapkan guru sebelum perubahan kurikulum ini berdampak pada proses pembelajaran berbeda dengan perubahan yang dilakukan oleh pemerintah



9



BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Analisis Rasional Perubahan Kurikulum Perubahan Kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dan KTSP 2006. Pengembangan kurikulum 2013 diorientasikan untuk peningkatan dan keseimbangan yang mencakup kompetensi sikap (attitude), pengetahuan (knowledge), dan keterampilan secara terpadu (skill). Hal ini sejalan dengan amanat UU No. 20 Tahun 2003 sebagaimana tersurat dalam penjelasan pasal 35: kompetensi lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati. Rasional pengembangan / perubahan Kurikulum 2013 perlu dilakukan karena adanya berbagai tantangan yang dihadapi, baik tantangan internal maupun tantangan eksternal, sebagai berikut (kebudayaan, 2013): 1. Tantangan Internal a. Tuntutan pendidikan yang mengacu kepada 8 Standar Nasional Pendidikan yang meliputi Standar Pengelolaan, Standar Biaya, Standar Sarana Prasarana, Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Standar Isi, Standar Proses, Standar Penilaian, dan Standar Kompetensi Lulusan. b. Tantangan internal lainnya terkait dengan faktor perkembangan penduduk Indonesia dilihat dari pertumbuhan penduduk usia produktif. 2. Tantangan Eksternal Tantangan eksternal yang dihadapi dunia pendidikan antara lain berkaitan dengan tantangan masa depan, kompetensi yang diperlukan di masa depan, persepsi masyarakat, perkembangan pengetahuan dan pendagogi, serta berbagai fenomena negatif yang mengemuka. a. Tantangan



masa depan



antara



lain



globalisasi



(WTO, ASEAN



Community, APEC, CAFTA), Masalah lingkungan hidup, Kemajuan teknologi informasi, Konvergensi ilmu dan teknologi, Ekonomi berbasis 10



pengetahuan, Kebangkitan industri kreatif dan budaya, Pergeseran kekuatan ekonomi dunia,Pengaruh dan imbas teknosains, Mutu, investasi dan transformasi pada sektor pendidikan, Materi TIMSS dan PISA. b. Kompetensi masa depan antara lain kemampuan berkomunikasi, kemampuan berpikir jernih dan kritis, kemampuan mempertimbangkan segi moral suatu permasalahan, kemampuan menjadi warga negara yang bertanggungjawab, kemampuan mencoba untuk mengerti dan toleran terhadap pandangan yang berbeda, kemampuan hidup dalam masyarakat yang mengglobal, memiliki minat luas dalam kehidupan, memiliki kesiapan



untuk



bekerja,



memiliki



kecerdasan



sesuai



dengan



bakat/minatnya dan memiliki rasa tanggungjawab terhadap lingkungan. c. Persepsi masyarakat antara lain terlalu menitikberatkan pada aspek kognitif, beban siswa terlalu berat, kurang bermuatan karakter. d. Perkembangan pengetahuan dan pendadogi antara lain neurologi, psikologi, observation based (discovery) learning dan collaborative learning. e. Fenomena negatif yang mengemuka antara lain perkelahian pelajar, narkoba, korupsi, plagiarisme, dan kecurangan dalam ujian. 3. Penyempurnaan Pola Pikir Pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masa depan hanya akan dapat terwujud apabila terjadi pergeseran atau perubahan pola pikir dalam proses pembelajaran, seperti sebagai berikut (kebudayaan, 2013): a. Dari berpusat pada guru menuju berpusat pada siswa, b. Dari satu arah menuju ineraktif, c. Dari isolasi menuju lingkungan jejaring, d. Dari pasif menuju kreatif menyelidiki, e. Dari abstrak menuju konteks dunia nyata, f. Dari pembelajaran pribadi menuju pembelajaran berbasis IT atau kelompok, g. Dari luas menuju prilaku khas memberdayakan kaidah keterkaitan, h. Dari stimulasi rasa tunggal menuju stimulasi ke segala arah,



11



i. Dari alat tunggal menuju alat media, j. Dari hubungan satu arah menuju kooperatif, k. Dari produksi massa meuju kebutuhan pelanggan, l. Dari usaha sadar tunggal menuju jamak, m. Dari satu ilmu pengetahuan bergeser menuju pengetahuan disiplin jamak, n. Dari kontrol terpusat menuju otonomi dan kepercayaan, o. Dari pemikiran faktual menuju kritis, p. Dari penyampaian pengetahuan menuju pertukaran pengetahuan 3.2. Elemen Perubahan Kurikulum Elemen-elemen perubahan kurikulum 2013 menurut (Mulyasa,2013) mencakup Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Standar Isi (SI), Standar Proses, dan Standar Penilaian. 1. Perubahan Kurikulum 2013 pada Kompetensi Lulusan adalah: konstruksi holistik, didukung oleh semua materi atau mapel, terintegrasi secara vertikal maupun horizontal. 2. Perubahan Kurikulum 2013 pada materi pembelajaran dikembangkan berbasis kompetensi sehingga memenuhi aspek kesesuaian dan kecukupan, kemudian mengakomodasi konten lokal, nasional, dan internasional antara lain TIMMS, PISA, PIRLS. 3. Perubahan Kurikulum 2013 pada proses pembelajaran mencakup: a) berorientasi pada karakteristik kompetensi yang mencakup: 1) sikap (Krathwohl): menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan, 2) keterampilan (Dyers): mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyajikan, dan mencipta, dan 3)



pengetahuan



(Bloom



&



Anderson):



mengetahui,



memahami,



menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta;



12



b) menggunakan pendekatan saintifik, karakteristik kompetensi sesuai jenjang. Untuk SD: tematik terpadu;untuk SMP: tematik terpadu untuk IPA dan IPS, serta mapel; untuk SMA: tematik dan Mapel; c) mengutamakan Discovery Learning dan Project Based Learning. 4. Perubahan Kurikulum 2013 pada penilaian mencakup penilaian berbasis tes dan nontes (portofolio), menilai proses dan output dengan menggunakan authentic assesment, rapor memuat penilaian deskripsi kualitatif tentang sikap, pengetahuan dan keterampilan Selanjutnya dalam Kurikulum 2013 terdapat elemen utama perbaikan kurikulum 2013 seperti terlihat pada gambar dibawah ini: a. Kurikulum 2013 mengusung adanya keseimbangan antara sikap, pengetahuan, dan keterampilan untuk membangun soft skills dan hard skills. b. Elemen perubahan jenjang SD, SMP, SMA, SMK dalam kompetensi lulusan adalah adanya peningkatan dan keseimbangan soft skills dan hard skills yang meliputi aspek kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Elemen perubahan kedudukan mata pelajaran (isi) adalah kompetensi yang semula diturunkan dari mata pelajaran berubah menjadi mata pelajaran dikembangkan dari kompetensi. Elemen pendekatan (isi) kompetensi yang dikembangkan di SD adalah tematik terpadu dalam semua mata pelajaran dengan pendekatan saintifik, di SMP tematik terpadu pada IPA dan IPS, dan mapel, di SMA mapel, di SMK vokasional. 3.3. Persiapan Guru dalam Perubahan Kurikulum 2013 Kesiapan guru yang menjadi fokus adalah pemahaman guru terhadap Kurikulum



2013.



Pemahaman



guru



mengenai



Kurikulum



2013



dapat



menunjukkan seberapa besar kesiapan guru mengimplementasikan Kurikulum 2013. Pemahaman guru yang diteliti meliputi pengetahuan mengenai alasan pengembangan, aktulaisasi informasi, struktur dan strategi pengembangan, dan respon terhadap perubahan kurikulum menjdai Kurikulum 2013. Kesiapan guru tersebut harus diwujudkan dalam (1) Dimensi kemauan (Willingness) berupa , Antusiasme, kesenangan, dan keyakinan.



13



(2) Dimensi kemampuan (ability) yang meliputi : (a) pengetahuan (knowledge) yang diperoleh dari pendidikan (education), pengalaman (experience), latihan (training), dan minat (interest), (b) keterampilan (skill). Yaitu bakat (aptitude), dan kepribadian (personality). (3) Dimensi motivasi yang meliput (a) kondisi fisik pekerjaan, (b) kondisi sosial pekerjaan, dan (c) kebutuhan individu. (Mustofa, 2007). 3.4. Implementasi Kurikulum 2013 dalam Proses Pembelajaran Implementasi kurikulum 2013 merupakan aktualisasi kurikulum dalam pembelajaran dan pembentukan kompetensi serta karakter peserta didik. Implementasi kurikulum membutuhkan kemampuan dan keaktifan guru dalam menciptakan berbagai macam kegiatan yang telah diprogramkan. Dalam implementasi kurikulum ada beberapa faktor yang diharapkan dapat membantu guru untuk menangani kesulitan belajar yang dihadapi siswa, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, antara lain: a. Rumusan tujuan. b. Identifikasi sumber-sumber, meliputi: Sumber keterbacaan, sumber audio visual, manusia, masyarakat dan sumber disekolah yang bersangkutan. c.Peran pihak-pihak terkait d. Pengembangan kemampuan profesional ketenagaan yang terkait dalam implementasi. e. Penjadwalan kegiatan. f.Unsur penunjang, seperti: metode kerja, manusia, perlengkapan, biaya dan waktu. g. Komunikasi yang efektif. h. Monitoring. i. Pencatatan dan pelaporan yang membantu monitoring j. Evaluasi proses yang berisi: tujuan, fungsi, metode dan bentuk k. Perbaikan dan redesian kurikulum.(Imas,2014)



14



BAB III PENUTUP Kesimpulan Dari hasil pembahasan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Rasional pengembangan Kurikulum 2013 perlu dilakukan karena adanya berbagai tantangan yang dihadapi, baik tantangan internal maupun tantangan eksternal, sebagai berikut: a. Tantangan Internal Tuntutan pendidikan yang mengacu kepada 8 Standar Nasional Pendidikan yang meliputi Standar Pengelolaan, Standar Biaya, Standar Sarana Prasarana, Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Standar Isi, Standar Proses, Standar Penilaian, dan Standar Kompetensi Lulusan. b. Tantangan Eksternal



Tantangan eksternal yang dihadapi dunia pendidikan antara lain berkaitan dengan tantangan masa depan, kompetensi yang diperlukan di masa depan, persepsi masyarakat, perkembangan pengetahuan dan pendagogi, serta berbagai fenomena negatif yang mengemuka. 2. Elemen-elemen perubahan kurikulum 2013 menurut mencakup Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Standar Isi (SI), Standar Proses, dan Standar Penilaian. 3. Kesiapan guru dalam pelaksanaan Kurikulum 2013 tergantung pula pada pemaknaan guru terhadap persepsi kurikulum. 4. Implementasi kurikulum membutuhkan kemampuan dan keaktifan guru dalam menciptakan berbagai macam kegiatan yang telah diprogramkan. Dalam implementasi kurikulum ada beberapa faktor yang diharapkan dapat membantu guru untuk menangani kesulitan belajar yang dihadapi siswa. Saran Kurikulum 2013 seharusnya bisa dijadikan sebagai tonggak perbaikan berkesinambungan dalam pendidikan, perbaikan-perbaikan selanjutnay dapat dilakukan oleh guru dan kepala sekolah, sehingga tidak harus ganti orang



15



ganti kurikulum. Bahkan kalalu memungkinkan selama bangsa indonesia masih mendasarkan kehidupannya pada pancasila dan UUD 45, tidak usah ada lagi perubahan kurikulum secara makro, cukup perubahan atau penyesuaian ditingkat sekolah dan satuan pendidikan. Dengan demikian perubahan kurkulum itu menjadi tugas guru, dan kepala sekolah, serta bekerja sama dengan masyarakat melalui komite sekolah dibawah pengawasan dinas pendidikan.



16



DAFTAR RUJUKAN



Ansyar, M. 2015. Kurikulum, Hakikat, Fondasi, Desain dan pengembangan. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group Ary H, Gunawan. 2010. Sosiologi pendidikan: Suatu analisis sosiologi tentang pelbagai problem pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Hamalik, Oemar. 2014. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Hasan, S.H. 2007. Evaluasi Kurikulum. Dalam proses percetakan Imas Kurniasih dan Berlin Sani. 2014. Sukses Mengimplementasikan Kurikulum 2013. Jakarta: Kata Pena. Kebudayaan, k. p. (2013). Rasional kurikulum. jakarta: kementrian pendidikan dan kebudayaan. Kurniasih, Imas dan Berlin Sani. 2014. Panduan Membuat Bahan Ajar Buku Teks Pelajaran Sesuai dengan Kurikulum 2013. Surabaya : Kata Pena Mulyasa, E. (2013). Pengembangan dan Implementasi Kurikulum. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Mustofa. 2007. Upaya pengembangan profesionalisme guru di Indonesia. Jurnal Ekonomi dan Pendidikan 4 (1):76-88. OECD. (2016). Country Note: Indonesia. Program for international student assessment (PISA) Resul from PISA 2015. https://www.oecd.org/pisa/PISA-2015-Indonesia.pdf Slameto. 2015. Rasional dan Elemen Perubahan Kurikulum 2013. Scholaria, Vol. 5, No. 1, Januari 2015: 1-9 Sukardjo. 2012. 2012),143.



Landasan Pendidikan Konsep dan Aplikasinya. Jakarta;



Syah, Muhibbin. 2012. Psikologi Belajar. Jakarta : Raja Grafindo Wahyuni, Fitri. 2015. Kurikulum dari Masa ke Masa. Ponorogo : INSURI Ponorogo



17