16 0 199 KB
MAKALAH PERANGKAT (MPKP) DAN FUNGSI PENGARAHAN SENTRALISASI OBAT
Dosen Pembimbing Ana Zakiyah,M.Kep Kelas D Semester 6 Nama Kelompok 3 : 1. Alfi Dhotul Fatikatin
(201801138)
2. Bagus Yusdiantoro
(201801143)
3. Vivi Nur Wijayanti
(201801147)
4. Izza Wahyuningrum
(201801151)
5. Abdul majid
(201801155)
6. Erin Tentua
(201801160)
7. Kurniawan Hadi Prasetyo 8. Novri Firman Tuhumury 9. Femi Renhoran 10. Inggid fatimatuzzahro
(201801165) (201801169) (201801175) (201801179)
PRPGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN STIKES BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO 2020/2021
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Allah Swt. atas selesainya Makalah yang berjudul Perangkat (MPKP) Dan Fungsi Pengarahan Sentralisasi Obat atas dukungan moral dan materi yang diberikan dalam menyusun makalah ini. Maka kami mengucapkan terimakasih kepada Bu Ana Zakiyah M.Kep. selaku dosen pembimbing mata kuliah Manajemen Keperawatan. Terima kasih atas dukungannya, dalam penulisan ini sangat disadari bahwa Tugas Makalah ini tentu Masih jauh dari kata sempurna, dikarenakan sangat terbatasnya pengetahuan penulis. Oleh sebab itu, kritik dan saran sangat diharapkan oleh penulis untuk menyempurnakan Tugas Makalah ini.
Mojokerto, 08 April 2021
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................ii DAFTAR ISI.................................................................................................................iii BAB 1 PENDAHULUAN.............................................................................................1 1.1
Latar Belakang..................................................................................................1
1.2
Rumusan Masalah............................................................................................2
1.3
Tujuan...............................................................................................................2
BAB 2 TINJAUAN TEORI...........................................................................................3 2.1
Definisi Sentralisasi Obat.................................................................................3
2.2
Tujuan Sentralisasi Obat...................................................................................4
2.3
Manfaat Sentralisasi Obat.................................................................................4
2.4
Teknik Pengelolaan Sentralisasi Obat..............................................................5
2.5
Peran Perawat Sentalisasi Obat........................................................................6
2.6
Alur Pelaksanaan Sentralisasi Obat..................................................................8
2.7
Pengelolahan Obat Kontrol Tidak Penuh (Desentralisasi)...............................9
2.8
Petunjuk Teknik Pengisian Format Surat Persetujuan Sentralisasi Obat.....12
BAB 3 Roleplay..........................................................................................................19 3.1
Skenario Roleplay..........................................................................................19
BAB 4 PENUTUP........................................................................................................24 4.1
Kesimpulan.....................................................................................................24
4.2
Saran...............................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................25
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Tuntutan
masyarakat
terhadap
kualitas
pelayanan keperawatan yang prima dirasakan sebagai suatu fenomena yang harus segera direspon oleh perawat. Respon yang ada harus bersifat kondusif dengan mempelajari langkahlangkah konkrit dalam pelaksanaanya (Nursalam, 2014). Salah satunya adalah dalam pengelolaan obat
pasien.
Teknik
pengelolaan
secara
sentralisasi merupakan pengelolaaan obat dimana seluruh obat yang akan diberikan pada pasien diserahkan Pengeluaran
sepenuhnya dan
kepada
pembagian
perawat. obat
juga
sepenuhnya dilakukan oleh perawat. Pengawasan terhadap penggunaan obat oral maupun injeksi merupakan salah satu tugas perawat. Penggunaan obat yang tidak tepat dapat menimbulkan berbagai kerugian pada pasien. Resistensi tubuh terhadap obat dan resiko resistensi kuman penyakit dapat terjadi jika konsumsi obat oleh penderita tidak terkontrol dengan baik. Kerugian lain yang bisa terjadi adalah terjadinya kerusakan organ tubuh atau timbulnya
efek
samping
obat
yang tidak
diharapkan. Selain itu penggunaan obat yang tidak tepat dapat menimbulkan kerugian pasien secara ekonomi. Oleh karena itu diperlukan suatu cara yang sistematis sehingga penggunaan obat benar-benar dapat dikontrol oleh perawat dan pasien/keluarga serta resiko kerugian baik secara material maupun non material dapat dihindari, 1
pada
secara benar- benar agar tidak menimbulkan
akhirnya
suatu keriguan yang tidak diharapkan oleh
kepercayaa
pasien.Serta adanya role play tentang sentralisasi
n
obat ini sangat perlu dilakukan agar mahasiswa
pasien
terhadap
paham mengenai sentralisasi obat dan dapat
perawat
mengaplikasikannya kelak saat bekerja.
juga semakin meningkat. Berdasa rkan
latar
belakang di atas, maka menjadi penting untuk menyusun makalah tentang sentralisasi obat untuk mengetahu i
lebih
terhadap penggunaa n
obat.
Sehingga perawat melakukan pengawasa n
saat
penggunaa n
obat 2
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut: 1. Apa definisi dari sentralisasi obat ? 2. Apa tujuan dari sentralisasi obat ? 3. Apa manfaat dari sentralisasi obat ? 4. Bagaimana teknik pengelolaan sentralisasi obat ? 5. Bagaimana peran dari sentralisasi obat ? 6. Bagaimana pengelolaan obat kontrol tidak penuh (desentralisasi) ? 7. Bagaimana Petunjuk Teknik Pengisian Format Surat Persetujuan Sentralisasi Obat?
1.3 Tujuan Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka dapat diambil tujuan sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui definisi dari sentralisasi obat. 2. Untuk mengetahui tujuan dari sentralisasi obat. 3. Untuk mengetahui manfaat dari sentralisasi obat. 4. Untuk mengetahui teknik pengelolahan sentralisasi obat. 5. Untuk mengetahui peran dari sentralisasi obat. 6. Untuk mengetahui pengelolaan obat kontrol tidak penuh (desentralisasi). 7. Untuk mengetahui petunjuk teknik pengisian format surat persetujuan setralisasi obat.
BAB 2 TINJAUAN TEORI 2.1 Definisi Sentralisasi Obat Sentralisasi obat adalah Pengelolaan obat di mana seluruh obat yang akan diberikan kepada pasien diserahkan pengelolaan sepenuhnya oleh perawat (Nursalam, 2002). Sentralisasi obat adalah pengelolaan seluruh obat yang seluruhnya dilakukan oleh perawat untuk administrasi ke pasien. Ketepatan pemberian obat adalah proses pemberian ketepatan pemberian obat yang dilakukan oleh perawat berdasarkan 6 tepat obat dan waspada terhadap efek samping. Sentralisasi obat adalah pengelolaan obat dimana seluruh obat yang akan diberikan kepada pasien diserahkan sepenuhnya kepada perawat, pengeluaran dan pembagian obat sepenuhnya dilakukan oleh perawat (Nursalam, 2011). Kontroling atau pengawasan terhadap penggunaan dan konsumsi obat merupakan salah satu peran perawat sehingga perlu dilakukan dalam suatu pola yang sistematis, sehingga penggunaan obat benar-benar dapat dikontrol oleh perawat sehingga resiko kerugian secara materiil maupun non materiil dapat dieliminir. Sentralisasi obat adalah pengelolaan obat dimana seluruh obat yang akan diberikan kepada pasien diserahkan pengelolalahan sepenuhnya oleh perawat. Kontroling penggunaan obat dan konsumsi obat merupakan salah satu peran perawat, oleh karena itu pengontrolan obat bagi pasien perlu di galakan lagi sehingga resiko-resiko penyimpangan dapat diminamilisir.(Nursalam,2002).
2.2 Tujuan Sentralisasi Obat Menurut Nursalam (2002), tujuan dari sentraliasi obat yaitu : 1. Meningkatkan mutu pelayanan kepada klien terutama dalam pemberian obat. 2. Sebagai tanggung jawab dan tanggung gugat secara hukum maupun secara moral. 3. Mempermudah pengelolaan obat secara efektif dan efisiensi. 4. Menyeragamkan pengelolaan obat. 5. Mengamankan obat-obat yang dikelola. 6. Mengupayakan ketepatan pemberian obat dengan tepat, dosis, waktu, dan cara. Tujuan sentralisasi obat adalah menggunakan obat secara bijaksana dan menghindari pemborosan, sehingga kebutuhan asuhan keperawatan pasien dapat terpenuhi (Nursalam, 2011). Hal-hal berikut ini adalah beberapa alasan yang paling sering mengapa obat perlu disentralisasikan: 1. Memberikan bermacam-macam obat untuk satu pasien. 2. Menggunakan obat yang mahal dan bermerek. 3. Meresepkan obat sebelum diagnosis pasti, dibuathanya untuk mencoba. 4. Menggunakan dosis yang lebih besar dari pada yang diperlukan. 5. Memesan obat lebih daripada yang dibutuhkan, sehingga banyak yang tersisa sesudah batas kadaluarsa. 6. Meletakkan obat ditempat yang lembab, terkena cahaya atau panas. 7. Mengeluarkan obat (dari tempat penyimpanan) terlalu banyak pada suatu waktu sehingga dipakai berlebihan atau dicuri (Nursalam, 2011). 2.3 Manfaat Sentralisasi Obat A. Bagi Klien 1. Tercapainya kepuasan klien yang optimal terhadap pelayanan keperawatan 2. Mencegah tertukarnya obat 3. Pemberian obat terprogram dan terkontrol B. Bagi Perawat 1. Tercapainya kepuasan kerja yang optimal 2. Dapat mengontrol secara langsung obat-obatan yang dikonsumsi klien
3. Meningkatkan kepercayaan klien dan keluarga kepada perawat C. Bagi Institusi 1. Tercapainya pengalaman dalam pengelolaan sentralisasi obat 2. Terciptanya model asuhan keperawatan professional 2.4 Teknik Pengelolaan Sentralisasi Obat Teknik pengelolaan sentralisasi obat adalah pengelolaan obat dimana seluruh obat yang diberikan kepada pasien baik obat oral maupun obat injeksi diserahkan sepenuhnya kepada perawat. Penanggung jawab pengelolaan obat adalah kepala ruangan yang secara operasional dapat didelegasikan kepada staf yang ditunjuk. Pengeluaran dan pembagian obat tersebut dilakukan oleh perawat dimana pasien atau keluarga wajib mengetahui dan ikut serta mengontrol penggunaan obat tersebut. 1. Penerimaan obat Resep obat dari dokter yang diserahkan ke perawat kemudian diberikan kepada keluarga atau pada klien.Kemudian oleh keluarga diberikan pada depo farmasi di Apotik. Obat yang sudah diambil kemudian oleh keluarga diberikan keperawat ruangan untuk disimpan 2. Pembagian obat a. Obat-obat yang telah disimpan untuk selanjutnya diberikan oleh perawat dengan memperhatikan alur yang tercantum dalam format pemberian obat oral/ injeksi dengan terlebih dahulu dicocokkan dengan terapi yang diinstruksi dokter. b. Sebelum obat diberikan pada pasien, sebelumnya perawat harus melakukan cross check dengan perawat lain untuk meminimalkan kesalahan dalam pemberian obat. Kemudian perawat menjelaskan macam obat, manfaat, dosis obat, cara pemberian, kontra-indikasi dan jumlah obat pada klien/ keluarga. Usahakan tempat obat kembali ke perawat setelah obat dikonsumsi oleh klien dan observasi adanya efek samping setelah minum obat. Kemudian perawat yang memberikan obat dan melakukan cross check obat membutuhkan tanda-tangan pada kolom paraf.
c. Sediaan obat yang ada selanjutnya diperiksa setiap shift oleh perawat yang bertugas berdasarkan format pemberian obat. Obat yang hampir habis akan diinformasikan oleh perawat untuk diresepkan kembali oleh dokter penanggung jawab dan diambil oleh keluarga di kamar obat atau apotek. 3. Penambahan Obat Baru a. Bilamana terdapat penambahan atau perubahan jenis, dosis atau jadwal pemberian obat, maka informasi ini akan dimasukkan dalam format pemberian obat oral/ injeksi. b. Pada pemberian obat yang bersifat tidak rutin (sewaktu saja), maka dokumentasi dilakukan pada format pemberian obat oral / injeksi. 4. Obat Khusus a. Obat disebut khusus apabila sediaan yang memiliki harga yang cukup mahal, memiliki jadwal pemberian yang cukup sulit, memiliki efek samping yang cukup besar atau hanya diberikan dalam waktu tertentu atau sewaktu saja. b. Pemberian obat khusus dilakukan dengan menggunakan format pemberian obat oral/ injeksi khusus untuk obat tersebut dan dilakukan oleh perawat primer. c. Informasi yang diberikan kepada klien/keluarga meliputi nama obat, kegunaan obat, waktu pemberian, efek samping, penanggung jawab pemberian dan tempat obat, sebaiknya diserahkan atau ditunjukkan kepada keluarga setelah pemberian obat. Usahakan terdapat saksi dari keluarga pada saat pemberian obat. 5. Pengembalian Obat Bila klien pulang atau pindah ruangan dan obat masih sisa maka obat dikembalikan kepada klien/keluarga dengan ditanda tangani oleh klien/keluarga serta tanggal dan waktu penyerahan. 2.5 Peran Perawat Sentalisasi Obat A. Kepala Ruangan 1. Memberikan perlindungan pada pasien terhadap tindakan malpraktek. 2. Memotivasi klien untuk mematuhi program terapi. 3. Menilai kepatuhan klien terhadap program terapi. B. Perawat Primer 1. Menjelaskan tujuan dilaksanakannya sentralisasi obat. 2. Menjelaskan manfaat dilaksanakannya sentralisasi obat.
3. Melakukan tindakan kolaborasi dalam pelaksanaan program terapi. 4. Melakukan pendelegasian tentang pemberian obat kepada PA. C. Perawat Associate 1. Melakukan tindakan perawatan sesuai dengan rencana. 2. Mengevaluasi tindakan perawatan yang telah diberikan. 3. Melaksanakan program medis pemberian obat dengan penuh tanggung jawab 4. Melakukan pencatatan dan kontrol terhadap pemakaian obat selama klien dirawat. D. Instrumen dalam pelaksanaan sentralisasi obat 1. Lemari atau kotak sentralisasi obat. 2. Surat persetujuan dilakukan sentralisasi obat Seorang manajer keperawatan kesehatan dapat mendidik staf mengenai obat dengan cara-cara berikut : 1. Membuat catatan mengenai obat-obatan yang sering dipakai, jelaskan penggunaan dan efek samping, kemudian berikan salinan kepada semua staf. 2. Tuliskan dosis yang tepat obat-obatan yang sering digunakan dan gantungkan di dinding. 3. Adakan pertemuan staf untuk membahas penyebab beborosan obat. 4. Beritahu kepada semua staf mengenai harga bermacam-macam obat. 5. Aturlah kuliah atau program diskusi dan bahaslah mengenai satu jenis obat setiap minggu pada waktu pertemuan staf. 6. Taruhlah satu atau lebih eksemplar buku farmakologi sederhana di perpustakaan (Mc Mahon, 1999).
2.6 Alur Pelaksanaan Sentralisasi Obat
Dokter
Perawat
Farmasi
Malakukan Sentralisasi Obat dengan form
Perawat
yang didapat dari IGD
Melakuka n Tindakan
Pasien ‘
Ketua Tim
- Menyiapkan obat sesuai resep - Melakukan serah terima dari farmasi ke perawat - Melakukan double check form untuk perawat dan
2.7 Pengelolahan Obat Kontrol Tidak Penuh (Desentralisasi) Pengelolaan obat diserahkan kepada keluarga seeluarga telah keluarga / pasien mendapatkan pengertian yang memadai seputar penggunaan obat dari perawat . A. Penerimaan dan Pencatatan Obat 1. Obat yang telah diambil oleh keluarga diserahkan kepada perawat. 2. Obat yang diserahkan dicatatan dalam buku masuk obat. 3. Perawat menyerahkan kartu pemberian obat kepada keluarga/pasien. 4. Keluarga/ pasien mendapatkan penyuluhan tentang: rute pemberian obat, waktu pemberian obat, tujuan pemberian dan efek samping yang mungkin timbul. 5. Perawat menyerahkan kembali obat pada keluarga/pasien; pasien/keluarga mendatangi lembar penyuluhan. B. Pemberian Obat 1. Obat yang telah diminum dicek adanya efek samping , juga dilakukan pengecekan obat tiap hari (pagi) untuk menentukan apakah obat benar-benar diminum tepat dosis. 2. Obat yang hilang/berkurang/jumlah klarifikasi tidak sesuai dengan perhitungan; diklasifikasikan pada keluarga/pasien. C. Penambahan Obat 1. Penambahan obat baru harus dilaporkan pada perawat untuk dicatat dalam buku masuk obat. 2. Bila terdapat obat jenis baru, maka dilakukan penyuluhan khusus tentang obat baru tersebut sebelum di serahkan pada pasien. D. Obat Khusus 1. Penjelasan / penyuluhan tentang obat khusus akan diberikan oleh perawat primer 2. Pemberian obat khusus sebaiknya dilakukan oleh perawat Mempersiapkan Daftar Obat Standar
Sifat pekerjaan kesehatan dan pengetahuan mengenai penyakit dan pengobatannya harus berubah seiring dengan penemuan obat-obat baru. Sebagian akibatnya, ‘daftar standar’ seringkali ‘ketinggalan jaman ‘ atau tidak adekuat lagi daftar obat standar mungkin perlu diubah atas alasan-alasan berikut ini: 1. Terdapat penyakit baru yang belum pernah ditangani , atau pasien yang sebelumnya merupakan pasien rawat di rumah sakit , sekarang berobat jalan 2. Terdapat obat-obat baru 3. Anggaran untuk membeli obat tidak cukup lagi untuk membeli semua obat yang tertera dalam daftar sehingga diperlukan obat pengganti yang lebih murah. Menghitung Keperluan Obat Memesan
obat
lebih
dari
pada
yang
diperlukan
mengakibatkan
pemborosan,karena sebagian obat akan tersisa sampai lewat batas waktu penggunaanya
memesan
obat
kurang
dari
pada
yang
diperlukan
akan
mengakibatkan kekurangan , dan pasien tetap sakit karena tidak dapat diobati. Oleh karena itu sangat penting diperkirakan dengan tetap berapajumlah setiap obat yang diperlukan.Hal ini dapat dilakukan berdasarkan pengalaman sebelumnya dipusat kesehatan atau dengan perhitungan. Rumus untuk menghitung Dosis rata-rata = jumlah pasien yang biasanya diobati dengan obat itu Pemberian obat X diantara selang waktu pembeli Selang waktu pemberian adalah selang waktu antara dua kali kedatangan obat berturut-turut , biasanya tiga atau enem bulan jumlah pasien yang diobati dengan obat tertentu atau yang terjangkit yang akan diobati dengan obat tersebut dpengobatan perhitungkan dari catatan atau pendaftaran klinik. Mempersiapkan Obat untuk Bagian Rawat Jalan Pengobatan dosis penu menggunakan tablet obat tertentu
dapat
dipersiapkan dengan cara mengemasannya dalam amplop kecil atau kertas terlipat sebelum klinik atau bagian rawat jalan dimulai. Sehingga pada saat pasien
memerlukannya obat-obatan tersebut sudah siap .tindakan ini memiliki beberapa keuntungan: a. Pasien menerima pengobatan dosis penuh yang tepat. b. Menghemat waktu , sehingga menunggu dan antri saat taplet dihitung dapat dihindari. c. Dapat memberi petunjuk tercetak dalam bungkus atau dituliskan di amplop untuk memberitaukan kepada pasien bagai mana dan kapan obat di minum. Harus di pikirkan tanda khusus untuk memberikan keterngan yang sama bagi pasien buta hurup , misal gambar matahari terbit menandakan pagi hari . d. Cara ini terutama barguna untuk klinik tertentu yang memberikan pengopbatan standat kepada semua pasien, misal tablet besi dan asam folat untuk wamita hamil . e. Pengamatan dan pengawasan pengeluaran obat menjadi lebih mudah .
Bagaimana Mempersiapkan Kemasan Obat Tatacara berikut ini harus diikuti untuk mengemas obat : 1. Buat daftar obat-obatan yang sering diresepkan . 2. Tuliskan rincian pengobatan yang bisa untuk tiap-tiap kelompok umur , misal 14 tahun , 5-9 tahun ,10-15 tahun ,dan dewasa 3. Tulis pengobatan sretiap hari sedemikian rupa sehingga pasien dapat memahaminya dengan mudah misalnya ; Dewasa Minumlah SATU tablet tiga kali sehari : Satu pada saat bangun tidur Satu pada tengah hari Satu pada saat sebelum tidur Dan teruskan pengobatan untuk…........hari. 4. Cetak dan perbanyak petunjuk bila mungkin , gunakanlah kertas dengan warna yang berbeda untuk masing-masing kelompok umur . 5. Beli atau buatlah amplop-amplop kecil .
6. Masukkan jumlah obat yang tepat untuk pengobaatan dosis penuh ke dalam masing-masing amplop .rekatkan petunjuknya pada amplop. 2.8 Petunjuk Teknik Pengisian Format Surat Persetujuan Sentralisasi Obat 1. Nama, umur, jenis kelamin, alamat dapat diisi dengan nama pasien sendiri, anak, istri, orang tua, dll 2. Nama pasien, umur, jenis kelamin, alamat, no.reg diisi sesuai data pasien yang bersangkutan. 3. Ruang diisi sesuai tempat pasien dirawat. 4. Pengisian tanggal sesuai dengan tanggal pelaksanaan informed consent. 5. Format ditandatangani oleh perawat yang menerangkan data dan pasien yang menyetujui dilakukan tindakan sentralisasi obat, disertai para saksi-saksi. Petunjuk Teknis Pengisian Format Pemberian Obat Oral Dan Obat Suntik 1. Pengisian nama pasien, no.reg, umur, ruangan. 2. Kolom nama obat diisi sesuai dengan obat yang diberikan sesuai dosis dan nama dokter yang merawat. 3. Kolom tanggal diisi tanggal penerimaan obat, secara vertikal begitu juga pada kolom terima yaitu jumlah obat yang diterima dan frekunsi obat diberikan. 4. Kolom pemakaian obat diisi sesusi sesuai shif, jam berapa obat diberikan beserta paraf perawat. 5. Kolom sisa obat diisi oleh perawat pada setiap shif pagi, siang, dan malam, yaitu jumlah obat beserta paraf perwat pada akhir dinas. Petunjuk Teknis Pengisian Format Serah Terima Obat 1. Pengisian nama pasien, umur, no.reg, ruangan. 2. Kolom tanggal diisi sesuai dengan tanggal serah terima obat. 3. Kolom nama obat dan jumlah diisi sesuai dengan nama obat dan jumlah yang diterima 4. Kolom tanda tangan/nama tarang yang menyerahkan diisi oleh keluarga/pasien atau perawat pada sasat pasien pulang. 5. Kolom tandatangan/nama terang yang diserahkan diisi oleh perawat atau keluarga yang menerima. 6. Kolom keterangan diisi bila ada hal-hal yang berkaitan dengan serah terima
KEGIATAN SENTRALISASI OBAT A. Pelaksanaan : Topik
: Sentralisasi Obat
Hari/Tanggal
: Selasa/ 28 mei 2013
Waktu
: 10.00- 11.00 WIB
Tempat
: Ruang Helikonia RSUD Ibnu Sina Gresik.
B. Metode 1. Pengawasan nama obat, jumlah, rencana pemakaian, penerima dan pemberi obat sesuai dengan identitas pasien dan dicatat dalam buku serah terima obat. 2. Pengawasan dan pencatatan nama obat, dosis, frekuensi, jadwal dan jam pemberian obat, jenis pemberian obat oral atau injeksi, sesuai dengan indentitas pasien pada format kontrol dan pemakaian obat. C. Instrumen 1. Surat persetujuan pengelolaan sentralisasi obat 2. Lemari / kotak sentralisasi obat, tempat obat dan baki 3. Tanda bukti serah terima obat dari keluarga pasien 4. Format pemberian obat oral dan injeksi D. Struktur Pengorganisasian : Karu
:
PP
:
PA
:
Pembimbing Akademik :
1. 2.
Pembimbng Klinik
:
Supervisor
:
1.
E. Mekanisme Sentralisasi Obat Tahap
Kegiatan PP ke Karu
Waktu
Tempat
10 menit
Nurse Station
1. PP mengucapkan salam dan melaporkan Karu bahwa pasien lama atau baru yang mendapatkan
obat
baru
belum
disentralisasikan. 2. Karu menyetujui PP untuk melaksanakan sentralisasi obat. Pra pelaksanaan
3. Karu
menanyakan
cek
persiapan
sentralisasi obat. 4. PP
menyebutkan
hal-hal
yang
perlu
dipersiapkan. 5. Karu
memeriksakan
sentralisasi
obat
meliputi
kelengkapan (informed
consent, formulir pemberian obat oral dan injeksi, lembar surat terima obat). 6. Kontrak waktu dengan pasien dan keluarga. 1. Karu, PP dan PA menuju ke bed pasien 30 menit untuk melaksanakan sentralisasi obat.
Pelaksanaan
Nurse station Bed
2. Karu memberi salam kepada klien atau
pasien Bed
keluarga dan mempersiapkan PP untuk
pasien Bed
menjelaskan sentralisasi obat.
pasien Bed
3. PP menjelaskan tentang sentralisasi obat
pasien Bed
(informed consent, formulir pemberian
pasien Bed
obat oral dan injeksi, lembar surat terima
pasien Bed
obat) PP memberi kesempatan keluarga
pasien
untuk bertanya. 4. Karu melakukan validasi.
5. PP meminta keluarga dan atau pasien untuk
mengisi
persetujuan
dilakukan
sentralisasi obat. 6. Keluarga
menandatangani
persetujuan
sentralisasi obat. 7. PP menginformasikan pada keluarga dan pasien bersedia dilaksanakan sentralisasi obat. 8. PP memeriksa obat dari keluarga atau klien. 9. PP dan keluarga menghitung jumlah obat dibantu
oleh
PA
yang
kemudian
didokumentasikan dalam lembar surat terima obat. 1. PA melakukan pencatatan pada lembar
Bed pasien
pemberian obat dan jumlah obat yang
Nurse
diterima dari keluarga juga dicatat.
Station Bed
2. PP dan PA menyiapkan obat sesuai
pasien Bed
program terapi baik oral maupun injeksi.
pasien Bed
3. PP dan PA memberikan obat oral maupun
pasien Bed
injeksi pada pasien sesuai dengan jadwal. 4. PP memberikan penjelasan pada pasien dan keluarga mengenai nama obat yang akan diberikan,
manfaat,
dosis,
cara
pemberian, efek samping obat, dan kontra indikasinya. 5. PA memberikan
obat
kepada
pasien
dengan melibatkan keluarga. 6. PA menandatangani daftar
pemberian
obat serta mengobservasi efek samping dari obat yang telah diberikan.
pasien Bed pasien
7. Setelah obat diberikan, keluarga diminta menandatangani daftar pemberian obat tersebut. 1. Karu mengecek
kembali kelengkapan 5 menit
Nurse station
sentralisasi obat, antara lain dokumentasi pada daftar pemberian obat, lembar surat Post
terima obat dan informed consent serta
pelaksanaan
cara
pendokumentasian
pada
daftar
pemberian obat. 2. Karu memberikan reward kepada PP dan PA. F. Evaluasi 1. Evaluasi Struktur a. Persiapan dilakukan 4 hari sebelum pelaksanaan sentralisasi obat b. Penyusunan proposal sentralisasi obat c. Koordinasi dengan pembimbing klinik dan akademik d. Konsultasi dengan pembimbing dilaksanakan sehari sebelum pelaksanaan sentralisasi obat e. Penentuan pasien yang akan dilakukan sentralisasi obat 2. Evaluasi Proses : Pelaksanaan sentralisasi obat dilakukan sesuai dengan ruangan yang telah di tentukan dan pasien telah menyetujui inform consent untuk dilakukan sentralisasi obat. a. Pelaksanaan sentralisasi obat sesuai dengan rencana dan alur yang telah ditentukan. b. Perawat yang bertugas sesuai perannya 3. Evaluasi Hasil: a. Pasien sudah menandatangani persetujuan sentralisasi obat b. Klien percaya dengan pelaksanaan sentralisasi obat c. Obat dapat diberikan secara tepat dan benar sesuai 6T dan 1W d. Perawat mudah mengontrol pemberian obat.
e. Pendokumentasian pemberian obat dapat dilakukan dengan benar Dapat dilakukan sentralisasi obat untuk mencapai kinerja yang optimal serta dapat mengontrol secara langsung obat-obatan yang dikonsumsi klien sehigga berdampak pada peningkatan kepercayaan klien/keluarga kepada perawat.
BAB 3 ROLE PLAY 3.1 Skenario Role Play
Sentralisasi Obat Bagus Yusdiantoro
: Petugas Laboratorium
Inggit fatimatuz zahro
: Perawat 4
Abdul Majid : Perawat 1 Kurniawan hadi Prasetyo. : Pasien Izza Wahyuningrum
: Perawat 2
Erin Tentua
: Ibu
Novry Firman Tuhumury
: Dokter
Femi Renhoran
: Perawat 3
Vivi Nur Wijayanti
: Apotik
Alfi Dhotul Fatikatin
: Prolog
Senin pagi di ruang Dahlia, pukul 07 : 00 WIB. Perawat sifht pagi mulai melakukan tugasnya. Perawat memeriksa TTV pasien, setelah selsai memeriksa TTV kemudian perawat memdokumentasikan di dalam buku askep pasien. Pukul 10 : 00 WIB Dokter datang untuk melakukan visite di ruang dahlia. Di Ruang Dahlia Perawat 1 : sus bagaimana ya keadaan pasiennya sekarang ? kira – kira baik apa jelek ? Perawat 2 : dari timbang terima tadi kondisinya cukup baik sus Perawat 3 : lebih baik kita segera melakukan TTV saja sus. Perawat 4 : baik sus. Semua perawat berjalan untuk melakukan TTV menuju ke Ruang pasien. Perawat 1 : selamat pagi, apa benar dengan Ny. Putri ? Pasien : selamat pagi juga sus, iya benar 19
Perawat 1 : Saya cek tensi, nadi dan suhunya dulu ya. Ibu pasien : bagaimana sus hasilnya ? Perawat 1 : Alhamdulillah Bu hasilnya normal suhu 36,5’C , Nadi 86x/mnt tensi 120/70 mmHg , RR 18x/mnt ( sambil merapikan peralatan ) Ibu pasien : Alhamdulillah sus jika hasilnya baik. Perawat 1 : kaki Ny. Putri sejak kapan bengkak Bu ? Ibu pasien : sejak semalam sus. Perawat 1 : nanti kira – kira pukul 10 : 00 WIB dokter akan memeriksa Ny. Putri, kalo begitu saya permisi dulu. Ibu pasien ; iya sus. Perawat 1 : permisi (berjalan keluar menuju pintu dan duduk di Ners Station ) Dokter datang di ruang Dahlia ( menuju Ners Station) Dokter : selamat pagi sus ada pasien saya ? Perawat 2 : ada dok mari saya antar ( berjalan menghampiri dokter ) Di kamar pasien Dokter : selamat pagi Ny. Putri Pasien : selamat pagi Dok. Dokter : saya periksa dulu ya (sambil memeriksa pasien ) Perawat 2 : kaki Ny. Putri bengkak sejak semalam Dok. Dokter : nanti di cek laboratorium ya sus. Pasien : bagaimana dok keadaan saya ? Dokter : keadaanya sudah cukup baik. Untuk mengetahui lebih lanjut nanti ibu akan diambil darahnya intuk pemeriksan laboratorium. Pasien : iya dok. Dokter : saya permisi dulu (meninggalkan tempat tidur ) Ibu pasien : iya dok terimakasih. 20
Di Ners Station. Dokter : sus ini saya beri resep untuk Ny. Putri, nanti jika hasil Labnya keluar tolong beri tahu saya. ( sambul menulis resep) Perawat 2 : iya dok. Dokter : kalo begitu saya permisi dulu ya sus Setelah dokter visite keluar dari ruang dahlia perawat pun mengambil darah Ny. Putri untuk pemeriksaan laboratorium. Setelah hasil labolatorium keluar perawat menghubungi dokter untuk memberitahukan hasil labolatorium. Pasien : Walaikumsalam, iya sus silahkan. Perawat 2 : saya lakulan sekarang buk, Bismillah..( mengambil darah IV ) Sudah selesai Bu, saya permisi dulu Ibu pasien : iya sus. Perawat menuju ners station dan menelefon laboratorium 1.
Lab : Hallo laboratorium terpadu dengan Mudiyah disini (mengangkat telfon )
Perawat 3 : iya mbak ini dari ruang dahlia , mbak kesini ya ada darah yang mau di cek. P.Lab : iya mbak saya kesana sekarang. Assalamualaikum (menutup telefon) Perawat 3 : waalaikumsalam. Petugas Lab. Sampai di Ners Station untuk mengambil sempel darah yang akan di cek 1.
Lab : permisi mbak mana sempel darah yang akan di cek ?
Perawat 3 : ini mbak ( menyerahkan sempel darah ) 1.
Lab : iya mbak saya cek dulu ya ( menerima sempel darah dan pergi ke laboratorium )
Petugas laboratorium kembali ke laborat dan memeriksa sempel darah setelah selesai petugas laboratorium menyerahkan hasil laboratorium ke Ruang Dahlia. 1.
Lab : mbak ini hasil Labnya sudah jadi. (memberikan hasil laboratorium)
Perawat 3 : ooh iya mbak terimakasih (menerima hasil laboratorium) 1.
Lab : kalo begitu saya permisi dulu ya mbak. (meninggalkan ruang dahlia )
Di ners station. Hasil laboratorium keluar 21
Perawat2 :hallo selamat siang dok, ini dari perawat Rika dari ruang dahlia ingin menyampaikan hasil Lab. Dari Ny. Putri tadi dok. Dokter : oh iya sus bagaimana hasilnya ? Perawat 2 : iya dok hasilnya albumin Ny. Putri kurang hanya 8 mg. Dokter : kalo begitu tolong diresepkan tambahan albumin ya sus. Perawat 2 : baik dok jadi Ny. Putri diberikan tambahan albumin ya dok ? Dokter : iya sus Perawat 2 : iya dok, terimakasih. Ny. Putri kemudian diresepkan tambahan albumin. Perawat kemudian memberitahu keluarga untuk membeli albumin di apotik. Di Ners Station Ibu pasien : selamat siang sus , saya ibu Ny. Putri tadi di panggil ya ? Perawat 3 : iya Bu, saya ingin memberikan resep Ny. Putri yang baru Bu. Ibu pasien : iya sus jadi saya harus menebus diapotik sekarang ya sus ? Perawat 3 : iya Bu. Ibu bias menebusnya di apotik di depan itu yaa Bu. Ibu pasien : iya sus. Lalu Ibu pasien pergi untuk menebus obat di apotik rumah sakit. Ibu pasien : permisi mbak saya mau menebus obat di resep ini. Petugas apotik : maaf Buu obat yang diresep ini harganya mahal. Ibu pasien : iya mbak berapapun harganya akan saya bali Petugas apotik : baik bu akan saya ambilkan, tunggu sebentar Ibu pasien : iyaa mbak. Petugas apotik mengambil obat dengan sangat hati – hati dan menghampiri ibu pasien. Petugas apotik : ini Bu obatnya, mohon ibu membawanya dengan sangat hati – hati Ibu pasien : iya mbak saya akan membawanya dengan sangat hati – hati Kemudian ibu pasien kembali ke ruangan untuk memberikan obatnya kepada perawat. Sesampai diruang perawat ibu pasien tidak memberikan obatnya ke perawat tetapi ingin menyimpanya sendiri. Karena takut tertukar dengan pasien yang lain karena harganya mahal, tetapi niat ibu tersebut ketahuan oleh perawat.
22
Perawat 4 : Bu, Ibu permisi ini obatnya mau ditaruh mana ? boleh saya bawa untuk di sentralisasi obat ? Ibu pasien :ini obatnya mahal, saya ingin menyimpanya sendiri, saya takut obatnya tertukar dengan pasien lain mbaaakkk….suuuss…. Perawat 4 : iya Bu, saya tau akan kekhawatiran ibu, tetapi tujuan dari sentralisasi obat ini sendiri adalah untuk menghindari kesalahan pasien, kesalahan dosis, pemberian waktu, kesalahan obat. Ibu pasien : iya mbak tetapi bagaimana nanti jika perawat disini mengambil keuntungan dan obatnya tidak diberikan kepada anak saya, saya kan jadi rugi, ini kan obat harganya mahal. Perawat 4 : bukan begitu Buu. Tetapi ini sudah menjadi bagian dari peraturan ruangan ini. Ibu pasien : ooh apa mbak bisa bertanggung jawab atas semua ini ? Perawat 4 : semua perawat disini akan bertanggung jawab untuk masalah obat. Ibu pasien : saya tetap belum bias percaya, ini mahal sus mahaal. Perawat 4 : bauk Buu, saya mengerti obat ini mahal. Tetapi untuk aturan yang ada disini harus ada sentralisasi obat. Ibu pasien : kalau tertukar, kalau hilang, kalau pecah , kalau salah , kalau perawat tedor. Perawat 4 : tidak bu kami semua disini sudah bertanggung jawab, apabila ibu setuju saya akan memberikan surat persetujuan yang harus ditandatangani. Ibu pasien : TTD apa ? Perawat 4 :Persetujuan bahwa obat disimpan disini bu, jadi apabila ada kesalahan bisa dituntut bu, Ibu pasien : mana ? saya percaya tapi saya tidak mau tahu dan saya akan menuntut suster apabila ada kesalahan Perawat 4 : baik bu, ini surat persetujuannya, silahkan ditanda tangani Ibu pasien : iya sus dan ini obatnya Waktu pemberian obat Perawat 4 : permisi mbak saya akan memberikan obat ini ke mbak Ibu pasien : ooh,, ini ya mbak obatnya, hati – hati mbak kalo memberikan. Jangan sampai tumpah sedikit pun. Itu harganya mahal. Perawat 4 : iya bu, saya akan berhati – hati Saya akan memasukkan ya mbak Pasien : iya mbak 23
Perawat 4 : (perawat selesai memasukkan obat) Bu ini saya sudah selesai memasukkan obatnya. Saya permisi dulu ya bu. Nanti jika ibu perlu sesuatu ibu bisa memanggil saya di ruang perawat. Selamat istirahat bu BAB 4 PENUTUP 4.1 Kesimpulan Sentralisasi obat adalah pengelolaan obat dimana seluruh obat yang akan diberikan kepada pasien diserahkan sepenuhnya kepada perawat, pengeluaran dan pembagian obat sepenuhnya dilakukan oleh perawat Sentralisasi obat bertujuan untuk Meningkatkan mutu pelayanan kepada klien terutama dalam pemberian obat, mempermudah pengelolaan obat secara efektif dan efisien, mengupayakan ketepatan pemberian obat dengan tepat klien, dosis, waktu, cara dan pendokumentasian. 4.2 Saran Untuk perawat primer sebagai pelaksana sentralisasi obat diharapkan selalu melakukan dokumentasi baik pada lembar observasi maupun pada daftar pemberian obat. Dengan adanya makalah ini diharapkan pembaca dapat menjadikan makalah sebagai referensi
24
DAFTAR PUSTAKA Agustina, V., Mardiono, & Faruk Ibrahim, D. A. (2016). Hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap perawat dalam pelaksanaan ronde keperawatan di ruang Aster dan Iccu Rsud Dr. Doris sylvanus. Dinamika Kesehatan, Vol. 7 No. 1, 236-240. Chrismilasari, L. A., Afiyanti, Y., & Azidin, Y. (2015). Pengalaman Kepala Ruangan dalam Menjalankan Fungsi Pengarahan Di Rumah Sakit Banjarmasin. 1-10. Ernalinda, R. (2014). Pengaruh ronde keperawatan terhadap tingkat kepuasan kerja perawat pelaksana Di Ruang Rawat Inap RSUD Solok Tahun 2014. Karya Ilmiah Universitas Andalas. Maliya, A., & Susilaningsih, E. Z. (2009). Pelatihan ronde kasus untuk meningkatkan kinerja Staf keperawatan di Rumah Sakit Umum. WARTA, Vol .12, No.2, 184 - 191. Moi, M. F. (2019). Analisis Faktor yang Mempengaruhi Pelaksanaan ronde Di Ruang Rawat Inap RSUD Bajawa. Skripsi FIK Universitas Airlangga, 32-51. Nursalam. (2014). Manajemen Keperawatan : Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan Profesional Edisi 4. Jakarta: Salemba Medika. Rohita, T., & Yetti, K. (2017). Peningkatan kualitas pelayanan keperawatan melalui ronde dan pendokumentasian. Dunia Keperawatan, Volume 5, No. 1, 50-55. Saleh, Z. (2012). Pengaruh Ronde Keperawatan Terhadap Tingkat Kepuasan Kerja Perawat Pelaksana Di Ruang Rawat Inap RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda. Universitas Indonesia, 1-180. Sari, R. M., & Zainaro, M. A. (2018). Motivasi perawat dan gaya kepemimpinan terhadap ronde keperawatan. Holistik Jurnal Kesehatan, Volume 12, No.4, 244-252. Siahaan, J. V., Siagian, A., & Bukit, E. K. (2018). Pengaruh pelatihan ronde keperawatan terhadap kinerja perawat dalam asuhan keperawatan di rs royal prima medan. JUMANTIK Vol. 3 No. 1, 1-15. Simamora, R. H., Bukit, E., Purba, J. M., & Siahaan, J. (2017). Penguatan kinerja perawat dalam pemberian asuhan keperawatan melalui pelatihan ronde keperawatan di Rumah Sakit Royal Prima Medan. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Volume 23 No. 2, 300-304. Suni, A. (2018). Kepemimpinan & Manajemen Keperawatan. Jakarta: Bumi Medika.
LAMPIRAN SURAT PERSETUJUAN DILAKUKAN SENTRALISASI OBAT Yang bertanda tangan di bawah ini Nama
:
Umur
:
Jenis kelamin : Alamat
:
Untuk
: ( ) diri sendiri ( ) anak
( ) istri
( ) suami
( ) orang tua
( ) lainnya
Nama pasien : Umur
:
Jenis kelamin : Alamat
:
Ruang
:
No reg
:
Menyatakan (setuju/tidak setuju) untuk dilakukan sentralisasi obat, setelah mendapat penjelasan tentang sentralisasi obat, yaitu pengaturan pemakaian obat yang diatur atau dikoordinasikan oleh perawat sesuai ketentuan dosis yang di berikan dokter Sentralisasi dengan prosedur sebagai berikut: 1. Pasien atau keluarga mengisi surat persetujuan untuk kerja sama dalam pengelolaan sentralisasi obat 2. Setiap ada resep dari dokter di serahkan dahulu kepada perawat yang bertugas saat itu 3. Obat dari apotek diserahkan pada perawat 4. Nama obat, dosis, jumlah yang diterima akan di catat dalam buku serah terima dan di tandatangani oleh keluarga atau pasien dan perawat yang menerima 5. Obat akan di simpan di kantor perawatan 6. Setiap hari perawat membagi obat sesuai dosis 7. Bila pasien pulang dan obat masih ada atau belum habis sisa obat akan diberikan pada pasien atau keluarga Dengan demikian, menyatakan bertanggung jawab atas pernyataan yang di buat dan tidak akan melakukan penututan atau gugatan dikemudian hari atas tindakan tersebut.
Demikian persetujuan ini di buat dengan sebenar-benarnya untuk digunakan sebagai mana mestinya. Surabaya.............................2010 Perawat yang menerangkan
Yang menyetujui
(…………………………)
(…........................................)
Saksi 1:…………….......(.........................................) Saksi 2:…………………..(............................................) NB: harap di isi dengan nama jelas dan tanda tangan *)
JURNAL SENTRALISASI OBAT
No
Nama
Tahun
Judul
Hasil Penelitian
Peneliti 1.
Adi
2017
EVALUASI
Dari
kurniawan
PENYIMPANAN
dilakukan di Rumah Sakit Advent
susanto,
DAN
Manado adalah 1. Penyimpanan
gayatri
PENDISTRIBUSIAN obat di gudang instalasi farmasi
citraningtyas,
OBAT DI GUDANG
sebagian besar sudah
widya astuty
INSTALASI
dengan standar pelayanan farmasi
FARMASI RUMAH
Rumah
SAKIT
hasil
penelitian
Sakit
yang
sesuai
berdasarkan
ADVENT Permenkes nomor 72 tahun (2016),
MANADO
tetapi ada sarana dan prasarana yang masih perlu untuk sediaan steril maupun non steril yang masih belum tersedia di ruang Instalasi Farmasi. 2. Pendistribusian obat di gudang instalasi Farmasi sebagian besar sudah
sesuai
dengan
standar
pelayanan farmasi Rumah Sakit berdasarkan Permenkes nomor 72 Tahun (2016), tetapi untuk sistem pelayanan distribusi masih ada yang belum
perlu
dilengkapi,
menerapkan
seperti sistem
distribusi floor stock. 2.
Luh Arini, Ni 2015
ANALISIS
Dari hasil penelitian, analisis dan
Luh Gd Erni
PENGENDALIAN
pembahasan maka dari penulisan
Sulindawati,
INTERN
ini bahwa, penerapan pengendalian
Nyoman
TERHADAP
intern terhadap persediaan obat
Trisna
PERSEDIAAN
Herawati
OBAT
untuk
pasien
pengguna
BPJS
UNTUK Kesehatan di RSUD Kabupaten
PASIEN
Buleleng
PENGGUNA
secara
keseluruhan
BPJS dilaksanakan dengan baik sesuai
(BADAN
dengan
unsur-unsur
PENYELENGGARA
pengendalian
inter
dari
berdasarkan
JAMINAN SOSIAL) referensi yang ada. KESEHATAN
DI
RSUD
(RUMAH
SAKIT
UMUM
DAERAH) KABUPATEN BULELENG 3.
Petty Aprilia
2013
Sari
ANALISIS
Dari
hasil
analisis
PENGENDALIAN
keseluruhan
OBAT-OBATAN
Tanjungpinang
UNTUK PASIEN
prosedur
UMUM DI KLINIK
dengan baik, masih berpotensi
IBUMAS
terjadi kelalaian dan kecurangan
TANJUNGPINANG
yang dilakukan oleh karyawan dan
klinik
Ibumas
telah
memiliki
yang
pengendalian
secara
telah
intern
disusun
persediaan
obat-obatan untuk pasien umum di klinik ibumas Tanjungpinang telah efektif
walaupun
masih
ada
beberapa kekurangan. 4.
Anang
2011
PENERAPAN
Dari hasil penelitian
Metode
Tjahjono,
ADAPTIVE NEURO
paling
prediksi
Entin
FUZZY
distribusi obat melalui uji coba ini
Martiana,
INFERENCE
adalah Adaptive Neuro Fuzzy
Taufan
SYSTEM
(ANFIS) Inference System (ANFIS). Karena
Harsilo
UNTUK
SISTEM ANFIS Memiliki RMSE yang
Ardhinata
PENGAMBILAN
paling
KEPUTUSAN
metode yang lain. Metode paling
baik
baik
untuk
dibanding
semua
DISTRIBUSI OBAT PADA
tidak
sesuai
untuk
prediksi
SISTEM distribusi obat melaui ujicoba ini
INFORMASI
adalah regresi exponensial. Karena
TERINTEGRASI
memiliki nilai RMSE paling tinggi.
PUSKESMAS DAN DINAS KESEHATAN 5.
Tiarma,
2019
EVALUASI
Hasil dari penelitian menunjukkan
Gayatri
PENYIMPANAN
bahwa sistem penyimpanan obat di
Citraningtyas,
DAN
Instalasi Farmasi RSUD Noongan
Paulina
PENDISTRIBUSIAN secara keseluruhan belum sesuai
Yamlean
OBAT DI
dengan
INSTALASI
Kesehatan No. 72 Tahun 2016
FARMASI RSUD
seperti, gudang yang tidak terlalu
NOONGAN,
luas
KABUPATEN
persediaan
MINAHASA
pengatur kelembaban, tidak adanya
PROVINSI
papan alas dan obat diletakkan
Peraturan
untuk
Menteri
menyimpan obat,
tidak
semua adanya
SULAWESI UTARA langsung dilantai, sedangkan pada proses pendistribusian obat telah sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan No. 72 Tahun 2016 dengan
menggunakan
metode
Sentralisasi dan Perorangan untuk obat-obatan dan metode Floor Stock untuk Bahan Medis Habis Pakai. 6.
Aprilia,
2016
KETEPATAN
Beradasarkan penelitian yang telah
Nursalam,
PEMBERIAN OBAT dilakukan pada perawat rawat inap
Candra Panji
BERHUBUNGAN
Tulip, Teratai, dan Mawar Kuning
Asmoro
DENGAN
RSUD Sidoarjo, dapat diambil
SENTRALISASI
kesimpulan
bahwa
sentralisasi
OBAT DI RSUD
obat, kepemimpinan tim tentang
SIDOARJO
sentralisasi obat, dan pengetahuan perawat tidak terdapat hubungan dengan ketepatan pemberian obat.