17 0 621 KB
MAKALAH SURVEILANS KESEHATAN MASYARAKAT Dosen Pengampu ; Avicena Sakufa Marsanti., SKM., M.Kes
Disusun Oleh : Kelompok 01 Alfiatin Eka Andriani
201703001
Chintia Dwi .A .R
201703010
Alib Anisafitri
201703002
Danny Andre .R
201703011
Alief Warsito
201703003
Devie .R .C .P
201703012
Anggi Marwita Sari
201703004
Dian Amelia .P
201703013
Aswid Prisma Dara
201703006
Dinaniar Eka .P .A 201703014
Bintang Ekky .F
201703008
Dio Rizky Wahyudi 201703015
Brilian Swastika
201703009
Prodi S1 Kesehatan Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bhakti Husada Mulia Madiun 2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga telah tersusun Makalah Surveilans Kesehatan Masyarakat. Harapan kami agar makalah ini berguna khususnya bagi mahasiswa Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun. Tim penyusun juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan penyusunan Makalah Surveilans Kesehatan Masyarakat ini, semoga bantuan Bapak/Ibu/Saudara dapat semakin meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan di lingkungan Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun. Namun demikian, tim penyusun menyadari bahwa Makalah Surveilans Kesehatan Masyarakat ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi perbaikan Makalah ini di waktu yang akan datang. Akhirnya tim penyusun berharap agar Makalah Surveilans Kesehatan Masyarakat ini benar-benar dapat memberikan informasi yang jelas dan bermanfaat bagi kita semua.
Madiun, 29 Juni 2019
Tim Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ................................................................................... i KATA PENGANTAR ................................................................................... ii DAFTAR ISI ................................................................................................. iii BAB 1 PENDAHULUAN .............................................................................. 1 1.1. Latar Belakang ....................................................................................1 1.2. Rumusan Masalah .............................................................................. 2 1.3. Tujuan Penulisan ................................................................................ 2 BAB 2 PEMBAHASAN ................................................................................ 3 2.1. Konsep Dasar Surveilans Kesehatan Masyarkat .................................3 2.2. Ruang Lingkup Surveilans Kesehatan Masyarakat............................ 4 2.3. Jenis Penyelenggaraan Surveilanas Kesehatan Masyarakat .............. 5 2.4. Tujuan Terselenggaranya Surveilans Kesehatan Masyarakat .............6 2.5. Manfaat Dari Surveilans Kesehatan Masyarakat .............................. 7 2.6. Pelaksanaan Surveilans Kesehatan Masyarakat ................................ 9 BAB 3 PENUTUP......................................................................................... 12 3.1. Simpulan ......................................................................................... 12 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 13
iii
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.
Latar Belakang Pada awalnya surveilans epidemiologi banyak dimanfaatkan pada upaya
pemberantasan penyakit menular, tetapi pada saat ini surveilans mutlak diperlukan pada setiap upaya kesehatan masyarakat, baik upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular, maupun terhadap upaya kesehatan lainnya. Pelaporan penyakit menular hanya salah satu bagian penting dari suatu sistem surveilans
kesehatan
masyarakat.
Bertambahnya
jumlah
penduduk
dan
“overcrowding” mempercepat terjadinya penularan penyakit dari orang ke orang. Faktor pertumbuhan dan mobilitas penduduk ini juga mempengaruhi perubahan gambaran epidemiologis serta virulensi dari penyakit menular tertentu. Secara umum istilah surveilans mengacu pada observasi yang sedang berjalan, pengawasan berkelanjutan, pengamatan menyeluruh, pemantauan konstan, serta pengkajian perubahan dalam populasi yang berkaitan dengan penyakit, kondisi, cedera, ketidakmampuan, atau kecenderungan kematian. Kegiatan surveilans ini juga memungkinkan dalam pengambil keeputusan untuk memimpin dan mengelola dengan efektif. Sebelum tahun 1950, surveilans memang diartikan sebagai upaya pengawasan secara ketat kepada penderita penyakit menular, sehingga penyakitnya dapat ditemukan sedini mungkin dan diisolasi secepatnya serta dapat diambil langkah-langkah pengendalian sedini mungkin. Maka dari itu apapun jenis penyakitnya, apakah itu penyakit yang sangat prevalens di suatu wilayah ataukah penyakit yang baru muncul, yang terpenting dalam
upaya
pencegahan
dan
pemberantasan
adalah
mengenal
dan
mengidentifikasinya sedini mungkin. Perluasan fungsi surveilans, secara khusus, juga sebagai pusat advokasi kepada pihak yang berwenang untuk dilakukan suatu tindakan intervensi agar suatu penyakit (menular) dapat dicegah dan menghilangkan angka kesakitan secara signifikan.
1
1.2.
Rumusan Masalah Dari latar belakang yang sudah dipaparkan diatas, maka dapat dirumuskan
berbagai masalah antara lain: 1. Apa yang mendasari konsep surveilans kesehatan ? 2. Apa tujuan diadadakan surveilans kesehatan ? 3. Apa manfaat yang diperoleh dari surveilans kesehatan ? 4. Bagaiamana pelaksanaan surveilans kesehatan ? 1.3.
Tujuan Penulisan Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah : 1. Untuk mengetahui konsep dasar surveilans kesehatan. 2. Untuk mengetahui dan memahami tujuan surveilans kesehatan. 3. Untuk mengetahu dan memahami manfaat dari surveilans kesehatan. 4. Untuk mengetahui dan memahami tata cara atau mekanisme surveilans kesehatan.
2
BAB 2 PEMBAHASAN 2.1.
Konsep Dasar Surveilans Kesehatan Masyarakat Beberapa ahli telah mendefenisikan surveilans. Langmuir dari Center of
Disease Control (CDC) dari Atlanta, Amerika Serikat mendefenisikan surveilans sebagai latihan pengawasan berhati-hati yang terus menerus, berjaga-jaga terhadap distribusi dan penyebaran infeksi dan faktor-faktor yang berhubungan dengan itu, yang cukup akurat dan sempurna yang relevan untuk penanggulangan yang efektif. Sementara menurut Kepmenkes RI Nomor 1479/MENKES/SK/X/2003 tentang Pedoman Penyelenggaraan Sistem Surveilans Epidemiologi Penyakit Menular dan Penyakit Tidak Menular Terpadu, menyebut bahwa surveilans adalah adalah kegiatan analisis secara sistematis dan terus menerus terhadap penyakit atau masalah-masalah kesehatan dan kondisi
yang mempengaruhi terjadinya
peningkatan dan penularan penyakit atau masalah-masalah kesehatan tersebut, agar dapat melakukan tindakan penanggulangan secara efektif dan efesien melalui proses pengumpulan data, pengolahan, dan penyebaran informasi epidemiologi kepada penyelenggara program kesehatan. Dari kedua definisi tersebut diatas, maka dapat dirumuskan bahwa kegiatankegiatan dalam surveilans adalah sebagai berikut:
pengumpulan data secara sistematis dan terus menerus
pengolahan, analisis dan interpretasi data untuk menghasilkan informasi
penyebarluasan informasi yang dihasilkan kepada orang-orang atau institusi yang dianggap berkepentingan, dan
menggunakan informasi yang dihasilkan dalam manajemen yaitu perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan penilaian. Maksud dari pengumpulan data secara sistematis adalah bahwa kegiatan
pengumpulan data itu dilaksanakan oleh suatu sistem, misalnya oleh Departemen Kesehatan di itngkat nasional yang mengharapkan laporan data pula dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, yang mendapatkan laporan data dari puskesmas dan
3
rumah sakit. Data yang sudah terkumpul secara sistematis tersebut diolah dan dianalisis
lalu
diinterpretasi
di
tingkat
puskesmas,
Dinas
Kesehatan
Kabupaten/Kota, Dinas Kesehatan Provinsi, maupun Departemen Kesehatan. Masing-masing tingkat organisasi kesehatan ini dapat menyebarluaskan informasi yang dihasilkannya kepada orang atau organisasi yang dianggap berkepentingan, dan sekaligus menggunakan informasi itu untuk kepentingan manajemen pelayanan/program kesehatan. 2.2.
Ruang Lingkup Penyelenggaraan Surveilans Kesehatan Masyarakat Masalah kesehatan dapat disebabkan oleh berbagai sebab, oleh karena itu
secara operasional masalah-masalah kesehatan tidak dapat diselesaikan oleh sektor kesehatan sendiri, diperlukan tatalaksana terintegrasi dan komprehensif dengan kerjasama yang harmonis antar sektor dan antar program, sehingga perlu dikembangkan subsistem survailans epidemiologi kesehatan yang terdiri sebagai berikut ; 1. Surveilans Epidemiologi Penyakit Menular Merupakan analisis terus menerus dan sistematis terhadap penyakit menular dan faktor risiko untuk mendukung upaya pemberantasan penyakit menular. 2. Surveilans Epidemiologi Penyakit Tidak Menular Merupakan analisis terus menerus dan sistematis terhadap penyakit tidak menular dan faktor risiko untuk mendukung upaya pemberantasan penyakit tidak menular. 3. Surveilans Epidemiologi Kesehatan Lingkungan dan Perilaku Merupakan analisis terus menerus dan sistematis terhadap penyakit dan faktor risiko untuk mendukung program penyehatan lingkungnan. 4. Surveilans Epidemiologi Masalah Kesehatan Merupakan analisis terus menerus dan sistematis terhadap masalah kesehatan dan faktor risiko untuk mendukung program-program kesehatan tertentu.
4
5. Surveilans Epidemiologi Kesehatan Matra Merupakan analisis terus menerus dan sistematis terhadap masalah kesehatan dan faktor risiko untuk upaya mendukung program kesehatan matra.
2.3.
Jenis Penyelenggaraan Surveilans Kesehatan Masyarakat Pelaksanaan surveilans epidemiologi kesehatan dapat menggunakan satu
cara atau kombinasi dari beberapa cara penyelenggaraan surveilans epidemiologi. Cara-cara penyelenggaraan surveilans epidemiologi dibagi berdasarkan atas metode pelaksanaan, aktifitas pengumpulan data dan pola pelaksanaannya. 1.
Penyelenggaraan Berdasarkan Metode Pelaksanaan a. Surveilans Epidemiologi Rutin Terpadu, adalah penyelenggaraan surveilans epidemiologi terhadap beberapa kejadian, permasalahan, dan atau faktor risiko kesehatan b. Surveilans
Epidemiologi
Khusus,
adalah
penyelenggaraan
surveilans epidemiologi terhadap suatu kejadian, permasalahan, faktor risiko atau situasi khusus kesehatan c. Surveilans epidemiologi
Sentinel, pada
adalah populasi
penyelenggaraan dan
wilayah
surveilans
terbatas
untuk
mendapatkan signal adanya masalah kesehatan pada suatu populasi atau wilayah yang lebih luas d. Studi
Epidemiologi,
adalah
penyelenggaraan
surveilans
epidemiologi pada periode tertentu serta populasi dan atau wilayah tertentu untuk mengetahui lebih mendalam gambaran epidemiologi penyakit, permasalahan dan atau faktor risiko kesehatan 2.
Penyelenggaraan Berdasarkan Aktifitas Pengumpulan Data a. Surveilans Aktif, adalah penyelenggaraan surveilans epidemiologi, dimana unit surveilans mengumpulkan data dengan cara mendatangi unit pelayanan kesehatan, masyarakat atau sumber data lainnya.
5
b. Surveilans Pasif, adalah penyelenggaraan surveilans epidemiologi, dimana unit surveilans mengumpulkan data dengan cara menerima data tersebut dari unit pelayanan kesehatan, masyarakat atau sumber data lainnya. 3. Penyelenggaraan Berdasarkan Pola Pelaksanaan a.
Pola Kedaruratan, adalah kegiatan surveilans yang mengacu pada ketentuan yang berlaku untuk penanggulangan KLB dan atau wabah dan atau bencana
b. Pola Selain Kedaruratan, adalah kegiatan surveilans yang mengacu pada ketentuan yang berlaku untuk keadaan diluar KLB dan atau wabah dan atau bencana 4.
Penyelenggaraan Berdasarkan Kualitas Pemeriksaan a. Bukti klinis atau tanpa peralatan pemeriksaan, adalah kegiatan surveilans dimana data diperoleh berdasarkan pemeriksaan klinis atau tidak menggunakan peralatan pendukung pemeriksaan b. Bukti laboratorium atau dengan peralatan khusus, adalah kegiatan surveilans dimana data diperoleh berdasarkan pemeriksaan laboratorium atau peralatan pendukung pemeriksaan lainnya.
2.4.
Tujuan Terselenggaranya Surveilans Kesehatan Masyarakat
1. Untuk mengetahui gambaran epidemiologi masalah kesehatan atau penyakit pada suatu wilayah 2. Sebagai bahan pertimbangan dalam menetapkan prioritas masalah kesehatan. Minimal ada tiga persyaratan untuk menetapkan prioritas masalah kesehatan untuk ditanggulangi yaitu besarnya masalah, adanya metode untuk mengatasi masalah, dan tersedianya biaya untuk mengatasi masalah. Dengan data surveilans yang layak dapat diketahui besaran masalah dari setiap masalah kesehatan yang ada dan keefektifan dari sebuah metode yang digunakan.
6
3. Untuk Mengetahui cakupan pelayanan. Atas dasar data kunjungan ke puskesmas, dapat diperkirakan cakupan pelayanan puskesmas itu terhadap karakteristik tertentu dari penderita, dengan membandingkan proporsi penderita menurut karakteristik tertentu yang berkunjung ke puskesmas, dan proporsi penderita menurut karakteristik yang sama di populasi dasar atas dasar data statistic dari daerah yang bersangkutan. 4. Untuk kewaspadaan dini terjadinya Kejadian Luar Bisaa (KLB). KLB adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian/kematian yang bermakna secara epidemiologi pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu6. Setiap kasus gizi buruk juga diperlakukan sebagai KLB. Salah satu penyakit yang dapat diimunisasi yang dapat menimbulkan KLB adalah campak, yang harus dilaporkan oleh puskesmas ke DKK. Bila puskesmas melakukan pengolahan dan analisa setiap minggu, maka ini merupakan kewaspadaan dini untuk mengetahui minggu keberapa frekuensi kasus campak lebih meningkat dari bisaanya. 5. Untuk memantau dan menilai program. Setelah keputusan dirumuskan dan intervensi dilakukan, kita dapat menilai berhasil atau tidaknya intervensi tersebut dari data surveilans di rentang waktu berikutnya, apakah sudah terjadi penurunan insiden atau prevalensi penyakit tersebut.
2.5.
Manfaat Dari Surveilans Kesehatan Masyarakat Manfaat surveilans kesehatan masyarakat yaitu sebagai berikut: 1. Dapat menjelaskan pola penyakit yang sedang berlangsung yang dapat dikaitkan dengan tindakantindakan/intervensi kesehatan masyarakat. Dalam rangka menguraikan pola kejadian penyakit yang sedang berlangsung, contoh kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut : a. Deteksi perubahan akut dari penyakit yang terjadi dan distribusinya
7
b. Identifikasi dan perhitungan trend dan pola penyakit c. Identifikasi dan faktor risiko dan penyebab lainnya, seperti vektor yang dapat menyebabkan sakit dikemudian hari d. Deteksi perubahan pelayanan kesehatan yang terjadi 2. Dapat melakukan monitoring kecenderungan penyakit endemis. Ada 4 ( empat ) Keadaan Masalah Kesehatan yaitu : a. Epidemi adalah Keadaan dimana suatu masalah kesehatan yang ditemukan pada suatu daerah tertentu dalam waktu yang singkat berada dalam frekuensi yang meningkat. b. Pandemi adalah Suatu keadaan dimana suatu masalah kesehatan yang ditemukan pada suatu daerah tertentu dalam waktu yang singkat memperlihatkan peningkatan yang amat tinggi serta penyebarannya telah mencakup suatu wilayah yang amat luas. c. Endemi adalah suatu keadaan dimana suatu masalah kesehatan yang frekuensinya pada suatu wilayah tertentu menetap dalam waktu yang lama. d. Sporadik adalah suatu keadaan dimana suatu masalah kesehatan yang ada di suatu wilayah tertentu frekwensinya berubah – ubah menurut perubahan waktu. 3. Dapat mempelajari riwayat alamiah penyakit dan epidemiologi penyakit, khususnya untuk mendeteksi adanya KLB atau wabah. Melalui pemahaman riwayat penyakit, dapat bermanfaat sebagai berikut: a. Membantu menyusun hipotesis untuk dasar pengambilan keputusan dalam intervensi kesehatan masyarakat b. Membantu untuk mengidentifikasi penyakit untuk keperluan penelitian epidemiologi c. Mengevaluasi
program-program
pengendalian penyakit
8
pencegahan
dan
4. Memberikan informasi dan data dasar untuk memproyeksikan kebutuhan pelayanan kesehatan dimasa mendatang. Data dasar sangat
penting
untuk
menyusun
perencanaan
dan
untuk
mengevaluasi hasil akhir intervensi yang diberikan. Dengan semakin kompleksnya pengambilan keputusan dalam bidang kesehatan masyarakat, maka diperlukan data yang cukup handal untuk mendeteksi adanya perubahan-perubahan yang sistematis dan dapat dibuktikan dengan data (angka). 5. Dapat membantu pelaksanaan dan daya guna program pengendalian khusus dengan membandingkan besarnya masalah sebelum dan sesudah pelaksanaan program. 6. Membantu menetapkan masalah kesehatan dan prioritas sasaran program pada tahap perencanaan program. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam membuat prioritas masalah dalam kegiatan surveilans adalah: a. Frekuensi kejadian (insidens, prevalensdan mortalitas); b. Kegawatan/ Severity (CFR, hospitalization rate, angka kecacatan); c. Biaya (biaya langsung dan tidak langsung); d. Dapat dicegah (preventability); e. Dapat dikomunikasikan (communicability); f. Public interest 7. Mengidentifikasi kelompok risiko tinggi menurut umur, pekerjaan, tempat tinggal dimana masalah kesehatan sering terjadi dan variasi terjadinya dari waktu ke waktu (musiman, dari tahun ke tahun), dan cara serta dinamika penularan penyakit menular. 2.6.
Pelaksanaan Surveilans Kesehatan Masyarakat Surveilans Kesehatan didefinisikan sebagai kegiatan pengamatan yang
sistematis dan terus menerus terhadap data dan informasi tentang kejadian penyakit atau masalah kesehatan dan kondisi yang mempengaruhi terjadinya peningkatan dan penularan penyakit atau masalah kesehatan untuk memperoleh dan
9
memberikan informasi guna mengarahkan tindakan penanggulangan secara efektif dan efisien. Surveilans Kesehatan diselenggarakan agar dapat melakukan tindakan penanggulangan secara efektif dan efisien melalui proses pengumpulan data, pengolahan data, analisis data, dan diseminasi kepada pihak-pihak terkait yang membutuhkan. Surveilans Kesehatan mengedepankan kegiatan analisis atau kajian epidemiologi serta pemanfaatan informasi epidemiologi, tanpa melupakan pentingnya kegiatan pengumpulan data dan pengolahan data. Penyelenggaraan Surveilans Kesehatan harus mampu memberikan gambaran epidemiologi antara lain komponen pejamu, agen penyakit, dan lingkungan yang tepat berdasarkan dimensi waktu, tempat dan orang. Karakteristik pejamu, agen penyakit, dan lingkungan mempunyai peranan dalam menentukan cara pencegahan dan penanggulangan jika terjadi gangguan keseimbangan yang menyebabkan sakit. Kegiatan Surveilans Kesehatan meliputi : 1.
Pengumpulan data Pengumpulan data dilakukan dengan cara aktif dan pasif. Jenis data
Surveilans Kesehatan dapat berupa data kesakitan, kematian, dan faktor risiko. Pengumpulan data dapat diperoleh dari berbagai sumber antara lain individu, Fasilitas Pelayanan Kesehatan, unit statistik dan demografi, dan sebagainya. Metode pengumpulan data dapat dilakukan melalui wawancara, pengamatan, pengukuran, dan pemeriksaan terhadap sasaran. Dalam melaksanakan kegiatan pengumpulan data, diperlukan instrumen sebagai alat bantu. Instrumen dibuat sesuai dengan tujuan surveilans yang akan dilakukan dan memuat semua variabel data yang diperlukan. 2.
Pengolahan data Sebelum data diolah dilakukan pembersihan koreksi dan cek ulang,
selanjutnya data diolah dengan cara perekaman data, validasi, pengkodean, alih bentuk (transform) dan pengelompokan berdasarkan variabel tempat, waktu, dan orang. Hasil pengolahan dapat berbentuk tabel, grafik, dan peta menurut variabel golongan umur, jenis kelamin, tempat dan waktu, atau berdasarkan faktor risiko tertentu. Setiap variabel tersebut disajikan dalam bentuk ukuran
10
epidemiologi yang tepat (rate, rasio dan proporsi). Pengolahan data yang baik akan memberikan informasi spesifik suatu penyakit dan atau masalah kesehatan. Selanjutnya adalah penyajian hasil olahan data dalam bentuk yang informatif, dan menarik. Hal ini akan membantu pengguna data untuk memahami keadaan yang disajikan. 3.
Analisis data Analisis data dilakukan dengan menggunakan metode epidemiologi
deskriptif dan/atau analitik untuk menghasilkan informasi yang sesuai dengan tujuan surveilans yang ditetapkan. Analisis dengan metode epidemiologi deskriptif dilakukan untuk mendapat gambaran tentang distribusi penyakit atau masalah kesehatan serta faktor-faktor yang mempengaruhinya menurut waktu, tempat dan orang. Sedangkan analisis dengan metode epidemiologi analitik dilakukan
untuk
mengetahui
hubungan
antar
variable
yang
dapat
mempengaruhi peningkatan kejadian kesakitan atau masalah kesehatan. Untuk mempermudah melakukan analisis dengan metode epidemiologi analitik dapat menggunakan alat bantu statistik. Hasil analisis akan memberikan arah dalam menentukan besaran masalah, kecenderungan suatu keadaan, sebab akibat suatu kejadian, dan penarikan kesimpulan. Penarikan kesimpulan ha sil analisis harus didukung dengan teori dan kajian ilmiah yang sudah ada. 4.
Diseminasi informasi. Diseminasi informasi dapat disampaikan dalam bentuk buletin, surat
edaran, laporan berkala, forum pertemuan, termasuk publikasi ilmiah. Diseminasi informasi dilakukan dengan memanfaatkan sarana teknologi informasi yang mudah diakses. Diseminasi informasi dapat juga dilakukan apabila petugas surveilans secara aktif terlibat dalam perencanaan, pelaksanaan dan monitoring evaluasi program kesehatan, dengan menyampaikan hasil analisis.
11
BAB 3 PENUTUP 3.1.
Simpulan Surveilans merupakan sebuah istilah umum yang mengacu pada observasi
yang sedang berjalan, pengawasan berkelanjutan, pengamatan menyeluruh, pemantauan konstan, serta pengkajian perubahan dalam populasi yang berkaitan dengan penyakit, kondisi, cedera, ketidakmampuan, atau kecenderungan kematian. Tujuan umum surveilans kesehatan yaitu terselenggaranya surveilans faktor resiko lingkungan dalam rangka menurunkan prevalensi penyakit menular. Manfaat surveilans kesehatan masyarakat yaitu sebagai berikut: 1.
Dapat menjelaskan pola penyakit yang sedang berlangsung yang dapat dikaitkan dengan tindakantindakan/intervensi kesehatan masyarakat.
2.
Dapat melakukan monitoring kecenderungan penyakit endemis.
3.
Dapat mempelajari riwayat alamiah penyakit dan epidemiologi penyakit, khususnya untuk mendeteksi adanya KLB atau wabah.
4.
Memberikan informasi dan data dasar untuk memproyeksikan kebutuhan pelayanan kesehatan dimasa mendatang. Penyelenggaraan Surveilans Kesehatan harus mampu memberikan
gambaran epidemiologi. Kegiatan Surveilans Kesehatan meliputi : 1.
Pengumpulan data
2.
Pengolahan data
3.
Analisis data
4.
Diseminasi informasi Tidak dapat dipungkiri kegiatan surveilans yang prima di unit pelayanan
kesehatan sangat dibutuhkan. Kegiatan surveilans yang prima salah satunya dibutuhkan dalam mengetahui trend dan pola penyakit, perjalanan alamiah, dan epidemiologi dari penyakit tersebut sehingga dapat dirumuskan suatu kebijakan yang dapat menekan atau bahkan menghilangkan angka kejadiannya.
12
DAFTAR PUSTAKA Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1479/MENKES/SK/X/2003 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Sistem Surveilans Epidemiologi Penyakit Menular dan Penyakit tidak menular Terpadu. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia; 2003 Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1116/MENKES/SK/VIII/2003 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Sistem Surveilans Epidemiologi Kesehatan. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia;2003 Wuryanto,
Arie
M.KM.
Surveilans
Epidemiologi.
Diakses
dari:
http://arie_wuryanto.blog.undip.ac.id/category/epidemiologi-s1_fkmundip/surveilans-epidemiologi/ Sabtu, 29 Juni 2019. Kasjono, Heru Subaris. Intisari Epidemiologi. Jakarta: Balai Penerbit FK UI; 2009 Buchari, Lapau. Prinsip dan Metode Epidemiologi. Jakarta: Balai Penerbit FK UI; 2009. Chin, James. Manual Pemberantasan Penyakit Menular Ed.17. Jakarta: Depkes RI; 2007
13