Makalah Tetanus Kel.3 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH ILMU DASAR KEPERAWATAN “TETANUS”



Oleh : Kelompok 3 NINDIKA ARIO PANGESTI RITA AGNES NAINGGOLAN SALMA SYAFITRI YAYANG MUTIARA RAHMA YOHANA MAYLANDA



Dosen Pembimbing : Ns.Devia Roza,S.Kep.,M.Biomed



PRODI SARJANA KEPERAWATAN POLTEKKES KEMENKES RI PADANG PADANG 2019



KATA PENGANTAR



Puji dan syukur saya haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah ini.Dalampembuatan makalah ini, banyak kesulitan yang saya alami terutama disebabkan oleh kurangnya pengetahuan.Namun berkat bimbingan dan bantuan dari semua pihak akhirnya makalah inidapat terselesaikan tepat pada waktunya. Oleh karena itu, saya mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Tak ada gading yang tak retak.Begitu pula dengan makalah yang saya buat ini yang masih jauh dari kesempurnaan.Oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran agar makalah ini menjadi lebih baik serta berguna dimasa yang akan datang.



Padang, 29 Maret 2019



Penulis



Page 2



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR..................................................................................................2 DAFTAR ISI.................................................................................................................3 BAB I PENDAHULUAN............................................................................................4 I.



LATAR BELAKANG...........................................................................................4



II. RUMUSAN MASALAH.......................................................................................4 III. TUJUAN.................................................................................................................4



BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................5 A. pengertian tetanus.............................................................................................5 B. manifestasi dari tetanus....................................................................................5 C. diagnosis pada tetanus......................................................................................6 D. patofisiologi dari tetanus..................................................................................7 E. cara pengobatan pada tetannus........................................................................8



BAB III PENUTUP......................................................................................................9 I. KESIMPULAN........................................................................................................9 II. SARAN....................................................................................................................9 DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................10



Page 3



BAB I PENDAHULUAN



A.



Latar Belakang Penyakit tetanus masih sering ditemui di seluruh dunia dan merupakan penyakit



endemik di 90 negara berkembang. Bentuk yang paling sering pada anak adalah tetanus neonatorum yang menyebabkan kematian sekitar 500.000 bayi tiap tahun karena para ibu tidak diimunisasi. Sedangkan tetanus pada anak yang lebih besar berhubungan dengan luka, sering karena luka tusuk akibat objek yang kotor walaupun ada juga kasus tanpa riwayat trauma tetapi sangat jarang, terutama pada tetanus dengan masa inkubasi yang lama. Spora Clostridium tetani dapat ditemukan dalam tanah dan pada lingkungan yang hangat, terutama di daerah rural dan penyakit ini menjadi masalah kesehatan masyarakat yang utama di negara berkembang. Penyakit tetanus adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh toksin kuman Clostridium tetani,yang ditandai oleh kejang otot secara paroksismal dan diikuti kekakuan seluruh badan. Kekakuantonus otot ini selalu tampak pada otot maseter dan otot rangka. Clostridium tetaniadalah kumanyang berbentuk batang seperti penabuh genderang, berspora, golongan gram positif, hidupanaerob. Kuman ini mengeluarkan toksin yang bersifat neurotik (tetanus spasmin), yang mulamula akan menyebabkan kejang otot dan saraf tepi lokal. Toksin ini dapat menghancurkaneritrosit, merusak leukosit, dan merupakan tetanospasmin yang menyebabkan ketegangan danspasme otot



B. RUMUSAN MASALAH 1. apa pengertian tetanus? 2. apa saja manifestasi dari tetanus? 3. bagaimana menentukan diagnosis pada tetanus? 4. apa patofisiologi dari tetanus? 5. apa dan bagaimana pengobatan pada tetanus?



C. TUJUAN 1. mengetahuipengertian tetanus 2. mengetahui manifestasi dari tetanus 3. menentukan diagnosis pada tetanus Page 4



4. mengetahui patofisiologi dari tetanus 5. mengetahui bagaimana cara pengobatan pada tetannus BAB II PEMBAHASAN



A.



PENGERTIAN Tetanus (lockjaw) adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh racun yang dihasilkan



oleh bakteri Clostridium tetani. Disebut juga lockjaw karena terjadi kejang pada otot rahang. Tetanus banyak ditemukan di negara-negara berkembang. Tetanus atau Lockjaw merupakan penyakit akut yang menyerang susunan saraf pusat yang disebabkan oleh racun tetanospasmin yang dihasilkan oleh Clostridium Tetani. Penyakit ini timbul jika kuman tetanus masuk ke dalam tubuh melalui luka, gigitan serangga, infeksi gigi, infeksi telinga, bekas suntikan dan pemotongan tali pusat. Dalam tubuh kuman ini akan berkembang biak dan menghasilkan eksotoksin antara lain tetanospasmin yang secara umum menyebabkan kekakuan, spasme dari otot bergaris. Di negara sedang berkembang seperti Indonesia, insiden dan angka kematian dari penyakit tetanus masih cukup tinggi. Oleh karena itu tetanus masih merupakan masalah kesehatan. Akhir–akhir ini dengan adanya penyebarluasan program imunisasi di seluruh dunia, maka angka kesakitan dan angka kematian telah menurun secara drastis.



B.



MANIFESTASI KLINIK Masa inkubasi tetanus umumnya antara 3–21 hari, namun dapat singkat hanya 1–2



hari dan kadang–kadang lebih dari 1 bulan. Makin pendek masa inkubasi makin jelek prognosanya. Terdapat hubungan antara jarak tempat invasi Clostridium Tetani dengan susunan saraf pusat dan interval antara luka dan permulaan penyakit, dimana makin jauh tempat invasi maka inkubasi makin panjang. Secara klinis tetanus ada 3 macam : 1. Tetanus umum 2. Tetanus lokal 3. Tetanus cephalic. Tetanus umum: Bentuk ini merupakan gambaran tetanus yang paling sering dijumpai. Terjadinya bentuk ini berhubungan dengan luas dan dalamnya luka seperti luka bakar yang luas, luka tusuk



yang



dalam,



furunkulosis,



ekstraksi



gigi,



ulkus



dekubitus



dan



suntikan Page 5



hipodermis.Biasanya tetanus timbul secara mendadak berupa kekakuan otot baik bersifat menyeluruh ataupun hanya sekelompok otot. Kekakuan otot terutama pada rahang (trismus) dan leher (kuduk kaku). Lima puluh persen penderita tetanus umum akan menuunjukkan trismus. Dalam 24–48 jam dari kekakuan otot menjadi menyeluruh sampai ke ekstremitas. Kekakuan otot rahang terutama masseter menyebabkan mulut sukar dibuka, sehingga penyakit ini juga disebut 'Lock Jaw'. Selain kekakuan otot masseter, pada muka juga terjadi kekakuan otot muka sehingga muka menyerupai muka meringis kesakitan yang disebut 'Rhisus Sardonicus' (alis tertarik ke atas, sudut mulut tertarik ke luar dan ke bawah, bibir tertekan kuat pada gigi), akibat kekakuan otot–otot leher bagian belakang menyebabkan nyeri waktu melakukan fleksi leher dan tubuh sehingga memberikan gejala kuduk kaku sampai opisthotonus. Selain kekakuan otot yang luas biasanya diikuti kejang umum tonik baik secara spontan maupun hanya dengan rangsangan minimal (rabaan, sinar dan bunyi). Kejang menyebabkan lengan fleksi dan adduksi serta tangan mengepal kuat dan kaki dalam posisi ekstensi. Kesadaran penderita tetap baik walaupun nyeri yang hebat serta ketakutan yang menonjol sehingga penderita nampak gelisah dan mudah terangsang. Spasme otot–otot laring dan otot pernapasan dapat menyebabkan gangguan menelan, asfiksia dan sianosis. Retensi urine sering terjadi karena spasme sphincter kandung kemih. Kenaikan temperatur badan umumnya tidak tinggi tetapi dapat disertai panas yang tinggi sehingga harus hati–hati terhadap komplikasi atau toksin menyebar luas dan mengganggu pusat pengatur suhu. Pada kasus yang berat mudah terjadi overaktivitas simpatis berupa takikardi, hipertensi yang labil, berkeringat banyak, panas yang tinggi dan ariunia jantung. tetanus dapat dibagi atas: 1) Tetanus ringan: trismus lebih dari 3 cm, tidak disertai kejang umum walaupun dirangsang. 2) Tetanus sedang: trismus kurang dari 3 cm dan disertai kejang umum bila dirangsang. 3) Tetanus berat: trismus kurang dari 1 cm dan disertai kejang umum yang spontan. Tetanus lokal Bentuk ini sebenarnya banyak akan tetapi kurang dipertimbangkan karena gambaran klinis tidak khas. Bentuk tetanus ini berupa nyeri, kekakuan otot–otot pada bagian proksimal dari tempat luka. Tetanus lokal adalah bentuk ringan dengan angka kematian 1%, kadang– kadang bentuk ini dapat berkembang menjadi tetanus umum. Bentuk cephalic



Page 6



C.



DIAGNOSIS Diagnosis tetanus ditegakkan berdasarkan :



- Riwayat adanya luka yang sesuai dengan masa inkubasi - Gejala klinis; dan - Penderita biasanya belum mendapatkan imunisasi. Pemeriksaan laboratorium kurang menunjang dalam diagnosis. Pada pemeriksaan darah rutin tidak ditemukan nilai–nilai yang spesifik; lekosit dapat normal atau dapat meningkat. Pemeriksaan mikrobiologi, bahan diambil dari luka berupa pus atau jaringan nekrotis kemudian dibiakkan pada kultur agar darah atau kaldu daging. Tetapi pemeriksaan mikrobiologi hanya pada 30% kasus ditemukan Clostridium Tetani. Pemeriksaan cairan serebrospinalis dalam batas normal, walaupun kadang–kadang didapatkan tekanan meningkat akibat kontraksi otot. Pemeriksaan



elektroensefalogram



adalah



normal



dan



pada



pemeriksaan



elektromiografi hasilnya tidak spesifik.



D. PATOFISIOLOGIS yang dapat menyebabkan terjadinya penyakit tetanus adalah sebagai berikut: 1.Adanya



luka



pada



tubuhakibat



tusukan



kaca,



paku, maupun



pecahan



kaleng



yangdiinfeksioleh kuman tetanus. 2.Anak yang belum mendapat imunisasi tetanus (DPT) 3.Kebersihan lingkungan dan perorangan yang kurang terjaga 4.Infeksi selama masa neonatal (pada neonatus). 5.Pemotongan tali pusat atau perawatannya yang tidak aseptik 6.Tetanus pasca injeksi obat terlarang



E. INFLAMASI Toksin diabsorbsi pada ujung saraf motorik dan melalui sumbu silindrik ke SSP. Toksin diabsorbsi oleh susunan limfatik, masuk ke dalam sirkulasi darah arteri kemudian masuk ke dalam susunan saraf pusat. Toksin bersifat seperti antigen, sangat mudah diikat jaringan syaraf dan bila dalam keadaan terikat tidak dapat lagi dinetralkan oleh antitoksin spesifik. Toksin yang bebas dalam darah sangat mudah dinetralkan oleh antitoksin spesifik. Page 7



F. PENGOBATAN UNTUK TETANUS Dokter Anda akan mengobati tetanus dengan menghilangkan sumber racun, detoksifikasi, mencegah dan mengobati kejang, yaitu dengan: a. Semua luka dibersihkan dan mengangkat jaringan mati. Minum antibiotik untuk membunuh bakteri b. Anda akan divaksin imunoglobulin tetanus untuk detoksifikasi c. Obat sedatif diazepam akan membantu mengendalikan kejang d. Jika Anda mengalami kaku rahang, sulit menelan, dan otot kedutan, Anda membutuhkan alat bantu napas e. Tetanus dapat bertahan selama 2-3 bulan. Perbaikan sempurna dapat terjadi dalam 4 bulan.



Berikut adalah gaya hidup dan pengobatan rumahan yang dapat membantu untuk mengatasi tetanus:



a. Cuci luka dengan sabun dan air segera. Bila Anda memiliki cairan antiseptik akan lebih baik. b. Hubungi dokter Anda jika Anda terluka dan tidak tahu apakah Anda sudah divaksin tetanus atau belum c. Hubungi dokter Anda jika Anda mengalami kaku otot, sulit menelan, atau bernapas d. Berikan vaksin pada anak Anda; dimulai dari usia 2 bulan. Lakukan vaksin lengkap. Dewasa harus divaksin setelah 10 tahun



Page 8



BAB III PENUTUP



A. ·



Kesimpulan



Tetanus (lockjaw) adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh racun yang dihasilkan oleh bakteri Clostridium tetani. Disebut juga lockjaw karena terjadi kejang pada otot rahang. Tetanus banyak ditemukan di negara-negara berkembang.



·



Masa inkubasi tetanus umumnya antara 3–21 hari, namun dapat singkat hanya 1–2 hari dan kadang–kadang lebih dari 1 bulan. Makin pendek masa inkubasi makin jelek prognosanya. Terdapat hubungan antara jarak tempat invasi Clostridium Tetani dengan susunan saraf pusat dan interval antara luka dan permulaan penyakit, dimana makin jauh tempat invasi maka inkubasi makin panjang.



B.



Saran Saran dan kritik untuk perbaikan makalah ini sangat penulis harapkan dari semua



pihak khususnya rekan-rekan mahasiswa dan dosen mata kuliah ini. Hal tersebut bertujuan untuk memberikan masukan untuk penulisan makalah-makalah berikutnya.



Page 9



DAFTAR PUSTAKA



PATRIC GUIFEILE.TETANUS DEADLY DESEASES AND APIDEMICS.AMAZON BUKU KITA.COM.2012



https://books.google.co.id/books?id=0o9rAAAAMAAJ



Page 10