Makiyyah Dan Madaniyyah [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH ULUMUL QURAN “MAKIYYAH DAN MADANIYYAH”



Dosen Pembimbing : TGKH. Muslihan Habib, SS, MA



Disusun Oleh : MARWIYAH (22100049)



SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AL AQIDAH AL HASYIMIYYAH JAKARTA 2022



1



DAFTAR ISI



-



Kata pengantar…………………………………………………………………



-



Bab I (pendahuluan) A.Latar belakang………………………………………………………… B.Rumusan masalah……………………………………………………… C.Tujuan…………………………………………………………………



- Bab II (pembahasan) A. Pengertian Makiyyah dan Madaniyyah……………………………….. B.Penentuan ayat Makiyyah dan Madaniyyah……………………………... C.Ciri ciri karakteristik Makiyyah dan Madaniyyah……………………….. 1,Ciri dan karakteristik surat Makiyyah…………………………… 2,Ciri dan Karakteristik surat Madaniyyah………………………… D.Klarifikasi ayat Makiyyah dan Madaniyyah…………………………….. E,Metode mengetahui Makiyyah dan Madaniyyah………………………... -



Bab III (Penutup) A.Kesimpulan………………………………………………………………. B.Saran……………………………………………………………………



- Daftar Pustaka……………………………………………………………



15



KATA PENGANTAR



Assalamualaikum warrohmatullohi wabarokatuh, Puji beserta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-NYA sehingga kami bisA menyelesaikan karya ilmiah tentang “Makkiyah dan Madaniyyah. Tidak lupa juga kami mengucapkan terimakasih kepada Dosen Pengempu TGKH.Muslihah habib,SS,MA,yang telah membantu saya untuk lebih memahami materi pada bab ini.dan jiuga kepada semua pihak yang telah membantu hingga makalah ini selesai. Sebagai penyusun,saya menyadari bahwa masih terdapat kekurangan,baik dari penyusunan maupun tata Bahasa penyampaian dalam makalah ini.oleh karena itu saya dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca(temanteman)agar saya dapat memperbaiki makalah ini. Saya berharap smoga karya ilmiah yang saya susun ini memberikan manfaat dan juga inspirasi untuk pembaca Jakarta,3 Desember 2022



2



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Al-Qur’an adalah pedoman utama bagi umat Islam, sudah menjadi keharusan bagi kita untuk berusaha memahami dan menelaah pedoman tersebut, sehingga dapat menjadi petunjuk bagi kehidupan. Al-Qur’an merupakan wahyu yang berasal dari Allah SWT yang disampaikan kepada Muhammad melalui perantara Jibril. Al-Qur’an tidaklah proaktif memberi petunjuk layaknya manusia. Manusialah yang sejatinya bertanggung-jawab membuat al-Qur’an aktif berbicara, sehingga ia berfungsi sebagaimana layaknya petunjuk. Agar alQur’an proaktif memberi petunjuk pada manusia ke arah jalan yang benar, Tuhan mengutus Muhammad yang diberi tugas menjadi penyampai dan penjelas bagi al-Qur’an agar dia mudah dipahami manusia. Al-Qur’an diturunkan saat Rasulallah berada di kota-kota, pedesaan, gunung-gunung, lembah-lembag, lereng-lereng, serta pada waktu yang berbeda-beda, seperti malam, siang, dalam perjalanan, di dalam kota, pada musim panas, musim dingin, dalam keadaan damai maupun dalam keadaan perang. Namun ulama-ulama klasik sepakat bahwa secara umum ayatayat/surat-surat dalam al-Qur’an dikatagorisasikan ke dalam Makkiyah dan Madaniyyah. Perbedaan antara Makkiyah dan Madaniyyah dalam teks menurut Nasr Hamid Abu Zaid, merupakan perbedaan antara dua fase penting. Fase pertama meletakkan dasar-dasar masyarakat baru yang berseberangan dengan masyarakat lama yang dominan di Makkah. Fase kedua perkembangan wahyu adalah fase “pembangunan social” dan legislasi pembangunan tersebut. Pada masa Muhammad hidup, segala persoalan yang dirujukkan pada al-Qur’an dan hadits tidak memerlukan metode intrepretasi, lantaran Muhammad mampu memberikan penjelasan yang mudah ditangkap umat. Problem intrepertasi muncul pasca Muhammad ketika al-Qur’an dan hadits berubah wujud menjadi ungkapan-ungkapan tulisan dan kedua sumber itu 3



mulai menyebar ke daerah-daerah luar di luar masyarakat dan situasi ketika keduanya diturunkan. Berbagai metode interpertasi yang dirumuskan para mujtahid dalam berijtihad memburu pesan Al-Qur’an khususnya kemudian melahirkan berbagai disiplin seperti, Ulumul Qur’an.



B. Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan pengertian Al-Makkiyah dan Al-Madaniyah? 2. Bagaimana Penentuan Ayat Al-Makkiyah dan Al-Madaniyyah? 3. Apa Saja Ciri dan Karakteristik Al-Makkiyah dan Al-Madaniyyah? 4. Apa saja Klasifikasi Ayat Al-Makkiyah dan Al-Madaniyyah? 5. Bagaimana Metode Mengetahui Al-Makkiyah dan Al-Madaniyyah?



C. Tujuan 1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan pengertian Al-Makkiyah dan Al-Madaniyah. 2. Untuk mengetahui Penentuan Ayat Al-Makkiyah dan Al-Madaniyyah. 3. Untuk mengetahui Ciri dan Karakteristik Al-Makkiyah dan AlMadaniyyah. 4. Untuk mengetahui Klasifikasi Ayat Al-Makkiyah dan Al-Madaniyyah. 5. Untuk mengetahui Metode Mengetahui Al-Makkiyah dan Al-Madaniyyah.



4



BAB II PEMBAHASAN



A. Pengertian Makkiyah dan Madaniyyah Kata al-Makkiyah dan al-Madaniyah merupakan penisbatan terhadap kedua nama kota besar di Saudi Arabiah yaitu “Mekkah dan Madinah”. Kedua kata tersebut telah dimasuki oleh “ya” sehingga menjadi al-Makkiyah dan alMadaniyah. Secara harfiah, al-Makkiyah berarti yang bersifat Mekkah atau yang berasal dari Mekkah, sedangkan al-Madaniyah berarti yang bersifat Madinah atau yang berasal dari Madinah. Maka ayat atau surah yang turun di Mekkah disebut dengan al-Makkiyah dan yang diturunkan di Madinah disebut dengan al-Madaniyah. Secara istilah terjadi perbedaan di kalangan para ulama dalam menerjemahkan pengertian al-Makkiyah dan al-Madaniyah ini. namun Imam az-Zarkasy mendefinisikannya dengan tiga pengertian. Pertama, pengertian yang berkonotasikan pada tempat bahwa al-Makkiy adalah surah atau ayat yang diturunkan di Mekkah dan sekitarnya, sedangkan al-Madaniy adalah surah atau ayat yang turun di Madinah dan sekitarnya. Kedua, al-Makkiy adalah surah atau ayat yang turun ke pada nabi sebelum hijrah, sedangkan alMadany adalah su rah atau ayat yang turun kepada nabi setelah hijrah walaupun turunnya di Mekkah. Ketiga, al-Makkiy adalah ayat-ayat yang di-khitab-kan kepada penduduk Mekkah, sedangkan al-Madaniy adalah ayat-ayat yang di-khitab-kan kepada penduduk Madinah.4 Dari ketiga definisi yang dikemukan oleh Imam az-Zar kasy, ia lebih menguatkan definisi yang kedua, ka rena me nu rutnya definisi kedua ini lebih populer di kalangan para ulama. Pendapat Imam az-Zarkasy ini dikuatkan lagi oleh Imam as-Suyuthi dalam bukunya al-Itqhan fi Ulum AlQur’an, sehingga pada akhirnya pengertian ini menjadi sangat terkenal. Perbedaan pendapat tersebut dilatarbelakangi oleh berbedanya standar atau dasar pijakan mereka dalam membuat definisi. Ada tiga standar yang dijadikan sebagai dasar, yaitu tempat turunnya dan individu atau masyarakat yang menjadi objek pembicaraan, larangan atau perintah Al­Qur’an dan 5



periode penurunan Al­Qur’an. Di antara ketiga definisi tersebut, yang paling masyhur menurut Imam az-Zarqany adalah definisi kedua, yaitu al-Makky surah atau ayat yang diturunkan sebelum nabi hijrah dan al-Madany surah atau ayat yang diturun kan setelah nabi hijrah walaupun turunnya di Mekkah. Sebab hal itu sesuai dengan kegunaan ilmu al-Makki wa al-Madani ini dipelajari. Menurut az-Zarqani ada tiga hal atau manfaat kegunaan ilmu al-Makkiy dan al-Madani, yaitu : 1) Menentukan ayat nasikh dan mansukh. Jika ditemukan ada ayat atau surah yang kontradiktif dalam pembahasan yang sama, maka dapat dipastikan bahwa salah satu di antaranya ayat al-Madaniyah dan yang lain alMakkiyah, sehingga dapatlah ditetapkan ayat al-Makkiyah itu telah di ganti dengan ayat al-Madaniyah. 2) Mengetahui sejarah disyariatkannya suatu hukum. Ia dibebankan kepada umat secara berangsur-angsur. terlihat, misalnya, nuansa bimbingan ayat-ayat al-Makkiyah ke pada umat ini berbeda dengan ayat-ayat alMadaniyah. 3) Menanamkan keyakinan kepada umat dari sudut sejarah mengenai keabsahan Al­Qur’an. Apakah Ia datang dari tuhan bersih dari penyimpangan dan perubahan. Para ulama sangat besar perhatiannya kepada Al­Qur’an, sehingga mereka tidak hanya mengetahui, mencatat, dan mengkaji ayat-ayat, tetapi juga mengetahui dan mempelajari ayat-ayat yang turun setelah dan sebelum hijrah, ayat yang turun di siang hari, malam hari, di tempat nabi SAW tinggal, dalam perjalanan, pada musim panas, musim dingin, dan lain sebagainya. 1



6



B. Penentuan Ayat Makkiyah dan Madaniyyah Menurut al-Qatthan ada, dua cara yang dapat digunakan untuk mengetahui ayat al-makkiyah dan al-madaniyyah, yaitu sima’i (mendengarkan atau menyaksikan secara langsung) dan qiyasi (analogi atau ijtihad). Pertama, berdasarkan sima’i, yaitu penentuan berdasarkan penjelasan para sahabat atau yang diketahui oleh para tabi’in dari sahabat secara langsung. Hal ini dapat diketahui melalui riwayat hadis sahih yang telah ditulis oleh para ahli hadis, seperti kitab Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi, Nasa’i, Ibn Madjah, dan kitab-kitab hadis lainnya yang riwayatnya bisa diterima. Contoh:



‫وقد روى الواحدي والثعليب من طريق العالء بن املسيب عن الفضل بن‬ ‫عمرو عن علي بن أيب طالب قال نزلت فاحتة الكتاب مبكة‬ “Telah diriwayatkan dari al-Wahidi dan ats-Tsa’labi, dari jalan al-‘Alla’i bin alMusayyib dari al-Fadl bin Amrin dari Ali bin Abi Thalib berkata faatihah alkitab diturunkan di Makkah”.



Ibn Katsir mengatakan dengan menukil pendapat dari Ibn Abbas, Qatadah, dan Abu al-‘Aliyah bahwa surah al-Faatihah diturunkan di Makkah.11 Sementara yang kedua berdasarkan qiyasi. Cara ini dapat diketahui melalui ciriciri tertentu, misalnya dalam surah makki terdapat suatu ayat yang mengandung ayat madani atau bercerita tentang persitiwa madani, maka dikatakan bahwa ayat itu madaniyah. Begitu pula sebaliknya, bila dalam satu surah madani mengandung ayat makki atau bercertia tentang peristiwa makki, maka surah itu dinamakan surah makkiyah. 12 Contoh: 1. Ayat-ayat Makkiyah dalam surah Madaniyah. Dari sekian contoh-contoh dalam surah Madaniyah, ialah surah al-Anfaal adalah Madaniyah, tetapi banyak ulama mengecualikan ayat :



7



َ‫َواِ ْذ َي ْم ُك ُر ِبكَ الَّ ِذيْنَ َكفَ ُر ْوا ِليُثْ ِبت ُ ْوكَ اَ ْو َي ْقتُلُ ْوكَ اَ ْو يُ ْخ ِر ُج ْو َۗكَ َو َي ْم ُك ُر ْون‬ َ‫ّٰللاُ َخي ُْر ْال َما ِك ِريْن‬ ‫ّٰللاُ ََۗو ه‬ ‫َو َي ْم ُك ُر ه‬ “Dan (ingatlah) ketika orang kafir (quraisy) membuat makar terhadapmu untuk menangkap dan memenjarakanmu atau membunuhmu atau mengusirmu. Mereka membuat makar, tetapi Allah menggagalkan makar mereka. Dan Allah sebaik-baik pembalas makar”. (QS. al-Anfaal [8]: 30). Mengenai ayat ini, Muqatil mengatakan ayat ini diturunkan di Makkah, zahirnya menunjukkan demikian sebab ia mengandung makna apa yang dilakukan oleh orangorang musyrik di Darun Nadwah ketika mereka merencanakan makar tehadap Rasulullah sebelum Hijrah. 2. Ayat-ayat Madaniyah dalam surah Makkiyah. Di dalam surah al-Hajj adalah Makkiyah. Tetapi ada tiga ayat yang madaniyah, yaitu ayat 19-21:



ْ ‫ان‬ ْ ‫ص ُموا ِفي َر ِب ِه ْم َفالَّذِينَ َكفَ ُروا قُ ِط َع‬ ‫َار‬ ٌ ‫ت لَ ُه ْم ِث َي‬ ْ ‫ان َخ‬ ٍ ‫اب ِم ْن ن‬ َ َ‫اخت‬ ِ ‫ص َم‬ ِ َ‫َهذ‬ ُ ُ‫ص َه ُر ِب ِه َما فِي ب‬ ُ‫طونِ ِه ْم َو ْال ُجلُود‬ ْ ُ‫ق ُر ُءو ِس ِه ُم ْال َح ِمي ُم ي‬ َ ُ‫ي‬ ِ ‫صبُّ ِم ْن فَ ْو‬ ‫ام ُع ِم ْن َحدِي ٍد‬ ِ َ‫َولَ ُه ْم َمق‬ Inilah dua golongan (golongan mukmin dan golongan kafir) yang bertengkar, mereka saling bertengkar mengenai Tuhan mereka. Maka orang kafir akan dibuatkan untuk mereka pakaian-pakaian dari api neraka. Disiramkan air yang sedang mendidih ke atas kepala mereka. Dengan air itu dihancurluluhkan segala apa yang ada dalam perut mereka dan juga kulit (mereka). Dan untuk mereka cambuk-cambuk dari besi.



3. Yang serupa dengan yang diturunkan di Makkah dalam kelompok Madaniyah. Yang dimaksud oleh para ulama di sini ialah ayat-ayat yang terdapat dalam surah Madaniyah tetapi mempunyai gaya bahasa dan ciriciri umum seperti surah Makkiyah. Contohnya di dalam firman Allah dalam surah al-Anfaal yang madaniyah :



8



َ‫ارة ً ِمن‬ َ ‫َواِ ْذ قَالُوا الله ُه َّم ا ِْن َكانَ ٰهذَا ه َُو ْال َح َّق ِم ْن ِع ْندِكَ فَا َ ْم ِط ْر َعلَ ْينَا ِح َج‬ ‫ب اَ ِلي ٍْم‬ َّ ‫ال‬ ٍ ‫س َم ۤا ِء ا َ ِو ائْتِنَا ِب َعذَا‬ Dan (ingatlah) ketika mereka golongan musrik berkata, Ya Allah, Jika benar Al-Qur’an ini dari Engkau, Hujanilah kami dengan batu dari langit, atau datangkanlah kepada kami azab yang pedih. (QS. al-Anfaal [8]: 32).2 4. Yang serupa dengan yang diturunkan di Madinah dalam kelompok Makkiyah. Yang dimaksud oleh apara ulama ialah kebalikan dari yang sebelumnya. Mereka memberi contoh dengan firman Allah dalam surah anNajm :



‫ش ا َِّۡل اللَّ َم َمؕ ا َِّن َربَّكَ َوا ِس ُع ۡال َم ۡغ ِف َرةِؕ ه َُو‬ ِ ‫فو‬ ِ ۡ ‫اَلَّذ ِۡينَ يَ ۡجتَنِبُ ۡونَ َك ٰبٰٓ ِٕٮ َر‬ َ ‫اح‬ َ ‫اۡل ۡث ِم َو ۡال‬ ُ ُ‫ض َوا ِۡذ اَ ۡنت ُ ۡم اَ ِجنَّةٌ ِف ۡى ب‬ ‫ط ۡو ِن ا ُ َّمهٰ ِت ُك ۡمۚ َف ََل تُزَ ُّك ۤۡوا‬ َ ‫اَ ۡعلَ ُم ِب ُك ۡم ا ِۡذ اَ ۡن‬ ِ ‫شا َ ُك ۡم ِمنَ ۡاۡلَ ۡر‬ ‫س ُك ۡمؕ ه َُو اَ ۡعلَ ُم ِب َم ِن اتَّ ٰقى‬ َ ُ‫اَ ۡنف‬ (yaitu) orang-orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan keji yang selain dari kesalahan-kesalahan kecil. Sesungguhnya Tuhanmu Mahaluas ampunan-Nya. dan Dia lebih mengetahui (tentang keadaan)-mu ketika Dia menjadikan kamu dari tanah dan ketika kamu masih janin dalam perut ibumu; Maka janganlah kamu mengatakan dirimu suci. Dialah yang paling mengetahui tentang orang yang bertakwa. (QS. an-Najm [53]: 32).



C. Ciri dan Karakteristik Makkiyah dan Madaniyyah 1. Ciri dan karakteristik Surah Makiyyah a) Setiap surah yang di dalamnya terdapat kata (kalla), kata ini digunakan untuk memberi peringatan yang tegas dan keras kepada orang-orang Mekkah yang keras kepala.



2.



Abdul Hamid, (2016). Pengantar Studi Al-Qur’an. Jakarta: Kencana. hal. 121



9



b) Setiap surah yang di dalamnya terdapat ayat sajadah termasuk Makiyyah. c) Setiap surah yang di dalamnya terdapat kisah para nabi dan umat-umat terdahulu termasuk Makiyyah, kecuali surah al-Baqarah dan Ali ‘Imran yang keduanya termasuk Madaniyah. d) Setiap surah yang di dalamnya terdapat kisah nabi Adam dan iblis termasuk Makiyyah, kecuali surah al-Baqarah yang tergolong Madaniyah. e) Setiap surah yang dimulai dengan huruf abjad, ditetapkan sebagai Makiyyah, kecuali al-Baqarah dan Ali ‘Imran. Huruf tahjjiy yang dimaksud di antaranya. f) Mengandung seruan (nida’) untuk beriman kepada Allah dan hari kiamat dan apa-apa yang terjadi di akhirat. Di samping itu, ayat-ayat Makiyyah ini menyeru untuk beriman kepada para rasul dan para malaikat serta menggunakan argumen-argumen akal, kealaman, dan jiwa. g) Membantah argumen-argumen kaum musyrikin dan menjelaskan kekeliruan mereka terhadap berhala-berhala mereka. h) Mengandung seruan untuk berakhlak mulia dan berjalan di atas syariat yang hak tanpa terbius oleh perubahan situasi dan kondisi, terutama hal-hal yang berhubungan dengan memelihara agama, jiwa, harta, akal, dan keturunan. i) Terdapat banyak redaksi sumpah dan ayatnya pendek-pendek. 2. Ciri dan karakteristik Surah Madaniyyah a) Setiap surah yang berisi hukum pidana, hukum warisan, hak-hak perdata dan peraturan-peraturan yang berhubungan dengan perdata serta kemasyarakatan dan ke nega raan, termasuk Madaniyah. b)



Setiap surah yang mengandung izin untuk berjihad, urus an-urusan perang, hukum-hukumnya, perdamaian dan perjanjian, termasuk Madaniyah. 3



3.



Abdul Hamid, (2016). Pengantar Studi Al-Qur’an. Jakarta: Kencana. hal. 125



10



c) Setiap surah yang menjelaskan hal ihwal orang-orang munafik termasuk Madaniyah, kecuali surah al-Ankabuut yang di-nuzul-kan di Makkah. Hanya sebelas ayat per tama dari surah tersebut yang termasuk Madaniyah dan ayat-ayat tersebut menjelaskan perihal orang-orang mu nafik. d) Menjelaskan hukum-hukum amaliyyah dalam masalah ibadah dan muamalah, seperti shalat, zakat, puasa, haji, qisas, talak, jual beli, dan riba. e) Sebagian surah-surahnya panjang-panjang, sebagian ayat-ayatnya panjang-panjang dan gaya bahasanya cukup jelas dalam menerangkan hukum-hukum agama.



D. Klasifikasi Ayat Makkiyah dan Madaniyyah Para ulama begitu tertarik untuk menyelidiki surahsurah Makkiyah dan Madaniyah. Mereka meneliti Al-Qur’an, ayat demi ayat dan surah demi surah untuk ditertibkan sesuai dengan nuzuul-nya, dengan memperhatikan waktu, tempat, dan pola kalimat. Yang terpenting dalam pengklasifikasian Makki dan Madani, yang dipelajari para ulama dalam pembahasan ini adalah : 1. Yang diturunkan di Madinah Ada 20 surah Madaniyyah, yakni albaqarah, ali imran, an-nisaa’, al-maa’idah, al-anfaal, at-taubah, annuur, al-ahzab, Muhammad, al-Fath, al-Hujuurat, al-Hadid, alMujadalah, al-Hasyr, al-Mumtanah, al-Jumu’ah, alMunafiquun, atTalaq, at-Tahriim, dan an-Nasr. 2. Yang diperselisihkan Adapun yang masih diperselisihkan ada dua belas surah, yakni al-Faatihah, ar-Ra’d, ar-Rahman, as-Saff, atTaghabun, at-Tatfif, al-Qadar, al-Bayyinah, az-Zalzalah, al-Ikhlas, al-Falaq, dan an-Naas. 3. Yang diturunkan di Mekkah Ada 82 surah sisanya, jadi jumlah surah-surah Al-Qur’an itu semuanya seratus empat belas surah. 4



4.



Abdul Hamid, (2016). Pengantar Studi Al-Qur’an. Jakarta: Kencana. hal. 126



11



E. Metode Mengetahui Makkiyah dan Madaniyah Ayat-ayat Makkiyah dan Madaniyyah bisa diketahui lewat salah satu dari dua metode berikut : a. Metode Naqlis-Sima’i (Kutiapan lisan) Metode Naqlis-Sima’i adalah ayat-ayat dan surat-surat yang kita kenal bahwa ia adalah Makkiyah atau Madaniyyah degan cara periwayatan dari salah satu shahabat yang hidup pada periode wahyu, dan mereka meyaksikan turunnya ayat. Atau dari salah satu tabi’in yang telah mendengar dari sabahat. Al Qodhi Abu Bakar dalam bukunya “al Intishar” berkata: Pengetahuan mengenai Makkiyah dan Madaniyah mengacu kepada hafalan para sahabat dan tabi’in, tidak berasal dari Nabi saw, meskipun hanya berupa komentar. Adapun contoh ayat yang diketahui dari sahabat adalah surat Al-Anfal: 64, yang menurut Ibnu Abbas ayat ini diturunkan saat Umar Ibnu Khattab masuk Islam. b. Metode Qiyas-Ijtihadi Metode Qiyas-Ijtihadi adalah melakakuan pengkajian terhadap ayatayat dan surat-surat Makkiyah dan Madaniyah serta yang “belum ada” nash yang menjelaskan tempat turunnya. Jika ditemukan karaktersistik surat-surat Madaniyah, maka menyebutnya madaniyah. Hal ini melalui ijtihad dan qiyas. Fahd mengutip dari Zarlasyi dari Al-Jabiri bahwa untuk mengetahui ayat-ayat Makkiyah dan Madaniyah melalui metode Qiyas dengan cara memperhatikan beberapa ciri-ciri berikut : 1) 2) 3) 4) 5)



Setiap yang didalamnya terdapat kalimat “Ya ayyuha annas” Setiap yang didalamnya terdapat “Kalla” Diawali huruf Hijaiyah, kecuali surat Az Zahrawain (alBaqarah dan Al Imran) serta ar-Ra’du. Didalamny ada kisah Adam dan Iblis, kecuali ath-thulah (keadaan yang mulia; al halal ar Rofi’ah) Di dalamnya terdapat kisah-kisah Nabi-nabi dan ummat Islam zaman dahulu.



Semua katagori yang meliputi cirri-ciri tersebut di atas, adalah surat Makkiyah, sedangkan setiap surat yang memuat kewajiban-kewajiban dan hokum adalah Madaniyah.



12



BAB III PENUTUP



A. Kesimpulan Pengertian makkiyah dan madaniyyah adalah kata makkiyah merupakan kata sifat yang disandarkan kepada kota tersebut. Dan sesuatu disebut makkiyah apabila mengandung kriteria yang berasal dari makkah atau yang berkenaan dengannya. Begitu pula dengan madaniyyah , ia diambil dari nama kota madinah tempat Rasulullah SAW berhijarah dan membangun masyarakat islam serta mengembangkan islam hingga ke segala penjuru dunia.



B. Saran Dalam penulisan makalah ini penulis merasa, masih kurang sempurna karena keterbatasan ilmu dan pengetahuan serta sumber yang diperoleh. Jadi Penulis berharap kepada pembaca tulisan ini agar bersedia memberikan kritik dan sarannya untuk kesempurnaan makalah ini.untuk itu kami mengucapkan ribuan terima kasih banyak.



13



DAFTAR PUSTAKA



-



Abdullah Hamid,(2016)pengantar studi alquran.jakarta :kencana hal 121126



14