Materi MGT Konflik [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I MENGENAL MANEJEMEN “KONFLIK”  Oleh: Hendry Nofry Pasalbessy Narasi Pengantar Diantara banyak kata serapan yang teradopsi menjadi bagian resmi bahasa Indonesia, kata “konflik” (Ingg: Conflict)1 merupakan --salah satu-- kata yang cukup kita kenal (meski kita kadang kurang suka jika kata ini terjustifikasi ke dalam diri kita di saat-saat tertentu). Kita bahkan bukan hanya menolak jika terjustifikasi, melainkan selalu mengalahkannya dalam voting antara memilih kata “konflik” ini atau terminologi lain yang menjadi saudara tirinya yakni “Integrasi”. Saya menebak, pilihan radikal kita atas kata integrasi yang berlawanan dengan “konflik” didasarkan kepada pandangan filosofis bahwasanya kata integrasi memiliki makna positif serta aksentuasi penggunaannya lebih moralis, dibandingkan dengan pilihan kata “konflik” yang lebih mewujudkan pengertian yang negative dan tidak memiliki daya tarik etis. Cara pandang (Mindset) umum Lawan dari kata tanpa di sadari selalu menjadi “Konflik” Secara liar dan tak terkendali. adalah saat kita men-tabu-kan “konflik”, kata mengatur sistem nilai yang ada “Integrasi” Kungan. Kita pernah punya pengalaman menggetirkan



kita yang seperti inilah yang bomerang bagi eksistensi “konflik” kita akan kehilangan keseimbangan Dalam kepribadian kita dan lingketika melintasi bentangan panjang



“konflik” sosial maluku yang diseting berdarah-darah hanya atas nama kebenaran subjektif yakni kebenaran doktrinal Agama. Dimana untuk membangun logika eksistensialnya, ayatayat firman dipergunakan sebagai “tulang punggung” eksistensi “konflik”. Padahal Tuhan Kita (dan mungkin tuhan mereka --jika ada) tidak pernah bertikai. Terlepas dari hal ini semua, ingin dikatakan dalam pengantar tulisan ini bahwa salah satu kelemahan fundamental yang menjadi menara perlindungan “konflik” social Maluku adalah karena kita semua terlalu lama menutup pikiran dan hati kita untuk berpandangan positif terhadap kata “konflik”.



Pengertian Konflik







Disampaikan untuk menstimulasi kecakapan berorganisasi -- dalam Kegiatan PKKPG Cabang Nehemia Ranting Sikhem tanggal 16 Agustus 2009  Anggota AMGPM Cabang Nehamia.



pada







1



Conflict, Menunjuk kepada pengertian Percekcokkan, perselisihan atau pertentangan



Page | 1



Jika kita hendak mempelajari dan memahami “konflik”, hal terpenting yang perlu kiranya kita pegang adalah membangun perspektif positif terhadap makna kata “konflik”.dengan memandangnya dari hampiran Sosiologis. Pertanyaan reflektifnya, mengapa saya mengusulkan demikian?? karena dengan perspektif sosiologis, kita akan melihat “konflik” secara bebas nilai (belum ada tafsir terapan) sebagai sesuatu yang apa adanya. Sebagai fakta nilai (Value).



“Konflik” itu hanya sebuah kata, sama dengan kata “Cinta”, “Damai”, “Firman”, dll



Sesudah menilainya secara bebas tanpa prasangka, maka kita bisa secara objektif melihat dua sisi yang melekat pada konflik. Konflik memiliki dua sisi yakni sisi positif dan sisi negative. Menurut Irene E. Sidabutar, pada sisi positif, konflik bisaanya membuka ruang kasadaran, menumbuhkan kepribadian dan memastikan dicapainya keadilan. 2 Sedangkan Menurut DR. Alo Liliwery, M.S, Sisi negative konflik dapat terjadi sewaktu-waktu adalah jika tidak ditanggapi dengan keterbukaan dan niat.3 Kedua pikiran diatas, dapat dirangkai ke dalam kesimpulan berdasarkan pikiran Henry Hazlitt, yang mengatakan bahwa: Dalam Huruf Cina, kata “konflik” berarti bahaya dan kesempatan. Sisi negatifnya adalah bahaya, dan sisi positifnya adalah kesempatan. 4



Bila mau dilihat dari sisi positif, konflik bermakna kesempatan. Karena konflik merupakan ambang menuju kehadiran kesadaran yang baru, fase kehidupan baru, masuk ke dalam pertumbuhan kepribadian yang baru, lebih sehat dan sejahtera. Sebaliknya karena konflik adalah potensial untuk hadir kapanpun dan dimanapun sepanjang ada interaksi dari pikiran dan perasaan terhadap suatu stimulus (rangsangan) bahasan, baik dalam diri sendiri maupun dalam komunikasi lintas pribadi/kelompok, maka jika tidak ditanggapi dengan keterbukaan dan niat maka konflik akan menjadi sarat bermuatan sisi negative. Ada banyak konsep dan teori atau devinisi “konflik” yang bisa disampaikan melalui tulisan ini, tetapi supaya tidak memberatkan dalam penyerapan materi, sengaja dibatasi pada satu saja pengertian umum ““konflik””, yang coba didevinisikan sendiri sebagai kristalisasi interaksi teks tentang sejumlah teori “konflik”. 2



Sondang Irene E. Sidabutar, “Psicologi Berbasis Komunitas”, BPK Gunung Mulia, 2008. Hal 228



3



Dr. Alo Liliwery, “Dasar-Dasar Komunikasi Antar Budaya”, Pustaka Pelajar, 2002. Hal 18



4



Henry Hazlitt, “Dasar-Dasar Moralitas”, Pustaka Pelajar, 2003. Hal 420



Page | 2



Pengertian umum “konflik” adalah: Perselisihan yang terjadi antara dua pihak terhadap suatu hal. Peselisihan yang merupakan identitas lain dari konflik, diasumsikan terjadi karena benturan persepsi atau pandangan, yang disertai dengan pemapanan sikap tidak akomodatif terhadap persepsi lawan komunisasi sang komunikator (komunikan), dimana sikap yang sama juga ditunjukkan dengan kwalitas benturan yang seimbang oleh komunikan.



Argumentasi



Ko nfl ik



Argumentasi



Esensi Konflik Dari pengertian umum tersebut, diperoleh unsur-unsur esensial konflik. Dalam hal ini esensi konflik terletak pada proses, yakni suatu aktifitas yang ditandai oleh beberapa unsure , dimana tiga unsur daripadanya antara lain : a. Perselisihan b. Dua Pihak c. Sesuatu hal Jika tidak terdapat perselisihan atau percekcokan, atau pertengkaran, maka suatu interaksi tidak dapat disebut sebagai “konflik”. Jika tidak lebih dari satu pihak atau agen atau subjek untuk bisa melakukan interaksi berselisih, atau bercekcok, atau bertengkar, maka suatu interaksi tidak dapat disebut sebagai “konflik”. Dan jika tidak ada sesuatu hal yang menjadi nilai atau tujuan (baik bersifat material/kebandaan maupun imaterial/pandangan), maka suatu interaksi tidak dapat disebut sebagai “konflik”.



Lingkup & Ciri Khas “konflik”



Page | 3



“konflik” dapat diinterpretasi asalnya berdasarkan lingkup eksistensi nilai/pandangan (sesuatu hal). Misalnya jika perselisihan terjadi antara Produsen dan Konsumen di pasar maka “konflik” yang lahir daripadanya dapat dikatakan sebagai “konflik” Ekonomi. Perselisihan yang terjadi antara guru dan siswa di dalam kelas, dapat dikatakan sebagai “konflik” intelektual. Perselisihan yang terjadi antara seorang perempuan dan laki-laki yang sedang pacaran dapat dikatakan sebagai “konflik” cinta, dan perselisihan yang terjadi antara sesama anggota suatu organisasi dapat dikatakan sebagai “konflik” organisasi atau pelayanan. Dan seterusnya,… dan seterusnya. Dari lingkup “konflik” ini, kita bisa mengerti ada “konflik” antar pribadi, ada “konflik” antar daerah, ada “konflik” antar Negara, ada “konflik” antar instansi atau organisasi, dan sebagainya. Angkatan Muda GPM sebagai organisasi juga tidak lepas dari aktifitas “konflik” sepanjang kahadirannya. Ciri khas “konflik” yang paling umum kita ketahui adalah Agitasi yakni penghasutan supaya tidak menyenangi atau membenci, bahkan jika perlu berperang. Penghianatan yaitu tidak konsisten pada kesepakatan dan mengingkari komitmen yang pernah dicapai bersama. Teror yakni menabur rasa takut terhadap seseorang atau banyak orang. Menghambat yakni tidak memberikan keleluasaan atau kesempatak kepada seseorang atau sekelompok orang untuk mengakses sesuatu, dan lain-lain.



BAB II Page | 4



MENEMUKENALI MODEL KONFLIK DI AMGPM Tidak jauh berbeda antara dimensi-dimensi konflik di berbagai tempat dan waktu lain yag dapat dipelajari dengan yang terjadi di Angkatan Muda GPM. Alasannya adalah karena konflik mempertemukan orang dengan orang dan terhadap suatu alasan. Inipun dimiliki oleh Angkatan Muda GPM. Di Angkatan Muda GPM ada sekelompok orang yang berusaha bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama, dengan menggunakan organisasi serta seluruh perangkat operasionalnya sebagai sarana. Dalam kerangka bekerja sama inilah, ada keterlibatan komunikasi dan interaksi. Komunikasi dan interaksi ini terjadipun bukan hanya karena seseorang (yang menjadi anggota AMGPM) berorientasi tunggal pada satu tujuan yaitu tujuan organisasi belaka, tetapi ada tujuan-tujuan yang lain yang turut masuk di dalamnya yakni tujuan pribadi. Ini hal lumrah seiring pengertian dari organisasi yaitu: Wadah tempat berhimpunnya sejumlah orang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama yang telah ditetapkan sebelumnya. Perjumpaan bersama dan bekerja sama antara masing-masing orang (anggota), dapatlah kita bayangkan melibatkan masuknya sejumlah besar nilai, pandangan, sikap dan karakter masingmasing orang yang kemudian menumpuk menjadi satu. Pada satu sisi, perbedaan-perbedaan yang ada itu bisa disusun menjadi suatu menara rumah yang kokoh dengan keunggulan masing-masing bagian, tetapi pada sisi yang lain, perbedaan bisa juga menjadi granat yang meluluhlantakkan bangunan organisasi dan hal itu ditandai dengan konflik. Sumber-Sumber Konflik Di AMGPM, secara potensial5 terdapat dua mata air konflik, yaitu: a.



Mata Air Yang Bersumber Dari Organisasi



b.



AMGPM sangat responsible karena memiliki karakter bertumbuh mengikuti alur perubahan lingkungan serta dinamis. Ini disebabkan sifat AMGPM yang terbuka terhadap lingkungan serta kesadaran pangilannya untuk bersekutu, bersaksi dan melayani di lingkungan kehadirannya itu. Satu hal yang menurut saya harus selalu menjadi kekayaan diri AMGPM adalah “profetik ekologisnya”6, bahwa Ibadah-Ibadah AMGPM baru bisa dikatakan sejati sesuai amanat panggilannya jika ibadah-ibadah itu kontekstual dan seiring-sejalan dengan kepedulian pada lingkungannya. Persoalannya, lingkungan panggilan AMGPM sangat sarat dengan medan konflik dan mudah menarik AMGPM masuk ke dalamnya. Bahkan dalam tujuan organisasi: membina Pemuda GPM sebagai pewaris dan penerus nilai-nilai Injili agar memiliki ketahanan iman, iptek, sosio ekonomi, sosio budaya dan sosio politik. untuk mewujudkan tanggung jawabnya dalam kehidupan bergereja, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. (Bab II, Pasal 4)7 sekalipun, potensi konflik selalu ada. Mata Air Yang Bersumber Dari Anggota



5



Yang saya maksudkan dengan potensial artinya bahwa apa yang teridentifikasi sebagai stimulus konflik, berada dalam keadaan static dan tidak akan berbahaya sepanjang tidak didayagunakan secara dinamis (Nofry Pasalbessy) 6 Yang dimaksud dengan “Profetic Ekologis” yakni tindakan bersaksi sebagai bagian dari tugas kenabian anggota-anggota AMGPM di lingkungan panggilannya, baik terhadap sesame manusia maupun terhadap alam ciptaan Tuhan yang lain . 7



Kutipan langsung dari Buku Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga AMGPM hasil keputusan Kongres Istimewa II, Tanggal 19 Nopember 2001 di Aboru.



Page | 5



Sebagaimana dijelaskan di atas, bahwa sebagai tempat berhimpun, AMGPM diisi oleh orangorang/pemuda gereja dari berbagai latar belakang karakter, pola pikir, latar belakang pendiikan maupun lingkungan awal bertumbuh (keluarga). Penggabungan karakter ini, bisa dengan mudah menyulut perbedaan. Contoh paling gampang untuk dimengerti, adalah ada pemuda gereja yang dalam keluarganya menrupakan anak tunggal atau anak yang sangat dimanja, sehingga jarang bekerja, jarang menghadapi tantangan lingkungan dan sebagainya, bahkan mungkin tidak pernah dimarahi dalam keluarganya. Ketika yang bersangkutan menjadi anggota AMGPM dan ditegur oleh salah seorang pengurus karena sesuatu hal, itu sangat bisa memancing konflik antar mereka. Saluran-Saluran Konflik Saluran-saluran konflik di AMGPM sangat serupa dengan model-model serta saluran konflik di organisasi lain. Ia bisa mengalir melalui media-media formal organisasi seperti Perdebatanperdebatan dalam Rapat Ranting, Rapat Kerja Ranting, MPPC, Pertemuan Pengurus Ranting, RapatRapat Koordinasi Ranting dan Cabang, hingga Ibadah-Ibadah dan pelaksanaan program-Program operasional organisasi.



Karakter Konflik Karakteristik konflik di kalangan anggota-anggota Angkatan Muda GPM cenderung bersifat “konflik lepas”8 dan hampir tidak berefek domino. Artinya, ketika konflik terjadi antara Mr. (P) dengan Mis. (V), atau kelompok Abdel dengan Kelompok Temon, konflik itu hanya berakar dan berkutat di situ. Kalaupun merembes ke luar maka wilayah berikutnya yang paling jauh hanya pihak keluarga. Penyebab tersumbatnya saluran transformasi konflik ini, dikarernakan ciri dan bangunan dasar organisasi yang adalah “Organisasi gereja/Pelayanan”. Ciri ini pada satu sisi membentuk citra ideal yang membuat semua pemuda merasa perlu menjaga perilakunya sehingga identitas kekristenan (tepatnya Pemuda Kristen) yang melekat pada organisasi tidak tercemar, disamping sebagai aset gereja, menjaga nilai dan eksistensi AMGPM menjadi taruhan seluruh perangkat pelayan, seperti Koordinator unit, Pengurus Wadah pelayanan Pria (bapak-bapak), Pengurus Wadah pelayanan Wanita (ibu-ibu), Majelis Jemaat, hingga Pimpinan Gereja. 8



Yang dimaksudkan dengan “konflik Lepas” adalah percekcokkan atau perselisihan yang konstruksinya nyaris tidak pernah permanen atau tetap dan kekal. Lebih bersifat sementara. Tidak permanennya ini bukan dikarenakan model konfliknya telah tercemar kepentingan yang sifatnya politis, melainkan karena kultur ber AMGPM sendiri yang tidak memberikan ruang bagi berlarut-larutnya konflik.



Page | 6



Dari sini dapat ditarik kesimpulan bahwa Angkatan Muda GPM secara alamiah sebenarnya memiliki mekanisme perlindungan diri berlapis terhadap merebaknya konflik dan dampaknya. Meski demikian, untuk mendesign produktifitas organisasi dan pengkaderan anggota sehingga siap aktual (siap pakai) baik secara internal maupun eksternal, maka anggota-anggota AMGPM perlu memahami manajemen konflik. Manajemen Konflik Berangkat dari devinisi Manajemen sebagai ketrampilan memperoleh hasil 9, dimana ia adalah usaha kooperatif, maka faktor yang sangat menentukan dalam keberhasilan mencapai tujuan penanggulangan konflik, adalah diperlukannya sejumlah langkah, yang dimulai: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.



Identifikasi Kasus Konflik Telusuri Latar belakang Konflik Komunikasi lepas dengan agen (anggota) yang berkonflik Komunikasi fokus terkait latar belakang penyebab konflik Memutus mata rantai transformasi konflik baik secara kedalam maupun keluar Berupaya mempertemukan agen-agen (anggota-anggota) yang berkonflik Menawarkan perdamaian



Sebelum sampai pada tahapan 7, sebaiknya kita mengenal dan memahami lebih dulu 4 quadran perdamaian. Ini penting sekali karena akan berkaitan dengan bagaimana cara kita menawarkan perdamaian.



Berdamai Dan Melupakan



berdamai Tapi Tidak melupakan



Melupakan Tapi Tidak berdamai



tidak berdamai Dan tidak melupakan



Belajar dari quadran diatas ini, kiranya kita dapat mengerti bahwa capaian yang paling ideal terdapat pada quadran 1 yakni “Berdamai Dan Melupakan”. Namun bagaimana jika yang kita hadapi adalah kompromi penyelesaian masalah (Problem solving) dari kedua belah pihak yang berkonflik tidak tercapai di Quadran 1 melainkan Quadran yang lain. Kunci Manajemen Konflik Sebagai buah Kasih Karunia Allah, kita semua di karuniai pikiran sebagai tenaga intelektual yang dengannya kita berpikir supaya bisa memecahkan masalah, termasuk menyelesaikan konflik. Sayangnya karena terlalu berfokusnya kita kepada pikiran kita dan bukan pada kebijaksanaan Tuhan, menyebabkan banyak dari buah pemikiran kita yang menyelesaikan masalah namun memunculkan



9



Prof. DR. Sondang Siagian, “Organisasi, Kepemimpinan dan Perilaku Administrasi”, PT. Gunung Agung, Cetakan ke – 6, 2006. Hal 14.



Page | 7



masalah baru. Hal ini ditandai dengan kemampuan kita menggiring penyelesaian konflik hanya sampai pada Quadran 2, bahkan Quadran 3 dan 4. Karena itu melalui makalah ini, ingin ditawarkan bagaimana menyelesaikan konflik dengan mengembalikan otoritas kepada kebijaksanaan firman. Artinya setiap langkah menuju solusi menggunakan firman Tuhan. Apa kata firman tentang konflik dan damai?



KONFLIK Percekcokan Titus 3:9. Tetapi hindarilah persoalan yang dicari-cari dan yang bodoh, persoalan silsilah, percekcokan dan pertengkaran mengenai hukum Taurat, karena semua itu tidak berguna dan sia-sia belaka.



Perselisihan 1 Kor 3:3 Karena kamu masih manusia duniawi. Sebab, jika di antara kamu ada iri hati dan perselisihan bukankah hal itu menunjukkan, bahwa kamu manusia duniawi dan bahwa kamu hidup secara manusiawi? 1 Tim 2:8 Oleh karena itu aku ingin, supaya di mana-mana orang laki-laki berdoa dengan menadahkan tangan yang suci, tanpa marah dan tanpa perselisihan. 1 Kor 6:1 Apakah ada seorang di antara kamu, yang jika berselisih dengan orang lain, berani mencari keadilan pada orang-orang yang tidak benar, dan bukan pada orang-orang kudus?



Pertengkaran Amsal 10:12. Kebencian menimbulkan pertengkaran, tetapi kasih menutupi segala pelanggaran. Yakobus 4:1. Dari manakah datangnya sengketa dan pertengkaran di antara kamu? Bukankah datangnya dari hawa nafsumu yang saling berjuang di dalam tubuhmu?



Pengkhianatan



Mazmur 25:3 Ya, semua orang yang menantikan Engkau takkan mendapat malu; yang mendapat malu ialah mereka yang berbuat khianat dengan tidak ada alasannya. Mazmur 78:57 & 58 mereka murtad dan berkhianat seperti nenek moyang mereka, berubah seperti busur yang memperdaya; mereka menyakiti hati-Nya dengan bukit-bukit pengorbanan mereka, membuat Dia cemburu dengan patungpatung mereka.



Perpecahan 1 Korintus 1:10. Tetapi aku menasihatkan kamu, saudara-saudara, demi nama Tuhan kita Yesus Kristus, supaya kamu seia sekata dan jangan ada perpecahan di antara kamu, tetapi sebaliknya supaya kamu erat bersatu dan sehati sepikir. 1 Korintus 12:25 supaya jangan terjadi perpecahan dalam tubuh, tetapi supaya anggota-anggota yang berbeda itu saling memperhatikan.



DAMAI Bahagia ………………………….. Sukacita ………………………….. Damai ………………………….. Ketentraman ………………………….. Berkat ………………………….. Kerukunan



Page | 8



Page | 9