Materi Pak Aris S. Suparman (Repaired) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I AKUNTANSI DAN LAPORAN KEUANGAN A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Akuntansi sering disebut sebagai bahasa bisnis. Hongren, dkk. menjabarkan sebagai berikut: Accounting is the information system that measures business activity: processes the information the information, into reports, and communication the result to decision makers. ….bahwa akuntansi adalah sistem informasi yang mengukur kegiatan bisnis, kemudian memproses informasi tersebut menjadi laporan-laporan dan mengkomunikasikan hasil-hasil laporan kepada para pengambil keputusan. (Hongren 2005: 4) Selanjutnya Hongren juga menyebutkan bahwa akuntansi adalah”bahasa bisnis”. Semakin anda memahami bahasa tersebut, maka akan menjadi semakin baik keputusan-keputusan yang akan diambil, dan akan semakin baik dapat mengelola keuangan. Produk utama dari akuntansi adalah sejumlah dokumen yang disebut dengan laporan keuangan. Laporan keuangan adalah laporan posisi keuangan dari suatu bisnis. Dr. Mardiasmo mendefinisikan akuntansi sebagai seni pencatatan, penggolongan, peringkasan dan pelaporan. Transaksi-transaksi keuangan suatu organisasi dengan cara-cara tertentu yang sistematis, serta penafsiran terhadap hasilnya (Mardiasmo: 2000).



B. Pihak yang Berkepentingan Siapakah para pengambil keputusan yang berkepentingan dengan laporan keuangan? Mereka adalah para stakeholder perusahaan yang terdiri dari: 1. 2. 3. 4.



Pemegang saham Kreditur dan kreditur prospektif Rekanan Manajer 1



5. Lembaga pemerintah (Pajak dan Depnaker) 6. Karyawan 7. Lembaga non profit



Pemakai Laporan Keuangan Para stakeholder yang berkepentingan dengan laporan keuangan 1. Investor Para penanaman modal beresiko dan penasehat mereka berkepentingan dengan risiko yang melekat serta hasil pengembangan dari investasi yang mereka lakukan. Mereka memerlukan informasi untuk membantu mereka untuk mengambil keputusan apakah membeli, menahan atau menjual investasi tersebut. Di samping itu para pemegang saham juga berkepentingan dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan untuk membayar dividen. 2. Karyawan Karyawan dan kelompok yang mewakili mereka, berkepentingan dengan informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan. Mereka juga berkepentingan dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa, manfaat pensiun serta kesempatan kerja. 3. Pemberi pinjaman Pemberi pinajaman berkepentingan dengan informasi keuangan yang memungkinkan mereka untuk mengambil keputusan berkaitan dengan apakah penjamin serta bunganya, dapat dibayar pada saat jatuh tempo. 4. Pemasok dan kreditor usaha lainnya Para pemasok dan kredotor usaha lainnya berkepentingan dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk mengambil keputusan, apakah jumlah yang terhutang akan dibayar pada saat jatuh tempo. 5. Pelanggan Para pelangggan berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan hidup perusahaan, terutama bila mereka terlibat dalam perjanjian jangka panjang dengan, atau tergantung pada perusahaan. 6. Pemerintah 2



Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada dibawah kekuasaannya berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan karena itu berkepentingan dengan aktivitas perusahaan. Mereka juga membutuhkan informasi untuk mengukur aktivitas aktivitas perusahaan, menetapkan kebijakan pajak dan sebagai dasar untuk menyusun statisik pendapatan nasional dan statistik pendapatan lainnya. 7. Masyarakat Perusahaan mempengaruhi anggota masyarakat dengan berbagai cara. Misalnya perusahaan dapat memberikan kontibusi pada perekonomian nasional, termasuk jumlah orang yang diperkerjakan dan perlindungan kepada penanaman modal domestik. Laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan meyediakan informasi kecenderungan (trend) dan perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan serta menyelesaikan aktivitasnya. (Ikatan Akuntan Indonesia, Standar Akuntansi Keuangan, Penerbit Salemba Empat, 2002, p 2 - 3)



C. Prinsip-prinsip Akuntansi Para penyusun laporan keuangan, diharuskan mengikuti prinsip-prinsip akuntansi yang lazim, di Amerika Serikat disebut dengan Generally Accepted Accounting Principle (GAAP), sedangkan di Indonesia disebut dengan Prinsip Akuntnasi Indonesia yang disusun oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Prinsip-prinsip akuntansi yang lazim serta peraturan-peraturan dari badanbadan/lembaga-lembaga yang berwenang. Di Indonesia hal tersebut diatur dalam Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia 1 April 2002. Sedangkan di Amerika Serikat badan yang mengatur disebut dengan Financial Accounting Board (FASB).



D. Konsep Dasar Akuntansi Sebenarnya banyak konsep-konsep dasar akuntansi, tetapi Warren, dkk. hanya mengungkapkan 4 konsep dasar yang terpenting (Warren 2005: 13), yaitu: 1. 2. 3. 4.



Konsep entitas (Entity Concept) Knsep biaya (Cost Concept) Konsep obyektivitas (Objectivity concept) Konsep unit pengukuran (Unit of measurement concept) 3



Ad. 1. Konsep Entitas Organisasi bisnis dipandang sebagai suatu entitas atau kesatuan yang terpisah dari para miliknya, para kreditur, atau stakeholder yang lainnya. Petugas akuntansi dari sebuah perusahaan perorangan hanya akan mencatat kegiatan-kegiatan finansial dari bisnisnya, bukan kegiatan pribadi, properti maupun hutang-hutang perusahaan dan pemilik perusahaan. Ad. 2. Konsep Biaya Akuntansi akan mencatat nilai suatu aset pada saat terjadinya transaksi, sesuai dengan harga perolehan pada saat itu. Ad. 3. Konsep Obyektivitas Catatan akuntansi dan laporan-laporan keuangan harus didasarkan pada bukti-bukti yang obyektif. Pada transaksi antara penjual dan pembeli keduanya akan mencari harga yang terbaik, hanya harga terakhir saat transaksi yang obyektif untuk tujuan akuntansi. Ad. 4. Konsep Unit Pengukuran Konsep ini mempersyaratkan bahwa data ekonomi tersebut disajikan dalam satuan uang yang berlaku. Uang adalah unit pengukuran yang umum untuk laporan data keuangan serta laporan-laporan.



E. Kaidah Laporan Keuangan Sedangkan menurut persyratan Standar Akuntansi Keuangan nomor 1 (revisi 1998) dari Ikatan Akuntansi Keuangan Indonesia, berlaku adanya pertimbangan menyeluruh laporan keuangan yang mencangkup: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.



Pertimbangan secara wajar Kebijakan akuntansi Kelangsungan usaha Dasar akrual Konsistensi penyajian Materialitas dan agregasi Saling hapus (offsettig) 4



8. Informasi komparatif Persyaratan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) berkaitan dengan laporan keuangan, dipersyaratkan untuk memenuhi kaidah-kaidah sebagai berikut: 1. Penyajian secara wajar (obyectivity) Laporan keuangan harus menyajikan secara wajar posisi keuangan, kinerja keuangan, perubahan akhir dan arus kas perusahaan dengan menerapkan PSAK secara benar disertai pengungkapan informasi yang relevan. 2. Kebijakan akuntansi Manajemen harus menerapkan kebijakan akuntansi yang jelas, agar laporan keuangan memenuhi ketentuan-ketentuan yang lazim, untuk memastikan bahwa laporan keuangan menyajikan informasi yang memenuhi syarat. a. Relevan terhadap kebutuhan para stakeholder untuk pengambilan keputusan. b. Dapat diandalkan, dengan pengertian: 1) Mecerminkan kejujuran penyajian laporan keuangan. 2) Menggambarkan substansi ekonomi dari suattu kejadian atau transaksi. 3) Netral, yaitu tidak berpihak. 4) Mencerminkan kehati-hatian, dan 5) Mencangkup semua hal yang material. c. Kelangsungan usaha (continuity of activities) Laporan keuangan harus disusun berdasrkan asumsi kelangsungan usaha. d. Dasar akrual (acrual basis) Laporan keuangan harus disusun atas dasar waktu, kecuali laporan arus kas. e. Konsistensi penyajian (consistency) Penyajian dan klarifikasi perkiraan-perkiraan (pos-pos) dalam laporan keuangan antar periode harus konsisten. f. Materialitas (materiality) Perkiraan-perkiraan (pos-pos) yang material disajikan terpisah dalam laporan keuangan, sedangkan yang tidak material dapat digabungkan dengan jumlah yang mempunyai sifat ataupun fungsi yang sejenis. g. Saling hapus (offsetting) Aktiva, kewajiban, pos-pos penghasilan, dan beban disajikan secara terpisah, kecuali saling hapus yang diperkenankan dalam Persyaratan Standar Akuntansi Indonesia (PSAK). 5



h. Informasi komparatif (comparative information) Informasi kuantitatif harus diungkapkan secara komparatif dengan periode sebelumnya. Informasi komparatif yang bersifat naratif dan deskriptif dari laporan periode sebelumnya perlu diungkapkan kembali bilamana relevan untuk pemahaman laporan keuangan periode berjalan (IAI: PSAK No. 1: 1998).



F. Tujuan Laporan Keuangan Tujuan umum laporan keuangan, adalah memberi informasi tentang posisi keuangan, kinerja dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi, serta menunjukkan pertanggungjawaban (stewardship) manajemen atas penggunaan sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada meraka. Untuk tujuan tersebut, serta laporan keuangan menyajikan informasi mengenai perusahaan yang meliputi: a. Aktiva b. Kewajiban c. Ekuitas d. Pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian; dan e. Arus kas (IAI: PSAK No. 1: 1998). Komponen Laporan Keuangan Laporan keuangan yang lengkap terdiri dari komponen-komponen sebagi berikut: a. Neraca b. Laporan laba rugi c. Laporan perubahan ekuitas d. Laporan arus kas, dan e. Catatan atas laporan keuangan.



G. Neraca Di dalam menyajikan laporan neraca, perusahaan harus memperhatikan kaidah-kaidah sebagai berkut: 1. Perkiraan-perkiraan aktiva harus disajikan sedemikian rupa, sehingga aktiva lancar harus dipisahkan dari aktiva tidak lancar, demikian pula dengan perkiraan. Perkiraan kewajiban harus dipisahkan kelompok kewajiban jangka panjang.



6



2. Perkiraan aktica lancar harus disajikan menurut urutan likuiditasnya, sadangkan kewajiban disajikan menurut urutan jatuh temponya. 3. Aktiva lancar terdiri atas: a. Aktiva yang diperkirakan akan dapat direalisasikan atau dimiliki untuk dijual atau dipergunakan dalam jangka waktu siklus operasi normal perusahaan, atau b. Aktiva yang dimiliki untuk diperdagangkan atau untuk tujuan jangka pendek dan diharapkan akan dapat direalisasikan dalam jangka waktu satu tahun dari tanggal neraca; atau c. Aktiva berupa kas atau setara kas yang penggunaannya tidak dibatasi. 4. Aktiva tidak termasuk butir 3 di atas, diklarifikasikan sebagai aktiva tidak lancar atau aktiva tetap. 5. Kewajiban jangka pendek terdiri dari: a. Kewajiban yang diperkirakan akan dapat diselesaikan dalam jangka waktu siklus normal operasi perusahaan, atau b. Kewajiabn yang akan jatuh tempo dalam jangka waktu satu tahun dari tanggal neraca. 6. Aktiva tidak termasuk dalam kategori butir 5 di atas, diklarifikasikan sebagai kewajiban jangka panjang. 7. Neraca harus disajikan sedemikan rupa sehingga menonjolkan berbagai unsur posisi keuangan yang diperlukan untuk penyajian secara wajar. Paling sedikit neraca harus mencakup perkiraanperkiraan (pas-pas). a. Aktiva berwujud b. Aktiva tidak berwujud c. Aktiva keuangan d. Investasi e. Persediaan f. Pihutang niaga dan pihutang lainnya g. Kas dan setara kas h. Hutang niaga dan hutang lainnya i. Kewajiban yang diperkirakan j. Kewajiban berbunga jangka panjang k. Hak minoritas l. Modal saham dan pos ekuisitas lainnya. 8. Perusahaan perlu mengungkapkan hal-hal berikut pada neraca ataupun pada catatan atas laporan keuangan: a. Untuk setiap jenis saham 1) Jumlah saham modal yang diotorisasikan 2) Jumlah saham yang diterbitkan dan disetor perusahaan 3) Nilai nominal saham. 4) Resume perusahaan jumlah saham yang beredar. 5) Hak, keistimewaan, serta pembatasan yang melekat pada setiap jenis saham. 6) Saham perusahaan yang dikuasai oleh perusahaan itu sendiri atau oleh anak perusahaan atau perusahaan asosiasi, dan 7



7) Saham yang dicadangkan antuk hak opsi atau kontrak penjualan. b. Penjelasan mengenai sifat dan tujuan pos cadangan dalam ekuisitas c. Penjelasan apakah deviden yang diusulkan namun secara resmi belum disetujui untuk dibayarkan telah diakui atau belum diakui sebagai kewajiban, dan d. Jumlah deviden saham preveren kumulatif yang belum diakui. 9. Untuk perusahaan yang modalnya tidak berbagi dalam saham, seperti misalnya persekutuan (firma) perlu diungkapkan informasi yang setara dengan persyaratan atau kaidah pelaporan tersebut diatas, dengan memperhatikan perubahan dalam suatu periode setiap jenis penyertaan serta hak, keistimewaan maupun pembatasan yang melekat pada setiap penyertaan. H. Laporan Laba Rugi Laporan laba rugi perusahaan atau juga disebut sebagai laporan pendapatan dan biaya suatu periode akuntansi perlu untuk mengungkapkan berbagai unsur kinerja keuangan yang diperlukan untuk dapat melaporkan pendapatan dan biaya secara wajar. Laporan laba rugi paling sedikit mencakup perkiraan-perkiraan (pas-pas) sebagai berikut: 1. Pendapatan 2. Laba rugi usaha 3. Beban pinjaman 4. Bagian dari laba atau rugi perusahaan afiliasi 5. Beban pajak 6. Laba atau rugi dari aktivitas normal perusahaan 7. Pos luar biasa 8. Hak minoritas dan 9. Laba dan rugi bersih untuk periode berjalan. Untuk lebih rinci dapat dilihat pada PSAK No. 1. Penyajian laporan keuangan (revisi 1998), Ikatan Akuntansi Indonesia pp 1. 14 – 1:17. 3. Aktivitas Pendanaan Penyajian secara terpisah arus kas yang timbul dari kegiatan pendanaan dimaksudkan untuk dapat memprediksi klaim terhadap arus kas masa depan oleh para pemasok modal perusahaan. Diantaranya adalah: a. Penerimaan kas dan emisi saham atau instrumen modal lainnya. b. Pembayaran kas kepada para pemegang saham untuk meanarik atau menebus saham perusahaan. c. Penerimaan kas dari emisi obligasi, pinjaman, wesel, hipotik, dan pinjaman lainnya. d. Perusahaan pinjaman. e. Pembayaran kas oleh penyewa guna usaha, untuk mengurangi saldo kewajiban yang berkitan dengan sewa guna usaha pembiayaan. untuk lebih detail dapat dilihat PSAK No. 2 Laporan Arus Kas, Komite Prinsip Akuntansi Indonesia, IAI, 1994. 8



Daftar Bacaan 1. Carl S. Warren, James M. Reene, Philiph E. Fees, Accounting, 21st edition, Thomson South Western, 2005. 2. Ikatan Akuntansi Indonesia, Pernyataan Laporan Keuangan, Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan, Penerbit Salemba Empat, 2002. 3. Hongren Charles T., Walter Harrison & Linda Smith Bamber, Accounting, 6th edition, Pearson Prentice Hall, 2005. 4. Dr. Mardiasmo, Akuntansi Keuangan Dasar, Edisi 3, BPFE Yogyakarta, 2000.



9



BAB II PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI



A. KESEIMBANGAN ADALAH SUNATULLAH Allah menciptakan dunia seisinya ini dengan keseimbangan yang sempurna. Seperti yang tertuang pada ayat suci Al-Qur’an juga terkandung adanya keseimbangan, yaitu sifat-sifat antonym. Al Hayat dan Al Maut 145 kali Al Naf (manfaat) dan Al Mudhorroh (Mudharrat) 50 kali Al Har (panas) dan Al Bard (dingin) 4 kali Al Shahliat (kebijakan) dan Al Sayyi’at (keburukan) 167 kali Al Rabbah (emas) dan Al Raghbah (harap) 8 kali Al Kufr (kekufuran) dan Al Iman (iman) 17 kali Kufr (kekafuran) dan Iman (iman) 8 kali (Imam Murbilari : 213) Mekanisme keseimbangan tersebut te;ah mengilhami adanya akidah mekanisme Tata Buku Berpasangan B. Mekanisme Tata Buku Berpasangan Mekanisme pembukuan menggunakan suatu kaidah tata buku berpasangan atau “double entry bookkeeping”. Landasan ini dapat kita runtut dari manuskrip awal akuntansi, yaitu pada karya tulis Lucas Paciolo pada buku “Summa”, yaitu pada Bab “Tractatus de Computis et Scriptorio” tahun 1474 di Venetia.1



1 Drs. Suhardi Sigit “Pengantar Akuntansi” 1970. P. 3 10



Secara sederhana setiap transaksi dapat mengikuti kaidah tata buku berpasangan melalui apa yang disebut dengan Persamaan Akuntansi



Aktiva adalah sumber daya yang dikuasai Aktiva oleh perusahaan = Pasiva sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan diperoleh perusahaan. Pasiva adalah sumber dari mana aktiva perusahaan dibiayai. Pasiva terdiri dari dua golongan yaitu: Kewajiban merupakan hutang perusahaan masa kini yang timbul sebagai akibat dari peristiwa masa lalu, penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya perusahaan yang mengandung manfaat ekonomi. Ekuitas adalah hak residental atas aktiva perusahaan setelah dikurangi dengan semua kewajiban.2 Sehingga persamaan dasar menjadi sebagai berikut:



Aktiva = Kewajiban + Ekuitas Dari persamaan dasar tersebut, maka dibuatlah kaidah-kaidah tata buku berpasangan. Perubahan-perubahan keuangan apapun harus dicatat secara berpasangan, sehingga keseimbangan akan tetap selalu ada. Contoh perubahan dapat digambarkan sebagai berikut:



1. 2. 3. 4. 5. 6.



AKTIVA = KEWAJIBAN + EKUITAS Bertambah Bertambah Tetap Bertambah Tetap Bertambah Berkurang Bertambah Tetap Berkurang Tetap Berkurang Tetap Bertambah Berkurang Tetap Berkurang bertambah



Penjelasan: 1. Aktiva bertambah, diimbangai kewajiban bertambah sedangkan ekuisitas tetap. Contoh transakasi: perusahaan membeli perlengkapan secara kredit; aktiva dicatat diimbangi dengan pos kewajiban yang bertambah. 2. Aktiva bertambah, diimbangi dengan ekuitas yang bertambah, sementara kewajiban tetap. Contoh transaksi: perusahaan menambah fasilitas pabrik dibelanjai dengan pengeluaran saham; aktiva dicatat bertambah diimbangi dengan pos ekuisitas yang bertambah. 2 IAI “Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan” Komite PAI, 7 September 1994 P. 9. 11



3. Aktiva berkurang, diimbangi dengan kewajiban yang berkurang, sedangkan ekuisitas tetap. Contoh transaksi: perusahaan hutang dagang; aktiva lancer (berupa kas) berkurang diimbangi dengan kewajiban yang berkurang. 4. Aktiva berkurang diimbangi dengan ekuitas yang berkurang, sementara kewajiban tetap. Contoh transaksi: perusahaan kembali membeli saham yang beredar; aktiva kas berkurang diimbangi pengurangan pada saham yang beredar. 5. Aktiva tidak mengalami perubahan diimbangi dengan kewajiban yang bertambah dan ekuitas yang berkurang. Contoh transaksi: perusahaan yang merestrukturisasikan modal yaitu dengan mengubah sebagian modal saham menjadi obligasi, aktiva tidak mengalami perubahan, namum kewajiban berupa hutang bertambah, sedangkan ekuitas berupa modal saham mengalami pengurangan. 6. Aktiva tidak mengalami perubahan, namun kewajiban berkurang sementara akuitas bertambah. Contoh transaksi: perusahaan yang merestrukturisasikan modal, yaitu dengan melunasi hutang jangka panjang dengan menambah penyertaan baru; sehingga aktiva tidak mengalami perubahan sementara hutang/kewajiban berkurang dan modal/ekuitas mengalami penambahan. C. Aplikasi Persamaan Dasar Akuntansi 1 Persamaan Dasar Akuntansi



Aktiva = Kewajiban Ekuitas praktek bersama pada klinik 1. dr. Andi, dr. Budi dan drg. Chitrabersepakat untuk+ membuka 2. 3. 4. 5.



keluarga. Masing-masing menyertakan modal penyertaan sebesar Rp. 20 juta tunai. Dibayar kontrak ruang praktek sebesar Rp. 30 juta untuk periode 2 tahun. Dibeli perlengkapan klinik seharga Rp. 10 juta dan baru dibayar Rp. 6 juta. Dibeli persediaan keperluan klinik seharga Rp. 5 juta baru dibayar Rp. 2 juta. Dibeli sebuah komputer sebesar Rp. 5 juta tunai.



Aplikasi pencatatan transaksi dengan persamaan dasar antara lain: NO.



TRANSAKSI



AKTIVA



KEWAJIBAN



12



EKUITAS



1.



Setoran modal dr.



Kas Rp. 60 juta



-



Modal Andi 20



Andi Rp. 20 juta,



Modal Budi 20



dr. Budi Rp. 20



Modal Chitra 20



juta, dan drg. Chitra Rp. 20 2.



juta. Membayar



Kas Rp. 30 juta



-



Modal ABC 60



persekot sewa Rp. Persekot sewa Rp. 30 3.



30 juta Membeli



juta Pelengkapan Rp.10 juta



perlengkapan



Persekot sewa Rp. 30



klinik Rp. 10 juta,



juta



baru dibayar Rp.



Kas Rp. 24 juta.



Hutang Rp. 4 juta



Modal ABC 60



Hutang Rp. 7 juta



Modal ABC 60



Hutang Rp. 7 juta



Modal ABC 60



6 juta 4.



5.



Membeli



Pem. Kep. Klinik Rp. 5



persediaan



juta



perlengkapan



Perlengkapan Rp. 10



klinik Rp. 5 juta



juta.



baru dibayar Rp.



Pers. Sewa Rp. 30 juta.



2 juta



Kas Rp. 22 juta.



Membeli



Komputer Rp. 5 juta



komputer Rp. 5



Pem. Kep. Klinik Rp. 5



juta tunai



juta Perlengkapan Rp. 10 juta. Pers. Sewa Rp. 30 juta. Kas Rp. 17 juta.



Dari pencatatan transaksi keuangan tersebut dapat dikembangkan suatu kaidah, yaitu: Aktiva bila bertambah akan didebit,bila berkurang akan dikredit.



13



Kewajiban bila bertambah akan dikredit, bila berkurang akan didebit. Ekuitas bila bertambah akan dikredit, bila berkurang akan didebit. Dengan demikian maka persamaan dari akuntansi dapat dikaitkan dengan kaidah pencatatan sebagai berikut: Aktiva



=



Kewajiban



+-



-



+



+



Ekuitas -



+



Transaksi-transaksi tersebut merupakan transaksi statis, karena belum menunjukkan dinamika perusahaan sebagai suatu bisnis.pos-pos yang tersangkut masih merupakan pos-pos riil,yaitu pospos pembentuk laporan neraca atau posisi keuangan perusahaan. Pada awalnya neraca perusahaan adalah: Neraca Klinik ABC Tgl 1/1/2010 Kas



Rp. 60 juta



Kewajiban Modal ABC



Rp. 60 juta Rp. 60 juta



Rp. 60 juta



Setelah terjadi 5 transaksi, maka neraca mengalami perubahan komposisi menjadi: Kas Pers. Keperluan klinik Persekot sewa Perlengkapan Komputer



Rp. 17 juta Rp. 5 juta Rp. 30 juta Rp. 10 juta Rp. 5 juta Rp. 67 juta



Kewajiban Modal ABC



Rp. 7 juta Rp. 60 juta



Rp. 67 juta



Pos Riil dan Nominal Pos-pos transaksi keuangan dapat dibagi menjadi 2 golongan utama yaitu: 1. Golongan Pos Riil 2. Golongan Pos Nominal



14



1. Golongan pos-pos transaksi riil, adalah golongan pos yang statis, yaitu komponen-komponen yang masuk ke laporan neraca yang terdiri dari tiga kelompok utama: a. Pos-pos aktiva b. Pos-pos kewajiban c. Pos-pos ekuitas 2. Golongan pos-pos transaksi nominal, adalah golongan pos-pos yang dinamis komponenkomponen yang masuk ke laporan laba rugi yang terdiri dari dua kelompok utama: a. Pos-pos penghasilan b. Pos-pos beban Penghasilan (Income) Adalah kenaikan manfaat ekonomi selama satu periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aktiva atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal. Beban (Expenses) Adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya aktiva atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada penanaman modal. Dengan demikian maka persamaan dasar akuntansi berubah menjadi: Aktiva = Kewajiban + Ekuitas + Penghasilan - Beban Aktiva +



+



-



Beban +



-



=



Kewajiban -



+



+



Ekuitas -



+



+



Penghasilan -



Dengan kaidah pencatatan sebagai berikut: No . 1. 2. 3. 4. 5.



Pos Aktiva Beban Kewajiban Ekuitas Penghasilan



Bertambah



Berkurang



Didebit Didebit Dikredit Dikredit Dikredit



Dikredit Dikredit Didebit Didebit Didebit



15



+



Lanjutan Contoh Transaksi (selama satu semester dari 1 Januati s/d 30 Juni 2010) 6. Diterima pendapatan dari layanan dokter dengan rincian sebagai berikut (Rp. 000) Bulan dr. Andi dr. Budhi drg. Chitra Total Februari Rp. 5.250 Rp. 4.900 Rp. 4.500 Rp. 14.600 Maret Rp. 5.100 Rp. 4.750 Rp. 4.450 Rp. 14.300 April Rp. 4.900 Rp. 4.600 Rp. 4.250 Rp. 13.750 Mei Rp. 5.350 Rp. 5.050 Rp. 4.750 Rp. 15.150 Juni Rp. 5.200 Rp. 4.850 Rp. 4.900 Rp. 14.950 Total Rp. 15.800 Rp. 24.150 Rp. 22.850 Rp. 72.800 7. Dibayarkan medical fee pada masing-masing partner yaitu: dr. Andhi Rp. 12.900.000 dr. Budhi Rp. 12.095.000 dr. Chithia Rp. 11.450.000 8. Dibayarkan penggandaan bahan keperluan klinik Rp. 7.500.000 baru dibayarkan Rp. 6.000.000 9. Dibayar upah dan gaji karyawan Rp. 7.500.000 10. Dibayar hutang niaga Rp. 7.000.000 11. Dibayar listrik, air, dan telepon Rp. 2.500.000 12. Dibeli perabot ruang tangga Rp. 10.000.000 baru dibayar Rp. 6.000.000 13. Diterima fee dari apotek untuk semester I Rp. 15.000.000 14. Dibayar bonus Rp. 8.000.000 TABEL 1.



16



Neraca Sisa 30/6/2010



Nraca Sisa Debet Kredit 31.400 12.500 30.000 20.000 5.000 36.400 7.500 2.500 8.000 72.800 15.000 5.500 20.000 20.000 20.000 153.300 153.500



Pos Perkiraan Kas Persediaan keperluan klinik Persekot sewa Perabot Computer Medical fee Upah dan gaji Listrik/air/telp Bonus Penghasilan layanan medik Fee apotik Utang Modal A Modal B Modal B



Agar informasi keuangan dapat bermanfaat untuk keperluan pengambilkan keputusan, maka pospos yang ada harus bersihkan dari pos-pos yang bersifat campuran ataupun sementara. Tujuannya adalah untuk mengelompokkan ke dalam dua golongan pos, yaitu 1. Pos riil (aktiva, hutang, modal) 2. Pos nominal (penghasilan biaya)



17



1. Persekot sewa Rp. 30.000.000 berlaku untuk 24 bulan yang telah dijalani ada 6 bulan. Disesuaikan: Pos (lama) persekot sewa Rp. 22..500.000 (pos riil) Pos (baru) biaya sewa Rp. 7.500.000 (pos nominal) 2. Persediaan keperluan klinik Rp. 12.500.000, pada tanggal 30 Juni 2010 besarnya nilai persediaan keperluan klinik tinggal Rp. 2.000.000, dengan demikian: Pos (lama) persediaan keperluan klinik Rp. 2.000.000 (riil), sedangkan biaya pemakaian persediaan keperluan klinik Rp. 10.500.000,- (nominal) 3. Beban penyusutan aktiva ditetapkan 20% per tahun Penyusutan 6 bulan 10% Pos (baru) penyusutan aktiva tetap Rp. 2.500.000 (nominal) Pos (baru) cadangan penyusutan aktiva Rp. 2.500.000 (riil) 4. Biaya gaji yang masih terutang pada tanggal 30 Juni 2010 adalah Rp. 500.000 Pos (lama) gaji/upah Rp. 8.000.000 (nominal) Pos (baru) gaji terutang Rp. 500.000 (riil) 5. Beban pajak 2010 s/d 30 Juni 2010 yang belum dibayar adalah Rp. 5.000.000 Pos (baru) pajak Rp. 5.000.000 (nominal) Pos (baru) pajak terutang Rp. 5.000.000 (riil)



Neraca Sisa Setelah Penyesuaian (Rp. 000)



18



Pos Perkiraan Kas Persediaan keperluan klinik Persekot sewa Perabot Computer Medical fee Upah dan gaji Listrik/air/telp Bonus Penghantar layanan medik Fee apotik Utang Modal A Modal B Modal C Sewa klinik Pemakaian keperluan klinik Penyusutan A.T. Cadangan penyusutan A.T. Gaji yang terutang Pajak Pajak yang terutang



Debet 31.400 12.500 30.000 20.000 5.000 36.400 7.500 2.500 8.000 7.500 10.500 2.500 5.000 161.300



Kredit 72.800 15.000 5.500 20.000 20.000 20.000 2.500 500 5.000 161.300



Dari hasil penyesuaian tersebut maka dapat disusun laporan keuangan yang informative untuk pengguna laporan. 1. Laporan pendapatan dan biaya 1/1-30/6/2010 (000) Pendapatan pelayanan medik Pendapatan fee apotik Jumlah pendapatan 19



Rp. 72.800 Rp. 15.000 Rp. 87.800



Biaya operasional: Sewa klinik Pemakaian per. kep. Klinik Medical fee Upah dan gaji Listrik, air dan telpon Bonus Pajak Penyusutan A.T



Rp. 7.500 Rp. 10.000 Rp. 36.400 Rp. 8.000 Rp. 2.500 Rp. 8.000 Rp. 5.000 Rp. 2.500 Rp. 80.400 Rp. 7.400



Saldo laba



D. PROSES DAUR AKUNTANSI 1. Pembuatan Jurnal 2. Pendataan ke Pos Buku Besar 3. Pembuatan neraca sisa 4. Penyesuaian 5. Neraca sisa setelah penyesuaian 6. Laporan pendapatan dan biaya 7. Laporan perubahan modal 8. Laporan neraca



20



1. Pembuatan Jurnal (Rp. 000) No. 1.



2. 3.



Uraian



D Rp. 60.000



Kas - Modal Adhi - Modal Bidhi - Modal Chitra Persekot sewa ruang praktik - Kas Perlengkapan klinik - Kas - Hutang



K Rp. 20.000 Rp. 20.000 Rp. 20.000



Rp. 30.000 Rp. 30.000 Rp. 10.000 Rp. 6.000 Rp. 4.000 21



4.



5. 6. 7. 8.



9. 10. 11. 12.



13. 14.



Persediaan keperluan klinik - Kas - Hutang Komputer - Kas Kas - Pendapatan layanan medik Medical Fee - Kas Persediaan keperluan klinik - Kas - Hutang niaga Upah dan gaji - kas Hutang Niaga - kas Listrik, air, telepon - kas Perabot rumah tangga - kas - hutang niaga Kas - fee apotik Bonus - kas



Rp. 5.000 Rp. 2.000 Rp. 3.000 Rp. 5.000 Rp. 5.000 Rp. 72.800 Rp. 72. 800 Rp. 36.400 Rp. 36.400 Rp. 7.500 Rp. 6.000 Rp. 1.500 Rp. 7.500 Rp. 7.500 Rp. 7.000 Rp. 7.000 Rp. 2.500 Rp. 2.500 Rp. 10.000 Rp. 6.000 Rp. 4.000 Rp. 15.000 Rp. 15.000 Rp. 8.000 Rp. 8.000



2. Buku Besar (Rp. 000) Kas (1) 60.000 (6) 72.800 (13) 15.000



22



(2) (3) (4) (5) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)



30.000 6.000 5.000 5.000 36.400 6.000 7.500 7.000 2.500 6.000 8.000 116.000



Persekot Sewa (2) 30.000 Hutang Niaga (10) 7.000 Komputer (5) 5.000 Upah Dan Gaji (9) 7.500 Listrik, Air, dan Telepon (11) 2.500 Bonus (14) 8.000 Modal dr. Andi (1) 20.000 Modal dr. Budhi (1) 20.000 Modal drg. Chitra (1) 20.000 (2) 10.000 (12) 10.000 Persediaan Keperluan Kimia (3) 5.000 (8) 7.500 Pendapatan Layanan Medik (6) 72.800 23



Medical Fee (7) 36.400 Pendapatan Fee Apotik (13) 15.000 3. NERACA SISA 30 JUNI 2010



Kas Persediaan keperluan klinik Persekot sewa Perabot Computer Modal Andhi Modal Budhi Modal Chitra Utang niaga Medical fee Upah dan gaji Listrik, air dan telepon Bonus Penghasilan layanan medic Pendapatan fee apotik



Neraca Sisa 30/6/2010 D K 31.400 12.500 30.000 20.000 5.000 20.000 20.000 20.000 5.500 36.400 7.500 2.500 8.000 72.800 15.000 153.350 153.350 4. Jurnal Adjusment 30/6/2010



1. Sewa klinik - Persekot sewa 2. Pemakaian keperluan klinik - Persekot kep. Klinik 3. Penyusutan perabot + komputer - Cad. Peny. Perabot dan kom. 4. Gaji upah - Gaji terutang 5. Pajak - Pajak terutang



24



Rp. 7.500 Rp. 7.500 Rp. 10.500 Rp. 10.500 Rp. 2.500 Rp. 2.500 Rp. 500 Rp. 500 Rp. 5.000 Rp. 5.000



Tabel 3.



25



6. PERHITUNGAN RUGI & LABA 1/1 – 30/6/2010 (Rp. 000) Pendapatan: Penghasilan layanan medik



Rp. 72.800



Pendapatan fee apotik



Rp. 15.000



Total pendapatan



Rp. 87.800



Biaya operasional: Medical fee



Rp. 36.400



Upah dan gaji



Rp. 8.000



Listrik, air, dan telp



Rp. 2.500



Bonus



Rp. 8.000



Sewa klinik



Rp. 7.500



Pemakaian keperluan klinik



Rp. 10.500



Penyusutan perabot dan komp.



Rp. 2.500



Pajak



Rp. 5.000 26



Total biaya operasional



Rp. 86.400



Laba operasional



Rp. 7.400 7. Klinik A, B, C Laporan Perubahan Modal



Modal awal Modal dr. Andhi



Rp. 20.000



Modal dr. Budhi



Rp. 20.000



Modal drg. Chitra



Rp. 20.000



Laba yang dibayar



Rp. 6.000



Bayar laba dr. Andhi



Rp. 2.000



Bayar laba dr. Budhi



Rp. 2.000



Bayar laba drg. Chitra



Rp. 2.000



Modal akhir Modal dr. Andhi



Rp. 22.000



Modal dr. Budhi



Rp. 22.000



Modal drg. Chitra



Rp. 22.000 8. Klinik A, B, C



Neraca 30/6/2010 (Rp.000) Kas Persediaan Kep. klinik Persekot sewa Perabot Komputer Cadangan lainnya



31.400 3.000 22.500 20.000 5.000 25.000 (2.500) 22.500



78.400



27



Utang niaga Gaji terutang Pajak terutang



5.500 500 5.000 11.000



Modal dr. Andi Modal dr. Budhi Modal dr. Chitra Cadangan



22.000 22.000 22.000 1.400 67.400 78.400



BAB III SIKLUS AKUNTANSI KEUANGAN A. Daur Akuntansi Keuangan Suatu siklus akuntansi terdiri dari: 1. Pembuatan jurnal 2. Pemindahan ke pos buku besar 3. Pembuatan neraca sisa 4. Jurnal penyesuaian 5. Neraca lajur 6. Perhitungan rugi dan laba (pendapatan dan biaya) 7. Laporan penambahan ekuitas 8. Neraca B. Pencatatan Tranaksi Ke Dalam Jurnal Jurnal adalah sebuah catatan kronologi dari transaksi-transaksi keuangan sebuah unit usaha yang berdiri sendiri sebagai sebuah entitas. Proses pencatatan tersebut meliputi langkahlangkah sebagai berikut: a. Mengidentifikasikan transaksi dari dokumen-dokumen pendukung yang menyertai transaksi keuangan., seperti misalnya permintaan barang, order pembelian, faktur, laporan penerimaan barang, slip pembayaran medical fee, bukti setor bank, dls. 28



b. Melakukan analisis berkaitan dengan pos-pos yang dipengaruhi oleh transaksi-transaksi keuangan tersebut dan mengklasifikasikan berdasar kelompok maupun jenisnya (kelompok pos riil, yaitu jenis aktiva, hutang, modal, kelompok pos nominal, yaitu penghasilan dan modal). c. Menentukan apakah masing-masing pos tersebut akan mengalami penambahan atau pengurangan (dengan memperhatikan kaidah persamaan akuntansi, pada sisten tata buku berpasangan). d. menetapkan apakah harus melakukan pendebitan dan atau pengkreditan pos-pos. e. mencatat transaksi keuangan tersebut pada buku jurnal disertai dengan penjelasan singkat. Sisi debit harus ditulis terlebih dahulu, baru kemudian sisi kreditnya. Anatomi buku jurnal terdiri dari: 1. Tanggal transaksi 2. Nama pos yang didebitkan (ditulis lebih ke kiri) 3. Nama pos yang dikreditkan (di tulis lebih ke kanan) 4. Nilai rupiah (pada sisi debit) 5. Nilai rupiah (pada sisi kredit) Contoh buku jurnal: JURNAL Tanggal



Halaman 5



Pos dan Keterangan



Re



Debit



Kredit



f Maret



1



Kas



Rp. 1.000.000



5 Penjualan Penjualan tunai



Rp. 1.000.000



f. Referensi silang, yang akan menunjukkan ke pos nomor berapa angka tersebut nanti akan dipindahkan. C. Pemindahan Dari Buku Jurnal Ke Pos Dalam Buku Besar Buku jurnal yaitu pada kolom referensi silang sebenarnya mempunyai fungsi perintah, yaitu perintah untuk memindahkan angka-angka jurnal, ke pos-pos yang ada pada buku besar. Selama kolom referensi silang tersebut masih kosong berarti angkanya masih belum dipindahkan pada pos buku besar. Bila kolom tersebut telah diisi dengan nomor pos tertentu pada buku besar menandakan bahwa angka pada jurnal tersebut telah dipindahkan ke nomor pos pada buku besar. Ilustrasi: 29



JURNAL Tanggal Maret



Halaman 5



Pos dan Keterangan



1



Kas



Re



Debit



f 10



Rp. 1.000.000



Kredit



5 Penjualan Penjualan tunai



15 BUKU BESAR KAS



Rp. 1.000.000 #10



Rp. 1.000.000 PENJUALAN



#15



Rp. 1.000.000 Anatomi Pos Pada Buku Besar Sisi debit: 1. Tanggal transaksi 2. Nama pos yang didebit 3. Referensi untuk mencatat dipindahkan dari buku jurnal halaman berapa 4. Jumlah rupiah dari transaksi keuangan. Sisi kredit, sama dengan sisi debit.



Debit Tanggal



#10 Kredit



KAS Keterangan



Re



Jumlah



Tanggal



f



Keterangan



Re



Jumlah



f



D. NERACA SISA Neraca sisa adalah seluruh daftar dari semua pos dengan nilai sisanya. Neraca sisa adalah suatu mekanisme pengujian ketepatan pencatatan dari transaksi-transaksi keuangan yang telah terjadi dan telah dicatat apakah jumlah pada sisi kredit seimbang dengan jumlah yang tercantum pada sisi debit jika jumlah tersebut ternyata tidak seimbang, jelas telah terjadi kesalahan. Alat bantu komputer akan banyak membantu didalam proses pencatatan ini. Sekalipun demikian komputer tidak menjamin akan kebenaran materiil maupun kebenaran formal dari 30



pencatatan transaksi keuangan karena kesalahn didalam posting dapat menunjukkan angka yang seimbang, tetapi pos yang terkait dapat keliru. Contoh Neraca Sisa: (Rp. 000) No.



Neraca Sisa



Pos



Debet



Kas Pihutang Barang dagangan Utang niaga Modal, Agung Laba ditahan



Kredit 75.000 105.000 250.000



430.000



150.000 250.000 30.000 430.000



E. JURNAL PENYESUAIAN Seperti yang telah didiskusikan dimuka pos-pos pada buku besar dapat diklarifikasikan menjadi: 1. Kelompok pos-pos riil, yang terdiri dari 3 golongan, yaitu: a. Golongan pos-pos aktiva Yaitu kekayaan yang dimiliki oleh entitas, baik yang berupa kekayaan lancar, seperti misalnya: 1) Kas 2) Pihutang niaga 3) Persediaan barang 4) Uang muka Maupun kekayaan tetap, seperti misalnya: 1) Tanah 2) Gedung dan bangunan 3) Perlengkapan 4) Pabrik dan sarana pengolahan 5) Alat transportasi 6) dls. b. Golongan pos-pos kewajiban Yaitu terdiri dari kewajiban-kewajiban jangka pendek (yang harus diselesaikan dalam periode satu tahun kedepan) misalnya: 1) Hutang niaga 2) Hutang pajak 3) Hutang gaji 4) Penghasilan yang diterima dimuka 31



5) Uang muka dari pelanggan 6) Dls. Maupun kewajiban-kewajiban jangka panjang, misalnya: 1) Hutang bank jangka panjang 2) Hutang obligasi 3) Hutang hipotik c. Golongan pos-pos ekuitas Yaitu modal serta saldo/rugi pada tanggal laporan Ketiga golongan pos-pos riil tersebut diatas adalah merupakan komponen pembentuk neraca. NERACA Tanggal 31 Desember 2010 KEWAJIBAN (hutang) AKTIVA EKUITAS (modal) 2. Kelompok pos-pos nominal, terdiri dari: a. Golongan pos-pos biaya, diantaranya adalah 1) Medical fee 2) Pemakaian persediaan kebutuhan klinik 3) Biaya listrik, air, dan telepon 4) Biaya upah dan gaji 5) Biaya cleaning service 6) Biaya keamanan 7) Pajak 8) Dls b. Golongan pos-pos penghasilan, diantaranya adalah: 1) Penghasilan dari pelayanan medis 2) Pendapatan fee apotik 3) Pendapatan lain-lain 4) dls Kedua golongan pos-pos nominal tersebut adalah komponen pembentuk laporan perhitungan rugi dan laba. Jurnal penyesuaian dimaksudkan untuk membersihkan pos-pos dalam buku besar yang masih tercampur, yaitu antara pos-pos yang riil dengan yang nominal. Dengan penyesuaian ini maka pos-pos neraca sisa yang ada telah bersih sehingga dapat jelas diklasifikasikan 32



termasuk pos-pos riil ataukah pos-pos nominal. Dengan demikian maka pembuatan laporan rugi dan laba maupun penyusunan neraca tidak akan mengalami kesulitan. Fungsi jurnal penyesuaian adalah 1. Untuk menghitung pendapatan-pendapatan suatu periode tertentu, serta menghitung biaya-biaya suatu periode tertentu dengan tepat. 2. Untuk memperbarui pos-pos aktiva, kewajiban dan ekuisitas, selanjutnya mencerminkan nilai yang tepat. Ayat-ayat jurnal penyesuaian dapat dibagi kedalam lima kategori yaitu: 1. 2. 3. 4. 5.



Beban yang dibayar dimuka Penyusutan Beban yang terutang Pendapatan yang diterima Pendapatan yang belum diterima



Ad. 1. Beban Yang Diterima Di Bayar Dimuka Contoh bebab yang dibayar dimuka adalah pembayaran kontrak sewa. Sebenarnya beban sewa akan berjalan sesuai dengan berjalannya waktu. Hal tersebutdapat terjadi pada sewa bulanan, yang bisa dibayar biasanya sebulan kedepan. Tetapi dengan persaingan yang semakin meningkat serta harga sewa yag cenderung naik, maka sewa bulana telah berubah menjadi tahunan. Bahkan bisa mencapai lima tahun. Dengan kontrak jangka panjang ini, maka untuk pembayaran kontrak sewa misalnya untuk dua tahun, berarti kita harus membayar sekaligus biaya sewa untuk 24 bulan. Dalam hal ini nilai kontrak selama dua tahun kebelakang tersebut dapat kita anggap sebagai persekot sewa, yang termasuk kekayaan yang nilainya akan semakin kecil dengan berjalannya waktu. Misalnya kontrak sewa 2 tahun sebesar Rp. 2.400.000 pada bulan Januari 2010. Pada akhir tahun 2010. Besarnya persekot sewa Rp. 2.400.000 telah menurun menjadi hanya Rp. 1.200.000. Penyesuaian:



30 Juni 2010 persekot sewaRp. 1.200.000 33



(riil) ke neraca Rp 2.400.000 Persekot sewa (pos riil) Sewa Rp. 1.200.000 (nominal) ke R/L. Jurnal penyesuaian: Biaya sewa



Rp. 1.200.000



-) persekot sewa



Rp. 1.200.000



Ad. 2. Penyusutan Aktiva Tetap Aktiva tetap adalah aktiva yang berumur panjang seperti misalnya tanah, perabot, mesinmesin, bangunan yang dipergunakan di dalam operasi usaha dengan berjalannya waktu maka aktiva tetap akan menjadi semakin menurun kegunaannya (kecuali tanah). Penurunan kegunaan ini merupakan beban bagi suatu entitas. Proses tersebut disebut sebagai penyusutan. Konsep yang melandasi akuntansi untuk aktiva tetap dan penyusutan ini sama dengan konsep untuk beban dibayar dimuka. Misalnya sebuah rumah sakit membeli sebuah mobil ambulance seharga Rp. 250 juta, mobil tersebut diperkirakan mempunyai masa kegunaan ekonomis selama 5 tahun dengan nilai residu sebesar Rp. 50 juta. Maka nilai yang disusutkan adalah Rp. 250 juta – Rp. 50 juta = Rp. 200 juta dalam periode 5 tahun sehingga penyusutan tahunan adalah sebesar Rp. 40 juta. Jurnal penyusutan: Penyusutan ambulance



Rp. 40 juta.



-) cadangan peny. Ambulance



Rp. 40 juta.



Perjanjian dalam neraca NERACA ................................................................................... Ambulance



Rp. 250 juta



Cadangan peny. Ambulance Rp. 40 juta 34



....................................................



Rp. 210 juta Ad. 3. Beban Yang Terutang Yaitu suatu kewajiban yang berasal dari beban yang telah diakui atau telah terjadi dalam suatu entitas, tetapi belum dibayar. Peristiwa ini terjadi dikarenakan diberlakukannya dasar waktu dalam proses akuntansi keuangan, sehingga beban apapun yang terjadi pada suatu periode, harus menjadi beban periode tersebut, sekalipun beban tersebut belum dibayar sepenuhnya. Misalnya adalah gaji yang terutang. Pada saat suatu entitas melakukan penutupan baku pada tanggal 31 Desember kebetulan jatuh pada hari Jum’at padahal gaji bagian pabrik dibayarkan tiap hari sabtu. Sehigga gaji bagian pabrik pada hari Senin s/d Jumat (tanggal 27 Desember s/d 31 Desember 2010) sudah dilaksanakan oleh para pekerja pabrik, tetapi belum dibayar. Gaji (pada neraca sisa) Rp. 21.500.000 belum mencantumkan beban gaji/upah karyawan pabrik dari Senin tanggal 27 Desember s/d Jum’at 31 Desember 2010 belum dihitung misalnya Rp. 2.250.000 Jurnal penyesuaian: Gaji dan upah -) gaji yang terutang



Rp. 2.250.000 Rp. 2.250.000 31/12/2010



Gaji/upah Rp. 21.500.000 Riil



gaji dan upah Rp. 23.750.000 nominal ke R/L



Gaji terutang Rp. 2.250.000 Riil



gaji terutang Rp. 2.250.000 riil ke neraca



Ad. 4. Pendapatan yang Diterima, Dimuka Perusahaan dineraca sisa 1/1/2010 mencatat penghasilan sewa untuk periode 2 tahun (1/1/2010, 1/1/2012) sebesar Rp. 1.200.000. Dicatat pada pos penghasilan diterima dimuka K Rp. 1.200.000 pada tanggal 31 desember 2010 (1/1/2011). Yang telah menjadi penghasilan adalah Rp. 600.000 Jurnal penyesuaian: 31/12/2010 Penghasilan diterima dimuka 35



Penghasilan yang diterima dimuka riil Rp. 1.200.000 1/1/2010



Rp 600.000 riil ke neraca Penghasilan Rp. 600.000 (nominal) ke R/L



Ad. 5. Pendapatan yang Belum Diterima Misalnya penghasilan bunga obligasi. Dari obligasi yang nominalnya sebesar Rp. 40 juta akan diperoleh penghasilan bunga sebesar 6% setahun atau Rp. 2, 4 juta yang akan diterima setahun 2 kali, yaitu pada tanggal 1 Maret dan 1 September telah diterima penghasilan bunga sebesar Rp. 1.600.000 sedangkan pada tutup buku tanggal 31 Desember 2010 penghasilan yang sudah menjadi hak adalah Rp. 800.000 (bulan September, Oktober, November, dan Desember) tetapi belum dibayar. Jurnal penyesuaian: 31/12/2010 Penghasilan bunga Rp. 2.400.000 Nominal masuk R/L Sept



Okt



Nov



Des Pihutang bunga obligasi Rp. 800.000 Riil masuk neraca



F. NERACA LAJUR Yaitu suatu dokumen yang berkolom yang dibuat untuk membantu memindahkan data dari neraca sisa ke dalam laporan keuangan yang lengkap. Neraca lajur adalah suatu metode yang sistematis untuk menghitung dan merancang data untuk laporan keuangan. Neraca lajur akan membantu untuk mengidentifikasikan pos-pos apa saja yang perlu untuk disesuaikan dengan cara menyusun seluruh pos-pos perkiraan yang telah disesuaikan dengan cara menyusun seluruh pos-pos perkiraan dan nilai sisa yang belum disesuaikan. Neraca lajur akan membantu proses penutupan dengan menyusun semua nilai sisa dari pos-pos perkiraan yang telah disesuaikan (kolom 5 dan 6). Pada kolom ini seluruh pos perkiraan secara jelas dapat deklasifikasikan kedalam golongan pos-pos riil (aktiva, hutang dan modal) serat golongan pos-pos nominal (biaya dan pendapatan). Anatomi neraca lajur nampak sebagai berikut: NERACA LAJUR 36



Neraca. No



Pos-Pos



.



Perkiraan



Penyesuaian



Sisa



Neraca Sisa



R/L



penyesuaian



Neraca



(1)



(2)



(3)



(4)



(5)



(6)



(7)



(8)



(9)



(10)



D



K



D



K



D



K



D



K



D



K



FILTER



Pos riil Pos Nominal



    



AKTIVA HUTANG MODAL BIAYA PENGHASILAN



R/L NOMINAL (7) (8) BIAYA PENDAPATAN NERACA (9) (10) AKTIVA HUTANG+MODAL



Setelah melewati filter: 1. Kelompok pos biaya masuk kolom 7 laporan R/L 2. Kelompok pos pendapatan masuk kolom 8 3. Kelompok pos aktiva masuk kolom 9 neraca 4. Kelompok pos hutang + modal masuk kolom 10 G. PERHITUNGAN RUGI DAN LABA Laporan perhitungan rugi dan laba menghimpun angka-angka pada kolom 7 dan 8 dari neraca lajur yaitu mempertemukan antara pos-pos pendapatan dan pos-pos biaya



H. LAPORAN PERUBAHAN MODAL Laporan ini memperhatikan hasil akhir dari laporan rugi dan laba serta rincian distribusinya, serta pengaruhnya terhadap modal. I. LAPORAN NERACA



37



Laporan neraca menghimpun angka-angka pada kolom 9 dan 10 dari neraca lajur, yaitu menghimpun pos-pos aktiva serta pos-pos hutang dan modal.



LATIHAN PROSES AKUNTANSI (MANUAL) Kebijakan umum dan keuangan semester II 2010 klinik A, B, C 1. Akan dinegosiasikan perpanjangan kontrak untuk dua tahun, di kompensasikan dengan biaya renovasi klnik dengan biaya Rp. 30 juta. 2. Dalam renovasi tersebut akan dibuka konter apotik/toko obat. 3. Ruang tunggu akan dilengkapi semacam playground, agar anak-anak merasa nyaman, investasi Rp. 10 juta. 4. Pengadaan sarana komputer untuk rekammedik dengan investasi Rp. 10 juta. 5. Akan dinegosiasikan kredit profesi sebesar Rp. 40 juta untuk pendanaan perkembangan. Transaksi selama 1 Juli 2010 s/d 31 Desember 2010 adalah sebagai berikut: 1. Pendapatan pelayanan medik: 38



Bulan Juli Agustus September Oktober November Desember



dr. A Rp. 4.750.000 Rp. 4.600.000 Rp. 4.500.000 Rp. 4.300.000 Rp. 4.800.000 Rp. 5.000.000 Rp.27.950.000



dr. B Rp. 4.100.000 Rp. 4.250.000 Rp. 4.150.000 Rp. 4.000.000 Rp. 4.200.000 Rp. 4.300.000 Rp.25.000.000



drg. C Rp. 3.750.000 Rp. 3.600.000 Rp. 3.500.000 Rp. 3.400.000 Rp. 3.500.000 Rp. 3.700.000 Rp.21.450.000



Total Rp. 12.600.000 Rp. 12.450.000 Rp. 12.150.000 Rp. 11.700.000 Rp. 12.500.000 Rp. 13.000.000 Rp. 74.400.000



2. Medical fee Rp. 13.975.000, Rp. 12.500.000, Rp. 10.725.000, Rp. 37.200.000, 50% penghasilan. 3. Fee apotik Rp. 18.000.000 4. Pembelian persediaan keperluan selama periode tersebut Rp. 15.000.000 dan Rp. 12.000.000 telah dibayar, selebihnya hutang. 5. Ditandatagani kesepakatan untuk perpanjangan kontrak dengan merenovasi klinik sebesar Rp. 30 juta yang akan dibayarkan melalui kredit bank a/n klinik ABC 6. Pengadaan sarana informatika sebesar Rp. 10 juta dibayarkan melalui kredit bank a/n klinik ABC 7. Perlengkapan ruang tunggu sebesar Rp. 10 juta baru dibayar Rp. 5 juta. 8. Pembayaran hutang sebesar Rp. 6.000.000 dan hutang gaji Rp. 500.000 9. Pembayaran gaji dan upah Rp. 100.000.000 10. Dibayar hutang pajak sebesar Rp. 5.000.000 11. Dibayar langganan listrik, air, telepon Rp. 3.000.000 12. Dibayar kontrak cleaning service Rp. 3.000.000 13. Jasa keamanan Rp. 1.800.000 14. Bonus Rp. 6.500.000 Buatlah: 1. Jurnal 2. Buku besar 3. Neraca sisa 4. Penyesuaian 5. Neraca lajur 6. Perhitungan R/L 7. Perubahan modal 8. Neraca 9. Analisis sumber dan penempatan dana 10. Laporan arus kas.



39



ILUSTRASI PROSES AKUNTANSI Pindahkan neraca sisa 30 Juni 2010 pada pos-pos perkiraan pada buku besar 1 Juli 2010 (Rp. 000) No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.



Neraca Sisa Debet Rp. 31.400 Rp. 2.000 Rp. 22.500 Rp. 20.000 Rp. 5.000 Rp. 78.400



Pos-pos Perkiraan Kas Persediaan keperluan klinik Persekot sewa Perlengkapan Komputer Cadangan penyusutan aktiva Hutang niaga Gaji terutang Pajak terutang Modal dr. Andi Modal dr. Budhi Modal dr. Chitra



1. JURNAL



40



Kredit Rp. 2.500 Rp. 2.500 Rp. 500 Rp. 5.000 Rp.22.000 Rp.22.000 Rp. 1.400 Rp.78.400



No. 1.



Keterangan



Debet



Kas



Kredit



Rp. 74.400 -) Pendapatan Layanan Medik



2.



Rp. 74.400



Medical Fee



Rp. 37.200



-) Kas 3.



Rp. 37.200



Kas



Rp. 18.000 -) Fee apotik



4.



Rp. 18.000



Persediaan keperluan klinik



Rp. 15.000



-) Hutang Niaga



Rp. 3.000



-) Kas



Rp. 12.000



5.



Persekot sewa



6.



-) Hutang Bank Komputer



Rp. 30.000 Rp. 30.000 Rp. 10.000



-) Hutang Bank 7.



8.



Rp. 10.000



Perabot



Rp. 10.000



-) Kas



Rp. 5.000



-) Hutang Niaga



Rp. 5.000



Hutang Niaga Hutang Gaji



Rp. Rp.



5.500 500



-) Kas 9.



Rp. 6.000



Gaji Dan Upah



Rp. 10.000



-) Kas 10.



Rp. 10.000



Pajak Terutang



Rp.



5.000



-) Kas 11. 12.



Rp. 5.000



Listrik, Air, Telepon - ) Kas



Rp. 3.000



Cleaning Service



Rp. 3.000



Rp. 3.000



-) Kas 13.



Rp. 3.000



Jasa Keamanan



Rp. 1.800



-) Kas 14.



Rp. 1.800



Bonus -) Kas



Rp. 6.500 Rp. 6.500



2. BUKU BESAR KAS (1)



31.400 74.400



(2) (4) 41



37.200 12.000



(2)



18.000



(7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)



5.000 6.000 10.000 5.000 3.000 3.000 1.800 6.500



Persediaan Keperluan Klinik (4) 3.000 15.000 (5)



Persekot Sewa 22.500 30.000



(7)



Perabot 20.000 10.000



(6)



Komputer 5.000 10.000



Cadangan Penyusutan Aktiva 2.500 Pendapatan Layanan Medis 74.400 (9)



Gaji dan Upah 10.000



Listrik, Air, dan Telepon (11) 3.000 Cleaning Service (12) 3.000 (8)



Hutang Niaga 5.500



42



(1) (7)



5.500 3.000 5.000



(8)



Gaji Terutang 500



500



Pajak Terutang (10) 5.000



5.000



Modal Andhi 22.000 Modal Budhi 22.000 Modal Chitra 22.000 Cadangan Modal 1.400 (3)



Medical Fee 37.200 Fee Apotik (3)



18.000



Hutang Bank



(14 )



(5 ) (6 )



30.000 10.000



Jasa Keamanan (13 )



1.800



Bonus 6.500



3. NERACA SISA (Rp.000)



43



Neraca Sisa



Pos-pos perkiraan



D



K



Kas



34.300



Persediaan keperluan klinik



17.000



Pesekot sewa



52.500



Perabot



30.000



Komputer



15.000



Data



Cadangan penyusutan aktiva



2.500



Hutang niaga



8.000



Modal A



22.000



Modal B



22.000



Modal C



22.000



Cadangan modal



1.400



Pendapatan layanan medik



74.400



Gaji dan upah



10.000



Medical fee



37.200



Fee apotik



18.000



Hutang bank



40.000



Listrik, air, telepon



3.000



Cleaning service



3.000



Jasa keamanan



1.800



Bonus



6.500 210.300



210.300



adjustmen 31/12/2010: 1. Penyusutan sama dengan 30/6/2010 2. Persediaan keperluan klinik pada tanggal 31/12/2010 adalah sebesar Rp. 8.000.000 3. Gaji yang terutang Rp. 1.000.000 4. Sewa klinik Rp. 7.500.000 5. Pajak terutang Rp. 6.000.000 6. Biaya bunga terutang Rp. 1.500.000 4. JURNAL ADJUSTMENT 1. 2.



Penyusutan aktiva tetap -) cadangan A.T Pemakaian keperluan klinik -) persediaan keperluan klinik



Rp. 2.500.000 Rp. 2.500.000 Rp. 9.000.000 Rp. 9.000.000 44



3. 4. 5. 6.



Gaji dan upah -) gaji terutang Sewa klinik -) persekot sewa Pajak -) pajak terutang Biaya bunga -) bunga terutang



Rp. 1.000.000 Rp. 1.000.000 Rp. 7.500.000 Rp. 7.500.000 Rp. 6.000.000 Rp. 6.000.000 Rp. 1.500.000 Rp. 1.500.000



Tabel 4



45



6. PERHITUNGAN RUGI/LABA Pendapatan: 1. Pendapatan layanan medik 2. Pendapatan fee apotik Total pendapatan Biaya operasional: Gaji dan upah Medical fee Listrik, air, telepon Clening service Jasa keamanan Bonus Penyusutan A.T. Pemakaian keperluan klinik Sewa klinik Pajak Biaya-biaya



74.400 18.000 92.400 11.000 37.200 3.000 3.000 1.800 6.500 2.500 9.000 7.500 6.000 1.500 89.000 3.400



Laba operasional



7. LAPORAN PERUBAHAN MODAL 46



Modal Awal: A B C Pembagian Surplus: A B C Modal Akhir: A B C Cadangan awal Tambahan cadangan



22.000 22.000 22.000 1.000 1.000 1.000 23.000 23.000 23.000 1.400 400 1.800



8. KLINIK A, B, C NERACA 31/12/2010 Aktiva lancar: Kas Persediaan keperluan klinik Perabot sewa ∑ aktiva lancar Aktiva tetap: Perabot komputer Cadangan penyusutan



TOTAL AKTIVA



34.300 8.000 45.000 87.300 30.000 15.000 45.000 5.000



Hutang Jangka Pendek: Hutang niaga Hutang gaji Hutang pajak Hutang bunga Hutang Jangka Panjang: Hutang bank



Modal dan cadangan: 40.000 Modal A Modal B Modal C Cadangan Modal 127.300 TOTAL PASIVA



47



80.000 1.000 6.000 1.500 16.500 40.000 56.000 23.000 23.000 23.000 1.800 70.800 127.300



9. ANALISIS SUMBER DAN PENEMPATAN DANA



Kas Persediaan keperluan klinik Persekot sewa Aktiva tidak tetap Hutang niaga Gaji terutang Sewa terutang Pajak terutang Modal A Modal B Modal C Cadangan Modal Hutang



31 Des 2010 30 Juni 2010 31.400 34.400 2.000 8.000 22.500 45.000 22.500 40.000 5.500 8.000 500 1.000 1.500 5.000 6.000 22.000 23.000 22.000 23.000 22.000 23.000 1.400 1.800 40.000



Penempatan dana selama 30 Juni s/d 31 Desember 2010 Rp. 48,9 juta. Sumber pendanaan terbesar dari kredit bank



Rp. 40 juta.



Sedangkan sumber kedua dari hutang niaga



Rp. 2.5 juta.



Sedangkan penempatan dana terbesar adalah Rp. 22, 5 juta. Aktiva tetap



Rp. 17, 5 juta.



Keperluan klinik



Rp. 6 juta.



Kas



Rp. 2,9 juta.



48



Sumber Penempatan 2.900 6.000 22.500 17.500 2.500 500 1.500 1.000 1.000 1.000 1.000 400 40.000 48.900 48.900



10. LAPORAN ARUS KAS Kas awal + Pendapatan dari pelayanan medik Pendapatan dari fee apotik -



31.400 74.400 18.000 92.000 123.800



Pengeluaran kas 1. Medical fee 2. Pembayaran tunai 3. Pembayaran kas pembelian perabot 4. Pembayaran gaji terutang Pembayaran hutang niaga 5. 6. 7. 8. 9.



37.200 12.000 5.000 500 5.500 6.000 10.000 5.000 3.000 1.800 6.500



Pembayaran gaji dan upah Pembayaran pajak terutang Pembayaran listrik, air, dan telepon Pembayaran cleaning service Pembayaran bonus Sisa kas



89.000 34.000



Non cash cost: - Penyusutan - Sewa klinik



49