Materi Ujian Pendadaran Full [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MATERI UJIAN KOMPREHENSIF AKUNTANSI



Tahun 2012



Dessy Tjahyawati A



Page 0



☺ Akuntansi adalah proses mengidentifikasi, mengukur, dan melaporkan informasi ekonomi untuk penilaian dan pengambilan keputusan dengan jelas dan tegas bagi mereka yang menggunakan informasi tersebut. ☺ Akuntansi biaya adalah suatu proses pencatatan, penggolongan, dan peringkasan biayabiaya yang terjadi di dalam perusahaan. Akuntansi biaya merupakan bagian dari akuntansi keuangan. ☺ Akuntansi manajemen adalah penyajian informasi untuk para manajemen guna perencanaan, koordinasi dan pengawasan kegiatan perusahaan. ☺ Akuntansi keuangan merupakan tipe akuntansi yang mengolah informasi keuangan yang terutama untuk memenuhi keperluan manajemen puncak dan pihak luar organisasi. ☺ Pihak-pihak yang memerlukan informasi akuntansi: 1. Pihak intern seperti: pemegang saham, manajemen (perusahaan), pengelola perusahaan untuk membuat perencanaan, kebijakan dimasa yang akan datang, pengawas terhadap kegiatan perusahaan dan untuk mengetahui tingkat keberhasilan yang dicapai oleh perusahaan. 2. Pihak ekstern seperti: a. Investor untuk menilai prospek usaha suatu perusahaan sehingga dapat mengambil keputusan dalam melakukan investasi. b. Kreditur untuk dijadikan bahan pertimbangan dalam pemberian kredit. c. Pemerintah untuk tujuan penentuan besarnya pajak yang harus dibayar oleh perusahaan dan pengawas pajak. ☺ Akun Nama-nama akun: 1. Aktiva lancar (current asset) adalah uang tunai atau aktiva lainnya yang diharapkan segera menjadi uang tunai. a. Kas (cash) b. Piutang (account receivable) c. Piutang wesel (notes receivable) d. Perlengkapan (supplies) adalah barang-barang yang jangka waktu penggunaannya akan habis dalam waktu kurang dari 1 tahun dan tidak ada penyusutan serta tidak ikut dalam proses produksi. Contoh: alat tulis kantor, dll. e. Investasi (investment) f. Beban dibayar di muka (prepaid exspense) g. Surat-surat berharga (Marketeble Securities)



Dessy Tjahyawati A



Page 1



h. Persediaan (inventory) i. Pendapatan yang masih akan diterima (Accrued Revenues) 2. Aktiva investasi (Investment Assets) a. Reksadana b. Saham c. Obligasi 3. Aktiva tetap (fixed asset) adalah aktiva tahan lama berwujud yang digunakan dalam usaha pokok perusahaan. a. Tanah (land) b. Gedung (building) c. Kendaraan (car) d. Mesin (Machinery) e. Peralatan (equipment) adalah barang-barang yang masa penggunaanya lebih dari 1 tahun dan ada biaya penyusutan serta ikut dalam proses produksi. Contoh: mobil, komputer, mesin, dll. f. Akumulasi penyusutan 4. Aktiva tidak berwujud (Intangible Asset) adalah mencerminkan hak atau posisi yang mnguntungkan perusahaan dalam menghasilkan pendapatan. a. Merk dagang b. Hak paten c. Hak cipta d. Hak kekayaan e. Lisensi dan waralaba f. Franchise g. Goodwill 5. Aktiva lainnya (other assets) a. Mesin rusak b. Uang jaminan c. Harta yang masih dalam proses kepengurusan yang sah 6. Kewajiban lancar (current liability) adalah utang-utang yang harus segera dilunasi dalam tempo satu tahun. a. Hutang dagang (account payable) b. Hutang wesel (notes payable) c. Hutang pajak (tax payable)



Dessy Tjahyawati A



Page 2



d. Hutang gaji (wages payable) e. Hutang dividen f. Deposito yang dikembalikan g. Beban yang masih harus dibayar (Accrued Expenses) h. Pendapatan diterima di muka (Deferred revenue) 7. Kewajiban jangka panjang (long-term liability) adalah utang-utang yang jatuh temponya lebih dari satu tahun. a. Hutang hipotek (Mortgage Payable) b. Hutang obligasi (Bonds Payable) c. Hutang bank d. Wesel bayar jangka panjang e. Hutang pensiun f. Hutang sewa guna usaha (lease obligations) 8. Kewajiban lain-lain (Other Payable) a. Uang jaminan b. Hutang pada pemegang saham 9. Modal (capital) a. Prive (drawing) adalah pengambilan modal yang dilakukan oleh pemilik perusahaan. b. Modal saham c. Laba ditahan (retained earning) adalah saldo laba bersih setelah dikurangi pajak yang oleh RUPS (rapat umum tahunan) atau rapat anggota diputuskan untuk tidak dibagikan. d. Agio saham (additional paid-in capital) atau disagio saham yaitu selisih antara setoran pemegang saham dengan nilai nominal saham. Agio adalah selisih di atas nominal, sedang disagio adalah selisih di bawah nominal. Di dalam neraca, agio akan ditambahkan pada modal saham beredar, disagio diuangkan. a. Saham preferen dan Saham biasa b. Simpanan-simpanan (simpanan pokok, simpanan wajib, simpanan sukarela) c. Sisa hasil usaha 10. Pendapatan (Revenues) Pendapatan operasional Pendapatan non operasional 11. Biaya/beban (expenses):



Dessy Tjahyawati A



Page 3



a. Beban perlengkapan (supplies expense) b. Beban gaji (salaries expense) c. Beban sewa (Rent expense) d. Beban iklan (advertising expense) e. Beban asuransi (insurance expense) f. Beban bunga (interest Expense) 12. Kerugian piutang tak bertagih (Bad Debt Expense) 13. Akumulasi penyusutan gedung (accumulated depreciation for building) 14. Akumulasi penyusutan kendaraan (accumulated depreciation for car) 15. Akumulasi penyusutan peralatan (accumulated depreciation for equipment) 16. Modal saham (capital stock) 17. Retur penjualan (retured earning) Jenis-jenis akun: 1. Akun riil adalah akun yang dicantumkan di neraca yang isinya aset, kewajiban, dan modal. 2. Akun nominal adalah akun yang dicantumkan di laporan laba rugi yang isinya biaya dan pendapatan. ☺ Metode pencatatan akuntansi: 1. Cash basis adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar yang digunakan untuk pengakuan pendapatan, belanja dan pembiayaan (pencatatan pendapatan). 2. Accrual basis adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat transaksi dan peristiwa itu terjadi tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dibayar (pencatatan biaya). ☺ Tarnsaksi Akuntansi: Transaksi



Bertambah



Berkurang



Aset



Debet



Kredit



Pendapatan



Kredit



Debet



Kewajiban



Kredit



Debet



Modal



Kredit



Debet



Beban atau biaya



Debet



Kredit



☺ Siklus Akuntansi (accounting cycle) dimulai dari: transaksi > bukti transaksi > jurnal > buku besar > neraca saldo > ayat jurnal penyesuaian > neraca lajur > laporan



Dessy Tjahyawati A



Page 4



keuangan ( laporan laba rugi > laporan perubahan modal > neraca > laporan arus kas > catatan atas laporan keuangan ) > jurnal penutup > jurnal pembalik. ☺ Transaksi (transaction) adalah kegiatan yang mempengaruhi posisi keuangan perusahaanyang dapat diukur dengan satuan uang. Transaksi dikatakan valid dan sah, apabila dilengkapi dengan bukti transaksi. ☺ Bukti transaksi (transaction document) adalah bukti fisik adanya transaksi yang terjadi pada perusahaan. 1. Bukti ekstern adalah bukti transaksi yang digunakan di luar perusahaan, baik yang dibuat oleh perusahaan ataupun pihak di luar perusahaan. Bukti transaksi terdiri dari: cek, kuitansi, faktur, nota, nota debet (bukti transaksi pengembalian barang yang dibuat oleh pihak pembeli), nota kredit (bukti transaksi pengembalian barang yang dibuat oleh pihak penjual). 2. Bukti intern adalah bukti transaksi yang hanya digunakan dan dibuat di dalam perusahaan. Contohnya adalah memo. ☺ Jurnal (journal) adalah media pencatatan transaksi secara urut waktu (kronologis). 1. Jurnal umum digunakan apabila transaksi perusahaan masih sedikit. 2. Jurnal khusus digunakan apabila transaksi perusahaan makin banyak dan berulang kali terjadi dengan frekuensi yang tinggi. ☺ Buku besar (ledger) adalah kumpulan akun-akun yang digunakan untuk meringkas transaksi yang telah dicatat dalam jurnal. Bentuk-bentuk buku besar: 1. Bentuk T account. 2. Bentuk skontro (dua kolom). 3. Bentuk staffle (berkolom saldo tunggal) digunakan jika diperlukan penjelasan dari transaksi yang relatif banyak. ☺ Neraca saldo (trial balance) adalah suatu daftar yang berisi saldo-saldo sementara setiap akun buku besar pada suatu saat tertentu dan disusun pada akhir periode akuntansi yang bertujuan untuk memeriksa kesamaan jumlah saldo debet dengan saldo kredit.



Dessy Tjahyawati A



Page 5



Perusahaan XYZ Neraca Saldo Per 30 Juni 2010 Nama akun Kas Piutang dagang Perlengkapan Penyisihan kerugian piutang PPN masukan Persediaan bahan baku Persediaan BDP Persediaan barang jadi Persediaan bahan pembantu perlengkapan Sewa dibayar dimuka Tanah Gedung Akumulasi penyusutan gedung Peralatan Akumulasi depresiasi peralatan Utang dagang Utang wesel PPN keluaran Utang pajak Utang gaji dan upah Utang bunga Utang bank Modal Prive Penjualan Retur penjualan Potongan penjualan Pembelian Beban angkut pembelian Retur pembelian Potongan pembelian Beban gaji Biaya tenaga kerja langsung Biaya tenaga kerja tidak langsung Beban reparasi mesin Beban pemasaran Beban administrasi dan umum Beban administrasi bank Beban bunga Jumlah



Debet xxx xxx



Kredit



xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx



Dessy Tjahyawati A



xxx



Page 6



☺ Ayat jurnal penyesuaian (adjusting entries) adalah jurnal yang dibuat untuk menyesuaikan akun-akun sementara setiap buku besar yang belum mencerminkan jumlah (saldo) yang sebenarnya. 1. Data akuntansi yang memerlukan penyesuaian: a. Pendapatan yang masih harus diterima (accrueel revenue). b. Pendapatan diterima dimuka (defened revenue). c. Biaya yang masih harus dibayar (accrued expense). d. Biaya dibayar dimuka (prepaid expense). e. Penyusutan aktiva tetap (fixed assets depreciation). f. Amortisasi biaya (cost amortization). g. Piutang yang tidak dapat ditagih (doubtful account). 2. Ayat jurnal penyesuaian pada akhir periode dengan menggunakan metode fisik: HPP



xxx



Persediaan barang dagangan akhir



xxx



Retur pembelian



xxx



Potongan pembelian



xxx



Pembelian



xxx



Persediaan barang dagangan awal



xxx



Beban angkut pembelian



xxx



Ayat jurnal penyesuaian hanya menggunakan metode fisik karena metode ini melakukan perhitungan persediaan akhir pada akhir periode atau secara berkala, sedangkan metode perpetual apabila terjadi perubahan persediaan maka langsung dicatat di buku pembantu persediaan barang dagangan. Namun tidak menutup kemungkinan bahwa dalam metode perpetual dibuat penyesuaian apabila terjadi kerusakan terhadap persediaan yang terjadi pada akhir periode setelah dilakukan perhitungan fisik. ☺ Neraca lajur (work sheet) adalah kertas kerja berkolom-kolom untuk memudahkan dalam membuat penyesuaian dan penyusunan laporan keuangan dengan memindahkan datadata di neraca saldo dan jurnal penyesuaian.



Dessy Tjahyawati A



Page 7



Perusahaan XYZ Neraca Lajur Per 30 Juni 2011 Akun



Neraca Saldo D



K



AJP D



K



Neraca Saldo disesuaikan D K



Laporan L/R D



K



Neraca D



K



☺ Laporan keuangan Kerangka konseptual laporan keuangan merupakan konsep yang mendasari penyusunan dan penyajian laporan keuangan bagi para pemakai ekstern. Dasar pengukuran laporan keuangan: 1. Biaya historis, aktiva dicatat sebesar pengeluaran kas yang dibayar atau sebesar nilai wajar dari imbalan yang diberikan untuk memperoleh aktiva tersebut pada saat perolehan. 2. Biaya kini (current cost), aktiva dinilai dalam jumlah kas yang seharusnya dibayar bila aktiva yang sama diperoleh sekarang. 3. Nilai realisasi /penyelesaian, aktiva dinyatakan dalam jumlah kas yang dapat diperoleh sekarang dengan menjual aktiva dalam pelepasan normal. 4. Nilai sekarang (present value), aktiva dinyatakan sebesar arus kas masuk bersih di masa depan yang didiskontokan ke nilai sekarang dari pos yang diharapkan dapat memberikan hasil dalam pelaksanaan usaha normal. Jenis-jenis laporan keuangan: PSAK 1. Laporan laba rugi (income statement) adalah laporan keuangan yang menyajikan informasi mengenai pendapatan dan beban selama periode waktu tertentu, misalnya: bulanan, kuartalan, semesteran atau tahunan. Bentuk-bentuk laporan laba rugi: a. Bentuk langsung (single step) adalah laporan laba rugi yang mencatat seluruh penghasilan terlebih dahulu kemudian dikurangi dengan seluruh beban. b. Bentuk tidak langsung (multiple step) adalah laporan laba rugi yang menghitung penghasilan dan beban berdasarkan kriterianya masing-masing, yaitu pendapatan dan beban operasi serta pendapatan dan beban lain-lain.



Dessy Tjahyawati A



Page 8



1. Laporan laba rugi perusahaan jasa Perusahaan XYZ Laporan Laba Rugi Untuk periode yang berakhir 30 Juni 2011 Pendapatan: Pendapatan jasa Penambangan Migas Pendapatan sewa Pendapatan lain-lain Total pendapatan Biaya Operasi: Biaya gaji Beban suplai Beban buku Biaya sewa Biaya listrik, telepon dan air Biaya iklan Biaya transportasi Biaya perlengkapan Biaya penyusutan Biaya bunga Biaya akomodasi Total biaya Laba/Rugi



xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx ( xxx ) xxx



2. Laporan laba rugi perusahaan dagang Perusahaan XYZ Laporan Laba Rugi Untuk periode yang berakhir 30 Juni 2011 Penjualan Retur penjualan Potongan penjualan Diskon penjualan Penjualan bersih Harga Pokok Penjualan: Persediaan awal Pembelian Beban angkut pembelian Retur pembelian Potongan pembelian Pembelian bersih Barang siap dijual Persediaan akhir Harga Pokok Penjualan Laba kotor Beban operasional: Beban angkut penjualan Beban gaji bagian toko Beban penyusutan Beban penjualan



xxx xxx xxx xxx (xxx) xxx xxx xxx xxx (xxx) (xxx) xxx xxx (xxx) (xxx) xxx xxx xxx xxx xxx



Dessy Tjahyawati A



Page 9



Beban perlengkapan bagian toko Beban administrasi: Beban gaji bagian kantor Beban perlengkapan kantor Beban sewa Beban asuransi Beban listrik, air, dan telepon Beban iklan Beban penyusutan peralatan toko Beban penyusutan peralatan kantor Beban kerugian piutang Total beban operasional dan administrasi Laba operasional Pendapatan lain-lain: Pendapatan bunga Pendapatan jasa giro Pendapatan sewa Beban lain-lain: Beban bunga Beban bank



xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx (xxx) xxx xxx xxx xxx (xxx) (xxx) xxx xxx (xxx) xxx



Laba bersih sebelum pajak Pajak penghasilan Laba bersih setelah pajak



3. Laporan laba rugi perusahaan manufaktur Perusahaan XYZ Laporan Laba Rugi Untuk periode yang berakhir 30 Juni 2011 Penjualan Retur pejualan Potongan penjualan Penjualan bersih Harga Pokok Penjualan: Persediaan barang jadi awal Harga Pokok Produksi: Biaya bahan baku: Persediaan bahan baku awal Pembelian bahan baku Retur pembelian Potongan pembelian Pembelian bersih Biaya angkut pembelian Harga pokok pembelian Bahan baku siap diproduksi Persediaan bahan baku akhir Biaya pemakaian bahan baku Biaya tenaga kerja langsung Biaya overhead pabrik: Bahan penolong Biaya tenaga kerja tidak langsung Beban penyusutan bangunan Beban penyusutan mesin



xxx xxx xxx (xxx) xxx xxx xxx xxx xxx (xxx) (xxx) xxx xxx xxx xxx (xxx) xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx



Dessy Tjahyawati A



Page 10



Beban penyusutan peralatan Jumlah biaya overhead pabrik Jumlah biaya produksi Persediaan barang dalam proses awal Jumlah barang dagang proses Persediaan barang dalam proses akhir Harga Pokok Produksi Persediaan barang jadi yang tersedia dijual Persediaan akhir barang jadi Harga Pokok Penjualan Laba kotor Beban usaha: Beban pemasaran Beban administrasi umum Beban perlengkapan Beban kerugian piutang Beban sewa Beban gaji Total beban usaha Laba usaha Pendapatan dan beban diluar usaha: Pendapatan bunga Beban bunga



xxx xxx xxx xxx xxx (xxx) xxx xxx (xxx) (xxx) xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx (xxx) xxx xxx (xxx) xxx xxx (xxx) xxx



Laba bersih sebelum pajak Pajak penghasilan Laba bersih setelah pajak



2. Laporan perubahan modal (changes in capital) adalah suatu bentuk laporan keuangan yang menyajiakan informasi mengenai perubahan yang terjadi pada modal suatu perusahaan untuk satu periode akuntansi tertentu. Perusahaan XYZ Laporan Perubahan Modal Periode 30 Juni 2010 Modal Laba bersih Prive Penanaman modal Modal akhir



xxx xxx ( xxx ) ( xxx) xxx



3. Neraca (financial position) adalah daftar sistematis yang memuat informasi mengenai aktiva, utang, dan modal suatu perusahaan pada akhir periode tertentu.



Dessy Tjahyawati A



Page 11



a. Neraca perusahaan jasa Perusahaan XYZ Neraca Per 30 Juni 2010 Kewajiban: xxx Utang dagang



Aktiva: Kas Piutang dagang



xxx



Sewa dibayar dimuka



xxx



Peralatan Akumulasi peralatan



xxx depresiasi (xxx) xxx



perlengkapan Total Aktiwa



xxx xxx



xxx



Pendapatan jasa diterima dimuka Utang wesel



xxx



Utang gaji



xxx



Utang bunga



xxx



Modal



xxx



Total kewajiban modal



dan



xxx



xxx



b. Neraca perusahaan dagang Perusahaan XYZ Neraca Per 30 Juni 2010 Aktiva: Aktiva lancar: Kas Piutang dagang Cadangan kerugian piutang



xxx xxx (xxx) xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx



Persediaan barang Wesel tagih Perlengkapan Beban dibayar dimuka Asuransi dibayar dimuka Biaya sewa dibayar dimuka Pendapatan yang akan diterima Investasi jangka panjang Total aktiva lancar Aktiva tetap: Peralatan Akumulasi penyusutan peralatan Total aktiva tetap Aktiva tidak berwujud: Hak paten Hak cipta Hak merk Franchise Goodwill Total aktiva tidak berwujud Total aktiva



Pasiva: Utang lancar: Utang dagang Utang gaji Utang bunga Wesel bayar Beban yang masih harus dibayar Pendapatan diterima dimuka Total utang lancar



xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx



Utang jangka panjang: Pinjaman obligasi Utang hipotek Total utang jangka panjang



xxx xxx xxx



Modal



xxx



Total pasiva



xxx



xxx (xxx) xxx



xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx



Dessy Tjahyawati A



Page 12



c. Neraca perusahaan manufaktur Perusahaan XYZ Neraca Per 30 Juni 2010 Aktiva: Aktiva lancar: Kas Obligasi Piutang usaha Piutang bunga Sewa dibayar dimuka Perlengkapan Wesel tagih Persediaan bahan baku Persediaan barang dalam proses Persediaan barang jadi Pendapatan yang akan diterima Investasi jangka panjang Total aktiva lancar Aktiva tetap: Tanah Bangunan Akumulasi penyusutan bangunan



xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx



Aktiva tidak berwujud: Hak paten Hak cipta Hak merk Franchise Goodwill Total aktiva tidak berwujud Total aktiva



xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx



Utang jangka panjang: Utang bank jangka panjang Pinjaman obligasi Utang hipotek Total utang:



xxx xxx xxx xxx



Modal



xxx



Total pasiva



xxx



xxx xxx (xxx) xxx



Mesin Akumulasi penyusutan mesin Total aktiva tetap



Pasiva: Utang lancar: Utang usaha Utang gaji Utang bunga Wesel bayar Beban yang masih harus dibayar Pendapatan diterima dimuka Total utang lancar



xxx (xxx) xxx



xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx



4. Laporan arus kas (cash flow statement) adalah laporan yang memberikan informasi tentang penerimaan dan pengeluaran kas selama periode waktu tertentu. Metode laporan arus kas: a. Metode langsung Metode ini menghasilkan informasi yang berguna dalam mengestimasi arus kas masa depan yang tidak dapat dihasilkan dengan metode tidak langsung serta dapat memperlihatkan penerimaan dan pengeluaran kas operasional.



Dessy Tjahyawati A



Page 13



b. Metode tidak langsung Metode ini berfokus pada perbedaan antara laba bersih dan arus kas bersih aktivitas operasional yang ditentukan dengan menyesuaikan laba atau rugi bersih sehingga tidak melaporkan penerimaan dan pengeluaran kas. Laporan arus kas terdiri dari: a. Arus kas dari kegiatan operasi b. Arus kas dari kegiatan investasi c. Arus kas dari kegiatan pendanaan Jenis-jenis laporan arus kas: a. Laporan arus kas perusahaan jasa Perusahaan XYZ Laporan Arus Kas Untuk periode yang berakhir 30 Juni 2010 Arus kas dari kegiatan operasi: Penerimaan dari pelanggan Pembayaran kepada pemasok, karyawan dan operasional perusahaan Penghasilan jasa bank Pembayaran bunga atau biaya bank Pembayaran pajak penghasilan Kas bersih dari aktiva operasi Arus kas dari kegiatan investasi: Pembayaran untuk perolehan aktiva tetap Kas bersih dari aktiva investasi Arus kas dari kegiatan pendanaan Kenaikan/penurunan kas bersih dan setara kas Kas dan setara kas pada awal periode Kas dan setara kas pada akhir periode



xxx (xxx) xxx (xxx) (xxx) xxx (xxx) (xxx) xxx xxx xxx xxx



b. Laporan arus kas perusahaan dagang Perusahaan XYZ Laporan Arus Kas Untuk periode yang berakhir 30 Juni 2010 Arus kas dari kegiatan operasi: Pembayaran piutang dari pelanggan Penerimaan kas lain-lain (premi) Kas masuk dari kegiatan operasi Pembayaran utang pada pemasok Pembayaran pajak penghasilan Kas keluar dari kegiatan operasi Arus kas dari kegiatan operasi Arus kas dari kegiatan investasi: Hasil penjualan aktiva tetap (peralatan) Penerimaan bungan dan dividen Kas masuk dari kegiatan investasi Pembelian aktiva tetap (tanah dan bangunan) Arus kas dari kegiatan investasi



xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx



Dessy Tjahyawati A



xxx



Page 14



Arus kas dari kegiatan pendanaan: Penerbitan saham Pembayaran deviden Arus kas dari kegiatan pendanaan Kenaikan/penurunan kas bersih dan setara kas Kas dan setara kas pada awal periode Kas dan setara kas pada akhir periode



xxx (xxx) xxx xxx xxx xxx



c. Laporan arus kas perusahaan manufaktur Perusahaan XYZ Laporan Arus Kas Untuk periode yang berakhir 30 Juni 2010 Laba bersih Ditambah: Kenaikan utang usaha Kenaikan utang gaji Kenaikan utang bunga Kenaikan utang bank jangka panjang Kenaikan akumulasi penyusutan bangunan Kenaikan akumulasi penyusutan mesin pabrik Penurunan persediaan: Bahan baku Barang dalam proses Barang jadi Penurunan jumlah perlengkapan Penurunan sewa dibayar dimuka Dikurangi: Kenaikan obligasi Kenaikan piutang usaha Kenaikan piutang bunga



xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx (xxx) (xxx) (xxx) xxx



5. Catatan atas laporan keuangan (notes of financial statement) digunakan untuk menginformasikan kebijakan akuntansi yang mempengaruhi posisi keuangan dari hasil keuangan perusahaan. IFRS 6. Laporan posisi keuangan awal dalam hal penyajian kembali atau reklasifikasi. Bentuk-bentuk laporan keuangan: 1. All inclusive adalah semua laporan dimasukkan, contohnya laporan perubahan modal. 2. Current operating income adalah kejadian luar biasa tidak dimasukkan (berupa laporan keuangan pada tahun-tahun normal). 3. Comprehensive income adalah harta bersih tidak termasuk investasi dan didistribusikan.



Dessy Tjahyawati A



Page 15



☺ Laporan Keuangan Bank 1. Bank Umum Asing a. Neraca Bank XYZ Neraca (Dalam Jutaan Rupiah) ASET Kas Penempatan pada Bank Indonesia Penempatan pada bank lain Tagihan spot dan derivatif Surat berharga a. Diukur pada nilai wajar melalui laporan laba/rugi b. Tersedia untuk dijual c. Dimiliki hingga jatuh tempo d. Pinjaman diberikan dan piutang Surat berharga yang dijual dengan janji dibeli kembali (repo) Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo) Tagihan akseptasi Kredit a. Diukur pada nilai wajar melalui laporan laba/rugi b. Tersedia untuk dijual c. Dimiliki hingga jatuh tempo d. Pinjaman diberikan dan piutang Pembiayaan Syariah Penyertaan Cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan -/a. Surat berharga b. Kredit c. Lainnya Aset tidak berwujud Akumulasi amortisasi aset tidak berwujud -/Aset tetap dan inventaris Akumulasi penyusutan aset tetap dan inventaris -/Properti terbengkalai Aset yang diambil alih Rekening tunda Aset antarkantor a. Melakukan kegiatan operasional di Indonesia b. Melakukan kegiatan operasional di luar Indonesia



xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx (xxx) xxx (xxx) xxx (xxx) xxx xxx xxx xxx xxx



Cadangan kerugian penurunan nilai aset lainnya -/Penyisihan penghapusan aset non produktif -/Sewa pembiayaan Aset pajak tangguhan Rupa-rupa aset TOTAL ASET



Dessy Tjahyawati A



xxx (xxx) (xxx) xxx xxx xxx xxx



Page 16



KEWAJIBAN DAN MODAL Giro Tabungan Simpanan berjangka Dana investasi revenue sharing Kewajiban kepada Bank Indonesia Kewajiban kepada bank lain Kewajiban spot dan derivatif Kewajiban surat berharga yang dijual dengan janji dibeli kembali (repo) Kewajiban akseptasi Surat berharga yang diterbitkan Pinjaman yang diterima Setoran jaminan Kewajiban antarkantor a. Melakukan kegiatan operasional di Indonesia b. Melakukan kegiatan operasional di luar Indonesia Kewajiban pajak tangguhan Penyisihan penghapusan transaksi rekening administratif Rupa-rupa kewajiban Dana investasi (profit sharing) Kepentingan minoritas (minority interest) Modal pinjaman Modal disetor a. Modal dasar b. Modal yang belum disetor -/c. Saham yang dibeli kembali (treasury stock) -/Tambahan modal disetor a. Agio b. Disagio -/c. Modal sumbangan d. Penyesuaian akibat penjabaran laporan keuangan e. Pendapatan (kerugian) komprehensif lainnya f. Lainnya g. Dana setoran modal Selisih penilaian kembali aset tetap Selisih kuasi reorganisasi Selisih restrukturisasi entitas sepengendali Cadangan a. Cadangan umum b. Cadangan tujuan



xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx (xxx) (xxx) xxx (xxx) xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx



Laba/rugi a. Tahun-tahun lalu b. Tahun berjalan



xxx xxx xxx xxx



TOTAL KEWAJIBAN DAN MODAL



Dessy Tjahyawati A



Page 17



b. Laporan laba rugi Bank XYZ Laporan Laba Rugi (Dalam Jutaan Rupiah) PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONAL Pendapatan dan Beban Bunga a. Pendapatan Bunga 1. Rupiah 2. Valuta Asing



xxx xxx xxx



b. Beban Bunga 1. Rupiah 2. Valuta Asing



xxx xxx (xxx)



Pendapatan (Beban) Bunga Bersih Pendapatan dan Beban Operasional selain Bunga a. Pendapatan Operasional Selain Bunga 1. Peningkatan nilai wajar aset keuangan (mark to market) a. Surat berharga b. Kredit c. Spot dan derivatif d. Aset keuangan lainnya 2. Penurunan nilai wajar kewajiban keuangan (mark to market) 3. Keuntungan penjualan aset keuangan a. Surat berharga b. Kredit c. Aset keuangan lainnya



xxx



xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx



4. Keuntungan transaksi spot dan derivatif (realised) 5. Dividen, keuntungan dari penyertaan dengan equity method, komisi/provisi/fee dan administrasi



xxx



6. Koreksi atas cadangan kerugian penurunan nilai, penyisihan penghapusan aset non produktif, dan penyisihan penghapusan transaksi rekening administratif 7. Pendapatan lainnya



xxx xxx xxx



b. Beban Operasional Selain Bunga 1. Penurunan nilai wajar aset keuangan (mark to market) a. Surat berharga b. Kredit c. Spot dan derivatif d. Aset keuangan lainnya



xxx xxx xxx xxx xxx



2. Peningkatan nilai wajar kewajiban keuangan (mark to market) 3. Kerugian penjualan aset keuangan a. Surat berharga b. Kredit c. Aset keuangan lainnya 4. Kerugian transaksi spot dan derivatif (realised)



xxx xxx xxx xxx xxx xxx



Dessy Tjahyawati A



Page 18



5. Kerugian penurunan nilai aset keuangan (impairment) a. Surat berharga b. Kredit c. Pembiayaan syariah d. Aset keuangan lainnya 6. 7. 8. 9.



Penyisihan penghapusan transaksi rekening administratif Penyisihan kerugian risiko operasional Kerugian terkait risiko operasional Kerugian dari penyertaan dengan equity method, komisi/provisi/fee dan administrasi 10. Kerugian penurunan nilai aset lainnya (non keuangan) 11. Pembentukan penyisihan penghapusan aset non produktif 12. Beban tenaga kerja 13. Beban promosi 14. Beban lainnya Pendapatan (Beban) Operasional Selain Bunga Bersih



xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx



LABA (RUGI) OPERASIONAL PENDAPATAN DAN BEBAN NON OPERASIONAL Keuntungan (kerugian) penjualan aset tetap dan inventaris Keuntungan (kerugian) penjabaran transaksi valuta asing Pendapatan (beban) non operasional lainnya LABA (RUGI) NON OPERASIONAL LABA (RUGI) TAHUN BERJALAN Transfer laba (rugi) ke kantor pusat Pajak penghasilan a. Taksiran pajak tahun berjalan b. Pendapatan (beban) pajak tangguhan



(xxx) xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx



LABA (RUGI) BERSIH



Dessy Tjahyawati A



Page 19



c. Laporan komitmen dan kontinjensi Bank XYZ



Laporan Komitmen dan Kontinjensi (Dalam Jutaan Rupiah) TAGIHAN KOMITMEN 1. Fasilitas pinjaman yang belum ditarik a. Rupiah b. Valuta asing



xxx xxx



2. Posisi pembelian spot dan derivatif yang masih berjalan 3. Lainnya KEWAJIBAN KOMITMEN 1. Fasilitas kredit kepada nasabah yang belum ditarik a. BUMN i. Committed  Rupiah  Valuta asing



xxx xxx xxx



xxx xxx xxx



ii. Uncommitted  Rupiah  Valuta asing



xxx xxx xxx



b. Lainnya i. Committed ii. Uncommitted



xxx xxx xxx



Total Fasilitas kredit kepada nasabah yang belum ditarik 2. Fasilitas kredit kepada bank lain yang belum ditarik a. Committed i. Rupiah ii. Valuta asing



xxx



xxx xxx xxx



b. Uncommitted i. Rupiah ii. Valuta asing



xxx xxx xxx



Total Fasilitas kredit kepada bank lain yang belum ditarik 3. Irrevocable L/C yang masih berjalan a. L/C luar negeri b. L/C dalam negeri 4. Posisi penjualan spot dan derivatif yang masih berjalan 5. Lainnya TAGIHAN KONTINJENSI 1. Garansi yang diterima a. Rupiah b. Valuta asing



xxx xxx xxx xxx xxx xxx



xxx xxx xxx



2. Pendapatan bunga dalam penyelesaian a. Bunga kredit yang diberikan b. Bunga lainnya 3. Lainnya



xxx xxx xxx xxx



Dessy Tjahyawati A



Page 20



KEWAJIBAN KONTIJENSI 1. Garansi yang diberikan a. Rupiah b. Valuta asing



xxx xxx xxx xxx



2. Lainnya



d. Kewajiban penyediaan modal minimum Bank XYZ Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (Dalam Jutaan Rupiah) 1. KOMPONEN MODAL a. Dana Usaha  Dana Usaha  Modal disetor



xxx xxx xxx



b. Cadangan  Cadangan Umum  Cadangan Tujuan



xxx xxx



c. d. e. f.



2. 3. 4. 5.



Laba (rugi) tahun-tahun lalu yang dapat diperhitungkan (100%) Laba (rugi) tahun berjalan yang dapat diperhitungkan (50%) Dana Setoran Modal Pendapatan Komprehensif Lainnya : kerugian berasal dari penurunan penyertaan dalam kelompok tersedia utk dijual (100%) g. Pendapatan Komprehensif Lainnya : keuntungan berasal dari peningkatan penyertaan dalam kelompok tersedia utk dijual (45%) h. Revaluasi Aset Tetap (45%) i. Selisih kurang antara PPA dan cadangan kerugian penurunan nilai atas aset produktif j. Selisih kurang jumlah penyesuaian nilai wajar dari instrumen keuangan dalam trading book k. Cadangan umum aset produktif (maks. 1,25% dari ATMR) l. Faktor Pengurang Modal -/Angkanya Eksposur Sekuritisasi sama MODAL BANK ASING ( Jumlah a s.d k - l ) ASET TERTIMBANG MENURUT RISIKO (ATMR) UNTUK RISIKO KREDIT ASET TERTIMBANG MENURUT RISIKO (ATMR) UNTUK RISIKO OPERASIONAL ASET TERTIMBANG MENURUT RISIKO (ATMR) UNTUK RISIKO PASAR



xxx xxx xxx xxx xxx



6. RASIO KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM UNTUK RISIKO KREDIT DAN RISIKO OPERASIONAL (3+4:2) 7. RASIO KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM UNTUK RISIKO KREDIT DAN RISIKO PASAR (3+5:2) 8. RASIO KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM UNTUK RISIKO KREDIT, RISIKO OPERASIONAL DAN RISIKO PASAR (3+4+5:2)



xxx xxx xxx xxx xxx (xxx) (xxx) xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx



Dessy Tjahyawati A



Page 21



2. Bank Syariah a. Neraca Bank XYZ Neraca (Dalam Jutaan Rupiah) ASET Kas Penempatan pada Bank Indonesia a. Giro Wadiah b. Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI) c. Lainnya Total Penempatan pada Bank Indonesia Penempatan pada Bank Lain a. Rupiah PPA - Penempatan pada Bank Lain -/b. Valuta Asing PPA - Penempatan pada Bank Lain -/Total Penempatan pada Bank Lain Surat Berharga yang Dimiliki a. Rupiah i. Dimiliki Hingga Jatuh Tempo ii. Lainnya PPA - Rupiah -/b. Valuta Asing i. Dimiliki Hingga Jatuh Tempo ii. Lainnya PPA - Valuta Asing -/Total Surat Berharga yang Dimiliki Piutang Murabahah a. Rupiah i. Terkait dengan Bank 1. Piutang Murabahah 2. Pendapatan Margin Murabahah yang ditangguhkan ii. Tidak Terkait dengan Bank 1. Piutang Murabahah 2. Pendapatan Margin Murabahah yang ditangguhkan PPA - Rupiah -/Total Rupiah b. Valuta Asing i. Terkait dengan Bank 1. Piutang Murabahah 2. Pendapatan Margin Murabahah yang ditangguhkan ii. Tidak Terkait dengan Bank 1. Piutang Murabahah 2. Pendapatan Margin Murabahah yang ditangguhkan PPA - Valuta Asing -/Total Valuta Asing Total Piutang Murabahah Piutang Salam PPA - Piutang Salam -/Piutang Istishna Pendapatan Margin Istishna yang ditangguhkan -/PPA - Piutang Istishna -/-



xxx xxx xxx xxx xxx xxx (xxx) xxx (xxx) xxx



xxx xxx (xxx) xxx xxx (xxx) xxx



xxx xxx xxx xxx (xxx) xxx



xxx xxx xxx xxx (xxx) xxx



Dessy Tjahyawati A



xxx xxx (xxx) xxx (xxx) (xxx)



Page 22



Piutang Qardh PPA - Piutang Qardh -/Pembiayaan a. Rupiah 1. Pihak Terkait dengan Bank 2. Pihak Tidak Terkait dengan Bank PPA - Pembiayaan Rupiah -/b. Valuta Asing 1. Pihak Terkait dengan Bank 2. Pihak Tidak Terkait dengan Bank PPA - Pembiayaan Valuta Asing -/Total Pembiayaan Persediaan Ijarah a. Aset Ijarah b. Akumulasi Penyusutan/Amortisasi Aset Ijarah -/PPA - Aset Ijarah -/Total Ijarah Tagihan Lainnya PPA - Tagihan Lainnya -/Penyertaan PPA - Penyertaan -/Aset Istishna dalam penyelesaian Termin Istishna -/Pendapatan yang Masih Akan Diterima Biaya Dibayar Dimuka Uang Muka Pajak Aset Pajak Tangguhan Aset Tetap dan Inventaris Akumulasi Penyusutan Aset Tetap dan Inventaris -/Agunan yang Diambil Alih Aset Lain - lain TOTAL ASET KEWAJIBAN DAN MODAL Dana Simpanan Wadiah a. Giro Wadiah b. Tabungan Wadiah Total Dana Simpanan Wadiah Kewajiban Segera Lainnya Kewajiban Kepada Bank Indonesia a. FPJPS b. Lainnya Total Kewajiban Kepada Bank Indonesia Kewajiban kepada Bank Lain Surat Berharga yang Diterbitkan Pembiayaan/Pinjaman Yang Diterima a. Rupiah i. Pihak Terkait dengan Bank ii. Pihak Tidak Terkait dengan Bank b. Valuta Asing i. Pihak Terkait dengan Bank ii. Pihak Tidak Terkait dengan Bank Total Pembiayaan/Pinjaman Yang Diterima



xxx (xxx)



xxx xxx (xxx) xxx xxx (xxx) xxx xxx xxx xxx (xxx) xxx xxx (xxx) xxx (xxx) xxx (xxx) xxx xxx xxx xxx xxx (xxx) xxx xxx xxx



xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx



xxx xxx xxx xxx xxx



Dessy Tjahyawati A



Page 23



Estimasi Kerugian Komitmen dan Kontinjensi Beban Yang Masih Harus Dibayar Taksiran Pajak Penghasilan Kewajiban Pajak Tangguhan Kewajiban Lain - lain Pinjamin Subordinasi a. Rupiah i. Pihak Terkait dengan Bank ii. Pihak Tidak Terkait dengan Bank b. Valuta Asing i. Pihak Terkait dengan Bank ii. Pihak Tidak Terkait dengan Bank Total Pinjamin Subordinasi Rupa-rupa Pasiva Modal Pinjaman Hak Minoritas Dana Investasi Tidak Terikat (Mudharabah Muthlaqah) a. Tabungan Mudharabah b. Deposito Mudharabah i. Rupiah ii. Valuta Asing Total Dana Investasi Tidak Terikat (Mudharabah Muthlaqah) Modal a. Modal Disetor b. Agio (Disagio) c. Modal Sumbangan d. Dana Setoran Modal e. Penyesuaian Akibat Penjabaran Laporan Keuangan f. Selisih Penilaian Kembali Aset Tetap g. Laba (Rugi) Belum Terealisasi dari Surat Berharga h. Saldo Laba (Rugi) Total Modal TOTAL KEWAJIBAN DAN MODAL



xxx xxx xxx xxx xxx



xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx



Dessy Tjahyawati A



xxx xxx



Page 24



b. Laporan laba rugi Bank XYZ Laporan Laba Rugi (Dalam Jutaan Rupiah) PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONAL I. PENDAPATAN OPERASIONAL A. Pendapatan dari Penyaluran Dana 1. Dari Pihak Ketiga Bukan Bank a. Pendapatan Margin Murabahah b. Pendapatan Bersih Salam Paralel c. Pendapatan Bersih Istishna Paralel i. Pendapatan Istishna ii. Harga Pokok Istishna -/d. Pendapatan Sewa Ijarah e. Pendapatan bagi hasil Mudharabah f. Pendapatan bagi hasil Musyarakah g. Pendapatan dari Penyertaan h. Lainnya 2. Dari Bank Indonesia a. Bonus SWBI b. Lainnya 3. Dari Bank-bank Lain di Indonesia a. Bonus dari Bank Syariah Lain b. Pendapatan Bagi Hasil Mudharabah i. Tabungan Mudharabah ii. Deposito Mudharabah iii. Sertifikat Investasi Mudharabah Antar Bank iv. Lainnya c. Lainnya B. Pendapatan Operasional Lainnya 1. Jasa Investasi Terikat (Mudharabah Muqayyadah) 2. Jasa Layanan 3. Pendapatan Dari Transaksi Valuta Asing 4. Koreksi PPAP 5. Koreksi Penyisihan Penghapusan Transaksi Rekening Administratif 6. Lainnya Total Pendapatan Operasional II. Bagi hasil untuk Investor Dana Investasi Tidak Terikat 1. Pihak Ketiga Bukan Bank a. Tabungan Mudharabah b. Deposito Mudharabah c. Lainnya 2. Bank Indonesia a. FPJP Syariah b. Lainnya 3. Bank-bank Lain di Indonesia dan di Luar Indonesia a. Tabungan Mudharabah b. Deposito Mudharabah c. Sertifikat Investasi Mudharabah Antar Bank d. Lainnya III. Pendapatan Operasional Setelah Distribusi Bagi Hasil untuk Investor Dana Investasi Tidak Terikat



xxx xxx xxx (xxx) xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx



xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx (xxx) xxx



Dessy Tjahyawati A



Page 25



IV. Beban (Pendapatan) Penyisihan Penghapusan Aset V. Beban (Pendapatan) Estimasi Kerugian Komitmen dan Kontinjensi VI. Beban Operasional lainnya A. Beban Bonus Titipan Wadiah B. Beban Administrasi dan Umum C. Biaya Personalia D. Beban Penurunan Nilai Surat Berharga E. Beban Transaksi Valuta Asing F. Beban Promosi G. Beban Lainnya



(xxx) (xxx)



xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx (xxx) xxx



VII. Laba (Rugi) Operasional (III-(IV+V+VI)) PENDAPATAN DAN BEBAN NON OPERASIONAL VIII. Pendapatan Non Operasional IX. Beban Non Operasional X. Laba (Rugi) Non Operasional (VIII-IX) XI. Laba (rugi) Tahun Berjalan (VII+X) XII. Taksiran Pajak Penghasilan XIII. Jumlah Laba (Rugi)



xxx (xxx) xxx xxx (xxx) xxx



c. Laporan komitmen dan kontinjensi Bank XYZ



Laporan komitmen dan kontinjensi (Dalam Jutaan Rupiah) KOMITMEN Tagihan Komitmen 1. Fasilitas Pembiayaan Yang Diterima dan Belum Digunakan i. Posisi Pembelian Spot Yang Masih Berjalan a. Terkait Dengan Bank b. Tidak Terkait Dengan Bank ii. Posisi Pembelian Forward Yang Masih Berjalan a. Terkait Dengan Bank b. Tidak Terkait dengan Bank 2. Lainnya Jumlah Tagihan Komitmen Kewajiban Komitmen 1. Fasilitas Piutang Qardh Yang Belum Ditarik 2. Fasilitas Pembiayaan Kepada Nasabah Yang Belum Ditarik a. Pembiayaan Mudharabah b. Pembiayaan Musyarakah 3. Fasilitas Pembiayaan Kepada Bank Syariah Lain Yang Belum Ditarik 4. Irrevocable L/C Yang Masih Berjalan 5. Posisi Penjualan Spot Yang Masih Berjalan a. Terkait Dengan Bank b. Tidak Terkait Dengan Bank 6. Posisi Penjualan Forward Yang Masih Berjalan a. Terkait Dengan Bank b. Tidak Terkait Dengan Bank



xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx



Dessy Tjahyawati A



Page 26



xxx



7. Lainnya Jumlah Kewajiban Komitmen JUMLAH KOMITMEN BERSIH



(xxx) xxx



KONTINJENSI Tagihan Kontinjensi Garansi (Kafalah) Yang Diterima Pendapatan Yang Akan Diterima (Non-Lancar) a. Terkait Dengan bank b. Tidak Terkait Dengan Bank Lainnya Jumlah Tagihan Kontinjensi Kewajiban Kontinjensi Garansi (Kafalah) Yang Diberikan Lainnya Jumlah Kewajiban Kontinjensi JUMLAH KONTINJENSI BERSIH



xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx (xxx) xxx



d. Kewajiban penyediaan modal minimum Bank XYZ



Kewajiban penyediaan modal minimum (Dalam Jutaan Rupiah) I.



Komponen Modal A. Modal Inti 1. Modal Disetor 2. Cadangan Tambahan Modal (Disclosed Reserves) a. Agio Saham b. Disagio c. Modal Sumbangan d. Cadangan Umum dan Tujuan e. Laba Tahun-tahun Lalu Setelah Diperhitungkan Pajak f. Rugi Tahun-tahun Lalu g. Laba Tahun Berjalan Setelah Diperhitungkan Pajak (50%) h. Rugi Tahun Berjalan i. Selisih Penjabaran Laporan Keuangan Kantor Cabang Luar Negeri i. Selisih lebih ii. Selisih kurang j. Dana Setoran Modal k. Penurunan Nilai Penyertaan pada Portofolio Tersedia untuk Dijual 3. Goodwill Total Modal Inti B. Modal Pelengkap (maks. 100% dari modal inti) 1. Selisih Penilaian Kembali Aset Tetap 2. Cadangan Umum PPAP (maks. 1.25% dari ATMR) 3. Modal Pinjaman 4. Investasi Subordinasi (maks. 50% dari modal inti) 5. Peningkatan Nilai Penyertaan pada Portfolio Tersedia untuk dijual (45%) Total Modal Pelengkap C. Modal Pelengkap Tambahan 1. Modal Inti yang dialokasikan untuk Risiko Pasar



xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx



Dessy Tjahyawati A



Page 27



II. III. IV. V. VI. VII. VIII. IX. X.



2. Modal Pelengkap yang tidak digunakan untuk Risiko Penyaluran Dana 3. Investasi Subordinasi untuk Risiko Pasar 4. Jumlah Modal Pelengkap Tambahan (1 s/d 3) 5. Jumlah Modal Pelengkap Tambahan yang memenuhi kriteria untuk risiko pasar Total Modal Inti dan Modal Pelengkap (A+B) Total Modal Inti, Modal Pelengkap, dan Modal Pelengkap Tambahan (A+B+C) Penyertaan Total Modal Untuk Risiko Kredit (II-IV) Total Modal Untuk Risiko Kredit dan Risiko Pasar (III-IV) Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) Kredit Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) Pasar Aktiva Tertimbang Menurut Risiko Kredit dan Risiko Pasar Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum yang tersedia untuk Risiko Kredit (V : VII)



xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx



XI.



Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum yang tersedia untuk Risiko Kredit dan Risiko Pasar {VI : (VII+VIII)}



xxx



XII.



Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum yang diwajibkan (VII + VIII : VI)



xxx



3. Bank Umum a. Neraca Bank XYZ



Neraca (Dalam Jutaan Rupiah) ASET Kas Penempatan pada Bank Indonesia Penempatan pada bank lain Tagihan spot dan derivatif Surat berharga a. Diukur pada nilai wajar melalui laporan laba/rugi b. Tersedia untuk dijual c. Dimiliki hingga jatuh tempo d. Pinjaman diberikan dan piutang Surat berharga yang dijual dengan janji dibeli kembali (repo) Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo) Tagihan akseptasi Kredit a. Diukur pada nilai wajar melalui laporan laba/rugi b. Tersedia untuk dijual c. Dimiliki hingga jatuh tempo d. Pinjaman diberikan dan piutang Pembiayaan Syariah Penyertaan Cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan -/a. Surat berharga b. Kredit c. Lainnya Aset tidak berwujud



xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx (xxx) (xxx) (xxx) xxx



Dessy Tjahyawati A



Page 28



Akumulasi amortisasi aset tidak berwujud -/Aset tetap dan inventaris Akumulasi penyusutan aset tetap dan inventaris -/Properti terbengkalai Aset yang diambil alih Rekening tunda Aset antarkantor a. Melakukan kegiatan operasional di Indonesia b. Melakukan kegiatan operasional di luar Indonesia Cadangan kerugian penurunan nilai aset lainnya -/Penyisihan penghapusan aset non produktif -/Sewa pembiayaan Aset pajak tangguhan Rupa-rupa aset TOTAL ASET KEWAJIBAN DAN MODAL Giro Tabungan Simpanan berjangka Dana investasi revenue sharing Kewajiban kepada Bank Indonesia Kewajiban kepada bank lain Kewajiban spot dan derivatif Kewajiban surat berharga yang dijual dengan janji dibeli kembali (repo) Kewajiban akseptasi Surat berharga yang diterbitkan Pinjaman yang diterima Setoran jaminan Kewajiban antarkantor a. Melakukan kegiatan operasional di Indonesia b. Melakukan kegiatan operasional di luar Indonesia Kewajiban pajak tangguhan Penyisihan penghapusan transaksi rekening administratif Rupa-rupa kewajiban Dana investasi (profit sharing) Kepentingan minoritas (minority interest) Modal pinjaman Modal disetor a. Modal dasar b. Modal yang belum disetor -/c. Saham yang dibeli kembali (treasury stock) -/Tambahan modal disetor a. Agio b. Disagio -/c. Modal sumbangan d. Penyesuaian akibat penjabaran laporan keuangan e. Pendapatan (kerugian) komprehensif lainnya f. Lainnya g. Dana setoran modal Selisih penilaian kembali aset tetap Selisih kuasi reorganisasi Selisih restrukturisasi entitas sepengendali Cadangan



(xxx) xxx (xxx) xxx xxx xxx xxx xxx (xxx) (xxx) xxx xxx xxx xxx



xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx (xxx) (xxx) xxx (xxx) xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx



Dessy Tjahyawati A



Page 29



xxx xxx



a. Cadangan umum b. Cadangan tujuan Laba/rugi a. Tahun-tahun lalu b. Tahun berjalan TOTAL KEWAJIBAN DAN MODAL



xxx xxx xxx



b. Laporan laba rugi Bank XYZ



Laporan Laba Rugi (Dalam Jutaan Rupiah) PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONAL A. Pendapatan dan Beban Bunga 1. Pendapatan Bunga i. Rupiah ii. Valuta Asing 2. Beban Bunga i. Rupiah ii. Valuta Asing Pendapatan (Beban) Bunga Bersih B. Pendapatan dan Beban Operasional selain Bunga 1. Pendapatan Operasional Selain Bunga a. Peningkatan nilai wajar aset keuangan (mark to market) i. Surat berharga ii. Kredit iii. Spot dan derivatif iv. Aset keuangan lainnya b. Penurunan nilai wajar kewajiban keuangan (mark to market) c. Keuntungan penjualan aset keuangan i. Surat berharga ii. Kredit iii. Aset keuangan lainnya d. Keuntungan transaksi spot dan derivatif (realised) e. Dividen, keuntungan dari penyertaan dengan equity method, komisi/provisi/fee dan administrasi f. Koreksi atas cadangan kerugian penurunan nilai, penyisihan penghapusan aset non produktif, dan penyisihan penghapusan transaksi rekening administratif g. Pendapatan lainnya Total Pendapatan Operasional Selain Bunga 2. Beban Operasional Selain Bunga a. Penurunan nilai wajar aset keuangan (mark to market) i. Surat berharga ii. Kredit iii. Spot dan derivatif iv. Aset keuangan lainnya b. Peningkatan nilai wajar kewajiban keuangan (mark to market) c. Kerugian penjualan aset keuangan i. Surat berharga ii. Kredit iii. Aset keuangan lainnya



xxx xxx (xxx) (xxx) xxx



xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx



xxx xxx



xxx xxx xxx xxx xxx



xxx xxx xxx



Dessy Tjahyawati A



Page 30



d. Kerugian transaksi spot dan derivatif (realised) e. Kerugian penurunan nilai aset keuangan (impairment) i. Surat berharga ii. Kredit iii. Pembiayaan syariah iv. Aset keuangan lainnya f. Penyisihan penghapusan transaksi rekening administratif g. Penyisihan kerugian risiko operasional h. Kerugian terkait risiko operasional i. Kerugian dari penyertaan dengan equity method, komisi/provisi/fee dan administrasi j. Kerugian penurunan nilai aset lainnya (non keuangan) k. Pembentukan penyisihan penghapusan aset non produktif l. Beban tenaga kerja m. Beban promosi n. Beban lainnya Total Beban Operasional Selain Bunga Pendapatan (Beban) Operasional Selain Bunga Bersih LABA (RUGI) OPERASIONAL PENDAPATAN DAN BEBAN NON OPERASIONAL Keuntungan (kerugian) penjualan aset tetap dan inventaris Keuntungan (kerugian) penjabaran transaksi valuta asing Pendapatan (beban) non operasional lainnya LABA (RUGI) NON OPERASIONAL LABA (RUGI) TAHUN BERJALAN Transfer laba (rugi) ke kantor pusat Pajak penghasilan a. Taksiran pajak tahun berjalan b. Pendapatan (beban) pajak tangguhan LABA (RUGI) BERSIH



xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx (xxx) xxx xxx



xxx xxx xxx



Dessy Tjahyawati A



xxx xxx xxx xxx xxx xxx



Page 31



c. Laporan komitmen dan kontinjensi Bank XYZ



Laporan komitmen dan kontinjensi (Dalam Jutaan Rupiah) TAGIHAN KOMITMEN 1. Fasilitas pinjaman yang belum ditarik a. Rupiah b. Valuta asing 2. Posisi pembelian spot dan derivatif yang masih berjalan 3. Lainnya KEWAJIBAN KOMITMEN 1. Fasilitas kredit kepada nasabah yang belum ditarik a. BUMN i. Committed - Rupiah - Valuta asing ii. Uncommitted - Rupiah - Valuta asing b. Lainnya i. Committed ii. Uncommitted Total Fasilitas kredit kepada nasabah yang belum ditarik 2. Fasilitas kredit kepada bank lain yang belum ditarik a. Committed i. Rupiah ii. Valuta asing b. Uncommitted i. Rupiah ii. Valuta asing Total Fasilitas kredit kepada bank lain yang belum ditarik 3. Irrevocable L/C yang masih berjalan a. L/C luar negeri b. L/C dalam negeri 4. Posisi penjualan spot dan derivatif yang masih berjalan 5. Lainnya TAGIHAN KONTINJENSI 1. Garansi yang diterima a. Rupiah b. Valuta asing 2. Pendapatan bunga dalam penyelesaian a. Bunga kredit yang diberikan b. Bunga lainnya 3. Lainnya KEWAJIBAN KONTIJENSI 1. Garansi yang diberikan a. Rupiah b. Valuta asing 2. Lainnya



xxx xxx xxx xxx



xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx



xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx



xxx xxx xxx xxx xxx



xxx xxx xxx



Dessy Tjahyawati A



Page 32



d. Kewajiban penyediaan modal minimum Bank XYZ Kewajiban penyediaan modal minimum (Dalam Jutaan Rupiah) I. KOMPONEN MODAL A. Modal Inti 1. Modal Disetor 2. Cadangan Tambahan Modal i. Faktor penambah a. Agio b. Modal Sumbangan c. Cadangan Umum d. Cadangan Tujuan e. Laba tahun-tahun lalu yang dapat diperhitungkan (100%) f. Laba tahun berjalan yang dapat diperhitungkan (50%) g. Selisih lebih karena penjabaran laporan keuangan h. Dana Setoran Modal i. Waran yang diterbitkan (50%) j. Opsi saham yang diterbitkan dalam rangka program kompensasi berbasis saham (50%)



xxx



xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx



ii. Faktor pengurang a. Disagio b. Rugi tahun-tahun lalu yang dapat diperhitungkan (100%) c. Rugi tahun berjalan yang dapat diperhitungkan (100%) d. Selisih kurang karena penjabaran laporan keuangan e. Pendapatan komprehensif lain: Kerugian dari penurunan nilai wajar atas penyertaan dalam kategori Tersedia untuk Dijual f. Selisih kurang antara PPA dan cadangan kerugian penurunan nilai atas aset produktif g. Selisih kurang jumlah penyesuaian nilai wajar dari instrumen keuangan dalam trading book



xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx (xxx) xxx



Total Cadangan Tambahan Modal 3. Modal Inovatif a. Surat berharga subordinasi (perpetual non kumulatif) b. Pinjaman subordinasi (perpetual non kumulatif) c. Instrumen Modal Inovatif lainnya 4. Faktor Pengurang Modal Inti a. Goodwill b. Aset tidak berwujud lainnya c. Penyertaan (50%) d. Kekurangan modal pada perusahaan anak asuransi (50%) 5. Kepentingan Minoritas Total Modal Inti B. Modal Pelengkap 1. Level Atas (Upper Tier 2) a. Saham preferen (perpetual kumulatif) b. Surat berharga subordinasi (perpetual kumulatif) c. Pinjaman subordinasi (perpetual kumulatif) d. Mandatory convertible bond e. Modal inovatif yang tidak diperhitungkan sebagai Modal inti f. Instrumen modal pelengkap level atas (upper tier 2) lainnya g. Revaluasi aset tetap



Dessy Tjahyawati A



xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx



xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx



Page 33



h. Cadangan umum aset produktif (maks 1,25% ATMR) i. Pendapatan komprehensif lain: Keuntungan dari peningkatan nilai wajar atas penyertaan dalam kategori Tersedia untuk Dijual (45%) 2. Level Bawah (Lower Tier 2) maksimum 50 % Modal Inti a. Redeemable preference shares b. Pinjaman atau obligasi subordinasi yang dapat diperhitungkan c. Instrumen modal pelengkap level bawah (lower tier 2) lainnya 3. Faktor Pengurang Modal Pelengkap a. Penyertaan (50%) b. Kekurangan modal pada perusahaan anak asuransi (50%) Total Modal Pelengkap C. Faktor Pengurang Modal Inti dan Modal Pelengkap -/Angkanya sama Eksposur Sekuritisasi D. Modal Pelengkap Tambahan Yang Memenuhi Persyaratan (Tier 3) E. Modal Pelengkap Tambahan Yang Dialokasikan Untuk Mengantisipasi Risiko Pasar II. TOTAL MODAL INTI DAN MODAL PELENGKAP (A+B-C)



xxx xxx



xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx



III.



TOTAL MODAL INTI, MODAL PELENGKAP DAN MODAL PELENGKAP TAMBAHAN YANG DIALOKASIKAN UNTUK MENGANTISIPASI RISIKO PASAR (A+B-C+E) IV. ASET TERTIMBANG MENURUT RISIKO (ATMR) UNTUK RISIKO KREDIT V. ASET TERTIMBANG MENURUT RISIKO (ATMR) UNTUK RISIKO OPERASIONAL VI. ASET TERTIMBANG MENURUT RISIKO (ATMR) UNTUK RISIKO PASAR VII. RASIO KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM UNTUK RISIKO KREDIT DAN RISIKO OPERASIONAL {II:(IV+V)} VIII. RASIO KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM UNTUK RISIKO KREDIT DAN RISIKO PASAR {III:(IV+VI)} IX. RASIO KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM UNTUK RISIKO KREDIT, RISIKO OPERASIONAL DAN RISIKO PASAR {III:(IV+V+VI)}



xxx xxx xxx xxx xxx xxx



☺ Jurnal penutup (closing entries) adalah jurnal yang dibuat pada akhir periode akuntansi untuk menutup rekening-rekening nominal. Akun-akun yang memerlukan jurnal penutup: 1. Menutup akun pendapatan Pendapatan



xxx



Ikhtisar laba rugi



xxx



2. Menutup akun beban Ikhtisar laba rugi



xxx



Beban



xxx



3. Menutup akun ikhtisar laba rugi Jika laba: Ikhtisar laba rugi Modal



xxx xxx



Dessy Tjahyawati A



Page 34



Jika rugi: Modal Ikhtisar laba rugi 4. Menutup akun prive Modal



xxx xxx xxx



Prive



xxx



☺ Jurnal pembalik (reversing entries) adalah jurnal yang dibuat pada awal periode akuntansi berikutnya untuk membalik jurnal penyesuaian yang menimbulkan perkiraan riil baru. Hal-hal yang memerlukan jurnal pembalik: 1. Beban yang masih harus dibayar 2. Beban dibayar dimuka 3. Pendapatan yang masih harus diterima 4. Pendapatan diterima dimuka ☺ Jurnal koreksi adalah jurnal yang dilakukan untuk mendapatkan jurnal yang benar dan diperlukan untuk memperbaiki kesalahan pencatatan. Kesalahan yang sering terjadi dalam penjurnalan: 1. Kesalahan dalam jumlah nominal (angka rupiah) Biasanya kesalahan terjadi karena jumlah rupiah yang tercantum dalam jurnal terlalu besar atau terlalu kecil. 2. Kesalahan dalam mencantumkan nama akun (rekening/perkiraan) Kesalahan ini terjadi karena pencatatan dalam jurnal salah dalam mencantumkan nama rekening. 3. Kombinasi kesalahan dalam jumlah nominal dan pencantuman nama akun dalam jurnal ☺ Perbedaan biaya (cost) dengan beban (expense) 1. Biaya (cost) adalah pengorbanan sumber ekonomi untuk memperoleh barang dan jasa (aktiva) yang memberikan manfaat ekonomi untuk kegiatan selanjutnya dengan periode waktu lebih dari satu tahun dan uang yang dikeluarkan dalam jumlah yang besar. Biaya terletak di neraca, contohnya adalah sewa dibayar dimuka. 2. Beban (expense) adalah pengorbanan sumber ekonomi yang dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan (pengeluaran biaya yang telah terpakai) tetapi tidak memiliki manfaat ekonomi di masa yang akan datang dengan periode waktu kurang dari satu



Dessy Tjahyawati A



Page 35



tahun dan jumlah uang yang dikeluarkan relatif kecil. Beban terletak di laporan laba rugi, contohnya adalah beban sewa. Catatan: jadi beban adalah bagian daripada biaya yang telah digunakan untuk memperoleh pendapatan. ☺ Rekonsiliasi bank (bank reconsiliation) adalah laporan mengenai penyebab perbedaan antara catatan perusahaan dengan rekening koran. Jenis-jenis rekonsiliasi bank: 1. Rekonsiliasi bank dua kolom biasanya dibuat oleh perusahaan. 2. Rekonsiliasi bank empat kolom biasanya dibuat oleh auditor. 3. Rekonsiliasi bank delapan kolom biasanya dibuat oleh auditor. Penyebab perbedaan antara catatan perusahaan dengan rekening koran bank: Akun



Menurut buku



Menurut laporan



perusahaan



bank



Sudah dicatat



Belum dicatat



Sudah dicatat



Belum dicatat



Pembebanan oleh bank (bank charges)



Belum dicatat



Sudah dicatat



Penerimaan (inkaso) adalah Penagihan piutang dengan menggunakan



Belum dicatat



Sudah dicatat



Belum dicatat



Sudah dicatat



Ditambah/dikurang



Ditambah/dikurang



kan



kan



Belum dicatat



Sudah dicatat



Belum dicatat



Sudah dicatat



Belum dicatat



Sudah dicatat



Setoran dalam perjalanan (deposit in transit) Adalah setoran yang dilakukan oleh perusahaan (biasanya pada akhir suatu periode yang dicakup oleh rekening koran) dan uang setoran tersebut telah diterima oleh bank tetapi belum masuk dalam rekening koran bank karena rekening koran bank dibuat mendahului setoran tersebut. Cek yang masih beredar (outstanding checks ) adalah cek yang sudah dibuat dan diserahkan oleh perusahaan kepada penerima tetapi sampai akhir periode cek tersebut belum diuangkan di bank. Akibatnya perusahaan telah mencatat pengeluaran tetapi bank belum. Kas dan bank meliputi uang tunai dan simpanan-simpanan di bank ya



jasa bank Cek kosong (not sufficient fund) adalah cek yang ditolak oleh bank karena dananya tidak cukup Kesalahan pencatatan (pengaruhnya tergantung jenis kesalahan pencatatan) Tagihan wesel dan bunga langsung ditagihkan bank Jasa giro adalah balas jasa bank yang diberikan kepada perusahaan karena bank dapat memanfaatkan simpanan giro perusahaan. Biaya administrasi bank dalah biaya yang dibebankan oleh bank kepada perusahaan atas jasa bank melayani giro perusahaan.



Dessy Tjahyawati A



Page 36



Saldo Bank Bertambah: Setoran dalam perjalanan



Berkurang: Cek yang masih beredar Kesalahan pencatatan



Perusahaan XYZ Laporan Rekonsiliasi Bank Per 30 Juni 2010 xxx Saldo Perusahaan Bertambah: xxx Jasa giro Inkaso Penerimaan via bank Pendapatan bunga bank Kesalahan pencatatan xxx xxx Berkurang: (xxx) Biaya administrasi Transfer/pengeluaran Cek ditempat Cek kosong



Saldo bank yang benar



xxx



Saldo benar



perusahaan



xxx xxx xxx xxx xxx xxx



xxx xxx xxx xxx yang



(xxx) xxx



Ayat jurnal penyesuaian rekonsiliasi bank Yang dijurnal adalah faktor-faktor yang mempengaruhi saldo kas perusahaan bukan saldo bank. Transaksi Mencatat Inkaso atas tagihan perusahaan.



Ayat jurnal penyesuaian Kas



xxx



Biaya inkaso



xxx



Piutang Mencatat jasa giro dari bank.



Kas



xxx xxx



Pendapatan bunga Mencatat perbaikan kesalahan.



Kas



xxx xxx



Piutang Mencatat cek kosong (Cek TCD).



Piutang Kas



Mencatat penarikan cek di tempat.



Pengambilan prive Kas



Mencatat beban administrasi.



Biaya bank Kas



xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx



☺ Jenis-jenis Kas: 1. Cash at Bank adalah kas suatu perusahaan yang berada di bank. 2. Cash on Hand adalah kas keseluruhan yang berada di suatu perusahaan.



Dessy Tjahyawati A



Page 37



a. Cash (Kas) disini yang dimaksud dengan kas besar. b. Kas kecil (petty cash) adalah uang tunai yang dicadangkan oleh perusahaan yang digunakan untuk membayar pengeluaran-pengeluaran yang sifatnya rutin dalam jumlah rupiah yang relatif kecil. Pembentukan dana kas keci Pada saat dibentuknya dana kas kecil uangnya diambil dari bank dengan menggunakan cek yang diserahkan kepada pemegang kasir perusahaan tersebut. Dana kas kecil



xxx



Bank



xxx



Metode dana kas kecil: 1. Metode dana tetap (imprest fund method) adalah jumlah dana dalam rekening kas kecil selalu tetap (konstan) yang biasanya di isi dengan sejumlah uang yang telah ditetapkan untuk keperluan pembayaran selama jangka waktu tertentu, misalnya mingguan dan bulanan. 2. Metode dana berubah (fluctuation method) adalah saldo rekening kas kecil tetap, tetapi berfluktuasi sesuai dengan jumlah pengisian kembali dan pengeluaran-pengeluaran dari kas kecil (tergantung besar kecilnya pengeluaran yang terjadi untuk periode tertentu). Transaksi Pembentukan dana kas kecil



Metode imprest Kas kecil



xxx



Bank Pengeluaran dari kas kecil



Pengisian kembali kas kecil



xxx



xxx xxx



Kas kecil Kas kecil xxx



Bank



xxx xxx xxx



Dibuat jurnal penyesuaian



kecil belum diisi kembali atau metode imprest)



xxx



Bank Biaya....



xxx



Bank Saat laporan keuangan dibuat (kas



Kas kecil



Tidak ada jurnal Biaya....



Metode fluktuasi



Biaya.... Kas kecil



Tidak ada jurnal peyesuaian



xxx xxx



☺ Karakteristik Kas 1. Bertambahnya saldo (D). Yang terdapat pada jurnal khusus karena bertambahnya saldo ini yaitu dalam penerimaan kas.



Dessy Tjahyawati A



Page 38



Setoran Tabungan



Kas



xxx Utang (tabungan)



Setoran Bunga



xxx



Kas



xxx Pendapatan (bunga)



Setoran Kredit Nasabah



Kas



Setoran Jasa Transfer



Kas



Penjualan



Kas



Setoran Giro



Kas



Setoran Deposito



Kas



xxx xxx



Piutang



xxx xxx



Pendapatan



xxx xxx



Pendapatan



xxx xxx



Utang (Giro)



xxx xxx



Utang (Deposito)



xxx



2. Berkurangnya Saldo (K) Yang terdapat pada jurnal khusus dalam berkurangnya saldo ini yaitu dalam penerimaan kas. Penarikan Tabungan Penarikan Giro Penarikan Deposito Pembayaran Pajak Pembayaran Gaji Penarikan Bunga Pembelian Tunai



Utang Kas Utang (Giro) Kas Utang (Deposito) Kas Beban (Pajak) Kas Beban (Gaji) Kas Beban (bunga) Kas Pembelian Kas



xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx



☺ Kliring adalah tata cara perhitungan hutang piutang dalam bentuk surat-surat dagang dan surat-surat berharga dari suatu bank terhadap bank lainnya dengan maksud agar penyelesaiannya dapat terselenggara dengan mudah dan aman, serta untuk memperluas dan memperlancar lalu lintas pembayaran giral. Bank A : Kliring



Rp. xxx



Giro-Rekening Tn. B



Rp. xxx



Setelah diketahui hasilnya: Bank Indonesia-Giro.



Rp. xxx



Kliring



Rp. xxx



Bank B: Giro-Rekening Tn. A Bank Indonesia-Giro



Rp. xxx Rp. xxx



Dessy Tjahyawati A



Page 39



Atau Bank B: Giro-Rekening Tn. B



Rp. xxx



Bank Indonesia-Giro



Rp. xxx



Bank A: Bank Indonesia-Giro



Rp. xxx



Giro-Rekening Tn. A



Rp. xxx



☺ Giro adalah simpanan dari pihak ketiga kepada bank yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan sek, surat perintah pembayaran lainnya, atau dengan cara pemindah bukuan. Transaksi Pembukaan : Kas



Rp. xxx



Giro-rekening Tn. A



Rp. xxx



Barang cetakan-buku cek



Rp. xxx



Penyetoran Kliring : Bank Indonesia-Giro



Rp. xxx



Warkat Kliring



Rp. xxx



Apabila kliring berhasil : Kliring



Rp. xxx



Giro-Rekening A



Rp. xxx



Penyetoran melalui transfer : Bank B-Giro



Rp. xxx



Giro-Rekening Tn. A



Rp. xxx



Penarikan giro : Giro-Rekening Tn. A



Rp. xxx



Kas Rupiah



Rp. xxx



Penarikan secara kliring : Giro-Rekening Tn. A



Rp. xxx



Bank Indonesia-Giro



Rp. xxx



Penarikan dengan amanat : Giro-Rekening Giro Hubungan antar kantor-Cabang....



Rp. xxx Rp. xxx



Dessy Tjahyawati A



Page 40



Pembukuan Jasa Giro : Bunga Giro



Rp. xxx



Giro-Rekening Tn. A



Rp. xxx



☺ Tabungan adalah simpanan masyarakat yang penarikannya dapat dilakukan oleh si penabung sewaktu-waktu dikehendaki. Pembukaan : Kas



Rp. xxx



Tabungan-rekening Tn. A



Rp. xxx



Penyetoran dengan cek : Giro-rekening Tn.A



Rp. xxx



RAK-Cabang....



Rp. xxx



Tabungan-Rekening Tn. B



Rp. xxx



Penyetoran antar cabang : Rekening Antar Kantor-Cabang....



Rp. xxx



Tabungan-Rekening Tn. A



Rp. xxx



Penarikan : Cabang lain : Rekening Antar Kantor-Jakarta



Rp. xxx



Kas



Rp. xxx



Cabang Penerbit : Tabungan-Rekening Tn. A



Rp. xxx



Rekening Antar Kantor-Bandung



Rp. xxx



Pembebanan Bunga : Biaya Bunga-Tabungan



Rp. xxx



Tabungan-Rekening Tn. A



Rp. xxx



Penutupan Rekening : Tabungan-Rekening Tn. A Kas



Rp. xxx Rp. xxx



☺ Persediaan Metode penilaian persediaan: 1. Last in first out (LIFO) metode masuk terakhir keluar pertama adalah metode untuk menghitung harga pokok penjualan dan persediaan akhir dari hasil melakukan stock opname pada akhir suatu periode akuntansi. Harga pokok penjualan dihitung dengan



Dessy Tjahyawati A



Page 41



menggunakan harga barang yang masuk terakhir ke gudang dan di keluarkan dahulu. Maka, barang yang masih ada yang belum terjual adalah barang dari persediaan awalnya. 2. First in first out (FIFO) metode masuk pertama keluar pertama adalah harga pokok dari barang-barang yang pertama kali dibeli adalah barang yang pertama kali dijual. Dalam metode ini, persediaan akhir dinilai dengan harga pokok pembelian yang paling akhir. 3. Average (rata-rata) adalah metode untuk menghitung harga pokok penjualan dan persediaan akhir dari hasil melakukan stock opname pada akhir suatu periode akuntansi. Harga pokok penjualan dihitung dengan menggunakan harga rata-rata dari keseluruhan barang yang dimiliki perusahaan. Maka, harga pokok barang terjual dan barang yang masih belum terjual atau persediaan akhir adalah sama besar. Notes: dalam IFRS metode LIFO dan FIFO tidak dipergunakan.



Metode pencatatan persediaan: 1. Metode fisik (sistem periodik) adalah persediaan hanya dicatat pada akhir periode akuntansi, dan untuk mendapatkan nilai persediaan secara periodik maka diakhir periode dilakukan perhitungan fisik (stock opname). Artinya, mutasi persediaan barang tidak dicatat dalam akun persediaan (tidak mencatat mutasi persediaan). 2. Metode perpetual (buku) adalah pencatatan atas persediaan barang dagang yang dilakukan secara kontinyu (terus menerus), yaitu setiap transaksi yang mempengaruhi persediaan barang dagang dicatat kedalam akun persediaan barang dagang. Artinya, mutasi persediaan barang langsung dicatat dalam akun persediaan (mencatat mutasi persediaan).



Dessy Tjahyawati A



Page 42



Perbedaan metode fisik dengan metode perpetual Transaksi Pembelian Pembayaran Pembelian



Biaya



Angkut



Penjualan



Retur Pembelian & PH Retur Penjualan & PH



Potongan pembelian



Potongan penjualan



Pembayaran biaya angkut penjualan Perhitungan HPP



Penyesuaian Persediaan akhir



Metode Fisik Pembelian Utang Dagang/Kas Beban Angkut Pembelian Kas Kas/Piutang Dagang Penjualan



Utang Dagang/Kas Retur Pembelian & PH Retur Penjualan & PH Kas/Piutang Dagang



Utang Dagang Potongan Pembelian Kas Kas Potongan Penjualan Piutang Dagang Beban angkut penjualan Kas HPP Persediaan awal Pembelian Beban angkut pembelian Retur pembelian & PH Potongan Pembelian Pembelian bersih Barang Siap untuk dijual Persediaan akhir HPP Iktisar L/R Persediaan barang dag Persediaan barang dag Ikhtisar L/R



Metode Perpetual Persediaan barang Utang dagang/Kas Persediaan barang dagang Kas Kas/Piutang Dagang Penjualan (Menurut harga Jual) Harga Pokok Penjualan Persediaan barang dag (Menurut harga pokok) Utang dagang/Kas Persediaan barang dag Retur Penjualan & PH Kas/Piutang dagang (Menurut harga jual) Persediaan barang dagang HPP (Menurut Harga Pokok) Utang Dagang Potongan Pembelian Kas Kas Potongan Penjualan Piutang Dagang Beban angkut penjualan Kas HPP akan dihitung berdasarkan persediaan barang



kartu



Tidak perlu penyesuaian kecuali jika terdapat koreksi yang perlu disesuaiakan



Jenis perusahaan dan persediaannya: 1. Perusahaan Jasa (misal: konsultan, agen, broker, dll) = Tidak memiliki persediaan. 2. Perusahaan Dagang (misal: toko, mini market, dll) = Persediaannya berupa barang jadi. 3. Perusahaan Manufaktur (misal: pabrik gula, pabrik pakaian jadi, dll) = Persediaannya berupa: bahan baku, bahan penolong, barang dalam proses, barang jadi.



Dessy Tjahyawati A



Page 43



Masalah Pemilikan Persediaan Barang: 1. Barang dalam perjalanan (goods in Transit) a. FOB Shipping Point adalah kepemilikan atas suatu barang akan berpindah ke tangan pembeli pada saat barang diserahkan ke pihak pengangkutan. b. FOB Destination adalah kepemilikan atas suatu barang akan berpindah ke tangan pembeli pada saat barang sudah diterima oleh pembeli. 2. Barang-barang yang dipisahkan (Segregated Goods) adalah Kontrak penjualan barang dalam jumlah besar sehingga pengirimannya tidak dapat dilakukan sekaligus. 3. Barang-barang konsinyasi (Consigment Goods) adalah Dalam cara penjualan titipan, barang-barang yang dititipkan untuk dijual (dikonsinyasikan) haknya masih tetap pada yang menitipkan sampai saat barang-barang tersebut dijual. 4. Penjualan Angsuran (Installment Sales) adalah Dalam penjualan angsuran, hak atas barang tetap pada penjual sampai seluruh harga jualnya dilunasi. ☺ Harga pokok produksi Metode penentuan harga pokok produksi: 1. Variabel costing adalah Merupakan suatu metode penentuan harga pokok produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi variabel saja. 2. Full costing adalah metode penentuan harga pokok produksi, yang membebankan seluruh biaya produksi baik yang berperilaku tetap maupun variabel kepada produk. Metode pengumpulan harga pokok produksi: 1. Metode harga pokok pesanan (job order cost method) adalah metode pengumpulan harga pokok produk di mana biaya dikumpulkan untuk setiap pesanan atau kontrak atau jasa secara terpisah, dan setiap pesanan atau kontrak dapat dipisahkan identitasnya. Contoh: perusahaan percetakan, kontraktor bangunan, kantor akuntan atau konsultan, pabrik botol dan sebagainya. Jurnal Pencatatan Biaya Bahan Baku a. Jurnal untuk mencatat pembelian bahan baku Persediaan bahan baku xxx Utang dagang (Kas) xxx b. Jurnal untuk mencatat pemakaian bahan baku Barang dalam proses xxx Persediaan bahan baku xxx Jika rekening barang dalam proses dipecah menurut elemen biaya produksi, maka jurnalnya adalah: Barang dalam proses biaya bahan baku xxx Persediaan bahan baku xxx



Dessy Tjahyawati A



Page 44



c. Jurnal untuk mencatat pembelian retur Utang dagang (Kas) Persediaan bahan baku



xxx xxx



Jurnal Pencatatan Biaya Tenaga Kerja a. Jurnal untuk mencatat kewajiban Gaji dan Upah Gaji dan Upah xxx Utang gaji dan upah xxx b. Jurnal untuk mencatat pembayaran Gaji dan Upah Utang gaji dan upah xxx Kas xxx c. Jurnal untuk mencatat alokasi Gaji dan Upah Barang dalam proses–BTKL BOP sesungguhnya-BTKTL



xxx xxx



Biaya administrasi (gaji bagian pemasaran) xxx Biaya administrasi (gaji bagian administrasi) xxx Gaji upah xxx Jurnal Pencatatan Biaya Overhead Pabrik a. Jurnal untuk mencatat BOP sesungguhnya BOP sesungguhnya xxx Persediaan bahan penolong xxx Biaya sewa xxx Biaya listrik xxx Biaya asuransi pabrik xxx Berbagai macam rekening yang di kredit xxx b. Jurnal untuk mencatat pembebanan BOP berdasarkan tarif yang ditentukan di muka. Barang dalam proses xxx BOP dibebankan xxx Jika rekening barang dalam proses dipecah menurut elemen biaya produksi, maka jurnalnya adalah: Barang dalam proses BOP xxx BOP dibebankan xxx Jika rekening barang dalam proses dipecah menurut elemen biaya produksi, maka jurnalnya adalah: Barang dalam proses BOP xxx BOP dibebankan xxx c. Jurnal untuk penutup BOP dibebankan BOP dibebankan BOP sesungguhnya



xxx xxx



Dessy Tjahyawati A



Page 45



d. Jurnal untuk mencatat selisih BOP Jika BOP sesungguhnya lebih besar daripada BOP dibebankan, selisihnya bersifat tidak menguntungkan (unfavorable) dan dijurnal: Selisih BOP xxx BOP sesungguhnya xxx Jika BOP sesungguhnya lebih kecil daripada BOP dibebankan, maka selisihnya bersifat menguntungkan dan dijurnal: BOP sesungguhnya xxx Selisih BOP xxx Jurnal untuk menutup rekening BOP BOP dibebankan BOP sesungguhnya Selisih BOP



xxx xxx xxx



Jurnal Pencatatan Produk Selesai a. Untuk mencatat barang jadi yang diserahkan dari produksi ke bagian: Persediaan barang jadi xxx Barang dalam proses xxx b. Jika rekening barang dalam proses dipecah menurut elemen biaya produksi: Persediaan barang jadi Barang dalam proses BBB Barang dalam proses BTK Barang dalam proses BOP



xxx xxx xxx xxx



Jurnal Pencatatan Barang Dlm Proses Akhir a. Untuk mencatat persediaan barang dalam proses akhir periode: Persediaan barang dalam proses xxx Barang dalam proses xxx b. Jika rekening barang dalam proses dipecah menurut elemen biaya produksi : Persediaan barang dalam proses Barang dalam proses BBB Barang dalam proses BTK Barang dalam proses BOP



xxx xxx xxx xxx



Jurnal Pencatatan Barang Jadi Kepada Pemesan a. Jurnal untuk mencatat harga pokokpenjualan Harga pokok penjualan xxx Persediaan barang jadi xxx b. Jurnal untuk mencatat hasil penjualan : Kas/Piutang dagang Penjualan



xxx xxx



Dessy Tjahyawati A



Page 46



2. Metode harga pokok proses (proses cost method) adalah mnetode pengumpulan harga pokok produk dimana biaya dikumpulkan untuk setiap satuan waktu tetentu, misalnya bulan, triwulan, semester, tahun. Contoh: pabrik semen, kertas, petrokimia, tekstil, penyulingan minyak mentah, PLN, air minum, perusahaan angkutan dan sebagainya. Process Costing



Job Order Costing



terus-menerus



terputus-putus



Produk yang dihasilkan



standar



tergantung pada pesanan



Produk ditujukan untuk



mengisi gudang



memenuhi pesanan



Biaya produksi dikumpulkan



tiap periode



tiap pesanan



Harga pokok satuan dihitung



akhir periode



pesanan selesai



Proses pengolahan produksi



☺ Rasio keuangan: 1. Rasio likuiditas (rasio neraca) adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka panjang. a. Current ratio yaitu kemampuan perusahaan untuk membayar utang yang segera harus dipenuhi dengan aktiva lancar. Aktiva lancar x 100 % Utang lancar b. Cash ratio yaitu ratio untuk mengukur kemampuan membayar hutang yang segera harus dipenuhi dengan kas yang tersedia dalam perusahaan dan efek yang dapat diuangkan. Kas + Bank (Efek) x 100 % Utang lancar c. Quick Ratio, yaitu ratio untuk mengetahui kemampuan perusahaan untuk membayar hutang yang harus segera dibayar dengan aktiva lancar di luar persediaan. Aktiva lancar - persediaan x 100 % Utang lancar d. Working capital to total asset ratio yaitu ratio antara persediaan dengan (aktiva lancar minus hutang lancar) atau ratio antara persediaan dengan modal kerja. Persediaan x 100 % Aktiva lancar - Utang lancar 2. Ratio Leverage atau Rasio solvabilitas (rasio neraca) yaitu ukuran atas dana yang disediakan pemilik dibandingkan dengan keuangan yang diberikan kreditur (kemampuan perusahaan untuk membayar semua utang dengan aktiva).



Dessy Tjahyawati A



Page 47



a. Total Debt to equity ratio yaitu ratio antara total hutang dengan modal sendiri. Hutang lancar + Hutang jangka panjang Jumlah modal sendiri b. Total debt to total capital assets adalah beberapa bagian dari keseluruhan kebutuhan dana yang dibelanjai dengan utang atau berapa bagian dari aktiva yang digunakan untuk menjamin utang. Hutang lancar + Hutang jangka panjang Jumlah modal (aktiva) c. Tangible assets debt coverage yaitu ratio antara aktiva tetap berwujud dengan hutang jangka panjang. Utang jangka panjang Modal sendiri d. L ong term debt to equity ratio yaitu ratio antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri. Jumlah aktiva – Intangibles – utang lancar Hutang jangka panjang e. Times interest earned ratio adalah besarnya jaminan keuntungan untuk membayar bunga utang jangka panjang. EBIT Bunga utang jangka panjang 3. Rasio aktivitas (rasio antar laporan keuangan, neraca dan laba rugi) adalah a. Total assets turnover adalah kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva berputar dalam suatu periode tertentu atau kemampuan modal yang diinvestasikan untuk menghasilkan revenue. Penjualan netto Jumlah aktiva b. Receivable turnover adalah kemampuan dana yang tertanam dalam piutang dalam piutang berputar dalam suatu periode tertentu. Penjualan kredit Piutang rata-rata c. Average collection period adalah periode rata-rata yang diperlukan untuk mengumpulkan piutang. (Piutang rata-rata x 360) Penjualan kredit d. Inventory turnover adalah kemampuan dana yang tertanam dalam inventory berputar dalam suatu periode tertentu atau likuiditas dari inventory dan tendensi untuk adanya overstock. Harga pokok penjualan Inventory rata-rata



Dessy Tjahyawati A



Page 48



e. Average day’s inventory adalah periode menahan persediaan rata-rata periode ratarata persediaan barang berada di gudang. (inventory rata-rata x 360) Harga pokok penjualan f. Working capital turnover adalah kemampuan modal kerja (netto) berputar dalam suatu periode siklus kas ( cash cycle ) dari perusahaan. Penjualan netto (aktiva lancar - utang lancar) 4. Rasio rentabilitas atau rasio provitabilitas (rasio laporan laba rugi) adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dengan modal yang ada. a. Gross Profit Margin adalah laba kotor per rupiah penjualan. Laba kotor Penjualan bersih b. Net Profit Margin adalah keuntungan neto per rupiah penjualan. Laba setelah pajak Penjualan bersih c. Earning Power of Total investment adalah kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan bagi semua investor. Laba sebelum pajak Total aktiva d. Return on Equity adalah kemampuan dari modal sendiri untuk menghasilkan keuntungan bagi seluruh pemegang saham. Laba setelah pajak Ekuitas pemegang saham ☺ Just in time (JIT) adalah tarikan permintaan dimana produksi dilakukan pada saat dibutuhkan dan jumlahnya sesuai pesanan. ☺ Taxable dan deduxtable : bagi yang menerima merupakan penghasilan wajib pajak maka bagi perusahaan yang membayar boleh dijadikan biaya, tetapi jika bagi yang menerima bukan penghasilan wajib pajak maka bagi perusahaan yang membayar tidak boleh dicatat sebagai biaya. ☺ Aktiva Metode penyusutan aktiva tetap: 1. Metode Garis Lurus (Straight Line Method) adalah metode depresiasi yang paling sederhana dan banyak digunakan karena depresiasi tiap periode jumlahnya sama (kecuali kalau ada penyesuaian-penyesuaian).



Dessy Tjahyawati A



Page 49



Cara perhitungannya: Depresasi =



Harga perolehan – nilai sisa Taksiran umur kegunaan



2. Metode Jam Jasa (Service Hours Method) adalah beban depresiasi dihitung dengan dasar satuan jam jasa. Beban depresiasi periodik besarnya akan sangat tergantung pada jam jasa yang terpakai (digunakan). Cara perhitungannya: Depresasi per jam =



Harga perolehan – nilai sisa Taksiran jam jasa



3. Metode Hasil Produksi (Productive Output Method) adalah Beban depresiasi dihitung dengan dasar satuan hasil produksi, sehingga depresiasi tiap periode akan berfluktuasi sesuai dengan fluktuasi dalam hasil produksi. Cara perhitungannya: Depresasi per unit =



Harga perolehan – nilai sisa Taksiran hasil produksi (unit)



4. Metode Beban Berkurang (Reducing Charge Method) adalah beban depresiasi tahuntahun pertama akan lebih besar daripada beban depresiasi tahun-tahun berikutnya. a. Jumlah angka Tahun (Sum Of Years’ Digits Method) adalah depresiasi dihitung dengan cara mengalikan bagian pengurang (reducing fractions) yang setiap tahunnya selalu menurun dengan harga perolehan dikurangi nilai residu. Cara perhitungannya: Sum of the year digits =



N (N + 1) 2



Keterangan: N = masa manfaat



b. Saldo menurun (Declining Balance Method) adalah depresiasi periodik dihitung dengan cara mengalikan tarif yang tetap dengan nilai buku aktiva. Cara perhitungannya: Beban penyusutan = 2 x tarif garis lurus x nilai buku awal tahun c. Double Declining Balance Method adalah beban depresiasi tiap tahunnya menurun dengan cara dikalikan dua dan setiap tahunnya dikalikan pada nilai buku aktiva tetap. d. Tarif Menurun (Declining Rate On Cost Method) adalah tarif ini setiap periode dikalikan dengan harga perolehan



Dessy Tjahyawati A



Page 50



Pertukaran aktiva tetap: 1. Pertukaran aktiva tidak sejenis (dissimilar assets) adalah pertukaran aktiva tetap yang sifat dan fungsinya tidak sama. Dalam pertukaran aktiva tetap yang tidak sejenis, perbedaan antara nilai buku yang diserahkan dengan nilai wajar yang digunakan sebagai dasar pencatatan aktiva yang diperoleh pada tanggal transaksi terjadi harus diakui sebagai laba atau rugi pertukaran aktiva tetap. 2. Pertukaran aktiva sejenis (smilar asset) adalah pertukaran aktiva tetap yang sifat dan fungsinya sama. Dalam pertukaran aktiva tetap yang sejenis laba yang timbul akan ditangguhkan (mengurangi harga perolehan aktiva yang bersangkutan). ☺ Piutang usaha Metode pencatatan piutang usaha: 1. Metode Penyisihan/Metode Pembentukan Cadangan Piutang/Metode Penghapusan Tidak Langsung (Allowance Method) Perusahaan menentukan jumlah piutang tak tertagih berdasarkan taksiran atau estimasi. Akhir periode dibuat



Beban piutang tak tertagih



xxx



Penyisihan piutang ragu-ragu Piutang benar-benar tak tertagih



Penyisihan piutang ragu-ragu



xxx xxx



Piutang dagang Piutang



yang



sudah



xxx



dihapuskan Piutang dagang



dilunasi kembali



xxx



Penyisihan piutang ragu-ragu Kas



xxx xxx



Piutang dagang



xxx



2. Metode Penghapusan Langsung (Direct Write-Off Method) Pencatatan piutang tak tertagih hanya akan dilakukan apabila piutang dagang dari debitur sudah dapat dipastikan tidak akan tertagih lagi Akhir periode dibuat



Tidak ada jurnal



Piutang benar-benar tak tertagih



Beban piutang tak tertagih



xxx



Piutang dagang Piutang



yang



dilunasi kembali



sudah



dihapuskan Piutang dagang



xxx xxx



Beban piutang tak tertagih Kas Piutang dagang



Dessy Tjahyawati A



xxx xxx xxx



Page 51



☺ Pajak Pajak penghasilan final adalah pajak penghasilan yang bersifat final, yaitu bahwasetelah pelunasannya, kewajiban pajak telah selesai dan penghasilan yang dikenakan pajak penghasilan final tidak digabungkan dengan jenis penghasilan lainyang terkena pajak penghasilan yang bersifat tidak final Bunga deposito dan tabungan Penghasilan dari transaksi saham



20% 0.1% x Jumlah bruto nilai transaksi penjualan seluruh saham Ditambah. 0.5% x nilai pasar saham saat IPO untuk saham pendiri. Hadiah atas undian 25% x Jumlah bruto nilai undian Penghasilan dari pengalihan hak atas tanah 5 % x Nilai Pengalihan dan/atau bangunan Penghasilan bunga atau diskonto obligas 15 % x jumlah bruto (untuk WP dalam negeri dan BUT). 20 % x jumlah bruto (untuk WP luar negeri) atau (berdasarkan tarif persetujuan penghindaran pajak berganda). Imbalan jasa konstruksi 2 % x imbalan bruto jasa pelaksanaan konstruksi. 4 % x imbalan bruto jasa perencanaan konstruksi dan jasa pengawasan konstruksi Tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPnBM) 1. Tarif PPN adalah 10% (sepuluh persen). 2. Tarif PPN sebesar 0% (sepuluh persen) diterapkan atas: 



Ekspor Barang Kena Pajak (BKP) Berwujud







Ekspor BKP Tidak Berwujud







Ekspor Jasa Kena Pajak.



3. Tarif PPnBM adalah paling rendah 10% (sepuluh persen) dan paling tinggi 200% (dua ratus persen). 4. Tarif PPnBM atas ekspor BKP yang tergolong mewah adalah 0% (nol persen). Pajak penghasilan (PPh) 1. PPh pasal 21 adalah pasal yang mengatur pajak yang dikenakan terhadap penghasilan yang diterima dari pekerjaan/jasa baik dalam hubungan kerja maupun dari pekerjaan bebas oleh wajib pajak perorangan dalam negeri.



Dessy Tjahyawati A



Page 52



Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)



Penghasilan Kena Pajak (PKP)



WP orang pribadi.



15.840.000



Sampai dengan Rp 50.000.000



Tambahan untuk WP yang kawin.



1.320.000



Di



atas



Rp



50.000.000



5% -



Rp



15%



Di atas Rp 250.000.000 – Rp



25%



250.000.000,00 Tambahan untuk seorang istri



15.840.000



yang penghasilannya digabung



500.000.000



dengan penghasilan suami. Tambahan untuk setiap anggota



1.320.000



Di atas Rp 500.000.000



30%



keluarga yang sedarah dalam satu garis keturunan serta anak angkat (maksimal 3 orang). Wajib Pajak badan dalam negeri dan bentuk usaha tetap (BUT) adalah sebesar 28%



2. PPh pasal 22 adalah tentang penghasilan yang berasal dari penjualan pada instansi pemerintah, impor, dan industri tertentu (industri rokok, industri kertas, industri otomotif, industri semen, industri baja, Pertamina, Bulog untuk tepung terigu dan gula pasir). PPh pasal 22 impor



2,5% (dengan API) 7,5% (tanpa API) 0,5% (kedelai, gandum, terigu dengan API) 7,5% (yang tidak dikuasai)



PPh pasal 22 bendahara pemerintah, kuasa pengguna anggaran, pejabat penerbit SPM, bendahara pengeluaran PPh pasal 22 pedagang pengumpul PPh pasal 22 migas



PPh pasal 22 industri



PPh pasal 22 barang mewah



Nilai impor



Harga lelang



jual



1,5% Harga beli 0,25% 0,25% BBM SPBU Pertamina 0,3% BBM SPBU Non Pertamina 0,3% BBG 0,3% Pelumas 0,25% Semen 0,1% Kertas 0,3% Baja 0,45% Otomotif 5%



Penjualan



DPP PPN Harga jual



3. PPh pasal 23 adalah tentang penghasilan yang diperoleh dari penggunaan harta atau modal (deviden, bunga, royalti, hadiah penghargaan, sewa, dan jasa). Deviden Bunga, termasuk premium, diskonto, dan imbalan karena jaminan pengembalian utang 15% Royalti Hadiah, penghargaan, bonus selain yang telah dipotong PPh pasal 21 Sewa dan penghasilan sehubungan dengan penggunaan harta 2%



Dessy Tjahyawati A



Page 53



Jasa teknik, jasa manajemen, jasa konstruksi, jasa konsultas, jasa akuntansi, jasa pengeboran, jasa penambangan, jasa penerbangan, jasa penebangan hutan, jasa pengolahan limbah, jasa penyedia 2% tenaga kerja, perdagangan surat-surat berharga, jasa penitipan, dan jasa pengisian suara.



4. PPh pasal 24 adalah tentang penghasilan yang berasal dari luar negeri. 5. PPh pasal 25 adalah tentang angsuran pajak yang menggunakan stelsel anggapan. 6. PPh pasal 26 adalah PPh yang dikenakan/dipotong atas penghasilan yang bersumber dari Indonesia yang diterima/diperoleh wajib pajak luar negeri selain bentuk usaha tetap (BUT) diIndonesia. Penghasilan bruto Perkiraan penghasilan neto



20% 20%



Jenis-jenis tarif pajak: 1. Tarif Proporsional adalah tarif pajak yang persentasenya tetap/sama untuk setiap jenis objek pajak. Contoh: PPN 2. Tarif progresif adalah tarif pajak yang persentasenya semakin besar jika objek pajak bertambah. Contoh: PPh 3. Tarif Degresif adalah tarif pajak yang persentasenya semakin rendah jika objek pajak bertambah. 4. Tarif tetap adalah tarif berupa jumlah yang tetap terhadap berapapun jumlah yang dikenai pajak. Contoh: bea materai. ☺ Deplesi (depletion) adalah berkurangnya harga perolehan (cost) atau nilai sumbersumber alam seperti tambang dan hutan yang disebabkan oleh pengolahan terhadap sumber-sumber alam tersebut. Nama lain dari deplesi adalah amortisasi (amortization). Cara perhitungannya: Deplesi =



Nilai perolehan – nilai residu Jumlah potensi



Perbedaan deplesi dan depresiasi :  Depresiasi 1. Pengakuan terhadap pengurangan service (manfaat ekonomi). 2. Aktiva tetap dapat diganti jika sudah habis. 3. Alokasi harga perolehan ke pendapatan periode untuk suatu service yang dihasilkan.



Dessy Tjahyawati A



Page 54



 Deplesi 1. Pengakuan terhadap pengurangan kuantitas yang terjadi dalam sumber-sumber alam. 2. Untuk aktiva tetap yang tidak dapat diganti langsung dengan aktiva tetap yang sama jika sudah habis. 3. Pengakuan terhadap perubahan langsung dari sumber alam menjadi barang yang dapat dijual. Metode Perhitungan Deplesi: 1. Harga perolehan aktiva tetap maksudnya adalah pengeluaran sejak mendapat ijin dari pemerintah sampai sumber alam dapat diambil hasilnya). Harga perolehan meliputi: harga perolehan sumber alam, biaya eksplorasi sumber alam, dan biaya pembangunan sumber alam (Intangible Development Cost) 2. Taksiran nilai sisa maksudanya adalah jika sumber alam sudah selesai dieksploitasi 3. Taksiran hasil maksudnya adalah yang secara ekonomis dapat dieksploitasi ☺ Perbedaan stock split, stock deviden, dan outsanding stock  Stock split adalah pemecahan saham. Contoh: dari 1000 lbr saham menjadi 500 lbr saham.  Stock deviden adalah deviden yang dibagikan dalam bentuk saham.  Outsanding stock (saham yang beredar) adalah saham yang masih tersisa di tangan pemegang saham. ☺ Bunga berjalan adalah bunga yang terjadi sejak tanggal pembayaran bunga terakhir sampai dengan tanggal penjualan/emisi obligasi. ☺ Deviden (dividend) adalah pembagian laba kepada pemegang saham berdasarkan banyaknya saham yang dimiliki. Jenis-jenis dividen: 1. Dividen tunai adalah metode paling umum untuk pembagian keuntungan. Dibayarkan dalam bentuk tunai dan dikenai pajak pada tahun pengeluarannya. 2. Dividen saham adalah cukup umum dilakukan dan dibayarkan dalam bentuk saham tambahan, biasanya dihitung berdasarkan proporsi terhadap jumlah saham yang dimiliki. 3. Dividen properti adalah dibayarkan dalam bentuk aset. Pembagian dividen dengan cara ini jarang dilakukan. 4. Dividen interim adalah dibagikan sebelum tahun buku perusahaan berakhir.



Dessy Tjahyawati A



Page 55



☺ Saham adalah surat berharga yang merupakan tanda bukti kepemilikan seseorang atau badan terhadap suatu perusahaan. Jenis-jenis saham: 1. Berdasarkan prioritas pemberian deviden a. Saham preferen adalah saham yang pemiliknya akan memiliki hak lebih dibanding hak pemilik saham biasa. Pemegang saham preferen akan mendapat dividen lebih dulu dan juga memiliki hak suara lebih dibanding pemegang saham biasa. b. Saham biasa adalah suatu sertifikat atau piagam yang memiliki fungsi sebagai bukti pemilikan suatu perusahaan dengan berbagai aspek-aspek penting bagi perusahaan. Pemilik saham akan mendapatkan hak untuk menerima sebagaian pendapatan tetap atau deviden dari perusahaan serta kewajiban menanggung resiko kerugian yang diderita perusahaan. 2. Berdasarkan kapitalisasi BI: a. Big cap = kapitalisasi di atas 1 triliyun b. Mid cap = kapitalisasi 100 milyar - 1 triliyun c. Small cap = kapitalisasi di bawa 1 milyar 3. Berdasarkan fundamental: a. Income stock adalah saham yang mempunyai pasar luas. b. Growth stock adalah saham yang memimpin dalam industri yang prospektif. c. Speculative stock adalah saham perusahaan yang belum pasti menghasilkan hasil yang tetap. d. Cyclical stock adalah saham perusahaan yang pergerakannya mengikuti gerak ekonomi makro. e. Defensive stock adalah saham perusahaan yang tidak dipengaruhi situasi ekonomi. ☺ Obligasi adalah surat utang yang diterbitkan oleh pemerintah atau perusahaan. Menentukan Harga Obligasi Harga jual atau harga beli obligasi tidak selalu sebesar nominalnya. Besarnya harga obligasi ditentukan oleh tingkat bunga obligasi, semakin besar bunganya, harga obligasi semakin tinggi dan sebaliknya. Untuk mengetahui apakah bunga obligasi cukup besar, bandingkan persentase bunga obligasi dengan persentase bunga di pasar. Perbandingan ini menghasilkan 2 pengertian: 1. Agio adalah persentase bunga obligasi melebihi tingkat bunga di pasar. 2. Disagio adalah persentase bunga obligasi kurang atau lebih rendah dari tingkat bunga di pasar.



Dessy Tjahyawati A



Page 56



Jenis-jenis obligasi: 1. Dari sisi penerbit: a. Corporate bond, yaitu obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan. b. Government bond, yaitu obligasi yang diterbitkan oleh Pemerintah Pusat. c. Municipal bond, yaitu obligasi yang diterbitkan oleh Pemda. 2. Sistem pembayaran : a. Zero coupon bond, yaitu obligasi yang tidak mewajibkan penerbitnya membayar coupon (bunga) kepada pemegangnya. b. Coupon bond (fixed coupun bond & Floating coupon bond), yaitu obligasi yang mewajibkan penerbit untuk membayar coupon (bunga) baik tetap (fixed coupon bond) maupun bungan mengambang (floating coupon bond). c. Junk Bond adalah oligasi yang memberikan tingkat keuntungan (kupon) yang tinggi, tetapi juga mengandung risiko yang sangat tinggi pula. 3. Dari sisi Hak penukaran : a. Convertible bond, yaitu obligasi yang dapat ditukar dengan saham penerbitnya (ditukar saham emiten). b. Exchangable bond, yaitu obligasi yang dapat ditukar dengan saham afiliasi milik penerbit/emiten. c. Callable bond, yaitu obligasi yang memberi hak kepada penerbitnya untuk melakukan penarikan/pelunasan pada waktu tertentu (waktu penarikan biasanya sudah diatur dalam perjanjian waktu penerbitan obligasi). d. Putable bond, yaitu obligasi yang memberikan hak kepada pemilik/pemegang untuk menukarkan/meminta pelunasan kepada penerbit/emiten. 4. Dari sisi Jaminan : a. Secure bond , yaitu obligasi yang dijamin pelunasannya dengan assets tertentu. b. Guaranteed bond, jika penjaminnya adalah pihak ke 3. c. Mortgage bond, jika dijamin dengan real properties (gedung) d. Collateral trust bond, jika dijamin dengan surat berharga (sekuritas, receivables). e. Unsecured bond (Debentures), yaitu obligasi yang tidak dijamin oleh assets tertentu. 5. Menurut perusahaan: a. Obligasi dengan jaminan (mortgage bonds) adalah obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan dengan menggunakan jaminan suatu aset real. Sehingga jika



Dessy Tjahyawati A



Page 57



perusahaan gagal memenuhi kewajibannya, maka pemegang obligasi berhak untuk mengambil alih aset tersebut. b. Obligasi tanpa jaminan (debentures atau unsecured bond) adalah obligasi yang diterbitkan tanpa menggunakan suatu jaminan aset real tertentu. c. Obligasi konversi adalah obligasi yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk mengkonversikan obligasi tersebut dengan sejumlah saham perusahaan pada harga yang telah ditetapkan, sehingga pemegang obligasi mempunyai kesempatan untuk memperoleh capital gain. d. Obligasi yang disertai warrant, dengan adanya waran, maka pemegang obligasi mempunyai hak untuk membeli saham perusahaan pada harga yang telah ditentukan. e. Obligasi tanpa kupon (zero coupon bond) adalah obligasi yang tidak memberikan pembayaran bunga. Obligasi ini umumnya ditawarkan pada harga dibawah nilai parnya (discount). f. Obligasi dengan tingkat bunga mengambang (floating rate bond) adalah obligasi yang memberikan tingkat bunga yang besarnya disesuaikan dengan fluktuasi tingkat bunga pasar yang berlaku. g. Sovereign Bonds adalah obligasi yang diterbitkan oleh suatu negara dalam mata uangnya sendiri, tetapi dijual di negara lain dalam mata uang negara tersebut.  Yankee bonds adalah obligasi yang diterbitkan dalam mata uang US$ oleh pihak yang memerlukan dana di luar negeri untuk para investor Amerika.  Eurobonds adalah obligasi yang diterbitkan oleh pihak asing dan obligasi ini dijual di luar negara yang mata uangnya digunakan sebagai denominasi obligasi.  Samurai bonds adalah obligasi dalam denominasi yen, yang diterbitkan di Jepang oleh pemerintah atau perusahaan negara lain.  Dragon bonds adalah obligasi yang harganya ditetapkan di Asia untuk para investor Asia selain Jepang. Tipe obligasi: a. Premium bonds adalah obligasi dengan harga lebih tinggi daripada nilai nominalnya dikatakan dijual pada harga premi. b. Discount bonds adalah obligasi dengan harga lebih rendah daripada nilai nominalnya dikatakan dijual pada harga diskon. c. Par bonds adalah obligasi dengan harga sama dengan nilai nominalnya dikatakan dijual pada harga par.



Dessy Tjahyawati A



Page 58



Resiko-resiko obligasi: 1. Interest-Rate Risk Harga dari sebuah obligasi akan berubah pada arah yang berlawanan dari perubahan tingkat bunga: Jika tingkat suku bunga naik, maka harga obligasi akan turun. Begitu pula sebaliknya, jika suku bunga turun maka harga obligasi akan naik. 2. Reinvestment Risk Variabilitas pada tingkat reinvestment akibat adanya perubahan pada tingkat bunga pasar dinamakan reinvestment risk. 3. Call Risk Sebagian perusahaan menetapkan untuk menarik atau membeli obligasi yang diterbitkannya pada harga dan waktu tertentu. 4. Default Risk Berkaitan dengan risiko gagal bayar, artinya risiko penerbit obligasi yang mengalami kebangkrutan. 5. Inflation Risk Peningkatan Inflation risk atau purchasing power risk disebabkan oleh bervariasinya nilai aliran kas yang diterima oleh investor akibat dampak adanya security due inflasi. 6. Exchange-Rate Risk Obigasi yang diperdagangkan denominasi valuta asing, memiliki nilai yang tidak dapat diketahui dengan pasti. Nilai obligasi dalam mata uang lokal baru dapat diketahui ketika pembayaran kupon atau nilai pokok pinjaman terjadi. 7. Liquidity Risk atau marketable risk Bergantung pada kemudahan suatu obligasi untuk dijual kembali sebesar nilai obligasinya. 8. Volatility Risk Harga suatu jenis obligasi tertentu bergantung pada tingkat suku bunga dan faktorfaktor lainnya yang mempengaruhi nilai obligasi tersebut. ☺ Reksadana (collective investment scheme) adalah wadah untuk menghimpun dana masyarakat yang dikelola oleh badan hukum yang bernama manajer investasi untuk kemudian diinvestasikan ke aset finansial lainnya.



Dessy Tjahyawati A



Page 59



Jenis-jenis reksadana: 1. Dari segi bentuknya: a. Reksadana Berbentuk Perseroan (corporate type) Dalam bentuk reksadana ini, perusahaan penerbit reksadana menghimpun dana dengan menjual saham, dan selanjutnya dana dari hasil penjualan tersebut diinvestasikan pada berbagai jenis efek yang diperdagangkan di pasarkan di pasar modal maupun pasar uang. b. Reksadana berbentuk Kontak Investasi Kolektif (contractual type). Reksadana bentuk ini, merupakan kontrak antara Manajer Investasi dengan Bank Kustodian yang mengikat Pemegang Unit Penyertaan, di mana Manajer Investasi diberi wewenang untuk mengelola portofolio investasi kolektif dan Bank Kustodian diberi wewenang untuk melaksanakan penitipan kolektif. 2. Dilihat dari sifatnya: a. Reksadana bersifat Tertutup (close-end fund) merupakan reksadana yang tidak dapat membeli kembali saham-saham yang telah dijual kepada pemodal. Artinya, pemegang saham tidak dapat menjual kembali sahamnya kepada manajer investasi. b. Reksadana bersifat Terbuka (open-end fund) merupakan reksadana yang menawarkan dan membeli kembali saham-saham menjualnya dari pemodal sampai sejumlah modal yang sudah dikeluarkan. 3. Dilihat dari tujuan investasinya: a. Growth Fund adalah reksadana yang menekankan pada upaya mengejar pertumbuhan nilai dana. Reksa dana jenis ini biasanya mengalokasikan dananya pada saham. b. Income Fund adalah reksadana yang mengutamakan pendapatan konstan. Reksa dana jenis ini mengalokasikan dananya pada surat hutang dan obligasi. c. Safety Fund adalah reksadana yang mengutamakan keamanan daripada pertumbuhan. Reksa dana jenis ini umumnya mengalokasikan danannya di pasar uang, seperti deposito berjangka, sertifikat deposito dan surat hutang jangka pendek. 4. Dilihat dari portofolio investasinya: a. Reksadana Pendapatan tetap adalah reksadana dengan investasi yang sekurangkurangnya 80% dari dana yang dikelola (aktiva -nya) dalam bentuk efek bersifat hutang.



Dessy Tjahyawati A



Page 60



b. Reksadana Saham adalah reksadana dengan investasi yang sekurang-kurangnya 80% dari dana yang dikelolanya diinvestasikan dalam efek bersifat ekuitas. c. Reksadana Pasar Uang adalah reksadana yang investasinya ditanam pada efek bersifat hutang dengan jatuh tempo yang kurang dari satu tahun. d. Reksadana Campuran adalah reksadana yang mempunyai perbandingan target aset alokasi pada efek saham dan pendapatan tetap yang tidak dapat dikategorikan ke dalam ketiga reksadana lainnya ☺ Treasury stock adalah saham perusahaan yang dibeli kembali dari peredaran untuk sementara waktu. Metode pencatatan transaksi saham treasury stock: 1. Metode nilai nominal Pembelian treasury stock dipandang sebagai penghentian peredaran sebagian saham yang beredar. Jika treasury stock dijual lagi maka penjualannya dianggap mencari pemegang saham baru. 2. Metode harga perolehan. Pembelian treasury stock dipandang sebagai tambahan terhadap elemen modal yang belum ditentukan penyelesaiannya (biasa dijual kembali/tidak). Pencatatan treasury stock 1. Metode Harga Perolehan. a. Saat membeli/menarik saham: Treasury stock xxx Kas xxx b. Saat dijual kembali di atas harga perolehan: Kas xxx Treasury stock xxx Agio Saham xxx c. Saat dijual kembali sama dengan harga perolehan: Kas



xxx



Treasury stock xxx d. Saat dijual kembali di bawah harga perolehan: Kas Agio Saham Retained Earning Treasury stock



xxx xxx xxx xxx



Dessy Tjahyawati A



Page 61



2. Metode Harga Nominal. a. Saat membeli/menarik saham – di atas nilai nominal: Treasury stock



xxx



Agio saham



xxx



Retained Earning



xxx



Kas



xxx



b. Saat membeli/menarik saham – di bawah nilai nominal: Treasury stock



xxx



Kas



xxx



Agio Saham



xxx



c. Saat dijual kembali – di atas nilai nominal: Kas



xxx Treasury stock



xxx



Agio Saham



xxx



d. Saat dijual kembali – di bawah harga nominal: Kas



xxx



Disagio Saham Treasury stock



xxx xxx



☺ Penggolongan biaya: 1. Menurut hubungannya dengan produk: a. Biaya pabrikasi/pabrik adalah biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap dijual.  Biaya bahan baku adalah biaya yang membentuk bagian integral dari barang jadi. Contoh: Biaya pembelian Kayu di perusahaan meubel.  Biaya tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang dikerahkan untuk mengubah bahan langsung menjadi barnag jadi. Contoh: Biaya untuk pembayaran pegawai yang membuat meja.  Biaya overhead pabrik b. Biaya komersial:  Biaya pemasaran adalah biaya-biaya yang terjadi untuk melaksanakan kegiatan pemasaran produk. Contoh: biaya iklan, biaya promosi, dll.  Biaya administrasi dan umum adalah biaya yang dikeluarkan dalam mengatur dan mengendalikan organisasi. Contoh: biaya gaji karyawan.



Dessy Tjahyawati A



Page 62



2. Menurut hubungan pertanggungjawaban: a. Biaya Terkendali adalah biaya yang dikeluarkan oleh suatu tempat biaya dan atas pengeluaran biaya tersebut seseorang harus mempertanggungjawabkan. Contoh: Biaya pemasangan iklan merupakan biaya terkendali bagi manager pemasaran. b. Biaya Tak Terkendali adalah biaya yang tidak bisa dibebankan tanggungjawab pengeluarannya pada seseorang manajer/pimpinan pusat biaya. Contoh: Biaya penggunaan bahan merupakan biaya tidak terkendali bagi manager pembelian. 3. Menurut pengambilan keputusan: a. Biaya Relevan adalah biaya yang diperkirakan nantinya akan muncul, yang berbeda diantara berbagai alterantif. b. Biaya Tidak Relevan adalah biaya yang tidak termasuk biaya relevan 4. Menurut waktu pengakuan: a. Biaya produk adalah biaya yang terjadi dalam rangka membuat produk/melekat pada produk. b. Biaya periode adalah biaya yang terjadi dalam satu periode yang tidak ada kaitannya dengan pembuatan produk. 5. Menurut hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai: a. Biaya langsung adalah (Direct Cost) adalah biaya yang secara jelas dan secara ekonomis dapat ditelusuri kedalam objek biaya. b. Biaya tidak langsung adalah (Indirect Cost) adaah biaya yang tidak dapat ditelusuri atau dialokasikan dengan mudah ke objek biaya. 6. Menurut jangka waktu manfaatnya: a. Pengeluaran modal (capital expenditures) adalah pengeluaran-pengeluaran untuk memperoleh suatu manfaat yang akan dirasakan lebih dari satu periode akuntansi. b. Pengeluaran pendapatan (revenue expenditures) adalah pengeluaran-pengeluaran untuk memperoleh suatu manfaat yang hanya dirasakan dalam periode akuntansi yang bersangkutan. 7. Menurut perilakunya dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan: a. Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap walaupun aktivitas bisnis mengalami kenaikan atau penurunan dalam kisar volume kegiatan tertentu. Contoh: biaya sewa gedung.



Dessy Tjahyawati A



Page 63



Grafiknya: Biaya tetap per unit



Biaya sewa (rupiah)



Biaya sewa (rupiah)



Biaya tetap total



Unit produksi



Unit produksi



b. Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah secara proporsional sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Contoh: BBB, BTKL Grafiknya:



Biaya variabel per unit



BBB (rupiah)



BBB (rupiah)



Biaya variabel total



Unit produksi



Unit produksi



c. Biaya semivariabel adalah biaya yang berubah tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan (mengandung unsur biaya tetap dan biaya variabel). Contoh: biaya listrik untuk penerangan termasuk biaya tetap, tetapi biaya abonemennya termasuk biaya variabel. Gambarnya:



A



B



Dessy Tjahyawati A



Page 64



8. Istilah lain: a. Sunk cost adalah biaya yang telah dikeluarkan dan tidak dapat dipulihkan kembali (biaya yang terjadi pada masa lalu). b. Opportunity cost adalah biaya yang hilang karena memilih satu alternatif tertentu. ☺ Opini audit: 1. Pendapat wajar tanpa pengecualian (Unqualified Opinion) Diberikan karena : Auditor telah melaksanakan pemeriksaan sesuai dengan standar auditing (SPAP), mengumpulkan bahan bukti yang cukup, tidak menemukan adanya kesalahan material atas penyimpangan dari Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU). 2. Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelas (Unqualified Opinion with Explanatory Language) Dalam keadaan tertentu, auditor menambahkan suatu paragraf penjelas (atau bahasa penjelas yang lain) dalam laporan audit, meskipun tidak mempengaruhi pendapat wajar tanpa pengecualian atas laporan keuangan keuangan auditan. 3. Pendapat wajar dengan pengecualian (Qualified Opinion) Pendapat wajar dengan pengecualian diberikan apabila auditee menyajikan secara wajar laporan keuangan, dalam semua hal yang material sesuai dengan Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU) di Indonesia, kecuali untuk dampak hal-hal yang dikecualikan. 4. Pendapat tidak wajar (Adverse Opinion) diberikan karena auditor mengetahui adanya ketidakwajaran dalam laporan keuangan klien dan ruang lingkup auditor dibatasi sehingga bukti kompeten yang cukup untuk mendukung pendapatnya tidak dapat dikumpulkan. 5. Tidak memberikan pendapat (Disclaimer of Opinion) diberikan karena auditor tidak cukup memperoleh bukti mengenai kewajaran laporan keuangan auditan atau karena auditor tidak independen dalam hubungannya dengan klien. ☺ Jenis-jenis kertas kerja audit: 1. Berkas tahun berjalan (Current file) adalah berkas berjalan berisikan informasi yang berkaitan dengan audit yang sedang dilakukan. 2. Berkas permanen (Permanent file) adalah berkas permanen yang berisikan data/informasi yang diperlukan oleh auditor untuk memahami gambar umum audit. 3. Berkas surat menyurat (Correspondence file) adalah berkas yang berisikan korespondensi dengan klien, berupa surat menyurat, fachsimile.



Dessy Tjahyawati A



Page 65



☺ Langkah-langkah audit: 1. Melakukan audit pendahuluan 2. Melakukan review terhadap pengendalian manajemen 3. Melakukan audit lanjutan 4. Pelaporan ☺ Jenis-jenis audit: 1. Jenis audit menurut pihak yang melakukan audit a. Audit intern adalah audit yang dilakukan oleh pihak dari dalam organisasi auditi. Contoh: Pemerintah Daerah dilakukan oleh aparat pengawasan intern daerah yang bersangkutan (Bawasda), Kementerian Negara dilakukan oleh inspektorat jenderal departemen, dan Pemerintah Pusat dilakukan oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP). b. Audit ekstern adalah audit yang dilakukan oleh pihak di luar organisasi auditi. Dalam pemerintahan Republik Indonesia, peran audit ekstern dijalankan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). 2. Jenis audit menurut tujuan pelaksanaan audit a. Audit keuangan adalah audit atas laporan keuangan. b. Audit kinerja adalah pemeriksaan atas pengelolaan keuangan negara yang terdiri atas pemeriksaan aspek ekonomi dan efisiensi serta pemeriksaan aspek efektivitas. 3. Audit dengan tujuan tertentu a. Audit ketaatan adalah audit yang dilakukan untuk menilai kesesuaian antara kondisi/pelaksanaan kegiatan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. b. Audit investigatif adalah audit yang dilakukan untuk membuktikan apakah suatu indikasi penyimpangan atau kecurangan benar terjadi atau tidak terjadi. ☺ Jenis-jenis jasa Kantor Akuntan Publik (KAP): 1. Jasa Atestasia dalah suatu pernyataan pendapat atau perimbangan seseorang yang independen dan kompeten mengenai kesesuaian, dalam segala hal yang signifikan, asersi suatu entitas dengan kriteria yang telah ditetapkan. a. Audit Contoh: audit atas laporan keuangan historis. b. Pemeriksaan (Examination) Auditor dalam melaksanakan penugasan jasa ini akan memberikan pendapat atas asersi-asersi suatu pihak sesuai dengan kriteria yang ditentukan.



Dessy Tjahyawati A



Page 66



c. Penelaahan (jasa review) dilakukan dengan wawancara dengan manajemen dan analisi komparatif informasi keuangan suatu perusahaan. d. Prosedur yang telah disepakati bersama (agreed upon Procedures) Contoh auditor dan klien sepakat bahwa prosedur tertentu akan dilakukan atas elemen tertentu akan dilakukan atas elemen tertentu laporan keuangan misalnya akun atau rekening kas dan surat berharga. 2. Jasa Nonatestasi a. Jasa Akuntansi dapat diberikan melalui aktivitas pencatatan, penjurnalan, posting, jurnal penyesuain dan penyusunan laporan keuangan klien (jasa kompilasi) serta perancangan sistem akuntansi klien. b. Jasa Perpajakan meliputi pengisian surat laporan pajak, dan perencanaan pajak. c. Jasa Konsultasi Manajemen merupakan fungsi pemberian konsultasi dengan memberikan saran dan bantuan teknis kepada klien untuk peningkatan penggunaan kemampuan dan sumber daya untuk mencapai tujuan perusahaan klien. ☺ Organisasi sektor publik tidak pernah bisa meninggalkan konsep “3E” (Value For Money), apa maksudnya? Jelaskan! Jawab: Karena organisasi sektor publik sering dinilai sebagai sarang inefisiensi, pemborosan, sumber kebocoran dana, dan institusi yang selalu merugi, maka digunakanlah konsep 3E yaitu: a. Efisiensi adalah hubungan antara input dengan output. Efisiensi terjadi jika sejumlah output tertentu dapat dicapai dengan jumlah input yang lebih kecil. a. Efektivitas adalah tercapainya tujuan atau manfaat, dimana efektivitas diukur berdasarkan seberapa jauh tingkat output, kebijakan dan prosedur organisasi dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. b. Ekonomis adalah kemampuan untuk mencapai hasil yang memenuhi standar mutu dan waktu tertentu dengan biaya yang minimum. Ekonomis/hemat berhubungan dengan perolehan input untuk pelaksanaan kegiatan, yaitu bila harga/nilai input menjadi lebih rendah/murah/hemat. ☺ Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU)  Prinsip akuntansi berterima umum (PABU), terutama standar akuntansi, menentukan bentuk, isi, dan susunan statemen keuangan.  Pedoman resmi yang membentuk PABU ditetapkan dengan cara saksama (due process).



Dessy Tjahyawati A



Page 67



 Rerangka konseptual harus dijabarkan dalam bentuk standar akuntansi (accounting standards) sebagai pedoman operasional pelaporan di tingkat perusahaan.  Diperlukan rerangka pedoman lebih dari sekadar standar akuntansi untuk menentukan kewajaran penyajian statemen keuangan.  Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU) atau yang disebut dengan Generally Accepted Accounting Principles (GAAP) merupakan rerangka pedoman (a framework of guidelines) membatasi sumber-sumber prinsip akuntansi yang layak dianut berdasarkan keautoritatifannya. Prinsip-prinsip itu antara lain: a. Ukuran Moneter (money measurement)



g. Konservatip (conservatism)



b. Kesatuan usaha (busines entity)



h. Realisasi (realization)



c. Kelangsungan usaha (going concern)



i. Penandingan (matching)



d. Harga perolehan (cost)



j. Taat asas (consistency)



e. Aspek ganda (dual aspect)



k. Materialitas (materiality)



f. Periode akuntansi (accounting periode)



l. Pengungkapan (disclousure)



PABU di Indonesia a. PABU versi SPAP b. PABU versi SAS No.69 c. Sumber:  AICPA  Codifications on Auditing Standards (SAS)  International Federation of Accountants (IFA)  International Standards on Auditing ☺ Perbedaan Pos Transitoris dan Pos Antisipasi : a. Pos Transitoris (deferral item) adalah pendapatan yang sudah diterima kasnya akan tetapi belum menjadi hak perusahaan, dan biaya yang sudah dibayar dengan kas akan tetapi belum menjadi kewajiban perusahaan. b. Pos Antisipasi (accrual item) adalah pendapatan yang belum diterima dalam bentuk kas akan tetapi sudah menjadi hak perusahaan, dan biaya yang belum dibayar dengan kas akan tetapi sudah menjadi kewajiban perusaahaan.



Dessy Tjahyawati A



Page 68



☺ Wesel tagih (notes receivable) adalah janji tertulis yang tidak bersyarat dari satu pihak ke pihak lain untuk sejumlah uang tertentu pada tanggal tertentu di masa yang akan datang. Digunakan untuk memberikan kredit berdasarkan instrumen kredit resmi, yang disebut wesel promes Rumus untuk menghitung bunga atas wesel tagih Pinjaman pokok X Tingkat bunga X Waktu = Jumlah



Jurnal wesel tagih Jurnal untuk mencatat pinjaman Wesel tagih



xxx



Kas



xxx



Jurnal untuk mencatat penagihan yang jatuh tempo Kas



xxx Wesel tagih



xxx



Pendapatan bunga



xxx



Jurnal untuk mencatat penjualan Wesel tagih



xxx



Pendapatan



xxx



Jurnal untuk mencatat pendapatan bunga yang belum diterima perusahaan tahun xxxx Piutang bunga



xxx



Pendapatan bunga



xxx



Jurnal untuk mencatat penagihan wesel tagih dimana sebagian dari pendapatan bunga telah dicatat sebelumnya Kas



xxx Wesel tagih



xxx



Piutang bunga



xxx



Pendapatan bunga



xxx



Jurnal untuk mencatat pendiskontoan wesel tagih Kas



xxx Wesel tagih



xxx



Pendapatan bunga



xxx



Dessy Tjahyawati A



Page 69



Jurnal untuk mencatat wesel tagih yang tidak dapat dibayar Piutang dagang



xxx



Wesel tagih



xxx



Pendapatan bunga



xxx



☺ Jurnal-jurnal Akuntansi Penjualan saham biasa



Penjualan tunai saham



Penjualan tunai obligasi



Pelunasan obligasi



Pembayaran bunga obligasi Saat bunga obligas terutang Saat pelunasan bunga obligas Obligasi diterbitkan dengan diskonto



Obligasi yang diterbitkan dengan premi



Pendapatan dividen Pembagian deviden saham: a. Pencatatan oleh perusahaan



H. Jual > N.Nominal Agio Kas Modal saham biasa Agio Saham Biasa H. Jual < N.Nominal Disagio Kas Disagio Saham Biasa Modal Saham Biasa Kas Utang obligasi Agio obligas Kas Disagio Utang obligasi Kas Modal saham Agio saham Utang obligasi Agio obligasi Kas Laba Beban bunga Kas Beban bunga Utang bunga Utang obligasi kas Kas Diskonto utang obligasi Utang obligasi Kas Premi utang obligasi Utang obligasi Kas Pendapatan deviden  Saat pengumuman: Laba tidak dibagi Utang deviden saham biasa  Saat pengeluaran: Utang deviden saham biasa Modal saham biasa



Dessy Tjahyawati A



Page 70



 Saat pengumuman: Tidak ada jurnal  Saat pengeluaran: Investasi saham Pendapatan deviden saham



b. Pencatatan oleh investor



Piutang usaha: a. Metode penyisihan



Beban piutang tak tertagih Penyisihan piutang ragu-ragu Penyisihan piutang ragu-ragu Piutang usaha Beban piutang tak tertagih Piutang usaha Kas Depresiasi aktiva tetap Aktiva tetap Laba



b. Metode langsung Penjualan aktiva tetap



Pada saat tanggal pelunasan aktiva



Perubahan umur muka/angsuran



aktiva



dengan



Utang usaha Biaya bunga Kas uang Aktiva Utang usaha Kas



PPN a. PPN masukan



Pembelian/persediaan PPN masukan Kas



b. PPN keluaran



Kas Penjualan/persediaan PPN keluaran



PPh a. Timbulnya PPh



Beban pajak Utang pajak



b. Pembayaran PPh



Utang pajak Kas



☺ Perbandingan antara IFRS dengan PSAK Perbedaan Cakupan Pengaturan



Kerangka Dasar



Pernyataan kepatuhan akan Standar



IFRS Desain IFRS diperuntukkan untuk entitas yang bersifat profitoriented dan SME (Small Medium Enterprise). IFRS belum mengatur standar akuntansi untuk perusahaan berbasis syariah. Memungkinkan penilaian aktiva tetap berwujud dan tidak berwujud menggunakan nilai wajar. Laporan keuangan harus disajikan dengan basis true and fair (IFRS Framework par 46). Entitas harus membuat pernyataan eksplisit tentang kepatuhan akan standar IFRS.



PSAK SAK diperuntukkan untuk Entitas yang bersifat profitoriented, Nirlaba, UKM (Usaha kecil menengah) yang disebut SAK-ENTAP, dan Perusahaan berbasis syariah. Sama seperti IFRS, PSAK memberikan alternatif penggunaan nilai wajar untuk menilai kembali aktiva tetap berwujud dan tidak berwujud. Laporan keuangan disajikan dengan basis “fairly stated” (Kerangka dasar par 46). Entitas tidak harus membuat pernyataan kepatuhan akan SAK



Dessy Tjahyawati A



Page 71



Prinsip Ketepatan Waktu (Timeliness)



Tidak diatur secara khusus kapan entitas menyajikan laporan keuangan



Basis Standar



Menganut standar akuntansi berbasis prinsip untuk meningkatkan transparansi, akuntabilitas, dan keterbandingan laporan keuangan antar entitas secara global. Tidak lagi mengakui prinsip konservatif, namun diganti dengan prinsip kehati-hatian (Prudence) Komponen laporan keuangan lengkap terdiri atas: • Laporan posisi keuangan (neraca) • Laporan laba rugi komprehensif • Laporan perubahan ekuitas • Laporan arus kas • Catatan atas laporan keuangan • Laporan posisi keuangan komparatif awal periode dan penyajian retrospektif terhadap penerapan kebijakan akuntansi Berdasar ilustrasi IFRS:



Prinsip Konservatif



Komponen Laporan Keuangan yang lengkap



Pengungkapan dalam Laporan posisi keuangan (neraca)



Istilah interest



minority



Pos luar biasa (extraordinary item) Penyajian laibilitas jangka panjang yang akan dibiayai kembali



Metode arus kas



Aset: • Aset Tidak Lancar • Aset lancar



Ekuitas: • Ekuitas yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk • Hak non pengendali Laibilitas: • Laibilitas jangka panjang • Laibilitas jangka pendek



Istilah minority interest (hak minoritas) diganti menjadi non controlling interest (hak non pengendali) dan disajikan dalam Laporan perubahan ekuitas. Tidak mengenal istilah pos luar biasa (extraordinary item) Laibilitas jangka panjang disajikan sebagai Laibilitas jangka pendek jika akan jatuh tempo dalam 12 bulan meskipun perjanjian pembiayaan kembali sudah selesai setelah periode pelaporan dan sebelum penerbitan laporan keuangan Dianjurkan menggunakan metode langsung, namun metode tidak langsung tetap diperbolehkan



Arus kas terkait pos luar biasa



Item pos luar biasa tidak diperbolehkan dalam IFRS



Pengukuran biaya



Pengukuran persediaan berdasarkan biaya atau net realizable value (nilai realisasi bersih) mana yang lebih



Dianjurkan agar entitas menyajikan laporan keuangan paling lama 4 bulan setelah tanggal neraca Menganut standar akuntansi berbasis aturan.



Masih mengkui prinsip konservatif



Komponen laporan keuangan lengkap terdiri atas: • Neraca • Laporan laba rugi • Laporan perubahan ekuitas • Laporan arus kas • Catatan atas laporan keuangan



Berdasar PSAK: Aset: • Aset Lancar • Aset Tidak Lancar



Laibilitas: • Laibilitas jangka pendek • Laibilitas jangka panjang Ekuitas: • Hak non pengendali • Ekuitas yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk



Menggunakan istilah hak minoritas



Masih memakai istilah pos luar biasa (extraordinary item) Tetap disajikan sebagai Laibilitas jangka panjang



Tidak ada pengaturan, kecuali untuk Perusahaan Publik (Listed Company) harus menggunakan Metode Langsung sesuai Peraturan Bapepam VIII G 7 yang telah diubah dengan KEP-06/PM/2000 Masih diperkenankan menggunakan istilah pos luar biasa, dan diklasifikasikan sesuai dengan sifat transaksinya, apakah sebagai aktivitas operasi, investasi atau pendanaan Sama dengan IFRS, Persediaan harus diukur berdasarkan biaya atau nilai realisasi neto, mana yang lebih rendah



Dessy Tjahyawati A



Page 72



Penggunaan Metode LIFO



Pengungkapan peristiwa setelah tanggal neraca



Penggunaan istilah Peristiwa setelah tanggal neraca VS Peristiwa setelah akhir pelaporan Penggunaan istilah Tanggal Laporan keuangan Diotorisasi untuk terbit Pihak yang dapat mengubah laporan keuangan setelah diterbitkan Penilaian Aktiva



Selisih revaluasi



akibat



Metode penyusutan



Nilai residu



Akun hak minoritas (minority interest) Batasan pengendalian



Cakupan



laporan



rendah. IFRS melarang penggunaan metode LIFO (Last In First Out). Hanya boleh Menggunakan metode FIFO atau ratarata tertimbang



Mengatur pengungkapan dan penyesuaian laporan keuangan terkait peristiwa baik yang bersifat favorable maupun unfavorable yang terjadi antara akhir periode pelaporan hingga tanggal laporan keuangan diotorisasi untuk terbit Istilah events after balance sheet date (peristiwa setelah tanggal neraca) direvisi menjadi Events after reporting period (Peristiwa setelah periode pelaporan) Terdapat istilah tanggal laporan keuangan diotorisasi untuk terbit (the date when the financial statements are authorised for issue). Terdapat pengungkapan fakta adanya pihak yang dapat mengubah laporan keuangan setelah diterbitkan jika ada Penerapan prinsip nilai wajar dalam penilaian Aset. Aktiva dapat diukur dengan menggunakan dua pendekatan, yaitu model revaluasi dan model harga perolehan. Nilai selisih akibat adanya revaluasi disajikan dalam lapora laba rugi dan ekuitas Metode penyusutan yang digunakan harus ditelaah secara periodik. Koreksi akibat penelaahan ini akan diperlakukan sesuai dengan IAS 8. Dimungkinkan juga perubahan terhadap metode penyusutan jika dalam hasil review terdapat perubahan signifikan dengan pola pemanfaatan ekonomi yang diharapkan dari aktiva tersebut. Manajemen harus melakukan review atas nilai residu dan masa manfaat aktiva setiap tahun. Jika terdapat perubahan, maka disesuaikan dengan menggunakan IAS 8 Akun minority interest dihapuskan dan diganti dengan non controlling interest yang disajikan sebagai bagian ekuitas Pengendalian ada jika suatu entitas memiliki 50% hak suara, kecuali dapat dibuktikan bahwa tidak ada pengendalian. Laporan keuangan konsolidasi harus



Dalam PSAK No 14 Rev 1994, penggunaan metode LIFO masih diperbolehkan. Namun dalam Revisi tahun 2008 penggunaan metode LIFO sudah dilarang. Hanya digunakan metode FIFO (First in First Out)/MPKP (Masuk Pertama Keluar Pertama) atau Rata-rata tertimbang. Mengatur pengungkapan dan penyesuaian laporan keuangan terkait peristiwa baik yang bersifat favorable maupun unfavorable yang terjadi antara tangal neraca hingga tanggal penyelesaian laporan keuangan Masih menggunakan istilah peristiwa setelah tanggal neraca



Memakai istilah tangal penyelesaian laporan keuangan



Tidak diatur



Sama dengan IFRS



Sama dengan IFRS



Sama dengan IFRS, dengan penyesuaian sesuai dengan PSAK 25



Sama dengan IFRS, dengan penyesuaian sesuai dengan PSAK 25



Menggunakan akun hak minoritas dan disajikan diantara kewajiban dan ekuitas Pengendalian ada jika suatu entitas memiliki 50% hak suara



Laporan keuangan konsolidasi harus



Dessy Tjahyawati A



Page 73



konsolidasi



Pengecualian kewajiban menyajikan laporan keuangan konsolidasi



Pendekatan penyajian laporan keuangan konsolidasi



mencakup “semua” anak perusahaan, kecuali jika akuisisi terhadap anak perusahaan termasuk kriteria sebagai dimiliki untuk dijual, maka harus disajikan sebagaimana diatur dalam IFRS 5 tentang Non-current Assets Held for Sale and Discontinued Operations Entitas induk dapat tidak menyajikan laporan keuangan konsolidasi jika: • Entitas induk tersebut adalah entitas anak yang dimilikiseluruhnya, atau entitas anak yang dimiliki sebagian oleh entitas lainnya dan pemilik lain, termasuk pihak yang tidakmemiliki hak suara, yang telah diinformasikan dan tidak menolak entitas induk tersebut untuk tidak menyajikan laporan keuangan konsolidasian; • Instrumen utang dan instrumen ekuitas entitas induk tersebut tidak diperdagangkan di pasar public • Entitas induk sedang tidak dalam proses menerbitkan sekuritas ke public • Entitas induk akhir atau entitas induk antara telah menghasilkan laporan keuangan konsolidasi sesuai IFRS IFRS mengijinkan penggunaan penggunaan 2 pendekatan, yaitu pendekatan proporsi kepemilikan dan pendekatan nilai wajar.



mencakup semua anak perusahaan, kecuali: • Entitas anak yang dimiliki untuk dijual atau dialihkan dalam jangka pendek • Entitas anak yang dibatasi restriksi jangka panjang



Tidak adapengaturan



Hanya menggunakan proporsi.



Dessy Tjahyawati A



pendekatan



Page 74