Materi Utilitas Migas [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PROSES PENGOLAHAN AIR



1. Jenis dan macam-macam air baku Air merupakan sumber kehidupan bagi makluk hidup yang ada di muka bumi, sekaligus merupakan sumber daya alam yang wajib dijaga. Di bumi ini terdapat kira-kira sejumlah 1,3 1,4 milyard km 3 air yang terdiri dari 97,5 % air laut, 1,75% berbentuk es, dan 0,73% berada di daratan sebagai air sungai, air danau, air tanah dan sebagainya. Pemanfaatan air untuk berbagai macam keperluan tidak akan mengurangi kuantitas air yang ada di muka bumi ini, tetapi setelah dimanfaatkan maka kualitas air akan menurun. Air di bumi ini mengulangi suatu sirkulasi yang terus menerus yakni penguapan, persipitasi dan pengaliran keluar (outflow). Air yang ada di permukaan tanah, sungai, danau, dan laut selalu mengalir dan dapat berubah wujud menjadi uap air sebagai akibat pemanasan oleh sinar matahari dan tiupan angin yang kemudian menguap dan mengumpul membentuk awan. Pada tahap ini terjadi proses kondensasi yang kemudian turun sebagai titik-titik hujan atau salju ke permukaan laut atau daratan. Distribusi air yang ada dibumi ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini



\



Distribusi air di bumi



Syarat-syarat dan pengawasan kualitas air tercantum dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor : 907/MENKES/SK/VII/2002, Tanggal : 29 Juli 2002. a.



Air adalah : air minum, air bersih, air kolam renang, dan air pemandian umum



b.



Air Minum adalah : langsung diminum.



air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat



c.



Air Bersih adalah



:



air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari, kualitasnya



memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak. d.



Air Kolam Renang adalah : air di dalam kolam renang yang digunakan untuk olah raga dan kualitasnya memenuhi syarat kesehatan.



e.



Air Pemandian Umum adalah : air yang digunakan pada tempat-tempat pemandian bagi umum tidak termasuk pemandian untuk pengobatan tradisional dan kolam renang yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan.



f.



Laut : merupakan kumpulan air asin yang luas dan berhubungan dengan samudra. Laut adalah kumpulan air asin yang sangat banyak dan luas di permukaan bumi yang memisahkan atau menghubungkan suatu benua dengan benua lainnya dan suatu pulau dengan pulau lainnya.



g.



Air laut; Air yang berasal dari laut, merupakan campuran dari 96,5% air murni dan 3,5% material lainnya seperti garam-garaman, gas-gas terlarut, bahan-bahan organik dan partikel-partikel tak terlarut, dan terbanyak adalah garam Na Cl. Sifat-sifat fisis utama air laut ditentukan oleh 96,5% air murni. Air laut merupakan air yang berasal dari laut, memiliki rasa asin, dan memiliki kadar garam (salinitas) yang tinggi. Rata-rata air laut di lautandunia memiliki salinitas sebesar 35 (ppt), hal ini berarti untuk setiap satuliter air laut terdapat 35 gram garam yang terlarut di dalamnya. Kandungan garam-garaman utama yang terdapat dalam air laut antara lain klorida (55%), natrium (31%), sulfat (8%), magnesium (4%), kalsium (1%), potasium (1%), dan sisanya (kurang dari 1%) terdiri dari bikarbonat, bromida, asam borak, strontium, dan florida. Keberadaan garamgaraman ini mempengaruhi sifat fisis air laut seperti densitas, kompresibilitas, dan titik beku. Air dengan salinitas tersebut tentunya tidak dapat dikonsumsi.



h.



Air Tawar (Fresh Water): air yang tidak berasal sebagai lawan dari air asin. Merupakan air yang tidak mengandung banyak larutan garam dan larutan mineral di dalamnya.



Macam – Macam Air Ditinjau dari mana asal air itu berada, maka air itu dapat diklasifikasikan menjadi a.



Air permukaan : Sungai, Laut, Danau atau telaga.



b.



Air tanah : sumur dangkal, sumur dalam yang terdiri air formasi dan artitis.



c.



Air hujan dan embun.



Tabel Alokasi Keberadaan Air No.



ALOKASI KEBERADAAN AIR



VOLUME (KM3)



1.



Air seluruh laut dan samudra



1.300.000.000



2.



Es abadi di Kutub



3.500.000



3.



Danau dan rawa



250.000



4.



Air Tanah Bebas (Ground Water)



250.000



5.



Sungai



50.000



6.



Rawa dan Payau



12.000



7.



Air Atmosfer (Berupa uap)



7 6.000



Jumlah



1.304.068.250



Tabel Pemakaian rata-rata air perkapita pada masing-masing sektor Domestik



Industri



Komersial



Umum



Loss &Waste



Total



Gal/day 60



32



21



15



22



150



21 %



14 %



14 %



10,7 %



14,7 %



100 %



1. Siklus Air sirkulasi air yang tidak pernah berhenti dari atmosfer ke bumi dan kembali ke atmosfer melalui kondensasi, presipitasi, evaporasi dan transpirasi. Pemanasan air laut oleh sinar matahari merupakan kunci proses siklus hidrologi tersebut dapat berjalan secara terus menerus. Air berevaporasi, kemudian jatuh sebagai presipitasi dalam bentuk hujan, salju, hujan batu es, hujan es dan salju, hujan gerimis atau kabut. Pada perjalanan menuju bumi beberapa presipitasi dapat berevaporasi kembali ke atas atau langsung jatuh dan kemudian diintersepsi oleh tanaman sebelum mencapai tanah. Setelah mencapai tanah, siklus hidrologi terus bergerak secara kontinu dengan dua cara yang berbeda yaitu : a. Evaporasi / transpirasi, dimana air yang ada di laut, di daratan, di sungai, di tanaman dan sebagainya. kemudian akan menguap ke angkasa (atmosfer) dan kemudian akan menjadi awan. Pada keadaan jenuh uap air (awan) itu akan menjadi bintik-bintik air yang selanjutnya akan turun (precipitation) dalam bentuk hujan, salju dan es.



b. Infiltrasi / Perkolasi ke dalam tanah, dimana air bergerak ke dalam tanah melalui celah-celah dan pori-pori tanah dan batuan menuju muka air tanah. Air dapat bergerak akibat aksi kapiler atau air dapat bergerak secara vertikal atau horizontal dibawah permukaan tanah hingga air tersebut memasuki kembali sistem air permukaan. Air Permukaan yaitu air yang berada di atas permukaan tanah dekat dengan aliran utama dan danau; makin landai lahan dan makin sedikit pori-pori tanah, maka aliran permukaan semakin besar. Aliran permukaan tanah dapat dilihat biasanya pada daerah urban. Sungai-sungai bergabung satu sama lain dan membentuk sungai utama yang membawa seluruh air permukaan disekitar daerah aliran sungai menuju laut. Air permukaan, baik yang mengalir maupun yang tergenang (danau, waduk, rawa), dan sebagian air bawah permukaan akan terkumpul dan mengalir membentuk sungai dan berakhir ke laut. Proses perjalanan air di daratan itu terjadi dalam komponenkomponen siklus hidrologi yang membentuk sistem Daerah Aliran Sungai (DAS). Jumlah air di bumi secara keseluruhan relatif tetap, yang berubah adalah wujud dan tempatnya. Tempat terbesar terjadi siklus air adalah di laut.



Siklus Hidrologi Air



2. Pengolahan air di PPSDM Migas



Pada dasarnya water treatment PPSDM MIGAS dibagi menjadi tiga bagian, yaitu Unit Raw water pump station , Unit pengolahan air industri , Unit pengolahan air minum. Kali Solo yang menjadi sumber penyediaan air, air dipompa dari rumah pompa KS I (RP-KS I) yang kemudian dibagi menjadi dua aliran. Aliran pertama pada rate 240 m 3/jam dengan rate 60 m3 /jam untuk diproses menjadi air minum dan air industri. Aliran kedua di alirkan menuju bak segaran untuk digunakan sebagai air pemadam kebakaran. Sebagian air dari bak segaran dipompa menuju CPI untuk diolah agar dapat digunakan sebagai air industri. Pada pengolahan air industri dan air minum



air dipompa menuju bak YAP untuk



ditambahkan tawas, dukem dan kaporit agar terjadi proses flotasi, flokulasi dan disenfektan. Bentuk bak YAP yang berkelok-kelok bertujuan agar proses terjadi lebih lama dan mendapatkan hasil yang optimal. Dari bak YAP, air dipompa melalui Rumah Pompa KS II (RP-KS II) menuju bak gravitasi untuk mengendapkan flok-flok yang terbentuk.



Dari bak



3



gravitasi aliran dibagi menjadi dua dengan rate yang sama yaitu 110 m /jam untuk air industri dan air minum. Pada pengolahan air minum, air tersebut ditambah dengan air dari bak air minum lama di alirkan menuju sand filter untuk menyaring kotoran-kotoran yang



masih terikut. Bagian yang bersih di alirkan menuju bak air minum baru dan yang kotor ditampung di bak buangan ke sungai yang nantinya akan di buang. Pada bak air minum baru diberikan gas chlor yang bergna sebagai disenfektan. Kemudian air dari bak tersebut di pompa oleh pompa distribusi yang berjumlah tiga buah untuk memenuhi kebutuhan air minum di PPSDM MIGAS.



Untuk memenuhi kebutuhan air



industri, air dari bak gravitasi ditampung pada bak air industri ditambah dengan air yang berasal dari CPI dipompa oleh pompa sirkulasi, pompa transfer supaya didistribusikan menuju seluruh bagian yang membutuhkannya. Water treatmen plant (WTP) merupakan unit yang berfungsi untuk mengolah air dari sumber air untuk berbagai keperluan, yaitu : a) Air minum b) Air pendingin c) Air untuk pemadam kebakaran Untuk memenuhi kebutuhan air tersebut PPSDM MIGAS Cepu mengambil air baku dari Solo. Unit-unit yang termasuk dalam unit pengolahan air di PPSDM MIGAS Cepu adalah : 1. Unit Raw water pump station. 2. Unit pengolahan air industri. 3. Unit pengolahan air minum 1. Unit Raw Water Pump Station. Rumah pompa ini berfungsi untuk menghisap dan mengalirkan air baku dari



Kali Solo



dengan menggunakan pompa sentrifugal menuju kedua tempat, yaitu : a) Bak YAP (Kali Solo II), untuk diolah menjadi produk air minum. b) Bak Segaran, untuk digunakan feed pada unit CPI (Corrogated Plated Interceptor) dan untuk keperluan pemadam kebakaran Pada unit Raw water pump station ini, terdapat dua jenis pompa, yaitu : 



3 buah pompa sentrifugal dimana yang dioperasikan hanya 2 buah sedangkan 1 buah sebagai cadangan.







1 buah pompa Electric Submersible Pump







1 buah pompa rendam (pompa ponthos) untuk mengisap kebocoran-kebocoran air dari pompa yang sedang beroperasi yang terdapat didalam rumah pompa untuk dibuang kembali ke sungai Bengawan Solo.



2. Unit Pengolahan Air Industri. Unit ini berfungsi untuk mengolah air baku dari Sungai Bengawan Solo untuk digunakan sebagai air industri, yaitu air pendingin kilang, air umpan boiler, dan juga back wash filter. Sedangkan proses-proses yang digunakan, antara lain sebagai berikut:



a) Proses Screening (Penyaringan Awal) Proses ini merupakan proses fisis, yaitu proses penyaringan terhadap air industri untuk memisahkan partikel-partikel atau benda-benda berukuran besar yang terikut oleh air : 



Mencegah terikutnya partikel-partikel yang besar yang mana bila tidak disaring akan mengakibatkan kebuntuan pada sistem perpipaan.







Mencegah kerusakan pada pompa-pompa.



b) Proses Sedimentasi (Pengendapan) Proses pengendapan partikel-partikel padat dalam air yang menyebabkan kekeruhan berupa lumpur atau zat padat berat lainnya. Adapun tujuan pengendapan adalah : 



menghilangkan kekeruhan







mengurangi kesadahan







menghemat bahan bakar



Ada beberapa hal yang mempengaruhi proses pengendapan, yaitu :  Waktu Pengendapan Pemberian waktu harus cukup sehingga partikel-partikel padat memisah sempurna.  Perbedaan berat jenis partikel atau lumpur dengan air Semakin besar berat jenis partikel, maka waktu pengendapan akan semakin pendek.  Adanya gaya gravitasi Partikel-partikel mempunyai berat dan oleh gaya gravitasi maka partikel akan turun.  4. Kecepatan aliran Semakin lambat aliran, maka akan semakin baik hasil yang diperoleh.



c) Proses Koagulasi dan Flokulasi Proses terbentuknya flok dengan jalan penambahan bahan koagulan pada air, kemudian flok mengendap. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses koagulasi adalah : 1. Bahan koagulan dan dosisnya 2. Suhu 3. Pengadukan 4. Pemberian waktu untuk menggumpal 5. Derajat keasaman Faktor-faktor yang mempengaruhi proses flokulasi adalah : 1. Penambahan bahan kimia 2. Pengadukan yang sempurna (agitasi) 3. Kontak yang baik Reaksi : Al2(SO4)3 . 18 H2O+3Ca(HCO3)



2Al(OH)3 + 3CaSO4 + CO2 + 18H2O



d) Proses Flotasi Proses pemisahan partikel-partikel yang lebih ringan dengan jalan pengapungan berdasarkan perbedaan berat jenis. Partikel ringan yang akan naik keatas dan bisa dibuang dengan overflow. Faktor-faktor yang mempengaruhi flotasi adalah : 1. Waktu 2. Perbedaan berat jenis partikel dangan air 3. Suhu Macam-macam proses flotasi, yaitu : 



Menaikkan suhu, yaitu dengan diberikannya pemanasan pada sistem, zat yang lebih ringan akan bertambah ringan dan akan cepat memisah keatas.







Memberikan hembusa udara, yaitu dengan jalan penyemprotan udara (udara bertekanan) dari bagian dasar, sehingga partikel ringan terikut ke permukaan.



e) Proses Klasifikasi Proses penjernihan atau proses pengendapan lumpur didalam bak-bak pengendapan / bak CPI (Corrugated Plate Interceptor) yang dipasangkan fiber glass didalamnya dengan penambahan koagulan berupa tawas berbentuk kristal. Jadi proses ini bisa gabungan antara proses sedimentasi, koagulasi dan flokulasi. 



Memperbesar konsentrasi flok







Recycle sludge



Untuk memperbesar flok dapat dilakukan dengan memberikan kontak yang baik antar partikel, dilakukan dengan pengadukan aatau sirkulasi.



f) Proses Filtrasi Proses pemisahan dengan cara penyaringan. Dalam proses klasifikasi masih ada partikelpartikel yang belum mengendap, sehingga untuk mendapatkan hasil air yang lebih baik maka dilakukan proses penyaringan.



Dasar proses penyaringan : Perbedaan diameter partikel dengan media penyaringan, partikel-partikel yang berdiameter lebih besar dari pada media penyaringan tidak bisa melewati media penyaringan tersebut. Ada beberapa dasar metode filtrasi, yaitu : 1) Gravity Filter 2) Filtrasi melewati berbagai media yang berpori 3) Pressure Filter Beberapa faktor yang mempengaruhi pemilihan metode filtasi:



1. Kualitas dari filter dan toleransi kandungan bahan yang diinginkan. 2. Kualitas dari cairan yang disaring 3. Fasilitas pencucian 4. Kondisi instalasi Ada 14 buah bak filtrasi yang beroperasi secara kontinyu. Media yang digunakan bak filtrasi adalah pasir kuarsa pada bagian atas dan nozzle-nozzle pada bagian bawah. Air akan kehilangan sebagian tenaga geraknya saat masuk ke bak filtrasi. Hal ini disebabkan karena air menumbuk pasir kuarsa yang ada di dalamnya. Dengan demikian partikel-partikel atau kotoran-kotoran akan mengendap, sebab tertahan oleh pasir kuarsa tersebut. Air kemudian melewati nozzle-nozzle menuju ke bak air minum. Nozzle ini berfungsi untuk menahan pasir kuarsa agar tidak turun bersama dengan air yang disaring. Pemakaian bak filtrasi secara terus-menerus akan menyebabkan kemampuan penyaringan menurun, karena sebagian pori-pori tersumbat oleh endapan.



Untuk memperlancar



penyaringan perlu dilakukan pencucian bak filtrasi. Proses pencucian dilakukan dengan metode back wash (aliran balik), yaitu menyemprotkan air dari bawah dengan udara bertekanan, sehingga kotoran yang menempel akan terlepas dan ikut keluar sebagai air pencuci. Setelah pencucian, aliran air dikembalikan seperti semula, yaitu air masuk dari atas dan keluar dari bawah. Unit Pengolahan Air Minum. Sebagian air untuk industri digunakan jga untuk air minum tetapi dengan menambah proses dari proses-proses yang telah ada dari proses air industri, diantaranya adalah : a) Disinfektasi Proses disinfektasi yaitu proses pembunuhan kuman yang bersifat patogen (penyebab penyakit). Proses ini dilakukan pada proses pengolahan air minum.



Didalam air selalu



hidup jasad renik, ada yang dapat menimbulkan penyakit pada manusia dan ada juga yang diperlukan oleh manusia, tetapi jasad renik yang dapat menimbulkan penyakit pada manusia harus dihilangkan dengan jalan disinfektasi sebelum digunakan. Air dari proses penyaringan sebagian digunakan sebagai air umpan boiler dan sebagian untuk air minum.



Untuk air minum, sebelum masuk ke Bak Air Minum (BAM), terlebih



dahulu dilakukan proses disinfektasi dengan cara menginjeksikan gas chlor. Tujuannya adalah agar gas chlor bereaksi secara langsung dengan air sehingga bakteri atau kuman yang terkandung dalam air akan mati. Dengan desinfektasi diharapkan air terbebas dari kuman-kuman yang dapat membahayakan kesehatan.



Di dalam air, gas chlor yang



bereaksi dengan air akan membentuk hipoklorida (HOCl) dan asam chlorida (HCl).



Cl(g) + H2O HOCl(l)



HOCl(l)2O(l) H+ + OCl-



Penimbunan dan Pengumpulan Pengumpulan air dalam jumlah banyak bertujuan: 1. Menjaga kelangsungan produksi. 2. Membantu pengendapan. 3. Sebagai persediaan atau cadangan. Air yang ditimbun: 1. Air baku 2. Air setengah jadi 3. Air produk c) Distribusi Selanjutnya air dari Bak Air Minum didistribusikan ke tempat-tempat yang membutuhkan dengan menggunakan pompa centrifugal multi stage 3 buah yaitu ke lingkungan pabrik dan kantor, perumahan dinas, asrama PEM AKAMIGAS, serta masyarakat kota Cepu. Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan : a. Ketinggian tempat b. Kebutuhan air c. Perkembangan kebutuhan yang akan datang d. Macam keperluan



Ada tiga macam metode distribusi:  Metode distribusi secara gravitasi Sistem distribusi air dengan pengaliran berdasarkan perbedaan tinggi tempat. Tempat penimbunan harus lebih tinggi dari tempat penerimaan air.  Metode distribusi dengan pompa langsung Sistem distribusi dengan memompa langsung dari tempat pengolahan ke tempat penggunaan.  Metode distribusi dengan pompa dan tangki timbun Sistem distribusi dengan pompa ke tangki timbun yang ditempatkan ditempat yang tinggi kemudian didistribusikan untuk penggunaan secara gravitasi.



3. Peralatan pengolahan air bersih Water Treatment Plan merupakan sebuah unit pengolahan air, yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia dan untuk menunjang kebutuhan operasi dari pabrik.Untuk itu diberlukan air yang bersih, jernih dan bebas dari kuman penyakit. Air dengan mudah didapat dari permukaan bumi, tetapi air dengan mutu yang sesuai dengan penggunaannya masih cukup sulit untuk didapat. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut maka PPSDM Migas Cepu mengambil air dari Bengawan Solo untuk diolah lebih lanjut untuk dapat memenuhi berbagai kebutuhan. Unit Water Treatment berfungsi untuk mengolah air dari sumber air (Bengawan Solo) untuk keperluan air minum, air pendingin, air umpan boiler dan air untuk pemadam kebakaran. Air yang digunakan untuk keperluan tersebut mempunyai standar tertentu sehingga memerlukan tahap pengolahan yang berbeda-beda. Tahap pengolahan Unit Water Treatment mengolah air dengan menggunakan bahan baku air sungai Bengawan Solo. Sebelum masuk proses screening yang berada pada Rumah Kali Solo I (RPKS I), maka air diinspeksi terlebih dahulu, yang dalam hal ini dilakukan oleh Quality Control Laboratorium. Terdapat titik pengambilan sampel air yang diambil rata-rata perhari dalam 1 titik. 1. Pengambilan yaitu 2-5 liter. Kemudian diuji sesuai dengan batasan-batasan yang telah ditentukan oleh Menteri Kesehatan dan diterapkan pada air yang akan diolah. Jenis pengujian antara lain pH, Active Chlor, Turbidity, dan lain-lain. Batasan air minum dan air untuk industri adalah berbeda sehingga perlu pengambilan di titik sendiri. Batasan untuk air pada sampel sungai ini adalah kadar pH antara 6,5-8,5. 2. Proses Screening. Proses ini berada pada RPKS I. air baku diambil dari sungai Bengawan Solo menuju bak segaran dan bak YAP dengan menggunakan pompa. Rumah pompa ini berada 10 meter dibawah permukaan tanah atau 2 meter di bawah permukaan air sungai level minimum, sehingga masih memungkinkan untuk memompa air pada musim kemarau. Peralatan utama yang ada di RPKS I, antara lain: 



Tiga unit pompa sentrifugal yang digerakkan motor listrik.







Dua buah stiner (saringan) primer dan sekunder pada masing-masing saluran hisap pompa untuk mencegah kotoran dan sampah.







Satu unit submersible pump (pompa benam atau pompa potos) yang berfungsi untuk membuang genangan air di RPKI I yang berasal dari bocoran-bocoran packing dan pada waktu pencucian strainer.



Air yang keluar dari RPKS I dialirkan ke dua tujuan, yaitu di bak YAP dan bak segaran. Air bak di YAP akan diolah menjadi air minum, sedangkan air di bak segaran akan diolah



menjadi air industri. Air minum di sini adalah air bersih yang memenuhi syarat sebagai air minum yang streril, tidak berbau, dan tidak berwarna. Bak YAP merupakan rangkaian bak pengendapan dan penjernihan air yang terdiri dari: 



Talang bersekat-sekat, tempat air masuk dari RPKS I.







Flokulator/bak pengendapan, yaitu bak nomor I, II dan III.







Klarifier/bak penjernihan, yaitu bak nomor IV, V, dan VI.



Pada area bak YAP juga terdapat peralatan, antara lain: 



Tiga buah tangki pelarut kimia, tawas, kaporit, dan dukem yang masing-masing dilengkapi pengaduk otomatis. Kapasitas masing-masing + 1800 liter.







Dua unti portable submersible pump. Digunakan untuk sirkulasi lumpur dan membuang enadapan dari dasar bak YAP. Volume dari bak YAP sendiri adalah 5.084 m3.



Proses koagulasi Proses ini adalah proses pencampuran antara air baku dengan zat kimia, yaitu proses penjernihan pertama kali yang di lakukan pada bak YAP. Proses ini adalah proses pencampuran antara air baku dengan zat kimia, yaitu proses penjernihan pertama kali yang di lakukan pada bak YAP. Air yang di pompa dari unit RPKS I di masukan ke bak YAP melalui talang bersekat-sekat yang bertujuan untuk mebuat aliran air menjadi turbulen (kecepatan acak), sehingga terjadi pengadukan dan pencampuran yang baik serta merata dari bahan-bahan kimia yang diinjeksikan juga unruk menghindari penumpukan endapan pada talang.Bahan kimia yang di gunakan adalah kaporit, Tawas dan Dukem. Dengan komposisi rata-rata 15 Kg, 150 Kg, dan 0,45 Kg per shift. Dan zat-zat kimia tersebut di namakan koagulan. Proses flokulasi Dari talang air masuk ke bak no. I yang juga besekat-sekat, di sini aliran mulai menjadi aliran laminar (Kecepatan rendah), sehingga terjadi Proses Flokulasi, yaitu terbentuknya Flok (Gumpalan partikel) akibat tercampurnya air dengan zat kimia yang di injeksikan. Saat zat kimia terhidrosa dengan air, maka akan membentuk flok, yang dapat mengurangi koloid (zat heterogen) dan membawanya mengendap. Proses ini juga dapat mengurangi warna air dan kandungan phospat. Tujuan utama flokulasi adalah membawa partikel ke dalam suatu inti flok sehingga partikel tersebut saling bertabrakan, kemudian melekat, dan tumbuh menjadi ukuran yang siap turun mengendap. Aliran laminar di perlikan untuk menjaga agar tidak terjadi rusaknya flok yang sudah terbentuk, kemudian air terus mengalir ke bak II dan III (yang bersekat).



Proses sedimentasi / floatasi Proses ini adalah proses pengendapan partikel-partikel padat yang terkandung dalam air yang menyebabakan kekeruhan, partikel tersebut dapat berupa lumpur atau zat padat lainnya seperti slude (lumpur) yang terdiri dari senyawa garam dan basa. Proses ini merupakan proses fisika. Zat-zat yang lebih ringan akan mengapung (flotasi), karena memiliki berat jenis yang lebih ringan dari air, dan dapat di buang dengan cara overflow, yaitu air meluap sehingga kotoran dapat terbuang. Sedangkan zat-zat yang memiliki berat jenis lebih besar dari air akan mengendap dengan adanya gay gravitasi. Proses ini bertujuan untuk menghilangkan kekeruhan (turbidity), mengurangi kesadahan dan menghemat bahan kimia. Air yang keluar dari bak III sudah jernih, namun Proses sedimentasi tetap berlanjut, dan pada bak IV larutan kaporit kembali di injeksikan pada pintu masuk bak.Pada masing-masing bak no. IV,V,VII DAN VII terdapat pipa outlet yang di hubungkan menjadi satu, sebagai



saluran hisap



pemompaan yang berada di RPKS II. Pipa outlet ini juga berfungsisebagai pipa pengurasan bak yang di lakukan 6 Bulan sekali. Rumah Pompa Kali Solo II merupakan rumah pompa dengan lima unit pompa yang di gunakan untuk memompa hasil olahan bak YAP menuju : 



Tangki grafitasi (TG-335 A.B







Area pemadam kebakaran







Bak air industry (B-333 1-2)







Saringan pasir bertekanan







Menara air pendingin



Aerasi Pendistribusian ke area pemadam kebakaran, bak air industry, saringan pasir bertekanan dan enara air pending di lakuukan bila bak seragan dan unit CPI tidak dioperasikan. Air yang di pompa dari RPKS II masuk pada tangki dan Bak gafitasi dengan aspek, yaitu: 



Tangki gravitasi Diameter : 6 m Tinggi : 4,15 m Kapasitas : 117,3 m3







Bak grafitasi Ukuran : 10,65 x 5,86 x 3,74 m Kapasitas : 216,3 m3



Proses ini bertujuan untuk menghilangkan bau busuk dan menetralkan racun dengan cara menyemprotkan air pada ujung pipa agar air dapat kontak langsung dengan udara luar. Kemudian air begerak keluar dengan grafitasi menuju pipa di bawah bak dan tangki. Inspeksi Sebelum masuk pada proses selanjutnya maka dilakukan inspeksi untuk menguji pH antara 6,5-8,5, Active Chlor antara 0,1-0,4, Turbidity