Metode & Hasil BTP SNACK [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

DAFTAR ISI TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................. 2 1.1 Bahan Tambahan Pangan ..................................................................... 4 1.2 Bahan Tambahan Pangan (BTP) Terlarang dan Berbahaya................ 5 1.3 Bahan Tambahan Pangan yang Sering Digunakan Pada Makanan ...... 6 1.4 Snack ..................................................................................................... 7 METODE PENGAMTAN .............................................................................. 8 HASIL PENGAMATAN ................................................................................ 8 PEMBAHASAN ........................................................................................... 11 Antioksidan ............................................................................................... 12 Penguat Rasa ............................................................................................ 13 Pewarna .................................................................................................... 13 Pemanis ..................................................................................................... 14 Perisa ........................................................................................................ 14 Pengembang .............................................................................................. 14 Pengemulsi ................................................................................................ 14 Penstabil ................................................................................................... 15 KESIMPULAN ............................................................................................ 15 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 16



1



DAFTAR TABEL



HASIL PENGAMATAN 1. Tabel 1.1 Hasil Pengamatan Produk Snack…………………………..6



2



KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolonganNya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti. Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas akhir dari mata kuliah Bahan Tambahan Pangan dengan judul “Bahan Tambahan Makanan Pada Snack”. Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada Dosen mata kuliah Bahan Tambahan Pangan yang telah membimbing dalam bembelajaran. Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih. Samarida, 05 Oktober 2019



3



TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Bahan Tambahan Pangan Bahan Tambahan Pangan (BTP) merupakan bahan-bahan yang ditambahkan ke dalam makanan selama proses produksi, pengolahan, pengemasan, atau penyimpanan untuk tujuan tertentu. Menurut PP No. 28 tahun 2004 tentang keamanan, mutu, dan gizi pangan, BTP didefinisikan sebagai bahan yang ditambahkan ke dalam pangan untuk mempengaruhi sifat dan bentuk pangan. Menurut Codex alimelarius committee (2005), BTP didefinisikan sebagai bahan yang tidak lazim dikonsumsi sebagai makanan dan biasanya bukan merupakan komposisi khas makanan, dapat bernilai gizi atau tidak bernilai gizi, ditambahkan ke dalam makanan dengan sengaja untuk membantu teknik pengolahan makanan baik dalam proses pembuatan, pengolahan, penyiapan perlakuan, pengepakan, pengangkutan, dan penyimpanan produk olahan, agar menghasilkan suatu makanan yang lebih baik atau secara nyata mempengaruhi khas makanan tersebut. Penggunaan BTP diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1168/Menkes/Per/x/1999 pemerintah mengizinkan penggunaan BTP yang tidak mempunyai resiko terhadap kesehatan manusia dan melarang penggunaan BTP yang berbahaya, seperti boraks dan senyawanya, atau melampaui ambang batas yang diperbolehkan. Produk pangan yang mengandung BTP yang dinyatakan terlarang tidak diizinkan beredar di masyarakat dan pelanggaran terhadap aturan ini dikenakan sanksi yang tegas. Khomsan (2003) menyatakan bahwa keberadaan BTP adalah untuk membuat makanan tampak lebih berkualitas, lebih menarik, serta rasa dan teksturnya lebih sempurna. Zat-zat itu ditambahkan dalam jumlah sedikit, namun hasilnya sungguh menakjubkan. Menurut Saparinto et al. (2006), menegaskan bahwa fungsi BTP dapat dikelompokkan menjadi: (1) Meningkatkan nilai gizi makanan, (2) memperbaiki nilai estetika dan sensori makanan, (3) memperpanjang umur simpan (shelf life) makanan. BTP bisa memiliki nilai gizi, tetapi bisa pula tidak. Menurut ketentuan yang ditetapkan, ada beberapa kategori BTP. Pertama, BTP yang bersifat aman, dengan dosis yang tidak dibatasi, misalnya pati. Kedua, bahan BTP yang digunakan dengan dosis tertentu, dan dengan demikian dosis maksimum penggunaannya juga telah ditetapkan. Ketiga, Bahan tambahan yang aman dan dalam dosis yang tepat, serta telah mendapat izin beredar dari instansi yang berwenang, misalnya zat pewarna yang sudah dilengkapi sertifikat aman (Yulianti 2007). Menurut Cahyadi (2008) pada umumnya BTP dibagi menjadi dua golongan besar, yaitu sebagai berikut (1) Bahan tambahan yang ditambahkan dengan sengaja ke dalam makanan, dengan mengetahui komposisi bahan tersebut dan maksud penambahan itu dapat mempertahankan kesegaran, cita rasa, dan membantu pengolahan, sebagai contoh pengawet, pewarna, dan pengeras, dan (2)



4



Bahan tambahan yang tidak sengaja ditambahkan, yaitu bahan yang tidak mempunyai fungsi dalam makanan tersebut, terdapat secara tidak sengaja, baik dalam jumlah sedikit atau cukup banyak akibat perlakuan selama proses produksi, pengolahan, dan pengemasan. 1.2 Bahan Tambahan Pangan (BTP) Terlarang dan Berbahaya Bahan Tambahan Pangan (BTP) dapat berupa ekstrak bahan alami atau hasil sintesis kimia. Bahan yang berasal dari alam umumnya tidak berbahaya, sementara BTP artifisial atau sintetik mempunyai risiko terhadap kesehatan jika disalah gunakan pemakaiannya (Joko et al. 2016). Badan POM (Pengawas Obat dan Makanan) menemukan banyak produk- produk yang mengandung formalin. Formalin bersifat desinfektan, pembunuh hama, dan sering dipakai untuk mengaetkan mayat. Pewarna tekstil seperti Rhodamin B sering pula ditemukan pada kerupuk dan terasi. Mengkonsumsi makanan yang mengandung formalin atau Rhodamin dapat menyebabkan kerusakan organ dalam tubuh dan kanker (Joko et al. 2016). Di Indonesia telah disusun peraturan tentang Bahan Tambahan Pangan oleh Depertemen Kesehatan diatur dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 722/Menkes/Per/IX/1988 yang banyak beredar dan digunakan masyarakat namun pada dasarnya dilarang penggunaannya, diantaranya : 1. Natrium tetraborat (boraks) 2.Formalin ( formaldehyd ) 3.Minyak nabati yang dibrominasi (brominated vegetable oils) 4.Kloramfenikol (chlorampenicol ) 5.Kalium klorat ( pottasium clorate) 6.Dietilpirokarbonat (diethylpyrocarbonate, DEPC) 7. Nitrofuranzon (nitrofuranzone) 8.P-Phenetil Karbamida (p-Phenethycarbamide, dulcin, 4-ethoxyphenyl urea) 9.Asam salisilat dan garamnya (salicylic acid and its salt) Sedangkan menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1168/Menkes/PER/X/1999, selain bahan tambahan diatas masih ada tambahan kimia yang dilarang seperti Rhodamin B (Pewarna merah, methanyl yellow (pewarna kuning), Dulsin (pemanis sintetis) dan kalsium bromat (pengeras).



5



1.3 Bahan Tambahan Pangan yang Sering Digunakan Pada Makanan Pengelompokan BTP yang diizinkan digunakan dalam makanan menurut peraturan Mentri Kesehatan RI No.722/Menkes/Per/IX/1988 adalah sebagai berikut: a. Pewarna, yaitu BTP yang dapat memperbaiki atau memberi warna pada makanan. Contoh pewarna sintetik adalah amaranth, indigotine, dan nafthol yellow. b.Pemanis buatan, yaitu BTP yang dapat menyebabkan rasa manis pada makanan yang tidak atau hamper tidak memiliki nilai gizi. Contohnya adalah Sakarin, Siklamat dan Aspartam. c. Pengawet yaitu BTP yang dapat mencegah atau menghambat terjadinya fermentasi, pengasaman atau penguraian lain pada makanan yang disebabkan oleh pertumbuhan mikroba. Contohnya: asam asetat, asam propionat dan asam benzoat. d. Antioksidan yaitu BTP yang dapat memghambat atau mencegah proses oksidasi lemak sehingga mencegah terjadinya ketengikan. Contohnya adalah TBHQ (tertiary butylhydroquinon). e. Antikempal, yaitu BTP yang dapat mencegah menggumpalnya makanan serbuk, tepung atau bubuk.contohnya adalah: kalium silikat. f.Penyedap rasa dan aroma, penguat rasa, yaitu BTP yang dapat memberikan, menembah atau mempertegas rasa dan aroma. Contohnya Monosodium Glutamate (MSG). g. Pengatur keasaman (pengasam, penetral dan pendapar), yaitu BTP yang dapat mengasamkan, menetralkan dan mempertahankan derajat asam makanan. Contohnya agar, alginate, lesitin dan gum. h. Pemutih dan pematang tepung, yaitu BTP yang dapat mempercepat proses pemutihan atau pematangan tepung sehingga memperbaiki mutu pemanggangan. Contohnya adalah asam askorbat dan kalium bromat. i.Mengemulsi, pemantap dan pengental, yaitu BTP yang dapat membantu terbentuknya dan memantapkan system disperse yang homogen pada makanan. j.Pengeras yaitu BTP yang dapat memperkeras atau mencegah lunaknya makanan. Contohnya adalah kalsium sulfat, kalsium klorida dan kalsium glukonat.



6



k.Sekuestan, yaitu BTP yang dapat mengikat ion logam yang terdapat dalam makanan, sehingga memantapkan aroma, warna dan tekstur. Contohnya asam fosfat dan EDTA (kalsium dinatrium edetat). l.BTP lain yang termasuk bahan tambahan pangan tapi tidak termasuk golongan diatas. Contohnya antara lain: enzim, penambah gizi dan humektan.



1.4 Snack Camilan atau snack adalah makanan ringan yang dikonsumsi diantara waktu makan utama. Oleh karena itu, makanan ini biasa disebut snack yang berarti sesuatu yang dapat mengobati rasa lapar dan memberikan suplai energi yang cukup untuk tubuh (Khomsan 2007). Makanan ringan yang dimaksudkan adalah makanan untuk menghilangkan rasa lapar seseorang sementara waktu dan dapat memberi sedikit suplai energi ke tubuh atau merupakan sesuatu yang dimakan untuk dinikmati rasanya. Produk yang termasuk dalam kategori makanan ringan menurut Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia No. HK.00.05.52.4040 (2006), tentang kategori pangan adalah semua makanan ringan yang berbahan dasar kentang, umbi, serealia, tepung atau pati (dari umbi dan kacang) dalam bentuk keripik, kerupuk, jipang. Selain itu pangan olahan yang berbasis ikan (dalam bentuk kerupuk atau keripik) juga masuk kedalam kategori makanan ringan. Keripik adalah camilan yang diolah dengan cara membentuk adonan, membuat lembaran-lembaran tipis, dicetak, dikeringkan, dan digoreng. jenis keripik yang terdapat dipasaran sangat beragam, diantaranya terdapat keripik pisang, singkong, kentang, dan yang lainnya. Pengolahan keripik dalam bentuk adonan memungkinkan menggunakan bahan baku yang memiliki nilai gizi tinggi, mengandung serat pangan, dan antioksidan untuk menghasilkan produk cemilan sehat (khomsam ,2007)



7



METODE PENGAMTAN Pengamatan ini dilakukan di Hypermart plaza mulia jl. Bayangkara, Bugis, kec Samarinda Kota, Kalimantan Timur 75242. Pengamatan ini dilaksanakan pada hari Kamis 3 Oktober 2019, pukul 16:00 WITA. Metode yang digunakan adalah metode observasi.



HASIL PENGAMATAN Tabel 1.1 Hasil Pengamatan Produk Snack No



Nama Produk



1.



Foto produk



Bahan baku utama



BTP (berdasarkan penggolongan)



Leo snack kentang



kentang



2.



Fitchips



Tepung Jagung



Antioksidan (asam askorbat), pewarna makanan (caramel IV), Penguat rasa (dinatrium inosinat dan guanilat), dan pengmulsi nabati Antioksidan (askorbil palmitat dan tokoferol campuran)



3.



Kusuka



Singkong



Antioksidan (TBHQ), penguat rasa (Mononatrium Glutamat, Dinatrium Guarnilat dan Inosinat) dan pemanis alami 8



(Glikosida Steviol) Antioksidan (TBHQ dan tokoferol), perisa sintetik (keju dan jagung), dan penguat rasa (monatrium glumat) Penguat rasa mononatrium glumat (MSG)



4.



Smax Ring



Jagung



5.



Monde



Beras



6.



Krobe



Singkong



Penguat rasa (mononatrium L-glutamat)



7.



Jetz shrimp



Tepung



Penguat rasa (mononatrium glutamate, penguat rasa dinatrium guanilat dan dinatrium inosinat), pemanis alami (glikosida steviol), antioksian (asam askorbat dan alfa tokoferol), penstabil (penstabil nabati dan dinatrium difosfat) pegembang



9



8.



Krip krip



Tepung



9.



Qtela



Singkong



10.



Ring Bee



Tepung



(natrium hydrogen karbonat), perisa (sintetik uang), dan penstabil (dinatrium difosfat) Perisa barbeque pedas (mengandung pewarna makanan caramel), penguat rasa (dinatrium inosinat (E631) dan dinatrium guanilat (E627)) Perisa sintetik balado ( mengandung penguat rasa mononatrium glutamate, dan pewarna (merah bit)) Antioksidan (TBHQ, antioksidan BHT), penguat rasa (mononatrium glutamate, dinarium inosinat, dinatrium guanilat), penstabil (kalsium karbonat), pemanis (laktosa) dan pewarna makanan (Kuning FCF CL 5985)



10



PEMBAHASAN Camilan atau snack adalah makanan ringan yang dikonsumsi diantara waktu makan utama. Oleh karena itu, makanan ini biasa disebut snack yang berarti sesuatu yang dapat mengobati rasa lapar dan memberikan suplai energi yang cukup untuk tubuh. Makanan ringan yang dimaksudkan adalah makanan untuk menghilangkan rasa lapar seseorang sementara waktu dan dapat memberi sedikit suplai energi ke tubuh atau merupakan sesuatu yang dimakan untuk dinikmati rasanya. Produk yang termasuk dalam kategori makanan ringan menurut Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia No. HK.00.05.52.4040 (2006), tentang kategori pangan adalah semua makanan ringan yang berbahan dasar kentang, umbi, serealia, tepung atau pati (dari umbi dan kacang) dalam bentuk keripik, kerupuk, jipang. Selain itu pangan olahan yang berbasis ikan (dalam bentuk kerupuk atau keripik) juga masuk kedalam kategori makanan ringan. Keripik adalah camilan yang diolah dengan cara membentuk adonan, membuat lembaran-lembaran tipis. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No 33 tahun 2012 pengertian bahan tambahan pangan (BTP) adalah bahan yang sengaja ditambahkan ke dalam untuk mempengaruhi sidat atau bentuk pangan. Tujuannya adalah untuk meningkatkan atau mempertahankan nilai gizi dan kualitas daya simpan, membuat bahan pangan lebih mudah dihidangkan serta mempermudah dalam penyiapan bahan pangan. Pada saat ini bahan tambahan pangan sangat penting dalam industri pangan. Namun setiap bahan tambahan pangan yang digunakan memiliki aturan dan batas pemakaian. Peraturan pelabelan dan penomoran bahan tambahan pangan seperti pewarna makanan, flavour, penyedap rasa dan pengawet dalam pasar pangan yang aman dan bebas sangatlah penting. Bahan Tambahan Pangan yang boleh digunakan adalah yang telah mendapatkan nomor pendaftaran dari Badan POM (MD/ML) yang masih berlaku dan digunakan pada produk pangan sesuai dengan peraturan. Penggunaan Bahan



11



Tambahan Pangan tidak melebihi batas maksimum yang ditetapkan. Gunakan sediaan Bahan Tambahan Pangan sesuai dengan saran pada label Penggunaan lebih dari satu jenis Bahan Tambahan Pangan pada golongan yang sama, berlaku prinsip rasio. Berdasarkan observasi yang dilakukan di hympermat didapatkan snack snack yang mengandung BTP (Bahan Tambahan Pangan) dan kegunaan bahan tambahan pangan terhadap produk makanan ringan tersebut antara lain : Antioksidan Peraturan Kepala BPOM No.38 tahun 2013 tentang BTP antioksidan, Antioksidan (Antioxidant) adalah bahan tambahan pangan untuk mencegah atau menghambat kerusakan pangan akibat oksidasi. Penggunaan antioksidan atas pangan olahan cukup penting untuk umur simpan produk. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di Hypermart ada 3 jenis snack yang mengandung BTP TBHQ yaitu keripik singkong kusuka, smax ring dan ring bee. TBHQ adalah antioksidan sintetik yang digunakan untuk mencegah ketengikan pada minyak serta memiliki harga yang terjangkau Batasan maksimum penggunaan BTP TBHQ sesuai dengan Peraturan Kepala BPOM No.38 tahun 2013 adalah nilai ADI TBHQ sebesar 0-0,7 mg/kg berat badan. Pemakaian TBHQ berlebih dapat memiliki efek samping pada kesehatan. Jenis snack yang mengandung Asam askorbat adalah Leo snack yang terbuat dari kentang dan jetz shrimp. Asam askorbat atau vitamin C ialah antioksidan alami yang berguna sebagai penunjang kesehatan dan penangkal radikal bebas. Berdasarkan peraturan nilai ADI dari asam askorbat adalah CPPB (Not specified) atau dikatakan aman untuk digunakan. Produk Snack fitchips dan jetz shrimp mengandung antioksidan alfa tokoferol. Pemberian antioksidan pada produk snack bertujuan untuk menangkal radikal bebas yang ada didalam produk tersebut. Antioksidan Alfa Tokoferol atau biasa kita kenal dengan vitamin E memiliki manfaat utama sebagai antioksidan alami untuk mencegah dampak buruk radikal bebas seperti perkembangan sel kanker di dalam tubuh. Sebagai antioksidan alami, tokoferol beta juga bermanfaat



12



untuk menjaga kesehatan kulit sehingga kulit terbebas dari berbagai masalah seperti kulit kering, keriput, atau berminyak. Penguat Rasa Penggunaan jenis penguat rasa yang paling sering digunakan dalam pembuatan snack yaitu penguat rasa monosodium glutamate (MSG), dinatrium guanilat, dinatrium inosinat. MSG adalah garam natrium yang berikatan dengan asam amino berupa asam glutamat. MSG berbentuk kristal putih yang stabil, tetapi dapat mengalami degradasi oleh oksidator kuat. penggunaan MSG terhadap produk snack/makanan ringan lebih efektif dalam menambah rasa dibandingkan garam serta dapat mengurangi tekanan darah pada penderita hipertensi. Snack yang mengandung penguat rasa MSG adalah Monde, Smax Ring, Krobe, Jetz Shrimp, Qtela keripik singkong, dan Ring Bee. Dinatrium inosinat adalah garam sodium atau natrium dari asam inosinat. Dinatrium guanilat adalah garam dinatrium penyedap rasa guanosin monofosfat (GMP) alami. Snack yang mengandung penguat rasa natrium guanilat dan natrium inosinat antara lain Leo snack kentang, Jetz Shrimp, Krip - krip dan Ring Bee. Pewarna Ada beberapa snack yang mengandung bahan pewarna yaitu Leo snack kentang, Krip - krip, Qtela singkong dan Ring Bee. Ada dua jenis pewarna yang biasa digunakan yaitu Pewarna alami (Natural food colour) dan pewarna sintetis (Synthetic food color). Yang termasuk dalam pewarna alami adalah Merah bit, Caramel dan caramel IV amonia sulfit proses. Penggunaan karamel menjadi solusi dari penggunaan pewarna makanan buatan warna merah, hijau dan biru yang bila dikombinasikan akan menjadi warna kecoklatan. Ini sering kita jumpai dalam produk roti dan kue serta minuman ringan. Warna karamel 2-6 kali lebih gelap ketimbang bubuk kakao. Oleh karena itu, penambahan karamel lebih disarankan apabila ingin memberikan warna gelap pada produk karena selain lebih hemat dan tidak mengubah rasa produk. Yang termasuk dalam pewarna sintetis adalah Kuning FCF Ci. 15985. Pewarna ini memberikan efek warna kuning oranye. Dalam aplikasinya, sunset yellow juga



13



sering dikombinasikan dengan tartrazine untuk mendapatkan warna kuning oranye yang diinginkan. ADI: 0 – 4 mg/kg berat badan. Pemanis Produk snack yang mengandung pemanis antara lain kusuka singkong dan jet shrimp ( glikosida steviol) dan ring bee yang mengandung pemanis laktosa. Glikosida steviol dapat memberikan rasa manis dan kemanisannya berkisar dari 40 sampai 300 kali lebih manis dibandingkan sukrosa (gula tebu). Senyawa ini stabil terhadap panas, stabil terhadap pH, dan tidak mengalami fermentasi. Senyawa ini juga tidak mempengaruhi respon glikemik bila dikonsumsi, yang membuat daya tarik steviol glikosida sebagai pemanis alami bagi para diabetik dan yang lain atas diest karbohidrat-terpantau. Perisa Produk yang mengandung perisa adalah smax ring, Qtela singkong dan jet shrimp. Perisa (flavouring) adalah bahan tambahan pangan berupa preparat konsentrat dengan atau tanpa ajudan perisa (flavouring adjunct) yang digunakan untuk memberi rasa dengan pengecualian rasa asin, manis, dan asam. Pengembang Produk snack jetz shrimp mengandung pengembang yaitu natrium hydrogeng karbonat. Bahan tambahan pangan ini biasa dikenal dengan baking soda. Kegunaannya untuk membuat produk makanan atau adonan mengembang dengan sempurna. Pengemulsi Pengemulsi nabati adalah pengemulsi alami yang berasal dari tumbuh tumbuhan. Pengemulsi adalah bahan tambahan pangan yang berfungsi sebagai pencegah terpisahnya antara dua cairan yang berbeda ( seperti minyak dan air ). Daya kerjanya terutama dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya bentuk molekul yang mampu terikat oleh dua jenis cairan serta dapat membantu terbentuknya sistem dispensi yang homogen pada makanan. Produk snack yang mengandung bahan tambahan pangan pengemulsi nabati adalah Leo snack kentang.



14



Penstabil Penstabil nabati natrium difosfat yang ditambahkan dalam produk pangan untuk menstabilkan sistem dispersi yang homogen. Produk snack yang mengandung bahan tambahan ini adalah Jetz Shrimp.



KESIMPULAN Jadi Bahan Tambahan Makanan adalah bahan yang ditambahkan ke makanan untuk berpengaruh sifat sifat atau bentuk atau produk makanan. Fungsi bahan makanan adalah: 1. Mengawetkan makanan. 2. Mencegah pertumbuhan mikroba perusak makanan. 3. Mencegah lanjut reaksi kimia yang bisa menurunkan mutu makanan. 4. Membentuk makanan menjadi enak renyah, juga lebih enak di mulut. 5. Anggota warna dan meningkatkan kualitas makanan. Bahan tambahan makanan adalah bisa meningkatkan atau mempertahankan gizi dan kualitas daya simpan, membuat bahan makanan lebih mudah dihidangkan, juga mudah preparasi bahan makanan.



15



DAFTAR PUSTAKA



BPOM Badan Pengawasan Obat dan Makanan Republik Indonesia. 2006. Surat Keputusan Kepala Badan POM RI No. HK.00.05.52.4040 tentang Kategori Pangan. Jakarta: Standardisasi Produk Pangan. Cahyadi, Wisnu, 2008. Analisis dan Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Makanan. Bumi Aksara, Jakarta. Joko, Agung Ismoyo., Dina N. M., dan Hani S. M. 2016. Bahan Tambahan Makanan. Bandung : Universitas Islam Negeri Sunan Gunung DJati Khomsan, A. 2007.



Khomsan A. 2003. Pangan dan Gizi untuk Kesehatan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Khomsan A, Faisal A, Riyadi H, Sukandar D, Mudjajanto S,. 2007. Studi Peningkatan Pengetahuan Gizi dan Kader Posyandu serta Pertabaikan Gizi. Jurusan Gizi Masyarakat. Fakultas Ekologi Manusia. Institut Pertanian Bogor Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2013 tentang Batas Maksimum Penggunaan Bahan Tambahan Pangan Pengawet. Jakarta : Standardisasi Produk Pangan. Hal 19. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 722/Menkes/Per/IX/1988 tentang Bahan Tambahan Makanan. Jakarta : Depertemen Kesehatan. Depkes RI. 1999. Saparinto, Cahyo; Hidayati, Diana. 2006. Bahan Tambahan Pangan. Kanikus. Yogyakatta. Yulianti, Nurheti, 2007. Awas Bahaya Dibalik Lezatnya Makanan. Penerbit Andi, Yogyakarta



16