Metode Dan Dasar-Dasar Handball (Method and Basic Handball [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

METODE & DASAR-DASAR HANDBALL METHOD & BASICS HANDBALL



METODE & DASAR-DASAR HANDBALL METHOD & BASICS HANDBALL



UNDANG-UNDANG HAK CIPTA NO. 19 TAHUN 2002



Oleh : Muhlisin Joko Pranawa Adi



Pasal 2 (1).



Hak Cipta merupakan hak eksklusif bagi Pencipta dan Pemegang Hak Cipta untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya, yang timbul secara otomatis setelah suatu ciptaan dilahirkan tanpa mengurangi pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pasal 72



(1).



Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan denda paling banyak Rp. 5.000.000.000,- (lima miliar rupiah).



(2). Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait sebagaimana dimaksud pada Pasal 2 ayat (1), dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah).



(3).



Penerbit Presisi Cipta Media



Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT)



Perpustakaan Nasional : Katalog Dalam Terbitan (KDT) Muhlisin dan Joko Pranawa Adi Metode dan Dasar-Dasar Handball (Method and Basics Handball) / Muhlisin dan Joko Pranawa Adi - Semarang : CV. Presisi Cipta Media, 2016. 16 x 24 cm ISBN : 978-602-73264-2-2



Metode dan Dasar-Dasar Handball



(Method and Basics Handball)



Oleh : Muhlisin Joko Pranawa Adi Editor : Sandey Tantra Paramitha Design Cover : Abdul Umar Lay Out : Aris Sayidi Penerbit: CV Presisi Cipta Media Jl. Pusponjolo dalam IX No 11 Semarang, Jawa Tengah, Indonesia Telp. (024) 024-7607177 Email: [email protected] ISBN: 978-602-73264-2-2 Hak Cipta dilindungi Undang-Undang No. 19 Th. 2002 All rights reserved Cetakan Pertama, Februari 2016



SAMBUTAN REKTOR UNIVERSITAS WAHID HASYIM SEMARANG Olahraga handball diperkenalkan pertama kali pada tahun 1890 oleh Konrad Koch dari Jerman dan pada Olympiade Berlin tahun 1938 untuk pertama kali bolatangan diikutsertakan sebagai salah satu cabang olahraga yang dipertandingkan. Selanjutnya pada tahun 1946, IAHF berubah menjadi International Handball Federation (I.H.F), kemudian diikuti Asosiasi Bolatangan Asia (Asian Handball Federation /A.H.F) terbentuk pada tahun 1974. Asosiasi Bola Tangan Indonesia (ABTI) baru berdiri 16 Agustus 2007 dan ABTI resmi sebagai Full Member International Handball Federation (IHF) pada tanggal 5 Juni 2009. Di Indonesia, Handball pernah mengisi acara Pekan Olahraga Nasional (PON) kedua di Jakarta tahun 1951. Peserta terdiri dari 4 daerah yaitu : Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Setelah itu belum pernah ada upaya serius dari pihak-pihak tertentu agar Handball bisa dipertandingkan lagi di PON. Permainan Handball juga pernah mengisi acara dalam Pekan Olahraga Mahasiswa kelima di Medan pada tahun 1960. Akan tetapi permainan Handball ini hanya bertahan sampai akhir orde lama, kemudian secara perlahan permainan bolatangan mengalami kemunduran yang akhirnya menjadi tidak populer lagi. Seiring perjalanan waktu, pada PON ke 19 di Jawa Barat tahun 2016, handball dipertandingkan dalam cabang ekhibisi dengan harapan handball masuk sebagai cabang olahraga PON ke XX tahun 2020. Sebagai pimpinan perguruan tinggi, kami menaruh apresiasi yang tinggi dan mendalam atas kreasi dan prestasi dosen yang ikut berperan serta dalam membangun dan memasyarakatkan olahraga. Setelah membaca isi buku tersebut, kami menaruh optimis bahwa buku tersebut dapat menjadi literatur atau panduan bagi mahasiswa, guru atau pelatih olahraga dalam rangka membina dan mengembangkan handball di sekolah atau di perguruan tinggi. Optimistis kami didasarkan pada alasan, karena penulis disamping sebagai pengajar / dosen, tetapi juga sebagai pelatih handball, di tingkat lokal, regional, nasional dan internasional. Buku Metode dan Dasar-Dasar Handball ini diharapkan menjawab keprihatinan olahraga handball di tanah air tersebut. Buku tersebut Muhlisin dan Joko Pranawa, Metode dan Dasar-dasar Handball



v



tepat sebagai referensi dan sekaligus sebagai panduan bagi para pemerhati olahraga, handball semua kalangan. Meskipun buku tersebut bisa jadi masih ada kekurangan seperti: filosofi atau tinjauan komprehensif handball dari berbagai segi, tetapi buku tersebut diharapkan sekurang-kurangnya dapat mengangkat kembali eksistensi handball sebagai salah satu cabang olahraga di Indonesia. Semoga bermanfaat, amin



Semarang, Oktober 2016 Rektor,



Dr. H. Mudzakkir Ali, MA



SEKAPUR SIRIH



Puji Syukur Kehadirat Allah, SWT atas limpahan rahmat & karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan buku yang berjudul ”Metode dan dasar-dasar handball ” Shalawat dan salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yakni Nabi Muhammad SAW. Buku referensi mengenai handball ini merupakan bagian dari referensi, acuan maupun kajian mengenai bagaimana permainan handball dapat kembangkan dan dilakukan. buku ini diharapkan dapat mengenalkan mengenai aturan dan permainan handball baru, memudahkan bagi pemula untuk dapat berlatih handball dan menjadi pedoman bagi pelatih/pembina handball dalam melatih. Penulis menyadari bahwa buku ini tidak luput dari kekurangan dan kekeliruan, untuk itu penulis menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya dan memerlukan perbaikan berupa kritik maupun saran membangun dari pembaca Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah berkenan membantu dalam penyusunan buku ini, semoga Allah SWT menjadikannya sebagai amal yang bermanfaat Semoga Allah SWT memberikan manfaat bagi khasanah ilmu pengetahuan dan teknologi dengan terbitnya buku ini. Terima kasih Penulis



vi



Muhlisin dan Joko Pranawa, Metode dan Dasar-dasar Handball



Muhlisin dan Joko Pranawa, Metode dan Dasar-dasar Handball



vii



SAMBUTAN KETUA UMUM PENGURUS PROVINSI ASOSIASI BOLA TANGAN INDONESIA (ABTI) JAWA TENGAH



PENGANTAR KETUA UMUM PB ABTI



Drs. Joko Pranawa Adi, M.Pd Bismillahi Rahmanir Rahiim Salam olahraga, Dewasa ini perkembangan bola tangan (handball) sangat pesat di Indonesia. Cabang olahraga yang juga pernah berkembang di Indonesia ini sempat mengalami surut pada kurun tahun 90an. Saat ini perkembangan bola tangan berlangsung sangat signifikan setelah terbentuknya asosiasi bola tangan di Indonesia awal tahun 2007. Di kalangan masyarakat handball berkembang pesat di berbagai daerah dan di berbagai kalangan masyarakat. Munculnya klub dan berkembangnya handball di sekolah sudah menjamur. Makin banyaknya kejuaraan handball di berbagai tingkatan juga merupakan tolak ukur perkembangan handball yang ada di Indonesia. Buku berjudul metode dan dasar-dasar handball ini merupakan referensi yang dapat bermanfaat bagi siapapun yang ingin mengembangkan handball. Ini merupakan hal yang menggembirakan bagi kami selaku pengurus, munculnya pedoman atau panduan tentang handball ini akan semakin meningkatkan kualitas pembinaan handball di daerah, maupun nasional. Kami sampaikan terima kasih atas kinerja penulis dalam menuangkan pengetahuan dan keilmuannya dalam bidang handball ini. Semoga memberikan sumbangsih bagi khasanah ilmu pengetahuan handball, serta manfaat bagi masyarakat olahraga khususnya dan masyarakat pendidikan pada umumnya. Amin



Salam Olahraga, Handball atau lebih dikenal oleh masyarakat sebagai Bola Tangan sudah menjadi cabang olahraga populer dalam dua tahun terakhir. Banyaknya simpatisan di berbagai tingkatan dan lapisan masyarakat menjadikan Handball sebagai cabang olahraga pilihan bagi masyarakat khususnya anak muda. Selaku ketua Umum Pengurus Besar Asosiasi Bola Tangan Indonesia (ABTI) saya secara khusus memberikan apresiasi dan penghargaan kepada penulis yang telah menuangkan karyanya. kami sangat terbantu dengan munculnya buku “Metode dan Dasar-dasar Handball” yang dapat memberikan pemahaman dan mengenalkan handball sebagai salah satu cabang olahraga olimpiade ini di masyarakat. Semoga dengan hadirnya buku ini ditengah-tengah masyarakat dapat memberikan manfaat bagi berkembangnya olahraga handball di Indonesia. Jakarta, 27 Oktober 2016 Pengurus besar Asosiasi Bola Tangan Indonesia Ketua Umum,



Andreas Diantoro



Ketua Umum, Pengprov ABTI Jawa Tengah



Joko Pranawa Adi viii



Muhlisin dan Joko Pranawa, Metode dan Dasar-dasar Handball



Muhlisin dan Joko Pranawa, Metode dan Dasar-dasar Handball



ix



DAFTAR ISI Sampul ...................................................................................... Sambutan Rektor Unwahas ...................................................... Sekapur Sirih ............................................................................. Sambutan Ketua Pengprov ABTI Jawa Tengah.......................... Pengantar Ketua Umum PB ABTI ............................................. Daftar Isi ................................................................................... BAB I Sejarah & Perkembangan Handball A. Apa Itu Handball ? ......................................................... B. Sejarah Perkembangan Handball .................................. C. Sejarah Handball Lapangan & Indoor ............................ D. Sejarah handball Pantai ................................................ E. Sejarah Federasi Handball Internasional ....................... F. Sejarah Perkembangan Handball di Asia ....................... G. Sejarah Perkembangan Handball di Indonesia .............. BAB II Organisasi dalam Handball A. International Federation ............................................... B. Continental Federation ................................................. C. Organisasi Handball di Indonesia .................................. BAB III Kejuaraan dalam Handball A. Kejuaraan Handball Internasional ................................. B. Kejuaraan Handball di Level Benua ............................... C. Kejuaraan Handball di Indonesia................................... BAB IV Rule of The Game Handball A. Handball Indoor ............................................................ B. Handball Beach ............................................................. C. Minihandball (Kids Handball) ........................................ D. Street Handball ............................................................. BAB V Basic Skills / Teknik Dasar Handball A. Basic Skill/Teknik Dasar Handball .................................. B. Passing/Throw (Mengumpan) ...................................... C. Catching/ Menangkap .................................................. D. Dribbling/Menggiring .................................................... E. Shooting/ Menembak ................................................... F. Feinting/ Gerak tipu ...................................................... G. Goalkeeper/Penjaga gawang ........................................ BAB VI Taktik & Strategi Permainan Handball A. Taktik dan Strategi ....................................................... B. Taktik Individu (Individual Tactic).................................. C. Taktik dan Strategi Tim .................................................



i v vii viii ix x 2 2 2 5 6 8 9 15 19 33 36 56 60 64 77 90 92 96 108 111 113 113 116 118 122 123 127



DAFTAR PUSTAKA .................................................................... 135 APPENDIX ................................................................................. 138 x Muhlisin dan Joko Pranawa, Metode dan Dasar-dasar Handball



Muhlisin dan Joko Pranawa, Metode dan Dasar-dasar Handball



1



A. APA ITU HANDBALL?



Gambar 1. 1 Timnas Indonesia di Kejuaraan Asian Women handball Championship 2015 Bola tangan ( Handball) adalah olahraga beregu di mana dua regu dengan masing-masing 7 pemain (6 pemain dan 1 penjaga gawang) berusaha memasukkan sebuah bola ke gawang lawan. Permainan ini mirip dengan sepak bola, tapi cara memindahkan bola adalah dengan tangan pemain, bukan kaki. Handball merupakan Olahraga yang menggunakan tangan untuk memantulkan melempar dan memukul bahkan memasukan Bola kedalam gawang, olahraga ini diyakini merupakan gabungan dari Olahraga Basket, Hoki dan Olahraga Futsal karena untuk peraturan permainan hampir sama dengan Futsal sedangkan untuk anggota tubuh yang digunakan hampir sama dengan Basket dan beberapa peraturan menyerupai cabang olahraga Hoki. Lapangan bola tangan berukuran 40 m x 20m dengan garis pemisah di tengah dan gawang di tengah kedua sisi pendek. Di sekeliling gawang dibuat garis untuk menandai daerah yang hanya boleh dimasuki penjaga gawang. Bola yang digunakan lebih kecil dari bola sepak. Handball dimainkan selama 2 x 30 menit. Penalti dilakukan dari jarak 7 meter. Handball juga dipertandingkan di Olimpiade.



2



Muhlisin dan Joko Pranawa, Metode dan Dasar-dasar Handball



B. SEJARAH PERKEMBANGAN HANDBALL Pada zaman Yunani Kuno permainan bolatangan sudah dimainkan walaupun dengan peraturan yang masih kuno. Permaianan ”Urania” yang dimainkan oleh orang-orang Yunani kuno (yang digambarkan oleh Homer dan Odyssey) dan ”harpaston yang dimainkan oleh orang-orang Romawi yang bernama Claudius Galenus tahun 130 sampai 200 Masehi. Di Jerman peramainan Handball dikenal dengan ”Fangballspiel” atau permainan ”tangkap bola” yang diperkenal kan dalam sebuah lagu oleh penulis puisi Jerman bernama Walther von der Vgelweide. (1170-1230). Di Perancis seorang bernama Rabeilas (14941533) menggambarkan permainan bolatangan dengan; ”mereka bermain bolatangan dengan menggunakan telapak tangan mereka”. Pada tahun 1793 masyarakat Inuit yang hidup di dataran hijau menggambarkan dan membuat ilustrasi dengan menggunakan bolatangan. Pada tahun 1484 seorang administrator olahraga Denmark mengijinkan permainan bolatangan agar dimainkan di sekolah lanjutan di Ortup Denmark dan mendorong untuk segera menyertakan aturan dalam bolatangan.



C. SEJARAH HANDBALL LAPANGAN DAN INDOOR Permainan Handball pertama kali diperkenalkan pada tahun 1890 oleh seorang tokoh gymnastic dari Jerman yaitu Konrad Koch. Ada bukti dari perempuan Romawi kuno memainkan versi handball disebut ludere expulsim. Terdapat catatan dari permainan handball seperti yang dimainkan pada abad pertengahan di Perancis. Pada abad ke-19, ada beberapa permainan sejenis seperti håndbold di Denmark, házená di Republik Ceko, hádzaná di Slovakia, gandbol di Ukraina, dan torball di Jerman Permainan handball secara tertulis kali diterbitkan pada tahun 1906 oleh guru olahraga Denmark, letnan dan peraih medali Olimpiade Holger Nielsen dari sekolah tata bahasa Odrup Utara di Kopenhagen. Namun permainan modern handball diterbitkan pada 29 Oktober 1917 oleh Max Heiser, Karl Schelenz, dan Erich Konigh dari Jerman. Setelah 1919 aturan ini ditingkatkan oleh Karl Schelenz. Pertandingan internasional pertama yang menggunakan aturan-aturan ini dilakukan di Jerman dan Belgia untuk kategori pria pada tahun 1925, di Jerman dan Austria untuk perempuan pada tahun 1930. Muhlisin dan Joko Pranawa, Metode dan Dasar-dasar Handball



3



D. SEJARAH HANDBALL PANTAI (BEACH)



Gambar 1. 2 Pertandingan Field Handball saat Olympic games di Berlin Tahun 1936 Permainan handball dimodifikasi pada akhir abad ke-19 di di Eropa-terutama di utara Denmark, Jerman, Norwegia dan Swedia. Peraturan modern handball diterbitkan pada tahun 1917 di Jerman, dan memiliki beberapa revisi sejak pertandingan internasional pertama dimainkan pada tahun 1925 untuk laki-laki dan pada tahun 1930 untuk perempuan. Handball pertama kali dimainkan di Olimpiade di Berlin 1936 untuk handball outdoor, dan handball berikutnya di Olimpiade di Munich tahun 1972 sudah dipertandingkan di indoor untuk kategori putra. Kategori putri baru ditambahkan pertama kali pada olimpiade tahun 1976. Hingga Saat ini Handball sangat populer untuk kategori Indoor. Ada beberapa kejuaraan handball indoor yang diselenggarakan oleh federasi handball international antara lain :  IHF World Men's and Women Handball Championship  IHF Emerging Nations Championship  IHF Men's and Women’s Junior World Championship  IHF Men's and Women’s Youth World Championship  Super Globe IHF Championship (Antar Klub antar Benua)  IHF Throphy  Handball di Olympic Games dan World Games



4



Muhlisin dan Joko Pranawa, Metode dan Dasar-dasar Handball



Handball baru mulai di kembangkan untuk dipertandingkan di pantai pada tahun 90-an. Pengembangan permainan handball pantai (Handball Beach atau dikenal dengan sandball) ditelusuri berawal dari pulau kecil di ponza di daerah italia selatan. Pada bulan juli 1992 Giovanni Buttareli dan Franco Schiano, presiden federasi handball italia melontarkan ide gagasan jenis baru yaitu handball pantai. Kemudian Pada tahun yang sama (1992), Giovanni Buttarelli dan Schiano Franco juga mendirikan "Comitato organizzatore Pantai Bola Tangan (COHb)" di Italia, yang merupakan asosiasi terorganisir pertama di seluruh dunia mewakili Handball pantai. Pada bulan Mei 1994 Handball Beach secara resmi diakui oleh International handball Federation (IHF). Dan baru pada bulan September di IHF Kongres di Belanda peraturan permainan internasional handball beach telah disetujui. Dalam waktu singkat pantai handball menjadi populer di Amerika Selatan dan Afrika. Handball pantai akhirnya mulai dipertandingkan di eropa pada tahun 2000 di Gaeta, Italia. Pada saat penyelenggaraan perdananya Balerusia berhasil menjadi juara dikategori putra setelah mengalahkan Spanyol di babak final. Sedangkan dikategori putri Ukraina menjadi juara setelah mengalahkan jerman di babak final. Setahun berselang tepatnya tahun 2001 handball beach langsung dipertandingkan pada perhelatan World Games di kota Akita Jepang.



Gambar 1. 3 Pertandingan handball pertama kali di ajang World Games 2001 di Akita, Jepang Muhlisin dan Joko Pranawa, Metode dan Dasar-dasar Handball



5



Di Asia Handball Beach pertama kali dipertandingkan di Asian Beach Games 2008 di Bali. Diikuti 8 tim putra dan 9 tim putra dimana Indonesia memulai pertandingan internasionalnya ditahun tersebut.



Committee (I.O.C). Salah satu tugas pertama I.A.H.F di Amsterdam pada tahun 1928 itu adalah menyelenggarakan demonstrasi pertandingan di Olympic Games tersebut. Tahun 1931, hanya tiga tahun setelah I.A.H.F terbentuk, permainan Handball dicantumkan dalam acara Olympic Games oleh I.O.C. Pada tahun 1934 anggota dari I.A.H.F bertambah menjadi 25 negara anggota. Perang dunia ke II menimbulkan banyak persoalan karena banyak negara yang ikut terlibat dalam perang. Banyak bangsa di dunia tidak mempunyai kesempatan untuk berolahraga karena situasi dan kondisi yang tidak memungkinkan. Dengan sendirinya permainan Handball dan juga cabang olahraga lainnya mengalami kemunduran akan tetapi setelah perang dunia berakhir, para wakil dari negara anggota I.A.H.F mengadakan pertemuan kembali.



Gambar 1. 4. Timnas Indonesia di Asian Beach handball 2008 di Bali



E. SEJARAH FEDERASI HANDBALL INTERNASIONAL Pada tahun 1926, Kongres Federasi Atletik Amatir Internasional (IAAF) Ditunjuk oleh IOC untuk menyusun peraturan internasional untuk handball. Tahun 1928 yang bertepatan dengan diadakannya Olympic Games, wakil dari 11 negara mengadakan pertemuan di Amsterdam. Dari hasil pertemuan itu, terbentuklah suatu organisasi federasi Handball yang resmi yang disebut International Amateur Handball Federation (I.A.H.F) yang beranggotakan 11 negara.



Gambar 1. 5 Perkembangan Logo International Handball Federation (IHF) Presiden I.A.H.F pertama adalah Avery Brundage seorang anggota yang kemudian hari menjadi presiden dari International Olympic 6



Muhlisin dan Joko Pranawa, Metode dan Dasar-dasar Handball



Gambar. 1. Peserta Kongres Federasi Atletik Amatir Internasional di Kopenhagen Berikutnya pada tahun 1946 dilangsungkanlah Kongres Internasional di Kopenhagen sebagai tonggak berdirinya federasi internasinal handball. Tujuan dari kongres itu sendiri yaitu untuk menumbuhkan kembali permainan Handball. Hasil dari kongres ini adalah pembubaran I.A.H.F dan lahirnya International Handball Federation (I.H.F) sebagai organisasi yang resmi untuk Handball di seluruh dunia. Anggota IHF sampai dengan tahun 2016 sebanyak 204 anggota.



Muhlisin dan Joko Pranawa, Metode dan Dasar-dasar Handball



7



Keanggotaan IHF terbagi di masing-masing confederasi di 5 benua. Confederasi handball di tingkat kontinental atau benua adalah sebagai berikut :  Pan-American Team Handball Federation (PATHF)  Asian Handball Federation (AHF)  Confederation Africana de Handball (CAHB )  European Handball Federation (EHF)  Oceania Handball Federation (OHF)



Markas besar A.H.F ditetapkan/berada di Kuwait. Presiden dan A.H.F selalu siap melayani negara-negara yang ingin bersekutu dan juga siap membantu segala sesuatu yang mungkin untuk mempromosikaan permainan Handball di negara-negara Asia. Anggota dari federasi mulai bertambah dan negara-negara baru mulai memainkan permaina Handball ini. A.H.F juga selalu mengadakan hubungan yang baik dengan I.H.F (International Handball Federation). Pada Asian Games yang diselenggarakan pada tahun 1986 di Seoul, Korea Selatan, Indoor Handball termasuk cabang olahraga yang dipertandingkan. Dan pada Asian Games tersebut, negara-negara yang berhasil menempatkan diri dalam urutan juara Indoor Handball untuk putra adalah sebagai berikut : Korea Selatan, China dan Jepang.



G. PERKEMBANGAN HANDBALL DI INDONESIA Gambar 1. 6 Logo Federasi kontinental Handball



F. PERKEMBANGAN HANDBALL DI ASIA Federasi Handball asia (Asian Handball Federation) terbentuk pada tahun 1974, pada waktu Asian Games berlangsung di kota Teheran. Kemudian pada tahun 1976 federasi ini dikukuhkan secar resmi di Kuwait. Syeikh Fahid Al-Ahmad Al Sabah yang ditunjuk sebagai presiden, menyadari pentingnya permainan Handball bagi para remaja di Asia. Syeikh Fahid memperoleh persetujuan resmi untuk melangsungkan kompetisi Handball pada acara Asian Games yang diselenggarakan di Teheran. Federasi Handball Asia dibentuk pada saat itu juga dan Syeikh Fahid terpilih dengan suara bulat sebagai Presiden dari federasi tersebut. Tokoh dari Kuwait itu menjadi seseorang yang mempunyai peranan yang besar dalam menggalang solidaritas dan persahabatan diantara negara-negara Asia melalui olahraga. Pemerintah Kuwait dengan murah hati memberikan dukungan keuangan dan moral untuk membantu kelangsungan hidup A.H.F. 8



Muhlisin dan Joko Pranawa, Metode dan Dasar-dasar Handball



Pada masa lalu, permainan Handball mempunyai banyak penggemarnya di Indonesia, khususnya pelajar dan mahasiswa. Bentuk permainan Handball yang dimainkan ialah Handball 11 pemain (Outdoor/field handball) dan dilakukan dalam kegiatan intra kulikuler maupun ekstra kuliler. Pada masa itu juga cukup banyak pertandingan diselenggarakan, baik oleh perguruan tinggi maupun oleh organisasi mahasiswa. Permainan Handball pernah mengisi acara pertandingan dalam Pekan Olahraga Nasional, tetapa hanya pada PON ke II yang diselenggarakan di Jakarta pada tahun 1951. Peserta pertandingan pada watu PON II tersebut, hanya terdiri dari empat daerah yaitu : Jakarta Raya, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Selain dalam PON, permainan Handball juga pernah mengisi acara dalam Pekan Olahraga Mahasiswa (POM) yang sekarang berubah namanya menjadi Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional (POMNAS). Handball pernah dipertandingkan pada POM ke V yang diselenggarakan di Medan pada Tahun 1960. Akan tetapi permainan Handball ini hanya bertahan sampai akhir orde lama (1965-1966) dan kemudian secara perlahan permainan Handball mengalami kemunduran dan akhirnya menjadi tidak populer lagi. Asosiasi Bola Tangan Indonesia (ABTI) adalah induk organisasi Handball di indonesia yang menjadi anggota dari IHF sejak tahun 2007. Menurut Akta Notaris tentang Pendirian Asosiasi Handball Indonesia di depan Notaris Lilik Kristiwati, S.H., Asosiasi Handball Indonesia resmi berdiri tanggal 16 Agustus 2007. Pada tanggal 5 Juni Muhlisin dan Joko Pranawa, Metode dan Dasar-dasar Handball



9



2009, ABTI resmi sebagai Full Member International Handball Federation (IHF) diketuai oleh Arie P. Ariotedjo. Handball mulai berkembang saat itu dengan keikutsertaan indonesia di Asian Beach Games pertama tahun 2008 di Bali. Meskipun indonesia belum mampu memperoleh prestasi pada saat itu, itulah momen berkembangnya handball di Indonesia.



Pengurus Besar Asosiasi Handball Indonesia (PB ABTI) baru menjadi keanggotaan koni berdasarkan SK KONI nomor 158 Tahun 2015 tentang Pengukuhan Personalia Pengurus Besar Asosiasi Handball Indonesia yang dipimpin oleh Andreas Diantoro sebagai Ketua Umum. Pada periode kepengurusan Andreas Diantoro Abti berkembang dengan pesat dengan banyaknya Even regional, nasional maupun internasional yang mulai diselenggarakan oleh PB ABTI. Tahun 2014 mulai dengan munculnya kejuaraan junior dan senior yang kemudian dilanjutkan dengan keikutsertaan Indonesia di IHF Throphy di Johorbahru Malaysia . Tahun Partisipasi yang dicanangkan pada awal tahun 2015 membuahkan hasil dengan banyaknya program-program akselerasi mulai dari penyelengaraan Kejurnas Junior di Semarang, Kejurnas Senior di Samarinda serta even internasional Seahaf di Ho Chi Minh City Vietnam dan Menjadi tuan rumah Asian Women Handball Championship 2015 di Cibubur Maret 2015.



Gambar 1. 7 Logo Asosiasi Bola Tangan Indonesia (ABTI) Dari tahun 2008 Sampai dengan tahun 2012 handball di Indonesia sangat berkembang di DKI Jakarta dan Jawa Barat dan mulai dikenal di Kalimantan Timur, sumatera barat beberapa tahun terakhir. Bahkan Indonesia pernah didaulat menjadi tuan rumah Asian Women Handball Championship yang diselenggarakan di Yogyakarta pada tahun 2012. Baru pada awal tahun 2014 beberapa pengurus provinsi mulai aktif membentuk kepengurusan seperti Jawa Tengah, Sumatera Selatan dan Banten.



Gambar 1. 9. Timnas Indonesia di Kejuaraan IHF Throphy 2014 di Johor Bahru, Malaysia



Gambar 1. 8 Foto Bersama Pengurus Besar ABTI dengan Member AHF



10



Muhlisin dan Joko Pranawa, Metode dan Dasar-dasar Handball



Perkembangan handball mulai tahun 2012 di Indonesia mulai menunjukkan perkembangan signifikan. Masa periode tahun 2012 hingga tahun 2016 ditandai dengan banyaknya agenda dan even kejuaraan yang digelar. Mulai dari even lokal, regional nasional bahkan internasional. Indonesia mulai menunjukkan eksistensinya di kancah Muhlisin dan Joko Pranawa, Metode dan Dasar-dasar Handball



11



internasional dengan menjadi tuan rumah Asian Women Handball Championship 2015 dan mengikuti setiap agenda dari AHF maupun IHF.



6



2012



IHF Throphy 2012



7



2013



Seahaf Championship 2013



8



2014



IHF Throphy 2014



9



2015



10



2015



11



2016



Asian Women Handball Championship 2015 Seahaf Championship 2015 IHF Throphy 2016



Johor bahru, Malaysia Shupanburi, Thailand Johor bahru, Malaysia



Perunggu Peringkat 4 Peringkat 4



Jakarta, Indonesia



Peringkat 9



Ho Chi Minh, Vietnam Jakarta, Indonesia



Peringkat 5 Juara 3



Gambar 1. 10. Timnas Indonesia di kejuaraan SEAHAF 2015 di Ho Chi Minh City, Vietnam



Tabel 1. 1. Partisipasi Timnas Handball Indonesia di Kejuaraan International NO



TAHUN



KEJUARAAN



TEMPAT



1



2008



Asian Beach Games



Bali, Indonesia



2



2010



Beach Games Open 2010



Pattaya, Thailand



3



2010



Asian Beach games



Muscat,Oman



4



2012



Seahaf Championship 2012



Ubonrachatani, Thailand



2012



Asian Women Handball Championship 2012



Yogyakarta, Indonesia



5



12



HASIL Peringkat 8 Perunggu Peringkat 8 Peringkat 4 Peringkat 12



Muhlisin dan Joko Pranawa, Metode dan Dasar-dasar Handball



Muhlisin dan Joko Pranawa, Metode dan Dasar-dasar Handball



13



A. INTERNATIONAL FEDERATION 1. TENTANG INTERNASIONAL HANDBALL FEDERATION Internasional Handball Federation (IHF) didirikan pada bulan Juli 1946 di Basel , Swiss . Handball membuat debut Olimpiade pada 1972 Munich Games. Sejak berdiri tahun 1946 IHF saat ini memiliki anggota sebanyak 204 yang tersebar di 5 continental Confederation. IHF Berkantor di Basle, Switzerland sejak tahun 1972 sampai sekarang. Organisasi di IHF sendiri terdiri dari beberapa unsur. Dimana kesemuanya memiliki tujuan untuk mengembangkan dan mempromosikan handball di seluruh dunia dan mereka bekerja sesuai dengan statuta dan regulasi organisasi. International handball Federation (IHF) memiliki tugas mengembangkan handball ke seluruh dunia melalui programprogram antara lain : a. Pengembangan bisnis dan industri sesuai statuta dan regulasi organisasi b. Penyelenggaraan even kompetisi (Olympic Games, World Championship, Super Globe, Intercontinental Cup, dll) c. Pengembangan kerjasama media dan sponsor d. Kegiatan keorganisasian IHF (Kongres, Simpusium, Kursus dll) e. Promosi Handball (wasit, pelatih, minihandball, Handball beach, dll) f. Dukungan dalam etika olahraga di handball g. Perang terhadap dooping dan menjaga kesehatan atlet. h. Handball at School 2. STRUKTUR IHF Dalam struktur organisasi IHF, Kongres memiliki suara tertinggi dalam pengambilan keputusan. Kongres dihadiri seluruh member IHF yang memiliki hak suara dalam setiap pengambilan keputusannya. Berikut unsur dan keanggotaan dari International Handball Federation (IHF) : 14



Muhlisin dan Joko Pranawa, Metode dan Dasar-dasar Handball



Muhlisin dan Joko Pranawa, Metode dan Dasar-dasar Handball



15



a. Council (dewan) b. President (Presiden) c. Executive Committe (komite Eksekutif) d. Commission (Komisi) e. Continental Confederation (konfederasi Kontinen) f. National Federation (federasi nasional) a. Council (dewan), Dewan terdiri dari 17 anggota yang menjabat selama 4 tahun dalam 1 periode. beberapa fungsi dari Dewan (council) antara lain :  Mengambil keputusan diluar kongres apabila dibutuhkan  Memastikan bahwa kongres dan keputusan eksekutif komite berjalan sesuai aturan.  Mendefinisikan tugas dari komisi dan kelompok kerja dalam kongres  Memutuskan tugas-tugas penting dalam kongres  Mengajukan mosi dalam kongres  Memberikan penghargaan mens anda womens World Championship b. Executive Committe (komite Eksekutif), Eksekutif Komite memiliki fungsi memimpin IHF sebagai badan eksekutif yang dipilih oleh kongres dan memiliki tanggung-jawab semua kegiatan IHF, memutuskan hal-hal mendesak, dan memiliki hal untuk mengajukan proposal dan mosi kepada kongres. Anggota eksekutif komite terdiri dari 4 orang yang terdiri dari :  President IHF (Dr. Hassan Moustafa)  Wakil President IHF (Miguel Roca Mas)  Anggota Eksekutif (Joel Delplanque)  Anggota Eksekutif (Frantisek Traborsky)



16



Muhlisin dan Joko Pranawa, Metode dan Dasar-dasar Handball



DR HASSAN MOUSTAFA President MESIR



MIGUEL ROCA MAS 1st VicePresident SPANYOL



MANSOUROU A. AREMOU Vice-President Africa BENIN



MARIO MOCCIA Vice-President Panhf ARGENTINA



SHEIKH AHMAD AL FAHAD AHF President KUWAIT



BADER ALTHEYAB Vice-President Asia KUWAIT



JEAN BRIHAULT Vice-President Europe PERANCIS



JOEL DELPLANQUE Executive Member PERANCIS



FRANTISEK TABORSKY Executive Member CEKO



Muhlisin dan Joko Pranawa, Metode dan Dasar-dasar Handball



17







MANFRED PRAUSE Chairman JERMAN



RAFAEL SEPULVEDA CD Chairman PUERTO RIKO



DR FRANÇOIS GNAMIAN MC Chairman PANTAI GADING



MARIO GARCIA DE LA TORRE Representative Panhf MEKSIKO



CHARLES OMBOUMAHOU Representative Africa KONGO



YOSHIHIDE WATANABE Representative Asia JAPAN



ARNE ELOVSSON Representative Europe SWEDIA



SANDI SOLA Treasurer KROASIA



Gambar 2. 1 Anggota Dewan Kehormatan IHF c. President (Presiden), President IHF dijabat oleh Dr Hasan Moustafa dari mesir. President IHF adalah salah satu bagian dari 17 anggota dewan. d. Commission (Komisi), IHF memiliki 5 komisi tetap yang bekerja sesuai bidang teknis di IHF. Komisi yang ada di IHF antara lain :  Komisi organisasi & Kompetisi (Commission Organising & Competition COC) , diketua oleh Leon Kalin (Slovenia) dan memiliki 8 anggota  Komisi peraturan pertandingan dan perwasitan (Commission Rules and referees PRC), diketuai Manfred Prause (Jerman) memiliki 8 anggota  Komisi Kepelatihan dan Metode (Commission of Coaching and Methods CCM), diketuai oleh Dietrich Späte (Jerman) dan memiliki 8 anggota



18



Muhlisin dan Joko Pranawa, Metode dan Dasar-dasar Handball



Komisi Medis (Medical Commission MC) diketuai oleh Dr François Gnamian (Pantai Gading)  Komisi Pengembangan (Development Commission, DC) diketuai oleh Rafael Sepulveda (Puerto Rico) e. Arbitration Commission (Komisi Arbritase) Komisi arbritase diketuai oleh Velimir Marjanovic (Serbia) memiliki 10 anggota. f. Arbitration Tribunal (Peradilan Arbitrase) peradilan arbritrase diketuai oleh Zoran Radojicic (Montenegro) memiliki 9 anggota g. Ethic Commission (Komisi Etik), Komisi etik diketuai oleh Göran Petersson (Swedia ) memiliki 2 anggota. h. Continental Confederation (konfederasi Kontinen) terdiri dari 5 confederasi di 5 benua antara lain : 1) Pan-American Team Handball Federation (PATHF), 2) Asian Handball Federation (AHF), 3) Confederation Africana de Handball (CAHB ), 4) European Handball Federation (EHF), 5) Oceania Handball Federation (OHF) i. National Federation (Federasi nasional), federasi nasional yang menjadi anggota IHF berjumlah 204 anggota. Federasi nasional merupakan federasi handball yang ada di masing-masing negara.



B. CONTINENTAL CONFEDERATION 1. PAN-AMERICAN TEAM HANDBALL FEDERATION (PATHF) Pan American Team Handball Federation atau biasa disingkat dengan PATHF, merupakan induk organisasi handball di kawasan Amerika Utara, Tengah, Selatan dan Karibia. Saat ini presiden PATHF dijabat oleh Mario Mocca Argentina. PATHF dibentuk pada 23 Mei 1977 di Mexico City dan berkantor di Guaynabo, Puerto Rico. PATHF saat ini memiliki 38 Anggota federasi nasional. Anggota Pan American Team Handball Federation (PATHF) antara lain :



Muhlisin dan Joko Pranawa, Metode dan Dasar-dasar Handball



19



a. Zona Amerika Utara dan Karibia (North America & Carribean) TABEL 2. 1. FEDERASI HANDBALL DI ZONA AMERIKA UTARA DAN KARIBIA NO 1.



20



NATION Antigua and Barbuda



FEDERATION



b. Zona Amerika Tengah (Central America) TABEL 2. 2. FEDERASI HANDBALL DI ZONA AMERIKA TENGAH NO



NATION



FEDERATION



Antigua & Barbuda Handball Association



1.



Belize



Belize Handball Federation



2.



Barbados



Handball Association of Barbados



2.



Costa Rica



Federacion Costaricense de Balonmano



3.



Canada



Canadian Team Handball Federation



3.



El Salvador



Balonmano Federacion Salvadorena



4.



Cuba



Federación Cubana de Balonmano



4.



Guatemala



Ligue Guadeloupacenne de Handball



5.



Dominica



Dominica Handball Association



5.



Honduras



Federacion Hondurena de Balonmano



6.



Nicaragua



Federacion Nicaragüense de Balonmano



7.



Panama



Panamanian Handball Federation



6.



Dominican Republic



Federacion Dominicana de Balonmano



7.



Greenland



Gronlands Handbold Forbund



8.



Haiti



Fédération Haitienne de Handball



9.



Mexico



Federacion Mexicana de Handball



10.



Puerto Rico



Federacion de Balonmano de Puerto Rico



11.



Trinidad and Tobago



Trinidad & Tobago Team's Handball Association



12.



Saint Kitts and Nevis



Handball federation of St Kitts and Nevis



c. Zona Amerika Selatan (South America TABEL 2. 3. FEDERASI HANDBALL ZONA AMERIKA SELATAN No



NATION



FEDERATION



1.



Argentina



Confederacion Argentina de Handball



2.



Brazil



Confederaçao Brasileira de Handebol



3.



Bolivia



Federacion Boliviana de handball



13.



United States



USA Team Handball



4.



Chile



Federacion Chilena de Handball



14.



St. Lucia



St. Lucia Handball federation



5.



Colombia



Federacion Colombiana de Balomano



6.



Ecuador



Federacion Ecuatoriana de Balonmano



7.



Paraguay



Federacion Paraguaya de Handball



8.



Peru



Federacion Deportiva Peruana de



Muhlisin dan Joko Pranawa, Metode dan Dasar-dasar Handball



Muhlisin dan Joko Pranawa, Metode dan Dasar-dasar Handball



21



Handball 9.



Uruguay



Federacion Uruguaya de Handball



10.



Venezuela



11



Guyana



No.



Nation



Federacion Venezolana de Balonmano



1



Kazakhstan



Kazakhstan Handball Federation



Guyana Handball Federation



2



Kyrgyzstan



Kyrghystan Handball Federation



3



Tajikistan



Handball Federation of Tajikistan



4



Turkmenistan



Handball Federation of Turkmenistan



5



Uzbekistan



Uzbek Handball Federation



2. ASIAN HANDBALL FEDERATION (AHF) Asian Handball Federation atau biasa disingkat dengan AHF, merupakan induk organisasi handball Asia. Saat ini presiden PATHF dijabat oleh Sheikh Ahmed Al-Fahad AlSabah (Kuwait). AHF dibentuk pada 26 Agustus 1974 di Teheran, Iran dan berkantor di Kuwait City, Kuwait. PATHF saat ini memiliki 44 Anggota federasi nasional. Anggota Asian Handball Federation (AHF) antara lain : a. Asia Selatan TABEL 2. 4 FEDERASI HANDBALL DI ASIA SELATAN No.



22



Nation



b. Asia Tengah (Central Asia) TABEL 2. 5 FEDERASI HANDBALL DI ASIA TENGAH



Federation



Federation



c. Asia Tenggara (South East Asia) TABEL 2. 6 FEDERASI HANDBALL DI ASIA TENGGARA No.



Nation



Federation



1



Brunei



Brunei Handball Federation



2



Cambodia



Cambodia Handball Association



3



Indonesia



Indonesia Handball Association



4



Laos



Laos Handball Federation



5



Myanmar



Myanmar Handball Federation



6



Malaysia



Malaysian Handball Federation



7



Philippines



Philippine Handball Federation



8



Singapore



Handball Federation Singapore



1



Afghanistan



Afghanistan Handball Federation



2



Bangladesh



Bangladesh Handball Federation



3



Bhutan



Bhutan Handball Federation



4



India



Handball Federation of India



5



Maldives



National Handball Association of Maldives



6



Nepal



Nepal Handball Association



9



Thailand



Handball Association of Thailand



7



Pakistan



Pakistan Handball Federation



10



Timor-Leste



East Timor Handball Association



8



Sri Lanka



Handball Federation of Sri Lanka



11



Vietnam



Vietnam Handball Confederation



Muhlisin dan Joko Pranawa, Metode dan Dasar-dasar Handball



Muhlisin dan Joko Pranawa, Metode dan Dasar-dasar Handball



23



d. Asia Timur (East Asia) TABEL 2. 7 FEDERASI HANDBALL DI ASIA TIMUR No. 1



Nation



Kuwait*



Kuwait Handball Association (Suspended)



7



Lebanon



Lebanese Handball Federation



Federation



China



Chinese Handball Association 8



Oman



Oman Handball Association



2



Hong Kong



Handball Association of Hong Kong



9



Palestine



Palestinian Handball Federation



3



Japan



Japan Handball Association



10



Qatar



Qatar Handball Association



4



South Korea



Korea Handball Federation



11



Syria



Syrian Arab Handball Federation



5



Macau



Macau-China Handball Association



12



UEA



United Arab Emirates Handball Federation



6



Mongolia



Mongolian Handball Federation



13



Yemen



Yemen Handball Association



7



North Korea



Handball Association of DPR Korea



8



Chinese Taipei



Chinese Taipei Handball Association



e. Asia Barat (West Asia) TABEL 2. 8 FEDERASI HANDBALL DI ASIA BARAT No.



24



6



Negara



Federation



*) Kuwait terkena suspend oleh AHF 3. CONFEDERATION AFRICANA DE HANDBALL (CAHB ) Confederation Africana De Handball atau biasa disingkat dengan CAHB, merupakan induk organisasi handball Afrika. Saat ini presiden CAHB dijabat oleh Dr Mansourou A. Aremou (Benin). CAHB dibentuk pada 15 Januari 1973 di Lagos, Nigeria dan berkantor di Abidjan, Pantai Gading. saat ini memiliki 52 Anggota federasi nasional. Anggota Confederation Africana de Handball (CAHB) antara lain :



1



Bahrain



Bahrain Handball Association



2



Iran



Islamic Republic of Iran Handball Federation



NO



3



Iraq



Iraq Handball Federation



1.



Algeria



Fédération Algérienne de Handball



4



Jordan



Jordan Handball Federation



2.



Angola



Federaçao Angolana de Andebol



5



Saudi Arabia



Saudi Arabian Handball Federation



3.



Benin



Fédération Béninoise de Handball



4.



Botswana



Handball Association of Bostwana



Muhlisin dan Joko Pranawa, Metode dan Dasar-dasar Handball



TABEL 2. 9. FEDERASI HANDBALL DI AFRIKA NATION



FEDERATION



Muhlisin dan Joko Pranawa, Metode dan Dasar-dasar Handball



25



26



5.



Burkina Faso



Fédération Burkinabè de Handball



27.



Madagascar



Fédération Malgache de Handball



6.



Burundi



Fédération Burundaise de Handbal



28.



Malawi



Malawi Handball Association



7.



Cameroon



Fédération Camerounaise de Handball



29.



Mali



Fédération Malienne de Handball



8.



Cape Verde



Federaçao Caboverdiana de Andebol



30.



Mauritania



9.



Central African Republic



Fédération Centrafricaine de Handball



Federation de Handball de la Republique Islamique de Mauritanie



31.



Mauritius



Mauritius Handball Association



32.



Morocco



Fédération Royale Marocaine de Handball



33.



Mozambique



Federaçao Moçambicana de Andebol



34.



Namibia



Namibia Handball Federation



10.



Chad



Fédération Tchadienne de Handball



11.



Comoros



Fédération Comorienne de Handball



12.



Congo



Fédération de Handball du Congo



13.



DR Congo



Fédération Congolaise de Handball



14.



Ivory Coast



Fédération Ivoirienne de Handball



15.



Djibouti



Fédération Djiboutienne de Handball



16.



Egypt



Egyptian Handball Federation



17.



Ethiopia



Ethiopian Handball Federation



18.



Gabon



Fédération Gabonaise de Handball



39.



Senegal



Fédération Sénégalaise de Handball



19.



Gambia



Gambia Handball Association



40.



Seychelles



Seychelles Handball Federation



20.



Ghana



Handball Association of Ghana



41.



Sierra Leone



Sierra Leone Handball Association



21.



Guinea



Federation Guineene de Handball Amateur



42.



Somalia



Somalia Handball Federation



22.



Guinea-Bissau



Fédération de Handball de la GuinéeBissau



43.



South Africa



South african Handball Federation



44.



Sudan



Sudan Handball Association



35.



Niger



Fédération Nigérienne de Handball



36.



Nigeria



Handball Federation of Nigeria



37.



Rwanda



Fédération Rwandaise de Handball



38.



Sao Tome and Principe



Federaçao Santomense de Andebol



23.



Kenya



Kenya Amateur Handball Association



45.



South Sudan



South Sudan Handball Federation



24.



Lesotho



Lesotho National Handball Association



46.



Swaziland



Handball Association of Swaziland



25.



Liberia



Liberia National Handball Association



47.



Tanzania



26.



Libya



Libyan Handball Federation



Tanzania Amateur Handball Association



Muhlisin dan Joko Pranawa, Metode dan Dasar-dasar Handball



Muhlisin dan Joko Pranawa, Metode dan Dasar-dasar Handball



27



48.



Togo



Federation Togolaise de Handball



10.



Croatia



Croatian Handball Federation



49.



Tunisia



Fédération Tunisienne de Handball



11.



Cyprus



Cyprus Handball Federation



50.



Uganda



Uganda Amateur Handball Federation



12.



Czech Republic



Czech Handball Federation



51.



Zambia



Handball Association of Zambia



13.



Denmark



Dansk Haandbold Forbund



52.



Zimbabwe



Zimbabwe Handball Federation



14.



Estonia



4. EUROPEAN HANDBALL FEDERATION (EHF) European Handball Federation atau biasa disingkat dengan AHF, merupakan induk organisasi handball Eropa. Saat ini presiden EHF dijabat oleh Jean Brihault (Benin). EHF dibentuk pada 17 November 1991 Berlin, dan berkantor di Vienna, Austria. saat ini memiliki 50 Anggota federasi nasional. Anggota European Handball federation (EHF) antara lain : TABEL 2. 10. FEDERASI HANDBALL DI EROPA NO



FEDERATION



1.



Albania



Fédération Albanaise de Handball



2.



Andorra



Andorran Handball Federation



3.



Armenia



Armenian Handball Federation



4.



Austria



Österreichischer Handballbund



5.



Azerbaijan



Handball Federation of Azerbaijan



6.



Belarus



Handball Federation of Belarus



7.



Belgium



Union Belge de Handball



8.



Bosnia & Herzegovina



9.



28



NATION



Bulgaria



Handball Federation of Bosnia and Herzegovina Bulgarian Handball Federation



Muhlisin dan Joko Pranawa, Metode dan Dasar-dasar Handball



Estonian Handball Association



15.



Faroe Islands



Hondboltsamband Foroya



16.



Finland



Suomen Käsipalloliitto



17.



France



Fédération Française de Handball



18.



Georgia



Georgian National Handball Association



19.



Germany



Deutscher Handball-Bund



20.



Great Britain



British Handball Association



21.



Greece



Hellenic Handball Federation



22.



Hungary



Hungarian Handball Federation



23.



Iceland



Iceland Handball Federation



24.



Ireland



Irish Olympic Handball Association



25.



Israel



Israel Handball Association



26.



Italy



Federazione Italiana Giuoco Handball



27.



Kosovo



Kosovo Handball Federation



28.



Latvia



Latvian Handball Federation



29.



Liechtenstein



Liechtensteiner Handball-Verband



30.



Lithuania



Lietuvos Rankinio Federacija



Muhlisin dan Joko Pranawa, Metode dan Dasar-dasar Handball



29



30



31.



Luxembourg



Fédération Luxembourgeoise de Handball



32.



Macedonia



Macedonian Handball Federation



33.



Malta



Malta Handball Association



34.



Moldova



Handball Federation of Moldova



35.



Monaco



Fédération Monégasque de Handball



36.



Montenegro



Handball Federation of Montenegro



37.



Netherlands



Nederlands Hadnball Verbond



38.



Norway



Norges Handball forbund



39.



Poland



Polish Handball Federation



40.



Portugal



Handball Federation of Portugal



41.



Romania



Romanian Handball Federation



42.



Russia



Handball Union of Russia



43.



Serbia



Serbian Handball Federation



44.



Slovakia



Slovak Handball Federation



45.



Slovenia



Rokometna Zveza Slovenije



46.



Spain



Royal Spanish Handball Federation



47.



Sweden



Svenska Handballförbundet



48.



Switzerland



Schweizerischer Handball Verband



49.



Turkey



Türkiye Hentbol Federasyonu



50.



Ukraine



Ukraine Handball Federation



Muhlisin dan Joko Pranawa, Metode dan Dasar-dasar Handball



5. OCEANIA HANDBALL FEDERATION (OHF) Oceania Handball Federation (OHF), merupakan induk organisasi handball Oseania dan Australia. OHF dijabat oleh Jean Brihault (Benin). EHF dibentuk pada 11 Juli 1993 di Sidney Australia, dan berkantor di Sidney Australia. OHF memiliki 21 Anggota terdiri dari 8 anggota tetap dan 13 anggota afiliasi. Anggota Oceania Handball federation (OHF) antara lain : a. Anggota tetap TABEL 2. 11 FEDERASI HANDBALL DI ZONA OCEANIA (ANGGOTA TETAP) NO



Nation



Federation



1.



American Samoa



America Samoa Handball Association



2.



Australia



Australian Handball Federation



3.



Cook Islands



Cook Islands Handball Association



4.



New Zealand



New Zealand Handball Federation



5.



Samoa



Samoa Handball Association Inc.



6.



Solomon Islands



Solomon Islands Handball Association



7.



Vanuatu



Vanuatu Handball Association



8.



Tahiti



Federation Tahitienne de Handball



Muhlisin dan Joko Pranawa, Metode dan Dasar-dasar Handball



31



b. Anggota Afiliasi TABEL 2. 12. FEDERASI HANDBALL DI ZONA OCEANIA (ANGGOTA AFILIASI) NO 1.



2.



32



Nation Fiji Federated States of Micronesia



Federation Fiji Islands Handball Association Federated States of Micronesia Handball Federation



3.



Guam



Guam Handball Association



4.



Kiribati



Kiribati Handball Federation



5.



Marshall Islands



Marshall Islands Handball Association



6.



Nauru



Nauru Handball Association



7.



Norfolk Island



Norfolk Island Handball Federation



8.



New Caledonia



FFHB Ligue De Handball Nouvelle Caledonie



9.



Northern Mariana Islands



The Commonwealth of the Northern Mariana Islands Handball Federation



10.



Papua New Guinea



Papua New Guinea Handball Federation



11.



Pitcairn Islands



Pitcairn Islands Handball Association



12.



Tuvalu



Tuvalu Handball Association



13.



Wallis and Futuna



Ligue Hand Ball Wallis et Futuna



Muhlisin dan Joko Pranawa, Metode dan Dasar-dasar Handball



Gambar 2. 2 Bagan Struktur Federasi Handball Internasional



C. ORGANISASI HANDBALL DI INDONESIA Asosiasi Bola Tangan Indonesia (ABTI) terbentuk 16 Agustus 2007 di Jakarta. Diprakarsai oleh Mustafa Masyhur yang saat itu mempersiapkan diri untuk mengikuti even asian beach games di Bali tahun 2008. Meskipun belum secara resmi menjadi keanggotaan KONI, PB ABTI telah menjalankan organisasi dan melaksanakan pembinaan dengan mengikuti even-even intenasional. Pada tanggal 5 Juni 2009, ABTI resmi sebagai Full Member International Handball Federation (IHF) yang diketuai oleh Arie P. Ariotedjo. Pengurus Besar ABTI baru secara resmi menjadi anggota KONI pada tahun 2014 berdasarkan SK KONI Nomor :15b Tahun 2014 tentang pengukuhan personalia Pengurus Besar ABTI pertanggal 30 Januari 2014. Hingga akhir tahun 2015 PB ABTI telah memiliki anggota sebanyak 16 Pengurus Provinsi yang terdiri dari : 1. Pengda ABTI Sumatera Barat 2. Pengprov ABTI Jawa Tengah 3. Pengda ABTI Kalimantan Timur 4. Pengda ABTI Jawa Barat 5. Pengda ABTI DKI Jakarta 6. Pengda ABTI Sumatera Selatan 7. Pengda ABTI Bengkulu 8. Pengda ABTI Banten 9. Pengda ABTI Kalimantan Selatan 10. Pengda ABTI Kalimantan Utara Muhlisin dan Joko Pranawa, Metode dan Dasar-dasar Handball



33



11. Pengda ABTI Maluku 12. Pengda ABTI Bali 13. Pengda ABTI Sulawesi Selatan 14. Pengda ABTI Sulawesi Tenggara 15. Pengda ABTI Daerah Istimewa Yogyakarta 16. Pengda ABTI Jawa Timur. Struktur Pengurus Asosiasi Bola Tangan Indonesia terdiri dari Ketua Umum yang dibantu pengurus Harian dan Bidang-bidang. Pengurus PB ABTI saat ini yaitu periode 2014 s.d 2018 diketuai oleh Andreas Diantoro dibantu pengurus inti yaitu Amarta Imron (Waketum I), Andi Zamzami (Waketum II) Mustafa Masyhur (Sekjen), dan Vivin Sungkowo (Bendahara). Dibidang teknis PB ABTI dibantu oleh 9 bidang/Direktorat antara lain : 1. Direktorat Pembinaan Prestasi 2. Direktorat Kompetisi 3. Direktorat Pemasaran 4. Direktorat Usaha dan Dana 5. Direktorat Hubungan Luar Negeri 6. Direktorat Hubungan Antar Lembaga 7. Direktorat Organisasi 8. Direktorat Hukum dan Disiplin 9. Direktorat Penelitian dan Pengembangan.



34



Muhlisin dan Joko Pranawa, Metode dan Dasar-dasar Handball



Muhlisin dan Joko Pranawa, Metode dan Dasar-dasar Handball



35



A. KEJUARAAN HANDBALL INTERNASIONAL



International Handball Federation (IHF) sebagai federasi international handball memiliki agenda tetap kejuaraan baik single even maupun multieven. Kejuaraan dalam handball memiliki sejarah panjang sejak dipertandingkannya kejuaraan antar benua hingga pertandingan multi even olympic games. Sejak dipertandingkan pada tahun 1936 pada perhelatan olympic games di Berlin, Handball mulai banyak diselenggarakan oleh IHF. Hingga Saat ini beberapa even baik single maupun multieven yang diselenggarakan IHF antara lain :  Handball di Olympic Games, Youth Olympic Games and World Games  IHF World Men's and Women Handball Championship  IHF Emerging Nations Championship  IHF Men's and Women’s Junior World Championship  IHF Men's and Women’sYouth World Championship  Super Globe IHF Championship (Antar Klub antar Benua)  Men’s and Women’s Beach Handball World Championship  IHF Throphy Di Level benua terdapat agenda single even maupun multi even yang diselenggarakan oleh federasi di benua masing-masing. Even yang diselenggarakan merupakan bagian tersendiri even yang diselenggarakan maupun merupakan bagian dari kualifikasi menuju kejuaraan internasional masing-masing even. Sebagai contoh Pan American Games, Asian Games, Asian Beach Games dll. Pertandingan yang merupakan bagian dari babak kualifikasi untuk kejuaraan internasional contohnya Asian Men and Women Handball Championship, European Men and Women Handball Championship atau IHF Throphy di masing-masing zona di semua Benua. Ditataran Klub kejuaraan liga dimasing-masing negara sangat populer di Eropa, Africa dan Amerika. Club juara di masing-masing benua akan saling bersaing di IHF Super Globe tiap tahunnya. 1. HANDBALL DI OLYMPIC GAMES Handball mulai dipertandingan di Olimpiade musim panas pada 6 s.d 14 Agustus 1936 di Berlin. Saat itu handball yang dipertandingkan adalah handball field/lapangan dengan pemain 11 lawan 11. Saat pertama kali dipertandingkan di Berlin Handball mendapatkan antusias dari masyarakat. Meskipun pertama kali dipertandingkan handball telah disaksikan oleh lebih dari 100ribu penonton. Pada saat itu handball mempertandingkan kategori lakilaki yang diikuti 6 negara peserta. Jerman yang saat itu menjadi 36



Muhlisin dan Joko Pranawa, Metode dan Dasar-dasar Handball



tuan rumah menjadi juara setelah mengalahkan Austria di babak Final.



Gambar 3. 1 Pertama kali Handball di Olimpiade 1936 disaksikan lebih dari 100 ribu penonton Pada tahun 1972 handball di olimpiade telah memainkan handball indoor di Munich Jerman dengan jumlah pemain 7 lawan 7. Sama halnya penyelenggaraan pertamanya handball kembali menarik perhatian masyarakat dunia saat itu. Di Olimpiade 1972 ini handball di ikuti 16 tim peserta dan Yugoslavia tampil menjadi jawara mengalahkan Republik Ceko.



Gambar 3. 2 Olimpiade Indoor Handball Pertama di Olimpia Stadium, Munich Jerman. Saat ini handball di perhelatan Olimpics Games dipertandingkan di beberapa kategori antara lain : Muhlisin dan Joko Pranawa, Metode dan Dasar-dasar Handball



37



  



Handball at Summer Olympic Games (Men & Women) Handball at The Youth Olympic Games (Men & Women) Handball Beach at The World Games (Men & Women) a. Handball at Summer Olympic Games (Kategori laki-laki) Sejak dipertandingkan di tahun 1936 di berlin, hingga saat ini handball telah dipertandingkan sebanyak 12 kali di olimpiade. Olimpiade terakhir berlangsung di olimpiade london tahun 2012 yang lalu. Dari sejarah penyelenggaraan handball di olimpiade untuk kategori putra pemegang medali terbanyak masih didominasi oleh Uni Soviet, Yugoslavia, Rusia, Kroasia dan Prancis. Di beberapa tahun terakhir handball sangat didominasi oleh Perancis dengan meraih medali emas di dua penyelenggaraan olimpiade terakhir.



TABEL 3. 1 PENYELENGGARAAN HANDBALL DI OLIMPIADE (KATEGORI LAKI-LAKI) Year 1936



Host



Gold Medalists



Silver Medalists



Bronze Medalists



Berlin



Germany



Austria



Switzerland



Munich



Yugoslavia



Czechoslovakia



Romania



Montreal



Soviet Union



Romania



Poland



1972



Sydney



Russia



Sweden



Spain



Athens



Croatia



Germany



Russia



Beijing



France



Iceland



Spain



London



France



Sweden



Croatia



2004 2008 2012



b. Handball at Summer Olympic Games (Kategori Wanita) Kategori wanita handball di Olimpiade baru dipertandingkan pada tahun 1976 di Montreal Kanada yang pada saat itu diikuti 11 tim/negara peserta. Uni Soviet yang saat itu menjadi tim unggulan menjadi juara setelah mengalahkan Jerman timur di Final. Selama penyelenggaraan handball di olimpiade untuk kategori wanita, Denmark menjadi pengumpul medali yang terbanyak dengan 3 medali emas disusul Korea, Norwegia dan Uni Soviet dengan perolehan 2 medali emas. Berikut hasil penyelenggaraan handball di Olimpiade untuk kategori wanita : TABEL 3. 2 PENYELENGGARAAN HANDBALL DI OLIMPIADE (KATEGORI WANITA) Year



Host



1976



Silver Medalists



Montreal Soviet Union East Germany Moscow



East Germany



Soviet Union



Romania



Moscow Soviet Union Yugoslavia



West Germany



Romania



Yugoslavia



East Germany



South Korea



China



South Korea



Norway



Soviet Union



Barcelona South Korea



Norway



Unified Team



South Korea



Hungary



1984 Los Angeles Yugoslavia



1988 Seoul



Soviet Union



South Korea



Yugoslavia



1988 Seoul



1992 Barcelona



Unified Team



Atlanta



Croatia



Sweden



France



1992



1996 Sweden



Spain



2000



Muhlisin dan Joko Pranawa, Metode dan Dasar-dasar Handball



Hungary



1980



1984 Los Angeles



Bronze Medalists



1976



1980



38



Gold Medalists



1996 Atlanta



Denmark



Muhlisin dan Joko Pranawa, Metode dan Dasar-dasar Handball



39



2000 Sydney



Denmark



Hungary



Norway



2004 Athens



Denmark



South Korea



Norway



Russia



Year



Host



2010



Singapore



2014 Norway



Montenegro



Nanjing



Spain



Silver medalist



Bronze medalist



Denmark



Russia



Brazil



South Korea



Russia



Sweden



South Korea



2012 London



Gold medalist



Ukraine



2008 Beijing



TABEL 3. 4 PENYELENGGARAAN HANDBALL DI YOUTH OLYMPIC GAMES (WANITA)



d. Handball Beach at The World Games (Men & Women) c. Handball at the Youth Olympic Games (Men & Women) Handball di Youth Olympic Games baru 2 kali dipertandingkan sejak pertama kali dilaksanakan pada tahun 2010 di Singapura untuk kategori lakai-laki dan perempuan. Berikut ini data hasil penyelenggaraan handball di Youth olympic Games. Pada penyelenggaraan pertama di Singapura, Kategori laki-laki diikuti 6 Negara peserta. Mesir sebagai tim kuat meraih medali emas setelah mengalahkan Korea Selatan di babak final. Di Penyelenggaraan kedua diikuti 6 peserta saat diselenggerakan di Nanjing China. Slovenia berhasil meraih medali emas saat itu. TABEL 3. 3 PENYELENGGARAAN HANDBALL DI YOUTH OLYMPIC GAMES (LAKI-LAKI) Year



Host



2010 Singapore 2014



Nanjing



Gold medalist



Silver medalist



Bronze medalist



Egypt



South Korea



France



Year 2001



Host



Gold



Silver



Bronze



Akita



Belarus



Spain



Brazil



Duisburg



Russia



Spain



Croatia



Kaohsiung



Brazil



Hungary



Croatia



Cali



Brazil



Russia



Croatia



2005 2009 2013



Slovenia



Egypt



Norway



Di kategori wanita, Denmark meraih medali emas pada penyelenggaraan yang pertama dan Korea Selatan di penyelenggaraan yang kedua.



40



Handball beach dipertandingan di World Games sejak tahun 2001 di Akita Jepang. Dipertandingkannya Handball di World Games masih merupakan demonstrasi di 3 Penyelenggaraan yang pertama. Dan handball Beach benar-benar secara resmi dipertandingkan di Cali tahun 2013. Dipenyeleggaraan yang pertama Belarusia menjadi Juara di kategori Laki-laki. Namun di dua penyelenggaraan yang terakhir Handball Beach di kuasai oleh Brazil sebagai tim kuat. TABEL 3. 5. PENYELENGGARAAN HANDBALL BEACH DI WORLD GAMES (LAKI-LAKI)



Muhlisin dan Joko Pranawa, Metode dan Dasar-dasar Handball



Di Kategori wanita di World Games juga di dominasi oleh Brazil sebagai tim kuat. Brazil 2 kali meraih medali emas pada tahun 2005 dan tahun 2013. Sedangkan Itali dan Ukraina sama meraih sekali medali emas.



Muhlisin dan Joko Pranawa, Metode dan Dasar-dasar Handball



41



TABEL 3. 6 PENYELENGGARAAN HANDBALL BEACH DI WORLD GAMES (LAKI-LAKI) Year 2001 2005 2009 2013



2.



42



Host Akita



Gold



Silver



Bronze



Ukraine Germany



Brazil



Duisburg



Brazil



Hungary



Turkey



Kaohsiung



Italy



Croatia



Brazil



Brazil



Hungary



Cali



TABEL 3. 7 DATA HASIL IHF WORLD MEN”S HANDBALL CHAMPIONSHIP YEAR HOST GOLD SILVER BRONZE 1938



Germany



Germany



Austria



Sweden



Sweden



Sweden



West Germany



Czechoslova kia



1958



East Germany



Sweden



Czechoslovaki a



Germany



1961



West Germany



Romania



Czechoslovaki a



Sweden



1964 Czechosl ovakia



Romania



Sweden



Czechoslova kia



Sweden



Czechoslov akia



Denmark



Romania



France



Romania



East Germany



Yugoslavia



East Germany



Romania



East Germany



Yugoslavia



Denmark



West Germany



Soviet Union



East Germany



West Germany



Soviet Union



Yugoslavia



Poland



Hungary



East Germany



1954



Norway



HANDBALL DI KEJUARAAN SINGLE EVEN INTERNASIONAL a. IHF World Men's and Women Handball Championship IHF World Men’s and Women’s Handball Championship merupakan ajang paling bergengsi di handball layaknya World Cup di Sepakbola. Sejak pertama kali diselenggarakan kejuaraan ini sudah memasuki edisi ke-24 (laki-laki) dan ke-22 (Wanita). Sebelumnya agenda IHF World Men’s Handball Championship dilaksanakan disesuaikan dengan agenda IHF dan tidak bersifat tetap, namun mulai dari pelaksanaan kejuaraan di Tahun 1993 di Swedia, kejuaraan ini secara rutin dilaksanakan 2 tahun sekali. Berikut hasil kejuaraan handball kategori single even.  IHF World Men’s Handball Championship Untuk kategori laki-laki IHF World handball Championship dilaksanakan pertama kali tahun 1938 di Jerman 2 tahun berselang telah handball di olimpiade pertama kali dipertandingkan. Selama penyelenggaraan Prancis menjadi negara peraih medali terbanyak dengan menjadi juara 5 kali (1995, 2001, 2009, 2011 dan 2015) disusul Swedia dan Rumania dengan masing-masing pernah menjuarai sebanyak 4 kali. Berikut ini hasil IHF World Men’s Handball Championship dari awal penyelenggaraan :



Muhlisin dan Joko Pranawa, Metode dan Dasar-dasar Handball



1967 1970 1974



1978



1982



1986 Switzerla Yugoslavia nd



Muhlisin dan Joko Pranawa, Metode dan Dasar-dasar Handball



43



1990



Czechos lovakia



1962



Sweden



Soviet Union



Romania 1965



1993 1995 1997 1999 2001 2003 2005 2007 2009 2011 2013



Sweden



Russia



France



Sweden



Iceland



France



Croatia



Sweden



Japan



Russia



Sweden



France



Egypt



Sweden



Russia



Yugoslavia



France



France



Sweden



Yugoslavia



Portugal



Croatia



Germany



France



Tunisia



Spain



Croatia



France



1986



Germany



Germany



Poland



Denmark



1990



Croatia



France



Croatia



Poland



1993



Sweden



France



Denmark



Spain



1971 1973



Spain



Spain



Denmark



1975 1978 1982



1995



Qatar



France



Qatar



44



Denmark



Czechoslo vakia



West Germany



Hungary



Yugoslavia



West Germany



Netherlands



East Germany



Yugoslavia



Hungary



Yugoslavia



Yugoslavia



Romania



Soviet Union



Soviet Union



East Germany



Soviet Union



Hungary



Czechoslovakia East Germany



Soviet Union



Hungary



Hungary



Yugoslavi a



Hungary



Soviet Union



Netherlands



Soviet Union Czechoslovakia Norway



South Korea



Soviet Union



Yugoslavia



East Germany



Norway



Germany



Denmark



Norway



Austria / Hungary



South Korea



Hungary



Denmark



Germany



Denmark



Norway



Germany



Denmark / Norway



Norway



France



Austria



Italy



Russia



Norway



Yugoslavi a



Croatia



France



Hungary



South Korea



Poland 1999







Romania



Croatia 1997



2015



Romania



IHF World Women’s Handball Championship TABEL 3. 8 DATA HASIL IHF WORLD WOMEN”S HANDBALL CHAMPIONSHIP YEAR



HOST



GOLD



SILVER



BRONZE



1957



Yugos lavia



Czechoslovakia



Hungary



Yugoslavia



Muhlisin dan Joko Pranawa, Metode dan Dasar-dasar Handball



2001



2003



Muhlisin dan Joko Pranawa, Metode dan Dasar-dasar Handball



45



2005



2007 2009 2011 2013 2015



Russia



Russia



Romania



Hungary



France



Russia



Norway



Germany



China



Russia



France



Norway



Brazil



Norway



France



Spain



Serbia



Brazil



Serbia



Denmark



Denmark



Norway



Netherlands



Romania



b. IHF Emerging Nations Championship IHF Emerging Nations Championship merupakan kejuaraan laki-laki yang diselenggarakan oleh IHF sejak 2015. Edisi Pertama diselenggarakan di Kosovo 20 s.d 26 Juni 2015. Negara-negara yang berpartisipasi adalah negara-negara yang berperingkat terbaik di masing-masing benua namun tidak lolos di IHF World Men’s Handball Championship. Pemain dikejuaraan ini merupakan kategori pemain berusia 18-30 Tahun. Di penyelenggaraan yang pertama tersebut, Kepulauan Faroe berhasil menjadi juara setelah mengalahkan Latvia di babak final dengan skor 27- 24. Sedangkan tuan rumah Kosovo meraih perunggu setelah mengalahkan wakil Amerika selatan Uruguai dengan skor 28 – 16. c. IHF Men's and Women’s Junior World Championship IHF Men’s Junior World Championship merupakan kejuaraan dunia untuk pemain dengan kategori usia 21 Tahun, sedangkan untuk IHF women’s Junior World Championship untuk pemain kategori usia 20 tahun. Sama halnya dengan kejuaraan kategori senior kejuaraan ini merupakan even 2 tahunan dimana kategori laki-laki dan perempuan dilaksanakan di waktu dan tempat berbeda di tahun yang sama. Dikategori laki-laki diselenggarakan sejak tahun 1997 di Swedia. Pertama kali digelar Uni Soviet (Sekarang Rusia) 46



Muhlisin dan Joko Pranawa, Metode dan Dasar-dasar Handball



berhasil menjadi Juara mengalahkan Hungaria di Final, sedangkan Yugoslavia meraih juara ketiga setelah mengalahkan Spanyol. Dikategori laki-laki ini sepanjang sejarah penyelenggaraanya Rusia sangat mendominasi dengan 7 kali menjadi juara ( 5 kali atas nama Uni Soviet dan 2 kali dengan nama Rusia). Denmark Swedia dan Yugoslavia sama-sama pernah menjuarai kategori ini sebanyak masing-masing 3 kali. Dikategori wanita sendiri IHF Women Junior World Championship digelar pertama kali di Rumania pada tahun 1977. Saat itu Yugoslavia berhasil menggagalkan sapu bersih Uni Soviet (Sekarang Rusia) yang terlebih dahulu menjuarai kategori laki-laki. Di final Yugoslavia mengalahkan Uni Soviet melalui babak over time. Sepanjang penyelenggaraanya Kategori Junior wanita masih sangat didominasi oleh Rusia dengan 11 kali menjadi juara sangat jauh meninggalkan peringkat dibawahnya yakni Rumania yang hanya 2 kali menjadi juara. Berikut ini hasil-hasil kejuaraan IHF Women’s and Men’s Junior World Championship dari tahun ke tahun. 



IHF Men’s Junior World Championship TABEL 3. 9 DATA PENYELENGGARAAN IHF MEN’S JUNIOR WORLD CHAMPIONSHIP Year 1977



1979



1981



1983



Host Country



Gold



Silver



Bronze



Sweden



Soviet Union



Hungary



Yugoslavia



Soviet Union



Yugoslavia



Sweden



Portugal



Yugoslavi a



Soviet Union



Czechoslov akia



Finland



Soviet Union



West Germany



Denmark



/ Denmark / Sweden



1985 Muhlisin dan Joko Pranawa, Metode dan Dasar-dasar Handball



47



Italy



1987



1989



1991



1993 1995 1997 1999 2001 2003



2005



2007 2009 2011



48



Soviet Union



Yugoslavia



Yugoslavi a



Spain



Soviet Union



Sweden



Yugoslavia 2013



Spain



Soviet Union



Spain



Yugoslavia



Greece



Yugoslavi a



Sweden



Soviet Union



Egypt



Egypt



Denmark



Iceland



Argentina



Russia



Spain



Portugal



Turkey



Denmark



Ukraine



France



2015



Denmark



Sweden



Year



1979



1981



1983 Russia



Spain



Sweden



Brazil



Sweden



Denmark



Slovenia



1985



Serbia and Denmark Monteneg ro



Hungary



1987



Germany



Denmark



Germany Denmark



Slovenia



Macedonia Egypt Greece



Sweden



Germany Denmark



Spain



France



Brazil



France



Denmark



Germany



Host Country



Gold



Silver



Bronze



Romania



Yugoslavia



Soviet Union



Romania



Yugoslavia



Soviet Union



East Germany



Yugoslavia



Canada



Soviet Union



Yugoslavia



West Germany



France



Soviet Union



East South Korea Germany



South Korea



Soviet Union



South Korea



Poland



Denmark



Soviet Union



Denmark



East Germany



Nigeria



Soviet Union



South Korea



Bulgaria



France



Soviet Union



South Korea



Egypt



Switzerland



Hungary



Sweden



 IHF Women’s Junior World Championship TABEL 3. 10 PENYELENGGARAAN IHF MEN’S JUNIOR WORLD CHAMPIONSHIP



1977



Qatar



Bosnia & Herzegovina



Tunisia



Muhlisin dan Joko Pranawa, Metode dan Dasar-dasar Handball



1989



1991



Denmark



Muhlisin dan Joko Pranawa, Metode dan Dasar-dasar Handball



49







1993 1995 1997 1999 2001 2003 2005 2008 2010 2012



IHF Men’s Youth World Championship TABEL 3. 11 IHF MEN’S YOUTH WORLD CHAMPIONSHIP Host Year Gold Silver Bronze Country



Bulgaria



Russia



Bulgaria



South Korea



Brazil



Romania



Denmark



Norway



Ivory Coast



Denmark



Russia



Romania



2005



China



Romania



Lithuania



Denmark



2007



Hungary



Russia



Hungary



Germany



2009



Macedonia



Russia



Hungary



Norway



2011



Czech Republic



Russia



Norway



South Korea



2013 2015



Macedonia



Germany



Denmark South Korea



South Korea



Norway



Russia



Montenegro



Czech Republic



Sweden



France



Hungary







Croatia



South Korea



Russia



Serbia and Montenegro



South Korea



Croatia



Bahrain



Denmark



Croatia



Sweden



Tunisia



Croatia



Iceland



Sweden



Argentina



Denmark



Spain



Sweden



Hungary



Denmark



Croatia



Germany



Russia



France



Slovenia



Iceland



IHF Women’s Youth World Championship TABEL 3. 12 IHF WOMEN’S YOUTH WORLD CHAMPIONSHIP Year Host country Gold Silver 2006



2014



Qatar



Canada



Denmark



South Korea



Romania



Slovakia



Russia



Serbia



Denmark



Dominican Republic



Sweden



Montenegro



Denmark



Macedonia



Romania Germany



Denmark 2008



Bronze



d. IHF Men's and Women’s Youth World Championship Sama halnya kategori Junior IHF World Championship juga mempertandingkan kategori Youth yakni kategori usia 18 tahun (wanita) dan 19 Tahun (Laki-laki). Di kategori ini kedua kategori dilaksanakan ditahun yang berbeda yakni tahun ganjil untuk kategori laki-laki dan tahun genap untuk kategori perempuan. Berikut hasil dan data penyelenggaraan IHF Youth World Championship dari tahun ke tahun.



50



Muhlisin dan Joko Pranawa, Metode dan Dasar-dasar Handball



2010 2012



2014



Norway Netherlands Russia



Norway



Denmark



Muhlisin dan Joko Pranawa, Metode dan Dasar-dasar Handball



51



e. Super Globe IHF Championship (Antar Klub antar Benua) Super Globe IHF Championship merupakan ajang turnamen yang mempertandingan Klub– klub yang menjarai di masing-masing benua.



Sehingga Super Globe bisa disebut juga intercontinental Championship. Kejuaraan Super Globe ini hanya mempertandingkan kategori laki-laki saja. Di penyelenggaraan pertama di Vienna Austria, diikuti 8 tim perwakilan terbaik dari masing-masing benua. CB Cantabria (Spanyol) menjadi juara sebagai wakil benua biru Eropa. Berikut hasil-hasil juara di Super Globe yang sudah berlangsung.



Gambar 3. 3 Piala Super Globe pertama kali di Austria ( 1997)



TABEL 3. 13 HASIL KEJUARAAN IHF SUPER GLOBE SECOND YEAR HOST CHAMPION THIRD PLACE PLACE 1997



2002



2007



2010



Vienna CB Cantabria



Doha



Al-Sadd



Drammen HK



Doosan KyungWol



SC Magdeburg Metodista SBC



2013 2014 2015



Doha



Atlético Madrid



THW Kiel



Al-Sadd



Doha



FC Barcelona



HSV Hamburg



El Jaish



Doha



FC Barcelona



Al-Sadd



SG Flensburg



Doha



Füchse Berlin



MKB Veszprém



FC Barcelona



f. Men’s and Women’s Beach Handball World Championship Men’s and Women’s Beach Handball World Championship dipertandingkan pertama kali di El Gouna, Mesir untuk kategori wanita dan laki-laki sekaligus. Pertama kali diselenggarakan Beach Handball World Championship pada 2004 kejuaraan ini diikuti oleh 9 negara (laki-laki) dan 8 negara (Wanita).  Men’s Beach Handball World Championship TABEL 3. 14 DATA HASIL MEN’S BEACH HANDBALL WORLD CHAMPIONSHIP Second Third Year Host Champion Place Place 2004



Cairo



BM Ciudad Real



Al-Ahly SC



MC Alger



2008



Doha



BM Ciudad Real



Al-Sadd



Zamalek SC



2010



Doha



THW Kiel



BM Ciudad Real



Al-Sadd



2012 52



Muhlisin dan Joko Pranawa, Metode dan Dasar-dasar Handball



Egypt



Turkey



Russia



Brazil



Turkey



Spain



Cadiz, Spain



Croatia



Brazil



Serbia



Antalya, Turkey



Brazil



Hungary



Turkey



Muscat, Oman



Brazil



Ukraine



Croatia



Recife, Brazil



Brazil



Croatia



Qatar



2006 Rio de Janeiro, Brazil



2012 2011



El Gouna, Egypt



2014



Muhlisin dan Joko Pranawa, Metode dan Dasar-dasar Handball



53



 Women’s Beach Handball World Championship TABEL 3. 15 WOMEN’S BEACH HANDBALL WORLD CHAMPIONSHIP Second Third Year Host Champion Place Place 2004



El Gouna, Egypt



Russia



Turkey



Italy



2006 Rio de Janeiro, Brazil



Brazil



Germany



Russia



Croatia



Spain



Brazil



Antalya, Turkey Norway



Denmark



Brazil



Muscat, Oman



Brazil



Denmark



Norway



Recife, Brazil



Brazil



Hungary



Norway



2008 2010



Cadiz, Spain



2012 2014



g. IHF Throphy IHF Trophy bermula dari IHF Chalenges Trophy kategori wanitadi Eropa yang dilaksanakan tahun 2000 di Belgia dimana saat itu diikuti oleh beberapa negara antara lain Belgia, Bosnia, Finlandia, Latvia, Israel dan Siprus. Kemudian diikuti IHF Chalenges Throphy di Afrika dan meningkat diselenggarakan di seluruh benua. IHF Throphy merupakan even yang diselenggarakan oleh IHF sebagai tonggak perkembangan handball di Dunia. Sehingga peserta dari IHF Throphy ini merupakan negara-negara berkembang yang masuk dalam kategori Under Development Country (UDC) yang nantinya akan dipertemukan dalam kejuaraan yang sesungguhnya yaitu IHF Throphy.



54



Muhlisin dan Joko Pranawa, Metode dan Dasar-dasar Handball



Gambar 3. 4 Logo IHF Throphy Pada Tahun 2008 IHF meluncurkan format baru untuk IHF Chalenges Trophy dan mempertandingkan Intercontinent pada tahun 2010 yang mempertandingkan juara-juara di masingmasing Zona ditiap benua. Sehingga terdapat 3 Tahap dalam tiap penyelenggaraannya yakni Tahap Zona Regional (regional) Tahap Continental (benua) dan Tahap Intercontinental. Untuk Tahap Zona dimasing-masing benua di bagi dalam beberapa zona. Pembagian Zona tersebut yaitu sebagai berikut: 1. Zona Asia 2. Zona Eropa 3. Zona Afrika 4. Zona Oceania 5. Zona Pan Amerika 1) Zona Asia Zona Asia dibagi menjadi 4 Zona yaitu :  Zona I A (East and South East Asia- Mongolia)  Zona II B (South East Asia)  Zona II (South and Central Asia)  Zona III (Central Asia) 2) Zona Eropa (hanya ada satu Zona dibagi dalam 2 Grup) 3) Zona Afrika Zona Afrika dibagi menjadi beberapa zona yaitu : a) Zona II (West Africa) b) Zona III (West Africa) c) Zona IV (Central Africa) d) Zona V A (East Africa) e) Zona V B (East Africa) Muhlisin dan Joko Pranawa, Metode dan Dasar-dasar Handball



55



f) Zona VI (South Africa) g) Zona VII (Southern Africa) 4) Zona Oceania (Hanya ada satu Zona dibagi dalam 2 Grup) 5) Zona Pan Amerika Zona Pan America dibagi menjadi 3 zona yaitu : a) Zone Central American b) Zone South American c) Zone North American



B. KEJUARAAN HANDBALL DI LEVEL BENUA



Kejuaraan handball di level benua sebagian besar merupakan bagian dari babak kualifikasi dari kejuaraan dunia di berbagai kategori seperti World Championship, IHF Throphy, Beach World Championship dan beberapa kategori Usia. Meskipun ada beberapa kageori kejuaraan yang menjadi even terbuka yang hanya diselenggarakan di benua tertentu. Hampir disemua benua Handball sudah masuk di kejuaraan multieven yang ada dimasing-masing benua seperti European Youth Olympic Games, African Games, Asian Games dan Pan American games. 1. KEJUARAAN HANDBALL DI PAN AMERIKA Kompetisi dan kejuaraan yang dilaksanakan di Benua Amerika di bagi dalam beberapa Zona/wilayah. Beberapa kejuaraan yang diselenggarakan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kejuaraan-kejuaraan yang diselenggarakan oleh IHF. Beberapa diantaranya merupakan tahap/babak kualifikasi dari kejuaraan Dunia atau babak kualifikasi dari even tahunan dari IHF. Kejuaraan dan Kompetisi Handball yang secara resmi diselenggarakan di bawah kendali dari federasi pan American antara lain : a. Zona Pan American 1) Pan American Men's And Women’s Handball Championship 2) Pan American Men's and Women’s Junior Handball Championship 3) Pan American Men's and Women’s Youth Handball Championship 4) Pan American Men's and Women’s Cadet Handball Championship 56



Muhlisin dan Joko Pranawa, Metode dan Dasar-dasar Handball



5) IHF Chalenges Throphy 6) Pan American Games (Multi Even) b. Kategori Beach Handball 1. Bolivarian Beach Games 2. Pan American Beach Handball Championship 3. South American Beach Games (Multi Even) c. Zona South American (Amerika Latin) 1) South American Handball Championship 2) South American Junior Handball Championship 3) South American Youth Handball Championship 4) South American Cadet Handball Championship 5) South American Games (Multi Even) d. Zona Central American (Amerika Tengah 1) Central American Handball Championship 2) Central American Games (Multi Even) 3) Central American and Caribbean Games (Multi Even) e. North America and Caribbean (Zona Amerika Utara dan Karibia) 1) Caribbean Handball Championship 2) North America & Caribbean Handball Championship f. Antar Klub Club 1) Pan American Men's Club Handball Championship 2. KEJUARAAN HANDBALL DI EROPA Di Eropa handball sangat populer di berbagai negara dan menghasilkan beberapa kompetisi dan liga yang berkelas. Sama halnya di zona Pan American di Eropa juga menyelenggarakan Even Pra Kualifikasi bagian dari World Championship di beberapa kategori. Namun yang menjadikan berbeda di Eropa adalah Even resmi dari EHF di level klub bisa lebih populer dibandingkan dengan even yang mempertandingkan negara-negara di Eropa. Di Eropa Liga Eropa handball atau yang biasa disebut dengan EHF Champions League merupakan peringkat kedua Liga terpopuler di Eropa setelah Liga Champions Sepakbola yang diselenggarakan UEFA.



Muhlisin dan Joko Pranawa, Metode dan Dasar-dasar Handball



57



a. Nation (antar negara) 1) African Men's and Women’s Handball Championship 2) African Men's and Women’s Junior Handball



Gambar 3. 5 Logo EHF Champions League Berikut ini beberapa kejuaraan yang diselenggarakan oleh EHF di beberapa kategori . a. European Championships 1) European Men's Handball Championship 2) European Women’s Handball Championship 3) U20 European Men's Handball Championship 4) U19 European Women's Handball Championship 5) U18 European Men's Handball Championship 6) U17 European Women's Handball Championship 7) European Open Handball Championship 8) European Men's and Women’s Beach Handball Championship 9) EHF Challenge Trophy 10) EHF Nations' Cup - Defunct b. European Youth Olympics festival Handball at the European Youth Olympic Festival c. Club Men's and Women’s Competitions 1) Men’s and Women's EHF Champions League 2) Men’s and Women's Cup Winner's Cup 3) Men’s and Women's EHF Cup 4) Men’s and Women's Challenge Cup (former EHF City Cup) 5) Men’s and Women’s European Beach Handball Tour



Championship 3) African Men's Youth Handball Championship 4) African Women's Youth Handball Championship 5) All-Africa Games b. Club (antar Klub) 1) African Handball Champions League 2) African Handball Cup Winners' Cup 3) African Handball Super Cup 4) African Women's Handball Champions League 5) African Women's Handball Cup Winners' Cup 6) African Women's Handball Super Cup 4. KEJUARAAN HANDBALL DI OCEANIA Anggota OHF sebanyak 21 anggota negara yang mengikuti kejuaraan-kejuaraan resmi yang dilaksanakan federasi antara lain: a. Nations 1) Oceania Men's and Women’s Handball Nations Cup 2) Oceania Handball Challenge Trophy - Under 21's 3) Oceania Youth Handball Championship - Under 19's 4) Pacific Handball Cup 5) French Pacific Handball Championship b. Clubs 1) Oceania Men’s and Women’s Handball Champions Cup 5. KEJUARAAN HANDBALL DI ASIA Kejuaraan di Kawasan Asia termasuk banyak karena tersebar di beberapa zona/wilayah. dari hampir keseluruhan even yang diselenggarakan oleh AHF merupakan bagian dari even/agenda internasional di berbagai kategori.



3. KEJUARAAN HANDBALL DI AFRICA Di Afrika kejuaraan Handball antar negara yang secara resmi di selenggarakan oleh CAHB, hampir semua even resmi merupakan bagian dari kejuaraan dunia. Sedangkan untuk tataran level klub di afrika menggelar even yang juga tidak kalah dengan even antar negara. 58



Muhlisin dan Joko Pranawa, Metode dan Dasar-dasar Handball



Gambar 3. 6 Logo AWHC 2015 di Jakarta



Muhlisin dan Joko Pranawa, Metode dan Dasar-dasar Handball



59



Beberapa kejuaraan yang diselenggarakan oleh AHF antara lain : a. Nations 1) Asian Men's Handball Championship 2) Asian Women's Handball Championship 3) Asian Men's Junior Handball Championship 4) Asian Women's Junior Handball Championship 5) Asian Men's Youth Handball Championship 6) Asian Women's Youth Handball Championship 7) Asian Games (Multi even) b. Clubs 1) Asian Club League Handball Championship 2) Asian Women's Club League Handball Championship c. Beach Handball 1) Asian Men's Beach Handball Championship 2) Asian Women's Beach Handball Championship 3) Asian Men's Youth Beach Handball Championship 4) Asian Women's Youth Beach Handball Championship Di Level Asia dari hampir semua kejuaraan dominasi Korea Selatan di kategori laki-laki dan wanita masih belum terbantahkan. Beberapa tim kuat di Asia untuk handball masih didominasi negara-negara asia tengah dan Timur seperti Jepang, China, Korea Selatan, Kazakstan, Kuwait, Datar dan Bahrain. Di Kategori wanita Korea Selatan merupakan kekuatan asia di Dunia sedangkan dikategori laki-laki kejutan Qatar di kejuaraan Dunia tahun 2015 menjadi kekuatan baru di Asia. C.







Kejurnas Kategori Putra TABEL 3. 16 HASIL DATA KEJUARAAN NASIONAH HANDBALL KATEGORI PUTRA No Tahun Agenda



Even Bola Tangan di Indonesia untuk bola tangan sebenarnya sudah dipertanding-kan di multi even PON ke-II di Jakarta tahun 1951. Pada saat itu bola tangan memainkan bola tangan Field handball (11 pemain dalam 1 tim) diikuti Jakarta Raya, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Handball juga pernah dipertandingkan di POMNAS tahun



Muhlisin dan Joko Pranawa, Metode dan Dasar-dasar Handball



Tempat



Juara I



Juara II



Juara III



1



2014



Kejurnas Senior



Jakarta



DKI Jakarta



Jawa Barat



Kaltim



2



2014



Kejurnas Junior



Jakarta



DKI Jakarta



Jawa Barat



Kaltim



3



2015



Kejurnas Junior



Semarang



Kaltim



Jawa barat



DKI



4



2015



Kejurnas Senior



Samarinda



DKI Jakarta



Jawa Tengah



Kaltim



5



2016



Kejurnas Junior



Jakarta



Jawa Barat



Jawa Tengah



Kaltim



6



2016



Eksebishi PON 2016



Bandung



DKI Jakarta



Jawa Barat



Jateng



KEJUARAAN HANDBALL DI INDONESIA



Gambar 3. 7 Logo Kejurnas Junior 2015 di Semarang



60



1960 di Medan. Setelah itu Bola tangan di Indonesia mengalami pasang surut perkembangan dan penyelenggaraan evennya. Handball kembali dipertandingkan di Kejuaraan Nasional pada tahun 2014 di Jakarta. Saat itu diikuti oleh tim-tim dari beberapa provinsi antara lain : Jakarta, Jawa Barat, jawa Tengah, Banten dan kalimantan Timur serta Sumatera Selatan. Ditahun kedua penyelenggaraan Kejurnas, Kejurnas dilaksanakan di luar Jakarta yakni di Semarang dan Samarinda. Kejurnas Junior dilaksanakan di Semarang (Jawa Tengah) sedangkan Kejurnas Senior dilaksanakan di Samarinda (Kalimantan Timur)



Kaltim



Muhlisin dan Joko Pranawa, Metode dan Dasar-dasar Handball



61







Kejurnas Kategori Putri TABEL 3. 17 HASIL DATA KEJUARAAN NASIONAH HANDBALL KATEGORI PUTRI No Tahun Agenda



62



Tempat



Juara I



Juara II



Juara III



1



2014



Kejurnas Senior



Jakarta



DKI Jakarta



Jawa Barat



Kaltim



2



2014



Kejurnas Junior



Jakarta



DKI Jakarta



Jawa Barat



Kaltim



3



2015



Kejurnas Junior



Semarang Jawa Barat



Kaltim



Jawa Tengah



4



2015



Kejurnas Senior



Samarinda DKI Jakarta Kaltim



Kaltara



5



2016



Kejurnas Junior



Jakarta



Kaltim



Jawa Barat



DKI Jakarta



6



2016



Eksebishi PON 2016



Bandung



Jawa Barat



DKI Jakarta



Kaltim Kaltara



Muhlisin dan Joko Pranawa, Metode dan Dasar-dasar Handball



Muhlisin dan Joko Pranawa, Metode dan Dasar-dasar Handball



63



A. INDOOR HANDBALL



1.



LAPANGAN PERMAINAN a. Lapangan permainan berbentuk empat persegi panjang, berukuran 40 x 20 meter, terdiri dari 2 gawang dan area bermain. b. Gawang handball berukuran 2 meter x 3 meter. Gawang harus di cat bergarisgaris dengan 2 warna yang berbeda yang juga berbeda dengan warna dasar lapangan. Gawang harus mempunyai jaring sehingga bola yang masuk ke gawang akan berada tetap digawang. c. Garis gawang harus memiliki lebar 8 meter sebaliknya semua garis lain harus memiliki lebar 5 cm. d. Area gawang (D Circle) garis ini sejajar dengan garis 1 setengah lingkaran, masing-masing dengan radius 6 meter. (diukur dari belakang sudut sebelah dalam tiang gawang e. Garis lemparan bebas (garis 9 meter) adalah garis putus-putus, 3 meter di bagian luar area garis gawang. Garis memiliki lebar 15 cm f. Garis 7 meter (garis lemparan 7 meter) adalah garis dengan panjang 1 meter tepat didepan gawang. Garis 7 meter sejajar dengan garis gawang dan 7 meter jauhnya dari garis gawang (diukur dari belakang tepi garis belakang ke depan tepi garis 7 meter) g. Garis batas penjaga gawang (garis 4 meter) dengan panjang 15 cm berada di depan gawang. Garis batas penjaga gawang sejajar dengan garis gawang diukur dari belakang tepi garis gawang ke tepi depan garis 4 meter h. Garis pergantian pemain (bagian dari garis samping) untuk masing-masing team memiliki panjang 4.5 meter dari garis tengah. Bagian ujung dari garis pergantian pemain ditandai dengan sebuah garis yang sejajar dengan garis tengah yang memiliki panjang 15 cm masuk ke area lapangan dan 15 cm ke luar area lapangan.



Gambar 4. 1. Gambar Lapangan Handball 64



Muhlisin dan Joko Pranawa, Metode dan Dasar-dasar Handball



Muhlisin dan Joko Pranawa, Metode dan Dasar-dasar Handball



65



2.



WAKTU BERMAIN, AKHIR PERMAINAN DAN TIME-OUT a. Waktu bermain  Kategori Usia 16 tahun keatas adalah 2 x 30 Menit  Ketegori Usia 12 -16 tahun adalah 2 x 25 menit  Kategori Usia 8 – 12 tahun adalah 2 x 20 Menit (Istirahat 10 menit) b. Penambahan waktu (Overtime), dimainkan jika permainan seri pada waktu normal. Penambahan waktu dilanjutkan setelah istirahat 5 menit dari waktu permainan normal berakhir. Overtime dilakukan 2 kali 5 menit dengan istirahat 1 menit c. Lemparan 7 meter, apabila terjadi skor seri pemenang akan ditentukan dengan menggunakan lemparan 7 meter. Pemain yang melakukan pelanggaran, di diskualifikasi atau dikeluarkan sampai akhir waktu normal permainan diijinkan untuk berpartisipasi. Lemparan dilakukan 5 pelempar pertama bergantian dengan team lawan. Pemain dapat berpartisipasi di lemparan 7 meter baik sebagai pelempar atau goal keeper. Apabila 5 pelempar pertama masih imbang maka kembali dilakukan satu pelempar masing-masing hingga terjadi selisih gol hingga semua pemain melakukan lemparan. d. Time Out, diwajibkan ketika:  pemberian hukuman 2 menit, diskualifikasi atau kartu merah.  Time Out tim yang sudah ditentukan.  Tanda peluit oleh pencatat waktu atau delegasi teknis pertandingan.  Perundingan antara para wasit yang diperlukan dalam keadaan yang sesuai dengan peraturan e. Time Out Tim. Setiap tim memiliki hak untuk meminta time out maksimal sebanyak 3 kali. Dimana tiap babak hanya maksimal menggunakan 2 kali time out. Time out di babak overtime tidak diperkenankan.



3.



BOLA a. Bahan Bola, terbuat dari bahan kulit atau sintetis. Permukaannya tidak boleh berkilau atau licin b. Ukuran bola, yaitu keliling dan berat, dapat digolongkan menjadi beberapa kategori, yaitu :  58-60 cm dan 425-475 gr (ukuran IHF 3) untuk pria dewasa dan remaja putra (diatas umur 16 tahun);



Gambar 4. 2 Gambar Gawang tampak depan dan samping



Gambar 4. 3 Gambar gawang tampak samping



66



Muhlisin dan Joko Pranawa, Metode dan Dasar-dasar Handball



Muhlisin dan Joko Pranawa, Metode dan Dasar-dasar Handball



67











4.



54-56 cm dan 325-375 gr (ukuran IHF 2) untuk wanita dewasa dan remaja putri (diatas umur 14 tahun), dan remaja putra (umur 12 sampai 16 tahun); 50-52 cm dan 290-330 gr (ukuran IHF 1) untuk anak putri (umur 8 sampai 14 tahun) dan anak putra (umur 8 sampai 12 tahun).



tanpa pelindung dan bingkai yang kuat, atau benda-benda lainnya yang dapat membahayakan.



5.



PENJAGA GAWANG a. Diperbolehkan untuk :  Menyentuh bola dengan seluruh bagian badan selama melakukan tindakan pertahanan di dalam area gawang.  Membawa bola di dalam area gawang, selama tidak membawanya keluar area gawang. Penjaga gawang tidak diperbolehkan, untuk menunda melakukan lemparan.  Meninggalkan area gawang tanpa bola dan menjadi pemain serang. b. Tidak diperbolehkan untuk :  Membahayakan lawan ketika melakukan pertahanan.  Meninggalkan area gawang dengan membawa bola bola  Menyentuh atau mengambil bola ketika berada diluar area gawang, ketika penjaga gawang masih didalam area gawang.  Memasuki area gawang dari area bermain dengan membawa bola  Menyentuh bola dengan kaki, ketika bola sedang diam atau bergerak di area gawang atau bergerak keluar kearah area bermain.  Melintasi garis pertahanan penjaga gawang (sepanjang 4 meter) sebelum bola dilempar saat lemparan sejauh 7 meter.



6.



WILAYAH GAWANG Hanya seorang penjaga gawang saja yang diijinkan berada dalam wilayah gawang. Seorang pemain dilapangan dianggap telah memasuki wilayah gawang jika bagian dari tubuh pemain menyentuh wilayah gawang. Ketika seorang pemain memasuki wilayah gawang, keputusan yang diambil harus seperti dibawah ini : a. lemparan kiper, ketika seorang pemain dari tim yang menyerang memasuki wilayah gawang dan menguasai bola atau memasuki tanpa bola tetapi mendapatkan keuntungan dengan masuk ke wilayah gawang. b. lemparan bebas, ketika seorang pemain dilapangan dari tim yang bertahan memasuki wilayah gawang dan mendapatkan sebuah keuntungan, tapi tanpa merusak kesempatan untuk mencetak skor.



TIM, PERGANTIAN PEMAIN & PERLENGKAPAN



a. Jumlah Pemain. Tim terdiri dari maksimal 14 orang. Terdiri dari 7 pemain inti dan 7 pemain cadangan.



b. Minimal Pemain. Tim setidaknya harus memiliki 5 pemain dalam lapangan pada saat awal permainan dimulai. 4 orang selama permainan berlangsung. Tim Official tersebut tidak dapat diganti selama jalannya permainan. Penggantian pemain di lapangan dapat dilakukan berkali-kali setiap saat tanpa memberitahukan kepada pencatat waktu/pencatat angka, selama para pemain yang menggantikan sudah meninggalkan lapangan. Kesalahan penggantian akan mendapat hukuman 2 menit untuk pemain melakukan kesalahan pergantian. Permainan dimulai dengan lemparan bebas dari lawan. Jika pemain cadangan memasuki lapangan tanpa penggantian, atau jika pemain secara tidak sah ikut dalam permainan di area penggantian, akan dikenakan skors selama 2 menit untuk pemainnya. Apabila pemain memasuki lapangan sebelum masa hukuman 2 menit berakhir, dia akan diberikan tambahan skors selama 2 menit. Seragam Tim. Setiap tim harus mengenakan seragam yang sama dan berbeda dengan penjaga gawang. Kedua tim harus memiliki warna seragam yang berbeda dan mencolok. Penjaga gawang dalam satu tim harus memiliki seragam yang sama. Nomor Pemain, pemain harus memakai nomor, setidaknya sebesar 20 cm dibelakang pakaian dan 10 cm dibagian depan. Nomor yang digunakan sebaiknya dimulai dari 1 sampai 20. Pemain yang menjadi pengganti posisi penjaga gawang harus menggunakan nomor yang sama di kedua posisi. Larangan Perlengkapan, Tidak diizinkan memakai benda yang membahayakan bagi pemain. Termasuk, contohnya, gelang, jan tangan, cincin, tindikan, kalung atau rantai, anting, kacamata



c. Official, Official tim maksimal d.



e.



f.



g.



h.



68



Muhlisin dan Joko Pranawa, Metode dan Dasar-dasar Handball



Muhlisin dan Joko Pranawa, Metode dan Dasar-dasar Handball



69



c. Lemparan 7-meter, seorang pemain dari tim yang bertahan memasuki wilayah gawang dan situasi ini merusak kesempatan untuk mencetak gol. Seorang pemain diperkenankan mauk ke area gawang apabila :  Tidak menciptakan kerugian bagi tim lawan.  Tidak menguasi bola dan tidak mendapatkan keuntungan apapun.  Bola dianggap ‘out of play’ ketika seorang kiper menguasai bola dengan tangannya didalam wilayah gawang.  Pemain menyentuh bola ketika bola berada diudara diatas wilayah gawang. Dengan catatan kaki tidak menginjak garis/area gawang  Apabila terjadi bola pantul dari area gawang (rebound) maka bola tersebut siap untuk dimainkan kembali.



7.



8.



70



MEMAINKAN BOLA DAN BERMAIN PASIF a. Memainkan bola . beberapa ketentuan memainkan bola antara lain :  Melempar, menangkap, menghentikan, mendorong atau memukul bola menggunakan tangan, lengan, badan, paha atau lutut.  Memegang bola hanya diijinkan maksimum 3 detik  Mengambil maksimum tiga langkah saat membawa bola,  Memindahkan bola dari satu tangan ke tangan lainnya.  Tidak diperkenankan menyentuh bola dengan kaki, kecuali ketika bola sengaja disentuhkan oleh pemain lawan.  Tidak diperkenankan memainkan bola sementara salah satu dari anggota badan berada diluar lapangan. b. Bermain pasif (Pasif Play) tidak diperkenan melakukan delay atau passif play dengan menunda-nunda penyerangan/ eksekusi tembakan KESALAHAN-KESALAHAN DAN PERMAINAN TIDAK SPORTIF Pemain tidak diperkenankan :  Mengenai kaki kecuali bola telah dilempar oleh lawan oleh lawan.  Memainkan bola dengan anggota badan berada diluar lapangan.  Bermain Pasif play Muhlisin dan Joko Pranawa, Metode dan Dasar-dasar Handball



  



9.



Menarik mendorong atau memukul lawan Menghalangi lawan dengan tangan, kaki atau anggota badan Membahayakan lawan ( dengan atau tanpa bola).



MENCETAK GOL a. Gol dicetak jika bola keseluruhan telah melewati garis gawang. b. Wasit telah memberikan sinyal peluit tanda terjadi gol. c. Tidak terjadi pelanggaran sebelum bola dilempar d. Gol tidak dapat disahkan jika wasit menghentikan pertandingan sebelum bola secara keseluruhan melewati garis gawang.



10.MENGAWALI PERTANDINGAN a. Saat memulai pertandingan, tim yang memulai pertama didasarkan pada tos koin. Lemparan dilakukan oleh pemain dari titik tengah setelah peluit dari wasit tanda dimulainya pertandingan. b. Setelah terjadi gol.  Lemparan awal setelah terjadi gol dilakukan dari arah mana saja di tengah lapangan dengan toleransi garis pinggir sekitar 1,5m. dan harus dilakukan dalam 3 detik.  Pemain satu tim dari pelempar tidak diperbolehkan melewati garis tengah sebelum ada peluit dari wasit.  Dalam kasus lemparan bebas Setelah terjadinya gol, lawan diijinkan untuk berada di kedua area lapangan, tetapi harus 3 m dari pemain yang melakukan lemparan bebas.



11. LEMPARAN KEDALAM 



  



Lemparan kedalam diberikan saat bola sepenuhnya melewati garis samping, dan bola menyentuh langit-langit atas lapangan. Lemparan kedalam dilakukan tanpa peluit dari wasit. Lemparan kedalam dilakukan tepat digaris dimana bola keluar Pelempar berdiri menginjak garis saat bola lepas dari tangannya.



12.LEMPARAN KIPER 



Pemain (offense) menginjak garis gawang atau melakukan pelanggaran. (Offensive Fouls)



Muhlisin dan Joko Pranawa, Metode dan Dasar-dasar Handball



71



 



Kiper sudah menguasai bola di area gawang atau bolanya tidak bergerak di lantai dalam area gawang Pemain lawan menyentuh bola saat bola tersebut menggelinding atau diam di lantai dalam area gawang



13.LEMPARAN BEBAS 



 



Jika tim yang memegang bola melakukan pelanggaran yang menyebabkan tim tersebut kehilangan bola dan tim lawan melakukan pelanggaran yang menyebabkan tim tersebut kehilangan bola. Lemparan bebas tanpa peluit dari wasit dan bertempat dimana pelanggaran dilakukan. Jarak lawan dari pelempar harus setidaknya 3 m.



14. LEMPARAN 7 METER    



  



Kesempatan mencetak gol dihancurkan oleh tim bertahan secara illegal Kesempatan emas mencetak angka oleh pemain bertahan Lemparan 7 meter dilaksanakan 3 detik setelah peluit dari wasit. Pemain yang melakukan Lemparan 7 meter harus mengambil posisi dibelakang garis 7 meter, tidak lebih dari 1 meter dari garis. Taman satu tim pelempar harus memposisikan diri diluar garis lemparan bebas jika melanggar lemparan bebas bagi lawan , Lemparan 7m diulang kembali jika kiper melewati garis 4m sebelum bola lepas dari tangan pelempar (kecuali terjadi gol) Tidak diijinkan mengganti kiper setelah si pelempar sudah siap untuk melaksanakan lemparan 7 meter



15. PELAKSANAAN



LEMPARAN Pelaksanaan lemparan dsaat dilakukan harus memperhatikan hal sbb.  Pelempar harus memposisikan posisi yang benar untuk melempar.  Teman si Pelempar harus mengambil posisi untuk menentukan lemparan yang dipermasalahkan  Pemain bertahan harus mengambil posisi untuk menentukan lemparan dan tetap di posisi yang benar sampai bola meninggalkan tangan si pelempar.



72



Muhlisin dan Joko Pranawa, Metode dan Dasar-dasar Handball



16.HUKUMAN a. Peringatan (Kartu Kuning) disebabkan antara lain :   



Kecurangan dan pelanggaran Kecurangan berkali-kali Kelakuan yang tidak sportif dari seorang pemain atau official tim b. Skorsing 2 menit (2 Minute Suspension) disebabkan antara lain :  Kesalahan pergantian pemain  Kecurangan yang diulang  Kelakuan tidak sportif dari pemain  Kelakuan tidak sportif dari official  Konsekwensi dari suatu diskualifikasi dari suatu official dan pemain  Kelakuan tidak sportif seorang pemain sebelum permainan dimulai setelah skorsing 2 menit (akumulasi)  Skorsing 2 menit untuk ketiga kalinya pada pemain yang sama akan dikeluarkan. c. Diskualifikasi (Kartu Merah), disebabkan antara lain :  Kelakuan tidak sportif oleh setelah tim mendapat peringatan dan skors 2 menit  Kecurangan membahayakan keselamatan lawan  Menyerang pemain atau tim sebelum atau selama pertandingan  3 kali mendapat 2 menit skorsing pada pemain yang sama d. Pelanggaran diluar Waktu Pertandingan Pelanggaran diluar pertandingan dapat berupa :  Peringatan  Diskualifikasi- (pengulangan. skorsing)  Setelah pertandingan akan ditulis dalam laporan tertulis



17. WASIT   



Pertandingan dipimpin 2 wasit dengan hak yang sama dibantu oleh seorang pencatat waktu dan pencatat skor. Pakaian seragam berwarna hitam diharapkan diutamakan untuk wasit. Wasit memiliki hak untuk menghentikan pertandingan



Muhlisin dan Joko Pranawa, Metode dan Dasar-dasar Handball



73











Jika kedua wasit meniup pluit dan memiliki pendapat yang berbeda maka pelanggaran yang paling parah yang di berlakukan Kedua wasit bertanggung jawab untuk mencatat skor



SINYAL-SINYAL WASIT



18. PENCATAT WAKTU DAN SKOR 



















Pencatat waktu memiliki tanggung jawab yang utama untuk waktu pertandingan, waktu istirahat, waktu pengskoran dan penundaan pemain. Pencatat skor memiliki tanggung jawab utama untuk daftar nama tim, lembar skor, mencatat pemain yang tidak berhak untuk berpartisipasi. Tugas lain seperti memeriksa para pemain dan offisial tim di area pergantian dan keluar masuknya pemain pengganti Jika tidak ada papan skor maka pencatat waktu harus menjaga untuk memberitahu tim yang bermain tentang waktu yang sudah dimainkan, sisa waktu dan waktu istirahat. Namun jika ada papan skor maka pencatat waktu harus memberikan tanda akhir di pertengahan waktu dan akhir pertandingan



MEMASUKI AREA GAWANG



MEMEGANG ATAU MENDORONG



OFFENSIF FOUL



ILEGAL DRIBBLING



MEMUKUL



LEMPARAN KEDALAM



PERINGATAN PASIF PLAY



PERMAINAN PASIF



MEMANGGIL 2 TIM MASUK LAPANGAN SAAT TIME OUT



PERINGATAN KARTU MERAH



LEBIH DARI 3 LANGKAH/3 DETIK



JARAK 3 METER



TERJADI GOL TIME OUT



HUKUMAN 2 MENIT



LEMPARAN KIPER



Gambar 4. 4 Gambar Sinyal-Sinyal Wasit



74



Muhlisin dan Joko Pranawa, Metode dan Dasar-dasar Handball



Muhlisin dan Joko Pranawa, Metode dan Dasar-dasar Handball



75



B. HANDBALL BEACH (HANDBALL PANTAI)



1.



LAPANGAN PERMAINAN a. Lapangan permainan berbentuk persegi panjang dengan ukuran panjang 27meter x lebar 12 meter b. Permukaan lapangan terbuat dari pasir dengan kedalaman 40 cm c. Area bebas (free Zone) sepanjang 3 Meter mengelilingi seluruh lapangan permainan d. Area bermain (Field Area) berukuran 15 meter x 12 Meter dan Area Penjaga gawang (Goal Area) berukuran 12 Meter x 6 Meter. e. Gawang berukuran 3 Meter x 2 meter f. Jaring/Pembatas terpasang 3 meter dibelakang garis gawang g. Area pergantian. 1) Area pergantian pemain di luar field area berukuran 15 x 3 meter. 2) Penjaga gawang dan pemain diperkenankan meninggalkan area permainan di sisi area pergantian pemain. 3) Penjaga gawang masuk kelapangan harus melalui area pergantian penjaga gawang (Goalkeeper Entry Zone)



Gambar 4. 5 Gambar Gawang tampak depan dan samping



76



Muhlisin dan Joko Pranawa, Metode dan Dasar-dasar Handball



Gambar 4. 6 Gambar Lapangan tampak atas



Muhlisin dan Joko Pranawa, Metode dan Dasar-dasar Handball



77



2.



MEMULAI PERMAINAN, WAKTU BERMAIN, SKOR DAN TIME-OUT a. Tos Koin dilakukan untuk memilih gawang atau memilih area pergantian b. Memulai permainan dilakukan dengan bola lemparan wasit (Jump ball) c. Pergantian babak, tidak diikuti dengan pergantian area pergantian namun hanya melakukan pergantian saja. d. Lama Permainan, Durasi permainan adalah 10 menit tiap babak dengan 5 menit istirahat e. Skor tiap babak dihitung secara terpisah. Pemenang di tiap babak memperoleh poin 1. f. Tim Pemenang adalah tim dengan kemenangan 2 babak g. Skor imbang pada akhir tiap babak maka pertandingan akan dilakukan dengan sistem golden goal. h. Skor Imbang di akhir pertandingan akan dilanjutkan langsung dengan adu lemparan penalty. i. Lama Time Out dan waktu time out ditentukan oleh wasit. j. Time Out untuk tiap tim adalah sekali untuk tiap babak di waktu reguler, diambil ketika tim menguasai bola dan mengangkat bendera hijau. Time out tim 50 detik dihitung sejak dihentikan.



3.



BOLA a. Bahan Bola, terbuat dari bahan rubber atau sintetis. Permukaannya tidak boleh berkilau atau licin dan memiliki warna yang mencolok dari pasir (merah, hijau, orange) b. Berat bola putra 350 s.d 370 gram dengan lingkar 54 s.d 56 cm. untuk putri berat 280 s.d 300 gram dengan lingkar 50 s.d 52 cm c. Jumlah Bola dalam permainan tidak kurang dari 4 buah, jika tidak ada net pembatas dibelakang gawang dibutuhkan lebih banyak bola. d. Bola cadangan berada minimal 1 dibawah tiap gawang dan di



meja pertandingan.



Gambar 4. 7 Gambar ukuran lapangan Handball Beach



78



Muhlisin dan Joko Pranawa, Metode dan Dasar-dasar Handball



Muhlisin dan Joko Pranawa, Metode dan Dasar-dasar Handball



79



contohnya, gelang, jan tangan, cincin, tindikan, kalung atau rantai, anting, kacamata tanpa pelindung dan bingkai yang kuat, atau benda-benda lainnya yang dapat membahayakan.



5.



PENJAGA GAWANG a. Diperbolehkan untuk :  Menyentuh bola dengan seluruh bagian badan selama melakukan tindakan pertahanan di dalam area gawang.  Membawa bola di dalam area gawang, selama tidak membawanya keluar area gawang. Penjaga gawang tidak diperbolehkan, untuk menunda melakukan lemparan.  Meninggalkan area gawang tanpa bola dan ikut menjadi pemain serang. b. Tidak diperbolehkan untuk :  Membahayakan lawan ketika melakukan pertahanan.  Meninggalkan area gawang dengan membawa bola bola  Menyentuh atau mengambil bola ketika berada diluar area gawang, ketika penjaga gawang masih didalam area gawang.  Memasuki area gawang dari area bermain dengan membawa bola  Memasuki apangan mermainan melalui garis area bermain.  Menggunakan kaki (dibawah lutut) saat dalam area permainan  Melintasi garis pertahanan penjaga gawang (sepanjang 4 meter) sebelum bola dilempar saat lemparan sejauh 7 meter.



6.



WILAYAH GAWANG Hanya seorang penjaga gawang saja yang diijinkan berada dalam wilayah gawang. Seorang pemain dilapangan dianggap telah memasuki wilayah gawang jika bagian dari tubuh pemain menyentuh wilayah gawang. Ketika seorang pemain memasuki wilayah gawang, keputusan yang diambil harus seperti dibawah ini : a. lemparan kiper, apabila seorang pemain dari tim yang sedang melakukan penyerangan memasuki wilayah gawang dan menguasai bola atau memasuki tanpa bola tetapi mendapatkan keuntungan dengan masuk ke wilayah gawang. b. lemparan bebas, apabila seorang pemain dilapangan dari tim yang bertahan secra sengaja memasuki wilayah gawang dan



Gambar 4. 8 Gambar Bola Handball Beach



4.



80



TIM, PERGANTIAN PEMAIN & PERLENGKAPAN a. Jumlah Pemain. Tim terdiri dari maksimal 8 orang. Terdiri dari 4 pemain inti dan 4 pemain cadangan. b. Minimal Pemain. Tim setidaknya harus memiliki 6 pemain dalam lapangan pada saat awal permainan dimulai. Apabila dalam permainan jumlah pemain kurang dari 4 pemain maka pertandingan tidak dapat dilanjutkan dan kemenangan untuk tim lawan. c. Penjaga Gawang sewaktu-waktu dapat menjadi pemain serang (field Player) d. Official, Official tim maksimal 4 orang selama permainan berlangsung. Namun hanya ada 2 official yang berada di area pergantian. e. Seragam pemain terdiri dari tang top dan celana pendek dan harus memiliki nomor punggung. Warna seragam harus kontra dengan lawan, kiper dan wasit. f. Penggantian pemain di lapangan dapat dilakukan berkali-kali setiap saat tanpa memberitahukan kepada pencatat waktu/pencatat angka, selama para pemain yang menggantikan sudah meninggalkan lapangan sesuai dengan area pergantian. g. Kesalahan penggantian akan mendapat hukuman (suspension) untuk pemain melakukan kesalahan pergantian. Pemain yang mendapatkan suspension dapat masuk kembali setelah tim lawan melakukan serangan atau mencetak gol. h. Larangan Perlengkapan, Tidak diizinkan untuk memakai bendabenda yang dapat membahayakan bagi para pemain. Termasuk, Muhlisin dan Joko Pranawa, Metode dan Dasar-dasar Handball



Muhlisin dan Joko Pranawa, Metode dan Dasar-dasar Handball



81



mendapatkan sebuah keuntungan, tapi tanpa merusak kesempatan pemain untuk mencetak skor. c. Lemparan 6-meter, ketika seorang pemain dari tim yang bertahan memasuki wilayah gawang dan situasi ini merusak kesempatan untuk mencetak gol. Seorang pemain diperkenankan mauk ke area gawang apabila :  Tidak menciptakan kerugian bagi tim lawan.  Tidak menguasi bola dan tidak mendapatkan keuntungan apapun.  Bola dianggap bola diluar/keluar permainan (out of play) ketika seorang penjaga gawang menguasai bola dengan tangannya didalam wilayah gawang.  Seorang pemain menyentuh bola ketika bola sedang berada diudara diatas wilayah gawang. Dengan catatan kaki tidak menginjak garis/area gawang  Apabila terjadi bola pantul dari area gawang (rebound) maka bola tersebut siap untuk dimainkan kembali.



7.



MEMAINKAN BOLA DAN BERMAIN PASIF Beberapa ketentuan memainkan bola antara lain :  Melempar, menangkap, menghentikan, mendorong atau memukul bola dengan menggunakan tangan, lengan, badan, paha atau lutut.  Menggelindingkan bola di pasir  Memegang bola hanya diijinkan maksimum 3 detik  Mengambil maksimum tiga langkah saat membawa bola,  Memindahkan bola dari satu tangan ke tangan lainnya.  Tidak diperkenankan menyentuh bola dengan kaki, kecuali ketika bola sengaja disentuhkan oleh pemain lawan.  Tidak diperkenankan memainkan bola sementara salah satu dari anggota badan berada diluar lapangan.  Tidak diperkenan melakukan delay atau passif play dengan menunda-nunda penyerangan/ eksekusi tembakan



8.



KESALAHAN-KESALAHAN DAN PERMAINAN TIDAK SPORTIF  Menarik atau memukul bola dari tangan lawan.  Melakukan blok dan mengenai lengan/tangan lawan  Memainkan bola dengan anggota badan berada diluar lapangan.  Bermain Pasif play



82



Muhlisin dan Joko Pranawa, Metode dan Dasar-dasar Handball



  



9.



Menarik mendorong atau memukul lawan Menahan atau menghalangi lawan dengan tangan, kaki atau anggota badan Membahayakan lawan ( dengan atau tanpa bola).



MENCETAK GOL a. Gol dicetak jika bola secara keseluruhan telah melewati garis gawang. b. Wasit telah memberikan sinyal peluit tanda terjadi gol. c. Tidak terjadi pelanggaran sebelum bola dilempar d. Sebuah gol tidak dapat sahkan jika wasit menghentikan pertandingan sebelum bola secara keseluruhan melewati garis gawang. e. 1 point diperoleh tim apabila terjadi gol dan 2 point diperoleh tim apabila :  Dicetak dari lemparan 6 meter  Dicetak oleh penjaga gawang  Dicetak melalui proses kreatif (Alley-Oop), spektakuler atau atraksi (memutar 360) f. Adu Penalty ( Penalty Shootout) dilakukan ;  Apabila terjadi hasil imbang di akhir babak kedua (skor 1-1)  Dilakukan dengan 5 pelempar pertama untuk mencari selisih gol, apabila masih seri maka ditambah satu pemain hingga diperoleh selisih gol. Apabila seluruh pemain sudah melakukan (termasuk kiper) maka pertandingan dilanjutkan dengan tos koin dengan ketentuan “Goal for Goal”.  Cara melakukan adu lemparan penalty yaitu :  Penjaga gawang berada di garis gawang (minimal satu kaki)  Pelempar berada di area bermain dengan salah satu kaki menginjak garis gawang.  Selanjutnya pelempar memberikan bola kepada kiper dengan aba-aba dari wasit.  Setelah mendapat bola kiper diperkenankan maju kedepan kemudian melempar kembali bola kepada pelempar. Pada saat kiper maju atau membawa bola tidak boleh lebih dari 3 detik.



Muhlisin dan Joko Pranawa, Metode dan Dasar-dasar Handball



83



 Berikutnya setelah bola ditangkap kembali oleh pelempar, pelempar dapat menembak kegawang sesuai dengan ketentuan mencetak gol.  Pada saat bola berada di area bermain. Penjaga gawang dari tim bertahan diperkenankan maju kearea bermain dan melakukan duel sesuai dengan ketentuan.







  



10.



LEMPARAN WASIT  Wasit melakukan lemparan (Jump Ball) di awal tiap babak dan di tiap babak golden goal.  Bola dapat dimainkan hanya apabila bola sudah mencapai titik tertinggi.



11.



LEMPARAN KEDALAM  Ketika memperoleh lemparan kedalam, pemain tidak perlu menunggu sinyal wasit untuk memulai. Lemparan dilakukan dimana bola keluar tapi harus 1 meter diluar batas garis gawang.  Pemain bertahan minimal berada sejauh 1 meter dari pelempar.



12.



LEMPARAN KIPER  Ketika lemparan kiper dilakukan di area gawang dapat dilakukan secepat mungkin untuk memulai pertandingan atau melakukan serangan bahkan mencetak gol secara langsung.



13.



LEMPARAN BEBAS  Lemparan bebas tanpa peluit dari wasit dan bertempat dimana pelanggaran dilakukan.  Saat lemparan bebas, penyerang tidak diperkenankan berdiri 1 meter terlalu dekat dengan garis area gawang  Jarak lawan dari pelempar harus setidaknya 1 meter.



14.



LEMPARAN 6 METER Lemparan 6 meter diberikan saat :  Kesempatan mencetak gol dihancurkan oleh tim lawan secara illegal oleh pemain bertahan.  Peluit tidak sah saat kesempatan emas mencetak angka



84



Muhlisin dan Joko Pranawa, Metode dan Dasar-dasar Handball



Kesempatan emas mencetak angka dihancurkan karena partisipasi orang yang tidak ada hubungannya dengan permainan atau karena kesalahan teknis. Lemparan 6 meter dilaksanakan 3 detik setelah peluit dari wasit. Saat lemparan 6 Meter, wasit harus memberikan signal Time Out. Apabila terjadi gol dari lemparan 6 meter, maka diperoleh point 2.



15.



PELAKSANAAN LEMPARAN Pelaksanaan lemparan dsaat dilakukan harus memperhatikan hal sbb.  Pelempar harus memposisikan posisi yang benar untuk melempar.  Kecuali lemparan kiper semua lemparan harus dilakukan dengan salah satu kaki menginjak pasir.  Wasit wajib meniup peluit ketika :  Lemparan 6 Meter  Setelah Time Out  Pada kasus lemparan kedalam/lemparan kiper/lemparan bebas setelah terjadi keputusan delay atau terjadi kesalahan pergantian atau setelah terjadi peringatan.  Gol dapat terjadi dari semua lemparan, kecuali lemparan wasit.



16.



HUKUMAN a. Suspensi (Suspension) dapat disebabkan antara lain :  Kecurangan dan pelanggaran  Kecurangan berkali-kali  Kelakuan yang tidak sportif dari seorang pemain atau official tim b. Suspension harus diberikan apabila :  Kesalahan pergantian pemain  Kecurangan yang diulang  Membuang atau melempar bola ketika terjadi free throw  Konsekwensi dari suatu diskualifikasi dari suatu official dan pemain c. Suspensi kedua dari sorang pemain menghasilkan diskualifikasi



Muhlisin dan Joko Pranawa, Metode dan Dasar-dasar Handball



85



d. Pemain yang terkena suspensi dapat masuk kembali setelah tim lawan melakukan penyerangan/terjadi gol (turn Over) e. Diskualifikasi ( Disqualification) harus diberikan apabila :  Tindakan yang dilarang dilakukan pemain yang sudah menerima suspensi  Melakukan kembali tindakan yang dilarang oleh salah satu pemain.  Pelanggaran yang sangat berbahaya bagi pemain.  Pelanggaran serius yang dilakukan oleh pemain/official diluar permainan  Suspensi kedua untuk pemain yang sama. f. Pengusiran (Exclusion) harus diberikan apabila :  Melakukan tindakan tercela/pelanggaran keras baik didalam/diluar permainan  Ekslusi (pengusiran) menyebabkan tim berkurang pemain hingga pertandingan berakhir.



17.



WASIT  Pertandingan dipimpin 2 wasit dengan hak yang sama dibantu oleh seorang pencatat waktu dan pencatat skor atau technical delegate  Wasit memiliki hak untuk menghentikan pertandingan  Jika kedua wasit meniup pluit dan memiliki pendapat yang berbeda maka pelanggaran yang paling parah yang di berlakukan



SIGNAL WASIT HANDBALL BEACH



Play on (advantage)



Double Dribble



Traveling / 3 detik



Mendorong/



Memukul



Ofensive Foul



Throw In



Lemparan Kiper



Free Throw



Jarak 1 Meter



Gol 1 Poin



Gol 2 Poin



Suspensi



kartu merah



Eksklusi



Time Out



memegang



2 Tim masuk lapangan setelah time out



Peringatan Pasiv Play



Gambar 4. 9 Sinyal Wasit Handball Beach 86



Muhlisin dan Joko Pranawa, Metode dan Dasar-dasar Handball



Muhlisin dan Joko Pranawa, Metode dan Dasar-dasar Handball



87



C. MINIHANDBALL (KIDS HANDBALL) 1.



PENGERTIAN MINI HANDBALL Mini handball adalah permainan yang diadaptasi untuk anak usia 5-12 tahun. Mereka bermain dengan area permainan, bola, dan gawang yang lebih kecil. Peraturan permainan lebih di sderhanakan sehingga memudahkan untuk dipahami anak-anak.



2. FILOSOFI PERMAINAN a. Filosofi khusus b. Peralatan khusus c. Peraturan khusus d. Disesuaikan dengan anak-anak berusia 5-12 tahun 3. LATIHAN MINIHANDBALL a. Latihan dalam bentuk pertandingan lebih penting b. Menyenangkan , aktivitas tinggi c. Pelatih antusias d. Pelatihan bervariasi disesuaikan dengan anak-anak 4. KEMUNGKINAN UNTUK MELIBATKAN ORANG DEWASA a. Sebagai pelatih b. Sebagai orang tua ( suporter ) 5. ASPEK GERAK DALAM MINIHANDBALL Mini handball adalah permainan yang menitik beratkan pada permainan anak-anak dan gerak alami meliputi a. Berlari b. Melempar c. Menangkap d. Naik satu kaki e. Keseimbangan f. Bermain sendiri g. Melompat h. Berjalan i. Memutar j. Menggiring bola



b. Durasi permainan  Kategori Usia 5 – 8 Tahun ( 2 x 10 menit)  Kategori Usia 9 – 12 Tahun ( 2 x15 menit) c. 5 pemain di lapangan dengan ketentuan :  Kategori Putra  Kategori Putri  Kategori Mix (2 anak laki-laki dan 2 anak perempuan dan 1 penjaga gawang, laki-laki atau perempuan) d. Secara umum peraturan permainan menyerupai handball sesungguhnya namun lebih sederhana. e. Ukuran gawang : 240 cm x 160 cm f. Ukuran bola : 46-48 cm - 225-275 gr . Bola lainnya dapat digunakan. g. Tidak diperkenankan kontak fisik h. Di beberapa negara menggunakan dua Circle dan di beberapa negara menggunakan satu Circle. i. Dengan bermain mini handball anak-anak dapat memahami dan menerima peraturan permainan. j. Dalam pertandingan mini handball tidak menggunakan wasit, tetapi menggunakan supervisor. Untuk dipertandingan dapat menggunakan 1 wasit saja. k. Bentuk dan Ukuran Lapangan



Gambar 4. 10. Lapangan Handball Kids (Mini Handball)



6. PERATURAN PERMAINAN MINI HANDBALL a. Untuk anak laki-laki dan perempuan berumur 5-12 tahun. 88



Muhlisin dan Joko Pranawa, Metode dan Dasar-dasar Handball



Muhlisin dan Joko Pranawa, Metode dan Dasar-dasar Handball



89



D. STREET HANDBALL (HANDBALL JALANAN) 1. HANDBALL STREET (HANDBALL JALANAN) Munculnya organisasi handball jalanan (Street Handball Organization) merupakan prakasa dari pemain tim nasional Denmark Lasse Boesen, pemain Ole B. Andersen dari club bundes liga SG Flensburg handewitt serta mantan pelatih Torben Sorensen. Ketiganya mengembangkan permainan baru dengan peraturan yang baru dan nilai-nilai yang terjangkau oleh kalangan pemuda yang lebih tertarik dengan permainan. Selain untuk mengenalkan dan mengembangkan handball disekolah handball street merupakan cara yang efektif untuk mengenalkan dan mengembangkan handball dikalangan masyarakat khususnya pemuda yang ada di eropa. Permainan Handball Street hanya merupakan bagian dari pemasalan dan pengembangan handball di eropa dan tidak dipertandingkan dalam kejuaraan-kejuaraan resmi. Street Handball merupakan permainan edukasi, menyenangkan dan baru yang mirip dengan permainan handball tradisional. Untuk memainkannya sangat mudah dan menyenangkan sehingga dapat dimainkan oleh siapapun dan dimanapu yang tidak memerukan hall, Gym atau tempat yang luas. Handball Street dimainkan dari beraneka kalangan, gender, usia yang berfokus pada nilai komunikasi sosial, Respek, dan fair play. Dalam permainannya handball street tidak membutuhkan wasit sehingga pemainlah yang mengendalikan dan menentukan progres dalam permainan itu sendiri. Beberapa elemen penting dalam permainan handball street yang membedakan dengan handball pada umumnya yaitu : a. Bolanya yang lebih lembut dan ukuran yang lebih kecil b. Gawang yang lebih kecil ukurannya dan hanya bermain dengan satu gawang saja c. Tidak ada body contact d. Powerplay dapat digunakan dalam permainan sebagai keuntungan selama pertandingan. e. Tidak ada posisi permanen. Siapapun dapat menjadi Kiper pemain wing dll.



90



Muhlisin dan Joko Pranawa, Metode dan Dasar-dasar Handball



2. PERATURAN PERMAINAN a. Prinsip Peraturan Prinsip dalam peraturan Handball Street pada dasarnya meliputi :  Fair play  Tidak ada body kontak  Tidak ada dribbling  Membawa bola tidak boleh lebih dari 3 langkah.  Kiper menjadi penyerang pada saat menyerang b. Lapangan Permainan  Lapangan berukuran Lebar 13 meter ( garis gawang ), panjang 10 ( meter garis line )  Ukuran gawang 3 x 2 meter c. Cara bermain  Handball street adalah olahraga beregu yang dimainkan oleh 4 pemain inti dan 4 pemain cadangan. Pergantian dilakukan apabila tim menguasai bola.  Hanya menggunakan satu gawang secara bergantian.  Selama tim menyerang, penjaga gawang akan menjadi pemain menyerang dan sebaliknya, siapapun dari pemain penyerang dapat menjadi kiper.  Sebelum kesempatan mencetak gol di buat salah satu pemain offensive harus membawa bola ketanda batas akhir penyerangan.  Penyerangan dapat dimulai hanya ketika semua pemain offensive berada di belakang garis tengah ( 10 Meter dari gawang )  Pemain Defense hanya boleh merebut bola saat bola lepas, tidak boleh ada body kontak sama sekali.  Tim Pemenang adalah tim yang mencetak 11 goal terlebih dahulu (tidak ada douce system)  Tidak ada penalty



Muhlisin dan Joko Pranawa, Metode dan Dasar-dasar Handball



91



Gambar 4. 11. Bentuk Lapangan Handball Street



92



Muhlisin dan Joko Pranawa, Metode dan Dasar-dasar Handball



Muhlisin dan Joko Pranawa, Metode dan Dasar-dasar Handball



93



A. BASIC SKILL/TEKNIK DASAR HANDBALL 1. KEBUTUHAN KEMAMPUAN DASAR HANDBALL Handball merupakan cabang olahraga yang atraktiv dan interaktiv yang membutuhkan kemampuan prima dan skill yang prima dari pemainnya. Setiap pemain harus punya kemampuan mengambil keputusan secara cepat dan tepat dalam setiap kesempatan/peluang dalam permainanya. Permainan Handball berlangsung sangat cepat dan lebih cepat dari basket, futsal atau cabang beregu lainnya. Sehingga selain kebutuhan skill dari tiap pemainnya juga dibutuhkan kebutuhan kemampuan fisik yang prima. Handball disebut sebagai olahraga atraktiv karena dalam setiap moment dalam permainan berlangsung dengan cepat sehingga membutuhkan kecepatan intepretasi dan pengiriman informasi dalam mengambil keputusan oleh seorang pemain. Ketepatan dan kecepatan dalam handball sangat dibutuhkan karena dalam hitungan 1 menit sebuah tim dapat dengan cepat melakukan 1-3 kali serangan dan bisa 1 – 3 kali menerima serangan. Disebut dengan cabang olahraga yang interaktiv karena handball sangat membutuhkan koordinasi dan interaksi masing-masing pemain dalam tempo yang cepat. Prinsip dalam handball adalah bagaimana mengambil keputusan dan ketepatan mengambil keputusan dalam setiap pola penyerangan dan pertahanan sangat dibutuhkan. Sebuah tim pada prinsipnya akan memiliki peluang memenangkan pertandingan apabila semua pemain lebih cepat kembali ke zona pertahanan sebelum lawan melakukan penyerangan dan lebih cepat melakukan penyerangan sebelum pemain bertahan menutup area pertahanan (D Circle). Secara Umum hal yang harus diperhatikan dalam membentuk/membina pemain atau tim handball meliputi individual skill dan individual tactic. Keduanya merupakan unsur yang sangat dominan dan dasar dalam pembinaan pemain.



94



Muhlisin dan Joko Pranawa, Metode dan Dasar-dasar Handball



Gambar 5 1 Kebutuhan kemampuan pemain handball sebagai olahraga atraktif Kemampuan individu (Individual Skills) yang berasal dari kemampuan motorik (General Motorik) secara umum harus dibina dari usia dini secara tepat dan benar. Hal tersebut akan sangat berpengaruh terhadap pembentukan kemampuan teknik dasar cabang olahraga. Sedangkan Basic Skill (Spesific Skills) merupakan kemampuan khusus/spesifik pada teknik dasar permainan handball sebagai kemampuan dasar yang harus dimiliki untuk menjadi pemain handball. Secara umum basic skill dipengaruhi kemampuan motorik (Motor Ability) yang dikembangkan lebih mendalam dalam repetisi Latihan. Kebutuhan kemampuan dasar pemain yang harus dikuasai antara lain : 1. Kecepatan atau berlari dengan cepat ( Speed or run fast) 2. Kelincahan merubah arah (Agility for change direction of movement) 3. Mengumpan dari segala arah (Passing Catching from any direction) 4. Menembak dari berbagai situasi Shooting from any situation) 5. Berduel dengan lawan (Duel With Opponent) 6. Menggiring bola dengan cepat (Dribbling with Fast) 7. Kooperatif dengan pemain lain (Co operate with other players) 8. Variasi gerak tipu (Feint Movement) 9. Gerak penyerangan & pertahanan Offensive and defensive Movement 10. Teknik Penjaga gawang (Goalkeeper Technique)



Muhlisin dan Joko Pranawa, Metode dan Dasar-dasar Handball



95



2. LONG TERM ATHLETE DEVELOPMENT (LTAD) PADA HANDBALL Pembinaan dan pengembangan atlet untuk memperoleh prestasi yang maksimal tidak dapat diperoleh secara instan. Proses dalam pencapaian prestasi harus diraih melalui proses yang berjenjang, terarah, berkesinambungan dan berkelanjutan. Konsep Long Term Athlete Development (LTAD) merupakan penjabaran dari proses pencapaian prestasi melalui tahap-tahapan dalam jangka waktu panjang. Untuk dapat memperoleh/menciptakan atlet yang berkelas paling tidak dibutuhkan 10.000 Jam proses latihan dari tahap anak-anak (Active Child) atau tahap fundamental hingga tahap elit atlet (Elite Athlete ). Dalam pelaksanaan konsep LTAD diperlukan 4 faktor kunci antara lain : a. Kategori/kelompok Usia Kategori usia berkaitan dengan tahapan yang sesuai dengan fase-fase pertumbuhan dan perkembangan. Apabila dalam tiap tahapannya diberikan secara tepat dan benar maka akan sangat berpengaruh dalam proses pembentukan atlet jangka panjang. b. Struktur (organisasi pelaksana LTAD) Struktur atau organisasi pelaksana LTAD memberikan pengaruh besar dalam pelaksanaan program Jangka panjang. Kesesuaian pelaksanaan program latihan yang disesuaikan dengan kompetisi jangka panjang akan berdampak bagi atlet. Organisasi memberikan wadah bagi atlet untuk berlatih, berkembang dan berkompetisi. c. Sistem Kompetisi Kompetisi merupakan tolak ukur dalam proses pembinaan. Tanpa adanya kompetisi yang berkualitas, akan sulit untuk dapat memperoleh atlet yang berkualitas pula. Di semua level jenjang dan tahap pembinaan dibutuhkan kompetisi sesuai dengan tingkatan usia pemain. Berikut ini tahapan kompetisi berdasarkan tingkatan wilayah jenjang pembinaan : Dalam konsep pembinaan berjenjang ada beberapa unsur struktur organisasi/Kompetisi yang menopang proses pembinaan jangka panjang yaitu :



96



Muhlisin dan Joko Pranawa, Metode dan Dasar-dasar Handball



TABEL 5. 1 TINGKATAN PROGRAM KOMPETISI BERJENJANG TINGKAT



PROGRAM



TUJUAN



NASIONAL



KONSENTRASI



PRESTASI



PROVINSI



SELEKSI



KUALIFIKASI



KABUPATEN



KOMPETISI



INTESIFIKASI



KECAMATAN



MOBILISASI



PARTISIPASI



DESA/MASYARAKAT



INFORMASI



APRESIASI



d. Tahapan LTAD dan Program yang menyertainya Tahapan yang benar menjadi kunci dalam pembinaan jangka panjang. Kesesuaian program yang diselenggarakan di tiap tahapannya harus diperhatikan oleh pelaksana program LTAD. a. Prinsip Pertumbuhan dan Perkembangan Sebelum menyusun program latihan dan program pembinaan sangat perlu untuk memperhatikan prinsip-prinsip pertumbuhan dan perkembangan. Selama bertanding penampilan atlet dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain kemampuan fisik, teknik dasar, kemampuan taktik dan kemampuan psikologi. Handball merupakan cabang olahraga dengan kategori “late Spesialization Sport” sehingga memerlukan rangkaian tahapan dan proses yang berkesinambungan hingga mencapai prestasi puncak pada usia 23-25 Tahun (Golden Age). Diperlukan paling tidak waktu 10 tahun dengan asumsi hitungan 10.000 jam program atlet jangka panjang (LTAD) dengan tahapan yang benar untuk menghasilkan atlet sekaliber internasional. Sama halnya cabang olahraga lain, spesialisasi terlalu dini untuk handball juga akan mempengaruhi pencapaian puncak prestasi. Resiko dari hal tersebut juga akan mempengaruhi performa atlet (Mudah cidera, Inkonsistensi penampilan dan prestasi puncak sebelum usia 18 tahun. Dalam hal ini pelatih Muhlisin dan Joko Pranawa, Metode dan Dasar-dasar Handball



97



harus memahami teori perkembangan dan pertumbuhan dalam penyusunan program latihannya. Prinsip-prinsip pertumbuhan jaringan, otot dan tulang harus sangat diperhatikan sesuai dengan kebutuhan di usia atlet dan tidak terlalu memaksakan kemampuan diluar usianya, sehingga sangat harus disesuaikan dengan program latihan yang diberikan. Prinsip perkembangan secara motorik dan psikologi juga diperhatikan guna menghasilkan atlet yang memiliki kestabilan emosi. Dalam pengembangan atlet handball tahapan dalam pembinaan atlet harus memperhatikan tahapan perkembangan dan pertumbuhan sebagai berikut : TABEL 5. 2 KATEGORI USIA DAN TAHAPAN PROGRAM PEMBINAAN



98



NO



USIA



TAHAP



PROGRAM



MODEL



1



Usia 3 – 5



Active Start



Active Start Stage



Fundamental Movement Skill



Usia 6-8



Fundamen tal



Fundamen tal



Developing ABCs



Learn to Train



Screening (Learning Fundamental Sport Skill)



Train to Train



Talent Identification (Build Spesific Sport Skills)



Train to Compete



Spesialization (Spesific Sport Skills)



Train To Win



Performance (Maximizing Skill & Performance



2



Usia 9 -11



Minime



3



Usia 12 -13



Benjamin



4



Usia 14-15



Cadet



5



Usia 16 -17



Youth



6



Usia 18–21



Junior



7



Usia 22 +



Senior



Muhlisin dan Joko Pranawa, Metode dan Dasar-dasar Handball



Gambar 5 2 Tahapan dan kategori usia dalam LTAD Handball 1) Active Child Pada kategori Active Child (Kategori Usia 3-6 Tahun) merupakan kategori initiasi (inisiate) aspek gerak dimana merupakan proses dalam pembentukan kemampuan motorik umum (General Motorik). Pada tahap ini sangat perlu untuk diberikan variasi gerak dasar seluas-luasnya. Aktifitas yang dilakukan pada tahap ini dilakukan dalam waktu yang relatif pendek namun sering. Activitas fisik yang diberikan selalu memperhatikan pertumbuhan otot, tulang, berat dan tinggi badan, dan mengurangi tingkat stres serta meningkatkan kualitas tidur anak. 2) Fundamental Pada tahap fundamental ( Usia 6-9 tahun laki-laki, 6-8 tahun Perempuan) merupakan tahap inisiasi atau pengenalan mini handball. Ciri dari tahap ini adalah tahap Muhlisin dan Joko Pranawa, Metode dan Dasar-dasar Handball



99



Fun (menyenangkan). Sebagian besar dari aktifitas fisik dalam bentuk games/permainan dan aktifitas yang mengembangkan kemampuan motorik umum (General Motoric) Selama usia ini tulang dan sendi masih sangat rapuh sehingga akan mudah retak apabila terkena tekanan atau beban yang berlebihan. Beberapa kekuatan mungkin sudah dapat diberikan dengan intensitas ringan. Prinsip yang dominan dalam pengembangan komponen fisik di usia ini lebih menekankan pada kelincahan (Agility), keseimbangan (Balance) dan koordinasi (Coordination) dan Fleksibilitas (Flexibility). Prosentase dalam pemberian menu program latihan dalam tahap ini didominasi pemberian teknik dasar, beberapa komponen fisik dan selebihnya pada mental (Psikologi) dan taktik. Berikut prosentasi menu latihan pada tahap Fundamental.



Tahap Fundamental Fisik 30% 60%



Taktik



5% 5%



Teknik Mental



Gambar 5 3. Prosentase komponen pada tahap Fundamental 3) Learn To Train Kategori Minime ( Laki-laki Usia 9 – 12 tahun, Perempuan usia 8- 11 Tahun) merupakan tahap belajar untuk berlatih ( Learn to Train). Pada tahap ini anak sudah siap untuk mulai berlatih dasar teknik. Tahap ini mencakup beberapa tahun sebelum masa pertumbuhan yang cepat (Rapid Growth Phase) yang terjadi pada masa remaja. Tahap ini sangat tepat untuk meningkatkan secara cepat kemampuan motorik dan koordinasi sehingga sangat tepat 100



Muhlisin dan Joko Pranawa, Metode dan Dasar-dasar Handball



untuk memberikan porsi latihan teknik sebanyakbanyaknya pada tahap ini. Pemberian porsi komponen latihan pada tahap Minime sebagai berikut :



Tahap Learn To Train 5% 5% 30%



Fisik Teknik Taktik Mental



60%



Gambar 5 4. Prosentase komponen pada tahap Learn to Train 4) Train To Train Periode Benjamin dan Cadet (laki-laki 12 – 16 Tahun, Perempuan 11-15 Tahun) merupakan dimana periode kematangan seksual. Periode ini merupakan kategori latihan untuk berlatih (Train to train) dan merupakan periode masa remaja yang memiliki karakteristik peningkatan masa otot secara cepat. Sehingga masa ini merupakan masa tepat untuk masa pembentukan komponen fisik meliputi daya tahan, kekuatan, kekuatan maksimum, dan kekuatan kecepatan. Aktifitas dilakukan untuk meningkatkan 2 kemampuan aerobik dan anaerobik. Berikut proporsi komponen pada tahap Train to train :



Tahapan Train to Train 20%



20%



Fisik Teknik Taktik



20% 40%



Mental



Gambar 5 5. Prosentase komponen pada tahap Train to Train Muhlisin dan Joko Pranawa, Metode dan Dasar-dasar Handball



101



5) Train to Compete Tahap Juvenile/Youth dan Junior (Laki-laki 16 – 23 Tahun, Perempuan 15 – 21 tahun) marupakan tahap latihan untuk berkompetisi (Train To Compete). Pada tahap ini merupakan tahap spesialisasi dan tahap pengkhususan posisi. Peningkatan volume dan intensitas diperlukan untuk meningkatkan kemampuan menuju kemampuan tertinggi (high Level Performance) namun harus memperhatikan periodisasi, repetisi dan recoveri yang baik. Berikut proporsi tahapan berlatih untuk berkompetisi (train to Compete).



Tahapan Train to Compete 25%



25%



Fisik Teknik Taktik



25%



25%



Mental



Gambar 5 6. Prosentase komponen pada tahap Train to Compete 6) Train To Win Tahap Senior (laki-laki 19 Tahun keatas dan Perempuan 18 Tahun keatas) merupakan tahap berlatih untuk menang (train to Win) dimana seorang pemain akan dihadapkan pada latihan maksimal dan beban maksimal untuk menjaga kemampuan pada kondisi prima (High Level Performance). Berikut proporsi komponen pada tahap train to win.



102



Muhlisin dan Joko Pranawa, Metode dan Dasar-dasar Handball



Tahap Train to Win Fisik Teknik Taktik Mental



Gambar 5 7. Prosentase komponen pada tahap Train to Win b. Faktor Kunci LTAD Dalam program pengembangan atlet jangka panjang (LTAD) semua tahapn sangatlah penting dan harus diperhatikan. Kesesuain program di masing-masing tahapan akan sangat berdampak pada hasil kemampuan seorang atlet. Berikut ini beberapa kunci yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan LTAAD. 1) Ketentuan 10 tahun 2) Gerak ABCs 3) Spesialisasi 4) Tahap Pengembangan 5) Kemampuan dasar 6) Pendekatan umum 7) Periodisasi 8) Perencanaan program dan kalender kompetisi 9) Kesatuan sistem pendukung/organisasi 10) Progresif 3. TEKNIK DASAR HANDBALL (HANDBALL BASIC SKILL) Tenik dasar seorang pemain merupakan unsur dominan dalam menentukan keberhasilan sebuah tim disamping taktik dan strategi yang matang. Kemampuan individu dalam sebuah tim berperan besar bagi tim untuk mendukung berjalannya taktikdan strategi secara maksimal. Tanpa ada dukungan teknik mungkin saja taktik dan strategi sebagus apapun tidak akan berpengaruh.



Muhlisin dan Joko Pranawa, Metode dan Dasar-dasar Handball



103



Teknik dasar didalam handball menjadi kunci selain kemampuan dasar yang sudah dimilikinya. Keduanya akan menopang penampilan seseorang dalam sebuah pertandingan. Pada prinsipnya kemampuan dasar (Basic Ability) ditambah dengan proses latihan (Repetition ) akan menghasilkan teknik dasar pemain yang ekselent dan level tertinggi pemain (High Level Performance).



Basic Ability



Basic Skills in high Level Performance Exercise Repetition



Gambar 5 8 Faktor pendukung dalam basic Skill in High Performance Secara umum teknik dasar dalam handball dibagi menjadi 2 teknik yaitu teknik bertahan (defence) dan teknik (offence). Berikut ini secara umum teknik dasar dalam handball . Teknik Dasar



Defence



Penjaga gawang



- Sikap dasar



- Penempatan - Blocking Shot



Pergerakan (Movement)



- Gerak samping



Offence



Bertahan



- Blocking



Pergerakan (Movement)



Passing & Throwing



- Tanpa bola



- Passing - Shooting



- Gerak maju



- Sikap Dasar - Covering



- Dengan bola



- Grab



-Duel



- Feinting



- Catching



- Drive



Gambar 5 9 Teknik Dasar yang harus dikuasai pemain handball 104



Muhlisin dan Joko Pranawa, Metode dan Dasar-dasar Handball



Dan secara garis besar berikut ini teknik dasar yang harus dikuasai oleh pemain handball. a. Passing (Mengumpan) b. Catching (Menangkap) c. Shooting Menembak) d. Dribbling (Menggiring) e. Feinting (Gerak tipu f. Duel g. Goalkeeper (Penjaga gawang)



B. PASSING (MENGUMPAN) Passing sangat dominan dalam permainan handball yang menuntut untuk bermain cepat. Efektif passing menjadi sangat penting baik dalam bermain cepat maupun bermain set (Pola). Kecepatan dalam passing menjadikan teknik passing merupakan teknik yang sangat penting sehingga dalam handball dribbling menjadi salah satu teknik yang jarang digunakan. Kesalahan – kesalahan dalam passing akan sangat merugikan tim. Secara umum Passing dalam handball lebih dominan menggunakan satu tangan, meskipun dapat dilakukan dengan tangan. Pemain dituntut untuk memiliki variasi passing dengan cepat dan efektif dan dilakukan secara dinamis. Seorang pemain dimanapun dia bermain harus mampu melakukan passing secara efektif dari situasi apapun, dari arah dan ke arah manapun. Berdasarkan situasinya passing dalam handball di bedakan menjadi beberapa macam yaitu : 1. Standing Pass (sambil berdiri) 2. While Running (sambil berlari) 3. While Feinting (sambil gerak tipu) 4. While Stride Jump (sambil lompat) 5. While vertical Jump (sambil lompat keatas) Passing dalam handball lebih dominan menggunakan 1 tangan karena lebih cepat dan efektif dibandingkan menggunakan 2 tangan. Namun untuk kategori minihandball (kids) dan Junior Putri menggunakan 2 tangan masih dianjurkan. Sedangkan berdasarkan tekniknya passing dibedakan menjadi beberapa jenis sebagai berikut : 1. Lemparan dari atas kepala (Upper Pass) Muhlisin dan Joko Pranawa, Metode dan Dasar-dasar Handball



105



Lemparan dari atas kepala atau Upper Pass merupakan teknik passing yang paling dominan digunakan dalam handball. Teknik ini dilakukan dengan memutar bahu dan lengan kearah belakang terlebih dahulu. Prinsip mekanika dalam lemparan ini menggunakan prinsip rotasi lengan (Trunk Rotation). Gerakan pada teknik ini dianggap efektif dan cepat untuk jarak jauh maupun jarak sedang.



Gambar 5 11. Teknik Passing dorong (Push pass)



Gambar 5 10. Tahapan melakukan dari atas kepala (Upper Passing) 2. Lemparan dada (Push Pass) Teknik mengumpan berikutnya adalah teknik dorongan (push pass) atau biasa disebut juga dengan (half upper pass) teknik ini meyerupai teknik passing chess pass pada basket. Penggunaan teknik ini lebih efektif untuk jarak sedang dan pendek untuk dapat memudahkan kawan untuk menangkap bola. Pada teknik ini mengandalkan kekuatan dorongan passing. Teknik dorongan atau push dibagi menjadi dia berdasarkan arahnya yaitu a) Ke arah depan (Front Pass) b) Kearah samping (Side pass) Apabila diperhatikan teknik dorongan ke arah depan/samping hampir mirip dengan teknik wrist ke arah depan. Yang membedakan keduanya adalah pada tahap pelaksanaan dan adanya dorongan pada pada teknik push pass.



3. Lemparan dari bawah lengan (Lower Pass/Wrist Pass) Lemparan dari bawah lengan (Lower pass/Wrist pass) dilakukan untuk pasing jarak sedang ataupun dekat. Teknik melakukannya berbeda dengan teknik pasing sebelumnya dimana teknik ini lebih mengandalkan pergelangan lengan (foles) dalam melakukannya. Sama dengan teknik passing lain, teknik Wrist Pass dilakukan dengan posisi tangan menghadap ke bawah. Jenis dari lower/wrist pass dibagi menjadi beberapa macam berdasarkan arahnya yaitu : a) Lemparan ke depan ( Front Pass) b) Lemparan ke samping badan (Side pass) c) Lemparan ke belakang badan ( Reverse pass)



Gambar 5 12 Posisi lemparan wrist pass ke arah samping 106



Muhlisin dan Joko Pranawa, Metode dan Dasar-dasar Handball



Muhlisin dan Joko Pranawa, Metode dan Dasar-dasar Handball



107



C. CATCHING (MENANGKAP) Menangkap bola umumnya menggunakan dua tangan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menangkap bola adalah, sebagai berikut: 1. Posisi menghadap kearah sasaran atau bola. 2. Posisi kedua tangan dijulurkan lurus ke depan seakan-akan membentuk segitiga. 3. Posisi badan agak condong ke depan. 4. Pada saat bola dekat badan sedikit maju selangkah/setengah langkah 5. Posisi kaki agak sedikit dibuka (Kuda-kuda) 6. Fokus mata pada bola



Gambar 5 13 Posisi tangan untuk melakukan teknik menangkap (catching) Teknik catching merupakan dasar yang juga sama pentingnya untuk dikuasai oleh pemain handball. Kecepatan tempo dalam bermain akan sangat membutuhkan dukungan teknik catching yang baik dari setiap pemainnya. Dalam handball teknik catching kebanyakan juga dilakukan dalam keadaan dinamis (bergerak). 108



Muhlisin dan Joko Pranawa, Metode dan Dasar-dasar Handball



Pada saat passing usahakan bola diarahkan ke arah dada pemain, sehingga akan memudahkan seseorang untuk melakukan catching. Hindari passing ke arah muka karena hal ini akan menyulitkan pemain untuk melakukan catching dan segera melakukan gerakan selanjutnya seperti passing kembali atau melakukan feinting maupun shooting. Pada umumnya catching dilatih secara bersamaan dengan passing untuk dalam sesi latihan. Dari jenisnya catching dalam handball dibedakan menjadi beberapa jenis teknik yaitu : a. Catching bola diatas kepala (Upper Catching) b. Catching di dada (Half Upper Catching) c. Catching di bawah dada (Lower Catch) d. Catching bola menggelinding (Rolling Catch) e. Catching bola diudara (Mid Air Catching) f. Cathing bola pantul (Bounce Catching )



Gambar 5 14 Teknik half Upper Catching dan Upper Catching Apabila ditinjau dari arah passing jenis cathing dibagi menjadi 3 jenis yaitu dari depan, samping dan dari belakang. Cathing dari belakang lazim digunakan pada saat melakukan fast break.



Muhlisin dan Joko Pranawa, Metode dan Dasar-dasar Handball



109



D. DRIBBLING (MENGGIRING) Menggiring (Dribbling) dalam handball termasuk teknik yang tidak banyak digunakan atau digunakan pada kondisi tertentu saja. Kunci dalam dribbling adalah membawa bola dari satu posisi ke posisi yang lain atau dilakukan untuk melakukan step/gerakan selanjutnya. Handball lebih mengedepankan kerjasama tim sehingga passing cepat dengan menggunakan set play lebih banyak digunakan dalam sebuah permainan. Dribbling biasanya hanya digunakan pada saat fast break dengan 1 orang penyerang. Dribbling dalam pola serangan set sangat tidak dianjurkan atau jika pemain bertahan lawan sudah membentuk pola pertahanan. Terlebih untuk pemula sangat tidak dianjurkan terlalu banyak menggunakan dribbling karena kemungkinan melakukan kesalahan/ilegal dribbling bisa sangat merugikan. Teknik melakukan dribbling dilakukan menggunakakan telapak tangan dan pergelangan tangan dengan posisi mendorong bola ke depan bawah. Tidak diperkenankan overhead atau melebihi atas kepala pada saat dribbling dan melakukan gerakan membalikkan telapak tangan. Dalam teknik dasar handball, berdasarkan situasinya dibedakan menjadi beberapa hal sebagai berikut : 1. Dribbling lurus 2. Dribbling dengan variasi kecepatan 3. Dribbling dalam kawalan lawan 4. Dribbling tanpa kawalan lawan Sedangkan berdasarkan tujuannya dibedakan menjadi : 1. Dribbling to Shoot (Dribbling untuk menembak) 2. Dribbling To Pass (dribbling untuk passing) 3. Dribbling to Feint (dribbling untuk menipu)



E. SHOOTING (MENEMBAK) Menembak atau shooting merupakan unsur teknik yang penting dalam handball. Teknik ini merupakan teknik paling vital untuk mencetak gol. Seorang pemain handball harus menguasai teknik dasar shooting dengan baik sehingga mampu melakukan shooting dalam kondisi atau situasi seperti apapun. Secara teknik dapat diasumsikan shooting hampir sama dengan passing secara teknik namun dilakukan 110



Muhlisin dan Joko Pranawa, Metode dan Dasar-dasar Handball



dengan lebih kuat dan bertenaga. Sehingga untuk menghasilkan shooting dibutuhkan shoot power dari otot lengan dan kekuatan pergelangan tangan. Dalam handball teknik shooting dibedakan menjadi beberapa macam antara lain sebagai berikut : 1. Menembak bola dengan sikap berdiri (the standing throw shot) Tembakan ini memiliki kemungkinan berhasilnya kecil, karena lemparan ini memberikan kesempatan lawannya untuk melakukan bloking. waktu menembak dianjurkan untuk menembak ke bawah atas panggul dan memantulkan bola didepan gawang agar sulit ditangkap penjaga gawang.



Gambar 5 15 Teknik melakukan Standing Shoot 2.



Menembak dengan melompat (the jump shot) Sebelum menembak, penembak bola melakukan gerakan melompat keatas dengan maksud menembakkan bola melewati atas kepala atau lengan lawan. Penembak mendaratkan kakinya disekitar dimana ia menumpuh atau melompat pada awal gerakan 3. Menembak dengan meloncat ke depan (the dive shot) Menolakkan kaki didepan garis gawang kemudian meluncurkan badannya kedepan arah gawang lawang sehingga seluruh badannya melayang diudara. Bola dipegang dengan satu tangan diatas bahu, bola dilepaskan pada saat mencapai titik tertinggi dari hasil lompatan ke depan. 4. Menembak sambil menjatuhkan diri (the fatal shot) Bola dipegang dengan satu tangan lalu badan dicondongkan kedepan atau kesamping dan dilanjutkan dengan gerakan melepaskan tembakan. Setelah bola lepas dari lengan, penembak mendaratkan badannya dilanjutkan dengan gerakan menggulingkan badan.



Muhlisin dan Joko Pranawa, Metode dan Dasar-dasar Handball



111



tangan kanan memegang bola lewat samping dengan posisi menjepit dengan menggeser kakai kanan ke belakang bersamaan dengan bola di shoot dengan keras, sambil membalikkan tubuh



F. FEINTING (GERAK TIPU) Gambar 5 16 Teknik Shooting sambil menjatuhkan diri (The Fatal Shot) 5. Menembak dari samping badan (the side throw) Menembak dari samping diakhiri dengan gerakan pura-pura untuk memperdaya lawan sehingga bergerak kearah yang salah dan membuka ruang yang keras untuk dapat menembakkan bola. Cara ini dilakukan apabila terhalang oleh lawan sehingga tidak dapat bekerjasama dengan temannya 6. Menembak sambil melayang (the flying shot) Pada waktu melakukan lompatan, pemain harus dapat mengkonsentrasikan diri untuk melompat cukup jauh ke depan dan juga melepas bola. Menembak dengan cara ini, memberi keuntungan bagi penembak yaitu memperpendek jarak lemparan dan juga daya tembaknya akan lebih bertenaga atau lebih keras. Dalam melakukan flying shot ini, harus diperhatikan 3 unsur pokok yaitu: awalan (irama langkah), ketinggian lompatan, dan jarak.



Gambar 5 17. Teknik shooting sambil melayang (Flying Shot) 7.



112



The Reverse Shot (tembakan Membalik) Tembakan membelakang, diawali dengan posisi badan membelakangi arah tembakan kemudian bola dipegang dengan kedua tangan kalau shoot dengan tangan kanan,



Muhlisin dan Joko Pranawa, Metode dan Dasar-dasar Handball



Feinting (gerak tipu dalam handball) merupakan kebutuhan teknik dasar yang juga harus dikuasai oleh pemain. Gerak tipu dilakukan untuk mengelabui atau menghindari bloking dari pemain bertahan. Menjadi penting untuk menguasai berbagai variasi feinting karena kemungkinan peluang mencetak gol akan semakin terbuka. Dalam pola pertahanan khususnya 6.0 atau 5-1 yang sulit untuk ditembus dibutuhkan variasi atau pola serangan yang setidaknya membutuhkan gerakan feinting dari beberapa pemain untuk dapat menerobosnya. Semakin variatif dan banyak pemain menguasai feinting maka akan semakin banyak kreasi dan peluang serangan yang tercipta. Sehingga feinting merupakan senjata yang perlu dikuasai oleh setiap pemain handball. Tujuan feinting selain untuk mengelabui lawan dan menghindari bloking feinting juga digunakan pemain untuk mencari posisi yang tepat untuk melakukan passing atau menerima passing. Untuk dapat menghasilkan gerak feinting yang baik untuk pemain dibutuhkan kelincahan, daya ledak otot tungkai, kecepatan reaksi dan kekuatan kaki. Kunci dalam melakukan feinting antara lain : 1. Kelincahan dan keseimbangan tubuh saat melakukan feinting 2. Teknik Feinting yang benar. 3. Kecepatan reaksi saat duel dengan lawan Berdasarkan jenisnya feinting dibagi menjadi dua yaitu : 1. Body Feint a. Gerak tipu tanpa bola (Feinting without the ball) b. Gerak tipu dengan bola (Feinting with the ball) 2. Ball Feint a. Feinting to shot b. Feinting to pass Berdasarkan tekniknya feinting dibagi menjadi beberapa jenis antara lain : 1. Feinting 3 langkah (The 3-step feint), a. Pemain berlari menuju arah sisi luar pemain bertahan. Muhlisin dan Joko Pranawa, Metode dan Dasar-dasar Handball



113



b. Ketika kedua kaki menginjakkan kaki dengan keras, tubuh dibelokkan kekanan secara cepat. c. Berikutnya kaki kiri disilangkan melangkah ke kanan diikuti langkah kedua dan menggunakan kaki kiri digunakan untuk tumpuan lompatan pada langkah ketiga dilanjutkan dengan melakukan shooting. 2. The Radjenovic Feint/ Reserve Feint a. Pemain berlari menuju sisi dalam pemain bertahan. b. Ketika kaki kanan menginjakkan kaki dengan keras, tubuh mulai dibelokkan dengan cepat. c. Pemain menggeser berat badan pada kaki kiri, sementara lengan/tangan kiri melindungi dari bloking pemain bertahan. d. Berikutnya silangkan tangan kanan dengan bola ke arah kiri luar pemain bertahan lawan e. Kaki kanan pemain menyilang kekiri dilanjutkan dengan melangkah kesamping kiri pemain bertahan. f. Pada langkah ketiga pemain melompat dengan kaki tumpu kaki kiri kemudian melakukan shooting. 3. The stop feint (wings) a. Pemain berlari cepat menuju sisi dalam pemain bertahan sayap. b. Sebelum sampai pada posisi tersebut, pemain menghentikan langkah dengan kuat dan cepat menginjakkan kaki kanan dengan tekanan yang kuat. c. Kaki kiri tetap di lantai, sedangkan kaki kanan ditempatkan didepan kaki kiri dekat dengan pemain belakang d. Pada saat berat tubuh condong kekaki kanan, kaki kiri melangkah secara alami kemudian melompat dan melakukan shooting 4. The twist feint a. Pemain berlari cepat menuju sisi dalam pemain belakang b. Kaki kanan menginjakkan kaki ke lantai dengan kuat c. Sementara kaki kiri tetap berada dilantai, kaki kanan membuat gerakan memutar badan. d. Setelah tubuh berputar tempatkan kaki kanan di sisi kiri pemain belakang. Dengan dengan cepat dilanjutkan



114



Muhlisin dan Joko Pranawa, Metode dan Dasar-dasar Handball



langkah dari kaki kiri dan diteruskan dengan lompatan untuk melakukan shooting. 5. Shot feints a. Pemain melakukan feinting pada posisi berdiri (Standing Shot), pada gerakan menembak secara cepat pemain tidak melepaskan bola namun merubah arah dan melakukan tembakan dari sisi yang lainnya. b. Pada gerakan lainnya dapat juga dilakukan dengan langkah dengan cepat. 6. Gerak tipu tanpa bola (Feinted runs without the ball) Gerakan ini dilakukan dengan kolaborasi dan koordinasi dengan rekan tim. Teknik fenting ini dilakukan dimulai dengan melakukan feinting untuk mengelabui pemain belakang dan menempatkan diri pada posisi menerima bola. 7. Feinting Pantul (Bounce Feinting) Bounce feinting dilakukan dengan memantulkan bola pada langkah pertama/kedua untuk mengecoh kemudian dilanjutkan dengan 3 langkah untuk melakukan shooting.



G.



GOALKEEPER



Goalkeeper (Penjaga gawang) merupakan jantung pertahanan akhir yang memiliki peranan penting di dalam sebuah tim. Tim dengan seorang penjaga gawang yang memiliki mental dan kemampuan yang bagus akan sangat berpengaruh pada psikologi pemain lainnya. Penjaga gawang handball harus memiliki fisik dan mental yang mendukung. Komponen fisik yang dominan untuk penjaga gawang antara lain kelincahan (Agility), kelentukan (Flexibility), kecepatan reaksi (Speed reaction) dan koordinasi (Coordination) Selain komponen fisik yang baik konsentrasi tingkat tinggi harus selalu dimiliki penjaga gawang karena dalam waktu yang relatif singkat dia harus tetap fokus menghalau berkali-kali serangan dari lawan. Minimal seorang penjaga gawang akan menghadapi 1 kali tembakan di Muhlisin dan Joko Pranawa, Metode dan Dasar-dasar Handball



115



tiap menitnya dalam sebuah pertandingan. Terkadang dia harus menghadapi shooting pemain dari jarak kurang dari 2 meter persis didepan muka penjaga gawang. Dengan demikian maka seorang penjaga gawang harus memiliki progam latihan yang lebih khusus dengan repetisi yang tinggi. Selain dukungan komponen fisik, kemampuan khusus yang yang harus dimiliki seorang penjaga gawang antara lain : 1. Keberanian (Courage) 2. Kegigihan (bravery) 3. Pengendalian diri (Self Control) 4. Konsentrasi (Concentration) 5. Percaya diri (Self Confidence)



Karakteristik seorang penjaga gawang pasti memiliki kekhususan yang tidak biasa dan menjadi ciri khas. Untuk itu seorang pemain maupun pelatih juga harus memahami hal tersebut untuk dapat membaca dan memprediksi arah tembakan yang dilakukan pemain dan mengetahui titik kelemahan dari penempatan seorang penjaga gawang. Penempatan posisi (Positioning) dan sikap tubuh (Posture) dari penjaga gawang tidak hanya perlu dipelajari oleh penjaga gawang itu sendiri namun juga oleh pelatih dan pemain lain. Berikut ini beberapa hal yang harus diperhatikan dari sikap tubuh (Posture) dan penempatan posisi (Positioning) penjaga gawang di handball. 1. Sikap dasar/ Sikap berdiri Meliputi sikap kaki, sikap tangan dan sikap tubuh pada saat melakukan gerakan. 2. Posisi Berdiri Ketepatan posisi pada saat berdiri yang sesuai dengan arah pemain lawan saat menembak. 3. Bentuk gerakan tangan dan kaki Bentuk arah gerakan kaki dan tangan pada saat bola ditembakkan (koordinasi mata tangan dan kaki) 4. Arah dan sudut tembakan. Memperkecil sudut tembakan dengan gerakan tubuh, tangan, atau kaki dari arah tembakan yang berbeda-beda.



Gambar 5 18 Komponen Pendukung utama penjaga gawang. Pada umumnya penjaga gawang memiliki jenjang karir yang lebih panjang dibandingkan dengan pemain diposisi lain, dan memiliki golden age yang lebih tua. Rata-rata penjaga gawang akan memiliki penampilan terbaik atau mencapai peak performance pada usia diatas 30 tahun. Dimana mereka akan lebih mampu mengendalikan emosi, konsentrasi dan ketenangan dalam mengambil keputusan pada usia-usia tersebut. Terlebih penjaga gawang relatif jarang mengalami cidera serius yang dapat menghambat atau mengurangi penampilannya.



116



Muhlisin dan Joko Pranawa, Metode dan Dasar-dasar Handball



Muhlisin dan Joko Pranawa, Metode dan Dasar-dasar Handball



117



A. TAKTIK & STRATEGI Taktik adalah suatu siasat yang direncanakan dan akan dilaksanakan dalam permainan. Sedangkan strategi adalah suatu siasat yang direncanakan sebelum pertandingan berlangsung dan digunakan oleh pemain maupun pelatih untuk memenangkan pertandingan. taktik dan strategi memiliki perbedaan, namun dalam pelaksanaannya untuk mencapai tujuan yang sama yaitu memenangkan pertandingan. Taktik berkaitan dengan pengaturan atau pola yang digunakan sedangkan strategi lebih bersifat cara atau metode. Sebelum memahami mengenai taktik dan strategi dalam handball, perlu untuk mengetahui formasi atau posisi yang ada dalam handball. Dalam handball terdapat 7 pemain dalam sebuah pertandingan yang memiliki posisi dan peranan masing-masing. Adapun posisi dalam handball adalah sebagai berikut : 1. GK = Penjaga Gawang (Goalkeeper) 2. RW = Sayap Kanan ( Right Wing) 3. LW = Sayap Kiri (Left Wing) 4. CP = Pivot (Circle Player/Line Player) 5. Field Player a. CB = Centre Back (Bek Tengah) b. LB = Left Back (bek Kiri) c. RB = Right Back (bek kanan) Gambar 6. 1. Posisi dalam Handball d. PM = Playmaker Pada umumnya taktik dan strategi dalam handball dibagi menjadi 2 yaitu pertahanan dan penyerangan. Pola yang digunakan sangat dinamis dan bisa dengan berubah dengan cepat. Sering dalam satu waktu sebuah tim menggunakan lebih dari 1 taktik atau strategi dalam permainan. Secara umum taktik dan strategi dalam permainan Handball adalah sebagai berikut : 1. Sistem Pertahanan (Defence System) 118



Muhlisin dan Joko Pranawa, Metode dan Dasar-dasar Handball



Muhlisin dan Joko Pranawa, Metode dan Dasar-dasar Handball



119



a. Man to man (satu lawan satu) 1) Diantara garis 6 dan 9 meter 2) Setengah lapangan (Half Court) 3) Seluruh lapangan (Full Court) b. Zone defence (pertahanan daerah) 1) formasi 6 – 0 2) formasi 5 – 1 3) formasi 4 – 2 4) formasi 3 – 3 5) Formasi 3 – 2- 1 c. Combine Defence (kombinasi) a) formasi 5-0-1 b) formasi 4-0-2 d. Special Case ( kejadian khusus) a. Jumlah pemain minor (minority) b. Jumlah pemain Mayor (Superior) 2. Sistem Penyerangan 1) Blocking/screening 2) Membentuk formasi a) Formasi 5-1 b) formasi 4 – 2 c) formasi 3 – 3 d) formasi 3 – 2 – 1 3) Fast break) = serangan balik dengan cepat



B. TAKTIK INDIVIDU (INDIVIDUAL TACTIC) Individual tactic/taktik individu merupakan komponen penguasaan taktik dari masing-masing pemain. Komponen tersebut akan sangat berdampak dan berpengaruh pada penerapan taktik secara tim keseluruhan. Kematangan taktik individu seseorang dapat dilihat dalam dia mengambil keputusan dalam setiap gerakan yang dilakukan, dia akan mampu melihat seperti apa lawan yang dihadapi dan harus bagaimana dia menghadapi. Seorang pemain akan lebih matang dalam menentukan kapan dia harus feiting, passing atau melakukan drive secara tepat dan cepat. Kematangan taktik individu tidak mungkin diperoleh dalam waktu cepat. Karena semakin dia menghadapi pola pertahanan atau 120



Muhlisin dan Joko Pranawa, Metode dan Dasar-dasar Handball



penyerangan secara terus-menerus maka dia akan semakin matang dalam pola permainan tersebut. Penempatan posisi (Positioning) dan pengambilan keputusan (Making Decision) merupakan dasar dalam penerapan taktik individu yang harus dikuasai seorang pemain. Berikut ini beberapa taktik individu yang harus dikuasai pemain handball. 1. Defence (saat bertahan) a. Blocking Blocking/memblok merupakan salah satu cara untuk menghalau serangan lawan, yaitu dengan menghalangi dengan lengan, tangan atau anggota badan penyerang yang akan melakukan serangan/ tembakan. Penempatan posisi dan kecepatan reaksi yang tepat dibutuhkan pemain untuk melakukan blocking. Teknik dalam blocking pemain yaitu : 1) Penempatan posisi disesuaikan dengan arah penyerang yang membawa bola. 2) Posisi kaki sedikit membuka dan posisi tangan diatas (hands up). 3) Ketika penyerang dengan bola mendekat atau melakukan drive, ikuti arah gerakan tangan penyerang/penembak dengan melakukan blocking. b. Grab Movement Grab Movement atau gerakan memeluk adalah tindakan seorang pemain bertahan menangkap/memeluk penyerang untuk mematikan gerakan/serangan lawan. Sama dengan blocking ketika melakukan gerakan grab seseorang membutuhkan penempatan posisi yang tepat dan kecepatan reaksi yang baik. Teknik dalam melakukan grab yaitu : 1) Penempatan posisi disesuaikan dengan arah penyerang yang membawa bola. 2) Posisi kaki sedikit membuka dan posisi tangan diatas (hands up). 3) Ketika lawan/penyerang melakukan drive dengan cepat satu tangan memegang bagian bahu pemain yang membawa bola, sedangkan tangan satunya memegang bagian pinggang. 4) Secara bersamaan tutup kedua tangan membentuk gerakan pelukan dengan mematikan tangan lawan Muhlisin dan Joko Pranawa, Metode dan Dasar-dasar Handball



121



yang memegang bola untuk melakukan gerakan grab. c. Man To Man Man to man ( satu lawan satu) merupakan strategi yang dilakukan untuk melakukan pressure/kawalan satu lawan satu. Untuk dapat secara efektif menggunakan teknik ini maka sangat dibutuhkan kemampuan taktik individu dalam hal penjagaan satu lawan satu (man to man) yang baik. Hal tersebut dikarenakan posisi circle area yang tidak terjaga/ sangat terbuka akan memudahkan penyerang apabila terdapat satu atau dua pemain bisa meloloskan diri dari penjagaan. Teknik dalam melakukan man to man yaitu : 1) Penempatan posisi kaki dan tubuh mengikuti gerakan lawan sejauh 2 langkah. 2) Melakukan penjagaan dengan mengikuti arah penyerang bergerak 3) Mengusahakan lawan untuk tidak mendahului/melewati kita. d. Zona Marking Zona marking (penjagaan daerah) merupakan cara pertahanan yang dianggap efektif dalam handball. Dari kebanyakan pola pertahanan dalam handball merupakan pola penjagaan daerah (D Circle) secara umum dibedakan menjadi 3 area yaitu 1) Daerah 6 Meter. 2) Daerah diantara 6 dan 9 Meter. 3) Daerah 9 meter. 2. Offence (saat menyerang) a. Piston Movement Gerakan piston (Piston Movement) merupakan gerakan yang diawali dari posisi belakang area circle dilanjutkan dengan gerakan drive secara cepat kearea circle. Secara tim gerakan piston akan dilakukan secara cepat berurutan dari beberapa posisi untuk membuka barisan pertahanan lawan. Gerakan ini membutuhkan ritme dan irama gerakan dari tiap pemainnya sehingga dibutuhkan koordinasi dan latihan yang terus menerus. Selama gerakan piston akan memungkinkan banyak peluang dan kesempatan yang membahayakan dari 122



Muhlisin dan Joko Pranawa, Metode dan Dasar-dasar Handball



berbagai posisi. Teknik piston dianjurkan untuk menerobos barisan pertahanan dengan pola 6-0 dan tidak dianjurkan untuk pola yang lain. Pola piston akan sangat didukung koordinasi pemain dan kemampuan feinting dari tiap pemainnya. b. Rotation/Crossing Rotation/Crossing merupakan kemampuan dasar yang juga harus dimiliki seorang pemain apabila pemain lawan telah mengetahui kelemahan/kekuatan seorang pemain. Rotasi/crossing dapat dilakukan secara tetap ataupun hanya dalam sekali atau dua kali saja. Rotasi/crossing pemain sangat dibutuhkan untuk menyulitkan lawan membaca arah/pola serangan yang dilakukan. Prinsip dalam rotasi adalah give and go (pass and run) di sertai dengan kordinasi dan komunikasi antar pemain. c. Drive Movement Drive Movement (gerakan drive) merupakan gerakan langkah kedepan atau gerakan mendekati pemain bertahan di area circle. Gerakan ini dilakukan untuk beberapa tujuan antara lain ; 1) Mengecoh lawan/melakukan gerakan feinting 2) Menarik atau menggerakkan lawan ke posisi tertentu untuk membukakan celah/posisi pemain lain (contoh pivot atau pemain wing) d. Screening Screening merupakan teknik gerakan pemain untuk menutup/ memblok pemain bertahan untuk menciptakan peluang bagi pemain lain. Screening banyak dilakukan oleh pemain pivot atau pemain lain yang berada didekat pemain bertahan. Screening dapat dilakukan pemain dengan memutar badan, menyilangkan kaki atau dengan menggunakan anggota tubuh lainnya. Saat melakukan screening yang harus dilakukan adalah jangan sampai kita melakukan gerakan yang membahayakan pemain lawan atau dengan sengaja melukai lawan. Secara umum Screening dibagi menjadi 2 jenis yaitu : 1) Screening tanpa bola 2) Screening dengan bola.



Muhlisin dan Joko Pranawa, Metode dan Dasar-dasar Handball



123



C. TAKTIK DAN STRATEGI TIM Handball merupakan olahraga beregu yang sangat membutuhkan koordinasi dan kerjasama tim. Taktik tim (team tactic) merupakan kombinasi dari kemampuan taktik individu yang dikemas dalam permainan beregu sesuai dengan instruksi dari pelatih. Koordinasi dan kerjasama 2 orang disebut dengan kombinasi sedangkan kombinasi dari keseluruhan pemain disebut dengan sistem atau taktik tim. Dengan taktik atau sistem akan lebih memudahkan pembagian fungsi dan dan tugas dari masing-masing pemain dalam tim. Keberagaman atau variasi dari taktik yang digunakan akan semakin berpengaruh dalam sebuah tim. Terlebih apabila semakin didukung oleh kreatifitas dan kemampuan dari masing-masing pemain dalam memahami taktik dan strategi yang diterapkan pelatih. Ketepatan taktik dan strategi yang dijalankan oleh tim berdasarkan instruksi pelatih memiliki pengaruh terhadap kemenangan tim. Disini sangat membutuhkan kreatifitas dan skill seorang pelatih dalam menentukan taktik dan strategi yang digunakan. Di Handball terdapat dua system taktik dan strategi yang digunakan yaitu sustem pertahanan (Defence System) dan Sistem penyerangan (Offence System). Keduanya merupakan sistem yang bersifat berkesinambungan karena dalam waktu yang relatif cepat tim dapat menjadi pemain bertahan dan secara cepat harus menjadi penyerang. 1. Sistem Pertahanan (Defence System) Handball merupakan salah satu permainan cepat. Dalam hitungan menit tim dapat melakukan 2 bahkan 3 kali serangan atau mendapat serangan. Kecepatan dalam membangun barisan pertahanan akan sangat dibutuhkan dalam membangun pertahanan yang baik. Secara umum sistem pertahanan (defence System) dibagi menjadi



124



Muhlisin dan Joko Pranawa, Metode dan Dasar-dasar Handball



TABEL 6. 1. SYSTEM PERTAHANAN (DEFENCE SYSTEM) DALAM HANDBALL Combined Defences



Special Cases



6-0 - Klasik - Swedia



5:0 +1



In Minority - 5 -0 - 4- 1 dll



Setengah lapangan



5-1 - Disamping - Ditengah - Berorientasi bola - Berorientasi pemain



4:0+1



In Superior



Full Lapangan



4-2



Man to Man Diantara garis 6 dan 9



Zone Defence



3-2-1 a. Pola bertahan man to man (satu lawan satu). Dalam menterapkan pola bertahan man to man, prinsipnya adalah; apabila tim lawan menguasai bola; maka setiap pemain bertahan harus segera kembali ke dalam daerah pertahanannya dan dengan segera pula berusaha menjaga dengan ketat pemain penyerang yang memasuki daerah bertahan (sejak melewati garis tengah lapang) dengan cara satu lawan satu. Kemanapun seorang penyerang bergerak di dalam daerah bertahan, selalu diikuti oleh seorang dari pihak bertahan. Namun, dalam permainan, hal ini mungkin tidak dapat dilaksanakan sepenuhnya; misalnya karena menghadapi blocking lawan, ataupun menghadapi serangan balik yang cepat. Dalam hal ini harus ada saling pengertian diantara pemain dalam satu tim. Salah seorang teman setim yang berada paling dekat dengan lawan yang sedang menguasai bola harus segera mengambil inisiatif untuk mengambil alih tugas menjaga lawan yang sedang menguasai bola tersebut



Muhlisin dan Joko Pranawa, Metode dan Dasar-dasar Handball



125



sampai teman-teman setim kembali kedaerah bertahan untuk menjaga lawan sesuai dengan tugasnya. Dalam pola Man to Man terdapat 3 area penjagaan yang bisa digunakan yaitu : 1) Area diantara garis 6 dan 9 2) Setengah lapangan Permainan 3) Full Lapangan permainan b. Pola bertahan zone defence (pertahanan daerah) Prinsip pertahanan daerah adalah setiap pemain bertahan, bertanggung jawab menjaga daerah pertahanan masingmasing yang telah disepakati bersama diantara temanteman setim. Pada umumnya, pola pertahanan daerah dapat kita golongkan sebagai berikut : 1) formasi 6 – 0 Pola pertahanan daerah dengan formasi 6 – 0. Formasi ini sangat baik, dan penyerang memang akan mengalami kesulitan dalam usaha menerobos area pertahanan yang dilakukan oleh pihak bertahan. Penyerang akan mengalami kesulitan mendapatkan ruang gerak ataupun kesempatan untuk melakukan flying shot Gambar 6. 2. Pola 6-0 ataupun dive shot. Terdapat 2 pola pertahanan menggunakan 6-0 yaitu pola klasik dan pola swedia. Perbedaanya hanya pada posisi pemain bertahan, pada pola klasik pemain lebih banyak berada di area garis 6 meter, sedangkan pola swedia lebih dinamis dan berada diantara garis 6 dan 9 meter. Namun, kelemahannya apabila pada tim pihak penyerang terdapat pemain yang memiliki lemparan yang kuat, yang dapat melempar dari daerah garis lemparan bebas (jump 126



Muhlisin dan Joko Pranawa, Metode dan Dasar-dasar Handball



shot/Slide shot. Selain itu, tim yang menerapkan formasi 6 – 0 ini, akan sangat sulit untuk dapat melakukan serangan balik dengan cepat ke gawang lawan; pada saat tim tersebut berhasil merebut dan menguasai bola dari tangan lawan. Bila pihak penyerang mengoperkan kembali bola kebagian tengah lapangan; karena mengalami jalan buntu dibagian sisi lapangan; dengan segera pihak bertahan kembali keposisi semula. 2) Formasi 5-1 Formasi 5-1 adalah formasi yang memposisikan salah 1 pemain berada di depan barisan pertahanan. Formasi ini juga merupakan pola yang juga sering digunakan dalam handball. Keuntungan dari pola ini adalah dapat mematikan pola/ skema permainan Gambar 6. 3 Pola 5-1 dalam handball yang dilakukan lawan. Dalam pola 5-1 satu pemain didepan dapat dengan cepat berlari kedepan untuk melakukan fast break. Dalam pola ini dibagi menjadi beberapa pola yaitu antara lain.  1 pemain berada di samping  1 pemain berada di tengah  1 pemain beroientasi pada bola  1 pemain berorientasi pada salah satu pemain (andalan) 3) Formasi 4-2



Muhlisin dan Joko Pranawa, Metode dan Dasar-dasar Handball



127



Bentuk lain dari pola pertahan daerah yang sering digunakan dalam permainan Handball adalah formasi 4 – 2. Formasi bertahan seperti ini biasanya digunakan bila tim tersebut memiliki pemain-pemain belakang yang kuat/baik. Empat orang pemain belakang berdiri menjaga di depan Gambar 6. 4 Pola 4-2 dalam handball garis daerah gawang; sedangkan 2 orang lainnya berdiri menjaga di depan garis daerah gawang; sedangkan 2 orang lainnya berdiri menjaga di bagian tengah daerah pertahanan, tepat dibelakang garis lemparan bebas (garis 9 m). 4) Formasi 3-3 Pada umumnya formasi 3 – 3 ini digunakan oleh tim yang sudah tinggi ketrampilan bermainnya dan selain itu formasi ini biasanya juga digunakan oleh tim yang mengutamakan faktor penyerangan; khususnya pula bila menghadapi tim yang lebih lemah. 5) Formasi 3-2-1 Saat ini formasi bertahan yang populer di eropa yaitu pola 3-2-1 dengan pola yang sangat dinamis. Pola ini sangat efektif untuk melakukan serangan balik (Fast berak) karena 3 pemain akan mematikan 3 pemain field/court dari penyerang. c. Combined Defenses (Sistem pertahanan kombinasi) Sistem pertahanan kombinasi mengunakan 2 sistem yaitu man to man dan zona defence secara bersama-sama. Dalam sistem ini pola pertahanan yang dibangun akan sangat dipengaruhi situasi dan kondisi dalam permainan. Sistem kombinasi umunya digunakan sebagai pola alternatif yang 128



Muhlisin dan Joko Pranawa, Metode dan Dasar-dasar Handball



diterapkan pelatih. Pola kombinasi yang sering digunakan yaitu pola 5:0 +1 atau pola 4:0 +1 d. Special Case (kondisi/kasus khusus) Dalam kejadian khusus dalam handball memungkinkan jumlah pemain dapat tidak sama karena pengurangan diakibatkan terkena suspensi (2 minute). Sehingga dilapangan jumlah pemain memiliki jumlah pemain yang berbeda di lapangan. Akan menguntungkan bagi tim dalam jumlah pemain yang banyak dan sebaliknya. Untuk itu pemain/pelatih harus memahami posisi jumlah pemain, baik ketika unggul jumlah pemain atau ketinggalan jumlah pemain. Hal ini akan sangat berpengaruh dalam permainan. Kurangnya jumlah pemain dalam 2 menit dapat digunakan lawan untuk memperoleh poin sebanyak-banyaknya. Begitu juga sebaliknya bagaimana sebuah tim dapat secara maksimal memanfaatkan keunggulan jumlah pemain untuk dapat memperoleh poin sebanyak-banyaknya dalam 2 menit. 2. Sistem Penyerangan (Offence System) Sistem penyerangan pada permainan Handball prinsipnya adalah pada saat timnya menguasai bola, dengan menerapkan teknik dribbling dan macam-macam passing serta dengan taktik-taktik khusus; para pemain penyerang berusaha agar salah seorang pemainnya memperoleh kesempatan untuk menembakkan bola dan menghasilkan angka bagi timnya. Para pemain penyerang, tidak boleh terlalu lama diam ditempat; ia harus selalu bergerak, membebaskan diri sendiri ataupun membantu membebaskan teman setim dari penjagaan lawan misalnya dengan cara blocking. Sama dengan bertahan, penyerangan dengan kecepatan serangan balik akan sangat menguntungkan. Karena pada prinsipnya dalam penyerangan adalah bagaimana 1 pemain atau beberapa pemain lebih dulu sampai ke daerah pertahanan lawan sebelum pemain bertahan menutup circle. Sedangkan pada saat bertahan bagaimana pemain atau seluruh pemain kembali ke daerah pertahanan sebelum penyerang melakukan serangan.



Muhlisin dan Joko Pranawa, Metode dan Dasar-dasar Handball



129



Secara garis besar, pola penyerangan dapat kita golongkan dalam 3 pola, sesuai dengan situasi atau pola pertahanan yang digunakan oleh tim. a. Jika pihak bertahan menggunakan pola man to man maka tim penyerang dianjurkan untuk menggunakan pola blocking/screening (berusaha membebaskan teman setim, kemudian dengan segera membebaskan diri sendiri). b. Jika pihak bertahan menggunakan pola pertahanan daerah, maka tim penyerang dianjurkan melakukan serangan dengan cara membentuk formasi 5-1, formasi 4 – 2 , atau formasi 3 – 3 c. Serangan balik cepat (counter attack) a. Pola menyerang dengan menggunakan taktik blocking/screening. Dalam peraturan permainan seorang pemain boleh menghalangi seorang pemain dengan badannya; pemain lawan yang sedang menguasai bola ataupun tidak sedang menguasai bola. Menghalangi/menahan pemain lawan hanya boleh dilakukan dengan tubuh bagian atas saja; dan tidak diperkenankan menggunakan tangan atau kedua kaki. Blocking/screening dalam pola penyerangan, pada prinsipnya adalah sebagai berikut: pertama kita harus membebaskan teman setim yang sedang menguasai bola ataupun yang tidak sedang menguasai bola; dengan cara berdiri disamping badan pemain lawan (yang menjaga teman kita) dan menghalangi/menahan pemain lawan tersebut, pada saat teman setim bergerak/berlari untuk memainkan bola. Dan segera setelah dapat membebaskan teman setim, pemain yang melakukan blocking harus segera membebaskan diri sendiri, dan segera siap menghadapi kemungkinan bola dioper kepadanya. b. Pola Serangan melawan pertahanan daerah (Zone Defence) Untuk menghadapi pola pertahanan daerah (Zone Defence) terlebih pola 6-0 maka dianjurkan untuk menggunakan pola penyerangan dengan formasi tertentu. Pola daerah memiliki kecenderungan untuk menutup area D Circle sehingga tidak ada celah untuk seorang pemain melakukan flying shot/ Dive Shot. Beberapa alternatif formasi yang 130



Muhlisin dan Joko Pranawa, Metode dan Dasar-dasar Handball



dapat digunakan antara lain formasi 5-1, formasi 4 – 2 , atau formasi 3 – 3 c. Serangan balik (fast Break) Serangan balik (fast Break) dilakukan bila pihak bertahan dapat merebut dan kemudian menguasai bola dari tangan pihak penyerang. Ataupun karena pihak penyerang gagal memasukkan bola ke gawang pihak bertahan dan bola dapat ditahan/dikuasai oleh penjaga gawang. Serangan balik biasanya dilakukan dengan cepat dengan cara passing/operan jarak pendek ataupun jarak jauh kepada teman setim yang bergerak maju dengan cepat untuk membalas serangan ke gawang lawan. Jika pihak lawan berusaha untuk menghalangi, pada waktu masih berada di bagian tengah lapangan, rintangan ini dapat ditanggulangi dengan taktik give & go (pass & run).



Muhlisin dan Joko Pranawa, Metode dan Dasar-dasar Handball



131



DAFTAR RUJUKAN Anonim. 2010. Team handball Long Term Athlete Development Model. Canada ; Canadian Handball Federation Arto Stark. 2011. Coaching manual for Helsinki Giants handball club. Bachelor’s Thesis. Helsinki; Haaga –Helia University of Applied Sciences Branislav Pokrajac. 2007. Philosophy of attack in handball. Vienna; European Handball Federation. Carlos Cruz. 2005. Developing and Training of The Specific Elements Determining The Performance Of Young Goalkeepers. Vienna; European Handball Federation Carlos Cruz. 2005. How to Improve the Perception And Treatment of the Information On the Young Players. Vienna; EHF Tamas Neukum, 2010. Beach Handball, Techniques Strategies, Offence, Fast Break and Subtitutions. Vienna : Beach Handball Commission EHF.



Steen Hjorth. 2015. Lets Play Minihandball. Basel ; International Handball Federation Taysir Mansi. 2014. Defence System in Handball (Modul). Kuwait City ; Asian Handball Federation Taysir Mansi. 2014. Long Term Athlete Development in Handball (Modul). Kuwait City ; Asian Handball Federation Taysir Mansi. 2014. Offence System in Handball (Modul). Kuwait City ; Asian Handball Federation W. Pollany. 2005. Youth Coaches Course (Moduls). Vienna; European Handball Federation Zoltan Marczinka.2009. Strategic Plan. Designing a preparation plan for a handball team. Vienna; European Handball Federation. Zoltan Marczinka. 2010. Coaching Young Handball Players. Vienna; European Handball Federation. Sumber Web :



European Handball Federation. 2004. Minihandball. Vienna; European Handball Federation



http://www.education.auburn.edu/wpcontent/uploads/2015/09/Handball-handbook.pdf



European Handball Federation. 2012. Handball Goalkeeper- First Step. Vienna; European Handball Federation



https://gautamkhetwal.wordpress.com/2013/03/27/handballgoalkeeper-tips/



European Handball Federation. 2012. The Step to Handball. Vienna; European Handball Federation



www.dhf.dk/media/bb5bbfd3.../Feints.pdf



International Handball Federation. Facsination The Thousand Years Of Handball. Basel ; International Handball Federation.



http://www.bolatangan.or.id/bola-tangan/sejarah-bola-tangan.html



International Handball Federation. 2010. Rule of The Game (Beach Handball). Basel ; International Handball Federation.



http://ihf.info/



International Handball Federation. 2010. Rule of The Game (Indoor Handball). Basel ; International Handball Federation. Janusz Czerwinski and Frantisek Taborski. 1997. Basics Handball. Vienna; European Handball Federation. Panos Antoniou. 2011. Beach Handball Rule Of The Game Summary. Basel ; International Handball Federation



http://www.ubha.org.ua/en/about-beach-handball/history



http://www.handballatschool.com/videos/offence/bodyfeint-a



https://en.wikipedia.org/wiki/Asian_Handball_Federation http://www.gettyimages.com/detail/news-photo/kadir-abdul-ofindonesia-shoots-at-goal-over-his-japanese-newsphoto/83418497 https://en.wikipedia.org/wiki/Asian_Handball_Federation https://en.wikipedia.org/wiki/European_Handball_Federation http://bolatangan-indonesia.blogspot.co.id/



132



Muhlisin dan Joko Pranawa, Metode dan Dasar-dasar Handball



Muhlisin dan Joko Pranawa, Metode dan Dasar-dasar Handball



133



http://www.asianhandball.org/ http://www.olympic.org/handball-equipment-and-history?tab=history



Appendix HANBALL A to Z



http://www.olympic.org/Assets/OSC%20Section/pdf/QR_sports_summ er/Sports_Olympiques_handball_eng.pdf http://vanjaradic.fi/tag/history-of-handball/ https://en.wikipedia.org/wiki/Handball#/media/File:Handball_field_en. svg http://www.foxsportspulse.com/assoc_page.cgi?c=2-1900-0-00&sID=14817 http://fueglistaler.info/Handball/Facharbeit/2.html https://en.wikipedia.org/wiki/Handball http://streethandball.com/street-handball-rules/



134



Muhlisin dan Joko Pranawa, Metode dan Dasar-dasar Handball



3-2-1 defence 3-3 defence 4-2 defence 5-1 defence 6-0 defence advantage rule alignment of players allow a goal (to) allowance for time lost ambidextrous player appointment of referees area of substitution armbandarmlet around-the-back pass assist attack in the centre of court attack with interchanging positions attack with interchanging positions (to) attacker’s basic attitude award a free throw (to) backcourt back inside edge of the goal post bad ball handling bad catching bad receptio ball catching ball catching in jumping ball catching in moving ball movement behind-the-back pass bench for substitutes blind pass Muhlisin dan Joko Pranawa, Metode dan Dasar-dasar Handball



135



blocked shot by defensive player blocking the movement of the opponent body contact body fakebody feint bottom corner of goal bounce (to) bounce pass bounce shot break a tie break the defence system (to)break through defence (to) captain’s band catch (to) catching catching at chest height catching at head height catching in saving catching of a low pass catching the ball while jumping catching the ball with one hand centre back centre line centre of the court centre-forward change of position charge with hands charge with hands (to) checking • . choice of sides choice of throw-off clear(to) close match collision combined defence . concede a goal (to) continuous change of position shifting 136



Muhlisin dan Joko Pranawa, Metode dan Dasar-dasar Handball



corner throw court player court referee cover the angle (to) cross pass cross step crossbar of the goal crossing cut around (to) cut around the defence (to) cut to an open area (to) cuttingcutting around dangerous shot dead angle defence blocking defence line defender’s basic attitude defensive wall diagonal pass direct shot dive shotdiving shot dodge (to) double body feintdouble feint double dribble double screen drawing away from a player’s marker dribble with the left (the right) hand drive the ball (to) duck (to) duration of suspension encroach (to)enter (to) encroachment entry of a substitute equalize (to) equalizing goal execute a throw (to) execution of the formal throws extra time Muhlisin dan Joko Pranawa, Metode dan Dasar-dasar Handball



137



fake on the run fake passfaking pass fake throw fake with (without) the ball faked shot at goal faker fall away shot falling back fast break fast break pass faulty ball-handling faulty substitution faulty throw-off feint feint (to) field handball field player field shot first periodfirst half forward four-metre line free area around the court free throw free-throw area free-throw line front defender frontal attack full-court man-to-man pressing defence game protocol game won get away (to) get into the open (to) get past opposing defence (to) give a warning (to) give-and-go goal area goal area line 138



Muhlisin dan Joko Pranawa, Metode dan Dasar-dasar Handball



goal area violation goal from fast breakgoal scored on counterattack goal line goal net goal post goal refereegoal-line referee goal scorer goalkeeper throw group match guard (to) guard an opponent (to) guarding half court man-to-man defence handball courthandball field handball gamehandball match handball player high dribble hip shot hip throw hip-high pass hip-high shot hit the crossbar (to). hit the post (to) hold an opponent with the hands (to) hold the ball (to) hold the opponent (to) hold up (to) holding of the ball horizontal beam illegal conduct towards opponent illegal dribble illegal substitution incomplete defence . increase the lead (to) individual checking individual fast break indoor handball Muhlisin dan Joko Pranawa, Metode dan Dasar-dasar Handball



139



intentional throw (at the defender) interception of the ball interchanging of position International Handball Federation (IHF) invalidate a goal (to) jump jump pass jump shot jump-in shot leading scorer • leave the playing area (to) left back left wing attack line player line shot line violation line-up lob pass lob shot long pass long-distance shot longitudinal pass low dribble low pass low shot make a save (to) make a timely pass (to) man advantage man-to-man (system) man-to-man defence man-to-man marking match entitlement match protocol match report misplaced pass mixed defence mixed defensive system 140



Muhlisin dan Joko Pranawa, Metode dan Dasar-dasar Handball



moving nine-metre line nine-metre shot not keeping the distance of three metres official’s table (table for the timekeeper) one-hand ball catching open player opponent’s half of the court opponent’s side of the court opposing half option of sides out out of balance diving shot outdistance an opponent (to) overhead pass overhead shot own goal own half (of the court) pass an opponent while dribbling (to) pass behind the back passer passing between two players passing in pairs passing line passive game passive play penalty area penalty save penalty shot penalty throw penalty shot goal penalty to be repeated penetrate (to) penetrate into the defence (to) penetrating play period of thirty minutes Muhlisin dan Joko Pranawa, Metode dan Dasar-dasar Handball



141



pick up an opponent (to) pivot pivot (to) pivot away from one’s opponent (to) pivot foot pivot into one’s opponent (to) pivot player pivot shot pivot throw (to) place for substitutions play the ball (to) playing system playmaker play-off for third place position play powerful shot protect the ball (to) protection of the ball protective dribble punch an opponent (to) receiver reception of a low pass referee throw resin resolve a tie restart of the game reverse shot reversed wrist pass revolve (to) right back right-wing attack rolling ball rule overtime (to) rules / refereeing run behind the defence (to) run diagonally (to) running fake running shot 142



Muhlisin dan Joko Pranawa, Metode dan Dasar-dasar Handball



safe zone save(to) scorer scoring scoring chance second period sense of the ball sense of the game set attack set play setting up the throw seven-m penalty throw seven-metre line seven-metre throw shifting shifting with dribble shifting without the ball shoot from a narrow angle (to) shoot over the bar (to) shoot through the wall (to) shoot wide (to) shooter shooting fakeshooting feint shooting positionshooting stance shooting strength shooting technique short pass shot shot after feint shot at goalshot on goal shot at shoulder height shot from pass shot in bending sideways shot over the block shot to the lower corner shuffle attack side ball reception side step Muhlisin dan Joko Pranawa, Metode dan Dasar-dasar Handball



143



sideline signal for the end of the game sliding snatch the ball (to) snatch the ball from an opponent (to) spin shotspinned shot standing shot starting fakestarting feint starting throw of the game starting whistle stationary play steal a step step aside stepping regulations stepping violation strike the ball (to) striker substitution area substitution line substitution of players substitution of the goalkeeper substitution tactics succession of passes suspension time switching take a free-throw (to) take advantage of an opponent (to) team line-up : team roster team work technique / tactics temporary suspension throw after fake throw over the defensive wall throw over the wall (to) throw through the defensive wall (to) throw through the wall (to) thrower 144



Muhlisin dan Joko Pranawa, Metode dan Dasar-dasar Handball



throw-in throwing arm throwing line throwing motion throw-off tight checking tight control tight guarding time-out trapping the ball turn away for a corner (to) turn away from opponent (to) turn into the opponent (to) turn-around shot two-hand catching two-hand chest pass two-hand pass two-minute suspension two-player play underarm pass unguarded player unguarding feint upper goal corner use a scoring chance (to) wall ward off an attack (to) wind up (to) wind-up for a shot wind-up of the arm wing (right / left) wing attack winger (right, left) winning goal wrist pass wrist shot zone defence



Muhlisin dan Joko Pranawa, Metode dan Dasar-dasar Handball



145



BIODATA PENULIS Terlahir dari ayah Irfan dan Ibu Nurfadillah pada tanggal 23 Januari 1984 di Batang. Menempuh pendidikan dasar di SD N 2 Wonokerso dan lulus pada tahun 1994. Kemudian melajutkan pendidikan menengah pertama di MTs Sunan Kalijaga Bawang lulus pada tahun 1997. Sempat berhenti satu tahun pendidikannya lalu melanjutkan kembali pendidikan di SMU Negeri 1 Subah dan menyelesaikannya pada tahun 2003. Dilanjutkan dengan menempuh jenjang Strata 1 di Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga Universitas Negeri Semarang. Berhasil menyandang gelar Sarjana Pendidikan pada tahun 2008 yang langsung dilanjutkan dengan menempuh pendidikan pascasarjana di Program Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta pada program Studi Manajemen Olahraga. Dan meraih gelar magister pendidikan pada tahun 2011. Suami dari Sulistiani dan sebagai anak pertama dari 5 saudaranya (Solekhatun Amaliah, Anita Mayasari, Akhmad Masruri dan Alza Agustine Tri Kumalasari) ini sekarang bekerja sebagai tenaga pengajar di Prodi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi FKIP Universitas Wahid Hasyim Semarang. Beberapa karya ilmiah yang pernah diukir antara lain : 1. Karya Ilmiah Mahasiswa. 2005. Pola Pembinaan Usia Dini Cabang Olahraga Sepakbola di Kabupaten Batang tahun 2004. 2. Karya Ilmiah Mahasiswa. 2005. Sport Fun Camp Sebagai Model Pembinaan Olahraga Usia Dini di Sekolah. 3. Penelitian Inovatif Mahasiswa Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah. 2006. Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pembinaan Olahraga Sepakbola di SSB Se-Kota Semarang tahun 2006. 4. Karya Ilmiah Mahasiswa Tingkat Nasional (Kemenpora) 2006. Aplikasi Software Sepakbola Sebagai Media Pembinaan Olahraga Sepakbola di SSB 5. Karya Ilmiah Mahasiswa Tingkat Nasional (Kemenpora) 2007. Relevansi Jurnalisme Olahraga terhadap Pengembangan Industri Olahraga di Indonesia.



146



Muhlisin dan Joko Pranawa, Metode dan Dasar-dasar Handball



6. Penelitian Iptekor Kemenpora. 2009. Pengembangan Soccer Software sebagai Media Pembinaan Cabang Olahraga Sepakbola di SSB 7. Tesis. 2011. Pelaksanaan Standardisasi dan Sertifikasi Tenaga Bidang Keolahragaan pada Cabang Olahraga Atletik. 8. Buku. Metode Pembelajaran Atletik Dasar 2.



Muhlisin dan Joko Pranawa, Metode dan Dasar-dasar Handball



147



BIODATA PENULIS Joko Pranawa Adi. Terlahir dari ayah Soekarmin Hadiatmodjo dan Ibu Suharni pada tanggal 14 Januari 1968 di Klaten. Menempuh pendidikan Dasar di SD Karangasem I Semarang dan lulus pada tahun 1980. Kemudian melajutkan pendidikan menengah pertama di SMP Negeri 3 Semarang lulus pada tahun 1983. Kemudian melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 6 Semarang dan menyelesaikannya pada tahun 1986. Dilanjutkan dengan menempuh jenjang Strata 1 di Jurusan Pendidikan Olahraga Universitas Negeri Semarang dan lulus pada tahun 1991. Kemudian melanjutkan pendidikan kembali pada tahun 1999 pendidikan pascasarjana di Program Pascasarjana Universitas Negeri Semarang pada program Studi Pendidikan Olahraga, dan meraih gelar Magister Pendidikan pada tahun 2002. Suami dari Sulastri yang sekarang bekerja sebagai tenaga pengajar di Prodi Sistem Informatika Fakultas Teknologi Informasi Universitas Stikubank Semarang. Beberapa karya ilmiah yang pernah diukir antara lain : 1. Hubungan Kesegaran Jasmani dan Prestasi Di Sekolah. 2. Penelitian Iptekor Kemenpora. 2005. Sport Development Index Provinsi Jawa Tengah. 3. Tesis. 2001. Sistem Informasi Manajemen Olahraga. 4. Penelitian. Pengaruh Metode Latihan, Sikap Kerjasama dan Jenis Kelamin Terhadap Keterampilan Bermain Bola Voli.



148



Muhlisin dan Joko Pranawa, Metode dan Dasar-dasar Handball