Metode Embung [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

METODA PELAKSANAAN Pemeliharaan Berkala Embung Bengawan Solo Hilir BAB. 1 PENDAHULUAN l.l



Latar Belakang Pekerjaan Pemeliharaan Berkala Embung Bengawan Solo Hilir bertujuan untuk  Menyediakan air untuk pengairan tanaman pada musim kemarau.  Meningkatkan produktivitas lahan, invensitas tanam, dan pendapatan petani di lahan tadah hujan.  Mengaktifkan tenaga kerja pada musim kemarau.  Mencegah/mengurangi luapan air pada musim hujan serta menekan risiko banjir. Metoda Pelaksanaan adalah uraian mengenai rencana pelaksanaan pekerjaan agar tahapan pekerjaan jadi sistimatis efektif dan episien dengan hasil kerja yang bermutu dan berkualitas baik sedangkan Analisa teknik adalah analisa mengenai kebutuhan jumlah tenaga kerja, bahan dan peralatan serta rencana waktu untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dimana waktu yang sangat dibatasi dengan kontrak. oleh karena itu kami mencoba membuat metode dan dan menganalisa pekerjaan ini agar pekerjaan yang kami lakukan sesuai dengan spektek yang tercantum dalam dokumen kontrak.



1.2. Maksud dan Tujuan Sesuai dengan yang tertera dalam Dokumen Pengadaan serta hasil penjelasan pekerjaan, bahwa salah satu persyaratan dokumen penawaran adalah pengajuan metode pelaksanaan. Metode pelaksanaan ini menjadi bahan pertimbangan ditunjuknya pemenang pelelangan ini. Metode



pelaksanaan



ini



disusun



sebagai



dasar



bagi



pelaksana



dalam



penyelesaikan pekerjaan sesuai dengan spesifikasi dan kwalitas yang ditentukan. Dalam penyusunan metode ini kami jabarkan jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan meliputi : 1. Uraian jenis pekerjaan utama 2. Uraian jenis pekerjaan penunjang Adapun kedua uraian jenis pekerjaan tersebut akan tertulis dalam metode kerja ini



yang akan menunjukkan kemampuan di dalam melaksanakan pekerjaan yang diharapkan yaitu : - Terselenggaranya pelaksanaan pekerjaan yang efektif, efisien dan berkualitas, serta mampu menuntaskan pekerjaan dengan tepat waktu. - Dijadikan acuan dasar bagi pelaksana pekerjaan dalam melaksanakan kegiatan pembangunan sesuai spesifikasi pekerjaan yang ditentukan. 1.4 Lokasi Pekerjaan Kabupaten Bojonegoro



1.5 Lingkup pekerjaan Pekerjaan Pembangunan Pemeliharaan Berkala Embung Bengawan Solo Hilir ini meliputi : I



Pekerjaan Persiapan 1 Sewa Kantor dan Gudang 2 Survey Pengukuran dan Gambar Kerja 3 Mobilisasi dan Demobilisasi Alat



a Pemeliharaan Berkala Embung Pasinan b Pemeliharaan Berkala Embung Leran 4 Dokumentasi dengan Menggunakan Drone 100%) dan Pembuatan Laporan Pelaksanaan Pekerjaan B A



Pemeliharaan Berkala Pemeliharaan Berkala Embung Pasinan Desa Pasinan, Kecamatan Baureno, Kabupaten Bojonegoro Pek. Perbaikan Pasangan (POT A A)



a 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 b



(0%,



Pekerjaan Pembuatan/Pembongkaran Kistdam Pekerjaan Dewatering Galian Tanah Biasa Sedalam Kurang Dari s.d. 1 m Bongkaran Pasangan Batu Pembersihan Bongkaran Pasangan Batu Dimanfaatkan Kembali Pasangan Batu dari Bekas Bongkaran dengan Menggunakan Molen Pasangan Batu Belah 1 : 4 dengan Menggunakan Molen Pembesian Plat Tulangan Dia. 8 mm Bekisting Plat Beton 1 PC : 2,1 PB : 2,9 KR dengan Menggunakan Molen Urugan Tanah Kembali dan Dipadatkan



Pekerjaan Beton (POT B - B) 1 Beton 1 PC : 2,1 PB : 2,9 KR dengan Menggunakan Molen



50%



dan



C



Pekerjaan Beton (POT C - C) 1 Beton 1 PC : 2,1 PB : 2,9 KR dengan Menggunakan Molen



d



Pekerjaan Perbaikan Jembatan 1 Pekerjaan Perbaikan Papan Jembatan



B a 1 2 3 4 5 6



Pemeliharaan Berkala Embung Leran Desa Leran, Kecamatan Kalitidu, Kabupaten Bojonegoro Pek. Perbaikan Pasangan Penahan Tebing (POT A - A) Pekerjaan pondasi Galian Tanah Biasa Sedalam Kurang Dari s.d. 1 m Bekisting fondasi (bahan digunakan 3 kali) Pembesian Tulangan Dia. 12 mm Pembesian Tulangan Dia. 10 mm Beton 1 PC : 2,1 PB : 2,9 KR dengan Menggunakan Molen Urugan Tanah Kembali dan Dipadatkan



- Pekerjaan lantai kerja 1 Bekisting Lantai Kerja 2 Beton Lantai Kerja (1 PC : 2 PB : 3 KR) dengan Menggunakan Molen 1 2 3 4



Pekerjaan kolom Bekisting kolom (bahan digunakan 3 kali) Pembesian Tulangan Dia. 12 mm Pembesian Tulangan Dia. 10 mm Beton 1 PC : 2,1 PB : 2,9 KR dengan Menggunakan Molen



1 2 3 4



Pekerjaan sloof Bekisting sloof (bahan digunakan 3 kali) Pembesian Tulangan Dia. 12 mm Pembesian Tulangan Dia. 10 mm Beton 1 PC : 2,1 PB : 2,9 KR dengan Menggunakan Molen



- Pekerjaan pasangan batu belah 1 Bongkaran Pasangan Batu 2 Pasangan Batu Belah 1 : 4 dengan Menggunakan Molen Pekerjaan mini pile 1 Mini pile pabrikasi 20 x 20 cm, L = 3m 2 Penetrasi tiang pancang beton Pek. Perbaikan Pasangan Tegak (POT B - B) 1 Bongkaran Pasangan Batu 2 Galian Tanah Biasa Sedalam Kurang Dari s.d. 1 m



3 4 5 6



Pasangan Batu Belah 1 : 4 dengan Menggunakan Molen Siaran 1 PC : 2 Ps Plesteran 1 PC : 3 Psr, Tebal = 1,5 cm Urugan Tanah Kembali dan Dipadatkan



Pek. Tambal Sulam (POT C - C) 1 Mortar Tipe S (1 PC : 3 Pasir)



BAB. II. METODE PENYELESAIAN PEKERJAAN Demi



kelancaran,



pelaksanaan



pekerjaan



maka



penyelesaian



pekerjaan



dilaksanakan dengan Metode pelaksanaan mengacu pada prinsip bahwa target pembangunan Akan dapat diselesaikan tepat waktu yaitu selama 120 (Seartus Dua Puluh) hari Kalender, tepat biaya sesuai dengan Nilai Kontrak serta memenuhi kewajiban-kewajiban yang ditentukan dalam kontrak, tepat mutu sesuai dengan RKS + Spesifikasi teknis serta pedoman lain yang mengikat. Proyek ini merupakan proyek paket pekerjaan Sturuktur, dimana pelaksanaan mengikuti



perencanaan, dan jika terjadi



perubahan-perubahan dalam pelaksanaan maka perubahan perubahan tersebut dibuat kesepakatan antara pihak terkait. Metode yang kami susun berdasarkan 2 (dua) tahap yaitu : 1.



TAHAP PERENCANAAN PELAKSANAAN



2.



TAHAP PELAKSANAAN PEKERJAAN



TAHAP PERENCANAAN PELAKSANAAN meliputi: I. PENJADWALAN PELAKSANAAN PEKERJAAN Pembuatan Rencana Kerja/Schedul pelaksanaan ( Kurva S )



Penjadwalan adalah penentuan waktu dengan urutan-urutan kegiatan proyek hingga menghasilkan waktu penyelesaian proyek secara keseluruhan. Penjadawalan tersebut berkaitan dengan jenis pekerjaan dimana didalamnya terbagi atas :  Jumlah bahan yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan  Jumlah tenaga yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan  Jumlah dan komposisi alat yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan  Kondisi cuaca, kondisi lapangan,  Pengaturan tahapan pelaksanaan yang bisa dilakukan bersamaan untuk efesiensi waktu (Metode Penyelesaian).



Jadwal pelaksanaan dibuat dan diajukan untuk disetujui dan disepakati bersama oleh para pihak yang terkait dalam pelaksaaan pekerjaan. Jadwal yang dijadikan acuan untuk pelaksanaan adalah jadwal yang terlampir dalam dokumen penawaran dan apabila perlu adanya perubahan jadwal atas kesepakatan atau atas permintaan serta kondisi yang situasional maka dilakukan reschedule yang



kemudian diajukan untuk diperiksa oleh Konsultan pengawas dan disetujui oleh Pemberi tugas, dan selanjutnya menjadi acuan dalam penjadwalan pelaksanaan untuk perbandingan pelaksanaan fisik pekerjaan dengan jadwal rencana pelaksanaan pekerjaan. Jadwal Pengiriman Material dan Mobilisasi Alat dan tenaga Penjadwalan ini untuk mengatur mobilisasi material supaya dapat dengan tepat penggunaan material, dapat diketahui material yang dapat didahulukan dan dapat disuplay dengan konsisten sesuai pengguanaan yang akan dilaksanakan. Pada pelaksanaan material tidak menumpuk dilapangan mengingat lokasi pekerjaan Akan cukup leluasa untuk aktifitas kegiatan pekerjaan. II. PEMBERITAHUAN/PENGAJUAN/PERIJINAN/ Pemberitahuan Pelaksanaan Pekerjaan Sebelum mulai pelaksanaan pekerjaan maka kami akan member surat pemberitahuan dimulainya pelaksanaan pekerjaan kepada, Pemberi Tugas, Direksi, Konsultan Perencana, Konsultan Pengawas dan Lingkungan sekitar pelaksanaan pekerjaan pihak yang dianggap perlu (RT, RW, Kelurahan). Hal ini diperlukan karena dengan adanya pekerjaan memungkinkan adanya gangguan berupa Keluar masuk kendaraan Proyek, Kebisingan serta gangguan lainnya yang mungkin timbul walaupun hal tersebut sedapat mungkin akan diminimalisir. Pelaksanaan Pengurusan Ijin Kerja/Persetujuan Dalam pelaksanaan menerapkan standarisasi prosedur sesuai dengan system mutu yang dimiliki serta memberitahukan/ijin setiap akan melaksanakan pekerjaan, agar kemudian hari tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan serta untuk menghindari dari pekerjaan bongkar pasang yang akan mengakibatkan terjadinya keterlambatan serta penambahan biaya dalam pelaksanaan. 



Material/Bahan Guna menjaga mutu hasil pelaksanaan material/bahan yang akan dipergunakan, diajukan



contoh



untuk



mendapat



persetujuan



dari



pihak



Konsultan



Pengawas/Direksi. Semua material yang akan dipergunakan untuk pekerjaan ini sedapat mungkin dilengkapi dengan spesifikasi dari produsen sesuai dengan brosur serta mengacu kepada persyaratan/RKS . Dalam pelaksanaan pekerjaan ini akan dibuat juga benda uji yang dipersiapkan sesuai dengan standart yang dipersyaratkan.







Penempatan Tenaga Kerja Tenaga kerja yang akan menagani serta menjalankan kegiatan pelaksanaan lapangan diusulkan dan diberitahukan kepada Konsultan Pengawas dan Direksi untuk mendapatkan persetujuan. Penempatan Tenaga kerja mencakup : a. Penempatan serta Komposisi Tenaga Inti yang menangani Proyek. (Proyek Manager, Site Manajer, Kepala Pelaksana, Juru Gambar, Logistik Pelaksana Juru ukur dan tenaga administrasi dan Pelaksana K 3). b. Penempatan Tenaga lapangan (Mandor, Kepala Tukang, Tukang dan Pekerja sesuai keahlian dan masing masing bidang pekerjaan yang ditangani)



III. ADMINISTRASI PROYEK. Merupakan tugas/kewajiban penyedia membuat administrasi proyek dari awal pelaksanaan sampai akhir pelaksaan baik tercantum atau tidak tercantum dalam RAB, hal tersebut wajib dilaksanakan. Adaministrasi Proyek Meliputi : 



Menyiapkan Gambar Kerja (Shop Drawing) dan Asbuilt drawing Sebelum memulai pekerjaan dibuat gambar kerja (Shop Drawing) yang detail dan diajukan kepihak Konsultan pengawas dan Direksi untuk mendapat persetujuan.



Gambar kerja dibuat berdasarkan gambar perencana, dan setelah mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas dan direksi, diserahkan kepada Site Manager untuk dilaksanakan di lapangan.



Gambar kerja dibuat minimal rangkap 4 (Empat): 1 (satu) set untuk kontraktor, 1 (satu) set untuk pengguna jasa dan 1 (satu) set untuk konsultan pengawas dan 1(satu) set sebagai arsip. 



Membuat Perhitungan Bersama Pada tahap awal pelaksanaan akan dibuat perhitungan bersama oleh penyedia, perencana, konsultan pengawas dan direksi guna menentukan kuantitas awal dalam pelaksanaan, dan perhitungan volume pekerjaan realisasi pelaksanaan yang dituangkan dalam berita acara.



Pada tahap akhir dibuat pula perhitungan akhir, Volume realisasi lengkap dengan data otentik, Perubahan-perubahan dan data-data yang diperlukan dituangkan dalam suatu berita acara. 



Dokumentasi Dokumentasi dibuat untuk penunjang pelaporan pelaksanaan pekerjaan, dibuat untuk setiap tahapan pekerjaan, dilakukan setiap hari deibuat dengan detail dan penyusunan menggambarkan penanganan pekerjaan. Pengambilan foto diusahakan berada pada titik titik yang tetap untuk menggambarkan tahapan yangdilaksanakan.







Laporan Laporan dibuat dlam bentuk: a. Laporan harian yang mencatatat kegiatan pekerjaan perhari, jumlah tenaga kerja, jumlah material yang masuk , jumlah material yang digunakan, alat yang digunakan serta mencatat kondisi cuaca berkaitan dengan kelancaran pekerjaan. b. Laporan Mingguan ; Rangkuman dari laporan harian Kemajuan pekerjaan dan dibandingkan terhadap Kurva S (Jadwal Pelaksanaan) c. Laporan Bulanan :Rangkuman Laporan Mingguan  Kemajuan Pekerjaan Perbulan dibandingkan dengan Kurva S (Jadwal pelaksanaan)







Menyelenggarakan Rapat Rutin Rapat Rutin berupa : a. Diskusi harian bersama antara Pelaksana, Site manager, Mandor-mandor dengan Pengawas Lapangan mengenai pekerjaan dan permasalahanpermasalahan jika ada dan penyelesaian masalah b. Rapat Rutin Berkala sesuai kesepakatan antara Direksi lapangan, Pengawas,



Serta



dari



Tim



Penyedia.



Biasanya



berupa



Rapat



Mingguan/dua minggu berupa rapat koordinasi dan Evaluasi. c. Rapat Khusus : apabila ada hal yang situasional/Krusial berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan. Dilaksankan secepatnya pada kondisi tertentu.







Pelaksanaan Pekerjaan Pokok Pemeliharaan Berkala Embung Bengawan Solo Hilir



I



Pekerjaan Persiapan 1 Sewa Kantor dan Gudang 2 Survey Pengukuran dan Gambar Kerja 3 Mobilisasi dan Demobilisasi Alat



a Pemeliharaan Berkala Embung Pasinan b Pemeliharaan Berkala Embung Leran 4 Dokumentasi dengan Menggunakan Drone 100%) dan Pembuatan Laporan Pelaksanaan Pekerjaan B A



(0%,



Pemeliharaan Berkala Pemeliharaan Berkala Embung Pasinan Desa Pasinan, Kecamatan Baureno, Kabupaten Bojonegoro Pek. Perbaikan Pasangan (POT A A)



a 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11



Pekerjaan Pembuatan/Pembongkaran Kistdam Pekerjaan Dewatering Galian Tanah Biasa Sedalam Kurang Dari s.d. 1 m Bongkaran Pasangan Batu Pembersihan Bongkaran Pasangan Batu Dimanfaatkan Kembali Pasangan Batu dari Bekas Bongkaran dengan Menggunakan Molen Pasangan Batu Belah 1 : 4 dengan Menggunakan Molen Pembesian Plat Tulangan Dia. 8 mm Bekisting Plat Beton 1 PC : 2,1 PB : 2,9 KR dengan Menggunakan Molen Urugan Tanah Kembali dan Dipadatkan



b



Pekerjaan Beton (POT B - B) 1 Beton 1 PC : 2,1 PB : 2,9 KR dengan Menggunakan Molen



C



Pekerjaan Beton (POT C - C) 1 Beton 1 PC : 2,1 PB : 2,9 KR dengan Menggunakan Molen



d



Pekerjaan Perbaikan Jembatan 1 Pekerjaan Perbaikan Papan Jembatan



B a 1 2 3



Pemeliharaan Berkala Embung Leran Desa Leran, Kecamatan Kalitidu, Kabupaten Bojonegoro Pek. Perbaikan Pasangan Penahan Tebing (POT A - A) Pekerjaan pondasi Galian Tanah Biasa Sedalam Kurang Dari s.d. 1 m Bekisting fondasi (bahan digunakan 3 kali) Pembesian Tulangan Dia. 12 mm



50%



dan



4 Pembesian Tulangan Dia. 10 mm 5 Beton 1 PC : 2,1 PB : 2,9 KR dengan Menggunakan Molen 6 Urugan Tanah Kembali dan Dipadatkan - Pekerjaan lantai kerja 1 Bekisting Lantai Kerja 2 Beton Lantai Kerja (1 PC : 2 PB : 3 KR) dengan Menggunakan Molen 1 2 3 4



Pekerjaan kolom Bekisting kolom (bahan digunakan 3 kali) Pembesian Tulangan Dia. 12 mm Pembesian Tulangan Dia. 10 mm Beton 1 PC : 2,1 PB : 2,9 KR dengan Menggunakan Molen



1 2 3 4



Pekerjaan sloof Bekisting sloof (bahan digunakan 3 kali) Pembesian Tulangan Dia. 12 mm Pembesian Tulangan Dia. 10 mm Beton 1 PC : 2,1 PB : 2,9 KR dengan Menggunakan Molen



- Pekerjaan pasangan batu belah 1 Bongkaran Pasangan Batu 2 Pasangan Batu Belah 1 : 4 dengan Menggunakan Molen Pekerjaan mini pile 1 Mini pile pabrikasi 20 x 20 cm, L = 3m 2 Penetrasi tiang pancang beton



1 2 3 4 5 6



Pek. Perbaikan Pasangan Tegak (POT B - B) Bongkaran Pasangan Batu Galian Tanah Biasa Sedalam Kurang Dari s.d. 1 m Pasangan Batu Belah 1 : 4 dengan Menggunakan Molen Siaran 1 PC : 2 Ps Plesteran 1 PC : 3 Psr, Tebal = 1,5 cm Urugan Tanah Kembali dan Dipadatkan



Pek. Tambal Sulam (POT C - C) 1 Mortar Tipe S (1 PC : 3 Pasir)







Persiapan Penyerahan Pekerjaan



Untuk tahap akhir berkaitan dengan administrasi proyek adalah :



Penyerahan Pertama pekerjaan Yang Akan dipenuhi dan dipersiapkan berupa : a. Laporan-Laporan



(Lengkap



Harian,



mingguan,



bulanan)



dan



Dokumentasi b. Catatan Berita acara Rapat/Diskusi c. Amandemen/Addendum (jika ada) d. Soft-drawing dan Asbuilt drawaing e. Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan 100% f.



Benda-benda uji dan Hasil Uji Laboratorium



Penyerahan Kedua Pekerjaan Penyerahan dilakukan setelah selesai masa pemeliharaan, yang Akan dipenuhi beupa : a. Laporan Pemeliharaan b. Berita acara Pemeriksaan Pemeliharaan



BAB. III URAIAN PEKERJAAN UTAMA Metode Pelaksanaan ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan yang harus dipenuhi didalam mengikuti Proses Lelang Paket Pekerjaan : Pemeliharaan Berkala Embung Bengawan Solo Hilir. Untuk menyelesaikan semua item pekerjaan, Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan adalah selama 120 (Seartus Dua Puluh) hari Kalender hari kalender sejak dikeluarkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK).



Maka untuk memenuhi jadwal pelaksanaan tersebut, perlu disusun urutan pekerjaan untuk masing-masing item pekerjaan secara sistematis, dari sejak dimulainya pekerjaan sampai akhir pekerjaan. Dalam penyusunan urutan pekerjaan tersebut, masing- masing item pekerjaan disesuaikan dengan tahapan pekerjaan, serta waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan masing-masing item pekerjaan tersebut. Untuk pekerjaan utama dalam pekerjaan ini adalah :



Galian tanah a.



Lingkup Pekerjaan Yang dimaksud pekerjaan galian tanah dalam Spesifikasi ini yaitu 



Galian tanah biasa untuk pasangan parapet mengunakan alat berat Excavator Backhoe. Tanah digali disimpan di pinggir sungai, hasil galian digunakan untuk urugan kembali yang telah ditentukan serta dirapihkan dengan baik atau menurut petunjuk Direksi teknis.



b.



Galian 1)



Melakukan semua penggalian dalam keadaan apapun yang mungkin dijumpai sesuai dengan ukuran-ukuran yang tertera dalam gambar rencana atau yang ditetapkan oleh Direksi Teknis.



2)



Buangan hasil galian dibuang diluar tanggul saluran, dirapihkan dan elevasi hasil galian tidak boleh melebihi tanggul yang ada. Hasil galian tidak boleh mengganggu fungsi-fungsi bangunan yang ada.



3)



Bila suatu galian tanah untuk bangunan sudah diselesaikan dan dirapihkan, Direksi teknis diberi tahu sehingga ia akan melakukan



pemeriksaan dengan resmi. Tidak ada galian yang sudah diisi atau ditutup dengan pasangan sebelum diperiksa oleh Direksi teknis. Timbunan Tanah Kembali. a. Lingkup Pekerjaan Yang dimaksud pekerjaan timbunan tanah dipadatkan yaitu meliputi pekerjaan pekerjaan penyediaan dan pengangkutan bahan, penimbunan tanah, penyebaran dan peralatan timbunan serta pemadatan tanah untuk pekerjaan timbunan tanah yang bahannya diambil dari tanah sekitar sesuai dengan persetujuan direksi. b. Pekerjaan Timbunan Tanah 1. Tanah timbunan ditimbunkan ketempat-tempat yang telah ditentukan sesuai dalam gambar pelaksanaan, lapis demi lapis dengan tebal maksimum sebelum dipadatkan 30 cm dan dipadatkan dengan alat pemadat Stamper atau Vibrator Roller sebanyak 3 (tiga) lintasan. sehingga dicapai kepadatan yang telah ditentukan sesuai gambar rencana,keteblan tanah per lapis disesuaikan dengan kapasitas alat pemadat. 2. Apabila dalam pelaksanaan pemadatan tidak dapat dilaksanakan karena tanah terlalu basah ,maka dikeringkan terlebih dahulu sehingga dapat dilakukan pemadatan. Penimbunan untuk lapis berikutnya dapat dilakukan apabila lapisan dibawahnya telah dipadatkan.



Pekerjaan Beton. a.



Lingkup Pekerjaan 1.



Yang dimaksud dengan pekerjaan Beton yaitu meliputi pekerjaan persiapan, penyediaan peralatan, cetakan dan perancah yang diperlukan, penyediaan pengangkutan bahan dan pengerjaannya, pembuatan dan pemasangan beton, penyampuran adukan mortar dan perawatan.



2.



Pekerjaan beton



dibuat seperti yang ditetapkan pada gambar



rencana atau seperti yang ditunjukkan oleh Direksi Teknis.



b.



Bahan dan Material 1.



Semen



Portland



yang



dipakai



adalah



Portland



Cement



yang



memenuhi syarat SNI 2049-90-A dengan type I yang dinyatakan dengan keterangan yang tertulis pada kantong semen. Penyedia jasa menyediakan sarana penyimpanan semen dengan baik. 1.



Pasir yang dipergunakan untuk pembuatan adukan pasir yang baik, tajam, keras, tidak mengandung kerikil dan tanah liat. Khusus pasir untuk beton memenuhi syarat PBI 1971 dan tempat pengambilannya terbih dahulu



mendapat persetujuan Direksi teknis dan Pejabat



Pembuat Komitmen. 2.



Batu split atau kerikil yang dipergunakan



kerikil yang baik, tajam,



keras, tidak mengandung kerikil yang keropos dan tanah liat, bersih dari debu serta memenuhi persyaratan bergradasi dari ukuran nominal yang dipersayaratkan kelas beton yang dikehendaki dalam syaratsyarat PBI 1971 dan tempat pengambilannya terlebih dahulu mendapat persetujuan Direksi teknis dan Pejabat Pembuat Komitmen. 3.



Air yang akan dipergunakan untuk mengaduk campuran beton, air bersih yang bebas dari lumpur, bahan organik, asam, kandungan garam dan kotoran-kotoran lain. Air yang akan dipergunakan dan tempat pengambilannya terlebih dahulu



mendapat persetujuan



Direksi teknis dan Pejabat Pembuat Komitmen.  Besi Tulangan a. Lingkup Pekerjaan Yang dimaksud dengan pekerjaan Besi tulangan (besi beton) yaitu meliputi pekejaan persiapan, penyediaan, pengangkutan bahan dan pengerjaan, pembuatan dan pemasangan besi sesuai dengan gambar peaksanaan atau petunjuk Direksi teknis. b. Bahan dan Material 1. Besi beton. Setiap jenis besi beton yang dihasilkan oleh pabrik-pabrik baja yang terkenal dapat dan mengutamakan produksi dalam negeri.



Pada umumnya setiap pabrik baja mempunyai standard mutu dan jenis baja, sesuai dengan yang berlaku. Mutu besi beton yang dipakai menurut gambar rencana atau petunjuk Direksi teknis. Mutu besi beton yang dipergunakan :  Besi beton polos



: U 24 = (Ta = 2400 kg/cm2)



 Besi beton ulir



: U 32 = (Ta = 3200 kg/cm2)



2. Kawat pengikat. Kawat pengikat terbuat dari baja lunak dengan diameter minimum 1 mm yang telah dipijarkan terlebih dahulu dan tidak bersepuh. 3. Pelaksanaan. 1. Besi beton hendaknya bersih, bebas dari karat, kotoran-kotoran, bahan-bahan lepas, gemuk, minyak, cat, lumpur, bahan-bahan aduk ataupun bahan yang menempel. Besi beton hendaknya disimpan ditempat terlindung, ditutup agar tidak menyentuh tanah dan dijaga agar tidak berkarat ataupun rusak karena cuaca. 2. Besi-besi beton dipotong atau diluruskan secara hati-hati dan tidak diperbolehkan untuk pembengkokan yang kedua kalinya, serta pemanasan besi beton tidak diijinkan. 3. Penempatan besi beton cermat ditempatkan sesuai dengan gambar pelaksanaan, dipegang teguh pada posisinya dan didudukan pada landasan. Tulangan tidak boleh didudukan pada bahan metal, atau tulangan duduk langsung berhubungan dengan udara luar. 4. Sambungan



tidak



diperbolehkan



pada



tempat-tempat



dengan



tegangan maksimum dan sedapat mungkin diselang-seling sehingga tidak semuanya / sebagian besar terjadi disuatu tempat. Bila tidak ditentukan dalam gambar pelaksanaan, maka sambungan overlapping diambil 40 kali diameter besi bersangkutan.  Bekisting dan Perancah. 1. Bekisting dan perancah terbuat dari multiplex dan kayu klas II dengan kualitas baik atau sesuai petunjuk Direksi teknis dan Pejabat Pembuat Komitmen. 2. Bingkai bekisting dikerjakan sedemikian rupa sehingga kalau ada sambungan horizontal tidak menerus sampai seluruh permukaan



bekisting dan pada waktu membuka bekisting tidak terjadi kerusakan pada betonnya. Bekisting benar-benar lurus dan sesuai elevasi, kedap mortar serta



kaku dan kuat, terutama perancahnya untuk dapat



menahan kemungkinan goyangan dan pelenturan yang terjadi bila kena tekanan beban bahan adukan beton atau beban yang lain. 3. Tidak boleh membuka bekisting sampai beton telah mengeras dan mempunyai cukup kekuatan untuk menahan beban sendiri maupun beban kerja yang akan disangganya dengan aman. Bekisting dapat dibongkar setelah beton berumur 28 (dua puluh delapan) hari dan terlebih dahulu



mendapat persetujuan Direksi teknis dan Pejabat



Pembuat Komitmen.



 Pengerjaan Beton 1.



Kecuali ada ketentuan lain, maka Spesifikasi untuk pembuatan beton yaitu : a. Beton 1 PC : 2,1 PB : 2,9 KR dengan Menggunakan Molen.



2.



Pengadukan campuran beton menggunakan beton molen selama sedikit-dikitnya 1,5 menit sesudah semua bahan ada dalam mixer.



3.



Beton tidak boleh dicor sebelum semua pekerjaan cetakan, baja tulangan beton, pemasangan instalasi yang ditanam, penyekangan, pengikatan dan penyiapan-penyiapan permukaan yang berhubungan dengan pengecoran yang telah disetujui Direksi teknis.



4.



Segera sebelum pengecoran beton, semua permukaan cetakan pada tempat pengecoran beton, dan lantai kerja



bersih dari air yang



menggenang, reruntuhan atau bahan lepas. Permukaan-permukaan dengan bahan-bahan yang menyerap



disiram dengan rata hingga



kelembaban (air) dari beton yang baru dicor tidak akan diserap. 5.



Semua Construction Joints atau expansion joints seperti yang ditunjukkan pada gambar



dibersihkan seluruhnya dari kelebihan-



kelebihan beton atau material dengan menggaruk atau cara lain yang disetujui Direksi teknis. 6.



Beton yang akan dituangkan/dicor



diusahakan agar pengang-



katannya ketempat posisi terakhir sedekat mungkin, sehingga pada



waktu pengecoran tidak mengakibatkan pemisahan antara kerikil dan spesinya. 7.



Beton tidak diijinkan untuk dijatuhkan atau diglincirkan secara tak terkendalikan dari ketinggian lebih dari 1.5 m tanpa diaduk lagi. Pengecoran



dilaksanakan terus menerus sampai ke tempat



sambungan cor yang disediakan sebelum permulaan pembetonan tahap berikutnya. 8.



Setiap tahap penuangan beton



dipadatkan betul-betul dengan



vibrator atau dengan alat lain seluruhnya sebelum tahap berikutnya dimulai. 9.



Pengecoran beton tidak diperkenankan selama hujan deras kecuali ada usaha-usaha sehingga lokasi / tempat kerja terlindung dari hujan dan atas persetujuan Direksi teknis.



10. Beton yang sudah dicor terus-menerus dibasahi dengan air paling sedikit selama 14 (empat belas) hari. Permukaan beton yang terbuka dilindungi terhadap sinar matahari yang langsung paling sedikit 3 (tiga) hari sesudah pengecoran. 11. Deletasi pada sambungan antar blok beton dipasang PVC water stop



e.



Pengujian Beton 1. Penyedia Jasa



melakukan tes beton sesuai prosedure yang



disyaratkan oleh Direksi Pekerjaan atau Pejabat Pembuat Komitmen. 2. Bila pengecoran beton untuk bangunan permanen, Penyedia Jasa melaksanakan “Slump Test” pada waktu mulai menuangkan beton. Slump Test



dilaksanakan sesuai dengan prosedur standar. Kecuali



diperintahkan lain, slump lebih dari 50 mm dan kurang dari 100 mm. Pengambilan contoh Slump test beton setiap 5 m3 sebelum pengecoran. 3. Percobaan beton, dari bahan batu dan kandungan air sesuai



prosedur



standar



dan



mendapat



persetujuan



dilakukan Direksi.



Khususnya kubus beton yang dibentuk dalam cetakan tidak kurang dari 150 mm. Paling sedikit 6 kubus dibuat dari masing-masing pengecoran untuk diuji, 3 diuji sesudah 7 hari dan 3 kubus sesudah 21 hari.



Penetrasi tiang pancang beton a. Peralatan Alat – alat yang



disediakan Penyedia Jasa untuk melaksanakan



pemancangan turap beton meliputi antara lain : Alat Pancang Diesel Hammer 1 set lengkap dan Crane serta alat – alat lain yang diperlukan b. Pemancangan 1. Pemancangan stok



material



mempertimbangan kemudahan manuver alat. Lokasi ditempatkan



sedekat



mungkin



dengan



lokasi



pemancangannya. 2. Tentukan letak titik pancang dengan theodolit dan tandai dengan patok 3. Alat pancang ditempatkan sedemikian rupa sehingga as Diesel hammer tepat pada titik pancang yang telah ditentukan 4. Tiang diangkat pada titik angkat yang telah disediakan pada setiap tiang 5. Tiang didirikan disamping driving lead dan kepala tiang dipasang pada helmet yang telah dilapisi kayu sebagai pelindung dan pegangan kepala tiang 6. Ujung bawah tiang didudukan secara cermat diatas patok pancang yang telah ditentukan 7. Penyetelan vertikal tiang dilakukan dengan mengatur panjang backstay sambil diperiksa dengan alat ukur sehingga diperoleh posisi yang betul – betul vertikal 8. Sebelum pemancangan dimulai, bagian bawah tiang di klem dengan center gate pada dasar driving lead agar posisi tiang tidak bergeser selama pemancangan, terutama untuk tiang batang pertama. 9. Pemancangan dimulai dengan mengangkat dan menjatuhkan hammer secara berkesinambungan keatas helmet yang terpasang pada kepala tiang dan selalu dimonitor dengan alat ukur untuk kontrol vertikal dan elevasi rencana.



Pasangan Batu Belah 1 : 4 dengan Menggunakan Molen a. Lingkup Pekerjaan. Yang dimaksud Pekerjaan Pasangan Batu yaitu meliputi pekerjaan penyediaan dan pengangkutan bahan, pemasangan batu kali serta pemasangan weep hole sesuai dengan gambar. Persyaratan dan ketentuan ini selanjutnya diterapkan pada semua pekerjaan pasangan batu, kecuali bila dirubah secara khusus oleh Direksi Teknis pada bagian bagian pekerjaan tertentu atas persetujuan Pejabat Pembuat Komitmen. b. Bahan dan Material 1) Batu yang dipergunakan adalah batu belah dari jenis andesit yang keras, padat dan kekar ukuran antara 15 – 20 cm dan atau dengan berat antara 7 – 15 kg yang diambil atau didatangkan dari tempat-tempat yang telah disetujui oleh Direksi Teknis dan Pejabat Pembuat Komitmen. 2) Pasir yang dipergunakan untuk pembuatan adukan



pasir yang baik,



tajam, keras, tidak mengandung Lumpur lebih dari 5 %. Pasir yang akan dipergunakan dan tempat pengambilannya terlebih dahulu



mendapat



persetujuan Direksi Teknis dan Pejabat Pembuat Komitmen. 3) Air yang akan dipergunakan untuk mengaduk campuran air bersih yang bebas dari lumpur,bahan organik,asam,kandungan garam dan kotoran – kotoran lain, dan terlebih dahulu



mendapat persetujuan direksi dan



Pejabat Pembuat Komitmen. c. Pemasangan Pasangan Batu 1. Dalam pelaksanaan pekerjaan pasangan batu spesi yang digunakan adalah campuran perbandingan berat 1 : 4 yaitu 1 bagian semen Portland (PC) dan 4 bagian pasir serta air secukupnya, sehingga dapat menghasilkan campuran adukan yang padat dan siap untuk dipergunakan. Setiap 1 m3 pasangan batu



mengandung sekurang-kurangnya: 163 kg PC, dan



mengandung 0,520 m3 pasir, batu belah 1,2 m3. 2. Cara mencampur mortar dan alat yang digunakan terlebih dahulu dimintakan persetujuan Direksi Teknis, jumlah masing-masing bagian semen dan pasir



sesuai dengan yang ditetapkan. Mencampur dengan



menggunakan mixer/molen, pada waktu penyampuran tidak boleh kurang



dari 2 (dua) menit setelah air dimasukkan. Mortar yang telah berumur lebih dari 30 (tiga puluh) menit tidak boleh dipakai dan dibuang. 3. Pasangan batu dibuat seperti yang ditetapkan pada gambar rencana atau seperti yang ditunjukkan oleh Direksi. 4. Pasangan batu pada permukaan yang kelihatan



diusahakan dibuat



rata/rapi dan bersih dari ceceran adukan, menyatukan batu belah yang dipasang dengan paling sedikit satu batu pengikat untuk tiap-tiap meter persegi. Pekerjaan ini naik secara bersama-sama dengan pasangan bagian dalam agar supaya batu pengikat dapat dipasang dengan sebaik-baiknya. Tinggi pasangan batu maksimum 1.50 m perhari untuk menghindari keruntuhan. 5. Batu-batu



dipilih dan diletakkan dengan hati-hati sehingga tebalnya



adukan tidak kurang dari rata-rata 10 mm. 6. Tembok-tembok



penahan,



pasangan



miring



dilengkapi



dengan



sulingsuling. Suling-suling dibuat dari pipa PVC dengan diameter 50 mm dan paling tidak 1 (satu) buah untuk setiap 2 m2 permukaan. Setiap ujung pemasukan dari suling-suling



dilengkapi dengan saringan yang terbuat



dari kerikil dan pasir serta pada bagian terluar ditutup dengan ijuk, semua biaya penyediaan bahan dan pemasangan suling-suling sudah termasuk dalam harga satuan pekerjaan pasangan batu. 7. Dalam membangun pekerjaan pasangan batu pada cuaca yang tidak menguntungkan dan dalam melindungi serta merawat pekerjaan yang telah selesai. Penyedia Jasa



memenuhi persyaratan-persyaratan yang



sama seperti yang ditentukan untuk beton. d. Pengukuran dan Pembayaran. Pengukuran dan pembayaran pekerjaan pasangan batu dilakukan atas volume pasangan batu hanya menurut garis-garis seperti yang ditunjukkan dalam gambar pelaksanaan atau ditentukan oleh Direksi Teknis secara tertulis meliputi pekerjaan penyediaan dan pengangkutan bahan, pemasangan batu kali serta pemasangan weep hole, dengan harga satuanpekerjaan per meter kubik (m3) seperti yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga.



Plesteran dan Siaran a. Lingkup Pekerjaan. 1. Yang dimaksud Pekerjaan Plesteran dan Siaran meliputi pekerjaan persiapan, penyediaan dan pengangkutan bahan, pencampuran adukan mortar dan pengerjaannya, pemasangan Plesteran dan Siaran serta perawatan. 2. Pekerjaan Plesteran dan Siaran



dibuat seperti yang ditetapkan pada



gambar rencana atau seperti yang ditunjukan oleh Direksi. b. Bahan dan Material 1. Pasir yang dipergunakan untuk pembuatan adukan pasir yang baik, tajam, keras, tidak mengandung kerikil yang keropos dan tanah liat. Pasir yang akan dipergunakan dan tempat pengambilannya terlebih dahulu mendapat persetujuan Direksi. 2. Air yang akan dipergunakan untuk mengaduk campuran semen pasir, air bersih yang bebas dari lumpur, bahan organik, asam, kandungan garam dan kotoran-kotoran lain. Air yang akan dipergunakan dan tempat pengambilannya terlebih dahulu mendapat persetujuan Direksi. c. Pekerjaan Plesteran dan Siaran 1. Dalam pelaksanaan pekerjaan pembuatan plesteran, perbandingan campuran yang dipakai adalah 1:3 yaitu 1 bagian semen Portland (PC) dan 3 bagian pasir serta air secukupnya. Sedangkan untuk pembuatan siaran, perbandingan campuran yang dipakai adalah 1:2 yaitu 1 bagian semen Portland (PC) dan 2 bagian pasir serta air secukupnya, sehingga dapat menghasilkan campuran yang padat dan siap untuk dipergunakan. Untuk setiap 1 m2 Plesteran jika tidak ditentukan lain mengandung sekurang-kurangnya : 7,76 kg PC dan mengandung 0,030 m3 pasir. Untuk setiap 1 m2 Siaran mengandung sekurang-kurangnya : 6,34 kg PC dan mengandung 0,012 m3 pasir. Khusus untuk pekerjaan siaran dapat dibagi atas : a. Siaran Tenggelam (masuk ke dalam + 1,5 cm). b. Siaran Rata (rata dengan muka batu). c. Siaran Timbul (timbul tebal 1 cm lebar 2 cm), kecuali ditentukan lain.



2. Cara mencampur mortar dan alat yang akan digunakan terlebih dahulu dimintakan persetujuan Direksi, jumlah masing-masing bagian semen dan pasir sesuai dengan yang ditetapkan. 3. Pekerjaan Plesteran dikerjakan satu lapis sampai jumlah ketebalan 1,5 cm dan kemudian dihaluskan dengan air semen. Dan pada pekerjaan siaran semua bidang sambungan diantara batu muka dikorek sebelum ditutup dengan adukan, permukaan



dibersihkan dengan memakai kawat dan



dibasahi. 4. Sebelum diplester atau disiar semua permukaan



dibersihkan dulu dari



segala macam kotoran. d. Pengukuran dan Pembayaran. Pengukuran dan pembayaran pekerjaan plesteran maupun pekerjaan siaran dilakukan atas volume yang terpasang dan disetujui Direksi, dengan harga satuan pekerjaan per meter persegi (m2) seperti yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga. Pekerjaan Urugan Tanah 1) Lingkup Pekerjaan Pekerjaan urugan yang dimaksud dalam pekerjaan ini yaitu pekerjaan urugan tanah kembali yang menggunakan tanah dari hasil galian dan dipadatkan dengan alat pemadat di sekitar bangunan sesuai dengan gambar rencana dan petunjuk dari Direksi. 2) Timbunan Tanah Dipadatkan a. Apabila dalam material tanah timbunan terdapat gumpalan-gumpalan atau bongkahan-bongkahan tanah, maka terlebih dahulu dipecah dengan cakram atau penggaruk. b. Tanah timbunan ditimbunkan ke lokasi sesuai rencana pada pada gambar pelaksanaan, lapis demi lapis dengan tebal maksimum 15 cm dan dipadatkan dengan Alat pemadat minimum sebanyak 5 (lima) lintasan sehingga dicapai kepadatan sesuai rencana. c. Apabila dalam pelaksanaan pemadatan terjadi kerusakan pada bangunan, maka diperbaiki, oleh Kami selaku Penyedia Jasa.



BAB. IV URAIAN PEKERJAAN PENUNJANG



Untuk Penunjang Pekerjaan Utama maka kami akan membuat semua kegiatan dapat berjalan lancer sesuai dengan waktu pelaksanaan dan tepat mutu serta tepat guna dan dapat berjalan dengan efektif. Demi kelancaran pelaksanaan maka program yang akan dilaksanakan 1. Rapat Pra Konstruksi ( Pre Construction Meeting ) Setelah SPMK terbit, dilaksanakan



rapat pra konstruksi ( PCM ) antara



pengguna jasa beserta direksi dengan penyedia jasa beserta Tenaga yang akan ditempatkan di lapangan. Dalam PCM akan disepakati dan dibahas masalah-masalah : a. Organisasi kerja lapangan; b. Tata cara pengaturan pekerjaan; c. Jadwal pelaksanaan pekerjaan; d. Jadwal pengadaan bahan, alat dan Tenaga; e. Penyusunan rencana pemeriksaan lokasi pekerjaan; f.



Sosialisasi kepada masyarakat petani pengguna (P3A), aparat setempat dan Instansi terkait;



g. Program mutu. Waktu yang dibutuhkan : 1 hari.



2. Sosialisasi. Setelah PCM, selanjutnya dilakukan sosialisasi kepada masyarakat pengguna air



( P3A ) disekitar lokasi, aparat setempat dan Instansi terkait, yang



maksudnya adalah untuk memberikan informasi bahwa akan ada kegiatan didaerahnya.



Dalam rapat sosialisasi ini dijelaskan maksud , tujuan dan



sasaran dari pekerjaan yang akan dilakukan. Dalam hal ini perlu disepakati mengenai tata cara pengaturan air selama pelaksanaan pekerjaan, jalan masuk bahan dan alat dengan mempertimbangkan saran – saran dari peserta rapat sosialisasi untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan. Kemudian dibuat berita acara sosialisasi yang ditandatangani bersama. Waktu yang dibutuhkan : 1 hari.



3. Papan Nama Kegiatan. Papan Nama Kegiatan mempunyai fungsi sebagai sarana memberikan informasi kepada masyarakat luas.



Papan Nama Kegiatan



ini dibuat dari



banner dengan ukuran sesuai petunjuk Direksi, ditempel pada rangka kayu dan ditopang 2 batang kayu kaso (5/7) kelas II dengan tinggi 250 cm dari permukaan tanah dan dicat dasar warna biru dan huruf cetak berwarna putih dan diisi mengenai lingkup kegiatan yang akan dilaksanakan sesuai petunjuk direksi, antara lain : a. Nama Pengguna Jasa; b. Nama Pekerjaan; c. Nilai kontrak; d. Sumber dana; e. Jangka waktu pelaksanaan, tanggal mulai dan selesainya pekerjaan; f.



Nama kontraktor sebagai pelaksana pekerjaan.



Papan nama kegiatan ini di cor kedalam tanah dan dipasang ditempat yang strategis dan mudah dilihat oleh masyarakat sesuai petunjuk direksi. Waktu yang dibutuhkan : 3 hari. Alat : Linggis, cangkul, kwas, palu, sendok tembok dan alat pertukangan lainnya. 4. Dokumentasi dengan Menggunakan Drone (0%, 50% dan 100%). Pada setiap pelaksanaan pekerjaan dilakukan dokumentasi, yaitu : a. Kondisi 0 %; b. Kondisi 50 %’ c. Kondisi 100 %. Posisi pada saat pengambilan dokumentasi, akan diambil dari posisi yang sama pada ketiga kondisi tersebut diatas agar nampak perbedaannya. Rencana waktu : a. Kondisi 0 % = 2 hari; b. Kondisi 50 % = Selama palaksanaan pekerjaan; c. Kondisi 100 %. = 2 hari..



5. Pengukuran kembali (uitzet). Pelaksanaan pekerjaan ini dilakukan sebagai berikut : a. MC 0 %; b. MC 100 %. Sedangkan pengukuran selama pelaksanaan pekerjaan dilakukan sesuai kebutuhan. Sebelum pekerjaan konstruksi bangunan dan saluran dimulai , dilakukan pekerjaan pengukuran MC 0 % ( situasi, potongan memanjang dan melintang ), dalam hal ini pemasangan patok dilakukan sesuai gambar rencana atau sesuai kebutuhan lapangan agar dapat memberikan gambaran yang jelas tentang kondisi existing bangunan dan saluran untuk memudahkan dalam pelaksanaan pekerjaan. Pada pengukuran ini juga akan ditentukan titik-titik elevasi ( patok tetap ) yang diikatkan pada patok BM terdekat, dimensi dan arah yang akan dipakai sebagai acuan untuk menentukan kedalaman galian,



ketinggian



pasangan/bangunan. Semua kegiatan ini harus mendapat persetujuan dari direksi. Hasil MC 0 % ini kemudian digambar /diplot di gambar rencana dan dihitung volumenya untuk mencocokan dengan volume yang ada dalam kontrak. Apabila ada perbedaan yang cukup berpengaruh dengan volume kontrak, maka akan diusulkan untuk diadendum. Gambar dan volume hasil MC. 0 % ini setelah mendapat persetujuan pengguna jasa merupakan gambar pelaksanaan yang digunakan sebagai acuan pelaksanaan pekerjaan. Pengukuran pada tahap pekerjaan selesai atau MC. 100 % pada prinsipnya sama dengan MC. 0 %, hanya fisik lapangannya sudah 100 % selesai dikerjakan. Gambar dan hasil pehitungan volume MC. 100 % ini yang akan dijadikan dasar perhitungan pembayaran terakhir ke kontraktor. Waktu yang dibutuhkan : a. MC 0 % = 7 hari; b



Sedang pelaksanaan = sesuai kebutuhan, dan;



c. MC 100 % = 7 hari. Alat : Waterpass = 1 unit, Theodolite = 1 unit dan Rambu ukur = 2 buah, dan Meteran 50 m = 1 buah.



6. Mobilisasi dan Demobilisasi. Bersamaan dengan kegiatan papan nama pekerjaan dan pengukuran MC 0 %, kami akan melakukan mobilisasi Personil, Bahan dan Alat.



Personil 1. Site Manager



: 1 orang ;



2. Pelaksana Bangunan



: 2 orang ;



3. Surveyor/Juru Ukur



: 1 orang ;



4. Juru Gambar



: 1 orang ;



5. Administrasi



: 1 orang ;



6. Petugas K3



: 1 orang ;



Bahan 1



Tanah urug



2



Batu belah



3



Pasir Pasang



4



Kerikil



5



Tanah



6



Multiflex 12 mm



7



Papan 3/20 cm kayu kelas II



8



Kaso 5/7 cm



9



Bambu Ø 8-10 cm



10 Kayu Dolken Ø 8-10 cm 11 Paku 5 cm dan 7 cm 12 Besi Beton (polos/ulir) 13 Besi strip tebal 5 mm 14 Kawat Beton 15 Semen Portland ( 50 kg ) 16 Semen Portland 17 Minyak bekisting 18 Air 19 Karung plastik/bagor/goni 20 Tali rapia / plastik 21 Pipa PVC Ø 2" 22 Ijuk 23 Solar



Bahan yang harus disetujui dahulu oleh direksi sebelum mengasih contoh untuk minta persetujuan, sebelum bahan – bahan tersebut didatangkan ke lokasi pekerjaan.



Alat : Molen Stamper Tripod Alat pancang + hammer Pompa air



2 2 1 1 2



unit unit unit unit unit



7. Penyediaan Direksi Keet/ Barak Kerja. Untuk



menunjang



membuat/menyewa



kelancaran rumah



untuk



pelaksanaan kantor



pekerjaan



direksi



penyimpanan bahan di lokasi terdekat ke pekerjaan.



dan



kami



gudang



akan tempat



BAB VI PENUTUP Metoda pelaksanaan yang telah diuraikan diatas adalah merupakan interprestasi dari Pekerjaan tersebut diatas tentunya membutuhkan suatu tim kerja yang handal dan solid terutama menyangkut koordinasi dan kerjasama. Tetapi hal inipun perlu didukung oleh aspek-aspek lain antara lain kemudahan mobilisasi kelokasi pekerjaan, pelaksanaan yang memadai, tingkat teknologi pembangunan yang digunakan, birokrasi yang tidak menghambat dan waktu pelaksanaan yang cukup. Pembuatan metoda ini kami buat dengan segenap kesungguhan dan kemampuan yang kami miliki dengan menerapkan sistem kerja sesuai dengan pengalaman yang telah kami laksanakan sebelumnya, dan allhamdulillah menghasilkan pekerjaan yang baik dari segi kualitas maupun kuantitas sesuai dengan keinginan semua pihak.