Metode Pelaksanaan Aspal [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

METODE PELAKSANAAN Nama Kegiatan : Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan (DAK) Nama Paket : Peningkatan Struktur Ruas Jalan Cot Matang Anoe (287) Tahap III Kec.Seunudon Lokasi : :Kecamatan Seunuddon Provinsi/Kab : Aceh/Aceh Utara



Kafiraton



A. RUANG LINGKUP PEKERJAAN PEKERJAAN.. Skope pekerjaan paket Peningkatan Struktur Ruas Jalan Cot Kafiraton Matang Anoe (287) Tahap III Kec.Seunudon Skope pekerjaan pada paket ini pada prinsipnya adalah pekerjaan peningkatan dari kondisi yang ada pada saat ini. Item-item pekerjaan pokok yang harus dikerjakan dapat dirinci sebagai berikut. Adapun item-item pekerjaan pokok yang harus dikerjakan dapat dirinci sebagai berikut : Pekerjaan galian biasa; Pekerjaan timbunan pilihan; Pekerjaan penyiapan badan jalan; Pekerjaan lapis pondasi agregat kelas “B” (bahu jalan); Pekerjaan lapis resap pengikat; Pekerjaan lapis pondasi agregat kelas “A” (perkerasan berbutir); Pekerjaan lapis pondasi agregat kelas “B” (perkerasan berbutir); Pekerjaan lapis resap pengikat - aspal cair; Pekerjaan lapis perekat – aspal cair; Pekerjaan laston lapis antara (AC-BC) (gradasi halus/kasar); Pekerjaan beton mutu sedang dengan fc’=20 Mpa ; Pekerjaan baja tulangan U 24 polos; Pekerjaan pasangan batu; Sesuai yang telah ditetapkan pada dokumen lelang bahwa pekerjaan paket ini harus diselesaikan dalam jangka waktu 180 (Seratus Delapan Puluh Hari) hari kalender. Hal ini hanya akan dicapai jika pihak penyedia jasa mampu menerapkan strategi dan langkah-langkah kerja yang cepat, tepat dan akurat. Untuk mencapai hal tersebut, strategi awal yang akan kami lakukan antara lain; 1) Dalam waktu 7 hari setelah penandatangan kontrak, penyedia jasa akan meminta kepada pemilik untuk melaksanakan Rapat Pra Pelaksanaan (Pre Construction Meeting) yang dihadiri pemilik/direksi, wakil direksi



METODE PELAKSANAAN (bila ada) dan konsultan supervisi untuk membahas semua hal baik yang teknis maupun yang non teknis dalam proyek ini. 2) Dalam waktu 14 hari setelah Rapat Pra Pelaksanaan, kami akan menyerahkan Program Mobilisasi (termasuk program perkuatan jembatan, bila ada) dan Jadwal Kemajuan Pelaksanaan kepada Direksi Pekerjaan untuk dimintakan persetujuannya. 3) Program mobilisasi akan menetapkan waktu untuk semua kegiatan mobilisasi yang tercantum pada lampiran 2 penawaran (daftar pekerjaan mobilisasi) dan akan mencakup informasi tambahan berikut : a) Lokasi base camp kontraktor dengan denah lokasi umum dan denah detail di lapangan yang menunjukkan lokasi kantor kontraktor, bengkel, gudang, mesin pemecah batu dan instalasi pencampur aspal, serta laboratorium. b) Jadwal pengiriman peralatan yang menunjukkan lokasi asal dari semua peralatan yang tercantum dalam Daftar Peralatan yang diusulkan dalam Penawaran, bersama dengan usulan cara pengangkutan dan jadwal kedatangan peralatan di lapangan. c) Setiap perubahan pada peralatan maupun personil yang diusulkan dalam Penawaran akan diajukan untuk memperoleh persetujuan dari Direski Pekerjaan. d) Suatu daftar detail yang menunjukkan struktur yang memerlukan perkuatan agar aman dilewati alat-alat berat, usulan metodologi pelaksanaan dan jadwal tanggal mulai dan tanggal selesai untuk perkuatan setiap struktur. e) Suatu jadwal kemajuan yang lengkap dalam format bagan balok (bar chart) yang menunjukkan tiap kegiatan mobilisasi utama dan suatu kurva kemajuan untuk menyatakan persentase kemajuan mobilisasi.



B. METODE KERJA. 1.Divisi - I, Umum. Yang termasuk ke dalam tahap pekerjaan Divisi I, adalah : 1. Penyediaan tanah sewa untuk lokasi Base Camp (500 M2); 2. Pengadaan bangunan Base Camp, antara lain : - kantor (18 M2);



METODE PELAKSANAAN



3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 1.1



- barak (30 M2); - gudang (100 M2). Pengadaan fasilitas laboratorium (ruang laboratorium, peralatan dan layanan); Pekerjaan administrasi (dokumentasi dan pelaporan); Survey dan pengukuran awal; Penyiapan gambar shop drawing dan asbuilt drawing (review design jika perlu); Proses perizinan mutu material dari quarry; Pembuatan papan nama kegiatan (1 buah); dan Mobilisasi dan demobilisasi peralatan dan personil. Pengadaan tanah sewa dan bangunan Base Camp.



Pada awal masa kontrak, penyedia jasa segera akan menyediakan lahan lokasi Base Camp dengan cara menyewa atau membeli lahan yang tidak produktif dari penduduk sekitar lokasi pekerjaan. Selanjutnya pada areal yang telah ada tersebut akan segera dibangun unit Base Camp dengan karakteristik dan persyaratan sebagai berikut : a) Kantor dan fasilitasnya akan ditempatkan sesuai dengan lokasi umum dan denah lapangan yang telah disetujui dan merupakan bagian dari program mobilisasi seperti dirinci dalam uraian di atas, di mana penempatannya akan diusahakan sedekat mungkin dengan daerah kerja (site) dan telah mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan. b) Bangunan untuk kantor dan fasilitasnya akan ditempatkan sedemikian rupa sehingga terbebas dari polusi yang dihasilkan oleh kegiatan pelaksanaan. c) Bangunan yang dibuat akan diharuskan mempunyai kekuatan struktural yang baik, tahan cuaca, dan elevasi lantai yang lebih tinggi dari tanah di sekitarnya. d) Bangunan untuk penyimpanan bahan akan dan harus diberi bahan pelindung yang cocok sehingga bahan-bahan yang disimpan tidak akan mengalami kerusakan. e) Kantor lapangan dan gudang sementara akan didirikan di atas pondasi yang mantap dan dilengkapi dengan penghubung dengan untuk pelayanan utilitas. f) Bahan, peralatan dan perlengkapan yang digunakan untuk bangunan akan dibeli baru atau bekas pakai namun tetap dapat berfungsi, cocok dengan maksud pemakaiannya dan tidak bertentangan dengan perundang-undangan dan peraturan yang berlaku.



METODE PELAKSANAAN g)



h)



1.2



Lahan untuk kantor lapangan dan semacamnya akan ditimbun dan diratakan sehingga layak untuk ditempati bangunan, bebas dari genangan air, diberi pagar keliling, dan dilengkapi minimum dengan jalan masuk dari kerikil serta tempat parkir. Kami juga akan menyediakan alat pemadam kebakaran dan kebutuhan P3K yang memadai di seluruh barak, kantor, gudang dan bengkel. Pengadaan fasilitas laboratorium.



Penyedia jasa sebagaimana disyaratkan dalam kontrak, akan menyediakan tempat kerja, bahan, fasilitas, pekerja, pelayanan dan pekerjaan lainnya yang diperlukan untuk pelaksanaan pengujian yang diperlukan. Dalam hal mana penyedia jasa di bawah perintah dan pengawasan Direksi Pekerjaan akan melakukan semua pengujian sehubungan dengan pengendalian mutu bahan, campuran dan bahan yang diproses untuk menjamin bahwa bahan-bahan tersebut memenuhi mutu bahan, kepadatan dari pemadatan. Pengadaan fasilitas laboratorium ini dijadwalkan paling lambat dalam waktu 20 – 25 hari kalender sudah dapat dioperasikan.



1.3



Administrasi dan pelaporan.



Untuk menunjang pelaksanaan konstruksi akan dibutuhkan pula pekerjaan administrasi lainnya seperti; surat-surat izin kerja (request for works), buku laporan harian, mingguan dan bulanan. Form-form untuk laporan ini akan segera dipersiapkan dengan membuat barang cetakan sesuai dengan format yang diminta oleh Direksi Lapangan. Untuk pelaksanaan dokumentasi secara visual dalam bentuk photophoto pelaksanaan akan segera dipersiapkan dengan menyiapkan beberapa buah album photo dan photo camera yang senantiasa siap apabila sewaktu-waktu diperlukan. Pengambilan gambar dokumentasi ini terutama akan difokuskan pada setiap elemen bangunan dalam kondisi minimal tiga tahapan, yaitu saat sebelum dikerjakan, sedang dikerjakan dan sesudah dikerjakan (purnalaksana).



METODE PELAKSANAAN



1.4



Pelaksanaan survey / pengukuran awal.



Pelakanaan survey/pengukuran awal dilakukan untuk menyesuaikan rencana gambar kontrak (gambar kerja) dengan keadaan aktual di lapangan. Hasil data ukur dilaporkan ke direksi, kemudian dilakukan tahapan revisi design sebagai acuan pelaksanaan proyek apabila memang diperlukan. Pekerjaan survey/pengukuran awal mencakup : Pengukuran geometrik jalan lama seperti ; pengukuran elevasi profil melintang dan memanjang, survey kekuatan dari perkerasan existing, survey sistem drainase yang ada, survey lokasi pembuatan TPT, jembatan-jembatan/box culvert existing dan lain-lain. 1.5 Penyiapan diperlukan).



gambar



shop



drawing



(review



design



jika



Akan segera dilaksanakan pada periode pekerjaan persiapan. Hasil pengukuran awal yang meliputi pengukuran situasi/polygon dan pengukuran profil melintang/memanjang sesuai data lapangan (kondisi pra-pelaksanaan), selanjutnya diolah dan dituangkan menjadi gambar existing lapangan. Selanjutnya pada gambar tersebut akan diplot gambar rencana yang sudah ada (gambar kontrak). Hal ini sangat diperlukan mengingat kondisi pada saat dilakukan perencanaan biasa saja tidak relevan lagi dengan keadaan lapangan saat ini. Apabila hal ini terjadi, maka dengan mengacu pada kedua gambar tersebut akan dibuat usulan revisi gambar rencana (review design) yang akan dikonsultasikan ke direksi teknik/lapangan untuk disepakati sebagai gambar “Construction Drawing”. 1.6



Proses perizinan mutu material dari quarry.



Pada periode pekerjaan persiapan ini akan dicari pula lokasi quarry. Contoh material (sample) akan diambil dari quarry tersebut kemudian dilakukan pengetesan / uji laboratorium untuk mengetahui mutunya. Apabila memang hasilnya memenuhi persyaratan mutu sesuai spesifikasi, maka lokasi tersebut akan diajukan untuk mendapatkan persetujuan pihak direksi / wakil pemilik pekerjaan. Jika dipandang perlu dengan pertimbangan untuk kemudahan dan kelancaran pemenuhan kebutuhan terhadap material tersebut, penyedia jasa akan menyediakan lahan untuk lokasi penimbunan sementara pada titik lokasi yang paling efisien dari lokasi pekerjaan.



METODE PELAKSANAAN Hal ini ditujukan sebagai antisipasi untuk menghindari tersendatnya pemasokan material jika didatangkan langsung dari quarry pada saat pekerjaan sedang dilaksanakan. Jika memang diperlukan, lokasi quarry akan diusahakan dari beberapa titik lokasi yang strategis atas persetujuan direksi / wakil pemilik pekerjaan. 1.7



Pembuatan papan nama proyek.



Pada periode pekerjaan persiapan ini juga akan segera dibuat papan nama proyek sebanyak satu buah yang akan dipasang pada titik awal lokasi pekerjaan. Papan nama akan memuat informasi-informasi pekerjaan termasuk jumlah biaya dan sumber dana agar secara transparan dapat diketahui oleh masyarakat luas. Paling lambat dalam waktu empat minggu papan nama ini sudah terpasang. 1.8



Mobilisasi peralatan dan personil.



Mobilisasi personil inti untuk pelaksanaan pekerjaan akan dilaksanakan sebelum dimulainya proses pekerjaan persiapan (setelah terlebih dahulu menyewa bangunan mess sementara). Hal ini dimaksudkan antara lain untuk melaksanakan pekerjaan persiapan, membuat detail rencana pelaksanakan, orientasi/identifikasi lapangan sekaligus koordinasi dengan direksi atau pemilik pekerjaan. Hal ini dimaksudkan agar waktu pelaksanaan pekerjaan dapat lebih efektif dengan mengetahui kondisi lapangan sedini mungkin hingga lebih memungkinkan untuk memilih metode pelaksanaan yang paling efektif dalam menyelesaikan pekerjaan secara keseluruhan. Untuk pekerjaan mobilisasi AMP, unit stone crusher dan alat-alat berat lainnya, akan dimobilisasi dengan angkutan darat dari Gudang ke lokasi pekerjaan. Pada masa pelaksanaannya nanti setiap peralatan akan dimobilisasi ke lapangan secara bertahap sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan efisiensi biaya, efisiensi area penempatan alat di lapangan dan efisiensi segi pengamanannya selama peralatan berada di lokasi proyek. Untuk konkritnya setiap unit peralatan direncanakan akan sudah berada di lapangan paling lambat 1 – 2 hari sebelum pekerjaan yang berhubungan dengan alat tersebut dilaksanakan.



METODE PELAKSANAAN



2.Divisi – III, Pekerjaan Tanah Yang termasuk pekerjaan tanah yaitu ; galian biasa, timbunan biasa, timbunan pilihan dan penyiapan badan jalan. 2.1 Galian Struktur . Galian biasa disini dimaksudkan untuk galian pelebaran badan jalan (widening) pada sepanjang bahu jalan yang membutuhkan pelebaran. Pekerjaan galian biasa ini akan dilakukan dengan menggunakan1 unit excavator dalam hal mana hasil galiannya akan diangkut dan dibuang menggunakan dump truck ke lokasi-lokasi pembuangan yang disetujui Direksi Lapangan. Semua lokasi galian yang sudah terbuka pada bahu jalan akan diberi rambu peringatan dan penghalang (barikade) yang cukup untuk mencegah terjadinya kecelakaan dan akan diberi rambu tambahan pada malam hari berupa drum yang dicat putih (atau yang sejenis) beserta lampu merah atau kuning guna menjamin keselamatan para pengguna jalan. ilustrasi proses “galian biasa” widening diperlihatkan sebagai berikut :  



elev. subgrade pascapenggalian



elev. subgrade sblm penggalian



2.2 Timbunan pilihan. Timbunan yang dimaksud dalam seksi ini, yaitu jenis timbunan pilihan. Timbunan pilihan akan digunakan sebagai lapis penopang (capping layer) untuk meningkatkan daya dukung tanah dasar, juga digunakan di daerah saluran air dan lokasi serupa dimana bahan yang plastis sulit dipadatkan dengan baik. Timbunan pilihan dapat juga digunakan untuk stabilisasi lereng atau pekerjaan pelebaran timbunan jika diperlukan



METODE PELAKSANAAN lereng yang lebih curam karena keterbatasan ruangan, dan untuk pekerjaan timbunan lainnya dimana kekuatan timbunan adalah faktor yang kritis. Timbunan pilihan di atas tanah rawa akan digunakan jika melintasi daerah yang rendah dan selalu tergenang oleh air, yang menurut pendapat Direksi Pekerjaan tidak dapat dialirkan atau dikeringkan. Material timbunan pilihan akan dicari dengan komposisi bahan terdiri dari tanah berbutir atau mengandung batuan yang memenuhi semua ketentuan spesifikasi. Dan sebagai tambahan harus memiliki sifat-sifat tertentu yang tergantung dari maksud penggunaannya. Dalam segala hal, seluruh bahan timbunan pilihan bila diuji sesuai dengan SNI 03-17441989, memiliki CBR paling sedikit 10 % setelah 4 hari perendaman bila dipadatkan sampai 100.% kepadatan kering maksimum sesuai dengan SNI 03-1742-1989. Pekerjaan timbunan pilihan akan dilakukan dengan mengangkut material dari luar lokasi (quarry) menggunakan beberapa unit armada dump truck. Material pilihan yang sudah sampai di lapangan akan ditumpuk-tumpuk sesuai kebutuhan pada titik lokasi pekerjaan, selanjutnya dihamparkan dan diratakan dengan motor grader untuk kemudian dipadatkan menggunakan vibratory roller yang disertai dengan pembasahan dengan menggunakan water tanker. Seluruh permukaan akhir timbunan yang terekspos akan dibuat cukup rata dan memiliki kelandaian yang cukup untuk menjamin aliran air permukaan yang bebas. Jika tebal lapisan timbunan lebih dari 20 cm, maka dalam proses pelaksanaannya akan dilakukan lapis demi lapis dengan ketebalan tiap lapisannya setelah padat maksimum 20 cm. Pekerjaan pemadatan dilakukan secara overlapping paling sedikit setengah dari lebar unit penggilas. ilustrasi proses “timbunan pilihan” diperlihatkan sebagai berikut :



METODE PELAKSANAAN



2.3 Penyiapan badan jalan. Pekerjaan penyiapan badan jalan akan dilaksanakan setelah pekerjaan galian tanah pada pelebaran dan pembentukan badan jalan.. Pekerjaan ini terdiri dari perataan tanah dasar dengan motor grader berikut proses pemadatannya menggunakan vibratory roller dan water tanker. Syarat kepadatan harus memenuhi tes CBR seperti yang disyaratkan dalam spesifikasi teknis. Proses pelaksanaan untuk pekerjaan ini dapat dilihat gambar ilustrasi proses pelaksanaan di bawah ini.



ilustrasi proses “penyiapan badan jalan” diperlihatkan sebagai berikut :



  elev. subgrade sedang proses pemadatan



3.Divisi - IV, Pelebaran, Perkerasan dan Bahu Jalan Yang termasuk pekerjaan pelebaran perkerasan dan bahu jalan adalah pekerjaan lapis pondasi agregat kelas B dan Lapis Resap pengikat.



METODE PELAKSANAAN 3.1 Lapis Pondasi Agregat Klas B Pemasokan material ; Material yang digunakan adalah agregat kelas B dengan spesifikasi gradasi agregat lolos ayakan 2 inch (50 mm), indeks plastisitas 0 – 10, nilai CBR minimal 60%. Pasokan material untuk agregat berupa gravel didatangkan dari quarry. Pemrosesan ; Pemrosesan agregat dilakukan dengan terlebih dahulu memecah batu (gravel) oleh stone crusher. Selanjutnya dilakukan proses blanding menggunakan wheel loader dengan sifat-sifat material sesuai dengan SNI 03-2417-1990, SNI 03-1966-1990, SNI 03-1967-1990, SNI 03-17441989 dan SK SNI M-01-1994-03 atau komposisi lain (job mix formula) yang disetujui pemilik proyek, dibuktikan dengan bukti pengujian dari badan atau laboratorium yang ditunjuk direksi. Pengangkutan ; Material LPB yang sudah memenuhi persyaratan spesifikasi di Base Camp selanjutnya diangkut menggunakan dump truck ke lokasi pekerjaan. Untuk pekerjaan memuat material ke dalam dump truck menggunakan wheel loader. Proses pengangkutan ini akan disesuaikan dengan jadwal pelaksanaan LPB (bahu) di lapangan. Penghamparan ; Timbunan material (agregat kelas B) yang sudah berada di lokasi pekerjaan dihamparkan dengan menggunakan motor grader dengan ketebalan, kelandaian dan lebar hamparan sesuai dengan gambar kerja. Tebal hamparan direncanakan sedemikian rupa agar setelah proses pemadatan dipastikan ketebalannya mencapai 15 cm. Pembasahan ; Setelah dilakukan penghamparan material, sebelum dan saat pemadatan material dilakukan pembasahan dengan menggunakan water tanker. Hal ini bertujuan agar terjadi pengendapan padat pada penghamparan material secara menyeluruh disetiap permukaan lapisan. Pemadatan ; Pemadatan agregat dilakukan dengan menggunakan tandem roller dengan LEP (Lintas Ekuivalen Permulaan) disesuaikan dengan kelas



METODE PELAKSANAAN jalan rencana. Lintasan pemadatan dilakukan dari trase jalan yang rendah menuju yang tinggi dengan nilai CBR minimal 60%. Pekerjaan LPB untuk bahu jalan ini akan dilaksanakan setelah pekerjaan perkerasan berbutir selesai dilaksanakan. ilustrasi proses pekerjaan “Base B” diperlihatkan sebagai berikut :



3.2



Lapis resap pengikat;



Material untuk lapis resap pengikat dan lapis perekat adalah menggunakan aspal cair reaksi sedang (medium setting) atau reaksi lambat (slow setting) dengan residu kurang dari 50 % dan penetrasi aspal kurang dari 80/100, atau aspal semen pen 80/100, pen 60/70 yang memenuhi AASHTO M20 dicairkan dengan kerosene perbandingan 80 bagian minyak per 100 bagian aspal semen. Tahapan pelaksanaan pekerjaan ; - Pengajuan contoh aspal untuk bahan lapis resap pengikat dan lapis perekat akan dilengkapi dengan sertifikat dan hasil uji laboratorium; - Data kalibrasi dari meteran pengukur untuk pendistribusian aspal meliputi data akurasi dan toleransi ketelitian; - Menyerahkan grafik penyemprotan dan buku pelaksanaan dari distributor aspal; - Mengajukan peralatan dan operator yang terlibat pada pekerjaan ini; - Penyemprotan lapis resap pengikat akan dilaksanakan di atas lapisan pondasi agregat base “A”;Penyemprotan lapis peresap akan dilaksanakan diatas Laston AC-BC; - Sebelum penyemprotan, terlebih dahulu akan dilakukan pembersihan atau penyapuan terhadap permukaan base sehingga permukaannya bersih, bebas debu dan kotoran lainnya. Pekerjaan pembersihan ini akan dilaksanakan dengan menggunakan compressor dan jika perlu menggunakan sapu lidi;



METODE PELAKSANAAN - Pekerjaaan lapis resap pengikat menggunakan alat tanki aspal dengan alat pemanas dan asphalt sprayer. Ilustrasi proses pekerjaan Lapis Resap Pengikat diperlihatkan sebagai berikut :



4.Divisi - V, Pekerjaan Perkerasan Berbutir Pekerjaaan ini meliputi pekerjaan lapis pondasi agregat klas A dan pondasi agregat kelas B. 4.1



Lapis pondasi Kelas A.



Pemasokan Material ; Material yang digunakan adalah agregat kelas A dengan spesifikasi gradasi agregat yang lolos ayakan 1,5 inch (37,5 mm), abrasi agregat kasar 0 - 40%, bertekstur keras, indeks plastisitas 0 – 6, nilai CBR minimal 90%. Pasokan agregat didatangkan dari Stone Crusher dengan material untuk agregat berupa gravel didatangkan dari quarry sekitar. Pemrosesan ; Pemrosesan agregat dilakukan dengan terlebih dahulu memecah batu (gravel) oleh stone crusher. Selanjutnya dilakukan proses blanding menggunakan wheel loader dengan sifat-sifat komposisi material sesuai dengan SNI 03-2417-1990, SNI 03-1966-1990, SNI 03-19671990, SNI 03-1744-1989 dan SK SNI M-01-1994-03 atau komposisi lain (job mix formula) yang disetujui pemilik proyek, dibuktikan dengan bukti pengujian dari badan atau laboratorium yang ditunjuk direksi. Pengangkutan ; Material LPA yang sudah memenuhi persyaratan spesifikasi di Base Camp selanjutnya diangkut menggunakan dump truck ke lokasi



METODE PELAKSANAAN pekerjaan. Untuk pekerjaan memuat material ke dalam dump truck menggunakan wheel loader. Proses pengangkutan ini akan disesuaikan dengan jadwal pelaksanaan LPA di lapangan. Penghamparan ; Timbunan material (agregat kelas A) yang sudah berada di lokasi pekerjaan dihamparkan dengan menggunakan motor grader dengan ketebalan, kelandaian dan lebar hamparan sesuai dengan gambar kerja. Tebal hamparan direncanakan sedemikian rupa agar setelah proses pemadatan dipastikan ketebalannya mencapai 15 cm. Pembasahan ; Setelah dilakukan penghamparan material, sebelum dan saat pemadatan material dilakukan pembasahan dengan menggunakan water tanker. Hal ini bertujuan agar terjadi pengendapan padat pada penghamparan material secara menyeluruh disetiap permukaan lapisan. Pemadatan ; Pemadatan agregat dilakukan dengan menggunakan alat vibratory roller kemudian dengan LEP (Lintas Ekuivalen Permulaan) disesuaikan dengan kelas jalan rencana. Proses akhir pekerjaan pemadatan ini adalah dengan menggunakan alat pneumatic tired roller. ilustrasi proses pekerjaan “LPA” diperlihatkan sebagai berikut :







4.2



Lapis pondasi Kelas B.



Pemasokan material ;



METODE PELAKSANAAN Material yang digunakan adalah agregat kelas B dengan spesifikasi gradasi agregat lolos ayakan 2 inch (50 mm), indeks plastisitas 0 – 10, nilai CBR minimal 60%. Pasokan material untuk agregat berupa gravel didatangkan dari quarry sekitar (Aceh Utara). Pemrosesan ; Pemrosesan agregat dilakukan dengan terlebih dahulu memecah batu (gravel) oleh stone crusher. Selanjutnya dilakukan proses blanding menggunakan wheel loader dengan sifat-sifat material sesuai dengan SNI 03-2417-1990, SNI 03-1966-1990, SNI 03-1967-1990, SNI 03-17441989 dan SK SNI M-01-1994-03 atau komposisi lain (job mix formula) yang disetujui pemilik proyek, dibuktikan dengan bukti pengujian dari badan atau laboratorium yang ditunjuk direksi. Pengangkutan ; Material LPB yang sudah memenuhi persyaratan spesifikasi di Base Camp selanjutnya diangkut menggunakan dump truck ke lokasi pekerjaan. Untuk pekerjaan memuat material ke dalam dump truck menggunakan wheel loader. Proses pengangkutan ini akan disesuaikan dengan jadwal pelaksanaan LPB di lapangan. Penghamparan ; Timbunan material (agregat kelas B) yang sudah berada di lokasi pekerjaan dihamparkan dengan menggunakan motor grader dengan ketebalan, kelandaian dan lebar hamparan sesuai dengan gambar kerja. Tebal hamparan direncanakan sedemikian rupa agar setelah proses pemadatan dipastikan ketebalannya mencapai 15 cm. Pembasahan ; Setelah dilakukan penghamparan material, sebelum dan saat pemadatan material dilakukan pembasahan dengan menggunakan water tanker. Hal ini bertujuan agar terjadi pengendapan padat pada penghamparan material secara menyeluruh disetiap permukaan lapisan. Pemadatan ; Pemadatan agregat dilakukan dengan menggunakan tandem roller dengan LEP (Lintas Ekuivalen Permulaan) disesuaikan dengan kelas jalan rencana. ilustrasi proses pekerjaan “LPB” diperlihatkan sebagai berikut :



METODE PELAKSANAAN



 



5.Divisi - VI, Perkerasan Aspal. -



Pekerjaaan ini meliputi : Pekerjaan lapis resap pengikat - aspal cair; Pekerjaan lapis perekat – aspal cair; Pekerjaan laston lapis antara (AC-BC) (gradasi halus/kasar); Pekerjaan bahan anti pengelupasan



ilustrasi proses “Lapis Perekat” diperlihatkan sebagai berikut :



5.1 dan 5.2



Lapis resap pengikat dan Lapis Perekat;



Material untuk lapis resap pengikat dan lapis perekat adalah menggunakan aspal cair reaksi sedang (medium setting) atau reaksi lambat (slow setting) dengan residu kurang dari 50 % dan



METODE PELAKSANAAN penetrasi aspal kurang dari 80/100, atau aspal semen pen 80/100, pen 60/70 yang memenuhi AASHTO M20 dicairkan dengan kerosene perbandingan 80 bagian minyak per 100 bagian aspal semen. Tahapan pelaksanaan pekerjaan ; - Pengajuan contoh aspal untuk bahan lapis resap pengikat dan lapis perekat akan dilengkapi dengan sertifikat dan hasil uji laboratorium; - Data kalibrasi dari meteran pengukur untuk pendistribusian aspal meliputi data akurasi dan toleransi ketelitian; - Menyerahkan grafik penyemprotan dan buku pelaksanaan dari distributor aspal; - Mengajukan peralatan dan operator yang terlibat pada pekerjaan ini; - Penyemprotan lapis resap pengikat akan dilaksanakan di atas lapisan pondasi agregat base “A”;Penyemprotan lapis peresap akan dilaksanakan diatas Laston AC-BC; - Sebelum penyemprotan, terlebih dahulu akan dilakukan pembersihan atau penyapuan terhadap permukaan base sehingga permukaannya bersih, bebas debu dan kotoran lainnya. Pekerjaan pembersihan ini akan dilaksanakan dengan menggunakan compressor dan jika perlu menggunakan sapu lidi; - Pekerjaaan lapis resap pengikat menggunakan alat tanki aspal dengan alat pemanas dan asphalt sprayer. ilustrasi proses pekerjaan Lapis Resap Pengikat diperlihatkan sebagai berikut :



5.3 Laston lapis antara (AC-BC) (gradasi halus/kasar)



METODE PELAKSANAAN Pekerjaan ini dilaksanakan setelah laston lapis pondasi (AC-Base). Tahapan persiapan pelaksanaan ; - Pengajuan contoh aspal untuk bahan lapis antara (AC-BC) akan dilengkapi dengan sertifikat dan hasil uji laboratorium; - Mengajukan jenis material (agregat kasar, agregat halus, filler dan aspal) dan job mix design dilengkapi data pengujian yang sesuai dengan spesifikasi teknis; - Mengajukan daftar peralatan dan operator yang terlibat pada pekerjaan ini; - Persiapan pekerjaan di lapangan dengan mengajukan jadwal/rencana kerja dan penyiapan baik bahan maupun alat dan pekerja yang terlibat dalam pekerjaan laston (AC-BC). Tahapan pelaksanaan kendali mutu ; - Pencampuran benda uji Marshall; - Pemadatan benda uji Marshall; - Suhu pencampuran maksimal di AMP; - Suhu campuran aspal dari AMP ke dump truck; - Suhu saat penghamparan; - Mengambil sample benda uji (core) untuk sisi kanan kiri dengan jarak periodik 100 m atau 200 m sesuai instruksi direksi untuk pengujian ketebalan; - Pengukuran menggunakan mistar lurus (Straight Edge) untuk mengukur tingkat kerataan permukaan; - Dilakukan tes kekuatan lentur perkerasan dengan test bengkleman beam. Tahapan pelaksanaan di lapangan ; Prosedur pengangkutan, yaitu : - Suhu pada saat material hot mix diangkut oleh dump truck ke lapangan harus tetap terjaga dengan cara melakukan penutupan dengan terpal; - Volume material yang diangkut harus disesuaikan dengan kapasitas efektif dump truck agar tidak terjadi hal-hal yang akan mengurangi mutu pekerjaan ataupun rawan terhadap kecelakaan; Prosedur penghamparan, yaitu : - Permukaan yang akan dilapisi laston (AC-BC), kondisi lapis resap pengikatnya masih memenuhi persyaratan untuk penghamparan;



METODE PELAKSANAAN - Keadaan suhu material hot mix masih dalam batas-batas standard yang diizinkan untuk pelaksanaan penghamparan; - Pembuatan acuan tepi sesuai dengan garis dan kemiringan yang sesuai dengan spesifikasi teknis; - Penghamparan dan pembentukan dilakukan dengan asphalt finisher, dimana sepatu (screed) asphalt finisher dipanaskan terlebih dahulu. - Proses penghamparan akan dengan diikuti mesin vibrasi dengan kondisi bak penampung finisher selalu penuh dan temperatur konstan; - Kecepatan alat saat penghamparan senantiasa konstan sehingga tidak akan menyebabkan hamparan koyak, tidak rata dan retak permukaan bisa dihindari.



Prosedur pemadatan, yaitu : - Segera setelah proses penghamparan akan diikuti dengan penggilasan dengan tahapan penggilasan awal, penggilasan antara dan penggilasan akhir; - Penggilasan awal menggunakan tandem roller dengan penggilasan minimal 2 kali; - Penggilasan antara menggunakan Pneumetic Tire Roller sedekat mungkin dengan penggilasan awal; - Penggilasan akhir menggunakan Tandem Roller tanpa penggetar; - Kecepatan alat penggilas tidak boleh lebih dari 4 km/jam untuk roda baja dan tidak lebih dari 10 km/jam untuk roda karet; - Roda penggilas harus selalu dibasahi sehingga tidak terjadi pelekatan campuran aspal dengan roda;



METODE PELAKSANAAN - Kepadatan yang disyaratkan tidak lebih kurang dari 97% (Job Standart Density), kemudian pengambilan sample uji inti (Core) dilapangan dan dibawa ke laboratorium (kepadatan campuran kerja = Job Mix Density) dan hasilnya dilaporkan ke Direksi untuk setiap 100 m pemadatan; - Baik persiapan pekerjaan, pelaksanaan maupun hasil akhir diinspeksi direksi dan dibuatkan Berita Acara Penerimaan Pekerjaan ini; Ilustrasi proses pekerjaan lapis pengikat aspal beton (AC-BC) diperlihatkan sebagai berikut :



6.Divisi - VII, Pekerjaan Struktur. Terdiri dari pekerjaan-pekerjaan beton mutu sedang dengan fc’=20 Mpa (K-250), beton mutu rendah dengan fc’=10 Mpa (K-125), besi tulangan BJ24 polos, pasangan batu, penanaman pohon dan marka jalan termoplastik. 7.1



Beton mutu sedang dengan fc’=20 Mpa Baja Tulangan BJ24 polos.



Pekerjaan beton bertulang yang terdapat pada pekerjaan ini antara lain untuk pembuatan bangunan bawah jembatan, lantai jembatan dan beton-beton praktis pada pas batu (TPT). Untuk melaksanaan pekerjaan beton bertulang ini akan didahului oleh dua tahapan pekerjaan awal, antara lain; pekerjaan pembesian dan pekerjaan pembuatan cetakan / bekisting. ‫ ٭‬Pekerjaan pembesian BJ24 polos;



METODE PELAKSANAAN -



besi baja tulangan yang digunakan adalah besi beton polos BJ24 polos akan disesuaikan dengan spesifikasi teknis; besi baja yang akan dipakai adalah yang bebas dari karat, kerak, minyak, gemuk dan lain-lain yang mengganggu mutu baja; ukuran diameter, dimensi dan bentuk dari tulangan untuk masing-masing struktur akan berpedoman pada gambar bestek; pekerjaan pembesian akan dilakukan diluar lokasi kerja diawali dengan pengukuran, pemotongan, pembengkokan sampai pengikatan; pemasangan/perangkaian tulangan akan dilakukan di lokasi pekerjaan sebelum pemasangan cetakan/bekisting, kecuali untuk plat lantai jembatan terlebih dahulu akan dipasang bekisting.



‫ ٭‬Pekerjaan cetakan / bekisting; bahan-bahan yang digunakan untuk acuan/bekisting berupa papan atau triplek akan digunakan dari bahan yang baik dan disetujui oleh Direksi; pembentukan dimensi dari cetakan/bekisting akan disesuaikan dengan bentuk pada gambar bestek; bagian-bagian permukaan cetakan yang akan membentuk permukaan beton akan dihaluskan/dilicinkan agar permukaan beton benar-benar sempurna; acuan/bekisting akan dibuat kokoh dan rapat sehingga pada saat pengecoran beton tidak bocor atau berubah bentuk, jika terdapat celah-celah pada bekisting akan ditutup dengan bahan yang diizinkan Direksi; jika diperlukan, permukaan dari cetakan akan diolesi gemuk untuk memudahkan pembongkaran cetakan nantinya. ‫ ٭‬Pengecoran mortar beton; mutu beton yang akan digunakan akan disesuaikan dengan yang tercantum dalam spesifikasi; untuk mendapatkan selimut beton sesuai gambar, akan dibuat penyangga dari beton tahu dengan ukuran 5 x 5 x 3 cm yang dilengkapi dengan kawat ikat sebagai pengaku pada tulangan; pengadukan dari campuran beton akan dilakukan dengan Concrete Mixer sesuai dengan komposisi campuran pada Job Mix Formula;



METODE PELAKSANAAN pada saat pelaksanaan pengecoran akan disertai proses pemadatan menggunakan Concrete Vibrator; konstruksi beton bertulang yang telah siap di cor, dalam waktu 24 jam akan dilakukan pemeliharaan/curing dengan cara penyiraman dengan air secara berkala setidaknya 1 x dalam sehari. -



PENGELOLAAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) Pengelolaan keselamatan kerja adalah merupakan faktor yang harus dicapai dalam suatu kegiatan pekerjaan (kegiatan proyek jasa konstruksi), dasar pelaksanaan yang baik adalah : • Selesai tepat waktu, mengacu pada tine schedulle • Mutu produk prima, nengacu paga quality plan • Untung dari segi biaya, mengacu pada rencana biaya • Dilaksanakan dengan aman, selamat, dan sehat mengacu pada safety plan (Rencana K3) Tujuan adanya Safety Plan adalah agar proyek dalam pelaksanaannya nanti aman dari kecelakaan dan penyakit serta produktivitas kerja tinggi. Safety Plan berisi : 1. Pembukaan : 1.1. Gambaran proyek 1.2. Pokok perhatian untuk kegiatan K3. 2. Resiko kecelakaan dan pencegahannya (resiko yang mungkin terjadi di proyek tersebut). 3. Tata cara pengoperasian peralatan 4. Alamat instansi terkait 4.1. Rumah sakit 4.2. Polisi 4.3. Depnaker 4.4. Pemadam kebakaran PENGATURAN DAN PENGENDALIAN LALU LINTAS Sebelum memulai pekerjaan akan dilakukan survey mengetahui lebih merencanakan



untuk



detail situasi lalulintas di lokasi proyek, untuk



pengaturan



lalu



lintas



(traffic



management).



Diharapkan dengan pengaturan lalu lintas yang terencana baik



METODE PELAKSANAAN kondisi kemacetan dapat tereliminir. Untuk memberi batas antara lokasi pekerjaan dan jalur lalulintas yang bisa dilalui oleh kendaraan umum. Mengingat ruas jalan saat ini masih dipakai untuk kegiatan rutin, maka untuk keselamatan dan kelancaran kerja semua pekerjaan yang melintasi



jalur kendaraan harus dilaksanakan



dengan menggunakan konstruksi setengah lebar jalur kendaraan sehingga jalan tetap terbuka bagi lalu lintas, seandainya terpaksa harus menutup lalu lintas harus dapat persetujuan dari Pihak yang berwenang dan Direksi Pekerjaan.



PEKERJAAN AKHIR Aktivitas pekerjaan ini meliputi : - Demobilisasi Peralatan - Pengukuran Akhir - Pengujian mutu untuk Produk Akhir dilaboratorium. - Serah Terima Pertama Pekerjaan (PHO)



METODE PELAKSANAAN - Masa Pemeliharaan



C. PENUTUP. Apabila seluruh pekerjaan konstruksi selesai dilaksanakan, selanjutnya akan dilakukan pekerjaan-pekerjaan pemberesan, penyempurnaanpenyempurnaan serta pembersihan-pembersihan dari sisa-sisa bahan material yang ada baik yang berada pada badan jalan maupun bahu jalan. Untuk periode masa pemeliharaan, kami sebagai penyedia jasa berkewajiban memelihara bangunan dari kemungkinan timbulnya kerusakan-kerusakan. Apabila hal ini terjadi maka segera akan dilakukan perbaikan-perbaikan dengan beban biaya sendiri. Kewajiban ini akan secara kontinyu dilakukan hingga tiba masanya untuk penyerahan kedua (FHO) dilaksanakan. Alue Ie Puteh, 18 Juni 2019 PT. KARYA SHAKILA BETON



ARSYIE TAUFIK Direktur