Model Pembelajaran Pakem [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MODEL PEMBELAJARAN PAKEM Pakem yang merupakan singkatan dari pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan, merupakan sebuah model pembelajaran kontekstual yang melibatkan paling sedikit empat prinsip utama dalam proses pembelajarannya. 1.



Pertama, proses Interaksi (siswa berinteraksi secara aktif dengan guru, rekan siswa, multimedia, referensi, lingkungan dsb). 2. Kedua, proses Komunikasi (siswa mengkomunikasikan pengalaman belajar mereka dengan guru dan rekan siswa lain melalui cerita, dialog atau melalui simulasi role-play). 3. Ketiga, proses Refleksi, (siswa memikirkan kembali tentang kebermaknaan apa yang mereka telah pelajari, dan apa yang mereka telah lakukan). 4. Keempat, proses Eksplorasi (siswa mengalami langsung dengan melibatkan semua indera mereka melalui pengamatan, percobaan, penyelidikan atau wawancara) PAKEM adalah sebuah model pembelajaran yang memungkinkan peserta didik mengerjakan kegiatan yang beragam untuk mengembangkan keterampilan dan pemahaman dengan penekanan kepada belajar sambil bekerja, sementara guru menggunakan berbagai sumber dan alat bantu belajar termasuk pemanfaatan lingkungan supaya pembelajaran lebih menarik, menyenangkan dan efektif. 1. A. ALASAN PENERAPAN PAKEM PAKEM diterapkan dilatarbelakangi oleh kenyataan bahwa pembelajaran model konvensional dinilai menjemukan, kurang menarik bagi para peserta didik sehingga berakibat kurang optimalnya penguasaan materi bagi peserta didik. Sedangkan PAKEM memungkinkan peserta didik mengejakan kegiatan yang beragam untuk mengembangkan keterampilan dan pemahaman dengan penekanan kepada belajar sambil bekerja, sementara guru menggunakan berbagai sumber dan alat bantu belajar termasuk pemanfaatan lingkungan supaya pembelajaran lebih menarik, menyenangkan dan efektif. 1. B. CIRI-CIRI / KARAKTERISTIK PAKEM Ciri-ciri/karakteristik PAKEM adalah: a. Pembelajarannya mengaktifkan peserta didik b. Mendorong kreativitas peserta didik &guru



c. Pembelajarannya efektif d. Pembelajarannya menyenangkan utamanya bagi peserta didik 1.



C.



PRINSIP PAKEM A. Mengalami: peserta didik terlibat secara aktif baik fisik, mental maupun emosional B. Komunikasi: kegiatan pembelajaran memungkinkan terjadinya komunikasi antara guru dan peserta diidik C. Interaksi: kegiatan pembelajarannyaa memungkinkan terjadinya interaksi multi arah 1. Refkesi: kegiatan pembelajarannya memungkinkan peserta didik memikirkan kembali apa yang telah dilakuka D. JENIS PENILAIAN SESUAI DENGAN PEMBELAJARAN MODEL PAKEM 1. Penilaian yang sesuai dengan pembelajaran model Pakem adalah penilaian otentik yang merupakan proses pengumpulan informasi oleh guru tentang perkembangan dan pencapaian pembelajaran yang dilakukan oleh peserta didik melalui berbagai teknik yang mampu mengungkapkan, membuktikan atau menunjukkan secara tepat bahwa tujuan pembelajaran telah benar-benar dikuasai dan dicapai 2. Bentuk penilaian tes dapat dilakukan secara lisan, tertulis, dan perbuatan. Sementara itu, bentuk penilaian non tes dilakukan dengan menggunakan skala sikap,ceklis,kuesioner,studikasus,danportofolio 3. Dalam pembelajaran, dengan pendekatan Pakem rangkaian penilaian ini seyogiayanya dilakukan oleh seorang guru. Hal ini disebabkan setiap jenis atau bentuk penilaian tersebut memiliki beberapa kelemahan selain keunggulan. E. TUJUAN PENILAIAN PEMBELAJARAN MODEL PAKEM



1. Menilai kemampuan individual melalui tugas tertentu 2. Menentukan kebutuhan pembelajaran 3. Membantu dan mendorong siswa 4. Membantu dan mendorong guru untuk mengajar yang lebih baik 5. Menentukan strategi pembelajaran 6. Akuntabilitas lembaga 7. 7. Meningkatkan kualitas pendidikan F. MERANCANG DAN MELAKSANAKAN PENILAIAN PEMBELAJARAN MODEL PAKEm 1. Merancang penilaian dilakukan bersamaan dengan merancang pembelajaran tersebut. Penilaian disesuaikan dengan pendekatan dan metode yang dilaksanakan dalam pembelajaran. 2. Dalam pembelajaran dengan pendekatan model Pakem, penilaian dirancang sebagaimana dengan penilaian otentik. Artinya, selama pembelajaran itu berlangsung, guru selain sebagai fasilitator juga melakukan penilaian dengan berbagai alat yang sesuai dengan kegiatan yang dilakukan oleh siswa. KELEBIHAN PAKEM 1. Pakem merupakan pembelajaran yang mengembangkan kecakapan hidup 2. Dalam pakem siswa belajar bekerja sama 3. Pakem mendorong siswa menghasilkan karya kreatif 4. Pakem mendorong siswa untuk terus maju mencapai sukses 5. Pakem menghargai potensi semua siswa 6. Program untuk meningkatkat pakem disekolah harus ditingkatkan kuantitas dan kualitasnya KEKURANGAN PAKEM 1. Perbedaan individual siswa belum diperhatikan termasuk laki-laki / perempuan, pintar/kurang pintar,social,ekonomi tinggi/rendah 2. Pembelajaran belum membelajarkan kecakapan hidup 3. Pengelompokan siswa masih dari segi pengaturan tempat duduk,kegiatan yang dilakukan siswa sering kali belum mencerminkan belajar kooperatif yang benar



4.



Guru belum memperoleh kesempatan menyaksikan pembelajaran pakem yang baik 5. Pajangan sering menampilkan hasil kerja siswa yang cenderung seragam 6. Pembelajaran masih sering berupa pengisian lembar kerja siswa (LKS) yang sebagian besar pertanyaanya bersifat tertutup KESIMPULAN Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran PAKEM memang baik diterapkan dalam pembelajaran sehari-hari karena ditinjau dari segi keefektipan siswa dalam pembelajaran tersebut, adanya saling kerjasama antar siswa mengakibatkan semakin terbiasanya mereka memecahkan masalah secara bersama. Namun disamping itu, perbedaan-perbedaan yang ada diantara siswa tersebut belum tentu memudahkan mereka dalam menjalin huubungan kerja sama sehingga hasil yang didapat belum tentu maksimal.



PENGERTIAN, TUJUAN, MANFAAT,KARAKTERISTIK DAN PRINSIP PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) PENGERTIAN, TUJUAN, MANFAAT, KARAKTERISTIK DAN PRINSIP PENELITIAN TINDAKAN KELAS Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah “Metodologi penelitian tindakan kelas”



Disusun oleh: Agus Prasetyo: 21 03 11 251 Dosen Pengampu: Bpk. Ju’Subaidi



JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) PONOROGO 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semua orang pasti setuju bahwa kita harus selalu meningkatkan mutu pembelajaran. Tapi bagaimanakah caranya? Ada pendapat yang cukup ekstrem, sebagaimana pendapat Angelo (1991). menurutnya, seharusnya dunia pendidikan dapat ditingkatkan kualitasnya dengan memanfaatkan hasil penelitian dalam bidang pendidikan dan psikologi. Tetapi kenyataan yang terjadi adalah hasil-hasil penelitian kurang dapat menjawab peningkatan kualitas pendidikan. Kenyataannya, bahwa para peneliti (dalam penelitian non kelas) telah gagal menjawab persoalan-persoalan praktis yang dihadapi guru di kelas. Para peneliti (penelitian non kelas) ini lebih tertarik kepada aspek publikasi ilmiah hasil penelitiannya, dibandingkan dengan kegiatan mengaplikasikan temuannya untuk peningkatan kualitas pendidikan. Mengapa hal seperti ini bisa terjadi? Menurut para pakar pendidikan, para peneliti tersebut di kegiatan penelitiannya hanya menjawab persoalan-persoalan umum dalam dunia pendidikan, bukan untuk melakukan aplikasi-aplikasi tertentu dalam kelas-kelas khusus. Itulah yang menyebabkan persoalan-persoalan teknis (praktis) yang mendasar dalam dunia pendidikan masih tetap belum terjawab. B. 1. 2. 3. 4. 5.



Rumusan Masalah Apa pengertian dari penelitian tindakan kelas (PTK) ? Apa tujuan dari peneliian tindakan kelas (PTK) ? Apa manfaat dari penelitian tindakan kelas (PTK) tersebut ? Seperti apakah karakteristik penelitian tindakan kelas tersebut ? Apa saja prinsip dari penelitian tindakan kelas itu ?



BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas



Penelitian tindakan kelas berasal dari istilah bahasa Inggris Classroom Action Research, yang berarti penelitian yang dilakukan pada sebuah kelas untuk mengetahui akibat tindakan yang diterapkan pada suatu subyek penelitian di kelas tersebut. Pertama kali penelitian tindakan kelas diperkenalkan oleh Kurt Lewin pada tahun 1946, yang selanjutnya dikembangkan oleh Stephen Kemmis, Robin Mc Taggart, John Elliot, Dave Ebbutt dan lainnya. Pada awalnya penelitian tindakan menjadi salah satu model penelitian yang dilakukan pada bidang pekerjaan tertentu dimana peneliti melakukan pekerjaannya, baik di bidang pendidikan, kesehatan maupun pengelolaan sumber daya manusia. Salah satu contoh pekerjaan utama dalam bidang pendidikan adalah mengajar di kelas, menangani bimbingan dan konseling, dan mengelola sekolah. Dengan demikian yang menjadi subyek penelitian adalah situasi di kelas, individu siswa atau di sekolah. Para guru atau kepala sekolah dapat melakukan kegiatan penelitiannya tanpa harus pergi ke tempat lain seperti para peneliti konvensional pada umumnya. Secara lebih luas penelitian tindakan diartikan sebagai penelitian yang berorientasi pada penerapan tindakan dengan tujuan peningkatan mutu atau pemecahan masalah pada sekelompok subyek yang diteliti dan mengamati tingkat keberhasilan atau akibat tindakannya, untuk kemudian diberikan tindakan lanjutan yang bersifat penyempurnaan tindakan atau penyesuaian dengan kondisi dan situasi sehingga diperoleh hasil yang lebih baik. Dengan semakin mantapnya psikologi kognitif yang mengedepankan aspek konstruktivisme, para guru tidak lagi dianggap sekedar sebagai penerima pembaharuan yang diturunkan dari atas, tetapi guru bertanggung jawab dan berperan aktif untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilannya sendiri melalui penelitian tindakan kelas dalam proses pembelajaran yang dikelolanya. Latar belakang itulah yang melahirkan konsep PTK.[1] Dalam konteks pekerjaan guru, maka penelitian tindakan yang dilakukannya disebut Penelitian Tindakan Kelas, dengan demikian Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu kegiatan penelitian dengan mencermati sebuah kegiatan belajar yang diberikan tindakan, yang secara sengaja dimunculkan dalam sebuah kelas, yang bertujuan memecahkan masalah atau meningkatkan mutu pembelajaran di kelas tersebut. Tindakan yang secara sengaja dimunculkan tersebut diberikan oleh guru atau berdasarkan arahan guru yang kemudian dilakukan oleh siswa. Dalam hal ini arti Kelas tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam pengertian yang lebih spesifik, yaitu kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama juga. Lain lagi dengan Kasihani (1999), yang menyatakan bahwa yang dimaksud dengan PTK adalah penelitian praktis, bertujuan untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan dalam pembelajaran di kelas dengan cara melakukan tindakan-tindakan. Upaya tindakan untuk perbaikan dimaksudkan sebagai pencarian jawab atas permasalahan yang dialami guru dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari. Pada pelaksanaannya, setiap masalah yang diungkap dan dicarikan jalan keluar haruslah masalah yang benar-benar ada dan nyata dialami oleh guru. Sedangkan menurut Suyanto (1997) secara singkat PTK dapat didefinisikan sebagai suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu, untuk memperbaiki dan atau meningkatkan praktek-praktek pembelajaran di kelas secara



1.



2. 3.



B.



1.



2. 3. 4. 5.



lebih profesional. Oleh karena itu PTK terkait erat dengan persoalan praktek pembelajaran sehari-hari yang dialami guru. Dari beberapa definisi sepertiyang telah dikemukakan dimuka maka ciri utama dari penelitian tindakan adalah adanya intervensiatau perlakuan tertentu untuk perbaikan kinerja dalam dunia nyata. Elliot (1982) mengatakan, “The fundamental aim of action research is to improve practice rather than toproduce knowledge.[2] Nama PTK sudah menunjuk pada isinya yang terkandung didalamnya, yaitu sebuah kegiatan penelitian yang dilaksanakan di kelas. Ada tiga pengertian yang dapat diterangkan: Penelitian menunjuk pada suatu kegiatan mencermati sebuah objek dengan menggunakan cara tertentu dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi dalam peningkatan mutu suatu hal yang diminati. Tindakan menunjuk pada suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Kelas dalam hal ini tidak terikat dalam ruang kelas tetapipembelajaran yang lebih spesifik yakni sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama dari guru yang sama pula.[3] PTK merupakan suatu bentuk kajian reflektif oleh pelaku tindakan,dan PTK dilakukan untuk meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan, dsn memperbaiki kondisi praktikpraktik pembelajaran yang telah dilakukan.[4] Sehingga dapat disimpulkan bahwa tindakan kelas merupakan suatu bentuk dari penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan atau meningkatkan praktik-praktik pembelajaran yang dilakukan bersama dikelas secara profesional. Tujuan Penelitian Tindakan Kelas Dalam pelaksanaannya, PTK diawali dengan kesadaran akan adanya permasalahan yang dirasakan mengganggu, yang dianggap menghalangi pencapaian tujuan pendidikan sehingga ditengarai telah berdampak kurang baik terhadap proses dan atau hasil belajar pserta didik, dan atau implementasi sesuatu program sekolah. Bertolak dari kesadaran mengenai adanya permasalahan tersebut, yang besar kemungkian masih tergambarkan secara kabur, guru kemudian menetapkan fokus permasalahan secara lebih tajam kalau perlu dengan mengumpulkan tambahan data lapangan secara lebih sistematis dan atau melakukan kajian pustaka yang relevan. Kunandar (2008), dalam bukunya “Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru” , menyatakan bahwa tujuan dari PTK adalah sebagai berikut: Untuk memecahkan permasalahan nyata yang terjadi di dalam kelas yang dipahami langsung dalam interaksi antara guru dengan siswa yang sedang belajar, meningkatkan profesinalisme guru, dan menumbuhkan budaya akademik dikalangan guru. Peningkatan kualitas praktik pembelajaran dikelas secara terus-menerus mengingat masyarakat berkembang secara cepat. Peningkatan relevansi pendidikan, hal ini mulai dicapai melalui peningkatan proses pembelajaran. Sebagai alat training in service, yang memperlengkapi guru dengan skill dan metode baru,mempertajamkekuatan analitisnya dan mempertinggi kesadaran dirinya. Sebagai alat untuk lebih inovatif terhadap pembelajaran.



6. Peningkatan mutu hasilpendidikan melalui perbaikan praktik pembelajaran di kelas dengan mengembangkan berbagai jenis keterampilan dan meningkatkan motivasi belajar siswa. 7. Meningkatkan sifat profesional pendidik dan tenaga kependidikan. 8. Menubuh kembangkan budaya akademik dilingkungan akademik. 9. Peningkatan efisiensi pengelolaan pendidikan, peningkatan dan perbaikan prosespembelajaran disamping untuk meningkatkan relevansi dan mutu hasil pendidikan juga untuk meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumber-sumber daya yang terintegrasi di dalamnya.[5] Jika perbaikan dan peningkatan layanan pembelajaran dapat terwujud dengan baik berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas, menurut Suyanto (1999) ada tujuan penyerta yang juga dapat dicapai sekaligus dalam kegiatan penelitian itu. Tujuan penyerta yang dapat dicapai adalah terjadinya proses latihan dalam jabatan oleh guru selama proses penelitian tindakan kelas dilakukan. Ini dapat terjadi karena tujuan utama dari penelitian tindakan kelas adalah perbaikan dan peningkatan layanan pembelajaran. Artinya, dengan penelitian tindakan kelas itu guru sekaligus banyak berlatih mengaplikasikan berbagai tindakan alternatif yang telah dipilihnya sebagai upaya untuk meningkatkan layanan pembelajaran. Di sini guru akan lebih banyak mendapatkan pengalaman tentang keterampilan praktik pembelaj aran secara reflektifdaripada ilmu baru dari penelitian tindakan kelas yang dilakukan itu. Dalam konteks pengalaman latihan guru ini, Borg (1996) menegaskan bahwa tujuan utama penelifian tindakan adalah untukpengembangan keterampilan guru berdasarkan pada persoalan-persoalan pembelajaranyang dihadapi guru di kelasnya sendiri, dan bukannya bertujuan untuk pencapaian pengetahuan umum dalam bidang pendidikan.[6] McNiff (1992) menegaskan bahwa dasar utama bagi dilaksanakannya PTK adalah untuk perbaikan. Kata perbaikan di sini terkait dengan memiliki konteks dengan proses pembelajaran. Jika tujuan utama PTK adalah untuk perbaikan dan peningkatan layanan professional pendidik dalam menangani proses belajara mengajar, bagaimana tujuan ituudapat di capai ? Tujuan itu dapat dicapai dengan melakukan berbagai tindakan alternative dalam memecahkan berbagai persoalan pembelajaran. Oleh karena itu, fokus penelitian penelitian tindakan kelas terletak pada tindakan-tindakan alternatif yang direncanakan oleh pendidik, kemudian dicobakan dan selanjutnya dievaluasi. Adapun tujuan penyerta penelitian tindakan kelas yang dapat dicapai adalah: 1. terjadinya proses latihan dalan jabatan selama proses penelitian itu berlangsung. 2. Membiasakan guru mengembangkan sikap ilmiah, terbuka dan jujur dalam pembelajaran. 3. Memberikan kesempatan kepada guru berimprovisasi dalam melakukan tindakan pembelajaran yang direncanakan secara tepat waktu dan sasarannya.[7] C. Manfaat Penelitian Tindakan Kelas Dari penjelasan di atas, tentu telah mengenal bahwa dalam PTK ada 3 (tiga) komponen yang harus menjadi sasaran utama PTK, yaitu siswa / pembelajaran, guru dan skolah. Tiga komponen itulah yang akan menerima manfaat dari PTK. 1. Manfaat bagi siswa dan pembelajaran Dengan adanya pelaksanaan PTK, kesalahan dan kesulitan dalam proses pembelajaran (baik strategi, teknik, konsep dan lain-lain) akan dengan cepat dianalisis dan didiagnosis, sehingga kesalahan dan kesulitan tersebut tidak akan berlarut-larut. Jika kelasalahan yang



terjadi dapat segera diperbaiki, maka pembelajaran akan mudah dilaksanakan, menarik dan hasil belajar siswa diharapkan akan meningkat. Ini menunjukkan adanya hubungan timbal balik antara pembelajaran dan perbaikan haisl belajar siswa. Kuduanya akan dapat terwujud, jika guru memiliki kemampuan dan kemauan untuk melakukan PTK. 2. Manfaat bagi guru Beberapa manfaat PTK bagi guru antara lain: a. Guru memiliki kemampuan memperbaiki proses pembelajaran melalui suatu kajian yang mendalam terhadap apa yang terjadi di kelasnya. Keberhasilan dalam perbaikan ini akan menimbulkan rasa puas bagi guru, karena ia telah melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi siswanya melalui proses pembelajaran yang dikelolanya. b. Dengan melakukan PTK, guru dapat berkembang dan meningkatkan kinerjanya secara professional, karena guru mampu menilai, merefleksi diri dan mampu memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya. Dalam hal ini, guru tidak lagi hanya seorang praktisi yang sudah merasa puas terhadap apa yang dikerjakan selama ini, namun juga sebagai peneliti dibidangnya yang selalu ingin melakukan perbaikan-perbaikan pembelajaran yang inovatif dan kreatif c. Melakukan PTK, guru mendapat kesempatan untuk berperan aktif dalam mengembangkan pengetahuan dan keterampilan sendiri. Guru tidak hanya menjadi penerima hasil perbaikan dari orang lain, namun guru itu sendiri berperan sebagai perancang dan pelaku perbaikan tersebut, sehingga diharapkan dapat menghasilkan teori-teori dan praktik pembelajaran d. Dengan PTK, guru akan merasa lebih percaya diri. Guru yang selalu merefleksi diri, melakukan evaluasi diri dan menganalisis kinerjanya sendiri dalam kelas, tentu saja akan selalu menemukan kekuatan, kelemahan dan tantangan pembelajaran dan pendidikan masa depan dan mengembangkan alternative masalah / kelemahan yang ada pada dirinya dalam pembelajaran. Guru yang demikian adalah guru yang memiliki kepercayaan diri yang kuat.[8] 3. Manfaat bagi sekolah Sekolah yang para gurunya memiliki kemampuan untuk melakukan perubahan atau perbaikan kinerjanya secara professional, maka sekolah tersebut akan berkembang pesat. Sekolah tidak akan berkembang, jika gurunya tidak memiliki kemampuan untuk mengembangkan diri. Kaitannya dengan PTK, jika sekolah yang para gurunya memiliki keterampilan dalam melaksanakan PTK tentu saja sekolah tersebut akan memperoleh manfaat yang besar, karena meningkatkan kualitas pembelajaran mencerminkan kualitas pendidikan di sekolah tersebut. PTK merupakan salah satu cara yang strategis bagi guru untuk memperbaiki layanan pendidikan yang harus diselenggarakan dalam konteks pembelajaran di kelas dan peningkatan kualitas program sekolah secara keseluruhan. Hal itu dapat dilakukan meningkatkan tujuan Penelitian Tindakan Kelas adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan praktik dan pembelajaran di kelas secara berkesinambungan. Manfaat yang dapat dipetik jika guru mau dan mampu melaksanaan penelitian tindakan kelas itu terkait komponen pembelajaran antara lain: 1. Inovasi pembelajaran.



2. Pengembangan kurikulum ditingkat sekolah dan tingkat kelas. 3. Peningkatan profesionalisme guru.[9] Dari beberapa penjelasan diatas, maka adapun manfaat Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Secara umum, yaitu : 1. Menghasilkan laporan-laporan PTK yang dapat dijadikan bahan panduan guru untuk meningkatkan mutu pembelajaran. Selain itu hasil-hasil PTK yang dilaporkan dapat menjadi bahan artikel ilmiah atau makalah untuk berbagai kepentingan, antara lain disajikan dalam forum ilmiah dan dimuat di jurnal ilmiah. 2. Menumbuhkembangkan kebiasaan, budaya, dan atau tradisi meneliti dan menulis artikel ilmiah di kalangan guru. Hal ini telah ikut mendukung profesionalisme dan karir guru. 3. Mampu mewujudkan kerja sama, kaloborasi, dan atau sinergi antar-guru dalam satu sekolah atau beberapa sekolah untuk bersama-sama memecahkan masalah pembelajaran dan meningkatkan mutu pembelajaran. 4. Mampu meningkatkan kemampuan guru dalam menjabarkan kurikulum atau program pembelajaran sesuai dengan tuntutan dan konteks lokal, sekolah, dan kelas. Hal ini memperkuat dan relevansi pembelajaran bagi kebutuhan siswa. 5. Dapat memupuk dan meningkatkan keterlibatan , kegairahan, ketertarikan, kenyamanan, dan kesenangan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas yang dilaksanakan guru. Hasil belajar siswa pun dapat meningkatkan. 6. Dapat mendorong terwujudnya proses pembelajaran yang menarik, menantang, nyaman, menyenangkan, dan melibatkan siswa karena strategi, metode, teknik, dan atau media yang digunakan dalam pembelajaran demikian bervariasi dan dipilih secara sungguh-sungguh.



D. Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas PTK berbeda dengan penelitian formal, pada umumnya PTK memilki karateristik sebagi berikut: 1. Fokus peneliti Tindakan yang Praktis Tujuan dari penelitian tindakan kelas adalah untuk menangani suatu problematika actual pada setting pendidikan. Dengan demikian,para peneliti penelitian tindakan mengkaji isu-isu praktis yang akan menghasilkan keuntungan bagi pendidikan. Isu-isu ini dapat merupakan masalah dari seorang guru di dalam kelas atau sebuah problematika yang melibatkan banyak pendidik dalam gedung lembaga pendidikan.Ini biasa merupakan suatu kebutuhan bagi suatu isu antara sekolah dan masyarakat, sebuah isu dengan suatu kebijakan sekolah atau stuktur yang menghambat kebebasan individu dan tindakan, atau suatu urusan individu di kota-kota kecil dan kota-kota besar. Para peneltian tindakan tidak melakasanakan benuk penelitian ini untuk memajukan pengetahuan untuk kepentingan ilmu pengetahuan akan tetapi untuk memecahkan suatu problem tersebut sifatnya terapan. 2. Pendidik- Peneliti memiliki kegiatan Praktis Dalam hal ini para peneliti tindakan terjun ke dalam penelitian partisipatori atau penelitian self reflektif di mana mereka mengalihkan pendangan pengamatan mereka pada ruang kelas, sekolah , atau praktik-praktik pendidikan mereka sendiri. Karena mereka mengkaji situasi mereka sendiri, mereka merefleksikan tentang apa yang telah mereka pelajari suatu bentuk pengembangan diri serta apa yang dapat mereka lakukan untuk memperbaiki praktik-praktik pendidikan mereka. Dalam refleksi ini para peneliti tindakan



menimbang solusi yang berbeda-beda pada problema mereka dan belajar dari menguji ide. Penelitian tindakan yang demikian telah disebut “suatu self refleksi spiral”. 3.



4.



5.



6.



E. 1. 2. 3. 4.



Kolaborasi PTK dilaksanakan secara kolaboratif dan bermitra deng pihak lain, seperti teman sejawat. Jadi dalam PTK perlu ada partisipasi dari pihak lain yang berperan sebagai pengamat. Hal ini diperlukan untuk mendukung objektivitas dari hasil PTK. Kolabborasi dalam pelaksanaanny, seperti antara guru dengan rekan sejawat, guru dengan kepala sekolah,guru dengan dosen ataupun guru dengn pengawas.[10] Suatu proses yang dinamis Para peneliti PTK yang terjun ke dalam suatu proses yang dinamis meliputi pengulangan kegiatan, seperti suatu ”spiral” dari beberapa kegiatan. Ide penting ialah bahwa peneliti “spiral” kembali maju mundur diantara refleksi atau merenungkan suatu problema, pengumpulan data, dan tindakan suatu team school-based, misalnya biasa mencoba beberapa tindakan setelah merefleksikan atau merenungkan waktu yang paling baik bagi sekolah menengah atas untuk memulai. Suatu rencana Tindakan Langkah selanjutnya adalah mengidentifikasi suatu rencana tindakan. Pada bebrapa poin di dalam proses kegiatan penelitian tersebut,peneliti PTK merumuskan suatu rencana tindakan untuk merespon terhadap problema. Perencanaan ini mungkin penting karena penyajian data terhadap penyandang dana,membangun suatu program sebagai pilot proyek atau sebagai perintis, menyediakan beberapa program yang sifatnya berkompetensi, atau mengimplementasikan suatu agenda penelitian yang sedang berjalan untuk menyelidiki praktik kegiatan yang baru. Ini bias merupakan suatu perencanaan tertulis, formal atau diskusi-diskusi informal tentang bagaimana menjalankan, dan ini mungkin melibatkan beberapa orang individu atau melibatkan seluruh komunitas. Penelitian Bersama Tidak seperti penelitian tradisional bahwa para investigator melaporkan dan diplubikasikan dalam juranl dan buku-buku para peneliti PTK melaporakn hasil kegiatan penelitian mereka kepada para pendidi, yang selanjutnya segera dapat menggunakan hasilnya. Sedangkan menurut Mulyasa (2009), sedikitnya ada dua hal yang menjadi karakteristik umum PTS. Pertama, masalah yang diangkat untuk dipecahkan, harus berangkat dari praktik pendidikan nyata di sekolah tersebut. Kedua, Kepala Sekolah atau pengawas dapat meminta bantuan orang lain untuk mengenal serta mengelaborasi masalah yang akan dijadikan topik penelitian.[11] Prinsip Penelitian Tindakan Kelas Secara umum ada 4 prinsip kunci penelitian tindakan kelas,yaitu: Kritik Reflektif, yaitu suatu perhitungan situasi,seperti catatan atau dokumen pejabat,digunakan untukmembuat tuntutan tersembunyi menjadi lebih baik. Kritik Dialektika, digunakan untuk memahami antara fenomena dan konteksnya. Sumber Daya Kolaboratif, prinsip ini mempersyaratkan bahwa setiap gagasan seseorang sama penting dengan sumber daya potensial. Ambil Resiko, proses perubahan mengancam semua cara yang telah ditetapkan sebelumnya,maka diperlukan kejelian untuk mengambil resiko.[12]



Sedangkan Menurut Hopkins ada enam prinsip dalam penelitian tindakan kelas (PTK), yaitu: 1. PTK tidak mengganggu kegiatan guru mengajar di kelas. Pekerjaan utama seorang guru adalah mengajar, sehingga dalam melakukan penelitian tindakan kelas seyogyanya tidak berpengaruh pada komitmennya sebagai pengajar. Ada tiga kunci utama yang harus diperhatikan, pertama guru harus menggunakan berbagai pertimbangan serta tanggung jawab profesionalnya dalam menemukan jalan keluar jika pada awal penelitian didapatkan hasil yang kurang maksimal. Kedua interaksi siklus yang terjadi harus mempertimbangkan keterlaksanaan kurikulum secara keseluruhan.Ketiga, acuan pelaksanaan tiap siklus harus berdasarkan pada tahap perancangan bukan pada kejenuhan informasi. 2. Metode pengumpulan data yang digunakan tidak menuntut waktu yang berlebihan dari guru sehingga tidak mengganggu proses pembelajaran. Dengan kata lain, sejauh mungkin harus menggunakan prosedur pengumpulan data yang dapat ditangani sendiri oleh guru sementara ia tetap aktif berfungsi sebagai guru yang bertugas secara penuh. 3. Metode yang digunakan harus bersifat andal (reliabel), sehingga guru dapat mengidentifikasikan serta merumuskan hipotesis dengan penuh keyakinan. Pada dasarnya, penelitian ini memperbolehkan “kelonggaran-kelonggaran” namun penerapan asas-asas dasar telaah taat kaidah tetap harus diperhatikan. 4. Peneliti adalah guru dan untuk kepentingan guru yang bersangkutan. Jadi masalah penelitian diusahakan berupa masalah yang merisaukan dan bertitik tolak dari tanggung jawab profesionalnya, hal ini bertujuan agar guru tersebut memiliki komitmen terhadap pengembangan profesinya. 5. Konsisten dengan prosedur dan etika. Dalam penyelenggaraan penelitian tindakan kelas, guru harus bersikap konsisten menaruh kepedulian tinggi terhadap prosedur etika yang berkaitan dengan pekerjaannya. Prakarsa penelitian harus diketahui oleh pimpinan lembaga, disosialisasikan kepada rekan-rekan serta dilakukan sesuai dengan kaidah-kaidah ilmiah. 6. Menggunakan wawasan yang lebih luas daripada perspektif kelas. Meskipun kelas merupakan cakupan tanggung jawab seorang guru, namun dalam pelaksanaan penelitian sejauh mungkin harus menggunakan wawasan yang lebih luas dari tindakan perspektif, tidak dilihat terbatas dalam konteks kelas atau pelajaran tertentu, melainkan perspektif misi sekolah secara keseluruhan.[13] Dalam melakukan penelitian ada beberapa hal yang tidak boleh dilupaka,yang mena menurut Nana Syaodih itu sangat pokok, yaitu: 1. Objektivitas 2. Ketepatan 3. Verifikasi 4. Penjelasan ringkas 5. Empiris 6. Penalaran logis 7. Kesimpulan kondisional 8. Langkah- langkah penelitian 9. Identifikasimasalah 10. Merumuskan dan membatasi masalah 11. Melakukan studi kepustakaan 12. Merumuskan hipotesis



13. Menentukan desain dan metode penelitian 14. Menyusun instrumen dan mengumpulkan data 15. Menginterpretasikan temuan, membuat kesimpulan dan rekomendasi.[14]



BAB 111 PENUTUP A. Kesimpulan Tindakan kelas merupakan suatu bentuk dari penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan atau meningkatkan praktik-praktik pembelajaran yang dilakukan bersama dikelas secara profesional. McNiff (1992) menegaskan bahwa dasar utama bagi dilaksanakannya PTK adalah untuk perbaikan. Kata perbaikan di sini terkait dengan memiliki konteks dengan proses pembelajaran. Jika tujuan utama PTK adalah untuk perbaikan dan peningkatan layanan professional pendidik dalam menangani proses belajara mengajar, bagaimana tujuan ituudapat di capai ? Tujuan itu dapat dicapai dengan melakukan berbagai tindakan alternative dalam memecahkan berbagai persoalan pembelajaran. Oleh karena itu, fokus penelitian penelitian tindakan kelas terletak pada tindakan-tindakan alternatif yang direncanakan oleh pendidik, kemudian dicobakan dan selanjutnya dievaluasi. Tiga komponen yang akan menerima manfaat dari PTK. 1. Manfaat bagi siswa dan pembelajaran 2. Manfaat bagi guru 3. Manfaat bagi sekolah Menurut Hopkins ada enam prinsip dalam penelitian tindakan kelas (PTK), yaitu: 1. PTK tidak mengganggu kegiatan guru mengajar di kelas. 2. Metode pengumpulan data yang digunakan tidak menuntut waktu yang berlebihan dari guru. 3. Metode yang digunakan harus bersifat andal (reliabel).



4. Peneliti adalah guru dan untuk kepentingan guru yang bersangkutan. 5. Konsisten dengan prosedur dan etika. 6. Menggunakan wawasan yang lebih luas daripada perspektif kelas.



DAFTAR PUSTAKA



Aqib, Zainal. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: CV. YRAMA WIDYA, 2006 Arikunto, Suharsimi, dkk. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara, 2011 As’adie, Basuki. Desain Pembelajaran Berbasis Penelitian Tindakan Kelas.Ponorogo: STAIN Ponorogo Press, 2009 Daryanto. Penelitian Tindakan Kelas dan Penelitian Tindakan Sekolah BesertaContohContohnya. Yogyakarta: Gava Media, 2011 Emzir, Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta: Raja Grafindo,2011 Kunandar. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008 Mulyasa. Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009 Sanjaya, Wina. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana, 2011 Sukidin, dkk. Manajemen Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Insan Cendekia, 2010 Syaodih,Nana. Metodepenelitian Pndidikan. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2009



[1] Basuki As’adie, Desain Pembelajaran Berbasis Penelitian Tindakan Kelas,(Ponorogo: STAIN Ponorogo Press, 2009), hal. 2 [2] Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Kencana,2011), hal.25 [3] Basuki As’adie, Desain Pembelajaran Berbasis Penelitian Tindakan Kelas,(Ponorogo: STAIN Ponorogo Press, 2009), hal. 3 [4] Sukidin dkk, Manajemen Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Insan Cendekia, 2010), hal. 16 [5] Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008), hal.63 [6] Suharsimi Arikunto, dkk, Penelitian Tindakan Kelas,(Jakarta: Bumi Aksara, 2011), hal 106 [7] E. Mulyasa, Praktik Penelitian Tindakan Kelas,(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), hal 90 [8] Daryanto, Penelitian Tindakan Kelas dan Penelitian Tindakan Sekolah Beserta contohcontohnya, (Yogyakarta: Gava Media, 2011) hlm. 6 [9] Zainal Aqib, Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: CV. YRAMA WIDYA, 2006) hlm. 18 [10] Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008), hal.61-62 [11] E. Mulyasa, Praktik Penelitian Tindakan Kelas,(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), hal 12 [12] Emzir, Metodologi Penelitian Pendidikan: Kuantitatif dan Kualitatif,(Jakarta: Raja Grafindo,2011), hal.237 [13] Zainal Aqib, Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: CV. YRAMA WIDYA, 2006) hlm. 17 [14] Nana Syaodih, Metodepenelitian Pndidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosda



Lembar Kerja Siswa atau Lembar Kegiatan Siswa yang mudahnya disingkat dan disebut dengan LKS merupakan salah satu bahan ajar yang dapat digunakan dan



diterapkan dalam pembelajaran. Banyak sekali guru yang memilih untuk menggunakan LKS dalam pembelajaran yang akan dilakukan. LKS banyak dipilih karena cukup mampu untuk menyajikan materi pelajaran yang hendak disampaikan dan disertai pula dengan latihan dan evaluasi yang cukup banyak. Dalam Lembar Kegiatan Siswa (LKS) yang dapat diterapkan dalam pembelajaran dengan metode SQ3Rmemuat apa-apa saja atau instruksi yang harus dilakukan oleh siswa. Dilengkapi juga dengan isi materi dan evaluasi pembelajaran, ini membuat LKS bisa dijadikan bahan ajar, sumber belajar, hingga untuk evaluasi pembelajaran. Dilihat dari apa yang terkandung dalam LKS maka dapat dibilang bahwa LKS sudah cukup lengkap dan dapat dipilih untuk digunakan dalam pembelajaran. Guru yang memilih untuk menggunakan LKS dalam pembelajaran apalagi yang menyusun sendiri perlu memperhatikan banyak hal. Pemilihan LKS ini harus sesuai dengan fungsi dan tujuan penyusunan dan pembuatan Lembar Kerja Siswa (LKS). Prastowo



(2013:



penggunaan



205)



menyebutkan



Lembar



bahwa fungsi



Kegiatan



Siswa



penyusunan (LKs)



dan



dalam



pembelajaran secara umum adalah sebagai berikut: 



Sebagai bahan ajar yang bisa meminimalkan peran pendidik, namun lebih mengaktifkan peserta didik







Sebagai bahan ajar yang mempermudah peserta didik untuk memahami materi yang diberikan







Sebagai bahan ajar yang ringkas dan kaya tugas untuk berlatih







Memudahkan pelaksanaan pengajaran kepada peserta didik



Prastowo



(2013:



206)



juga



menyebutkan



mengenai



tujuan



LKS. Tujuan



penyusunan dan penggunaan Lembar Kerja Siswa (LKS) untuk pembelajaran secara adalah sebagai berikut: 



Menyajikan bahan ajar yang memudahkan peserta didik untuk berinteraksi dengan materi yang diberikan







Menyajikan tugas-tugas yang meningkatkan penguasaan peserta didik terhadap materi yang diberikan







Melatih kemandirian belajar peserta didik







Memudahkan pendidik dalam memberikan tugas kepada peserta didik



Penggunaan LKS dalam pembelajaran biasanya tidak berdiri sendiri atau tidak menjadi bahan ajar utama dan satu-satunya untuk pembelajaran sebuah materi.



Guru biasanya mengkombinasikan dengan penggunaan buku paket atau buku teks pelajaran agar semakin sempurna. Tak jarang pula ditambahkan dengan penggunaan media pembelajaran yang interaktif sehingga siswa dapat mempelajari pelajaran dengan menggunakan LKS dengan lebih mudah dan cepat memahami apa yang dipelajari. Seperti yang disebutkan sebelumnya bahwa LKS memiliki fungsi dan tujuan yang khusus jika digunakan dalam pembelajaran. Fungsi dan tujuan LKS ini sangat perlu untuk diperhatikan agar Lembar Kerja Siswa tidak sembarangan digunakan, dapat diterapkan dalam pembelajaran seperti fungsi dan tujuan LKS ketika disusun. Fungsi dan tujuan lembar kerja siswa ini sangat membantu guru dan siswa agar dapat menggunakan LKS secara tepat dan mudah dalam pelaksanaan penerapan LKS dalam pembelajaran. Diktat adalah bahan pembelajaran yang disusun berdasarkan kurikulum dan silabus, terdiri dari babbab, memuat detail penjelasan, referensi yang digunakan, memiliki standar jumlah halaman tertentu dan biasanya dipersiapkan atau dikembangkan sebagai buku. Diktat berisi: 1. Pedoman substansi : Substansi diktat disusun berdasarkan kurikulum, silabi dan SAP 2. Pedoman format: Bagian-bagian yang harus ada: a. Bagian Awal 1) Halaman Sampul 2) Halaman Penulis dan Penerbit a) Halaman Persembahan (ungkapan untuk siapa saja), jika diperlukan b) Halaman Pengesahan atau validasi standar UII. 3) Kata Pengantar Memberikan informasi garis besar tentang diktat yang ditulis: a) Pokok-pokok pemikiran/permasalahan dalam diktat b) Siapa pengguna atau pembaca diktat c) Pendekatan penulisan diktat (perbedaan dengan yang lain) d) Informasi tambahan atau suplemen dan bila perlu media pembelajaran lain 4) Daftar Isi 5) Daftar Gambar/ Tabel / Takarir b. Bagian Isi Bagian isi terdiri dari bab-bab, sub bab yang diturunkan berdasarkan silabus, SAP yang meliputi: 1) Judul/Topik Pembelajaran. 2) Rumusan Kompetensi yang harus diperoleh mahasiswa dengan topik pembelajaran dan Kata-kata/istilah/ungkapan kunci.



3) Isi/Materi Topik Pembelajaran. 4) Lembar Pertanyaan. a) Model-model pertanyaan atau tes/latihan dapat berupa: i. tes benar-salah (true-false test), ii. soal isian (essay test), iii. tes pilihan ganda (multiple choice test), dan tugas-tugas lain. b) Topik/Materi Diskusi. c) Saran-saran lebih lanjut. d) Kunci Jawaban (jika diperlukan). c. Bagian akhir Daftar Pustaka (yang digunakan dalam menulis diktat) Indeks (bila diperlukan) Lampiran Informasi Tentang Penulis Diktat : yang memuat hubungan antara materi diktat dengan keahlian penulis Catatan: sebuah diktat sebaiknya jumlah halaman minimal 40 halaman [standar CCP], spasi 1,5, ukuran kertas A4 B. Modul Modul adalah satuan program pembelajaran yang terkecil, yang dapat dipelajari oleh mahasiswa sendiri secara perseorangan (self instructional) setelah mahasiswa menyelesaikan satu satuan dalam modul, selanjutnya mahasiswa dapat melangkah maju dan mempelajari satuan modul berikutnya. Pembelajaran dengan menggunakan modul, merupakan strategi tertentu dalam menyelenggarakan pembelajaran indiv idual. Modul pembelajaran, sebagaimana yang dikembangkan di Indonesia, merupakan suatu paket bahan pembelajaran (learning materials) yang memuat deskripsi tentang tujuan pembelajaran, lembaran petunjuk dosen yang menjelaskan cara mengajar yang efisien, bahan bacaan bagi mahasiswa, lembaran kunci jawaban pada lembar kertas kerja mahasiswa, dan alat-alat evaluasi pembelajaran. Modul berisi : 1. Judul Modul Judul ini berisi tentang nama modul dari suatu mata kuliah tertentu. 2. Petunjuk Umum Memuat penjelasan tentang langkah-langkah yang akan ditempuh dalam perkuliahan, sebagai berikut : a. Kompetensi Dasar b. Pokok bahasan c. Indikator Pencapaian d. Referensi Diisi petunjuk dosen tentang buku-buku referensi yang dipergunakan. e. Strategi Pembelajaran Menjelaskan pendekatan, metode, langkah yang dipergunakan dalam proses pembelajaran. f. Lembar Kegiatan Pembelajaran



Petunjuk bagi mahasiswa untuk memahami langkah-langkah dan materi perkuliahan g. Evaluasi Evaluasi dilakukan untuk mengetahui kemampuan mahasiswa setelah menyelesaikan pembelajaran satu modul. Evaluasi ini diberikan setelah pembelajaran berakhir (post test) berupa: tes benar-salah (true-false test), soal isian (essay test), tes pilihan ganda (multiple choice test), dan tugas-tugas lain. 3. Materi Modul Berisi penjelasan secara rinci tentang materi yang dikuliahkan pada setiap pertemuan 4. Evaluasi Semester Evaluasi ini terdiri dari tengah dan akhir semester dengan tujuan untuk mengukur kompetensi mahasiswa sesuai materi kuliah yang diberikan. C. Handout 1. Pengertian dan tujuan Handout atau HO adalah “segala sesuatu” yang diberikan kepada mahasiswa ketika mengikuti kegiatan perkuliahan. HO dimaksudkan untuk memperlancar dan memberikan bantuan informasi atau materi pembelajaran sebagai pegangan bagi mahasiswa. HO dapat digunakan untuk beberapa kali pertemuan sangat tergantung dari disain dan lama waktu untuk penyelesaian satuan perkuliahan tersebut. 2. Komponen Handout: Komponen handout terdiri dari: a. Identitas handout: Nama fakultas, jurusan/prodi, kode mata kuliah, nama mata kuliah, pertemuan ke, handout ke, jumlah halaman dan mulai berlakunya handout. b. Materi pokok/materi pendukung perkuliahan yang akan disampaikan; kepedulian, kemauan dan keterampilan dosen dalam menyajikan ini sangat menentukan kualitas HO. 3. Jenis Handout (00000) Jenis handout dibagi berdasarkan karakteristik mata kuliah yang dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu handout mata kuliah praktek dan non praktek. a. Handout untuk mata kuliah praktek berisi: 1) Materi pokok kegiatan praktek, di dalamnya; 2) Langkah-langkah kegiatan/proses yang harus dilakukan mhs, langkah demi langkah dalam memilih alat, merangkai dan menggunakan alat/ instrumen yang akan digunakan/dipasangkan dalam unit/rangkaian kegiatan praktek 3) Pembelajaran dengan melakukan praktek ini berbeda dengan pembelajaran teori, pengalaman dan keterampilan mhs sangat diharapkan dalam penggunaan alat/instrumen praktek (harus mutlak benar), salah dalam merangkai/menggunakan akan berakibat fatal , kerusakan atau bahkan kecelakaan. 4) Perlu/seringkali dilakukan pre-test terlebih dulu, sebelum mhs memasuki ruangan lab/bengkel, untuk mengetahui sejauh mana mhs telah siap dengan segala apa yang akan dilakukan praktek tsb. 5) Penggunaan alat evaluasi (reported sheet) sangat diperlukan untuk umpan balik dan untuk melihat tingkat ketercapain tujuan, serta kompe-tensi-kompetensi yang harus dikuasai dan dicapai oleh setiap mhs.



6) Keselamatan kerja di lab/bengkel perlu dibudayakan dalam kegiatan praktek, baik praktek di lab mapun di bengkel. b. Handout untuk matakuliah non praktek: 1) Acuan handout adalah SAP. 2) Format handout (a) Bebas (slide, transparansi, paper based), dan dapat berbentuk narasi kalimat tapi singkat atau skema/flowchart dan gambar. (b) Tidak perlu pakai header maupun footer untuk setiap slide cukup yang halaman pertama saja. 3) Content handout: (a) Overv iew materi (b) Rincian materi 4. Untuk mata kuliah praktek format identitasnya sama, isi handout disesuaikan dengan kekhususan materinya. 5. Contoh bentuk-bentuk tampilan handout non praktek sebagai berikut: D. BUKU Buku adalah salah satu sumber bacaan, berfungsi sebagai sumber bahan ajar dalam bentuk materi cetak (printed material). Secara umum buku dibedakan menjadi 4 jenis; yaitu: 1. Buku sumber yaitu buku yang biasa dijadikan rujukan, referensi, dan sumber untuk kajian ilmu tertentu, biasanya berisi suatu kajian ilmu yang lengkap, 2. Buku Bacaan, adalah buku yang hanya berfungsi untuk bahan bacaan saja, misalnya novel, cerita, legenda, dll, 3. Buku Pegangan, yaitu buku yang bisa dijadikan pegangan guru atau pengajar dalam melakukan proses pengajaran 4. Buku bahan ajar, yaitu buku ynag disusun, untuk proses pembelajaran, dan beisi bahan-bahan atau materi pelajaran yang akan diajarkan, Dalam penusunan buku ada kode etik, aturan dan ketentuan yang mengatur, jadi begi para penyusun buku, buku apapaun itu, harus tunduk apda kenetuan yang berlaku, diataranya secara umum sebagai berikut;’ a. Buku tidak boleh mengganggu ketentraman social, b. Buku tidak boleh menggangu unsure sara, c. Tidak boleh menjadi bahan prokontra antara beberapa etnis, golongan, ras, suku bangsa, budaya ataupun agama. d. Buku harus bisa dipertanggungjawabkan keberaannya,



MANFAAT SILABUS DAN RPP SITI MUNAWAROH Abstrak : Syllabus is strategical learning at one particular particular subject that range interest default, base interest,subject material, learning activity, indicator, estimation, time allocation, and source / material / tool / learning media. Syllabus constitutes formulation of interest default and basic interest become interest attainment indicator and estimation. RPP



is Learning be process one be set and is managed terminological that given steps deep its performing can reach expected result RPP is arranged to one Base Interest. Planning and teaching which is covers: syllabus and RPP. To the effect of this article collation which is that each college student can know and understanding about Syllabus and RPPsebagai Is material winks kulia biological learning planning. Key word : Syllabus benefit, RPP PENDAHULUAN KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) merupakan kurikulum yang bersifat operasional dan dilaksanakan dimasing-masing tingkat satuan pendidikan. Landasan hukum kurikulum ini yaitu Undang-undang Sikdiknas No. 20 Tahun 2003 dan Peraturan Pemerintah No. 15 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) disusun oleh masing-masing sekolah dengan mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan Standar Isi (SI) untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah. Penyerahan pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada tiap sekolah dengan mengacu pada Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan bertujuan agar kurikulum tersebut dapat disesuaikan dengan karakter dan tingkat kemampuan sekolah masing-masing. A. Pengertian silabus Silabus pada hakikatnya menjelaskan secara singkat mengenai materi yang akan dibahas dari setiap mata ajar dan tujuan yang hendak dicapai dari suatu pengajaran, atau tahap belajar-mengajar atau dengan kata lain Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi, Kompetensi dasar dan indikator ke dalam materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran dan pencapaian kompetensi untuk penilaian. Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu mata pelajaran tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar,materi pokok, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat/media pembelajaran. Silabus merupakan penjabaran dari standar kompetensi dan kompetensi dasar menjadi indikator pencapaian kompetensi dan penilaian B. Pengertian RPP Perkiraan atau proyeksi mengenai tindakan apa yang akan dilakukan pada saat melaksanakan kegiatan pembelajaran 1.



Rencana yang mengambarkan prosedur dan pengoraginasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan telah dijabarkan dlam silabus



2.



Pembelajaran adalah proses yang ditata dan diatur menurut langkah-langkah tertentu agar dalam pelaksanaannya dapat mencapai hasil yang diharapkan



3.



RPP disusun untuk satu Kompetensi Dasar.



1. LATAR BELAKANG A. PEMBAHASAN 1. SILABUS



a. Manfaat Silabus b. c. d. e. f.



1. Pedoman bagi pengembangan pembelajaran lebih lanjut 2. Pembuatan rencana satuan pembelajaran 3. Pengelolaan kegiatan pembelajaran 4. Penyediaan sumber belajar 5. Pengembangan sistem penilaian



1. Prinsip pengembangan silabus 1. Ilmiah Materi pembelajaran yang diberikan dalam silabus harus memenuhi kebenaran secara ilmiah. 2. Memperhatikan perkembangan dan kebutuhan siswa Cakupan,kedalaman, tingkat kesukaran, dan urutan penyajian materi dalam silabus disesuaikan dengan tingkat perkembangan fisik dan psikologis siswa. 3. Sistematis Silabus dianggap sebagai suatu system sesuai konsep dan prinsip system, penyusunan silabus dilakukan secara sistematis, sejalan dengan pendekatan system atau langkah-langkah pemecahan masalah. 4. Relevansi,Konsitensi, dan Kecakupan Dalam penyusunan silabus diharapkan adanya kesesuaian\, keterkaitan, konsitensi dan kecakupan antara standar kompetensi, kompetnsi dasa, materi pokok, pengalaman belajar,system penilaian dan sumber bahan(DepDIknas, 2004:11) c. Tahapan Penyusunan 1. 2. 3. 4. 5.



Identifikasi Kompetensi Dasar Silabus Program Semester Satuan Pembelajaran Skenario Pembelajaran d. Komponen Silabus



• Standar kompetensi 1. Merupakan seperangkat kompetensi yang dibakukan dan harus dicapai siswa sebagai hasil belajarnya dalam setiap satuan pendidikan (SKL) 2. Digunakan untuk memandu penjabaran kompetensi dasar menjadi pengalaman belajar • Kompetensi dasar 1. Rincian dari standar kompetensi, berisi pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang secara minimal harus dikuasai siswa • Indikator 1. Merupakan kompetensi dasar yang lebih spesifik



2. Dikembangkan oleh guru sesuai dengan kebutuhan dan potensi siswa 3. Menggunakan kata kerja operasional yang dapat diukur dan cakupan materinya terbatas, contoh: menghitung, menafsirkan, membandingkan, membedakan, menyimpulkan, dsb. 4. Digunakan lebih lanjut dalam pengembangan instrumen tes 1. 2. 3. 4.



• Materi pokok Pokok-pokok materi pembelajaran yang harus dipelajari siswa untuk mencapai kompetensi dasar Jika ditetapkan secara nasional, tugas pengembang silabus menjabarkannya menjadi uraian materi pembelajaran Jenis materi: fakta, konsep, prinsip, prosedur. Dirumuskan dalam bentuk kata benda atau kata kerja yang dibendakan



 Pengalaman belajar 1. Pengalaman dan kegiatan siswa menunjukan aktivitas belajar dalam mencapai penguasaan standar kompetensi,kompetensi dasar, dan materi pembelajaran. 2. Pengalamn belajar adalah kegiatan fisik maupun mental yang perlu dilakukan oleh siswa dalam menacapi kompetensi dasar dan materi pembelajaran. 3. Pengalam belajar ranah Kognitif, Psikomotorik dan Afektif a. Kompetensi ranah kognitif meliputi menhafal, memahami, mengaplikasikan, menganalisa,, mensitesiskan, dan menilai b. Kompetensi ranah psikomotorik meliputi tingkatan gerkan awal, semi rumit, gerakan rutin. c. Kompetensi Afektif meliputi tingkatan pemberian respon, apresiasi, penilaian, dan internalisasi. • Strategi pembelajaran Merupakan bentuk/pola umum kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan, terdiri atas a. Kegiatan tatap muka, berupa kegiatan pembelajaran dalam bentuk interaksi langsung antara guru dengan siswa (ceramah, tanya jawab, diskusi, presentasi seminar, kuis, tes). b. Kegiatan non tatap muka, berupa: Kegiatan pembelajaran yang bukan interaksi guru-siswa (mendemonstrasikan, mempraktikkan, mengukur, mensimulasikan, mengadakan eksperimen, mengaplikasikan, menganalisis, menemukan, mengamati, meneliti, menelaah). Kegiatan pembelajaran kontekstual Kegiatan pembelajaran kecakapan hidup • Penilaian Penilaian yang dilakukan selama kegiatan pembelajaran berlangsung serta penilaian yang dilakukan setelah kegiatan pembelajaran berakhir, dapat berupa tes, non tes ataupun berbentuk praktek atau unjuk kerja. 1. 2. 3. 4.



• Alokasi waktu Perkiraan berapa lama siswa mempelajari materi yang telah ditentukan dengan memperhatikan tingkat kesulitan materi, luas materi, lingkup/cakupan materi, tingkat pentingnya materi Perlu memperhatikan alokasi waktu per semester dalam kalender pendidikan Perlu dipertimbangkan juga waktu untuk remedial, pengayaan, tes/ulangan, dan cadangan Jika alokasi waktu ditetapkan secara nasional, maka pengembang silabus tinggal mendistribusikannya dalam program semester



• Sumber bahan/acuan/rujukan 1. Rujukan, referensi atau literatur yang bisa digunakan 2. Bukan hanya buku teks, tetapi juga: jurnal, hasil riset, internet, dsb. 3.Mengikuti cara penulisan yang standar (nama pengarang, tahun terbit, judul buku, kota, nama penerbit) 2.RPP a. Prinsip-Prinsip Pengembangan RPP • Memperhatikan perbedaan individu peserta didik • Mendorong partisipasi aktif peserta didik • Mengembangkan buadaya membaca dan menulis proses pembelajaran • Memberikan umpan balik dan tindak lanjut • Keterkaitan dan keterpaduan • Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi b.Tujuan Dan Manfaat • Memberikan landasan pokok bagi guru dan siswa dalam mencapai kompetensi dasar dan indicator • Memberi gambaran mengenai acuan kerja jangka pendek • Karena disusun dengan menggunakan pendekatan sistem, memberi pengaruh terhadap pengembangan individu siswa • Karena dirancang secara matang sebelum pembelajaran, berakibat terhadap nurturant effect c. Prinsip Penyusunan • Spesifik • Operasional • Sistematis • Jangka pendek (1-3 kali pertemuan) d. Langkah-langkah Penyusunan RPP • Mengisi kolom identitas • Menentukan alokasi wajtu yang dibutuhkan untuk pertemuan yang telah ditetapkan • Menetukan SK,KD dan Indikator yang akan digunakan ( terdapat pada silabus yang telah disusun) • Merumuskan tujuan pembelajaran berdasarkan SK,KD, dan Indikator yang telah ditentukan. • Mengidentifikasi materi ajar berdasrkan materi pokok atau pembelajaran yang terdapat dalam silabus. • Menentukan metode pembelajaran yang akan digunakan • Menentukan langkah pembelajaran yang terdiri dari kegiatan awal, inti, dan akhir • Mene\ntukan alat/bahan/sumber belajar • Menyusun criteria penilaian, lembar pengamatan, contoh soal, teknik penskoran, dll e. SK – KD – Indikator • Tuliskan standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator yang hendak dicapai. Tuliskan juga nomor kompetensi dasarnya (jika ada) Materi Pembelajaran



• Tuliskan materi pembelajaran (beserta uraian singkat) yang perlu dipelajari siswa dalam rangka mencapai kompetensi dasar dan indicator f. Kegiatan Pembelajaran • Tuliskan kegiatan pembelajaran berupa kegiatan pembelajaran secara konkret yang harus dilakukan siswa dalam berinteraksi dengan materi pembelajaran dan sumber belajar untuk menguasai kompetensi dasar, mencakup kegiatan tatap muka dan non tatap muka g.Alat, Media, Sumber Rujukan • Tuliskan berbagai alat dan media atau sumber belajar lain yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran yang sesuai untuk pencapaian kompetensi dasar • Tuliskan sumber bahan/rujukan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran sesuai dengan kompetensi dasar yang harus dikuasai. Gunakan cara penulisan yang sudah baku, tuliskan juga bagian/bab dan halamannya h.Penilaian Pembelajaran • Tuliskan prosedur, jenis, bentuk, dan alat/instrumen yang digunakan untuk menilai pencapaian kompetensi dasar oleh siswa, serta tindak lanjut hasil penilaian, seperti: remedial, pengayaan, atau percepatan. • Sesuaikan dengan teknik penilaian berbasis kelas, seperti: penilaian portofolio, hasil karya (product), penugasan (project), kinerja (performance), dan tes tertulis (paper & pen test). i. Rumusan Kegiatan Pembelajaran • Siswa dibagi ke dalam tiga kelompok kecil (4-5 orang) mendiskusikan tentang penyebab terjadinya kecelakaan kereta api • Siswa memperhatikan uraian guru tentang terjadinya peristiwa terjadinya kecelakaan kereta api • Setiap mahasiswa mengamati proses lokomotif berjalan melalui penayangan slow motion media video • Dengan bantuan peta Indonesia, siswa menunjukkan dan menandai daerah-daerah rawan kecelakaan kereta api. Dsb. B. PENDAPAT Pendapat saya tentang artikel ini yaitu sangat baik untuk dijadikan tugas disebabkan karena apabila kita tidak kita tidak dapat mengetahui tentang manfaat silabus dan RPP. Sehingga, diharapkan pada dosen pengasuh mata kulia agar menjelaskannya dengan baik agar kami dapat mengetahui dan memahaminya dengan baik. disebabkan karena Silabus dan RPP ini sangat penting bagi kami yang menjadi seorang calon guru. Karena disaat kami mengikuti PPL II dan menjadi seorang guru kami akan dituntut membuat Silabus dan RPP. C. PENUTUP 1. KESIMPULAN Dapat disimpulkan bahwa manfaat silabus dan RPP ini sangat penting bagi kami seorang pelajar atau sebagai calon seorang guru. Disebabkan karena kita akan selalu menggunakan Silabus dan RPP ini di saat sudah menjadi seorang guru. 2. SARAN Saran penulis kepada seluruh teman-teman semua agar lebih giat lagi belajar dengan membaca buku maupun melalui internet agar kita dapat mengetahui dan memahami apa itu



silabus dan RPP.Serta dalam proses perkuliahan pun kita harus giat belajar sehingga kitadapat mencapai kesuksesan bersama-sama. DAFTAR RUJUKAN http://apadefinisinya.blogspot.com/2009/01/deskripsi-rencana-pelaksanaan.html http://disdik-lampung.info/rpp-silabus-ktsp http://robymaulana.blogspot.com/2009/12/contoh-deskripsi-silabus-dan-rpp.html http://youfummi.wordpress.com/2007/07/11/pengertian-silabus/