14 0 119 KB
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam Al Quran dan hadis banyak disebutkan tentang pentingnya sikap moderat, serta posisi umat Islam sebagai umat yang moderat dan terbaik. Toleransi dan moderasi adalah nilai inti dalam ajaran Islam. Sangat penting mengembangkan nilai-nilai toleran dan moderat untuk mengatasi persoalan umat seperti radikalisasi keagamaan, kekerasan atas nama agama, pengafiran pihak lain, sikap ekstrim, fanatisme berlebihan. Islam moderat adalah Islam yang tidak condong ke kiri atau ke kanan, melainkan lurus, sebagaimana bahasa Al-Quran: jalan lurus (al-shirat- al-mustaqim). Sejalan dengan jalan lurus tersebut, Al-Quran juga menegaskan umat Islam sebagai umat yang moderat (wasatha), umat terbaik yang akan menjadi saksi dan pelopor bagi kemajuan dan perdamaian dunia.
B. Rumusan Masalah Adapun yang akan dibahas dalam makalah ini yaitu: 1. Bagaimana Pengertian moderasi dan toleransi ? 2. Apa sajakah ciri-ciri dan karakteristik moderasi? 3. Apa sajakah prinsip-prinsip moderasi ? 4. Bagaimanakah prepektif islam mengenai moderasi dan toleransi? C. Tujuan Tujuan makalah ini dibuat yaitu: 1. Untuk mengetahui pengertian moderasi dan toleransi. 2. Untuk mengetahui ciri-ciri dan karakteristik moderasi. 3. Untuk mengetahui prinsip-prinsip moderasi. 4. Untuk mengetahui prespektif islam mengenai moderasi toleransi.
1
dan
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Moderasi Islam Moderat atau moderasi yang dalam bahasa Arab disebut wasatiyah
dan
wasat
dapat
diterjemahkan
pertengahan
yang
merupakan keniscayaan dalam kehidupan manusia. Implikasinya adalah keseimbangan dalam beraktivitas, baik yang ada kaitannya dengan kehidupan fisik jasmaniah maupun non fisik atau rohaniah. Kehidupan jasmani amat erat kaitannya dengan materi, sementara kehidupan rohani ada kaitannya dengan keyakinan. 1 Kata ‘moderasi’, dengan merujuk pada pengertian dasarnya baik dari bahasa aslinya (inggris) maupun dari KBBI, adalah mengacu pada makna prilaku atau perbuatan yang wajar dan tidak menyimpang. Pengertian kata moderasi dalam bahasa arab terkandung dalam tiga makna : 1. Wazn Wazn berarti sesuatu yang memiliki dua ujung yang ukurannya sama. Namun secara umum, ia bermakna berada di tengah-tengah antara dua hal. al-Wazn, dalam kontek moderasi adalah berlaku adil dan jujur dan tidak menyimpang dari garis yang telah ditetapkan. Sebab, ketidakadilan dan ketidak jujuran sejatinya merusak keseimbangan kosmos atau alam raya. 2. Mizān Mizan berasal dari akar kata wazn yang berarti timbangan. Oleh karena itu, mizan adalah “alat untuk menimbang”. Namun
dapat
pula
berarti
“keadilan”,
karena
bahasa
seringkali menyebut “alat” untuk makna hasil penggunaan alat itu. 3. Al-adl 1 Departemen Agama RI, Moderasi Islam (Tasfsir al-Qur’an Tematik), (Jakarta : Lajnah Pentashihan Mushaf al-Qur’an, 2012) cet.1, h.160 2
Al-‘adl adalah hal yang menunjukkan sesuatu yang berada di tengah-tengah di antara dua titik ekstrim yang berlawanan. B. Ciri-Ciri dan Karakteristik Moderasi Islam 1. Moderasi Islam dalam Aqidah Aqidah Islam memiliki ajaran-ajaran yang modeat. Ciri-ciri yang tampak adalah Aqidah Islam yang serasi dengan fitrah dan akal, mudah dan terang, tidak ada unsur kerancuan dan parodaksal, abadi, dan tidak bertentangan dengan ilmu pengetahuan. Moderasi ajarannya terlihat dalam pemaparan tentang pokokpokok keimanan seperti ketuhanan, kenabian, malaikat, dan kitab suci. Pemaparannya berada di tengah-tengah antara dua kutub ekstrim akidah Yahudi dan akidah Nasrani. Ini membuktikan jelas bahwa akidah islam adalah ajaran yang benar-benar bersumber dari Allah subhanahu wa ta’ala. 2. Moderasi Islam dalam Akhlak Moderasi Islam dalam Akhlak yang menekankan keseimbangan antara orientasi kebendaan dan kerohanian. Setidakmya ada tiga agenda
besar
menyelamatkan
yang
bisa
dilakukan
krisis
spiritual
dan
kaum krisis
muslimin
dalam
kemanusian
akibat
orientasi kebendaan yang terlampau dominan pada abad ini : a. Menghidupkan kembali nilai-nilai spiritualitas yang merupakan jiwa
agama
guna
mewujudkan
makna
hidup
dan
hidup
bermakna. b. Menyadarkan umat manusia terus menerus tentang fitrahnya yang suci bahwa manusia secara universal adalah sebuah entitas yang tergantung dan sangat membutuhkan tuhan. c. Menghidupkan terus menerus penghormatan terhadap konsep kemanusian universal. 3. Moderasi Islam dalam Muamalah Dalam aspek ibadah dan muamalah, islam tampil sebagai ajaran yang moderat. Salat, zakat, puasa dan haji yang dilaksanakan dengan konsep istita’ah, tingkat moderasinya makin ketara. Salat dan puasa yang tidak memerlukan waktu yang lama, dan zakat
3
yang sangat sedikit bagian yang dikeluarkan, sehingga bisa dilihat secara keseluruhan. Bila dalam aspek
aqa’idi
dan
ta’abbudi,
islam
sudah
menampilkan moderasinya, dalam aspek ta’amulli, islam juga menampilkan moderasinya, seperti dalam politik, ekonomi, sosial dan
pergaulan
baik
rasional
maupun
internasional.
Moderat
merupakan prinsip dalam ajaran Islam yang sangat berkaitan dengan segala aspek, baik spiritual, ritual, maupun sosial. 4. Moderasi Islam dalam Kepribadian Rasulullah Rasulullah adalah seorang yang lemah lembut hati, merasa sedih sekali
melihat
masyarakatnya
terjerumus
dalam
kehancuran.
Rasulullah juga sederhana dalam makan, minum, tidur, berpakaian, dan memenuhi kebutuhan sehari-hari serta dalam beribadah. Umat Islam juga diajarkan untuk tidak berlebih-lebihan dalam segala hal, termasuk dalam berpakaian dan makan. Rasulullah dan juga nabi-nabi sebelumnya senantiasa bersikap sederhana serta hidup
dan
berfirman :
beraktivitas
sebagaimana
manusia
lainnya.
Allah
Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di Setiap (memasuki) mesjid, Makan dan minumlah, dan janganlah berlebihlebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.2 C. Prinsip-Prinsip Moderasi dalam Islam 1. Keadilan Konsep keadilan dalam Qur’an dapat ditemukan, dari bermakna tauhid
sampai
Nubuwwah
keyakinan
hingga
mengenai
kepemimpinan,
hari
dan
kebangkitan,
dari
individu
dari
hingga
masyarakat. Keadilan juga bermacam-macam: keadilan dalam 2Departemen Agama RI, Moderasi Islam (Tasfsir al-Qur’an Tematik), (Jakarta : Lajnah Pentashihan Mushaf al-Qur’an, 2012) cet.1, h.231
4
kepercayaan (Q.S. Luqmān/31: 13), keadilan dalam rumah tangga (Q.S. Al-Baqarah/2: 282-283, keadilan dalam perjanjian dan keadilan dalam hukum. Sekurang-kurangnya ada 4 makna keadilan yaitu : a. Adil berarti ‘sama’. Persamaan dimaksud adalah persamaan dalam hak. b. Adil dalam arti ‘seimbang’. Keseimbangan ditemukan pada suatu kelompok yang di dalamnya terdapat beragam bagian yang menuju satu tujuan tertentu, selama syarat dan kadar tertentu terpenuhi oleh setiap bagian. Dengan terhimpunnya syarat
ini,
kelompok
itu
dapat
bertahan
dan
berjalan
memenuhi tujuan kehadirannya (Q.S. al-Infi¯ār/82: 6-7). c. Adil berarti juga ‘perhatian terhadap hak-hak individu dan memberikan
hak-hak
itu
kepada
setiap
pemiliknya’.
Pengertian inilah yang didefinisikan dengan “menempatkan sesuatu
pada
tempatnya”
atau
“memberi
haknyamelalui jalan yang terdekat”. d. Adil yang dinisbatkan kepada Ilahi
yaitu
pihak
lain
memelihara
kewajaran atas berlanjutnya eksistensi, tidak mencegah kelanjutan eksistensi dan perolehan rahmat. Keadilan Ilahi pada hakekatnya adalah rahmat dan kebaikan-Nya. KeadilanNya mengandung makna bahwa rahmat Allah swt tidak tertahan
untuk
diperoleh
sejauh
makhluk
itu
dapat
meraihnya. 2. At-tawāzun (keseimbangan) Tawazun memiliki arti memberi sesuatu akan haknya, tanpa ada penambahan dan pengurangan, dan keseimbangan tidak akan tercapai tanpa kedisiplinan (Q.S. Ar-Rahmān/55: 7). Salah satu yang menjadikan
Islam
sebagai
agama
sempurna
adalah
karena
keseimbangannya. Keseimbangan merupakan keharusan sosial, dengan demikian seseorang yang tidak seimbang dalam kehidupan individu dan kehidupan sosialnya, maka tidak akan baik kehidupan individu dan sosialnya. Bahkan interaksi sosialnya akan rusak. 5
3. Prinsip Tasāmuh (toleran). Tasāmuh adalah tenggang rasa atau sikap saling menghargai dan menghormati terhadap sesama, baik terhadap sesama muslim maupun dengan non-muslim. Tidak mementingkan disi sendiri dan tidak memaksakan kehendak. Tasāmuh berarti sikap toleran yang berintikan
penghargaan
kemajmukan
indentitas
terhadap budaya
perbedaan masyarakat.
pandangan Adapun
dan
prinsip
toleransi memastikan bahwa kehidupan yang damai dan rukun merupakan cerminan dari kehendak untuk menjadikan Islam sebagai agama damai dan mendamaikan. Tasāmuh mengandung pengertian keseimbangan antara prinsip dan penghargaan kepada prinsip orang lain. Tasāmuh lahir karena orang memiliki prinsip dan keharusan menghormati prinsip oroang lain. Memiliki prinsip tetapi tidak menghormati prinsip orang lain akan melahirkan i‘tizāl (mengakui
dirinya
paling
melakukan tasāmuh, maka
benar). akan
Jika
berlanjut
seseorang dengan
sudah tawāzun
(keseimbangan). Jika sudah melakukan tasāmuh dan tawāzun orang akan terdorong melakukan dialog dalam setiap penyelesaian masalah. Beberapa tanda sikap toleran misalnya; tidak egois, tidak memaksakan kehendak, tidak pernah meremehkan orang lain, mau menghormati sikap dan pendapt roang lain, mau berbagi ilmu dan pengalaman, saling pengertian, berjiwa besar, terbuka menerima saran dan kritik, senang menerima nasehat orang lain, dan sebagainya. Contoh sikap toleran dilakukan oleh Rasulullah saw ketika membangun masyarakat Madinah yang saat itu terdapat tiga golongan pemeluk agama yaitu Islam, yahudi, dan Nasrani. Mereka saling bergotong royong dalam mebangun kota Madinah, tetapi hanya dalam aspek duniawi, tidak tmenyangkut urusan agama. 3 D. Toleransi Dalam Islam 3 https://hakiemsyukrie.wordpress.com/2014/02/05/moderasi-islam/ diunduh pada tanggal 27-04-2015, jam 19:18 WIB. 6
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa arti kata ‘toleransi’ berarti sifat atau sikap toleran .4 Kata toleran sendiri didefinisikan sebagai “bersifat atau bersikap menenggang (menghargai, membiarkan, membolehkan) pendirian (pendapat,
pandangan,
kepercayaan,
kebiasaan,
kelakuan,
dan
sebagainya) yang berbeda atau bertentangan dengan pendirian sendiri. Toleransi merupakan kata yang diserap dari bahasa Inggris ‘tolerance’ yang berarti sabar dan kelapangan dada, adapun kata kerja transitifnya adalah ‘tolerate’ yang berarti sabar menghadapi atau melihat dan tahan terhadap sesuatu, sementara kata sifatnya adalah ‘tolerant’ yang berarti bersikap toleran, sabar terhadap sesuatu.5 Toleransi dalam bahasa Arab, istilah yang lazim dipergunakan sebagai padanan kata toleransi adalah samâhah atau tasâmuh. Toleransi merupakan sebuah keniscayaan bagi masyarakat yang majemuk, baik dari segi agama, suku, maupun bahasa. Toleransi baik paham maupun sikap hidup, harus memberikan nilai positif untuk kehidupan masyarakat yang saling menghormati dan menghargai perbedaan
dan
keragaman
tersebut.
Menurut
UNESCO
bidang
pendidikan PBB, toleransi adalah sikap saling menghormati, Saling menerima, dan saling menghargai di tengah keragaman budaya, kebebasan berekspresi dan karakter manusia.6 E. Toleransi dalam Perspektif al-Qur’an dan Hadis Nabi saw Dalam hadis Rasulullah saw. ternyata cukup banyak ditemukan hadis-hadis
yang
memberikan
perhatian
toleransi sebagai karakter ajaran inti Islam.
secara
verbal
tentang
Hal ini tentu menjadi
4 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.1991. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Edisi ke-2. Cet. Ke-1. h. 1065
5 Jhon M. Echol dan Hassan Shadily, An English-Indonesian Dictinary (Kamus Inggris Indonesia), (Cet. XXV; Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2003), h. 595. 6 Zuhairi Misrawi, Hadratussyaikh Hasyim Asy’ari moderasi, keutamaan dan kebangsaan, (Jakarta, Buku Kompas, 2010) cet.1. h. 253 7
pendorong yang kuat untuk menelusuri ajaran toleransi dalam Alquran, sebab apa yang disampaikan dalam hadis merupakan manifestasi dari apa yang disampaikan dalam Alquran. Di dalam salah satu hadis
Rasulullah
saw.,
beliau
bersabda : زديد ح عققا ع ن ن ال ن ح ن ع س ع م ع ع ن إن ن ح م ل أنقا ح ح ع ن عع ن حقاقع ع ع ن مد ح ب ن ح حد مث عننقا عبد الله حدثنى أبى حدثنى دي ع ن صي ن ن داوحد ع ب ن ن ل ل نرسلول الل مه صملى الل مه ع عل عيه وسل مم أ عي ا نل عدديقا ع س عققا ع ب إ نعلى م ع ن ح ي نأ ع ح عك نرن ع ن ع نع ن ن ن ع ع ع ي ل نقي ع ع ح ن ن ع عمبقا س ن اب ن ن ة عع ن الل مهن عققا ع. ة ح ح في م ح حنني ن م ع ل ال ن ع ة ال م س ن [Telah menceritakan kepada kami Abdillah, telah menceritakan kepada saya Abi telah menceritakan kepada saya Yazid berkata; telah mengabarkan kepada kami Muhammad bin Ishaq dari Dawud bin Al Hushain dari Ikrimah dari Ibnu 'Abbas, ia berkata; Ditanyakan kepada Rasulullah saw. "Agama manakah yang paling dicintai oleh Allah?" maka beliau bersabda: "Al-Hanifiyyah As-Samhah (yang lurus lagi toleran)]"7 Ibn Hajar al-Asqalany ketika menjelaskan hadis ini, beliau berkata: “Hadis ini di riwayatkan oleh Al-Bukhari pada kitab Iman, Bab Agama itu Mudah” di dalam sahihnya secara mu'allaq dengan tidak menyebutkan sanadnya karena tidak termasuk dalam kategori syaratsyarat hadis sahih menurut Imam al-Bukhari, akan tetapi beliau menyebutkan sanadnya secara lengkap dalam al-Adâb al-Mufrad yang diriwayatkan dari sahabat Abdullah ibn ‘Abbas dengan sanad yang hasan.8 Sementara Syekh Nasiruddin al-Albani mengatakan bahwa hadis ini adalah hadis yang kedudukannya adalah hasan lighairih.”9
7 Ahmad bin Ali bin Hajar al-Asqalany, Fath al-Bary, (Cet. I; Madinah al-Munawarah, 1417 H / 1996 M), Jilid. I, h. 236 8 Ahmad bin Ali bin Hajar al-Asqalany, Fath al-Bary, hal. 94 8
Berdasarkan hadis di atas dapat dikatakan bahwa Islam adalah agama yang toleran dalam berbagai aspeknya, baik dari aspek akidah maupun syariah. Sejak
Islam
diturunkan
berlandaskan
pada
asas
kemudahan,sebagai-mana Rasulullah saw. bersabda : مط عهمرس عققا ع ن مععد س ال نغن ع م ع ل ع ع حد مث ععنقا ع عب ند ح ال م ح م ن ح ن ع حد مث ععنقا ع ح ع ن ح فععقارنيي ع ععع ن ي ع ععع ن ن ع عل نعع ي محر ب ن ح سل عم ن ب ن ح ن ب نعع ن معنعع ن قبري ع ع ع سنعيد ب ع م قعععقا ع ن ل إن م ه ع عل عي نععهن وع ع ن أنبي ع سععل م ع صععملى الل معع ح سنعيد س ال ن ع ي ع ن الن مب نعع ي ن أنبي هحعردي نعرة ع ع ععع ن ن م ن ح ن ي ع ن ن ن ع شقاد الععددي ع سععت عنعيحنلوا نبقال نغعععد نوعةن دوا وعقعععقارنحبلوا وعأب ن ن سععد ي ح نأ ع ن دي ح ع م ال ي شععحروا عوا ن ه فع ع ن دي ح ن حععد د إ نل م غ عل عب ععع ح ي ع سدر وعل ع ن ددي ع حةن وع ع .ة ج ن يسء ن ن الد يل ن ع عوالمرون ع م ن ش ن [Telah menceritakan kepada kami Abdus Salam bin Muthahhar berkata, telah menceritakan kepada kami Umar bin Ali dari Ma'an bin Muhammad Al Ghifari dari Sa'id bin Abu Sa'id Al Maqburi dari Abu Hurairah
bahwa
"Sesungguhnya
Nabi agama
shallallahu itu
'alaihi
mudah,
dan
wasallam
bersabda:
tidaklah
seseorang
mempersulit agama kecuali dia akan dikalahkan (semakin berat dan sulit). Maka berlakulah lurus kalian, men-dekatlah (kepada yang benar) dan
berilah
kabar
gembira
dan
minta
tolong-lah
dengan al-
ghadwah(berangkat di awal pagi) dan ar-ruhah (berangkat setelah zhuhur) dan sesuatu dari ad-duljah (berangkat di waktu malam)"].10 Ibn Hajar al-‘Asqalâni berkata bahwa makna hadis ini adalah larangan
bersikap tasyaddud (keras)
dalam
agama
yaitu
ketika
seseorang memaksa-kan diri dalam melakukan ibadah sementara ia tidak mampu melaksana-kannya itulah maksud dari kata : "Dan sama sekali tidak seseorang berlaku keras dalam agama kecuali akan 9 Muhammad Nasiruddin al-Albany, Shahih adab al-Mufrad. (Cet. II; Beirut: Dar ashShiddiq, 1415 H), h. 122. 10 Imam Abi Abdillah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim ibn al-Mughirah bin Bardazibah al-Bukhariy al-Ju'fiy, Shahih al-Bukhari, Juz 1, (Semarang: Maktabah wa Matba'ah Usaha Keluarga, 1981 M/1401 H, h. 15. 9
terkalahkan" artinya bahwa agama tidak dilaksanakan dalam bentuk pemaksaan maka barang siapa yang memaksakan atau berlaku keras dalam agama, maka agama akan mengalahkannya dan menghentikan tindakannya.11 Terdapat banyak ayat-ayat Alquran yang menjelaskan bahwa Islam adalah agama yang sarat dengan kemudahan di antaranya adalah firman Allah swt: جع ع ع --- ج ن ن ن ع م نفي ال ي مقا ع هحلوع ا ن--ل ع عل عي نك ح ن م وع ع جت ععبقاك ح ن م ن ددي ن حعر س [Dia telah memilih kamu. Dan dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan]. Q.S. al-Hajj: 22: 78. Pada ayat lain Allah berfirman : --- سعر م ال نعح ن م ال ني ح ن رديد ح ب نك ح ح ه ب نك ح ح رديد ح الل ل ح سعر وعل ع دي ح ن دي ح ن--[Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu]. Q.S. al-Baqarah: 2: 185. Selanjutnya, di dalam hadis riwayat Muslim, Rasulullah saw. bersabda : "هعل ع ع ث ن" عققال ععهقا ث ععل ث مت عن عط يحعلو ع ك ال ن ح [“Kehancuran bagi mereka yang melampaui batas" diulangi sebanyak tiga kali”]. HR. Shohih Muslim Kata "al-Mutanatti'un" adalah orang-orang yang berlebihan dan me-lampaui batas dalam menjelaskan dan mengamalkan ajaran-ajaran agama.[26]12 Al-Qâdi ‘Iyad mengatakan bahwa, maksud dari kehancuran mereka adalah di akhirat. Hadis ini merupakan peringatan untuk 11 Ahmad bin Ali bin Hajar al-Asqalany, Fath al-Bary, h. 143 12 Muslim bin Hajjaj bin Muslim al-Qusyairy an-Nisabury, al-Musnad al-Sahih, Cet. I; Riyad: Dar as-Salam, 1420 H /1999 M, Jilid. IV, h. 228. 10
menghindari sifat keras dan berlebihan dalam melaksanakan ajaran agama. Sikap toleransi dalam Islam yang berhubungan dengan akidah sangat jelas yaitu ketika Allah swt. memerintahkan kepada Rasulullah saw. untuk mengajak para Ahl al-Kitab untuk hanya menyembah dan tidak
menye-kutukan
Allah
swt.,
sebagaimana
firman-Nya
yang
artinya:
“ Katakanlah: "Hai ahli Kitab, Marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara Kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatupun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai Tuhan selain Allah". jika mereka berpaling Maka Katakanlah kepada mereka: "Saksikanlah, bahwa Kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)”.Q.S Ali Imran: 3: 64. Pada ayat ini terdapat perintah untuk mengajak para ahli kitab dari kalangan Yahudi dan Nasrani untuk menyembah kepada Tuhan yang tunggal dan tidak mempertuhankan manusia tanpa paksaan dan kekerasan sebab dalam dakwah Islam tidak mengenal paksaan untuk beriman sebagaimana Allah swt. berfirman: ن لإ نك نعراه ع فن ن ي الد يدي ن ن [Tidak ada paksaan dalam beragama]. Q.S Al-Baqarah : 256 11
Dalam
beberapa riwayat diketahui Rasulullah
saw.
Juga
mendoakan agar Allah swt. memberikan kepada mereka (kaum musyrik) hidayah untuk beriman kepada-Nya dan kepada risalah yang dibawa oleh Rasulullah saw. Diantara riwayat-riwayat tersebut adalah kisah qabilah Daus yang menolak dakwah Islam yang disampaikan oleh Tufail bin Amr ad-Dausi, kemudian sampai hal ini kepada Rasulullah saw., lalu beliau berdo'a : ن "م سقا وعأ ن م اهند ن د عون ث ت ب نهن ن "الل مهح م [Ya Allah, tunjukilah qabilah Daus hidayah dan berikan hal itu kepada mereka]. HR. Bukhori Berdasarkan riwayat di atas, maka benarlah bahwa Rasulullah saw. diutus menjadi rahmat bagi seluruh alam. Beliau tidak tergesagesa mendoakan mereka (orang kafir) dalam kehancuran, selama masih terdapat kemungkinan diantara mereka untuk menerima dakwah Islam, sebab beliau masih mengharapkannya masuk Islam. Adapun kepada mereka yang telah sampai dakwah selama beberapa tahun lamanya, tetapi tidak terdapat tanda-tanda kenginan untuk menerima dakwah Islam dan dikhawatirkan bahaya yang besar akan datang dari mereka seperti pembesar kaum musyrik Quraisy (Abu Jahal dan Abu Lahab dkk), barulah Rasulullah mendoakan kehancuran atas nama mereka13
13 Abu Muhammad Mahmud bin Ahmad al-Ainy, 'Umdat al-Qary, Syarh Shahih alBukhari, (Cet. I; Beirut: Muassasah ar-Risalah, 1421 H / 2001 M), Jilid. XIV, h.29
12
KESIMPULAN
Moderasi merupakan keniscayaan dalam kehidupan manusia. Implikasinya adalah keseimbangan dalam beraktivitas, baik yang ada kaitannya dengan kehidupan fisik jasmaniah maupun non fisik atau rohaniah.
Dalam
prinsip
moderasi
salah
satunya
adalah
Tasāmuh mengandung pengertian keseimbangan antara prinsip dan penghargaan kepada prinsip orang lain. Tasāmuh lahir karena orang memiliki prinsip dan keharusan menghormati prinsip oroang lain. 13
Memiliki prinsip tetapi tidak menghormati prinsip orang lain akan melahirkan i‘tizāl (mengakui dirinya paling benar). Jika seseorang sudah melakukan tasāmuh, maka akan berlanjut dengan tawāzun (keseimbangan). Jika sudah melakukan tasāmuh dan tawāzun orang akan terdorong melakukan dialog dalam setiap penyelesaian masalah.
DAFTAR PUSTAKA
Agama RI, Departemen , Moderasi Islam (Tasfsir al-Qur’an Tematik), Jakarta : Lajnah Pentashihan Mushaf al-Qur’an, 2012
14
https://hakiemsyukrie.wordpress.com/2014/02/05/moderasi-islam/
diunduh
pada tanggal 27-04-2015, jam 19:18 WIB. Kebudayaan Republik Indonesia, Departemen Pendidikan . Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 1991
Hassan Shadily, Jhon M. Echol , An English-Indonesian Dictinary (Kamus Inggris Indonesia), Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2003 Misrawi, Zuhairi, Hadratussyaikh Hasyim Asy’ari moderasi, keutamaan dan kebangsaan, Jakarta : Buku Kompas, 2010 al-Asqalany, Ahmad bin Ali bin Hajar, Fath al-Bary, Madinah al-Munawarah, 1417 H / 1996 M al-Albany, Muhammad Nasiruddin , Shahih adab al-Mufrad. Beirut: Dar ashShiddiq, 1415 H al-Bukhariy al-Ju'fiy, Imam Abi Abdillah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim ibn al-Mughirah bin Bardazibah, Shahih al-Bukhari, Semarang: Maktabah wa Matba'ah Usaha Keluarga, 1981 M/1401 H al-Qusyairy an-Nisabury, Muslim bin Hajjaj bin Muslim , al-Musnad al-Sahih, Riyad: Dar as-Salam, 1420 H /1999 M al-Ainy, Abu Muhammad Mahmud bin Ahmad, 'Umdat al-Qary, Syarh Shahih al-Bukhari, Beirut: Muassasah ar-Risalah, 1421 H / 2001 M
15