Modul 6 Pendekatan Pembelajaran Holistik Dan Konstruktivisme [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MODUL 6 PENDEKATAN PEMBELAJARAN HOLISTIK DAN KONSTRUKTIVISME



A.     PENGERTIAN DAN FUNGSI PENDEKATAN PEMBELAJARAN BAGI GURU -          Teori dapat diartikan sebagai seperangkat hipotesis (anggapan /pertanyaan sementara yang perlu diuji kebenaranya) yg diorganisasikan secara koheren mengenai sesuatu /serangkaian fenomena ynag terjadi di dalam lingkungan nyata. -          Tugas atau karakteristik suatu teori adalah : a.       Memberikan suatu kerangka kerja konseptual mengenai sesuatu yang dapat dijadikan sebagai dasar bagi suatu penelitian dan b.      Memberikan prinsip2 yang dapat diuji kecocokannya denga kondisi nyata. -          Sarwono, S.W (1987) menjelaskan beberapa fungsi teori yaitu fungsi deskripsi, eksplanasi,prediksi penelitian dan pengembangan. a.       Fungsi deskripsi berarti suatu teori itu harus menggambarkan sesuatu yang terjadi dalam lingkungan apa adanya tanpa dibaut2 jadi harus  objektif. b.      Fungsi eksplanasi artinya suatu teori itu harus memberikan penjelasan tentang suatu fenomena yang kompleks menjadi penjelasan yang rasional,sistematis dan mudah dipahami c.       Fungsi prediksi adalah bahwa suatu teori itu harus dapat memprediksi,memperkirakan /meramalkan terjadinya sesuatu atas dasar peristiwa sebelumnya. d.      Fungsi pengujian adalah bahwa suatu teori itu menguji fenomena terkini dan pengemabangan teori yang baru. -          Dantes (1996) mengemukakan bahwa suatu pendekatan pembelajaran biasanya dibangun atas dasar posisi pemahaman tertentu tentang apa hakikat,asumsi2 penerapannya. Bagi anda  pendekatan2 pembelajaran yang dipelajari disini dapat dipandang sebagai alternative /pilihan jalan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang anda harapkan. Fungsi pendekatan pembelajaran adalah memberiakan yang dianggap efektif dan member panduan yang dapat diuji kecocokannya dengan kondisi nyata. -          Mohammad Surya (2004) mengemukakan fungsi pendekatan seperti berikut : 1.      Memberikan garis2 rujukan untuk perencanaan pembelajaran 2.      Menilai hasil2 pembelajaran yang telah dicapai 3.      Mendiagnosis masalah2 belajar yang timbul 4.      Menilai hasil penelitian dan pengembangan yang telah dilaksanakan. B.     PENDEKATAN PEMBELAJARAN HOLISTIK DAN KONSTRUKTIVISME



1.      Pendekatan Holistik /terpadu dalam pembelajaran,diilhami oleh psikologis Gestalt yang dipelopori oleh Werheimer,Koffka dan Kohhler. Menurut merka objek/peristiwa tertentu akan dipandang oleh individu sebagai suatu keselurihan yang terorganisasikan -          Individu akan member makna terhadap suatu objek/peristiwa,termasuk dala mpembelajaran jika yang bersangkutan memiliki wawasan pengetahuan yang mendalam tentang hubunan/keterkaitan anatr unsure dalam suatu keseluruhan ,demikian pula dalam proses pembelajaran. -          Aplikasi pendekatan holistic mneurut Woolfolk, A,(1993) dalam pembelajaran disekolah dasar adalah sebagai berikut : 1.      Wawasan pengetahuan yang mendalam (insight). Berdasarkan percobaanya, kohler menyatakan bahwa wawasan memegang peranan penting dalam perilaku. 2.      Pembelajaran yang bermakna (meaningful learning),. Kebermaknaan unsur2 yang terkait dalam suatu objek/peristiwa akan menjunjung suatu pembentukan insight proses pembelajaran. 3.      Perilaku bertujuan (pusposive behavior). Prinsip ini dikembngkan oleh Edward Tolman yang menyakini bahwa pada hakikatnya perilaku itu terarah kkepada suatu tujuan. 4.      Prinsip ruang hidup (life space). Konsep ini dikembangkan oleh Kurt Lewin dalam pendekatan medan yang menyatakan bahwa perilaku individu mempunyai ketekaitan dengan lingkungan atau medan dimana ia berada 5.      Transfer dalam pembelajaran. Adalah pemindahan pola2 perilaku dari suatu pembelajaran tertentu kepada situasi lain. -          Untu dapat menenpatkan keberadaan belajar sebagai proses terpadu, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan (Depdikbud, 1988) 1.      Pembelajaran dapat berfungsi secara penuh untuk membantu perkembangan individual anak seutuhnya 2.      Pembelajaran sebagai aktivitas membelajarkan anak untuk memperoleh pengalaman menetapkan anak sebagai pusat segala galanya dengan demikaian kebermaknaan pengalaman yang ada sangat tergantung pada sejauh mana pengalaman itu diapresiasikan secara positif oleh anak sebagai sebjek belajar. 3.      Pembelajaran dalam hal ini lebih menuntut kepada terciptanya suatu aktivitas yang memungkinkan keterlibatan anak secara aktif dan intensif 4.      Pembelajaran menempatkan individu pada posisi yang terhormat dalam suasana kebersamaan didalam penyelesaian persoalan yang dihadapinya. 5.      Pembelajaran sebagai proses terpadu harus mendorong dan memfasilitasi setiap anak untu terus menerus belajar. 6.      Pembelajaran sebagai proses terpadu dapat berfungsi dan berperan secar afektif apabila dapat diciptakan lingkungan belajar,tidak hanya menyangkut sarana fisik,melainkan juga suasana belajar yang kondusif bagi pengembangan semua aspek individu. 7.      Pembelajaran sebagai proses terpadu memungkinkan pembelajaran bidang studi tidak harus secar aterpisah,melainkan dilaksanakan secar aterpadu



8.      Pembelajaran sebagai proses terpadu memungkinkan adanya hubungan antara sekolah dan keluarga. 2.      Pendekatan pembelajaran Konstruktivisme -          Para penganut ini berpendapat bahwa pengetahuan itu dikonstruksi oleh kita yang sedang belajar. -          Paul Suparno,1997 mengenukakan pengetahuan bukanlah kumpulan fakta dari suatu kenyataan ynag sedang dipelajari, tetapi merupakan konstruksi kognitif seseornag terhadap objek,pengakaman maupun lingkungannya. Pengrtahuan bukanlah sesuatu yang suda ada disana dan orang tinggal mengambilnya tetapi merupakan suatu bentukan terus menerus dari seseorang ynag setiap kali mengadakan reorganisasi karena munculnya pemahan yang baru. -          Piaget (conny, R.S, 1999) pada suatu waktu seseorang anak duudk dihalaman rumah dan menghitung kerikil, anak itu meletakkan kerikilnya secara lurus dan menghitungnya dari kanan ke kiri hingga mendapatkan jumlah sepuluh. -          Menurut von Glaserfeld. Pengetahuan bukanlah suat barangyang dapat dipindahkan dari pikiran seseorang ynag mempunyai pengetahuan (guru) berpikiran orang yang belum punya pengetahuan (anak) a.       Beberapa pengetahuan yang diperlukan untu melakukan proses pembentukan pengetahuan sebagai berikut : 1.      Kemampuan menginggat da menggungkapkan kembali pengalaman 2.      Kemampuan membandingkan dan mengambil keputusan akan kesamaan dan perbedaan 3.      Kemampuan untuk lebih menyukai suatu pengalaman yang satu daripada lain. -          Bettencourt menyebutkan beberapa hal yang membatasi proses konstruksi pengetahuan, yaitu : 1.      Konstruksi yang lama 2.      Domain pengalaman kita 3.      Jaringan struktur kognitif kita -          Von Glaserfeld membedakan 3 level pengetahuan dan kenyataan, yaitu : 1.      Konstruktivisme radikal Mengabaikan hubungan antara pengetahuan kenyataan sebagai criteria kebenaran. 2.      Realisme hipotetik 3.      Konstruktivisme yang biasa -          Dari segi subjek yang membentuk pengetahuan dapat dibedakan menjadi :konstruktivisme psikologis, personal, sosiokulturalisme, konstruktivisme sosiologis -          Conny R. S (1999) merumuskan sejumlah pemikiran yangmemungkinkan aktivitas belajar anak SD lebih bermakna dengan menrapkan priinsip konstruktivisme. Pemikiran ini terutama berkenaan dengan upaya peningkatan kualitas proses pembelajaran.



-          Pandanga Konstruktivisme menghendaki para guru untuk menerapkan pendekatan mengajar yang berpusat pad anak . secara terperinci. Cara pembelajaran anak yang diharapkan dideskripsikan sebagai berikut : 1.      Kegiatan mengajar tidak hanya pada segi pencapaian prestasi akademik. 2.      Untu membuat pelajaran bermakna bagi anak2, topik2 yang dipilih dan dipelajari didasarkan pada pengalaman2 anak yang relevan. 3.      Metode mengajar yang digunakan harus membuat anak terlibat dalam suatu aktivitas langsung dan bersifat bermaiin yang menyenangkan dan bukan ny asekadar membuat anak mengikuti pelajaran yang alami dan bermakna 4.      Dalam proses belajar , kesempatan anak untuk bermain da bekerja sama dengan ornag lain juga perlu diprioritaskan. 5.      Bahan2 pelajaran yang diguankan hendaknya bahan2 yang konkret. 6.      Dalam menilai hasi belajar anak, para guru tidak hanya menekankan aspek 7.      Ide diatas akhirnya mengimplikasikan perlunya para guru menampilkan peran utama sebagai guru dalam proses



KB 2 : PENDEKATAN BELAJAR EXPERIENTAL LEARNING DAN MULTIPLE INTELLIGENCE A.     PENDEKATAN BELAJAR BERDSRKAN PENGALAMAN (EXPERIENTAL LEARNING) -          Keeton and Tate (siti julaeha,2007) pendekatan ini mengacu pada prosws pembelajaran dimana pembelajaran (anak) berinteraksi secara langsung dengan realitas ynag dipelajarinya -          Kolb (1984) mengemukakan bahwa belajar berdasarkan pengalaman menenkankan pada hubungan yg harmonis anatar belajar,bekerja serta aktivita kehidupan dengan penciptaan pengetahuan itu sendiri. -          Proses belajar merupakan siklus dari 4kegiatan yaitu : 1.      Anak mengalami pengalaman konkret 2.      Anak melalkukan observasi dan Reflesi terhadap pengalaman. 3.      Anak membentuk konsep abstrak dan generalisasi 4.      Anak melakukan eksperimentasi atau pengajuan konsep  dalam situasi baru.



B.     MULTIPLE INTELLIGENCE 1.      Konsep dasar ini -          Howard Gadner bukunya framers of mind. Ia memandang bahwa ruang lingkup potensi manusi amelebihi skor IQ dan tidak terbatas hanya pada kemampuan manusia kedalam tujuh kategori kecerdasan yang lebih komprehensif. 1)      Kecerdasan bahasa adalah kapasitas menggunkan kata2 secara efektif baik seca lisan maupun tulisan.



2)      Kecerdasan matematik adalah kapasitas mengunakan angka secara efektif 3)      Kecerdasan pemahanan ruang 4)      Kecerdasan kinest