Modul 8 Akuntansi Perseroan II - 2 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MODUL 8 Akuntansi untuk Perseroan II PENGANTAR AKUNTANSI



Sofyan Hadinata, S.E., M.Sc., Ak., CA. [email protected]



Capaian Pembelajaran Khusus Mahasiswa diharapkan mampu: Menjelaskan pengertian modal pemegang saham (modal sendiri) Menjelaskan perbedaan berbagai sumber modal sendiri dari suatu perusahaan Menghitung jumlah pajak penghasilan yang terutang dan yang menjadi beban perusahaan untuk periode tertentu Menjelaskan perbedaan jenis-jenis dividen yang umum dibagikan oleh suatu perseroan Menjelaskan teknis pencatatan dalam hal pembagian dividen tunai dan dividen saham, serta pemecahan saham Menghitung pembagian dividen, pemecahan saham, penutupan akun dividen dan penyisihan laba yang ditahan dengan menerapkan metode akuntansi yang tepat Menyusun laporan laba yang ditahan untuk suatu perseroan



• • • • • • •



Kegiatan Belajar 1: Klasifikasi Modal



Penyajian Modal Saham Dalam Neraca



• • • •



Klasifikasi modal saham dalam neraca harus diungkapkan dengan jelas. Penyajian modal saham dengan neraca harus mengungkapkan berapa jumlah modal dasar, modal yang ditempatkan dan modal yang ada dalam portofolio. Selisih antar harga pasar saham dengan nominal saham dicatat sebagai Premium Modal Saham (agio saham) atau diskonto saham (disagio saham). Akun Modal Sumbangan digunakan untuk menampung sumbangan-sumbangan yang diterima perseroan. Aktiva yang diterima sebagai sumbangan dinilai sebesar harga pasar dari aktiva tersebut diterima perusahaan. Misal perusahaan X menerima sumbangan tanah dan gedung dari pemerintah, bila tanah harga pasarnya Rp100.000.000 dan gedung Rp300.000.000, maka perusahaan X akan mencatat transaksi tersebut sebagai berikut: Tanah Rp100.000.000 Gedung Rp300.000.000 Modal Sumbangan Rp400.000.000



Penyajian Modal Saham Dalam Neraca







Berikut ini adalah berbagai cara untuk menyajikan pos modal dalam neraca:



Alokasi Pajak Penghasilan



• •











Laba kena pajak suatu perseroan besarnya ditentukan berdasarkan undang-undang Pajak Penghasilan dan peraturan-peraturan pemerintah lain. Laba kena pajak berbeda dengan laba akuntansi (sebelum pajak penghasilan) yang dihitung atas dasar prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum. Perbedaan timbul karena salah satu atau lebih dari situasi sebagai berikut, yaitu 1) perbedaan tarif pajak atas sumber-sumber pendapatan atau penghasilan tertentu berbeda dengan tarif pajak perusahaan. 2) Biaya-biaya untuk tujuan tertentu tidak boleh digunakan untuk menghitung laba kena pajak, misalnya sumbangan yang diberikan perusahaan, biaya perjamuan tamu, dan biaya promosisi tertentu. 3) metode pengakuan pendapatan dan biaya. Sebagai contoh biaya depresiasi menurut peraturan perpajakan untuk tahun ini Rp100.000, sedangkan menurut perhitungan perusahaan sebesar Rp60.000. Bila laba sebelum pajak dan depresiasi adalah sebesar Rp300.000 maka laba bersih dapat dihitung sebagai berikut:



Alokasi Pajak Penghasilan











Bila penundaan PPh Rp6.000 tidak dicatat perusahaan, maka laba bersih perusahaan akan tampak sebagai berikut:



Jurnal: Pajak penghasilan 36.000 Utang pajak penghasilan 30.000 Penangguhan PPH 6.000



Penyisihan Saldo Laba (Laba yang Ditahan)



• • • •



Laba yang ditahan adalah milik pemegang saham dan merupakan bagian laba yang belum dibagikan Bila penyisihan laba yang ditahan digunakan untuk mengadakan ekspansi pabrik, maka akun ini dapat diberi nama “penyisihan ekspansi pabrik”. Bila diadakan untuk melunasi obligasi, maka akun ini dapat diberi nama “penyisihan untuk pelunasan obligasi”. Misal PT. X memiliki laba yang ditahan Rp200 juta dan bermaksud menyisihkannya untuk tujuan perluasan pabrik sebesar Rp50 juta. Transaksi tersebut dicatat dalam buku jurnal sebagai berikut: Saldo Laba Rp50.000.000 Penyisihan untuk ekspansi Rp50.000.000 Bila terdapat bagian penyisian yang tidak diperlukan lagi, maka jumlah tersebut harus dikembalikan ke akun laba yang ditahan kembali. Jurnal: Penyisihan untuk ekspansi Rp50.000.000 Saldo Laba Rp50.000.000



Kegiatan Belajar 2: Jenis Dividen



Pengertian Dividen • Dividen adalah pembagian laba yang dilakukan oleh suatu perseroan kepada para pemegang saham. Dividen dibagikan dalam jumlah yang sama untuk setiap lembar sahamnya dan besarnya dividen yang diumumkan oleh Dewan Komisaris tergantung pada sisa keuntungan setelah dikurangi dengan potongan-potongan yang ditentukan dalam akte pendirian dan juga tegantung dari keputusan rapat umum pemegang saham (RUPS). • Pembagian dividen dapat dalam bentuk berikut ini: a. Kas dividen tunai b. Saham perusahaan sendiri atau saham bonus c. Aktiva lain selain kas • Suatu perseroan harus memenuhi tiga kondisi berikut ini agar dapat membayar dividen, yaitu: a. laba ditahan (yang tidak disisihkan) yang mencukupi b. kecukupan kas atau aktiva lain yang memadai dan c. ada keputusan resmi dari direksi.



Pengertian Dividen • Sehubungan dengan pembagian dividen ada tiga tanggal yang perlu diketahui: a. Tanggal pengumuman dividen b. Tanggal pencatatan dividen c. Tanggal pembayaran dividen • Dividen atas saham prioritas kumulatif tidak menjadi utang perusahaan sampai saat direksi secara formal mengumumkannya. Namun dividen yang tertunggak dalam neraca harus diungkapkan dengan jelas dengan menggunakan catatan kaki, tanda kurung, atau pemisahan laba yang ditahan seperti tampak sebagai berikut:



Jenis Dividen 1. Dividen Tunai (cash dividend) Dividen tunai adalah distribusi laba atau dividen dalam bentuk kas. Dividen untuk saham biasa biasanya dinyatakan dalam rupiah, sedangkan dividen untuk saham prioritas dapat dinyatakan dalam rupiah atau presentase. Laba ditahan yang besar atau tinggi tidak selalu berarti sebuah perseroan memiliki kas yang banyak dan mampu membayar dividen tunai. Direksi akan mempertimbangkan faktor-faktor berikut dalam menentukan besarnya dividen: a. Posisi modal kerja perusahaan b. Sumber-sumber yang diperlukan untuk rencana ekspansi atau penggantian fasilitas c. Tanggal jatuh tempo utang yang besarnya cukup berarti d. Prospek usaha dimasa depan dan ramalan perekonomian dan industri di masa depan.



Jenis Dividen 1. Dividen Tunai (cash dividend) Sebagai contoh, pada tanggal 1 Desember 20x1 perusahaan mengumumkan dividen tunai untuk tahun tersebut sebagai berikut: a. 5.000 lembar saham prioritas, nominal Rp10.000 sebesar 10%; dan b. 100.000 lembar saham biasa, nominal Rp5.000 per lembar Rp300 Pembayaran dilakukan pada tanggal 2 Januari 20x2 Jurnal 1 Desember 20x1 Dividen Tunai Utang Dividen Tunai



35.000.000 35.000.000



Jurnal untuk menutup akun dividen tunai 31 Desember 20x1 Laba Ditahan 35.000.000 Dividen Tunai 35.000.000 Jurnal 2 Januari 20x2 saat pembayaran dividen: Utang Dividen Tunai 35.000.000 Kas 35.000.000



Jenis Dividen 2. Dividen Saham (Saham Bonus) • Dividen saham adalah dividen yang tidak dibayarkan dalam bentuk kas atau aktiva lain, melainkan dibayarkan dalam bentuk saham perusahan itu sendiri atau sering disebut dengan saham bonus. • Dividen saham sebetulnya merupakan penanaman kembali laba yang diperoleh perusahaan guna membeli fasilitas baru atau ekspansi kegiatan. • Pengaruh dividen saham terhadap struktur modal perseroan adalah adanya perubahan bentuk laba yang ditahan menjadi bentuk modal saham. • Dengan demikian jurnalnya berupa pemindahan jumlah akun laba ditahan, ke akun modal saham dan akun agio (disagio) modal saham. Sebagai contoh: PT. Trisone pada tanggal 15 Desember 20x1, memiliki modal sendiri sebagai berikut:



Jenis Dividen 2. Dividen Saham (Saham Bonus)



• Pada tanggal 15 Desember direksi perusahaan, mengumumkan 5% dividen saham (10.000 lembar saham nominal, total Rp20 juta), yang akan dikeluarkan pada tanggal 10 Januari. Dengan anggapan harga pasar saham per lembar Rp3.000 maka jurnal untuk mencatat pengumuman dividen tersebut adalah sebagai berikut:



• Debet akun dividen saham Rp30.000.000 akan dipindahkan ke akun laba yang ditahan sebagai bagian dari proses penutupan. Dan pengeluaran surat saham pada tanggal 10 Januari 20x2 akan dicatat dengan jurnal sebagai berikut:



Jenis Dividen 2. Dividen Saham (Saham Bonus)



• Tambahan dividen saham tidak berpengaruh terhadap jumlah total modal sendiri dan proporsi hak mereka di dalam perseroan. Sebagai contoh, apabila tuan Koko memiliki 1000 lembar saham PT Trisone. Posisi Tuan Koko dapat digambarkan dalam tabel sebagai berikut:



Jenis Dividen 2. Dividen Non Kas (Property Dividend) • Perseroan dapat membagikan dividen dalam bentuk efek, barang dagangan,surat utang, atau jenis aktiva lain. • Pembagian dividen dalam aktiva non kas akan dicatat pada harga pasar. • Selisih antara nilai buku dengan harga pasar aktiva yang dibagikan dicatat sebagai keuntungan perusahaan.



Pemecahan Saham • Perseroan kadang-kadang mengurangi nilai nominal dari modal sahamnya dengan cara menarik seluruh jumlah saham yang beredar dan menggantikan dengan saham baru yang jumlahnya sebanding. • Contoh: sebuah perseroan dengan 100.000 lembar nominal @Rp10.000 dapat mengurangi nilai nominal sahamnya menjadi Rp5.000, sehingga jumlah lembar saham menjadi 200.000 lembar. • Cara demikian dikenal dengan istilah pemecahan saham (stock split atau split up). • Kejadi ini tidak mengubah akun-akun perseroan, sehingga tidak perlu mencatat dalam buku jurnal. • Tujuan utamanya adalah menurunkan harga pasar per lembar, sehingga mendorong para investor untuk memiliki saham perseroan.



Dividen dan Saham Treasury • Perseroan kadang-kadang mengurangi nilai nominal dari modal sahamnya dengan cara menarik seluruh jumlah saham yang beredar dan menggantikan dengan saham baru yang jumlahnya sebanding.