Modul Ajar Bisnis Digital - Digital Onboarding - Fase F [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MODUL AJAR KONSENTRASI KEAHLIAN BISNIS DIGITAL IDENTITAS MODUL Bidang Keahlian



Bisnis dan Manajemen



Program Keahlian



Pemasaran



Konsentrasi Keahlian



Bisnis Digital



Fase / Kelas



F / XII



Nama Penyusun



Novita Larasati, S.Pd.



Instansi



SMK Negeri 1 Surabaya



TP Alokasi Waktu



6.1. Memahami aktivasi penjualan melalui platform digital 18 JP X 45 menit



Jumlah Pertemuan



3 x 6 JP



DIGITAL ONBOARDING – FASE F



1



1. Tujuan Pembelajaran Tujuan Pembelajaran (TP)



Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran (KKTP)



6.1. Memahami aktivasi 6.1.1 penjualan melalui platform digital 6.1.2 6.1.3



Mendeskripsikan ruang lingkup platform digital. Menganalisis cara aktivasi penjualan melalui platform digital. Mengreasi aktivasi penjualan melalui platform digital.



2. Langkah Pembelajaran 1)



Pertemuan 1



Tujuan Pembelajaran (TP)



Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran (KKTP)



6.1. Memahami aktivasi 6.1.1 Mendeskripsikan ruang lingkup platform penjualan melalui digital. platform digital Kegiatan Pendahuluan



1. 2. 3.



4. Kegiatan Inti



Deskripsi Kegiatan Guru memeriksa kondisi kelas, dan mengkondisikan peserta didik. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Guru melaksanakan dan memetakan hasil asesmen awal berupa pertanyaan uraian sebagai berikut:  Apakah yang dimaksud digital onboarding?  Apakah yang dimaksud dengan aktivasi penjualan melalui platform digital? Peserta didik dibedakan menjadi 2 kelompok (A. belum siap dan B. sudah siap).



Kelompok A  Peserta didik mengamati video pada link berikut ini: https://www.youtube.com/watch?v=yd0MuORFYTw tentang ruang lingkup platform digital



atau membaca materi pada lampiran 1 tentang pengertian digital onboarding dan platform digital, serta jenis dan kelebihan platform digital.



DIGITAL ONBOARDING – FASE F



2



Kegiatan



Deskripsi Kegiatan Peserta didik menanggapi dan mendiskusikan materi dari tayangan video/bahan ajar dan contoh kontekstual terkait materi. Peserta didik mengerjakan asesmen formatif selama proses pembelajaran di Lampiran 3



 



Kelompok B  Peserta didik mengeksplorasi berbagai sumber belajar tentang macam-macam, kelebihan, dan kekurangan platform digital.  Peserta didik mendeskripsikan macam-macam platform digital.  Peserta didik mendeskripsikan tentang kelebihan aktivasi penjualan melalui platform online  Peserta didik mengerjakan asesmen formatif selama proses pembelajaran di Lampiran 3



Penutup



2)



Kelompok A dan B  Peserta didik menyimpulkan materi yang telah dipelajari  Guru memberikan penguatan terhadap materi pembelajaran yang dipelajari  Peserta didik melakukan refleksi.  Guru menyampaikan topik materi berikutnya.



Pertemuan 2



Tujuan Pembelajaran (TP)



Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran (KKTP)



6.1. Memahami aktivasi 6.1.2 Menganalisis cara aktivasi penjualan penjualan melalui melalui platform digital platform digital Kegiatan Pendahuluan  



 



Deskripsi Kegiatan Guru memeriksa kondisi kelas dan peserta didik Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Peserta didik merespon pertanyaan guru tentang “Pernahkan kalian melakukan penjualan melalui platform digital ?” Peserta didik dibagi menjadi 2 kelompok (A. Belum pernah melakukan penjualan melalui platform digital,



DIGITAL ONBOARDING – FASE F



3



Kegiatan



Kegiatan inti



Penutup



Deskripsi Kegiatan B. Sudah pernah melakukan penjualan melalui platform digital). Kelompok A  Peserta didik mengeksplorasi berbagai sumber belajar tentang langkah-langkah aktivasi penjualan melalui platform digital, antara lain melalui YouTube atau bahan bacaan di Lampiran 1.  Peserta didik menganalisis langkah-langkah aktivasi penjualan melalui platform digital seperti media social, website, marketplace dan online retail.  Peserta didik mengerjakan asesmen formatif selama proses pembelajaran pada Lampiran 3. Kelompok B  Peserta didik merespon pertanyaan guru mengenai platform digital, apa yang dipakai untuk melakukan aktivasi penjualan.  Peserta didik membuat flowchart langkah-langkah aktivasi penjualan melalui platform digital seperti media social, website ,marketplace dan online retail.  Peserta didik mengerjakan asesmen formatif selama proses pembelajaran pada Lampiran 3. Kelompok A dan B  Peserta didik melakukan eksplorasi terhadap muatan materi yang terkandung dalam penugasan praktik (LKPD 2 lampiran 3) secara mandiri dari bahan ajar yang telah diberikan dan melalui internet.  Peserta didik mengerjakan tugas (LKPD 2 lampiran 3) yang diberikan sambil mengecek kesesuaiannya dengan instruksi tugas.  Peserta didik menyimpulkan pembelajaran dan penugasan yang dipraktikkan.  Guru memberikan penguatan terhadap materi pembelajaran yang dipelajari.  Peserta didik melakukan refleksi  Guru menyampaikan topik materi berikutnya.



DIGITAL ONBOARDING – FASE F



4



3) Pertemuan 3 Tujuan Pembelajaran (TP)



Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran (KKTP)



6.1. Memahami aktivasi 6.1.3 Mengreasi aktivasi penjualan penjualan melalui platform digital platform digital



Kegiatan Pendahuluan



Kegiatan inti



melalui



Deskripsi Kegiatan  Guru memeriksa kondisi kelas dan peserta didik.  Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.  Peserta didik dikelompokkan sesuai hasil asesmen formatif pada pertemuan 2 yaitu kelompok A (belum siap) dan kelompok B (sudah siap). Kelompok A  Peserta didik mengreasi aktivasi penjualan melalui salah satu platform digital (media social, website, marketplace dan online retail) dengan mempelajari kembali tutorial pada link : 1. https://www.youtube.com/watch?v=0ltvATWLpi4 tentang cara aktivasi penjualan di instagram 2. https://www.youtube.com/watch?v=RmCDYuQGCw tentang cara aktivasi penjualan melalui website 3. https://www.youtube.com/watch?v=3UGh2WjkNtw Tentang cara aktivasi penjualan di shopee 4. https://www.youtube.com/watch?v=dEAA0MUAuK Y tentang online retail atau dengan mengikuti hasil penugasan pada pertemuan kedua.  Masing-masing peserta didik melakukan aktivasi penjualan melalui media social, website, marketplace atau online retail. Kelompok B  Peserta didik mengreasi aktivasi penjualan melalui platform digital sesuai flowchart yang telah dibuat pada asesmen formatif pertemuan kedua Kelompok A dan B  Peserta didik memverifikasi dan mengumpulkan hasil pekerjaannya kepada guru.



DIGITAL ONBOARDING – FASE F



5



Kegiatan



Penutup



Deskripsi Kegiatan  Peserta didik mempresentasikan hasil aktivitas pembelajaran di depan kelas, dan peserta didik lain menanggapi.  Peserta didik menyimpulkan pembelajaran dan penugasan yang dipraktikkan.  Guru memberikan penguatan terhadap materi pembelajaran yang dipelajari.  Peserta didik melakukan refleksi



DIGITAL ONBOARDING – FASE F



6



Lampiran Lampiran-1: Bahan Bacaan (Materi) Lampiran-2: Refleksi Lampiran-3: Formatif



Asesmen Lampiran-4:



Asesmen Sumatif Lampiran5: Glosarium



DIGITAL ONBOARDING – FASE F



7



DIGITAL ONBOARDING – FASE F



8



Lampiran-1



Bahan Bacaan Digital Onboarding Untuk mendapatkan calon customer baru tersebut dikenal pula dengan istilah customer onboarding. Pada tahapan ini tujuannya untuk mengenal lebih dekat dengan calon customer terhadap produk yang kita tawarkan. Di era dengan kemajuan teknologi seperti sekarang, proses onboarding bagi customer selain dilakukan secara manual juga perlu dilakukan menggunakan metode digital onboarding.



1. Digital Onboarding Digital onboarding dikenal sebagai proses onboarding yang dapat dilakukan jarak jauh secara online melalui perangkat digital. Lebih jelasnya, digital onboarding merupakan sistem yang juga disebut proses berlangganan atau memperoleh pengguna baru secara online untuk dapat mengakses semua layanan dan produk yang ditawarkan perusahaan maupun lembaga pemerintah. Beberapa manfaat menggunakan sistem Digital Onboarding: 



Meminimalisir penggunaan waktu.







Proses yang mudah dengan hasil yang cepat (dibawah hitungan menit).







Mengurangi penggunaan kertas dan memangkas biaya.







Customer experience yang lebih baik 2. Aktivasi penjualan Di era serba digital seperti saat ini, digital marketing menjadi pilar penting dalam mengembangkan suatu bisnis. Khususnya dalam hal promosi dan kegiatan pemasaran suatu produk. Salah satu proses penting yang harus dilalui adalah digital activation. Dimana penting



DIGITAL ONBOARDING – FASE F



9



sekali untuk mengembangkan dan mempertahankan produk yang memiliki



ciri



khas



di



tengah



kompetisi



bisnis



yang



sangat



tinggi. Sebagaimana kita tahu, saat ini pasar lebih didominasi dengan permintaan untuk mendapatkan user experience (UX) dari suatu brand yang mereka inginkan. Strategi aktivasi merek adalah langkah tepat untuk memasarkan dan mempromosikan produk dengan tetap mempertahankan interaksi dengan konsumen. Aktivasi



penjualan



merupakan



strategi



penjualan



yang



memanfaatkan penargetan mikro audiens dan berbasis interaksi antara brand dengan konsumen atau calon konsumen melalui berbagai aktivitas, untuk membangun dan meningkatkan brand awareness (kesadaran



merek)



dan



mendorong



prospek



atau



penjualan



langsung secara digital. Dan karena berbasis digital, proses atau alurnya lebih cepat, murah, dan sangat terukur. Brand activation dikatakan sukses apabila mampu menciptakan engagement dengan konsumen. Aktivasi digital untuk meningkatkan brand engagement sebaiknya berfokus pada pengalaman pelanggan karena mereka bisa saja bosan dengan konten-konten (foto atau video) yang sebelumnya disajikan. Brand pun bisa menggunakan aktivasi digital secara online melalui media sosial untuk membangun brand awareness masyarakat terhadap brand. Syarat suatu keberhasilan aktivasi penjualan yaitu: 



Menciptakan brand awareness







Meningkatkan minat konsumen untuk mencoba produk







Membangun hubungan erat dengan pelanggan



3. Platform Digital Istilah platform digital dalam beberapa tahun terakhir jamak kita dengar



penyebutannya.



Kondisi



ini



terjadi



seiring



derasnya



laju



digitalisasi yang terjadi di seluruh aspek kehidupan di dunia. Proses digitalisasi yang terjadi secara cepat dan luas membuat banyak perusahaan melahirkan platform-platform digital baru untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. DIGITAL ONBOARDING – FASE F



10



DIGITAL ONBOARDING – FASE F



11



Kehadiran platform digital menjadi salah satu akibat dari proses digitalisasi yang mau tak mau harus dilakukan manusia saat ini. Tanpa digitalisasi, kegiatan manusia di berbagai bidang akan tertinggal. Karena itu, proses digitalisasi harus didorong untuk terus berlangsung secara efektif dan cepat. Meski kemunculannya sudah terjadi sejak beberapa tahun terakhir, namun hingga kini masih banyak pihak yang belum memahami betul arti dari istilah platform digital. Ketidakpahaman ini tak jarang menimbulkan dampak negatif berupa timbulnya kesalahan masyarakat dalam melakukan transformasi digital. Platform Digital dapat diartikan sebagai sebuah tempat, wadah, atau sarana yang memfasilitasi bertemunya para pihak untuk saling bertukar informasi, berdagang, atau menawarkan jasa dan layanan. Kehadiran platform digital membuat seluruh kegiatan di atas bisa dilakukan dalam satu tempat, yang mempertemukan langsung pihak penjual dan pembeli, pemberi dan penerima informasi, atau penyedia dan pemakai jasa/layanan. 4. Kelebihan aktivasi penjualan melalui platform digital a. Hasil Lebih Cepat Aktivasi



penjualan



melalui



platform



digital



pada



dasarnya



mengandalkan jaringan internet. Artinya, tahapan dan proses yang dilakukan akan memiliki kesempatan lebih cepat. Proses tersebut akan sampai pada konsumen dan akhirnya meningkatkan brand awareness. Ketika konsumen sudah mengerti dan mengetahui tentang brand tersebut, maka ada beberapa keuntungan lain. Konsumen akan memiliki loyalty terhadap brand yang Anda miliki dan tidak akan berpindah



ke



brand



lainnya.



Loyalty



sangat



penting



untuk



mempertahankan posisi bisnis Anda dalam dunia digital.



DIGITAL ONBOARDING – FASE F



12



b. Persiapan Cepat Tidak bisa dipungkiri bahwa era digital memberikan akses yang lebih cepat



untuk



memperkenalkan



sebuah



brand



kepada



calon



konsumen. Metode yang digunakan juga sangat beragam, mulai dari promosi hingga diskon. Sebagai contoh, metode berupa promotions activation sangat umum dilakukan oleh para pemilik bisnis. Biasanya, bersamaan dengan launching brand baru akan ada diskon besarbesaran yang ditawarkan kepada calon konsumen. Menariknya, persiapan dalam launching ini bisa dilakukan dengan cepat. Anda bisa memanfaatkan media iklan di berbagai media sosial. Selain cepat, jangkauan dari promosi tersebut juga lebih luas. c. Campaign Berkelanjutan Aktivasi penjualan melalui platform digital memberikan kesempatan bagi setiap orang untuk melakukan riset tersendiri. Ada ratusan bentuk brand activation yang bisa dipakai. Namun, pastinya tidak semua bentuk aktivasi bisa berjalan sesuai harapan. Memang ada banyak sekali



bentuk



brand



activation.



Beberapa



mungkin



akan



menunjukkan hasil memuaskan dan beberapa lagi tidak. Namun, justru hal ini bisa Anda jadikan sebagai pengetahuan untuk campaign berkelanjutan. Misalnya, jika ada salah satu brand activation yang berhasil maka bisa Anda teruskan dan kembangkan. Memaksimalkan



bentuk



aktivitas



tersebut



dengan



memberikan



sentuhan kreativitas lain. d. Adanya Feedback Aktivasi penjualan melalui platform digital pada dasarnya adalah interaksi dua arah antara pemilik bisnis dengan konsumen. Artinya, setelah launching maka pemilik bisnis bisa langsung mendapatkan feedback dari orang lain. Feedback sangat penting demi menjaga eksistensi brand yang Anda miliki. Biasanya, konsumen akan



DIGITAL ONBOARDING – FASE F



13



DIGITAL ONBOARDING – FASE F



14



memberikan saran, masukan, hingga kritik. Masukan seperti ini penting untuk memperbaiki kekurangan yang sebelumnya masih terlihat. e. Laba Investasi Kuat Pesan yang tersampaikan lebih cepat membuat awareness kepada konsumen juga lebih cepat terjadi. Ketika hal ini bisa berjalan



dengan



baik,



maka



keuntungan



yang



diharapkan



sebelumnya juga akan mulai terlihat. Meskipun promosi yang dilakukan menghabiskan biaya besar, tetapi hal tersebut sebanding dengan hasilnya. Investasi yang Anda lakukan jelas memberikan hasil dan pada akhirnya keuntungan bisa didapatkan. 5. Macam – macam platform digital Karena sifatnya yang luas, platform digital memiliki jenis yang berbeda-beda. Perbedaan ini muncul mengikuti keragaman fungsi dan tujuan dari dibentuknya suatu platform digital. Sebagai contoh, saat ini ada berbagai nama digital platform sosial media seperti Facebook, Instagram, Twitter, dan LinkedIn. Selain itu



ada website,



marketplace, dan online retail. 6. Aktivasi penjualan melalui media sosial Secara sederhana, social media marketing adalah proses marketing yang dilakukan lewat media sosial. Biasanya media sosial yang digunakan adalah Facebook, Instagram, atau Twitter. Namun, maknanya bisa lebih lebih luas. Menurut Hubspot, social media marketing adalah sebuah aksi pembuatan konten. Konten inilah yang nantinya akan menarik perhatian masyarakat. Sedangkan menurut Neil Patel, social media marketing adalah proses menarik perhatian orang agar terikat (engaged) dengan konten yang disajikan. Jika sudah terikat, kemungkinan konten itu akan dibagikan tentu jadi lebih besar.



DIGITAL ONBOARDING – FASE F



15



Sebelum



melakukan



aktivasi



penjualan,



memikirkan



teknis



penggunaannya secara matang dan melakukan persiapan yang diperlukan, akan membantu pemasar untuk memastikan efektivitas media sosial saat digunakan sebagai pendukung kegiatan marketing. Tak hanya efektivitas kontennya, tapi juga impact-nya terhadap bisnis, serta jasa atau produk yang ditawarkan. Tiap media sosial tidak hanya punya fungsi khusus, tapi juga karakteristik pengguna dengan perilaku digital yang berbeda.Maka itu, meski kita bebas memilih channel media sosial yang mau digunakan, penting juga untuk kita menentukan beberapa hal dulu sebelum akhirnya memilih channel yang tepat. Hal ini perlu disampaikan, karena tak jarang pemasar yang berpikir instan, “Instagram lagi rame ya, kita harus bikin Instagram!” Padahal, mungkin layanan itu kurang pas dengan konten yang dihasilkan dari strategi komunikasi yang dikembangkan, bahkan tidak sesuai dengan kelompok audiens yang disasar. Jika demikian, pemasar akan mengalami kesulitan mendorong efektivitas pemasaran lewat media sosial yang dilakukan. Maka itu, hindari dan lakukan beberapa tahapan sebelum memulai kegiatan aktivasi penjualan di media sosial. a.



Menentukan tujuan Hal paling dasar adalah menentukan, apa yang ingin dicapai



dari



penggunaan



media



sosial?



Apakah



untuk



meningkatkan awareness terhadap merek tertentu? Menarik arus pengunjung ke website atau portal konten? Atau sebagai pusat pelayanan informasi atau customer service?



DIGITAL ONBOARDING – FASE F



16



Tetap tujuan dulu, dan lakukan secara spesifik, dengan tolak ukur yang jelas. Misal, jika ingin meningkatkan awareness terhadap merek tertentu, maka yang mesti diukur adalah jumlah views terhadap konten yang memuat merek tersebut. Menetapkan sasaran



b.



Pada 1948, pakar komunikasi Harold Lasswell (dalam tulisan berjudul The Structure and Function of Communication in Society) mengingatkan



betapa



pentingnya



menentukan



elemen



“to



whom” dalam rancangan strategi komunikasi. Dan tentunya juga berlaku dalam tahapan pengelolaan media sosial ini. Kita harus menetapkan profil sasaran audience untuk mencapai tujuan di tahap pertama.Kalau sudah tahu mau menyasar siapa; lengkapi informasi tentang karakteristik dan perilaku sasaran. Seperti: Layanan media sosial yang aktif digunakan, apa tujuannya, sampai waktu penggunaan. c.



Merancang konten Bagian ini penting dilakukan setelah menetapkan sasaran



dan sebelum masuk pada tahap memilih layanan yang digunakan. Rancang konten berdasarkan informasi tentang audiens yang disasar. Tentukan format yang kemungkinan paling menarik untuk mereka. Pastikan gaya pendekatan yang dirasakan cocok dengan mereka.Sebagai gambaran, kuadran di bawah ini mungkin bisa membantu Anda memetakan dan merancang konten yang tepat berdasarkan tujuan pemasaran (meski tak semua



tipe



konten



cocok



dengan



platform



media



sosial



tertentu).



DIGITAL ONBOARDING – FASE F



17



DIGITAL ONBOARDING – FASE F



18



Gambar 1. Pemetaan dan perancangan konten d.



Memilih saluran Tujuan sudah terang, sasaran sudah pasti, konten pun sudah



dirancang; sekarang saatnya untuk memilih tempat memuatnya. Pilih media sosial yang paling cocok dengan tujuan, profil sasaran, dan konten. Apakah Facebook? Tiktok? YouTube? Atau Instagram?. Karena kalau diamati, nyaris semua layanan media sosial relatif serupa dari sisi teknis atau fitur. Maka, kalau tujuan, profil sasaran, dan kontennya sudah jelas, kita tinggal pilih yang paling pas, cocok untuk



memuat



konten



yang



sudah



dirancang,



dan



aktif



digunakan oleh sasaran audiens yang disasar. e.



Menentukan pengukuran performa Salah



satu



keunggulan



menggunakan



media



digital



atau online untuk kegiatan pemasaran adalah, nyaris semua bisa kita ukur dan catat performanya. Maka hal yang perlu dipastikan setelah tujuan, sasaran, konten, dan channel, adalah ukuran untuk memantau efektivitas kegiatan kita di media sosial.



DIGITAL ONBOARDING – FASE F



19



DIGITAL ONBOARDING – FASE F



20



Ulas kembali: Apa tujuan kita? Siapa sasarannya? Seperti apa perilakunya? Apa konten yang akan ditawarkan? Seperti apa? Di mana? Lalu tetapkan: Apa ukuran efektivitasnya? Apakah jumlah pengikut? Jumlah berapa kali konten dilihat? Jumlah pengguna yang menyebarkan pesan? Yang jelas, sesuaikan dengan tujuan. Agar kita bisa mengetahui dengan jelas tentang apa yang kurang dan apa yang sudah berjalan baik; hingga bisa terus mengembangkan kegiatan di media sosial dari waktu ke waktu. Setelah tahu apa yang mau diukur, cari layanan atau fitur yang memungkinkan kita mendapatkan data tersebut secara periodik; per hari, pekan, sampai per bulan.



Gambar 2. Tahapan aktivasi pejualan di media sosial



Kalau sudah, kegiatan aktivasi penjuala melalui media sosial bisa mulai kita jalankan. Dan ingat, kalau menjalankan kegiatan di media sosial



bukan



hanya



tentang



menyajikan



konten,



tapi



juga



membangun relasi dan interaksi dua arah dengan pengguna lain. Jenis dan Platform dalam Social Media Marketing Di dunia dengan populasi lebih dari 7 miliar, 3 miliar orang aktif di media sosial. Di bagian ini, kita akan melihat delapan platform media sosial yang penting jika Anda ingin melakukan sosial media marketing yang efektif.



DIGITAL ONBOARDING – FASE F



21



1. Facebook Industri (B2B dan B2C): E-commerce, retail, Perbankan, layanan keuangan dan asuransi (BFSI), Fast-Moving Consumer Goods (FMCG), hiburan, fashion, real estate, berita, kesehatan, olahraga Terlepas dari apakah Anda seorang B2B atau merek B2C, Anda harus hadir di platform Facebook. Ini menggabungkan fitur-fitur terbaik dari hampir setiap platform media sosial dan kemungkinan besar audiens Anda juga ikut menggunakannya! Bisnis dapat menggunakan Facebook untuk berbagi konten, terlibat



dengan



pelanggan,



menjalankan



iklan,



atau



bahkan



menggunakannya sebagai platform untuk memberikan dukungan pelanggan. 2. Twitter Industri (B2B dan B2C): Berita, teknologi, e-commerce, ritel, hiburan, perjalanan, olahraga, kesehatan, telekomunikasi, BFSI Twitter memungkinkan Anda untuk mengekspresikan pendapat Anda dalam 280 karakter. Dikenal sebagai perintis penggunaan hashtag, Twitter adalah platform media sosial bagi pengguna untuk berbagi pemikiran, menjangkau merek dan selebriti, serta mengonsumsi berita dan cuplikan informasi. Merek terutama menggunakan Twitter untuk layanan pelanggan karena itu adalah platform yang sering digunakan pelanggan untuk interaksi



merek



yang



tepat



waktu.



Misalnya:



lihat



bagaimana



Indihome menanggapi keluhan pelanggan dan bagaimana mereka memproyeksikan citra merek mereka. Pengguna Twitter cenderung lebih paham teknologi, sehingga Twitter telah menjadi pusat penemuan informasi. Oleh karena itu, merek DIGITAL ONBOARDING – FASE F



22



DIGITAL ONBOARDING – FASE F



23



B2B dan B2C harus menggunakan Twitter untuk mempublikasikan konten mereka. 3. LinkedIn Industri (Kebanyakan B2B): Hukum, BFSI, teknologi, manufaktur, pemasaran, pendidikan, pekerjaan Hadir di LinkedIn adalah wajib bagi organisasi B2B karena menawarkan banyak peluang untuk mengembangkan bisnis Anda. Meski



brand



B2B



mendominasi



LinkedIn,



brand



B2C



juga



menggunakannya meski hanya untuk mencari calon karyawan. Bagi individu, LinkedIn adalah platform yang bagus untuk menampilkan



keahlian



dan



menjadikan



diri



mereka



sebagai



pemimpin pemikiran di ceruk mereka. Merek dapat menggunakan halaman perusahaan LinkedIn seperti halaman Facebook sambil menjaga nadanya tetap profesional. 4. Instagram Industri



(B2C):



E-commerce,



fashion,



retail,



makanan



dan



minuman, kecantikan, perjalanan, fotografi, hiburan, real estat Instagram



adalah



platform



visual



berbasis



seluler



yang memungkinkan Anda berbagi gambar dan video. Popularitas Instagram



telah



meningkat



dalam



beberapa tahun



terakhir



dan



diperkirakan akan tumbuh lebih besar karena konsumen terus menyukai video vertikal, video meluncurkan



platform



langsung,



dan



cerita.



Instagram



video vertikal yang disebut IGTV yang



memungkinkan Anda untuk berbagi video dengan durasi lebih dari satu menit. Jika Anda menjual produk fisik, maka Anda harus mencoba Belanja di Instagram. Ini adalah fitur hebat yang diklaim oleh banyak pakar sebagai masa depan perdagangan sosial. DIGITAL ONBOARDING – FASE F



24



DIGITAL ONBOARDING – FASE F



25



5. YouTube Industri (B2B dan B2C): Hampir semua industri yang dapat membuat konten video untuk pemasaran YouTube



adalah



platform



berbagi



video



online



yang



memungkinkan Anda melihat, membagikan, dan mengupload konten video. Pertumbuhan eksponensial pemasaran video telah mendorong merek untuk membuat dan berbagi konten video di YouTube secara ekstensif. Jika Anda berencana untuk bergabung dengan YouTube, berikut tiga fakta untuk Anda pertimbangkan: 



YouTube adalah mesin pencari terpopuler kedua setelah Google







Dimiliki oleh Google







Jika pesaing Anda sudah ada di YouTube, itu akan lebih menantang untuk membuat merek bisnis Anda lebih terlihat.



6. Pinterest Industri (Kebanyakan B2C): Seni, DIY, kerajinan, kecantikan, fashion, e-commerce, arsitektur, makanan, fotografi Pinterest adalah platform visual yang bagus bagi individu dan merek untuk mencari inspirasi upaya artistik dan mempromosikan aktivitas DIY. Anda akan menemukan banyak sekali ide dalam bentuk pin (gambar) dan papan (kumpulan gambar) tentang suatu topik. Meskipun Pinterest sangat populer di kalangan wanita di tahuntahun awalnya, perubahan telah diamati dalam penggunaannya pada tahun 2016 di mana pengguna wanita turun dari 83% – 60%. Merek



dapat



membuat



akun



bisnis



di



Pinterest



serta



menjalankan iklan untuk menjangkau audiens target mereka.



DIGITAL ONBOARDING – FASE F



26



DIGITAL ONBOARDING – FASE F



27



7. Snapchat Industri (Kebanyakan B2C): Kesehatan, fashion, makanan dan minuman, live event / konser, retail Snapchat adalah platform visual eksklusif seluler lainnya yang menjadi terkenal karena visibilitas konten pendeknya. Gambar dan video yang diposting di Snapchat menghilang setelah 24 jam. Snapchat adalah platform sosial paling populer di kalangan milenial dan pengguna gen Z. Platform ini juga dikenal dengan lensa wajah (filter). Karena kontennya berumur pendek, Snapchat cocok untuk membuat konten yang mentah dan asli. Selain membangun merek secara organik, organisasi dapat menjalankan iklan untuk menjangkau audiens yang lebih luas. 8. TikTok Industri (Kebanyakan B2C): Hiburan, Fashion, Drama, hampir semua industri yang dapat membuat konten video yang menarik Mirip dengan Snapchat dan Instagram, TikTok bersifat eksklusif untuk seluler. Aplikasi ini, bagaimanapun, terutama berorientasi pada video dan melayani audiens yang jauh lebih muda sehingga pemasar



dapat



memilihnya



untuk



secara



khusus



menargetkan



pengguna Gen Z. Pemasaran influencer dan promosi berbayar baru saja mulai muncul. Oleh karena itu, ia memiliki potensi yang luar biasa untuk mendorong kampanye viral berbiaya rendah.



7. Aktivasi penjualan melalui website Website adalah suatu halaman web yang dapat diakses melalui Internet.



Dalam



sebuah



web



biasanya



akan



tersedia



sebuah



informasi yang disediakan secara perorangan, kelompok, ataupun organisasi. DIGITAL ONBOARDING – FASE F



28



DIGITAL ONBOARDING – FASE F



29



Menurut



Global



Web



Index,



62%



pelanggan



mengunjungi



website hanya untuk mencari informasi mengenai merek maupun produk. Jadi, sebagai seorang pengusaha, ada baiknya Anda mulai mempertimbangkan untuk membuat website sebagai media branding maupun promosi bisnis.



1. Daftarkan nama domain Kamu perlu menyiapkan alamat website yang mudah diingat, agar pengguna internet dapat dengan mudah menemukan website produk jualan kamu. Kamu bisa memanfaatkan layanan platform online yang bisa membantu kamu membuat website yang cocok. Saat ini sudah banyak pilihan platform online untuk membuat website gratis. Misalnya saja untuk



membuat



toko



online,



kamu



bisa



mencoba Sirclo. Cara membuat website setiap platform hampir sama. - Buka buka platform online yang diinginkan dan daftarkan diri kamu. - Pilih template website yang sesuai. Nanti kamu bisa mengubah template ini di lain waktu. - Masukkan nama domain dan data lainnya untuk pembuatan website. Pastikan kamu memilih hanya produk gratis di seluruh tahap ini.



2. Siapkan bahan, desain dan lengkapi laman website jualan kamu Selanjutnya, kamu perlu mengumpulkan bahan-bahan yang akan dimuat untuk website jualan kamu. Bahan-bahan itu berupa text dan gambar atau foto. Atau segala sesuatunya yang akan kamu isi untuk laman website kamu. DIGITAL ONBOARDING – FASE F



30



DIGITAL ONBOARDING – FASE F



31



Untuk gambar atau foto, harus menggunakan format file berupa JPEG atau GIF agar dapat dibaca oleh program Internet Explorer. Kamu bisa membuatnya dengan program gambar seperti Paint yang banyak tersedia di Windows atau dengan software gratis yang lebih baik seperti GIMP atau software komersil seperti Photoshop, Corel Draw, dan lain sebaginya. Nah, selanjutnya mengisi konten website. Untuk text, kamu harus merubahnya ke dalam file yang berformat HTML. Hal ini berfungsi agar



dapat



dibaca



oleh



program



Internet



Explorer/Firefox. Kalau kamu belum mempelajari bahasa HTML, kamu dapat membuatnya dengan menggunakan software HTML Editor gratis seperti HTML Kit, Kompozer, dan lain-lain. Atau dapat juga Anda



menggunakan



software



komersil.



Salah



satu



contoh



Dreamweaver. File text dan gambar tersebutlah yang akan diakses oleh pengunjung Website kamu. Selanjutnya Anda cukup meng-upload file tersebut ke server.



3.



Lakukan promosi dan analisa website kamu Salah satu kunci keberhasilan sebuah website adalah



mempromosikannya. Banyak cara yang bisa kamu lakukan untuk



mempromosikan



website



jualan



online



kamu.



Diantaranya memanfaatkan media sosial, iklan banner, dari mulut ke mulut, beriklan di iklan baris, iklan di forum, beriklan di media massa, membagi brosur dan lain sebagainya. Lakukan update secara rutin untuk produk terbaru dan arahkan pembeli untuk berbelanja ke website jualan kamu. Website kamu tetap menjadi media yang terbaik dan paling DIGITAL ONBOARDING – FASE F



32



DIGITAL ONBOARDING – FASE F



33



nyaman untuk berinteraksi. Menggunakan perpaduan promosi antara



media



sosial



dengan



website



inilah



yang



banyak



dilakukan para pelaku bisnis besar di dunia yang sudah menjadi trend. Cara promosi lain dengan memasang iklan di intenet. Hal ini dapat kamu lakukan dengan cara iklan text atau banner seperti Google AdWords, Kaskus, dan lain sebagainya. Kamu bisa melihat statistik jumlah pengunjung perhari, perminggu, perbulan. Kalau website jualan kamu memiliki jumlah pengunjung yang tinggi, kamu dapat menerima pemasangan banner atau iklan di website.



8. Aktivasi penjualan melalui marketplace Marketplace adalah perantara online bagi penjual dan pembeli. Penjual



dapat



menjajakan



barang



dagangannya



di



suatu marketplace bersamaan dengan penjual lain yang mungkin menjual barang serupa atau berbeda. Kemudian, pembeli juga dapat mencari barang yang diinginkannya melalui marketplace tersebut. Intinya, marketplace adalah tempat untuk berjualan online yang menggabungkan beberapa penjual dan merek produk. Macam-macam Marketplace Terdapat dua jenis marketplace atau pasar online, yakni marketplace



murni



dan



marketplace



konsinyasi.



Apa



saja



perbedaannya? Simak penjelasannya di bawah ini. 1. Marketplace murni Marketplace murni adalah pasar online yang membebaskan penjual untuk memasarkan berbagai barang dagangannya. Seluruh foto dan deskripsi produk disediakan sendiri oleh penjual. Kemudian, pembayarannya juga telah disediakan DIGITAL ONBOARDING – FASE F



34



DIGITAL ONBOARDING – FASE F



35



oleh pihak marketplace. Salah satu contoh marketplace murni yang ada di Indonesia adalah Tokopedia. 2. Marketplace konsinyasi Berbeda dari marketplace murni, marketplace konsinyasi adalah kerja sama yang dilakukan antara dua brand Catau lebih. Perumpamaan mudahnya adalah sistem titip barang. Misalnya, brand A membuka kerja sama konsinyasi, lalu brand B menitipkan



barang



dagangannya



untuk



dijualkan



oleh brand A. Penitip barang hanya perlu menyetorkan foto dan deskripsi produk pada



pihak marketplace konsinyasi,



dalam hal ini adalah brand A. Perbedaan



paling



mendasar



jenis marketplace adalah Jika marketplace murni



dari



alur memungkinkan



kedua transaksinya.



adanya



pertemuan



langsung antara penjual dan pembeli, seluruh transaksi yang terjadi di marketplace konsinyasi



sepenuhnya ditangani oleh



pihak



Maraknya



pemilik marketplace.



perkembangan



marketplace sejak beberapa tahun terakhir ini bukannya tanpa alasan. Marketplace adalah platform jualan online yang menawarkan berbagai kelebihan untuk para pelaku bisnis. Berikut ini beberapa kelebihan tersebut. 1. Perkembangan bisnis mudah dipantau Beberapa marketplace biasanya memiliki fitur insight yang dapat menampilkan statistik pengunjung. Jadi, sebagai pemilik usaha, Anda bisa melihat jumlah pengunjung toko, jumlah pembeli, dan jumlah konsumen yang merespons. Semua hal tersebut menampilkan



laju



perkembangan



bisnis



Anda



dan



dapat



dijadikan



DIGITAL ONBOARDING – FASE F



36



DIGITAL ONBOARDING – FASE F



37



sebagai bahan evaluasi serta landasan saat memutuskan strategi pemasaran. 2. Konsumen selalu ada Tak



perlu



kehilangan



konsumen



ketika



menggunakan marketplace sebagai tempat berdagang. Saat ini, minat masyarakat



untuk



berbelanja



sudah



bergeser



dari



pasar offline ke online platform. Selain disebabkan oleh pandemi Covid-19, pergeseran



gaya hidup tersebut



terjadi karena



meningkatnya implementasi teknologi di tengah masyarakat. 3. Banyak fitur penunjang bisnis Beberapa marketplace memiliki fitur yang menarik untuk menunjang bisnis Anda. Fitur-fitur tersebut antara lain verifikasi toko, asuransi, integrasi pembayaran, promosi, dan lain-lain. Seluruhnya bisa Anda gunakan untuk memikat konsumen di tengah ketatnya persaingan dalam marketplace. 4. Peluang bisnis lebih besar Selain tiga hal di atas, pemilik bisnis juga dapat meningkatkan peluang dengan cara bergabung dalam komunitas bersama beberapa penjual lainnya. Selain bekerja sama, Anda juga dapat saling berbagi ilmu dan peluang baru. Kekurangan Berbisnis di Marketplace Meski memiliki berbagai kelebihan, ada juga kekurangan dan risiko yang mesti ditanggung ketika berbisnis di marketplace. Beberapa kekurangan berbisnis di marketplace adalah: 1. Kondisi Pasar Dinamis



DIGITAL ONBOARDING – FASE F



38



Salah satu kelemahan berbisnis di marketplace adalah kondisi pasar yang beragam, sehingga mungkin toko Anda sulit ditemukan oleh pembeli. Artinya, peluang terjadinya penjualan pun jadi tidak menentu atau sporadis. 2. Persaingan ketat Karena banyaknya penjual



yang



terdapat



dalam



sebuah marketplace, persaingan pun menjadi semakin ketat. Ditambah lagi dengan hadirnya fitur verifikasi toko yang cenderung mengarahkan pembeli pada toko yang telah terverifikasi. Jika toko Anda belum terverifikasi di marketplace, tentu hal ini



dapat



menjadi hal yang mengurangi peluang terjadinya penjualan. 3. Bersaing dengan penjual curang Salah satu kekurangan marketplace adalah terdapat penjualpenjual bodong yang dapat mengurangi kepercayaan pembeli. Bagi



pembeli



yang



pernah



terjebak



penjual



bodong



di marketplace, tentu mereka akan berpikir dua kali untuk kembali belanja di platform online tersebut. Alhasil, Anda jadi harus bekerja lebih keras untuk menaikkan rasa percaya pembeli terhadap toko Anda.



4. Bergantung pada reputasi marketplace Kekurangan terakhir adalah perkembangan bisnis Anda juga dipengaruhi sebuah



oleh



marketplace



pelanggan



juga



reputasi marketplace tersebut.



tidak



enggan



memiliki untuk



manajemen



berbelanja



di



yang



Jika baik,



marketplace



tersebut sehingga mengakibatkan usaha Anda turut mengalami penurunan penjualan.



DIGITAL ONBOARDING – FASE F



39



Aktivasi penjualan melalui Marketplace Shopee Shopee kini menjadi platform marketplace dengan pengguna aktif terbanyak di Indonesia. Jika berdasarkan laporan iPrice di Q42020, Shopee berada pada peringkat pertama peta e-commerce di tanah air di mana memiliki pengunjung website bulanan sebanyak 129,320,800. Karena itu, tentunya dengan berjualan di Shopee Anda memiliki kesempatan untuk menjangkau banyak pembeli yang merupakan pengguna aktif di platform marketplace tersebut. Untuk Anda yang ingin berjualan atau menjadi Seller di Shopee, ada beberapa langkah-langkah yang harus dilakukan. 1. Daftar Akun Shopee 



Buka situs Shopee (untuk pengguna desktop/laptop) atau aplikasi Shopee (untuk pengguna smartphone);







Buat akun baru dengan klik ‘Daftar’, dan lakukan verifikasi nomor handphone dan email;







Kemudian ubah username Shopee Anda, jika perlu dilakukan.



Gambar 3. Membuka situs shopee



DIGITAL ONBOARDING – FASE F



40



DIGITAL ONBOARDING – FASE F



41



2. Lengkapi Profil Toko Setelah memiliki akun di Shopee, langkah selanjutnya yakni melengkapi profil toko. Berikut caranya: 



Via Seller Center: Buka Seller Centre, pilih ‘Profil Toko’ > kemudian lengkapi ‘Nama Toko’ > ‘Deskripsi Gambar’ > ‘Deskripsi’ setelah itu klik ‘Simpan’.







Via Aplikasi Shopee: Buka Aplikasi Shopee Anda, pilih ‘Saya’ lalu ‘Toko Saya’. Pilih ‘Asisten Penjual’ > ‘Profil Toko’ > kemudian lengkapi ‘Nama Toko’ > ‘Deskripsi Gambar’ > ‘Deskripsi’ setelah itu klik ikon ‘Centang’ di pojok kanan atas menu.



Gambar 4. Melengkapi profil toko di Shopee



3. Tentukan Jasa Kirim Tahap selanjutnya, pilih jasa kirim yang ingin Anda gunakan ketika ingin mengirim produk yang toko Anda jual ke pembeli. Saat ini, pilihan jasa kirim yang bisa dipilih adalah JNE (YES, REG dan OKE), J&T Express, Pos Indonesia, Grab (same day),



dan



GoSend



(same



day).



Sebagai



informasi,



setiap



mengaktifkan jasa kirim baru di level toko, jangan lupa untuk mengaktifkan juga di level produk. DIGITAL ONBOARDING – FASE F



42



DIGITAL ONBOARDING – FASE F



43



Berikut cara Memilih jasa kirim level toko: 



Via Seller Center: Pergi ke Seller Centre, dan pilih ‘Jasa Kirim Saya’. Setelah itu, pilih Jasa Kirim yang ingin diaktifkan atau dinonaktifkan.







Via Aplikasi Shopee: Buka Aplikasi Shopee di handphone Anda, pilih ‘Saya’ lalu ‘Toko Saya’. Kemudian, pilih ‘Jasa Kirim Saya’ untuk



memilih



jasa



kirim



yang



ingin



diaktifkan



atau



dinonaktifkan pada level toko. Cara Memilih jasa kirim level produk: 



Via Seller Center: Pergi ke Seller Centre dan klik ‘Produk Saya’. Pilih Produk yang ingin diatur Jasa Kirimnya. Pilih ‘Ubah’ dan Pilih ‘Pengiriman’. Lalu Anda bisa memilih Jasa Kirim yang ingin diaktifkan atau dinonaktifkan.







Via Aplikasi Shopee: Buka Aplikasi Shopee di handphone Anda, pilih ‘Saya’ lalu ‘Toko Saya’. Pilih ‘Asisten Penjual’ > ‘Produk Saya’ > kemudian pilih produk yang ingin diatur Jasa Kirimnya, dan Klik ‘Ubah Produk’ > ‘Ongkos Kirim’ setelah itu pilih Jasa Kirim yang ingin diaktifkan. Dalam Aplikasi akan terlihat Jasa Kirim yang diaktifkan dan dinonaktifkan pada produk. Pilih Jasa Kirim yang ingin diaktifkan/dinonaktifkan. Setelah itu klik ‘Simpan’. 4. Tambahkan Rekening Bank Langkah selanjutnya yaitu memasukkan nomor rekening. Nantinya, nomor rekening ini berguna untuk pencairan dana penjualan. Berikut caranya:







Pilih ‘Rekening Bank’ di Seller Center, atau ‘Pengaturan Saldo Penjual’ lewat Aplikasi Shopee;



DIGITAL ONBOARDING – FASE F



44







Klik ‘Tambah Rekening Bank’ atau ‘Rekening Bank’ untuk menambahkan data rekening tabungan di Toko Shopee. 5. Upload Produk Setelah melengkapi data profil toko hingga memasukkan rekening bank, kini Anda sudah bisa mulai berjualan. Silakan upload produk yang dijual dengan mengikuti beberapa langkah ini:







Akses akun toko Anda di Seller Center (seller.shopee.co.id) atau klik Saya > Mulai Jual di Aplikasi Shopee;







Kemudian klik ‘Tambah Produk Baru’;







Lengkapi Informasi Penjualan dengan deskripsi produk yang lengkap dan sesuai, serta Informasi Pengiriman mengenai jasa kirim yang akan digunakan. Pastikan Produk yang diupload tidak termasuk barang yang dilarang oleh Shopee;







Klik ‘Simpan & Tampilkan’ untuk menampilkan produk Anda di Toko. Oh ya, Anda bisa juga bisa promosi untuk membantu mendapatkan pesanan pertama.



9. Aktivasi penjualan melalui online retail



Istilah "bisnis ritel online" menyiratkan proses bisnis di mana pelanggan memiliki banyak pilihan dalam mencari, memilih, dan membeli produk, informasi, dan layanan melalui internet. Sebagian besar pengecer menjual barang mereka secara online, dan ini menjelaskan mengapa bisnis ritel online hanyalah sebuah bentuk perdagangan



elektronik



yang



memungkinkan



konsumen



untuk



membeli barang atau jasa atau berbelanja langsung dari ponsel mereka, tab, laptop, atau perangkat lain yang terhubung ke internet di mana saja di dunia.



A. Kategori Bisnis Online Retail



DIGITAL ONBOARDING – FASE F



45



DIGITAL ONBOARDING – FASE F



46



Bisnis retail terbagi menjadi beberapa kategori, dibedakan dari barang atau jasa apa yang ditawarkan untuk bisnis retail online tersebut. Selain itu, dibedakan juga dari kepemilikan badan usaha untuk retail. Berikut ini adalah kategori bisnis retail yang ada di pasaran saat ini, beberapa dari bisnis retail ini mungkin Anda akan mengenalnya. Dibedakan Dari Produk Yang Ditawarkan Di Dalam Bisnisnya a)



Bisnis Product Retail Online Bisnis product retail online menyajikan produk atau barang secara online. Barang yang disajikan beragam, bisa seperti kebutuhan sehari- hari, makanan, sembako, dan lainnya. Contohnya seperti Alfamart dan Indomaret online.



b)



Bisnis Service Online Bisnis service online menyediakan jasa yang ditawarkan secara online. Jasa yang ditawarkan juga beragam, mulai dari jasa transportasi, jasa konsultasi dan sebagainya. Sebagai contoh adalah Ojek online seperti Gojek, atau Jasa bimbingan belajar online.



Dibedakan Dari Kepemilikan Bisnis Retail Online a) Bisnis Retail Franchise Online Franchise online adalah bisnis kembangan atau franchise yang



dijalankan



secara



online.



Franchise



adalah



bisnis



kembangan dari bisnis retail milik orang lain yang dijalankan secara independen. b) Bisnis Retail Online Independen Bisnis retail online independen adalah sebuah bisnis online yang dikembangkan secara pribadi, dan murni kepemilikan pribadi. Sebagai



contoh



warung



online



yang



dikembangkan,



dan



dipromosikan melalui media sosial.



DIGITAL ONBOARDING – FASE F



47



DIGITAL ONBOARDING – FASE F



48



c) Bisnis Retail Makro Online Bisnis retail makro online adalah bisnis retail makro yang terikat dengan sebuah badan usaha, atau perusahaan, sebagai contoh seperti Alfamart online.



B. Tujuan Bisnis Retail Online Tujuan dari bisnis ritel itu sendiri adalah menyediakan banyak pilihan barang sesuai dengan keinginan serta kebutuhan pembeli, menawarkan produk barang dan jasa. Umumnya dalam ukuran unit yang kecil atau eceran untuk keperluan konsumen sesuai dengan kebutuhan, menghubungkan distributor utama (grosiran) dengan konsumen, serta mengumpulkan informasi barang dan jasa sesuai dengan konsumen. Dengan adanya sistem bisnis ritel online segala tujuan itu bisa dicapai melalui sistem online. Menghubungkan konsumen dan distributor menjadi cepat dan efisien dengan media sosial atau internet (Website). Mengumpulkan informasi kebutuhan konsumen juga semakin mudah dengan media sosial, serta penyaluran informasi terkini terkait promo produk menjadi lebih cepat.



C. Contoh Bisnis Retail Online Ada



banyak



contoh



bisnis



retail



online



yang



hadir



di



Indonesia namun banyak yang belum mengetahuinya. Dari ketegori bisnisnya, bisnis retail online hadir dengan beragam produk dan jasa. Bila dari produk bisa saja barang elektronik, fashion, furniture, fashion, makanan, minuman, kesehatan, kecantikan, buku dan lainnya. Contoh bisnis retail online yang menjual produk seperti Alfamart Online,



Klik



Indomaret,



Hypermart,



Yogya



Group,



Lottemart,



Kemchick, DIGITAL ONBOARDING – FASE F



49



DIGITAL ONBOARDING – FASE F



50



Ranchmarket, Goro, Hero, TipTop, The Foodhall, Transmart Carrefour, Brambang, Sayurbox, Mothercare, RupaRupa, Dekoruma, Times Books Store, Gramedia dan bisnis toko retail online lainnya. Contoh bisnis retail online bidang jasa



seperti pengiriman



barang (JNE, Sicepat, TIKI, Ninja Express, Grab, Gojek), KAI, Prudential, guru privat online, admin sosial media, desain grafis, jasa penulisan artikel, jasa pembuatan website, jasa Advertising online, Entry Data, jasa perbaikan dan lainnya.



D.



Kelebihan & Kekurangan Bisnis Retail Online Dalam dunia bisnis retail online yang berkembang terdapat



kelebihan dan kekurangan yang dapat Anda ketahui dibawah ini. Menumbuhkan bisnis ritel online memiliki kelebihan , beberapa di antaranya adalah: 



Biaya overhead minimal







Akses mudah langsung ke pasar konsumen







Potensi pertumbuhan maksimum







Kemampuan untuk memperluas pasar Anda dari waktu ke waktu







Kepuasan pelanggan dalam hal kemudahan penggunaan dan pengiriman yang mudah







Kemampuan pelanggan untuk menemukan bisnis Anda meskipun itu lokal







Kemampuan untuk memiliki tingkat persediaan yang lebih rendah (dan oleh karena itu biaya) dimuka



Namun, ada sejumlah kekurangan yang perlu kita ketahui tentang ritel online. Diantaranya adalah: 



Beberapa target konsumen tidak memiliki akses ke internet.







Kompleksitas dalam menjalankan bisnis sepenuhnya secara online.







Peretas akan berusaha mendapatkan informasi konsumen.



DIGITAL ONBOARDING – FASE F



51







Tingkat pengembalian yang tinggi karena kurangnya pemeriksaan fisik produk yang baik.







Penurunan pengalaman dibandingkan dengan belanja offline.







Biaya tinggi yang terkait dengan pemeliharaan situs web.







Kebutuhan akan pergudangan.







Perlunya tim dukungan pelanggan untuk pengembalian dan keluhan produk.







Masalah hukum online retail.







Dibandingkan



dengan



ritel



fisik,



online



retail



memberikan



pengalaman pelanggan yang lebih rendah dan menghasilkan lebih sedikit loyalitas konsumen. Keduanya dapat ditingkatkan dari waktu ke waktu, menjadikan online retail sebagai ancaman langsung bagi ritel tradisional.



DIGITAL ONBOARDING – FASE F



52



Lampiran-2



Refleksi 1. Refleksi Guru a. Apakah ada kendala pada kegiatan pembelajaran? ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… b. Apakah kegiatan membuka pelajaran yang saya lakukan dapat mengarahkan dan mempersiapkan peserta didik mengikuti pelajaran dengan baik? ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… c. Bagaimana tanggapan peserta didik terhadap materi atau bahan ajar yang saya sajikan sesuai yang diharapkan? (apakah materi terlalu tinggi, terlalu rendah, atau sesuai dengan kemampuan awal peserta didik)? ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… d. Bagaimana respon peserta didik terhadap media pembelajaran yang digunakan? apakah media sesuai dan mempermudah peserta didik menguasai kompetensi atau materi yang diajarkan? Bagaimana tanggapan peserta didik terhadap kegiatan belajar yang telah saya rancang? ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… e. Bagaimana tanggapan peserta didik terhadap metode atau teknik pembelajaran yang saya gunakan? ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………



DIGITAL ONBOARDING – FASE F



53



2. Refleksi Peserta didik Agar pembelajaran semakin menyenangkan dan bermakna untuk kalian, yuk sejenak berefleksi tentang aktivitas pembelajaran kali ini. Isilah penilaian diri ini dengan sejujur-jujurnya dan sebenarbenarnya sesuai dengan perasaan kalian ketika mengerjakan suplemen bahan materi ini! Bubuhkanlah tanda centang (√) pada salah satu gambar yang dapat mewakili perasaan kalian setelah mempelajari materi ini!



1. Apa yang sudah kalian pelajari?



……………………………………………………………………. ……………………………………………………………………. …………………………………………………………………….



2. Apa yang kalian kuasai dari materi ini?



……………………………………………………………………. ……………………………………………………………………. …………………………………………………………………….



3. Bagian apa yang belum kalian kuasai?



……………………………………………………………………. ……………………………………………………………………. …………………………………………………………………….



4. Bagian/ilmu baru bagi kalian apa yang paling menarik dari materi yang telah disampaikan?



……………………………………………………………………. ……………………………………………………………………. …………………………………………………………………….



DIGITAL ONBOARDING – FASE F



54



Lampiran-3 Asesmen Formatif (Proses) Rubrik Penilaian Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran (KKTP) Kode



KPTP



6.1.1



Mendeskripsi 1. kan ruang lingkup 2. platform digital 3.



6.1.2



6.1.3



Muatan/ Belum Kompeten Aspek (BK) definisi digital 1. Belum mampu onboarding mendeskripsik definisi an definisi aktivasi digital penjualan onboarding pengertian 2. Belum mampu platform mendeskripsik digital an definisi kelebihan aktivasi dan macampenjualan macam 3. Belum mampu platform mendeskripsik digital an pengertian platform digital 4. Belum mampu mendeskripsik an kelebihan dan macammacam platform digital



Kompeten (K)



BK/K



1. Mampu mendeskripsi kan definisi digital onboarding 2. Mampu mendeskripsi kan definisi 4. aktivasi penjualan 3. Mampu mendeskripsi kan pengertian platform digital 4. Mampu mendeskripsi kan kelebihan dan macammacam platform digital mampu Mampu Menganalisis Cara aktivasi Belum Menganalisis Menganalisis cara aktivasi penjualan aktivasi cara aktivasi penjualan melalui platform cara penjualan penjualan melalui digital melalui platform melalui platform platform digital digital digital Mengreasi aktivasi penjualan melalui platform digital



Aktivasi penjualan melalui platform digital



DIGITAL ONBOARDING – FASE F



Belum mampu mengreasi Aktivasi penjualan melalui platform digital



Mampu mengreasi Aktivasi penjualan melalui platform digital



55



Rubrik Penilaian P3



P3-1



Aspek yang Dinilai Mandiri



P3-2



Bernalar Kritis



P3-3



Kreatif



Kode



Belum Kompeten (BK) Acuh dan tidak bertanggung jawab dalam melaksanakan kegiatan proses pembelajaran Tidak menyampaikan pendapat atau pertanyaan informasi dengan relevan dan sangat terstruktur Menyampaikan gagasan atau pendapat bukan hal yang baru, cenderung meniru temannya



Kompeten (K)



BK/K



Sadar dan bertanggung jawab dalam melaksanakan kegiatan proses pembelajaran Menyampaikan pendapat atau pertanyaan informasi dengan relevan dan sangat terstruktur Menyampaikan gagasan atau pendapat yang bersifat orisinal hasil implementasi dari proses pembelajaran



Kesimpulan: Peserta didik dianggap kompeten pada aspek Profil Pelajar Pancasila (P3) jika pada setiap aspek peserta didik mendapatkan checklist. Jika ada dua kriteria masuk kategori tidak tuntas, maka perlu dilakukan intervensi agar pencapaian peserta didik ini bisa diperbaiki.



DIGITAL ONBOARDING – FASE F



56



Lembar Checklist Ketercapaian Tujuan Pembelajaran Konsentrasi Keahlian



:



…………………………………..



Rombel



:



………………………………….. Indikator Asesmen



P3-3



P3-2



P3-1



P3 6.1.3



6.1.2



KKTP 6.1.1



AA-3



AA-2



Nama Peserta didik



AA-1



No



Asesmen Awal



1 2 3 4 5 .. dst



Catatan: Berilah tanda checklist (√) pada setiap indikator asesmen awal dan akhir apabila peserta didik telah kompeten atau mencapai tujuan pembelajaran.



DIGITAL ONBOARDING – FASE F



57



Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD.1) SMK NEGERI 1 SURABAYA Mendeskripsikan ruang lingkup platform digital LKPD.1



Nama:



Kelas XII



A. Jenis Kegiatan : Penugasan Individu B. Langkah Kegiatan 1. Carilah refrensi materi (bebas dari berbagai sumber) mengenai definisi digital onboarding, aktivasi penjualan, dan platform digital serta kelebihan dan macam-macam platform digital. C. Tugas dan Pertanyaan 1. Setelah mencari dan membaca referensi, a. Jelaksan pengertian digital onboarding. Jawab: …………………………………………………………………………. …………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………… b. Jelaskan pengertian aktivasi penjualan. Jawab: …………………………………………………………………………. …………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………… c. Jelaskan pengertian platform digital. Jawab: …………………………………………………………………………. …………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………… d. Sebutkan kelebihan aktivasi penjualan melalui platform digital. Jawab: ………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………… e. Sebutkan macam-macam platform digital. Jawab: …………………………………………………………………………



DIGITAL ONBOARDING – FASE F



58



Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD.2) SMK NEGERI 1 SURABAYA



LKPD.2



Menganalisis cara aktivasi penjualan melalui platform digital



Nama:



Kelas XII



A. Jenis Kegiatan : Penugasan Individu B. Langkah Kegiatan 1. Carilah refrensi materi (bebas dari berbagia sumber) mengenai cara aktivasi penjualan melalui platform digital. C. Tugas 1. Setelah mencari dan membaca referensi, buatlah flowchart mengenai langkah-langkah aktivasi penjualan melalui platform digital seperti media social, website, marketplace, maupun online retail ! Jawab:



DIGITAL ONBOARDING – FASE F



59



Lampiran-4 Asesmen Sumatif



Peserta didik diminta untuk mengreasi atau melakukan langkah-langkah aktivasi penjualan melalui platform digital seperti media social, website, marketplace, maupun online retail yang telah dibuat. Pedoman Skor Asesmen Sumatif Tujuan Pembelajaran Penilaian Unjuk Kerja 6.1. Memahami aktivasi 1. Persiapan penjualan melalui a. Menyiapkan produk yang akan platform digital dijual b. Membuat konten iklan c. Menyiapkan alat berupa gadget / laptop/PC 2. Pelaksanaan a. Mampu memposting konten iklan melalui salah satu platform digital b. Mampu melakukan melakukan aktivasi penjualan melalui salah satu platform digital c. Mampu mengreasi platform digital yang telah diaktivasi TOTAL SKOR



Skor 10 10 10 20 20 20 100



Daftar Skor Asesmen Sumatif No 1 2 3 4 5



Nama



Skor Penilaian Unjuk Kerja 1.a 1.b 1.c 2.a 2.b 2.c



Total



dst



DIGITAL ONBOARDING – FASE F



60



Lampiran-5



GLOSARIUM Aktivasi penjualan



Strategi penjualan yang memanfaatkan penargetan mikro audiens dan berbasis interaksi antara brand dengan konsumen atau calon konsumen melalui berbagai aktivitas, untuk membangun dan meningkatkan brand awareness (kesadaran merek) dan mendorong prospek atau penjualan langsung secara digital



Digital onboarding



Sistem yang juga disebut proses berlangganan atau memperoleh pengguna baru secara online untuk dapat mengakses semua layanan dan produk yang ditawarkan perusahaan maupun lembaga pemerintah



Platform Digital dapat diartikan sebagai



Sebuah tempat, wadah, atau sarana yang memfasilitasi bertemunya para pihak untuk saling bertukar informasi, berdagang, atau menawarkan jasa dan layanan



Social media marketing



Proses marketing yang dilakukan lewat media sosial



DIGITAL ONBOARDING – FASE F



61



DAFTAR PUSTAKA Capaian Pembelajaran Konsentrasi Keahlian Bisnis Digital Program Keahlian Pemasaran Tahun 2022. Keputusan



Menteri



Pendidikan,



Republik Indonesia



No



Kebudayaan,



165/M/2021



Riset



Tentang



dan



Teknologi



Program



Sekolah



Menengan Kejuruan Pusat Keunggulan. Permata, Ariestya Ayu. 2015. Pemanfaatan Media Sosial untuk Jual Beli Online di Kalangan Mahapeserta didik FISIP Universitas Airlangga Surabaya melalui Instagram. Surabaya Rudianto, A. M. 2011. Pemrograman Web Dinamis menggunakan PHP danMySQL. Yogyakarta. Yalinda, Yonita Yulia,dkk. 2021. Bisnis Online. Surakarta : Media Tama. Yuhefizar, M., & Hidayat, R. 2009. Cara Mudah Membangun Website Interaktif Menggunakan Content Management System Joomla Edisi Revisi. Yustisni,Rini. 2017. Peran Marketplace Sebagai Alternatif Bisnis di Era Teknologi Informasi, Bandung. https://www.youtube.com/watch?v=yd0MuORFYTw



DIGITAL ONBOARDING – FASE F



62