Modul Hidroponik [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KENALI BUDIDAYA HIDROPONIK DISUSUN OLEH AULIA NISHFUL



KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan rahmat karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan modul yang berjudul “Kenali Budidaya Hidroponik”. Modul ini bertujuan guna menunjang pelaksanaan pembelajaran terkait budidaya tanaman dengan hidroponik. Modul ini disusun berdasarkan hasil analisis kebutuhan masyarakat lansia di Padukuhan Karangmalang, Desa Caturtunggal, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman. Dalam hal ini, diharapkan anggota KWT di Padukuhan Karangmalang mempunyai pengetahuan, kesadaran dan keterampilan seputar budidaya tanaman hidroponik. Modul ini disusun dalam 3 bab yang terdiri dari pendahuluan, materi pembelajaran dan penutup. Penulis menyadari, bahwa dalam penyusunan dan penulisan masih melakukan banyak kesalahan. Oleh karena itu penulis memohon maaf atas kesalahan dan ketidaksempurnaan yang pembaca temukan dalam modul ini. Penulis juga mengharap adanya kritik serta saran dari pembaca apabila menemukan kesalahan dalam modul ini. Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bpk. Yudan Hermawan, M.Pd selaku dosen pembimbing untuk mata kuliah Praktik Pendidikan Kecakapan Hidup dan Pelatihan Kejra. Berkat dukungan dan bimbingan beliau, modul ini dapat terselesaikan dengan baik. Penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesarnya kepada semua pihak yang membantu dalam proses penyusunan modul ini.



Yogyakarta, 20 Maret 2021



Penulis



DAFTAR ISI BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Maksud Tujuan C. Sistematika Modul



BAB 2 MATERI PEMBELAJARAN A. Pengertian B. Kegunaan C. Kelebihan D. Hal-hal yang perlu diperhatikan E. Faktor-faktor F. Jenis-jenis tanaman G.Tahapan-tahapan H.Contoh Budidaya Hidroponik



BAB 3 PENUTUP



BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Permasalahan di kota besar semakin tahun kian bertambah jumlahnya, mulai dari permasalahan kawasan penduduk hingga permasalahan lingkungan. Didaerah perkotaan semakin jarang dijumpai lahan hijau. Hal ini dikarenakan lahan di perkotaan lebih banyak dimanfaatkan untuk pemukiman dan pusat-pusat pertokoan. Penghijauan merupakan salah satu kegiatan yang penting dilakukan untuk menangani krisis lingkungan di kawasan perkotaan. Menurut Kelvin bahwa dalam konteks keruangan, penghijauan sangat dibutuhkan terutama untuk kota-kota yang sedang berkembang dan mengalami alih fungsi ruang untuk kawasan terbangun (Rubiantoro, 2013:417)



C. SISTEMATIKA PANDUAN



Berdasarkan uraian diatas diperlukan suatu usaha guna mengurangi dampak kerusakan lingkungan di kawasan kota. Salah satu usaha yang dapat dilakukan yakni dengan budidaya tanaman melalui hidroponik. Hidroponik merupakan salah satu sistem pertanian masa depan karena dapat diusahakan diberbagai tempat baik di desa, kota, lahan terbuka atau di atas apartemen sekalipun. Luas tanah yang sempit, kondisi tanah kritis, hama dan penyakit yang tak terkendali, keterbatasan jumlah air irigasi, musim yang tak menentu dan mutu yang tidak seragam bisa ditanggulangi dengan sistem hidroponik Teknologi budidaya pertanian dengan sistem hidroponik diharapkan menjadi salah satu alternatif bagi warga masyarakat yang mempunyai lahan terbatas atau perkarangan, sehingga dapat dijadikan sebagai sesuatu yang berguna (Masduki, 2017). Namun permasalahan yang tejadi yakni masih rendahnya kesadaran



dan kompetensi masyarakat terkait budidaya tanaman dengan hidroponik, sehingga perlu adanya pemberdayaan guna meningkatkan pengetahuan dan keterampilan terkait budidaya tanaman dengan hidroponik. Pemberdayaan adalah keadaan yang terjadi atau hal-hal yang dilakukan dilingkungan masyarakat dengan upaya membangun pembangunan yang bertumpu pada masyarakat itu sendiri. Tujuan dari dilakukannya pemberdayaan masyarakat ini ialah untuk membuat masyarakat itu menjadi berdaya. ( Ruswaji, 2019 ) Pemberdayaan yang dapat dilakukan yakni dengan mengadakan program pelatihan budidaya tanaman dengan teknik hidroponik. Dengan adanya pelatihan budidaya tanaman dengan teknik hidroponik, masyarakat diharapkan bisa menerapkan dirumah masingmasing. Selain tanamannya dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan pangan, secara tidak langsung



secara tidak langsung juga turut serta dalam memanfaatkan lahan dirumah serta sebagai upaya melestarikan lingkungan dan pengadaan lahan hijau di daerah perkotaan.



B. MAKSUD TUJUAN 1. Memperkenalkan budidaya tanaman dengan teknik hidroponik kepada masyarakat 2. Menyiasati penggunaan lahan sempit untuk bercocok tanam dengan teknik hidroponik 3. Menyiasati penggunaan lahan sempit untuk bercocok tanam dengan teknik hidroponik 4. Terkelolanya lahan di kawasan padat penduduk yang bermanfaat untuk kegiatan bertani. 5. Meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap lingkungan hijau



C. SISTEMATIKA MODUL BAB 1 PENDAHULUAN



BAB 2 MATERI PEMBELAJARAN



BAB 3 PENUTUP



Berisi latar belakang diadakannya program, maksud dan tujuan adanya program serta sistematika isi modul



A. Pengertian B. Kegunaan C. Kelebihan D.Hal-hal yang perlu diperhatikan E. Faktor-faktor F. Jenis tanaman G.Tahapan-tahapan H. Contoh Budidaya Hidroponik



Daftar Pustaka



BAB 2 MATERI PEMBELAJARAN A. PENGERTIAN Hidroponik (Inggris: hydroponic) berasal dari kata Yunani yaitu hydro yang berarti air dan ponos yang artinya pengerjaan atau bercocok tanam. Hidroponik juga dikenal sebagai soilless culture atau budidaya tanaman tanpa tanah. Teknologi budidaya pertanian dengan sistem hidroponik diharapkan menjadi salah satu alternatif bagi warga masyarakat yang mempunyai lahan terbatas atau perkarangan, sehingga dapat dijadikan sebagai sesuatu yang berguna



B. KEGUNAAN a. Untuk memproduksi makanan dan tanaman di daerah tropis b. Untuk memanam sayuran di daerah perkotaan c. Sebagai sarana dalam kegitan penghijauan



C. KELEBIHAN a. Tanaman dapat tumbuh lebih cepat b. Proses panen yang lebih mudah c. Tidak membutuhkan media tanah d. Tidak memerlukan banyak tenaga e. Lebih sedikit resiko terserah penyakit f. Tidak memerlukan banyak lahan g. Menghemat penggunaan pupuk h. Tanaman akan memberikan hasil yang kontinu i. Tidak terpengaruh cuaca



D. HAL HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN a. Tanaman disesuaikan dengan kondisi geografis b. Kondisi iklim, sesuaikan tanaman dengan iklim yang sedang berlangsung c. Pemilihan bibit tanaman yang berkualitas



Mulailah dengan hal kecil seperti berkebun



BIBIT



NUTRISI



MEDIA TANAM



E. FAKTOR FAKTOR



SISTEM HIDROPONIK



TEMPAT/ LOKASI



F. JENIS JENIS TANAMAN Tanaman Sayuran Daun a. Kangkung b. Bayam c. Sawi d. Selada e. Seledri f. Pakcoy



Tanaman Buah a. Melon b. Semangka c. Stroberi



Tanaman Hias a. Anggrek b. Aglaonema



Tanaman Sayuran Buah a. Parprika b. Cabai c. Tomat d. Mentimun



G. TAHAPAN - TAHAPAN



1. Pembibitan Pembibitan dapat dilakukan secara langsung atau melalui persemaian. Jika melalui persemaian, biasanya benih disemai pada tray atau wadah semai. Media semai yang baik dan umum digunakan adalah rockwool. Benih biasanya mulai berkecambah pada umur 3-7 hari. Pembibitan, dapat menggunakan media tanam berupa pasir dan rockwool. Bibit yang sudah siap tanam adalah bibit yang berusia 3-4 minggu atau memiliki 3-4 daun.



2. Persiapan Larutan Nutrisi Pemberian nutrisi dalam cara menanam hidroponik sangat penting bagi pertumbuhan tanaman. Larutan nutrisi merupakan sumber utama pasokan nutrisi tanaman Larutan nutrisi dapat diberikan dalam bentuk genangan atau mengalir



SYARAT UTAMA AIR 1. Mineral dalam air hidroponik harus stabil 2. Kualitas air ( kadar mineral 0-50 ppm) 3. Nilai pH kisaran 5.5-7.5



3. Penanaman Bibit yang siap tanam biasanya telah berumur 3 – 4 minggu dipersemaian atau memiliki 3 sampai 4 helai daun, lalu dipindahkan ke wadah tanam yang telah diisi media yang steril, jika tanaman tersebut perlu disemai. Tanaman yang tidak perlu disemai, dapat langsung ditanam ke wadah tanam. Media tanam merupakan komponen yang penting dalam budidaya tanaman secara hidroponik



Wadah Tanam Alternatif a. Pot tanah b. Pot plastik c. Polybag d. Pipa e. Botol bekas f. Kaleng bekas



Jenis Media Tanam a. Media tanam organik berasal dari komponen makhluk hidup, seperti bagian dari tanaman (daun, batang, bunga, buah, atau kulit kayu). Beberapa jenis bahan organik yang dapat dijadikan media tanam antara lain arang, cacahan pakis, kompos, moss, sabut kelapa, sekam padi, dan humus. Bahan anorganik berasal dari proses pelapukan batuan. b. Bahan anorganik juga dapat berasal dari bahanbahan sintetis atau kimia yang dibuat di pabrik. Beberapa media anorganik yang sering dijadikan sebagai media tanam yaitu hidrogel, pasir, kerikil, pecahan batu bata, spons, tanah liat, zeolit, dan vermikulit.



4. Perawatan Pada awal penanaman, biasanya tanaman (bibit) diletakkan di lokasi yang tidak terkena cahaya matahari secara langsung. Setelah berumur 1-2 minggu, tanaman sudah dapat dipindahkan di daerah dengan sinar matahari langsung. Penambahan nutrisi dilakukan secara teratur dan sesuai kebutuhan tanaman.



Pemeliharaan lain yang dapat dilakukan meliputi a. penyulaman b. perawatan jaringan irigasi c. pengecekan pH dan kepekatan larutan nutrisi d. pengendalian hama dan



Pengendalian Hama dan Penyakit a. Menutup semua kemungkinan masuknya hama dan penyakit kedalan greenhouse maupun area tanaman yaitu dengan membalikkan daun dan mencabut tanaman yang telah terserang ulat daun b. Pengendalian dan manajemen hama yang baik untuk mengenali organisme yang umumnya hidup pada tanaman.



H. CONTOH BUDIDAYA HIDROPONIK Tanaman Cabai Tanaman sayuran cabai banyak dijumpai di Indonesia. Sayuran cabai selain dibudidayakan secara konvensional, ternyata dapat ditanam melalui hidroponik. 1. Persiapan Benih Cabai Cabai yang dipilih untuk diambil bijinya yang akan dijadikan benih, pertama cabai dikering anginkan. Setelah kering diambil bijinya dan masukkan ke dalam air, biji yang tenggelam untuk dijadikan benih.



2. Penyemaian Benih Cabe Setelah biji direndam biji dibungkus dengan kain kasa selama satu hari, setelah kecambah muncul benih ditabur pada media sekam bakar, dan semaian ini diletakkan pada tempat yang tidak kena matahari langsung. 3. Transplanting Tanaman Hidroponik Cabe Transplanting cabai pada sistem hidroponik dilakukansetelah daun semu menjadi daun sejati sebanyak 4 – 5 helai daun atau bibit cabai berumur 21-24 hari. Bibit harus diletakkan pada tempat yang teduh, selama kurang lebih 5 sampai 7 hari. 4. Media tanam Sebelumnya telah disiapkan wadah berupa pot atau polibag, yang telah berisi media tanam dapat berupa sekam bakar yang telah dicampur dengan hidroton, zeloit, pecahan kerikil, pecahan genting, atau hanya sekam bakar. Bertanam cabai secara hidroponik dapat menggunakan wick, deep water culture atau sistem yang lain



5. Perawatan dan Pemberian Nutrisi Hidroponik Perawatan tanaman yang meliputi pemasangan air, pemangkasan tunas dan pengecekan serta pemberian nutrisi. Nutrisi hidroponik atau pupuk hidroponik merupakan faktor terpenting dalam cara menanam hidroponik. Nutrisi hidroponik sebagian besar berisi campuran NPK yang terdiri dari nitrogen, fosfor, dan kalium. 6. Panen Cabai yang ditanam secara hidroponik mempunyai masa panen 80 sampai 90 hari. Ciri cabaiyang siap dipanen adalah mulai muncul warna merah dan garis hijau yang sudah memudar.



Mari Mendukung Penghijauan



Tanaman Pakcoy Tanaman Pakcoy banyak dibudidayakan di Indonesia ini adalah salah satu komoditas sayur terpopuler, sehingga banyak dikembangkan dengan menggunakan sistem hidroponik. 1. Pemilihan bibit Bibit yang baik dan mempunyai daya kecambah yang tinggi. 2. Penyemaian bibit Penyemaian selama beberapa hari 7 sampai 10 hari atau sampai muncul 4 sampai 5 helai daun. 3. Penanaman Bibit yang telah memiliki 4 sampai 5 haelai daun, ditanam ke dalam media hidroponik yang telah disiapkan sebelumnya.



4. Perawatan Pengaturan nutrisi dan penyinaran sinar matahari pada tanaman pakcoy. 5. Panen Panen pakcoy bisa dilakukan sekitar 20-30 hari dari masa tanam



P



A



KCO



Y



Tanaman Semangka Semangka adalah buah yang berasal dari kawasan Afrika, tapi saat ini telah menyebar di seluruh dunia termasuk Indonesia. Selain dibudidayakan secara konvensional di dalam tanah tanaman buah semangka ini juga bisa dikembangkanmelalui sistem hidroponik 1. Memilih bibit Ciri utama yang dimiliki bibit semangka berkualitas bagus adalah warnanya yang hitam mengkilap dengan permukaan yang licin. sebelum ditanam, bibit yang masih berbentuk biji itu harus direndam lebih dahulu.



2.Menyediakan media tanam Beberapa alat dan bahan yang harus dipersiapkan yaitu timer, pipa paralon (sistem instalasinya), drum plastik, mesin pompa, styrefoamdan talang air. Sistem hidroponik dapat menggunakan sistem NFT, Tetes dan Aeroponik. 3. Penyemaian Sebelum disemai bibit direndam selama 2 hingga 4 jam menggunakan larutan fungisida. Setelah itu, bibit disemai dalam media semai memakai polybag. Beberapa hari kemudian setelah bibit berkecambah dan mengeluarkan akar bibit dipindahkan ke media sekam.Bibit terus dipelihara dan dipupuk dengan nutrisi tanaman, selama 1 hingga 2 minggu. 4. Penanaman Bibit yang telah memiliki 3 atau 4 helai daun ditanam ke dalam media hidroponik. 5. Pemeliharaan Selama pertumbuhan semangka air selalu dalam kondisi yang bersih dan steril. Pengendalian gulma, hama dan penyakit



6. Panen Tanaman semangka yang dibudidayakan secara hidroponik dapat dipanen antara 2 sampai 3 bulan sejak ditanam. Buahnya boleh dipetik secara langsung atau dipotong pada bagian tangkainya.



Mari produktif dengan berkebun



Tanaman Alpukat Salah satu tanaman yang bisa ditanam di halaman rumah adalah alpukat. Cara menanam alpukat di halaman rumah ternyata tidak sulit. Buah alpukat banyak disukai orang karena rasanya yang manis dan memiliki kandungan yang menyehatkan tubuh. Buah alpukat mengandung vitamin a, vitamin e, potasium, kalium, lemak tak jenuh, dan zat besi. 1. Memilih bibit Tusukkan tiga buah tusuk gigi di tiga titik bij alpukat (biji alpukat yang sudah matang) Tusukan tersebut harus berada pada satu garis melingkar. Posisi tusuk gigi juga harus agak serong ke arah bawah. Bagian atas biji alpukat adalah tempat tumbuh tunas dan bentuknya lebih lonjong. Sementara itu, bagian bawah adalah tempat tumbuh akar dan bentuknya sedikit lebih datar dibanding bagian atas. .



2.Menyediakan media tanam isilah gelas dengan air, tetapi jangan sampai penuh. Kemudian, taruh lah biji alpukat yang telah ditusuk tusuk gigi di gelas tersebut. Tuang satu sendok gula pasir. Kemudian, letakkan biji alpukat yang ditanam dengan media air itu di tempat yang tidak terkena paparan sinar matahari secara langsung. Biasanya pada hari ke-45, akar sudah rimbun dan tunas juga sudah terlihat tumbuh tinggi sekira 15cm. 3. Penanaman Isilah pot atau lubang tanam dengan tanah yang gembur sebanyak setengah bagian. Kemudian, letakkan bibit tanaman alpukat tersebut di atas tanah dan masukkan kembali tanah untuk menutupi akar tanaman. Setelah itu, letakkan tanaman di tempat yang tidak terpapar langsung sinar matahari. Kamu bisa menyiram tanaman alpukat menggunakan air secukupnya.



4. Pemeliharaan Tidak tahan genangan air. Angin membantu proses penyerbukan. Hujan intensitas sedang membantu pertumbuhan tanaman. Tanaman alpukat baik ditanam di tempat dengan suhu udara berkisar antara 13-28 derajat Celcius. Membutuhkan cahaya matahari cukup banyak untuk tumbuh secara baik 3. Panen Ciri-ciri buah alpukat yang sudah matang adalah warnah buah menjadi cokelat atau kemerahan dan mengilap. Kemudian, jika kamu mengetuk buah tersebut, tidak akan timbul suara yang nyaring.Jika buah sudah matang, kamu bisa memetiknya menggunakan tangan. Saat memetik, pastikan kamu memetik hingga tangkai buah alpukat secara sempurna. Hal ini mencegah kerusakan pada bagian tangkai atau buah alpukat.



Dokumentasi Kegiatan



KWT MUTIARA KULANG



KARANGMALANG



BAB 3 PENUTUP DAFTAR PUSTAKA Theofilus Richard. 2020. https://www.99.co/blog/indonesia/cara-menanamalpukat-di-rumah/ Fitri, dkk. 2018. Pelatihan Budidaya Sayur Organik dan Tanaman Hebral Organik Berbasis Teknik Hidroponik. Jurnal Abdimas Mahakam. Vol.2 No.2 https://news.koropak.co.id/13583/para-ibu-pkk-diajarkanpemanfaatan-lahan-pekarangan-untuk-hidroponik Dr. Susilawati, M.Si. 2019. Dasar-Dasar Bertanaman Secara Hidroponik. Palembang: Unisri Press Ayu, dkk. 2020. Pelatihan Budidaya Tanaman Hidroponik Pada Anak-Anak di DusunTurunan Sebagai Upaya Pemberdayaan Generasi Muda di Masa Pandemi Covid19. Universitas Negeri Semarang.