Modul Pelatihan Pemetaan Menggunakan Drone (Edisi 1) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

M O D U L



INDONESIA MAPPING COMMUNITY



Penyusun: Zulfikar Mardiyadi, S.Hut, M.Si Eka Febi Selvandy Putri



TAHUN 2021



M O D U L



INDONESIA MAPPING COMMUNITY



TAHUN 2021



KATA PENGANTAR Puji dan syukur di panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga Modul “Pelatihan Pemetaan Menggunakan Drone,” dapat terselesaikan dengan baik. Indonesia Mapping Community (IMC) telah resmi sebagai suatu perkumpulan berbadan hukum sejak bulan Januari 2021 berkomitmen untuk meningkatkan kapasitas sumberdaya manusia dalam bidang pemetaan menggunakan drone serta pedampingan dalam bidang pemetaan. Terima kasih disampaikan kepada seluruh founder, member dan seluruh simpatisan IMC yang telah banyak memberi dukungan untuk perkembangan dan kemajuan IMC kedepan. Modul ini dibuat dengan tujuan untuk membantu dan mempermudah pembaca dalam memahami pembelajaran pemetaan menggunakan drone. Saran dan kritik guna perbaikan modul ini ke depan sangat diharapkan. Semoga modul ini dapat bermanfaat bagi seluruh pengguna dan pembaca.



Manokwari,



Januari 2021



Indonesia Mapping Community



i



M O D U L



TAHUN 2021



INDONESIA MAPPING COMMUNITY



DAFTAR ISI Kata Pengantar ................................................................................................



i



Daftar Isi .............................................................................................................



ii



Pendahuluan ....................................................................................................



1



Pemetaan Menggunakan Drone Bagian Pertama 1. Tutorial DJI Go 4 ..........................................................................................



2



2. Tutorial Pix4D Capture ...............................................................................



4



Polygon mission..................................................................................................



12



Grid Mission 2 D ...............................................................................................



13



Double Grid (3D Mapping) ............................................................................



14



Circullar Mission .................................................................................................



16



Bagian Kedua Langkah Langkah Layout Peta ......................................................................



23



Resizer Gambar Menggunakan Fastone Photo Reziser ...........................



23



Langkah Penggunaan Agisoft PhotoScan Professional ............................



28



Penggunaan ArcMap/ArcGis ............................................................



36



Pembuatan Peta Kontur Menggunakan PCI Geomatika 2014 dan ArcGis 10.4 Pengantar ...........................................................................................................



53



Teknik Filtering DSM to DTM ........................................................................



54



Layouting Peta Kontur ...................................................................................



55



Penutup...............................................................................................................



73



ii



M O D U L



TAHUN 2021



INDONESIA MAPPING COMMUNITY



PENDAHULUAN Pemanfaatan teknologi dalam pengelolaan sumberdaya alam merupakan suatu keniscayaan dalam era Industri 4.0. Penyajian data yang cepat, terupdate dan memiliki tingkat akurasi yang tinggi tentunya merupakan



tuntutan



yang



tidak



bisa



dihindari.



Pada



prinsipnya



pemanfaatan teknologi harus memberikan nilai tambah, mempermudah pekerjaan dan juga sebisa mungkin dengan investasi biaya yang relatif murah, sehingga teknologi tersebut benar-benar memiliki fungsi pragmatis dalam perbaikan kehidupan masyarakat. Pemanfaatan teknologi penginderaan jauh dari masa ke masa terus mengalami perkembangan yang sangat signifikan, mulai dari pemanfaatan citra satelit, balon udara, pesawat dengan awak serta yang terupdate adalah pemanfaatan pesawat tanpa awak yang populer dikenal dengan “drone” atau Unmanned Aerial Vehicle (UAV). Penggunaan teknologi drone yang selama ini populer digunakan untuk dokumentasi foto dan video sekarang sudah bergeser pada pemanfaatannya untuk pemetaan skala besar. Drone menjadi teknologi yang memungkin setiap orang dapat melakukan proses akuisisi data dengan cepat, mudah dan juga dapat dilakukan kapan saja sesuai kebutuhan. Pemanfaatan teknologi drone membuat kebutuhan data spasial tidak hanya bergantung pada teknologi satelit ataupun pesawat tanpa awak. Penggunaan drone dalam berbagai bidang tentunya akan menjadi trend di masa kini dan akan datang untuk menjawab



berbagai



kebutuhan



data



spasial



untuk



perencanaan



pembangunan di berbagai sektor. Penguasaan teknologi drone untuk pemetaan tentunya akan memberikan nilai tambah kepada setiap orang ataupun lembaga yang menggunakan.



1



M O D U L



INDONESIA MAPPING COMMUNITY



TAHUN 2021



PEMETAAN MENGGUNAKAN DRONE BAGIAN PERTAMA 1. Tutorial DJI Go 4. DJI Go 4 merupakan aplikasi bawaaan dari drone merk DJI. Aplikasi ini dalam pemetaan hanya digunakan untuk memastikan home point telah terkunci dengan baik dan sempurna. Tahapan penggunaannya untuk memastikan home point terkunci sebagai berikut: 1. Nyalakan remote drone dan kemudian nyalakan aircraft, kemudian klik icon DJI Go 4 seperti pada Gambar berikut:



Tampilan DJI Go 4 sesudah di Klik akan seperti pada Gambar berikut:



2



M O D U L



INDONESIA MAPPING COMMUNITY



TAHUN 2021



Selanjutnya klik "Enter Device" dan akan terlihat view seperti pada Gambar dibawah ini. Klik Ignore ----> Kemudian tanda X



3



M O D U L



INDONESIA MAPPING COMMUNITY



TAHUN 2021



Indikator Global Positioning System (GPS) telah terkunci dengan sempurna adalah 1. Ready to Go (GPS), 2. Huruf "H" yang menandakan home point telah terlihat pada peta navigasi pada bagian kanan bawah aplikasi dan 3. Terdapat sound dengan bunyi " Home Point Has Been Detected". Jika koneksi antara wahana (drone) dengan remote tidak terjadi atau posisi kamera tidak/blm horizontal maka disarankan untuk dilakukan restart drone dan remote.



2. Tutorial Pix4D Capture Pix4D Capture adalah aplikasi pihak ketiga (pengembang) yang digunakan untuk melakukan misi penerbangan dan pemotretan secara auto pilot. Aplikasi ini free tersedia pada Apple Store (perangkat berbasis IOS) dan Play Store (peranglay berbasis android). Namun disarankan untuk melakukan pemetaan menggunakan perangkat Apple (minimal Iphone 5S atau Ipad Mini 3). Tahapan penggunakan Pix4D capture sebagai berikut:



4



M O D U L



INDONESIA MAPPING COMMUNITY



TAHUN 2021



Sesudah aplikasi pix4D capture kita download dan buka, maka akan terlihat view sebagai berikut:



5



M O D U L



INDONESIA MAPPING COMMUNITY



TAHUN 2021



Lakukan Sign Up for free jika anda belum memilik akun Pix4D capture dengan email anda, dan Log in jika anda telah memilik akun. Tampilan registrasi akun sebagai berikut:



6



M O D U L



INDONESIA MAPPING COMMUNITY



TAHUN 2021



tampilan Log ini sebagai berikut:



7



M O D U L



INDONESIA MAPPING COMMUNITY



TAHUN 2021



Jika sudah melakukan log ini maka view pada Pix4D capture sebagai berikut dan lanjutkan dengan melakukan pengaturan:



Pengaturan dilakukan untuk memilih jenis drone, (DJI atau parrot), basemap, dan unit pengukuran (feet atau meter).



8



M O D U L



INDONESIA MAPPING COMMUNITY



TAHUN 2021



9



M O D U L



INDONESIA MAPPING COMMUNITY



TAHUN 2021



10



M O D U L



INDONESIA MAPPING COMMUNITY



TAHUN 2021



Jika pengaturan telah selesai dilakukan maka klik "Close", dan akan kembali pada menu awal seperti dibawah ini:



11



M O D U L



INDONESIA MAPPING COMMUNITY



TAHUN 2021



Pix4D capture menyediakan 5 (lima) pilihan misi terbang yaitu Polygon mission, Grid 2D, Double Grid 3D, Circular mission dan Free flight mission. Untuk pemetaan dengan output peta 2D disarankan menggunakan Polygon mission, Grid 2D, sedangkan untuk pemetaan 3 dimensi disarankan menggunakan Double Grid 3D dikombinasikan Circular mission. Polygon mission. Polygon mission menjadi pilihan misi penerbangan jika areal yang ingin dipetakan tidak berbentuk persegi. Sehingga kita dapat merencanakan misi pemetaan kita sesuai dengan bentuk areal atau lokasi yang menjadi Areal of Intesert (AOI). Namun disarankan untuk membuat polygon sedikit lebih luas dari AOI untuk meminimalisi error pada saat pengolahan lanjutan.



Selanjutnya lakukan pengaturan pada polygon mission dengan mengklik tanda pengaturan (settings) sebagai berikut:



12



M O D U L



INDONESIA MAPPING COMMUNITY



TAHUN 2021



Angle kamera pastikan 900, Front overlap dan Side overlap disarankan paling rendah 70% pada lokasi yang datar, dan jika lokasi yang dipetakan semakin berlereng atau berbukit bahkan terjal, disarankan memperbesar front dan side overlap (jika kurang dari 70% akan menyebabkan error yang sangat besar). Drone speed disarankan pada pilihan "Normal +". Catatan penting: lakukan take off pada lokasi yang paling tinggi disekitar areal yang dipetakan. Jika pengaturan sudah dilakukan maka dapat memilik tombol back dan mulai melakukan misi pemetaan. Grid Mission 2D Grid mission 2D menjadi pilihan misi penerbangan jika areal yang ingin dipetakan berbentuk persegi. Sehingga kita dapat merencanakan misi pemetaan kita sesuai dengan bentuk areal atau lokasi yang menjadi Areal



13



M O D U L



INDONESIA MAPPING COMMUNITY



TAHUN 2021



of Intesert (AOI). Namun disarankan untuk membuat grid sedikit lebih luas dari AOI untuk meminimalisi error pada saat pengolahan lanjutan.



Pengaturan (settings) Angle camera, front overlap, side overlap dan drone speed sama pada pengaturan pada "Polygon Mission". Catatan penting: lakukan take off pada lokasi yang paling tinggi disekitar areal yang dipetakan. Jika pengaturan sudah dilakukan maka dapat memilik tombol back dan mulai melakukan misi pemetaan. Double Grid (3D Mapping) Double Grid (3D Mapping) menjadi pilihan misi penerbangan jika areal yang ingin dipetakan berbentuk persegi dan terdapat objek atau bangunan tertentu yang menonjol yang ingin ditampilkan dalam bentuk 3D. Areal of Intesert (AOI) pada 3D mapping adalah bangunan atau objek yang ingin kita tampilkan dalam bentuk 3D, namun disarankan untuk membuat grid



14



M O D U L



INDONESIA MAPPING COMMUNITY



TAHUN 2021



sedikit lebih luas dari AOI untuk meminimalisi error pada saat pengolahan lanjutan.



Pengaturan (settings) front overlap, side overlap dan drone speed sama pada pengaturan pada "Polygon Mission", yang berbeda hanya pada angle camera. Angel camera pada 3D mapping tidak berada pada posisi 900 namun kita dapat melakukan pengaturan angle kamera pada sudut 45 0 hingga 800 agar posisi dinding atau samping bangunan yang ingin kita petakan dapat terpotret dengan baik.



15



M O D U L



INDONESIA MAPPING COMMUNITY



TAHUN 2021



Catatan penting: lakukan take off berdekatan pada objek yang ingin dipetakan 3D dan pengolahan lanjutan akan membutuhkan spesifikasi komputer yang lebih bagus dan waktu pengolahan yang lebih lama karena jumlah foto yang dihasilkan 2x lipat lebih banyak dari "Polygon Mission". Jika pengaturan sudah dilakukan maka dapat memilik tombol back dan mulai melakukan misi pemetaan. Circular Mission Circular mission menjadi pilihan misi penerbangan jika areal yang ingin dipetakan merupakan objek atau bangunan tertentu yang menonjol yang ingin ditampilkan dalam bentuk 3D. Areal of Intesert (AOI) pada 3D mapping adalah bangunan atau objek yang ingin kita tampilkan dalam bentuk 3D, namun disarankan untuk membuat grid sedikit lebih luas dari AOI untuk meminimalisi error pada saat pengolahan lanjutan.



16



M O D U L



INDONESIA MAPPING COMMUNITY



TAHUN 2021



Drone speed disarankan "Normal +" dan angel antar foto yang tersedia antara 40 hingga 200. Semakin rapat sudut antar foto maka hasil yang diperoleh akan semakin baik namun waktu pengolahan lanjutan akan semakin lama. Cara menghitung jumlah foto yang dihasilkan pada circular mission adalah 360/angel antar foto. Jika angle yang kita pilih adalah 4 0, maka jumlah foto yang tercapture sebanyak 360/4 = 90 foto. Circular mission adalah misi pemetaan yang disarankan dikombinasikan dengan Double Grid Mission (3D) untuk menghasilkan peta 3D yang baik. Catatan penting: lakukan take off berdekatan pada objek yang ingin dipetakan dan disarankan untuk dikombinasikan dengan Double Grid Mission untuk hasil yang lebih baik.



17



M O D U L



INDONESIA MAPPING COMMUNITY



TAHUN 2021



Jika pengaturan sudah dilakukan maka dapat memilik tombol back dan mulai melakukan misi pemetaan. Misi pemetaan dilakukan dengan mengklik tombol "START" pada pix4D capture sebagai berikut:



18



M O D U L



INDONESIA MAPPING COMMUNITY



TAHUN 2021



selanjutnya akan tampil menu sebagai berikut:



Klik "Next" dan akan muncul tampilan sebagai berikut:



19



M O D U L



INDONESIA MAPPING COMMUNITY



TAHUN 2021



"Drone take off checklist" harus dipastikan semuanya terceklist sebelum melakukan misi pemetaan. Jika terdapat salah satu ceklist yang mengalami error atau tidak terceklist maka disarankan untuk melakukan restart wahana dan remote dan lakukan proses lock home seperti prosedur awal melalui DJI go 4 kemudian dilanjukan ke pix4D capture. Tampilan ceklist jika drone telah siap melakukan misi pemetaan sebagai berikut:



20



M O D U L



INDONESIA MAPPING COMMUNITY



TAHUN 2021



Klik "Start" maka drone akan melakukan misi pemetaan secara auto pilot. Catatan : Walaupun pemetaan dilakukan secara auto pilot, namun dibutuhkan fokus dan konsentrasi pilot disaat drone sedang melakukan misi pemetaan dengan memperhatikan semua telemetri yang tersedia pada pix4D capture. Telemetri yang terdapat pada pix4D capture secara berurutan sebagai berikut: Jenis drone, kamera drone, Persen Baterai Drone, Persen baterai remote, jumlah satelit, ketersediaan memory card, kecepatan drone, ketinggian terbang dan jarak drone dari posisi take off. Dapat dilihat pada gambar berikut:



21



M O D U L



INDONESIA MAPPING COMMUNITY



TAHUN 2021



Misi terbang akan dimulai dengan drone melakukan flight secara vertikal (take off) hingga pada ketinggian yang telah ditentukan, selanjutnya akan terbang menuju pada titik start misi (Going to mission). Sesampainya dititik start maka drone akan mengcapture foto sesuai dengan pengaturan front dan side overlap (In mission) dalam jalur terbang yang sudah direncanakan dari start hingga end. Sesudah menyelesaikan misi pemetaan maka drone akan terbang kembali pada titik take off secara horizontal (going to land), jika sudah berada persis di atas titik take off maka drone akan melakukan pendaratan secara vertical (landing). Misi pemetaan selesai. Keluarkan memory card pada drone dan copy foto pada labtob atau komputer anda dan mulai melakukan prose mosaic foto dengan aplikasi Agisoft photo scan.



22



M O D U L



INDONESIA MAPPING COMMUNITY



TAHUN 2021



BAGIAN KEDUA TUTORIAL DASAR LAYOUT PETA Berikut Ini adalah syarat utama yang harus dipersiapkan sebelum proses Layout Peta : A. Perangkat Keras - Laptop / Computer B. Perangkat Lunak - Instal Software FastStone Photo Resizer 3.8 - Instal Software Agisoft MetaShape Professional - Instal Software Geomatica - Instal Software ArcMap (Versi Sesuai Keinginan) LANGKAH – LANGKAH LAYOUT PETA Setelah drone yang digunakan selesai mengambil gambar langkah pertama yang harus dilakukan adalah salin atau pindahkan seluruh gambar hasil mapping yang dilakukan ke Laptop / Computer. Selanjutnya buatlah satu folder untuk menyimpan semua hasil gambar yang akan di resizer. Langkah Resizer Gambar Menggunakan Fastone Photo Rezier Bertujuan untuk merubah ukuran kapasitas gambar tanpa harus mengurangi kualitas gambar. ❖ Buka FastStone Photo Resizer



23



M O D U L



INDONESIA MAPPING COMMUNITY



TAHUN 2021



❖ Cari folder penyimpanan gambar hasil mapping.



❖ Klik Add all untuk input gambar yang ingin di resizer.



24



M O D U L



INDONESIA MAPPING COMMUNITY



TAHUN 2021



❖ Atur Output Format JEPG, dan Output Folder pilih folder yang telah disiapkan tadi untuk hasil Resizer, Klik pada Browse.



❖ Centang pada kolom Use Advenced Option agar muncul tampilan Advenced Options.



25



M O D U L



INDONESIA MAPPING COMMUNITY



TAHUN 2021



❖ Klik Pada Advanced Option, akan muncul tampilan seperti pada



gambar dibawah ini.



❖ Klik pada pilihan Resizer dan Contreng pada kolom Resizer, akan muncul tampilan seperti pada gambar dibawah.



26



M O D U L



INDONESIA MAPPING COMMUNITY



TAHUN 2021



❖ Pilih size percentage yang ingin digunakan (Sesuai Kebutuhan), Lalu klik OK.



❖ Klik Convert untuk tahapan resizer dimulai.



4



27



M O D U L



INDONESIA MAPPING COMMUNITY



TAHUN 2021



Langkah Penggunaan Agisoft MetaShape Professional Agisoft Metahape Professional adalah sebuah software 3D modeling menggunakan data citra/foto yang telah direkam. Bertujuan untuk pengelolaan data foto grametri gambar digital dan menghasilkan data spasial 3D untuk digunakan dalam aplikasi GIS. ❖ Buka Software Agisoft Metashape Professional. ❖ Buat lembar kerja dengan cara add chunk.



❖ Masukan gambar, klik add photos Yang berada tepat disebelah icon add chunk. Cari folder penyimpanan gambar yang telah diresizer, lalu blok semua gambar (Ctrl+A) kemudian open gambar.



28



M O D U L



INDONESIA MAPPING COMMUNITY



TAHUN 2021



❖ Tampilan setelah gambar dimasukan seperti pada gambar dibawah.



❖ Seluruh tahapan kerja berada pada workflow. Klik workflow pilih



Align Photos.



29



M O D U L



INDONESIA MAPPING COMMUNITY



TAHUN 2021



❖ Accuracy pilih Medium, lalu klik OK. Agisoft akan memproses data



tersebut beberapa saat.



❖ Tampilan setelah tahapan Align Photos selesai.



30



M O D U L



INDONESIA MAPPING COMMUNITY



TAHUN 2021



❖ Masuk tahapan berikut pilih Workflof kembali lalu klik Build Dense



Cloud. Quality pilih Medium, lalu klik OK. Agisoft akan memproses data tersebut beberapa saat.



❖ Tampilan setelah tahapan Build Dense Cloud seperti pada gambar



dibawah,



Pilih untuk menampilkan



31



M O D U L



INDONESIA MAPPING COMMUNITY



TAHUN 2021



❖ Masuk tahapan berikut pilih Workflof kembali lalu klik Build Mesh.



Face Count pilih Medium, lalu klik OK. Agisoft akan memproses data tersebut beberapa saat.



❖ Tampilan setelah tahapan Build Mesh.



32



M O D U L



INDONESIA MAPPING COMMUNITY



TAHUN 2021



❖ Masuk tahapan berikut pilih Workflof kembali lalu klik Build Texture.



Mapping Mode pilih Generic, lalu klik OK. Agisoft akan memproses data tersebut beberapa saat.



❖ Tampilan setelah tahapan Build Texture.



33



M O D U L



INDONESIA MAPPING COMMUNITY



TAHUN 2021



❖ Masuk tahapan berikut pilih Workflof kembali lalu klik Build DEM.



Tipe nya pilih Geographic, lalu klik OK. Agisoft akan memproses data tersebut beberapa saat.



❖ Masuk tahapan berikut pilih Workflof kembali lalu klik Build



Orthomosaic. Tipe nya pilih Geographic dan Surface pilih Mesh, lalu klik OK. Agisoft akan memproses data tersebut beberapa saat.



34



M O D U L



INDONESIA MAPPING COMMUNITY



TAHUN 2021



❖ Export Orthomosaic dengan cara klik kanan pada Orthomosaic,



export Orthomosaic, export JPG/PNG/TIFF, Export, Pilih lokasi Penyimpanan, Export.



❖ Tahapan Selesai.



35



M O D U L



INDONESIA MAPPING COMMUNITY



TAHUN 2021



Langkah Penggunaan ArcMap/ArcGis ArcGis merupakan paket perangkat lunak system informasi geografis yang diproduksi oleh ESRI. Bertujuan untuk data Ortho yang telah dikerjakan tadi dapat di analisis dan layout menjadi sebuah peta sesuai kebutuhan. ❖ Buka Software ArcMap / ArcGis ❖ Tampilan awal ArcMap / Arc Gis seperti gambar dibawah. Klik Cancel pada icon yang muncul pada tampalian awal.



❖ Setelah itu klik kanan pada layers untuk masukan data Ortho



36



M O D U L



INDONESIA MAPPING COMMUNITY



TAHUN 2021



❖ Cari file penyimpanan data ortho, lalu Add.



❖ Untuk membuang area pinggiran agar terpotong dengan rapi, buat boundary dengan polygon di dalam maps.



37



M O D U L



INDONESIA MAPPING COMMUNITY



TAHUN 2021



Cara 1 ❖ Klik Drawing pilih Convert Ghrapic to Features, centang Autometically delete ghrapic after conversion dan pilih tempat penyimpanan lalu OK, Untuk jadikan data Output bagian yang ingin di potong.



❖ Klik ArcToolbox pilih Data Manejemen Tools – Raster – Raster Processing dan klik double pada Clip. Setelah muncul icon Clip lalu masukan data Input dan Output klik pada tanda segitiga hitam di samping, beri centang pada kolom Use input Features for Clipping Geometry dan Maintain Clipping Extent lalu OK. ArcMap akan memproses tahapan Clip beberapa saat.



38



M O D U L



INDONESIA MAPPING COMMUNITY



TAHUN 2021



Cara 2 ❖ Cara ke 2 untuk merapikan Orthomosaic yang telah dibuat yaitu Extract by Mask. Ketik “Mask” pada Search lalu pilih Extract by Mask, setelah muncul icon Extract by Mask masukan data input dan output klik pada tanda segitiga hitam di samping lalu OK. ArcMap akan memproses tahapan Clip beberapa saat.



❖ Untuk melihat hasil Clip atau merapikan diatas, hilangkan cetang yang terdapat pada data Clip dan Ortho yang sebagai input dan Output diatas tadi.



39



M O D U L



INDONESIA MAPPING COMMUNITY



TAHUN 2021



❖ Proyeksikan Coordinat System sesuai Zona daerah lokasi pemetaan. Klik kanan pada layers pilih Propertis setelah itu pilih Coordinat System. Setelah muncul pengaturan klik Projected Coordinate Systems kemudian cari dan klik UTM pilih WGS 1984, atur zona Northern dan Southern sosuai zona lokasi pemetaan, Klik OK.



❖ Jika ingin menghitung panjang jalan sekitar bangunan, lakukan digitasi menggunakan line, Klik segitiga kecil yang terdapat tepat di samping rectangle lalu pilih line untuk proses digitasi.



40



M O D U L



INDONESIA MAPPING COMMUNITY



TAHUN 2021



❖ Klik Drawing pilih Convert Grapics to Features, centang kolom Automatically delete graphics after conversion dan pilih tempat penyimpanan.



❖ Klik kanan pada contens Jalan yang ingin diUkur, pilih open attribute table akan muncul tampilan Table attribute. Setelah itu klik table options dan pilih add field beri nama “Panjang”, Type diganti “Double” kemudian OK. Pada table akan muncul penambahan kolom panjang pada table, klik kiri pada table panjang stelah itu klik kanan pilih calculate geometry, akan muncul icone pilihan pada calculate geometry, pilih units satuan “Meters”, lalu OK.



41



M O D U L



INDONESIA MAPPING COMMUNITY



TAHUN 2021



❖ Jika ingin menghitung Luas Area, lakukan digitasi menggunakan Polygon, Klik segitiga kecil yang terdapat tepat di samping rectangle lalu pilih Polygon untuk proses digitasi.



❖ Langkah selanjutnya sama seperti menghitung panjang jalan dimulai dari di Converts graphics to features sampai pada menghiting hasil seperti di atas. ❖ Masuk tahap layout. ❖ Klik Layout View untuk layout peta. Klik file pilih Page and Print Setup lalu hilangkan contreng pada Use Printer Papper Settings, atur ukuran kertas sesuai kebutuhan, atur satuan Inches rubah ke Centimeters, Orientation sesuai kebutuhan lalu OK.



42



M O D U L



INDONESIA MAPPING COMMUNITY



TAHUN 2021



❖ Atur Skala peta sesuai kebutuhan.



❖ Klik kanan boundary maps pilih properties lalu pilih grids lalu new grids, pilih graticule, kemudian next pilih graticule and labels kemudian place parallels every (2) dan place maridians every (2) next finish. Klik propertis ubah size sesuai kebutuhan centang pada kolom left dan Right lalu OK.



43



M O D U L



INDONESIA MAPPING COMMUNITY



TAHUN 2021



❖ Gunakan rectangle untuk membuat kotak tempat keterangan peta.



44



M O D U L



INDONESIA MAPPING COMMUNITY



TAHUN 2021



❖ Buat Judul peta gunakan Taxt symbol (A). Klik taks lalu posisikan text pada tempat yang ingin diberi judul klik double untuk menampilkan properties text.



❖ Buat Arah Mata Angin dan Skala batang, Klik insert lalu pilih North



arrow untuk arah mata angin, dan Scale bar untuk skala batang. Untuk skala batang atur satuan pada propertis pilih units Division units meter.



45



M O D U L



INDONESIA MAPPING COMMUNITY



TAHUN 2021



46



M O D U L



INDONESIA MAPPING COMMUNITY



TAHUN 2021



❖ Menbuat legenda peta klik insert pilih legend setelah muncul icon pilihan lalu pilihlah keterangan yang ingin dimasukan, lalu next dan lengkapi text legenda dan next hingga finish.



47



M O D U L



INDONESIA MAPPING COMMUNITY



TAHUN 2021



❖ Buat koordinat system, klik insert pilih Dinamic Text lalu pilih Coordinate System.



❖ Buat Meta data Peta ketik menggunakan Text (A), lalu Letakan pada table keterangan.



48



M O D U L



INDONESIA MAPPING COMMUNITY



TAHUN 2021



❖ Membuat inset Peta, Klik Insert lalu Klik Data Frame jika telah muncul frame maka klik kanan pada frame tersebut lalu add data cari data inset sesuai kebutuhan.



❖ Klik kanan pada Boundery inset lalu pilih propertis dan buat gride seperti tahapan di atas.



49



M O D U L



INDONESIA MAPPING COMMUNITY



TAHUN 2021



❖ Klik pada icon “A” Lalu ketik Keterangan “Layout & Analisis dan Nama”.



50



M O D U L



INDONESIA MAPPING COMMUNITY



TAHUN 2021



❖ Export Peta Klik file pilih Export map Atur DPI lalu Rename, Type sesuai kebutuhan dan Save.



51



M O D U L



INDONESIA MAPPING COMMUNITY



TAHUN 2021



❖ Berikut adalah contoh hasil eksport peta yang telah dilayout.



52



M O D U L



INDONESIA MAPPING COMMUNITY



TAHUN 2021



PEMBUATAN PETA KONTUR MENGGUNAKAN PCI GEOMATIKA 2014 & ARCGIS 10.4



PENGANTAR Pembuatan peta kontur skala detail sering kali mengalami kendala ketika kita dihadapkan pada permukaan bumi yang terdapat banyak objek seperti pohon dan bangunan di atasnya (Digital Surface Model – DSM). DSM atau disebut Digital Surface Model atau disebut pula Model Permukaan Digital adalah model permukaan bumi dengan menggambarkan seluruh objek permukaan bumi yang terlihat. DSM ini dapat diolah/diproses lebih lanjut untuk menghasilkan data Digital Terrain Model (DTM). DTM adalah model permukaan bumi tanpa objek penutup. Model ini hanya menampilkan permukaan tanah saja tanpa ada bangunan maupun vegetasi diatasnya. Secara singkat, objek bangunan, vegetasi dan objek penutup lainnya dipotong sehingga yang ditampilkan hanya objek ground/tanah. Foto udara yang didapat dari pemotretan dengan pesawat akan diolah melalui serangkaian proses komputasi sehingga nantinya dihasilkan model permukaan digital (DEM). Proses pembuatan DEM dapat dilakukan secara otomatis dengan metode image matching. Namun DEM yang dihasilkan menggunakan metode ini masih merepresentasikan permukaan bumi beserta objek diatasnya atau dalam bentuk Digital Surface Model (DSM). Penggunaan DSM belum bisa efektif digunakan dalam bidang praktis. Oleh karena itu perlu dilakukan penapisan supaya menjadi Digital Terrain Model (DTM) yang menggambarkan bidang tanah tanpa ada objek lainnya yang bukan tanah. Secara umum, penapisan DSM menjadi DTM menggunakan dua metode yaitu Slope Based Filtering (SBF) dan Simple Morphological Filtering (SMRF). DTM yang baik tentunya akan menghasilkan peta kontur yang baik juga dan berdampak baik dalam pengambilan keputusan dalam perencanaan pemanfaatan ruang. Salah satu software yang relatif mudah dan simple digunakan dalam filtering DSM menjadi DTM adalah PCI Geomatika. PCI gematika adalah perangkat lunak untuk penginderaan jauh, fotogrametri dan produksi peta.



53



M O D U L



INDONESIA MAPPING COMMUNITY



TAHUN 2021



TEKNIK FILTERING DSM to DTM Secara praktis, filtering DSM to DTM dapat dilakukan dengan menghilang semua objek yang terdapat di atas permukaan tanah. PCI Geomatika 2014 merupakan salag satu tools yang dapat digunakan untuk melakukan pekerjaan tersebut. Pada modul ini, tahapan kerja dan bagian tools yang diklik atau digunakan akan diberikan tanda warna kuning atau biru untuk mempermudah pembaca memahami tahapan kerja pada modul ini. Mari kita mulai dengan membuka aplikasi Geomatica 2014 seperti pada Gambar 1.



Gambar 1. Buka aplikasi Geomatica 2014



54



M O D U L



INDONESIA MAPPING COMMUNITY



TAHUN 2021



Open File



Gambar 2. Tampilan awal aplikasi Geomatica 2014 Kemudian buka “Open File” DEM hasil pengolahan dari drone yang terdapat pada folder penyimpanan seperti pada gambar berikut:



Open File DEM



Gambar 3. Tampilan “Open File” pada aplikasi Geomatica 2014 Hasil “Open File” DEM dapat dilihat pada gambar berikut:



55



M O D U L



INDONESIA MAPPING COMMUNITY



TAHUN 2021



Gambar 4. Tampilan “DEM” pada aplikasi Geomatica 2014 Format data DEM yang di add adalah “TIF”. Untuk dapat melakukan filtering DEM menjadi DTM format data harus disave as menjadi format “pix” dan di save dengan nama file “DSM” seperti disajikan pada Gambar 5 - 7.



Menu “Save As



Gambar 5. Tampilan menu “Save As” DEM pada aplikasi Geomatica 2014



56



M O D U L



INDONESIA MAPPING COMMUNITY



TAHUN 2021



Gambar 6. Tampilan menu “Save As” File Selector DEM menjadi DSM pada aplikasi Geomatica 2014



Gambar 7. Tampilan menu “Save As” DEM menjadi DSM pada aplikasi Geomatica 2014 DSM dalam format “pix” sudah siap untuk dilakukan editing seperti pada gambar berikut:



57



M O D U L



INDONESIA MAPPING COMMUNITY



TAHUN 2021



DSM dalam Format “Pix”



Gambar 8. Tampilan “DSM” dalam format “pix” yang siap untuk diedit pada aplikasi Geomatica 2014 Proses editing DSM dilakukan dengan klik menu “layer” dan pilih “DEM Editing” seperti pada gambar berikut:



Klik Menu “DEM Editing”



Gambar 9. Tampilan menu “DEM Editing” pada aplikasi Geomatica 2014 Tampilan Layer “DEM Editing” dapat dilihat pada gambar berikut:



58



M O D U L



INDONESIA MAPPING COMMUNITY



TAHUN 2021



Gambar 10. Tampilan layer “DEM Editing” dan “Create Polygon Layer” pada aplikasi Geomatica 2014 Sebelum melakukan editing DEM/DSM, terlebih dahulu kita wajib membuat polygon dengan cara klik ““Create Polygon Layer” kemudian klik “new polygon”, seperti pada gambar berikut:



Gambar 11. Tampilan layer “Create Polygon Layer” dan “new polygon” pada aplikasi Geomatica 2014



59



M O D U L



INDONESIA MAPPING COMMUNITY



TAHUN 2021



Untuk melakukan filtering DEM/DSM menjadi DTM disarankan untuk melakukan digitasi polygon yang dimulai dari lokasi yang memang secara visual merupakan “terrain”dan tidak disarankan untuk membuat polygon di atas objek tertentu yang bukan merupakan “terrain”.



Digitasi polygon dilakukan sebagainya lazimnya kita melakukan digitasi



dengan “klik kiri pada mousu” dan pada akhir polygon dilakukan “double klik”. Hasil digitasi polygon akan Nampak garis polygon berwarna “biru” sebagai batas areal yang ingin kita lakukan filtering DEM/DSM menjadi DTM. Visual pembuatan polygon dapat dilihat pada gambar berikut:



Gambar 12. Tampilan layer “new polygon” sesudah dilakukan pembuatan polygon pada aplikasi Geomatica 2014 Filtering DEM/DSM menjadi DTM dilakukan dengan memilih “Operation” dengan mengklik “Terrain Filter (Flat)” atau “Terrain Filter (Rough)”. Pilihan “Flat” atau “Rough” sangat tergantung pengetahuan kita tentang lokasi yang sedang dipetakan, apakah datar ataukah bergelombong. Namun sedatar-datarnya suatu wilayah, jika kita cermati pada tingkat ketelitian hingga akuran centimeter maka kita akan menemukan wilayah yang bergelombang. Tampilan “Operation” dengan mengklik “Terrain Filter (Flat)” dapat dilihat pada gambar berikut:



60



M O D U L



INDONESIA MAPPING COMMUNITY



TAHUN 2021



Pilih “Terrain Filter (Flat)”



Gambar 13. Tampilan layer “Operation” dengan memilih “Terrain Filter (Flat)” pada aplikasi Geomatica 2014 Sesudah memilih layer “Operation” dengan opsi “Terrain Filter (Flat)”



Klik “Apply”



Gambar 14. Tampilan layer “Operation” dengan memilih “Terrain Filter (Flat)” dan klik “Apply” pada aplikasi Geomatica 2014



61



M O D U L



INDONESIA MAPPING COMMUNITY



TAHUN 2021



Klik “Apply”



Gambar 15. klik “Apply” pada aplikasi Geomatica 2014, Sampai hasil yang diinginkan terlihat yaitu seluruh objek diatas permukaan tanah telah hilang atau terlihat rata.



Gambar 16. Lakukan prosedur yang sama pada bagian yang belum terfilter. Filtering lebih baik jika dilakukan pada objek per objek.



62



M O D U L



INDONESIA MAPPING COMMUNITY



TAHUN 2021



Gambar 17. Setelah dilakukan proses filtering kemudian, Klik kanan pada DEM Editing Polygons lalu klik “Cut”



Gambar 18. Untuk menyimpan file DTM, Klik kanan pada DSM Kemudian Klik Save As.



63



M O D U L



INDONESIA MAPPING COMMUNITY



TAHUN 2021



Gambar 19. Pilih Format file TIFF 6.0 (tiff) kemudian pilih lokasi yang akan digunakan untuk menyimpan file.



Gambar 20. Beri nama file DTM kemudian klik “Save”.



64



M O D U L



INDONESIA MAPPING COMMUNITY



TAHUN 2021



LAYOUTING PETA KONTUR



Gambar 1. Buka aplikasi ArcMap. Kemudian klik kanan pada layer lalu klik “Add Data”



Gambar 2. Buka lokasi penyimpanan file DTM kemudian klik “Add”



65



M O D U L



INDONESIA MAPPING COMMUNITY



TAHUN 2021



Gambar 3. Untuk merapikan data DTM dilakukan dengan cara Cliping. Seperti pada saat Cliping Orthomosaic, yaitu Klik Search kemudian ketik “Mask” lalu klik Extract by Mask.



Gambar 4. Setelah muncul icon Extract by Mask masukan data Input raster “DTM” dan data Input rater or feature mask data “Clip” Kemudian klik “OK”



66



M O D U L



INDONESIA MAPPING COMMUNITY



TAHUN 2021



Gambar 5. Berikut tampilan data DTM yang telah dirapikan.



Gambar 6. Untuk membuat garis kontur Langkah yang dilakukan yaitu. Klik “ArcToolbox” kemudian pilih “Spatial Analyst Tools” kemudian pilih “Surface” lalu klik “Contour”.



67



M O D U L



INDONESIA MAPPING COMMUNITY



TAHUN 2021



Gambar 7. Setelah muncul ikon Contour, Masukan data “Input raster” dan pilih lokasi penyimpanan pada “Output polyline feature”, kemudian ketik Contour interval yang akan digunakan Contoh ‘1 Meter”, Kemudian klik “OK”



Gambar 8. Berikut tampilan “Garis kontur” yang telah dibuat.



68



M O D U L



INDONESIA MAPPING COMMUNITY



TAHUN 2021



Gambar 9. Selanjutnya yaitu menambahkan data “Garis Kontur” untuk layouting peta kontur.



Gambar 10. Berikut adalah tampilan garis kontur yang telah ditambahkan.



69



M O D U L



INDONESIA MAPPING COMMUNITY



TAHUN 2021



Gambar 11. Untuk merubah warna garis kontur, klik kanan pada “Kontur” kemudian klik “Properties”.



Gambar 12. Pilih “Symbology” kemudian pilih ”Features Singel symbol” lalu pilih warna yang akan digunakan kemudian klik “OK”.



70



M O D U L



INDONESIA MAPPING COMMUNITY



TAHUN 2021



Gambar 13. Untuk menampilkan label kontur. Klik kana pada “Kontur” kemudian klik “Properties”, pilih “Labels” kemudian centang kolom “Label features in this layer” lalu pada Label Field pilih “Contour” kemudian atur bentuk tulisan, warna dan ukuran label lalu klik “OK”.



Gambar 14. Berikut adalah tampilan kontur yang telah dibuat. Langkah selanjutnya menambahkan keterangan garis kontur pada Legenda.



71



M O D U L



INDONESIA MAPPING COMMUNITY



TAHUN 2021



Gambar 15. Berikut adalah Hasil layouting peta kontur. Tahapan Selesai.



72



M O D U L



INDONESIA MAPPING COMMUNITY



TAHUN 2021



PENUTUP Modul pelatihan pemetaan menggunakan drone ini kami harapkan dapat menjadi panduan sederhana untuk belajar dasar-dasar pemetaan menggunakan drone. Penyajian gambar dan narasi dengan bahasa yang sangat sederhana diharapkan dapat membantu setiap pembaca untuk memahami setiap tahapan dalam proses pemetaan menggunakan drone yang di awali dengan pembuatan mission flight menggunakan aplikasi pix4D Capture, proses resize foto untuk laptob/computer low spec menggunakan aplikasi FastStone Photo resizer, pengolahan data orthomosaik menggunakan aplikasi Agisoft metashape, pengolahan data DSM menjadi DTM menggunakan aplikasi PCI Geomatica dan pengolahan kontur serta penyajian/layout peta penggunakan aplikasi Arcmap.



73