Modul Pembelajaran 1 (Gabungan) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAGIAN I TINJAUAN MATA KULIAH A. DESKRIPSI MATA KULIAH Mata kuliah Pengauditan 2 merupakan mata kuliah wajib bagi mahasiswa akuntansi. Mata kuliah ini memberikan wawasan dan pemahaman mengenai berbagai pokok pembahasan yang mencakup : audit siklus pendapatan : pengujian pengendalian; pengauditan siklus penjualan dan pengumpulan piutang, audit siklus pendapatan : pengujian substantif; pengujian pengendalian siklus pendapatan dan pengujian substantif transaksi, audit siklus pengeluaran : pengujian pengendalian audit siklus pembelian dan pembayaran, audit siklus pengeluaran substantif; penyelesaian pengujian dalam siklus pembelian dan pembayaran, pengujian subtantif transaksi, audit siklus produksi; audit siklus persediaan dan pergudangan, audi siklus jasa personalia; audit siklus pengujian dan personalia, audit siklus investasi, adit siklus pembiayaan, audit saldo kas; audit kas dan instrumen keuangan, penyelesaian audit dan tanggungjawab pasca audit; penyelesaian audit, penyusunan laporan audit atas laporan keuangan yang telah diaudit, jasa-jasa lain akuntan dan pelaporannya, BAPEPAM dan akuntan publik.



B. KEGUNAAN MATA KULIAH Dengan mempelajari mata kuliah pengauditan 2, mahasiswa dapat menguasai kompetensi khusus, yaitu mampu melaksanakan proses pengauditan dan penyusunan laporan auditan suatu entitassecara professional dan berstandar internasional. Selain itu mahasiswa diharapkan memiliki kompetensi pendukung, diantaranya sebagai berikut : 1. Mampu melaksanakan dan menetapkan proses pengauditan berdasarkan siklus akuntansi perusahaan; 2. Mampu melaksanakan dan memahami pengauditan berbasis resiko (ISA); 3. Mampu menilai, mendeteksi dan merespon resiko kecurangan yang terjadi; 4. Mampu menggunakan pengetahuan akuntansi dan komputerisasi dalam melaksanakan audit. Serta mahasiswa juga diharapkan memiliki kompetensi lainnya, yaitu sebagai berikut : 1. Mampu membuat prosedur audit atas siklus akuntansi; 2. Mampu memahami struktur pengendalian intern perusahaan; 3. Mampu membuat perencanaan audit, menilai resiko pengendalian, dan cara-cara pengambilan sampel atas bukti yang diperiksa; 4. Mampu menggunakan pengetahuan akuntansi dan komputerisasi; Pengauditan 2 | Modul Gabungan



1



5. Mampu untuk bekerjasama, baik sebagai pimpinan maupun sebagai anggota kelompok.



C. SASARAN BELAJAR Menyiapkan tenaga auditor yang siap pakai dan professional yang berstandar internasional dan memiliki keterampilan pada level manajerial dan operasional dalam bidang pengauditan yang memiliki kemampuan : 1. Melaksanakan pengauditan siklus atas penjualan dan pengumpulan piutang; 2. Melaksanakan sampling audit untuk pengendalian substantif transaksi; 3. Merancang penyelesaian pengujian dalam siklus penjualan dan piutang; 4. Melaksanakan pengauditan siklus pembelian dan pembayaran; 5. Melaksanakan penyelesaian pengujian dalam siklus pembelian dan pembayaran; 6. Melaksanakan pengauditan siklus persediaan dan pergudangan; 7. Melaksanakan pengauditan siklus penggajian dan personalia; 8. Melaksanakan pengauditan siklus investasi pendanaan; 9. Melaksanakan pengauditan kas dan instrument keuangan lainnya; 10. Menyelesaikan audit dan laporan keuangan. PERTEMUAN 1



SASARAN PEMBELAJARAN Memahami GBRP dan kerangka konseptual auditing II a. Mampu memahami sifat pendapatan. b. Mampu memahami aktivitas pengendalian transaksi penjualan kredit.



2



c. Mampu memahami aktivitas pengendalian transaksi penerimaan kas. d. Mampu memahami aktivitas pengendalian. e. Mampu memahami transaksi penyesuaian penjualan. a. Mampu memahami pengujian substantif atau piutang usaha; b. Mampu memahami penentuan risiko deteksi. c. Mampu memahami perancangan pengujian substantif.



3



d. Mampu memahami prosedur awal dan prosedur analitis e. Mampu memahami pengujian rincian transaksi f. Mampu memahami pengujian rincian saldo a. Mampu memahami sifat siklus pengeluaran. b. Mampu memahami komponen pengendalian intern. c. Mampu memahami aktivitas pengendalian transaksi



4



pembelian. d. Mampu memahami aktivitas pengendalian transaksi pengeluara kas. Pengauditan 2 | Modul Gabungan



2



a. Mampu memahami pengujian substansi atas saldo utang usaha b. Mampu memahami penetuan risiko deteksi. c. Mampu memahami perancangan pengujian subtansi. 5



d. Mampu memahami prosedur awal. e. Mampu memahami prosedur analitis. f.



Mampu memahami pengujian rincian transaksi.



g. Mampu memahami pengujian rincian saldo. a. Mampu memahami sifat siklus produksi. b. Mampu memahami aktivitas pengendalian transaksi 6.



pabrikasi. c. Mampu memahami pengujian substansi atas saldo persediaan. a. Mampu memahami sifat siklus jasa personalia. b. Mampu memahami tujuan audit jasa personalia. c. Mampu memahami aktivitas pengendalian transaksi



7



penggajian. d. Mampu memahami pengujian substansi atas saldo gaji dan upah. Mid Semester



8



a. Mampu memahami sifat siklus investasi. b. Mampu memahami tujuan audit siklus investasi. c. Mampu memahami pertimbangan perencanaan audit. 9



d. Mampu memahami pengujian substanstif atas saldo utang jangka panjang. e. Mampu memahami pengujian substantif atas saldo ekuitas pemegang saham. a. Mampu memahami sifat siklus pembiayaan. b. Mampu memahami tujuan audit siklus pembiayaan. c. Mampu memahami pengujian substantif atas saldo utang



10.



jangka panjang. d. Mampu memahami pengujian substantif atas saldo ekuitas



11



pemegang saham. a. Mampu memahami sifat siklus kas. b. Mampu memahami tujuan audit kas. c. Mampu memahami penyusunan program audit kas. d. Mampu memahami penerapan prosedur audit. e. Mampu memahami pengujian saldo kas sebelum tanggal neraca. Pengauditan 2 | Modul Gabungan



3



f.



Mampu memahami pengujian saldo kas setelah tanggal



neraca. a. Mampu memahami menyelesaikan pekerjaan lapangan. b. Mampu memahami mengevaluasi temuan. 12



c. Mampu memahami komunikasi dengan klien. d. Mampu memahami tanggung jawab setelah audit. a. Mampu memahami standar pelaporan. b. Mampu memahami laporan auditor c. Mampu memahami laporan standar.



13



d. Mampu memahami penyimpangan dari laporan standar. e. Pengaruh situasi yang menyebabkan penyimpangan dari laporan standar. a. Mampu memahami penerimaan dan pelaksanaan penugasan atestasi. b. Mampu memahami standar atestasi.



14



c. Mampu memahami penugasan yang dilaksanakan menurut standar atestasi. d. Mampu memahami penugasan yang dilaksanakan menurut standar atestasi. a. Mampu memahami struktur BAPEPAM. b. Mampu memahami komponen BAPEPAM dan pasar modal. c. Mampu memahami kualifikasi dan registrasi akuntan publik di BAPEPAM.



15



d. Mampu memahami keterkaitan BAPEPAM dengan auditor independen. e. Mampu memahami tanggung jawab akuntan publik terhadap BAPEPAM



16



Final Test



BAGIAN 4 / AUDIT SIKLUS TRANSAKSI BAB 1 : AUDIT SIKLUS PENDAPATAN : PENGUJIAN PENGENDALIAN A. SASARAN PEMBELAJARAN



Pengauditan 2 | Modul Gabungan



4



Setelah mempelajari materi tentang auditing dan profesi akuntan publik, maka mahasiswa diharapkan mampu untuk : 1. Mampu memahami sifat pendapatan. 2. Mampu memahami aktivitas pengendalian transaksi penjualan kredit. 3. Mampu memahami aktivitas pengendalian transaksi penerimaan kas. 4. Mampu memahami aktivitas pengendalian. 5. Mampu memahami transaksi penyesuaian penjualan.



B. RUANG LINGKUP BAHAN MODUL Modul ini membahas tentang“audit siklus pendapatan : pengujian pengendalian dan pengauditan siklus penjualan dan pngumpulan piutang” yang merupakan materi awal untukmata kuliah pengauditan 2, dimana di materi ini akan mempelajari sifat pendapatan, pengendalian transaksi penjualan kredit, pengendalian transaksi penerimaan kas, aktivitas pengendalian, dan transaksi penyesuaian penjualan.



C. MANFAAT MEMPELAJARI MODUL Manfaat yang diperoleh mahasiswa setelah mempelajari modul ini adalah sebagai berikut : 1. Dapat menjelaskan sifat pendapatan. 2. Dapat menjelaskan akivitas pengendalian transaksi penjualan kredit 3. Dapat menjelaskan aktivitas aktivitas pengendalian transaksi penerimaan kas 4. Dapat menjelaskan aktivitas pengendalian 5. Dapat menjelaskantransaksi penyesuaian penjualan



D. URUTAN PEMBAHASAN 1. 2. 3. 4.



Sifat Siklus pendapatan Aktivitas pengendalian transaksi penjualan kredit Aktivitas pengendalian transaksi penerimaan kas Transaksi penyesuaian penjualan



AUDIT SIKLUS PENDAPATAN Sifat dan Siklus Pendapatan Siklus pendapatan (revenuecycle) perusahaan terdiri dari aktivitas–aktivitas yang berkaitan dengan pertukaran barang dan jasa dengan pelanggan dan penagihan pendapatan dalam bentuk kas. Perusahaan yang berbeda juga memiliki sumber pendapatan yang berbeda. Sebagai contoh, perusahaan barang dagang dan pabrikasi yang melakukan penjualan; dokter, pengacara, akuntan publik yang menerima uang Pengauditan 2 | Modul Gabungan



5



jasa (fee); serta bioskop, bank serta lembaga keuangan yang menerima bunga dan deviden. Kebanyakan pembahasan dan ilustrasi dalam makalah ini didasarkan pada perusahaan barang dagang. Usaha perusahaan barang dagang, kelompok transaksi yang termasuk dalam siklus pendapatan adalah : 



Penjualan kredit (penjualan yang dilakukan derngan hutang)







Penerimaan kas (penagihan piutang dan penjualan tunai)







Penyesuaian penjualan (potongan, retur penjualan dan pengurangan harga serta piutang tak tertagih (penyisipan dan pengapusan).



Tujuan Audit Tujuan audit untuk siklus pendapatan berkaitan dengan bukti kompeten yang cukup mengenai setiap asersi laporan keuangan yang signifikan menyangkut saldo serta transaksi siklus pendapatan. Pada siklus pendapatan risiko yang muncul pada umumnya karena terdapat tekanan pada manajemen untuk lebih meningkatkan pendapatan perusahaan dibandingkan dengan perusahaan lain. Tujuan Audit Siklus Pendapatan Occurrence a. Memverifikasi bahwa saldo akun piutang usaha (Keterjadian)



mewakili jumlah yang benar-benar dipinjam perusahaan pada tanggal laporan posisi keuangan terkait. b. Memastikan bahwa pendapatan dari berbagai transaksi penjualan mewakili barang yang dikirim dan jasa yang diberikan selama periode yang termasuk dalam laporan



Completeness



keuangan. a. Menentukan bahwa semua jumlah yang dipinjam



(Kelengkapan)



perusahaan pada tanggal laporan posisi keuangan telah tercermin dalam piutang usaha. b. Memverifikasi bahwa semua penjualan barang yang dikirim, semua jasa yang diberikan, dan semua retur dan kompensasi untuk periode terkait, telah tercermin



Accuracy



dalam laporan keuan a. Memverifikasi bahwa transaksi pendapatan dihitung



(Akurasi)



secara akurat dan didasarkan pada harga terkini dengan jumlah yang benar. Pengauditan 2 | Modul Gabungan



6



b. Memastikan bahwa buku pembantu piutang usaha, file Faktur Penjualan, dan file Pemberitahuan Pengiriman Uang secara matematis benar dan sesuai dengan akun Rights and



terkait pada buku besar. Menentukan bahwa perusahaan memiliki hak legal



Obligations



untuk mencatat piutang usaha yang dicatatnya. Akun



(Hak dan



pelanggan



Kewajiban) Valuation and



telah



dijual



atau



telah



dipindahtangankan memang telah dikeluarkan dari saldo piutang usaha. a. Menentukan bahwa saldo piutang usaha menyatakan



Allocation (Penilaian dan



yang



nilai bersih yang dapat direalisasikan. b. Memastikan bahwa alokasi atas akun piutang tak



alokasi) Presentation



tertagih telah tepat. Memverifikasi piutang usaha dan pendapatan yang



and Disclosure



dilaporkan untuk periode terkait, telah dijelaskan



(Penyajian dan



dengan benar dan dimasukkan dalam laporan keuangan.



Pengungkapan)



Pemahaman Bisnis dan Industri Klien Auditor mengembangkan strategi audit berdasarkan risiko salah saji yang material. Dimana langkah pertama dalam menilai risiko adalah memperoleh pemahaman tentang bisnis dan industry klien karena hal itu juga akan dapat membantu auditor dalam: 



Menegmbangkan ekspektasi tentang total pedapatan dengan memahami kapsitas klien, pasar, dan pelanggan klien.







Mengembangkan ekspektasi tentang marjin kotor dengan memahami pangsa pasar atau market share dan keunggulan kompetitif klien pasar.







Mengembangkan ekspektasi tentang piutang bersih berdasarkan periode penagihan rata – rata untuk klien industry. Namun dilain hal, proses dalam menghasilkan pedapatan ini juga memerlukan



beberapa beban dalam hal ini seprti harga pokok penjualan dan beban penjualan.Sehingga pemahaman mengenai siklus pedapatan dapat membantu dalam mengembangkan ekspekatasi pengeluaran perusahaan yang berkaitan dengan siklus Pengauditan 2 | Modul Gabungan



7



transaksi lainnya dan menilai risiko bahwa laba yang mengandaung salah saji material belum diaudit.



Materialitas Pendapatan



merupakan



ukuran



sebarapa



besar



aktivitas



perusahaan.



Pendapatan biasanya melibatkan volume transaksi yang tinggi, dan total pendapatan merupakan hal yang sangat penting pada laporan keuangan yang sering kali digunakan sebagai ukuran materialitas. Pendapatan juga dapat menimbulkan piutang usaha dan kas akhir serta arus kas dari operasi. Piutang usaha yang disebabkan oleh transaksi penjualan kredit hamper selalu bersifat material terhadap neraca. Pengetahuan tentang bisnis dan industry klien merupakan hal yang penting dalam mempertimbangkan signifikansi transaksi penyesuaian penjualan, diskon penjualan, serta retur penjualan yang sangat bervariasi dari satu industry dengan industry lainnya.Penyisishan piutang tak tertagih dan penyisihan yang berkaitan masing – masing bersifat material terhadap laporan laba – rugi serta neraca perusahaan yang menjual ke pelanggan secara kredit.



Risko Inheren Dalam menilai risiko inheren pada asersi siklus pendapatan, auditor harus mempertimbangkan factor perpasif yang dapat mempengaruhi asersi dalam beberapa siklus, termasuk siklus pendapatan, serta factor – factor yang hanya berkaitan dengan asersi tertentu dalam siklus pendapatan.Factor – factor ini dapat mendorong manajemen untuk mensalah sajikan asersi siklus pendapatan, seperti: 



Memaksakan untuk menyatakan terlalu tinggu pendapatan dalam rangka melaporkan pencapaian target pendapatan atau normal industry yang sebenarnya tidak terpenu







hi karena factor – factor seperti kondisi ekonomi global, nasional, atau regional, dampak perkembangan teknologi terhadap kemampuan bersaing perusahaan, atau buruknya manajemen. Dimana cara yang digunakan untuk menyatakan pendapatan yang tinggi dengan pencatatan penjualan fiktif, penyelenggaraan pembukuan terbuka untuk mencatat penjualan periode selanjutnya dalam periode berjalan, dan pengiriman barang – barang yang tidak dipesan pelanggan mendekati akhir tahun kemudian mencatat semua itu Pengauditan 2 | Modul Gabungan



8



sebagai penjualan tahun berjalan dan kemudian mengembalikannya ke periode berikutnya. 



Memaksakan untuk menyatakan terlalu tinggi kas dan piutang kotor atau menayatakan terlalu rendah penyisihan piutang tak tertagih dalam rangka melaporkan tingkat modal kerja yang lebih tinggi untuk kebutuhan memenuhi akad utang. Faktor – factor lainnya yang dapat menimbulkan salah saji dalam asersi siklus pendapatan termasuk hal – hal berikut:







Volume penjualan, penerimaan kas, dan transaksi penyesuaian penjualan seringkali tinggi, sehingga mengakibatkan sejumlah kesalahan terajadi.







Penentukan waktu dan jumlah pendapatan yang akan diakui bertentang dengan factor – factor seperti standar akuntasni yang mendua, kebutuhan untuk membuat estimasi, komlekistas prhitungan yang tercakup, dan hak pembeli untuk mengembalikan barang.







Pada saat piutang difaktorkan dengan tanggung renteng (recourse), klasifikasi yang benar atas transaksi tersebut sebagai penjualan atau pinjaman akan menjadi rancu.







Piutang mungkin salah diklasifikasikan sebagai utang lancer atau tidak lancer akibat kesulitan dalam mengestimasi kemungkinan ditahun mendatang atau sumber peristiwa dimana penagihan bersifat kontijen.







Transaksi penerimaan kas menghasilka aktiva likuid yang rentan terhadap misapropriasi.







Transaksi penyesuaian penjualan mungkin digunakan untuk menyembunyikan pencurian kas yang diterima dari pelanggan dengan menetapkan terlalu tinggi diskon, mencatat retur penjualan fiktif, atau menghapus saldo pelanggan sebagai tak tertagih.



Karena potensi salah saji yang begitu besar dapat terjadi dalam pengendalian yang tidak efektif.Maka auditor harus selalau memberikan pertimbangan yang cermat atas risiko inheren dalam siklus pendapatan.Dengan begitu, manajemen biasanya mengadopsi pengendalian internal yang ekstensif atas berbagai masalah tersebut. Pengauditan 2 | Modul Gabungan



9



Risiko Prosedur Analitis Risiko prosedur analitis merupakan unsru risiko deteksi bahwa prosedur analitis akan gagal mendeteksi salah saji yang material. Prosedur analitis merupakan cara yang efektif dari segi biaya dan mengandalkan auditor tentang bisnis dan industry klien.



TRANSAKSI PENJUALAN KREDIT Seiring berkembangnya teknologi, penjualan tidak lagi hanya dilakukan dengan bertatap langsung dengan sang pelanggan. Namun kini, penjualan dapat dilakukan secara over the counter, seperti melalui telepon, surat, fax, atau pun pemesanan secara online. Dimana dalam hal ini, transaksi penjualan dicatat melalui media elektronik seperti computer yang dapat menyesuaikan data penjualan sesuai dengan situasi.Penggunaan aplikasi pendukung sangat dibutuhkan untuk ini. Sehingga akan mengurangi risiko salah saji dalam laporan keuangan yang berhubungan dengan penjualan. Namun, jika pengendalian secara umum tidak berjalan dengan baik atau dinilai tidak efektif maka kepercayaan terhadap penggunaan aplikasi tersebut akan berkurang bahkan tidak digunakan lagi.



Dokumen dan Catatan yang Umum Dokumen dan catatan yang digunakan dalam pemrosesan transaksi penjualan secara kredit seringkali mencakup hal – hal sebagai berikut: 



Pesanan pelanggan Permintaan barang dagang oleh pelanggan baik yang diterima langsung dari pelanggan maupun melalui sales person.Dimana pesanan dari pelanggan dapat berupa formulir yang disediakan oleh pedagang atau formulir pesanan pembelian







yang disiapkan oleh pelanggan. Pesanan penjualan Formulir yang menunjukkan



data



yang



berkaitan



dengan



pesanan



pelanggan.Pesanan ini merupakan dasar dari dimulainya transaksi dan pemrosesan 







internal atas pesanan dari pelangan terhadap pedagang. Dokumen pengiriman Dokumen pengiriman ini merupakan formulir yang berisi rincian dari setiap pengriman. Faktur penjualan



Pengauditan 2 | Modul Gabungan



10



Merupakan formulir yang berisi tentang pernyataan mengenai penjualan tertentu 



  











termasuk jumlah yang terutang, syarat dan tanggal penjualan. Daftar harga yang terotorisasi Daftar file atau file induk computer yang berisi daftar harga barang – barang yang ditawarkan untuk di jual. File transaksi penjualan File yang berisi transaksi penjualan yang telah diselesaikan. Jurnal penjaulan Daftar jurnal dari transaksi penjualan ynga telah diselesaikan File induk pelanggan File yang berisi informasi mengenai pengriman, penagihan, serta batas kredit pelanggan. File induk piutang usaha File yang berisi informasi mengenai transaksi dan saldo setiap pelanggan. Dimana file tersebut merupakan dasar untuk menyusun buku pembantu piutang. Laporan bulanan pelanggan Laporan yang dikirimkan kepada setiap pelanggan yang menunjukkan saldo awal, transaksi selama bulan berjalan, dan saldo akhir.



Fungsi – Fungsi Pemrosesan transaksi pendapatan mencakup fungsi – fungsi pendapatan sebagai berikut: 



       



Memprakarsai penjualan Permintaan dari sebuah perusahaan untuk melakukan transaksi penjualan dengan perusahaan lain, meliputi hal berikut: Penerimaan pesanan pelanggan Persetujuan kredit Pengiriman barang dan jasa Pengiriman fisik pemesanan barang dan jasa meliputi: Pemenuhan pesanan penjualan Pengiriman pesanan penjualan Pengakuan secara formal terhadap pendapatan oleh perusahaan, meliputi: Penagihan penjualan Pencatatan penjualan



Setiap fungsi utama dalam hal ini harus diberikan kepada departemen ataupun individu yang berbeda, dengan cara melakukan pemisahan tugas yang memadai.



Memprakarsai Persetujuan Memprakarsai merupakan proses dimana transaksi yang dilakukan disetujui oleh pohak ketiga yang independen. Hal yang penting dalam proses disetujuinya kredit adalah konteks yang menjamin bahwa barang – barang yang dikirim telah dibayar Pengauditan 2 | Modul Gabungan



11



tepat waktu. Dasar yang penting dalam segala sesuatu yang menyangkut proses penjualan adalah memiliki departemen kredit yang independen, atau tingkat manajemen



yang



sesuai,



yang



dapat



menyutujui



pelanggan



baru



yang



mencantumkannya ke dalam file induk pelanggan.



Penerimaan Pesanan Pelanggan Pesanan penjualan dari pelanggan hanya dapat diterima jika pesanan tersebut sesuai dengan kriteria yang diotorisasikan oleh manajemen. Dimana kriteria tersebut biasanya mencakup persetujuan khusus atas pesanan yang dilakukan oleh departemen pesanan penjualan dengan menggunakan computer untuk menentukan apakah pelanggan sudah terdaftar dalam file induk pelanggan serta biasanya memiliki batas kresit. Namun jika pelanggan tersebut tidak terdaftar. Maka, persetujuan dari departemen kredit akan diperlukan.



Persetujuan Kredit Persetujuan kredit diberikan oleh departemen kredit sesuai dengan kebijakan kredit manajemen dan memiliki batas kredit yang diotorisasikan untuk setiap pelanggan.Dalam hal ini biasanya manajemen menggunakna program computer untuk membandingkan saldo piutang pelanggan yang beredar, ditambah penjualan yang diantisipasi dengan batas kredit pelanggan dalam file induk pelanggan yang disetujui.Pemisahan tanggung jawab antara pemrakarsaan penjualan dengan persetujuan kredit dapat mencegah personel penjualan membuat perusahaan menanggung risiko kredit yang berlebihan guna menaikan penjualan. Pengandalian atas persetujuan kredit dirancang untuk mengurangi risiko pencatatan transaksi pendapatan pada jumlah yang melebihi jumlah kas yang diharapkan akan direalisasikan dari transaksi tersebut. Tentu saja ekspektasi terhadap realisasinya jumlah – jumlah tersebut akan berubah – ubah sepanjang waktu, yang kemudian akan mengakibatkan diperlukannya penyisihan untuk piutang tak teragih. Pengendalian atas persetujuan kredit juga akan membuat manajemen membuat estimasi yang cukup andal atas besarnya penyisihan yang dibuat tersebut.



Pengiriman Barang dan Jasa Pengiriman



barang



atau



jasa



merupakan



peristiwa



ekonomi



yang



menggambarkan perubahan hak dan pendapatan atas piutang.



Pemenuhan Pesanan Penjualan Pada umumnya kebijakan perusahaan melarang mengeluarkan barang – barang dari gudang tanpa adanya pesanan penjualan yang disetujui. Kemudian, computer Pengauditan 2 | Modul Gabungan



12



dapat deprogram untuk mencocokan item –item yang diambil dari persediaan dengan item – item pada pesanan penjualan yang disetujui. Prosedur ini dibuat untuk menghindari pemindahan barang yang tidak sesuai dengan otorisasi dari persediaan.



Pengiriman Pesanan Penjualan Pemisahan tanggung jawab antara persetujuan dan pemenuhan pesanan akan membantu mencegah pengiriman pesanan yang tidak terotorisasi. Disamping itu, pengendalian secara manual juga mengharuskan petugas pengiriman melakukan pengecekan independen untuk menentukan: 1) Bahwa barang yang diterima digudang disertai dengan otorisasi yang benar. 2) Bahwa pesanan telah dipenuhi dengan benar dalam hal ini barang yan dipesan sesuai dengan rincian yang ada dalam pesanan penjualan. Fungsi pengiriman juga meliputi dibuatnya berbagai macam dokumen pengiriman atau bills of lading. Dokumen secara manual dapat dibuat dengan formulir bernomor urut.Namun dokumen juga dapat dibuat dengan menggunkan informasi pesanan yang sudah ada dalam computer dan penambahan data seperti kuantitas yang dikirim, kurir, ongkos angkut, dan sebagainya.



Pencatatan Penjualan Pencatatan penjualan meliputi penyiapan dan pengiriman faktur penjualan bernomor urut ke pelanggan dan pencatatan faktur penjualan secara akurat dan dalam periode akuntansi yang benar.



Penagihan Pelanggan Perhatian utama oleh auditor adalah mengenai pelanggan yang telah ditagih: 1) Untuk seluruh pengiriman 2) Hanya pengiriman actual dimana tidak ada duplikat oenagihan atau transaksi fiktif 3) Pada harga yang telah diotorisasi Pengendalian yang dirancang untuk mengurangi risiko kelalaian, duplikasi, penetapan harga yang tidak benar dan jenis kesalahan lain dalam proses penagihan mencakup hal berikut: 1) Komputer mencocokan informasi pada faktur penjualan dengan pesanan penjualan dan informasi pengiriman.



Pengauditan 2 | Modul Gabungan



13



2) Komputer mencocokan harga jual dengan harga jual yang diotorisasi dan harga pada pesanan penjualan ketika menyiapkan faktur penjualan. 3) Komputer yang telah terprogram menccocokan keakuratan matematis dari faktur penjualan. 4) Membandingka total pengendalian pada dokumen pengiriman dengan dokumen yang dicatat pada faktur penjualan.



Pencatatan Penjualan Hal utama yang diperhatikan oleh auditor adalah penjualan yang telah dicatat secara akurat dan dengan periode yang benar. Dalam system yang terkomputerisasi, file transaksi penjualan yang dibuat dalam proses penagihan digunan untuk: 1) Up date piutang usaha, persediaan, dan file induk buku besar, serta 2) Membuat jurnal penjualan dan ikhtisar transaksi buku besar yang menunjukna pemostingna ke setiap akun buku besar.



Perolehan Pemahaman dan Penilaian Risiko Pengendalian Auditor hendaknya harus memiliki pemahaman atas siklus penjualan yang cukup untuk merencanakan audit. Dimana auditor harus memiliki pemahaman yang cukup untuk: 1) Mengidentifikasi jenis salah saji yang potensial 2) Mempertimbangkan factor – factor yang mempengaruhi risiko salah saji yang material 3) Merancang pengujian substantif. Jika auditor berencana untuk menilai risiko pengendaian yang rendah atas sebuah asersi, maka hendaknya auditor harus memiliki pemahaman mengenai prosedur pengendalian untuk asersi tersebut. Dalam hal ini, biasanya auditor akan: 1) Menguji keefektifan pengendalian umum 2) Menggunakan audit berbantuan computer untuk mengevaluasi keefektifan pengendalian yang di program



Pengauditan 2 | Modul Gabungan



14



3) Menguji keefektifan prosedur tindak lanjut atas pengecualian yang ditunjukkan oleh pengendalian program Auditor juga dapat menggunakan perangkat lunak atau software audit atau program utilitas untuk melakukan pengurutan cek dan mencetak daftar pesanan penjualan, dokumen pengiriman, atau faktur penjualan, yang jumlahnya telah hilang atau file computer yang dirumuskan.



TRANSAKSI PENERIMAAN KAS Penerimaan kas merupakan hasil dari berbagai aktivitas.Seperti kas yang diterima dari tansaksi penjulan, pinjaman jangka pendek, pinjaman jangka panjang, penerbitan modal, maupun penjualan sekuritas, investasi jangka panjang, serta aktiva lainnya.



Dokumen dan Catatan Umum Dokumen yang digunakan dalam proses penerimaan kas adalah sebagai berikut ini:  Bukti penerimaan uang Merupakan dokumen yang dikirim ke peanggan bersama dengan faktur penjualan, yang



kemudian



akan



dikembalikan



bersama



dengan



pembayaran



yang



menunjukkan nama pelanggan serta nomor akun, faktur, dan jumlah yang  



dibayarkan. Praddaftar Daftar penerimaan kas ynag diterima melalui pos Lembar Perhitungan Kas Merupakan daftar kas dan cek dalam register kas. Daftar ini digunakan saat merekonsiliasi total penerimaan dengan total yang dicetak oleh register.







Ikhtisar Kas Harian Merupakan laporan yang menunjukkan total penerimaan dari kasir atau pos yang diterima oleh kasir sebagai setoran







Slip Deposit yang Disahkan Merupakan daftar yang dibuat oleh penyetor yang di stempel oleh bank yang didalamnya menunjukka tanggal serta jumlah setoran yang diterima oleh bank dan rincian penrmaan dalam setoran tersebut.







File Transaksi Penerimaan Kas Merupakan file computer yang berisi transaksi penerimaan kas yang telah disahkan yang telah diterima untuk pemrosesan diman file ini digunakan untuk meng up date file induk piutang usaha.







Jurnal Penerimaan Kas Pengauditan 2 | Modul Gabungan



15







Merupakan jurnal yang berisi daftar penerimaan kas dari penjualan tunai dan penagihan piutang usaha.



Fungsi – Fungsi Fungsi penrimaan kas, meliputi pemrosesan penerimaan dari penjualan tunai dan kredit, termasuk sub fungsi berikut: Penerimaan Kas Risiko utama dalam memproses transaksi penerimaan kas adalah kemungkinan pencurian kas sebelum atau sesudah catatan penerimaan dibuat.Dengan demikian, prosedur pengendalian harus memberikan kepastian yang layak bahwa dokumentasi penetapan tanggungjawab telah dibuat pada saat kas diterima dan bahwa kas telah disimpan di tempat yang aman.Risiko kedua adalah kemungkinan terjadinya kesalahan pada saat pemrosesan penerimaan berikutnya. 



Penerimaan Melalui Kasir (Over The Counter Receipts) Untuk penerimaan melalui kasir sendiri, penggunaan register kas atau terminal titik penjualan (point of sale terminal) sangat diperlukan. Karena alat ini menyediakan:







Gambar visual secara langsung untuk pelanggan dengan jumlah penjualan tunai dank as yang diajukan.







Kuitansi penerimaan yang dicetak atas nama pelanggan dan catatan terminal atas transaksi pada file computer atau pita register yang terkunci.







Total penegndalian yang dicetak atas penerimaan harian yang diproses pada alat tersebut.







Penerimaan Melalui Pos (Mail Receipts) Untuk meminimalkan kemungkinan pengalihan penerimaan melaui pos, sebagian besar perusahaan meminta pelanggan untuk membayar dengan cek. Beberapa perusahaan yang memiliki volume penerimaan melalui pos yang besar menggunakan system kotak pos (lockbox system) alat ini merupakan kotak surat yang dikendalikan oleh bank perusahaan. Pihak bank akan memeriksanya setiap hari, mengkredit saldo perusahaan (nota kredit) atas kas tersebut, dan mengirimkan bukti penrimaan uang ke perusahaan untuk digunakan dalam memperbarui piutang usaha. System ini mempercepat penyetoran cek, memungkinkan perusahaan menerima nota Pengauditan 2 | Modul Gabungan



16



kredit atas penerimaan tersebut lebih cepat dan membrikan bukti eksternal mengenai eksistensi transaksi tersebut. Menyetorkan Kas ke Bank Pengendalian fisik yang tepat atas kas mensyaratkan bahwa seluruh kas disetorkan secara utuh setiap hari.Ini berarti semua penerimaan harus disetorkan.Dimana pengeluaran kas tidak boleh dilakukan dengan penerimaan kas yang belum disetorkan. Pengendalian in mengurangi risiko bahwa penerimaan tidak akan dicatat dan menghasilkan catatan setoran bank yang menetapkan eksistensi atau kejadian transaksi tersebut. Mencatat Penerimaan Kas Fungsi ini meliputi jurnal penerimaan kas secara over the counter dan melalui pos serta posting penerimaan melalui pos ke akun pelanggan.Dimana pengendalian ini harus menjamin bahwa hanya penerimaan actual telah dimasukkan pada jumlah yang benar.



TRANSAKSI PENYESUAIAN PENJUALAN Transaksi penyesuaian penjualan meliputi: 



Pemberian potongan tunai







Pembrian retur penjualan dan pengurangan harga







Penentuan piutang tak tertagih Dalam banyak perusahaan, jumlah dan nilai uang dari transaksi di atas tidaklah



material.Namun, berbeda untuk beberapa perusahaan, potensi salah saji yang diakibatkan oleh kesalahan



dan



penyelewengan



dalam



pemrosesan



transaksi



di



atas



perlu



dipertimbangkan.Pada umumnya perhatian tertuju pada kemungkinan pencatatan transaksi penyesuaian penjualan fiktif untuk menyembunyikan penyelewengan yang dilakukan dengan menghapus akun pelanggan terhadap penyisihan piutang tak tertagih. Penggelapan kas juga dapat ditutupi dengan menyatakan bahwa diskon tunai atau retur penjualan terlalu tinggi.Oleh karena itu, aktivitas penegndalian bermanfaat dalam mengurangi risiko penyelewengan yang berfokus pada penetapan validitas, atau eksistensi atau kejadian. Dimana transaksi tersebut mencakup hal – hal berikut: 



Otorisasi yang tepat atas seluruh transaksi penyesuaian penjualan.







Perhitungan independen atas barang – barang yang diretur.



Pengauditan 2 | Modul Gabungan



17







Penggunaan dokumen dan catatan yang tepat, terutama penggunaan memo kredit yang telah disetujui untuk pemberian kredit atas barang – barang yang dikembaliak atau rusak, serta memo otorisasi penghapusan untuk menghapus piutang tak tertagih pelanggan. Disamping itu, manajemen juga bertanggung jawab atas jumlah seluruh kredit seperti itu dan dampaknya terhadap pendapatan serta margin kotor.







Pemisahan tugas untuk mengotorisasi transaksi penyesuaian penjualan dan penanganan serta pencatatan penerimaan kas. Diamana baisanya manajemenlah yang bertanggung jawab atas hasil keuangan dalam suatu departemen yang memiliki tanggung jawab mengotorisasi transaksi penyesuaian penjualan. Apabila terdapat potensi salah saji yang material dari transaksi penyesuaian penjualan,



maka auditor harus memperoleh pemahaman atas seluruh aspek yang relevan dari seluruh komponen struktur pengendalian internal dan mempertimbangkan factor – factor yang memperngaruhi risiko salah saji semacam itu. Banyak perusahaan menggunakan computer untuk menghitung kembali diskon tunai berdasarkan termin pada faktur penjualan dan tanggal penrimaan kas. Biasanya manajemen mengandalkan pengendalin atas tanggung jawab tingkat manajer yang lebih rendah untuk mengendalikan tingkat retur penjualan dan penghapusan piutang tak tertagih. Namun, apabila transaksi tersebut bersifat material, maka auditor harus menginspeksi laporan manajerial penting dan melakukan tanya jawab serta observasi mengenai tindakan apakah yang akan diambil atas laporan tersebut. Auditor juga dapat mempertimbangkan untuk menginspeksi: 



Momerandum kredit atas retu penjualan sebagai: 1) Indikasi persetujuan yang lengkap 2) Penyertaan laporan penerimaan yang membuktikan retur barang actual







Penulisan otorisasi atas penghapusan piutang usaha dan dokumentasi pendukung, seperti korespondensi dengan pelanggan atau penagih.







TRANSAKSI PENCADANGAN KERUGIAN PIUTANG Fungsi-fungsi Berbagai fungsi yang terkait dalam transaksi pencadangan kerugian piutang berada ditangan unit organisai berikut ini.



Pengauditan 2 | Modul Gabungan



18



Nama Fungsi



Unit organisasi pemegang fungsi



Fungsi pencatat piutang



Bagian piutang



Fungsi akuntansi biaya



Bagian akuntansi biaya



Fungsi akuntansi umum



Bagian akuntansi umum



1. Dokumen Dokumen terdiri dari dua, yaitu : 



Bukti memorial : dokumen ini dibuat oleh fungsi pencatat piutang sebagai dasar pencatatan transaksi pencadangan kerugian piutang dalam jurnal umum







Daftar umur piutang : pencadangan piutang didasarkan atas analisis umur piutang sebagai dasar pembuatan bukti memorial untuk mencatat jumlah kerugian piutang, daftar umur piutang dibuat oleh fungsi pencatat piutang



2. Catatan Akuntansi Catatan akuntansi yang diguanakan dalan system pencadangan kerugian piutang adalah : jurnal umum dan buku besar . 3. Bagan alir sistem akuntansi dalam transaksi pencadngan kerugian piutang. 4. Salah saji potensial. Aktivitas pengendalian yang diperlukan, dan prosedur audit untuk pengujian pengendalian yang dapat digunakan oleh auditor terhadap transaksi pencadangan kerugian piutang 5. Penjelasan aktivitas pengendalian



yang diperlukan dalam transaksi



pencadangan kerugian piutang 6. Penyusunan program audit untuk pengujian pengendalian terhadap transaksi pencadangan kerugian piutang 7. Penjelasan program audit untuk pengujian pengendalian terhadap transaksi pencadangan kerugian piutang



TRANSAKSI PENGHAPUSAN PIUTANG 1. Fungsi-fungsi Berbagai fungsi yang terkait dalam transaksi penghapusan piutang berada ditangan unit organisasi berikut ini : Pengauditan 2 | Modul Gabungan



19



Nama Fungsi



Unit organisasi pemegang fungsi



Fungsi pemberi otorisasi kredit



Bagian kredit



Fungsi pencatat piutang



Bagian piutang



Fungsi akuntansi umum



Bagian akuntansi umum



2. Dokumen Dokumen terrdiri dari dua, yaitu : 



Bukti memorial : dokumen ini dibuat oleh fungsi pemberi otorisasi kredit sebagai perintah kepada fungsi piutang untuk mengkredit buku pembantu piutang dengan adanya penghapusan piutang kepada debitur tertentu. Bukti ,e,orial merupakan dokumen sumber sebagai dasar pencatatan transaksitransaksi ke dalam jurnal umum.







Surat keputusan manajer yang berwenang tentang penghapusan piutang : penghapusan piutang memerlukan otorisasi dari pejabat yang tinggi wewenangnya. Biasanya penghapusan piutang memerlukan otorisasi dari direktur keuangan, dan bahkan dalam perusahaan tertentu memerlukan otorisasi dari dewan komisaris .surat keputusan manajer yang berwenag tentang penghapusan piutang merupakan dokumen pendukung bukti memorial.



3. Catatan akuntansi Catatan akuntansi yang digunakan dalam penghapusan piutang adalah : jurnal umum, buku pembantu piutang dan buku besar. 4. Bagan alir berbagai system akuntansi dalam transaksi penghapusan piutang 5. Salah saji potensial. Aktivitas pengendalian yang diperlukan, dan prosedur audit untuk pengujian pengendalian yang dapat digunakan oleh auditor terhadap transaksi penghapusan piutang 6. Penjelasan aktivitas pengendalian



yang diperlukan dalam transaksi



penghapusan piutang 7. Penyusunan program audit untuk pengujian pengendalian terhadap transaksi penghapusan piutang Pengauditan 2 | Modul Gabungan



20



8. Penjelasan program audit untuk pengujian pengendalian terhadap transaksi penghapusan piutang



PENUTUP A. RANGKUMAN Siklus pendapatan suatu perusahaan meliputi aktivitas yang berkaitan dengan transaksi penjualan, penerimaan kas, dan penyesuaian penjualan. Transaksi tersebut akan mempengaruhi beberapa akun yang signifkan dalam laporan keuangan, termasuk kas, piutang usaha, persediaan, dan penjualan. Siklus pendapatan merupakan hal yang penting bagi setiap perusahaan, tetapi praktik bisnis dan pemicu ekonomi yang mendasari sangat berariasi dari klien dengan klien lainnya. Pemahaman tentang bisnis dan industri merupakan langkah pertama yang penting dalam engembangkan strategi audit. Sifat dari banyak aktivitas dalam siklus ini akan mengakibatkan timbulnya risiko inheren yang tinggi untuk berbagai asersi laporan keuangan yang signifikan seperti asersi eksistensi atau kejadian piutang usaha. Karena hal ini, maka banyak perusahaan yang telah menerapkan kektentuan yang ekstensif dalam system pengendalian internalnya untuk mencegah atau mendeteksi salah saji. Apabila auditor memperkirakan pengendalian ini akan menjadi efektif, maka dalam mengaudit asersi pendapatan terkait dia akan menerapkan pendekatan tingkat penilaian risiko pengendalian yang lebih rendah. B. TES FORMATIF 1. Jelaskan salah satu penyebab manajemen mensalah sajikan asersi siklus pendapatan! 2. Apakah dokumen yang digunakan dalam proses penerimaan kas? 3. Mengapa poin of sale terminal sangat dibutuhkan? 4. Jelaskan bagaimana cara kerja lockbox system! C. KUNCI JAWABAN TES FORMATIF 1. Faktor-faktor ini dapat mendorong manajemen untuk mensalah sajikan asersi siklus pendapatan, seperti: Pengauditan 2 | Modul Gabungan



21







Memaksakan untuk menyatakan terlalu tinggu pendapatan dalam rangka melaporkan pencapaian target pendapatan atau normal industry yang sebenarnya tidak terpenuhi karena factor – factor seperti kondisi ekonomi global, nasional, atau regional, dampak perkembangan teknologi terhadap kemampuan bersaing perusahaan, atau buruknya manajemen. Dimana cara yang digunakan untuk menyatakan pendapatan yang tinggi dengan pencatatan penjualan fiktif, penyelenggaraan pembukuan terbuka untuk mencatat penjualan periode selanjutnya dalam periode berjalan, dan pengiriman barang – barang yang tidak dipesan pelanggan mendekati akhir tahun kemudian mencatat semua itu sebagai penjualan tahun berjalan dan kemudian







mengembalikannya ke periode berikutnya. Memaksakan untuk menyatakan terlalu tinggi kas dan piutang kotor atau menayatakan terlalu rendah penyisihan piutang tak tertagih dalam rangka melaporkan tingkat modal kerja yang lebih tinggi untuk kebutuhan memenuhi akad utang.



2. Dokumen yang digunakan dalam proses penerimaan kas adalah sebagai berikut ini: a. Bukti penerimaan uang, merupakan dokumen yang dikirim ke peanggan bersama dengan faktur penjualan, yang kemudian akan dikembalikan bersama dengan pembayaran yang menunjukkan nama pelanggan serta nomor akun, faktur, dan jumlah yang dibayarkan. b. Pradaftar, daftar penerimaan kas ynag diterima melalui pos c. Lembar Perhitungan Kas, merupakan daftar kas dan cek dalam register kas. Daftar ini digunakan saat merekonsiliasi total penerimaan dengan total yang dicetak oleh register. d. Ikhtisar Kas Harian, merupakan laporan yang menunjukkan total penerimaan dari kasir atau pos yang diterima oleh kasir sebagai setoran e. Slip Deposit yang Disahkan, merupakan daftar yang dibuat oleh penyetor yang di stempel oleh bank yang didalamnya menunjukka tanggal serta jumlah setoran yang diterima oleh bank dan rincian penrmaan dalam setoran tersebut. f. File Transaksi Penerimaan Kas, merupakan file computer yang berisi transaksi penerimaan kas yang telah disahkan yang telah diterima untuk pemrosesan diman file ini digunakan untuk meng up date file induk piutang usaha. g. Jurnal Penerimaan Kas, merupakan jurnal yang berisi daftar penerimaan kas dari penjualan tunai dan penagihan piutang usaha.



Pengauditan 2 | Modul Gabungan



22



3. Point of sale terminal sangat diperlukan karena alat ini menyediakan: a. Gambar visual secara langsung untuk pelanggan dengan jumlah penjualan tunai dank as yang diajukan. b. Kuitansi penerimaan yang dicetak atas nama pelanggan dan catatan terminal atas transaksi pada file computer atau pita register yang terkunci. c. Total penegndalian yang dicetak atas penerimaan harian yang diproses pada alat tersebut. 6. Lockbox system, alat ini merupakan kotak surat yang dikendalikan oleh bank perusahaan. Pihak bank akan memeriksanya setiap hari, mengkredit saldo perusahaan (nota kredit) atas kas tersebut, dan mengirimkan bukti penrimaan uang ke perusahaan untuk digunakan dalam memperbarui piutang usaha. System ini mempercepat penyetoran cek, memungkinkan perusahaan menerima nota kredit atas penerimaan tersebut lebih cepat dan memberikan bukti eksternal mengenai eksistensi transaksi tersebut. D. LATIHAN 1. Biasanya manajemen mengandalkan pengendalin atas tanggung jawab tingkat manajer yang lebih rendah untuk mengendalikan tingkat retur penjualan dan penghapusan piutang tak tertagih. Namun, apabila transaksi tersebut bersifat material. Maka apakah yang harus dilakukan oleh auditor?



E. UMPAN BALIK Tingkat penguasaan = (Jumlah jawaban benar : 3) x 100 % Arti tingkat penguasaan yang diperoleh adalah : Baik sekali



=



90 – 100 %



Baik



=



80 – 89 %



Cukup



=



70 – 79 %



Kurang



=



0 – 69 %



Pengauditan 2 | Modul Gabungan



23



DAFTAR PUSTAKA



Boynton, William C., Johnson, Raymond N., dan Kell, Walter G. 2003. Modern Auditing(Eds. Ke –



7, jilid 2).Jakarta: Erlangga. Puradireja, Kanaka dan Mulyadi. Auditing, Edisi 6, Cetakan kelima. Jakarta: Penerbit Salemba Empat, 2008 Jusup, Al. Haryono.2014. Auditing (Pengauditan Berbasis ISA.Yogyakarta:Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi. https://semuatugaskuliah.blogspot.co.id/2013/10/audit-siklus-pendapatan.html (Dipeoleh tanggal 2 Februari 2017) http://uangakuntansi.blogspot.co.id/2015/10/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html



(Dipeoleh



tanggal 2 Februari 2017)



.



Pengauditan 2 | Modul Gabungan



24



BAB 2 : AUDIT SIKLUS PENDAPATAN : PENGUJIAN SUBSTANTIF A. SASARAN PEMBELAJARAN Setelah mempelajari materi tentang auditing dan profesi akuntan publik, maka mahasiswa diharapkan mampu untuk : 1. Mampu memahami pengujian substantif atas piutang usaha. 2. Mampu memahami penentuan risiko deteksi. 3. Mampu memahami perancangan pengujian substantif. 4. Mampu memahami prosedur awal dan analitis. 5. Mampu memahami memahami pengujian rincian saldo.



B. RUANG LINGKUP BAHAN MODUL Modul ini membahas tentang“audit siklus pendapatan : pengujian substantif dan pengujian pengendalian siklus pendapatan dan pengujian pengendalian siklus pendapatan dan pengujian substantif transaksi” yang merupakan materi awal untukmata kuliah pengauditan 2, dimana di materi ini akan mempelajari pengujian substantif atas piutang usaha, penentuan risiko deteksi, perancangan pengujian substantif, prosedur awal dan analitis, danpengujian rincian saldo.



C. MANFAAT MEMPELAJARI MODUL Manfaat yang diperoleh mahasiswa setelah mempelajari modul ini adalah sebagai berikut :



1. Dapat menjelaskan pengujian substantif atas piutang usaha. 2. Dapat menjelaskan penentuan risiko deteksi. 3. Dapat menjelaskan perancangan pengujian substantif. 4. Dapat menjelaskan prosedur awal dan analitis pengujian rincian transaksi 5. Dapat menjelaskanpengujian rincian saldo. D. URUTAN PEMBAHASAN 1. Pengujian substantif atas piutang usaha. 2. Penentuan risiko deteksi. 3. Perancangan pengujian substantif. 4. Prosedur awal dan analitis pengujian rincian transaksi. 5. Pengujian rincian saldo.



Pengauditan 2 | Modul Gabungan



25



A. PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS PIUTANG USAHA Bagian yang akan di bahas berfokus pada piutang kotor dari pelanggan atas transaksi penjualan kredit, serta yang berhubungan dengan akun kontra nya yaitu penyisihan piutang tak tertagih. Dengan mengaudit piutang usaha, auditor tempat mengedit penjualan yang berkaitan.Penjualan yang paling memungkinkan menimbulkan adanya salah saji adalah penjualan yang tidak dapat ditagih.Untuk merancang akun-akun ini, auditor pertama-tama harus menentukan tingkat risiko pengujian rincian yang dapat diterima untuk setiap asersi yang berkaitan.



B. PENENTUAN RISIKO DETEKSI UNTUK PENGUJIAN RINCIAN Risiko pengujian rincian berbanding terbalik dengan penilaian tingkat risiko inheren, risiko prosedur analitis, dan risiko pengendalian.Sehingga faktor-faktor yang berkaitan dengan penelitian ini harus dipertimbangkan dalam penentuan tingkat risiko pengujian rincian yang dapat diterima untuk setiap asersi piutang usaha. Penilaian risiko pengendalian untuk asersi piutang usaha tergantung pada penilaian risiko pengendalian terkait untuk kelompok kasus ini (penjualan kredit penerimaan kas dan penyesuaian penjualan) yang mempengaruhi saldo piutang usaha. Penilaian tingkat risiko inheren yang direncanakan, risiko prosedur analitis, dan risiko pengendalian yang tepat telah digunakan dalam audit proses perencanaan. Jika penilaian akhir berbeda dengan penilaian yang direncanakan, makam model risiko audit akan digunakan sekali lagi dengan data aktual untuk menentukan tingkat risiko pemandian rincian yang diterima yang telah direvisi dan tingkat pengujian substantif terkait untuk setiap asersi. Beberapa auditor gunakan matriks di bawah ini untuk mendokumentasikan dan mengkorelasikan berbagai komponen risiko yang harus dipertimbangkan dalam perencanaan pengujian substantif untuk saldo akun.Matriks tersebut digambarkan pada Peraga 2.1.Tingkat risiko dalam matriks ini hanya merupakan ilustrasi dan bervariasi berdasarkan bukti yang dikumpulkan auditor.



Peraga 2.2. Korelasi Komponen Risiko – Asersi Piutang Usaha Komponen Risiko



Eksistensi atau Kejadian



Kelengkapan



Hak dan



Penilaian



Penyajian



Kewajiban



atau



dan



Alokasi



Pengungka



Pengauditan 2 | Modul Gabungan



26



Rendah



Rendah



Rendah



Rendah



pan Rendah



Maksimum



Sedang



Sedang



Maksimum



Sedang



Sedang



Rendah



Sedang



Sedang



Tinggi



Rendah



Sedang



Sedang



Rendah



Sedang



Sedang



Sedang



Sedang



Rendah



Sedang



Penjualan Risiko Pengendaklian



Sedang



Sedang



Sedang



Rendah



Sedang



Gabungan Risiko Pengendalian



Sedang



Tinggi



Tinggi



Sedang



Sedang



Risiko Audit Risiko Inheren Risiko Prosedur Analitis Risiko Pengendalian – Transaksi Kredit Risiko



Penjualan



Pengendalian-



Transaksi Penerimaan Kas Risiko



Pengendalian-



Transaksi Penyesuaian



Rincian



yang



dapat



diterima



C. PERANCANGAN PENGUJIAN SUBSTANTIF Mengakhiri program audit untuk mencapai tujuan spesifik atas setiap kategori asersi saldo akun tujuan spesifik yang dimaksud di sini adalah yang terdaftar pada tujuan audit saldo akun di peraga 1.1 modul sebelumnya. Pengujian telah diterapkan lebih dari satu tujuan dan untuk setiap tujuan akan dibahas dengan berbagai pengujian yang mungkin.



D. PROSEDUR AWAL Titik awal untuk memulai pengujian audit adalah memperoleh pemahaman mengenai bisnis serta industri klien. Memahami kebijakan perusahaan mengenai pengakuan pendapatan, seperti pemicu ekonomi yang mendasari perusahaan akan memperoleh margin kotor dan mempengaruhi total pendapatan. Auditor juga harus memahami persyaratan perdagangan standar, pengalaman penagihan dengan klien dan industri, aspek musiman dari industri tersebut, dan luas konsentrasi bisnis dengan pelanggan tertentu. Prosedur awal yang penting untuk memverifikasi piutang usaha dan akun penyisihan terkait adalah a. Menelusuri saldo awal periode berjalan ke akun penyisihan terkait adalah menelusuri saldo akun awal periode berjalan ke saldo akhir yang telah diaudit dalam kertas kerja tahun sebelumnya b. Aktivitas periode berjalan dalam akun pengendalian buku besar dan akun penyisihan terkait harus di review untuk setiap ayat jurnal yang signifikan, yang tidak biasa dari segi sifat atau jumlah, yang memerlukan investigasi khusus. Pengauditan 2 | Modul Gabungan



27



c. Jika daftar seluruh saldo pelanggan, atau neraca saldo piutang usaha telah diperoleh. Auditor biasanya menggunakan perangkat lunak audit tergeneralisasi untuk memeriksa penjumlahan secara vertikal dalam neraca saldo piutang usaha dan totalnya harus dibandingkan dengan : 1) Total buku pembantu atau file induk yang telah disiapkan, dan 2) Akun pengendalian buku besar. d. Auditor juga harus membandingkan sampel saldo pelanggan, yang ditunjukkan pada neraca saldo, dengan yang ada dalam buku pembantu dan sebaliknya untuk menentukan bahwa neraca saldo telah akurat serta kelengkapan representasi yang mendasari catatan akuntansi. e. Auditor juga dapat membuat neraca saldo piutang usaha secara langsung dari file induk klien dengan menggunakan perangkat lunak audit. f. Auditor juga dapat menggunakan perangkat lunak



terintegrasi



untuk



mengidentifikasi pelanggan yang signifikan, menganalisis volume transaksi dengan pelanggan, dan menggunakan identifikasi transaksi yang tidak biasa atau transaksi dengan volume tinggi mendekati akhir tahun. Prosedur awal dalam memverifikasi keakuratan neraca saldo



dan menentukan



kesesuaiannya dengan buku besar terutama berhubungan dengan pemostingan dan pengikhtisaran komponen asersi penilaian atau alokasi.



E. PROSEDUR ANALITIS Tujuan auditor dalam melakukan prosedur analitis adalah mengembangkan ekspektasi atas saldo piutang usaha, hubungan piutang usaha dengan penjualan, dan margin kotor perusahaan.Auditor harus mengarahkan perhatian utamanya pada kenaikan piutang dan pendapatan yang tidak diharapkan. Prosedur analitis akan dilaksanakan dalam tahap akhir dari penugasan untuk memastikan bahwa bukti yang dievaluasi dalam pengujian rincian konsisten dengan gambaran menyeluruh yang dilaporkan pada laporan keuangan.



F. PENGUJIAN RINCIAN TRANSAKSI Pengujian rincian transaksi tertentu dapat dilaksanakan selama pekerjaan interim (interim work) bersama dengan pengujian pengendalian dalam bentuk pengujian bertujuan ganda (dual-purpose tests). Hal ini meliputi pengujian yang akan dijelaskan dalam bagian berikut. Pengujian saldo yang juga merupakan pengujian transaksi dan transaksi pendapatan yang belum ditagih, yang telah termasuk dalam piutang usaha, memiliki risiko salah saji lebih tinggi dari pada yang telah tertagih. Pengauditan 2 | Modul Gabungan



28



Memvoucing Catatan Piutang ke Transaksi Pendukung File akun pelanggan yang diselenggarakan oleh klien harus berisi dokumen seperti pesanan pelanggan, pesanan penjualan, dokumen pengiriman, faktur penjualan, memorandum kredit, dan korespondensi. Dalam melakukan pengujian ini, sampel debet ke akun pelanggan dapat divouching ke faktur penjualan pendukung dan mencocokkan dokumen-dokumen itu untuk memberikan bukti yang berkaitan dengan asersi eksistensi atau kejadian, hak dan kewajiban, serta penilaian atau alokasi. Kredit dapat di vouching ke bukti penerimaan uang dan otorisasi penyesuaian penjualan.Bukti bahwa pengurangan saldo pelanggan ini telah sah berkaitan dengan asersi kelengkapan untuk piutang usaha. Pengujian dapat dilaksanakan secara lebih ekstensif apabila tingkat risiko deteksi yang berlaku akan dicapai adalah rendah,apabila prosedur konfirmasi tidak praktis, atau melengkapi prosedur konfirmasi apabila situasi tertentu terjadi. Melakukan Pengujian Pisah Batas untuk Penjualan dan Retur Penjualan Pengujian pisah batas penjualan (sales cut-off tests) dirancang untuk memperoleh kepastian yang layak bahwa (1) Penjualan dan piutang usaha telah dicatat dalam periode akuntansi di mana transaksi tersebut terjadi dan (2) Ayat jurnal yang berkaitan dengan persediaan dan harga pokok penjualan telah dibuat dalam periode yang sama. Penjualan harus dicatat dalam periode ketika hak hukum atas barang telah berpindah ke pembeli. 1. Apabila barang telah dikirimkan dari persediaan dengan sistem FOB (Free On Board) shipping point, maka hak akan berpindah pada tanggal pengiriman. 2. Jika persyaratan penjualan adalah FOB destination, maka hak atas barang belum berpindah ke pembeli sampai barang itu diterima oleh pembeli. Dalam kasus seperti ini, cara yang praktis adalah penjual dapat menambah satu atau beberapa hari sampai tanggal pengiriman guna mengestimasi tanggal barang itu akan sampai di tempat tujuan sebagai dasar penentuan tanggal pencatatan penjualan. Dalam kasus di mana barang diproduksi menurut pesanan oleh pembeli, hak akan berpindah dan penjualan dapat dicatat segera setelah barang-barang siap dikirimkan, sekalipun dapat dicatat segera dilakukan sampai tanggal terakhir. Auditor harus mencurahkan perhatian khusus pada pengakuan pendapatan dalam kasus proyek konstruksi jangka panjang di mana klien menggunakan metode persentase penyelesaian. Pengujian pisah batas penjualan akan dilakukan pada tanggal neraca. Unutk penjualan barang dari persediaan, pengujian akan mencakup perbandingan sampel penjualan yang dicatat dalam beberapa hari terakhir periode berjalan dan beberapa hari pertama periode berikutnya dengan dokumen pengiriman untuk menentukan apakah transaksi telah dicatat dalam periode yang benar. Pengauditan 2 | Modul Gabungan



29



Untuk barang yang diproduksi menurut pesanan, auditor mengkin perlu untuk memeriksa kesepakatan penjualan yang berhubungan.Hal tersebut juga diperlukan untuk menentukan keakuratan pisah batas setiap pengiriman terakhir yang dilakukan pemasok klien secara langsung kepada pelanggan klien. Pengujian pisah batas memberikan bukti mengenai asersi eksistensi dan kelengkapan untuk piutang usahab serta penjualan.Untuk tahun kalender klien, jika penjualan bulan Januari dicatat dalam bulan Desember, maka ada salah saji dalam asersi eksistensi.Sebaliknya, jika penjualan bulan Desember belum dicatat sampai bulan Januari, maka ada salah saji dalam asersi kelengkapan. Pengujian pisah batas retur penjualan (sales return cutoff test)adalah serupa dan terutama diarahkan langsung pada kemungkinan bahwa retur yang dilakukan sebelum akhir tahun belum dicatat sama setelah akhir tahun, sehingga mengakibatkan piutang dan penjualan ditetapkan terlalu tinggi. Penentuan waktu yang tepat dapat ditentukan dengan memeriksa tanggal laporan penerimaan barang-barang yang dikembalikan dan korespondensi dengan pelanggan. Auditor juga harus waspada terhadap kemungkinan bahwa volume retur penjualan yang sangat besar yang tidak biasa setelah akhir tahun dapat menandakan adanya pengiriman yang tidak diotorisasi sebelum akhir tahun untuk menggembungkan penjualan dan piutang yang dicatat. Melakukan Pengujian Pisah Batas atas Penerimaan Kas Pengujian pisah batas penerimaan kas dirancang untuk memperoleh kepastian yang layak bahwa penerimaan kas telah dicatat dalam periode akuntansi yang tepat. Pisah batas yang tepat pada tanggal neraca merupakan hal yang penting untuk menyajikan secara benar balk kas maupun piutang usaha. Sebagai contoh, jika penagih¬an dari pelanggan pada bulan Desember belum dicatat sampai bulan Januari, maka piutang usaha akan ditetapkan terlalu tinggi dan kas akan ditetapkan terlalu rendah pada tanggal neraca. Sebaliknya, jika penagihan yang dilakukan pada bulan Januari dicatat dalam bulan Desember, maka kas akan ditetapkan terlalu tinggi dan piutang usaha akan dltetapkan terlalu rendah. Dengan demikian, pengujian ini berhubungan dengan asersi eksistensi atau kejadian dan kelengkapan baik untuk kas maupun piutang usaha. Observasi terhadap personil atau review dokumentasi dapat memberikan bukti mengenai ketepatan waktu pisah batas. Jika auditor dapat menyajikan pada tanggal akhir tahun, maka dia dapat mengobservasi bahwa seluruh penagihan yang diterima sebelum penutupan usaha telah dimasukkan ke kas di tangan atau setoran dalam perjalanan, serta dikreditkan ke piutang usaha.Selain melakukan observasi atas personil, auditor juga dapat Pengauditan 2 | Modul Gabungan



30



mereview dokumentasi pendukung seperti ikhtisar kas harian dan slip setoran yang telah disahkan selama hari terakhir tahun berjalan. Tujuan review ini adalah untuk menentukan bahwa total slip setoran telah sesuai dengan penerimaan yang ditunjukkan dalam ikhtisar kas harian. Di samping itu, auditor juga harus menentukan bahwa penerimaan telah dicatat pada tanggal penutupan.



G. PENGUJIAN RINCIAN SALDO Dua bidang utama dari prosedur dalam kategori pengujian substantif untuk piutang usaha ini akan dibahas dalam bagian berikut : 1) Konfirmasi piutang dan prosedur tindak lanjut yang berkaitan. 2) Prosedur untuk mengevaluasi kecukupan penyisihan piutang tak tertagih



Konfimasi Piutang Konfirmasi piutang usaha mencakup komunikasi tertulis secara langsung antara pelanggan dan auditor. Pertimbangan yang relevan dalam melakukan pengujian substantif ini adalah sebagai berikut : Prosedur Audit yang Berlaku Umum. Konfirmasi piutang adalah prosedur audit yang berlaku umum. AU 330, Proses Konfirmasi (SAS 67), menyatakan ada anggapan bahwa auditor akan meminta konfirmasi piutang selama melakukan audit, kecuali:   



Piutang usaha bersifat tidak material terhadap laporan keuangan. Penggunaan konfirmasi akan menjadi tidak efektif sebagai suatu prosedur audit. Penilaian gabungan auditor atas risiko inheren serta risiko pengendalian adalah rendah dan bahwa penilaian ini, bersama dengan bukti yang diharapkan disediakan oleh prosedur analitis atau pengujian substantif rincian lainnya, sudah cukup untuk mengurangi risiko audit ke tingkat rendah yang dapat diterima untuk asersi laporan keuangan yang berlaku. Dalam beberapa situasi, baik konfirmasi piutang usaha waupun pengujian substantif rincian lainnya diperlukan untuk mengurangi risiko audit ke tingkat rendah yang dapat diterima untuk asersi laporan keuangan yang berlaku.



Auditor yang tidak meminta konfirmasi piutang hams mendokumentasikan dalam kertas kerjanya bagaimana dia mengatasi anggapan bahwa konfirmasi hams diajukan. Sebagai contoh, auditor dapat menyatakan kesimpulan bahwa berdasarkan pengalaman audit Pengauditan 2 | Modul Gabungan



31



tahun sebelumnya dengan penugasan tersebut, diperkirakan bahwa jawaban yang diberikan akan menjadi tidak dapat diandalkan atau tingkat jawaban akan menjadi tidak memadaidalam tahun berjalan. Dalam beberapa kasus,debitor juga mungkin tidak dapat mengkonfirmasi saldo jika mereka menggunakan sistem voucher yang menunjukkan jumlah yang terutang atas setiap transaksi, tetapi bukan total jumlah yang terutang kepada satu kreditor. Hal ini umumnyadigunakan pada badan pemerintahan.Auditor mungkin tidak dapat mengatasi masalah ini dengan mengkonfirmasi setiap transaksi dan bukan saldonya. Kadang-kadang, klien berhak melarang auditor untuk mengkonfir¬masi setiap atau piutang usaha tertentu. Larangan ini mencerminkan adanya batasan yang serius atas lingkup audit yang umumnya mengakibatkan penolakan untuk memberikan pendapat (disclaimer) atas laporan keuangan. Oleh Karena itu, pengaruh larangan ini sebagian besar dievaluasi berdasarkan alasan manajemen dan apakah auditor dapat memperoleh bukti yang cukup dari prosedur audit lainnya. Formulir Konfirmasi. Ada dua formulir permintaan Konfirmasi: (1) konfirmasi positif, yang mengharuskandebitor untuK menjawab apakah saldo yang ditunjukkan benar atau tidak, dan (2) konfirmasi negatif, yang meminta debitor untuk menjawab hanya apabila jumlah yang ditunjukkan tidak benar. Dua formulir konfirmasi tersebut diilustrasikan dalam Peraga 2.2.Permintaan konfirmasi positif biasanyadibuat dalam bentuk Surat terpisah, tetapi juga dapat dibuat dalam bentuk perangko pada laporan bulanan pelanggan.Sebaliknya, permintaan konfirmasi negatif biasanya dibuat dalam bentuk perangko.



Bates Company P.O. Box 1992 Sandusky, Ohio 44870



Peraga 2.2 Formulir Permintaan Konfirmasi



Ace Engineering Service Permintaan positif-bentuk surat Box 131 Indiana, Pennsylvania 15701



untuk memungkinkan au¬ditor independen kami mengkonfirmasi ketepatan catatan kami. Permintaan ini tid da tanggal tersebut dengan menandatangani dan mengembalikan formulir ini langsung ke auditor kami. Sua



Kontroler atas tidak sesuai Karena alasan berikut: _____________________________________________________________________ ___________________________ (Pribadi atau Nama Perusahaan) Oleh : ___________________________ Pengauditan 2 | Modul Gabungan



32



(Pribadi atau Marna Perusahaan) Oleh: ____________________________



Permintaan negatif- bentuk perangko Silahkan memeriksa laporan bulanan ini dengan cermat dan berilah saran kepada auditor kami Reddy & Abel Certified Public Accountants 465 City Center Bldg Marian, New York 11748 Atas setiap pengecualian. Amplop beserta perangko dengan alamat tersendiri dilampirkan untuk memudahkan Anda. BUKAN UNTUK PERMINTAAN BentukINI konfirmasi positif pada umumnyaPEMBAYARAN menghasilkan bukti yang lebih baik, karena



dalam konfirmasi negatif, kelalaian untuk menerima jawaban hanya akan menimbulkan anggapan bahwa saldo sudah benar, selain itu pelanggan mungkin mengabaikan permintaan tersebut atau lalai untuk mengembalikan pengecualian. Variasi dari bentuk positif adalah "formulir kosong” yang dinamakan demikian karena saldo pelanggan tidak dinyatakan.Di samping itu, pelanggan juga diminta untuk mengisi saldo itu. Penggunaan formulir ini akan memberikan tingkat keyakinan yang tinggi tentang informasi yang dikonfirmasikan. Akan tetapi, diperlukan pekerjaan ekstra bagi responden sehingga bisa menyebabkan berkurangnya tingkat jawaban secara signifikan. Pemilihan bentuk permintaan konfirmasi tergantung pada auditor.Dalam membuat keputusan ini, auditor mempertimbangkan tingkat risiko deteksi yang berlaku dan komposisi saldo pelanggan. Bentuk konfirmasi posistif akan digunakan apabila risiko deteksi adalah rendah atau saldo masing-masing pelanggan relatif besar. AU 330.20



Pengauditan 2 | Modul Gabungan



33



menyebutkan bahwa bentuk konfirmasi negatif hams digunakan hanya apabila semua dari ketiga kondisi berikut berlaku:  Tingkat risiko deteksi yang berlaku untuk asersi-asersi bersangkutan adalah sedang  



atau tinggi. Sejumlah besar saldo yang bernilai kecil terlibat. Auditor tidak memiliki alasan untuk percaya bahwa penerima permintaan konfirmasi



tidak akan memberikan pertimbangannya. Seringkali, kombinasi dari dua bentuk tersebut digunakan dalam satu penugasan.Sebagai contoh, dalam mengaudit utilitas publik, auditor dapat memilih untuk menggunakan bentuk konfirmasi negatif bagi pelanggan rumah tangga dan konfirmasi positif bagi pelanggan komersial.Apabila bentuk konfirmasi positif yang digunakan, maka auditor umumnya harus mengirim konfirmasi kedua atau kadang-kadang permintaan konfirmasi tambahan kepada para debitor yang tidak memberi jawaban atas konfirmasi pertama. Penentuan Waktu Dan Luas Permintaan Konfirmasi.Apabila tingkat risiko deteksi yang berlaku adalah rendah, maka auditor biasanya mengirimkan permintaan konfirmasi piutang pada tanggal neraca.Sebaliknya, tanggal pengiriman konfirmasi dapat dipilih satu atau dua bulan sebelumnya.Dalam kasus seperti ini, auditor diharapkan untuk memvouching perubahan yang material antara tanggal pengiriman konfirmasi dan tanggal neraca serta dapat memilih untuk mengkonfirmasi kembali akun dengan perubahan yang tidak biasa. Luas permintaan konfirmasi, atau ukuran sampel, berhubungan terbalik dengan setiap faktor-faktor berikut: 1) Tingkat risiko deteksi yang dapat diterima (untuk pengujian rincian) untuk asersi di mana bukti konfirmasi akan dipakai, 2) Luas di mana pengujian substantif lainnya akan bermanfaat untuk mencapai tingkat risiko deteksi tersebut, dan 3) Salah saji piutang usaha yang dapat ditoleransi. Permintaan konfirmasin negatif membutuhkan ukuran sampel yang lebih besar daripada konfirmasi positif.Stratifikasi ini juga dapat mempengaruhi ukuran sampel.Sebagai contoh, auditor seringkali ingin mengkonfirmasi semua akun yang saldonya melebihi nilai uang tertentu atau melebihi umur tertentu, dan memilih sampel acak atas semua akun lainnya. Pengendalian atas Permintaan Konfirmasi. Auditor harus mengendalikan setiap langkah dalam proses konfirmasi. Hal ini berarti :  Memastikan bahwa jumlah, nama, dan alamat pada konfirmasi telah sesuai dengan 



data terkait dalam akun pelanggan. Menjaga penyimpanan konfirmasi sampai dikirimkan



Pengauditan 2 | Modul Gabungan



34







Menggunakan amplop yang dilampirkan dengan logo perusahaan bersangkutan untuk







menjawab konfirmasi. Menangani sendiri pemasukan



surat



konfirmasi



ke



dalam



amplop



dan



mengirimkannya melalui pos.  Mewajibkan pengiriman jawaban langsung kepada auditor. Auditor bisa saja meminta bantuan klien untuk menyiapkan permintaan konfirmasi, sepanjang pengendalian dapat dilakukan oleh auditor. Kertas kerja harus menunjukkan setiap akun yang dipilih untuk konfirmasi, hasil yang diperoleh dari setiap permintaan konfirmasi, dan referensi silang atas jawaban konfirmasi aktual. Disposisi Pengecualian. Jawaban konfirmasi mungkin aKan berisi beberapa pengecualian (exceptions) yang tidak dapat d ihindarkan. Pengecualian ini dapat disebabkan oleh barang yang masih dalam perjalanan (in transit) dari klien ke pelanggan, barang yang dikembalikan, pembayaran dari pelanggan kepada klien yang masih dalam perjalanan, item-item yang tidak sesuai, kesalahan, dan penyim pangan. Prosedur Alternatif untuk Konfirmasi yang Tidak Dijawab.Apabila tidak ada jawaban yang diterima atas permintaan konfirmasi positif kedua atau ketiga dari pelanggan, maka prosedur alternatif biasanya dilakukan. AU330.31 menyatakan bahwa pengabaian prosedur semacam ini dapat diterima apabila dua kondisi berikut berlaku:  Tidak ada faktor kualitatif yang tidak biasa atau karakteristik sistematik yang bersangkutan dengan tidak menjawab konfirmasi, seperti semua jawaban yang tidak 



diterima menyangkut transaksi akhir tahun. Tidak adanya jawaban, yang diproyeksikan sebagai salah saji 100% terhadap populasi dan ditambahkan ke jumlah semua perbedaan lainnya yang belum disesuaikan, tidak akan mempengaruhi keputusan auditor tentang apakah laporan keuangan secara



material sudah benar. Dua prosedur alternatif yang utama adalah memeriksa penagihan berikutnya dan memvouching faktur penjualan terbuka yang berisi saldo pelanggan. Memeriksa Penagihan Berikutnya.Bukti terbaik mengenai eksistensi dan ketertagihan piutang adalah penerimaan pembayaran dari pelanggan.Sebelum mengakhiri pekerjaan lapangan audit, klien mungkin telah menerima pembayaran dari beberapa pelanggan sebagai pelunasan faktur terbuka (belumdibayar) yang mengandung saldo pelanggan pada tanggal konfirmasi menetapkan eksistensidan ketertagihan piutang. Dalam melakukan pengujian ini, auditor harus menyadari kemungkinan implikasi yang merugikan dari penagihan yang tidak dapat dicocokkan dengan transaksi atau saldo tertentu.Sebagai contoh, penjumlahan secara berurutan dapat, berdasarkan investigasi, Pengauditan 2 | Modul Gabungan



35



mengnngkapkan item-item yang tidak sesuai, dan bukti pembayaran atas saldo yang besar dapat menunjukkan ketidakstabilan keuangan pelanggan. Memvouching Faktur-Faktur Terbuka yang Berisi Saldo. Satu-satunya perbedaan adalah bahwa prosedur tersebut dibatasi untuk item-item yang mengandung saldo akun per tanggal konfirmasi di mana jawaban konfirmasi tidak diterima dan bukan keseluruhan populasi piutang usaha. Mengikhtisarkan dan Mengevaluasi Hasil Kertas.kerja auditor harus berisi ikhtisar hasil dari mengkonfirmasi piutang usaha. Ikhtisar tersebut harus memberikan, pada tingkat minimum, data statistik mengenai:  Jumlah dan nilai dollar konfirmasi yang dikirimkan serta jawaban yang diterima.  Proporsi dari total populasi yang dicakup oleh sampel.  Hubungan antara nilai yang diaudit dengan nilai buku item-item yang tercakup dalam sampel. Bukti gabungan yang diperoleh dari konfirmasi, prosedur alternatif yang dilaksanakan apabila konfirmasi tidak dijawab, dan pengujian rincian serta prosedur analitis lainnya dievaluasi untuk menentukan apakah bukti yang cukup telah diperoleh guna mendukung asersi manajemen tentang piutang usaha kotor.Apabila sejumlah besar pengecualian ditemukan, atau jawaban yang tidak memadai diterima dari permintaan konfirmasi dan auditor tidak dapat memperoleh bukti yang cukup kompeten dari pengujian substantif lainnya, maka dia tidak mungkin menerbitkan laporan auditor standar. Aplikabilitas Asersi.Konfirmasi piutang usaha merupakan sumber bukti yang utama dalam memenuhi asersi eksistensi atau kejadian.Pengakuan utang oleh pelanggan ketika menjawab konfirmasi menunjukkan bahwa klien memiliki klaim legal terhadap pelanggan.Jadi, pengujian ini juga memberikan bukti yang berkaitan dengan asersi hak dan kewajiban.Konfirmasi



piutang



usaha



bukan merupakan permintaan



untuk



membayar.Jadi, konfirmasi ini tidak memberikan bukti tentang ketertagihan saldo yang terhutang.Akan tetapi, jawaban atas konfirmasi itu dapat mengungkapkan item-item yang telah dibayar sebelumnya atau item-item yang tidak sesuai yang mempengaruhi penilaian yang tepat atas jumlah yang terhutang.Dalam hal ini, konfirmasi piutang usaha hanya berkaitan dengan asersi penilaian atau alokasi untuk piutang usaha kotor. Apabila jawaban pelanggan menunjukkan kesesuaian dengan saldo pembukuan, maka terdapat bukti bahwa saldo itu telah lengkap.Akan tetapi, bukti tentang asersi kelengkapan ini terbatas karena (1) piutang yang belum dicatat tidak dapat dikonfirmasi dan (2) pelanggan lebih cenderung melaporkan kesalahan berupa lebih saji daripada kesalahan berupa kurang saji. Mengevaluasi Kelayakan Penyisihan Piutang Tak Tertagih Pengauditan 2 | Modul Gabungan



36



Pengujian saldo ini meliputi:  Penggunaan perangkat lunak audit tergeneralisasi untuk menjumlah secara vertikal dan menjumlah ke samping neraca saldoumur piutang usaha serta mencocokkan totalnya 



dengan saldo buku besar Pengujian penentuan umur atas jumlah-jumlah yang tercantum pada kategori umur







dalam neraca saldo. Pertimbangan bukti yang berkaitan dengan ketertagihan jumlah yang telah jatuh







tempo, misalnya, dengan membaca korespondensi dari pelanggan. Penilaian kelayakan persentase yang digunakan untuk menghitung komponen penyisihan yang diperlukan pada setiap kategori umur dan kelayakan penyisihan







secara keseluruhan. Pengevaluasian estimasi sebelumnya atas piutang tak tertagih dengan pengalaman



berikutnya dan manfaat melihat kembali pengalaman sebelumnya. Auditor dapat menggunakan perangkat lunak audit tergeneralisasi untuk menentukan umur piutang dari file induk klien. Selain itu, penentuan umur saldo pelanggan juga dapat diuji dengan memvouching jumlah yang diperlihatkan dalam setiap kategori umur ke buku pembantu atau file induk, dan menentukan lamanya waktu antara tanggal faktur penjualan yang belum dibayar, yang terdiri dari setiap jumlah yang terhutang, dicatat serta tanggal neraca saldo. Dalam mempertimbangkan ketertagihan jumlah yang sudah jatuh tempo, auditor dapat memeriksa korespondensi dengan pelanggan dan agen penagihan luar, mereview laporan kredit para pelanggan serta laporan keuangan, dan membahas ketertagihan akun-akun tertentu dengan personil manajemen yang sesuai. Penyisihan piutang tak tertagih merupakan estimasi akuntansi yang dibuat manajemen yang melibatkan baik pertimbangan objektif maupun subyektif. Pada dasarnya, hal itu merupakan estimasi prospektif atas piutang usaha yang tidak dapat ditagih di masa depan. Tanggung jawab auditor adalah menilai kelayakan penyisihan serta provisi yang berkaitan dengan beban piutang tak tertagih.Dari data mengenai umur piutang informasi tentang ketertagihan, dan analisis atas pengalaman sebelumnya dengan piutang tak tertagih, auditor dapat menilai kelayakan persentase yang digunakan untuk menghitung komponen penyisihan yang diperlukan atas setiap kategori umur, serta kecukupan penyisihan secara keseluruhan.Salah satu aspek penting dalam mengevaluasi pengalaman sebelumnya dengan perusahaan adalah melakukan peninjauan atas peristiwa di masa lalu untuk mengevaluasi estimasi sebelumnya atas penyisihan serta pengalaman berikutnya ketika menagih piutang yang beredar pada tanggal estimasi dibuat. Apabila pengendalian klien atas (1) pemberian kredit dan (2) penghapusan piutang usaha cukup kuat, maka bukti yang Pengauditan 2 | Modul Gabungan



37



diperlukan untuk melakukan penilaian ini akan lebih sediKit jika dibandingkan dengan apabila pengendaliannya lemah.



PENUTUP A. RANGKUMAN Titik awal untuk memulai pengujian audit adalah memperoleh pemahaman mengenai bisnis serta industri klien. Memahami kebijakan perusahaan mengenai pengakuan pendapatan, seperti pemicu ekonomi yang mendasari perusahaan akan memperoleh margin kotor dan mempengaruhi total pendapatan. Auditor juga harus memahami Pengauditan 2 | Modul Gabungan



38



persyaratan perdagangan standar, pengalaman penagihan dengan klien dan industri, aspek musiman dari industri tersebut, dan luas konsentrasi bisnis dengan pelanggan tertentu. Pengujian pisah batas penjualan (sales cut-off tests) dirancang untuk memperoleh kepastian yang layak bahwa (1) Penjualan dan piutang usaha telah dicatat dalam periode akuntansi di mana transaksi tersebut terjadi dan (2) Ayat jurnal yang berkaitan dengan persediaan dan harga pokok penjualan telah dibuat dalam periode yang sama. Pengujian pisah batas retur penjualan (sales return cutoff test) adalah serupa dan terutama diarahkan langsung pada kemungkinan bahwa retur yang dilakukan sebelum akhir tahun belum dicatat sama setelah akhir tahun, sehingga mengakibatkan piutang dan penjualan ditetapkan terlalu tinggi. Penentuan waktu yang tepat dapat ditentukan dengan memeriksa tanggal laporan penerimaan barang-barang yang dikembalikan dan korespondensi dengan pelanggan. Pengujian pisah batas penerimaan kas dirancang untuk memperoleh kepastian yang layak bahwa penerimaan kas telah dicatat dalam periode akuntansi yang tepat. Pisah batas yang tepat pada tanggal neraca merupakan hal yang penting untuk menyajikan secara benar balk kas maupun piutang usaha. B. TES FORMATIF 1. Dalam mengevaluasi kelayakan penyisihan piutang tak tertagih. Meliputi pengujian saldo apa saja ? 2. Dalam prosedur alternatif untuk konfirmasi yang tidak dijawab, AU330.31 menyatakan bahwa pengabaian prosedur semacam ini dapat diterima apabila dua kondisi terjadi. Apa sajakah kondisi tersebut ?



C. KUNCI JAWABAN TES FORMATIF 1. Pengujian saldo ini meliputi: a. Penggunaan perangkat lunak audit tergeneralisasi untuk menjumlah secara vertikal dan menjumlah ke samping neraca saldoumur piutang usaha serta mencocokkan totalnya dengan saldo buku besar b. Pengujian penentuan umur atas jumlah-jumlah yang tercantum pada kategori umur dalam neraca saldo. c. Pertimbangan bukti yang berkaitan dengan ketertagihan jumlah yang telah jatuh tempo, misalnya, dengan membaca korespondensi dari pelanggan. d. Penilaian kelayakan persentase yang digunakan untuk menghitung komponen penyisihan yang diperlukan pada setiap kategori umur dan kelayakan penyisihan secara keseluruhan.



Pengauditan 2 | Modul Gabungan



39



e. Pengevaluasian estimasi sebelumnya atas piutang tak tertagih dengan pengalaman berikutnya dan manfaat melihat kembali pengalaman sebelumnya. 2. Prosedur alternatif untuk konfirmasi yang tidak dijawab. Apabila tidak ada jawaban yang diterima atas permintaan konfirmasi positif kedua atau ketiga dari pelanggan, maka prosedur alternatif biasanya dilakukan. berikut berlaku: 1. Tidak ada faktor kualitatif yang tidak biasa atau karakteristik sistematik yang bersangkutan dengan tidak menjawab konfirmasi, seperti semua jawaban yang tidak diterima menyangkut transaksi akhir tahun. 2. Tidak adanya jawaban, yang diproyeksikan sebagai salah saji 100% terhadap populasi dan ditambahkan ke jumlah semua perbedaan lainnya yang belum disesuaikan, tidak akan mempengaruhi keputusan auditor tentang apakah laporan keuangan secara material sudah benar.



D. UMPAN BALIK Tingkat penguasaan = (Jumlah jawaban benar : 3) x 100 % Arti tingkat penguasaan yang diperoleh adalah : Baik sekali



=



90 – 100 %



Baik



=



80 – 89 %



Cukup



=



70 – 79 %



Kurang



=



0 – 69 %



DAFTAR PUSTAKA



Boynton, William C., Johnson, Raymond N., dan Kell, Walter G. 2003. Modern Auditing(Eds. Ke –



7, jilid 2).Jakarta: Erlangga. Puradireja, Kanaka dan Mulyadi. Auditing, Edisi 6, Cetakan kelima. Jakarta: Penerbit Salemba Empat, 2008 Jusup, Al. Haryono.2014. Auditing (Pengauditan Berbasis ISA.Yogyakarta:Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi.



Pengauditan 2 | Modul Gabungan



40



.



BAB 3 : AUDIT SIKLUS PENGELUARAN : PENGUJIAN PENGENDALIAN A. SASARAN PEMBELAJARAN Setelah mempelajari materi tentang audit siklus pengeluaran : pengujian pengendalian, maka mahasiswa diharapkan mampu untuk : 1. Mampu memahami sifat siklus pengeluaran. 2. Mampu memahami komponen pengendalian intern. 3. Mampu memahami aktivitas pengendalian transaksi pembelian. 4. Mampu memahami aktivitas pengendalian transaksi pengeluaran kas.



B. RUANG LINGKUP BAHAN MODUL



Pengauditan 2 | Modul Gabungan



41



Modul ini membahas tentang“Audit Siklus Pengeluaran : Pengujian Pengendalian” yang merupakan materi awal untukmata kuliah pengauditan 2, dimana di materi ini akan mempelajari sifat siklus pengeluaran , komponen pengendalian intern, aktivitas pengendalian transaksi pembelian, dan aktivitas pengendalian transaksi pengeluaran. C. MANFAAT MEMPELAJARI MODUL Manfaat yang diperoleh mahasiswa setelah mempelajari modul ini adalah sebagai berikut : 1. Dapat menjelaskan sifat siklus pengeluaran. 2. Dapat menjelaskan komponen pengendalian intern. 3. Dapat menjelaskan aktivitas pengendalian transaksi pembelian. 4. Dapat menjelaskan aktivitas pengendalian transaksi pengeluaran kas.



D. URUTAN PEMBAHASAN 1. Sifat Siklus Pengeluaran 2. Komponen Pengendalian Intern 3. Aktivitas Pengendalian- Transaksi Pembelian 4. Aktivitas Pengendalian- Transaksi Pengeluaran Kas Dokumen Dan Catatan Yang Umum



A. SIFAT SIKLUS PENGELUARAN Siklus pengeluaran (expediture cycle) terdiri dari aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan akuisisi dan pembayaran barang dan jasa. Aktivitas-aktivitas siklus pengeluaran adalah sebagai berikut : 1. Membeli barang dan jasa - transaksi pembelian 2. Melakukan pembayaran - transaksi pengeluara kas Pembelian dan pengeluaran kas mempunyai pengaruh pervasif terhadap laporan keuangan.Seperti yang digambarkan dalam peraga 3.1. Peraga 3.1 Pembelian dan Pengeluaran Kas Debit Persediaaan barang dagang



Kredit Debit



Kredit



Hutang Usaha



Kas



Pengauditan 2 | Modul Gabungan



42



Persedaan bahan baku



Diskon Pembelian



Pembelian



Retur Pembelian



Biaya dibayar dimuka Aktiva tetap Aktiva lainnya Berbagai beban Pembelian



Pembayaran Kas



TUJUAN AUDIT Manajer akan menetapkan asersi implisit atau eksplisit tentang transaksi dan saldo siklus pengeluaran dalam laporan keuangan perusahaan. Asersi-asersi ini mendifinisikan tujuan audit spesifik dari program audit siklus akan digambarkan pada Peraga 3.2. Kebanyakan audit atas siklus pengeluaran mencakup tujuan-tujuan utama yang tercantum dalam peraga tersebut, tetapi tidak semua situasi yang dialami klien dapat diwakili dengan peraga tersebut. Peraga 3.2Tujuan Audit Spesifik utuk Siklus Pengeluaran Kategori Asersi



Kelompok



Tujuan Audit Speseifik



Transaksi atau Eksistensi



Saldo atau Transaksi



kejadian



Mencatat pembelian barang, jasa, dan aktiva produktif yang diterima selama periode berjalan



Saldo



(EO2). Mencatat hutang usaha yang mencerminkan jumlah hutang perusahaan per tanggal neraca



Kelengkapan



Transaksi



(EO3). Semua pembeli (C1) dan pengeluaran kas (C2) yang dilakukan selama periode berjalan telah



Saldo



dicatat. Hutang usaha meliputi semua jumlah yang terutang kepada pemasok barang dan jasa per



Hak kewajiban



dan Transaksi



tanggal neraca (C3) Semua bertanggung jawab atas hutang yang berasal dari pencatatan transaksi pembelian (R1) Pengauditan 2 | Modul Gabungan



43



Saldo Penilaian



atau Transaksi



Alokasi



Hutang usaha merupakan kewajiban perusahaan per tanggal neraca (R2) Semua transaksi pembelian



(VA1)



dan



pengeluaran kas (VA2) telah dinilai dengan menggunakan GAAP dan dijurnal, diikhtisarkan, Saldo



serta diposting dengan dengan benar. Hutang usaha dinyatakan daklam jumlah jumlah yang benar (VA3). Saldo beban yang berkaitan



Penyajian



dan Transaksi



Pengungkapan



telah sesuai dengan GAAP. Rincian pembelian (PD1) dan pengeluaran kas (PD2) mendukung penyajiannya dalam laporan keuangan



termasuk



klarifikasi



dan



pengungkapannya yang berkaitan. Hutang usaha (PD3) dan beban terkait (PD4) telah diidentifikasi dan diklasifikasi dengan benar dalam laporan keuangan. Pengumkapan yang memadai,



kewajiban



kontinjen, dan penjaminan serta hutang pihak yang mempunyai hubungna istimewa (PD5) MENGGUNAKAN PEMAHAMAN TENTANG BISNIS DAN INDUSTRI UNTUK MENGEMBANGKAN STRATEGI AUDIT Pemahaman tentang Bisnis dan Industri Klien Setiap perusahaan menghadapi kekuatan pasar yang berbeda, sehingga membuat permintaan atas arus kas mereka juga berbeda.Pemahaman atas pemicu ekonomi biasanya sangat penting untuk mengaudit perusahaan manufaktur, pedagang besar, dan perusahaan eceran.Bagi beberapa perusahaan yang bergerak di bidang jasa, hutang usaha mungkin tidak memiliki peran signifikan dan risiko terjadinya salah saji material tidakah besar. Selanjutnya akan dibahas mengenai keadaan industi berkaitan dengan siklus pengeluaran mulai dari industri ecerean, perusahaan pembuat alat rumah tangga, perusahaan manufaktur, industri perhotelan, dan sekolah umum seperti yang telah dibahas pado modul 1. Grosir Eceran. Industi ini membeli dan menjual sejumlah besar produk seperti makanan kaleng, makanan kering, serta produk rumah tangga.Laba dalam bisnis ini diperoleh dengan menjual barang-barang dengan harga yang kompetitif dengan volume yang besar.Secara agregat selama siklus operasi yang normal, harga pokok penjualan yang terlibat dalam perusahaan grosir adalah signifikan. Sebagian besar pembelian dilakukan Pengauditan 2 | Modul Gabungan



44



secara kredit sedangkan transaksi pembayaran melibatkan sebagian besar pemasok .auditor berharap adanya hubungan yang erat antara saldo hutang usaha dengan persediaan. Perputaran persediaan rata-rata selama 28 hari , perputaran hutang sekitar 15 hari. Dalam siklus pengeluaran memegang peranan yang sangat penting. Perusahan Pembuat Peralatan Rumah Tangga. Perusahan ini membeli bahan baku berupa lempengan baja, tembaga, aluminium, karet, dan membeli komponen berupa motor, kompressor, dan komponen lainnya. Rasio persediaan terhadap hutang usaha harus stabil sepanjang waktu.Hutang usaha tidak begitu erat berkaitan dengan harga pokok penjualan.Memerlukan45



hari



untuk



memproduksi



dan



memulihkan



kembali



persediaannya, sementara hutang harus dibayar sekitar 30 hari. Perusahan Manufaktur Komputer. Perusahaan ini ini merakit komponen-komponen yang dibuat oleh pihak ketiga menjadi barang jadi, dan menjual langsung kepelanggan.Rasio persediaan terhadap hutang usaha biasanya kecil.Persedian mengalami perputaran yang cepat.Auditor mengharapkan rasio hutang usaha terhadap harga pokok penjualantetap stabil. Siklus hutang biasanya akan menjadi konsisten dari periode ke periode. Siklus hutang biasanya bersifat konsisten jika tidak ada perubahaan jangka waktu kredit dan komposisi pemasok.Perputaran persediaan adalah sekitar 6 hari, piutang usaha 34 hari, perputaran hutang usaha 43 hari. Industri Perhotelan.produk inti dalam industri ini adalah penginapan dan makanan bagi para tamu, ruang rapat untuk rapat, serta konvensi. Hutang usaha industri ini cenderung kecl, mencerminkan persentasi konstan dari total aktiva perusahaan, sehingga menguarangi risiko salah saji materil untuk siklus pegeluaran. Sekolah Umum.Produk inti untuk murid bersifat insidental. Pengeluaran utamanya adalah pembayaran gaji dan tunjangan .sekitar 3 % dan kewajiban dan kekayaan bersih serta risiko terjadinya salah saji yang materil dalam siklus ini adalah rendah. Pemahaman ini akan membantu auditor dalam membuat pertimbangan mengenai :  Materialitas siklus pengeluaran bagi pemakai laporan keuangan  Risiko inheren dalam siklus pengeluaran  Pengendalian internal kunci di mana auditor berharap dapat menentukan risiko pengendalian 



Pemberian jasa bernilai tambah.



Materialitas Siklus pengeluaran merupakan proses inti bagi banyak industri dan mencerminkan jumlah serta volume transaksi dalam siklus ini di mana risiko terjadinya salah saji



Pengauditan 2 | Modul Gabungan



45



material tinggi. Dalam peraga 1 menggambarakan bahwa transaks dalam siklus ini memperngaruhi banyak akun laporan keuangan dibandikngkan dengan siklus lainnya. Pentingnya siklus pengeluara bisa bervariasi menurut jenis usaha yang dijalankan. Pertimbangan tentang materialitas awal atas hutang usaha dapat menjadi tolak ukur pentingnya rasio cepat, dan rasio lancar bagi pemakai laporan keuangan, serta besarnya salah saji yang akan mempengaruhi rasio ini secara signifikan. Pertimbangan sekunder berhubungan dengan biaya untuk mendeteksi kesalahan.Sistem akuntanasi yang terkomputerisasi harus mampu memilah pengeluaran menurut kelompok beban, dan besarny transaksi, serta memudahkan perhitungan observasi, jumlah total, dan rataratanya.Karena pemasok ingin segera memperoleh pembayaran, maka biaya untuk mendeteksi kesalahan hutang usaha tidaklah besar biaya untuk mendeteksi kesalahan piutang usaha atau persediaan.Akibatnya, jumlah materialitas yang lebih kecil mungkin dialokasikan ke siklus pengeluaran dan hutang usaha. Risiko Inheren dalam



menilai



risiko



inheren



untuk



aserti-asersi



siklus



pengeluaran



harus



mempertimbangkan faktor-faktor penting yang bisa mempengaruhi asersi-asersi diseluruh laporan keuangan, seta faktor-faktor yang hanya berkaitan dengan asersi spesifik dalam siklus pengeluaran. Faktor-faktor penting yang dapat memotivasi manajemen untuk menyalahsajikan asersi-asersi siklus pengeluaran. Hal tersebut meliputi : 



Tekanan untuk menetapkan terlalu rendah beban agar dapat membuat laporan yang memenuhi targetprofitabilitas atau norma industri yang telah ditetapkan, yang dalam kenyataan tidak tercapai akibat faktor-faktor seperti kondisi ekonomi global, nasional, atau regional yang mempengaruhi biaya operasi, dampak perkembangan







teknologi terhadap produktifitas perusahaan, atau manajer yang tidak baik. Tekanan untuk menetapkan terlalu rendah hutang agar bisa membuat laporan yang menunjukkan tingkat modal kerja ang lebih tinggi pada saat perusahaan sedang menghadapi masalah likuiditas atau keraguan tentang kelangsungan usahanya.



Kedua faktor di atas cenderung menyebabkan tingginya risiko kurang saji daripada lebih saji pengeluaran dan hutang. Siklus pengeluaran cenderung menanggung risiko kecurangan yang dilakukan karyawan melalui pengeluaran kas yang tidak diotorisasi. Faktor-faktor lainnya yang dapat menimbulkan salah saji dalam asersi siklus pengeluaran yakni sebagai berikut : Pengauditan 2 | Modul Gabungan



46



    



Volume transaksi dalam siklus ini biasanya tinggi Pembelian dan pengeluaran kas bisa dilakukan tanpa otorisasi Pembelian aktiva dapat diselewengkan Pembayaran atas faktur penjual mungkin dilakukan dua kali Masalah akuntansi yang tidak tepat mungkin terjadi berkaitan dengan hal-hal seperti apakah biaya harus dibebankan atau dikapitalisasi.



Auditor harus mempertimbangkan setiap faktor di atas ketika menilai risiko inheren untuk siklus pengluaran. Risiko Prosedur Analitis Risiko prosedur analitis merupakan unsur risiko deteksi bahwa prosedur analitis tersebut akan gagal mendeteksi kekeliriun yang material. Prosedur analitis yang hanya berfokus pada pembelian dan hutang usaha aan memberikan informasi yang sangat dapat diandalkan. Apabila perusahaan sedang berkembang, maka merupakan hal yag biasa untuk memperkirakan pembelian, persediaan, dan hutang usaha tumbuh pada tingkat konsisten. Pengetahuan auditor menganai volume pembelian, dipadukan dengan pengalaman sebelumnya atas lamanya hari perputaran piutang usaha, berguna untuk mengestimasi hutang berjalan.Meskipun rasio seperti rasio lancar muda dihitung, namun rasio ini dapat berfluktuasi berdasarkan pengaruh dari siklus lainnya di luar siklus pembelian, seperti penjualan atau investasi.Peraga 3.3 di bawah merupakan prosedur analitis yang umum digunakan. Peraga 3.3 Prosedur Analitis yang Umum Digunakan dalam Audit atas Siklus Pengeluaran Rasio Rumus Signifikans Audit Jumlah Hari Rata-rata Hutang Usaha Pengalaman sebelumnya atas jumlah Perputaran



÷Pembelian x 365



Piutang Usaha



hari perputaran hutang usaha dipadukan dengan pengetahuan tentang pembelian sekarang



dapat



bermanfaat



dalam



mengestimasi hutang periode berjalan. Semakin Harga



pendek



periode



dapat



menunjukkan masalah kelengkapan Pokok Harga Pokok Penjualan ÷ Jumlah ini akan berubah sekitar



Penjualan Terhadap Hutang



Hutang Usaha



persentase yang sama dari tahun ke tahun, kecuali perusahaan mengubah Pengauditan 2 | Modul Gabungan



47



Usaha Hutang



kebijakan pembayarannya., Sebagai Hutang Usaha ÷ Total Saldo hutang usaha di luar neraca



Persentase



dari Aktiva



bermanfaat dalam membandingkannya



Total Aktiva



dengan data industry. Penurunan rasio ini



Rasio



Lancar Aktiva



(current ratio)



Lancar



signifikan



dapat



menunjukkan



masalah kelengkapan ÷ Kenaikan yang signifikan atas rasio



Kewajiban Lancar



lancar



dibandingkan



dengan



pengalaman tahun sebelumnya dapat Rasio (quick ratio)



menunjukkan masalah kelengkapan. Cepat Aktiva Moneter Lancar ÷ Kenaikan yang signifikan atas rasio Kewajiban



Moneter lancar



Lancar



dibandingkan



dengan



pengalaman tahun sebelumnya dapat menunjukkan masalah kelengkapan.



B. KOMPONEN PENGENDALIAN INTERN Lingkungan Pengendalian Adanya sejumlah peluang bagi karyawan untuk melakukan kecurangan dalam memproses transaksi pengeluaran kas serta pembelian, dan penipuan pelaporan keuangan oleh manajer atas saldo akun siklus pengeluaran, dapat menyebabkan faktor lingkungan pengendalian seperti integritas dan nilai etis menjadi sangat penting dalam siklus pengeluaran. Komitmen terhadap kompetensi manajemen harus dicerminkan dalam proses perekrutan pegawai, penugasan, dan pelatihan atas personil yang terlibat dalam memroses transaksi pembelian serta pengeluaran kas, penyimpanan aktiva yang dibeli perusahaan, dan pelaporan aktivitas siklus pengeluaran. Manajer juga mengharuskan karyawan untuk mengikat kontrak kerja. Struktur organisasi klien dan manajemen penetapan kewenangan serta tanggung jawab atas aktivitas siklus pengeluaran harus dikomunikasikan secara jelas dan memberikan garis yang jelas tentang hubungan otoritas, tanggung jawab, serta pelaporan. Jika manajemen terlalu kaku dalam menetapkan target laba, maka hal itu dapat menjadi pendorong untuk menyalahsajikan laporan keuangan. Di pihak lain, jika manajemen tidak brtanggung jawab atas penggunaa smber daya perusahaan, maka pegawai perusahaan tidak mungkin akan melaksanakan pengendalian internal dengan serius. Pemahaman menganai tanggung jawab atas penggunaan sumber daya perusahaan merupakan hal yang berguna untuk menentukan : Pengauditan 2 | Modul Gabungan



48



  



Laporan yang digunakan manajemen untuk mengevaluasi review kinerja perusahaan Seberapa sering dan seberapa cepat laporan manajemen direview Keputusan yang didasarkan atas laporan itu







Kebijakan perusahaan untuk menindaklanjuti masalah yang berasal dari laporan utama.



Penilaian Risiko Manajemen Penilaian risiko manajemen yang berkaitan dengan aktivitas siklus pengeluaran meliputi pertimbangan atas hal-hal berikut : 



Kemampuan perusahaan dalam memenuhi kebutuhan arus kas untuk transaksi



   



pembelian Kontijensi kerugian yang berkaitan dengan komitmen pembelian Terus tersedianya perlengkapan yang penting dan stabilitas pemasok yang penting Pengaruh kenaikan biaya terhadap perusahaan. Atensi perusahan terhadap risiko terjadinya pembayaran berganda.







Atensi perusahaan terhadap risiko kecurangan yang dilakukan oleh pegawai.



Informasi dan Komunikasi (Sistem Informasi Akuntansi) Pemahaman atas sistem akuntansi memerlukan pengetahuan tentang metode pemrosesan data dan dokumen serta catatan penting yang digunakan dalam pemrosesan transaksi siklus pengeluaran.Hal penting untuk memahami aliran transaksi melalui sistem akuntansi mulai dari pemrakarsaan transaksi hingga pencatatannya dalam buku besar dan pengikhtisarannya dalam laporan keuangan. Informasi penting yang harus dipahami auditor meliputi :  



Bagaimana pembelian, pembayaran, dan retur diawali Bagaimana transaksi pembeian diperhitungkan ketika barang dan jasa dierima atau







barang dikembalikan. Catatan akuntansi, dokumen, akun, dan file komputer apa yang digunakan dalam akuntansi untuk berbagai tehapan dari setiap transaksi siklus pembelian ?







Proses yang mengawali terjadinya pembayaran atas barang dan jasa.



Pemantauan



Pengauditan 2 | Modul Gabungan



49



Aktivitas pemantauan yang mengharuskan auditor mendapatkan pengetahuan, apabila berlaku, mencakup (1) umpan balik yang terus menerus dari pemasok perusahaan menyangkut setiap masalah pembayaran atau masalah pengiriman di masa depan (2) komunikasi dari auditor eksternal tentang kondisi yang dapat dilaporkan atau kelemahan material atas pengendalian internal yang relevan, yang ditemukan selama audit sebeumnya, (3) penilaian periodik oleh auditor internal tentang kebijakan serta prosedur pengendalian yang berhubungan dengan siklus pengeluaran Penilaian Awal atas Risiko Pengendalian Auditor dapat melaksanakan beberapa pengujian pengendalian secara berbarengan dengan prosedur untuk mendapatkan pemahaman yang diperlukan.Dalam kasus ini, auditor dapat memperoleh kepastian yang terbatas mengenai keefektifan pengendalian bersangkutan.Bukti yang diperoleh dari pengujian pengendalian secara berbarengan tersebut dapat mendukung penurunan penilaian awal atas risiko pengendalian untuk asersi-asersi terkait tertentu sedikt di bawah maksimum atau tinggi.Dalam kasus auditor tidak berniat menilai risiko pengendalia pada tingkat yang rendah, auditor harus mempunyai pengetahuan yang dibutuhkan guna mengidentifikasi jenis-jenis salah saji petensial yang dapat terjadi dan melangkah ke tahap perancanngan pengujian substantif.



C. AKTIVITAS PENGENDALIAN- TRANSAKSI PEMBELIAN Pertimbangan



akan



diberikan



pada



prosedur



yang



digunakan



auditor



untuk



(1)memperoleh dan mendokumentasikan pemahaman atas pengendalian internal, serta (2)melakukan pengujian pengendalian yang digunakan dalam membuat penilaia akhir atas risiko pengendalian untuk transaksi pembelian. DOKUMEN DAN CATATAN YANG UMUM Dokumen dan catatan berikut akan sering ditemukan daam sebagian besar sistem akuntansi :  Permintaan Pembelian. Permintaan tertulis akan barang dan jasa yang diajukan oleh departemen yang berwenang oleh departemen yang berwenang kepada departemen 



pembelian. Pesanan Pembelian. Penawaran khusus dari departemen pembelian kepada penjual







atau pemasok untuk membeli barang dan jasa. Laporam Penerimaan. Laporan yang dibuat atas penerimaan barang yang







menunjukkan jenis dan kuantitas barang yang diterima dari pemasok. Faktur Penjualan. Tagihan dari pemasok yang menyebutkan jenis barang yang dikirim, jumlah yang harus dibayarkan, dan termin pembayaran, serta tanggal tagihan tersebut., Pengauditan 2 | Modul Gabungan



50



Voucher. Formulir internal yang menyebutkan nama pemasok, jumlah yang harus







dibayar, dan tanggal pembayaran untuk pembelian yang telah diterima. Formulir ini 



digunakan untuk mengotorisasi pencatatan dan pembayaran kewajiban. Laporan Pengecualian. Laporan yang berisi informasi mengenai transaksi yang







diidentifikasi untuk diinvestigasi lebih lanjut dengan pengendalian aplikasi komputer. Ikhtisar Voucher. Laporan yang berisi seluruh voucher yang diproses dalam suatu







batch atau selama sehari. Register Voucher. Catatan akuntansi formal yang mencatat kewajiban yang telah







mendapat persetujuan untuk dibayar. File induk Pemasok yang Telah disetujui. File komputer yang berisi informasi







mengenai penjual dan pemasok yang telah disetujui untuk membeli jasa. File Pesanan Pembelian Terbuka. File komputer yang berisi informasi tentang pesanan







pembelian yang telah dikirim kepada pemasok. File Penerimaan. File komputer yang berisi informasi tentang kuantitas persediaan







yang diterima dari pemasok. File Transaksi Pembelian. File komputer yang berisi data mengenai voucher yang telah







disetujui atas pembelian yang telah diterima. File Induk Hutang Usaha. File komputer yang berisi data tentang induk voucher yang belium dibayar yang telah disetujui. File Suspensi atau Penolakan. File komputer yang menahan transaksi yang belum







diproses karena ditolak olrh program aplikasi komputer. FUNGSI-FUNGSI Pemrosesan transaksi pembelian mencakup fungsi-fungsi pembelian berikut : 



Pengajuan Pembelian. Permintaan yang diajukan oleh perusahaan untuk melakukan transaksi dengan perusahaan lain, meliputi : o Pencantuman nama pemasok pada daftar pemasok yang telah disetujui o Pengajuan kembali permintaan barang dan jasa o Pembuatan pesanan pembelian







Penerimaan Barang dan Jasa. Penerimaan atau pengiriman barang dan jasa, meliputi : o Penerimaan barang o Penyimpanan barang yang diterima untuk persediaan o Pengembalian barang ke pemasok







Pencatatan Kewajiban. Pengakuan formal oleh perusahaan atas kewajiban hukum, meliputi Pengauditan 2 | Modul Gabungan



51



o Pembuatan voucher pembayaran dan pencatatan kewajiban o Pertanggungjawaban atas transaksi yang telah dicatat. Pengajuan Pembelian Umumnya, transaksi diawali dengan proses pemberian persetujuan atas transaksi yang dilakukan dengan pihak ketiga yang independen. Mencantumkan Nama



Pemasok pada Daftar Penasok yang Telah disetujui. Jika



manajemen menetapkan pengendalian yang ketat atas penentuan pemasok yang diotorisasi dalam daftar pemasok yang disetujui, maka karyawan akan sulit membuat pengajuan pembelian fiktif. Permintaan Barang dan Jasa.Dalam sistem terkomputerisasi yang unik, harus ditetapkan nomor urut dokumen tanpa memperhatikan departemen yang mengajukan. Pemasukan pesrmintaan barang mensyaratkan memasukkan nomor pegawai yang sah, sehingga digunkan komputer untuk mengecek apakah pesanan sesuai otoritas pegawai yang bersangkutan. Pembuatan Pasanan Pembelian. Departemen pembelian mempunyai wewenang menerbitkan pesanan pembelian setelah menerima permintaan pembelian yang disetujui dengan benar.Peran pembelian adalah untuk memastikan sumber pasokan terbaik, mendapatkan harga penawaran yang paling kompetitif. Pesaanan pembelian harus berirsi uraian yang jelas mengenai barang dan jasa yang diinginkan, kuantitas, harga, dan namaserta alamat pemasok. Harus diberi nomor dan ditandatanganii oleh agen pembelian yang berwenang.Lembar asli dikirimkan kepada pemasok dan salinan didistribusikan ke departemen penerimaan, departemen utang usaha, dan departemen yang mengajukan permintaan. Penerimaan Barang dan Jasa Pesanan oembelian yang sah merupakan otorisasi bagi departemen penerimaan untuk menerima barang yang dikirimkan oleh pemasok.Personel departemen penerimaan harus membandingkan barang yang diterima dengan uraian yang tercantum pada pesanan pembelian, menghitung barang, dan memeriksa kemungkinan adanya barang rusak. Pembuatan Laporan Penerimaan. Laporan penerimaan bernomor urut harus dibuat untuk setiap pesanan yang diterima, untuk mendokumentasikan bahwa barang telah diterima, dan kewajiban telah diakui.Dalam sistem terkomputerisasi, laporan penerimaan dapat dibuat dengan menggunakan informasi yang telah tersedia dalam komputer dan menambahkan data penerimaan yang sesuai dengan kuantitas yang diterima. Pengauditan 2 | Modul Gabungan



52



Penyimpanan Barang yang Diterima Sebagai Persediaan.Setelah menyerahkan barang barang ke departemen yang memesan atau ke gudang, klerk penerimaan harus meminta tanda terima. Pencatatan Kewajiban Pembuatan Voucher dan Pencatatan Kewajiban. Setelah menerima faktur dari penjual, personil departemen hutang usaha akan memasukkan data transaksi melalui terminal. Program edit akan mengecek hal-hal seperti validitas nomor pemasok, kecocokan antara kuantitas yang tercantum dalam voucher dengan kuantitas yang diterima, menguji kekuratanmatematis pada faktur penjual dan voucher, membandingkan periode akuntansi pencatatan dengan periode akuntansi penerimaan barang ata jawa, atau membandingkan klasifikasi akun pada voucher dengan klaifikasi akun pada pesanan pembelian. PEROLEHAN PEMAHAMAN DAN PENILAIAN RISIKO PENGENDALIAN Jika auditor merencanakan untuk menilai risiko pengendalian pada tingkat sedang atau atau tinggi, maka ia dapat menggunakan pengetahuan tentang keefektifan pengendalian internal. Auditor juga dapat mengambil kesimpulan mengenai keefektifan operasi pengendalian terprogram dengan mengevaluasi keefektifan operasi pengendalian umum computer, dan mengajukan pertanyaan serta menginspeksi dokumen yang berkaitan dengan prosedur yang digunakan untuk menindaklanjuti laporan pengecualian yang dihasilkan oleh pengendalian terprogram. Auditor juga dapat melakukan pengujian keefektifan pengendalian manajemen seperti pengendalian anggaran dan review manajemen atas transaksi yang menjadi tanggung jawabnya. Jika auditor berencana untuk menilai risiko pengendalian pada tingkat rendah, maka biasanya auditor harus : 3) Menguji keefektifan pengendalian umum 4) Menggunakan tekhnik audit berbantuan computer untuk mengevakuasi keefektifan pengendalian terprogram. 5) Menguji keefektifan prosedur untuk menindaklanjuti pengecualian yang diidentifikasi oleh pengendalian terprogram. Beberapa pengujian pengendalian dapat dilakukan secara berbarengan dengan perolehan pemahaman pada tahap perencanaan audit.sementara hal-hal lainnya dapat dilakukan selama pekerjaan lapangan interim.



Pengauditan 2 | Modul Gabungan



53



D. AKTIVITAS PENGENDALIAN- TRANSAKSI PENGELUARAN KAS DOKUMEN DAN CATATAN YANG UMUM Dokumen dan catatan penting yang digunakan dalam pemrosesan transaksi pengeluaran kas meliputi : 



Cek. Perintah resmi kepad abank untuk membayar sejumlah uang yang ditunjukkan pada perintah tersebut kepada payee







Ikhtisar cek. Laporan total cek yang diterbitkan dalam batch atau selama hari tertentu.







File transaksi pengeluaran kas. Informasi tentang pengeluaran dengan cek kepada pemasok dan pihak lainnya. Digunakan untuk memosting ke file induk hutang usaha dan buku besar.







Jurnal pengeluaran kas atau register cek. Catatan akuntansi formal mengenai cek yang diterbitkan kepada pemasok dan pihak lainnya.



FUNGSI-FUNGSI Fungsi pengeluaran kas adalah proses di mana perusahaan akan memberikan pertimbangan atas penerimaan barang dan jasa. Fungsi pengeluaran kas biasanya meliputi kewajiban simultasn dan pencatatan pengeluaran kas. Pembayaran Kewajiban dan Pencatatan Pengeluaran Biasanya bendahara bertanggung jawab untuk menentukan voucher yang belum dibayar agar diproses pembayarannya pada tanggal jatuh temponya. Penyusunan Program Audit untuk Pengujian Pengendalian terhadap Transaksi Pengeluaran Kas Proses audit: Keberadaan atau keterjadian 1. Lakukan pengamatan terhadap pemisahan fungsi: a. Pembuatan cek b. Pencatatan cek ke dalam register cek 2. Ambil sampel transaksi pengeluaran kas dari register cek dan lakukan verifikasi terhadap tanggal, nama debitur, dan jumlah moneter dan nonmoneter. Lakukan pula pemerksaan terhadap dokumen pendukung berikut ini: Pengauditan 2 | Modul Gabungan



54



a. Permintaan cek b. Bukti kas keluar c. Kuintansi Kelengkapan 3. periksa



bukti



digunakannya



formulir



cek



bernomor



urut



tercetak



dan



pertanggungjawabkan pemakaian formulir tersebut. 4. Ambil sampel bukti kas keluar yang telah dibayar dan dilakukan penyusutan ke dokumen dan catatan akuntansi berikut ini: a. Permintaan cek b. Kuitansi c. Pencatatan ke dalam register cek Penilaian atau alokasi 5. Untuk sampel yang diambil pada langkah ke 2 diatas periksa bukti adanya: a. Persetujuan semestinya untuk setiap transaksi pengeluaran kas b. Pengecekan independen terhadap penulisan cek dan bukti kas keluar 6. Periksa adanya pengecekan independen terhadap posting ke buku pembantu utang dan register cek untuk memperoleh keyakinan bahwa tidak terjadi kekeliruan posting jumlah moneter atau akun.



Pengauditan 2 | Modul Gabungan



55



PENUTUP A. RANGKUMAN Pemrosesan transaksi pembelian mencakup fungsi-fungsi pembelian berikut : 



Pengajuan Pembelian. Permintaan yang diajukan oleh perusahaan untuk melakukan







transaksi dengan perusahaan lain, meliputi : o Pencantuman nama pemasok pada daftar pemasok yang telah disetujui o Pengajuan kembali permintaan barang dan jasa o Pembuatan pesanan pembelian Penerimaan Barang dan Jasa. Penerimaan atau pengiriman barang dan jasa, meliputi : o Penerimaan barang o Penyimpanan barang yang diterima untuk persediaan o Pengembalian barang ke pemasok Pencatatan Kewajiban. Pengakuan formal oleh perusahaan atas kewajiban hukum,







meliputi o Pembuatan voucher pembayaran dan pencatatan kewajiban o Pertanggungjawaban atas transaksi yang telah dicatat. Fungsi pengeluaran kas adalah proses di mana perusahaan akan memberikan pertimbangan atas penerimaan barang dan jasa. Fungsi pengeluaran kas biasanya meliputi kewajiban simultasn dan pencatatan pengeluaran kas. B. LATIHAN Di bawah ini akan di uraikan dokumen dalam aktivitas pembelian dan penjelasannya. Tugas anda adalah mencocokkan setiap dokumen dan penjelasannya. Berikan garis yang menghubungkan antara nama dokumen dan penjelasannya ! Fungsi Laporam Penerimaan.



Pengendalian Formulir internal yang menyebutkan nama pemasok, jumlah yang harus dibayar, dan tanggal pembayaran untuk pembelian yang



Voucher



telah diterima. Formulir ini digunakan untuk mengotorisasi pencatatan dan pembayaran kewajiban



File Transaksi Pembelian. Pengauditan 2 | Modul Gabungan



56



Laporan yang dibuat atas penerimaan barang yang menunjukkan jenis dan kuantitas barang yang diterima dari pemasok.



File Induk Hutang Usaha.



Laporan yang berisi seluruh voucher yang diproses dalam suatu batch atau selama sehari.



Ikhtisar Voucher.



File komputer yang berisi data mengenai voucher yang telah disetujui atas pembelian yang telah diterima. File komputer yang berisi data tentang induk voucher yang belium dibayar yang telah disetujui.



C. TES FORMATIF 1. Jika auditor berencana menilai risiko pengendalian pada tingkat yang rendah. Maka apa yang yang biasanya harus dilakukan auditor ? 2. Informasi apa yang harus dipahami oleh auditor dalam hal pengendalian intern ? 3. Penilaian risiko manajemen yang berkaitan dengan aktivitas siklus pengeluaran meliputi beberapa pertimbangan. Apa sajakah pertibangan tersebut ? 4. Apa saja faktor yang membuat manajer menyalahsajikan asersi-asersi dalam laporan keuangan ? D. KUNCI JAWABAN TES FORMATIF 1. Jika auditor berencana untuk menilai risiko pengendalian pada tingkat rendah, maka biasanya auditor harus : a. Menguji keefektifan pengendalian umum b. Menggunakan tekhnik audit berbantuan computer untuk mengevakuasi keefektifan pengendalian terprogram. c. Menguji keefektifan prosedur untuk menindaklanjuti pengecualian yang diidentifikasi oleh pengendalian terprogram. 2. Informasi penting yang harus dipahami auditor meliputi : a. Bagaimana pembelian, pembayaran, dan retur diawali



Pengauditan 2 | Modul Gabungan



57



b. Bagaimana transaksi pembeian diperhitungkan ketika barang dan jasa dierima atau barang dikembalikan. c. Catatan akuntansi, dokumen, akun, dan file komputer apa yang digunakan dalam akuntansi untuk berbagai tehapan dari setiap transaksi siklus pembelian ? d. Proses yang mengawali terjadinya pembayaran atas barang dan jasa. 3. Penilaian risiko manajemen yang berkaitan dengan aktivitas siklus pengeluaran meliputi pertimbangan atas hal-hal berikut : a. Kemampuan perusahaan dalam memenuhi kebutuhan arus kas untuk transaksi pembelian b. Kontijensi kerugian yang berkaitan dengan komitmen pembelian c. Terus tersedianya perlengkapan yang penting dan stabilitas pemasok yang penting d. Pengaruh kenaikan biaya terhadap perusahaan. e. Atensi perusahan terhadap risiko terjadinya pembayaran berganda. f. Atensi perusahaan terhadap risiko kecurangan yang dilakukan oleh pegawai. 4. Faktor-faktor penting yang dapat memotivasi manajemen untuk menyalahsajikan asersi-asersi siklus pengeluaran. Hal tersebut meliputi : a. Tekanan untuk menetapkan terlalu rendah beban agar dapat membuat laporan yang memenuhi targetprofitabilitas atau norma industri yang telah ditetapkan, yang dalam kenyataan tidak tercapai akibat faktor-faktor seperti kondisi ekonomi global, nasional, atau regional yang mempengaruhi biaya operasi, dampak perkembangan teknologi terhadap produktifitas perusahaan, atau manajer yang tidak baik. b. Tekanan untuk menetapkan terlalu rendah hutang agar bisa membuat laporan yang menunjukkan tingkat modal kerja ang lebih tinggi pada saat perusahaan sedang menghadapi masalah likuiditas atau keraguan tentang kelangsungan usahanya. E. UMPAN BALIK Tingkat penguasaan = (Jumlah jawaban benar : 4) x 100 % Arti tingkat penguasaan yang diperoleh adalah : Baik sekali



=



90 – 100 %



Baik



=



80 – 89 %



Cukup



=



70 – 79 %



Kurang



=



0 – 69 %



Pengauditan 2 | Modul Gabungan



58



DAFTAR PUSTAKA



Boynton, William C., Johnson, Raymond N., dan Kell, Walter G. 2003. Modern Auditing(Eds. Ke –



7, jilid 2).Jakarta: Erlangga. Jusup, Al. Haryono.2014. Auditing (Pengauditan Berbasis ISA.Yogyakarta:Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi. Puradireja, Kanaka dan Mulyadi. Auditing, Edisi 6, Cetakan kelima. Jakarta: Penerbit Salemba Empat, 2008 Pengauditan 2 | Modul Gabungan



59



.



BAB 4 : AUDIT SIKLUS PENGELUARAN : PENGUJIAN SUBSTANTIF A. SASARAN PEMBELAJARAN Setelah mempelajari materi tentang audit siklus pengeluaran : pengujian pengendalian, maka mahasiswa diharapkan mampu untuk : 1. Mampu memahami pengujian substantif atas saldo utang usaha. 2. Mampu memahami penentuan risiko deteksi. 3. Mampu memahami perancangan pengujian substantif. 4. Mampu memahami prosedur awal. 5. Memahami prosedur analitis. 6. Memahami pengujian rincian transaksi. 7. Memahami pengujian rincian saldo. Pengauditan 2 | Modul Gabungan



60



B. RUANG LINGKUP BAHAN MODUL Modul ini membahas tentang“Audit Siklus Pengeluaran : Pengujian Pengendalian” yang merupakan materi awal untukmata kuliah pengauditan 2, dimana di materi ini akan mempelajari pengujian substantif atas saldo utang usaha, penentuan risiko deteksi,



perancangan pengujian substantif, prosedur awal, prosedur analitis, pengujian rincian transaksi, dan pengujian rincian saldo. C. MANFAAT MEMPELAJARI MODUL Manfaat yang diperoleh mahasiswa setelah mempelajari modul ini adalah sebagai berikut : 1. Dapat menjelaskan pengujian substantif atas saldo utang usaha. 2. Dapat menjelaskan penentuan risiko deteksi. 3. Dapat menjelaskan perancangan pengujian substantif. 4. Dapat menjelaskan prosedur awal. 5. Dapat menjelaskan prosedur analitis. 6. Dapat menjelaskan pengujian rincian transaksi. 7. Dapat menjelaskan pengujian rincian saldo.



D. URUTAN PEMBAHASAN 1. Pengujian Substantif Atas Saldo Hutang Usaha. 2. Penentuan Risiko Deteksi Untuk Pengujian Rincian. 3. Perancangan Pengujian Substantif



4. Prosedur Awal. 5. Prosedur Analitis. 6. Pengujian Rincian Transaksi. 7. Pengujian Rincian Saldo.



Pengauditan 2 | Modul Gabungan



61



A. PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS SALDO HUTANG USAHA Hutang usaha biasanya merupakan kewajiban lancar terbesar dalam neraca dan merupakan salah satu yang signifikan dalam mengevaluasi solvensi jangka pendek perusahaan.Hutang usaha juga termasuk akun yang dipengaruhi oleh volume transaksi yang tinggi, karenanya sangat rentan terhadap salah saji.Audit atas saldo hutang lebih ditekankan pada asersi kelengkapan daripada asersi eksistensi atau kejadian.Alasannya adalah bahwa jika manajemen termotivasi untuk memanipulasi hutang, maka cenderung menetapkan hutang terlalu rendah agar dapat melaporkan posisi keuangan yang lebih menguntungkan.



B. PENENTUAN RISIKO DETEKSI UNTUK PENGUJIAN RINCIAN Hutang usaha dipengaruhi oleh transaksi pembelian yang menambah saldo dan oleh transaksipengeluaran kas yang menurunkan saldo tersebut.Jadi, risiko pengujian rincian untuk asersi utang usaha dipengaruhi oleh risiko inheren, risiko prosedur analitis, dan faktor-faktor risiko pengendalian yang berkaitan dengan kedua kelompok transaksi Pengauditan 2 | Modul Gabungan



62



tersebut.Auditor menggabungkan penilaian risiko pengendalian yang tepat atas asersi kelompok transaksi guna mencapai penilaian risiko pengendalian untuk asersi-asersi saldo akun utang usaha.Metodologi yang dimaksud meliputi matriks risiko audit, yang selanjutnya digunakan untuk menentukan tingkat risiko deteksi yang selanjutnya digunakan untuk mennetukan tingkat risiko deteksi yang dapat diterima pada tahap pengujian rincian. Penerapan proses ini utang usaha diikhtisarkan pada Peraga 4.1. tingkat risiko spesifik dalam matriks ini hanya bersifat ilustratif dalam peraga tersebut menunjukkan perlunya bukti yang lebih meyakinkan untuk asersi kelengkapan dan penyajian serta pengungkapan dari pada untuk asersi-asersi lainnya. Peraga 4.1 Korelasi Komponen Risiko- Asersi Hutang Usaha. Komponen Risiko



Eksistensi



Kelengk-



Hak



dan



atau



apan



Kewajiban



Kejadian



Penilaian



Penyajian



dan



dan



Alokasi



Pengungka



Risiko Audit Risiko Inheren



Rendah Sedang



Rendah Tinggi



Rendah Sedang



Rendah Tinggi



pan Rendah Tinggi



Risiko Prosedur Analitis



Sedang



Tinggi



Sedang



Sedang



Tinggi



Risiko



Pengendalian-



Rendah



Tinggi



Sedang



Tinggi



Sedang



Transaksi Pembelian Risiko Pengendalian-



Sedang



Rendah



Rendah



Rendah



Rendah



Transaksi Pengeluaran kas Risiko Pengendalian



Sedang



Tinggi



Sedang



Tinggi



Rendah



Gabungan RIsiko Rincian



Sedang



Sangat



Sedang



Sedang



Sangat



yang



Dapat diterima



Rendah



Rendah



C. PERANCANGAN PENGUJIAN SUBSTANTIF Perlu diingat bahwa tingkat risiko deteksi yang dapat diterima untuk setiap asersi laporan keuangan yang signifikan dicapai dengan mengumpulkan bukti-bukti dari pengujian substantif yang dirancang secara tepat, termasuk prosedur analitis dan pengujian rincian. Kategori Prosedur Awal



Pengujian Substantif 1. Mendapatkan pemahaman tentang



Tujuan Audit Saldo Akun EO3 C3 RO3 VA# PD# 



















bisnis dan industri serta menentukan: a. Signifikasi pembelian dan hutang Pengauditan 2 | Modul Gabungan



63



usaha bagi perusahaan. b. Pemicu ekonomi penting yang mempengaruhi pembelian perusahaan dan hutang usaha. c. Termin perdagangan standar dalam industri, termasuk tanggal perdagangan dan sebagainya. d. Luas konsentrasi aktivitas dengan pemasok dan komitmen pembelian yang berkaitan. 2. Melaksanakan prosedur awal atas saldo hutang usaha dan catatan yang akan diuji lebih lanjut. a. Menelusuri saldo awal hutang usaha ke kertas kerja tahun sebelumnya. b. Mereview aktivitas dalam akun buku besar hutang usaha dan















3



5



menyelidiki ayat jurnal yang tampak tidak biasa dari segi jumlah atau sumbernya. c. Mendapatkan daftar hutang usaha pada tanggal neraca dan menentukan bahwa hal tersebut mencerminkan secara akurat catatan akuntansi yang mendasarinya dengan cara: i.



Menjumlahkan daftar dan menentukan kesesuaiannya dengan (1) total file voucher yang belum dibayar, buku pembantu, atau file induk hutang usaha, dan (2) saldo akun pengendali buku besar.



ii.



Menguji kecocokan pemasok dan saldo dalam daftar dengan yang terdapat dalam catatan Pengauditan 2 | Modul Gabungan



64



Prosedur Analitis



akuntansi yang mendasarinya. 3. Melaksanakan prosedur analitis:















a. Mengembangkan akspektasi atau



3



hutang usaha dengan perusahaan, termin perdagangan normal dan sejarah perputaran hutang usaha. b. Menghitung rasio-rasio: i.



Perputaran hutang usaha (pembelian + hutang usaha)



ii.



Hutang usaha terhadap total kewajiban lancar.



c. Menganalisis hasil rasio dibandingkan dengan ekspektasi berdasarkan data tahun sebelumnya, data industri, jumlah yang dianggarkan, dan data lainnya. d. Membandingkan saldo beban dengan tahun sebelumnya atau jumlah yang dianggarkan untuk menyelidiki kemungkinan kurang saji yang berkaitan dengan hutang Pengujian



yang tidak dicatat. 4. Menelusuri sampel catatan transaksi



Rincian



hutang usaha ke dokumentasi



Transaksi



pendukungnya.



















3



3



a. Menelusuri kredit ke voucher pendukung faktur penjual laporan penerimaan, pesanan pembelian, serta invormasi pendukung lainnya. b. Menelusuri debet ke pengeluaran kas atau memo retur pembelian 5. Melaksanakan pengujian pisah batas pembelian.



 



a. Memilih sampel transaksi pembelian yang dicatat dalam Pengauditan 2 | Modul Gabungan



65



beberapa hari sebelum dan sesudah akhir tahun serta memeriksa voucher pendukung faktur penjual dan laporan penerimaan untuk menentukan bahwa pembelian telah dicatat pada periode yang tepat. b. Mengobservasi nomor laporan penerimaan terakhir yang diterbitkan pada hari terakhir bisnis selama periode audit dan menelusuri sampel laporan penerimaan bernomor lebih kecil dan lebih besar ke dokumen pembelian terkait serta menentukan bahwa transaksi telah dicatat pada periode yang tepat. 6. Melaksanakan pengujian pisah batas pengeluaran kas.







a. Mengobservasi nomor acak terakhir yang diterbitkan dan dikirimkan pada hari terakhir periode audit dan menelusuri ke catatan akuntansi untuk memverifikasi kekurangan pisah batas, atau







b. Menelusuri tanggal pembayaran cek yang dikembalikan dengan laporan pisah batas bank akhir tahun ke tanggal yang telah dicatat. 7. Melaksanakan pencarian kewajiban yang belum tercatat. a. Memeriksa pembayaran berikutnya antara tanggal neraca dan akhir pekerjaan lapangan, serta apabila dokumen yang Pengauditan 2 | Modul Gabungan



66



bersangkutan menunjukkan bahwa pembayaran dilakukan untuk kewajiban yang ada pada tanggal neraca, maka telusurilah ke daftar hutang usaha. b. Memeriksa dokumentasi hutang yang dicatat pada akhir tahun yang masih belum dibayar sampai akhir pekerjaan lapangan. c. Menyelidiki pesanan pembelian, laporan penerimaan, faktur







penjual yang tidak sesuai pada akhir tahun. d. Melakukan tanya jawab dengan personil bagian akuntansi dan pembelian mengenai hutang yang belum dicatat. e. Mereview anggaran modal, perintah kerja, dan kontrak konstruksi sebagai bukti atas Pengujian Rincian Saldo



hutang yang belum dicatat. 8. Mengkonfirmasi hutang usaha























a. Mengidentifikasi pemasok utama dengan mereview register voucher atau buku pembantu atau file induk hutang usaha dan mengirimkan permintaan konfirmasi kepada pemasok dengan saldo yang besar, aktivitas yang tidak biasa, bersaldo kecil atau nol, dan bersaldo debet. b. Menyelidiki dan merekonsiliasi perbedaan. 9. Merekonsiliasi hutang yang belum dikonfirmasi dengan laporan bulanan yang diterima klien dari pemasok.



Pengauditan 2 | Modul Gabungan



67



  Penyajian















dan 10. Membandingkan penyajian laporan



Pengungkapan







dengan GAAP. a. Menentukan bahwa hutang telah diidentifikasi dan diklasifikasikan secara tepat menurut jenis serta periode pembayaran yang diperkirakan. b. Menentukan apakah ada saldo debet yang signifikan secara keseluruhan sehingga harus diidentifikasi. c. Menentukan ketetapan pengungkapan yang berkaitan dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa atau hutang yang dijamin. d. Mengajukan pembayaran kepada manajemen tentang ekstensi komitmen yang belum diungkapkan atau kewajiban kontinjensi.



D. PROSEDUR AWAL Titik awal bagi setiap pengujian audit adalah mendapatkan pemahaman tentang bisnis dan industri klien. Pemahaman tentang signifikansi siklus pembelian dalam perushaaan menyediakan konteks untuk penilaian risiko yang penting.Pemahaman atas pemicu atau penggerak ekonomi perusahaan, termin perdagangan standar, dan seberapa luas konsentrasi bisnis dengan pemasok tertentu menyediakan konteks untuk mengevaluasi hasil prosedur analitis, pengujian pengendalian, dan pengujian substantif. Prosedur awal lainnya untuk pengujian substantif atas hutang usaha adalah menelusuri saldo awal kertas kerja tahun sebelumnya, dan menggunakan perangkat lunak audit Pengauditan 2 | Modul Gabungan



68



tergeneralisasi dalam memeriksa akun buku besar untuk melihat setiap ayat jurnal yang tidak biasa, serta untuk mengembnagkan daftar jumlah yang terutang pada tanggal neraca. Biasanya klien mempunyai daftar file voucher yang belum dibayar, buku pembantu hutang usaha, atau file induk dalam bentuk ektronik. Auditor juga dapat menggunakan perangkat lunak audit tergeneralisasi untuk menentukan ketetapan matematis dari daftar tersebut dengan cara menjumlah ulang total dan dengan memverifikasi bahwa jurnalnnya telah sesuai dengan saldo akun buku besar.



E. PROSEDUR ANALITIS Tujuan auditor menerapakan prosedur ini adalah untuk menegembangkan ekspektasi atas saldo akun hutang dan hubungan antara hutang usaha dengan akun-akun kunci lainnya seperti pembelian atau persediaan.Suatu penurunan yang abnormal atas rasio lancar dapat menjadi indicator bahwa kewajiban telah ditetapkan terlalu rendah.Beberapa prosedur analitis yang dapat dilakukan untuk mendapatkan bukti mengenaii hutang usaha telah diperlihatkan pada Peraga 3.3 pada modul sebelumnya. Prosedur analitis akan dilakukan pada tahap akhir penugasan untuk memastikan bahwa bukti yang dievaluasi dalam pengujian rincian telah konsisten dengan gambaran menyeluruh yang dilaporkan dalam laporan keuangan.



F. PENGUJIAN RINCIAN TRANSAKSI Terdapat empat pengujian substantif atas rincian transaksi hutang usaha yang utama. Auditor terutama akan menitipberatkan pada pendeteksisan kurang saji huatang yang dicatat serta hutang yang belum tercatat. Seberapa luas setiap pengujian itu dilakukan akan bervariasi menurut tingkat risiko deteksi spesifik yang dapat diterima untuk asersiasersi terkait. Menelusuri Hutang yang Dicatat ke Dokumentasi Pendukung Dalam pengujian ini, ayat jurnal kredit pada hutang usaha akan ditelusuri ke dokumentasi pendukung dalam file klien, seperti voucher, faktur, penjual, laporan penerimaan, dan pesanan pembelian. Pendebetannya akan ditelusuri ke dokumen transaksi pengeluaran kas, seperti buku pengeluaran cek, atau memo dari penjual menyangkut retur pembelian dan pengurangan harga. Beberapa penelusuran mungkin telah dilakukan selama pekerjaan interim, yaitu sebgai bagian dari pengujian bertujuan Pengauditan 2 | Modul Gabungan



69



ganda bersama dengan penelusuran dari dokumen sumber ke catatan akuntansi.Luas penelusuran (vouching) ini berhubungan langsung dengan kesimpulan auditor menegenai risiko inheren, risiko prosedur analitis, dan risiko pengendalian. Pengujian ini terutama akan menghasilkan bukti untuk tujuan audit spesifik yang berkaitan dengan empat dari lima asersi, terkecuali asersi kelengkapan. Aplikabilitas dari pengujian ini terhadap asersi kelengkapan adalah terbatas karena pengujian ini tidak dapat mendeteksi hutang yang tidak pernah dicatat. Melaksanakan Pengujian Pisah Batas Pembelian Pengujian pisah batas pembelian mencakup penentuan bahwa transaksi pembelian yang terjadi mendekati tanggal neraca telah dicatat pada periode yang tepat. Hal ini dapat dilakukan dengan menelusuri tanggal laporan penerimaan eayat jurnal register voucher dan memvouching ayat jurnal yang dicatat ke dokumentasi pendukungnya. Pengujian ini biasanya mencakup periode antara lima sampai sepuluh hari bisnis sebelum dan sesudah tanggal neraca. Bukti yang diperoleh dari pengujian ini berkaitan dengan asersi eksistensi atau kejadian dan kelengkapan untuk hutang usaha. Dalam memeriksa dokumentasi sebagai bagian dari pengujian ini, pertimbangan khusus harus diberikan atas barang yang masih dalam perjalanan per tanggal neraca. Barang yang dikirimkan dengan syarat FOB (free on board) shipping point harus dimasukan dalam persediaandan hutang usaha pembeli. Sebaliknya, barang dalam perjalanan yang



dikirim dengan



syarat FOB Destination harus tetap diperlakukan



sebagai persediaan penjua serta dikeluarkan dari persediaan dan hutang usaha pembeli hingga barang tersebut tiba di departemen penerimaan pembeli. Dalam melakukan pengujian ini, auditor harus menetukan bahwa pisah batas yang tepat telah dicapai ketika melakukan perhitungan fisik persediaan, serta dalam mencatat transaksi pembelian. Melaksanakan Pengujian Pisah Batas pengeluaran Kas Pisah batas yang tepat atas transaksi pengeluaran kas pada akhir tahun adalah sangat penting untuk penyajian kas dan hutang usaha yang benar pada tanggal neraca. Seperti dalam kasus penngujian pisah batas penerimaan kas yang telah diuraikan pada bab yang lalu, bukti tentang pengujian pisah batas pengeluaran kas dapat diperoleh melalui obeservasi langsung dan review atas dokumentasi internal. Apabila auditor dapat menyajikan pada tanggal neraca, maka ia secara langsung dapat menyaksikan lembar cek terakhir yang ditarik klien. Penelusuran selanjutnya atas bukti Pengauditan 2 | Modul Gabungan



70



ini ke catatan akuntansi akan dapat memverifikasi keakuratan pisah batas. Selain itu, auditor juga dapat menelusuri cek-cek yang dibayar dalam periode beberapa hari sebelum dan sesudah tanggal neraca ke tanggal cek tersebut dicatat.Bukti yang diperoleh dari pengujian ini juga berkaitan dengan asersi eksistensi atau kejadian dan kelengkapan untuk hutang usaha. Melakukan Pencarian Hutang yang Belum Tercatat Pencarian hutang usaha yang belum tercatat terdiri dari prosedur-prosedur yang dirancang secara khusus untuk mendeteksi kewajiban signifikan yang belum dicatat pada tanggal neraca. Dengan demikian, prosedur ini berkaitan dengan asersi kelengkapan untuk hutang usaha. Pembayaran Kemudian. pemeriksaan atas pembayaran kemudian (subsequent payments) terdiri dari pemeriksaan dokumentasi untuk cek-cek yang diterbitkan atau voucher yang dibayar setelah tanggal neraca. Apabila dokumentasi ini menunjukkan bahwa pembayaran tersebut Ialah untuk membayar kewajiban yang ada pada tanggal neraca, maka auditor harus menelusuri ke daftar hutang usaha guna menentukan apakah hal tersebut sudah termasuk dalam daftar hutang usaha guna menentuan apakah hal tersebut sudah termasuk dalam daftar hutang usaha.Pengujian ini dilakukan hingga akhir pekerjaan lapangan untuk memperbesar peluang memperoleh bukti tentang hutang yang secara sengaja atau kurang teliti tidak dimasukan dalam daftar hutang pada tanggal laporan keuangan.Dengan demikian, pengujian ini melebihi periode yang digunakan dalam pengujian pisah batas yang telah diuraikan di atas. Biasanya penjual akan meminta pembayaran, walaupun kewajiban itu tidak dicatat pada tanggal neraca oleh pembeli. Oleh karena itu, pembayarn kemudian dapat menjadi cara yang efektif untuk mencari kewajiban yang belum dicatat. Auditor juga dapat mencari periode selanjutnya ini dengan melihat lebih saji pembayaran kemudian dan memusatkan perhatian pada transaksi yang bernilai besar. Prosedur Lainnya Dokumentasi pendukung hutang yang telah dicatat, tetapi masih belum dibayar sampai tanggal terakhir pekerjaan lapangan, juga harus diperiksa atas dasar pengujian.Hal ini juga dapat mengungkapkan kewajiban yang ada tetapi belum dicatat pada tanggal neraca. Prosedur lainnya yang dapat mengungkapkan hutang yang belum dicatat meliputi: (1) mengiventasikan pesanan pembelian, laporan penerimaan, dan faktur penjual yang tidak sesuai pada akhir tahun. (2) mengajukan pertanyaan kepada personil akuntansi dan pembelian tentang hutang yang belum dicatat, serta (3) mereview Pengauditan 2 | Modul Gabungan



71



anggaran modal, perintah kerja, dan kontrak konstruksi untuk mencari bukti adanya hutang yang belum dicatat. G. PENGUJIAN RINCIAN SALDO Dua pengujian yang yang termasuk dalam kategori ini adalah (1) konfirmasi hutang usaha, dan (2) rekonsiliasi hutang yang belum dikonfirmasi dengan laporan bulanan yang diterima oleh klien dari penjual atau pemasok. Konfirmasi Hutang Usaha Tidak seperti konfirmasi piutang usaha, tidak ada anggapan yang dibuat mengenai konfirmasi hutang usaha.Prosedur ini bersifat opsional karena (1) konfirmasi ini tidak dapat menjamin bahwa hutang yang belum dicatat akan dapat ditemukan, dan (2) bukti eksternal berupa faktur dan laporan bulanan penjual harus tersedia untuk mendukung saldonya. Konfirmasi hutang usaha direkomendasikan apabila risiko deteksi rendah, terdapat kreditor individual dengan saldo yang relatif besar, atau perusahaan mengalami kesulitan dalam memenuhi kewajibannya.Seperti dalam kasus konfirmasi piutang usaha auditor harus mengendalikan pembuatan dan pengiriman permintaan konfirmasi serta harus menerima jawaban langsung dari responden. Apalagi konfirmasi akan dilakukan, maka akun dengan saldo nol atau kecil harus ada diantara pilihan untuk konfirmasi karena saldo itu mungkin ditetapkan terlalu rendah daripada akun dengan saldo yang besar. Selain itu, konfirmasi juga harus dikirimkan kepada pemasok utama yang (1) telah digunakan pada tahun sebelumnya, tetapi tidak dalam tahun berjalan, dan (2) tidak mengirimkan laporan bulanan.konfirmasi bentuk positif harus digunakan dalam melakukan permintaan konfirmasi. Dapat diobservasi bahwa konfirmasi itu tidak menyebutkan jumlah hutang yang harus dibayar. Dalam mengkonfirmasi hutang usaha, auditor menghendaki agar kreditor menyebutkan jumlah yang terutang karena jumlah itu akan direkonsiliasi dengan catatan klien. Perhatikan bahwa informasi juga diminta mengenai komitmen pembelian dari klien dan setiap jaminan atas hutang tersebut. Pengujian ini dapat memberikan bukti untuk semua asersi hutang usaha.Akan tetapi, bukti yang tersedia untuk asersi kelengkapan bersifat terbatas karena adanya kemungkinan kegagalan dalam mengidentifikasi dan mengirim permintaan konfirmasi kepada pemasok yang tidak mencatat kewajiban klien.



Pengauditan 2 | Modul Gabungan



72



Merekonsiliasi Hutang yang Belum Dikonfirmasi dengan Laporan Pemasok Dalam banyak kasus, para pemasok biasanya mengirimkan laporan bulanan yang bisa dijumpai dalam file klien. Dalam kasus ini, jumlah yang terutang kepada pemasok menurut daftar hutang klien dapat direkonsiliasi dengan laporan tersebut. Bukti yang diperoleh dari prosedur ini juga berlaku untuk asersi yang sama seperti konfirmasi, tetapi kurang dapat diandalkan karena laporan pemasok telah dikirimkan kepada klien, dan bukan langsung kepada auditor. Selain itu, laporan ini mungkin tidak tersedia dari pemasok tertentu. PEMBANDINGAN PENYAJIAN LAPORAN DENGAN GAAP Hutang usaha harus diidentifikasi dan diklasifikasikan secara tepat sebagai kewajiban lancar. Jika saldo hutang usaha mencakup pembayaran di muka yang material kepada beberapa pemasok untuk pengiriman barang dan jasa dimasa depan, maka jumlah semacam itu harus direklasifikasi sebagai uang muka kepada pemasok dan dicatat sebagai aktiva. Selain itu, pengungkapan juga perlu dilakukan atas penjaminan dan hutang pihak yang



mempunyai



hubungan



istimewa,



komitmen



pembelian,



serta



kewajiban



kontinjen.Jadi, penyajian dan pengungkapan manajemen harus dibandingkan dengan persyaratan GAAP.



PENUTUP A. RANGKUMAN Dua pengujian yang yang termasuk dalam kategori ini adalah (1) konfirmasi hutang usaha, dan (2) rekonsiliasi hutang yang belum dikonfirmasi dengan laporan bulanan yang diterima oleh klien dari penjual atau pemasok. Hutang usaha dipengaruhi oleh transaksi pembelian yang menambah saldo dan oleh transaks ipengeluaran kas yang menurunkan saldo tersebut.Jadi, risiko pengujian rincian untuk asersi utang usaha dipengaruhi oleh risiko inheren, risiko prosedur analitis, dan faktor-faktor risiko pengendalian yang berkaitan dengan kedua kelompok transaksi tersebut.



Pengauditan 2 | Modul Gabungan



73



B. LATIHAN Toro, seorang CPA telah ditugaskan mengaudit laporan keuangan PT.Jaya untuk tahun yang berakhir 31 Des 20X1.Toro telah memperlajari struktur pengendalian internal yang berkaitan dengan siklus pembelian, penerimaan, hutang usaha, dan pengeluaran kas.Serta telah memutuskan untuk tidak melakukan pengujian pengendalian. Berdasarkan prosedur review analitis. Toro merasa saldo hutang usaha dalam near per 31 Des 20X1 telah ditetapkan terlalu rendah. Toro meminta kliennya untuk memberikan skedul hutang usaha yang dibuat klien, yang berisi total jumlah yang behutang kepada setiap pemasok. Diminta : Prosedur audit substantif tambahan apa yang harus dilakukan untuk mengaudit hutang usaha ini ? C. TES FORMATIF 1. Dalam prosedur pengujian pengendalian, dalam hal prosedur lainnya. Apa saja yang dapat diungkapkan ? 2. Prosedur konfirmasi pemeriksaan hutang usaha bersifat opsi. Mengapa demikian ? 3. Bagaimana pemeriksaan atas pembayaran kemudian (subsequent payment) dilakukan ? D. KUNCI JAWABAN TES FORMATIF 1. Dalam prosedur lainnya yang dapat mengungkapkan hutang yang belum dicatat meliputi: (1) mengiventasikan pesanan pembelian, laporan penerimaan, dan faktur penjual yang tidak sesuai pada akhir tahun. (2) mengajukan pertanyaan kepada personil akuntansi dan pembelian tentang hutang yang belum dicatat, serta (3) mereview anggaran modal, perintah kerja, dan kontrak konstruksi untuk mencari



2.



bukti adanya hutang yang belum dicatat. Prosedur ini bersifat opsional karena (1) konfirmasi ini tidak dapat menjamin bahwa hutang yang belum dicatat akan dapat ditemukan, dan (2) bukti eksternal berupa faktur dan laporan bulanan penjual harus tersedia untuk mendukung saldonya. Konfirmasi hutang usaha direkomendasikan apabila risiko deteksi rendah, terdapat kreditor individual dengan saldo yang relatif besar, atau perusahaan mengalami



kesulitan dalam memenuhi kewajibannya. 3. Pemeriksaan atas pembayaran kemudian terdiri dari pemeriksaan dokumentasi untuk cek-cek yang diterbitkan atau voucher yang dibayar setelah tanggal neraca. Apabila dokumentasi ini menunjukkan bahwa pembayaran tersebut Ialah untuk membayar kewajiban yang ada pada tanggal neraca, maka auditor harus menelusuri ke daftar hutang usaha guna menentukan apakah hal tersebut sudah termasuk dalam daftar Pengauditan 2 | Modul Gabungan



74



hutang usaha guna menentuan apakah hal tersebut sudah termasuk dalam daftar hutang usaha. Pengujian ini dilakukan hingga akhir pekerjaan lapangan untuk memperbesar peluang memperoleh bukti tentang hutang yang secara sengaja atau kurang teliti tidak dimasukan dalam daftar hutang pada tanggal laporan keuangan.Biasanya penjual akan meminta pembayaran, walaupun kewajiban itu tidak dicatat pada tanggal neraca oleh pembeli. Oleh karena itu, pembayarn kemudian dapat menjadi cara yang efektif untuk mencari kewajiban yang belum dicatat. Auditor juga dapat mencari periode selanjutnya ini dengan melihat lebih saji pembayaran kemudian dan memusatkan perhatian pada transaksi yang bernilai besar. E. UMPAN BALIK Tingkat penguasaan = (Jumlah jawaban benar : 3) x 100 % Arti tingkat penguasaan yang diperoleh adalah : Baik sekali



=



90 – 100 %



Baik



=



80 – 89 %



Cukup



=



70 – 79 %



Kurang



=



0 – 69 %



Pengauditan 2 | Modul Gabungan



75



DAFTAR PUSTAKA



Boynton, William C., Johnson, Raymond N., dan Kell, Walter G. 2003. Modern Auditing(Eds. Ke –



7, jilid 2).Jakarta: Erlangga. Puradireja, Kanaka dan Mulyadi. Auditing, Edisi 6, Cetakan kelima. Jakarta: Penerbit Salemba Empat, 2008 Jusup, Al. Haryono.2014. Auditing (Pengauditan Berbasis ISA.Yogyakarta:Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi.



Pengauditan 2 | Modul Gabungan



76



BAB 5 : SIKLUS PRODUKSI 1.1 LATAR BELAKANG Siklus produksi adalah siklus yang terdapat pada perusahaan manufaktur, sedangkan pengertian proses produksi sendiri yaitu mengubah barang yang mentah atau setengah jadi menjadi barang yang memiliki nilai atau manfaat lebih. Siklus produksi pada prusahaan manufaktur terdiri dari dua transaksi atau aktivitas, yang pertama transaksi manufaktur dan aktivitas perhitungan fisik persediaan. Siklus produksi merupakan suatu siklus yang penting dalam suatu kegiatan perusahaan manufaktur, oleh karena itu perlu dilakukan proses auditing pada siklus ini. Audit terhadap siklus produksi berarti mengevaluasi bukti transaksi dan/atau kejadian dalam transaksi manufaktur dan aktivitas perhitungan fisik persediaan yang membentuk siklus produksi dan mengkomunikasikanya kepada pihak yang berkepentingan. Akun persediaan merupakan akun yang kompleks dan memerlukan pengendalian yang kuat karena persediaan adalah bagian yang utama dalam neraca dan sering kali merupakan perkiraan yang terbesar yang melibatkan modal kerja. Selain itu persediaan juga sering tersebar di beberapa lokasi yang menyulitkan



Pengauditan 2 | Modul Gabungan



77



perhitungan fisik. Untuk penilaian juga sulit karena keusangan dan perlunya mengalokasikan biaya manufaktur ke dalam persediaan. Persediaan bagi perusahaan manufaktur merupakan hal yang sangat material karena sebagian modal kerjanya digunakan untuk menghasilkan persediaan. Biaya persediaan mencakup bahan baku,tenaga kerja langsung, dan overhead manufaktur. Karena persediaan bersifat material bagi kebanyakan perusahaan manufaktur,maka meminjam sejumlah uang dengan menggunakan persediaan sebagai jaminannya sudah menjadi lazim. Bagi perusahaan yang memiliki gudang persediaan diberbagai tempat dan memiliki persediaan yang merupakan barang konsinyasi dalam guudang penyimpanannya. Selain itu dengan tersebarnya persediaan pada berbagai tempat,memungkinkan terjadinya penggelapan persediaan jika pengendalian intern yang dimiliki perrusahaan tdk dicegah. Mengingat besarnya risiko yang dapat muncul dalam sistem persediaan maka perusahaan berusaha merancang pengendalian intern yang efektif di setiap sistem persediaannya. Pengendalian intern yang tercipta sangat penting bagi perusahaan yang laporan keuangannya harus diaudit oleh akuntan publik. Pengendalian intern ini selain mempengaruhi keandalan iinformasi juga akan mempengaruhi luasnya lingkup pengujian yang dilakukan oleh akuntan publik khususnya pengujian substantif yang tergantung pada pengendalian internyang didesain dan diterapkan oleh klien. Selain itu struktur pengendalian intern yang efektif akan sangat mempengaruhi risiko pengendalian yang harus diterapkan oleh auditor dalam mengaudit laporan keuangan kliennya dan banyak bukti yang harus dikumpulkan serta prosedur pengujian substantif atas saldo perusahaan klien. Oleh karena itu, dalam makalah ini kami menulis pembahasan terkait dengan audit pada siklus produksi, untuk menunjukkan seberapa pentingnya proses audit dilakukan terhadap siklus produksi serta pengujian pengendalian dan pengujian substantif yang akan dilakukan ada proses audit siklus produksi 1.2 RUMUSAN MASALAH Dari latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan beberapa rumusan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana sifat siklus produksi ? 2. Bagaimana aktivitas pengendalian pada transaksi pabrikasi ? 3. Bagaimana pengujian substantif dilakukan atas saldo persediaan ?



Pengauditan 2 | Modul Gabungan



78



1.3TUJUAN PENULISAN Adapun tujuan dari makalah ini, yaitu : 1. Untuk mengetahui sifat siklus produksi. 2. Untuk mengetahui aktivitas pengendalian pada transaksi pabrikasi. 3. Untuk mengetahui pengujian substantif yang dilakukan atas saldo persediaan



1.4MANFAAT PENULISAN Manfaat penulisan makalah ini antara lain : 1. Bagi Dosen mata kuliah Pengauditan II Sebagai bahan penilaian kelompok terkait tugas presentasi mengenai audit siklus produksi 2. Bagi Mahasiswa/Pembaca Sebagai referensi belajar terkait materi auditan siklus produksi 3. Bagi Penyusun Sebagai sarana bagi penyusun untuk belajar dan lebih mendalami materi pengauditan siklus produksi



A. SIFAT SIKLUS PRODUKSI Merencanakan Audit Atas Siklus Produksi Siklus produksi (production cycle) berhubungan dengan konversi bahan baku menjadi barang jadi. Siklus ini meliputi perencanaan serta pengendalian produksi dari jenis-jenis dan kuantitas barang yang akan diproduksi, tingkat persediaan yang akan dipertahankan, serta transaksi dan peristiwa yang berkaitan dengan proses pabrikasi. Transaksi yang terjadi dalam siklus ini dimulai pada saat bahan baku diminta untuk produksi, dan berakhir ketika barang yang diproduksi ditransfer ke barang jadi. Transaksi yang terjadi dalam siklus ini disebut sebagai transaksi pabrikasi(manufacturing transactions). Siklus produksi saling berkaitan dengan tiga siklus lain berikut ini : (1) siklus pengeluaran dalam pembelian bahan baku dan pembayaran berbagai biaya overhead, (2) siklus jasa personalia dalam pembayaran biaya tenaga kerja pabrik, dan (3) siklus pendapatan dalam penjualan barang jadi. Interaksi diantara siklus-siklus ini dan akun-akun utama yang dipengaruhi oleh transaksi pabrikasi diperlihatkan dalam gambar 2-1.



Pengauditan 2 | Modul Gabungan



79



Sumber : Boynton,2003



Disini harus diperhatikan bahwa pengkreditan ke bahan baku, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrikasi, pendebetan ke persediaan barang dalam proses, dan ayat jurnal yang dibuat untuk mencatat perpindahan biaya produksi yang sudah selesai dari barang dalam proses ke barang jadi, berasal dari transaksi pabrikasi pada siklus produksi. Terakhir, walaupun biasanya dianggap sebagai transaksi siklus pendapatan, namun pemindahan biaya dari barang jadi yang diproduksi ke harga pokok penjualan didasarkan atas data biaya yang terakumulasi dalam siklus produksi.



Tujuan Audit Dua kelompok tujuan audit akan dibahas dalam bagian ini : (1) tujuan audit atas kelompok transaksi yang berkaitan dengan transaksi pabrikasi dan (2) tujuan audit atas saldo akun yang berkaitan dengan saldo persediaan serta harga pokok penjualan. Tujuan audit tertentu dalam setiap kelompok ini dapat dilihat dalam Gambar 2-2. Untuk menghindari tumpang tindih, maka pembahasan mengenai tujuan audit atas saldo akun dan prosedur audit yang berkaitan dengan persediaan yang dibeli telah ditangguhkan ke siklus pengeluaran agar bias dibahas dalam bab ini dengan persediaan yang diproduksi. Demikian pula, pembahasan mengenai tujuan audit dan prosedur audit yang berkaitan dengan harga pokok penjualan telah ditangguhkan ke bab siklus pendapatan, menunggu pembahasan tenang asal mula biaya-biaya semacam itu melalui transaksi pembelian dalam bab siklus pengeluaran dan transaksi pabrikasi Pengauditan 2 | Modul Gabungan



80



dalam bab ini. Jadi, sebagian bukti yang diperoleh mengenai tujuan yang berkaitan dengan transaksi pembelian dan penjualan yang masing-masing telah dibahas dalam materi sebelumnya, adalah relevan untuk memenuhi tujuan audit atas saldo akun yang akan disajikan dalam Gambar 2-2. Beberapa contoh spesifik akan disaikan dalam bagian berikut yang membahas metodologi audit untuk memenuhi tujuan tersebut. Kategori



Tujuan Audit atas Kelompok



Tujuan Audit atas Saldo



Asersi



Transaksi



Akun Persediaan yang tercetak dalam



Transaksi pabrikasi yang dicatat menyajikan bahan, tenaga kerja, Keberadaan



dan overhead yang ditransfer ke



atau keterjadian



produksi yang sudah selesai ke barang jadi



selama periode



berjalan (EO1).



neraca secara fisik ada (EO2). Harga



pokok



menunjukkan barang



penjualan



harga



yang



(dijual)



pokok



dikirimkan



selama



periode



berjalan (EO3). Persediaan mencakup semua bahan,



produk,



perlengkapan



dan



yang



ada



di



Semua transaksi pabrikasi yang tangan pada tanggal neraca Kelengkapan



terjadi selama periode berjalan (C2). sudah dicatat (C1).



Harga



pokok



mencakup transaksi



penjualan



dampak



semua



penjualan



selama



periode berjalan (C3). Entitas



memegang



ha



katas



Hak dan



persediaan yang berasal dari



Kewajiban



transaksi pabrikasi yang dicatat



Penilaian atau



(RO1). Transaksi



alokasi



dijurnal, dibukukan



pabrikasi



dengan benar. (VA1).



milik atas persediaan pada tanggal neraca (RO2).



telah Persediaan



diikhtisarkan, atau



Entitas pelapor memegang hak



telah



dinyatakan



dan dengan tepat pada harga yang



diposting terendah antara harga pokok dan harga pasar (VA2). Harga



poko



didasarkan metode berlaku



penjualan



pada



arus



penerapan



biaya



secara



Pengauditan 2 | Modul Gabungan



yang



konsisten 81



(VA3). Persediaan (PD2) dan harga pokok penjualan (PD3) telah Rincian Penyajian dan pengungkapan



transaksi



pabrikasi diidentifikasikan secara tepat



mendukung penyajiannya dalam dalam laporan keuangan. laporan



keuangan



termasuk Pengungkapan



klasifikasi



dan berhubungan



pengungkapannya (PD1).



yang dengan



dasar



penilaian dan pengagunan dan peminjaman persediaan sudah memadai (PD4).



Menggunakan Pemahaman Tentang Bisnis Dan Industri Untuk Mengembangkan Strategi Audit Pemahaman tentang bisnis dan industri klien akan membantu auditor dalam merancang program audit yang efektif dan efisien. Bagi banyak perusahaan persediaan pabrikasi merupakan proses inti, dan kemampuan entitas itu untuk menghasilkan laba serta arus kas akan tergantung pada seberapa baik proses pabrikasi ini dikelola. Bagi banyak perusahaan distribusi dan eceran, manajemen persediaan merupakan hal yang penting untuk mencapai keberhasilan. Pada saat mengaudit sebuah perusahaan pabrikasi, auditor biasanya ingin memahami intensivitas modal dari proses pabrikasi, di samping bauran bahan baku dan tenaga kerja yang diperlukan dalam proses pabrikasi itu. Suatu proses yang terutama bersifat padat modal, seperti penyulingan minyak, biasanya mempunyai jumlah biaya tetap yang signifikan yang memerlukan volume yang cukup besar untuk menjamin profitabiitas. Pemahaman ini merupakan hal yang penting dalam mengevaluasi kelayakan hasil-hasil keuangan yang dilaporkan, tetutama pada saat mengevaluasi tujuan audit seperti keberadaan persediaan, penilian persediaan baik pada biaya historis maupun nilai realisasi bersih, apakah klien memegang hak kepemilikan atas persediaan, serta masalah penyajiaan dan pengungkapan. Persediaan sebenarnya tidak material bagi industri-industri seperti industri hotel dan sekolah. Kedua industri ini merupakan industri jasa, dan audit atas persediaan biasanya tidak signifikan terhadap keseluruhan strategi audit dalam kedua industri itu. Akan tetapi, dalam mengaudit toko eceran, pabrikan peralatan rumah Pengauditan 2 | Modul Gabungan



82



tangga, dan pabrikan komputer, audit atas persediaan merupakan proses inti yang material dan sangat penting bagi keberasilan entitas bersangkutan. Gambar 2-3 mengikhtisarkan beberapa data kunci yang penting bagi industri ini. Dalam setiap kasus, unsur persediaan merupakan hal yang material terhadap neraca suatu entitas atau perusahaan.walaupun demikian, setiap industri memiliki sifat yang unik dalam hal jumlah hari yang diperlukannya untuk memutar persediaan. Selain itu, dalam setiap kasus, jumlah industri tersebut, sehingga sangat penting untuk memahami keadaan klien mengenai kewajaran penyajian laporan keuangan. Pada saat mengevaluasi kewajaran laporan keuangan, auditor biasanya akan mengevaluasi harga pokok penjualan dan margin kotor ketika mengaudit persediaan. Auditor harus menyadari bahwa jika persediaan ditetapkan terlalu tinggi maka harga pokok penjualan akan ditetapkan terlalu rendah dan margin kotor ditetapkan lebih tinggi. Salah saji yang sama yang menetapkan harga pokok penjualan terlalu rendah dan menetapkan persediaan terlalu tinggi akan menetapkan jumlah hari perputaran persediaan terlalu tinggi serta membuatnya terlihat memerlukan waktu yang lebih lama untuk memutar persediaan daripada sebelumnya. Karena pentingnya persediaan bagi kewajaran penyajian bagi sebagian besar pabrikan, pedagang grosir, dan pedagang eceran, maka auditor dapat menggunakan prosedur analitis untuk mengidentifikasi bidang-bidang yang bermasalah. Karena signifikannya jumlah transaksi persediaan yang dilakukan oleh entitas-entitas ini, maka auditor akan sering menekankan pada pendekatan penilaian tingkat risiko pengendalian yang lebih rendah dalam situasi-situasi tersebut. Gambar 2-3 Ikhtisar Statistik Industri Tertentu Jumlah Hari



Median



Jumlah Hari



Jumlah Hari



Persediaan



Perputaran



Perputaran



sebagai % dari



Persediaan



Persediaan



Total Aktiva



(Kuartil Atas)



(Median)



Toko eceran Pabrikan



27%



15 hari



21 hari



Bawah) 29 hari



peralatan rumah



32%



50 hari



78 hari



126 hari



tangga Pabrikan



24%



29 hari



47 hari



110 hari



Industri



Pengauditan 2 | Modul Gabungan



Perputaran Persediaan (Kuartil



83



komputer Materialitas, Risiko Inheren, dan Prosedur Analitis Materialitas Gambar 2-3 mengilustrasikan pentingnya persediaan bagi pabrikan dan pedagang eceran. Bagi entitas-entitas ini persediaan adalah unsur yang material dan audit atas persediaan merupakan hal yang penting untuk mencapai pendapat tentang kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan. Alokasi materialitas ke akun-akun yang dipengaruhi oleh transaksi dalam siklus ini akanbervariasi menurut beberapa pertimbangan. Pertimbangan utama dalam megevaluasi alokasi materialitas adalah penentuan besarnya salah saji yang akan mempengaruhi



keputusan



pemakai



laporan



keuangan



yang



berakal



sehat.



Pertimbangan sekunder adalah hubungannya dengan biaya untuk mendeteksi kesalahan. Umumnya audit atas persediaan, termasuk mengamati keberadaan danmengaudit ketepatan penilaian persediaan, memerlukan banyak biaya. Akibatnya, auditor biasanya akan mengalokasikan suatu jumlah yang signifikan dari keseluruhan materialitas ke audit persediaan, tanpa melebihi jumlah yang ia anggap akan mempengaruhi analisis pemakai laporan keuangan. Risiko Inheren Risiko inheren dari terjadinya salah saji dalam laporan keuangan yang disebabkan oleh transaksi persediaan pada jaringan hotel atau distrik sekolah relatif rendah, karena persediaan bukan merupakan bagian dari proses inti entitas itu. Namun, untuk pabrikan, pedagang grosir, atau pedagang eceran, persediaan dapat bernilai sebesar atau mendekati maksimum karena alasan-alasan berikut ini : 



Volume transaksi pembelian, pabrikasi, dan penjualan yang mempengaruhi akunakun ini biasanya tinggi, sehingga meningkatkan peluang terjadinya salah saji.







Seringkali terjadi masalah yang diperdebatkan seputar identifikasi, pengukuran, dan alokasi-alokasi biaya yang dapat dimasukkan dalam persediaan seperti bahan, tenaga kerja, dan overhead pabrik tak langsung, biaya produk gabungan, disposisi varian biaya, akuntansi untuk bahan sisa dari proses produksi, dan masalah akuntansi biaya lainnya.







Sangat beragamnya jenis persediaan kadang-kadang mengharuskan digunakannya prosedur khusus untuk menentukan kuantitas persediaan, seperti volume Pengauditan 2 | Modul Gabungan



84



geometrik timbunan persediaan, fotografi dari udara, dan estimasi kuantitas oleh seorang pakar. 



Persediaan seringkali disimpan di berbagai lokasi, sehingga menambah kesulitan yang berhubungan dengan penyelenggaraan pengendalian fisik terhadap pencurian dan kerusakan, serta akuntansi yang tepat untuk barang dalam perjalanan di antara lokasi-lokasi itu.







Sangat beragamnya jenis persediaan mungkin saja menimbulkan masalah khusus dalam menentukan kualitas dan nilai pasarnya.







Persediaan sangat rentan terhadap pembusukan, keusangan, dan faktor-faktor lain seperti kondisi ekonomi umum yang dapat mempengaruhi permintaan serta kemampuan menjual, dan dengan demikian mempengaruhi ketepatan penilaian persediaan itu.







Persediaan mungkin dijual dengan perjanjian retur atau pembelian kembali



Prosedur Analitis Prosedur analitis adalah prosedur yang murah dari segi biaya dan dapat membuat auditor waspada terhadap potensi terjadinya salah saji. Seperti disebutkan di atas, jika laporan keuangan yang disajikan untuk audit memperlihatkan kecenderungan naiknya margin laba yang disertai dengan naiknya jumlah hari perputaran persediaan, maka persediaan mungkin tetap ditetapkan terlalu tinggi. Ini akan memperingatkan akan masalah pisah-batas yang dapat menyebabkan persediaan ditetapkan terlalu tinggi. Gambar 2-4 menyajikan beberapa contoh prosedur analitis beserta penjelasan mengenai masalah yang dapat diidentifikasi. Jika persediaan bersifat material bagi audit laporan keuangan, maka auditor tidak boleh menganggap bahwa prosedur analitis merupakan pengganti untuk pengujian rincian lainnya, tetapi prosedur ini bisa sangat efektif dalam memusatkan perhatian audit di mana salah saji mungkin terjadi. Gambar 2-4 Prosedur Analitis yang Biasa Digunakan untuk Mengaudit Siklus Produksi



Rasio



Rumus



Signifikansi Audit



Jumlah hari



Rata-rata hutang persediaan :



Pengalaman sebelumnya



perputaran



harga pokok penjualan X 365



mengenai hari perputaran



persediaan



persediaan digabungkan dengan pengetahuan tentang harga pokok penjualan akan bermanfaat dalam Pengauditan 2 | Modul Gabungan



85



mengestimasi tingkat persediaan tahun berjalan. Perpanjangan periode ini dapat mengindikasikan masalah eksistensi atau keberadaan, atau masalah dalam menentukan nilai yang terendah antara harga pokok Pertumbuhan



((persediaann : persediaann-1) -



danharga pasar. Rasio yang lebih besar dari 1,0



persediaan terhadap



1) : ((harga pokok penjualann



menunjukkan bahwa pesediaan



pertumbuhan harga



– harga pokok penjualann-1) –



tumbuh lebih cepat daripada



pokok penjualan



1)



penjualan. Rasio yang besar dapat menunjukkan kemungkinan adanya masalah keusangan



Barang jadi yang



Kuantitas barang jadi :



persediaan. Berguna dalam mengestimasi



diproduksi terhadap



kuantitas bahan baku



efisiensi proses pabrikasi. Dapat



bahan baku yang



membantu dalam mengevaluasi



digunakan Barang jadi yang



Kuantitas barang jadi :



kewajaran biaya produksi. Bermanfaat dalam mengestimasi



diproduksi terhadap



kuantitas tenaga kerja



efisiensi proses pabrikasi. Dapat



tenaga kerja



langsung



membantu dalam mengevaluasi



langsung Produk yang cacat



Jumlah produk cacat sebagai



kewajaran biaya produksi. Bermanfaat dalam mengestimasi



per juta



persentase dari setiap juta



efektivitas proses pabrikasi.



yang diproduksi



Dapat membantu dalam mengevaluasi kewajaran biaya prosuksi dan beban garansi



Pertimbangan Komponen Pengendalian Internal Seperti dalam kasus siklus pendapatan dan pengeluaran, aspek-aspek dari kelima komponen sistem pengendalian internal suatu entitas dapat diterapkan pada transaksi pabrikasi dalam suatu produksi. Misalnya, dalam komponen lingkungan pengendalian, struktur organisasi harus mencakup pejabat yang bertanggung jawab atas produksi secara keseluruhan. Dengan menduduki jabatan seperti wakil direktur operasi, Pengauditan 2 | Modul Gabungan



86



pabrikasi, atau produksi, orang ini biasanya mempunyai wewenang atas departemen perencanaan serta pengendalian produksi dan setiap departemen pabrikasi. Filosofi dan gayaoperasi manajemen juga mencakup pendekatannya terhadap pengambilan serta pemantauan risiko bisnis yang berhubungan dengan keputusan produksi dan tingkat persediaan. Sementara itu, kebijakan serta praktik sumber daya manusia entitas tersebut yang berkaitan dengan para karyawan departemen produksi dapat secara signifikan mempengaruhi penggunaan, dan pertangungjawaban atas, faktor-faktor produksi. Sebagai bagian dari penilaian risiko, manajemen harus memperhatikan risiko yang dibahas dalam bagian terdahulu mengenai risiko inheren dan merancang pengendalian yang sesuai. Sebagai contoh, jika emas digunakan dalam proses pabrikasi, maka eas itu harus dikendalikan secara cermat dan sering dihitung mengingat nilai bahan baku tersebut. Sistem akuntansi untuk persediaan mencakup penggunaan akun pengendali dan catatan pendukung seperti file produk atau file induk. Untuk perusahaan pabrikasi, ada catatan pterpisah untuk persediaan bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi. Sistem yang digunakan oleh suatu entitas dapat mencakup sistem biaya pesanan serta proses, dan baik biaya aktual maupun standar mungkin dicatat. Dalam sistem biaya pesanan, biaya pabrikasi diakumulasi menurut pesanan dan akun barang dalam proses didukung oleh setiap catatan biaya pesanan. Dalam sistem biaya proses, biaya diakumulasi menurut departemen atau proses. Dokumen, catatan, dan file komputer khusus yang biasanya ditemukan dalam sistem-sistem ini akan dibahas pada bagian berikutnya. Berbagai aktivitas pengendalian yang berkaitan dengan transaksi pabrikasi, termasuk penggunaan anggaran dan review kinerja, akan dibahas pada bagian selanjutnya dari bab ini. Pemantauan pengendalian oleh manajemen dalam siklus produksi meliputi umpan balik dari pelanggan tentang kualitas produk dan ketepatn waktu pengiriman, serta penggunaan auditor internal untuk menilai efektivitas pngendalian biaya, akurasi data biaya, dan pengendalian fisik atas persediaan.



B. AKTIVITAS PENGENDALIAN – TRANSAKSI PABRIKASI Dokumen Dan Catatan Yang Umum 



Perintah Produksi (production order). Formulir yang menunjukkan kuantitas dan jenis barang yang akan dibuat. Suatu perintah produksi mungkin berkaitan dengan suatu pesanan atau proses yang berkelanjutan. Pengauditan 2 | Modul Gabungan



87







Slip kebutuhan bahan (material requirement report). Berisi daftar bahan baku dan komponen yang diperlukan untuk memenuhi perintah produksi.







Slip pengeluaran bahan (materials issue slip). Otorisasi tertulis dari departemen produksi kepada gudang penyimpanan untuk mengeluarkan bahan untuk digunakan berdasarkan perintah produksi yang telah disetujui.







Tiket waktu (time ticket). Catatan waktu kerja seseorang karyawan atas pekerjaan tertentu.







Tiket perpindahan (move ticket). Pemberitahuan yang mengotorisasi perpindahan fisik barang dalam proses diantara departemen produksi, dan diantara barang dalam proses serta barang jadi.







Laporan aktivitas Produksi harian (daily production activity report). Laporan yang menunjukkan bahwa pekerjaan atas sebuah perintah produksi sudah diselesaikan.







Buku besar pembantu atau file induk persediaan (catatan persediaan perpetual). Catatan yang diselenggarakan terpisah untuk bahan baku, barang dalam proses dan barang jadi. Catatan ini berisi informasi tentang unit dan biaya yang ditambahkan ked an dikurangkan dari masing-masing akun persediaan, serta unitunit yang ada ditangan dan biaya terkait yang membentuk saldo persediaan pada suatu titik waktu.







File induk biaya standar (standar cost master file). File komputer yang berisi biaya standar.







File induk persediaan bahan baku (raw-materias inventory master file). File komputer yang memuat jumlah biaya aktual barang dalam proses. File ini digunakan untuk menyusun laporan produksi harian.







File induk persediaan barang jadi (finished goods mater file). File komputer yang berisi jumlah total biaya-biaya produksi. File ini dapat digunakan sebagai persediaan perpetual untuk barang jadi.



Fungsi-Fungsi Pengendalian Yang Terkait



Pengauditan 2 | Modul Gabungan



88



Pelaksanaan dan pencatatan transaksi pabrikan serta pengamatan persediaan melibatkan fungsi-fungsi pabrikasi berikut ini: 1. Memulai produksi: 



Merencanakan dan mengendalikan produksi







Mengeluarkan bahan baku



2. Memindahkan barang: 



Memproses barang dalam produksi







Memindahkan pekerjaan yang sudah selesai kebarang jadi.







Melindungi persediaan.



3. Mencatat transaksi pabrikasi dan persediaan: 



Menentukan dan mencatat biaya-biaya pabrikasi.







Menjaga kebenaran saldo-saldo persediaan.



Pelaksanaan fungsi-fungsi ini melibatkan beberapa departemen seperti perencanaan dan pengendalian produksi, bagian pembelian (bahan baku), departemen produksi, pencatatan waktu (time keeping), barang jadi, TI, akuntansi biaya, dan akuntansi umum. Seperti halnya pengedalian lainnya, harus ada pemisahan tugas antara pelaksanaan dan pencatatan transaksi pabrikasi serta penyimpanan persediaan pabrikasi. Pengendalian yang berkaitan dengan pencatatan transaksi persediaan penting dalam menilai risiko pengendalian untuk asersi hak dan kewajiban, penilaian alokasi, serta penyajian dan pengungkapan untuk transaksi dan persediaan pabrikasi. Gambar pada tabel dibawah mengikhtisarkan contoh prosedur-prosedur pengendalian yang berhubungan dengan setiap fungsi tersebut Pengendalian komputer Fungsi



Potensi salah



(Pengendalian manual



Memulai



saji dicetak miring) Mungkin telah Persetujuan atas perintah



produksi



diperintahkan



Merencankan



produksi yang perencanaan



produksi



dalam



EO1



C1



RO1



VA1



P



dan



Pengauditan 2 | Modul Gabungan



89



PD1



dan



berlebihan



pengendalian produksi



Mengeluarkan



Penggunaan



Disyaratkan adanya slip



bahan baku



bahan



mengendalika n produksi



baku pengeluaran bahan yang



tanpa otorisasi



telah



P



ditandatangani



untuk semua bahan yang dikeluarkan keproduksi.



Komputer



D



memperhitungkan



slip



pengeluaran bernomor



D



bahan urut



merekosiliasi



dan



slip



itu



dengan pencatatan dalam Perpindahan



Jumlah



Barang



tenaga



Memproses



langsung



laporan produksi harian jam Komputer kerja membandingkan



P



jam produksi (atau tiket



barang dalam mungkin tidak waktu) produksi



jumlah



untuk



mencatat



dibebankan ke jam tenaga kerja langsung perintah



dalam laporan produksi



produksi



harian.



D



D



Komputer memperhitungkan jumlah jam yg dibebankan pada Memindahkan



Personil



laporan produksi harian. Tanda tangan personil



pekerjaan



dibagian



gudang barang jadi pada



yang selesai



sudah barang ke mungkin



P



jadi tiket pemindahan terakhir atas penerimaan barang. Pengauditan 2 | Modul Gabungan



90



persediaan



menyatakan



barang jadi



bahwa



barang



belum diterima Komputer dari



bagian memperhitungkan



produksi



perpindahan



tiket



persediaan



dan merekonsiliasi dengan catatan



pada



produksi



yang



selesai. Penggunaan



Melindungi



Persediaan



persediaan



mungkin telah terkunci



dengan



dicuri



pada



dari dibatasi



gudang



laporan sudah gudang



P



akses personil



yang mendapat otorisasi saja P



Barang



dalam Pemanfaatn



proses



tenaga



penjagaan pabrik.



mungkin telah dicuri



atau



salah



jalan



D



D



selama produksi.



Tiket



perpindahan



persediaan ditandatangani



yang untuk



mengendalikan perpindahan sepanjang



barang departemen



produksi, dan tiket itu direkonsiliasi



dengan



laporan produksi harian dan laporan produksi yang sudah selesai. Mencatat Transaksi Pabrikasi dan Persediaan Menentukan Biaya pabrikasi Penggunaan bagan akun; Pengauditan 2 | Modul Gabungan



P 91



P



dan mencatat mungkin



pelaporan



biaya



dicatat dengan pabrikasi



pabrikasinya



jumlah



yang waktu



salah.



data



biaya



yang



tepat



untuk



kinerja



menelaah manajemen



termasuk



pembandingan



anggaran.



D



D



D



Biaya pabrikasi Komputer langsung yang membandingkan dialokasikan



data



laporan produksi harian



kebarang dalam dengan dokumen sumber proses mungkin yang



mendasari



tidak



dicatat perpindahan



atau



dicatat dan kartu waktu).



(tiket



persediaan D



D



D



D



dengan jumlah yang salah. Mungkin telah diterapkan



Persetujuan



manajemen



biaya overhead atas tariff overhead dan atau



biaya biaya standar; pelaporan



standar



yang data biaya pabrikasi yang



tidak tepat.



tepat



waktu



untuk



menelaah



kinerja



manajemen dan invetigasi varians. Biaya produksi yang



sudah Komputer membaningkan



disesuaikan



data laporan produksi yang



mungkin tidak sudah dipindahkan kebarang



selesai



dokumen



dengan



sumber



jadi mendasarinya



yang (tiket



atau



perpindahan



persediaan



dipindahkan



dan kartu waktu). Pengauditan 2 | Modul Gabungan



92



dengan jumlah yang salah. Menjaga



Kuantitas



Perhitungan



persediaan



kebenaran



persediaan



periodic yang independen;



saldo-saldo



yang



persediaan



mungkin tidak catatan



D



D



D



D



tercatat perbandingannya dengan



sesuai



tentang



jumlah



dengan dan kepemilikan.



kuantitas persediaan yang



ada



ditangan



D Komputer



mengecek



kesesuaian antara catatan Nilai



tercatat tambahan dan akun-akun



persediaan dalam



pengendali. buku



besar pembantu atau file induk mungkin tidak sesuai



D



dengan



akun-akun pengendali.



Inspeksi



kondisi



persediaan



secara



Persediaan



periodic; laporan aktivitas



mungkin



persediaan periodic untuk



dicatat dengan menelaah jumlah



yang manajemen.



melebihi



nilai



pasar.



D



D



D



D



kinerja



Pengendalian Manajemen Tingkat manajemen yang



Manajemen



berwenang



mungkin tidak tingkat



memantau



produksi,



biaya



Pengauditan 2 | Modul Gabungan



93



D



bertanggungja wab



atas tingkat



pengelolaan sumber



produksi, dan kewajaran persediaan



dibandingkan



dengan



daya volume penjualan.



persediaan, sehingga menimbulkan berbagai salah saji



dalam



laporan keuangan. Semua pengendalian komputer mengasumsikan bahwa pengecualian/penyimpangan dicetak dalam laporan pengecualian untuk ditindaklanjuti atau bahwa suatu pesan terjadinya kesalahan telah muncul selama pemasukan data serta transaksi itu tidak dapat diproses tanpa koreksi atau akseptansi. P= pengendalian yang potensial untuk mencegah salah saji atau penggunaan sumber daya tanpa otorisasi. D=pengendalian yang potensial untuk mendeteksi salah saji atau penggunaan sumber daya tanpa otorisasi Gambar 2-5 Pertimbangan Risiko Pengendalian-Transaksi Pabrikasi Sumber : Boynton :2003



 Memulai Produksi 1. Merencanakan dan Mengendalikan Produksi Otorisasi produksi dibuat dalam departemen perencanaan dan pengendalian produksi berdasarkan pesanan yang diterima dari pelanggan atau analisis peramalan penjualan serta kebutuhan persediaan. Pendokumentasian otorisasi ini dilakukan dengan menerbitkan perintah produksi bernomor urut. Teknologi informasi atau cara lain, harus digunakan untuk mempertanggungjawabkan seluruh perintah produksi yang dikeluarkan dan pecatatan akhirnya tentang biaya pabrikasi. Sebuah laporan kebutuhan bahan juga disiapkan yang menunjukkan bahan dan komponen yang diperlakukan serta yang ada ditangan. Apabila pesanan harus dilakukan kepada pemasok, maka salinan laporan ini akan dikirimkan ke sebagian pembelian. Pengauditan 2 | Modul Gabungan



94



Depertemen perencanaan dan pengendalian produksi juga bertanggung jawab untuk memantau penggunaan bahan dan tenaga kerja, serta memantau kemajuan perintah produksi sampai diselesaikan dan dipindahkan kebarang jadi. Penelaah atas laporan aktivitas produksi harian dan laporan produksi yang sudah selesai sangat penting dalam memenuhi tanggung jawab ini



2. Mengeluarkan Bahan Baku Gudang akan menyerahkan bahan baku kebagian produksi setelah menerima slip pengeluaran bahan (atau permintaan) yang dibuat oleh departemen produksi. Slip ini menunjukkan kuantitas dan jenis bahan yang diminta serta nomor perintah produksi yang harus dibebani. Setiap slip harus ditandatangani oleh penyedia atau pekerja produksi yang berwenang. Teknologi informasi, atau cara lain, harus digunakan untuk mencocokan slip pengeluaran bahan dengan perintah produksi dan pencatatan akhirnya tentang biaya pabrikasi. Sebuah ikhtisar harian mengenai penggunaan bahan biasanya disiapkan sebagai salah satu komponen laporan aktivitas produksi harian yang digunakan dalam perencanaan dan pengendalian produksi.  Perpindahan Barang 1. Memproses Barang dalam Memproduksi Tenanga kerja yang digunakan untuk mengerjakan perintah produksi tertentu dicatat dalam tiket waktu; fungsi pencatatan waktu ini juga bisa dilakukan dengan mengharuskan karyawan memasukkan tanda pengenal mereka kedalam terminal komputer, kemudian mengetikkan nomor perintah produksi setiap kali mereka memulai atau berhenti mengerjakan suatu pesanan. Dalam kedua cara itu, suatau ikhtisar harian mengenai penggunaan tenaga kerja biasanya disiapkan dari data catatan waktu sebagai komponen laporan aktivitas produksi harian. Ketika pekerjaan atas suatu perintah produksi sudah selesai dalam satu departemen dan barangnya sudah lulus inspeksi, maka pemindahan barang itu ke departemen berikutnya akan diotorisasi dengan sebuah tiket perpindahan yang harus ditandatangani oleh departemen yang menerima barang itu. Teknologi informasi, atau cara lain, harus mencocokkan tiket waktu dan tiket perpindahan dengan pencatatan akhrinya tentang biaya pabrikasi. Pengauditan 2 | Modul Gabungan



95



2. Memindahkan Pekerjaan yang Sudah Selesai ke Barang Jadi Apabila pembuatan suatu pesanan sudah selesai dan barangnya sudah lulus Inspeksi akhir, maka disusunlah sebuah laporan produksi yang sudah selesai. Barang itu kemudian dikirimkan ke gudang barang jadi, yang menerima tanggung jawab atas barang itu dengan menandatangani tiket perpindahan akhir.



3. Melindungi Persediaan Persediaan pabrikasi sangat rentan terhadap pencurian dan kerusakan. Penyimpanan persediaan bahan baku dan barang jadi dalam ruang kunci terkunci dengan akses yang terbatas pada orang-orang yang diberi otorisasi merupakan hal yang penting dalam melindungi aktiva ini. Proteksi terhadap barang dalam proses dapat dilakukan dengan mengawasi daerah produksi oleh penyelia dan petugas keamanan pabrik, pembrian label pada barang, dan penggunaan tiket pepindahan bernomor urut untuk mengendalikan perpindahan barang dalam proses disekitar pabrik.  Mencatat Transaksi Pabrikasi Dan Persediaan a. Menentukan dan Mencatat Biaya Pabrikasi Fungsi ini menyangkut hal-hal berikut ini: 



Membebankan bahan langsung dan tenaga kerja langsung kebarang dalam proses.







Mengenakan overhead pabrikasi ke barang dalam proses.







Memindahkan biaya diantara departemen produksi (menurut sistem biaya proses).



Untuk menghasilkan bahwa biaya pabrikasi telah dicatat dengan tepat, bagan akun harus menyediakan sejumlah akun yang diperlukan untuk mengklasifikasikan dan memantau biaya-biaya semacam itu secara layak. Selain itu, pelaporan data Pengauditan 2 | Modul Gabungan



96



biaya yang tepat waktu untuk digunakan dalam menelaah kinerja manajemen mengenai aktivitas produksi dan pengendalian biaya juga merupakan alat yang berguna untuk mendeteksi kesalahan klasifikasi ketika mencatat biaya pabrikasi. Laporan semcam itu biasanya mencakup perbandingan antara data aktual dan yang dianggarkan menurut berbagai klasifikasi biaya. Pengendalian tambahan terhadap pencatatan biaya pabrikasi meliputi :  Pengecekan independen atas kesesuaian ayat jurnal untuk pengalokasian biaya pabrikasi ke barang dalam proses dengan data mengenai penggunaan bahan dan tenaga kerja dalam laporan aktivitas produksi harian.  Pengecekan independen atas kesesuaian ayat jurnal untuk transfer barang dalam proses ke barang jadi dengan data yang ada dalam laporan produksi yang sudah selesai. b. Mempertahankan Kebenaran Saldo-saldo Persediaan Mempertahankan kebenaran saldo-saldo persediaan melibatkan tiga aktivitas. Pertama, harus dilakukan perhitungan periodik yang independen terhadap persediaan yang ada ditangan dan pembandingan dengan kuantitas yang tercatat menurut catatan persediaan perpetual. Pembandingan ini dapat mengungkapkan kuantitas yang dicatat tetapi sudah tidak ada lagi, catatan kuantitas ditangan tidak lengkap, atau jenis-jenis persediaan yang salah diklasifikasikan dalam catatan. Kedua, harus dilakukan pengecekan periodik yang independen terhadap kesesuaian antara jumlah dolar yang tercatat dalam file induk persediaan bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi dengan masing-masing akun pengendali buku besar umum. Ketiga, melalui inspeksi periodik terhadap kondisi persediaan dan penelaahan manajemen atas laporan aktivitas persediaan, penyesuaian untuk menrunkan nilai tercatat persediaan kenilai pasar harus dilakukan bila diperlukan. Sistem Ilustratif Untuk Pemrosesan Transaksi Pabrikan



Pengauditan 2 | Modul Gabungan



97



Gambar 2-6 Ilustrasi Pemrosesan Transaksi Pabrikan Sumber : Boynton :2003



Memperoleh Pemahaman Dan Menilai Risiko Pengendalian Dalam memperoleh dan mendokumentasikan pemahaman tentang bagian-bagian dari komponen pengendalian internal yang relevan dengan transakasi pabrikasi, auditor menggunakan prosedur yang sama sepeti pada kelompok transaksi lainnya. Prosedur ini meliputi review atas pengalaman sebelumnya dengan klien bersangkutan, jika ada, pengajuan pertanyaan kepada manajemen serta pengamatan personil produksi lainnya, pemeriksaan dokumen dan catatan produksi, serta pengamatan atas aktivitas dan kondisi produksi. Prosedur ini juga mencakup penggunaan kuesioner pengendalian internal, bagan arus, dan memorandum naratif. Ketika auditor merencakan untuk menilai risiko pengendalian yang sudah terprogram itu (misalnya, dengan menggunakan data pengujian), menguji pengendalian umum komputer, dan menguji prosedur tindak lanjut manual. Auditor biasanya akan menguji pengendalian manual melalui kombinasi antara pengajuan pertanyaan, observasi terhadap individu-individu yang sedang melaksanakan tugasnya, pemeriksaan dokumen dan laporan, serta pelaksanaan kembali beberapa aktivitas pengendalian oleh auditor sendiri. Pengauditan 2 | Modul Gabungan



98



Hasil dari setiap pengujian pengendalian ini harus didokumentasikan untuk membentuk dasar bagi penilaian risiko pengendalian akhir atas asersi signifikan yang berkaitan dengan transaksi pabrikasi. Evaluasi Hasil Pengujian Pengendalian Penaksiran risiko pengendalian untuk suatu asersi merupakan faktor penentu tingkat risiko deteksi yang dapat diterima untuk suatu asersi, yang pada gilirannya akan berdampak terhadap tingkat pengujian substantif yang direncanakan (yang mencakup sifat, saat, dan lingkup pengujian substantif) yang harus dilakukan untuk menyelesaikan audit. Jika risiko pengendalian ditaksir terlalu rendah, risiko deteksi dapat terlalu tinggi ditetapkan dan auditor dapat melaksanakan pengujian substantif yang tidak memadai sehingga auditnya tidak efektif. Sebaliknya, jika risiko pengendalian ditaksir terlalu tinggi, auditor dapat melakukan pengujian substantif melebihi dari jumlah yang diperlukan, sehingga auditor melakukan audit yang tidak efisien. Setelah memperoleh pemahaman atas kebijakan dan prosedur pengendalian intern yang relevan dengan pelaporan keuangan siklus produksi dan setelah menaksir risiko pengendalian untuk berbagai asersi akun yang terkait dengan siklus produksi (persediaan atau biaya), auditor harus membandingkan tingkat risiko pengendalian yang sesungguhnya atau final dengan tingkat risiko pengendalian yang direncanakan untuk asersi tersebut. Jika tingkat risiko pengendalian final sama dengan yang direncanakan, auditor dapat melanjutkan untuk mendesain pengujian substantif khusus berdasarkan tingkat pengujian substantif yang direncanakan. Jika tingkat risiko pengendalian final tidak sama dengan yang direncanakan, auditor harus mengubah tingkat pengujian substantif sebelum auditor mendesain pengujian substantif khusus untuk menampung tingakt risiko deteksi yang diterima. C. PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS SALDO PERSEDIAAN Audit atas saldo persediaan memerlukan perencanaan yang cermat dan investasi waktu, biaya, dan upaya audit yang sangat substansial. Guna memastikan bahwa pemeriksaan ini efisien dan efektif dalam mendapatkan bukti kompeten yang mencukupi, harus dipertimbangkan secara cermat penentuan tingkat risiko deteksi yang dapat diterima dan pernasangan pengujian substantif yang sesuai untuk asersi-asersi persediaan Tujuan Pengujian Substantif Terhadap Saldo Persediaan



Pengauditan 2 | Modul Gabungan



99



Gambar 2.7 Kerangka Tujuan Pengujian Substantif Terhadap Persediaan Sumber : Mulyadi, 2002



Rerangka tujuan pengujian substantif terhadap persedian dilukiskan pada gambar di atas. Dalam gambar tersebut terlihat bahwa tujuan utama pengujian substantive terhada persediaan adalah membuktikan bahwa saldo akun persediaan yang dicantumkan di neraca mencerminkan saldo akun Sediaan Produk Jadi, Sediaan Suku Cadang, Sediaan Bahan Habis Pakai Pabrik (factory supplies) yang sesungguhnya pada tanggal neraca tersebut. Untuk mencapai tujuan tersebut dirancang pengujian substantif yang digolongkan ke dalam lima kelompok : (1) prosedur audit awal, (2) prosedur analitis, (3) pengujian terhadap transaksi rinci, (4) pengujian terhadap saldo akun rinci, dan (5) verifikasi terhadap penyajian dan pengungkapan. Kelima kelompok pengujian substantif tersebut ditujukan untuk memverifikasi lima asersi manajemen yang terkandung dalam akun Modal Saham dan akun penilaiannya : (1) keberadaan dan keterjadian, (2) kelengkapan,(3) hak kepemilikan, (4) penilaian dan (5) penyajian dan pengungkapan Menentukan Risiko Deteksi untuk Pengujian Rincian Sesuai dengan model risiko audit, spesifikasi auditor mengenai tingkat risiko deteksi yang dapat diterima untuk pengujian rincian atas asersi-asersi persediaan akan Pengauditan 2 | Modul Gabungan



100



mencerminkan suatu hubungan terbalik dengan penilaian risiko inheren, risiko pengendalian, dan risiko prosedur analitis yang relevan yang berkaitan dengan asersiasersi itu. Penilaian risiko pengendalian yang relevan bervariasi menurut kelompok transaksi yang mempengaruhi akun persediaan tertentu seperti yang diperlihatkan dalam tabulasi berikut ini : KELOMPOK



KELOMPOK



AKUN



TRANSAKSI YANG



TRANSAKSI YANG



PERSEDIAAN



MEMPERBESAR



MEMPERKECIL



Persediaan



barang



dagang Bahan Baku



AKUN Pembelian



AKUN Penjualan



Pembelian



Transaksi



pembelian



yang mentransfer biaya Barang Proses



Barang Jadi



Dalam



Transaksi pabrikasi yang



bahan ke produksi Transaksi pabrikasi



mentransfer biaya bahan,



yang



tenaga



biaya dari akun ini ke



kerja,



dan



menstransfer



overhead dalam proses



akun



lainnya



proses atau barang jadi



Transaksi pabrikasi yang



lainnya Penjualan



mentransfer produksi



barang



dalam



biaya yang



sudah



selesai ke barang jadi Gambar 2-8 Kelompok Transaksi Yang Mempengaruhi Akun Persediaan Sumber : Boynton 2003



Jadi misalnya, dalam menilai risiko pengendalian untuk asersi eksistensi/keberadaan atau keterjadian pada persediaan barang dagang, auditor akan memperhitungkan penilaian risiko pengendaliannya untuk asersi eksistensi/keberadaan atau keterjadian bagi transaksi yang memperbesar saldo persediaan, dan asersi kelengkapan untuk transaksi penjualan yang memperkecil saldo persediaan Karena gabungan antara penilaian risiko inheren dan pengendalian seringkali paling tinggi untuk asersi keberadaan atau keterjadian dan penilaian atau alokasi atas saldo persediaan, maka tingkat risiko deteksi keseluruhan yang dapat diterima mungkin harus Pengauditan 2 | Modul Gabungan



101



diperkecil untuk asersi- asersi ini dibandingkan untuk yang lainnya. Hal ini selanjutnya akan mempengaruhi keputusan tentang perancangan pengujian substantif, dan bauran prosedur analitis serta pengujian rincian. Merancang Pengujian Substantif Kategori



Tujuan Audit Saldo Akun



Pengujian Substantif



Prosedur Awal 1. Memperoleh



EO#



pemahaman



C#



RO2



tentang



VA#



 2



bisnis dan indutri serta menentukan: a. Signifikansi harga pokok penjualan dan persediaan bagi entitas b. Penggerak ekonomi utama yang mempengaruhi penjualan,



harga



marjin



pokok



kotor,



dan



kemungkinan keusangan persediaan entitas. c. Sejauh



mana



klien



memiliki



persediaan konsinyasi (masuk atau keluar) d. Eksistensi komitmen pembelian dan konsentrasi



aktivitas



dengan



pemasok 2. Melaksanakan prosedur awal atas saldo dan catatan persediaan yang akan diuji lebih lanjut a. Menelusuri saldo awal persediaan ke kertas kerja tahun sebelumnya. b. Menelaah aktivitas dalam akun persediaan dan menyelidiki ayat jurnal yang tampak tidak biasa menyangkut



jumlah



atau



Pengauditan 2 | Modul Gabungan



102



PD#



sumbernya. c. Memverifikasi



total



catatan



perpetual dan skedul persediaan lainnya serta keseuaiannya dengan saldo akhir buku besar umum



Prosedur Analitis



 2,



3. Melaksanakan prosedur analitis a. Menelaah



pengalaman



dan



 2,3



 2,3



3



kecenderungan industri b. Memeriksa



analisis



perputaran



persediaan c. Menelaah persediaan pembelian,



hubungan



saldo



dengan



aktivitas



produksi



dan



penjualan terakhir. d. Membandingkan saldo persediaan dengan volume penjualan yang diantisipasi Pengujian



4. Atas dasar pengujian, memvouching √2,3



rincian



ayat jurnal dalam akun persediaan ke



transaksi



dokumentasi pendukungnya (misalnya,







√2,3



√2,3



faktur penjual, catatan biaya pabrikasi, laporan produksi yang sudah selesai, serta catatan penjualan dan retur penjualan). 5. Atas dasar pengujian, menelusuri data dari catatan pembelian,



pabrikasi,



 2,



 2,3







√2,3



3



produksi yang sudah selesai, dan penjualan ke akun persediaan. Pengauditan 2 | Modul Gabungan



103



6. Pengujian pisah-batas retur pembelian dan



√2,3







penjualan



perpindahan



(penerimaan), √2,3 barang melalui



departemen pabrikasi (routing), dan penjualan (pengiriman) Pengujian Rincian Saldo



7. Mengamati



penghitungan



fisik  2



 2



 2



 2



 2



persediaan yang dilakukan klien a. Memutuskan



waktu



dan



luas



pengujian b. Mengevaluasi kelayakan rencana perhitungan persediaan klien c. Mengamati



kecermatan



perhitungan klien dan melakukan pengujian penghitungan d. Mencari



indikasi



adanya



persediaan yang bergerak lambat, rusak, atau using e. Mempertanggungjawabkan semua label



persediaan



dan



lembar



perhitungan yang digunakan dalam perhitungan fisik 8. Menguji



akurasi



klerikal



daftar



persediaan a. Menghitung kembali total dan perkalian kuantitas dengan harga per unit b. Menelusuri pengujian perhitungan (dari butir 6c) ke daftar c. Memvouching persediaan dalam daftar ke label persediaan dan  2 lembar perhitungan d. Merekonsiliasi perhitungan fisik dengan catatan perpetual dan saldo Pengauditan 2 | Modul Gabungan



104



buku besar umum serta menelaah ayat jurnal penyesuaian 9. Menguji penetapan harga persediaan a. Memeriksa faktur penjual yang sudah dibayar untuk persediaan yang dibeli b. Memeriksa ketepatan tarif tenaga kerja langsung dan overhead, biaya standar, serta disposisi varians yang berhubungan



dengan



persediaan



yang diproduksi 10. Mengkonfirmasi persediaan pada lokasi di luar entitas 11. Memeriksa perjanjian dan kontrak



 2



konsinyasi.



√2 √ √



√2



√2



Pengauditan 2 | Modul Gabungan



105



Pengujian rincian :estimasi akuntansi



12. Mengevaluasi nilai realisasi bersih persediaan : saldo a. Memeriksa faktur penjualan setelah



 2



akhr tahun dan melakukan pengujian nilai terendah antara harga pokok dan harga pasar b. Membandingkan persediaan dengan katalog



penjualan



dan



laporan



penjualan tahun berjalan entitas c. Mengajukan pernyataan tentang persediaan yang bergerak lambat, berlebih, atau usang dan menentukan perlunya melakukan penurunan nilai persediaan d. Mengevaluasi



proses



manajemen



untuk mengestimasi nilai realisasi Pengauditan 2 | Modul Gabungan



106



bersih



persediaan



menggunakan



dengan pengalaman



sebelumnya e. Mengevaluasi nilai realisasi bersih persediaan



berdasarkan



informasi



tentang :  Kecenderungan industry  Kecenderungan perputaran 



persediaan Persediaan



tertentu



yang



bergerak lambat Prosedur



Observasi atas perhitungan peresediaan



akuntansi



fisik yang dilakukan pada langkah 7 di atas



Penyajian dan 13. Membandingkan penyajian laporan dengan GAAP pengungkapan



dalam







2,3, 4



a.



Mengkonfirmasi perjanjian penjaminan dan penggunaan persediaan b. Menelaah penyajian dan pengungkapan persediaan dalam konsep laporan keuagan dan menentukan kesesuaiannya dengan GAAP Gambar 2-9 :Pengujian Substantif yang Mungkin Dilakukan terhadap Asersi-Asersi Saldo Persediaan



Sumber : Boynton, 2003 Bukti yang diperoleh dari beberapa pengujian yang dapat diterapkan pada persediaan barang dagang dan pada persediaan barang jadi yang telah diproduksi juga berkaitan dengan tujuan untuk akun harga pokok penjualan yang bersesuaian, karena adanya hubungan timbal balik di antara akun-akun tersebut. Perhatikan bahwa terdapat banyak pengujian yang dapat diterapkan pada tujuan audit spesifik yang berkaitan dengan asersi eksistensi/keberadaan atau keterjadian, kelengkapan, serta penilaian atau alokasi. Prosedur Awal



Pengauditan 2 | Modul Gabungan



107



Salah satu prosedur awal yang penting menyangkut usaha untuk mendapatkan pemahaman tentang bisnis dan industri suatu entitas guna menetapkan konteks untuk mengevaluasi prosedur analitis dan pengujian rincian. Jika klien adalah pabrikan, maka penting untuk memahami bauran biaya tetap dan biaya variabel yang terlibat dalam proses pabrikasi. Jika suatu pabrikan bersifat padat modal, maka pabrikan itu akan memerlukan volume aktivitas yang tinggi, mungkin dengan beroperasi pada tingkat 80% hingga 90% dari kapasitas, untuk mencapai profitabilitas impas (breakeven). Jika entitas itu merupakan pengecer, maka penting untuk memahami sumber pasokan produk serta peran yang dimainkan klien dalam mata rantai distribusi ini. Auditor juga harus memahami pentingnya persediaan konsinyasi, apakah itu konsinyasi masuk atau konsinyasi keluar, bagi bisnis klien. Sebelum membuktikan apakah saldo sediaan yang dicantumkan oleh klien di neracanya sesuai dengan sediaan yang benar-benar ada pada tanggal neraca, auditor melakukan rekonsiliasi antara informasi persediaan yang dicantumkan di neraca dengan catatan akuntansi yang mendukungnya. Rekonsiliasi ini perlu dilakukan agar auditor memperoleh keyakinan bawa informasi persediaan yang dicantumkan di neraca didukung dengan catatan akuntansi yang dapat dipercaya. Oleh karena itu, menurut Mulyadi (2002 : 268) auditor melakukan lima prosedur berikut ini dalam melakukan rekonsiliasi informasi di neraca dengan catatan akuntansi yang bersangkutan : 1. Menelusuri saldo persediaan yang tercantum di neraca ke saldo akun persediaan yang bersangkutan di dalam buku besar 2. Hitung kembali saldo akun sediaan di buku besar 3. Telusuri saldo awal akun persediaan ke kertas kerja tahun yang lalu 4. Telusuri posting pendebitan dan pengkreditan akun persediaan ke jurnal yang bersangkutan 5. Lakukan rekonsiliasi buku pembantu persediaan dengan akun kontrol persediaan di buku besar Selain itu, menurut Boynton (2003:155), prosedur awal juga menyangkut penentuan bahwa skedul persediaan perpetual yang terinci atau skedul persediaan lainnya telah sesuai dengan saldo buku besar umum Prosedur Analitis Pengauditan 2 | Modul Gabungan



108



Dengan mengetahui penurunan yang tajam dalam rasio perputaran persediaan klien yang mencerminkan keadaan yang sedang terjadi dalam industri, dapat membantu auditor menyimpulkan bahwa penurunan itu tidak mengindikasikan kesalahan yang berhubungan dengan keberadaan atau keterjadian atau kelengkapan data klien yang digunakan dalam menghitung rasio perputaran persediaan, melainkan mengindikasikan masalah penilaian yang berkaitan dengan penurunan permintaan yang mungkin akan diikuti oleh menurunnya harga pasar. Review atas hubungan antara saldo persediaan dengan aktivitas pembelian, produksi, dan penjualan terakhir juga akan membantu auditor memahami perubahan-perubahan dalam tingkat persediaan. Menurut Haryono (2014:785), ada beberapa prosedur analitis yang sering digunakan, antara lain : Prosedur Analitis Membandingkan persentase laba kotor



Kemungkinan Kesalahan Penyajian Lebih saji atau kurang aji persediaan



dengan tahun lalu Membandinkan kecepatan



dan harga pokok penjualan Keusangan persediaan



perputarn



yang



persediaan (harga pokok penjualan



mempengaruhi persediaan dan harga



dibagi dengan rata-rata persediaan)



pokok penjualan. Lebih saji atau kurang



dengan tahun lalu Membandingkan harga pokok per unit



saji persediaan Lebih saji atau kurang saji harga pokok



dengan tahun lalu



per unit yang mempengaruhi persediaan



Membandingkan biaya produksi tahun



dan harga pokok penjualan Kesalahan penyajian harga pokok per



ini dengan tahun lalu (biaya variabel



unit persediaan, terutama biaya tenaga



harus disesuaikan untuk perubahan



kerja langsung dan overhead pabrik,



dalam volume)



yang mempengaruhi persediaan dan



harga pokok penjualan Gambar 2.10 Prosedur Analitis yang Sering Digunakan Selain melakukan prosedur analitis yang memeriksa hubungan saldo akun persediaan dengan akun-akun laporan keuangan lainnya, auditor sering menggunakan informasi non-keuangan untuk menilai kewajaran saldo persediaan yang bersangkutan. Sebagai contoh, auditor mungkin membutuhkan pengetahuan tentang ukuran dan berat produk, metoda penyimpanan (dalam tangki, dalam karung atau cara penyimpanan lain), serta kapasitas fasilitas gudang (luasnya berapa meter persegi) untuk menentukan Pengauditan 2 | Modul Gabungan



109



apakah persediaan terbukukan konsisten dengan ketersediaan fasilitas gudang. Setelah melakukan pengujian yang tepat atas catatan akuntansi biaya dan prosedur analitis, auditor memiliki basis untuk merancang dan melaksanakan pengujian rinci atas saldo akhir persedian Pengujian Rincian Transaksi Pengujian ini melibatkan prosedur pemeriksaan dokumen pendukung (vouching) dan penelusuran untuk mendapatkan bukti tentang pemrosesan setiap transaksi yang mempengaruhi saldo persediaan. Perhatian khusus harus diberikan pada penentuan ketepatan pisah batas transaksi persediaan pada akhir periode akuntansi.



Sebagian atau semua jenis pengujian ini dapat dilakukan sebagai bagian dari pengujian bertujuan ganda selama melaksanakan pekerjaan interim. Contoh vouching ayat jurnal yang tercatat dalam akun persediaan mencakup pemeriksaan dokumen pendukung. •



Ayat jurnal debet dalam persediaan barang dagang atau bahan baku ke faktur penjual, laporan penerimaan, dan pesanan pembelian.







Ayat jumal debet dalam persediaan barang dalam proses atau barang jadi ke catatan biaya pabrikasi dan laporan produksi.







Ayat jurnal kredit pada persediaan barang dagang dan barang jadi ke dokumen dan catatan penjualan.







Ayat jurnal kredit pada persediaan bahan baku dan barang dalam proses ke catatan biaya pabrikasi dan laporan produksi.



Vouching ayat jurnal yang meperbesar saldo persediaan akan memberikan bukti tentang eksistensi dan penilaian persediaan pada saat transaksi. Sementara vouching ayat jurnal yang memperkecil saldo persediaan untuk menentukan ketepatan penurunan persediaan akan memberikan bukti lebih lanjut mengenai asersi penilaian, dan dapat menunjukkan adanya masalah asersi kelengkapan jika terdapat dukungan atas pengkreditan itu. Penelusuran dokumentasi pembelian dan faktorfaktor biaya yang ditambahkan pada produksi ke ayat jurnal dalam akun persediaan akan memberikan bukti mengenai asersi kelengkapan dan penilaian persediaan. Sementara penelusuran dokumentasi transaksi yang memperkecil saldo persediaan, seperti penjualan, untuk menentukan bahwa ayat jurnal sudah dicatat pada jumlah Pengauditan 2 | Modul Gabungan



110



yang tepat akan memberikan bukti lebih jauh tentang asersi eksistensi/keberadaan dan penilaian persediaan. Penelusuran dan vouching juga memberikan bukti mengenai asersi hak dan kewajiban (kepemilikan) atau persediaan. Pengujian Pisah-Batas Transaksi Pembelian, Pabrikasi, dan Penjualan Pengujian pisah batas merupakan hal yang penting untuk memastikan bahwa transaksi yang terjadi menjelang akhir tahun telah dicatat dalam periode akuntansi yang benar. Dalam sebuah perusahaan pabrikasi, juga harus dipastikan bahwa ayat jurnal telah dicatat dalam periode yang tepat untuk transfer biaya barang yang bergerak di antara (1) gudang dan departemen produksi, (2) departemen produksi yang satu dan yang lainnya, atau (3) departemen produksi dan barang jadi. Dalam setiap kasus, auditor harus memastikan melalui inspeksi dokumen dan observasi fisik bahwa pisah-batas pekerjaan administrasi dan pisah-batas fisik atas perhitungan persediaan telah dikoordinasikan. Misalnya, jika auditor menetapkan bahwa suatu ayat jurnal yang mentransfer biaya lot terakhir produksi yang sudah selesai selama periode berjalan ke barang jadi sudah dicatat, maka ia harus menentukan bahwa barang itu, sekalipun masih dalam perjalanan, hanya dimasukkan dalam perhitungan fisik persediaan barang jadi saja yaitu, barang itu tidak dihitung sebagai bagian dari barang dalam proses, atau dihitung dua kali, atau sama sekali tidak dihitung. Bukti yang diperoleh dari pengujian pisah batas ini berhubungan baik dengan asersi eksistensi/keberadaan maupun keterjadian serta kelengkapan untuk saldo persediaan. Pengujian Rincian Saldo Observasi Fisik Persediaan Pengamatan perhitungan persediaan sudah menjadi prosedur auditing yang diterima umum selama lebih dari 50 tahun. Prosedur ini diwajibkan apabila persediaan merupakan hal yang material bagi laporan keuangan sebuah perusahaan serta praktis dan layak dilaksanakan, pengamatan perhitungan persediaan ini bisa saja merepotkan, menghabiskan banyak waktu, dan sulit bagi auditor, tetapi biasanya hal itu jarang terjadi. Di Amerika Serikat, auditor diwajibkan untuk melakukan observasi atas perhitungan fisik persediaan sejak terjadinya kecurangan menggemparkan berupa Pengauditan 2 | Modul Gabungan



111



pencatatan persediaan yang senyatanya tidak ada oleh McKenson&Robbins Company pada tahun 1938. Kecurangan tersebut tidak terdeteksi karena auditor tidak mengobservasi penghitungan fisik persediaan yang pada waktu itu memang tidak merupakan persyaratan yang harus dilakukan auditor. Standar audit (SA 501.4) berisi ketentuan sebagai berikut : Jika persediaan berjumlah material dalam laporan keuangan, auditor harus memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat tentang eksistensi dan kondisi persediaan dengan : (a) Menghadiri penghitungan fisik persediaan, kecuali jika tidak praktis, untuk : (i)



Mengevaluasi instruksi dan prosedur manajemen untuk mencatat dan mengendalikan hasil penghitungan persediaan fisik



(ii)



Mengobservasi pelaksanaan prosedur penghitungan yang dibuat oleh manajemen



(iii)



Menginspeksi persediaan



(iv)



Menguji penghitungan fisik (test count)



(b) Melaksanakan prosedur audit atas catatan persediaan final untuk menentukan apakah catatan tersebut mencerminkan hasil penghitungan fisik actual Hal penting dalam standar audit di atas adalah pemisahan antara “siapa yang bertanggungjawab untuk melaksanakan perhitungan fisik” dan “siapa yang melakukan observasi untuk penghitungan fisik tersebut”. Klien bertanggungjawab untuk menetapkan prosedur penghitungan fisik yang akurat dan melaksanakan serta mencatat hasil penghitungan tersebut. Auditor bertanggugjawab untuk mengevaluasi dan mengobservasi prosedur klien, termasuk melakukan pengujian penghitungan (test count) persediaan dan menarik kesimpulan tentang kecukupan penghitungan fisik persediaan. Mengevaluasi Instruksi dan Prosedur yang Dibuat ManajemenPengendalian yang memadai atas penghitungan persediaan, antara lain meliputi adanya instruksi dan prosedur yang dibuat oleh manajemen tentang berbagai hal yang berkaitan dengan pelaksanaan penghitungan fisik tersebut. Sebelum perhitungan fisik dilakukan oleh klien, auditor harus mengevaluasi apakah instruksi dan prosedur tersebut cukup memadai sehingga daripadanya dapat diharapkan hasil penghitungan fisik yang akurat. Hal-hal yang relevan bagi auditor dalam mengevaluasi instruksi dan prosedur tersebut antara lain meliputi :



Pengauditan 2 | Modul Gabungan



112







Penerapan aktivitas pengendalian yang tepat dalam penghitungan fisik. Sebagai contoh : bagaimana pengawasan atas formulir untuk pencatatan hasil penghitungan (count sheet) atau label barang (tag), baik yang sudah digunakan maupun yang belum/tidak digunakan. Apakah dilakukan penghitungan kedua oleh tim yang berbeda







Identifikasi yang tepat atas persediaan yang ada, sebagai contoh : tingkat penyelesaian barang yang masih dalam proses, persediaan yang lambat penggunaannya, barang yang kedaluwarsa atau rusak, atau barang milik pihak ketiga (misalnya barang konsinyasi)







Prosedur yang digunakan untuk mengestimasi kuantitas fisik, seperti prosedur yang mungkin diperlukan dalam mengestimasi kuantitas fisik suatu timbunan batu bara, atau cairan yang disimpan dalam tangki







Pengendalian terhadap pergerakan persediaan di antara area serta pengiriman dan penerimaan persediaan sebelum dan sesudah tanggal penghitungan fisik. Sebagai contoh : perusahaan diliburkan selama penghitungan fisik berlangsung sehingga tidak ada barang yang masuk atau keluar pada saat penghitungan fisik berlangsung.



Selain hal-hal di atas, instruksi dan prosedur juga harus secara jelas menetapkan siapa (atau tim) yang bertugas melakukan penghitungan, pengawasan (supervisi), oleh personel perusahaan yang bertanggungjawab, verifikasi independen internal atas penghitungan oleh personel lain, dan rekonsiliasi independen antara hasil penghitungan fisik dengan master file persediaan perpetual. Auditor perlu memahami penghitungan fisik yang akan dilakukan klien sebelum perhitungan fisik berlangsung. Pemahaman ini selain diperlukan untuk mengevaluasi efektivitas prosedur klien, juga berguna sebagai dasar untuk memberi saran konstruktif kepada klien demi terselanggaranya penghitungan fisik yang efektif. Apabila pengendalian penghitungan fisik persediaan klien tidak memadai, auditor harus menggunakan waktu lebih banyak untuk memastikan bahwa penghitungan fisik akurat. Mengobservasi Pelaksanaan Prosedur Penghitungan



Hal terpenting dalam



mengobservasi persediaan adalah menentukan apakah penghitungan fisik dilakukan sesuai instruksi yang telah ditetapkan klien. Untuk mencapai hal tersebut, auditor wajib hadir pada saat penghitungan fisik berlangsung. Apabila personil klien tidak mengikuti Pengauditan 2 | Modul Gabungan



113



instruksi, auditor harus memberitahu pengawas (supervisor) untuk memecahkan masalah atau memodifikasi prosedur observasi fisik. Sebagai contoh apabila prosedur menghendaki agar satu tim menghitung persediaan dan tim kedua menghitung ulang untuk menguji ketelitian, auditor harus memberitahu manajemen apabila ternyata kedua tim terebut bekerja bersama-sama. Hal ini bertentangan dengan prosedur dan tujuan pengawasan dari penghitungan tim kedua tidak akan tercapai.



Keputusan Auditor Keputusan auditor dalam observasi fisik persediaan adalah serupa dengan keputusan yang dilakukan oleh auditor dalam bidang audit yang lain. Keputusan tersebut meliputi : pemilihan prosedur audit, keputusan tentang saat prosedur akan dilakukan, penentuan ukuran sampel, dan pemilihan unsur-unsur yang akn digunakan Penetapan Waktu Dan Luas Pengujian. Menurut Boynton (2003:161), penetapan waktu pengamatan persediaan tergantungpada sistem persediaan yang dianut klien dan efektivitas pengendalian internal. Dalam sistem persediaan periodik, kuantitas ditentukan melalui perhitungan fisik, dan semua perhitungan telah dilakukan pada tanggal tertentu. Tanggal itu harus ditetapkan pada atau mendekati tanggal neraca, dan auditor biasanya harus hadir pada penetapan tanggal itu. Dalam sistem persediaan perpetual dengan pengendalian internal yang efektif, perhitungan fisik dapat dilakukan dan dibandingkan dengan catatan persediaan pada tanggal interim. Apabila catatan perpetual telah diselenggarakan dengan baik dan perbandingan dengan perhitungan fisik telah dilakukan secara periodik oleh klien, maka auditor harus hadir untuk mengamati sampel representatif dari perhitungan semacam itu. Sedangkan menurut Haryono (2014:790), auditor memutuskan apakah penghitungan fisik dapat dilakukan sebelum akhir tahun terutama berdasarkan ketelitian dalam master file perpetual. Apabila klien melakukan perhitungan fisik interim, yang akan disetujui auditor hanya apabila pengendalian internal efektif, auditor melakukan observasi penghitungan fisik pada saat itu, dan juga menguji transaksi-transaksi yang dicatat dalam catatan perpetual sejak tanggal penghitungan fisik hingga akhir tahun. Apabila catatan perpetual diselenggarakan dengan teliti dan pengendalian yang Pengauditan 2 | Modul Gabungan



114



bersangkutan berjalan efektif, maka klien tidak perlu menghitung seluruh persediaan pada akhir tahun. Auditor cukup melakukan pembandingan antara catatan perpetual dengan persediaan sesungguhnya yang ada berdasarkan sampel pada saat-saat tertentu sepanjang tahun, asalkan penambahan dan pengurangan atas catatan perpetual diuji dan terbukti berjalan dengan efektif. Apabila klien tidak menyelenggarakan catatan perpetual, dan persediaan berjumlah material, klien harus melakukan pengitungan fisik secara lengkap menjelang akhir tahun buku Ukuran Sampel, Jumlah unsur persediaan yang harus dihitung auditor sulit untuk ditentukan karena auditor berkonsentrasi pada observasi atas prosedur klien, bukan pada pemilihan unsur yang akan diuji. Untuk mudahnya, ukuran sampel dalam observasi fisik lebih ditentukan oleh berapa jam waktu yang disediakan daripada jumlah unsur persediaan yang akan dihitung. Faktor yang menentukan jumlah waktu yang diperlukan untuk menguji persediaan adalah : kecukupan pengendalian internal atas penghitungan fisik, ketelitian master file persediaan perpetual, jumlah rupiah dan tipe persediaan, jumlah lokasi persediaan yang signifikan, sifat dan luasnya kesalahan penyajian yang ditemukan pada tahun lalu, dan data inheren lain Pemilihan Unsur, Ketika auditor mengobservasi penghitungan persediaan yang dilakukan klien, auditor harus cermat untuk : 



Mengobservasi penghitungan atas unsur yang paling signifikan dan sampel yang representative dari unsur-unsur yang tipikal







Meminta keterangan tentang unsur-unsur yang mungkin usang atau rusak







Membahas dengan manajemen, alasan tidak mengikusertakan unsur yang material



Rencana Penghitungan Persediaan, Auditor harus mereview dan mengevaluasi rencanapenghitungan persediaan klien jauh sebelum tanggal perhitungan. Dengan tenggang waktu yang cukup, klien akan mampu menanggapi dengan baik saran-saran modifikasi atas rencana itu sebelum perhitungan dimulai. Sudah merupakan hal yang biasa bagi auditor untuk membantu klien dalam merancang suatu rencana penghitungan persediaan yang akan memudahkan baik perhitungan maupun pengamatan persediaan.



Pengauditan 2 | Modul Gabungan



115



Perencanaan pendahuluan harus dilakukan oleh auditor jika pengamatan persediaan akan dilakukan secara efektif dan efisien. Seorang auditor yang berpengalaman biasanya bertanggung jawab untuk (1) merencanakan prosedur, (2) menentukan kebutuhan tenaga kerja, dan (3) menugaskan anggota tim audit ke lokasilokasi tertentu. Setiap pengamat harus dilengkapi dengan salinan rencana perhitungan klien dan instruksi tertulis mengenai tugas yang akan dilakukannya.



Pengujian Observasi Fisik Tujuan audit yang sama sebagaimana yang telah dibahas untuk pengujian rincian saldo memberi kerangka acuan yang sama untuk membahas pengujian observasi fisik. Pada gambar 2-11 menunjukkan berbagai prosedur audit untuk pengujian rinci saldo atas observasi persediaan fisik. Tujuan memeriksa kecocokan saldo tidak dimasukkan dalam tujuan audit saldo ini, karena akan dibahas dalam kompilasi persediaan. Disini kita berasumsi bahwa klien melakukan perhitungan fisik persediaan pada tanggal neraca dan mencatat hasil perhitungan dalam label bernomor urut tercetak (prenumbered tags). Apabila mereka mencatat hasil perhitungan persediaan dengan cara lain, audit prosedurnya perlu diubah. Selain prosedur rinci seperti dilukiskan pada tabel, auditor harus menginspeksi semua area fisik dimana persediaan disimpan untuk memastikan bahwa semua persediaan telah dihitung dan dicantumkan dalam label dengan benar. Kotak-kotak dan bungkusan-bungkusan lain yang berisi persediaan harus dibuka selama perhitungan berlangsung untuk memastikan bahwa persediaan ada secara fisik. Sebagai bagian dari prosedur analitis yang dilakukan setelah klien menyelesaikan perhitungan persediaan, auditor membandingkan persediaan bernilai rupiah tinggi dengan perhitungan tahun lalu dan master file persediaan untuk meguji kewajaran. Tujuan Audit Saldo sebagaimana 



Persediaan tercantum



dalam



sungguh-sungguh (keberadaan)



Prosedur Observasi



label ada



Komentar



Persediaan Pilih suatu sampel secara Tujuannya



adalah



acak dari nomor label dan menemukan



untuk



pencantuman



identifikasi label dengan persediaan yang sebelumnya nomor



tersebut



diletakkan



yang tidak ada pada



Pengauditan 2 | Modul Gabungan



116



persediaan. 



Amati



apakah



pergerakan



ada



persediaan



selama



perhitungan



Persediaan yang ada dihitung 



berlangsung. Memeriksa



dan dicantumkan dalam label,



untuk memastikan bahwa ditujukan pada penghilangan



dan



persediaan diberi label.



label



dipertanggungjawabkan untuk  memastikan tidak ada yang



Mengamati



hilang (kelengkapan)



selama



persediaan Perhatian utama harus



apakah



pergerakan



sekelompok besar persediaan. ada



persediaan perhitungan



berlangsung. 



Meminta apakah



keterangan ada



persediaan



yang disimpan ditempat Pengujian ini harus dilakukan



lain. 



Periksa semua label yang telah digunakan dan tidak digunakan memastikan



fisik.



untuk tidak



ada



yang hilang atau sengaja



Pengujian ini harus dilakukan pada tahap akhir perhitungan



dihilangkan. 



pada tahap akhir perhitungan



Catat nomor-nomor label



fisik.



yang telah digunakan dan tidak Persediaan dihitung dengan akurat (ketelitian)







digunakan



untuk



tindak lanjut berikutnya. Hitung ulang hasil Pencatatan hasil perhitungan perhitungan kllien untuk klien dalam kertas kerja audit memastikan bahwa hasil tentang



perhitungan



yang persediaan dilakukan dengan



perhitungan tercantum



dafar



dalam



label dua



alasan:



adalah akurat (periksa juga mendapatkan



untuk dokumentasi



deskripsi dan unit yang bahwa pemeriksaan fisik yang digunakan



seperti



lusin memadai telah dilakukan dan



Pengauditan 2 | Modul Gabungan



117



atau gros) 



untuk menguji kemungkinan hasil klien mengubah catatan hasil



Bandingkan



perhitungan fisik dengan perhitungan setelah auditor master



persediaan meninggalkan area audit.



file



perpetual. 



digolongkan 



Persediaan dengan



benar



dalam



label



Catat



hasil



perhitungan



klien



untuk



berikutnya Periksa



pengujian deskripsi Pengujian ini akan dilakukan



persediaan yang tercantum sebagai bagian dari prosedur



(penggolongan)



pada label dan bandingkan pertama dalam tujuan dengan persediaan apakah ketelitian. termasuk



bahan



baku,



barang dalam proses, atau barang jadi. 



Evaluasi



apakah



presentase



tingkat



penyelesaian tercantum



yang pada



label



untuk barang dalam proses Informasi



diperoleh



untuk 



masuk akal. Catat dalam file audit Mendapatkan informasi pisah



memastikan bahwa penjualan



untuk



dan



berikutnya



pembelian



persediaan



tindak



lanjut batas



yang



nomor penjualan



telah dicatat pada periode yang



dokumen pengiriman yang merupakan



tepat (pisah batas)



terakhir digunakan pada penting



pembelian



bagian dalam



yang



observasi



Yakinka bahwa persediaan diatas



tidak



dihitung. 



dan



untuk



persediaan.



akhir tahun. 



tepat



diturut Pengujian yang tepat telah dibahas pada audit siklus



Review area pengiriman penjualan dan audit siklus untuk persediaan yang pembelian. sedang dipersiapkan untuk dikirim tetapi tidak turut Pengauditan 2 | Modul Gabungan



118



dihitung. 



Catat dalam file audit untuk



tindak



lanjut



berikutnya nomor laporan penerimaan barang yang terkahir digunakan pada akhir tahun. 



Yakinkan



bahwa



penerimaan barang di atas telah dimasukkan kedalam persediaan. 



Review area penerimaan barang untuk persediaan yang harus dimasukkan dalam



perhitungan



persediaan.



Persediaan yang usang atau 



Ujilah ada tidaknya barang



tidak



usang



bisa



digunakan



dengan



meminta



dikeluarkan atau diberi tanda



keterangan dari pegawai



(nilai bisa direalisasi)



pabrik dan manajemen dan waspadai



ada



tidaknya



barang rusak, atau penuh tertutup debu, atau berada ditempat



yang



tidak



selayaknya. Klien



memiliki



hak



atas  persediaan yang tercatat dalam



Minta keterangan tentang



label (hak)



apakah ada barang milik



barang



konsinyasi



atau



konsumen yang dihitung sebagai persediaan.



Pengauditan 2 | Modul Gabungan



119







Perhatikan barang



apakah



yang



ada



bertanda



“bukan miilik perusahaan” atau “Barang Titipan”. Gambar 2-11 Tujuan Audit Saldo dan Pengujian Rinci Saldo untuk Observasi Fisik Persediaan Sumber : Haryono,2014



Selain itu, dalam mengamati perhitungan persediaan, auditor harus: 



Meneliti



kecermatan



para



karyawan



klien



mengikuti



rencana



perhitungan persediaan. 



Memastikan bahwa semua barang dagang telah diberi label dan tidak ada barang yang diberi dua label.







Menentukan bahwa label persediaan bernomor urut dan lembar kompilasi telah dikendalikan dengan semestinya.







Melakukan beberapa pengujian perhitungan dan menelusuri kuantitas ke lembar kompilasi.







Mewaspadai wadah-wadah yang kosong dan tempat-tempat lowong yang mungkin ada apabila barang ditumpuk dalam formasi yang rapat.







Mewaspadai adanya persediaan barang yang rusak dan usang I Menilai kondisi umum persediaan.







Mengidentifikasi dokUmeh penerimaan dan pengiriman terakhir yang digunakan dan memastikan bahwa barang yang diterima selama perhitungan telah dipisahkan sebagaimana mestinya.







Mengajukan pertanyaan tentang eksistensi barang persediaan yang lambat pergerakannya Luas pengujian perhitungan yang dilakukan auditor tergantung,



sebagian, pada kecermatan para karyawan klien dalam menghitung persediaan, sifat dan komposisi persediaan, serta efektivitas pengendalian yang berkaitan dengan pengamanan fisik persediaan dan penyelenggaraan catatan perpetual. Biasanya, auditor akan membuat stratifikasi atas barang persediaan dengan memasukkan barang-barang bernilai dolar tertinggi ke dalam perhitungan dan mengambil sampel representatif dari barangPengauditan 2 | Modul Gabungan



120



barang lainnya. Penelusuran ke catatan persediaan perpetual juga berguna untuk mengidentifikasi barang-barang bernilai tinggi dan memilih barangbarang yang akan dijadikan sampel. Pada saat prosedur pengamatan telah selesai, sejumlah anggota tim audit harus menyiapkan sebuah ikhtisar keseluruhan. Ikhtisar itu harus mencakup uraian mengenai hal-hal seperti (1) penyimpangan dari rencana perhitungan persediaan yang disusun klien, (2) luas pengujian perhitungan dan setiap selisih yang material yang dihasilkannya, serta (3) kesimpulan mengenai keakuratan perhitungan dan kondisi umum persediaan. Persediaan Yang Ditentukan Dengan Sampel Statistik Suatu perusahaan mungkin memiliki pengendalian persediaan atau menggunakan metode penentuan persediaan, seperti sampel statistik, yang tidak memerlukan perhitungan fisik tahunan atas setiap barang persediaan. Metode semacam itu tidak membebaskan auditor dari tanggung jawab untuk mengamati perhitungan persediaan. Perhitungan semacam itu tetap harus diamati apabila dianggap perlu sesuai dengan situasinya. Selain itu, auditor juga harus memperoleh bukti mengenai kelayakan metode yang digunakan untuk menentukan kuantitas persediaan. Pengamatan Persediaan Awal.Untuk memberikan pendapat wajar tanpa pengecualianatas laporan laba-rugi, auditor harus mengamati baik perhitungan persediaan awal maupun akhir. Dalam melakukan penugasan audit yang berulang, persyaratan ini dapat dipenuhi dengan mengamati persediaan akhir setiap tahun. Akan tetapi, dalam melakukan audit yang pertama kali atas suatu perusahaan yang sudah berjalan, auditor mungkin ditunjuk sesudah persediaan awal dihitung atau diminta untuk memberikan laporan mengenai laporan keuangan dari satu atau lebih periode sebelumnya. Dalam keadaan seperti itu, jelas tidakpraktis serta tidak mungkin bagi auditor untuk mengamati perhitungan persediaan, dan standar auditing yang diterima umum memperbolehkan auditor untuk memverifikasi persediaan itu dengan prosedur audit lainnya. Jika klien pernah diaudit oleh kantor auditor independen lainnya selama periode sebelumnya, maka prosedur lain itu bisa mencakup penelaahan atas laporan dan/atau kertas kerja auditor terdahulu serta penelaahan atas ikhtisar persediaan klien selama periode sebelumnya. Jika sebelumnya klien belum pernah diaudit, maka auditor dapat memperoleh kepuasan audit dengan menelaah ikhtisar perhitungan yang pernah dilakukan klien, menguji transaksi persediaan sebelumnya, dan menerapkan pengujian laba kotor Pengauditan 2 | Modul Gabungan



121



terhadap persediaan. Prosedur semacam ini hanya tepat dilakukan apabila auditor dapat memverifikasi keabsahan dan ketepatan persediaan akhir selama periode yang diaudit. Dampak



Terhadap



Laporan



Auditor.Apabila



persediaan



sudah



diamati



ataudiobservasi, auditor dapat mengeluarkan laporan audit standar. Hal ini juga diperbolehkan jika auditor menggunakan pengujian substantif alternatif untuk memverifikasi persediaan awal. Akan tetapi, apabila bukti yang mencukupi belum diperoleh sehubungan dengan persediaan awal atau auditor tidak bisa mengamati perhitungan persediaan akhir, maka auditor dilarang untuk mengeluarkan laporan audit standar. Aplikablitas Pada AsersiSeperti konfirmasi piutang usaha, pengamatan perhitungan persediaan oleh klien juga berlaku pada banyak asersi. Pengujian ini merupakan sumber bukti yang utama tentang eksistensi persediaan. Di samping itu, pengujian ini juga berhubungan dengan asersi-asersi berikut : Asersi Kelengkapan



Penjelasan Kuantitas yang melebihi catata perpetual menunjukkan



Penilaian atau alokasi



bahwa



catatan



tidak



lengkap Kuantitas yang diamati merupakan dasar untuk mengkmpilasi total nilai dolar dalam ikhtisar persediaan Barang yang rusak dan usang yang diamati



dapat



dinilai



sebesar



nilai



realisasi bersih Namun pegamatan tidak dapat membeikan bukti mengeai asersi hak dan kewajiban karena barang yang ada di tangan mungkin disimpan menurut kontrak konsinyasi, atau untuk kemudahan salah satu pelanggan yang sudah memegang hak milik atas barang itu Pengujian Klerikal atas Akurasi Daftar Persediaan Setelah perhitungan fisik dilakukan, klien menggunakan label atau lembar perhitungan persediaan untuk menyusun atau mengkompilasi daftar semua barang yang dihitung. Harga barang-barang persediaan itu kemudian dicantumkan untuk mendapatkan total nilai dolar persediaan yang ada di tangan. Karena daftar ini menjadi dasar bagi klien untuk membuat setiap ayat jurnal yang diperlukan dalam menyesuaikan persediaan yang tercatat agar sesuai dengan yang ada di tangan, auditor harus melakukan pengujian Pengauditan 2 | Modul Gabungan



122



klerikal tertentu untuk memastikan bahwa daftar itu akurat dan menyajikan secara akurat hasil perhitungan fisik. Pengujian klerikal atas akurasi meliputi perhitungan kembali total yang tampak dalam daftar persediaan dan memverifikasi akurasi perkalian antara kuantitas dengan harga per unit atas dasar pengujian. Untuk memastikan bahwa daftar itu telah secara akurat menyajikan hasil perhitungan, auditor menelusuri pengujian perhitungan yang telah dilakukannya ke daftar persediaan, serta mem-vouching barang-barang dalam daftar itu ke label persediaan dan lembar perhitungan yang digunakan dalam menghitung persediaan fisik. Perhitungan fisik itu kemudian dibandingkan, atas dasar pengujian, dengan jumlah per catatan perpetual, apabila memungkinkan, dan setiap selisih dicatat serta diselidiki dan ditelusuri ke ayat jurnal penyesuaian apabila diperlukan. Pengujian ini memberikan bukti untuk asersi eksistensi/keberadaan atau keterjadian, kelengkapan, dan penilaian atau alokasi. Pengujian Penetapan Harga Persediaan Pengujian ini mencakup pemeriksaan atas dokumentasi pendukung baik untuk harga pokok maupun nilai pasar persediaan. Jadi, pengujian ini terutama berhubungan dengan asersi penilaian atau alokasi. Pengujian ini juga menyangkut penentuan bahwa prosedur penetapan harga yang digunakan konsisten dengan yang digunakan dalam tahun-tahun sebelumnya. Review atas catatan persediaan perpetual dan pengajuan pertanyaan kepada klien harus memungkinkan auditor untuk menentukan baik dasar maupun metode penetapan harga yang digunakan dalam menetapkan harga kuantitas persediaan. Sebaliknya, konsistensi penetapan harga ini, dapat ditetapkan dengan melihat kembali kertas kerja tahun sebelumnya dalam audit yang berulang dan/atau laporan keuangan tahun sebelumnya. Langkah untuk memverifikasi penetapan harga ini mencakup penelaahan atas penetapan harga barang yang usang dan rusak guna memastikan bahwa barang tersebut tidak dinilai melebihi nilai realisasi bersih pada tanggal laporan. Bukti pendukung mengenai biaya per unit bervariasi menurut sifat persediaan. Bagi barangbarang yang dibeli untuk dijual kembali, digunakan, atau konsumsi (persediaan barang dagang, bahan baku, dan perlengkapan), harga pokok harus di-vouching ke faktur penjual representatif.



Pengauditan 2 | Modul Gabungan



123



Pengujian Harga Pokok Persediaan Yang Diproduksi.Sifat dan luas pengujian penetapanharga barang dalam proses dan barang jadi yang dilakukan auditor tergantung pada reliabilitas catatan akuntansi biaya klien dan metode yang digunakan oleh klien dalam mengakumulasikan biaya-biaya tersebut. Auditor harus menelaah metode itu untuk memastikan kelayakan serta akurasi dan konsistensi penerapannya. Sebagai contoh, apabila biaya standar digunakan, maka auditor harus menguji perhitungan standar-standar itu, membandingkan perhitungannya dengan spesifikasi engineering, memastikan bahwa standar itu mutakhir, dan mengevaluasi apakah standar itu mendekati biaya aktual dengan memeriksa akun-akun varians. Jika akun-akun varians itu memiliki saldo yang besar, maka auditor harusmempertimbangkan apakah penyajian yang wajar memerlukan dilakukannya alokasi pro rata ke persediaan dan harga pokok penjualan, dan bukan hanya membebankan varians-varians itu ke harga pokok penjualan. Apabila asersi klien mengenai sifat persediaan berhubungan dengan hal-hal yang sangat bersifat teknis, auditor mungkin memerlukan bantuan para pakar dari luar. Mengkonfirmasi Persediaan pada Lokasi-Lokasi di Luar Entitas Apabila persediaan klien di samping gudang umum atau pada jasa penyimpan (custodian) luar, maka auditor harus memperoleh bukti mengenai eksistensi persediaan itu melalui komunikasi langsung dengan si penyimpan. Jenis bukti ini akan dianggap memadai kecuali bila jumlah yang terlibat merupakan proporsi yang signifikan dari aktiva lancar atau total aktiva. Dalam kasus ini AU 331.14 menyatakan bahwa auditor harus menerapkan satu atau lebih dari prosedur-rosedur berikut ini : 



Pengujian prosedur pemilik untuk menyelidiki penjaga gudang dan mengevaluasi kinerja penjaga gudang







Mendapatkan laporan akuntan independen mengenai prosedur pengendalian yang diterapkan penjaga gudang berhubungan dengan penyimpanan barang







Mengamati perhitungan fisik barang, jika praktis dan layak







Jika tanda terima gudang sudah dijaminkan sebagai agunan, maka konfirmasikan kepada pemberi pinjaman mengenai rincian yang berkaitan dengan tanda terima yang dijaminkan itu



Memeriksa Perjanjian dan Kontrak KonsinyasiBarang yang ada di tangan mungkin disimpan atas permintaan pelanggan, setelah penjualan terjadi, atau barang itu mungkin Pengauditan 2 | Modul Gabungan



124



juga disimpan sebagai konsinyasi. Dalam kasus ini, manajemen diminta untuk memisahkan barang yang bukan miliknya selama melakukan perhitungan persediaan. Di samping itu, auditor biasanya juga meminta asersi tertulis mengenai kepemilikan persediaan dalam surat representasi klien. Auditor juga harus mengajukan pertanyaan kepada manajemen tentang semua barang yang disimpan atas dasar konsinyasi. Jika barang disimpan atas dasar konsinyasi, maka syarat-syarat dalam perjanjian itu harus diperiksa. Jika klien mengirimkan barang sebagai konsinyasi, maka auditor harus menelaah dokumentasinya untuk memastikan bahwa barang yang disimpan oleh consignee sudah termasuk dalam persediaan consignor (klien) pada tanggal neraca. Audit Penetapan Harga dan Kompilasi Pengujian harga persediaan mencakup semua pengujian atas harga per unit yang digunakan klien untuk memastikan bahwa harga-harga tersebut benar. Kompilasi persediaan meliputi pengujian atas pengikhtisaran penghitungan fisik persediaan yang dibuat klien, penghitungan ulang harga dikalikan kuantitas, penjumlahan vertical ikhtisar persediaan, dan menelusur totalnya ke buku besar Pengendalian internal sekitar penetapan harga pokok per unit yang terintegrasi dengan catatan produksi dan akuntansi lainnya memberikan asurans bahwa klien menggunakan biaya perolehan (harga pokok) yang benar untuk persediaan akhir. Catatan biaya standaryang menunjukkan selisih (variances) biaya bahan baku, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik bermanfaat untuk menilai kewajaran catatan produksi apabila manajemen memiliki prosedur yang diterapkan agar standar termutakhirkan apabila terjadi perubahan dalam proses dan biaya produksi. Klien perlu memiliki pengendalian internal untuk kompilasi persediaan untuk memastikan bahwa hasil penghitungan fisik diikhtisarkan dengan tepat, diberi harga sesuai dengan harga yang tercantum dalam catatan, dikalikan dan dijumlahkan dengan benar, dan dimasukkan ke dalam master file persediaan perpetual serta ke akun buku besar persediaan dengan jumlah yang tepat.



Prosedur Penetapan Harga dan Kompilasi



Pengauditan 2 | Modul Gabungan



125



Gambar 2-12 memperlihatkan tujuan audit dan pengujian yang bersangkutan dengan penetapan harga persediaan dan kompilasi (kecuali untuk tujuan pisah batas). Auditor bisa menerapkan tujuan dengan menggunakan informasi yang diperoleh dari klien sebagai kerangka acuan, termasuk deskripsi untuk setiap jenis persediaan, kuantitas, harga pokok per unit, dan nilai persediaan (kuantitas dikalikan harga). Kita berasumsi bahwa informasi yang tercermin dalam catatan persediaan perpetual dicatat dengan urutan : bahan baku, barang dalam proses dan barang jadi secara terpisah. Total dari daftar tersebut harus sama dengan saldo di buku besar Tujuan Audit Saldo



Prosedur Observasi



Persediaan sebagaimana



Persediaan Lakukan pengujian



Batasilah



tercantum dalam daftar



kompilasi (lihat tujuan



kebenaran perkalian dan



persediaan cocok



keberadaan,



penambahan,



dengan hasil



kelengkapan,



penghitungan fisik,



dan



ketelitian)



cocok juga dengan saldo di buku besar



kecuali



pengendalian



dilakukan Jumlahkan



penjumlahannya dan



bila



pengujian



internal lemah (biasanya



perkaliannya benar, demikian juga



Komentar



daftar



dengan



bantuan komputer)



persediaan untuk bahan baku,



barang



dalam



proses, dan barang jadi



(kecocokan saldo) Telusur totalnya ke buku besar Kalikan



kuantitas



dengan harga atas unsurUnsur-unsur persediaan



unsur terpilih Telusuri persediaan yang



Lima tujuan berikutnya



sebagaimana tercantum



tercantum dalam daftar



dipengaruhi oleh hasil



dalam daftar persediaan



ke label persediaan dan



observasi fisik.



sungguh-sungguh



catatan



penghitungan



Pemeriksaan nomor tag



auditor



untuk



dan penghitungan yang



(keberadaan)



ada



memeriksa



keberadaan



dan deskripsi



dilakukan sebagai bagian dari observasi



Pengauditan 2 | Modul Gabungan



126



penghitungan fisik Periksa



nomor



label



ditelusur ke daftar



yang belum digunakan



persediaan sebagai



yang tercantum dalam



bagian dari pengujian ini



dokumentasi



auditor



untuk memastikan tidak ada



label



yang



Unsur-unsur persediaan



ditambahkan Telusur dari



yang



telah



persediaan



tercantum dalam daftar



persediaan



persediaan



memastikan persediaan



(kelengkapan)



yang tercantum dalam



ada



label



ke



daftar untuk



label telah dimasukkan ke dalam daftar Periksa



nomor-nomor



label untuk memastikan tidak



ada



yang



Unsur-unsur persediaan



dibatalkan Telusur persediaan yang



yang tercantum dalam



tercantum dalam daftar



daftar persediaan telah



ke label persediaan dan



akurat (ketelitian)



catatan



penghitungan



persediaan auditor untuk memeriksa



kebenaran



kebenaran kuantitas dan deskripsinya Lakukan



pengujian



Unsur-unsur persediaan



harga persediaan Periksa kebenaran



yang tercantum dalam



penggolongan



daftar persediaan telah



bahan



digolongkan



dalam



dengan



menjadi



baku, proses,



barang dan



Pengauditan 2 | Modul Gabungan



127



benar (penggolongan)



barang



jadi



dengan



membandingkan deskripsi dalam label persediaan dan catatan pengujian penghitungan auditor dengan daftar Unsur-unsur persediaan



persediaan Lakukan



yang tercantum dalam



harga bisa direalisasi,



daftar



harga



ditetapkan



pengujian jual,



dan



harganya sebesar nilai



keusangan



yang bisa direalisasi Klien mempunyai hak



Telusur tabel persediaan



atas



yang bertulisan “bukan



persediaan



yang



tercantum dalam daftar persediaan (hak)



milik perusahaan” ke daftar persediaan untuk memastikan bahwa barang tersebut tidak dimasukkan ke dalam daftar Review kontrak-kontrak dengan konsumen dan pemasok dan mintalah keterangan dari manajemen untuk memeriksa kemungkinan dimasukkannya barang konsinyasi dan barang bukan milik perusahaan, atau tidak dimasukkannya barang milik perusahaan ke Pengauditan 2 | Modul Gabungan



128



dalam daftar Gambar 2-12 Tujuan Audit Saldo dan Pengujian Rinci Saldo untuk Penetapan Harga Persediaan dan Kompilasi Sumber : Haryono, 2014



PENILAIAN PERSEDIAAN Dalam melakukan pengujian penilaian persediaan (sering disebut juga pengujian harga), auditor berhadapan dengan tiga persoalan. Pertama, metoda harus sesuai dengan standar akuntansi keuangan. Kedua, penerapan metoda harus konsisten dari tahun ke tahun. Ketiga, harus mempertimbangkan antara biaya perolehan dengan nilai pasar (biaya pengganti atau nilai bersih bisa direalisasi). Karena metoda untuk memeriksa penentuan harga persediaan tergantung pada apakah persediaan tersebut dibeli atau diproduksi, maka kedua kategori ini dibahas secara terpisah Penetapan Harga Persediaan yang Dibeli Tipe utama persediaan yang termasuk dalam kategori ini ialah bahan baku, suku cadang, dan perlengkapan (supplies). Tahap pertama dalam memeriksa penilaian persediaan yang dibeli,a uditor harus memastikan apakah klien metoda MKP (masuk pertama keluar pertama), rata-rata tertimbang atau metoda lainnya. Auditor juga harus menentuka biaya mana yang harus dimasukkan dalam penilaian suatu unru dari persediaan Dalam memilih unsur persediaan yang akan ditetapkan harganya, auditor harus fokus pada persediaan dengan saldo rupiah yang besar dan pada produk yang diketahui memiliki fluktuasi harga yang tinggi. Auditor juga harus menguji sampel yang representative dari semua jenis persediaan dan bagian. Sampling variabel terstrata atau sampling moneter biasa digunakan dalam pengujian ini. Penetapan Harga Persediaan yang Diproduksi Dalam menetapkan harga barang dalam proses dan barang jadi, auditor harus mempertimbangkan biaya bahan baku, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik. Dalam menetapkan harga bahan baku dalam barang yang diproduksi, auditor harus mempertimbangkan biaya perolehan per unit bahan baku maupun jumlah unti yang diminta untuk menghasilkan satu unit output. Demikian pula, ketika memeriksa biaya



Pengauditan 2 | Modul Gabungan



129



tenaga kerja langsung auditor harus memeriksa biaya tenaga langsung per jam dan jumlah jam kerja yang dibutuhkan untuk meghasilkakn suatu produk Biaya Perolehan atau Harga Pasar Dalam menetapkan harga persediaan, auditor harus mempertimbangkan apakah biaya pokok pengganti (replacement cost) atau nilai bersih bisa direalisasi (net realizable value) lebih rendah daripada biaya perolehan historis. Untuk barang jad yang dibeli dari bahan baku, auditor dapat menguji biaya pengganti dengan memeriksa faktur dari penjual pada periode berikutnya atau faktur terakhir apabila tidak ada pembelian terjadi setelah akhir tahun buku. Semua biaya produksi harus dipertimbangkan dalam menetapkan nilai yang bisa direalisasi untuk barang dalam proses dan barang jadi untuk persedian yang diproduksi. Auditor harus mempertimbangkan harga jual persediaan dan kemungkinan dampak dari fluktuasi harga yag cepat untuk menetapkan nilai bersih bisa direalisasi Pengujian Rincian Saldo: Estimasi Akuntansi Audit atas estimasi akuntansi sangat menantang karena bersifat prospektif, pada saat mengaudit persediaan auditor harus menentukan apakah tepat untuk menurunkan nilai persediaan di bawah harga pokok karena persediaan itu usang atau lambat bergerak, dan apakah situasi yang ada akan menyebabkan klien menjual persediaan itu pada harga yang membuat klien menderita kerugian. Tanggung jawab auditor atas kualitas terbatas hanya sebagai pengamat yang telah cukup memperoleh informasi mengenai hal itu. Ini berarti bahwa auditor hanya diharapkan menentukan apakah persediaan sudah berada dalam kondisi siap dijual, digunakan, atau dikonsumsi, dan apakah ada barang yang usang, lambat bergerak, atau rusak. Auditor memperoleh bukti mengenai kondisi umum atau keusangan dengan: •



Mengamati perhitungan persediaan yang dilakukan klien.







Melakukan scanning atas catatan persediaan perpetual untuk mengetahui barang-barang yang lambat bergerak.







Menelaah laporan produksi pengendalian mutu. Selain



itu,



auditor



juga



dapat



menggunakan



pengalamannya



sebatas



yang



memungkinkan dan menelaah penjualan persediaan setelah akhir tahun untuk menentukan kewajaran harga pokok bila dibandingkan dengan harga jual sesudahnya. Misalnya, auditor biasanya akan: Pengauditan 2 | Modul Gabungan



130







Membandingkan harga pokok barang-barang persediaan dengan katalog penjualan dan laporan penjualan tahun berjalan.







Menelaah perputaran persediaan setelah akhir tahun.







Mempertimbangkan apakah perubahan dalam biaya pengganti merupakan indikator berubahnya kondisi pasar.







Mengajukan pertanyaan kepada klien mengenai persediaan yang lambat bergerak dan usang serta nilai persediaan yang dapat direalisasi melalui penjualan.



Perbandingan Penyajian Laporan dengan GAAP Sudah merupakan hal yang umum untuk mengidentifikasi kategori-kategori utama persediaan dalam neraca dan harga pokok penjualan dalam laporan laba-rugi. Selain itu, metode yang digunakan dalam penetapan harga pokok persediaan, pelimpahan atau penjaminan persediaan, serta eksistensi komitmen pembelian utama juga diungkapkan. Pengajuan pertanyaan kepada manajemen juga dapat digunakan untuk menentukan eksistensi kontrak-kontrak yang mengikat atas pembelian barang di masa depan. Apabila komitmen semacam itu dibuat, auditor harus memeriksa syarat-syarat kontrak dan mengevaluasi ketepatan akuntansi serta pelaporan perusahaan. Apabila terjadi kerugian yang material atas komitmen pembelian itu, maka kerugian itu harus diakui dalam laporan, beserta pengungkapan mengenai situasi yang terjadi. Berdasarkan bukti yang diperoleh dari kombinasi antara beberapa pengujian substantif yang telah disebutkan, auditor harus dapat memenuhi setiap tujuan audit saldo akun untuk persediaan.



Pengauditan 2 | Modul Gabungan



131



PENUTUP A. KESIMPULAN Dalam siklus produksi, auditor memfokuskan prhatian pada transaksi pabrikasi yang menyangkut alokasi biaya pabrikasi ke barang dalam proses dan pemindahan biaya produksi yang sudah selesai ke barang jadi. Dalam mengaudit siklus ini, auditor menaruh perhatian pada sistem akuntansi biaya dan sistem akuntansi keuangan klien. Audit atas persediaan memerlukan perencanaan yang cermat dan investasi waktu, biaya, dan upaya audit yang sangat substansial. Pengamatan atas perhitungan persediaan yang dilakukan klien merupakan prosedur auditing yang lazim bila persediaan bersifat material. Karena sulitnya menetapkan keberadaan persediaan, maka pengauditan siklus ini akan memakan banyak waktu. Pengujian yang dilakukan sebagai bagaian dari siklus persediaan dan pergudangan fokus atas catatan akuntansi biaya, observasi fisik, dan pengujian penetapan harga dan kompilasi saldo persediaan akhir. Pengauditan 2 | Modul Gabungan



132



DAFTAR PUSTAKA Boynton, William C., Johnson, Raymond N., dan Kell, Walter G. 2003. Modern Auditing Jilid 2.Jakarta: Erlangga. Jusup, Haryono. 2014. Auditing Edisi 2, Yogyakarta : Penerbitan STIE YKPN Mulyadi, 2002. Auditing Edisi Enam, Salemba Empat : Jakarta



.



Pengauditan 2 | Modul Gabungan



133



BAB 6 : AUDIT SIKLUS JASA PERSONALIA A. SASARAN PEMBELAJARAN Setelah mempelajari materi tentang audit siklus pengeluaran : pengujian pengendalian, maka mahasiswa diharapkan mampu untuk : 1. Mampu memahami sifat siklus jasa personalia. 2. Mampu memahami tujuan audit siklus jasa personalia. 3. Mampu memahami aktivitas pengendalian transaksi penggajian. 4. Mampu memahami pengujian substansi atas saldo gaji dan upah.



B. RUANG LINGKUP BAHAN MODUL Modul ini membahas tentang“Audit Siklus Jasa Personalia” yang merupakan materi awal untukmata kuliah pengauditan 2, dimana di materi ini akan mempelajari Pengauditan 2 | Modul Gabungan



134



mengenai sifat siklus jasa personalia, tujuan audit siklus jasa personalia, aktivitas pengendalian transaksi penggajian, dan pengujian substansi atas saldo gaji dan upah. C. MANFAAT MEMPELAJARI MODUL Manfaat yang diperoleh mahasiswa setelah mempelajari modul ini adalah sebagai berikut : 1. Dapat menjelaskan siklus jasa personalia. 2. Dapat menjelaskan tujuan audit siklus jasa personalia. 3. Dapat menjelaskan aktivitas pengendalian transaksi penggajian. 4. Dapat menjelaskan pengujian substansi atas saldo gaji dan upah.



D. URUTAN PEMBAHASAN 1. Sifat siklus jasa personalia. 2. Tujuan audit siklus jasa personalia. 3. Aktivitas pengendalian transaksi penggajian. 4. Pengujian substansi atas saldo gaji dan upah.



A. SIFAT SIKLUS JASA PERSONALIA Siklus jasa personalia suatu entitas menyangkut peristiwa dan aktivitas yang berhubungan dengan kompetensi eksekutif serta karyawan. Jenis-jenis kompensasi meliputi gaji, upah per jam dan insentif (borongan), komisi, bonus, opsi saham, dan tunjangan karyawan (misalnya asuransi kesehatan dan uang cuti). Kelompok transaksi utama dalam siklus ini adalah transaksi penggajian (payroll transaction). Dalam modul ini akan difokuskan pada kompensasi per jam kepada karywan seta pajak gaji dan upah terkait, serta masalah pengukurann dan pengungkapan penting yang berhubungan dengan opsi saham dan program pensiun. Akun-akun yang dipengaruhi oleh transaksi ini



Kredit Debit Kredit diperlihatkanDebit dalam Peraga 6.1 asuk gaji, upah, komisi, bonus, opsi saham Hutangdan kompensasi hak apresiasi akrual Rekening saham, bank sertapenggajian tunjangan karyawan) imprest (untuk gaji dan upah ber ah Kewajiban sebesar jumlah Rekening yang dipotong bank umum dari (untuk kariyawan pemotongan Peraga 6.1 Pertimbangan Penilaian Risiko Pengendalian untuk Gaji dan Upah serta pajak gaji d Hutang pajak gaji dan upah akrual idak langsung)



Pengauditan 2 | Modul Gabungan



Pembelian



Pembayaran



135



B. TUJUAN AUDIT JASA PERSONALIA Tujuan audit spesifik untuk siklus jasa personalia di gambarkan dalam Peraga 6.2. Peraga 6.2 Tujuan Audit Spesifik untuk Siklus Jasa Personalia Kategori



Tujuan Audit Kelompok



Asersi



Transaksi



Tujuan Audit Saldo Akun



Keberadaan



Beban gaji dan upah serta



Saldo kewajiban gaji dan upah



atau



beban pajak gaji dan upah yang



akrual serta pajak gaji dan upah



Keterjadian



tercatat berhubungan dengan



menunjukkan



kompensasi untuk jasa yang



terhutang pada tanggal neraca.



diberikan Kelengkapan



selama



jumlah



yang



periode



berjalan.gaji dan upah serta Beban



Kewajiban gaji dan upah akrual



beban pajak gaji dan upah yang



serta pajak gaji



tercatat mencakup semua beban



mencakup semua jumlah yang



semacam itu yang terjadi untuk



terutang kepada personel dan



jasa personalia selama tahun



lembaga pemerintah pada tanggal



berjalan.



neraca.



dan upah



Hak dan



Kewajiban gaji dan upah akrual



Kewajiban



serta pajak gaji dan upah adalah kewajban



entitas



yang



melaporkan. Penilaian



Beban gaji dan upah serta



Kewajiban



atau Alokasi



beban pajak gaji dan upah



akrual



telahdihitung



upah telah dihitung serta dicatat



secara akurat.



serta



dicatat



serta



gaji



dan



pajak



upah



gaji dan



secara akurat. Distribusi tenaga kerja pabrik telah dihitung dan dicatat dengan benar.



Pengauditan 2 | Modul Gabungan



136



Penyajian dan



Beban gaji dan upah serta



Akun kewajiban gaji dan upah



Pengungkapan



beban pajak gaji dan upah



akrual serta pajak gaji dan upah



telah



telah



diidentifikasi



serta



diidentifikasi



diklasifikasikan dengan tepat



diklasifikasikan



dalam laporan laba rugi.



dalam neraca. Laporan



serta



dengan



keuangan



tepat



memuat



pengungkapan yang layak atas pension dan program tunjangan lainnya. MENGGUNAKAN PEMAHAMAN TENTANG BISNIS DAN INDUSTRI UNTUK MENGEMBANGKAN STRATEGI AUDIT Waktu dan upaya yang dicurahkan untuk siklus jasa personalia akan bervariasi dari satu industri ke industri lainnya. Audit jasa personalia merupakan hal yang sangat penting bagi keberhasilan audit. Beberapa industri mungkin sangat bebeda dari segi intensivitas tenaga kerja dalam melaksanakan proses pabrikasinya. banyak pabrikan juga terus menjalankan program pensiun dengan manfaat pasti yang pengungkapannya dianggap signifikan. Program kompensasi lainnya meliputi opsi saham yang menghadirkan tantangan pengukuran dan pengungkapan sendiri bagi para auditor. Hal-hal yang penting untuk dipahami auditor sebelum mengaudit siklus jasa pesrsonalia, antara lain :  Pentingnya jasa personalia bagi keseluruhan entitas (misalnya, apakah entitas 



bersifat padat karya atau padat modal?). Sifat kompensasi, karena kompensasi per jam memerlukan sistem pengendalian yang







berbeda dengan kompensasi gaji. Pentingnya berbagai paket kompensasi seperti bonus, opsi saham dan hak apresiasi saham serta perjanjian pensiun.



MATERIALITAS, RISIKO INHEREN, DAN PROSEDUR ANALITIS Materialitas Untuk perusahaan perangkat lunak dan perusahaan jasa seperti bank, perusahaan asuransi dan kantor professional, jasa personalia merupakan beban utama. Untuk sekolah, jasa pesonalia merupakan beban utama. Pertumbuhan sektor jasa dalam perekonomian AS dan pentingnya sumber daya manusia bagi nilai banyak perusahaan teknologi serta perangkat lunak telah membuat siklus jasa personalia suatu bidang audit yang material bagi banyak perusahaan. Walaupun saldo moneter untuk gaji dan upah akrual mungkin



Pengauditan 2 | Modul Gabungan



137



tidak sesignifikan saldo piutang, namun pengungkapan yang berkaitan dengan opsi saham pada pensiun merupakan pengungkapan yang material. Risiko Inheren Auditor jarang memerhatikan asersi kelengkapan dalam siklus gaji dan upah karena sebagian besar karyawan akan segera menuntut majikan mereka jika tidak dibayar. Akan tetapi, penipuan gaji dan upah telah menjadi perhatian utama auditor. Penipuan dapat terjadi pada dua tingkatan. Karyawan yang terlibat dalam penyiapan dan pembayaran gaji dan upah mungkin memproses data untuk karyawan-karyawan fiktif, kemudian menyimpangkan cek gaji untuk digunakan sendiri. Atau manajemen mungkin secara sengaja salah mengklasifikasikan atau ‘mengalihkan” biaya tenaga kerja dalam kontrak pemerintah untuk menipu badan pemerintah itu. Periode pembayaran bisa ditetapkan secara mingguan, dua bulanan, atau bulanan. Dalam setiap kasus, volume transaksi gaji dan upah mungkin tinggi. Untuk pekerja pabrik, penghasilan kotor dapat didasarkan pada waktu dan/atau produktivitas. Dengan demikian, perhitungannya bisa menjadi rumit dan risiko inheren untuk asersi penilaian atau alokasi mungkin tinggi. Apabila sering terjadi perputaran karyawan dalam perusahaan, maka terdapat risiko bahwa seorang karyawan yang sudah pensiun tetap berada dalam daftar gaji dan upah. Program tunjangan perusahaan dapat melibatkan opsi saham, hak apresiasi saham, atau



program pensiun



yang



menyangkut



baik



masalah



pengukuran



maupun



pengungkapan yang signifikan. Oleh karena itu, risiko inheren mungkin tinggi untuk asersi eksistensi/keberadaan atau keterjadian, penilaian atau alokasi, serta penyajian dan pengungkapan. Prosedur Analitis Auditor biasanya akan melakukan prosedur analitis ketika memulai audit atas siklus jasa personalia karena prosedur ini efektif dari segi biaya. Prosedur analitis berguna dalam mengidentifikasi potensi kecurangan seperti apabila gaji dan upah kotor per karyawan melebihi ekspektasi auditor. Contoh-contoh prosedur analitis yang mungkin digunakan auditor disajikan dalam Peraga 6.3. Dalam beberapa kasus, auditor mungkin dapat mengembangkan ekspektasi yang akurat mengenai gaju dan upah suatu organisasi. Auditor dapat mengembangkan ekspektasi yang lebih dapat diandalkan, maka ia dapat menetapkan kepastian yang lebih besar atas bukti itu dan menilai risiko prosedur analitis pada tingkat yang lebih renah daripada jika ekspektasinya agak luas dan umum. Pemanfaatan perangkat lunak audit Pengauditan 2 | Modul Gabungan



138



yang umum akan memungkinkan dikembangkannya ekspektasi yang lebih akurat pada saat mengaudit siklus jasa personalia. Peraga 6.1 Prosedur Analitis yang Umum Digunakan untuk Mengaudit Siklus Jasa Personalia Rasio



Rumus



Signifikansi Audit



Biaya gaji dan upah rata-rata Total biaya gaji dan upah untuk Pengujian atas kelayakan gaji per klasifikasi karyawan



satu kelompok karyawan : dan Jumlah



karyawan



upah



kotor



untuk



dalam sekelompok karyawan. Banyak



kelompok tersebut



perusahaan yang mempunyai lebih



dari



satu



kelompok



karyawan, dan penting untuk mengevaluasi kelayakan gaji dan



upah



berdasarkan



kelompok karyawan. Total pendapatan : Jumlah Rasio ini dapat menjadi ukuran



Pendapatan per karyawan



karyawan purnawaktu



produktivitas



per



karyawan.



Rasio ini khususnya penting dalam industri jasa dan akan dibandingkan dengan statistik industri. Total biaya gaji dan upah Total beban gaji dan upah : Pengujian atas kelayakan biaya sebagai



persentase



dari Total pendapatan



pendapatan



gaji



dn



upah.



seringkali



Rasio



ini



dibandingkan



dengan statistik industri. Beban pajak gaji dan upah Total beban pajak gaji dan Pengujian kelayakan pajak gaji sebagai persentase dari gaji upah : Gaji dan upah kotor



dan upah. Rasio ini seringkali



dan upah kotor



bisa dibandingkan dengan tarif



pajak standar. Membandingkan beban gaji Beban gaji dan upah tahun Pengujian kelayakan



untuk



dan upah (gaji dan upah, berjalan : Beban gaji dan upah beban gaji dan upah jika rasio komisi, karyawan



bonus, dan



tunjangan tahun sebelumnya



ini cukup jauh berbeda dari 1,0.



sebagainya)



dengan saldo atau anggaran tahun sebelumnya Membandingkan



kewajiban Kewajiban pajak gaji dan upah Pengujian



kelayakan



untuk



gaji dan upah tahun berjalan tahun berjalan : Kewajiban kewajiban gaji dan upah jika dengan kewajiban gaji dan pajak gajin dan upah tahun lalu rasio ini cukup jauh berbeda Pengauditan 2 | Modul Gabungan



139



upah tahun sebelumnya



setelah



disesuaikan



dengan dari 1,0.



pertumbuhan volume gaji dan upah Menghitung rasio beban pajak Beban pajak gaji dan upah : Pengujian



kelayakan



untuk



gaji dan upah terhadap total Total beban gaji dan upah



beban pajak gaji dan upah



beban gaji dan upah.



berdasarkan rasio beban pajak gaji



dan



upah



tahun



sebelumnya terhadap total gaji Beban



tunjangan



dan upah. karyawan Total beban tunjangan : Gaji Pengujian



kelayakan



beban



sebagai persentase dari gaji dan upah kotor



tunjangan. Rasio ini seringkali



dan upah kotor.



dibandingkan dengan statistik industri.



PERTIMBANGAN KOMPONEN PENGENDALIAN INTERNAL Departemen yang mungkin secara signifikan terlibat dalam pemrosesan transaksi gaji dan upah meliputi pencatatan waktu, penggajian serta kantor bendahara.



Kebijakan dan



praktik personalia yang ditetapkan harus memastikan bahwa individu-individu yang telibat dalam fungsi penggajian mengetahui undang-undang serta peratutan penggajian negara bagian dan federal serta ketentuan yang berlaku dalam kontrak-kontrak kerja. Manajemen harus menilai risiko dan konsekuensi yang berkaitan dengan kesalahan atau kecurangan dalam pemrosesan gaji dan upah. Hal ini dapat menyangkut masalah-masalah seperti pembayaran yang tidak semestinya atau berlebih, penanganan SPT pajak gaji dan upah yang tidak tepat, serta distribusi biaya tenaga kerja pabrikasi yang tidak tepat. Pemahaman atas komponen informasi dan komunikasi mengharuskan auditor untuk mengenal dengan baik metode-metode pengorganisasian data dan pemrosesan data yang berhubungan dengan transaksi penggajian. Aktivitas pemantauan yang dapat diterapkan atas penggajian mencakup umpan balik dari karyawan mengenai masalah pembayaran, umpan balik dari badan pemerintah mengenai masalah pelaporan serta pembayaran pajak gaju dan upah, penilaian efektivitas pengendalian gaji dan upah oleh auditor internal, dan pengawasan kompensasi eksekutif oleh komite audit.



C. AKTIVITAS PENGENDALIAN TRANSAKSI PENGGAJIAN Aktivitas pengendalian - transaksi penggajian diawali dengan mengidentifikasi sejumlah dokumen dan catatan yang umumnya digunakan dalam transaksi penggajian. Kemudian akan menjelaskan setiap fungsi yang terlibat dalam transaksi penggajian, bagaimana Pengauditan 2 | Modul Gabungan



140



aktivitas pengendalian saling berhubungan satu sama lain untuk mengurangi risiko salah saji dalam asersi laporan keuangan yang dipengaruhi oleh transaksi penggajian.



DOKUMEN DAN CATATAN YANG UMUM Dokumen dan catatan berikut ini penting dalam melaksanakan serta mencatat transaksi penggajian.







Otorisasi personalia. Memo yang dikeluarkan oleh departeman personalia yang menunjukkan pengangkatan seorang karyawan dan setiap perubahan selanjutnya atas status karyawan itu untuk tujuan penggajian.







Kartu absen (clock card). Formulir yang digunakan oleh setiap karyawan untuk mencatat jumlah jam kerja yang dilakukan setiap harinya selama satu periode pembayaran.







Tiket waktu (time ticket). Formulir yang digunakan untuk mencatat waktu kerja seorang karyawan atas pekerjaan tertentu. Lama waktu kerja ini sering kali dicetak oleh mesin.







Register penggajian. Laporan yang menunjukkan nama, penghasilan kotor, potongan gaji dan upah, serta pembayaran bersih setiap karyawan selama satu periode pembayaran. Register ini menyediakan dasar untuk membayar karyawan serta mencatat gaji dan upah.







Rekening bank untuk penggajian imprest. Rekening yang menampung setoran sebesar total gaji dan upah bersih yang dilakukan selama setiap periode pembayaran, dan dari rekening ini ditarik cek untuk membayar gaji dan upah para karyawan.







Cek gaji. Perintah penarikan kepada bank untuk membayar karyawan. Cek ini juga disertai dengan sebuah memo yang dapat dilepas yang menunjukkan penghasilan kotor serta potongan gaji dan upah.







Ikhtisar distribusi biaya tenaga kerja. Laporan yang menunjukkan klasifikasi akun untuk penghasilan pabrik kotor selama setiap periode pembayaran.







SPT pajak gaji dan upah. Formulir yang ditetapkan oleh otoritas pajak untuk diserahkan bersama dengan pembayaran pajak yang dipotong dari karyawan serta pajak gaji dan upah pemberi kerja untuk jaminan sosial serta pengangguran federal dan negara bagian.







File personalia karyawan. File yang memuat data mengenai ikatan kerja setiap Pengauditan 2 | Modul Gabungan



141



karyawan dan memuat semua otorisasi personalia yang dikeluarkan untuk karyawan tersebut, evaluasi kerja, serta tindakan disipliner, jika ada. 



File induk data personalia.



File komputer yang berisi data terkini mengenai



karyawan yang diperlukan untuk menghitung gaji dan upah seperti klasifikasi pekerjaan, tarif upah dan potongan. 



File induk penghasilan karyawan. File komputer yang berisi penghasilan kotor, potongan gaji dan upah, serta pembayaran bersih setiap karyawan selama tahun berjalan hingga tanggal pada hari itu menurut periode pembayaran.



FUNGSI-FUNGSI DAN PENGENDALIAN TERKAIT Pemrosesan transaksi penggajian melibatkan fungsi-fungsi penggajian, antara lain :



Memulai Transaksi Penggajian  Mengangkat Karyawan Semua pengangkatan karyawan dilakukan di departemen personalia dan harus didokumentasikan dalam formulir otorisasi personalia. Formulir itu harus menunjukkan klasifikasi pekerjaan tarif upah awal, serta potongan gaji dan upah yang diotorisasi. Pengendalian terhadap pengangkatan karyawan baru pada file induk data personalia akan mengurangi risiko pembayaran gaji dan upah kepada karyawan fiktif.



Dengan



demikian,



pengendalian



itu



berkaitan



dengan



asersi



eksistensi/keberadaan atau keterjadian serta hak dan kewajiban untuk transaksi penggajian.  Mengotorisasi Perubahan Gaji dan Upah Pengendalian terhadap perubahan gaji dan upah ini membantu memastikan keakuratan daftar gaji dan upah serta berhubungan dengan asersi penilaian atau alokasi dan juga hak dan kewajiban. Departemen personalia juga harus mengeluarkan pemberitahuan tentang pemberhentian pada saat berakhirnya ikatan kerja seseorang. Pemutakhiran file induk data personalia dengan segera sangat penting untuk mencegah karyawan yang sudah berhenti masih tercatat dalam daftar gaji dan upah. Jadi, pengendalian ini berkaitan dengan asersi eksistensi/keberadaan atau keterjadian. Penerimaan Jasa Pengauditan 2 | Modul Gabungan



142







Menyiapkan Data Kehadiran dan PencatatanWaktu Dalam banyak perusahaan, terdapat departemen pencatatan waktu yang bertanggung jawab atas fungsi ini. Time clock kerapkali digunakan untuk mencatat waktu kerja seorang karyawan pada saat sebuah kartu waktu atau tanda pengenal karyawan dimasukkan ke dalam time clock tersebut. Untuk para karyawan pabrik, jumlah jam kerja menurut kartu jam harus didukung oleh tiket waktu yang memperlihatkan jenis pekerjaan yang dilakukan (tenaga kerja langsung atau tidak langsung), dan pekerjaan mana yang akan dibebani dengan jumlah jam tenaga kerja langsung. Semua jam kerja yang dilakukan harus disetujui secara tertulis oleh seorang penyelia. Departemen pencatatan waktu kemudian merekonsiliasikan tiket waktu yang sudah disetujui dengan kartu jam, dan menyerahkannya ke departemen penggajian untuk digunakan dalam menyiapkan daftar gaji dan upah.



Pencatatan Transaksi Penggajian  Menyiapkan Daftar serta Mencatat Gaji danUpah Program gaji dan upah memilah transaksi-transaksi penggajian menurut nomor karyawan dan data ini akan menjalani proses pengecekan serta penyuntingan. Proses ini meliputi validitas nomor karyawan dan batas atau kelayakan jumlah jam kerja. Keluaran dari proses ini terdiri atas transaksi penggajian yang sah dan sebuah laporan tentang penyimpangan serta pengendalian yang dikirimkan ke departemen pengendalian data. Pengendalian terhadap poses pemasukan data yang mendahului perhitungan gaji dan upah ini akan mendukung asersi eksistensi/keberadaan atau keterjadian, kelengkapan, dan penilaian atau alokasi untuk transaksi penggajian. 



Mencatat Gaji dan Upah Saat pembayaran kotor, potongan, dan pembayaran bersih dihitung untuk setiap karyawan, program akan memutakhirkan file induk penghasilan karyawan, dan mengakumulasi total ayat jurnal gaji dan upah yang dihasilkan serta dimasukkan ke dalam file induk buku besar umum ketika proses ini telah selesai. Keluaran tercetak berikut ini akan dikirimkan ke departemen pengendalian data. •



Sebuah laporan tentang penyimpangan dan pengendalian yang telah ditelaah oleh departemen pengendalian data sebelum membagikan keluaran tercetak Pengauditan 2 | Modul Gabungan



143



lainnya. •



Sebuah salinan register gaji dan upah yang dikembalikan bersama dengan kartu jam dan tiket waktu kepada departemen gaji dan upah untuk dibandingkan dengan data batch transmittal yang asli.







Sebuah salinan register gaji dan upah yang kedua serta cek-cek gaji bernomor yang dikirimkan ke kantor bendahara.







Ikhtisar buku besar umum yang dikirim ke departemen akuntansi yang memperlihatkan ayat jurnal gaji dan upah yang dihasilkan oleh program penggajian.



Pembayaran Gaji dan Upah  Membayar Gaji dan Upah serta Melindungi Upah yang Belum Diambil Dalam menujukkan sebuah salinan register gaji dan upah, serta cek-cek gaji yang telah dikirimkan ke kantor bendahara di mana fungsi-fungsi ini biasa dilakukan Pengendalian yang dapat diterapkan meliputi berikut ini. •



Cek-cek gaji itu harus ditandatangani dan dibagikan oleh personel kantor bendahara yang berwenang dan tidak terlibat dalam penyusunan daftar atau pencatatan gaji dan upah.







Akses ke mesin penandatangan cek dan pelat tanda tangan harus dibatasi pada orang-orang yang berwenang.







Cek-cek gaji harus didistribusikan hanya kepada karyawan yang identifikasinya benar.







Cek-cek gaji yang belum diambil harus disimpan dibrankas atau tempat yang aman lainnya di kantor bendahara.



Pengendalian lainnya yang penting terhadap pembayaran gaji dan upah pada kebanyakan perusahaan besar adalah penggunaan rekening bank panjar untuk penggajian imprest. Dari rekening inilah cek-cek gaji ditarik. MENYERAHKAN SPT PAJAK GAJI DAN UPAH SPT pajak gaji dan upah harus diserahkan sebesar jumlah yang dipotong dari karyawan untuk pajak penghasilan dan jaminan sosial federal, serta untuk jaminan sosial dan pajak pengangguran federal serta negara bagian yang dikenakan kepada pemberi kerja. SPT ini harus diserahkan secara tepat waktu untuk menghindari pembayaran denda serta bunga, Pengauditan 2 | Modul Gabungan



144



dan bahkan mungkin tuduhan kriminal. Jadi, tanggung jawab untuk melaksanakan fungsi ini harus ditetapkan dengan jelas menurut jadwal yang sesuai dengan batas waktu penyerahan serta pembayaran federal dan negara bagian.



D. PENGUJIAN SUBTANSI ATAS SALDO GAJI DAN UPAH Pengujian substantif atas saldo gaji dan upah biasanya dilaksanakan pada atau menjelang tanggal neraca. MENENTUKAN RISIKO DETEKSI Bukti tentang keefektifan pengendalian atas risiko-risiko dalam banyak kasus akan memungkinkan penilaian risiko pengendalian yang rendah, sehingga menghasilkan tingkat risiko deteksi yang sedang atau tinggi untuk sebagian besar atau seluruh asersi gaji dan upah. Akibatnya, pengujian substantif atas saldo-saldo gaji dan upah seringkali dibatasi pada penerapan prosedur analitis atas akun-akun beban dan pos- pos akrual yang terkait serta pengujian rincian yangterbatas. Jika prosedur analitis tersebut mengungkapkan fluktuasi yang tidak diduga, maka akan diperlukan pengujian rincian yang lebih ekstensif. MERANCANG PENGUJIAN SUBSTANTIF Pengujian substantif yang spesifik atas saldo-saldo gaji dan upah dibatasi pada prosedurprosedur berikut ini. 



Menghitung Kembali Kewajiban Gaji dan Upah Akrual Walaupun perhatian utama auditor mengenai beban gaji dan upah untuk tahun berjalan tertuju pada lebih saji, namun untuk akun-akun akrual akhir tahun perhatian utamanya adalah pada rendah saji. Dalam memperoleh bukti mengenai kewajaran jumlah-jumlah akrual manajemen, auditor harus mareview perhitungan manajemenatau melakukan perhitungan sendiri. Selain itu, bukti tambahan juga dapat diperoleh dengan memeriksa pembayaran sesudahnya atas jumlah akrual itu sebelum pekerjaan lapangan berakhir. Bukti yang diperoleh dari pengujian ini terutama menyangkut tujuan yang berhubungan dengan asersi penilaian atau alokasi.







Mengaudit Tunjangan Karyawan dan Program Pensiun



Pengauditan 2 | Modul Gabungan



145



Sejumlah perusahaan pabrikasi telah memiliki program pensiun dengan tunjangan pasti yang menghadirkan masalah yang signifikan dalam hal pengukuran beban pensiun serta pengungkapan pensiun. Risiko yang paling signifikan berhubungan dengan salah saji dalam asersi penilaian atau alokasi serta asersi penyajian dan pengungkapan. Auditor yang mengaudit laporan keuangan biasanya dapat mengacu pada hasil audit ERISA (Employee Retirement Income Security) ketika mengaudit beban dan pengugkapan pensiun. Auditor juga harus mengevaluasi kewajaran estimasi akuntansi utama, yaitu tingkat pengembalian yang diguakan untuk menentukan proyeksi kewajiban tunjangan, pada saat mengaudit beban pensiun. 



Mengaudit Opsi Saham dan Hak Apresiasi Saham Salah satu bentuk kompensasi karyawan yang umum bagi banyak perusahaan menyangkut penggunaan opsi saham. Auditor harus menentukan (1) Jenis program kompensasi insentif yang digunakan untuk memberikan kompensasi kepada karyawan dan pejabat, (2) Bagaimana beban kompensasi ditentukan dan bagaimana beban kompensasi di alokasikan ke berbagai periode akuntansi,serta (3) Kecukupan pengungkapan yang berkaitan dengan program kompensasi insentif. Auditor harus menentukan metode kompensasi insentif yang digunakan oleh klien dan membaca kontrak-kontrak yang mendasari untuk mengidentifikasi istilah-istilah peting yang berhubungan dengan kompensasi insentif. Metode yang umum digunakan mencakup penggunaan baik opsi saham insentif maupun dalam beberapa kasus, hak apresiasi saham. Hak apresiasi saham seringkali digunakan untuk memberikan karyawan-karyawan kunci kas yang cukup untuk menggunakan opsi saham dan menyimpan saham itu, bukan menjual saham guna mendapatkan kas yang yang cukup untuk menggunakn opsi. Auditor juga harus mengevaluasi kewajaran penyajian pengungkapan termasuk deskripsi program secara umum, serta jumlah dan rata-rata tertimbang harga penggunaan opsi yang masih beredar pada awal dan akhir tahun, serta opsi yang diberikan, digunakan, dibatalkan, atau kadaluwarsa selama tahun berjalan.







Memverifikasi Kompensasi Pejabat



Pengauditan 2 | Modul Gabungan



146



Kompensasi pejabat sangat sensitif terhadap audit karena dua alasan, yaiatu (1) pengungkapan kompensasi pejabat secara terpisah disyaratkan dalam laporan 10-K yang diserahkan perusahaan terbuka kepada SEC, dan (2) para pejabat mungkin bisa menghindari pengendalian dan menerima gaji, bonus, opsi saham serta bentuk kompensasi lainnya yang melebihi jumlah yang diotorisasi. Karena alasan-alasan tersebut, otorisasi dewan direksi untuk gaji pejabat dan bentuk kompensasi lainnya harus dibandingkan dengan jumlah yang tercatat.



PENUTUP A. RANGKUMAN Dalam siklus jasa personalia, perhatian auditor terutama diarahkan pada transaksi penggajian serta asersi saldo akun yang terkait. Kecuali jika keadaan mengindikasikan bahawa tidak akan efisien dari segi biaya, pengujian pengendalian atas gaji dan upah akan cukup ekstensif untuk mendukung penilaian tingkat risiko pengendalian yang lebih rendah. Pengujian substantive atas saldo beban dan kewajiban gaji dan upah kemudian dapat dibatasi terutama pada prosedur analitis dan pengujian rincian yang terbatas.



B. LATIHAN Di bawah ini akan di uraikan dokumen dalam aktivitas penggajian dan penjelasannya. Tugas anda adalah mencocokkan setiap dokumen dan penjelasannya. Berikan garis yang menghubungkan antara nama dokumen dan penjelasannya ! Fungsi Tiket waktu (time ticket).



Pengendalian Rekening yang menampung setoran sebesar total gaji dan upah bersih yang dilakukan selama setiap periode pembayaran, dan dari rekening ini



Register penggajian.



ditarik cek untuk membayar gaji dan upah para karyawan.



Rekening bank untuk penggajian



Perintah penarikan kepada bank untuk membayar



imprest.



karyawan. Cek ini juga disertai dengan sebuah memo yang dapat dilepas yang menunjukkan penghasilan kotor serta potongan gaji dan upah. Pengauditan 2 | Modul Gabungan



147



Formulir yang digunakan untuk mencatat waktu kerja seorang karyawan atas pekerjaan tertentu. Lama waktu kerja ini sering kali dicetak oleh Cek gaji.



mesin. Laporan yang menunjukkan nama, penghasilan



Ikhtisar distribusi biaya tenaga kotor, potongan gaji dan upah, serta pembayaran kerja.



bersih setiap karyawan selama satu periode pembayaran. Register ini menyediakan dasar untuk membayar karyawan serta mencatat gaji dan upah. Laporan yang menunjukkan klasifikasi akun untuk penghasilan pabrik kotor selama setiap periode pembayaran.



C. TES FORMATIF 1. Bagaimana aktivitas pengendalian transaksi penggajian dilakukan ? 2. Ada dua hal yang menjadi alasan kompensasi pejabat sangat sensitif terhadap audit. Apakah kedua alasan tersebut ? 3. Pengujian substantive atas saldo-saldo gaji dan upah



dibatasi pada beberapa



prosedur. Apakah prosedur tersebut ?



D. KUNCI JAWABAN TES FORMATIF 1. Aktivitas pengendalian - transaksi penggajian diawali dengan mengidentifikasi sejumlah dokumen dan catatan yang umumnya digunakan dalam transaksi penggajian. Kemudian akan menjelaskan setiap fungsi yang terlibat dalam transaksi penggajian, bagaimana aktivitas pengendalian saling berhubungan satu sama lain untuk mengurangi risiko salah saji dalam asersi laporan keuangan yang dipengaruhi oleh transaksi penggajian. 2. Dua hal yang menjadi alasan kompensasi pejabat sangat sensitive terhadapa audit adalah sebagai berikut : a. Pengungkapan kompensasi pejabat secara terpisah disyaratkan dalam laporana 10-K yanag diserahkan perusahaan terbuka kepada SEC,



Pengauditan 2 | Modul Gabungan



148



b. Para pejabat mungkin bias menghindari pengendalian dan menerina gaji, bonus, opsi saham serta bentuk kompensasi lainnya melebihi jumlah yang diotorisasi



3. Pengujian substantif atas saldo-saldo gaji dan upah dibatasi pada beberapa prosedur. Sebagai berikut : 



Menghitung Kembali Kewajiban Gaji dan Upah Akrual Walaupun perhatian utama auditor mengenai beban gaji dan upah untuk tahun berjalan tertuju pada lebih saji, namun untuk akun-akun akrual akhir tahun perhatian utamanya adalah pada rendah saji. Dalam memperoleh bukti mengenai kewajaran jumlah-jumlah akrual manajemen, auditor harus mareview perhitungan manajemenatau melakukan perhitungan sendiri.







Mengaudit Tunjangan Karyawan dan Program Pensiun Sejumlah perusahaan pabrikasi telah memiliki program pensiun dengan tunjangan pasti yang menghadirkan masalah yang signifikan dalam hal pengukuran beban pensiun serta pengungkapan pensiun. Risiko yang paling signifikan berhubungan dengan salah saji dalam asersi penilaian atau alokasi serta asersi penyajian dan pengungkapan.







Mengaudit Opsi Saham dan Hak Apresiasi Saham Auditor harus menentukan metode kompensasi insentif yang digunakan oleh klien dan membaca kontrak-kontrak yang mendasari untuk mengidentifikasi istilah-istilah peting yang berhubungan dengan kompensasi insentif. Metode yang umum digunakan mencakup penggunaan baik opsi saham insentif maupun dalam beberapa kasus, hak apresiasi saham. Hak apresiasi saham seringkali digunakan untuk memberikan karyawan-karyawan kunci kas yang cukup untuk menggunakan opsi saham dan menyimpan saham itu, bukan menjual saham guna mendapatkan kas yang yang cukup untuk menggunakn opsi







Memverifikasi Kompensasi Pejabat Kompensasi pejabat sangat sensitif terhadap audit karena dua alasan, yaiatu (1) pengungkapan kompensasi pejabat secara terpisah disyaratkan dalam laporan 10-K yang diserahkan perusahaan terbuka kepada SEC, dan (2) para pejabat Pengauditan 2 | Modul Gabungan



149



mungkin bisa menghindari pengendalian dan menerima gaji, bonus, opsi saham serta bentuk kompensasi lainnya yang melebihi jumlah yang diotorisasi. Karena alasan-alasan tersebut, otorisasi dewan direksi untuk gaji pejabat dan bentuk kompensasi lainnya harus dibandingkan dengan jumlah yang tercatat.



E. UMPAN BALIK Diharapkan mahasiswa dapat menguasai sasaran pembelajaran dari materi “Audit Siklus Jasa Personalia”. Adapun tingkat penguasaan = (Jumlah jawaban benar : 3) x 100 % Arti tingkat penguasaan yang diperoleh adalah : Baik sekali



=



90 – 100 %



Baik



=



80 – 89 %



Cukup



=



70 – 79 %



Kurang



=



0 – 69 %



Pengauditan 2 | Modul Gabungan



150



DAFTAR PUSTAKA



Boynton, William C., Johnson, Raymond N., dan Kell, Walter G. 2003. Modern Auditing(Eds. Ke –



7, jilid 2). Jakarta: Erlangga. Puradireja, Kanaka dan Mulyadi. Auditing, Edisi 6, Cetakan kelima. Jakarta: Penerbit Salemba Empat, 2008 Jusup, Al. Haryono.2014. Auditing (Pengauditan Berbasis ISA.Yogyakarta:Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi.



.



Pengauditan 2 | Modul Gabungan



151