Modul Praktek Akuntansi Manajemen - Buku 1-Dikonversi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BUKU 1 : TEORI DAN KASUS



Disusun Oleh:



Sri Suranta, SE., M.Si., Ak., BKP Adi Firman Ramadhan, SE., M.Ak., Ak., CA Isna Putri Rahmawati, SE., M.Sc., Ak



PROGRAM STUDI DIII AKUNTANSI SEKOLAH VOKASI UNIVERSITAS SEBELAS MARET



KATA PENGANTAR



Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan anugerahNya sehingga kami dapat menyelesaikan modul Praktik Akuntansi Manajemen. Modul ini membantu bagi mahasiswa dan pembaca pada umumnya untuk memahami dan mendapatkan gambaran yang lebih konkrit berkaitan dengan pengendalian biaya dan pengambilan keputusan bagi manajemen perusahaan atau organisasi dengan menggunakan data akuntansi keuangan dan akuntansi biaya. Modul ini terdiri dari tiga bagian. Bagian pertama merupakan penjelasan mendasar berkaitan dengan konsep akuntansi manajemen dan fungsinya bagi manajemen perusahaan atau organisasi, khususnya untuk pengendalian biaya dan pengambilan keputusan manajemen. Bagian kedua merupakan soal-soal kasus pada perusahaan PT Solo Mandiri yang berkaitan dengan analisis data akuntansi keuangan dan akuntansi biaya untuk kepentingan manajemen, khususnya untuk pengendalian biaya dan pengambilan keputusan. Bagian ketiga merupakan kertas kerja yang digunakan untuk mengerjakan soal-soal kasus manajerial dari perusahaan PT Solo Mandiri. Modul ini dirancang untuk pengguna yang berkepentingan terhadap pengendalian biaya dan pengambilan keputusan dengan menggunakan data akuntansi keuangan dan akuntansi biaya. Namun demikian, modul ini tidak lepas dari kekurangan dan kesalahan. Untuk itu, besar harapan kami atas kritik dan saran dari semua pihak untuk kesempurnaan modul ini. Kiranya, semoga modul ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.



Surakarta, September 2019



Penyusun



ii



DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ......................................................................................... KATA PENGANTAR .................................................................................... DAFTAR ISI .................................................................................................. INFORMASI UMUM ………………………………………………………… BAGIAN I BAB I KONSEP BIAYA DAN PERILAKU BIAYA Akuntansi Manajemen vs Akuntansi Keuangan …………………….. Pengertian Biaya ………………………………………………….….. Klasifikasi Biaya……………………………………………………... Klasifikasi Biaya Berdasarkan Fungsi Biaya ……………………… Klasifikasi Biaya Berdasarkan Perilaku Biaya ……………………… Klasifikasi Biaya Berdasarkan Pembebanan Biaya ………………… Klasifikasi Biaya untuk Pengambilan Keputusan ……………………



1 2 2 3 7 15 12



BAB II METODE PENENTUAN BIAYA DAN CVP ANALYSIS Metode Penentuan Biaya……………………………………………... Absorption Costing …………………………………………………... Variable Costing ……………………………………………………………. Klasifikasi Biaya berdasarkan Variable dan Absorption Costing……. Perbandingan Biaya Produk Per unit ………………………………… Perbandingan Laporan Laba Rugi……………………………………. Dampak Laba Komparatif ………………………………….……….. JIT dan Absorprtion costing……………………………………………….. Analisis Biaya Volume Laba..………………………………………... Pendekatan Marjin Kontribusi ……………………………………...... Risiko dan Ketidakpastian ……………………………………………



17 17 17 18 18 18 22 24 24 22 32



BAB III BIAYA STANDAR DAN ANGGARAN FLEXIBLE Biaya Standar ……………………………………………………….. Anggaran Fleksibel dan Analisis Kinerja..…………………………... Laporan Kinerja BOP ………………………………………………... Analisis Selisih BOP …………………………………………………



35 42 35 38



BAB IV BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS Pendahuluan……………………………………………………….… Model Activity-based Costing …………………………………………….. Perbedaan antara Tradisional Costing dan ABC Costing ……………. Hirarki Biaya ………………………………………………………… Langkah Implementasi.............................................................………. Dampak Kos Produk atas Implementasi ABC......................................



50 50 50 50 51 57



iii



i ii iii v



BAB V RELEVANT COSTS DAN CAPITAL BUDGETING Biaya Relevan ………………………………………………………. 60 Keputusan Menghentikan atau Mempertahankan Segmen………… 60 Keputusan Membuat atau Membeli ………………………………… 62 Keputusan Pesanan Khusus ………………………………………… 63 Keputusan adanya Sumberdaya Terbatas ………………………….. 64 Keputusan Menjual Langsung atau Memproses Lanjut ……………. 66 Keputusan Penganggaran Modal ……………………………………. 67 Penganggaran Modal………………………………………………… 70 Metode Capital Budgeting yang Lain.........................................................75 BAB VI INFORMASI UMUM DAN KASUS-KASUS MANAJERIAL PADA PT SOLO MANDIRI Profil Perusahaan........................................................................................78 Kebijakan Akuntansi...................................................................................78 Daftar Akun/Rekening................................................................................79 Transaksi selama bulan Desember 2007 ……………………………. 82 Kasus 1........................................................................................................83 Kasus 2........................................................................................................83 Kasus 3........................................................................................................84 Kasus 4........................................................................................................85 Kasus 5........................................................................................................86 Kasus 6........................................................................................................88 Kasus 7........................................................................................................88 Kasus 8........................................................................................................89 Kasus 9........................................................................................................89 Kasus 10 ……………………………………………………………. 90 Kasus 11 ……………………………………………………………. 90 Kasus 12 ……………………………………………………………. 91 Kasus 13 ……………………………………………………………. 91



iv



INFORMASI UMUM Modul Praktik Akuntansi Manajemen ini disusun dengan tujuan untuk memberikan latihan secara praktis kepada mahasiswa, khususnya dan umumnya kepada praktisi agar dapat melakukan pengendalian biaya dan pengambilan keputusan manajemen. Dengan Modul Praktik Akuntansi Manajemen ini, mahasiswa tidak hanya mengerjakan kasus secara parsial tetapi juga dapat mengerjakan kasus yang mendekati kenyataan yang sesungguhnya terjadi dalam operasi perusahaan atau organisasi. Modul Praktik Akuntansi Manajemen ini disusun untuk kepentingan praktik mahasiswa yang memerlukan waktu pengerjaan minimal 16 kali tatap muka, masingmasing 150 menit untuk setiap tatap muka. Mahasiswa diharapkan dapat menyelesaikan kasus ini tepat waktu sesuai dengan jadwal seperti berikut: PERTEMUAN KE1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16



MATERI Penjelasan Silabus Bab I: Konsep Biaya dan Perilaku Biaya Bab II: Variable Costing dan CVP Analysis Bab III: Standard Costs dan Flexible Budget Kasus 1: Klasifikasi Biaya dan Perilaku Biaya Kasus 2: Variable Costing dan CVP Analysis Kasus 3: Standard Costs dan Flexible Budget Bab IV: Activity-based Costing Bab V: Relevant Cost dan Capital Budgeting Kasus 4: ABC Systems Kasus 5: Keputusan Menghentikan/Mempertahankan Divisi Kasus 6: Keputusan Membuat Sendiri atau Membeli Kasus 7: Keputusan Menerima atau Menolak Pesanan Khusus Kasus 8: Keputusan Menjual atau Memproses Lanjut Kasus 9: Menerima atau Menolak Proyek Baru Kasus 10: Membeli Mesin Baru atau Memperbaiki Mesin Lama Kasus 11: Peringkatan Proyek Investasi Kasus 12: Keputusan Investasi dengan Payback Method Kasus 13: Keputusan Investasi dengan Simple Rate of Return



v



BAB I KONSEP BIAYA DAN PERILAKU BIAYA 1. AKUNTANSI MANAJEMEN VS AKUNTANSI KEUANGAN Dalam menjalankan sebuah bisnis, manajemen selalu dihadapkan dalam pengambilan keputusan. Keputusan dalam bisnis membutuhkan informasi salah satunya informasi keuangan. Penggunadari informasi keuangan adalah pihak internal dan pihak eksternal. Informasi untuk pihak internal sering disebut dengan akuntansi manajemen sedangkan untuk pihak eksternal adalah akuntansi keuangan. Bedasarkan Garison (2011) perbedaan utama dari akuntansi manajemen dan akuntansi keuangan diantaranya terletak pada pihak pengguna dari informasi yang dihasilkan dan keharusan suatu perusahaan untuk menerapkannya. Akuntansi Keuangan mengolah data untuk menghasilkan informasi keuangan yang ditujukan kepada pihak eksternal perusahaan. Misalnya investor, kreditor, regulator, konsumen, serikat pekerja, dan lain lain. Akuntansi keuangan bersifat mandatory, yang berarti harus dilakukan. Hal ini sejalan dengan peraturan dan regulasi yang dibuat untuk diberlakukan pada suatu negara, misalnya di Indonesia terdapat Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang dijadikan acuan. Akuntansi manajemen mengolah data untuk menghasilkan informasi keuangan yang ditujukan kepada pihak internal perusahaan. Misalnya untuk manajemen perusahaan, divisi pemasaran, keuangan, dan sumber daya manusia. Akuntansi manajemen tidak bersifat mandatory. Tidak ada badan pengatur atau lembaga luar lainnya yang menyatakan secara spesifik terkait keharusan untuk menerapkan akuntansi manajemen pada suatu perusahaan, karena penerapan akuntansi manajemen bersifat optional. Hal ini digunakan untuk mendukung keputusan-keputusan seperti berapa penentuan harga jual suatu produk, keputusan peningkatan gaji dan upah, keputusan meneruskan atau memberhentikan suatu produk, dan lain-lain. Berikut ini merupakan tabel perbandingan antara akuntansi manajemen dan akuntansi keuangan, Unsur Pembeda Pemakai utama informasi Restriksi Jenis Informasi



Akuntansi Manajemen Pihak internal perusahaan Tidak ada aturan yang mengikat (mandatory); justifikasi berdasarkan manfaat-biaya Informasi keuangan dan non keuangan



Akuntansi Keuangan Pihak eksternal perusahaan Prinsip akuntansi yang berlaku umum adalah aturan yang bersifat mandatory Informasi keuangan



Orientasi waktu Lingkup Informasi Bidang pengetahuan



Berorientasi masa depan disajikan Informasi yang terperinci berbagai Terkait dengan bidang pengetahuan



Berorientasi masa lalu Informasi yang disajikan ringkas Terkait dengan bidang pengetahuan akuntansi



Akuntansi manajemen berfokus pada perencanaan (planning) dan pengawasan (control). Perencanaan mencakup penetapan tujuan dan menguraikan bagaimana cara untuk mencapai tujuan tersebut, sedangkan pengendalian mencakup langkah-langkah yang diambil untuk memastikan bahwa tujuan tersebut tercapai. Manajer membutuhkan informasi tentang perusahaan agar dapat mejalankan dengan baik tanggung jawab dari tugas perencanaan dan pengawasan. Peran akuntansi dalam kondisi ini sering berkaitan dengan aktivitas penentuan biaya-biaya pada suatu perusahaan. 2. PENGERTIAN BIAYA Konsep kos dalam akuntansi manajemen sangat penting, sehingga diperlukan pemahaman yang lebih mengenai arti kos. Kos diartikan sebagai pengorbanan sumber ekonomi untuk memperoleh barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat masa sekarang atau masa yang akan datang. Biaya adalah kos barang atau jasa yang telah digunakan untuk memperoleh pendapatan. Saat barang dan jasa dimanfaatkan, kos akan menjadi biaya. Selisih antara pendapatan dan biaya akan menjadi laba atau rugi. 3. KLASIFIKASI BIAYA Penggunaan istilah biaya diartikan secara berbeda-beda pada manajemen akuntansi, alasannya karena terdapat banyak tipe dari biaya-biaya. Biaya-biaya tersebut diklasifikasikan secara berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan manajemen, seperti kebutuhan data mengenai biaya untuk pembuatan laporan keuangan eksternal, menyediakan perencanaan anggaran, atau untuk membuat keputusan. Masing-masing penggunaan data mengenai biaya mungkin menuntut jenis biaya yang berbeda pula, contohnya data biaya historis, biasanya digunakan untuk menyediakan laporan keuangan eksternal, sedangkan untuk pembuatan keputusan mungkin dibutuhkan data biaya saat ini. (Garrison, Noreen, and Brewer, 2006:35-36).



Bab 1: Konsep Biaya dan Perilaku Biaya



2



Tujuan Klasifikasi Dan Klasifikasi Biaya NO



Tujuan Klasifikasi



1



Penyajian Laporan Keuangan: Laporan Laba Rugi dan Neraca



2



Prediksi Kos berkaitan dengan perubahan aktivitas



3



Pembebanan Biaya



4



Pembuatan/Pengambilan Keputusan



Klasifikasi Biaya Biaya Produksi • Bahan Baku Langsung • Tenaga Kerja Langsung • Biaya Overhead Pabrik Biaya Nonproduksi (Biaya Periodik) • Biaya Penjualan dan Pemasaran • Biaya Administrasi • Biaya Variabel • Biaya Tetap  Mixed Cost / Semi-Variable Cost • Biaya Langsung (Direct costs) • Biaya Tidak Langsung (Indirect costs) • Biaya Diferensial • Biaya Tertanam (Sunk costs) • Biaya Peluang (Opportunity costs)



3.1 KLASIFIKASI BIAYA BERDASARKAN FUNGSI BIAYA Aliran Biaya Pada Perusahaan “Manufaktur” Perusahaan manufaktur terlibat dalam banyak aktivitas dibandingkan dengan perusahaan tipe lainnya, karena melakukan kegiatan dari memperoleh bahan baku, memproduksi barang jadi, pemasaran, distribusi, penagihan dan seluruh kegiatan bisnis lain pada umumnya. Oleh karena itu, pemahaman tentang klasifikasi biaya pada perusahaan manufaktur dapat sangat berguna untuk menentukan biaya-biaya yang termasuk dalam kegiatan operasional berupa produksi, dan biaya apa saja yang termasuk dalam biaya non produksi (periodik). Misalnya, Unilever, Indofood, Samsung, BMW, dan Adidas Biaya produksi pada perusahaan manufaktur dibagi dalam tiga kategori, yaitu biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. Sedangkan, biaya non produksi (periodik) terbagi ke dalam dua kategori, yaitu biaya penjualan dan pemasaran, serta biaya administrasi. Berikut ini merupakan bagan yang menggambarkan mengenai biaya produksi dan biaya non produksi (periodik).



Bab 1: Konsep Biaya dan Perilaku Biaya



3



Biaya-biaya Laporan Posisi Keuangan (Neraca) Persediaan bahan baku Bahan langsung yang digunakan dalam produksi Pembelian bahan baku



Tenaga Kerja Langsung Persediaan barang dalam proses Barang jadi (harga pokok produksi Overhead Pabrik



Persediaan Barang jadi



Penjualan dan administrasi



Laporan Laba Rugi Harga pokok penjua



Barang dijual Beban penjualan dan administrasi



Sumber: Garrison, Noreen, and Brewer, 2006. 1. Biaya Produksi Semua biaya yang terlibat dalam membuat suatu produk, yang meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik.  Biaya Bahan Baku, nilai bahan baku yang digunakan dalam proses produksi untuk diubah menjadi produk jadi. Contoh, kertas sebagai bahan untuk pembuatan buku.  Biaya Tenaga Kerja Langsung, besarnya nilai gaji dan upah tenaga kerja yang yang terlibat langsung untuk mengerjakan produk. Contoh, upah buruh pabrik.  Biaya Overhead Pabrik, semua biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Contoh, depresiasi peralatan, bangunan pabrik, bahan pembantu, biaya tenaga kerja tidak langsung. 2. Biaya Nonproduksi Biaya yang berkaitan dengan fungsi desain, pengembangan, pemasaran, distribusi, layanan pelanggan, dan adminstrasi umum. Biaya nonproduksi meliputi biaya penjualan dan pemasaran serta biaya administrasi.  Biaya Penjualan dan Pemasaran, biaya yang terjadi untuk memasarkan produk atau jasa. Contoh, biaya iklan di tv, biaya pengiriman produk ke konsumen.  Biaya Administrasi, biaya yang terjadi dalam rangka mengarahkan, menjalankan dan mengendalikan perusahaan. Contoh, biaya perlengkapan



Bab 1: Konsep Biaya dan Perilaku Biaya



4



kantor, biaya gaji karyawan kantor, biaya listrik kantor, dan lain-lain. 3.1.1 CONTOH ALIRAN BIAYA Berikut data dan informasi pada perusahaan Manufaktur “ABC” bulan lalu: Pembelian Bahan Baku ................................. Tenaga Kerja Langsung ................................



$ 200.000 270.000



Biaya Overhead Pabrik: Bahan Pembantu ........................................ Tenaga Kerja Tidak Langsung .................. Biaya Lain-lain .......................................... PBB Pabrik ................................................ Asuransi Pabrik ......................................... Sewa Peralatan........................................... Depresiasi Pabrik....................................... Total Biaya Overhead Pabrik ........................



5.000 100.000 80.000 36.000 9.000 70.000 120.000 $ 420.000



Data tambahan pada perusahaan Manufaktur “ABC” : Persediaan Bahan Baku: Persediaan Awal Bahan Baku .......................................... Pembelian Bahan Baku .................................................... Persediaan Akhir Bahan Baku ......................................... Bahan Baku yang digunakan untuk produksi .................. Persediaan Barang dalam Proses: Persediaan Awal Barang dalam Proses ............................ Total Biaya Produksi........................................................ Persediaan Akhir Barang dalam Proses ........................... Harga Pokok Produksi .....................................................



$ 10.000 200.000 30.000 ? $



40.000 ? 60.000 ?



Persediaan Barang Jadi: Persediaan Awal Barang Jadi........................................... $ 130.000 Harga Pokok Produksi ..................................................... ? Persediaan Akhir Barang Jadi .......................................... 80.000 Harga Pokok Penjualan .................................................... ? Penghitungan Bahan Baku yang digunakan untuk produksi: Persediaan Awal Bahan Baku ......................................... $ 10.000 + Pembelian Bahan Baku ................................................... 200.000 – Persediaan Akhir Bahan Baku............................................... 30.000 = Bahan Baku yang digunakan untuk produksi........................$ 180.000 Penghitungan Total Biaya Produksi: Bahan Baku yang digunakan untuk produksi ........................ + Tenaga Kerja Langsung…………………………………... + Biaya Overhead Pabrik ........................................................ = Total Biaya Produksi............................................................ Bab 1: Konsep Biaya dan Perilaku Biaya



$ 180.000 270.000 420.000 $ 870.000



5



Penghitungan Harga Pokok Produksi: Persediaan Awal Barang dalam Proses............................ + Total Biaya Produksi........................................................ – Persediaan Akhir Barang dalam Proses ........................... = Harga Pokok Produksi ..................................................... Penghitungan Harga Pokok Barang Terjual: Persediaan Awal Barang Jadi........................................... + Harga Pokok Produksi ..................................................... – Persediaan Akhir Barang Jadi .......................................... = Harga Pokok Barang Terjual ...........................................



$



40.000 870.000 60.000 $ 850.000



$ 130.000 850.000 80.000 $ 900.000



3.1.2 SKEDUL HARGA POKOK PRODUKSI Perusahaan Manufaktur “ABC” Laporan Harga Pokok Produksi Bahan Baku: Persediaan Awal Bahan Baku .................................... Ditambah: Pembelian Bahan Baku............................. Bahan Baku tersedia untuk produksi.......................... Dikurangi: Persediaan Akhir Bahan Baku ................. Bahan Baku yang digunakan untuk produksi............. Tenaga Kerja Langsung ................................................. Biaya Overhead Pabrik: Bahan Pembantu......................................................... Tenaga Kerja Tidak Langsung ................................... Biaya Lain-lain Pabrik................................................ PBB Pabrik ................................................................. Asuransi Pabrik .......................................................... Sewa Peralatan ........................................................... Depresiasi Pabrik........................................................ Total Biaya Overhead Pabrik......................................... Total Biaya Produksi...................................................... Lanjutan: Total Biaya Produksi...................................................... Ditambah: Persediaan Awal Barang dalam Proses ........ Dikurangi Persediaan Akhir Barang dalam Proses ........ Harga Pokok Produksi ................................................



10.000 200.000 210.000 30.000 180.000 270.000 5.000 100.000 80.000 36.000 9.000 70.000 120.000 420.000 870.000 870.000 40.000 910,000 60,000 850.000



Harga Pokok Barang Terjual Persediaan Awal Barang Jadi......................................... Ditambah: Harga Pokok Produksi ................................. Barang tersedia dijual .................................................... Bab 1: Konsep Biaya dan Perilaku Biaya



130.000 850.000 980.000



6



Dikurangi: Persediaan Akhir Barang Jadi...................... Harga Pokok Barang Terjual .....................................



80.000 900.000



3.2 KLASIFIKASI BIAYA BERDASARKAN PERILAKU BIAYA 3.2.1 BIAYA VARIABEL Biaya variabel adalah biaya yang berubah sebanding dengan perubahan aktivitas. Perilaku biaya variabel dapat diringkas berikut ini: Perilaku Biaya Variabel Dalam Total Total biaya variabel meningkat dan menurun dalam proporsi perubahan aktivitas.



Per Unit Biaya variabel per unit konstan.



Contoh: Perusahaan Manufaktur “ABC” membuat microwave oven. Setiap oven memerlukan alat penghitung waktu seharga $ 30. Harga per unit dan harga total dari alat tersebut pada beberapa level aktivitas adalah berikut: Harga per Unit Jumlah Produksi Total Biaya Variabel $ 30 1 unit $ 30 $ 30 10 unit $ 300 $ 30 100 unit $ 3.000 $ 30 200 unit $ 6.000 Contoh biaya yang umumnya bersifat variabel terhadap perubahan volume adalah berikut ini :  Perusahaan Dagang: Harga Pokok Barang Terjual (Cost of Good Sold) Biaya Penjualan dan Administrasi Umum : Komisi Biaya klerikal, misalnya invoicing Biaya pengiriman  Perusahaan Manufaktur: Biaya Produksi : Biaya Pokok (prime cost): Bahan Baku Langsung Tenaga Kerja Langsung Biaya Overhead Pabrik : Bahan Pembantu Pelumas Perlengkapan Listrik Biaya Penjualan dan Administrasi Umum: Komisi Biaya klerikal, misalnya invoicing Biaya pengiriman Bab 1: Konsep Biaya dan Perilaku Biaya



7



 Organisasi Jasa Perlengkapan, travel, klerikal GRAFIK PERILAKU BIAYA VARIABLE $6,000



Total Variable Cost



$3,000



0



100 200 Microwaves produced



3.2.2 BIAYA TETAP Biaya tetap adalah biaya yang tidak berubah dengan adanya perubahan aktivitas pada rentang yang relevan. Perilaku biaya tetap dapat diringkas berikut ini: Perilaku Biaya Tetap Dalam Total Total biaya tetap tidak berubah terhadap perubahan level aktivitas pada rentang relevan (relevant range).



Per Unit Biaya tetap per unit menurun bila aktivitas meningkat dan sebaliknya biaya tetap akan meningkat bila aktivitas menurun.



Contoh: Perusahaan Manufaktur “ABC” membayar sewa pabrik sebesar $ 9.000 per bulan. Biaya sewa total dan per unit pada level aktivitas adalah berikut: Biaya Sewa per bulan $ 9.000 $ 9.000 $ 9.000 $ 9.000



Jumlah Produksi 1 unit 10 unit 100 unit 200 unit



Per unit $ 9.000 $ 900 $ 90 $ 45



1. TIPE BIAYA TETAP • Biaya Tetap Komitmen (committed fixed costs), biaya yang berkaitan dengan investasi aset tetap yang tidak dapat diubah secara signifikan dalam jangka waktu pendek tanpa melakukan perubahan fundamental. Contoh: • Depresiasi aset tetap • Gaji manajemen puncak. • Biaya Tetap Kebijakan (discretionary fixed costs), biaya ini muncul dari keputusan tahunan manajemen untuk pengeluaran dalam jumlah tertentu tanpa Bab 1: Konsep Biaya dan Perilaku Biaya



8



dipengaruhi besar kecilnya aktivitas perusahaan. Biaya ini dapat dikurangi dalam jangka pendek. Contoh: • Periklanan • Riset • Humas • Program Pengembangan Manajemen. 2. GRAFIK PERILAKU BIAYA TETAP Total Fixed Cost



$9,000



0



100 200 Microwaves produced



3.2.3 BIAYA CAMPURAN (MIXED COST/SEMI-VARIABLE COST) Biaya Campuran mengandung dua elemen biaya, yaitu biaya variabel dan biaya tetap. Contoh: PT ABC mengeluarkan biaya listrik untuk membuat microwave $2.500 per tahun, ditambah biaya sebesar $0.02 per produksi microwave untuk biaya penerangan pabrik. . Biaya Listrik



Y



Slope = b



$2,800 Elemen Biaya Variabel



$2,500



Intercept = a



Elemen Biaya Tetap



$0 0



Bab 1: Konsep Biaya dan Perilaku Biaya



5,000



X



15,000 10,000 Penambahan Photo



9



Persamaan garis lurus: Y = a + bX Y = $2,500 + $0.02X 3.2.3.1 METODE UNTUK MEMISAHKAN BIAYA SEMI VARIABEL (BIAYA CAMPURAN) Biaya semivariabel mengandung unsur biaya variabel dan biaya tetap. Agar analisis dan estimasi biaya lebih maka biaya semi variabel harus dipisahkan menjadi biaya tetap dan biaya variabel. Estimasi pemisahan biaya semi variabel dapat menggunakan salah satu metode berikut : a. Metode Highest and Lowest Point method (Metode Titik Tertinggi dan Terendah) b. Metode Scatterplot (Metode Grafik) c. Metode Least Squares Regression Method (Regresi Kuadrat Terkecil) A. Metode Highest and Lowest Point method (Metode Titik Tertinggi dan Terendah) Metode titik tertinggi dan terendah adalah metode estimasi unsur variabel dan tetap dari biaya semivariabel dengan mengidentifikasi biaya yang berubah dan biaya yang tidak berubah dengan adanya perubahan aktivitas antara aktivitas tertinggi dan aktivitas terendah. Contoh: Perusahaan Manufaktur “ABC” mengeluarkan biaya pengiriman selama 8 (delapan) bulan berikut ini. Januari ........... Februari ......... Maret ............. April .............. Mei ................ Juni ................ Juli................. Agustus..........



Unit Dijual Biaya Pengiriman 6.000 66.000 5.000 65.000 7.000 70.000 9.000 80.000 8.000 76.000 10.000 85.000 12.000 100.000 11.000 87.000



Dengan menggunakan high-low method, hanya untuk periode yang memiliki aktivitas terendah dan tertinggi yang digunakan untuk mengestimasi komponen biaya campuran menjadi biaya tetap dan biaya variabel.



Aktivitas tinggi, Juli ......................... Aktivitas rendah, Februari................ Perubahan.........................................



Unit dijual 12.000 5.000 7.000



Biaya Pengiriman 100.000 65.000 35.000



Biaya Variabel  Perubahan biaya $35.000  $5 per unit  7.0 unit Perubahan aktivitas Bab 1: Konsep Biaya dan Perilaku Biaya



10



Biaya tetap  Total biaya  elemen biaya var iabel



= $ 100.000 – (12.000 unit x $5 per unit) = $ 40.000 Formula biaya pengiriman adalah: Y = 40.000 + $5X



high level of activity



Y



Shipping Costs



$100,000



$80,000



low level of activity



$60,000



Variable Cost $5/unit



$40,000 Fixed Cost $40,000



$20,000



X



$0 0



2,000



4,000



6,000



8,000



10,000 12,000



Units Sold



Metode ini memiliki dua kelemahan utama, yaitu: 1. Hanya menganalisis dua data, yaitu titik tertinggi dan titik terendah. 2. Volume tertinggi dan terendah untuk tiap periode biasanya tidak sama 3. Aktivitas tertinggi tidak selalu diikuti biaya tertinggi dan sebaliknya Selain kelemahan terdapat kelebihan apabila menggunakan metode ini, yaitu : 1. Sederhana, hanya diperlukan data historis aktivitas dan biaya unsur variabel serta unsur biaya tetap 2. Mudah diterapkan, formula dan tahapan dari metode ini tidak rumit. B. Metode Scatterplot (Metode Grafik) Metode Scatterplot atau dapat disebut sebagai metode grafik adalah suatu metode penetuan persamaan suatu garis dengan menggambarkan data dalam suatu garis. Grafik biaya mencerminkan sebaran biaya untuk berbagai tingkat aktivitas. Bab 1: Konsep Biaya dan Perilaku Biaya



11



Contoh: Berikut data transaksi perusahaan manufaktur “ABC” pada beberapa kuartal tahun terakhir. Kuartal Tahun 1—1 2 3 4 Tahun 2—1 2 3 4 Tahun 3—1 2 3



Jumla h Order 1.500 1.900 1.000 1.300 2.800 1.700 2.100 1.100 2.000 2.400 2.300



Biaya $ 42.000 $ 46.000 $ 37.000 $ 43.000 $ 54.000 $ 47.000 $ 51.000 $ 42.000 $ 48.000 $ 53.000 $ 49.000



Berdasarkan data di atas, plot pada grafik akan nampak berikut ini. Y $60,000



Regression Line



Billing Costs



$50,000 $48,000 $40,000



$30,000



$20,000



$10,000



X



$0 0



500



1,000 1,500 2,000 Number of Orders



2,500



3,000



Garis lurus yang digambarkan pada grafik diatas digunakan untuk mengestimasi elemen biaya tetap dan biaya variabel. Estimasi untuk biaya tetap, a, dan biaya variabel per unit, b, dalam persamaan linier Bab 1: Konsep Biaya dan Perilaku Biaya



12



Y= a + bX. • Intersepsi vertikal, kira-kira $30.000 untuk mengestimasi biaya tetap. • Slop garis lurus merupakan estimasi biaya variabel per unit. Bila dipilih data untuk 2.000 pesanan: Total biaya……………………………………….. Dikurangi biaya tetap ............................................ $30.000 Biaya variabel ........................................................



$48.000 $18.000



Biaya variabel per unit = $18.000 ÷ $2.000 = $9 per pesanan. Oleh karena itu, formula biaya adalah $30.000 per kuartal ditambah $9 per pesanan atau: Y = 30.000 + 9X dimana X adalah jumlah pesanan. Kelemahan metode ini adalah kurang akurat. Hal tersebut disebabkan grafik dari pola biaya yang digambarkan dianggap kasar, karena pada saat menggambar grafik hanya garis lurus tanpa menghubungkn semua titik-titik yang ada. Sedangkan, kelebihan menggunakan metode ini adalah, 1. Visualisasi garis persamaan estimasi 2. Visualisasi ketepatan pemilihan pemicu biaya C. LEAST-SQUARES REGRESSION METHOD Least-squares regression method adalah metode estimasi unsur variabel dan tetap biaya semivariabel dengan meregresi aktivitas terhadap biaya aktivitas tersebut. Metode ini digunakan untuk menganalisis biaya campuran dengan menggunakan formula matematis untuk menentukan garis regresi yang meminimumkan jumlah kuadrat “errors.”



Bab 1: Konsep Biaya dan Perilaku Biaya



13



Contoh: Perusahaan “Manufaktur” mengoperasikan kafe untuk karyawannya. Manajemen menginginkan untuk mengetahui bagaimana biaya kafe dipengaruhi oleh jumlah makanan yang disediakan.



April ................. Mei ................... Juni ................... Juli.................... Agustus............. September.........



Makanan yang disediakan (X) 4000 1.000 3.000 5.000 10.000 7.000



Total Biaya (Y) 9.500 4.000 8.000 10.000 19.500 14.000



Dengan menggunakan program statistik atau spreadsheet penghitungan dapat dilakukan dengan least-squares method. Hasilnya adalah berikut ini: Intersepsi (biaya tetap) …………… Slop (biaya variabel) ……………… R2 …………………………………..



2.433 1,68 0,99



Biaya tetap sebesar $2.433 per bulan dan biaya variabel sebesar $1,68 per sajian, atau: Y = 2.433 + 1,68X, dimana X adalah makanan yang disajikan. R2 merupakan ukuran kesesuaian (goodness of fit) garis regresi. Hal ini mengindikasikan bahwa 99% variasi biaya kafe tergantung atas jumlah makanan yang disajikan.



Bab 1: Konsep Biaya dan Perilaku Biaya



14



Kelemahan metode least-squares regression adalah 1. Tingkat Kerumitan 2. Sumber daya manusia harus memadai untuk mengoperasikan software Sedangkan kelebihan yang ada di metode ini adalah, Setiap titik data aktivitas dan biaya aktivitas diepertimbangkan dalam menentukan biaya variabel dan biaya tetap. 3.3 KLASIFIKASI BIAYA UNTUK PEMBEBANAN BIAYA 3.3.1 Biaya Langsung (Direct Costs) Biaya langsung adalah biaya yang merupakan bagian dari produksi dan dapat dengan mudah ditelusur pada objek. Contoh:  Biaya langsung Departemen Produksi Perusahaan Manufaktur “ABC” meliputi upah buruh pabrik.  Biaya langsung meliputi pembelian baja untuk kerangka saat memproduksi microwave Perusahaan Manufaktur “ABC”. 3.3.2 Biaya Tidak Langsung (Indirect Costs) Biaya tidak langsung adalah biaya yang merupakan bagian dari sutau produk teapi tidak mudah ditelusur pada objek tertentu. Contoh:  Biaya gaji security merupakan biaya tidak langsung pada Perusahaan Manufaktur “ABC”.  Biaya tidak langsung meliputi biaya desain microwave untuk setiap produk baru yang diluncurkan oleh Perusahaan Manufaktur “ABC”. 3.4 KLASIFIKASI BIAYA UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN 3.4.1



Biaya Diferensial (Differential Cost) Setiap keputusan meliputi pemilihan paling tidak dua alternatif. Setiap biaya yang berbeda diantara beberapa alternatif disebut dengan biaya diferensial. Biaya ini merupakan biaya yang relevan untuk pengambilan keputusan. Contoh: Bill sekarang bekerja menjadi sekuriti, kemudian dia ditawari bekerja di pusat jasa. Berikut pendapatan dan biaya dari dua alternatif tersebut: Sekuriti Gaji Bulanan ............................ $ 1.200 Biaya Bulanan: Transport 30 Makan .................................. 150 Sewa Apartemen .................. 450 Sewa Seragam ...................... 0 Iuran Serikat Kerja ............... 10 Total Biaya Bulanan ................ 640



Bab 1: Konsep Biaya dan Perilaku Biaya



Pusat Jasa $ 1.500 90 150 450 50 0 740



Diferensial Pendapatan dan Biaya $ 300 60 0 0 50 (10) 100



15



Pendapatn Bersih ..................... $



560



$



760



$



200



3.4.2 Kos Peluang (Opportunity Cost) Kos Peluang adalah manfaat yang hilang karena aktivitas yang satu dipilih atas aktivitas yang lain. Contoh: Linda bekerja di toko buku RST dengan gaji $ 250 per hari. Pada suatu hari dia mendapat undangan wawancara beasiswa di UI. Bila dia mendatangi wawancara beasiswa tersebut maka akan kehilangan gaji sebesar $ 250 sebagai opportunity cost. 3.4.3 Biaya Tertanam (Sunk Cost) Biaya tertanam adalah biaya yang telah terjadi dan tidak dapat diubah dengan keputusan yang dibuat sekarang atau di masa yang akan datang. Biaya tertanam merupakan biaya yang tidak relevan untuk pengambilan keputusan. Contoh: Linda telah membeli tiket untuk melihat pameran pendidikan kampus terbaik se-Eropa seharga $ 350. Saat mendekati hari pameran pendidikan tersebut, ternyata hari itu bersamaan dengan hari dimana Linda mendapat undangan untuk wawancara beasiswa di UI. Bila dia mendatangi undangan wawancara beasiswa tersebut, maka dia tidak bisa menghadiri pameran pendidikan. Biaya sebesar $ 350 merupakan biaya tertanam yang akan diabaikan, apakah dia mau memutuskan mendatangi wawancara beasiswa atau tidak. Namun, bila tiket tersebut bisa dijual lagi, maka biaya sebesar $ 350 bukan biaya tertanam.



Bab 1: Konsep Biaya dan Perilaku Biaya



16



BAB II METODE PENENTUAN BIAYA DAN CVP ANALYSIS 1.1 METODE PENENTUAN BIAYA Informasi profitabilitas setiap produk merupakan hal yang penting bagi perusahaan manufaktur. Hal ini dikarenakan setiap produk memiliki profitabilitas yang beragam. Oleh karena itu, manajemen perlu untuk memiliki informasi yang relevan agar dapat mengendalikan biaya. Maka akuntan harus dapat menyajikan informasi yang menunjukkan pemisahan biaya yang dapat dikendalikan dan biaya yang tidak dapat dikendalikan. Biaya yang dapat dikendalikan adalah biaya yang dapat dipengaruhi secara memadai oleh seorang manajer. Apabila seorang manajer tidak mempunyai wewenang yang cukup terhadap timbulnya suatu biaya, maka manajer tersebut seharusnya tidak bertanggung jawab terhadap timbulnya biaya tersebut. Biaya yang tidak dapat dikendalikan adalah ketika manajer divisi tidak memiliki wewenang untuk mengotorisasi biaya R&D yang muncul di kantor pusat, sedangkan salah satu contoh dari biaya yang dapat dikendalikan adalah biaya produk. Terdapat 2 metode penentuan biaya produk yaitu metode penentuan biaya variabel (variable costing) dan metode penentuan biaya penuh (full costing atau absorption costing). Perbedaan utama dari kedua metode penentuan biaya tersebut adalah terletak pada perlakuan terhadap biaya overhead pabrik tetap. Perbedaan metode penentuan biaya produk juga akan memengaruhi nilai persediaan. 1.2 ABSORPTION COSTING  Absorption costing diperlukan untuk laporan keuangan eksternal dan untuk pelaporan perpajakan.  Dengan menggunakan absorption costing, biaya produk meliputi semua biaya produksi:  Bahan Baku.  Tenaga Kerja Langsung.  Biaya Overhead Pabrik Variabel.  Biaya Overhead Pabrik Tetap.  Biaya selain biaya di atas dimasukkan ke dalam biaya nonproduksi dan dikeluarkan dari biaya produk, yaitu:  Biaya Administrasi dan Penjualan Variabel.  Biaya Administrasi dan Penjualan Tetap.  Biaya overhead pabrik tetap dibebankan ke produk melalui penggunaan tarif biaya overhead pabrik tetap dan tidak diakui sebagai biaya sampai dengan produk dijual, Oleh karena itu, biaya overhead pabrik tetap dipandang melekat pada persediaan. 1.3 VARIABLE COSTING  Variable costing merupakan alternatif pelaporan untuk manajemen internal.  Berdasarkan variable costing, biaya produk hanya memasukkan biaya produksi variabel saja, yaitu:  Bahan Baku.  Tenaga Kerja Langsung.  Biaya Overhead Pabrik Variabel. Bab 2: Metode Penentuan Biaya Dan CVP Analysis



17



















Dengan variable costing, biaya berikut diperlakukan sebagai biaya nonproduksi dan dikeluarkan dari biaya produk:  Biaya Overhead Pabrik Tetap.  Biaya Administrasi dan Penjualan Variabel.  Biaya Administrasi dan Penjualan Tetap. Biaya overhead pabrik tetap tidak dimasukkan sebagai biaya produk dan diperlakukan sebagai biaya periodik, alasannya karena biaya tersebut adalah biaya kapasitas (ketika suatu periode berlalu, maka manfaat yang disediakan oleh kapasitas juga berlalu atau hilang dan seharusnya tidak melekat pada persediaan). Biaya overhead pabrik tetap pada suatu periode dipandang hilang manfaatnya sejalan dengan berlalunya periode yang bersangkutan, dan semua dibebankan ke pendapatan dalam periode yang sama. Manfaat/keuntungan variable costing :  Variable costing mudah untuk digunakan dalam analisis biaya volume laba (Cost Volume Profit (CVP).  Dengan variable costing, perubahan pada persediaan tidak mempengaruhi laba operasi bersih.  Variable costing lebih mudah dipahami daripada absorption costing.  Variable costing lebih mudah digunakan untuk pengendalian biaya.  Laba operasi bersih variable costing lebih mendekati net cash flow dibanding laba operasi bersih absorption costing.  Namun, variable costing tidak dipertimbangkan untuk laporan keuangan eksternal dan pelaporan pajak karena tidak sesuai dengan PABU (Prinsip Akuntansi Berterima Umum).



1.4 KLASIFIKASI BIAYA BERDASARKAN VARIABLE DAN ABSORPTION COSTING Perhitungan Absorption Costing



Biaya Produk Biaya Periodik



Perhitungan Variable Costing Bahan Langsung Tenaga Kerja Langsung Overhead Pabrik Variabel Overhead Pabrik Tetap Beban Penjualan dan Administrasi Variabel Beban Penjualan dan Administrasi Tetap



Biaya Produk Biaya Periodik



1.5 PERBANDINGAN BIAYA PRODUK PER UNIT  Perbedaan pembebanan biaya produk per unit memengaruhi nilai persediaan yang disajikan dalam neraca atau laporan posisi keuangan dan laba pada laporan laba rugi.  Penyebab utama dari perbedaan laba yang dihasilkan pada kedua metode ini adalah pembebanan biaya overhead pabrik tetap yang berbeda. Berdasarkan metode variable costing, biaya overhead pabrik tetap tergolong dalam biaya periodik, sedangkan metode absorption costing membebankan biaya overhead pabrik tetap ke dalam biaya produk.



Bab 2: Metode Penentuan Biaya Dan CVP Analysis



18



Contoh: Perusahaan Manufaktur “DEF” menghasilkan produk tunggal. Jumlah produk yang dihasilkan per tahun...................................................25.000 unit Biaya variabel per unit: Bahan Baku, Tenaga Kerja Langsung, Biaya Overhead Pabrik Variabel .......................................................................................... $ 10 Biaya Penjualan dan Administrasi Variabel....................................... $ 3 Biaya tetap per tahun: Biaya Overhead Pabrik Tetap............................................................. $ 150.000 Biaya Penjualan dan Administrasi Tetap ........................................... $ 100.000 Biaya produk per unit dapat dihitung berikut ini: Bahan Baku, Tenaga Kerja Langsung, Biaya Overhead Pabrik Variabel .................................... Biaya Overhead Pabrik Tetap ($ 150.000 ÷ 25.000 unit) ..................................................................... Total biaya produk per unit......................................  



Absorptio n Costing $ 10



Variable Costing $ 10



$ 6 $ 16



$ 10



Biaya Administrasi dan Penjualan selalu diperlakukan biaya periodik dan dibiayakan pada periode sekarang. Biaya tersebut tidak diperlakukan sebagai biaya produk pada kedua metode. Variable costing tidak memasukkan komponen biaya overhead pabrik tetap, maka biaya persediaan akhir dalam metode ini selalu lebih rendah daripada metode absorption costing.



1.6 PERBANDINGAN LAPORAN LABA RUGI Perusahaan Manufaktur “DEF” tidak memiliki persediaan awal, unit yang diproduksi selama setahun sebanyak 25.000 unit, dan unit yang terjual sebanyak 20.000 unit. Absorption Penjualan (20.000 unit × $ 30 per unit) ................................ Dikurangi Harga Pokok Barang Terjual: Persediaan Awal ................................................................ Ditambah Harga Pokok Produksi (25.000 unit × $ 16 per unit)................................................................................ Barang tersedia dijual ........................................................ Dikurangi Persediaan Akhir .............................................. (5.000 unit × $ 16 per unit)............................................ Laba Kotor ............................................................................ Dikurangi Biaya Administrasi dan Penjualan (20.000 unit × $ 3 per unit + $ 100.000) ........................... Laba Bersih Operasi..............................................................



Bab 2: Metode Penentuan Biaya Dan CVP Analysis



$ 600.000 $ 400.000 $ 400.000 $ 80.000



$ 320.000 $ 280.000 $ 160.000 $ 120.000



19



Variable Penjualan (20.000 unit × $ 30 per unit) ................................ Dikurangi Biaya Variabel: Harga Pokok Barang Terjual Variabel: Persediaan Awal ........................................................... Ditambah Biaya Produksi Variabel (25.000 unit × $ 10 per unit) ..................................... Barang tersedia dijual ................................................... Dikurangi Persediaan Akhir (5.000 × $ 10 per unit)............................................... Harga Pokok Barang Terjual Variabel .............................. Biaya Administrasi dan Penjualan Variabel (20.000 unit × $ 3 per unit)............................................ Marjin Kontribusi ................................................................. Dikurangi Biaya Tetap: Biaya Overhead Pabrik Tetap............................................ Biaya Administrasi dan Penjualan Tetap .......................... Laba Bersih Operasi..............................................................



$ 600.000 $ 250.000 $ 250.000 $ 50.000 $ 200.000 $ 60.000 $ 150.000 $ 100.000



$ 260.000 $ 340.000 $ 250.000 $ 90.000



Berdasarkan informasi pada laporan laba rugi Perusahaan Manufaktur “DEF”, laba yang diperoleh dengan metode absorption costing sebesar $120.000 dan variable costing sebesar $90.000. Selisih $30.000 berasal dari biaya overhead pabrik tetap sebesar $30.000 (5000 unit x $ 6 per unit) tidak diakui sebagai beban pada metode absorption costing, melainkan diakui sebagai nilai persediaan pada Laporan Posisi Keuangan (Neraca). Ketika barang yang terjual lebih sedikit dari yang diproduksi, maka laba pada variable costing menunjukkan angka yang lebih rendah.



Absorption costing Biaya Produksi Variabel (20.000 unit × $ 10 per unit)..................... (5.000 unit × $ 10 per unit)....................... Biaya Overhead Pabrik Tetap (20.000 unit × $ 6 per unit)....................... (5.000 unit × $ 6 per unit)......................... Total ............................................................ Variable costing Biaya Overhead Pabrik Variabel (20.000 unit × $ 10 per unit)..................... (5.000 unit × $ 10 per unit)....................... Total .............................................................



Bab 2: Metode Penentuan Biaya Dan CVP Analysis



Harga Pokok Barang Terjual



Persediaa n Akhir



$ 200.000 $ 50.000 $ 120.000 $ 320.000



$ 30.000 $ 80.000



$ 200.000 $ 200.000



$ 50.000 $ 50.000



20



Rekonsiliasi Laba Bersih Laba Bersih variable costing ............................................. Ditambah: BOP Tetap yang ditangguhkan di persediaan pada absorption costing (5.000 unit × $ 6 per unit) ....... Laba Bersih absorption costing .........................................



$ 90.000 $ 30.000 $ 120.000



Contoh Diperluas—Fluktuasi Penjualan Perusahaan Manufaktur “DEF” memproduksi produk tunggal untuk penjualan selama 3 tahun, selama periode tersebut kondisinya berbeda-beda. Tahun 1, menunjukkan unit yang diproduksi sama dengan unit yang dijual. Tahun 2, menunjukkan unit yang diproduksi lebih besar daripada unit yang dijual. Kemudian di tahun 3, kondisinya perusahaan memiliki persediaan awal dan unit yang diproduksi di tahun tersebut lebih rendah dari unit yang terjual. Jumlah unit diproduksi pertahun...............................................................5.000 unit Biaya Variabel per unit: Bahan Baku, Tenaga Kerja Langsung, BOP Variabel ......... $5 Biaya Administrasi dan Penjualan Variabel ......................... $1 Biaya Tetap per tahun: BOP Tetap ............................................................................ $ 15.000 Biaya Administrasi dan Penjualan Tetap ............................. $ 21.000 Biaya produk per unit dapat dihitung berikut ini:



Absorption Costing Bahan Baku, Tenaga Kerja Langsung, BOP Variabel $5 BOP Tetap ($ 15.000 ÷ 5.000 unit) ............................... $3 Total biaya produk per unit............................................ $8



Variable Costing $5 $5



Fluktuasi Penjualan Unit persediaan awal................................................... Unit diproduksi ........................................................... Unit dijual ................................................................... Unit persediaan akhir .................................................. Absorption costing Penjualan ($ 15 per unit)............................................. Dikurangi Harga Pokok Barang Terjual: Persediaan awal ($ 8 per unit) ................................. Ditambah Harga Pokok Produksi ($ 8 per unit)...... Barang tersedia dijual .............................................. Dikurangi persediaan akhir ($ 8 per unit) ............... Harga Pokok Barang Terjual ...................................... Laba Kotor .................................................................. Dikurangi biaya administrasi dan penjualan............... Laba bersih operasi .....................................................



Bab 2: Metode Penentuan Biaya Dan CVP Analysis



Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 - $ 1.000 $ 5.000 $ 5.000 $ 5.000 $ 5.000 $ 4.000 $ 6.000 - $ 1.000 $ 75.000



$ 60.000



$ 90.000



- $ 8.000 $ 40.000 $ 40.000 $ 40.000 $ 40.000 $ 40.000 $ 48.000 - $ 8.000 $ 40.000 $ 32.000 $ 48.000 $ 35.000 $ 28.000 $ 42.000 $ 26.000 $ 25.000 $ 27.000 $ 9.000 $ 3.000 $ 15.000



21



Variable costing Penjualan ($ 15 per unit)............................................. Dikurangi biaya variabel: Harga Pokok Produksi Variabel ($ 5 per unit) ........ Biaya administrasi dan penjualan variabel ($ 1 per unit) Total biaya variabel .................................................... Marjin Kontribusi ....................................................... Dikurangi biaya tetap: BOP Tetap ............................................................... Biaya administrasi dan penjualan tetap ................... Total biaya tetap.......................................................... Laba bersih operasi .....................................................



$ 75.000



$ 60.000



$ 90.000



$ 25.000



$ 20.000



$ 30.000



$ 5.000 $ 4.000 $ 30.000 $ 24.000 $ 45.000 $ 36.000 $ 15.000 $ 15.000 $ 21.000 $ 21.000 $ 36.000 $ 36.000 $ 9.000 -



Rekonsiliasi Laba Bersih Laba bersih operasi variable costing ....................................... Ditambah: BOP tetap yang ditangguhkan di persediaan pada absorption costing (1.000 unit × $ 3 per unit)...................... Dikurangi: BOP tetap yang dikeluarkan dari persediaan pada absorption costing (1.000 unit × $ 3 per unit)...................... Laba bersih operasi absorption costing ..................................



Tahun 1 $ 9.000



$



6.000 $ 36.000 $ 54.000 $ 15.000 $ 21.000 $ 36.000 $ 18.000



Tahun 2 Tahun 3 - $ 18.000 $



$ 9.000 $



3.000 $ (3.000) 3.000 $ 15.000



1.7 DAMPAK LABA KOMPARATIF — VARIABLE DAN ABSORPTION COSTING Hubungan antara Produksi dan Penjualan



Akibat pada Persediaan



Hubungan antara Laba Bersih Operasi Variable Costing and Absorption Costing



Produksi = Penjualan



Persediaan tidak berubah



Laba bersih operasional metode Absorption costing = Laba bersih operasional metode Variabel costing



Produksi > Penjualan



Persediaan meningkat



Laba bersih operasional metode Absorption costing > Laba bersih operasional metode Variabel costing*



Produksi < Penjualan



Persediaan menurun



Laba bersih operasional metode Absorption costing < Laba bersih operasional metode Variabel costing# * Laba operasi bersih akan lebih tinggi pada absorption costing karena BOP tetap akan ditangguhkan di persediaan pada absorption costing. # Laba operasi bersih akan lebih rendah pada absorption costing karena BOP tetap akan dikeluarkan dari persediaan pada absorption costing.



Bab 2: Metode Penentuan Biaya Dan CVP Analysis



22



Contoh Diperluas—Fluktuasi Produksi Contoh: Semua data seperti pada contoh sebelumnya kecuali produksi dan penjualan adalah berikut ini: Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Unit persediaan awal...................................................... - $ 1.000 Unit diproduksi .............................................................. $ 5.000 $ 6.000 $ 4.000 Unit dijual ................................................................... $ 5.000 $ 5.000 $ 5.000 Unit persediaan akhir ..................................................... - $ 1.000 Kos produk per unit adalah berikut ini: Absorption costing Bahan Baku, Tenaga Kerja Langsung, BOP Variabel BOP Tetap ($ 15.000 ÷ 5.000 unit)............................................... ($ 15.000 ÷ 6.000 unit)............................................... ($ 15.000 ÷ 4.000 unit)............................................... Kos Produk per unit ....................................................... Variable costing Bahan Baku, Tenaga Kerja Langsung, BOP Variabel Kos Produk per unit ............................................... Absorption costing Penjualan ($ 15 per unit)................................................ Dikurangi Harga Pokok Barang Terjual: Persediaan awal .......................................................... Ditambah Harga Pokok Produksi ............................... Barang tersedia dijual ................................................. Dikurangi persediaan akhir ........................................ Harga Pokok Barang Terjual ......................................... Laba Kotor ..................................................................... Dikurangi biaya administrasi dan umum ....................... Laba operasi bersih ........................................................ Variable costing Penjualan ($ 15 per unit)................................................ Dikurangi biaya variabel: Harga Pokok Produksi Variabel ($ 5 per unit) ........... Biaya admintrasi dan penjualan variabel ($ 1 per unit)......................................................................... Total biaya variabel ....................................................... Marjin Kontribusi .......................................................... Dikurangi biaya tetap: BOP tetap ................................................................... Biaya administrasi dan penjualan tetap ...................... Total biaya tetap............................................................. Laba operasi bersih ........................................................



Bab 2: Metode Penentuan Biaya Dan CVP Analysis



Tahun 1



Tahun 2



Tahun 3



$ 5,00



$ 5,00



$ 5,00



$ 3,00 $ 2,50 $ 8,00



$ 7,50



$ 3,75 $ 8,75



$ 5,00 $ 5,00



$ 5.00 $ 5,00



$ 5,00 $ 5,00



$ 75.000



$ 75.000



$ 75.000



$ 40.000 $ 40.000 $ 40.000 $ 35.000 $ 26.000 $ 9.000



$ 45.000 $ 45.000 $ 7.500 $ 37.500 $ 37.500 $ 26.000 $ 11.500



$ 7.500 $ 35.000 $ 42.500 $ 42.500 $ 32.500 $ 26.000 $ 6.500



$ 75.000



$ 75.000



$ 75.000



$ 25.000



$ 25.000



$ 25.000



$ 5.000 $ 30.000 $ 45.000



$ 5.000 $ 30.000 $ 45.000



$ 5.000 $ 30.000 $ 45.000



$ 15.000 $ 21.000 $ 36.000 $ 9.000



$ 15.000 $ 21.000 $ 36.000 $ 9.000



$ 15.000 $ 21.000 $ 36.000 $ 9.000



23



Rekonsiliasi Laba Operasi Bersih Laba operasi variable costing ........................................... Ditambah: BOP tetap yang ditangguhkan di persediaan pada absorption costing (1.000 unit × 2.50 per unit).... Dikurangi: BOP tetap yang dikeluarkan dari persediaan pada absorption costing (1.000 unit × 2.50 per unit).... Laba Operasi bersih absorption costing ...........................



Tahun 1 $ 9.000



Tahun 2 Tahun 3 $ 9.000 $ 9.000 $ 2.500



$ 9.000



$ 11.500



$ (2.500) $ 6.500



1.8 JUST IN TIME (JIT) DAN ABSORPTION COSTING  Perbedaan dalam laba operasi bersih antara absorption costing dan variable costing terjadi pada saat produksi tidak sama dengan penjualan.  Dengan Just In Time (JIT), produksi belum dimulai sampai pesanan konsumen diterima. Oleh karena itu persediaan dapat dikurangi secara drastis dan perubahan dalam persediaan akan kecil.  Akibatnya, perbedaan laba operasi bersih antara absorption dan variable costing dapat dikurangi dengan Just In Time (JIT). 2. 











ANALISIS BIAYA-VOLUME-LABA (COST-VOLUME-PROFIT / CVP) ANALYSIS) Cost-volume-profit (CVP) analysis merupakan analisis pengaruh faktor berikut atas laba operasi bersih:  Harga jual.  Volume penjualan.  Biaya variabel per unit.  Total biaya tetap.  Campuran produk yang dijual (product mix). CVP analysis merupakan alat yang berguna untuk :  Mengidentifikasi permasalahan yang berhubungan dengan perencanaan penjualan dan penyelesaiannya.  Memecahkan permasalahan terkait perencanaan jumlah unit produk yang seharusnya dijual agar mencapai titik impas (break-even point / BEP).  Perhitungan dampak penurunan biaya tetap terhadap BEP.  Perhitungan dampak kenaikan harga jual terhadap laba.  Analisis sensitivitas melalui pengujian atas dampak berbagai tingkat harga jual dan biaya terhadap laba. Asumsi Utama CVP analysis :  Harga jual konstan. Harga jual tidak berubah dengan adanya perubahan volume.  Biaya bersifat linier dan dapat secara akurat dipisahkan menjadi elemen biaya tetap dan variabel. Total biaya tetap konstan dan biaya variabel per unit juga konstan.  Campuran penjualan juga konstan pada perusahaan yang memilki produk lebih dari satu.  Pada sebuah perusahaan manufaktur, persediaan tidak berubah, dan jumlah yang diproduksi sama dengan produk yang dijual.



Bab 2: Metode Penentuan Biaya Dan CVP Analysis



24







Apabila manajemen ingin mengetahui CVP Analysis dalam hubungannya dengan unit penjualan, maka manajemen perlu menentukan komponen biaya tetap dan biaya variabel (biaya yang dimaksud adalah semua biaya yang terjadi di perusahaan) serta pendapatan dalam hubungannya dengan unit penjualan.



2.1



PENDEKATAN MARJIN KONTRIBUSI (CONTRIBUTION MARGIN APPROACH) Marjin kontribusi merupakan pendapatan penjualan dikurangi biaya variabel total. Pada saat perusahaan berada pada kondisi BEP, besarnya margin kontribusi sama dengan besarnya biaya tetap. Margin kontribusi per unit akan konstan selama harga jual dan biaya tetap per unit tidak berubah. Contoh: Berikut ini adalah pengembangan data transaksi bulan lalu dari perusahaan Manufaktur ”GHI” : Total Per Unit Persentase Penjualan (500 bikes) ................ $ 250.000 $ 500 100% Dikurangi biaya variabel ........... $ (150.000) $ 300 60% Marjin Kontribusi...................... $ 100.000 $ 200 40% Dikurangi biaya tetap ................ $ (80.000) Laba operasi bersih ................... $ 20.000



  



2.1.1 RASIO MARJIN KONTRIBUSI  Rasio Marjin kontribusi (Contribution Margin Ratio/CMR) adalah marjin kontribusi dibagi dengan penjualan:







Bila perusahaan hanya memiliki satu produk, CM ratio dapat dihitung dengan cara berikut:



Contoh: Perhitungan perusahaan Manufaktur “GHI” di atas, CM ratio menunjukkan angka sebesar 40%, dihitung sebagai berikut:



Atau



CM ratio menunjukkan bagaimana marjin kontribusi akan dipengaruhi oleh perubahan total penjualan.



Bab 2: Metode Penentuan Biaya Dan CVP Analysis



25



Berdasarkan perhitungan diatas, CM Ratio dari perusahaan manufaktur “GHI” mengindikasikan bahwa setiap $1 kenaikan di penjualan, total marjin kontribusi akan meningkat sebesar $ 0,4 (40 sen) Contoh: Asumsikan perusahaan manufaktur “GHI” di atas, mengalami kenaikan menjadi $ 150.000 pada bulan berikutnya. Apakah ada pengaruhnya terhadap (1) marjin kontribusi dan (2) laba operasi bersih? (1) Pengaruh pada marjin kontribusi:



Kenaikan penjualan........................................$ 150.000 Dikalikan dengan CM ratio............................ × 40% Kenaikan marjin kontribusi............................$ 60.000 (2) Pengaruh pada laba operasi bersih:



Bila biaya tetap tidak berubah, maka laba operasi bersih dari perusahaan manufaktur “GHI” akan meningkat sebesar $ 60.000. Present Expected Change Penjualan (dalam unit)................. 500 unit 800 unit 300 unit Penjualan (dalam rupiah)............. $ 250.000 $ 400.000 $ 150.000 Dikurangi biaya variabel ............. $ 150.000 $ 240.000 $ 90.000 Marjin Kontribusi ........................ $ 100.000 $ 160.000 $ 60.000 Dikurangi biaya tetap .................. $ 80.000 $ 80.000 $ Laba operasi bersih...................... $ 20.000 $ 80.000 $ 60.000 2.2   



  







TITIK IMPAS (BREAK-EVEN POINT / BEP) BEP adalah keadaan yang menunjukkan atau titik dimana total pendapatan yang diterima sama dengan total biaya (tetap dan variabel) yang dikeluarkan. BEP dapat dirumuskan melalui 2 pendekatan, yaitu BEP dalam jumlah unit penjualan dan BEP dalam jumlah rupiah penjualan. Alasan terdapat 2 pendekatan yaitu yang pertama, rumus pendapatan penjualan memungkinkan perusahaan untuk secara langsung mencari pendapatan penjualan apabila hal tersebut memang dikehendaki, dan yang kedua, pendekatan pendapatan penjualan jauh lebih mudah digunakan dalam situasi multiproduk. BEP dapat pula berarti titik dimana marjin kontribusi sama dengan total biaya tetap. Setiap tambahan unit terjual meningkatkan laba operasi bersih dengan meningkatnya marjin kontribusi per unit. Salah satu manfaat BEP apabila perusahaan ingin mengetahui dampak yang akan terjadi terhadap pendapatan, biaya, dan laba sebagai akibat dari perubahan volume penjualan, maka manajemen perusahaan perlu mengetahui BEP dalam unit penjualan. Apabila manajemen lebih tertarik menggunakan pendapatan penjualan sebagai ukuran aktivitas penjualan dibanding unit penjualan, ukuran unit penjualan dapat dikonversi ke dalam ukuran pendapatan penjualan dengan mengalikan harga jual per unit dengan jumlah unit penjualan.



Bab 2: Metode Penentuan Biaya Dan CVP Analysis



26







Hubungan antara pendapatan, biaya tetap, biaya variabel, titik impas (BEP), marjin kontribusi, margin of safety, dan laba dapat digambarkan sebagai berikut ini :  Apabila terdapat laba/keuntungan Biaya Variabel



Biaya Tetap



BEP



Margin of Safety



Laba



Margin Contribution



Total Pendapatan







Apabila tidak terdapat laba/keuntungan Biaya Variabel



Biaya Tetap



BEP



Margin Contribution



Total Pendapatan



2.2.1 ANALISIS TITIK IMPAS (BREAK-EVEN ANALYSIS) Ringkasan data perusahaan Manufaktur “GHI” : Per Unit Persen Per Bulan Harga jual........................................... $ 500 100% Biaya variabel .................................... 300 60 Marjin kontribusi ............................... $ 200 40% Biaya tetap… ..................................... $ 80.000  Dalam menghitung BEP dapat menggunakan beberapa cara, yaitu metode persamaan dan metode marjin kontribusi. Metode Persamaan (Equation Method) Q = Break-even Kuantitas Laba = Penjualan – (Biaya Variabel + Biaya Tetap) Bab 2: Metode Penentuan Biaya Dan CVP Analysis



27



Penjualan = Biaya Variabel + Biaya Tetap + Laba 500Q = 300Q + 80.000 + 0 200Q = 80.000 Q = 80.000 ÷ 200 per unit Q = 400 unit X = Break-even point dalam rupiah Penjualan = Biaya Variabel + Biaya Tetap + Laba X = 0.60X + 80.000 + 0 0.40X = 80.000 X = 80.000 ÷ 0.40 X = $ 200.000 Berdasarkan perhitungan tersebut, perusahaan manufaktur “GHI” harus menjual sebanyak 400 unit dengan harga $200.000 agar perusahaan mencapai titik impas. Metode Marjin Kontribusi (Contribution Margin Method)



2.2.2 ANALISA TITIK IMPAS MULTI PRODUK (MULTI-PRODUCT BREAKEVEN ANALYSIS)  Dalam praktiknya, banyak perusahaan yang menghasilkan dan menjual sejumlah produk atau jasa. Sehingga, bila perusahaan memiliki lebih dari satu produk, keseluruhan contribution margin (CM) ratio digunakan di dalam break-even analysis.  Dalam analisis ini, perlu diperhatikan mengenai pemisahan biaya tetap langsung (direct fixed expenses) dan biaya tetap bersama (common fixed expenses).  Biaya tetap langung adalah biaya tetap yang dapat ditelusuri kepada masingmasing segmen produk, dan dapat dihindari apabila segmen tersebut tidak melakukan aktivitas produksi.  Biaya tetap bersama adalah biaya tetap yang tidak dapat ditelusuri kepada segmen produk, dan akan tetap terjadi meskipun segmen tersebut tidak melakukan aktivitas produksi.



Produk A Penjualan…........................ $ 100.000 100% Dikurangi biaya variabel .... $ 70.000 70 Marjin Kontribusi............... $ 30.000 30% Dikurangi biaya tetap ......... Laba (rugi) operasi bersih



Bab 2: Metode Penentuan Biaya Dan CVP Analysis



Produk B $ 300.000 100% $ 120.000 40 $ 180.000 60%



Total $ 400.000 100.0% $ 190.000 47.5 $ 210.000 52.5% $ 141.750 $ 68.250



28







Proporsi relatif atas produk yang dijual disebut bauran penjualan (sales mix). Bila bauran penjualan berubah, maka overall contribution margin (CM) ratio berubah.  Contoh: Asumsikan bahwa total penjualan tidak berubah, yaitu $ 400.000. Namun, campuran penjualan bergeser lebih banyak Produk A terjual dibanding Produk B. Produk A Produk B Total Penjualan….. ..................... $ 300.000 100% $ 100.000 100% $ 400.000 100.0% Dikurangi biaya variabel ... $ 210.000 70 $ 40.000 40 $ 250.000 62.5 Marjin Kontribusi .............. $ 90.000 30% $ 60.000 60% $ 150.000 37.5% Dikurangi biaya tetap ........ $ 141.750 Laba (rugi) operasi bersih $ 8.250



2.4 PERUBAHAN VOLUME DAN LABA OPERASI BERSIH Berikut marjin kontribusi untuk penjualan dari 1, 2, 400, dan 401 unit. Penjualan (1 unit)............................... Dikurangi biaya variabel .................... Marjin Kontribusi............................... Dikurangi biaya tetap ......................... Laba (rugi) operasi bersih



Total $ 500 $ 300 $ 200 $ 80.000 $ (79.800)



Per Unit $ 500 $ 300 $ 200



Percent 100% 60 40%



Penjualan (2 unit)............................... Dikurangi biaya variabel .................... Marjin Kontribusi............................... Dikurangi biaya tetap ......................... Laba (rugi) operasi bersih



Total $ 1.000 $ 600 $ 400 $ 80.000 $ (79.600)



Per Unit $ 500 $ 300 $ 200



Percent 100% 60 40%



Penjualan (400 unit) ........................... Dikurangi biaya variabel .................... Marjin Kontribusi ............................... Dikurangi biaya tetap ......................... Laba (rugi) operasi bersih



Bab 2: Metode Penentuan Biaya Dan CVP Analysis



Total $ 200.000 $ 120.000 $ 80.000 $ 80.000 $ -



Per Unit 500 300 200



Percent 100% 60 40%



29



Total $ 200.500 $ 120.300 $ 80.200 $ 80.000 $ 200



Penjualan (401 unit) ........................... Dikurangi biaya variabel .................... Marjin Kontribusi ............................... Dikurangi biaya tetap ......................... Laba (rugi) operasi bersih



Per Unit $ 500 $ 300 $ 200



Percent 100% 60 40%



Dari contoh di atas dapat dijelaskan berikut:  Pada saat menjual sebanyak 400 unit, perusahaan dalam posisi titik impas (break even), yaitu perusahaan tidak laba namun juga tidak rugi. 2.4.1 GRAFIK CVP ANALYSIS Total Pendapatan



Pendapatan atau Biaya



$300



Area Laba



Titik Impas: 400 sepeda atau Penjualan senilai $200.000 Total Biaya



$200



Biaya Variabel



Area $80



Rugi Biaya Tetap 200



400



600



Unit Dijual







Grafik CVP Analysis menunjukkan hubungan antara biaya, volume, dan laba. Untuk memperoleh hubungan yang lebih terperinci, perlu dibuat grafik dua garis terpisah yaitu garis pendapatan total dan garis biaya total. Persamaannya berupa :







Untuk menunjukkan dua persamaan tersebut dalam grafik yang sama, sumbu vertikal diukur dalam rupiah pendapatan dan biaya, serta sumbu horizontal dalam jumlah unit pernjualan.



3.   



TARGET PROFIT ANALYSIS BEP bermanfaat untuk menjadi dasar bagi perusahaan dalam merencanakan perolehan laba operasi yang ditargetkan > 0. Analisis ini memberikan cara untuk menentukan jumlah unit produk yang harus dijual agar perusahaan mampu memperoleh sejumlah laba yang ditargetkan. Laba operasi yang ditargetkan dapat ditunjukkan sebagai jumlah rupiah atau sebagai persentase dari pendapatan penjualan.



Bab 2: Metode Penentuan Biaya Dan CVP Analysis



30



Contoh: Asumsikan sebuah perusahaan manufaktur “VWX” menargetkan laba sebesar $ 70.000 per bulan. Berapa unit produk yang harus dijual untuk mencapai target tersebut? Metode Persamaan (Equation Method) Q = Jumlah unit yang dijual Penjualan = Biaya Variabel + Biaya Tetap + Laba 500Q = 300Q + 80.000 + 70.000 200Q = 150.000 Q = 150.000 ÷ 200 Q = 750 unit X = jumlah rupiah yang harus diperolah dari penjualan Penjualan = Biaya Variabel + Biaya Tetap + Laba X = 0.60X + 80.000 + 70.000 0.40X = 150.000 X = 150.000 ÷ 0.40 X = 375.000 Metode Kontribusi Marjin (Contribution Margin Method)







Perusahaan manufaktur “VWX” harus menjual sebanyak 750 unit produknya agar memperoleh laba sebesar $ 70.000.







Dengan demikian perusahaan manufaktur “VWX” harus memeroleh pendapatan penjualan sebesar $ 375.000 agar dapat mencapai target laba sebesar $ 70.000. Di atas titik impas, rasio marjin kontribusi merupakan rasio marjin yang mencerminkan proporsi setiap nominal penjualan yang menghasilkan laba. Dalam perusahaan manufaktur “VWX”, setiap nominal penjualan yang diperoleh di atas titik impas akan meningkatkan laba sebesar $ 0,40 (40 sen).



 



Bab 2: Metode Penentuan Biaya Dan CVP Analysis



31



4.  



4.1   



RISIKO DAN KETIDAKPASTIAN Risiko dan ketidakpastian merupakan bagian penting yang harus dipertimbangkan dalam pembuatan keputusan bisnis. Terdapat beberapa metode yang dapat digunakan oleh manajer dalam menghadapi masalah risiko dan ketidakpastian, konsep atau metode tersebut adalah margin of safety dan operating leverage. MARJIN KEAMANAN (MARGIN OF SAFETY) Margin of safety merupakan unit penjualan atau yang diharapkan dapat dijual di atas volume impas (BEP). Margin of safety juga dapat didefinisikan sebagai pendapatan yang diperoleh atau pendapatan yang diharapkan akan diperoleh perusahaan di atas volume impas. Margin of safety dapat ditunjukkan baik dalam rupiah maupun dalam persentase. Formula tersebut di bawah ini:



Penjualan…........................................ Dikurangi biaya variabel.................... Marjin Kontribusi .............................. Dikurangi biaya tetap......................... Laba (rugi) operasi bersih Break-even point: $ 90.000 ÷ 0.30............................... $ 340.000 ÷ 0.80.............................



Perusahaan X $ 500.000 100% $ 350.000 70 $ 150.000 30% $ 90.000 $ 60.000 $ 300.000



$ 425.000



Margin of safety dalam rupiah: $ 500.000 – $ 300.000 .................... $ 500.000 – $ 425.000 ....................



$ 200.000



Margin of safety dalam persentase: $ 200.000 ÷ $ 500.000.................... $ 75.000 ÷ $ 500.000......................



40%



 



$ 75.000



Titik impas perusahaan X adalah sebesar $ penjualan adalah sebesar $ 500.000, maka 200.000. Titik impas perusahaan Y adalah sebesar $ penjualan adalah sebesar $ 500.000, maka 75.000.



Bab 2: Metode Penentuan Biaya Dan CVP Analysis



Perusahaan Y $ 500.000 100% $ 100.000 20 $ 400.000 80% $ 340.000 $ 60.000



15% 300.000 dan perkiraan pendapatan margin of safety adalah sebesar $ 425.000 dan perkiraan pendapatan margin of safety adalah sebesar $



32



4.2    







 







OPERATING LEVERAGE Pada dasarnya, suatu leverage melipatgandakan usaha yang dilakukan untuk menciptakan hasil yang lebih banyak. Semakin besar beban yang akan dipindahkan oleh sejumlah kekuatan, semakin besar manfaat yang akan diperoleh. Operating leverage mengukur bagaimana perubahan persentase penjualan berpengaruh terhadap laba operasi bersih. Operating leverage erat kaitannya dengan bauran relatif biaya tetap dan biaya variabel dalam suatu perusahaan. Pada situasi tertentu terjadi kemungkinan kondisi yang saling berlawanan (trade off) antara biaya tetap dan biaya variabel. Jika biaya variabel turun, marjin kontribusi per unit akan naik dan selanjutnya akan mengakibatkan kontribusi masing-masing unit yang dijual akan semakin besar. Kenaikan penjualan akan berdampak terhadap peningkatan profitabilitas. Perusahaan dengan biaya variabel lebih rendah, dengan meningkatkan proporsi biaya tetapnya akan dapat memperoleh manfaat berupa kenaikan laba yang lebih besar dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki proporsi biaya tetap lebih rendah karena biaya tetap dapat digunakan sebagai leverage untuk meningkatkan laba. Sejalan dengan itu, apabila perusahaan dengan operating leverage yang tinggi mengalami penurunan penjualan maka sebagai akibatnya perusahaan juga akan mengalami penurunan laba yang lebih besar pula. Semakin tinggi tingkat operating leverage, semakin besar dampak perubahan tingkat aktivitas penjualan terhadap laba. Tingkat operating leverage (degree of operating leverage–DOL) dapat diukur dengan rumus berikut ini:



Apabila biaya tetap digunakan untuk menurunkan biaya variabel sehingga marjin kontribusi akan meningkat dan laba akan turun, maka DOL akan meningkat. Peningkatan ini merupakan petunjuk terhadap terjadinya peningkatan risiko. Penjualan….. ...................................... Dikurangi biaya variabel..................... Marjin Kontribusi ............................... Dikurangi biaya tetap.......................... Laba (rugi) operasi bersih …………. Degree of operating leverage



Bab 2: Metode Penentuan Biaya Dan CVP Analysis



Perusahaan X Perusahaan Y $ 500.000 100% $ 500.000 100% $ 350.000 70 $ 100.000 20 $ 150.000 30% $ 400.000 80% $ 90.000 $ 340.000 $ 60.000 $ 60.000 2.5 6.7



33







Bila degree of operating leverage sebesar 2,5, kemudian penjualan diasumsikan naik 10% maka laba operasi bersih akan naik 25% (2,5 × 10%). Contoh: Asumsikan kedua perusahaan, Perusahaan X dan Perusahaan Y terjadi kenaikan sebesar 10% pada penjualan:



Perusahaan X Perusahaan Y Penjualan….. ...................................... $ 550.000 100% $ 550.000 100% Dikurangi biaya variabel..................... $ 385.000 70 $ 110.000 20 Marjin Kontribusi ............................... $ 165.000 30% $ 440.000 80% Dikurangi biaya tetap.......................... $ 90.000 $ 340.000 Laba (rugi) operasi bersih …………. $ 75.000 $ 100.000 Kenaikan dalam laba operasi bersih 25% 67%  Laba untuk perusahaan Y akan meningkat sebesar $ 40.000 ($ 100.000 - $ 60.000) atau naik sebesar 67%. Pada perusahaan X laba hanya meningkat $ 15.000 ($ 75.000 - $ 60.000) atau naik sebesar 25%. Perusahaan Y mengalami kenaikan persentase lebih besar karena sistem tersebut memiliki DOL yang lebih tinggi.  Sebagaimana ditunjukkan dalam contoh, bahwa kenaikan persentase penjualan sebesar 10% memiliki dampak manfaat yang signifikan bagi masing-masing perusahaan. Namun, dampak tersebut juga berpengaruh apabila terjadi penurunan aktivitas penjualan. Apabila penjualan turun, maka perusahaan Y juga akan menujukkan besarnya penurunan persentase yang lebih tinggi.



Bab 2: Metode Penentuan Biaya Dan CVP Analysis



34



BAB III BIAYA STANDAR (STANDARD COSTS) DAN ANGGARAN FLEKSIBEL (FLEXIBLE BUDGET) 1. BIAYA STANDAR (STANDARD COSTS) Biaya yang dapat digunakan sebagai pembanding antara biaya yang dianggarkan pada tingkat aktivitas sesungguhnya yang dihitung dengan biaya sesungguhnya yang terjadi. Penyusunan Biaya Standar (Standard Costs Setting) • Standar merupakan benchmark atau ‘norma’ untuk pengukuran kinerja. • Standar Harga: seberapa besar kos untuk suatu input. • Standar Kuantitas: seberapa banyak input digunakan untuk membuat satu unit output. 1.1



STANDAR IDEAL DAN STANDAR PRAKTIS



Standar Ideal dapat dicapai bila pekerjaan pada usaha yang maksimal, yaitu 100%. Standar ini tidak memberikan kelonggaran atas kerusakan mesin, idle time, dan lainnya. Adapun Standar Praktis mempertimbangkan adanya hal-hal tersebut. 1.1.1 Standar Bahan Baku Standar harga per unit harus mencerminkan: • Kualitas bahan. • Diskon kuantitas pembelian. • Diskon pembelian lebih awal. • Biaya transportasi. • Biaya penerimaan dan penanganan. Contoh: Standar harga untuk bahan baku, meliputi: Harga pembelian bahan kualitas A .................................. Dikurangi: Diskon pembelian ........................................... Pengiriman dengan truk .................................................... Penerimaan dan penanganan ............................................. Harga standar per unit .......................................................



5.70 (0.20) 0.40 0.10 Rp 6.00



Standar Kuantitas per unit bahan baku adalah jumlah bahan yang digunakan untuk menyelesaikan setiap unit produk yang selesai. Standar Kuantitas harus mencerminkan: • Jumlah permintaan bahan. • Ekspektasi bahan yang rusak. • Keusangan bahan yang tidak dapat dihindari ketika proses berlangsung. • Ekspektasi sisa bahan. Contoh: Standar Kuantitas satu unit produk harus mencakup: Permintaan bahan..............................................................2.8 yard Bab 3: Standard Costs dan Flexible Budgets



35



Cadangan keusangan.........................................................0.6 yard Cadangan dikembalikan....................................................0.1 yard Kuantitas Standar..............................................................3.5 yard Bila biaya standar bahan telah di-setting, maka Biaya Standar Bahan Baku untuk satu unit dapat dihitung berikut: 3.5 yard × Rp 6 per yard = Rp 21 1.1.2 Standar Tenaga Kerja Langsung (Direct Labor Standards) Tarif standar per jam untuk tenaga kerja langsung harus memasukkan semua biaya tenaga kerja, yaitu: • Tarif per jam. • Pajak sosial. • PPh Pasal 21. Contoh: Tarif standar per jam ditentukan dengan menggunakan tarif upah rata-rata, pajak sosial, dan PPh Pasal 21, seperti berikut ini: Rata-rata tarif perjam............................................ 13 Rata-rata pajak sosial............................................ 4 Rata-rata PPh 21 .................................................. 1 Tarif Standar per jam tenaga kerja langsung ....... Rp 18 Jam standar per unit untuk tenaga kerja langsung adalah jumlah jam tenaga kerja langsung yang dibutuhkan untuk menyelesaikan satu unit produk. Jam standar meliputi: • Jam pengerjaan per unit. • Cadangan mesin rusak, dan sejenisnya. • Cadangan untuk waktu persiapan (set up time), dan sejenisnya. • Cadangan adanya kembalian pengerjaan produk. Contoh: Jam standar untuk membuat satu unit produk ditentukan berikut: Jam pengerjaan per unit......................................................1.4 jam Cadangan mesin rusak........................................................0.1 jam Cadangan untuk set up time...............................................0.3 jam Cadangan adanya kembalian pengerjaan produk 0.2 jam Jam standar per unit............................................................2.0 jam Bila standar tarif dan standar jam per unit telah disusun, maka biaya standar tenaga kerja untuk satu unit dapat dihitung berikut ini: 2.0 jam per unit × Rp 18 per jam = 36 per unit. 1.2 STANDAR BOP VARIABEL (VARIABLE OVERHEAD STANDARDS) Standar BOP variabel seperti halnya bahan baku dan tenaga kerja langsung. Standar ini harus menunjukkan tarif dan jam, sama halnya pada standar tenaga kerja langsung. • Tarif merupakan bagian tarip BOP variabel yang ditentukan di muka. • Jam menunjukkan basis yang digunakan untuk membebankan BOP ke produk. Biasanya jam tenaga kerja langsung atau jam mesin.



Bab 3: Standard Costs dan Flexible Budgets



36



Bila perusahaan menggunakan basis jam tenaga kerja langsung, diketahui bahwa tarif ditentukan di muka sebesar 4 per jam, maka standar BOP variabel dapat dihitung sebagai berikut: 2.0 jam per unit × Rp 4 per jam = Rp 8 per unit. 1.3 KARTU BIAYA STANDAR (STANDARD COST CARD) Kartu biaya standar mengindikasikan seberapa besar biaya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan satu unit produk. Contoh: Setelah biaya standar bahan baku, tenaga kerja langsung, dan BOP variabel ditentukan, maka kartu biaya standar dapat dibuat berikut ini: Biaya Standar untuk satu unit produk



Bahan baku ………………………….. Tenaga kerja langsung……………….. BOP variabel.......................................... Total biaya standar per unit ...................



(1 ) Kuantitas atau jam standar 3.5 yard 2.0 jam 2.0 jam



(2)



(1) × (2)



Harga atau tarif standar 6 per yard 18 per jam 4 per jam



Biaya standar 21 36 8 65



1.4 MODEL UMUM SELISIH/VARIAN (GENERAL VARIANCE MODEL) (1) Kuantitas aktual input pada harga aktual (AQ × AP)



(3) (2) Kuantitas standar yang Kuantitas aktual input Diperkenankan untuk pada harga standar Output Aktual (AQ × SP) (SQ × SP)



Varians Harga (1) – (2) Varians Kuantitas (2) – ( Varians harga bahan baku Varians Varians tarif kuantitas tenaga kerja bahanVarians baku Varians pengeluaran efisiensi overhead tenaga varia kerj



Total Varians 1.4.1 SELISIH BAHAN BAKU (DIRECT MATERIAL VARIANCES) Sebagai ilustrasi analisis selisih/varian, kartu biaya standar perusahaan “Manufaktur” menggunakan data bulan lalu dan tambahan data berikut ini: Jumlah unit yang diselesaikan.........................................5.000 unit



Bab 3: Standard Costs dan Flexible Budgets



37



Biaya bahan yang dibeli (20.000 yards × 5.40 per yard)..................... 108.000 Jumlah bahan yang digunakan......................................20.000 yard Dengan menggunakan data di atas, maka selisih/varian bahan baku dapat dihitung berikut ini: Kuantitas aktual dari input pada harga aktual (AQ × AP) 20.000 yard × 5.40 per yard = 108.000



Kuantitas aktual dari input pada harga standar (AQ × SP) 20.000 yard × 6.00 per yard = 120.000







Kuantitas standar output pada harga standar (SQ × SP) 17.500 yard* × 6.00 per yard = 105.000



 Selisih Harga: 12.000 F







Selisih Kuantitas: 15.000 U Total Selisih: 3.000 U



* 5.000 unit × 3.5 yard per unit = 17.500 yard F = Favorable/Menguntungkan U = Unfavorable/Tidak menguntungkan Selisih bahan baku juga dapat dihitung berikut ini: 1. MATERIAL PRICE VARIANCE (MPV): • Metode 1: MPV = (AQ × AP) – (AQ × SP) = (108. 000) – (20.000 yard × 6.00 per yard) = 12.000 F • Metode 2: MPV = AQ (AP – SP) = 20.000 yard (5.40 per yard – 6.00 per yard) = 12.000 F Selisih harga bahan baku harus dicatat pada saat bahan baku dibeli, hal ini memungkinkan: • Pengakuan awal selisih. • Pencatatan biaya standar bahan baku. 2. MATERIAL QUANTITY VARIANCE (MQV): • Metode 1: MQV = (AQ × SP) – (SQ × SP) = (20.000 yard × 6.00 per yard) – (17.500 yard* × 6.00 per yard) = 15.000 U *5.000 unit × 3.5 yard per unit = 17.500 standar yard Bab 3: Standard Costs dan Flexible Budgets



38



• Metode 2: MQV = SP (AQ – SQ) = 6.00 per yard (20.000 yard – 17.500 yard) = 15.000 U 1.4.2 SELISIH TENAGA KERJA LANGSUNG LABOR VARIANCES)



(DIRECT



Berikut data produksi bulan lalu: Jumlah unit diselesaikan..........................................................................5.000 unit Biaya tenaga kerja langsung (10.500 jam @ 20 per jam) ..................................................... 210.000 Dengan menggunakan data dan kartu biaya standar di atas, maka selisih tenaga kerja langsung dapat dihitung sebagai berikut: Jam aktual dari input pada tarif aktual



Jam aktual input pada tarif standar



(AH × AR) 10.500 jam × 20 per jam = 210.000



(AH × SR) 10.500 jam × 18 per jam = 189.000







Jam standar yang diperbolehkan untuk output pada tarif standar (SH × SR) 10.000 jam* × 18 per jam = 180.000



 Selisih Tarif: 21.000 U



 Selisih Efisiensi: 9.000 U



Total Selisih: 30.000 U * 5.000 unit × 2.0 jam per unit = 10.000 jam. F = Favorable U = Unfavorable Varian/selisih biaya tenaga kerja langsung juga dapat dihitung sebagai berikut: 1. LABOR RATE VARIANCE (LRV): • Metode 1: LRV = (AH × AR) – (AH × SR) = (210.000) – (10.500 jam × 18 per jam) = 21.000 U • Metode 2: LRV = AH (AR – SR) = 10.500 jam (20 per jam – 18 per jam) = 21.000 U 2. LABOR EFFICIENCY VARIANCE (LEV): • Metode 1:



Bab 3: Standard Costs dan Flexible Budgets



39



LEV = (AH × SR) – (SH × SR) = (10.500 jam × 18 per jam) – (10.000 jam* × 18 per jam) = 9.000 U *5.000 unit × 2.0 jam per unit = 10.000 jam • Metode 2: LEV = SR (AH – SH) = 18 per jam (10.500 jam – 10.000 jam) = 9.000 U 1.4.3



SELISIH BOP VARIABEL (VARIABLE MANUFACTURING OVERHEAD VARIANCES)



Berikut data produksi bulan lalu: Jumlah unit yang diselesaikan…...............................................5.000 unit Jam tenaga kerja aktual.............................................................10.500 jam BOP variabel aktual ........................................................ 40.950 Dengan menggunakan data dan kartu biaya standar di atas, maka selisih BOP variabel dapat dihitung sebagai berikut: Jam aktual input pada tarif aktual (AH × AR) 40.950 



Jam aktual input pada tarif standar (AH × SR) 10.500 jam × 4 per jam = 42.000



Jam standar output yang diperbolahkan pada tarif standar (SH × SR) 10.000 jam* × 4 per jam = 40.000











Selisih Pengeluaran Selisih Efisiensi (Spending Var.): (Efficiency Var.): 1.050 F 2.000 U Total Selisih: 950 U * 5.000 unit × 2.0 jam per unit = 10.000 jam. F = Favorable U = Unfavorable Selisih BOP variabel juga dapat dihitung sebagai berikut: 1. VARIABLE OVERHEAD SPENDING VARIANCE (VOSV): • Metode 1: VOSV = (AH × AR) – (AH × SR) = (40.950) – (10.500 jam × 4.00 per jam)



Bab 3: Standard Costs dan Flexible Budgets



40



= 1.050 F • Metode 2: VOSV = AH (AR – SR) = 10.500 jam (3.90 per jam* – 4.00 per jam) = 1.050 F * 40.950 ÷ 10.500 jam = 3.90 per jam 2.VARIABLE OVERHEAD EFFICIENCY VARIANCE (VOEV): • Metode 1: VOEV = (AH × SR) – (SH × SR) = (10.500 jam × 4.00 per jam) – (10.000 jam** × 4.00 per jam) = 2.000 U ** 5.000 unit × 2.0 jam per unit = 10.000 jam • Metode 2: VOEV = SR (AH – SH) = 4.00 per jam (10.500 jam – 10.000 jam) = 2.000 U 1.4.4 JURNAL PENCATATAN SELISIH Bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi dicatat kedalam persediaan pada biaya standar. Pembelian bahan baku: Bahan Baku (20.000 yards × 6.00 per yard)...........................................120.000 Varian harga bahan baku (20.000 yards × 0.60 per yard/F) ...... Utang Dagang (20.000 yards × 5.40 per yard) .........................



12.000 108.000



Pemakaian bahan baku: Barang dalam proses (17.500 yards × 6 per yard)..................................105.000 Varian kuantitas bahan baku (2.500 yards/U × 6 per yard)......................15.000 Bahan baku (20.000 yards × 6 per yard)......................................



120.000



Biaya tenaga kerja langsung: Barang dalam proses (10.000 jam × 18 per jam).................................. 180.000 Varian tarif Tenaga Kerja (10.500 jam × 2 per jam/U) ........................ 21.000 Varian efisiensi Tenaga Kerja (500 jam/U × 18 per jam) .................. 9.000 Utang Gaji (10.500 jam × 20 per jam).........................................



210.000



Catatan: selisih menguntungkan dicatat di sebelah kredit, sedang selisih tidak menguntungkan dicatat di sebelah debit.



Bab 3: Standard Costs dan Flexible Budgets



41



2. ANGGARAN FLEKSIBEL (FLEXIBLE BUDGET) DAN ANALISIS KINERJA Anggaran merupakan alat yang berguna untuk pengendalian. Untuk dapat diguanakan dalam evaluasi kerja harus mempertimbangkan untuk menentukan berapa jumlah anggaran yang dibadingkan dengan hasil sesungguhnya dan mempertimbangkan dampak dari anggaran tersebut terhadap perilaku manusia. Terdapat 2 jenis anggaran, yaitu Anggaran Statis dan Anggaran Fleksibel. 1. ANGGARAN STATIS (STATIC BUDGET) Anggaran statis adalah angggaran induk yang diususun bedasarkan tingkat aktivitas tertentu yang dibuat pada saat awal periode penganggaran. Pendapatan dan biaya yang disusun untuk anggaran statis tergantung pada tingkat aktivitas yang jarang sama dengan aktivitas sesungguhnya, sehingga anggaran tersebut tidak banyak berguna dalam pembuatan laporan kinerja. Contoh: Perusahaan “Manufaktur” memilki produk tunggal, anggaran BOP adalah berikut ini: BOP variabel Maintenan/pemeliharaan…. ........................ Bahan Pembantu.......................................... Utilitas ......................................................... Total BOP variabel ......................................



Biaya Standar Per Unit 0.60 1.40 1.00 3.00



BOP tetap Depresiasi …. .............................................. Supervisi …. ................................................ Asuransi ….................................................. Total BOP tetap ...........................................



Anggaran Thn Biaya 40.000 50.000 10.000 100.000



Perusahaan “Manufaktur” merencanakan memproduksi dan menjual sebanyak 10.000 units selama setahun, namun aktivitas aktualnya sebanyak 8.000 units. Laporan anggaran untuk tahun yang bersangkutan adalah: Perusahaan “Manufaktur” Perbandingan BOP Aktual dengan BOP yang Dianggarkan Unit diproduksi dan dijual............... BOP Variabel: Maintenan/pemeliharaan…. ............ Bahan Pembantu ............................. Utilitas............................................. Bab 3: Standard Costs dan Flexible Budgets



Aktual 8.000



Anggaran 10.000



Selisih 2.000 U



4.500 12.000 9.500



6.000 14.000 10.000



1.500 F 2.000 F 500 F 42



Total BOP variabel.......................... BOP tetap: Depresiasi …................................... Supervisi …..................................... Asuransi ….. ................................... Total BOP tetap............................... Total BOP … ..................................



26.000



30.000



4.000 F



40.000 49.000 10.000 99.000



40.000 50.000 10.000 100.000



0 1.000 F 0 1.000 F



125.000



130.000



5.000 F



2. ANGGARAN FLEKSIBEL (FLEXIBLE BUDGET) Anggaran fleksibel adalah anggaran yang menyediakan perkiraan biaya pada satu kisaran aktivitas atau pada tingkat aktivitas yang sesungguhnya.Anggaran ini lebih dinamis dibanding anggaran statis. Penganggaran fleksibel dapat digunakan dalam perencanaan untuk menunjukkan berapa jumlah biaya yang akan terjadi pada berbagai tingkat aktivitas. Contoh: Mengacu pada data di atas, anggaran fleksibel disediakan untuk tiga tingkat/level aktivitas mulai dari 5.000 sampai 15.000 unit. Perusahaan “Manufaktur” Anggaran BOP Fleksibel Formula Biaya Per Unit BOP Variabel: Maintenance/pemeliharaan…...... Bahan Pembantu.......................... Utilitas ......................................... Total BOP variabel ......................



0.60 1.40 1.00 3.00



5.000



Unit 10.000



15.000



3.000 7.000 5.000 15.000



6.000 14.000 10.000 30.000



9.000 21.000 15.000 45.000



BOP tetap: Depresiasi …. .............................. Supervisi …. ................................ Asuransi ….. ................................ Total BOP tetap ...........................



40.000 50.000 10.000 100.000



40.000 50.000 10.000 100.000



40.000 50.000 10.000 100.000



Total BOP … ..................................



115.000



130.000



145.000



2.1 LAPORAN KINERJA BOP (OVERHEAD PERFORMANCE REPORT) Laporan kinerja berfokus pada pengendalian biaya. Biaya aktual dibandingkan dengan anggaran fleksibel pada aktivitas aktual, bukan pada anggaran yang disusun pada perencanaan tingkat aktivitas.



Bab 3: Standard Costs dan Flexible Budgets



43



Contoh: Perusahaan “Manufaktur” memproduksi dan menjual 8.000 unit sedang direncanakan sebanyak 10.000 unit. Laporan anggaran nampak pada perhitungan di bawah ini. Perusahaan “Manufaktur” Laporan Kinerja BOP



Formula Biaya Per Unit BOP Variabel: Maintenan/pemeliharaan…. ......... Bahan Pembantu .......................... Utilitas.......................................... Total BOP variabel.......................



0.60 1.40 1.00 3.00



Biaya Aktua l Yg terjadi 8.000 Unit



Anggara n Berdasar atas



Spending



8.000 Unit



& Budget Variances



4.500 12.000 9.500 26.000



4.800 11.200 8.000 24.000



300 800 1.500 2.000



BOP tetap: Depresiasi …................................ Supervisi ….................................. Asuransi ….. ................................ Total BOP tetap............................



40.000 49.000 10.000 99.000



40.000 50.000 10.000 100.000



0 1.000 0 1.000



Total BOP … ..................................



125.000



124.000



1.000



F U U U



F F U



2.2 UKURAN AKTIVITAS • Kebanyakan perusahaan menggunakan ukuran aktivitas, misalnya jam tenaga kerja atau jam mesin. Bagi perusahaan yang memiliki banyak produk, ukuran aktivitas dalam jam biasanya dijadikan sebagai denominator atas beberapa produk tersebut. • Apakah jam aktual atau jam standar pada kapasitas aktual yang digunakan untuk menyusun anggaran dalam laporan kinerja? Ada dua pendekatan, yaitu: 1. Budget didasarkan pada jam aktual, kemudian hanya selisih pengeluaran yang dihitung. 2. Budget didasarkan pada baik jam aktual maupun jam standar pada kapasitas aktual, kemudian selisih pengeluaran dan selisih efisensi dapat dihitung.



Bab 3: Standard Costs dan Flexible Budgets



44



Laporan Kinerja BOP Variabel: Budget didasarkan pada Jam Aktual MICRODRIVE CORPORATION Laporan Kinerja Overhead Variabel Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember



Membandingkan anggaran terhadap biaya overhead Kelonggaran anggaran didasarkan pada 42.000 jam mesin aktual aktual menghasilkan hanya varians p



Jam mesin yang dianggarkan........................50.000 Jam mesin aktual...........................................42.000 Jam mesin standar yang diperkenankan.......40.000



Biaya Overhead Biaya overhead variabel: Tenaga kerja tidak langsung ......................... Minyak Pelumas ........................................... Biaya energi .................................................. Total biaya overhead variabel ...........................



Rumus Biaya (per jam Mesin)



Biaya aktual Yang terjadi 42.000 Jam Mesin (AH x AR)



Anggaran Berdasarkan 42.000 Jam mesin (AH x SR)



Varians Pengeluaran



$36.000 $11.000 $24.000 $71.000



$33.600* 12.600 16.800 $63.000



$2.400 U $1.600 F $7.200 U $8.000 U



$0,80 $0,30 $0,40 $1,50



*42.000 jam mesin x $o,80 = $33.600. Kelonggaran anggaran lainnya dihitung dengan cara yang sama.



Laporan Kinerja BOP Variabel: Budget didasarkan pada Jam Aktual dan Jam Standar MICRODRIVE CORPORATION Laporan Kinerja Overhead Variabel Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember



Kelonggaran anggaran didasarkan pada Pendekatan ini menghasilkan varians pengeluaran dan ef 40.000 jam mesin aktual—waktu yang seharusnya digunakan untuk memproduksi 20.000 motor tahun tersebut adalah 42.000 jam mesin aktual



Jam mesin yang dianggarkan...50.000 Jam mesin aktual.......................42.000 Jam mesin standar.......................................40.000



Biaya Overhead Biaya overhead variabel: Tenaga kerja tidak langsung Minyak Pelumas ........................ Biaya energi .............................. Total biaya overhead variabel .......



Rumus Biaya (per jam Mesin) $0,80 $0,30 $0,40 $1,50



(1) (2) (3) Biaya aktual Anggaran Anggaran Yang terjadi Berdasarkan berdasarkan 42.000 42.000 40.000 Jam Mesin Jam mesin Jam Mesin (AH x AR) (AH x SR) (SH x SR) $36.000 $11.000 $24.000 $71.000



$33.600* 12.600 16.800 $63.000



$32.000 $12.000 $16.000 $60.000



Perincian Total Varians Total Varians (1) – (3)



Varians Pengeluaran (1) – (2)



Varians Efisiensi (2) – (3)



$4.000 U $1.000 F $8.000 U $11.000 U



$2.400 U $1.600 F $7.200 U $8.000 U



$1.600 U $ 600 U $ 800 U $3.000 U



*42.000 jam mesin x $o,80 = $33.600. Kelonggaran anggaran lainnya dihitung dengan cara yang sama.



Bab 3: Standard Costs dan Flexible Budgets



45



2.3 ANALISIS SELISIH BOP • • • •



Flexible budget untuk BOP menyediakan informasi untuk: Menghitung tarif ditentukan di muka. Menyelesaikan kartu biaya standar. Membebankan BOP ke produk. Menyajikan laporan selisih BOP.



Contoh: Perusahaan “Manufaktur” memproduksi produk tunggal, data biaya standar adalah berikut ini:



Bahan baku .. ................. Tenaga kerja langsung...



(1) Kuantitas Atau jam standar 3.5 feet 2.0 hours



(2) Harga Atau tarif Standar 12 per feet 16 per hour



Biaya Standar (1) × (2) 42 32



BOP dibebankan ke produk berdasar jam tenaga kerja langsung (JTK). Anggaran BOP perusahaan adalah berikut ini:



Biaya variabel.......... Biaya Tetap ............. Total Biaya ..............



Biaya Per JTK 5



Jam tenaga kerja langsung 10.000 15.000 20.000 50.000 75.000 100.000 300.000 300.000 300.000 350.000 375.000 400.000



2.4 TARIF DITENTUKAN DI MUKA (PREDETERMINED OVERHEAD RATE) •



Dalam sistem biaya standar, tarif ditentukan di muka dihitung berikut ini. Tarif Biaya Overhead yang ditentukan dimuka =



Biaya overhead dari anggaran fleksibel pada tingkat aktivitas denominator Tingkat aktivitas denominator



Contoh: Perusahaan “Manufaktur” memiliki tarif ditentukan di muka pada 2 level aktivitas berikut: Denominator aktivitas: 10.000 JTK Elemen variabel: (50.000 ÷ 10.000 JTK)................................ Elemen tetap: (300.000 ÷ 10.000 JTK)................................... Tarif Ditentukan Di Muka.......................................................



5 per JTK 30 per JTK 35 per JTK



Denominator aktivitas: 15.000 JTK Elemen variabel: (75.000 ÷ 15.000 JTK)................................ Elemen tetap: (300.000 ÷ 15.000 JTK)................................... Tarif Ditentukan Di Muka.......................................................



5 per JTK 20 per JTK 25 per JTK



Bab 3: Standard Costs dan Flexible Budgets



46



2.5 PEMBEBANAN BOP DALAM SISTEM BIAYA STANDAR Asumsikan bahwa level aktivitas denominator perusahaan sebesar 15.000 JTK. Berikut data yang dibebankan tahun sekarang. Denominator level aktivitas....................................... Jumlah unit diselesaikan............................................ Jam tenaga kerja aktual ............................................. BOP Aktual: Variabel.................................................................. Tetap ...................................................................... Total...........................................................................



15.000 JTK 8.000 unit 18.000 JTKs 81.000 305.000 386.000



Dalam sistem biaya standar, BOP dibebankan berdasar jam standar pada kapasitas aktual daripada basis jam aktual. Hasilnya lebih sederhana karena pembebanan BOP akan sama pada setiap unit, yaitu sebesar 50 per unit (2.0 JTK per unit × 25 per JTK). Dengan menggunakan data di atas, BOP perusahaan akan nampak berikut ini: BOP BOP Aktual



386.000



400.000* BOP Dibebankan 14.000 Selisih (Lebih) BOP



* 8.000 unit × 2.0 JTK per unit = 16.000 JTK; 16.000 JTK × 25 per JTK = 400.000. 2.6 SELISIH BOP VARIABEL Selisih BOP sebesar 14.000 dapat dijelaskan dengan empat selisih BOP, yaitu selisih pengeluaran, selisih efisiensi, selisih anggaran, dan selisih volume. Selisih BOP tersebut dapat dihitung berikut ini: Jam aktual pada Tarif aktual (AH × AR) 81.000 



Jam aktual pada tarif standar



(AH × SR) 18.000 JTK × 5 per JTK = 90.000  Selisih Pengeluaran: 9.000 F



Jam standar yang diijinkan untuk output pada tarif standar (SH × SR) 16.000 JTK × 5 per JTK = 80.000  Selisih Efisiensi: 10.000 U



Spending variance: memuat perbedaan harga akual dan standar serta kuantitas aktual dan standar. Efficiency variance: tidak mengukur bagaimana efisiensi sumber daya yang digunakan, namun mengukur efisiensi basis anggaran fleksibel yang digunakan.



Bab 3: Standard Costs dan Flexible Budgets



47



2.7 SELISIH BOP TETAP (FIXED OVERHEAD VARIANCES) Data berkaitan pada perusahaan “Manufaktur” ditunjukkan berikut ini: Denominator aktivitas (jam tenaga kerja) .......................................... Jam tenaga kerja aktual ...................................................................... Jam tenaga kerja standar untuk output .............................................. Jumlah unit yang diselesaikan ............................................................ BOP Tetap anggaran........................................................................... BOP Tetap aktual ............................................................................... Tarif ditentukan di muka untuk elemen BOP tetap ............................



15.000 18.000 16.000 8.000 300.000 305.000 20



JTK JTK JTK unit



Dengan menggunakan data di atas, analisis selish BOP tetap adalah berikut ini. BOP tetap aktual 305.000 



BOP tetap anggaran 300.000  Budget Variance. 5.000 U



BOP tetap dibebankan pada proses 16.000 JTK × 20 per JTK = 320.000  Volume Variance. 20.000 F



Selisih BOP tetap juga dapat dihitung sebagai berikut: Varian anggaran = Biaya overhead tetap aktual – Anggaran biaya overhead tetap = $305.000 - $300.000 = $5.000 U Bagian tetap dari tarif overhead yang ditentukan dimuka



Varian =



volume = =



x



Jam denominator



-



Jam standar yang diperkenankan



$20 per DLH x (15.000 DLHs – 16.000 DLHs) $ 20.000 F



Selisih volume tidak mengukur pengeluaran, selisih ini dipengaruhi oleh level aktivitas: • Jam standar pada kapasitas aktual > Denominator level aktivitas  Favorable • Jam standar pada kapasitas aktual < Denominator level aktivitas  Unfavorable



Bab 3: Standard Costs dan Flexible Budgets



48



GRAFIK ANALISIS SELISIH VOLUME Biaya Overhead yang dibebankan $20 per jam standar



Overhead Tetap Aktual 320,000



Varian volume 20.000 F



300,000



Anggaran Overhead Tetap



Jam Denominator



Jam Standar Yang diperbolehkan



13 14 15 16 17 Jam Standar Tenaga Kerja Langsung (000)



18



2.8 RINGKASAN ANALISIS SELISIH • Dalam sistem biaya standar, selisih yang terjadi merupakan penjumlahan dari: • Varian pengeluaran overhead variabel (Variable overhead spending variance) • Varian efisiensi overhead variabel (Variable overhead efficiency variance) • Varian anggaran overhead tetap (Fixed overhead budget variance) • Varian pengeluaran overhead tetap (Fixed overhead spending variance) • Selisih kurang dibebankan (underapplid) ekuivalen dengan selisih tidak menguntungkan (unfavorable) bersih, sebaliknya selisih lebih dibebankan (overapplied) sebanding dengan selisih menguntungkan (favorable) bersih. Jadi, dalam kasus perusahaan “Manufaktur” di atas, selisih lebih dibebankan (overapplied) sebesar 14.000 dapat dijelaskan berikut ini: BOP Variabel: Spending variance………………………………….. 9.000 F Efficiency variance…………………………………. 10.000 U BOP Tetap: Budget variance……………………...…………….. 5.000 U Volume variance……………………..…………….. 20.000 F Overapplied (Lebih Dibebankan)………………… 14.000 F



Bab 3: Standard Costs dan Flexible Budgets



49



BAB IV BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS (ACTIVITY-BASED COSTING—ABC) 1.



PENDAHULUAN Perhitungan biaya produk dilakukan dengan menjumlahkan semua komponen biaya produk (biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead). Salah satu komponen biaya produk yang bersifat tidak langsung adalah biaya overhead pabrik (BOP). Oleh karena itu, BOP sebelum mendapatkan perhitungan BOP sesungguhnya di akhir periode, maka perusahaan menggunakan tarif dalam membebankan/mengalokasikan BOP ke produk. Pendekatan alokasi BOP yang biasa digunakan adalah pendekatan konvensional (tarif tunggal dan departemental) dan pendekatan kontemporer (activity based costing). Pendekatan konvensional sudah dibahas dalam mata kuliah akuntansi biaya sehingga dalam bab ini akan berfokus pada pendekatan activity based costing.



2. 



MODEL ACTIVITY-BASED COSTING (ABC) Produk atau jasa dari sebuah perusahaan merupakan hasil dari sekumpulan aktivitias, dan aktivitas merupakan penggunaan sumber daya yang menghasilkan biaya. Melalui pengelolaan terhadap aktivitas yang menjadi penyebab timbulnya biaya, manajemen dapat memengaruhi besar-kecilnnya biaya. ABC adalah suatu pendekatan perhitungan biaya yang membebankan biaya sumber daya ke dalam objek biaya (seperti produk, jasa, atau konsumen) berdasarkan aktivitas yang dilakukan untuk objek biaya. ABC menekankan pada pengambilan keputusan dan aktivitas manajemen, tidak pada pembebanan kos ke produk untuk laporan keuangan eksternal. Tujuan dari adanya ABC adalah untuk mengurangi distorsi dalam perhitungan biaya produk yang sering dijumpai dalam sistem biaya berbasis unit. ABC membebankan biaya overhead pabrik ke objek dengan beberapa langkah :  Mengidentifikasi sumber daya dan aktivitas, dengan menggunakan dasar pemicu konsumsi biaya sumber daya dapat dihitung tarif biaya per unit sumber daya yang dikonsumsi oleh setiap aktivitas atau pusat aktivitas.  Biaya dibebankan ke dalam produk dengan mengalikan tarif biaya per unit setiap aktivitas dengan jumlah aktivitas sesungguhnya yang digunakan oleh setiap objek biaya.



   



3. 



PERBEDAAN ANTARA TRADITIONAL COSTING DAN ACTIVITYBASED COSTING Dalam sistem tradisional:  Semua biaya produksi dibebankan ke produk, baik biaya tersebut disebabkan oleh produk atau tidak.  Biaya nonproduksi tidak dibebankan ke produk—walaupun biaya tersebut disebabkan oleh produk.



Bab 4: Activity-based Costing Systems



50







 Hanya memiliki satu pool biaya overhead dan hanya memiliki satu ukuran aktivitas, misalnya jam tenaga kerja langsung.  Tari BOP ditentukan dimuka didasarkan atas estimasi biaya pada anggaran atau harapan tingkat aktivitas. Dalam activity-based costing:  Biaya nonproduksi seperti halnya biaya produksi, dapat dibebankan ke produk.  Beberapa biaya produksi mungkin dikeluarkan dari kos produk.  Ada sejumlah pool biaya overhead, setiap pool memiliki ukuran aktivitas.  Basis alokasi sering berbeda dengan basis alokasi yang digunakan dalam traditional costing.  Tarif aktivitas dapat didasarkan atas tingkat aktivitas pada kapasistas dibanding pada anggaran atau harapan tingkat aktivitas. Objek Kos (Cost Objects) (misal:produk, konsumen,



pesanan) Aktivitas



Konsumsi Sumberdaya



Kos 4.



HIRARKI BIAYA (COST HIERARCHY) 1. Unit-level activities dilakukan pada setiap unit yang diproduksi. Kos pada level ini harus proporsional untuk sejumlah unit yang diproduksi. 2. Batch-level activities dilakukan pada setiap batch yang diproses. Kos pada level ini bergantung pada jumlah unit yang diproduksi, jumlah unit yang dijual, atau ukuran volume level unit lain. 3. Product-level activities berkaitan dengan produk khusus dan tipe yang harus diproduksi, baik dalam batch atau unit yang diproduksi maupun unit yang dijual. 4. Customer-level activities berkaitan dengan konsumen khusus, termasuk aktvitas, misalnya menelpon, dan surat katalog. 5. Organization-sustaining activities berkaitan dengan produk yang diproduksi, berapa banyak jumlah batch, atau berapa banyak jumlah unit yang dibuat.



Bab 4: Activity-based Costing Systems



51



5.



LANGKAH IMPLEMENTASI ACTIVITY-BASED COSTING i. Identifikasi dan menentukan aktivitas dan pool aktivitas. ii. Sedapat mungkin, menelusur BOP ke aktivitas dan objek kos. iii. Mengalokasikan biaya ke pool biaya aktivitas. iv. Menghitung tarif aktivitas. v. Membebankan biaya ke objek kos dengan menggunakan tarif aktivitas dan ukuran aktivitas.



6.



CONTOH: PERUSAHAAN MANUFAKTUR XYZ (i)



Identifikasi dan menentukan aktivitas dan pool aktivitas. Pool Biaya Aktivitas pada Perusahaan Manufaktur XYZ



Pool Biaya Aktivitas Order Konsumen Desain Produk Ukuran Pesanan Hubungan Pelanggan Lainnya Bahan langsung



Tenaga kerja langsun



Biaya pengiriman



Ukuran Aktivitas Jumlah order konsumen Jumlah desain produk Jam mesin Jumlah pelanggan aktif Tidak dapat diterapkan Biaya Overhead (Produksi dan Nonproduksi) $1.810.000*



................................ Alokasi Tahap Pertama .......................... Pesanan pelanggan Desain produk Jumlah pesanan Hubungan pelanggan Lain-lain $315.000 $257.000 $380.000 $357.500 $490.500



................................ Alokasi Tahap Kedua .......................... $19 per jam tenaga kerjaper pelanggan $315 per pesanan $1.285 per desain $3.675



Objek Biaya: Produk, Pesanan Pelanggan, Pelanggan



Tidak dialokasikan



* Total biaya overhead $1.850.000 dikurangi $40.000 biaya pengiriman yang secara langsung ditelusuri dari pesanan pelanggan



Bab 4: Activity-based Costing Systems



52



(ii)



Sedapat mungkin, menelusur BOP ke aktivitas dan objek kos.



Biaya Overhead Pabrik Tahunan (Biaya Produksi dan Nonproduksi) pada Perusahaan Manufaktur XYZ Departmen Produksi: Gaji tenaga tidak langsung pabrik ...................... Depresiasi peralatan pabrik................................. Utilitas pabrik ..................................................... Sewa gedung pabrik............................................



$ 500.000 $ 300.000 $ 120.000 $ 80.000



Biaya Pengiriman*....................................................



$ 1.000.000 $



40.000



Departmen Administrasi Umum: Gaji administrasi ................................................. Depresiasi peralatan kantor................................. Sewa gedung kantor............................................



$ 400.000 $ 50.000 $ 60.000



$



510.000



Departmen Penjualan: Gaji pemasaran ................................................... Biaya penjualan...................................................



$ 250.000 $ 50.000



$



300.000



Total biaya overhead................................................. *Biaya pengiriman dapat ditelusur langsung ke pesanan pelanggan.



Bab 4: Activity-based Costing Systems



$ 1.850.000



53



(iii) Mengalokasikan biaya ke pool biaya aktivitas. Hasil Interview



Departmen Produksi: Gaji tenaga tidak langsung pabrik ..... Depresiasi peralatan pabrik ............... Utilitas pabrik .................................... Sewa gedung pabrik ..........................



Order Pelangga n 25% 20% 0% 0%



Pool Biaya Aktivitas Relasi Desain Ukura Pelanggan Produ n k Order 40% 20% 10% 0% 60% 0% 10% 50% 0% 0% 0% 0%



Lain



Total



5% 20% 40% 100%



100% 100% 100% 100%



30% 25% 0%



40% 45% 100%



100% 100% 100%



Departmen Penjualan: Gaji pemasaran .................................. 20% 10% 0% 60% Biaya penjualan ................................. 20% 10% 0% 60% *Biaya pengiriman dapat ditelusur langsung ke pesanan pelanggan.



10% 10%



100% 100%



Biaya Pengiriman* .................................. Departmen Administrasi Umum: Gaji administrasi ............................... Depresiasi peralatan kantor ............... Sewa gedung kantor ..........................



15% 30% 0%



5% 0% 0%



10% 0% 0%



Alokasi Tahap Pertama (First-Stage Allocations) ke Pool Biaya Aktivitas



Departmen Produksi: Gaji tenaga tidak langsung pabrik.. Depresiasi peralatan pabrik ............ Utilitas pabrik ................................ Sewa gedung pabrik.......................



Order Pelangga n $ 125.000 $ 60.000 -



Pool Biaya Aktivitas Desain Desain Order Produk Produ Pelangga k n $ 200.000 $ 100.000 $ 50.000 - $ 180.000 $ 12.000 $ 60.000 -



Lain



Total



$ 25.000 $ 60.000 $ 48.000 $ 80.000



$ $ $ $



500.000 300.000 120.000 80.000



$ $ $



400.000 50.000 60.000



Biaya Pengiriman* ............................... Departmen Administrasi Umum: Gaji administrasi ............................ $ 60.000 Depresiasi peralatan kantor ............ $ 15.000 Sewa gedung kantor....................... -



$ 20.000 -



$ 40.000 $ 120.000 $ 160.000 - $ 12.500 $ 22.500 - $ 60.000



Departmen Penjualan: Gaji pemasaran .............................. Biaya penjualan ............................. Total .....................................................



$ 25.000 $ 257.000



- $ 150.000 $ 25.000 $ 250.000 - $ 35.000 $ 10.000 $ 50.000 $ 380.000 $ 367.500 $ 490.500 $ 1.810.000



$ 50.000 $ 5.000 $ 315.000



*Biaya pengiriman dapat ditelusur langsung ke pesanan pelanggan.



Bab 4: Activity-based Costing Systems



54



(iv) Menghitung tarif aktivitas. Penghitungan Tarif Aktivitas (a) Pool Biaya Aktivitas Total Biaya Order Pelanggan ................. $ 315.000 Desain Produk..................... $ 257.000 Ukuran Order ...................... $ 380.000 Hubungan Pelanggan .......... $ 367.500 Lain ..................................... $ 490.500



(b) Total Aktivitas 1.000 order 200 desain 20.000 jam mesin 100 pelanggan Tak diterapkan



(a) ÷ (b) Tarif Aktivitas $ 315 per order $ 1.285 per desain $ 19 per jam mesin $ 3.675 per pelanggan Tak diterapkan



Data berkaitan dengan produk yang dipesan oleh pelanggan  Pesanan Standar: 1. Produk ini tidak memerlukan desain baru. 2. Pesanan sebanyak 400 unit per tahun, dengan 2 kali pemesanan. 3. Waktu memproduksi 0.5 jam mesin per unit, total 200 jam mesin. 4. Harga jual per unit sebesar $ 34, total $ 13.600. 5. Bahan baku untuk 400 unit sebesar $ 2.110. 6. Tenaga kerja langsung untuk 400 unit sebesar $ 1.850. 7. Biaya pengiriman untuk dua kali pemesanan sebesar $ 180. 



Pesanan Unik 1. Produk ini memerlukan desain baru. 2. Pesanan hanya sekali untuk 1 unit produk yang dipesan selama setahun. 3. Waktu produksi selama 4 jam mesin. 4. Harga jual $ 650. 5. Bahan baku $ 13. 6. Biaya tenaga kerja langsung $ 50. 7. Biaya pengiriman sebesar $ 25. Penghitungan Biaya Overhead



Pool Biaya Aktivitas Pesanan Standar Order Pelanggan .................... Desain Produk........................ Ukuran Order ......................... Hubungan Pelanggan .............



(a) Tarif Aktivitas



(b) Aktivita s



$ 315 per order $ 1.285 per desain $ 19 per jam mesin $ 3.675 per pelanggan



2 orders 0 desain 200 jam mesin Tak diterapkan



$ 630 $ 3.800



Pesanan Unik Order Pelanggan .................... Desain Produk........................ Ukuran Order ......................... Hubungan Pelanggan .............



$ 315 per order $ 1.285 per desain $ 19 per jam mesin $ 3.675 per pelanggan



1 order 1 desain 4 jam mesin Tak diterapkan



$ 315 $ 1.285 $ 76



Bab 4: Activity-based Costing Systems



(a) × (b) ABC Cost



55



(v) Membebankan biaya ke objek kos dengan menggunakan tarif aktivitas dan ukuran aktivitas. PERUSAHAAN MANUFAKTUR XYZ (METODE ABC) Analisis Profitabilitas Produk Pesanan Standar Penjualan.............................................. $ 13.600 Biaya: Bahan Baku . ........................................ $ 2.110 Tenaga kerja langsung ......................... $ 1.850 Biaya Pengiriman ................................. $ 180 Order pelanggan ................................... $ 630 Desain produk ...................................... Ukuran Order ....................................... $ 3.800 $ 8.570 Marjin Produk ...................................... $ 5.030



Pesanan Unik $ 650 $ 13 $ 50 $ 25 $ 315 $ 1.285 $ 76



$ 1.764 $ (1.114)



Analisis Profitabilitas Konsumen—Perusahaan Manufaktur Marjin produk yang dipesan pelanggan: Pesanan Standar ........................................................................................... $ 5.030 Pesanan Unik.................................................................................................$ (1.114) Total marjin produk ........................................................................................ $ 3.916 Dikurangi: Relasi Konsumen...........................................................................$ 3.675 Marjin Konsumen.............................................................................................$ 241 PERUSAHAAN MANUFAKTUR XYZ (METODE TRADISIONAL) Pesanan Standar $ 13.600



Penjualan …................................................ Biaya: Bahan baku .............................................. $ 2.110 Tenaga kerja langsung............................. $ 1.850 BOP (lihat bawah)................................... $ 10.000 Marjin Produk* ...........................................



$ 13.960 $ (360)



Pesanan Unik $ 650 $ 13 $ 50 $ 200



$ 263 $ 387



Dalam sistem tradisional, BOP dibebankan berdasar jam mesin, perhitungannya berikut ini:



Pesanan Standar memerlukan waktu 200 jam mesin, jadi BOP sebesar 200 × $ 50 = $ 10.000. Pesanan Unik memerlukan waktu 4 jam, jadi BOP sebesar 4 × $ 50 = $ 200. *Dalam sistem tradisional, marjin produk tidak memasukkan biaya nonproduksi, misalnya biaya pengiriman.



Bab 4: Activity-based Costing Systems



56



PERBANDINGAN ACTIVITY-BASED COSTING DAN TRADITIONAL COSTING Pesanan Standar: Bahan Baku . ........................................... Tenaga kerja langsung ............................ Overhead Produksi*................................ Overhead Nonproduksi§ .......................... Biaya Pengiriman .................................... Total biaya Jumlah unit dipesan................................. Kos produk per unit.................................



Traditional $ 2.110 $ 1.850 $ 10.000 $ 13.960 ÷ 400 $ 34,90



ABC $ 2.110 $ 1.850 $ 3.770 $ 660 $ 180 $ 8.570 ÷ 400 $ 21,43



Pesanan Unik: Traditional ABC Bahan Baku . ........................................... $ 13 $ 13 Tenaga kerja langsung ............................ $ 50 $ 50 Overhead Produksi*................................ $ 200 $ 1.313 Overhead Nonproduksi§ .......................... $ 363 Biaya Pengiriman .................................... $ 25 Total biaya $ 263 1.764 Jumlah unit dipesan................................. ÷1 ÷1 Kos rata-rata per unit............................... $ 263,00 $ 1.764,00 * Gaji tidak langsung pabrik, utilitas pabrik, depresiasi peralatan dan bangunan pabrik. § Gaji administrasi, depresiasi peralatan kantor, gaji pemasaran, sewa gedung administrasi. 7.    



DAMPAK KOS PRODUK ATAS IMPLEMENTASI ABC Adopsi ABC biasanya menghasilkan pergeseran biaya overhead dari produk volume tinggi ke produk volume rendah (produk Pesanan Standar ke produk Pesanan Unik). Kos per unit produk volume rendah akan meningkat, sedang kos per unit untuk produk volume tinggi akan menurun. Hal ini disebabkan pembebanan yang lebih baik atas biaya level produk atau level batch. Dampak tersebut tidak sistematik—dampak rupiah per unit produk volume rendah biasanya lebih besar. Catatan: Sistem ABC tidak dapat diterima untuk pelaporan keuangan pihak eksternal, karena:  Tidak memasukkan beberapa biaya produksi (yaitu, biaya kapasitas menganggur, dan biaya untuk memepertahankan oragnisasi).  Memasukkan beberapa biaya nonproduksi.  Mempercaya data interview.



Bab 4: Activity-based Costing Systems



57



8. 















MANFAAT ABC Pengukuran profitabilitas yang lebih baik Profitabilitas menjadi lebih mudah diketahui karena biaya setiap aktivitas dapat dibebankan dengan lebih akurat dan terperinci ke dalam produk sehingga hasil penawaran produk dan jasa menjadi mudah ditelusur. Pembuatan keputusan yang lebih baik Informasi penggunaan aktivitas yang lebih detail menjadikan manajemen dapat menganalisis dampak atau hasil dari suatu aktivitas sehingga dapat memberi dasar pembuatan keputusan yang lebih akurat. Perbaikan proses (process improvement) Informasi penggunaan aktivitas memudahkan manajemen menelusur dan menganalisis efektivitas dan efisiensi biaya aktivitas dengan menghilangkan aktivitas-aktivitas yang dianggap tidak memberi nilai tambah, sementara aktivitas-aktivitas yang belum optimal dapat dioptimalkan. Estimasi biaya Ketersediaan informasi penggunaan aktivitas dan biaya di masa lalu yang terperinci dapat memberikan dasar yang akurat dalam penentuan estimasi biaya di masa depan.







Penentuan biaya kapasitas tak terpakai Estimasi biaya yang akurat dapat menjadi dasar penentu nilai biaya dari kapasitas yang tidak digunakan akibat inefisiensi produksi.



9. 



KETERBATASAN ABC Alokasi Tidak semua biaya memiliki aktivitas atau pemicu konsumsi sumber daya yang sesuai. Beberapa biaya perlu dialokasikan ke departemen dan produk berdasarkan pengukuran volume arbiter karena mencari aktivitas yang memicu biaya tidak praktis. Contoh : biaya sistem informasi untuk pemeliharaan fasilitas pabrik, gaji manajer pabrik, asuransi pabrik, dan pajak properti pabrik. Pengabaian biaya (omission of cost) Biaya produk yang diidentifikasi oleh sistem ABC cenderung tidak memasukkan semua biaya yang terkait dengan produk. Meskipun beberapa biaya dapat ditelusur langsung ke produk. Biaya produk tidak memasukkan biaya-biaya yang diabaikan tersebut karena prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum (PABU) untuk pelaporan keuangan mengharuskan biaya tersebut diperlakukan sebagai biaya periode. Contoh : biaya untuk aktivitas pemasaran, riset periklanan, pengembangan dan rekayasa produk. Biaya dan waktu Kendala terbesar dalam penerapan ABC adalah besarnya biaya aplikasi dan lamanya proses implementasi ABC karena metode ini bukan hanya masalah menghitung biaya produk semata, tetapi lebih pada cara manajemen mengidentifikasi aktivitas-aktivitas dalam produksi, sumber daya yang dikonsumsi, hal-hal lain yang memicu biaya aktivitas tersebut, dan besarnya biaya yang terjadi. Tidak menutup kemungkinan terdapat ratusan bahkan ribuan aktivitas yang harus dilakukan dalam rangka memproduksi satu jenis produk.











Bab 4: Activity-based Costing Systems



58



10. ABC ACTION ANALYSIS Hijau = Biaya yang menyesuaikan secara otomatis terhadap perubahan aktivitas tanpa perlu adanya tindakan dari manajemen. Biaya langsung Biaya pengiriman Kuning = Biaya yang pada prinsipnya dapat disesuaikan apabila ada perubahan aktivitas tetapi diperlukan adanya tindakan dari manajemen. Tenaga kerja langsung Upah tenaga kerja tidak langsung Utilitas pabrik Gaji dan upah administrasi Penyusutan peralatan kantor Upah dan gaji pemasaran Beban penjualan Merah = Biaya yang sangat sulit disesuaikan apabila ada perubahan aktivitas dan dibutuhkan tindakan dari manajemen. Penyusutan peralatan pabrik Sewa gedung pabrik Sewa gedung perkantoran Analisis Tindakan atas Pesanan Unik Penjualan …................................................................................. Biaya Hijau (Green): Bahan Baku ............................................................................... $ Biaya pengiriman ...................................................................... $ Marjin hijau (Green margin) ....................................................... Biaya Kuning (Yellow costs): Tenaga kerja langsung .............................................................. Gaji pabrik tidak langsung ........................................................ Utilitas pabrik............................................................................ Gaji administrasi ...................................................................... Depresiasi peralatan kantor ....................................................... Gaji pemasaran ......................................................................... Biaya penjualan ........................................................................ Marjin Hijau (Yellow margin)



$ 50 $ 1.145 $ 72 $ 168 $ 15 $ 175 $ 5



Biaya Merah (Red costs): Depresiasi peralatan pabrik ....................................................... $ Sewa bangunan pabrik .............................................................. Sewa bangunan administrasi ..................................................... Marjin Merah (Red margin).........................................................



Bab 4: Activity-based Costing Systems



13 25



96 -



$



650



$ $



38 612



$ 1.630 $ (1.018)



$ 96 $ (1.114)



59



BAB V RELEVANT COSTS DAN CAPITAL BUDGETING 1. BIAYA RELEVAN (RELEVANT COSTS) Biaya atau manfaat relevan adalah biaya atau manfaat yang berbeda diantara beberapa alternatif. Setiap biaya atau manfaat yang tidak berbeda diantara beberapa alternatif merupakan biaya atau manfaat yang tidak relevan dan dapat diabaikan dalam pengambilan keputusan. Biaya atau manfaat relevan biasa disebut sebagai biaya atau manfaat diferensial. Biaya dapat dihindari (avoidable costs) merupakan biaya yang dapat dieliminasi pada saat pemilihan beberapa alternatif diantara alternatif yang lain. Avoidable costs merupakan biaya relevan. Ada dua kategori besar biaya yang tidak pernah relevan dalam pengambilan keputusan, yaitu: 1. Biaya Tertanam (Sunk costs). 2. Biaya akan datang yang tidak berbeda diantara beberapa alternatif. Langkah/tahap untuk membuat keputusan, adalah: 1. Mengeliminasi biaya dan manfaat yang tidak berbeda diantara beberapa alternatif. 2. Keputusan didasarkan pada biaya dan manfaat yang masih tersisa. Penetuan biaya relevan sangat bermanfaat dalam memecahkan berbagai jenis permasalahan. Terdapat beberapa macam keputusan dalam penerapan biaya relevan, yaitu : 1. Keputusan menghentikan atau mempertahankan segmen/divisi 2. Keputusan membuat atau membeli 3. Keputusan pesanan khusus 4. Keputusan adanya sumber daya terbatas 5. Keputusan menjual langsung atau memproses lanjut 6. Keputusan penganggaran modal 1.1 KEPUTUSAN MENGHENTIKAN ATAU MEMPERTAHANKAN SEGMEN/DIVISI Contoh: Produk Lini TV Digital perusahaan manufaktur “LGL” mengalami kemunduran, sehingga tidak dilaporkan kedalam laba perusahaan. Laporan laba rugi lini tersebut adalah sebagai berikut: Laporan Laba Rugi Segmen—TV Digital Penjualan............................................................... Dikurangi biaya variabel: Biaya produksi variabel ..................................... Biaya pengiriman variabel................................. Komisi ............................................................... Marjin Kontribusi..................................................



Bab 5: Relevant Costs dan Capital Budgeting



$ 500.000 $ 120.000 $ 5.000 $ 75.000



$ 200.000 $ 300.000



60



Dikurangi biaya tetap: BOP* ................................................................. Gaji manajer lini ................................................ Depresiasi peralatan**....................................... Iklan produk lini ................................................ Sewa pabrik*** ................................................. Biaya administrasi umum* ................................ Rugi operasi bersih................................................ * ** ***



60.000 90.000 50.000 100.000 70.000 30.000



400.000 (100.000)



Alokasi biaya umum (common costs) akan didistribusi ke produk lini lain bila produk lini TV Digital dihentikan. Peralatan tersebut tidak memiliki nilai jual kembali dan tidak dapat dipakai lagi. TV Digital diproduksi dengan menggunakan fasilitas sendiri.



Apakah perusahaan akan menghentikan atau mempertahankan produk lini tersebut? Pendekatan pertama: Bila perusahaan menghentikan lini ini, perusahaan dapat menghindari biaya tetap, namun juga perusahaan akan kehilangan marjin kontribusi. Penghitungannya adalah: Marjin kontribusi yang hilang bila lini dihentikan ....... Dikurangi biaya tetap yang dapat dihindari: Gaji manajer lini........................................................ 90.000 Iklan produk lini ........................................................ 100.000 Sewa pabrik ............................................................... 70.000 Rugi bersih bila lini dihentikan.....................................



(300.000)



260.000 ( 40.000)



Produk lini TV Digital tidak akan dihentikan, karena bila dihentikan perusahaan akan mengalami kerugian yang lebih besar, yaitu 40.000 per tahunnya. Beberapa hal yang perlu diperhatikan: • Depresiasi peralatan tidak relevan dalam pengambilan keputusan, karena merupakan sunk costs. • Biaya administrasi dan umum merupakan biaya yang tidak dapat dihindari, karena bila produk lini ini dihentikan, biaya tersebut akan dialokasikan ke produk lini yang lain. Pendekatan kedua: Solusi dari kasus ini juga bisa dilakukan dengan menyajikan laporan laba rugi komparatif berikut ini: Mempertahankan Produk Lini TV Digital ($)



Bab 5: Relevant Costs dan Capital Budgeting



Menghentikan Produk Lini TV Digital ($)



Perbedaan: Kenaikan atau (Penurunan) ($)



61



Penjualan................................... Dikurangi biaya variabel: Biaya produksi variabel......... Biaya pengiriman variabel..... Komisi….. ............................. Total biaya variabel .................. Marjin kontribusi ...................... Dikurangi biaya tetap: BOP……. .............................. Gaji manajer lini.................... Depresiasi .............................. Iklan produk lini .................... Sewa pabrik ........................... Biaya administrasi umum...... Total biaya tetap........................ Rugi operasi bersih ...................



500.000



0



(500.000)



120.000 5.000 75.000 200.000 300.000



0 0 0 0 0



120.000 5.000 75.000 200.000 (300.000)



60.000 90.000 50.000 100.000 70.000 30.000 400.000 (100.000)



60.000 0 50.000 0 0 30.000 140.000 (140.000)



0 90.000 0 100.000 70.000 0 260.000 (40.000)



1.2 KEPUTUSAN MEMBUAT ATAU MEMBELI (MAKE OR BUY DECISION) Keputusan yang berkaitan dengan apakah sesuatu dibuat sendiri atau membeli dari pihak eksternal disebut sebagai keputusan membuat sendiri atau membeli. Contoh: Perusahaan manufaktur “YON” membuat sendiri salah satu spare part yang digunakan dalam proses produksi. Kos produk per unit adalah berikut: Bahan baku ………………………………………. $ 9 Tenaga kerja langsung...................................................$ 5 BOP Variabel.................................................................$ 1 Depresiasi peralatan khusus*.........................................$ 3 Gaji supervisor...............................................................$ 2 BOP Umum*.................................................................$10 Total kos produk per unit..............................................$ 30 * Termasuk dalam biaya tidak relevan Dalam kasus ini Perusahaan manufaktur “YON” membagi biaya menjadi dua yaitu yang relevan dan tidak relevan. Yang termasuk kedalam kategori kos produk relevan adalah bahan baku, tenaga kerja langsung, BOP variabel, Gaji supervisor. Sedangkan, yang termasuk kedalam kategori biaya tidak relevan adalah depresiasi peralatan khusus dan BOP umum, hal tersebut dikarenakan biaya tersebut tidak mempengaruhi perusahaan dalam mengambil keputusan akan membuat atau membeli. Biaya di atas berdasar atas 20.000 unit per tahun. Harga yang ditawarkan oleh supplier eksternal sebesar $ 25 per unit. Apakah tawaran tersebut diterima? Solusi keputusan tersebut adalah berikut ini.



Bab 5: Relevant Costs dan Capital Budgeting



62



Total Biaya Diferensial (20.000 unit) Membuat ($) Membeli ($) Harga beli dari supplier ............................................. 500.000 Bahan baku…............................................................. 180.000 Tenaga kerja langsung ............................................... 100.000 BOP Variabel ............................................................. 20.000 Depresiasi peralatan (tidak relevan)........................... Gaji supervisor ........................................................... 40.000 BOP Umum (tidak relevan) ....................................... Total Biaya .. .............................................................. 340.000 500.000 Bedasarkan perhitungan diatas biaya unit relevan yang dapat dibandingkan adalah sebesar $ 17 ($ 340.000/20.000 unit) untuk alternatif membuat sendiri dan $ 25 ($ 500.000/20.000 unit) untuk alternatif membeli. Analisis menunjukan bahwa biaya pembuatan produk dapat menghemat biaya sebesar $ 160.000 ($ 500.000 – $ 340.000) dibandingkan dengan apabila perusahaan membeli produk tersebut. Jadi, tawaran dari pemasok seharusnya ditolak. 1.3 KEPUTUSAN PESANAN KHUSUS (SPECIAL ORDERS) Pesanan khusus merupakan pesanan pada saat tertentu yang tidak mempengaruhi penjualan normal perusahaan. Contoh: Perusahaan manufaktur “CANDLE” menerima pesanan dari Perusahaan “Pabrik” berupa produk lilin sebanyak 800 unit. Pesanan tersebut tidak mempengaruhi produksi dan penjualan normal perusahaan. Berikut kos produk per unit: Bahan baku….................................... Tenaga kerja langsung ……………. BOP ……… ..................................... 0.80 Kos produk per unit...........................



$ 1.35 $ 0.15 $ $ 2.30



BOP variabel per unit sebesar $ 0.05, BOP tetap sebesar $ 0.75 dan tidak mempengaruhi pesanan khusus. Disamping itu ada tambahan biaya untuk membuat cetakan khusus, sebesar $ 800. Selain itu, setiap produk ada tambahan sumbu khusus sebesar $ 0.20. Perusahaan “Candle” diminta untuk membayar sebesar $ 2.95 per unitnya. Bila pesanan tersebut diterima, apa pengaruhnya terhadap laba operasi bersih perusahaan? Solusi untuk pesanan khusus dapat dihitung berikut ini: Hanya tambahan manfaat dan kos relevan yang dipertimbangkan untuk pengambilan keputusan. BOP tetap yang ada tidak mempengaruhi pesanan, sehingga merupakan biaya yang tidak relevan.



Bab 5: Relevant Costs dan Capital Budgeting



63



Per Unit ($) Tambahan pendapatan......................................... Tambahan biaya: Biaya variabel: Bahan baku .................................................. Tenaga kerja langsung................................. BOP variabel ............................................... Sumbu khusus ............................................. Total biaya variabel ......................................... Biaya tetap: Cetakan/tempat khusus................................ Total tambahan biaya .......................................... Tambahan laba operasi bersih .............................



2.95 1.35 0.15 0.05 0.20 1.75



Total 800 Lilin ($) 2.360 1.080 120 40 160 1.400 800 2.200 160



Berdasarkan perhitungan di atas, apabila perusahaan menerima pesanan khusus maka dapat menaikan laba sebesar $ 160 (800 unit x $ 0,20). Maka sebaiknya perusahaan menerima pesanan khusus tersebut. 1.4 KEPUTUSAN ADANYA SUMBER DAYA TERBATAS • Sesuatu yang menghambat perusahaan untuk memperoleh sesuatu yang diinginkan (misalnya, profit) adalah kendala. Contoh: mesin tertentu tidak bisa memenuhi kapasitas permintaan sekarang. • Bila kendalanya suatu mesin sebagai pusat pengerjaan/produksi, maka kendala ini sebagai bottleneck. • Pada saat kapasitas mesin tidak mencukupi permintaan, maka produksi harus dibatasi. Oleh karena itu perusahaan harus memutuskan produk mana yang akan dikurangi dan berapa jumlahnya? • Biaya tetap biasanya tidak dipengaruhi oleh keputusan penekanan produk untuk memenuhi jangka pendek. • Pada saat biaya tetap tidak dipengaruhi keputusan, maka memaksimalkan total marjin kontribusi akan memaksimalkan profit. • Total marjin kontribusi dimaksimalkan dengan memfokuskan produksi produk yang memiliki marjin kontribusi per unit terbesar dikarenakan adanya sumber daya terbatas. Contoh: Perusahaan manufaktur “YJU” membuat dua produk, yaitu X dan Y. Kendala sekarang adalah pada mesin N34. Data atas pembuatan produk adalah berikut ini: X Y Harga jual per unit............................................ $ 60 $ 50 Dikurangi biaya variabel per unit..................... $ 36 $ 35 Marjin kontribusi.............................................. $ 24 $ 15 Rasio marjin kontribusi.................................... 40% 30%



Bab 5: Relevant Costs dan Capital Budgeting



64



Permintaan produk per minggu (unit) .............. 2.000 2.200 Waktu proses yang diperlukan mesin N34 per unit ……………………………………… 1.0 menit 0.5 menit Mesin N34 hanya bisa digunakan selama 2.400 menit per minggu, yang tidak mencukupi untuk memenuhi permintaan kedua produk X dan produk Y. Manakah fokus perusahaan terhadap kedua produk tersebut? Marjin kontribusi per unit (a)........................... Kendala sumber daya yang diperlukan untk memproduksi satu unit (b)............................ Marjin kontribusi atas sumber daya terbatas (a) ÷ (b) …………........................................



X 24



Y 15



1.0 menit



0.5 menit



24 per menit



30 per menit



• Produk Y harus diproduksi lebih banyak karena marjin kontribusi per unitnya lebih besar dibanding produk X. Waktu satu menit dapat menghasilkan satu unit produk X dengan marjin kontribusi 24, sedang untuk produk Y dapat menghasilkan dua produk dengan marjin kontribusi sebesar 30. 1.4.1 ALOKASI SUMBER DAYA TERBATAS Total waktu yang tersedia untuk mesin N34 (a) ........................ Rencana produksi dan penjualan produk Y ............................... Waktu yang diperlukan untuk memproduksi satu unit .............. Total waktu yang dibutuhkan untuk membuat produk Y (b)..... Waktu yang tersedia untuk memproses produk X (a) – (b) ....... Waktu yang diperlukan untuk membuat satu unit produk X .....



2.400 2.200 × 0.5 1.100 1.300 ÷1



Rencana produksi dan penjualan produk X ............................... 1.300



menit unit menit menit menit menit per unit unit



HASIL ATAS RENCANA PRODUKSI TERSEBUT X Rencana produksi dan penjualan (unit)..........................1.300 Marjin kontribusi per unit...............................................× 24 Total marjin kontribusi..................................................31.200



Y 2.200 × 15 33.000



Total 64.200



1.4.2 MENGELOLA KENDALA Dengan adanya kendala, jika perusahaan menginginkan jumlah produk yang dihasilkan lebih banyak maka dapat dilakukan cara berikut: • Memproduksi hanya produk yang dapat dijual. • Membayar tenaga kerja untuk lembur dalam mengatasi kendala pada mesin yang terbatas.



Bab 5: Relevant Costs dan Capital Budgeting



65



• • • • •



Memindahkan karyawan dari area yang tidak terjadi bottleneck ke area bottleneck. Merekrut karyawan atau membeli mesin pada area bottleneck. Men-subkontrakkan beberapa produksi yang mengalami bottleneck. Memfokuskan perbaikan bisnis internal pada bottleneck. Mengurangi produk cacat.



1.4.3 KOS PRODUK BERSAMA (JOINT PRODUCT COSTS) • Perusahaan yang menghasilkan beberapa produk akhir dari bahan baku tunggal disebut sebagai produk bersama (joint products). • Split-off point merupakan titik proses produksi dimana produk dapat diakui sebagai produk yang terpisah. • Joint cost digunakan untuk menjelaskan kos yang terjadi sampai produk itu dipisahkan (split-off point). • Proses lanjut atas produk bersama akan dilakukan bila setelah produk tersebut dipisahkan, tambahan pendapatan lebih besar dibanding tambahan biaya. 1.5 KEPUTUSAN MENJUAL LANGSUNG ATAU MEMPROSES LANJUT (SELL OR PROCESSED FURTHER) Contoh: Perusahaan Manufaktur “JKL” membeli gelondongan kayu untuk menghasilkan produk setengah jadi lumber dan scrap. Produk lumber dapat dijual langsung atau diproses lanjut menjadi produk jadi (misalnya mebel kayu), sedang scrap dapat dijual langsung atau diproses lanjut menjadi produk jadi (misalnya aksesoris kayu). Data berkaitan dengan produk bersama adalah berikut: Per Gelondong Lumber ($) Scraps ($) Harga jual pada saat split-off point ........................ 140 5 Harga jual setelah proses lanjut ............................. 270 20 Alokasi biaya bersama ........................................... 176 24 Biaya setelah proses lanjut ..................................... 50 4 Analisis penjualan langsung atau diproses lanjut Per Gelondong Lumber ($) Scraps ($) Harga jual setelah proses lanjut ............................. 270 20 Harga jual pada saat split-off point ........................ (140) (5) Tambahan pendapatan............................................ 130 15 Biaya proses lanjut ................................................. 50 4 Laba setelah proses lanjut ...................................... 80 11 Berdasarkan tabel di atas untuk produk Lumber, total pendapatan bersih pada titik pisah (split off point) adalah $ 140, apabila diproses lebih lanjut maka total pendapatan sebesar $ 270. Oleh karena itu pendapatan tambahan dari proses lebih lanjut adalah $ 130, biaya pemrosesan tambahan sebesar $ 50. Oleh karena pendapatan naik sebesar $ 130 dan biaya naik sebesar 50, maka laba bersih setelah proses lanjut adalah sebesar $ 80. Hal



Bab 5: Relevant Costs dan Capital Budgeting



66



tersebut berlaku demikian untuk produk Scraps yang akan mendapatkan laba bersih pemrosesan lebih lanjut sebesar $ 11. Dengan demikian maka Perusahaan Manufaktur “JKL” harus memproses lebih lanjut Lumber dan Scraps menjadi produk jadi. 1.6 KEPUTUSAN PENGANGGARAN MODAL (CAPITAL BUDGETING DECISIONS) Perusahaan/organisasi bisnis sering kali dihadapkan dengan peluang atau kebutuhan untuk melakukan investasi dalam suatu aset/proyek yang mencerminkan komitmen jangka panjang. Sebagai contoh, perusahaan mungkin dihadapkan dengan keputusan apakah akan melakukan investasi atau tidak dalam pabrik baru. Keputusan untuk melakuan komitmen jangka tersebut merupakan contoh keputusan penganggaran modal (capital budgeting decision). 1.6.1 KONSEP NILAI SEKARANG (PRESENT VALUE) Nilai rupiah sekarang lebih tinggi dibanding dengan nilai rupiah dari tahun sekarang karena rupiah sekarang dapat diinvestasikan yang akan mendapatkan keuntungan dari hasil investasi tersebut.  Perhitungan Bunga Bila nilai rupiah P diinvestasikan sekarang pada bunga tahunan sebesar r, maka pada tahun ke n akan didapat jumlah rupiah sebesar Fn dengan perhitungan berikut: Fn = P(1 + r)



n



Contoh: Bila dana sebesar 100 diinvestasikan sekarang pada tingkat bunga 8%. Berapa besar hasil investasi dua tahun mendatang? F2 = 100(1 + 0.08)2 F2 = 116.64 Dana sebesar100 akan memperoleh hasil sebesar 16.64 dengan perhitungan berikut: Deposito awal ...................................................... 100.00 Bunga—tahun pertama (100 × 0.08)................... 8.00 Jumlah ……......................................................... 108.00 Bunga—tahun kedua (108 × 0.08) ...................... 8.64 Jumlah ……......................................................... 116.64  Nilai Sekarang dan Nilai Mendatang (Present And Future Values) Nilai investasi dapat dipandang dalam dua cara, yaitu nilai sekarang maupun nilai di masa mendatang, seperti ditunjukkan pada gambar di bawah ini:



Bab 5: Relevant Costs dan Capital Budgeting



67



 Nilai Sekarang (Present Value) Present value adalah jumlah yang akan diterima di masa mendatang dengan perhitungan berikut: n P = Fn* 1/(1 + r) Contoh: Obligasi mempunyai nilai 1000 untuk jangka waktu dua tahun. Berapa nilai sekarang dari obligasi tersebut bila investor mendapat kembalian bunga sebesar 12%? P = Fn* 1/(1 + r)



n



P = 1000 (0.797) P = 797 • • • • •



Beberapa hal yang perlu diketahui: Proses mendapatkan nilai sekarang dari aliran kas mendatang disebut pendiskontoan. Kasus di atas dapat dijelaskan bahwa investor memiliki diskonto sebesar 1000 dalam dua tahun dengan nilai sekarang sebesar 797. Bunga sebesar 12% yang digunakan untuk mendapatkan nilai sekarang disebut dengan tarif diskonto (discount rate). Faktor nilai sekarang sebesar 0.797 dapat dihitung dengan menggunakan: Rumus (menggunakan kalkulator dengan tanda yx). Tabel Present Value.



 Tabel Present Value Diambil dari tabel 14C-3 (Garrison, Noreen, Brewer, 2006): Present Value of $1; P =



$1



(1+r)



Bab 5: Relevant Costs dan Capital Budgeting



n



68



Periode 1 2 3 4 5



...



11% 0.901 0.812 0.731 0.659 0.593



12% 0.893 0.797 0.712 0.636 0.567



13% 0.885 0.783 0.693 0.613 0.543



...



Catatan: • Faktor present value semakin menurun dengan semakin naiknya periode dan tingkat bunga. Beberapa investasi meliputi sejumlah aliran kas yang sama pada setiap akhir tahun. Aliran kas yang sama ini disebut sebagai anuitas (annuity). Contoh: Perusahaan manufaktur “XCV” membeli sebidang tanah yang akan dibayar sebesar $ 1.000 selama lima tahun. Berapa nilai sekarang dari tanah tersebut bila tingkat bunga sebesar 12%? Kas dibayar\ 12% Faktor Present Tahun ($) (Tabel 14C-3) Value 1 1.000 0.893 893 2 1.000 0.797 797 3 1.000 0.712 712 4 1.000 0.636 636 5 1.000 0.567 567 3,605 3.605 Bila jumlah aliran kas per tahun sama perusahaan bisa menggunakan tabel present value anuitas, dengan cara mengalikan proceed (aliran kas) tersebut dengan faktor present value dari tabel tersebut (1.000 X 3.605= $ 3.605). Present Value of an Annuity of 1 Periods ... 11% 1 0.901 2 1.713 3 2.444 4 3.102 5 3.696



12% 0.893 1.690 2.402 3.037 3.605



13% 0.885 1.668 2.361 2.974 3.517



...



Table 14C-4 dibuat dengan cara menambahkan ke bawah pada kolom tabel 14C-3: 12% Periods Table 14C-3 Table 14C-4 1 0.893 0.893



Bab 5: Relevant Costs dan Capital Budgeting



69



2 3 4 5



+ 0.797 + 0.712 + 0.636 + 0.567



1.690 2.402 3.037 3.605



2. PENGANGGARAN MODAL (CAPITAL BUDGETING) Capital budgeting berkaitan dengan perencanaan aliran kas keluar yang mempunyai implikasi dalam jangka panjang, misalnya pembelian peralatan baru. Sebelum mengambil keputusan untuk investasi modal, maka perusahaan terlebih dahulu melakukan penganggaran modal. Terdapat dua jenis proyek penganggaran modal. Pertama, adalah proyek yang apabila diterima atau ditolak tidak akan berpengaruh terhadap arus kas proyek lainnya. Kedua, penganggaran modal yang mensyaratkan perusahaan untuk memilih salah satu di antara alternatif yang saling meniadakan yang menyediakan jasa dasar yang serupa. 2.1 METODE CAPITAL BUDGETING Metode penganggaran modal dibagi menjadi dua kelompok, yaitu: 1. Diskonto aliran kas (discounted cash flow): Metode ini merupakan metode yang mempertimbangkan nilai waktu uang secara eksplisit. a. Net present value method. Metode ini merupakan selisih antara nilai sekarang arus kas masuk dan nilai sekarang arus kas keluar yang berhubungan dengan suatu proyek. b. Internal rate of return method. Metode ini merupakan tingkat bunga yang menentukan nilai sekarang dari arus kas masuk proyek sama dengan nilai sekarang dari biaya proyek tersebut. 2. Metode lain / Nondiskonto (nondiscounted cash flow): Metode ini merupakan metode yang mengabaikan nilai waktu uang. a. Payback method. Metode ini mempertimbangkan waktu yang diperlukan oleh suatu perusahaan untuk memperoleh kembali investasi awalnya. b. Simple rate of return method. Metode ini mengukur kelayakan suatu proyek dengan menggunakan laba, bukan arus kas proyek. Metode diskonto aliran kas meliputi pendiskontoan dari aliran kas, bukan laba operasi bersih akuntansi. Ada dua tipe aliran kas, yaitu aliran kas keluar (cash outflow) dan aliran kas masuk (cash inflow): • Aliran kas keluar: • Investasi awal. • Kenaikan modal kerja. • Perbaikan dan pemeliharaan. • Tambahan biaya operasi.



Bab 5: Relevant Costs dan Capital Budgeting



70



• Aliran kas masuk: • Tambahan pendapatan. • Pengurangan biaya. • Nilai sisa. • Penarikan kembali modal kerja. 2.1.1 Metode Net Present Value Net present value suatu investasi merupakan perbedaan antara nilai sekarang dari semua aliran kas masuk dengan nilai sekarang semua aliran kas keluar. Contoh: Perusahaan “Manufaktur” ditawari kontrak selama lima tahun untuk menyediakan spare part pada suatu perusahaan. Berikut data berkaitan dengan kontrak: • Biaya dan pendapatan berkaitan dengan kontrak: Kos peralatan . .............................................................................. 160.000 Modal kerja yang diperlukan........................................................ 100.000 Perbaikan peralatan pada tahun ketiga ......................................... 30.000 Nilai sisa peralatan pada tahun kelima ......................................... 5.000 Pendapatan dan kos tahunan: Penjualan spare part .................................................................. 750.000 Kos spare part ........................................................................... 400.000 Biaya operasi............................................................................. 270.000 • Pada akhir tahun kelima modal kerja ditarik dari penggunaan sebesar 100.000. • Tingkat bunga sebesar 10%. Berdasar data tersebut, apakah kontrak diterima? Pendapatan penjualan ..................................... Dikurangi kos spare part ................................. Dikurangi biaya operasi .................................. Aliran kas masuk bersih tahunan .................... Tahun Investasi peralatan.................................Sekarang Modal kerja diperlukan..........................Sekarang Aliran kas masuk .............................. 1-5 Perbaikan peralatan........................... 3 Penarikan modal kerja ...................... 5 Nilai sisa peralatan............................ 5 Net present value ..............................



750.000 400.000 270.000 80.000 Alira n Kas (160.000) (100.000) 80.000 (30.000) 100.000 5.000



10% Faktor 1.000 1.000 3.791 0.751 0.621 0.621



Present Value (160.000) (100.000) 303.280 (22.530) 62.100 3.105 85.955



\



Bab 5: Relevant Costs dan Capital Budgeting



71



2.1.2 Tingkat Pengembalian Internal (Internal Rate Of Return) Internal rate of return (IRR) adalah tingkat pengembalian dari investasi selama umur investasi tersebut. IRR dihitung dengan cara menentukan tingkat diskonto yang memiliki nilai sekarang dari proyek sebesar nol. Contoh: Perusahaan “Manufaktur” membeli mesin baru seharga 104.320 yang akan menghemat biaya operasi per tahun sebesar 20.000 selama 10 tahun. Berapa besarnya IRR? Faktor dari IRR dapat dihitung berikut ini. Faktor pengembalian internall (IRR Factor)



=



=



Investasi yang disyaratkan Arus kas masuk bersih $104,320 $20,000



= 5.216



Dengan menggunakan tabel 14C-4, maka dapat ditentukan faktor IRR sebesar 5.216 untuk jangka waktu 10 tahun, maka tingkat bunganya sebesar 14%. Verifikasi tingkat bunga ini dapat dihitung sebagai berikut:



Investasi yang diperlukan .. Penghematan biaya per tahun Net present value ...............



14 % Present Tahun Jumlah Faktor Value Sekarang (104.320) 1.000 (104.320) 1-10 20.000 5.216 104.320 0



2.1.3 Biaya Modal Sebagai Alat Screening (Cost of Capital as A Screening Tool) Kebanyakan perusahaan menggunakan biaya modal sebagai tarif diskonto dalam keputusan investasi. Biaya Modal (cost of capital) juga dapat digunakan sebagai alat untuk screening suatu proyek investasi:  Net present value (NPV) screening method Biaya modal digunakan sebagai tarif (bunga) diskonto pada saat menghitung net present value proyek. Bila suatu proyek memiliki NPV negatif, maka proyek tersebut akan ditolak, kecuali ada faktor yang menyebabkan proyek itu tetap dikerjakan, misalnya proyek pemerintah untuk menangani kepentingan publik yang sangat mendesak.



 Internal rate of return (IRR) screening method Biaya modal dibandingkan dengan IRR proyek. Bila IRR kurang dari biaya modal, maka proyek tersebut ditolak kecuali adanya faktor lain. 2.1.4 NPV – Pendekatan Biaya Total (Net Present Value: Total-Cost Approach) Contoh:



Bab 5: Relevant Costs dan Capital Budgeting



72



Perusahaan “Manufaktur” akan memutuskan untuk melakukan model ulang atau mengganti dengan peralatan mesin cuci yang baru. Perusahaan menggunakan tarif diskonto sebesar 10%. Data yang berkaitan dengan transaksi tersebut adalah: Mesin cuci baru Pendapatan tahunan ................................. 90.000 Biaya operasi kas tahunan ....................... 30.000 Aliran kas masuk bersih .......................... 60.000 Tahun Memasang mesin cuci baru: Investasi awal .................................. Nilai sisa peralatan lama.................. Penggantian sikat............................. Kas masuk bersih tahunan............... Nilai sisa peralatan baru .................. Net present value ............................. Model ulang mesin cuci lama: Investasi awal .................................. Penggantian sikat............................. Kas masuk tahunan.......................... Nilai sisa peralatan lama.................. Net present value ............................. Selisih Net present value ……………



Mesin cuci lama 70.000 25.000 45.000



Aliran kas



10% Faktor



Present Value



skrg skrg 6 1-10 10



(300.000) 40.000 (50.000) 60.000 7.000



1.000 1.000 0.564 6.145 0.386



(300.000) 40.000 ( 28.200) 368.700 2.702 83.202



skrg 6 1-10 10



(175.000) (80.000) 45.000 0



1.000 0.564 6.145 0.386



(175.000) ( 45.120) 276.525 0 56.405 26.797



2.1.5 NPV – Pendekatan Biaya Incremenatal (Net Present Value: IncrementalCost Approach) Pendekatan ini lebih sederhana dibanding pendekatan total. Dalam pendekatan ini, hanya aliran kas yang berubah saja yang dihitung NPV-nya. Contoh: Dengan menggunakan data sebelumnya, analisis dengan menggunakan pendekatan incremental adalah berikut ini: 10% Present Tahun Aliran kas Faktor Value Kenaikan investasi dengan menggunakan mesin baru............... Skrg (125.000) 1.000 (125.000) Nilai sisa peralatan lama .................... Skrg 40.000 1.000 40.000 Pengurangann pemasangan sikat ....... 6 30.000 0.564 16.920 Kenaikan aliran kas............................ 1-10 15.000 6.145 92.175 Nilai sisa peralatan baru .................... 10 7.000 0.386 2.702 Selisih Net present value.................... 26.797 2.1.6 Keputusan Biaya Terendah: Pendekatan Biaya Total



Bab 5: Relevant Costs dan Capital Budgeting



73



Bila perusahaan akan memutuskan dua alternatif atau lebih pilihan berkaitan dengan biaya, maka perusahaan dapat menggunakan NPV pendekatan biaya total. Contoh: Perusahaan “Manufaktur” akan memutuskan untuk melakukan perbaikan truk atau membeli truk baru. Tarif diskonto sebesar 10%, dengan menggunakan NPV pendekatan total, maka analisisnya sebagai berikut:



Membeli truk baru: Harga beli ........................................... Nilai sisa truk lama............................. Biaya operasi kas tahunan .................. Nilai sisa truk baru ............................. Present value ...................................... Mempertahankan truk lama: Biaya turun mesin............................... Biaya operasi kas tahunan .................. Nilai sisa truk lama............................. Present value ......................................



Tahun



Aliran kas



10% Faktor



Present Value



Skrg Skrg 1-5 5



(21.000) 9.000 (6.000) 3.000



1.000 1.000 3.791 0.621



(21.000) 9.000 (22.746) 1.863 (32.883)



skrg 1-5 5



(4.500) (10.000) 250



1.000 3.791 0.621



(4.500) (37.910) 155 (42.255)



Selisih NPV atas pembelian truk baru ...



9.372



2.1.7 Keputusan Biaya Terendah: Pendekatan Biaya Incremental Berdasar data sebelumnya, bila analisis keputusan menggunakan NPV pendekatan biaya incremental, maka analisisnya berikut ini:



Biaya incremental pembelian truk baru. Nilai sisa truk lama ................................ Penghematan biaya operasi tahunan ...... Perbedaan nilai sisa pada tahun ke 5 ..... Selisih lebih NPV atas pembelian truk baru.....................................................



Tahun Skrg Skrg 1-5 5



Aliran kas



10% Faktor (16.500) 1.000 9.000 1.000 4.000 3.791 2.750 0.621



Present Value (16.500) 9.000 15.164 1.708 9.372



2.1.8 Peringkatan Proyek Investasi Suatu perusahan kadang tidak memilki dana yang cukup untuk menerima semua tawaran proyek. Oleh karena itu, perlu dilakukan keputusan preferensi berkaitan dengan proyek yang akan diterima untuk menentukan proyek mana yang akan didanai. Perusahaan dapat menggunakan beberapa metode untuk melakukan peringkatan proyek tersebut, yaitu:



Bab 5: Relevant Costs dan Capital Budgeting



74



1. Internal rate or return (IRR). Bila metode ini digunakan, keputusan untuk melakukan preferensi adalah: proyek akan diterima bila IRR lebih tinggi. 2. Net present value (NPV). Keputusan untuk melakukan preferensi adalah: proyek akan diterima bila NPV positif atau indeks profitabiltas proyek lebih tinggi, bila ukuran investasi tidak sama. Contoh: Perusahaan “Manufaktur” mempertimbangkan dua proyek investasi berikut: Proyek A Proyek B Investasi yang diperlukan ............................ (600.000) (300.000) Present value dari kas masuk ...................... 690.000 380.000 Net present value ......................................... 90.000 80.000 Walaupun NPV proyek investasi A lebih besar dari B, proyek tersebut tidak dapat dibandingkan karena adanya perbedaan investasi. Oleh karena itu perlu indeks profitabilitas proyek (project profitability index) untuk membandingkan dua investasi yang ukurannya berbeda. Formulanya adalah: Indeks profitabilitas proyek =



Net present value proyek Investasi yang disyaratkan proyek



Project A:



$90,000 = 0.15 $600,000



Project B:



$80,000 = 0.27 $300,000



2.2 METODE CAPITAL BUDGETING YANG LAIN Selain metode NPV dan IRR, ada dua metode yang sering digunakan dalam penganggaran modal yang tidak menggunakan diskonto aliran kas, yaitu payback method dan simple rate of return method. 2.2.1 Metode Pengembalian (The Payback Method) • Payback period merupakan lamanya waktu yang digunakan untuk menerima kembali investasi awal dari suatu proyek. • Semakin cepat biaya atas investasi kembali, maka investasi tersebut semakin baik. • Metode ini sangat baik digunakan bila suatu proyek memiliki masa jangka pendek dan tidak pasti. • Metode ini dinyatakan dalam tahun, formulanya adalah berikut ini. Periode pengembalian =



Investasi yang disyaratkan Arus kas masuk tahunan bersih



Contoh: Perusahaan Manufaktur akan memasang alat khusus baru di sebuah toko. Estimasi tambahan pendapatan dan biaya berkaitan dengan pemasangan alat tersebut adalah:



Bab 5: Relevant Costs dan Capital Budgeting



75



Penjualan ................................... Dikurangi biaya variabel ........... Marjin kontribusi ....................... Dikurangi biaya tetap: Asuransi ................................. Gaji......................................... Depresiasi............................... Laba operasi bersih....................



100.000 30.000 70.000 9.000 26.000 15.000



50.000 20.000



Kos alat khusus tersebut sebesar 150.000 dan memilki masa manfaat selama 10 tahun. Mesin khusus yang lama dijual seharga 10.000. Perusahaan menghendaki payback period selama 5 tahun atau kurang. Berikut analisis keputusan yang akan dilakukan: Laba operasi bersih ............................................................ Ditambah pengurangan selain kas, depresiasi .................... Aliran kas bersih tahunan ...................................................



20.000 15.000 35.000



Investasi alat baru ............................................................... Dikurangi nilai sisa mesin lama ......................................... Investasi yang diperlukan ...................................................



150.000 10.000 140.000



Investasi yang disyaratkan Arus kas masuk tahunan bersih $140,000 = = 4.0 tahun $35,000



Payback period =



2.2.2 Tingkat Imbal Hasil Sederhana (Simple Rate of Return Method) Metode ini memfokuskan pada laba bersih akuntansi dan bukan pada aliran kas. Formula metode ini adalah: Tingkat imbal hasil sederhana =



Penghematan biaya tahunan – Depresiasi biaya tahunan Investasi awal



Ca\tatan: Kenaikan pendapatan dan biaya tidak hanya yang berkaitan dengan kas, namun juga selain kas, misalnya biaya depresiasi. Metode ini mengabaikan nilai waktu uang (time of money). Contoh: Berdasar data di atas, maka simple rate of return dapat dihitung sebagai berikut: Kenaikan pendapatan tahunan ........................ Kenaikan biaya tahunan .................................



Bab 5: Relevant Costs dan Capital Budgeting



100.000 80.000



76



Investasi awal ................................................. Simple rate = $100,000 $80,000 of return $140,000



Bab 5: Relevant Costs dan Capital Budgeting



140.000 = 14.3%



77



BAB VI INFORMASI UMUM DAN KASUS-KASUS MANAJERIAL PADA PT SOLO MANDIRI PROFIL PERUSAHAAN Perusahaan PT Solo Mandiri didirikan pada tanggal 2 Agustus 1997 dengan NPPKP: 01.123.456.1.526.001. Alamat perusahaan ini di Jalan Ir. Sutami No. 36 A Surakarta 57126, nomor telepon dan nomor fax (phone number & fax number): (0271) 667886, dan alamat e-mail (e-mail address): [email protected]. Contact person: Soloman. Produk perusahaan ini adalah genting warna. Perusahaan memproses produknya dengan menggunakan metode proses. Bahan baku yang digunakan untuk membuat produk tersebut adalah semen dan pasir yang dibeli secara kredit belum termasuk PPN 10%. Bahan pembantu yang digunakan adalah cat dan tiner yang dibeli secara tunai dan ditambah PPN 10%. Penjualan produk dilakukan secara kredit dengan jangka waktu pelunasan 30 hari. Transaksi penjualan dipungut PPN 10%. Penjualan kepada toko bangunan akan diberikan komisi kepada toko tersebut sebesar 5% dari harga jual genting belum termasuk PPN. Komisi dibayar oleh perusahaan pada tanggal penjualan. KEBIJAKAN AKUNTANSI Siklus akuntansi perusahaan ini seperti perusahaan komersial pada umumnya. Data dan informasi tambahan terkait proses produksi antara lain: 1. Metode depresiasi yang digunakan adalah metode garis lurus dengan tarip 10% per tahun. Pembebanan biaya depresiasi adalah sebagai berikut:  Depresiasi mesin produksi dibebankan ke departemen produksi sesuai dengan jenis mesin produksi yang digunakan oleh departemen yang bersangkutan.  Depresiasi bangunan dialokasikan berikut ini. Bagian Administrasi Umum: 10%, Bagian Pemasaran: 10%, Departemen Produksi: 80%. 2. Biaya Asuransi dibebankan ke: Bagian Administrasi Umum: 20%, Bagian Pemasaran: 20%, Departemen Produksi: 60%. 3. Biaya Listrik dibebankan ke: Dept. Produksi: 80%, dan Bagian Administrasi Umum: 20%.



Bab 6: Informasi Umum dan Kasus-kasus Manajerial pada PT Solo Mandiri 78



DAFTAR AKUN/REKENING Berikut ini daftar akun dan saldo akun pada perusahaan PT Solo Mandiri pada awal Desember 2007: Daftar Akun Perusahaan PT Solo Mandiri 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22



KODE AKUN 1-1000 1-1100 1-1102 1-1103 1-1104 1-1105 1-1106 1-1110 1-1111 1-1113 1-1114 1-1115 1-1200 1-1201 1-1202 1-1203 1-1204 1-1205 1-1206 1-1207 1-1208 1-1209



23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33



2-2000 2-2100 2-2101 2-2102 2-2103 2-2104 2-2105 3-3000 3-3101 3-3102 3-3102



NO.



NAMA AKUN Aktiva Aktiva Lancar Kas Piutang Dagang Piutang Karyawan Persediaan Bahan Baku Persediaan Bahan Pembantu Persediaan Barang Dalam Proses Persediaan Barang Jadi Genting Warna Persekot Asuransi Persekot PPN Persekot PPh Aktiva Tetap Tanah Bangunan Akumulasi Depresiasi Bangunan Mesin Produksi Akumulasi Dep. Mesin Produksi Kendaraan Akumulasi Depresiasi Kendaraan Peralatan Kantor Akumulasi Dep. Perlt. Kantor Total Aktiva Kewajiban Kewajiban Lancar Utang Dagang Utang Wesel Utang Bunga Utang PPN Utang PPh Modal Modal Laba Ditahan Laba Tahun Berjalan Total Kewajiban dan Modal



Bab 6: Informasi Umum dan Kasus-kasus Manajerial pada PT Solo Mandiri



SALDO



148.720.000 33.000.000 10.000.000 16.500.000 2.000.000 31.700.000 25.170.000 12.000.000 3.600.000 128.000.000 150.000.000 300.000.000 (72.500.000) 378.000.000 (91.350.000) 180.000.000 (43.500.000) 12.000.000 (2.900.000) 1.220.440.000 79.500.000 100.000.000 2.500.000 22.500.000 0 1.000.000.000 15.940.000 0 1.220.440.000



79



NO. 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68



KODE AKUN 4-4000 4-4101 5-5000 5-5100 6-5200 6-5201 6-5202 6-5203 6-5300 6-5331 6-5332 6-5333 6-5334 6-5335 6-5336 6-5337 6-5338 6-5400 6-5441 6-5442 6-5443 6-5444 6-5445 6-5446 6-5447 6-5448 8-6100 8-6101 8-6102 8-6103 9-6200 9-6201 9-6202 9-6203 9-9999



NAMA AKUN Pendapatan Penjualan Harga Pokok Penjualan Harga Pokok Penjualan Biaya Produksi BDP – Bahan Baku BDP – Tenaga Kerja Langsung BDP – BOP Biaya Administrasi dan Umum Biaya Telepon Biaya Listrik Biaya Langganan Surat Kabar Biaya Gaji Karyawan Biaya Reparasi Alat Kantor Biaya Depresiasi Bangunan Biaya Depresiasi Alat Kantor Biaya Asuransi Biaya Pemasaran Biaya Iklan Biaya Komisi Biaya Angkut Penjualan Biaya Reparasi Kendaraan Biaya Depresiasi Bangunan Biaya Depresiasi Kendaraan Biaya Asuransi Biaya Pemasaran Lain-lain Pendapatan Di Luar Usaha Pendapatan Bunga Pendapatan Jasa Giro Pendapatan Lain-lain Biaya Di Luar Usaha Biaya Bunga Biaya Bank Biaya Lain-lain Laba/Rugi



Bab 6: Informasi Umum dan Kasus-kasus Manajerial pada PT Solo Mandiri



80



Penjelasan Saldo Akun: 1. Piutang Dagang sebesar Rp33.000.000,00, terdiri atas: NO. 1 2 3 4 5



NAMA Tuan Wahyu Widodo Tuan Slamet Santoso Tuan Budi Lelono UD. Gemah Ripah Toko Jaring Mas Jumlah



SALDO 4.950.000,00 4.125.000,00 3.300.000,00 8.250.000,00 12.375.000,00 33.000.000,00



2. Piutang Karyawan sebesar Rp10.000.000,00 adalah piutang Bapak Tukijo pada tanggal 4 Nopember 2007. 3. Persediaan Barang Jadi sebesar Rp25.170.000,00 merupakan persediaan genting sebanyak 30.000 buah @ Rp839,00. 4. Persekot Asuransi sebesar Rp12.000.000,00 merupakan asuransi kekayaan perusahaan selama 1 tahun terhitung 1 Juni 2007. 5. Persekot PPN sebesar Rp3.600.000,00 merupakan PPN Masukan bulan Desember 2007 yang dapat digunakan sebagai kredit pajak atas utang PPN bulan ini. 6. Persekot PPh sebesar Rp128.000.000,00 merupakan PPh pasal 25 selama 11 bulan @ Rp32.000.000,00. 7. Utang Dagang sebesar Rp79.500.000,00 adalah utang kepada Pabrik Semen (Pemasok). 8. Utang Wesel sebesar Rp100.000.000,00 adalah utang kepada Bank BAC jangka waktu 4 tahun terhitung sejak tanggal 1 April 2007, dengan tingkat bunga 15%. 9. Utang Bunga sebesar Rp2.500.000,00 merupakan utang bunga atas utang wesel kepada Bank BAC. 10. Utang PPN sebesar Rp22.500.000,00 merupakan PPN yang dipungut perusahaan pada saat melakukan transaksi penjualan genting (PPN Keluaran). 11. Laporan Harga Produksi pada bulan Desember 2007 adalah berikut ini. DATA PRODUKSI



Unit



Produk dalam proses (BDP) awal Produk masuk proses bulan ini



40.000 200.000



Produk Jadi ditransfer ke Gudang Produk akhir dalam proses (BK-70%)



218.000 22.000



Jumlah



240.000 240.000



Bab 6: Informasi Umum dan Kasus-kasus Manajerial pada PT Solo Mandiri



81



Biaya Konversi 218.000 15.400 233.400



PRODUK EKUIVALEN (PE) Produk Jadi ditransfer ke Gudang Produk dalam proses akhir (70%X22.000) Jumlah PEMBEBANAN BIAYA Keterangan Total Biaya Harga Pokok BDP Awal 31.700.000 Biaya ditambahkan bulan ini Biaya Bahan Baku 99.120.000 Biaya Tenaga Kerja Langsung: 58.885.000 Biaya Overhead Pabrik: 17.345.000 Total Biaya Dibebankan 207.050.000



PE 240.000



Biaya/Unit 132



240.000 228.000 228.000



413 252 76 873



PERHITUNGAN BIAYA Keterangan Harga Pokok Produk selesai (218.000) Harga Pokok BDP akhir (22.000 unit) Total Biaya yang diperhitungkan



Total 190.314.000 16.736.000 207.050.000



TRANSASKI SELAMA BULAN DESEMBER 2007: 1. Penjualan yang dilakukan selama bulan Desember sebesar 195.000 genting @1.500, = Rp292.500.000,00. 2. Pembelian bahan baku selama bulan ini sebesar Rp95.070.000,00 secara kredit. 3. Pembelian bahan pembantu sebesar Rp6.010.000,00. 4. Pelunasan piutang dari debitur sebesar Rp255.750.000,00. 5. Biaya komisi penjualan sebesar Rp13.500.000,00. 6. Biaya iklan sebesar Rp750.000,00. 7. Biaya langganan koran sebesar Rp100.000,00. 8. Pelunasan utang kepada supplier Rp156.372.000,00 9. PPh 25 selama 11 bulan Rp32.000.000,00. 10. Upah karyawan langsung pabrik Rp58.885.000,00. 11. Biaya listrik sebesar Rp4.000.000,00. 12. Biaya telpon Rp1.200.000,00. 13. Biaya pemeliharaan mesin Rp600.000,00. 14. Biaya angkut penjualan Rp600.000,00. 15. Biaya servis kendaraan kantor Rp125.000,00. 16. Biaya servis komputer Rp400.000,00. 17. Deviden diambil bulan ini sebesar Rp10.000.000,00. 18. Gaji mandor pabrik Rp2.875.000,00. 19. Gaji bagian administrasi dan umum Rp6.000.000,00.



Bab 6: Informasi Umum dan Kasus-kasus Manajerial pada PT Solo Mandiri



82



20. Dipakai bahan baku selama bulan ini Rp99.120.000,00. 21. Dipakai bahan pembantu sebesar Rp4.920.000,00. 22. Biaya depresiasi bangunan, mesin, kendaraan, dan alat kantor. 23. Biaya asuransi. 24. Biaya bunga wesel. KASUS 1: KLASIFIKASI BIAYA, PERILAKU BIAYA, HARGA POKOK PRODUKSI, DAN LABA RUGI ASORPTION COSTING Berdasar informasi dan transaksi di atas, Saudara sebagai asisten akuntan manajemen internal perusahaan diminta: 1. Pisahkan biaya-biaya tersebut di atas menjadi biaya tetap, biaya variabel, maupun biaya semi variabel dan manakah biaya-biaya tersebut yang termasuk biaya produksi dan biaya nonproduksi! 2. Hitung berapa besar alokasi/distribusi biaya depresiasi, biaya asuransi dan biaya listrik ke masing-masing bagian (bagian produksi, bagian administrasi dan umum, dan bagian penjualan) dan hitung juga utang bunga wesel untuk bulan Desember 2007! 3. Hitung berapa besar biaya produksi, harga pokok produksi dan harga pokok penjualan untuk bulan Desember, bila persediaan akhir barang dalam proses sebesar Rp16.736.000,00 dan persediaan akhir barang jadi sebesar Rp46.269.000,00! 4. Buatlah penghitungan laba rugi untuk bulan Desember dengan format absorption (full) costing! KASUS 2: VARIABLE COSTING DAN CVP ANALYSIS Mengacu pada informasi PT Solo Mandiri dan penyelesaian kasus 1 di atas, Saudara diminta: 1. Hitung berapa jumlah biaya variabel dan biaya tetap baik biaya produksi dan biaya nonproduksi, bila ada jenis biaya semi variabel, dimasukkan kedalam kelompok biaya variabel! 2. Buatlah penghitungan laba rugi untuk bulan Desember dengan format variable costing! 3. Berapa rupiah dan berapa unit yang harus dijual perusahaan dalam keadaan BEP (break-even point)! 4. Berapa besarnya margin of safety dan operating leverage pada bulan Desember! 5. Bila penjualan pada bulan Januari 2008 dapat meningkat sebesar 10%, berapa laba perusahaan pada bulan Januari 2008!



Bab 6: Informasi Umum dan Kasus-kasus Manajerial pada PT Solo Mandiri



83



KASUS 3: STANDARD COSTS DAN FLEXIBLE BUDGETS Disamping perusahaan melakukan pembukuan dengan akuntansi komersial seperti pada umumnya, PT Solo Mandiri pada bulan ini mencoba melakukan pengendalian biaya dengan membuat biaya standar. Kartu biaya standar yang ditetapkan perusahaan adalah berikut ini: Biaya Standar untuk satu unit produk



Bahan baku ………………………….. Tenaga kerja langsung……………….. BOP variabel ......................................... BOP tetap……………........................... Total biaya standar per unit ...................



(1 ) Kuantitas atau jam standar 0.8 unit 0.25 jam 0.25 jam 0.25 jam



(2)



(1) × (2)



Harga atau tarif standar 500 per unit 1.000 per jam 180 per jam 160 per jam



Biaya standar 400 250 45 40 735



Pada bulan ini dihasilkan 218.000 unit genting, dengan biaya bahan baku sebesar Rp99.120.000, tenaga kerja langsung Rp58.885.000, BOP variabel Rp8.720.000, dan BOP tetap sebesar Rp 8.625.000, dengan jumlah jam tenaga kerja selama 54.400 jam. BOP dibebankan ke produk berdasar jam tenaga kerja langsung. Jam tenaga kerja normal untuk mengerjakan sejumlah unit tersebut selama 55.400 jam (denominator). Pada bulan Januari 2008, perusahaan memproduksi 250.000 unit, tarif BOP dan BOP aktual yang terjadi adalah berikut ini: No. 1



2



Biaya Overhead Pabrik BOP variabel: Biaya bahan pembantu Biaya listrik Biaya pemeliharaan mesin Jumlah BOP variabel



Tarif BOP 25 15 5 45



BOP tetap: Gaji mandor pabrik Biaya depresiasi bangunan pabrik Biaya depresiasi mesin Biaya asuransi Jumlah BOP tetap Total BOP



BOP Aktual 5.642.200 3.669.700 688.000 9.999.900 2.875.000 2.000.000 3.150.000 600.000 8.625.000 18.642.900



Berdasar informasi dan data tersebut, diminta: 1. Buatlah analisis varian dari masing-masing biaya produksi! 2. Buatlah Laporan Kinerja BOP, bila pada bulan Januari 2008 diproduksi 250.000 unit!



Bab 6: Informasi Umum dan Kasus-kasus Manajerial pada PT Solo Mandiri



84



KASUS 4: ABC SYSTEMS Akuntan manajemen PT Solo Mandiri pada bulan ini menghendaki analisis produk menggunakan sistem ABC. Saudara sebagai asisten akuntan manajemen diminta untuk menyiapkan perhitungan kos produk dengan menggunakan sistem ABC berdasar data yang ada sebelumnya, dengan tambahan informasi berikut: Pool Biaya Aktivitas pada PT Solo Mandiri Pool Biaya Aktivitas Ukuran Aktivitas Pesanan Konsumen Jumlah pesanan konsumen Desain Produk Jumlah desain produk Ukuran Pesanan Jam tenaga kerja langsung Hubungan Pelanggan Jumlah pelanggan aktif Lainnya Tidak dapat diterapkan Jenis Biaya Departemen Produksi Biaya bahan pembantu Biaya listrik Biaya pemeliharaan mesin Gaji mandor pabrik Biaya depresiasi bangunan pabrik Biaya depresiasi mesin Biaya asuransi pabrik Jumlah Departemen administrasi dan Umum: Biaya langganan koran Biaya telpon



Biaya servis komputer Gaji administrasi dan umum Biaya depresiasi bangunan kantor Biaya depresiasi peralatan kantor Biaya asuransi Biaya bunga wesel Biaya listrik Jumlah Biaya pengiriman (bisa dilacak langsung ke konsuman) Departemen Penjualan (Pemasaran): Biaya komisi penjualan Biaya iklan Biaya depresiasi kendaraan Biaya depresiasi bangunan



Biaya servis kendaraan Biaya asuransi



Jumlah



Total Aktivitas 10 konsumen 5 desain 54.400 jam TKL 100 pelanggan Total



4.920.000 3.200.000 600.000 2.875.000 2.000.000 3.150.000 600.000 17.345.000 100.000 1.200.000 400.000 6.000.000 250.000 100.000 200.000 1.250.000 800.000 10.300.000 600.000 13.500.000 750.000 1.500.000 250.000 125.000 200.000



Jumlah Total



Bab 6: Informasi Umum dan Kasus-kasus Manajerial pada PT Solo Mandiri



16.325.000 44.570.000



85



Jenis Biaya Departemen Produksi: Biaya bahan pembantu Biaya listrik Biaya pemeliharaan mesin Gaji mandor pabrik Biaya depresiasi bangunan pabrik Biaya depresiasi mesin Biaya asuransi pabrik Departemen administrasi dan Umum: Biaya langganan koran Biaya telpon



Biaya servis komputer Gaji administrasi dan umum Biaya depresiasi bangunan kantor Biaya depresiasi peralatan kantor Biaya asuransi Biaya bunga wesel Biaya listrik Biaya pengiriman (bisa dilacak langsung ke konsuman) Departemen Penjualan (Pemasaran): Biaya komisi penjualan Biaya iklan Biaya depresiasi kendaraan Biaya depresiasi bangunan



Biaya servis kendaraan Biaya asuransi



Pesanan Konsumen



Aktivitas Desain Produk



Ukuran Pesanan



Hubungan Pelanggan



Lainnya



Total



10% 10% 0% 25% 20% 20% 20%



10% 15% 10% 40% 0% 0% 0%



80% 70% 80% 20% 60% 60% 60%



0% 5% 0% 10% 0% 0% 0%



0% 0% 10% 5% 20% 20% 20%



100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%



15% 15% 15% 15% 30% 30% 30% 30% 30%



5% 5% 5% 5% 0% 0% 0% 0% 0%



10% 10% 10% 10% 0% 0% 0% 0% 0%



30% 30% 30% 30% 25% 25% 25% 25% 25%



40% 40% 40% 40% 45% 45% 45% 45% 45%



100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%



20% 20% 20% 20% 20% 20%



10% 10% 10% 10% 10% 10%



0% 0% 0% 0% 0% 0%



60% 60% 60% 60% 60% 60%



10% 10% 10% 10% 10% 10%



100% 100% 100% 100% 100% 100%



Bab 6: Informasi Umum dan Kasus-kasus Manajerial pada PT Solo Mandiri 86



Pada bulan ini ada pesanan genting spesial, dengan informasi berikut ini. 1. Produk ini memerlukan 2 (dua) desain baru. 2. Pesanan sebanyak 5.000 unit, dengan 2 kali pemesanan. 3. Waktu memproduksi 0,5 jam tenaga kerja per unit, total 2.500 jam mesin. 4. Harga jual per unit sebesar Rp2.000,00. 5. Bahan baku per unit Rp455. 6. Tenaga kerja langsung per jam sebesar 1.082. 7. Biaya pengiriman untuk dua kali pemesanan sebesar Rp2,5 per unit. Berdasar informasi tersebut, Saudara diminta menghitung kos produk dengan sistem ABC dan membandingkan dengan penghitungan tradisional dengan tahap-tahap berikut ini: 1. Hitung alokasi pertama (first-stage allocation) ke pool biaya aktivitas! 2. Hitung tarif aktivitas! 3. Hitung BOP ke produk dengan berdasar tarif aktivitas tersebut! 4. Lakukan analisis profitabilitas produk (marjin produk) dan analisis profitabilitas konsumen (marjin konsumen)! 5. Buatlah komparasi penghitungan kos produk per unit , marjin produk baik berdasar sistem ABC maupun sistem tradisional! KASUS 5: PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENGHENTIKAN ATAU MEMPERTAHANKAN DIVISI/SEGMEN Pada bulan Desember 2007, ada dua divisi PT Solo Mandiri, yaitu cabang Karanganyar dan Sragen mengalami kemunduran usaha. Berikut laba rugi bulan Desember 2007 pada cabang Karanganyar dan Sragen: Penghitungan Laba Rugi Divisi: Karanganyar Penjualan............................................................... 2.000.000 Dikurangi harga pokok penjualan: Biaya produksi variabel ..................................... 480.000 BOP tetap........................................................... 240.000 Depresiasi peralatan pabrik ............................... 100.000 Sewa pabrik ....................................................... 400.000 Harga pokok penjualan ……………………… 1.220.000 Laba kotor ……………………………………… 780.000 Dikurangi biaya operasi: Biaya pengiriman variabel................................. 20.000 Komisi penjualan (variabel) .............................. 300.000 Gaji manajer divisi ............................................ 400.000 Iklan produk divisi............................................. 500.000 Biaya administrasi umum .................................. 120.000 Jumlah biaya operasi ………………………….. 1.340.000 Rugi operasi bersih................................................ (560.000)



Sragen 2.500.000 500.000 250.000 150.000 300.000 1.200.000 1.300.000 100.000 500.000 400.000 500.000 200.000 1.700.000 (400.000)



Bab 6: Informasi Umum dan Kasus-kasus Manajerial pada PT Solo Mandiri 87



Berdasar data di atas, saudara diminta melakukan analisis apakah kedua divisi tersebut dihentikan atau dipertahankan, dengan analisis sebagai berikut: 1. Untuk divisi Karanganyar, buatlah analisis dengan pendekatan marjin kontribusi! 2. Untuk divisi Sragen, buatlah analisis dengan penghitungan laba rugi komparasi, bila divisi tersebut dipertahankan dan bila divisi tersebut dihentikan! KASUS 6: PENGAMBILAN KEPUTUSAN MEMBUAT ATAU MEMBELI PT Solo Mandiri pada bulan Januari 2008 menghadapi dua pilihan, yaitu membeli spare part alat cetak genting atau membuat sendiri spare part tersebut. Kebutuhan spare part tersebut selama setahun kedepan sebanyak 100 unit. Harga spare part apabila perusahaan membeli dari luar (supplier) seharga Rp45.000. Kos produk per unit, bila perusahaan membuat sendiri adalah berikut ini: Bahan baku ………………………………………. Tenaga kerja langsung ............................................. BOP Variabel ........................................................... BOP Tetap …........................................................... Gaji supervisor umum .............................................. Total kos produk per unit .........................................



15.000 10.000 15.000 10.000 8.000 58.000



Dari data di atas, menurut Saudara apakah kebutuhan spare part tersebut sebaiknya dibeli dari supplier atau dibuat sendiri? KASUS 7: PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENERIMA ATAU MENOLAK PESANAN KHUSUS Pada bulan Januari 2008, PT Solo Mandiri memproduksi sejumlah 250.000 unit genting dengan harga jual sebesar Rp2.500,00. Pada bulan ini ada pelanggan yang memesan diluar produksi reguler sejumlah 50.000 genting dengan harga per unit Rp1.800,00. Kos produk per unit adalah berikut ini: Bahan baku Tenaga kerja langsung BOP variabel BOP tetap per bulan Kos per unit



Rp455 1.082 45 418 Rp2.000,00



Berdasar data tersebut, Saudara diminta untuk menganalisis dengan pendekatan marjin kontribusi, apakah pesanan genting sebanyak 50.000 buah tersebut diterima, dengan memperhitungkan produksi reguler, bila kapasistas produksi belum maksimal?



Bab 6: Informasi Umum dan Kasus-kasus Manajerial pada PT Solo Mandiri



88



KASUS 8: KEPUTUSAN MENJUAL ATAU MEMPROSES LANJUT Pada bulan Pebruari 2008, PT Solo Mandiri memproduksi genting dan batako. Jumlah genting yang diproduksi sebanyak 200.000 genting, sedang batako yang diproduksi sebanyak 300.000 buah. Harga jual genting per unit sebesar Rp2.500,00 sedang harga jual batako per unit sebesar Rp1.000,00. Biaya produksi bersama (joint cost) selama bulan Pebruari 2008 adalah sebagai berikut: Bahan baku Tenaga kerja langsung BOP Kos produksi



Rp15.100.000 324.600.000 138.000.000 Rp477.700.000,00



Bila genting yang selesai diproduksi, diproses lanjut membutuhkan biaya tambahan sebesar Rp600,00 per unit dengan harga jual Rp3.000,00, sedang untuk batako membutuhkan biaya sebesar Rp300,00 per unit dengan harga jual Rp1.500,00. Berdasar informasi tersebut Saudara diminta: 1. Hitung besar biaya produksi, laba rugi masing-masing produk dan kos produk per unit pada saat split-off point untuk masing-masing produk, baik genting maupun batako dengan memperhatikan jumlah yang diproduksi dan harga jual masingmasing produk! 2. Keputusan apa yang Saudara ambil, apakah kedua produk tersebut dijual langsung setelah proses produksi selesai atau diproses lanjut untuk mengoptimalkan laba perusahaan (analisislah masing-masing produk, baik genting maupun batako)! KASUS 9: KEPUTUSAN MENERIMA ATAU MENOLAK PROYEK BARU PT Solo Mandiri pada awal tahun 2008 ditawari proyek baru dari PT Kontraktor untuk menyediakan genting istimewa selama 5 (lima tahun). Genting tersebut diproduksi setiap tahun sebanyak 600.000 genting. Untuk memenuhi tawaran tersebut perusahaan memerlukan investasi mesin cetak khusus seharga Rp10.000.000. Berikut pendapatan dan biaya yang terjadi apabila proyek itu dikerjakan. Kos peralatan . .............................................................................. Modal kerja yang diperlukan........................................................ Perbaikan peralatan pada tahun ketiga ......................................... Nilai sisa peralatan pada tahun kelima ......................................... Pendapatan dan kos tahunan: Harga jual per unit..................................................................... Kos produk per unit .................................................................. Biaya operasi per tahun.............................................................



Rp10.000.000 20.000.000 3.000.000 2.500.000 3.000 2.500 290.000.000



Pada akhir tahun kelima modal kerja ditarik sebesar 20.000.000, tingkat bunga sebesar 12% per tahun. Berdasar data tersebut, apakah tawaran proyek tersebut diterima bila digunakan analisis dengan pendekatan net present value (NPV)!



Bab 6: Informasi Umum dan Kasus-kasus Manajerial pada PT Solo Mandiri



89



KASUS 10: KEPUTUSAN MEMBELI MESIN BARU ATAU MEMPERBAIKI MESIN LAMA Pada awal tahun 2008, PT Solo Mandiri mempertimbangkan untuk mengganti mesin cetak dengan mesin baru atau memperbaiki mesin cetak lama untuk mengerjakan proyek selama 5 tahun, tingkat bunga 12% per tahun. Data dan transaksi berkaitan dengan keputusan tersebut adalah berikut ini. Pendapatan tahunan ................................. Biaya operasi kas tahunan ....................... Aliran kas masuk bersih .......................... Investasi awal …………………………. Nilai sisa peralatan lama skrg ………… Nilai sisa akhir proyek ……………….. Perbaikan pada tahun ketiga…………..



Mesin baru 1.800.000.000 1.790.000.000 10.000.000 20.000.000 5.000.000 2.500.000 2.000.000



Mesin lama 1.600.000.000 1.592.000.000 8.000.000 10.000.000 1.000.000 3.000.000



Berdasar data tersebut, apakah keputusan Saudara mengganti mesin cetak baru atau memperbaiki mesin cetak yang lama dengan menggunakan net present value (NPV) pendekatan biaya total? KASUS 11: PERINGKATAN PROYEK INVESTASI PT Solo Mandiri pada bulan Pebruari 2008, ditawari dua proyek untuk mensuplai genting pada dua developer, yaitu PT Kontraktor dan PT Bangun Terus. Oleh karena dana perusahaan terbatas, perusahaan harus memilih salah satu dari proyek tersebut. Tingkat bunga sebesar 12%. Umur proyek bila menerima tawaran dari PT Kontraktor selama 5 tahun, sedang PT Bangun Terus selama 4 tahun. Berikut data yang dapat digunakan untuk menentukan keputusan mana yang harus diambil untuk dilakukan sehubungan dengan dana yang terbatas:



Investasi awal …………………………. Aliran kas masuk bersih per tahun .......... Kos peralatan …………………………. Perbaikan pada tahun ketiga………….. Nilai sisa akhir proyek ………………..



PT Kontraktor



PT Bangun Terus



25.000.000 10.000.000 10.000.000 2.000.000 2.500.000



15.000.000 6.000.000 10.000.000 3.000.000 4.000.000



Saudara diminta untuk menganalisis kedua tawaran proyek tersebut untuk menentukan keputusan mana yang harus diambil bila dana perusahaan terbatas (gunakan analisis net present value (NPV) dan indeks profitabilitas proyek /project profitability index)!



Bab 6: Informasi Umum dan Kasus-kasus Manajerial pada PT Solo Mandiri



90



KASUS 12: KEPUTUSAN INVESTASI DENGAN METODE PAYBACK Berdasar informasi pada kasus 11, apakah investasi untuk mengerjakan proyek dari PT Bangun Terus akan dilakukan apabila perusahaan menghendaki payback selama 3 tahun! KASUS 13: KEPUTUSAN INVESTASI DENGAN SIMPLE RATE OF RETURN PT Solo Mandiri pada bulan ini mencoba untuk mempertimbangkan proyek dengan menggunakan metode simple rate of return. Tingkat bunga sebesar 12%. Berikut data yang digunakan untuk menganalisis proyek tersebut: Pendapatan awal tahun tahun ......................... Pendapatan akhir tahun tahun......................... Biaya awal tahun ………………………….. Biaya akhir tahun............................................ Investasi awal .................................................



100.000.000 250.000.000 50.000.000 150.000.000 700.000.000



Saudara diminta menganalisis proyek tersebut diterima atau tidak dengan menggunakan metode simple rate of return!



Bab 6: Informasi Umum dan Kasus-kasus Manajerial pada PT Solo Mandiri



91