Modul Siswa Pangajaran 1 Teks Tarjamahan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Modul 1 Basa Sunda Kelas X



Parigel Narjamahkeun Téks



Disusun ku Agung Apriyanto, S.Pd. Siti Nurlaela, S.Pd.I.



1



Informasi Umum Nama : Agung Apriyanto, S.Pd. Asal Sekolah : SMK Negeri 1 Cimahi Durasi: 180 Menit (4x Pertemuan @2x30’) Fase E



Mata Pelajaran Jumlah Pesdik



: Bahasa Sunda : 36 orang/kelas



A. Profil Pelajar Pancasila Peserta didik dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif setelah mempelajari materi teks terjemahan.



Capaian Pembelajaran: Di akhir fase E, peserta didik dapat menerjemahkan teks ke dalam bahasa Sunda atau sebaliknya dengan memperhatikan unsur kebahasaan dan rasa bahasa. B. Model Pembelajaran Discovery Learning Tujuan Pembelajaran: 1. Peserta didik dapat mengidentifikasi C. Kegiatan Pembelajaran Utama bahasa sumber dan bahasa sasaran Mandiri dan kelompok (2-4 orang) dalam teks terjemahan. 2. Peserta didik dapat mengidentifikasi D. Penilaian struktur kebahasaan dalam teks Mandiri dan kelompok terjemahan. 3. Peserta didik dapat membandingkan rasa E. Jenis Asesmen bahasa dalam teks terjemahan. Observasi, Tes Tulis, dan Angket 4. Peserta didik dapat menerjemahkan teks dari bahasa Indonesia ke bahasa Sunda F. Metode dan sebaliknya. Diskusi dan Presentasi 5. Peserta didik dapat mengoreksi teks hasil terjemahan. Kata Kunci A. Perangkat ajar ini dapat digunakan guru bahasa sasaran. bahasa sumber, kamus, kata untuk mengajar serapan, teks terjemahan 1. peserta didik reguler; 2. peserta didik dengan hambatan Pertanyaan Inti belajar (bukan penutur bahasa Sunda 1. Naon pentingna téks tarjamahan dina dan hambatan lainnya); dan kahirupan sapopoé? 3. peserta didik yang rajin, kreatif, dan 2. Kumaha cara narjamahkeun téks tina cerdas. basa sumber kana basa sasaran kalawan merenah? B. Perangkat ajar 3. Kumaha struktur jeung rasa basa anu Gawai/komputer jinjing, salindia materi, merenah dina téks tarjamahan? contoh teks terjemahan, lembar kegiatan, dan rubrik penilaian.



2



Deskripsi Umum Peserta didik akan melakukan aktivitas diskusi untuk menemukan konsep teks terjemahan dalam bahasa Sunda. Peserta didik menganalisis dua teks (bahasa sumber dan bahasa sasaran) untuk mengetahui struktur kebahasaan dan rasa bahasa yang terdapat dalam teks terjemahan. Selanjutnya, peserta didik melakukan penerjemahan teks dari bahasa Indonesia ke dalam bahasa Sunda ataupun sebaliknya sesuai dengan prosedur penerjemahan dan kaidah kebahasaan. Catatan untuk Guru Modul ajar ini digunakan sebagai prasyarat sebelum mempelajari materi berikutnya. Selama materi berlangsung. peserta didik dilatih untuk dapat berbahasa Sunda sesuai dengan kaidah dan kesantunan berbahasa. Peserta didik dengan keterbatasan berbahasa Sunda diperkenankan untuk menggunakan campur kode dengan bahasa Indonesia sambil diarahkan untuk memperkaya kosakata bahasa Sunda. Peserta didik yang sudah terbiasa berbahasa Sunda diarahkan untuk meningkatkan kompetensi berbahasa Sunda dialek standar. Persiapan 1. Guru menyiapkan materi teks terjemahan dalam bentuk presentasi atau video. 2. Guru memfasilitasi diskusi mengenai penerjemahan teks. Aktivitas Pertemuan 1 Pertemuan 2



: :



Pertemuan 3



:



Pertemuan 4 :



Mengidentifikasi teks terjemahan (bahasa sumber dan bahasa sasaran) Mengidentifikasi struktur kebahasaan dan membandingkan rasa bahasa dalam teks terjemahan. Menerjemahkan teks dari bahasa Indonesia ke dalam bahasa Sunda dan sebaliknya. Mengoreksi teks hasil terjemahan.



3



Pertemuan 1 (60 Menit) Kegiatan Awal (15 Menit) 1. Guru dan peserta didik memulai pertemuan dengan salam dan doa. 2. Guru menyapa dan mengecek kehadiran peserta didik pada pertemuan tersebut. Peserta didik mengisi presensi kehadiran pada kolom yang telah disediakan. 3. Guru memberikan kegiatan pemantik: a. Peserta didik ditanya kegemarannya menonton film asing atau membaca buku karya penulis asing. b. Peserta didik diminta untuk menjawab sesuai dengan kegemarannya. c. Setelah itu, peserta didik ditanya tentang implementasi hasil terjemahan dalam bahasa Sunda. d. Peserta didik berdiskusi tentang urgensi penerjemahan dalam bahasa Sunda.



Kegiatan Penutup (15 Menit) 1. Peserta didik menanggapi dan menyimpulkan materi yang sudah diberikan. 2. Peserta didik mengomunikasikan kendala yang dihadapi selama pembelajaran berlangsung. 3. Guru dan peserta didik menutup pertemuan dengan doa dan salam penutup.



Refleksi 1. Naon bangbaluh anu karandapan salila diajar? 2. Naha bangbaluh salila pangajaran lumangsung bisa kaungkulan? 3. Naha siswa geus nepi ka tahap parigel narjamahkeun téks? 4. Kumaha tarékahna sangkan sakumna siswa bisa nyumponan kompeténsi anu diperedih?



4



Kegiatan Inti (30 Menit) 1. Peserta didik mengisi borang asesmen diagnostik yang berisi latar belakang sosial budaya siswa dan kondisi belajar. 2. Guru secara implisit memberikan disklaimer pada peserta didik terkait substansi materi. Bagi peserta didik yang bukan penutur bahasa Sunda diharapkan untuk mempelajari kosakata bahasa Sunda dasar dalam waktu 1 bulan. 3. Guru menyajikan petikan teks terjemahan untuk dibaca dan dianalisis oleh peserta didik. 4. Peserta didik mengerjakan tes formatif analisis teks terjemahan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan dan dikumpulkan di LMS. 5. Guru menjelaskan konsep teks terjemahan dan implementasinya dalam kehidupan sehari-hari. 6. Peserta didik mengerjakan LKPD analisis teks terjemahan pada kolom yang telah disediakan. Referensi Bahasasunda.id Hendrayana, Dian dkk. (2017) Rancagé Diajar Basa Sunda pikeun Murid SMA/SMK/MA/MAK Kelas X. Bandung: Pustaka Jaya. Sudaryat, Yayat & Deni Hadiansah. (2017) Panggelar Basa Sunda pikeun Murid SMA/SMK/MA/MAK Kelas X. Jakarta: Erlangga. Lembar Kegiatan 1. Presentasi 2. Tes Formatif 1



Pertemuan 2 (60 Menit) Kegiatan Awal (15 Menit) 1. Guru menyiapkan ruangan konferensi video dan membagikan tautan kepada peserta didik. Peserta didik masuk ruangan maya dengan tertib, menggunakan seragam, dan mengaktifkan kamera. 2. Guru dan peserta didik memulai pertemuan dengan salam dan doa. 3. Guru menyapa dan mengecek kehadiran peserta didik pada pertemuan tersebut. Peserta didik mengisi presensi kehadiran pada kolom yang telah disediakan. 4. Guru memberikan apersepsi terhadap materi yang telah dibahas sebelumnya sebagai pengantar pada materi pertemuan saat ini.



Kegiatan Penutup (15 Menit) 1. Peserta didik menanggapi dan menyimpulkan materi yang sudah diberikan. 2. Peserta didik mengomunikasikan kendala yang dihadapi selama pembelajaran berlangsung. 3. Guru dan peserta didik menutup pertemuan dengan doa dan salam penutup.



Refleksi 1. Naon bangbaluh anu karandapan salila diajar? 2. Naha bangbaluh salila pangajaran lumangsung bisa kaungkulan? 3. Naha siswa geus nepi ka tahap parigel narjamahkeun téks? 4. Kumaha tarékahna sangkan sakumna siswa bisa nyumponan kompeténsi anu diperedih?



Kegiatan Inti (30 Menit) 1. Guru menayangkan materi lanjutan mengenai konsep penerjemahan dan perbandingan struktur bahasa dalam teks terjemahan. 2. Guru dan peserta didik berdiskusi tentang konsep penerjemahan dan perbandingan struktur bahasa dalam teks terjemahan. 3. Guru menayangkan materi penerjemahan teks yang sesuai dengan rasa bahasa Sunda. 4. Peserta didik mencoba menerjemahkan beberapa teks ke dalam bahasa Sunda dan dibimbing oleh guru terkait ketepatan diksi. Guru selalu mengingatkan bahwa terdapat perbedaan struktur dan rasa bahasa antara bahasa Indonesia dengan bahasa Sunda. Referensi Bahasasunda.id Hendrayana, Dian dkk. (2017) Rancagé Diajar Basa Sunda pikeun Murid SMA/SMK/MA/MAK Kelas X. Bandung: Pustaka Jaya. Sudaryat, Yayat & Deni Hadiansah. (2017) Panggelar Basa Sunda pikeun Murid SMA/SMK/MA/MAK Kelas X. Jakarta: Erlangga. Lembar Kegiatan Presentasi



5



Pertemuan 3 (60 Menit) Kegiatan Awal (15 Menit) 1. Guru dan peserta didik memulai pertemuan dengan salam dan doa. 2. Guru menyapa dan mengecek kehadiran peserta didik pada pertemuan tersebut. Peserta didik mengisi presensi kehadiran pada kolom yang telah disediakan. 3. Guru memberikan apersepsi terhadap materi yang telah dibahas sebelumnya sebagai pengantar pada materi pertemuan saat ini.



Kegiatan Penutup (15 Menit) 1. Peserta didik merefleksikan hasil pembelajaran yang sudah dilaksanakan. 2. Peserta didik mengomunikasikan kendala yang dihadapi selama pembelajaran berlangsung. 3. Guru dan peserta didik menutup pertemuan dengan doa dan salam penutup.



Refleksi 1. Naon bangbaluh anu karandapan salila diajar? 2. Naha bangbaluh salila pangajaran lumangsung bisa kaungkulan? 3. Naha siswa geus nepi ka tahap parigel narjamahkeun téks? 4. Kumaha tarékahna sangkan sakumna siswa bisa nyumponan kompeténsi anu diperedih?



6



Kegiatan Inti (30 Menit) 1. Guru menjelaskan konsep teks terjemahan yang terakhir, yakni menerjemahkan teks sesuai dengan konteks pembicaraan. 2. Guru dan peserta didik berdiskusi tentang proses penerjemahan. 3. Guru memberikan tes formatif terhadap peserta didik untuk mengukur kompetensi bahasa. Peserta didik ditugaskan untuk mencari sebuah teks berbahasa Indonesia dari buku, surat kabar, majalah, artikel internet, dan sebagainya. Teks yang sudah didapat kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Sunda sesuai dengan kaidah bahasa yang baik dan benar. 4. Peserta didik mengerjakan tes formatif sesuai dengan waktu yang telah ditentukan dan dikumpulkan di LMS. 5. Guru memerintahkan kepada peserta didik untuk membuat kelompok (2-3 orang) untuk kegiatan pertemuan berikutnya. Hasil teks terjemahan yang telah dibuat dikoreksi bersama antar kelompok. Referensi bahasasunda.id Hendrayana, Dian dkk. (2017) Rancagé Diajar Basa Sunda pikeun Murid SMA/SMK/MA/MAK Kelas X. Bandung: Pustaka Jaya. Sudaryat, Yayat & Deni Hadiansah. (2017) Panggelar Basa Sunda pikeun Murid SMA/SMK/MA/MAK Kelas X. Jakarta: Erlangga. Lembar Kegiatan 1. Presentasi 2. Tes Formatif 2



Pertemuan 4 (60 Menit) Kegiatan Awal (15 Menit) 1. Guru dan peserta didik memulai pertemuan dengan salam dan doa. 2. Guru menyapa dan mengecek kehadiran peserta didik pada pertemuan tersebut. Peserta didik mengisi presensi kehadiran pada kolom yang telah disediakan. 3. Guru memberikan apersepsi terhadap materi yang telah dibahas sebelumnya sebagai pengantar pada materi pertemuan saat ini. Kegiatan Penutup (15 Menit) 4. Peserta didik menanggapi dan menyimpulkan materi yang sudah diberikan. 5. Peserta didik mengomunikasikan kendala yang dihadapi selama pembelajaran berlangsung. 6. Guru dan peserta didik menutup pertemuan dengan doa dan salam penutup.



Kegiatan Inti (30 Menit) 1. Peserta didik mempersiapkan teks yang telah dikoreksi oleh temannya. 2. Peserta didik mempresentasikan hasil teks terjemahan yang dikoreksi. 3. Guru mengarahkan jalannya presentasi agar berlangsung secara tertib. 4. Peserta didik memperbaiki teks yang sudah mendapat koreksi dari teman dan arahan dari guru kemudian dikumpulkan di LMS. Referensi Hendrayana, Dian dkk. (2017) Rancagé Diajar Basa Sunda pikeun Murid SMA/SMK/MA/MAK Kelas X. Bandung: Pustaka Jaya. Sudaryat, Yayat & Deni Hadiansah. (2017) Panggelar Basa Sunda pikeun Murid SMA/SMK/MA/MAK Kelas X. Jakarta: Erlangga.



Refleksi 1. Naon bangbaluh anu karandapan salila diajar? 2. Naha bangbaluh salila pangajaran lumangsung bisa kaungkulan? 3. Naha siswa geus nepi ka tahap parigel narjamahkeun téks? 4. Kumaha tarékahna sangkan sakumna siswa bisa nyumponan kompeténsi anu diperedih?



Lembar Kegiatan 1. Presentasi 2. Tes Formatif 3



7



Lampiran Ringkasan Materi Konsep Dasar Téks Tarjamahan Wangenan Tarjamahan Kecap tarjamah téh asalna tina basa Arab anu hartina ngahartikeun atawa napsirkeun. Istilah dina basa Inggris nyaéta translation. Tarjamahan miboga harti mindahkeun téks tina basa sumber (asal) kana basa sasaran (anyar), bisa ogé disebut mindahkeun amanat hiji téks tina basa kana basa séjén atawa alih basa. Ulah pahili jeung istilah transliterasi (alih aksara) jeung transkripsi (alih wangun tina ucapan kana tulisan). Perkara Narjamahkeun Gambar 1 Tampilan Qur'an Tarjamah Sunda Tarjamahan téh mangrupa hasil tina interaksi (Sumber:shopee.co.id) budaya bangsa-bangsa. Réa karya basa deungeun anu ditarjamahkeun kana basa urang, kitu deui karya-karya dina basa urang anu ditarjamahkeun kana basa deungeun. Lantaran henteu sakabéh jalma ngarti kana basa deungeun, ayana karyakarya anu geus ditarjamahkeun bisa mantuan nepikeun informasi anu nyangkaruk dina eusi téks. Ayana téks tarjamahan ogé jadi cukang (jambatan) pikeun sumebarna élmu pangaweruh ka sakuliah dunya. Narjamahkeun téks téh lain perkara anu babari. Dina prosés narjamahkeun boh karya sastra boh karya ilmiah diusahakeun kudu papak pisan antara téks basa sumber jeung téks basa sasaranana. Kualitas basa katut kualitas seni dina téks nu ditarjamahkeun kudu diéstokeun sangkan hasilna bisa katarima ku nu maca. Prinsipna, hasil tina téks tarjamahan téh kudu geulis jeung satia. Maksudna, kaéndahan dina téks kudu bisa kapindahkeun tapi eusina henteu méngpar tina rakitan wacana sumber. Karya-Karya Tarjamahan Kagiatan narjamahkeun téks geus aya ti baheula kénéh. Saméméh ayana sistim citak di tatar Sunda, urang Sunda geus biasa narjamahkeun tulisan-tulisan basa deungeun. Macapat atawa serat (carita anu ditulis maké aturan pupuh) ti Jawa jeung hikayat (carita anu ditulis maké pola sa’ir) ti Malayu mindeng ditarjamahkeun jeung dianggit deui kana wangun wawacan (carita anu ditulis maké aturan pupuh dina basa Sunda). Hasilna, tarjamahan téh sipatna lain harfiah, tapi geus salin rupa eusina diluyukeun jeung aturan pupuh. Béda deui jeung di kalangan kaagamaan saperti pasantrén, kitab-kitab klasik karya para ulama ditarjamahkeun sakecapsakecap kana kitab anu disebut matan. Sabada jaman kolonial, kagiatan panarjamahan bisa leuwih bébas ku ayana pangaruh wangun lancaran (prosa) tina karya sastra Éropah. Di antara karya-karya sastra anu 8



ditarjamahkeun kana basa Sunda aya novel Indonésia Salah Asuhan karya Abdoel Moeis jadi Salah Atikan ku Radén Satjadibrata, novel Prancis Boule de Suif karya Guy de Maupassant ditarjamahkeun Duduh Durahman jadi Si Démplon, atawa The Scarlet Pimpernel karya Baroness Emmuska Orczy ditarjamahkeun jadi Kembang Beureum.



Gambar 2 Novel asli Boule de Suif (kénca) jeung tarjamahanana dina basa Sunda Si Démplon (katuhu) (Sumber:amazon.co jeung Kiblat Buku Utama)



Lian ti éta, aya sawatara karya sastra Sunda anu ditarjamahkeun kana basa séjén saperti Wawcan Panji Wulung jeung novel Mantri Jeron kana basa Jawa, sajak-sajak pangarang Sunda kahot ditarjamahkeun ku Wendy Mukherjee tuluy dibukukeun kalawan judul Modern Sundanese Poetry Voices from West Java in Sundanese and English, atawa carpon (carita pondok) Dua Paraji tina kumpulan carpon Dogdog Pangréwong, ku Ajip Rosidi diindonésiakeun tuluy dipedalkeun dina buku Dua Orang Dukun dan Cerita Pendek Lainnya. Wanda Tarjamahan Aya genep wanda tarjamahan anu ditataan saperti di handap. 1. Tarjamahan interlinéar (interlinear translation) nyaéta tarjamahan per kecap dumasar kana runtuyan kecap tina basa aslina. Ieu tarjamahan gunana pikeun mikanyaho wangun jeung susunan kecap dina basa aslina unggal baris. 2. Tarjamahan formal atawa harfiah (literal translation) nyaéta tarjamahan biasa (tradisional) anu mindahkeun basa naskah tina basa sumber bari teu merhatikeun kahususan basa sasaran. Wangun basa aslina sabisa-bisa dipertahankeun sanajan hartina bakal jadi kurang merenah. Conto: 3. Tarjamahan dinamis atawa fungsional (dynamic equivalent/functional equivalent) nyaéta mindahkeun basa bari mertahankeun ma’na tina dina basa sumber. Aya ogé nu nyebut tarjamahan idiomatik (idiomatic translation). Cara narjamahkeunana ku cara néangan kecap anu padeukeut hartina antara basa sumber jeung basa sasaran. Conto: BI : Pandemi ini berlangsung sejak akhir tahun 2019. BS : Ieu sasalad geus lumangsung ti saprak ka tompérnakeun taun 2019. (sasalad=wabah panyakit, bisa dilarapkeun kana istilah deungeun pandemi)



9



4.



5.



6.



Saduran (adopted translation) atawa tarjamahan bébas (free translation) anu mentingkeun amanat tapi ngébréhkeunana maké kekecapan sorangan. Aya tilu warna saduran téh: a. Tarjamahan sastra (literary/ aesthetic-poetic translation) anu narjamahkeun karya sastra kayaning puisi jeung drama kalawan museur kana wangun, konotasi, jeung gaya basa. b. Tarjamahan faktual (pragmatic translation) anu ngutamakeun analisis fakta. c. Parafraseu (paraphrase) sangkan leuwih dipikaharti sok ditambahan ku pamanggih pribadi nu narjamahkeun dina naskah. Tarjamahan budaya (cultural translation) nyaéta narjamahkeun téks bari ma’nana disaluyukeun jeung kabudayaan sasaran. Ilaharna sok kapanggih aya katerangan anu nuduhkeun harti dina basa aslina sarta ditarjamahkeun nurutkeun kontéks budaya dina basa sasaran. Tarjamahan otomatis (automatic translation) nyaéta tarjamahan maké alat pikeun mindahkeun basa tina basa sumber kana basa sasaran. Ilahar-na téks anu aya di internét bisa ditarjamahkeun sacara otomatis sa-najan tarjamahanna can panceg lantaran tuluy dimutahirkeun nepi ka ayeuna.



Kamampuh Dasar dina Narjamahkeun Aya opat kamampuh utama anu kudu dicangking (dipikabisa) saupama rék narjamahkeun téks, utamana dina kaparigelan basa (keterampilan berbahasa). Contona lamun arék narjamahkeun basa Sunda ka basa Indonésia minimalna kudu ngarti kana éta dua basa téh. Lian ti kaparigelan basa, aya tilu komponén utama anu jadi dadasar kamampuh narjamahkeun. 1. Kamampuh gramatikal ngawengku nyusun kekecapan, nyusun kalimah, nyusun alinéa, jeung ngalarapkeun éjahan. Unggal basa miboga adeganana (struktur basa) séwangséwangan. Dina prosés narjamahkeun, henteu bisa ngan saukur ngarobah kalimah kana basa sasaran tanpa merhatikeun struktur basa sasaran. 2. Kamampuh sosiolinguistik ngawengku pangaweruh kana basa dina kahirupan sapopoé jeung budaya di masarakat panyatur (pamaké) basa. Contona, dina basa Indonésia rélatif henteu aya undak-usuk basa. Saupama téks téh ditarjamahkeun kana basa Sunda anu miboga undak-usuk basa, maka kudu diperhatikeun pilihan kecapna. 3. Kamampuh sémantik atawa kamampuh ngaguar harti atawa ma’na dina téks anu rék ditarjamahkeun. Narjamahkeun lain ngan saukur mindahkeun basa, tapi ogé mindahkeun amanat anu aya dina eusi téks. Kontéks anu dicaritakeun dina basa sumber kudu bisa katepikeun dina basa sasaran. Padika (Prosedur) Narjamahkeun Sacara umum, aya tilu tahapan anu dilaksanakeun nalika narjamahkeun téks saperti di handap. 1. Mariksa (analysis) nyaéta ngaguar amanat anu rék ditarjamahkeun saperti gramatikal (wangun kalimah) jeung analisis semantik (ma’na) boh konotatif boh dénotatif. 2. Mindahkeun (transfer) hasil analisis anu bieu tina basa sumber kana basa sasaran nepi ka rédaksina sarua jeung anu aya dina basa aslina.



10



3.



Ngawangun deui (restructuring), ngolah gaya basa jeung téhnik ranggeuyan kecap sangkan ngahasilkeun gaya basa anu luyu.



Hasil Tarjamahan anu Hadé Téks hasil tarjamahan anu hadé téh saeutikna nyumponan sarat saperti di handap. 1. Kudu satia kana téks aslina (jujur). Ulah nambahan atawa ngurangan hal penting tina karangan aslina. 2. Suasana anu kagambar antara dina basa sumber jeung dina basa sasaran kudu luyu. Saupama gaya basa anu dipaké basajan, tarjamahanana ogé kudu basajan. Saupama gaya basana luhur sabisa-bisa kudu nuturkeun. 3. Ulah kaciri kawas tarjamahan anu sakecap-kecapna, tapi kudu ngaguluyur kawas karangan aslina bari teu ngurangan ungkara-ungkara anu hadé. Kamus: Alat Pangrojong dina Narjamahkeun Téks Kamus téh buku anu eusina harti kecap-kecap, disusun kalayan alfabétis (nurutkeun runtuyan abjad). Istilah kamus asalna tina basa Arab qamus, ari dina basa Inggris disebutna dictionary. Aya tilu rupa kamus anu dipasing-pasing saperti ieu di handap. 1. Kamus ékabasa anu eusina kecap katut hartina dina hiji basa, contona Kamus Umum Basa Sunda atawa Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2. Kamus dwibasa anu eusina sasaruaan kecap dina dua basa anu béda, contona Kamus Lengkap SundaIndonesia, Indonesia-Sunda, Sunda-Sunda atawa A Dictionary of the Sunda Language of Java. 3. Kamus istilah anu eusina kecap-kecap husus dina hiji widang kaélmuan contona Kamus Istilah Sastra Sunda, Kamus Undak-Usuk Basa Sunda, Istilah Kesehatan dalam Gambar 3 Kamus Sunda-Inggris Kebudayaan Sunda, jsb. (Sumber: Kiblat Buku Utama)



Léngkah-Léngkah Narjamahkeun Téks Ieu di handap aya sababaraha léngkah anu bisa dituturkeun nalika narjamahkeun hiji téks. 1. 2. 3. 4.



Baca téks asli anu rék ditarjamahkeun dina jero haté (diilo). Tangtukeun idé jeung téma anu nyampak dina téks. Ku nangtukeun idé jeung téma, aya watesan sangkan ulah méngpar antara téks asli jeung téks hasil tarjamahan. Titénan alur carita saupama téks ditulis dina wangun prosa, saupama dina wangun puisi titénan kekecapan katut gaya basana. Tarjamahkeun unggal kalimahna. Dina prosés narjamahkeun lain ngan saukur ngaganti kosa kecap ku basa sasaran, tapi kudu diluyukeun deui jeung tatabasana.



11



5. 6. 7.



Cirian kecap atawa frasa anu kira-kira teu bisa ditarjamahkeun sacara langsung lantaran béda kontéks budaya atawa bakal jadi teu genah dibacana. Saupama manggihan ungkara-ungkara anu teu dipikaharti, bisa muka kamus atawa sumber literatur séjén pikeun maluruh ungkara anu teu dipikaharti. Sabada eusi téks bérés ditarjamahkeun, baca deui téks aslina tuluy diakurkeun jeung téks hasil tarjamahan. Saupama kapanggih aya kalimah anu henteu ngaguluyur atawa teu genah dibacana bisa diropéa deui.



Aspék-Aspék Kabasaan dina Narjamahkeun Téks Aya sababaraha aspék kabasaan anu kudu diperhatikeun dina narjamahkeun téks sangkan nyumponan sarat tarjamahan anu hadé saperti di handap. Kaédah Nuliskeun Aksara Kaédah nuliskeun aksara ngawengku cara nuliskeun hurup vokal jeung nuliskeun hurup konsonan saperti di handap. 1. Nuliskeun hurup vokal Bangbaluh anu mindeng karandapan nalika nuliskeun sora basa Sunda téh palebah ngabédakeun sora é (e panéléng, e dina kecap pépés), e (e pamepet, e dina kecap pedes), jeung eu (e paneuleung, e dina kecap leuleus). Conto: - BI : Selamat datang di Desa Banjarsari. BS : Wilujeung sumping di Désa Banjarsari. (salah) : Wilujeng sumping di Désa Banjarsari. (bener) - BI : Dia pergi tak tahu rimbanya. BS : Manehna indit bari hente puguh raratanana. (salah) : Manéhna indit bari heunteu puguh raratanana. (salah) : Manéhna indit bari henteu puguh raratanana. (bener) - BI : Pedagang tempe mengeluh akibat kenaikan harga kedelai. BS : Padagang tempe ngangluh lantaran undakna harga kadele. (salah) : Padagang témpé ngangluh lantaran undakna harga kadelé. (bener) Pikeun nyingkahan kasalahan nuliskeun sora é, e, jeung eu; panarjamah kudu bisa telik ngabédakeun sora basa. TIténan ieu kecap: béntenkeun. 2. Nuliskeun hurup konsonan Bangbaluh anu karandapan nalika nuliskeun hurup konsonan dina basa Sunda nyaéta palebah nuliskeun konsonan serepan tina basa deungeun (asing). a. Konsonan tina basa Arab anu lain ngaran/istilah husus Konsonan Asal Éjahan Sunda Conto Kecap Ditulis ts s warits waris kh h akhir ahir dz d dzikir dikir z j zakat jakat syari'at saré'at sy s insyaallah insaalloh shalat solat sh s ashar asar 12



dh/dl th



d/l t



zh



d/l



‘ (‘ain) f



(tetep ditulis ‘) p



q



k



wudhu tholabul ‘ilmi zhuhur zhalim ma'na fitnah qaum waqaf



a (dina hurup kha, khatam ra, shad, dlad, tha’, (ditulis o/a) rasul zha’, gha, qaf) au ao qaum b. Konsonan Éropah anu lain ngaran/istilah husus Konsonan Asal Éjahan Sunda Conto Kecap ae é aesthetic classification c k atawa s central f tetep f faculty oo u cartoon q k frequency rh r rhytm th t method v tetep v variation



wudu/wulu tolab élmu lohor dolim ma'na pitenah kaom wakap hatam rosul Kaom Ditulis éstétis klasifikasi séntral fakultas kartun frékuénsi ritme métode variasi



Kaédah Nuliskeun Kecap Di antara bangbaluh nalika nuliskeun kecap basa Sunda nyaéta nuliskeun rarangkén (imbuhan). Sakumna imbuhan kudu ditulis ngantét jeung wangun dasarna. Sanajan kitu, kudu bisa dibédakeun antara di-, ka-, jeung ti- minangka rarangkén (patali jeung kecap pagawéan) jeung di, ka, jeung ti minangka kecap panganteb (patali jeung barang atawa tempat). Conto: BI : Paket itu terbawa ke Solo. BS : Éta pakét ka bawa ka Solo. (salah) rarangkén kudu ngantét : Éta pakét kabawa kasolo. (salah) kecap ka nuduhkeun tempat : Éta pakét kabawa ka Solo. (bener) BI : Di langit bintang berkilauan. BS : Di langit béntang pating karetip. (salah) rarangkén kudu ngantét : Dilangit béntang patingkaretip. (salah) kecap di nuduhkeun tempat : Di langit béntang patingkaretip. (bener) Kaédah Nuliskeun Unsur Serepan Aya sababaraha cara nuliskeun unsur serepan saperti di handap. 1. Kecap serepan saperti ngaran paélmuan jeung sajabana anu can sagemblengna kaserep kana basa Sunda, ditulis maké citak-miring atawa digurathandapan dina tulisan leungeun. Conto: shuttlecock, real estate, shareloc, jeung sajabana. 2. Kecap srepan anu geus kaserep kana basa Sunda ditulis luyu jeung nu diucapkeun. Conto: coup d’État ditulis kudéta, repertoire ditulis répértoar, hatsil ditulis hasil, qaum ditulis kaom, jeung sajabana.



13



Kaédah Nuliskeun Tanda Baca Bangbaluh dina karandapan nyaéta tanda baca anu ditulis misah tina kecap, padahal tanda baca salawasna kudu ngantét jeung kecap. Conto: Kuduna Conto Katerangan Ditulis bulak - balik bulak-balik Tanda baca kudu ngantét jeung kecap. Sabarahaeun ? Sabarahaeun? Tanda baca kudu ngantét jeung kecap. Sabarahaeun?! Sabarahaeun? Tanda baca teu meunang rangkep. “Bapa tos Iwal ti tanda kekenteng (tanda petik), dina dialog “Bapa tos angkat angkat tadi kalimah langsung dipungkas ku tanda koma, tuluy tadi subuh.” Cekéng subuh,” tanda kekenteng tutup, jeung kecap satuluyna téh. cekéng téh. dimimitian ku aksara leutik. Rp5.000,Rp 5.000,Rp5.000,00 angka jeung mata uang kudu ditulis ngantét. 5000 rupia KuwungKuwung2 Kecap rajékan (pengulangan bentuk kata) ditulis kuwung 2 Kaluli lengkep pikeun nyingkahan salah baca kaluli-kaluli. Kaluli-luli Nyungsi Rasa Basa dina Narjamahkeun Téks Narjamahkeun téks tina basa Indonésia kana basa Sunda henteu bisa sagawayah. Aya sababaraha hal anu kudu diperhatikeun sangkan hasil tarjamahan genah dibacana saperti di handap. Tata Krama Basa Dina sistim basa Sunda, dumasar kana subjék atawa objék anu dicaritakeun, aya pilihan kecap husus anu patali jeung kasopanan, nya éta makéna tatakrama basa. Sok sanajan sacara resmi basa nu digunakeun téh basa loma, tapi nalika kapanggih jeung anu keur dicaritakeun kudu niténan kana pilihan kecap sangkan henteu nyalahan kontéksna. Conto: BI : Semur itu habis dimakan tikus. BS : Semur téh béak dihakanan ku beurit. BI : Aku mau makan nasi. BS : Kuring rék dahar sangu. BI : Saya akan makan bubur. BS : Abdi badé neda bubur. BI : Ayah saya sedang makan. BS : Pun bapa nuju tuang. Dina basa Indonésia, kecap makan bisa dilarapkeun keur sakumna subjék boh sato boh jelema. Sanajan kecap tarjamahanana dina basa Sunda anu standar téh dahar, ieu kecap henteu bisa dilarapkeun pikeun sakumna objék. Aya istilah hakan anu tujulna keur sato (kaasup basa kasar atawa garihal mun dilarapkeun ka jelema), dahar dina ragam loma, neda dina ragam lemes keur sorangan, jeung tuang dina ragam lemes keur batur. Dina basa Sunda ragam tulis (karya ilmiah atawa jurnalistik), basa anu digunakeun téh basa loma (nyingkahan basa kasar) jeung ngurangan basa lemes iwal kontéksna keur pangajén.



14



Saupama kapanggih ayana paguneman atawa kedalan (ucapan pernyataan) maka ditulis maké basa lemes. Kecap-Kecap anu Sarua tapi Béda Hartina Sok sanajan aya sababaraha kecap anu unina sarua dina basa Indonésia jeung basa Sunda, kudu ati-ati narjamahkeunana lantaran bisa nimbulkeun salah kaprah. Conto: BI : Pedoman ini dapat diterapkan dalam ranah pendidikan. BS : Padoman ieu bisa diterapkeun dina ranah pangatikan. (salah) (diterapkeun=ditapelkeun/dipasangkeun, pangatikan=tempat pendidikan) : Ieu padoman bisa dilarapkeun dina ranah atikan. (bener) BI : Kami berharap agar kontrak ini dapat diperpanjang. BS : Kami miharep supados ieu kontrak bisa dipanjangkeun. (salah) (kami=aing, dipanjangkeun=dibenyéng/dikenyangkeun) : Abdi sadaya ngajeng-ngajeng supados ieu kontrak tiasa manjang. BI : Seorang pria pingsan di Jalan M.H. Thamrin. BS : Saurang lalaki kapiuhan di Jalan M.H. Thamrin. (salah) (saurang=sorangan, tapi henteu bisa dipaké nuduhkeun jumlah) : Aya hiji lalaki kapiuhan di Jalan M.H. Thamrin. (bener) Narjamahkeun Gaya Basa (Idiom) Narjamahkeun kalimah anu ngandung gaya basa (idiom) sabisa-bisa diluyukeun jeung kontéks anu nyampak dina budaya Sunda. Conto: BI : Makanya, jadi orang jangan seperti katak dalam tempurung. BS : Nu matak jadi jelema téh ulah kawas bangkong dina batok. (salah) : Nu matak jadi jelema téh ulah kurung batokeun. (bener) BS : Omongan manéhna kawas lodong kosong ngelentrung. BI : Bicaranya seperti buluh kosong diketuk. (salah) : Bicaranya seperti tong kosong nyaring bunyinya. (bener) BI : Jainem tidak secantik ibunya. BS : Jainem teu sageulis indungna. (salah) : Jainem teu geulis cara indungna. (bener) BI : Lelaki itu tidak juga menampakkan batang hidungnya. BS : Éta lalaki teu baé némbongkeun batang irungna. (salah) : Éta lalaki teu katémbong baé cukang irungna. (bener) Narjamahkeun Kecap Anteuran Ciri has basa Sunda anu can aya babandinganana dina basa séjén nyaéta kecap anteuran. Kecap anteuran (KA) téh kecap anu ilaharna dipaké dina ngantebkeun hiji pagawéan sarta hésé ditarjamahkeunana kana basa séjén. Conto: BS : Heulang téh biur ngapung ka awang-awang. BI : Elang itu KA terbang ke angkasa. : Elang itu melesat terbang ke angkasa. BS : Wur duit kencring jeung béas téh, nu disawér ngabarakatak seuri awahing ku lucu. BI : KA uang receh dan beras ditaburkan, yang disawer KA tertawa karena lucu. : Uang receh dan beras itu ditabur ke segala arah, peserta sawer tertawa terbahak-bahak karena merasa lucu.



15



Basa Sunda anu Kamalayon (Mamalayuan) Basa Sunda anu kamalayon téh kalimah anu strukturna pacampur jeung kaselapan ku kosa kecap basa Indonésia/basa Malayu) téh ilaharna kapanggih lantaran kurangna pangaweruh nu narjamahkeun kana kandaga kecap. Basa Sunda anu kamalayon bisa ditilik tina kalimah anu maké basa Sunda tapi struktur tata basana maké basa Indonésia kénéh atawa loba kecapkecap basa Indonésia anu nyelap dina kalimah basa Sunda. Conto: a. Struktur kalimah masih basa Indonésia BI : Mudah-mudahan dengan adanya proyek irigasi ini bisa membawa manfaat bagi seluruh petani. BS : Mudah-mudahan ku ayana proyék irigasi ieu bisa mawa mangpaat keur sakumna patani. (salah) : Mugi-mugi ku ayana ieu proyék irigasi téh bisa mangpaat keur sakumna patani. (bener) b. Kalimah basa Sunda kaselapan ku basa Indonésia BI : Terutama kepada seluruh jajaran aparat pemerintahan Desa Cipinang, saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya. BS : Terutami ka sakumna jajaran aparat pamaréntahan Désa Cipinang, simkuring ngahaturkeun nuhun anu saageung-ageungna. (salah) : Utamina ka réngréngan aparat pamaréntahan Désa Cipinang, simkuring ngahaturkeun réwu nuhun. (bener) Basa Sunda Wewengkon Basa Sunda anu resmi ngagunakeun basa lulugu (standar) nyaéta dialék Bandung. Pikeun nuliskeun hasil tarjamahan anu sipatna formal kayaning dina widang atikan atawa pamaréntahan, kudu disingkahan kecap-kecap anu asalna tina basa wewengkon (basa Sunda dialék saluareun basa lulugu). Conto: BI : Kepalaku pening gara-gara memikirkan hutang. BS : Menit sirah uing gara-gara mikiran hutang. (menit=Basa wewengkon Majaléngka) : Jangar sirah kuring gara-gara mikiran hutang. BI : Jangan begitu, nanti durhaka. BS : Nging kitu, bilih doraka. (nging=Basa wewengkon Tasikmalaya). : Teu kénging kitu, bilih doraka. BI : Amit-amit, tidak mau memakai bahasa Sunda kamu ini. BS : Tingbating, embung maké basa Sunda nyana mah. (Tingbating, nyana=Basa wewengkon Tangerang) : Amit-amit, mani embung maké basa Sunda manéh mah. Sanajan kitu, tarjamahan kana basa Sunda wewengkon bisa dipaké pikeun nuliskeun dialog atawa paguneman anu nuduhkeun kasang tempat di wewengkon anu dimaksud.



16



Lembar Kerja Peserta Didik Tes Formatif 1 (Maca Téks Tarjamahan) Ieu di handap aya conto téks dina basa Indonésia katut hasil tarjamahanana dina basa Sunda jeung conto téks dina basa Sunda katut hasil tarjamahanana dina basa Indonésia. Pék baca masing gemet! Conto Téks 1 Jamang Sangsang Alunan angklung saling beresonansi dengan deru angin yang berembus senada, me-ramaikan prosesi sepasang muda-mudi yang telah resmi menikah. Keduanya tampak semringah. Sang mempelai pria yang mengenakan pakaian adat yang lebih bersih, kini telah mempersunting seorang wanita yang mengenakan kain kemban sebagai pakaian sakralnya. Itu artinya, mereka akan hidup bersama seterusnya. Tidak ada yang mengizinkan meminang wanita lain selama masa pernikahan.



Sora angklung aweuh-aweuhan sawirahma jeung hiliwirna angin, lir anu ngareuah-reuah jajaka jeung wanoja anu geus resmi laki-rabi. Duanana bungah kabina-bina. Pangantén lalaki anu maké papakéan leuwih beresih, ayeuna geus ngadahup jeung hiji awéwé anu maké apok minangka papakéan sakralna. Hartina, manéhna duaan bakal hirup babarengan. Sapapanjangna laki-rabi, henteu diwenang-keun deui néangan awéwé séjén.



Darel, Diki, dan Dimas telah gagah dengan jamang sangsang yang membungkus ketiganya. Pun Nang yang baru tiba, ikut bergabung. Mereka telah bersiap mengikuti jamuan yang diadakan si keluarga mempelai.



Darel, Diki, jeung Dimas geus gandang dibaju jamang sangsang. Kitu deui Nang anu kakara anjog, tuluy ngahiji jeung ririungan. Maranéhna geus siap icikibung dina bojakrama anu diayakeun ku sohibul hajat.



“Mangga calik (silakan duduk),” “Mangga calik,” pokna nu jadi panata sambut seseorang yang didaulat sebagai acara ngabagéakeun. pengatur acara. Seserahan dilakukan sangat Seserahan anu dilaksanakeun téh sederhana. Tidak ada resepsi besar- kacida basajan. Henteu aya pésta rongkah. besaran. Namun kedua mempelai tidak lepas Sanajan kitu, pangantén teu weléh menebar bahagia. némbongkeun kabagjaanana. Selang beberapa menit, rombongan wanita baru tiba dengan membawa masakan yang masih hangat. Zia, si koki, terlihat di barisan paling depan. Sunguh mereka tampil berbeda dengan setelan kemeja dan sarung batik. Rambut mereka yang biasanya tergerai, kini digelung rapi.



Teu kungsi lila, datang rombongan awéwé anu mawa sarupaning kaolahan anu haraneut. Zia, si jurumasak, kaciri ngabérés panghareupna. Maranéhna kaciri midang ku setélan kaméja jeung sarung batik. Buuk anu biasana ngarumbay, ayeuna digelung rapih.



17



Untuk pertama kalinya mereka Kakara ayeuna maranéhna bisa berbaur seintim ini dengan penghuni kaki layeut jeung warga nu dumuk di suku Pegunungan Kendeng tersebut. Sebagai Pagunungan Kendeng téh. Minangkana mah ucapan terima kasih, si pemilik hajat sengaja tawis nuhun, nu boga hajat ngahaja ngondang mengundang Bu Imelda dan mahasiswa KKN Bu Imelda katut mahasiswa KKN apinganana asuhan untuk merayakan perkawinan dina raraga ngareuah-reuah dina hajat anaknya. anakna. … … (Dicutat tina novel Baduy karya Rani Ramdayani, 2017, kc. 181-182 Diropéa sapereluna) Conto Téks 2 18 Prak-prakanana mah sarua jeung nu Pelaksanaan upa-cara sama saja ilahar. Ki Atma, kawantu kokolot lembur, éstu dengan yang sudah biasa. Ki Atma, yang tatag nyaritana lebah akad. terkenal sebagai sesepuh kampung, mengucapkan akad dengan lancar.



18



“Juragan… (ngaran kuring), kula ngawinkeun andika ka anak kula ngaran Nyi Titing Katmini kalawan maskawin…,” pokna bari mencét leungeun ngisarahan sangkan kuring ngayonan.



“Juragan… (namaku), saya nikahkan engkau dengan anak saya yang bernama Nyi Titing Katmini dengan maskawin…,” ucapnya sambil menekan tanganku sebagai isyarat agar aku mengimbanginya.



Atuh kuring tangginas ngajawab, “Tarima kaula ngawin Nyi Titing Katmini kalawan maskawin… lunas,” cekéng. Sakali jadi. Juragan Halipah ngarérét ka dua saksi, Kuwu Cijamblang jeung Lurah Pasir Cijambé. Maranéhna ngawalon singget “cukup” méh bareng. Réngsé. Aya kétang rada bédana ti nu ilahar di kota nyaéta pangantén awéwé teu milu marengan. Saréngséna akad karék sina ka hareup dina nyumponan talari “némbongan” jeung “tutukeuran”.



Dengan sigap kujawab, “Saya terima nikahnya Nyi Titing Katmini dengan maskawin… tunai,” jawabku dengan sekali ucapan. Penghulu melirik kedua saksi, Kuwu Cijamblang dan Lurah Pasir Cijambe. Mereka menjawab dengan singkat “cukup” hampir bersamaan. Selesai. Meskipun demikian, ada sedikit perbedaan dengan upacara pernikahan di kota yakni pengantin perempuan yang tidak ikut serta. Selesai akad baru dipersilahkan maju untuk mengikuti upacara “némbongan (muncul)” dan “tutukeuran (bertukar barang)”.



Dina “némbongan” Nyi Titing kaluar ti jero imah digondéng ku Nyi Karsih, bibi tegesna jeung Nyi Yayah bojo Ki Dastam. Tukangeunana bojo Lurah Pasir Cijambé ngiringkeun minangka guguni nu ngurus pangantén. Béjana manéhna téh murid kadeuheus Nyi Kuwu Cijamblang dina ngurus



Ketika “némbongan”, Nyi Titing keluar dari dalam rumah digandeng oleh Nyi Karsih, bibi kandungnya dan Nyi Yayah, istri Ki Dastam. Di belakangnya ada istri Lurah Pasir Cijambe mengiringi sebagai juru rias yang mengurusi pengantin. Katanya, beliau adalah murid andalan Nyi Kuwu Cijamblang



jeung ngadangdanan pangantén mah. Panon saréréa museur ka nu karék kaluar ti jero, utamana ka pangantén awéwé, Nyi Titing. Cacak urang gunung asli, tapi dangdanan mah teu éléh ku urang dayeuh. Bubuhan kungsi ngumbara di Banjarsari aya taunna.



yang biasa merias pengantin. Semua mata tertuju pada yang baru keluar dari dalam rumah, terutama kepada pengantin wanita, Nyi Titing. Meskipun orang kampung, tapi dia bersolek tidak kalah dengan orang kota. Terlebih lagi pernah merantau bertahuntahun di Banjarsari.



Basajan tapi pantes katénjona. Bajuna warna beureum sahéab sampingna réréng hideung nyacas dina dasar kulawu ngora. Teu disugar teu disiger, nyisiran gé biasa baé ukur luis. Minangka perhiasanana maké suweng kenot jeung dikongkorong gantélna batu warna beureum nyacas dina baju beureum sahéab. Beungeutna mah teu kaasup geulis, biasa baé jajar pasar, tapi nyari jeung cékas. “Aya sieuran” ceuk basa urang lembur mah. …



Berpenampilan sederhana namun terlihat pantas. Bajunya warna merah tua dengan kain batik rereng warna hitam dengan dasar warna abu-abu muda. Tidak bersunggar dan tidak bersiger, hanya rambut yang disisir seperti biasa orang berdandan. Perhiasan yang digunakan adalah anting bulat kecil dan kalung berliontin permata merah menyala, senada dengan baju merah tua yang dikenakan. Wajahnya memang tidak termasuk cantik, biasa saja, tapi sedap dipandang dan bersih. “Ada sarinya” dalam pandangan orangorang di kampung. … (Dicutat tina novel Absur karya H.D. Bastaman, 2018, kc. 71-72 Diropéa sapereluna) Tina dua conto téks di luhur, prak eusian pancén di handap! 1. Paluruh (téangan) kosa kata basa Sunda anu teu dipikaharti dina téks di luhur katut hartina tina kamus! 2. Naon eusi tina conto téks 1 jeung téks 2? 3. Naon sasaruaan jeung bébédaan eusi antara conto téks 1 jeung téks 2? 4. Naha téks hasil tarjamahan eusina merenah saluyu jeung téks basa aslina? 5. Cek pamanggih (pendapat) hidep, perlu henteu ayana tarjamahan hasil karya sastra Sunda kana basa séjén? Tes Formatif 2 (Narjamahkeun Téks) Paluruh hiji téks artikel dina basa Indonésia tina buku, koran, majalah, atawa ramatloka (website). Pilih salah sahiji pada (paragraf) dina éta téks, tuluy tarjamahkeun kana basa Sunda anu hadé jeung merenah. Tulis dina buku pancén (buku tugas) séwang-séwangan. Ulah poho nyantumkeun sumber tulisan (judul artikel katut sumberna). Kumpulkeun dina kolom anu geus disadiakeun di LMS.



19



Tes Formatif 3 (Ngaropéa Téks Tarjamahan) Jieun kelompok jeung babaturan sakelas hidep (2-3 urang). Baca téks hasil tarjamahan babaturan hidep anu kungsi dipigawé dina Tes Formatif 2 kalawan gemet. Ilikan saupama aya kasalahan dina nulis (éjahan, diksi, jeung sajabana) tuluy tuliskeun naon hal-hal anu kudu diropéa. Kumpulkeun dina kolom anu geus disadiakeun di LMS. Tes Sumatif Soal 1.



2.



3.



4.



20



Pilih salah sahiji jawaban di antara a, b, c, d, jeung e anu pangbenerna! Naon anu dimaksud tarjamahan atawa translation? a. Prosés mindahkeun téks tina wangun lisan kana wangun tinulis. b. Prosés mindahkeun téks tina aksara asal kana aksara sasaran. c. Prosés mindahkeun téks tina basa sumber (asal) kana basa sasaran (anyar). d. Prosés mindahkeun téks tina tulisan leungeun kana mesin tik. e. Prosés mindahkeun téks tina wangun puisi kana wangun prosa. Wanda tarjamahan anu eusina mentingkeun amanat tapi diébréhkeun maké kekecapan sorangan disebut …. a. tarjamahan budaya b. tarjamahan saduran c. tarjamahan interlinear d. tarjamahan harfiah e. tarjamahan formal Kamus anu eusina sasaruaan kecap antara basa asal jeung basa sasaran disebut …. a. kamus husus b. kamus ékabasa c. kamus umum d. kamus istilah e. kamus dwibasa Titénan téks tarjamahan ieu di handap! Sarudin saregep pisan ngadéngékeunana omongan Juarta téh. Ku bawaning kajongjonan, pipikiranana gulung ka nu dicaritakeun, nepi ka teu nyahoeun, yén Nari geus lila euweuh ti dinya, ngaléos henteu bébéja. … Sarudin dengan sergap (1) mendengarkan cerita Juarta. Karena keasikan mendengarkan, fokusnya teralihkan (2) oleh isi cerita (3), hingga tidak sadar, bahwa Nari sudah lama menghilang (4) dari tempat tersebut, pergi tanpa mengabari (5). … (Dicutat tina novel Diarah Pati karya Margasulaksana, 2014 kc. 92) Kasalahan narjamahkeun dina sempalan téks di luhur katut ropéaeunana dituduhkeun ku nomer …. a. (1) kuduna dengan serius b. (2) kuduna pikirannya tergulung c. (3) kuduna apa yang sudah diceritakan d. (4) kuduna kabur dari pengawasan



5.



6.



7.



8.



e. (5) kuduna tanpa bilang-bilang Michael tidak masuk sekolah karena sakit usus buntu. Mana tarjamahanana dina basa Sunda anu merenah? a. Mikail henteu asup sakola lantaran gering peujit buntu. b. Michael parantos ngantunkeun sakola kusabab apendisitis. c. Michael teu asup sakola lantaran gering usus buntu. d. Michael parantos ngantunkeun sakola ku sabab usus buntu. e. Mikail henteu leubeut sakola lantaran nyeri usus buntu. Tidak terasa air mataku mengalir saat kubaca buku Dilan: Dia adalah Dilanku Tahun 1990. Mana tarjamahanana dina basa Sunda anu merenah? a. Kuring henteu ngaraos tangis kuring nalika maca buku Dilan: Dia adalah Dilanku Tahun 1990. b. Teu karasa cipanon ngembeng basa kuring maca buku Dilan: Dia adalah Dilanku Tahun 1990. c. Teu karasa cipanon ngembeng basa kuring maca buku Dilan: Manéhna téh Dilan Kuring Taun 1990. d. Teu karaos cai panon kuring ngalir basa kuring maca buku Dilan: Manéhna nyaéta Dilan Kuring Taun 1990. e. Teu karasa cipanon kuring ngalir waktu kuring maca buku Dilan: Dia adalah Dilanku Tahun 1990. Presiden Joko Widodo mengumumkan adanya perpanjangan masa PPKM Darurat hingga 9 Agustus 2021. (Dicutat tina nasional.tempo.co) Mana tarjamahanana dina basa Sunda anu merenah? a. Présidén Joko Widodo ngémbarkeun ayana masa PPKM Darurat dipanjangkeun nepi ka 9 Agustus 2021. b. Présidén Jaka Widada ngumumkeun ayana pamanjangan masa PPKM Darurat nepi 9 Agustus 2021. c. Présidén Jaka Widada ngémbarkeun yén masa PPKM Walurat dituluykeun nepi ka 9 Agustus 2021. d. Présidén Joko Widodo ngémbarkeun yén masa PPKM Darurat dituluykeun nepi ka 9 Agustus 2021. e. Présidén Joko Widodo ngumumkeun ayana parpanjangan mangsa PPKM Walurat nepi 9 Agustus 2021. Deddy Corbuzier can katépaan Covid-19, padahal teu saeutik jalma nu aya di sakurilingna tas dikonfirmasi positip Corona. (Dicutat tina Media Sunda Mangle, 24 Juli 2021) Mana tarjamahanana dina basa Indonésia anu merenah? a. Deddy Corbuzier belum terpapar Covid-19, meski tak sedikit orang di sekitar kantong terkonfirmasi positif Corona. b. Deddy Corbuzier belum tertular Covid-19, meski tak sedikit orang-orang di sekitarnya yang sudah dikonfirmasi positif korona. c. Deddy Corbuzier belum tertular Covid-19, padahal tidak sedikit orang-orang yang ada di sekitarnya sudah dikonfirmasi positif Corona.



21



d. Deddy Corbuzier belum terpapar Covid-19, padahal tidak sedikit orang di sekitarnya yang sudah terkonfirmasi positif korona. e. Deddy Corbuzier belum ketularan Covid-19, padahal tidak sedikit orang yang ada di sekelilingnya sudah dikonfirmasi positif corona. 9. Ruwat bumi téh hiji upacara anu geus lumangsung unggal taun, persisna di bulan Muharam. Ieu upacara dilaksanakeun minangka hajat sukuran ka Nu Kawasa jeung ngahormat ka para karuhun. (Dicutat tina wartasundaonline.com) Mana tarjamahanana dina basa Indonésia anu merenah? a. Ruwat bumi adalah salah satu upacara yang sudah berlangsung setiap tahun, tepatnya di bulan Muharam. Upacara ini dilaksanakan sebagai hajat mensyukuri Yang Kuasa dan menghormati para leluhur. b. Ruwat bumi itu satu upacara yang sudah berlangsung setiap tahun, persisnya di bulan Muharam. Ini upacara dilaksanakan sebagai hajat syukuran kepada Yang Kuasa dan menghormati kepada para nenek moyang. c. Ruwat bumi adalah sebuah upacara yang dilangsungkan setiap tahun, persisnya di bulan Muharam. Ini upacara yang dilaksanakan sebagai bentuk syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa dan menghormati kepada para leluhur. d. Ruwat bumi adalah salah satu upacara yang dilangsungkan setiap tahun, persisnya di bulan Muharam. Upacara itu dilaskanakan sebagai bentuk syukuran kepada Tuhan Yang Maha Kuasa dan menghormati nenek moyang. e. Ruwat bumi adalah sebuah upacara yang berlangsung setiap tahun, tepatnya di bulan Muharam. Upacara tersebut dilaksanakan sebagai ungkapan rasa syukur kepada Yang Maha Kuasa dan menghormati para leluhur. 10. Sacara de facto, Kampung Cireundeu diaku minangka kampung adat lantaran masih kukuh ngagem tradisi karuhun. Loba masarakatna masih ngagem Agama Jawa Sunda nu dibawa ku Pangéran Madrais ti Cigugur, Kuningan. (Dicutat tina Wikipédia Basa Sunda) Mana tarjamahanana dina basa Indonésia anu merenah? a. Secara de facto, Kampung Cireundeu diakui sebagai kampung adat karena masih berpegang teguh pada tradisi leluhur. Banyak masyarakatnya masih menganut Agama Jawa Sunda yang dibawa oleh Pangeran Madrais dari Cigugur, Kuningan. b. Faktanya, Kampung Cireundeu diakui sebagai kampung adat karena masih kukuh memakai tradisi leluhur. Banyak masyarakatnya yang masih memakai Agama Jawa Sunda yang dibawa oleh Pangeran Madrais dari Cigugur, Kuningan. c. Faktanya, Kampung Cireundeu diakui sebagai kampung adat karena masih kukuh menganut tradisi nenek moyang. Banyak masyarakatnya yang masih menganut Agama Jawa Sunda yang dibawa oleh Pangeran Madrais dari Cigugur, Kuningan. d. Secara de fakto, Kampung Cireundeu diaku sebagai kampung adat karena masih berpegang teguh kepada tradisi nenek moyang. Masyarakatnya banyak menganut Agama Jawa Sunda yang dibawa oleh Pangeran Madrais dari Cigugur, Kuningan. e. Secara factual, Kampung Cireundeu dikenal sebagai kampung adat karena masih memakai tradisi leluhur. Masyarakatnya banyak mengimani Agama Jawa Sunda yang dibawa oleh Pangeran Madrais dari Cigugur, Kuningan. 22



Kunci Jawaban 1. C 2. B 3. E 4. A 5. C



6. 7. 8. 9. 10.



B D D E A



Tindak Lanjut Sabada migawé tés sumatif, akurkeun jawaban hidep jeung konci jawaban anu geus disadiakeun. Ulah waka nuluykeun hanca garapan kana matéri kadua saupama hidep masih ngarasa bangga (sulit) jeung ieu matéri. Prak ukur kamampuh hidep kalawan rumus saperti ieu di handap. 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑢𝑎𝑠𝑎𝑎𝑛 𝐾𝑜𝑚𝑝𝑒𝑡𝑒𝑛𝑠𝑖 = × 100% 10 Sabada diukur, saupama hasilna: a. 0%-65% dianggap masih pradasar. b. 66%-75% dianggap masih dasar. c. 76%-85% dianggap geus parigel. d. 85%-100% dianggap geus mahér.



Refleksi Sabada diajar narjamahkeun téks, lenyepan deui naon-naon anu geus kacangking tuluy eusian tabél wawaran (informasi) ieu di handap. Contréngan luyu jeung kaayaan hidep. No. Wawaran Panuju Teu Panuju 1. Kuring reueus diajar basa Sunda. 2. Kuring resep diajar narjamahkeun téks. 3. Pedaran matéri narjamahkeun téks babari dipikaharti. 4. Diajar narjamahkeun téks bisa nambahan pangaweruh kuring kana kosa kecap basa Sunda. 5. Kuring bisa narjamahkeun téks tina basa Indonésia kana basa Sunda.



Lembar Asesmen Diagnostik Asesmen Non Kognitif Jawab sakur pananya anu ditataan di handap luyu jeung kaayaan hidep ayeuna! 1. Naha hidep kungsi diajar Basa Sunda dina jenjang anu saméméhna? 2. Naon gaya diajar anu pangdipikaresepna ku hidep? 3. Naon bangbaluh anu karandapan ku hidep nalika diajar Basa Sunda? 4. Ti mana asal sélérbangsa (suku bangsa) hidep?



23



5. Basa naon anu digunakeun ku hidep dina paguneman sapopoé? 6. Kumaha pamadegan hidep kana basa jeung budaya Sunda? Asesmen Kognitif Identifikasi Materi yang Akan Disajikan Peserta didik dapat menerjemahkan teks ke dalam bahasa Sunda atau sebaliknya dengan memperhatikan unsur kebahasaan dan rasa bahasa.



Pertanyaan Paluruh hiji téks dina basa Indonésia tina koran, majalah, atawa ramatloka (website). Pilih salah sahiji pada (paragraf) dina éta téks, tuluy tarjamahkeun kana basa Sunda anu hadé jeung merenah. Tulis dina buku pancén (buku tugas) séwangséwangan. Ulah poho nyantumkeun sumber tulisan (judul warta, titimangsa medalna warta, jeung ngaran koran/tautanana). Kumpulkeun dina kolom anu geus disadiakeun di LMS.



Kemungkinan Jawaban Dikerjakan dengan baik. Jumlah kosakata lebih dari 80% sesuai dengan kaidah bahasa Sunda. Dikerjakan. Jumlah kosakata lebih dari 60% sesuai dengan kaidah bahasa Sunda. Dikerjakan. Bahasa yang digunakan kamalayon lebih dari 50% atau diterjemahkan secara manasuka. Tidak dikerjakan, dikerjakan asalasalan.



Skor (Kategori)



Rencana Tindak Lanjut



10 Mahér



Pembelajaran dapat dilanjutkan ke materi berikutnya.



8-9 Parigel



Pembelajaran dapat dilanjutkan ke materi berikutnya dengan Diarahkan untuk mengerjakan remedial.



6-7 Dasar



0-5 Pradasar



Diarahkan untuk mengerjakan remedial.



Remedial Prak paluruh 20 kosa kecap dina basa Sunda anu digunakeun sapopoé katut undakusuk basana. Jieun tabélna tuluy kirimkeun dina LMS.



24



Glosarium bangbaluh



kesulitan, hambatan



basa sasaran bahasa pada teks yang (anyar) sudah diterjemahkan basa sumber (asal)



bahasa asli teks sebelum diterjemahkan



dilarapkeun



diterapkan, diimplementasikan



ngantét



serangkai



nuduhkeun



menunjukkan, merujuk



nyampak



tersedia



nyangkaruk



terkandung



papak



seimbang struktur teks



kacangking



didapatkan, dipelajari



rakitan wacana



karandapan



dialami



sagawayah



sembarangan



luyu



sesuai



ungkara



kalimat



méngpar



keluar jalur



Daftar Pustaka Danadibrata, Raden Alla. (2015). Kamus Basa Sunda R.A. Danadibrata. Bandung: Kiblat Buku Utama bekerjasama dengan Universitas Padjadjaran. Hendrayana, Dian, dkk. (2017). Rancagé Diajar Basa Sunda pikeun Murid SMA/SMK/MA/MAK Kelas X. Bandung: Pustaka Jaya. Prawirasumantri, Abud, dkk. (2017) Palanggeran Éjahan Basa Sunda Édisi Révisi II. Bandung: UPI Press. Sudaryat, Yayat & Deni Hadiansah. (2017) Panggelar Basa Sunda pikeun Murid SMA/SMK/MA/MAK Kelas X. Jakarta: Erlangga. Tamsyah, Budi Rahayu. (1997). Kamus Undak-Usuk Basa Sunda: sareng Conto-Conto Larapna dina Kalimah. Bandung: Geger Sunten.



25