Modul SPM - Perilaku Dalam Organisasi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MODUL PERKULIAHAN SISTEM PENGENDALIAN MANJEMEN (SPM)



DOSEN : IWAN GUNAWAN, S.E, M.Ak



PERILAKU DALAM ORGANISASI (HANYA UNTUK KALANGAN TERBATAS ) MAHASISWA UNIVERSITAS TEKNOKRAT INDONESIA – 2020



Fakultas



Program Studi



Ekonomi Dan Bisnis



S-1 Akuntansi



Perkuliahan



Kode MK



4



AKT 323



Abstract Konsep keselarasan tujuan organisasi dipengaruhi oleh tindakan informal dan sistem formal dalam suatu organisasi. Dalam sistem formal ada dua faktor yang mempengaruhinya yaitu aturan organisasi maupun metode sistematis dalam untuk perencanaan dan mempertahankan pengendalian. Struktur organisasi salah satu cara untuk menjalankan strategi diberbagai jenjang aktifitas tentunya desain struktur organisasi akan



Disusun Oleh Iwan Gunawan, S.E, M.Ak



Kompetensi Setelah mempelajari materi ini mahasiswa diharapakan mampu menjelaskan konsep perilaku organisasi dalam organisasi, pencapaian keselarasan tujuan organisasi, faktor informal fan formal dalam pencapaian tujuan organisasi, jenis-jenis struktur organisasi keuntungan dan kelemahannya masing-masing



mempengaruhi pencapaian antar fungsional.



keharmonisan



kerjasama



Perilaku Dalam Organisasi PENDAHULUAN Tenaga kerja merupakan aset vital bagi suatu organisasi, tanpa kerjasama dari para karyawan, manajer suatu perusahaan tidak dapat mengimplementasikan keputusan dan ide-ide brilian mereka. Untuk mengelola “kumpulan individual” secara efektif diperlukan suatu sistem pengendalian yang baik, hal ini didasari 3 alasan pertama perlunya karyawan akan arahan yang jelas, kedua perlunya adanya motivasi dan ketiga secara pskilogis karyawan memiliki beberapa keterbatasan. Kinerja yang buruk dalam organisasi dapat dikaitkan dengan kurangnya arahan di antara para karyawan, memberi dukungan dan arahan kepada karyawan diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi, bukankah tujuan suatu organisasi adalah fungsi utama dari sistem pengendalian manajemen ? Sistem pengendalian manajemen mempengaruhi perlaku manusia, dengan desain rancangan sistem pengendalian manajemen yang baik akan menciptakan pengaruh pada perilaku karyawan untuk mencapai tujuan yang selaras dengan tujuan organisasi, dalam artian pengendalian manajemen yang baik memastikan bahwa tindakan karyawan dalam lingkungan kerja membantu pencapaian tujuan organisasi. Sebagai contoh, PT. Astra Internasional, Tbk yang didirikan di Jakarta pada tahun 1957 dengan kode terdaftar di BEI (Bursa Efek Indonesia) sebagai ASII, memiliki filosofi tersendiri dalam merumuskan strateginya untuk mencapai tujuan perusahaan.



‘2020



2



SPM Iwan Gunawan, S.E, M.Ak



PT Astra, dalam mencapai tujuan “Sejahtera Bersama Bangsa” di awali dari filosofis Catur Dharma (4 Metode Dharma), lalu dikristalisasi menjadi perumusan strategis berupa visi dan misi, dilengkapi dengan kode etik perusahaan sehingga dapat menghasilkan desain sistem manajemen perusahaan (Astra System of Management) untuk mengarah Astra Good Corporate Citizen). www.astra.co.id



Pengertian Perilaku dalam organisasi Perilaku organisasi membahas seluruh kegiatan organisasi yang di dalamnya terdapat, perilaku manusia, budaya, sosial dan sistem yang mendukung adanya organisasi tersebut. sehingga antara manusia dan organisasi dapat saling mempengaruhi. Perilaku organisasi adalah bidang studi yang mempelajari pengaruh yang dimiliki oleh individu, kelompok, dan struktur terhadap perilaku dalam organisasi yang bertujuan untuk meningkatkan efektifitas suatu organisasi Sistem pengendalian manajemen mempengaruhi perilaku manusia. Sistem pengendalian manajemen yang baik mempengaruhi perilaku sedemikian rupa sehingga memiliki tujuan yang selaras; artinya tindakan-tindakan individu yang dilakukan untuk meraih tujuan-tujuan pribadi juga akan membantu untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi. Berbagai struktur yang berbeda kita gunakan untuk menjalankan seluruh strategi dalam berbagai tipe organisasi;sebuah sistem pengendalian manajemen yang efektif harus dirancang agar bisa sesuai dengan struktur tertentu. Ada beberapa Pengertian perilaku organisasi menurut beberapa ahli, diantaranya yaitu sebagai berikut : 1. Joe Kelly, perilaku organisasi adalah suatu bidang studi yang mempelajari sifat-sifat organisasi, termasuk bagaimana organisasi di bentuk, tumbuh dan berkembang. 2. Adam Indrawijaya, perilaku organisasiadalah suatu bidang studi yang mempelajari semua aspek yang berkaitan dengan tindakan manusia, baik aspek pengaruh anggota terhadap organisasi maupun pengaruh organisasi terhadap anggota. 3. Sutrisna Hari, MM, perilaku organisasi adalah suatu bidang studi yang mempelajari dinamika organisasi sebagai hasil interaksi dari sifat khusus (karakteristik) anggota dan sifat khusus (karakteristik) para anggotannya dan pengaruh lingkungan. 4. Stephen P. Robbins, perilaku Organisasi adalah bidang studi yang menyelidiki dampak perorangan, kelompok, dan struktur pada perilaku dalam organisasi dengan maksud menerapkan pengetahuan semacam itu untuk memperbaiki keefektifan organisasi. Mempelajari perilaku organisasi sifatnya agak abstrak. Mempelajari prilaku organisasi sering kali menghasilkan atau menemui prinsip- prinsip yang kompleks dimana penjelasan atau analisanya bersifat situasional. Pengertian prilakun organisasi untuk multi disiplin dapat digambarkan dengan beberapa hal, yaitu: ‘2020



3



SPM Iwan Gunawan, S.E, M.Ak



1. Perilaku organisasi adalah cara berfikir, prilaku adalah aktifitas yang ada pada diri individu, kelompok, dan tingkat organisasi. 2. Perilaku organisasi adalah multi disiplin yang mencakup teori, metode dan prinsipprinsip dari berbagai disiplin ilmu. 3. Dalam perilaku organisasi terdapat suatu orientasi kemanusiaan, dimana terdapat perilaku, persepsi, perasaan, dan kapasitas pembelajar. 4. Perilaku organisasi berorientasi pada kinerja, tujuan organisasi adalah meningkatkan produktifitas bagaimana perilaku organisasi ini dapat mencapai tujuan tersebut. 5. Lingkungan eksternal sangat memberikan pengaruh terhadap perilaku organisasi. 6. Untuk mempelajari perilaku organisasi ini perlu menggunakan metode ilmiah, karena dalam bidang organisasi ini sangat tergantung dari disiplin ilmu yang meliputinya.



Keselarasan Tujuan Pimpinan perusahaan selalu menginginkan setiap anggota organisasi mencapai tujuan organisasi sangat baik. Masalahnya adalah anggota organisasi perusahaan tersebut mempunyai kepentingan sendiri-sendiri yang kadang-kadang cenderung tidak sama dengan kepentingan perusahaan. Tujuan pokok sistem pengendalian manajemen adalah menjamin sebisa mungkin adanya keselarasan tujuan dari masing-masing anggota kearah tercapainya tujuan perusahaan. Keselarasan tujuan dalam suatu proses berarti tindakan-tindakan yang mengarahkan setiap anggota untuk menyelaraskan tujuan pribadinya masing-masing sesuai dengan kepentingan perusahaan. Tentu saja keselarasan tujuan secara sempurna antara individu dan perusahaan itu tidak pernah ada. Satu alasan penting setiap orang ekerja biasanya menginginkan kompetensi (alam pentuk uang tentunya) sebesar mungkin. Sementara dari sudut pandang perusahaan, ada batas tertentu kompetensi yang bisa diberikan, sehingga minimal sistem pengendalian bertindak tidak sesuai dengan kepentingan perusahaan. Pertanyaan penting dari hal ini adalah, tindakan apa yang bisa diambil untuk memotivasi orang lain? Apakag tindakan tersebut sesuai dengan kepentingan perusahaan?



Faktor-Faktor Informal Yang Mempengaruhi Keselarasan Tujuan



‘2020



4



SPM Iwan Gunawan, S.E, M.Ak



Faktor-faktor informal yang mempengaruhi keselarasan tujuan terdiri dari faktor eksternal dan faktor internal. 1. Faktor Eksternal Faktor eksternal dalam hal ini adalah norma-norma mengenai perilaku yang diharapkan di dalam masyarakat, dimana organisasi merupakan bagian dari masyarakat. Norma tersebut mencakup etos kerja (sikap anggota organisasi) yang diwujudkan melalui loyalitas pegawai, keuletan, semangat, dan kebanggaan yang dimiliki pegawai dalam menjalankan tugas. Norma dalam suatu organisasi juga dipengaruhi secara spesifik oleh jenis industri yang dimiliki oleh organisasi tersebut.



2. Faktor Internal a. Budaya, Budaya meliputi keyakinan bersama, nilai-nilai hidup yang dianut, norma perilaku serta asumsi-asumsi yang secara implisit diterima dan secara eksplisit dimanifestasikan di seluruh jajaran organisasi. Budaya dalam perusahaan dipengaruhi oleh kualitas personalitas dan kebijakan CEO serta personalitas dan kebijakan para manajer. Budaya sebuah perusahaan biasanya tidak pernah berubah selama bertahun-tahun. b. Gaya Manajemen Gaya manajemen merupakan faktor internal yang memiliki dampak paling kuat terhadap pengendalian manajemen. Sebuah institusi dapat dikatakan sebagai perpanjangan bayangan seseorang. Hal ini dapat dilihat dari sikap- sikap bawahan yang mungkin mencerminkan sikap atasan mereka, dan sikap para atasan tersebut juga mencerminkan sikap CEO. Menurut Maciariello ada 3 jenis gaya yaitu : a. Internal Control Sytle : masing-masing individu mempunyai gaya kepemimpinana berbeda, dan partisipatif. b. Eksternal control style : tindakan ditentukan oleh pihak lain atau pemimpin dan otoriter. c. Mix control style : partisipatif dan terarah.



yang



3. Organisasi Informal Garis-garis dalam bagan organisasi menunjukkan hubungan formal, yaitu pemegang otoritas resmi dan tanggung jawab dari setiap manajer. Pada kenyataannya, proses pengendalian manajemen tidak dapat berjalan dengan baik, apabila anggota organisasi atau perusahaan tidak paham dan mengenali arti penting dari hubungan-hubungan dalam organisasi yang bersifat informal. 4. Persepsi dan Komunikasi



‘2020



5



SPM Iwan Gunawan, S.E, M.Ak



Para manajer harus mengetahui tujuan dan tindakan yang harus diambil untuk mencapai tujuan tersebut. Mereka menyerap informasi dari berbagai jalur baik formal (melalui anggaran dan dokumen resmi lainnya) maupun jalur informal (melalui percakapan dan obrolan yang tidak resmi). Namun informasi yang didapat tersebut bisa jadi bertentangan satu sama lain dan memiliki interpretasi yang sangat beragam.



Teori Motivasi Kerja Motivasi adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai tujuan organisasi. Motivasi yang ada pada seseorangg padda gilirannya akan mewujudkan suatu perilaku yang diarahkan pada tujuan mencapai sasaran kepuasan. Beberapa teori motivasi yang dikenal dapat diterapkan dalam organsisasi. Beberapa teori yang dikenal adalah sebagai berikut: a. Teori Hierarki kebutuhan Maslow Teori ini dikemukakan sejak tahun 1943. Isi pokok dari teori ini menjelaskan suatu hierarki kebutuhan yang menunjukan adanya lima tingkatan keinginan dan kebutuhan manusia, yaitu:  







 



‘2020



6



Kebutuhan fisiologis. Merupakan kebutuhan dasar yang harus dipenuhi oleh manusia, seperti: rasa lapar, haus, tidur, dan sebagainya. Kebutuhan Keamanan. Merupakan kebutuhan akan keselamatan dan perlindungan dari bahaya, ancaman, dan perampokan ataupun pemecatan dari pekerjaan. Kebutuhan Sosial. Merupakan kebutuhan akan rasa cinta dan kepuasan dalam menjalin hubungan dengan orang lain, kepuasan dan perasaan memiliki serta diterima dalam satu kelompok, rasa kekeluargaan, persahabatan dan kasih sayang. Kebutuhan Penghargaan. Merupakan kebutuhan akan status dan kedudukan, kehormatan diri, reputasi dan prestasi. Kebutuhan Aktualisasi Diri. Merupakan kebutuhan pemenuhan diri, untuk memperguanakan potensi diri, aktivitas diri, pengembangan diri semaksimal mungkin, kreativitas, ekspresi diri dan melakukan apa yang cocok, serta menyelesaikan pekerjaannya sendiri.



SPM Iwan Gunawan, S.E, M.Ak



Dari sudut pandang motivasi, teori ini mengatakan meskipun tidak pernah ada kebutuhan yang pernah dipenuhi secara lengkap, suatu kebutuhan yang pernah terpenuhi secara substansial tidak lagi menjadi motivasi. Jadi jika ingin memotivasi seseorang, menurut Maslow, perusahaan perlu mengetahui anak tangga yang mana seseorang itu berada, sehingga dapat ditetukan jenis kebutuhan yang harus diberikan. b. Teori Dua Faktor Herzberg Herzberg tiba pada suatu keyakinan bahwa dua kelompok faktor yang mempengaruhi perilaku adalah: 







Hygiene factor. Faktor ini berkaoitan dengan konteks kerja dan arti lingkungan kerja bagi individu. Faktor-faktor higienis yang dimaksud adalah kondisi kerja, dasar pembayaran (gaji), kebijakan organisasi, hubungan antar personel, dan kualitas pengawasan. Satisfier factor. Faktor pemuas yang dimaksud berhubungan dengan isi kerja dan definisi bagaimana seseorang menikamati atau merasakn pekerjaannya. Faktor yang dimaksud adalah prestasi, pengakuan, tanggung jawab dan kesempatan untuk berkembang.



c. Teori Pengharapan Vroom Teori ini terdiri dari unsur-unsur Expectency, Instrumentality, dan Valence. Expectency adalah hubungan dimana seseorang mempercayai antar usaha dan kemampuan dengan hasilnya diukur dalam sistem pengukuran prestasi organisasi (Hubungan upaya-Kinerja). Instrumentality adalah hubungan antara kinerja yang diukur dengan hasil yang diharapkan untuk individu (Hubungan Kinerja-Ganjaran). Sedangkan Valence adalah nilai dimana seseorang menugaskan pada hasil yang disediakan untuk individu dari organsisasi sebagai hasil pengukuran prestasi normal (Hubungan Ganjaran-Tujuan).



Sistem Pengendalian Formal Sistem tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu sistem pegendalian manajamen dan peraturan (rules). 1) Peraturan (Rules) a. Aturan-aturan Aturan dapat diartikan sebagai seprangkat tulisan yang memuat jenis instruksi dan pengendalian. Contohnya instruksi jabatan, pembagian kerja, prosedur standar operasi, panduan-panduan, dan tuntunan-tuntunan etis. Hampir semua aturan bersifat jangka panjang dan akan selalu ada sampai aturan-aturan tersebut dimodifikasi, namun hal itu sangat jarang terjadi. Contoh lain dari



‘2020



7



SPM Iwan Gunawan, S.E, M.Ak



aturan ialah larangan terhadap tindakan yang tidak etis, ilegal atau tindakan lain yang tidak diinginkan. Beberapa jenis aturan dapat dilihat di bawah ini :  Pengendalian Fisik, Pengendalian fisik merupakan ketentuan agar fisik organisasi terjaga dan dapat dilakukan dengan adanya penjaga keamanan, gudang yang terkunci, ruangan besim password komputer, cctv, dan lain-lain.  Manual, Manual merupakan aturan yang jauh lebih rinci dan biasanya merupakan petunjuk untuk melaksanakan sesuatu, contohnya ialah panduan menjalankan mesin, panduan untuk meminta fasilitas bagi organisasi, dan lain-lain.  Pengamanan Sistem, Berbagai bentuk pengamanan secara sistematis dirancang untuk menjamin arus informasi yang mengalir melalui sistem bersifat akurat dan untuk mencegah (meminimalkan) kesalahan atau kecurangan. Hal ini meliputi pemeriksaan silang secara terinci, menghitung uang dan aktiva sesering mungkin, serta dengan melakukan pengecekan sistem oleh auditor internal dan eksternal.  Sistem Pengendalian Tugas, Sistem pengendalian tugas merupakan proses untuk menjamin bahwa tugas- tugas tertentu dijalankan secara efektif dan efisien. Kebanyakan tugas-tugas biasanya dikendalikan melalui peraturan-peraturan. 2) Proses Pengendalian Formal Proses pengendalian formal meliputi tahap-tahap tertentu yang secara terus menerus bekerja dari tahun ke tahun. Tahap ini dimulai dengan penentuan tujuan perusahaan dan strategi untuk mencapai tujuan tersebut. Rencana strategik (strategic plan) disiapkan untuk mengimplementasikan strategi tersebut dan semua informasi yang tersedia digunakan untuk membuat renccaa ini. Strategic plan kemudian diubah menjadi anggaran tahunan yang difokuskan pada perencanaan pendapatan dan biaya untuk pusat-pusat pertanggungjawaban secara individual. Pusat-pusat pertanggungjawaban juga diatur dengan sejumlah perturan dan informasi lainnya. Pusat-pusat pertanggungjawaban ini kemudian beroperasi melakukan kegiatan, dan hasil kegiatan tersebut diukur dan dilaporkan. Hasil sesungguhnya kemudian dibandingkan dengan rencana untuk menentukan keberhasilan pusat pertanggungjawaban ini dalam melakukan tugasnya.jika pusat pertanggungajawaban tersebut berhasil, maka umpan balik berupa hadiah atau penghargaan akan diberikan kepada pusta pertanggungjawaban teteapi jika tidak berhasil maka umpan balik digunakan untuk mrlakukan perbaikan pada pusat pertanggungjawaban tersebut, dan peraikan yang memunginkan terhadap rencana.



Jenis Organisasi



‘2020



8



SPM Iwan Gunawan, S.E, M.Ak



Strategi suatu perusahaan memiliki pengaruh yang besar terhadap strukturnya. Pada gilirannya, jenis struktur akan mempengaruhi rancangan sistem pengendalian manajemen organisasi. Meskipun kualitas dan ukuran organisasi itu sangat beragam, setidaknya organisasi bisa dikelompokkan ke dalam tiga kategori umum : 1. Stuktur fungsional, di dalamnya setiap manajer bertanggung jawab atas fungi- fungsi yang terspesialisasi seperti produksi atau pemasaran. 2. Struktur unit bisnis, di dalamnya para unit manager bertanggung jawab atas aktivitasaktivitas dari masing-masing unit, dan unit bisnis berfungsi sebagai bagian independen dari perusahaan. 3. Struktur matriks, di dalamnya unit-unit fungsional memiliki tanggung jawab ganda.



Organisasi Fungsional Bentuk organisasi fungsional melibatkan gagasan mengenai seorang manajer yang membawa pengetahuan khusus untuk mengambil keputusan yang berkaitan dengan fungsi spesifik, yang berlawanan dengan manajer umum yang kurang memilki pengetahuan khusus. Seorang manajer pemasaran dan seorang manajer produksi yang terampil kemungkinan besar akan mampu mengambil keputusan yang lebih baik di bandingkan dengan seorang manajer yang bertanggung jawab atas kedua bidang itu sekaligus. Lebih lanjut lagi, seorang spesialis yang terampil harus mampu melakukan supervisi atas para buruh yang bekerja dalam bidang yang sama secara lebih baik dibandingkan dengan seorang manajer generalis. Oleh karena itu, kelebihan dari struktur organisasi fungsional adalah memiliki potensi untuk bekerja secara efisien.selain itu, kegiatan yang sama dalam organisasi fungsional lebih efektif. Ada sejumlah kelemahan pada struktur organisasi fungsional, diantaranya : 











‘2020



Terdapat ketidakjelasan dalam menentukan efektivitas manajer fungsional secara terpisah (seperti manajer produksi dan manajer pemasaran) karena tiap fungsi tersebut sama-sama memberikan kontribusi pada hasil akhir. Dengan demikian perusahaan akan sulit untuk menentukan tanggung jawab terhadap laba kepada manajer setiap individual. Jika organisasi, terdiri dari beberapa manajer yang bekerja dalam satu fungsi yang melapor ke beberapa manajer pada tingkat yang lebih tinggi dari fungsi tersebut, maka perselisihan antar para manajer dari fungsi-fungsi berbeda hanya dapat diselesaikan di tingkat atas, meskipun perselisihan itu berasal dari tingkatan organisasi yang lebih rendah. Struktur fungsional tidak memadai untuk diterapkan pada sebuah perusahaan dengan produk dan pasar yang beragam.



9



SPM Iwan Gunawan, S.E, M.Ak



Organisasi Unit Usaha (Divisional) Bentuk organisasi unit bisnis dari organisasi dirancang untuk menyelesaikan masalahmasalah yang terdapat pada struktur fungsional. Suatu unit bisnis, yang juga disebut sebagai divisi, bertanggung jawab atas seluruh fungsi yang ada dalam produksi dan pemasaran sebuah produk. Unit bisnis tersebut bertanggung jawab untuk melakukan perencanaan dan koordinasi kerja dari berbagai fungsi yang terpisah. Kelemahan dari struktur organisasi unit usaha adalah sebagai berikut :     



Kesulitan mencari sumber daya manusia yang berkualitas untuk memimpin setiap unit bisnis. Konflik antar bisnis Kurangnya kerjasama Keuntungan dari struktur organisasi unit usaha adalah Tempat yang cocok untuk latihan manajemen



Divisi lebih memahami pasar dari pada kantor pusat dan bisa bereaksi lebih cepat apabila ada ancaman ataupun kesempatan. Sehingga tanggung jawab untuk menghasilkan laba yang diletakkan pada satu orang manajer atau direktur yang diberi tanggung jawab.



Organisasi Matrik Merupakan kombinasi antara struktur organisasi fungsional dan unit bisnis. Setipa unit bisnis mempertanggung jawabkan kegiatannya, dan kegiatan setiap unit bisnis dibantu oleh beberapa fungsional. Sedangkan setiap fungsi mempertanggung jawabkan kegiatan sesuai dengan kegiatan yang dilakukan oleh beberapa unit bisnis yang dibantu. Dalam organisasi matrik, manajer suatu proyek selain bertanggung jawab terhadap keberhasilan proyeknya, juga bertanggung jawab terhadap unit-unit fungsional. Masalah pengendalian manajemen pada organisasi matrik jelas lebih sulit dibandingkan dengan bentuk organsasi lainnya. Perencanaan harus disesuaikan dengan kebutuhan proyek dan disesuaikan dengan sumber daya yang tersedia pada unit-unit fungsional. Koordinasi harus dilakukan dengan mempertimbangkan jadwal kegiatan dari beberapa unit sehingga proyek-proyek dapat diselesaikan tepat waktu dan tidak ada orang yang tidak bekerja. Pengendalian akan sulit manakala tingkat keberhasilan suatu proyek merupakan tanggung jawab dari beberapa manajer.



Implikasi atas Desain Sistem



‘2020



10



SPM Iwan Gunawan, S.E, M.Ak



Implikasi untuk membentuk sistem pengendalian manajemen tidak terbatas hanya soal kriteria saja. Jika hal tersebut merupakan satu-satunya pertimbangan maka bentuk divisi atau unit usaha bisa saja dipilih. Masalahnya sistem pengendalian manajemen tidak tergantung pada satu kriteria saja. Organisasi fungsional bisa saja lebih baik karena dapat memberikan manfaat ekonomis yang lebih besar. Untuk unit bisnis bisaanya sulit mencari seorang yang tepat. Demikian juga dengan bentuk organisasi matrik. Dapat disimpulkan sistem yang bagus tersebut harus disesuaikan dengan kondisi perusahaan dan didiskusikan terlebih dahulu dengan pimpinan puncak. Jika kemudahan dalam pengendalian merupakan satu-satunya kriteria, maka semua perusahaan akan diorganisasikan ke dalam unit-unit bisnis. Hal ini disebabkan karena dalam organisasi unit bisnis, setiap manajer unit harus bertanggung jawab untuk meningkatkan kemampuan setiap produk yang dihasilkan oleh unitnya guna menghasilkan laba, melakukan perencanaan, mengkoordinasikan, dan mengendalikan elemen-elemen yang berpengaruh pada kemampuan.



Fungsi Controller Kontroler merupakan orang yang bertanggung jawab dalam merancang dan mengoperasikan sistem pengendalian manajemen dalam struktur organisasi basanya menduduki jabatan sebagai CFO (Chief Finacial Officer) atau Direktur Keuangan. Fungsi dan peran kontroler meliputi:   











Merangcang dan mengoperasikan informasi serta sistem pengendalian Menyiapkan pernyataan keuangan dan laporan keuangan pada pemegang saham dan pihak eksternal Menyiapkan dan menganalisis laporan kinerja, menginterpretasian laporan tersebut untuk para manajer, menganalisis program dan proposal anggarandari berbagai segmen perusahaan serta mengkonsolidasikannya ke dalam anggaran tahunan secara keseluruhan. Melakukan supervisi audit internal dan mencatat prosedur-prosedur pengendalian untuk menjamin validitas informasi, menetapkan pengamanan yang memadai terhadap pencurian dan kecurangan serta menjalankan audit operasional. Mengembangkan personel dalam organisasi pengendali dan berpartisipasi dalam pendidikan personal manajemen dalam kaitannya dengan fungsi pengendalian.



Hubungan dengan Organisasi Lini Fungsi pengawasan adalah fungsi staf. Meskipun seorang kontroler bisaanya bertanggung jawab untuk merancang maupun mengoperasikan sistem yang



‘2020



11



SPM Iwan Gunawan, S.E, M.Ak



mengumpulkan dan melaporkan informasi, pemanfaatan informasi ini adalah tanggung jawab jajaran manajemen. Controller tidak membuat ataupun mendorong pihak manajemen untuk mengambil keputusan. Tanggung jawab untuk menjalankan pengawasan sesungguhnya berasal dari CEO lalu turun ke bawah melalui jalur organisasi lini, yang menggunakan informasi yang disediakan oleh controller sehingga controller merupakan staf CEO. Seorang controller membuat beberapa keputusan. Pada umumnya, ada beberapa kebijakan yang diputuskan oleh manajemen lini. Misalnya, seorang aanggota bagian controller memutuskan biaya yang layak atas biaya perjalanan dinas; seorang manajer lini lebih suka tidak melibatkan pembicaraan soal biaya yang dihabiskan untuk biaya perjalanan dinas. Controller memainkan peran yang penting dalam penyiapan rencana strategi dan anggaran. Juga bagian controller pada dasarnya bertugas menganalisis laporan kinerja, menjamin laporan tersebut akurat, dan meminta perhatian manajer lini atas beberapa tindakan yang memerlukan perhatian. Untuk kegiatan seperti ini controller bertindak hampir seperti manajer lini.



Controller Unit Usaha Para controller unit bisnis mau tidak mau telah membagi loyalitas mereka. Pada satu sisi, mereka berutang kesetiaan paa controller, corporate, yang memegang tanggung jawab operasi sistem pengendalian secara keseluruhan. Disisi lain, mereka juga berutang kesetian pada para manajer di unit mereka, yaitu pihak kepada siapa mereka memberikan bantuan.



‘2020



12



SPM Iwan Gunawan, S.E, M.Ak



‘2020



13



SPM Iwan Gunawan, S.E, M.Ak