Monitoring SIROSIS [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Monitoring Monitoring sangat diperlukan bagi penderita sirosis. Pasien sirosis tanpa memperhatikan penyebabnya harus dimonitoring setiap 6-12 bulan dengan diperiksa secara klinis oleh dokter dengan perawatan primer. Beberapa hal yang perlu dilakukan monitoring pada pasien sirosis, antara lain : 1. Kadar albumin di dalam tubuh,dimana albumin penting dalam menjaga tekanan osmosis di dalam darah. Kadar albumin diusahakan bisa dekat dengan batas normal yaitu 135–145 g/L. Penurunan albumin menunjukkan penurunan fungsi hati. Penurunan albumin mengakibatkan terjadinya penurunan tekanan osmotik plasma sehingga cairan berpindah dari intraseluler ke ekstraseluler. Cairan yang keluar ini terakumulasi di rongga peritoneal dan menyebabkan ascites.  Aspartate aminotransferase (AST). Batas normal yaitu 10–50 IU/L. Apabila naik 20 kali normal berarti menunjukkan kerusakan hepar yang signifikan. Apabila naik 3 kali menunjukkan sel-sel injury mulai muncul. Sebaiknya dilakukan monitoring kadar AST ini pada pasien.  Monitoring kadar Bilirubin Normalnya kadar bilirubin di dalam tubuh yaitu 3–20 micromol/L. Bilirubin yang berlebihan menandakan bahwa hati terjadi kerusakan. Bilirubin dalam keadaan normal tidak diekskresikan melalui urin. Bila terdapat bilirubin dalam urin menunjukkan bahwa bilirubin terkonjugasi karena terjadi gangguan ekskresi yang disebabkan oleh kerusakan hepar. Semakin tinggi kadar bilirubin dalam darah yang melebihi normal makan terlihat warna kuning pada beberapa bagian tubuh dan menunjukkan pasien mengalami jaundice. Bilirubin harus dimontoring kadarnya karena dapat diketahui seberapa jauh kerusakan yang terjadi.  Hemoglobin Kadar hemoglobin normal yaitu 11.5–15.5 g/dL. Hemoglobin di dalam darah kadarnya harus dimonitoring dengan pemeriksaan menggunakan HB Sahli. Hemoglobin yang menurun menandakan bahwa terjadi haematemesis dan melena. Hal ini karena pasien mengalami anemia.  Monitoring intake atau output cairan dengan mengukur hilangnya cairan dalam gastrointestinal dan perkiraan hilangnya cairan yang sulit diamati. Monitoring ini perlu untuk menentukan fungsi ginjal.



 Alkaline phosphatase (ALP) Kadar ALP normal yaitu 30–130 IU/L. Monitoring ALP ini dilakukan untuk mengetahui perkembangan dari penyakit sirosis yang diderita. Pengobatan diharapkan dapat mengurangi kadar ALP dalam tubuh. Disarankan untuk tidak menggunakan obat-obatan yang dapat meningkatkan Alkaline phosphatase (ALP)  Gamma-glutamyl transferase (GGT) Batas normal yaitu 1–55 IU/L. Monitoring GGT dilakukan karena kadar GGT yang berlebihan menunjukkan kerusakan pada saluran empedu sehingga diusahakan untuk selalu memonitor kadar GGT dan diharapakan terjadi penurunan setelah pengobatan.  Tekanan darah dan denyut nadi Pada penderita sirosis tekanan darah akan turun. Tekanan darah normal yaitu 120/80 mmHg. Sehingga harus dilakukan monitoring, apakah tekanan darah pada pasien mengalami kenaikan, penurunan, atau normal. Penurunan tekanan darah dikarenakan terjadinya anemia. Selain itu, apabila terjadi kenaikan denyut nadi menandakan terjadinya hipertensi portal.  Monitoring Berat badan dan lingkar pinggang Pengukuran lingkar pinggang dan penimbangan berat badan merupakan pengawasan status cairan terbaik. Monitoring berat badan dilakukan dengan alat penimbang berat badan. Peningkatan berat badan lebih dari 0,5 kg/hari dikarenakan adanya retensi cairan. Kenaikan berat badan sebesar 1 kg menandakan kelebihan cairan 1 liter.  Dilakukan kajian tingkat kesadaran, perubahan mental. Hal ini dilakukan komunikasi dengan pasien sirosis untuk mengetahui apakah terjadi hepatic encephalopathy. Hal ini dapat terjadi karena kadar amoniak yang besar dan masuk ke otak sehingga terjadi gangguan mental.  Kondisi Pasien 



Kondisi pasien harus dimonitoring, apakah pasien mengalami badan, lemah, lesu, muntah, atau resah. Hal ini dapat mengindikasikan terjadinya malaise dan anorexia. Anorexia terjadi karena toksin di dalam tubuh tidak bisa dikeluarkan.







Dilihat apakah pasien masih tetap terjadi muntah darah atau tidak. Apabila muntah darah terus menerus berarti terjadi komplikasi esophageal varices.



 Monitoring prothrombin time/waktu pembekuan darah.



Apabila terjadi peningkatan waktu pembekuan darah dapat dikatakan terjadi sirosis. Perpanjangan waktu protrombin dari nilai normal karena terjadi penurunan produksi faktor pembekuan darah.  Monitoring hasil pemeriksaan ureum dan kreatinin serum Monitoring ini dilakukan untuk mengkaji secara berkelanjutan dan penanganan disfungsi ginjal. Kreatinin adalah indikator fungsi ginjal. Hal ini karena kreatinin tidak dipengaruhi oleh hidrasi, diet dan katabolisme jaringan ( Moore, 1996)  Monitoring nutrisi. Nutrisi yang perlu dimonitoring pada pasien yaitu makananmakanan yang harus dimakan serta yang dilarang untuk dimakan, antara lain: 



Disarankan pasien untuk tidak mengkonsumsi alkohol karena intake alkohol yang berlebihan dapat merusak hati, dimana alkohol di dalam hati dimetabolisme dan metabolitnya dapat merusak hepatosit.







Pasien disarankan untuk makan makanan yang banyak mengandung albumin misalnya putih telur karena pada penyakit sirosis, protein tidak bisa dipecah menjadi albumin sehingga kadar albumin rendah (hypoalbuminemia), padahal albumin sangat penting dalam menjaga tekanan osmosis di dalam darah di dalam darah dengan mengikat H2O dan Natrium. Disarankan untuk mengkonsumsi makanan yang tidak banyak mengandung lemak karena akumulasi lemak di dalam hati dapat mengakibatkan kerusakan hati.







Pasien bisa diberikan dengan makanan atau minuman yang dapat digunakan sebagai terapi non farmakologi, antara lain : jeruk, tomat, lemon, jus worter dan kurkumin







Disarankan untuk tidak banyak makan makanan yang banyak mengandung garam karena Na sifatnya mengikat air.







Karena tubuh kekurangan energi dimana terjadi kelainan proses pada metabolisme gula sehingga pasien diharapkan untuk mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung energi dari luar.



 Monitoring kadar Natrium dan Kalium serum Kadar natrium dan kalium penting dalam penggunaan diuretik dan pembatasan garam.  Melakukan uji annual abdominal ultrasound dan ultrasonografi abdomen serta pengukuran alpha-fetoprotein tiap 6 bulan pada pasien dengan sirosis hati akibat minum alkohol, hemokromatosis, terserang virus hepatitis ( B dan C).hal ini dilakukan untuk memantau tanda-tanda dan gejala penyakit hati selanjutnya,



mendeteksi perkembangan penyakit dan pengembangan komplikasi portal HTN, serta untuk mengawasi dan melakukan skrining secara teratur ada atau tidaknya karsinoma hepatoseluler.  Monitoring pemeriksaan fisik setiap hari Melihat tanda-tanda pada fisik dari pasien meliputi adanya ascites, spider angioma dan edema. Adanya ascites dan edema pada pasien sirosis menunjukkan pasien mengalami retensi cairan dalam intravaskuler.