Mustafa Lutfi El [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Mustafa Lutfi el-Manfaluti (lahir di Kota Manfalut, Mesir, 1876 – meninggal 1924) adalah penulis dan penyair Mesir.[1] Ia pernah belajar di Universitas AlAzhar, Kairo. Sebelum berusia dua belas tahun, ia diketahui telah hafal Al-Quran. Kemudian ia banyak menerjemahkan dan menovelkan drama dari bahasa Prancis, termasuk beberapa cerita pendek. Karyanya yang paling terkenal adalah kumpulan artikel dan puisi berjudul: el-Nazarat (bahasa Arab: ‫)النظرات‬. Namun ia sendiri diketahui tidak dapat membaca atau berbicara dalam bahasa Prancis. Ia meminta beberapa temannya untuk menerjemahkan beberapa buku ke dalam bahasa Arab, untuk kemudian ia tulis ulang. Karya Beberapa buku Mustafa Lutfi el-Manfaluti antara lain:     



Majdolin (bahasa Arab: ‫)ماجدولين‬ Al-Abarat (bahasa Arab: ‫)العبرات‬, Ash-Sha'er (bahasa Arab: ‫)الشاعر‬, Fee Sabeel Et-taj (bahasa Arab: ‫)في سبيل التّاج‬, Al-Fadeela (bahasa Arab: ‫)الفضيلة‬.  Moosa, Matti (1997). The origins of modern Arabic fiction. Lynne Rienner Publishers. hlm. 109



Magdalena by  Alphonse Karr,   



Musthafa Luthfi al-Manfaluthi (Translator)



Mungkin Alphonse Karr harus berterima kasih pada Musthafa Lufti Al Manfaluthi, sastrawan Mesir yang tidak bisa berbahasa Prancis. Karena karyanya , Sous les Tilleus, yang berbahasa prancis itu disadurkan oleh Al Manfaluthi ke dalam bahasa Arab dengan judul Al Majdulin.Dan ternyata karya itu menjadi terkenal bukan hanya di negeri Arab, tapi sampai ke Indonesia. Magdalena menceritakan kisah cinta dua anak manusia, yang masih terbelenggu dalam kelaziman adat.Magdalena adalah gadis yang lugu,taat beribadah, dan penyanyang, namun ketika sentuha-sentuhan di 'dunia luar' mulai menina-bobokan dirinya, ia jengah. gamang, dan tidak sabar dalam proses penyesuaian diri. Seperti dalam kisah-kisah klasik, seorang yang mampu bertahan dengan kediriannya, tahu dan sabar akan potensi dirinya, akan menuai keberhasilan di kemudian hari. Sedang orang yang tidak memiliki identitas diri, mudah terlena oleh rayuan maupun bujukan, akan menyesal nanti. Novel ini memang menarik untuk di baca, dia aka menjadi cermin bagi



diri dan masyarakat kita, sejauh mana perubahan sudah menyetuh kita, dan seberapa jauh kita mampu dengan bijak menyikapi perubahan itu.



Sang Penyair Edmond Rostand,   



Musthafa Luthfi al-Manfaluthi  Bila cinta hanya diukur dan dilihat dari segi fisik, dari segi materi, maka betapa banyak korban-korban cinta. Betapa bumi akan dipenuhi dengan air mata kesedihan dan penyesalan. Betapa banyak pena yang diperlukan untuk menulis ratapan sedih maupun kutukan. Dan betapa banyak jiwa-jiwa yang merana. Benarkah rasa cinta yang tak terkatakan jauh lebih berharga dari cinta yang terurai dengan kata-kata? Benarkah kata-kata cinta seperti racun, atau mantera yang menina-bobokkan kaum pencinta? Benarkah cinta memang selalu membutuhkan pengorbanan? Kisah ini bisa menjadi pelajaran, atau bahkan hanya menjadi sekadar hiburan bagi kita untuk merajut dan mengeja makna cinta. Dan karena itu memang layak untuk dibaca.  Musthafa Lutfi Al-Manfaluthi, sastrawan besar Mesir ini selain dikenal karena gaya bahasanya yang indah dan romantis,juga merupakan sastrawan Mesir yang banyak menyadur karya-karya sastrawan asing. Seperti halnya Magdalena (yang sudah kami terbitkan). Novel Sang Penyair ini juga merupakan saduran dari karya Edmond Rostand, sastrawan Perancis.